bab ii tinjauan pustaka a. kajian teori · ... dan besaran. terutama pada metode dan proses ... dan...

34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Prestasi Seseorang untuk mendapatkan prestasi yang baik memerlukan usaha, pengorbanan waktu dan tenaga. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 895) “Prestasi belajar adalah penugasan pengetahuan atau keterampiran yang dikembangkan olah mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”. Menurut Carrol dalam Shavelson (2010: 11) : achievement is the accumulation or amount of learning in (1) formal and informal instructional settings, (2) a period of self-study on a particular topic, or (3) a period of practice up to a point in time when student performance is measured. Prestasi adalah akumulasi atau jumlah pembelajaran di (1) pengaturan instruksional formal dan informal, (2) periode belajar sendiri tentang topik tertentu, atau (3) periode praktek hingga titik waktu ketika kinerja siswa adalah diukur. Berdasarkan kesimpulan di atas maka arti dari prestasi pada penelitian ini adalah penguasaan pengetahuan yang diukur dengan tes dan hasilnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. 2. Belajar Manusia adalah makhluk yang paling sempurna karena diberikan akal dan pikiran. Manusia menggunakan akal dan pikirannya untuk belajar supaya dapat berinteraksi dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Menurut Wilson, Suzann dan Peterson (2006: 1) “Learning is a process of active construction that learning is a social phenomenon, as well as an individual experience”. Belajar adalah suatu proses membangun dan merupakan fenomena sosial, serta pengalaman individu. Menurut De Corter dalam Keskitalo, Pyykko, dan Ruokamo (2011: 18) “Learning is also individualistic in that learners enter the learning environment with

Upload: lydan

Post on 25-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori · ... dan besaran. Terutama pada metode dan proses ... dan langkah-langkah pembelajaran ... Mind Mapping ”. ”. ”. ”. . . ) ) (). )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Prestasi

Seseorang untuk mendapatkan prestasi yang baik memerlukan

usaha, pengorbanan waktu dan tenaga. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2005: 895) “Prestasi belajar adalah penugasan pengetahuan

atau keterampiran yang dikembangkan olah mata pelajaran, lazimnya

ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”.

Menurut Carrol dalam Shavelson (2010: 11) : achievement is the accumulation or amount of learning in (1) formal and informal instructional settings, (2) a period of self-study on a particular topic, or (3) a period of practice up to a point in time when student performance is measured. Prestasi adalah akumulasi atau jumlah pembelajaran di (1) pengaturan instruksional formal dan informal, (2) periode belajar sendiri tentang topik tertentu, atau (3) periode praktek hingga titik waktu ketika kinerja siswa adalah diukur.

Berdasarkan kesimpulan di atas maka arti dari prestasi pada

penelitian ini adalah penguasaan pengetahuan yang diukur dengan tes dan

hasilnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh

guru.

2. Belajar

Manusia adalah makhluk yang paling sempurna karena diberikan

akal dan pikiran. Manusia menggunakan akal dan pikirannya untuk belajar

supaya dapat berinteraksi dan mengembangkan kemampuan yang

dimilikinya. Menurut Wilson, Suzann dan Peterson (2006: 1) “Learning is a

process of active construction that learning is a social phenomenon, as well

as an individual experience”. Belajar adalah suatu proses membangun dan

merupakan fenomena sosial, serta pengalaman individu. Menurut De Corter

dalam Keskitalo, Pyykko, dan Ruokamo (2011: 18) “Learning is also

individualistic in that learners enter the learning environment with

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori · ... dan besaran. Terutama pada metode dan proses ... dan langkah-langkah pembelajaran ... Mind Mapping ”. ”. ”. ”. . . ) ) (). )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

individual characteristics”. Belajar adalah perorangan peserta didik untuk

memasuki lingkungan pembelajaran dengan karakteristik individu masing-

masing.

Berdasarkan kesimpulan di atas maka arti dari belajar pada

penelitian ini adalah proses membangun perorangan peserta didik untuk

memasuki lingkungan pembelajaran dalam mencari pengalaman individu

dengan karakteristik individu masing-masing.

3. Matematika

Manusia dalam kehidupannya perlu mempelajari matematika yang

merupakan cabang ilmu pengetahuan untuk melatih logika dan dapat

membantu perkembangan ilmu pengetahuan yang lain. Desi Gita Andriani

(2013: 10) menyatakan bahwa matematika merupakan cabang ilmu

pengetahuan yang berkenaan dengan simbol-simbol, konsep, struktur, dan

mengkaji tentang hal-hal yang bersifat konkret menuju hal-hal yang bersifat

abstrak.

Funk & Wagnalls dalam Rock and Brumbaugh (2013: 4): Mathematics is "the study of quantity, form, arrangement, and magnitude; especially, the methods and processes for disclosing, by rigorous concepts and self-consistent simbols, the properties and relations of quantities and magnitudes whether in the abstract, pure mathematics, or in their practical connections, applied mathematics". Matematika adalah studi tentang jumlah, bentuk, penataan, dan besaran. Terutama pada metode dan proses untuk menyelesaiakan dengan konsep dan simbol yang konsisten, sifat dan hubungan dari jumlah dan besaran, baik secara abstrak, murni matematika, atau pada hubungannya, matematika terapan.

Berdasarkan kesimpulan di atas maka arti dari matematika pada

penelitian ini adalah studi yang memahami simbol-simbol, konsep, struktur,

dan mengkaji tentang hal-hal yang bersifat konkret menuju hal-hal yang

bersifat abstrak dengan karakteristik individu masing-masing.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori · ... dan besaran. Terutama pada metode dan proses ... dan langkah-langkah pembelajaran ... Mind Mapping ”. ”. ”. ”. . . ) ) (). )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

4. Prestasi Belajar Matematika

Peserta didik selalu yang baik akan berusaha untuk mendapatkan

prestasi belajar yang baik di sekolahan. Karena prestasi belajar yang baik

dapat menghantarkan dalam menggapai cita-cita yang diinginkannya.

Menurut Alfiyatul Fajar (2010: 12) menyatakan bahwa prestasi belajar

adalah hasil usaha kegiatan belajar siswa dalam menyelesaikan masalah

yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, simbol maupun kalimat yang

dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam

periode tertentu. Menurut Desi Gita Andriani (2013: 11) menyatakan bahwa

prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah menerima

serangkaian kegiatan belajar yang direpresentasikan dengan nilai yang

diberikan oleh guru.

Menurut Carrol dalam Shavelson (2010: 11) : achievement is the accumulation or amount of learning in (1) formal and informal instructional settings, (2) a period of self-study on a particular topic, or (3) a period of practice up to a point in time when student performance is measured. Prestasi adalah akumulasi atau jumlah pembelajaran di (1) pengaturan instruksional formal dan informal, (2) periode belajar sendiri tentang topik tertentu, atau (3) periode praktek hingga titik waktu ketika kinerja siswa adalah diukur.

Menurut Femi Olivia (2011: 73) menyatakan bahwa prestasi

belajar adalah puncak hasil belajar yang dapat mencerminkan

hasil keberhasilan belajar siswa terhadap tujuan belajar yang telah

ditetapkan.

Berdasarkan kesimpulan dari pengertian di atas maka arti dari

prestasi belajar matematika pada penelitian ini adalah hasil tes yang

diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar mengajar matematika yang

berbentuk nilai dan diberikan oleh guru.

5. Pembelajaran

Pendidik sebaiknya memperhatikan pembelajaran yang dilakukan

di dalam ataupun di luar kelas dengan mempertimbangkan materi yang

diajarkan. Konsep dasar pembelajaran sebenarnya telah dirumuskan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori · ... dan besaran. Terutama pada metode dan proses ... dan langkah-langkah pembelajaran ... Mind Mapping ”. ”. ”. ”. . . ) ) (). )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

dalam pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional, yaitu pembelajaran adalah proses interaksi peserta

didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Menurut Novak (2011: 1) : “The learning is integral to some activity and

helps to guide and clarify the activity, there is usually a higher level of

positive affect resulting”. Pembelajaran adalah bagian integral dari

beberapa aktivitas dan membantu untuk memandu dan menjelaskan

kegiatan, biasanya tingkat yang lebih tinggi menghasilkan hasil yang baik.

Asep, Rudi, Siti dan Wina (2008: 9.4-9.5) menyatakan bahwa

pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses komunikasi

transaksional yang bersifat timbal balik,baik antara guru dengan siswa,

maupun siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Komunikasi transaksional adalah bentuk komunikasi yang dapat diterima,

dipahami, dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses

pembelajaran.

Menurut uraian di atas maka pembelajaran dalam penelitian ini

adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar

pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

6. Model Pembelajaran

a. Model Pembelajaran

Pembelajaran agar lebih menarik perhatian peserta didik dan

dapat mencapai tujuannya dapat dilakukan dengan memilih model

pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Joyce dalam

Trianto (2011: 5) menyatakan bahwa model pembelaja-ran adalah

suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman

dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembe-lajaran dalam

tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran

termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan

lain-lain. Selanjutnya Joyce menyatakan bahwa setiap model

pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembe-lajaran

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori · ... dan besaran. Terutama pada metode dan proses ... dan langkah-langkah pembelajaran ... Mind Mapping ”. ”. ”. ”. . . ) ) (). )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan

pembelajaran tercapai. Adapun Soekamto, dkk. dalam dalam Trianto

(2011: 5) mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah:

“kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.”

Menurut Arens dalam Trianto (2011: 5) “The term teaching model

refers to a particular approach to instruction that includes its goals,

syntax, environment, and management system.” Istilah model

pengajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu

termasuk tujuannya, langkah-langkahnya, lingkungannya dan sistem

pengelola-annya.

Berdasarkan uraian tersebut pada penelitian ini yang dimaksud

model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

sistematis yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan

aktivitas belajar mengajar untuk mencapai tujuan.

b. Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif merupakan model

pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk

mencapai tujuan pembelajaran

Menurut Johson and Johnson dalam Jones and Jones (2008: 61) “According to the Cooperative Learning Center at the University of Minnesota, Cooperative Learning is a relationship among a group of students that requires five elements: positive interdependence, individual accountability, interpersonal skills, face-to-face promotive interaction, processing out”. Menurut Pusat Pembelajaran Kooperatif di University of Minnesota, Pembelajaran Kooperatif adalah hubungan antara sekelompok siswa yang memerlukan lima unsur: saling ketergantungan yang positif, tanggung jawab individu, kemampuan antar individu, interaksi yang menyenangkan, hasil proses belajar.

Menurut Carol, Imel, Kerka dalam Abu (1997: 23)

“Cooperative learning, as an instructional methodology provides

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori · ... dan besaran. Terutama pada metode dan proses ... dan langkah-langkah pembelajaran ... Mind Mapping ”. ”. ”. ”. . . ) ) (). )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

opportunities for students to develop skills in group interactions and

in working with others that are needed in today's world”.

Pembelajaran kooperatif, sebagai metodologi pembelajaran

memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan

keterampilan dalam interaksi kelompok dan bekerja dengan orang

lain yang dibutuhkan di dunia saat ini.

Menurut Akinbobola dalam Kolawe (2008: 34) “Cooperative

learning is a mode of learning in which students of different levels of

ability work together in small groups to achieve a purpose”.

Pembelajaran kooperatif merupakan cara belajar di mana siswa dari

berbagai tingkat kemampuan bekerja sama dalam kelompok-kelompok

kecil untuk mencapai tujuan.

Landasan pemikiran pembelajaran kooperatif adalah

pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivis. Pembelajaran

kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah

menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling

berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam

kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah

yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok

sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif.

Kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-

kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi

heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras dan satu sama lain

saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah

untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat

terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar.

Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah

mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling

membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar.

Selama belajar secara kooperatif siswa tetap tinggal dalam

kelompoknya selama beberapa kali pertemuan. Mereka diajarkan

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori · ... dan besaran. Terutama pada metode dan proses ... dan langkah-langkah pembelajaran ... Mind Mapping ”. ”. ”. ”. . . ) ) (). )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan

baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar aktif,

memberikan penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik,

berdiskusi, dan sebagainya. Agar terlaksana dengan baik, siswa diberi

lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan

untuk diajarkan. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota

kelompok adalah mencapai ketuntasan materi. Belajar belum selesai

jika salah satu anggota kelompok ada yang belum menguasai materi

pelajaran.

Sebagaimana model-model pembelajaran lain, model

pembelajaran kooperatif memiliki tujuan-tujuan, lingkungan belajar

dan sistem pengelolaan yang khas, dan langkah-langkah pembelajaran

kooperatif.

1) Tujuan pembelajaran kooperatif

Menurut Tatag Yuli (2008: 140) menyatakan bahwa

pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja

siswa dalam tugas-tugas akademik, penerimaan terhadap berbagai

macam perbedaan latar belakang, dan mengembangkan

keterampilan sosial siswa, antara lain adalah berbagi tugas, aktif

bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk

bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, atau bekerja dalam

kelompok. Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat

mencapai tujuan mereka hanya jika siswa lain dengan siapa mereka

bekerja sama mencapai tujuan tersebut. Ibrahim, dalam Trianto

(2009: 59) menyakan bahwa tujuan-tujuan pembelajaran ini

mencakup tiga jenis tujuan penting, yaitu hasil belajar akademik,

penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan

sosial.

Para ahli telah menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif

dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik,

unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori · ... dan besaran. Terutama pada metode dan proses ... dan langkah-langkah pembelajaran ... Mind Mapping ”. ”. ”. ”. . . ) ) (). )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

sulit, dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan berpikir

kritis. Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik

pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja

bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.

Menurut Ibrahim, dalam Trianto (2011: 44) bahwa

pembelajaran kooperatif mempunyai efek yang berarti terhadap

penerimaan yang luas terhadap keragaman ras, budaya dan agama,

strata sosial, kamampuan dan ketidakmampuan. Pembelajaran

kooperatif memberikan peluang kepasa siswa yang berbeda latar

belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama

lain atas tugas-tugas bersama dan melalui penggunaan struktur

penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain.

2) Lingkungan belajar dan sistem pengelolaan

Pembelajaran kooperatif bertitik tolak dari pandangan John

Dewey dan Herbert dalam Trianto (2009: 63) bahwa pendidikan

dalam masyarakat yang demokratis seyogyanya mengajarkan

proses demokratis secara langsung. Tingkah laku kooperatif

dipandang oleh Dewey dan Thelan sebagai dasar demokrasi dan

sekolah dipandang sebagai laboratorium untuk mengembangkan

tingkah laku demokrasi.

Proses demokrasi dan peran aktif merupakan ciri yang khas

dari lingkungan pembelajaran kooperatif. Dalam pembentukan

kelompok, guru menerapkan struktur tingkat tinggi dan guru juga

mendefinisikan semua prosedur. Meskipun demikian, guru tidak

dibenarkan mengelola tingkah laku siswa dalam kelompok secara

ketat, dan siswa memiliki ruang dan peluang untuk secara bebas

mengendalikan aktivitas-aktivitas di dalam kelompoknya. Selain

itu, pembelajaran kooperatif menjadi sangat efektif jika materi

pustakaan ataupun di pusat media. Ibrahim, dalam Trianto

(2011: 45).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori · ... dan besaran. Terutama pada metode dan proses ... dan langkah-langkah pembelajaran ... Mind Mapping ”. ”. ”. ”. . . ) ) (). )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Arends dalam Trianto (2011: 47) menyatakan bahwa

pelajaraan yang menggunakan pembelajaran kooperatif memiliki

ciri-ciri sebagai berikut:

a) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk

menuntaskan materi belajar.

b) Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan

tinggi, sedang, dan rendah;

c) Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya,

suku, jenis kelamin yang beragam; dan

d) Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada

individu.

3) Langkah-langkah pembelajaran kooperatif

Menurut Ibrahim, dkk. dalam Trianto (2011: 48-49),

terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang

menggunakan pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah model

pembelajaran kooperatif seperti pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Fase Langkah-langkah Fase-1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Fase 2 Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Fase 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif.

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efektif.

Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar.

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase 5 Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil belajarnya.

Fase 6 Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk Menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori · ... dan besaran. Terutama pada metode dan proses ... dan langkah-langkah pembelajaran ... Mind Mapping ”. ”. ”. ”. . . ) ) (). )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri

pembelajaran kooperatif adalah :

a) Siswa bekerja dalam kelompok, aktif mengemukakan pendapat,

mendengarkan pendapat anggota lain, dan membuat keputusan

secara bersama untuk menuntaskan materi belajarnya.

b) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,

sedang, dan rendah.

c) Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa

ras, budaya, suku, jenis kelamin maka dalam kelompokpun

diupayakan terdiri dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang

berbeda pula.

d) Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada

perorangan.

c. Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT

NHT adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternative terhadap

struktur kelas tradisional. Numbered Head Together (NHT) atau kepala

bernomor diperkenalkan oleh Spencer Kagan untuk melibatkan lebih

banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu

pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran

tersebut. Menurut Zainal Aqib (2013: 18-19), langkah-langkah model

pembelajaran kooperatif tipe NHT sebagai berikut.

1) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok

mendapat nomor.

2) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakan-

nya.

3) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap

anggota kelompok dapat mengerjakannya/ mengetahui jawabannya.

4) Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang

dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori · ... dan besaran. Terutama pada metode dan proses ... dan langkah-langkah pembelajaran ... Mind Mapping ”. ”. ”. ”. . . ) ) (). )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

5) Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor

yang lain.

6) Kesimpulan

Menurut Ishabu (2013: 68) “NHT model is working procedures in general that, students formed groups 4-5 students, each member having one number, teacher ask questions to discuss with the group. Teachers pointing to one number to represent the group. According to (Muhammad Nur 2005) that cooperative learning model NHT on essentially a variation of group discussion with his trademark is simply to appoint a teacher of students who represent the group without telling in advance who will represent the group”. Model NHT adalah secara umum langkahnya : siswa membentuk kelompok 4-5 siswa, setiap anggota memiliki satu nomor, guru mengajukan pertanyaan untuk diskusikan dengan kelompok. Guru menunjuk salah satu nomor untuk mewakili kelompok. Menurut Muhammad (2005) bahwa model pembelajaran kooperatif NHT pada dasarnya variasi diskusi kelompok dengan ciri khasnya adalah mengangkat guru memanggil nomor siswa yang mewakili kelompok tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompok.

Berdasarkan uraian tersebut model kooperatif tipe NHT pada

penelitian ini dinyatakan sebagai berikut.

1) Kegiatan Pendahuluan

(a) Guru menyampaikan manfaat dan tujuan materi yang akan

dipelajari.

(b) Guru menyampaikan manfaat dan tujuan materi yang akan

dipelajari.

(c) Mengungkap kembali materi yang telah diajarkan, dengan cara

menanyakan perihal materi yang telah disajikan sebelumnya.

(d) Asosiasi, menghubungkan materi yang telah diajarkan dengan

materi yang akan segera diajarkan.

(e) Penjelasan mekanisme pembelajaran sesuai dengan langkah-

langkah model kooperatif tipe NHT.

2) Kegiatan Inti

(a) Siswa dibagi dalam kelompok, dan setiap kelompok terdiri dari 4-

5 siswa.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori · ... dan besaran. Terutama pada metode dan proses ... dan langkah-langkah pembelajaran ... Mind Mapping ”. ”. ”. ”. . . ) ) (). )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

(b) Guru memberikan nomor, setiap siswa dalam setiap kelompok

memiliki satu nomor dan dipakai di kepala. (Numbering)

(c) Guru memberikan tugas (LKS) dan masing-masing kelompok

mengerjakan secara berdiskusi untuk menjawab pertanyaan di

LKS. (Questioning)

(d) Guru membimbing dan mengarahkan kelompok untuk

mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota

kelompok dapat mengerjakannya/ mengetahui jawabannya.

(Heads Together).

(e) Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang

dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka. (answering)

(f) Tanggapan dari teman yang lain yang bernomor sama, kemudian

atau guru menunjuk nomor yang lain.

(g) Siswa membuat kesimpulan dengan bimbingan guru.

3) Kegiatan Penutup

(a) Siswa mengerjakan kuis secara individu.

(b) Guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah.

Model Kooperatif Tipe NHT ini mempunyai kelebihan dan

kekurangan yaitu:

1) Kelebihan Model Kooperatif Tipe NHT

(a) Siswa membiasakan untuk bekerja sama dan menghargai

pendapat orang lain.

(b) Siswa dituntut selalu siap, jika sewaktu-waktu dipanggil nomor

untuk mempresentasikan hasil tugas yang diberikan guru.

(c) Dengan bekerja sama, kemungkinan besar konstruksi pengeta-

huan tertanam pada siswa setiap siswa.

(d) Arah komunikasi siswa cenderung banyak.

(e) Semua siswa dengan berbagai gaya belajar terbantu dalam model

ini.

(f) Guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran.

(g) Dapat melatih kepercayaan diri siswa.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori · ... dan besaran. Terutama pada metode dan proses ... dan langkah-langkah pembelajaran ... Mind Mapping ”. ”. ”. ”. . . ) ) (). )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

(h) Menyimpan informasi baru melalui proses dan memahami

sehingga bermakna.

(i) Penyimpanan informasi lebih lama ( memori jangka panjang).

(j) Melatih siswa untuk bertanggung jawab, mengerjakan tugas

secara bersama-sama.

2) Kekurangan Model Kooperatif Tipe NHT

(a) Untuk mengajarkan suatu materi membutuhkan waktu lama.

(b) Siswa yang diajar cenderung kelas kecil.

(c) Dalam proses pembelajaran memperoleh informasi yang sedikit.

(d) Siswa pandai akan cenderung menguasai dalam kelompok.

sehingga siswa yang kurang pandai tidak percaya diri dan pasif.

d. Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT berbasis Mind Mapping

Mind mapping merupakan salah satu metode pembelajaran.

Brinkmann (2003: 36) menyatakan bahwa “Mind mapping was firstly

developed by Tony Buzan, a mathematician, psychologist and brain

researcher”. Mind mapping pertamakali dikembangkan oleh Tony Buzan

yaitu seorang ahli matematika, ahli psikologi dan peneliti. Menurut

Alamsyah dalam Riswanto (2012: 60) “Mind maps work well as their

visual design enables students to see the relationship between ideas,

and encourages them to group certain ideas together as they

proceed”. Mind mapping bekerja dengan cara pandang siswa untuk

melihat hubungan antara ide-ide, dan mendorong mereka

mengelompokan ide bersama-sama. Menurut Buzan dalam Riswanto

(2012: 60) “It helps students to associate ideas, think creatively, and

make connections that might not otherwise make”. Mind mapping

membantu siswa untuk mengasosiasikan ide, berpikir kreatif, dan

membuat hubungan yang mungkin dan tidak sebaliknya.

Menurut Al-Jarf (2011: 5) “Mind mapping has considerable

utility for tracking change in the course of learning, and has the capacity

of distinguishing between changes that are meaningful, and those that

are not”. Mind mapping memiliki fungsi untuk indikator perubahan

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori · ... dan besaran. Terutama pada metode dan proses ... dan langkah-langkah pembelajaran ... Mind Mapping ”. ”. ”. ”. . . ) ) (). )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

dalam proses pembelajaran, dan memiliki kemampuan untuk

membedakan antara perubahan yang bermakna, dan yang tidak.

Tsinakos (2009: 57) “Finally, mind maps can be used for a large

range of activities, including note-taking and reporting, brainstorming,

clarifying of thoughts, summarizing, presentation, planning team

building and group communication”. Akhirnya, mind mapping dapat

digunakan untuk berbagai macam kegiatan, termasuk mencatat dan

melaporkan, brainstorming, mengklarifikasi pikiran, meringkas,

presentasi, perencanaan membangun tim dan komunikasi kelompok.

Menurut Beyer et al. dalam Brinkmann (2003: 36-38) aturan

pembuatan mind mapping sebagai berikut :

1) Gunakan kertas besar tanpa garis.

2) Tempatkan topik mind map di tengah kertas.

3) Dari topik menggambar cabang utama untuk setiap ide utama yang

terkait dengan topik tersebut. Menulis kata kunci yang menunjukkan

ide-ide utama langsung di garis. Gunakan huruf cetak.

4) Mulai dari cabang utama Anda dapat menarik garis lebih lanjut (sub-

cabang) untuk ide-ide sekunder (sub-topik) dan sebagainya. Perintah

mengikuti prinsip: dari abstrak ke konkret, dari umum ke khusus.

5) Gunakan warna ketika menggambar mind map.

6) Tambahkan gambar, sketsa, simbol, seperti panah kecil, angka

geometris, tanda seru atau tanda tanya, sesuai pikiran anda. Gambar

struktur mind map disajikan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Struktur Mind Map

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori · ... dan besaran. Terutama pada metode dan proses ... dan langkah-langkah pembelajaran ... Mind Mapping ”. ”. ”. ”. . . ) ) (). )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Berdasarkan uraian di atas maka model kooperatif tipe NHT

berbasis mind mapping pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Kegiatan Pendahuluan

(a) Guru menyampaikan manfaat dan tujuan materi yang akan

dipelajari.

(b) Guru menyampaikan manfaat dan tujuan materi yang akan

dipelajari.

(c) Mengungkap kembali materi yang telah diajarkan, dengan cara

menanyakan perihal materi yang telah disajikan sebelumnya.

(d) Relevansi materi yang ditanyakan dengan materi yang akan

diajarkan.

(e) Asosiasi, menghubungkan materi yang telah diajarkan dengan

materi yang akan segera diajarkan.

(f) Penjelasan mekanisme pembelajaran sesuai dengan langkah-

langkah model kooperatif tipe NHT berbasis mind mapping.

2) Kegiatan Inti

(a) Siswa dibagi dalam kelompok, dan setiap kelompok terdiri dari 4-

5 siswa.

(b) Guru memberikan nomor, setiap siswa dalam setiap kelompok

memiliki satu nomor dan dipakai di kepala. (Numbering)

(c) Guru memberikan tugas (LKS) dan masing-masing kelompok

mengerjakan secara berdiskusi untuk menjawab pertanyaan di

LKS. (Questioning)

(d) Guru membimbing dan mengarahkan kelompok untuk

mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota

kelompok dapat mengerjakannya/ mengetahui jawabannya.

(Heads Together).

(e) Kelompok membuat mind map dari beberapa alternatif

penyelesaian soal yang dapat ditemukan.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori · ... dan besaran. Terutama pada metode dan proses ... dan langkah-langkah pembelajaran ... Mind Mapping ”. ”. ”. ”. . . ) ) (). )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

(f) Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang

dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka beserta

menjelaskan mind map yang telah dibuat. (answering)

(g) Tanggapan dari teman yang lain yang bernomor sama, kemudian

atau guru menunjuk nomor yang lain.

(h) Siswa membuat kesimpulan dengan bimbingan guru.

3) Kegiatan Penutup

(a) Siswa mengerjakan kuis secara individu.

(b) Guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah.

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis mind mapping

ini mempunyai kelebihan dan kekurangan yaitu :

1) Kelebihan Model Kooperatif Tipe NHT Berbasis Mind Mapping

(a) siswa membiasakan untuk bekerja sama dan menghargai

pendapat orang lain.

(b) Siswa dituntut selalu siap, jika sewaktu-waktu dipanggil nomor

untuk mempresentasikan hasil tugas yang diberikan guru.

(c) Dengan bekerja sama, kemungkinan besar konstruksi pengeta-

huan tertanam pada siswa setiap siswa.

(d) Arah komunikasi siswa cenderung banyak.

(e) Semua siswa dengan berbagai gaya belajar terbantu dalam model

ini (khususnya yang memiliki gaya belajar visual).

(f) Guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran.

(g) Dapat melatih kepercayaan diri siswa.

(h) Menyimpan informasi baru melalui proses dan memahami

sehingga bermakna.

(i) Penyimpanan informasi lebih lama (memori jangka panjang).

(j) Melatih siswa untuk bertanggung jawab, mengerjakan tugas

secara bersama-sama.

(k) Mempunyai mind map dalam kelompok.

(l) Mempunyai gambaran untuk membuat mind map sesuai dengan

alur pikiran masing-masing siswa sehingga memberi bentuk

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori · ... dan besaran. Terutama pada metode dan proses ... dan langkah-langkah pembelajaran ... Mind Mapping ”. ”. ”. ”. . . ) ) (). )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

ringkasan pada sebuah materi yang luas, menarik dan memberi

kebebasan otak untuk berkreasi.

(m) Dapat membantu otak dalam mengatur, mengingat, dan

mengkaitkan beberapa hal dalam suatu materi.

(n) Dapat mempermudah menambah informasi baru.

(o) Dapat digunakan untuk pembelajaran ulang yang lebih cepat bagi

pembuatnya.

2) Kekurangan Model Kooperatif Tipe NHT Berbasis Mind Mapping

(a) Untuk mengajarkan suatu materi membutuhkan waktu lama.

(b) Siswa yang diajar cenderung kelas kecil.

(c) Dalam proses pembelajaran memperoleh informasi yang sedikit.

(d) Siswa pandai akan cenderung menguasai dalam kelompok

sehingga siswa yang kurang pandai tidak percaya diri dan pasif.

e. Model Pembelajaran Langsung

Pembelajaran langsung adalah suatu model pembelajaran yang

bersifat teacher center. Model pembelajaran langsung ditujukan pula

untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh

informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Pada model

pembelajaran langsung terdapat lima fase yang sangat penting. Guru

mengawali pembelajaran dengan penjelasan tentang tujuan dan latar

belakang pembelajaran, serta mempersiapkan siswa untuk menerima

penjelasan guru.

Menurut Kardi dalam Trianto (2010: 43), pembelajaran langsung

dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktik dan kerja

kelompok. Pembelajaran langsung digunakan untuk menyampaikan

pelajaran langsung oleh guru kepada siswa.

Menurut Zainal Aqib (2013:11), langkah-langkah model pembe-

lajaran langsung disajikan dalam 5 (lima) tahap, seperti pada Tabel 2.2.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori · ... dan besaran. Terutama pada metode dan proses ... dan langkah-langkah pembelajaran ... Mind Mapping ”. ”. ”. ”. . . ) ) (). )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Langsung

Fase Langkah-langkah Fase 1 Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa

Menjelaskan informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, memper-siapkan siswa untuk belajar.

Fase 2 Mendemonstrasikan pe-ngetahuan atau keteram-pilan

Mendemonstrasikan keterampilan yang be-nar atau menyajikan tahap demi tahap.

Fase 3 Membimbing pelatihan.

Merencanakan dan member bimbingan pelatihan awal.

Fase 4 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.

Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, member umpan.

Fase 5 Memberikan pelatihan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.

Mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari.

Pada fase persiapan, guru memotivasi siswa agar siap menerima

presentasi materi pelajaran yang dilakukan melalui demonstrasi tentang

keterampilan tertentu. Pembelajaran diakhiri dengan pemberian

kesempatan kepada siswa untuk melakukan pelatihan dan pemberian

umpan balik terhadap keberhasilan siswa. Pada fase pelatihan dan

pemberian umpan balik tersebut, guru perlu selalu mencoba memberikan

kesempatan pada siswa untuk menerapkan pengetahuan atau

keterampilan yang dipelajari ke dalam situasi kehidupan nyata.

Langkah-langkah pembelajaran langsung pada dasarnya

mengikuti pola-pola pembelajaran secara umum. Menurut Kardi dan Nur

dalam Zainal Aqib (2010: 47), langkah-langkah pembelajaran langsung

meliputi tahapan sebagai berikut:

1) Menyampaikan Tujuan dan Menyiapkan Siswa

Tujuan langkah awal ini untuk menarik dan memusatkan perhatian

siswa, serta memotivasi mereka untuk berperan serta dalam pelajaran

itu. Siswa perlu mengetahui dengan jelas, mengapa mereka

berpartisipasi dalam suatu pelajaran tertentu, dan mereka perlu

mengetahui apa yang harus dapat mereka lakukan setelah selesai

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori · ... dan besaran. Terutama pada metode dan proses ... dan langkah-langkah pembelajaran ... Mind Mapping ”. ”. ”. ”. . . ) ) (). )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

berperan serta dalam pelajaran itu. Penyampaian tujuan kepada siswa

dapat dilakukan guru melalui rangkuman rencana pembelajaran

dengan cara menuliskannya di papan tulis atau menempelkan

informasi tertulis pada papan bulletin, yang berisi tahap-tahap dan

isinya, serta alokasi waktu yang disediakan untuk setiap tahap.

2) Menyiapkan Siswa

Kegiatan ini bertujuan untuk menarik perhatian siswa, memusatkan

perhatian siswa pada pokok pembicaraan, dan mengingatkan

kembali pada hasil belajar yang dimilikinya, yang relevan dengan

pokok pembicaraan yang akan dipelajari.

3) Presentasi dan Demonstrasi

Fase kedua pembelajaran langsung adalah melakukan presentasi atau

demonstrasi pengetahuan dan keterampilan. Kunci untuk berhasil

ialah mempresentasikan informasi sejelas mungkin dan mengikuti

langkah-langkah demonstrasi efektif.

4) Mencapai Kejelasan

Kemampuan guru untuk memberikan informasi yang jelas dan

spesifik kepada siswa, mempunyai dampak yang positif terhadap

proses belajar siswa.

5) Melakukan Demonstrasi

Pembelajaran langsung berpegang teguh pada asumsi, bahwa

sebagian besar yang dipelajari (hasil belajar) berasal dari mengamati

orang lain. Belajar dengan tingkah laku orang lain dapat menghemat

waktu, menghindari siswa dari belajar melalui “trial and error”

6) Mencapai Pemahaman dan Penguasaan

Untuk menjamin agar siswa akan mengamati tingkah laku yang

benar dan buka sebaliknya, guru perlu benar-benar memerhatikan

apa yang terjadi pada setiap tahap demonstrasi ini berarti, bahwa jika

guru menghendaki agar siswa-siswanya dapat melakukan sesuatu

yang didemonstrasikan juga benar. Banyak contoh yang

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori · ... dan besaran. Terutama pada metode dan proses ... dan langkah-langkah pembelajaran ... Mind Mapping ”. ”. ”. ”. . . ) ) (). )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

menunjukkan, bahwa anak/siswa bertingkah laku yang tidak benar

karena mencontoh tingkah laku orang lain yang tidak benar.

7) Berlatih

Agar dapat mendemonstrasikan sesuatu dengan benar diperlukan

latihan yang intensif, dan memerhatikan aspek-aspek penting dari

keterampilan atau konsep yang didemonstrasikan.

8) Memberikan Latihan Terbimbing

Salah satu tahap penting pembelajaran langsung ialah cara guru

mempersiapkan dan melaksanakan “pelatihan terbimbing”.

Keterlibatan siswa secara aktif dalam pelatihan dapat meningkatkan

retensi, membuat belajar berlangsung dengan lancer dan

memungkinkan siswa menerapkan konsep/keterampilan pada situasi

yang baru.

9) Mengecek Pemahaman dan Memberikan Umpan Balik

Tahap ini kadang-kadang disebut juga dengan tahap resitasi, yaitu

guru memberikan beberapa pertanyaan lisan atau tertulis kepada

siswa dan guru memberikan respon terhadap jawaban siswa.

Kegiatan ini merupakan aspek penting dalam pembelajaran langsung

karena tanpa mengetahui hasilnya, latihan tidak banyak manfaatnya

bagi siswa. Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk

memberikan umpan balik, sebagai missal umpan balik secara lisan,

tes dan komentar tertulis. Tanpa umpan balik spesifik, siswa tak

mungkin dapat memperbaiki kekurangannya, dan tidak dapat

mencapai tingkat penguasaan keterampilan yang mantap.

10) Memberikan Kesempatan Latihan Mandiri

Pada tahap ini, guru memberikan tugas kepada siswauntuk

menerapkan keterampilan yang baru saja diperoleh secara mandiri.

Kegiatan ini dilakukan oleh siswa secara pribadi yang dilakukan di

rumah atau di luar jam pelajaran.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori · ... dan besaran. Terutama pada metode dan proses ... dan langkah-langkah pembelajaran ... Mind Mapping ”. ”. ”. ”. . . ) ) (). )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Berdasarkan uraian di atas maka model pembelajaran langsung

pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Kegiatan Pendahuluan

(a) Guru menyampaikan manfaat dan tujuan materi yang akan

dipelajari.

(b) Mengungkap kembali materi yang telah diajarkan, dengan cara

menanyakan perihal materi yang telah disajikan sebelumnya.

(c) Relevansi materi yang ditanyakan dengan materi yang akan

diajarkan.

(d) Asosiasi, menghubungkan materi yang telah diajarkan dengan

materi yang akan segera diajarkan.

2) Kegiatan Inti

(a) Guru mempresentasikan materi kepada siswa.

(b) Guru memberikan contoh dan bukan contoh pada materi yang

diajarkan

(c) Guru mendemonstrasikan penyelesaian dari contoh yang

diberikan.

(d) Guru memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk bertanya.

(e) Guru memberikan latihan soal untuk siswa.

(f) Guru berkeliling mengecek siswa yang sedang mengerjakan soal

serta memberi bantuan jika dibutuhkan.

(g) Memberi kesempatan beberapa siswa untuk menyelesaikan/

mendemonstrasikan hasil pekerjaannya. Jika tidak ada yang mau

maka guru menunjuk siswa untuk mendemonstrasikan hasil

pekerjaannya.

(h) Memberi kesempatan siswa lain untuk menanggapi soal yang

sudah diselesaikan di depan kelas.

(i) Guru membuat kesimpulan

3) Kegiatan Penutup

(a) Siswa mengerjakan kuis secara individu.

(b) Guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori · ... dan besaran. Terutama pada metode dan proses ... dan langkah-langkah pembelajaran ... Mind Mapping ”. ”. ”. ”. . . ) ) (). )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Model pembelajaran langsung ini mempunyai kelebihan dan

kekurangan yaitu :

1) Kelebihan Model Pembelajaran Langsung

(a) Untuk mengajarkan suatu materi membutuhkan waktu singkat.

(b) Siswa yang diajar bisa kelas kecil atau kelas besar.

(c) Menekankan kegiatan mendengar (misalnya ceramah) dan

mengamati (misalnya demonstrasi) dapat membantu siswa yang

memiliki gaya belajar auditorial.

(d) Siswa yang kurang pandai dan tidak percaya diri, tidak merasa

dipaksa dan berpartisipasi sehingga tidak minder dalam proses

pembelajaran

2) Kekurangan Model Pembelajaran Langsung

(a) Tidak semua siswa mempunyai kemempuan mendengar dalam

pembelajaran yang didominasi dengan ceramah.

(b) Guru sebagai pusat informasi.

(c) Siswa selau tidak percaya diri karena selalu bergantung pada

guru.

(d) Menyimpan informasi baru melalui hafalan sehingga kurang

bermakna.

(e) Penyimpanan informasi singkat/cepat lupa (memori jangka

pendek).

(f) Siswa kurang bertanggung jawab, karena dalam pepyelesaian

masalah bergantung pada guru.

7. Gaya belajar

Ada beberapa perbedaan definisi gaya belajar menurut pakar

pendidikan. Menurut Zhang & Sternberg dalam Abidin, Rezaee, Abdullah,

dan Singh “These differences may manifest itself in ‘life styles’ and even in

personality types”. Perbedaan-perbedaan ini bisa muncul dalam 'gaya hidup'

dan bahkan dalam tipe kepribadian. De Porter dan Mike (2012: 110-111)

menyatakan bahwa gaya belajar seseorang adalah kombinasi bagaimana ia

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori · ... dan besaran. Terutama pada metode dan proses ... dan langkah-langkah pembelajaran ... Mind Mapping ”. ”. ”. ”. . . ) ) (). )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. Setiap orang

memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Ada orang yang mudah menyerap

dan memproses pelajaran melalui mendengarkan informasi dari guru. Ada

pula orang orang yang lebih mudah belajar dengan cara membaca buku dan

memperhatikan ilustrasi/bagan yang terdapat di dalam buku. Dan ada orang

yang menyerap pelajaran dengan cara mencoba atau dengan interaksi

kelompok.

Menurut Kolb dalam Nur dan Rini (2012: 11) mengatakan bahwa

gaya belajar merupakan metode yang dimiliki individu untuk mendapatkan

informasi, yang pada prinsipnya gaya belajar merupakan bagian integral

dalam siklus belajar aktif. Menurut Gunawan dalam Nur Ghufron dan Rini

Risnawati (2012: 11) menyatakan bahwa gaya belajar adalah cara yang lebih

kita sukai dalam melakukan kegiatan berpikir, memproses dan mengerti

suatu informasi. Menurut Gardner dalam Nur Ghufron dan Rini Risnawati

(2012: 42) berpendapat bahwa gaya belajar adalah cara yang kompleks di

mana para siswa menganggap dan merasa paling efektif dan efesien dalam

memproses, menyimpan dan memanggil kembali apa yang telah mereka

pelajari.

Menurut uraian di atas maka pada penelitian ini gaya belajar adalah

suatu cara yang dimiliki siswa yang peling efektif dan efesien untuk

mendapat informasi sehingga siswa dapat merasakan belajar yang nyaman

dan menyenangkan. Selanjutnya gaya belajar yang dominan dimiliki siswa

dibagi menjadi tiga yaitu gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik.

a. Gaya Belajar Visual

Gaya belajar visual adalah cara mudah untuk belajar dengan

melihat yaitu mengandalkan penglihatan. Menurut Irvine, Theresa dan

Yankey (2006: 218) “Approximately 40% of college students are visual

learners, preferring to be taught through pictures, diagrams, flow charts,

timelines, films, and demonstrations.” Sekitar 40% dari pelajar adalah

pelajar visual, lebih memilih untuk diajarkan melalui gambar, diagram,

diagram alur, jadwal, film, dan demonstrasi. Menurut Gilakjani

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori · ... dan besaran. Terutama pada metode dan proses ... dan langkah-langkah pembelajaran ... Mind Mapping ”. ”. ”. ”. . . ) ) (). )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

(2012: 105) ” Visual learners think in pictures and learn best in visual

images. They depend on the instructor’s or facilitator’s non-verbal cues

such as body language to help with understanding”. Pelajar visual

berpikir belajar terbaik dengan gambar dan gambar visual. Mereka

bergantung pada instruktur atau isyarat non-verbal fasilitator seperti

bahasa tubuh untuk membantu dalam pemahaman.

De Porter dan Mike (2012: 116-118) menjelaskan ciri-ciri siswa

dengan gaya belajar visual diantaranya: (1) rapi dan teratur, (2) berbicara

dengan cepat, (3) perencana dan pengatur jangka panjang yang baik, (4)

teliti terhadap detail, (5) mementingkan penampilan, dalam hal berpakaian

maupun presentasi, (6) pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata

yang sebenarnya dalam pikiran mereka, (7) mengingat apa yang dilihat

daripada didengar, (8) mengingat dengan asosiasi visual, (9) biasanya

tidak terganggu dengan keributan, (10) mempunyai masalah untuk

mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis dan seringkali minta

bantuan orang lain untuk mengulanginya, (11) pembaca cepat dan tekun,

(12) lebih suka membaca daripada dibacakan, (13) membutuhkan

pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap waspada sebelum

secara mental merasa pasti tentang suatu masalah atau proyek, (14)

mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon dan dalam rapat,

(15) lupa menyampaikan pesan verbal, (16) sering menjawab pertanyaan

dengan jawaban singkat ya atau tidak, (17) lebih suka melakukan

demonstrasi daripada berpidato, (18) lebih suka seni daripada musik, (19)

mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih kata-

kata, dan (20) kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin

memperhatikan.

Menurut uraian di atas siswa dengan gaya belajar visual lebih

senang belajar dengan banyak menggunakan simbol dan gambar dalam

catatan. Khusus dalam matematika, tabel dan grafik dapat mempermudah

dan memperdalam pemahaman mereka. Siswa dengan gaya belajar visual

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori · ... dan besaran. Terutama pada metode dan proses ... dan langkah-langkah pembelajaran ... Mind Mapping ”. ”. ”. ”. . . ) ) (). )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

sangat baik mulai belajar dengan gambaran keseluruhan kemudian baru

yang detail-detail.

b. Gaya Belajar Auditorial

Gaya belajar auditorial adalah cara mudah untuk belajar dengan

mendengarkan yaitu mengandalkan pendengaran. Menurut Gilakjani

(2012: 106) ”These individuals discover information through listening

and interpreting information by the means of pitch, emphasis and speed”.

Siswa dengan gaya belajar auditorial ini menemukan informasi melalui

mendengarkan dan menafsirkan informasi dengan irama, penekanan dan

kecepatan.

Selanjutnya De Porter dan Mike (2012: 118) menjelaskan ciri-ciri

siswa dengan gaya belajar auditorial diantaranya: (1) berbicara kepada

diri sendiri saat bekerja, (2) mudah terganggu oleh keributan, (3)

menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika

membaca, (4) senang membaca dengan keras dan mendengarkan, (5)

dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama dan warna suara,

(6) merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita, (7)

berbicara dalam irama yang berpola, (8) biasanya pembicara yang fasih,

(9) lebih suka musik daripada seni, (10) belajar dengan mendengarkan

dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat, (11) suka

berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar, (12)

mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan

visualisasi, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama

lain, (13) lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya,

(14) lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik.

Menurut uraian di atas siswa dengan gaya belajar auditorial lebih

suka mendengarkan pelajaran dan cerita serta mengulang informasi.

Siswa dengan gaya belajar auditorial lebih suka merekam daripada

mencatat, untuk didengarkan secara berulang-ulang. Jika guru melihat

siswa dengan gaya belajar auditorial mengalami kesulitan dengan suatu

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori · ... dan besaran. Terutama pada metode dan proses ... dan langkah-langkah pembelajaran ... Mind Mapping ”. ”. ”. ”. . . ) ) (). )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

konsep, siswa dengan gaya belajar auditorial lebih suka dibantu dengan

berbicara untuk memahami suatu hal.

c. Gaya Belajar Kinestetik

Gaya belajar kinestetik adalah cara mudah untuk belajar dengan

bergerak, bekerja dan menyentuh yaitu mengandalkan praktik gerakan

tubuh. Menurut Gilakjani (2012: 106) “Individuals that are kinaesthetic

learn best with and active “hands-on” approach. These learners favour

interaction with the physical world”. Siswa dengan gaya belajar

kinestetik belajar terbaik dengan dan pendekatan sentuhan. Siswa ini

sangat terdukung dengan interaksi dunia fisik. Selanjutnya De Porter dan

Mike (2012: 118-120) menjelaskan ciri-ciri siswa dengan gaya belajar

kinestetik adalah (1) berbicara dengan perlahan, (2) menanggapi

perhatian fisik, (3) menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian, (4)

berdiri dekat ketika berbicara dengan orang lain, (5) selalu berorientasi

pada fisik dan banyak bergerak, (6) mempunyai perkembangan awal

otot-otot yang besar, (7) belajar melalui manipulasi dan praktik, (8)

menghafal dengan cara berjalan dan melihat, (9) menggunakan jari

sebagai penunjuk ketika membaca, (10) banyak menggunakan isyarat

tubuh, (11) tidak dapat duduk diam dalam waktu lama, (12) tidak dapat

mengingat secara geografi kecuali jika mereka memang telah berada di

tempat itu, (13) menggunakan kata-kata yang mengandung aksi, (14)

menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot yang mencerminkan

aksi gerakan tubuh saat membaca, (15) kemungkinan tulisannya jelek,

(16) ingin melakukan segala sesuatu, dan (17) menyukai permainan

yang menyibukkan.

Menurut uraian di atas siswa dengan gaya belajar kinestetik lebih

menyukai terapan dan suka belajar melalui gerakan. Selain itu siswa

paling baik menghafal informasi dengan mengasosiasikan gerakan untuk

setiap fakta.

Dari ketiga gaya belajar di atas menurut De Porter dalam Mulyani

(2008: 1.38) menyatakan bahwa walaupun masing-masing dari kita

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori · ... dan besaran. Terutama pada metode dan proses ... dan langkah-langkah pembelajaran ... Mind Mapping ”. ”. ”. ”. . . ) ) (). )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

belajar dengan menggunakan ketiga modalitas itu (gaya visual, gaya

auditorial dan gaya kinestetik) pada tahap tertetu, kebanyakan orang

cederung pada salah satu diantara ketiganya.

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas maka disusun kerangka berpikir

sebagai berikut:

1. Kaitan Penggunaan Masing-masing Model Pembelajaran terhadap Prestasi

Belajar Matematika Siswa

Prestasi belajar matematika adalah hasil tes yang diperoleh siswa

setelah melalui proses belajar matematika yang berbentuk nilai dan

diberikan oleh guru. Kemampuan guru dalam memilih model-model

pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan dapat

mengoptimalkan prestasi belajar matematika siswa. Model pembelajaran

yang dipilih tepat maka akan mempermudah siswa dalam menguasai dan

memahami materi matematika sehingga berdampak positif terhadap prestasi

belajar matematika.

Model pembelajaran yang tepat dan baik sesuai materi yang

diajarkan dapat membuat siswa senang, aktif dan kreatif dalam proses

pembelajaran. Pembelajaran yang menyenangkan akan mempermudah siswa

dalam menerima materi yang diajarkan, pembelajaran yang aktif dan kreatif

akan membuat siswa mempunyai karakter untuk belajar mandiri (tidak

selalu mengharapkan penjelasan guru), percaya diri dan inovatif. Salah satu

model pembelajaran yang dapat membangkitkan keaktifan dan kreatif siswa

yaitu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif

mampu membuat aktif dan kreatif karena dalam proses pembelajaran ini

siswa dituntut kerjasama di dalam kelompoknya dan saling membantu

apabila ada anggota kelompok yang mengalami kesulitan. Model

pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori · ... dan besaran. Terutama pada metode dan proses ... dan langkah-langkah pembelajaran ... Mind Mapping ”. ”. ”. ”. . . ) ) (). )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Manuasia dalam mengingat suatu hal akan lebih mudah jika

dikaitkan dengan sesuatu, sistematis, simpel, bermakna dan saling berkaitan.

Metode mind mapping adalah metode pembelajaran yang berdasarkan

mengkaitkan dengan sesuatu, sistematis, simpel, bermakna dan saling

berkaitan. Oleh sebab itu dalam penelitian ini juga diterapkan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis mind mapping.

Sebaliknya pembelajaran yang kurang membuat siswa aktif dan

kreatif, tergantung pada keaktifan guru, tidak mandiri akan membuat siswa

cepat jenuh dalam proses pembelajaran sehingga prestasi belajar matematika

tidak maksimal. Pembelajaran tersebut merupakan karakteristik dari model

pembelajaran langsung dimana peranan guru sangat dominan atau bersifat

teacher center dan model ini digunakan guru untuk menyampaikan

pelajaran yang ditransformasikan langsung kepada siswa.

Sesuai uraian di atas diduga prestasi belajar belajar matematika

siswa dengan mengggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

berbasis mind mapping akan lebih baik dibandingkan dengan penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe NHT ataupun pembelajaran langsung

dan diduga prestasi belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT akan lebih baik dari pada menggunakan

model pembelajaran pembelajaran langsung.

2. Kaitan Masing-masing Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Matematika

Siswa

Selain model pembelajaran, gaya belajar siswa merupakan salah

satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika

siswa. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, guru harus

memperhatikan karakteristik gaya belajar siswa. Secara teori siswa yang

memiliki gaya belajar visual lebih senang belajar dengan melihat atau

membaca daripada mendengarkan, biasanya mereka ini menyukai

penyajian informasi yang runtut. Beberapa ciri siswa yang memiliki gaya

belajar visual adalah perencana dan pengatur jangka panjang yang baik,

teliti terhadap detail, pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori · ... dan besaran. Terutama pada metode dan proses ... dan langkah-langkah pembelajaran ... Mind Mapping ”. ”. ”. ”. . . ) ) (). )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

sebenarnya dalam pikiran mereka, mengingat apa yang dilihat daripada

didengar, mengingat dengan asosiasi visual, biasanya tidak terganggu

dengan keributan, pembaca cepat dan tekun, lebih suka membaca daripada

dibacakan, membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan

bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu

masalah atau proyek.

Siswa dengan gaya belajar auditorial lebih suka mendengarkan

penjelasan dari guru daripada membaca, mereka mengandalkan

kemampuan mendengar dan mengingat. Beberapa ciri siswa yang memiliki

gaya belajar auditorial adalah mudah terganggu oleh keributan,

menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika

membaca, senang membaca dengan keras dan mendengarkan, belajar

dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang

dilihat, suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang

lebar, mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan

visualisasi, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain,

lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik.

Sedangkan siswa dengan gaya belajar kinestetik suka belajar melalui

gerakan, cenderung tidak suka mendengarkan ceramah, dan lebih bisa

belajar terutama dengan terlibat langsung dalam kegiatan. Selama pelajaran,

mereka mungkin saja gelisah jika tidak bisa leluasa bergerak dan

mengerjakan sesuatu. Sebenarnya setiap siswa memiliki ketiga gaya belajar

tersebut, akan tetapi salah satu gaya belajar akan mendominasinya.

Beberapa ciri siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik adalah berbicara

dengan perlahan, menanggapi perhatian fisik, berdiri dekat ketika berbicara

dengan orang lain, (5) selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak,

belajar melalui manipulasi dan praktik, menghafal dengan cara berjalan dan

melihat, (9) menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca, banyak

menggu-nakan isyarat tubuh, tidak dapat duduk diam dalam waktu lama,

menggunakan kata-kata yang mengandung aksi, menyukai buku-buku yang

berorientasi pada plot yang mencerminkan aksi gerakan tubuh saat

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori · ... dan besaran. Terutama pada metode dan proses ... dan langkah-langkah pembelajaran ... Mind Mapping ”. ”. ”. ”. . . ) ) (). )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

membaca, kemungkinan tulisannya jelek, ingin melakukan segala sesuatu,

dan menyukai permainan yang menyibukkan.

Menurut uraian di atas secara teori siswa dengan gaya belajar

visual mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada

siswa dengan gaya belajar auditorial maupun kinestetik, siswa dengan gaya

belajar auditorial mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik

daripada siswa dengan gaya belajar kinestetik. Berdasarkan pemikiran

tersebut diduga terdapat perbedaan gaya belajar visual, audiotorial dan

kinestetik terhadap prestasi belajar siswa.

3. Kaitan Masing-masing Model Pembelajaran dan Gaya Belajar terhadap

Prestasi Belajar Matematika Siswa

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis mind mapping

menuntut siswa untuk bekerjasama dalam menyelesaikan masalah dengan

berbagai alternatif jawaban yang bisa dipakai dan mempunyai keunggulan

pada hasil mind map yang membantu membantu memvisualisasikan materi.

Semua anggota kelompok harus siap apabila sewaktu-waktu dipanggil untuk

mempresentasikan jawabannya. Selain itu siswa dituntut mampu menghu-

bungkan setiap masalah dan mengubungkannya dengan membuat peta

sesuai dengan alur pemikirannya. Masing-masing gaya belajar mempunyai

karakteristik yang berbeda-beda. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT

menuntut siswa untuk bekerjasama dalam menyelesaikan secara kelompok.

Setiap siswa dituntut aktif baik bertanya, diskusi ataupun memutuskan

kesimpulan secara bersama. Selain setiap anggota kelompok dituntut untuk

siap mempresentasikan hasil jawaban kelompok, apabila sewaktu-waktu

dipanggil nomornya. Model pembelajaran langsung peranan guru lebih

dominan dari pada siswa. Guru sebagai pusat pembelajaran sedangkan siswa

hanya mendengarkan yang sampaikan guru, mencatat yang ditulis guru di

papan tulis dan mengerjakan latihan yang diberikan guru sehingga

menyebabkan siswa pasif dalam pembelajaran.

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori · ... dan besaran. Terutama pada metode dan proses ... dan langkah-langkah pembelajaran ... Mind Mapping ”. ”. ”. ”. . . ) ) (). )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Berdasarkan uraian di atas :

a. Diduga pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis mind

mapping siswa dengan gaya belajar visual mempunyai prestasi belajar

matematika yang lebih baik daripada siswa dengan gaya belajar

auditorial maupun kinestetik, siswa dengan gaya belajar auditorial

mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa

dengan gaya belajar kinestetik.

b. Diduga pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT siswa dengan

gaya belajar visual mempunyai prestasi belajar matematika yang sama

dengan siswa dengan gaya belajar auditorial, gaya belajar visual

mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa

dengan gaya belajar kinestetik, siswa dengan gaya belajar auditorial

mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa

dengan gaya belajar kinestetik.

c. Diduga model pembelajaran langsung siswa dengan gaya belajar

auditorial lebih baik daripada siswa dengan gaya belajar visual maupun

kinestetik, siswa dengan gaya belajar visual mempunyai prestasi

belajar matematika sama siswa dengan gaya belajar kinestetik.

4. Kaitan Masing-masing Gaya Belajar pada Masing-masing Model

Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa

Gaya belajar visual adalah cara mudah untuk belajar dengan melihat

yaitu mengandalkan penglihatan. Siswa dengan gaya belajar visual berpikir

belajar terbaik dengan gambar dan gambar visual. Siswa dengan gaya belajar

visual sangat baik mulai belajar dengan gambaran keseluruhan kemudian

baru yang detail-detail. Gaya belajar auditorial adalah cara mudah untuk

belajar dengan mendengarkan yaitu mengandalkan pendengaran. Siswa

dengan gaya belajar auditorial lebih suka mendengarkan pelajaran dan cerita

serta mengulang informasi. Siswa dengan gaya belajar auditorial lebih suka

merekam daripada mencatat, untuk didengarkan secara berulang-ulang.

Gaya belajar kinestetik adalah cara mudah untuk belajar dengan bergerak,

bekerja dan menyentuh yaitu mengandalkan praktik gerakan tubuh. Siswa

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori · ... dan besaran. Terutama pada metode dan proses ... dan langkah-langkah pembelajaran ... Mind Mapping ”. ”. ”. ”. . . ) ) (). )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

dengan gaya belajar kinestetik belajar terbaik dengan dan pendekatan

sentuhan. Siswa ini sangat terdukung dengan interaksi dunia fisik. Siswa

dengan gaya belajar kinestetik lebih menyukai terapan dan suka belajar

melalui gerakan. Selain itu siswa paling baik menghafal informasi dengan

mengasosiasikan gerakan untuk setiap fakta.

Berdasarkan uraian di atas :

a. Diduga prestasi belajar matematika pada siswa dengan gaya belajar

visual yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis

mind mapping lebih baik daripada yang dikenai model pembelajaran

kooperatif tipe NHT ataupun pembelajaran langsung dan diduga prestasi

belajar matematika siswa dengan gaya belajar visual yang menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe NHT akan lebih baik dari pada

menggunakan model pembelajaran pembelajaran langsung.

b. Diduga prestasi belajar matematika pada siswa dengan gaya belajar

auditorial yang dikenai model pembelajaran pembelajaran langsung lebih

baik daripada yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe NHT

ataupun model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis mind

mapping dan diduga prestasi belajar matematika siswa dengan gaya

belajar auditorial yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe NHT

berbasis mind mapping akan sama dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT.

c. Diduga siswa dengan gaya belajar kinestetik yang dikenai model

pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis mind mapping, dikenai model

pembelajaran kooperatif tipe NHT dan dikenai model pembelajaran

langsung mempunyai prestasi yang sama.

C. Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis mind mapping

memberikan prestasi belajar matematika lebih baik daripada model

kooperatif tipe NHT dan model pembelajaran langsung serta model

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori · ... dan besaran. Terutama pada metode dan proses ... dan langkah-langkah pembelajaran ... Mind Mapping ”. ”. ”. ”. . . ) ) (). )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

pembelajaran kooperatif tipe NHT memberikan prestasi belajar matematika

lebih baik daripada model pembelajaran langsung.

2. Siswa dengan gaya belajar visual memiliki prestasi belajar matematika yang

lebih baik daripada siswa dengan gaya belajar auditorial maupun kinestetik

dan siswa dengan gaya belajar auditorial memiliki prestasi belajar

matematika yang lebih baik daripada siswa dengan gaya belajar kinestetik.

3. a. Pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis mind mapping,

siswa dengan gaya belajar visual mempunyai prestasi belajar

matematika lebih baik daripada siswa dengan gaya belajar auditorial

maupun kinestetik, siswa dengan gaya belajar auditorial mempunyai

prestasi belajar matematika lebih baik daripada siswa dengan gaya

belajar kinestetik.

b. Pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT, siswa dengan gaya

belajar visual mempunyai prestasi belajar matematika sama dengan siswa

dengan gaya belajar auditorial, gaya belajar visual mempunyai prestasi

belajar matematika lebih baik daripada siswa dengan gaya belajar

kinestetik, siswa dengan gaya belajar auditorial mempunyai prestasi

belajar matematika lebih baik daripada siswa dengan gaya belajar

kinestetik.

c. Pada model pembelajaran langsung, siswa dengan gaya belajar auditorial

lebih baik daripada siswa dengan gaya belajar visual maupun kinestetik,

siswa dengan gaya belajar visual mempunyai prestasi belajar

matematika sama siswa dengan gaya belajar kinestetik.

4. a. Siswa dengan gaya belajar visual yang dikenai model pembelajaran

kooperatif tipe NHT berbasis mind mapping prestasi belajar

matematikanya lebih baik daripada yang dikenai model pembelajaran

kooperatif tipe NHT ataupun pembelajaran langsung dan siswa dengan

gaya belajar visual yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe

NHT prestasi belajar matematika akan lebih baik dari pada siswa yang

dikenai model pembelajaran pembelajaran langsung.

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori · ... dan besaran. Terutama pada metode dan proses ... dan langkah-langkah pembelajaran ... Mind Mapping ”. ”. ”. ”. . . ) ) (). )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

b. Siswa dengan gaya belajar auditorial yang dikenai model pembelajaran

pembelajaran langsung prestasi belajar matematikanya lebih baik

daripada yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe NHT ataupun

model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis mind mapping dan

siswa dengan gaya belajar auditorial yang dikenai model pembelajaran

kooperatif tipe NHT berbasis mind mapping prestasi belajar

matematikanya sama dengan siswa yang dikenai model pembelajaran

kooperatif tipe NHT.

c. Siswa dengan gaya belajar kinestetik yang dikenai model pembelajaran

kooperatif tipe NHT berbasis mind mapping, dikenai model pembelajaran

kooperatif tipe NHT dan dikenai model pembelajaran langsung

mempunyai prestasi belajar matematika yang sama.