bab 2 landasan teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2007-2-00559 bab2.pdf ·...
TRANSCRIPT
25
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 ERGONOMI (Sritomo)
salah satu dari factor yang penting yang menunjukkan karakteristik
masyarakat industri yang hidupdinegara maju ialah banyaknya orang yang hidup
dalam lingkungan fisik yang merupakan hasil budi daya manusia . hal ini akan
kontras sekali dengan kehidupan masa lampau disaat kebanyakan dari mereka masih
hidup dalam lingkungan alam yang asli. Hasil hasil fisik buatan manusia ini meliputi
banyak hal seperti : bangunan gedung, mesin , peralatan kerja, kendaraan , jalan raya,
dll.
Perubahan waktu walaupun secara perlahan lahan telah merubah manusia dari
keadaan primitive / tradisional menjadi manusia yang berbudaya / modern. Disini
manusia berusaha mengadaptasikan dirinya menurut situasi dan kondisi
lingkungannya . hal ini terlihat pada perubahan rancangan peralatan yang
dipergunakan manusia untuk menaklukkan alam lingkungannya. Banyak bukti yang
menunjukkan perbuatan manusia untuk menyesuaikan diri mereka dengan kondisi
alam yang pada dasarnya hal ini akan menunjukkan tingkat kebudayaan mereka yang
berkembang dari saat ke saat. Tujuan pokok manusia untuk selalu mengadakan
perubahan rancangan peralatan peralatan yang dipakai adalah untuk mempermudah
dan mengenakkan operasi penggunaannya. Disiplin keilmuan lahir dan berkembang
sekitar pertengahan abad 20 ini yang berkaitan dengan perancangan peralatan dan
26
fasilitas kerja.yang memperhatikan aspek aspek manusia sebagai pemakainya dikenal
kemudian dengan nama ERGONOMI.
Ergonomic sebenarnya berasal dari kata yunani yaitu ergo yang berarti kerja
dan nomos yang berarti hukum. Dengan demikian ergonomic dimaksudkan sebagai
disiplin keilmuan yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaannya.
Istilah ergonomic lebih popular digunakan oleh beberapa Negara eropa barat. Di
amerika istilah ini lebih dikenal sebagai human factors engineering atau human
engineering . demikian pula ada banyak istilah lainnya yang secara praktis mempunya
maksud yang sama seperti biomechanics, bio technology, engineering psychology
atau arbeltswissensscahft. Disiplin ergonomic secara khusus akan mempelajari
keterbatasan dari kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan teknilogi dan
produk pproduk buatannya. Disiplin ini berangkat dari kenyataan bahwa manusia
memiliki batas batas kemampuan baik jangka pendek maupun jangka panjanngpada
saat berhadapan dengan keadaan lingkungan system kerjanya yang berupa perangkat
keras dan atau perangkat lunak. Dengan demikian terlihat jelas bahwa ergonomic
adalah suatu keilmuan yang multi disiplin, karena di sini akan mempelajari
pengetahuan pengetahuan dari ilmu kehayatan , ilmu kejiwaan, dan kemasyarakatan.
Pada prinsipnya disiplin ergonomic akan mempelajari apa akibat akibat jasmani,
kejiwaan dan social dari teknologi dan produk produknya terhadap manusia melalui
pengetahuan pengetahuan tersebut pada jenjang mikro maupun makro. Karena yang
dipelajari adalah akibat akibat dari teknologi dan produk produknya , maka
27
pengetahuan yang khusus dipelajari akan berkaitan dengan teknologi seperti
biomekanika, anthropometri teknik, teknologi produksi, lingkungan fisik, dll.
Maksud dan tujuan dari disiplin ergonomic adalah mendapatkan suatu
pengetahuan yang utuh tentang permasalahan permasalahan interaksi manusia dengan
teknologi dan produk produknya, sehingga dimungkinkan adanya suatu rancangan
system manusia manusia yang optimal. Dengan demikian disiplin ergonomic melihat
permasalahan interaksi tersebut sebagai suatu system dengan pemecahan pemecahan
masalahnya melalui proses pendekatan system pula.
Human engineering atau sering disebut pula sebagai ergonomic didefinisikan
sebagai perancangan “man machine interface” sehingga pekerja dan mesin bisa
berfungsi lebih efektif dan efisien sebagai system manusia mesin yang terpadu.
Disiplin ini akan mencoba membawa ke arah proses perancangan mesin yang tidak
saja memiliki kemampuan produksi yang lebih canggih lagi, melainkan juga
memperhatikan aspek aspek yang berkaitan dengan kemampuan dan keterbatasan
manusia yang mengoperasikan mesin tersebut. Tujuan pokoknya adalah terciptanya
desain system manusia mesin yang terpadusehingga efektifitas dan efisiensi kerja bisa
tercapai secara optimal.
Disiplin human engineering atau ergonomic banyak diaplikasikan dalam
berbagai proses perancangan produk ataupun operasi kerja sehari harinya. Sebagai
contoh desain dari dials atau instrumental displays akan banyak mempertimbangkan
aspek aspek ergonomic ini. Demikian juga dalam sebuah stasiun kerja , semua
fasilitas kerja seperti peralatan , material ,dll harus diletakkan didepan dan berdekatan
28
dengan posisi operator bekerja. Hal ini sesuai dengan prinsip prinsip ekonomi
gerakan. Dengan mengaplikasikan aspek aspek ergonomic atau human engineering,
maka dapat dirancang sebuah stasiun kerja yang bisa dioperasikan oleh rata rata
manusia. Disiplin ergonomic khususnya yang berkaitan dengan pengukuran dimensi
tubuh manusia telah menganalisa, mengevaluasi dan membakukan jarak jangkau
yang memungkinkan rata manusia untuk melaksanakan kegiatannya dengan mudah
dan gerakan gerakan yang sederhana. Contoh lain dari aplikasi disiplin ergonomic
juga bisa dilihat dalam proses perancangan peralatan kerja untuk penggunaan yang
lebih efektif. Perkakas kerja seperti obeng atau gunting misalnya dengan pegangan
yang berbentuk kurva pada dasarnya merupakan hasil dari human engineering
studies. Desain handle yang berbentuk kurva dan disesuaikan dengan bentuk
genggaman tangan akan memudahkan cara pengoperasian peralatan tersebut.
Seperti telah dijelaskan terdahulu, disiplin ergonomic adalah suatu cabang
keilmuan yang sistematis untuk memanfaatkan informasi informasi mengenai sifat,
kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu system kerja sehingga
orang dapat hidup dan bekerja pada system tersebut dengan baik ; yaitu mencapai
tujuan yang diinginkanmelalui pekerjaan itu dengan efektif, efisien , aman dan
nyaman. Dengan system kerja disini dimaksudkan system hubungan manusia mesin
yang dipertimbangkan sebagai system yang terpadu. Kalau disaat saat yang lalu
perancangan mesin semata mata ditekankan pada kemampuannya untuk berproduksi
semata dengan atau sedikit sekali memperhatikan hal hal yang berkaitan dengan
elemen manusia maka sekarang dengan ergonomic proses perancangan mesin akan
29
memperhatikan aspek aspek manusia dalam interaksinya dengan mesin secara lebih
baik lagi. Dengan kata lain disini manusia tidak lagi harus menyesuaikan dirinya
dengan mesin yang dioperasikan , melainkan sebaliknya yaitu mesin dirancang
dengan terlebih dahulu meperhatikan kelebihan dan keterbatasan manusia yang
mengoperasikannya.
Sebagai suatu ilmu , ergonomic telah berkembang mulai dari mepelajari
manusia sebagai “kotak hitam” yang menghasilkan budi daya sampai mempelajari
proses terjadinya budi daya tersebut didalam diri manusia sendiri. Manusia yang
merupakan salah satu komponen dari suatu system kerja dengan segala aspek, sifat
dan tingkah lakunya merupakan makhluk yang kompleks. Untuk mempelajari
manusia , tidak cukup ditinjau dari satu segi ilmu saja. Oleh sebab itulah maka untuk
mengembangkan ergonomic memerlukan dukungan dari berbagai disiplin keilmuan
seperti kedokteran , psikologi , anthropologi, biologi , disamping berbagai disiplin
teknologi lainnya. Perancangan system kerja sebagai contoh dalam hal ini akan
memperhatikan aspek aspek berbagai disiplin keilmuan tersebut. Sejarah
perkembangan ergonomic sendiri dimulai ketika perang dunia II dimana pada saat itu
pihak sekutu berhadapan dengan kenyataan kenyataan pahit dimana banyak produk
produk teknologi kemiliterannya yang tidak berfungsi secara efektif pada saat
dioperasikan. Banyak kesalahan kesalahan bahkan kecelakaan kecelakaan yang
terjadi semata mata bukan karena katidak mampuan personil yang mengoperasikan
peralatan tempur tetapi justru peralatan tempur itu sendiri yang memberi peluang
terjadinya “human errors”. Permasalahan pokok terletak pada ketidaksinambungan
30
antara manusia dan peralatan yang dioperasikannya sehingga kesalahan kesalahan
kerja kerap timbul yang akhirnya berakibat fatal. Hal tersebut kemudian mendorong
pihak militer untuk melakukan penelitian penelitian tentang interaksi manusia dengan
peralatan kerjanya ; yang mana penelitian penelitian kemudian dikembangkan lebih
lanjut bukan saja untuk kepentingan produk produk militer melainkan meluas ke
berbagai rancangan peralatan dan fasilitas kerja yang berhubungan dengan manusia.
Dari introduksi singkat yang telah diuraikan diatas maka dapat ditarik
beberapa pokok pokok kesimpulan mengenai disiplin ergonomic , yaitu sebagai
berikut :
a. focus perhatian dari ergonomic ialah berkaitan dengan aspek aspek
manusia didalam perencanaan “man made objects” dan lingkungan
kerja. Pendekatan ergonomic akan ditekankan pada penelitian
kemampuan keterbatasan manusia baik secara fisik maupun mental
psikologis dan interaksinya dalam system manusia mesin yang
integral. Secara sistematis pendekatan ergonomic kemudian akan
memanfaatkan informasi tersebut untuk tujuan rancang bangun,
sehingga akan tercipta produk, sistem atau lingkungan kerja yang lebih
sesuai dengan manusia. Pada gilirannya rancangan yang ergonomic
akan dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja,
serta dapat menciptakan system serta lingkungan kerja yang cocok,
aman , nyaman dan sehat.
31
b. Ergonomic didefinisikan sebagai “a discipline concerned with
designing man made objects so that people can use them effectively
and savely and creating environments suitable for human living and
work”. Dengan demikian jelas bahwa pendekatan ergonomic akan
mampu menimbulkan “functional effectiveness” dan kenikmatan
kenikmatan pemakaian dari peralatan fasilitas maupun lingkungan
kerja yang dirancang.
c. Maksud dan tujuan utama dari pendekatan disiplin ergonomic
diarahkan pada upaya memperbaiki performans kerja manusia seperti
menambah kecepatan kerja , accuracy , keselamatan kerja disamping
untuk mengurangi enersi kerja yang berlebihan serta mengurangi
datangnya kelelahan yang terlalu cepat. Disamping itu disiplin
ergonomic diharapkan pula mampu memperbaiki pendayagunaan
sumber daya manusia serta meminimalkan kerusakan peralatan yang
disebabkan kesalahan manusia. Manusia adalah manusia bukannya
mesin ! mesin tidaklah seharusnya mengatur manusia , untuk itu
bebanilah manusia dengan tugas tugas yang manusiawi.
d. Pendekatan khusus yang ada dalam disiplin ergonomic ialah aplikasi
yang sistematis dari segala informasi yang relevan yangberkaitan
dengan karakteristik dan perilaku manusia didalam perancangan
peralatan , fasilitas dan lingkungan kerja yang dipakai. Untuk ini
32
analisis dan penelitian ergonomic akan meliputi hal hal yang berkaitan
dengan :
Anatomi, fisiologi dan anthropometri tubuh manusia.
Psikologi yang fisiologis mengenai berfungsinya otak dan
system syaraf yang berperan dalam tingkah laku manusia.
Kondisi kondisi kerja yang dapat mencederai baik dalam waktu
yang pendek maupun panjang ataupun membuat celaka
manusia; dan sebaliknya ialah kondisi kondisi kerja yang dapat
membuat nyaman kerja manusia.
Dengan memperhatikan hal hal tersebut maka penelitian dan pengembangan
ergonomic akan memerlukan dukungan berbagai disiplin keilmuan seperti psikologi ,
anthropologi , faal/anatomi dan teknologi.
Ergonomi adalah pemanfaatan informasi mengenai kemampuan, dan
keterbatasan manusia dalam perancangan berbagai alat, mesin, stasiun kerja,
organisasi san lingkungan. Sehingga terdapat kondisi kerja dan lingkungan yang
sehat, aman, nyaman dan efisien demi tercapainya produktivitas yang setinggi-
tingginya. Hal ini bearti, ergonomic dapat di semua sector kehidupan manusia.
Ergonomic bertujuan untuk :
1. Menjaga kesehatan fisik dan mental dengan mencegah cedera dan munculnya
penyakit akibat kerja, menurut beban fisik dan mental, serta mempromosikan
kemampuan kerja dan kepuasan kerja.
33
2. Tercapainya kesehatan social dalam bentuk meningkatan kualitas kontak
social, pengelolaan atau organisasi kerja.
3. Keseimbangan rasional antar aspek teknis, ekonomis, antaropologis, dan
budaya dari system manusia mesin, serta efisiensi mesin.
Beberapa manfaat langsung dari ergonomic antar lain adalah :
1. Pekerjaan lebih cepat selesai
2. Minimasi rasio kecelakaan dan penyakit akibat kerja
3. Berkurangnya kelelahan
4. Meningkatkan kualitas hidup
5. Gairah dan kepuasan kerja lebih tinggi
6. Produktivitas meningkt
7. MInimasi biaya, dll
Ergonomic adalah ilmu serta penerapannya yang berusha untuk menyerasikan
pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya, dengan tujuan tercapainya
produktivitas dan efesiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia
seoptimal-optimalnya.
Ergonomi adalah komponen kegiatan dalam ruang lingkup Hiperkes yang
antara lain meliputi penyerasian pekerjaan terhadap tenaga kerja secara timbal balik
untuk efisiensi dan kenyamanan dalam bekerja.
Contoh : suatu perusahaan rokok merubah cara kerja duduk di lantai dengan
bekerja di meja kerja, mengatur pembagian ruangan dengan lebih baik, mangadakan
ventilasi, menambah penerangan, mengadakan ruang makan, mengorganisir waktu-
34
waktu istirahat, menyelenggarakan pertandingan olahraga, dan lain lain. Dengan
usaha-usaha ini, keluhan-keluhan tenaga kerja berkurang dan produksi tidak pernah
tergangu oleh masalah-masalah ketenagaan-kerjaan. Dengan begitu pula, produksi
dapat mengimbangi perluasan dari pemasaran.
Dari pengalaman, penerapan ergonomi pada berbagai bidang pekerjaan telah
terbukti menyebabkan kenaikan produktivitas secara jelas. Besarnya kenaikan
produktivitas dapat mencapai 10 % atau lebih.
Dalam ergomoni dikandungan makna penyerasian pekerjaan dan lingkungan
terhadap orang atau sebaliknya. Hal ini besar pula artinya bagi pengisian kerangka
pemikiran tentang teknologi yang serasi, oleh karena pada kenyataannya teknologi
merupakaan tata cara berproduksi.
Lebih jauh lagi, keserasian tenaga kerja dan pekerjaanya merupakan suatu
segi penting dalam pembinaan kwalitas kehidupan. Kesatuan yang harmonis di antara
manusia dan pekerjaan berate besarnya integritas manusiawiS, harga diri, dan
merupakan kepuasan serta kebahagiaan.
Sasaran ergonomic adalah seluruh tenaga kerja, baik kepada sector modern,
maupun pada sector tradisional dan non formal. Pada sector modern, penerapan
ergonomic dalam bentuk pengaturan sikap, tata cara kerja dan perencanaan kerja
yang tepat adalah syrat penting bagi efisiensi dan produktifitas yang tinggi.
Peralatang kerja dan mesin dalam industri-industri masih banyak yang didatangkan
dari luar negeri dan perlu penyesuaian seperlunya dengan bentuk dan ukuran tubuh
tenaga kerja. Pada sector tradisional, pekerjaan pada umumnya dilakukan dengan
35
tangan dan memakai peralatan serta sikap-sikap badan dan cara-cara kerja yang
secara ergonomic dapat diperbaiki.
2.1.1 PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN ( LEFT AND
RIGHT HAND CHART) ATAU PETA OPERATOR (OPERATOR
PROCESS CHART) (Sritomo)
Peta Tangan kiri dan tangan kanan dalam hal ini lebih sebagai peta operator
(operator process chart) adalah peta kerja setempat yang bermanfaat untuk
menganalisa gerakan tangan manusia didalam melakukan pekerjaan pekerjaan yang
bersifat manual. Peta ini akan menggambarkan semua gerakan ataupun delay yang
terjadiyang dilakukan oleh tangan kanan maupun tangan kiri secara mendetail sesuai
dengan elemen elemen therblig yang membentuk gerakan tersebut. Dengan
menganalisa detail gerakan yang terjadi maka langkah langkah perbaikan bisa
diusulkan. Pembuatan peta operator ini baru terasa bermanfaat apabila gerakan yang
dianalisa tersebut terjadi berulang ulang ( repetitive ) dan dilakukan secara manual
(seperti halnya dalam proses perakitan). Dari analisa yang dibuat maka pola gerakan
tangan yang dianggap tidak efisien dan bertentangan dengan prinsip prinsip ekonomi
gerakan (motion economy) bisa diusulkan untuk diperbaiki. Demikian pula akan
diharapkan terjadi keseimbangan gerakan yang dilakukan oleh tangan kanan dan
tangan kiri, sehingga siklus kerja akan berlangsung dengan lancar dalam rytme
gerakan yang lebih baik yang akhirnya lebih baik yang akhirnya mampu memberikan
delays maupun operator fatigue yang minimum.
36
Meskipun Franks dan Lilian Gilberth telah menyatakan bahwa gerakan
gerakan kerja manusia dilaksanakan dengan mengikuti 17 elemen dasar therblig dan
atau kombinasi dari elemen elemen therblig tersebut, akan tetapi didalam membuat
peta operator akan lebih efektif kalau hanya 8 elemen gerakan therblig berikut ini
yang digunakan, yaitu :
- Reach (RE)
- Grasp (G)
- Move (M)
- Position (P)
- Use (U)
- Release (RL)
- Delay (D)
- Hold (H)
Selanjutnya peta penggambaran dari peta operator ini dapat diuraikan sebagai
berikut.
Pertama kali dituliskan “Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan” (Left and Right
Hand Chart) atau “ peta operator “ (Operator Process Chart ) dan identifikasi
semua masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang dianalisa seperti mana
benda kerja (plusgambar sketsanya) , nomr gambar, deskripsi dari operasi
atau proses, dan lain lain.
Penggambaran peta juga dilakukan berdasarkan skala waktu dan dibuat peta
skala untuk mengamati gerakan dari tangan kanan dan tangan kiri. Space yang
37
tersedia dalam hal ini diatur sedemikian rupa sehingga cukup proporsional
berdasarkan skala tersebut. Deskripsi dari setiap elemen tersebut dicantumkan
dalam space yang tersedia. Disini elemen elemen kerja tersebut harus cukup
besar untuk bisa diukur waktunya.
Untuk tidak membingungkan maka penggambaran peta dilaksanakan satu
persatu. Setelah pemetaan gerakan tangan kanan (misalnya) dilaksanakan
secara penuh per siklus kerja , kemudian dilanjutkan dengan pemetaan secara
lengkap gerakan yang dilakukan oleh tangan yang lain (tangan kiri).
Penggambaran peta biasanya dilakukan segera setelah elemen melepas
(release) dengan kode RL dilakukan pada finished part. Begitu elemen
melepas sudah dilakukan , maka gerakan berikutnya biasanya akan
merupakan gerakan kerja untuk siklus operasi yang baru yaitu meraih (reach)
benda kerja baru dan seterusnya.
Setelah semua gerakan tangan kanan dan tangan kiri selesai dipetakan untuk satu
siklus kerja maka satu kesimpulan umum (summary) perlu dibuat pada bagian
terbawah dari peta kerja ini, yaitu yang menunjukkan total siklus waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan kerja, jumlah produk persiklus kerja, dan total
waktu penyelesaian kerja perunit produk. Jumlah total waktu kerja untuk tangan
kanan dan tangan kiri haruslah sama . pokok permasalahannya disini adalah apakah
siklus waktu yang ada tersebut dipergunakan untuk kegiatan yang produktif atau
tidak ? fungsi dari penggambaran peta ini akan melihat keseimbangan kerja yang
dilakukan oleh tangan kanan dan tangan kiri pada saat penyelesaian kerja.
38
Dengan demikian setelah suatu peta operator dengan metode yang sekarang
dipergunakan telah selesai dibuat , langkah selanjutnya adalah menganalisa perbaikan
perbaikan yang bagaimana yang bisa dilakukan agar gerakan kerja yang berlangsung
bisa lebih efektif dan efisien lagi? Disini analisa akan ditujukan terutama untuk
kondisi kondisi dimana tangan terlalu banyak melakukan gerakan “delay” atau
“hold” .
2.1.2 PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN (Sutalaksana)
Dengan menggunakan peta peta yang terdahulu, berarti kita telah
mendapatkan sesuatu prosedur dari orang , bahan dan alat secara tertib dan sistematis.
Setelah hal ini diperoleh , maka langkah selanjutnya adalah menganalisa
pekerjaannya itu sendiri , untuk lebih menyempurnakan cara kerja yang telah ada .
tentunya , kalau setiap stasiun kerja telah dapat disempurnakan , maka untuk
memperbaiki proses proses secara keseluruhan akan lebih mudah dilaksanakan .
Untuk mendapatkan gerakan gerakan yang lebih terperinci , terutama untuk
mengurangi gterakan gerakan yang tidak perlu dan untuk mengatur gerakan sehingga
diperoleh urutan yang terbaik , maka dilakukan studi gerakan. Dengan studi gerakan
ini , kita bisa menganalisa gerakan gerakan yang dilakukan seorang pekerja selama
melaksanakan pekerjaannya . berdasarkan studi ini , maka kita bisa membuat peta
tangan kiri dan tangan kanan . dengan kata lain , peta tangan kiri dan tangan kanan
merupakan suatu alat dari studi gerakan untuk menentukan gerakan gerakan yang
39
efisien , yaitu gerakan gerakan yang memang diperlukan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan.
Peta ini menggambarkan semua gerakan gerakan saat bekerja dan waktu
menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan , juga menunjukkan
perbandingan antara tugas yang dibebankan pada tangan kiri dan tangan kanan ketika
melakukan suatu pekerjaan mealui peta ini kita bisa melihat semua operasi secara
cukup lengkap , yang berarti mempermudah perbaikan operasi tersebut. Peta ini
sangat praktis untuk memperbaiki suatu pekerjaan manual dimana setiap siklus dari
pekerja tadi dengan cepat dan terus berulang , sedangkan keadaan lain , peta ini peta
ini kurang praktis untuk dipakai sebagai alat penganalisa. Inilah sebabnya dengan
menggunakan peta ini kita bisa melihat dengan jelas pola pola gerakan yang tidak
efisien , dan atau bisa melihat adanya pelanggaran terhadap prinsip prinsip ekonomi
gerakan yang terjadi pada saat pekerja manual tersebut berlangsung.
2.1.2.1 Kegunaan Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan
pada dasarnya , peta tangan kiri dan tangan berguna untuk
memperbaiki suatu stasiun kerja , sebagaimana peta peta yang lain , peta ini pun
mempunya kegunaan yang lebih khusus, diantaranya :
- menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan.
Dengan bantuan studi gerakan dan prinsip prinsip ekonomi gerakan
maka kita bisa menguraikan suatu pekerjaan lengkap menjadi elemen
elemen gerakan yang terperinci. Setiap elemen gerakan dari pekerjaan
40
ini dibebankan kesetiap tangan sedemikian rupa sehingga seimbang
dan memenuhi prinsip ekonomi gerakan. Dimana suatu pekerjaan
yang sudah bisa memenuhi prinsip ekonomi gerakan , berarti akan
mengurangi kelelahan.
- menghilangkan atau mengurangi gerakan gerakan yang tidak efisien
dan tidak produktif sehingga tentunya akan mempersingkat waktu
kerja.
Keadaan ini juga bisa dicapai dengan bantuan studi gerakan dan
prinsip prinsip ekonomi gerakan . kemahiran untuk menguraikan suatu
pekerjaan menjadi elemen elemen gerakan dan kemudian memilih
elemen elemen mana saja yang efektif dan tidak efektif , tentu akan
mempengaruhi efisien dan produktivitas kerja . jika suatu pekerjaan
sudah bisa dilaksanakan dengan efisien dan produktif , maka otomatis
waktu penyelesaian pekerjaan tersebut merupakan waktu tersingkat
saat itu.
- sebagai alat untuk menganalisa tata letak stasiun kerja.
Tata letak tempat kerja juga merupakan factor yang mempengaruhi
lamanya waktu penyelesaian. Percobaan dengan merubah rubah tata
letak peralatan selain dapat menentukan tata letak yang baik ditinjau
dari waktu dan jarak , juga kita bisa menemukan urutan urutan
pengerjaan yang baik dengan prinsip ekonomi gerakan.
- sebagai alat untuk melatih pekerjaan baru, dengan cara yang ideal.
41
Kiranya sudah jelas , bahwa peta tangan kiri dan tangan kanan
menunjukkan urutan urutan pengerjaan yang terbaik untuk saat itu .
peta ini bisa berfungsi sebagai penuntun terutama bagi pekerja pekerja
baru , sehingga akan mempercepat proses belajar.
2.1.2.2 Prinsip Prinsip Pembuatan Peta Tangan Kiri Dan Tangan
kanan.
Seperti peta peta yang terdahulu , untuk membuat peta tangan kiri dan
tangan kanan inipun terdapat beberapa prinsip yang perlu dilaksanakan , agar
diperoleh peta yang baik dalam arti kata lengkap mengemukakan semua informasi
tentang pekerjaan yang dipetakan.
Prinsip prinsip tersebut diuraikan sebagai berikut :
- berbeda dengan peta peta yang lain , untuk membuat peta tangan kiri dan
tangan kanan, lembaran kertas dibagi dalam tiga bagian “kepala” , yaitu :
bagian yang memuat bagan tentang stasiun kerja , dan bagian bagian “badan”.
- pada bagian “kepala“ , dibaris paling atas ditulis ” PETA TANGAN KIRI
DAN TANGAN KANAN “. Setelah tiu , menyertakan identifikasi identifikasi
lainnya seperti : nama pekerjaan , nama departemen, nomor peta, cara
sekarang atau usulan , nama pembuat peta dan tanggal dipetakan.
- pada bagian yang memuat bagan, digambarkan sketsadari stasiun kerja
memperlihatkantempat alat alat dan bahan . sketsa ini digambarkan dengan
memperhatikan skala , sesuai dengan tempat kerja sebenarnya . sketsa ini
42
penting untuk menunjukkan kondisi saat dilakukan studi terhadap pekerjaan
tersebut.
- bagian “badan” dibagi dalam dua pihak . sebelah kiri kertas digunakan untuk
menggambarkan kegiatan yang dilakukan tangan kiri , dan sebaliknya ,
sebelah kanan kertas digunakan untuk menggambarkan kegiatan yang
dilakukan tangan kanan pekerja.
- langkah selanjutnya , kita perhatikan urutan urutan gerakan yang dilaksanakan
operator. Kemudian operasi tersebut diuraikan menjadi elemen elemen
gerakan yang biasanya dibagi kedalam delapan buah elemen sebagai berikut :
elemen menjangkau diberi lambang Re
elemen memegan diberi lambang G
elemen membawa diberi lambang M
elemen mengarahkan diberi lambang P
elemen menggunakan diberi lambang U
elemen melepas diberi lambang RI
elemen menganggur diberi lambang D
elemen memegang untuk memakai diberi lambang H
kedelapan elemen gerakan ini merupakan sebagian dari 17 elemen gerakan yang
dikemukakan oleh Frank Lilian Gilberth . tetapi yang dimaksud dengan menganggur
disini sudah termasuk elemen elemen kelambatan yang tidak dapat dihindari (UD),
kelambatan yang dapat dihindarkan (AD) , istirahat untuk menhilangkan kelelahan
(R)
43
hal lain yang perlu diperhatikan ialah lamanya tiap elemen gerakan sebanding
dengan panjang garis yang menunjukkan skala waktu
2.4. ANTROPOMETRI
Sebelum membahas pasal ini lebih mendalam, kiranya kita perlu mengenal
apa yang dimaksud dengan lingkungan fisik. Lingkungan fisik disini berarti semua
keadaan yang terdapat disekitar tempat kerja, yang akan mempengaruhi pada pekerja
tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung.
Secara umum lingkungan fisik bisa terjadi dalam dua kategori, yaitu
lingkungan yang langsung berhubungan dengan pekerja tersebut( seperti : stasiun
kerja, kursi, meja dan sebagainya ). Dan lingkungan perantara atau lingkungan umum
( seperti : rumah, kantor, pabrik ,sekolah, komunitas , kota , sistim jalan raya, dll ).
Kategori kedua, yaitu lingkungan perantara , dapat juga disebut lingkungan kerja
yang mempengaruhi kondisi manusia misalnya: temperature , sirkulasi udara,
pencahayaan , getaran mekanis, bau bauan, warna dll.
Antropometri adalah pengukuran sistematis terhadap dimensi dimensi tubuh
manusia dengan menggunakan peralatan khusus. Antropometri merupakan salah satu
bagian yang menunjang ergonomic.
Sudah dikatakan bahwa antropometri berhubungan denngan pengukuran
keadaan dan cirri cirri fisik manusia , untuk ini terdapat 2 cara melakukan
pengukuran, yaitu : antropometri statis, dan antropometri dinamis.
Antropometri statis sehubungan dengan keadaan cirri cirri fisik manusia dalam
keadaan diam atau dalam posisi yang dibakukan, sedangkan antopometri dinamis
44
sehubungan dengan pengukuran keadaan dan cirri cirri fisik manusia dalam keadaan
bergerak, atau melakukan gerakan gerakan yang mungkin terjadi saat gerakan
tersebut melaksanakan kegiatannya.
Data data dari hasil pengukuran atau dapat juga disebut sebagai data
antropometri digunakan sebagai data untuk perancangan peralatan. Mengingat bahwa
keadaan ciri fisik dipengaruhi oleh banyak factor sehingga berbeda satu sama lainnya
maka terdapat tiga perinsip dalam pemakaian data tersebut, yaitu perancangan
fasilitas berdasarkan individu yang ekstrim, perancangan fasilitas yang bisa
disesuaikan, dan perancangan fasilitas berdasarkan harga rata-rata pemakaiannya.
Perancangan berdasarkan individu ekstrim
Prinsip ini digunakan apabila kita menggunakan agar fasilitas yang dirancang
tersebut dapat dipakai dengan enak dan nyaman oleh sebagian orang-orang
yang memakainya.
Perancangan fasilitas yang disesuaikan
Prinsip ini digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar fasilitas tersebut
bisa menampung atau bisa dipakai dengan enak dan nyaman oleh semua orang
yang mungkin memerlukannya. Kursi pengemudi mobil bisa diatur maju
mundur dan kemiringan sandarannya; dan tinggi kursi sekretaris atau tinggi
permukaan mejanya, merupakan contoh-contoh dari pemakaiaan prinsip ini
dalam praktek.
45
Prinsip fasilitas berdasarkan harga rata-rata para pemakainya
Prinsip ini hanya digunakan apabila perancangan berdasarkan harga ekstrim
tidak mingkin dilaksanakan dan tidak layak jika kita menggunakan
perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan. Prinsip berdasarkan harga
ekstrim tidak mungkin dilaksanakan lebih banyak rugi daripada untungnya,
artinya hanya sebagian kecil dari orang-orang yang merasa enak dan nyaman
ketika menggunakan fasilitas tersebut. Sedangkan jika fasilitas tersebut
dirancang berdasarkan fasilitas yang bisa disesuaikan, tidak layak karena
biayanya mahal.
2.3 KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Akhir-akhir ini semakin dirasakan betapa perlunya pelayanan kesehatan kerja
lebih dikembangkan diperusahaan-perusahaan agar tujuan kesehatan kerja yaitu
terciptanya tenaga kerja yang sehat, keselamat, sejahtera dan produktif kian menjadi
kenyataan.
Fakta menunjukan bahwa telah banyak perusahaan khususnya perusahaan
besar yang telah mengembangkan pelayanan kesehatan kerja sebagaiman mestinya.
Di sampinga hal tersebut, masih sering ditemukan pelayanan kesehatan kerja yang
berbentuk klinik dengan fungsi pengobatan semata dan ruang lingkup aktivitasnya
belum mencerminkan sama sekali program kesehatan kerja dengan tujuan
peningkatan produktivitas kerja dan kesejahteraan tenaga kerja secara lebih luas.
Lambatnya perkembangan upaya kesehatan dalam bentuk balai-balai
pengobatan menjadi organisasi pelayanan kesehatan kerja diperusahaan terutama
46
bukan sdisebabkan oleh hambatan biaya, melainkan refleksi dari pengertian,
pandangan dan sikap manejemen terhadap kesehatan kerja pada khususnya serta
Hiperkes dan keselamatan kerja pada umunya.
Dengan membangun landasan yang kuat dalam pelayanan kesehatan kerja,
maka manfaat Hiperkes dan keselamatan kerja akan menjadi realitas dalam Era
Industrialisasi ini dan juga pada tahap tinggal landas diwaktu yang akan datang.
Memasyarakatkan kesehatan kerja dapat dilihat dari dua dimensi yaitu
memperluas pengertian dan penerapan kesehatan kerja ke semua sector kegiatan
ekonomi serta memperluas pengertian dan penerapan kesehatan kerja kepada seluruh
masyarakan tenaga kerja.
Memperluas jangkau kesehatan kerja kesemua sector kegiatan ekonomi
yang maliputi sector-sektor : Pertanian, Pertambanga, Industri, Bangunan /
Konstruksi, Perdagangan, Angkutan, Bank-bank, Jasa.
Memasyarakatkan kesehatan kerja kepada seluruh masyarakant tenaga kerja
berdasarkan kepada :
a. Masyarakat pengusaha.
Hal ini penting karena kesehatankerja adalah salah satu aspek dari
manajemen. Apabila para manajemen telah memperoleh pengetahuan dan
pengertian tentang kesehatan kerja, hal ini akan mendorong bagi
diterapkannya prinsip-prinsip kesehatan pada semua tempat kerja sehingga
tujuan kesehatan kerja yaitu tenaga kerja yang sehat dan produktif akan benar-
benar dapat dicapai.
47
b. Masyarakat pekerja / karyawan
Memasyarakatkan kesehatan kerja pada para pekerja / karyawan bertujuan
agar kesehatan kerja menjadi darah daging setiap pekerja sehingga kesehatan
kerja menjadi naluri kedua para karyawan.
c. Masyarakat profesi.
Memasyarakatkan kesehatan kerja dengan sasaran masyarakat profesi
bertujuan agar kesehatan kerja berkembang mengikuti kemajuan yang relative
sangan cepat sesuai dengan laju perkembangan teknologi.
d. Masyarakat umum
Apabila masyarakat umum telah mengetahui atau menganal kesehatan
kerja, hal ini akan sangat membantu penerapan perinsip-prinsip kesehatan
kerja oleh segenap lapisan masyarakat.
2.3.1 Pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga
kerja.
Penyesuaian seperti ini dilakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja yang
hasilnya dupergunakan untuk keperluan, penyesuaian tersebut. Selain itu, pengalaman
klinis sehari-hari khususnya tentang kesehatan dan keluhan tenaga kerja
dipergunakan untuk memonitor dan memberikan advis tentang penyesuaian tenaga
kerja dan pekerjaannya. Pembinaan dan pengawasan penhyesuaian pekerjaan
terhadap tenaga kerja meliputi aspek aspek fisik, mental-psikologi, dan social.
48
Penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga kerja menyangkut aspek ergonomi
yaitu salah satu komponen Hiperkes.
2.4 PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI.
Produktivitas adalah sikap mental yang selalu diserti pandangan bahwa mutu
kehidupa hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.
Mutu kehidupan tersebut meliputi pula pekerjaan dan hasil karya.
Efisiensi adalah pemanfaatan tenaga, waktu, dan dana guna mencapai hasil
guna yang sebesar-besarnya. Dengan efisiensi, pemborosan sampai pada hal yang
sekecil-kecilnya diupayakan untuk ditiadakan.
Peningkatan produktivitas berlainan dari peningkatan produksi. Meningkatnya
produksi belum tentu disertai dengan bertambahnya produktivitas.
Secara teknis, produktivitas merupakan perbandingan (ratio) antara keluaran
dan masukan. Keluaran dapat berupa barang atau jasa masukan dapat berbentuk
tenaga kerja, modal, bahan, dan energi.
Dalam praktek, peningkatan produktivitas dilaksanakan melalui kenyataan
sebagai berikut :
1. Produktivitas meningkat dengan sumber daya yang sama.
2. Produksi sama atau meningkat dengan menggunakan sumber daya kurang.
3. Produksi lebih besar diperoleh dengan penambahan sumber daya relative
kecil.
Menurut liputannya, rumus produktivitas dapat dilihat sebagai berikut :
49
Produktivitas = masukanKeluaran
Produktivitas adalah esensial bagi kemajuan oleh karena pada hakekatnya
produktivitas adalah pertumbuhan dan kemakmuran. Faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat produktivitas adalah disiplin, motivasi, sikap, dan etos kerja,
pendidikan, keterampilan, gizi, kesehatan, tingkat penghasilan, jaminan social,
lingkungan, dan iklim kerja, hubungan industrial, teknologi, sarana, manejemen, dan
kesempatan berprestasi.
2.5 KELELAHAN
Lelah bagi setiap orang akan mempunyai arti tersendiri tentu saja subyektif
sifatnya. Lelah merupakan suatu perasaan. Kelelahan disini adalah aneka keadaan
yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja.
Lelah seperti itu mempunyai arti yang lebih luas daripada kelelahan otot yang
dirasakan sebagai sakit atau nyeri otot-otot. Kelelahan seperti tersebut diatas adalah
kelelahan yang bersifat umum.
Kelelahan dengan turunya efisiensi dan ketahanan dalam bekerja meliputi
segenap kelelahan tanpa pandang apapun sebabya seperti :
a. Kelelahan yang sumber utamanya adalah mata (kelelahan Visual)
b. Kelelahan fisik umum
c. Kelelahan mental
50
d. Kelelahan syaraf
e. Kelelahan oleh lingkungan yang monoton
f. Kelelahan oleh lingkungan kronis terus-menerus sebagai pengaruh aneka
factor seara menetap.
Kelelahan harus dibedakan dari kejemuan, sekalipun kejemuan adalah suatu factor
dari kelelahan. Jemu adalah suatu keadaan bahwa lingkungan kurang memberi
rangsangan kepada tenaga kerja. Kejemuan terjadi bila pekerjaan kurang
mendatangkan perhatian, motivasi terlalu sedikit, pekerjaan tidak mensyaratkan
keterampilan, dan lingkungan kerja monotomi. Pada kejemuan, kegairahan dan
kesiagaan mental akan segera dibangkitkan apabila keadaan seperti tersebut berubah.
Keadaan monotomi dan kejemuan sering terdapat pada pekerjaan-pekerjaanyang
irama kerjanya tidak bebas tetapi ditentukan oleh mesin dan sebagainya.
Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh
menghindari kerusakan lebih lanjut dan dengannya terjadi pemulihan.
Kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Pada susunan syaraf pusat, terdapat
system aktivasi dan inhibisi. Kedua system ini saling mengimbangi dengan kadang-
kadang salah satu dari padanya dominant sesuai dengan keperluan. System aktivasi
bersifat simpatis, sedangkan inhibisi adalah para simpatis. Agar tenaga kerja berada
dalam keserasian dan keseimbangan, kedua system ini tersebut harus berada pada
kondisi yang memberikan stabilitas kepaba tubuh
51
Bila kelelahan telah merupakan keadaan penyakit, kelelahan tersebut telah
bersifat medis dan gejala-gejala yang ditemukan pada tenaga kerja pusing kepala,
debara-debar, nafas sesak, hilang nafsu makan, gangguan pencernaan, tidak bisa
tidur, dan sebagainya. Kelelahan klinis ini biasa terjadi pada tenaga kerja yang
memiliki konflik-konflik kejiwaan atau kesulitan psikologis.
Terjadi 5 kelompok sebab kelelahan, yaitu (lihat bagan 2.1)
1. Monotomi.
2. Beban dan lamanya pekerjaan baik fisik maupun mental.
3. Keadaan lingkungan seperticuaca kerja, penerangan, dan kebisingan.
4. Keadaan kejiwaan seperti tanggungan jawab, kekhawatiran atau konflik.
5. Penyakit, perasaan sakit, dan keadaan gizi.
Sebab-sebab tersebut harus dihilangkan dengan :
1. Kepemimpinan, yang menimbulkan motivasi dan semangat kelompok serta
efisiensi yang tinggi atas dasar kemampuan, keahlian, dan keterampilan.
2. Manajemen yang meningkatkan keserasian individu dan seluruh masyarakat
tenaga kerja.
3. Perhatian terhadap keluarga tenaga kerja untuk mengurangi permasalahn yang
mungkin timbul.
4. Pengorganisasian kerja yang menjamin istirahat dan rekreasi, variasi kerja dan
volume kerja yang serasi bagi tenaga kerja serta menciptakan keadaan
lingkungan keperluan kerja.
52
5. Peningkatan kesejahteraan dan kesehatan tenaga kerja termasuk upah dan gizi
kerja.
Sebab sebab kelelahan Penyegaran
Kondisi lelah Siap kerja 1. monoton
2.beban dan irama kerja
3. lingkungan
4.faktor kejiwaan
5.sakit, rasa sakit
1. kepemimpinan
2. manajemen
3. perhatian terhadap keluarga
4. pengorganisasian
5.kesehatan dan kesejahteraan
termasuk upah dan gizi
Tabel 2.1 Lima kelompok penyebab kelelahan
Tanda-tanda yang utama adalah hambatan terhadap fungsi-fungsi keadaran
otak dan perubahan-perubahan pada organ-organ diluar kesadaran serta proses
pemulihan orang-orang lelah menunjukan :
1. Penurunan perhatian.
2. Pelambatan dan hambatan persepsi.
3. Lambat dan sukar berfikir.
4. Penurunan kemauan atau dorongan umtuk berkerja.
5. Kurangnya efisiensi kegiatan-kegiatan fisik dan mental.
Keadaan-keadaan seperti itu dapat menjadi sebab terjadinya keelakaan
sebagai akibat menurunnya kewaspadaan.
53
2.6 FAKTOR LINGKUNGAN KERJA
2.6.1 Penerangan dan Dekorasi
Maksud penerangan dan dekorasi adalah keserasian fungsi mata terhadap
pekerjaan dan kegairahan atas dasar factor kejiwaan.
Mata yang begitu penting untuk kehidupan pada umumnya dan bagi pekerjaan
pada khususnya perlu dilindungi, ditingkatkan kesehatannya dan libih dari tiu
diperihara atau diciptakan kondisi-kondisiyang menjamin kelestariannya.
1. Fungsi mata dalam pekerjaan
Betapa besar peranan mata dalm pekerjaan dapat disadari sepenuhnya bila
diperhatikan seorang tuna netra, dari kelima indra, penglihatan dapat dianggap paling
penting. Dengan penglihatanlah, pekerjan dapat dilakukan dengan baik, oleh karena
dengannya keseluruhan dan aspek-aspek dari pekerjaan dapat disadari, untuk
kenudian dikendalikan dengan tepat.
Jelaslah, bahwa indra penglihatan sebenarnya tidak mata saja, tetapi bersama-
sama seluruh kelengkapan lainnya.
Untuk peranannya yang sebesar-besarnya dalam pekerjaan, khususnya bagi
industri dan komunikasi, diperlukan kemampuan alat penglihatan yang semaksimal
mungkin dalam hal fungsi mata. Funsi-fungsi yang terpenting ini meliputi :
a. Ketajaman penglihatan
b. Kepekaan terhadap persepsi
c. Persepsi warna.
54
Untuk memenuhi ketiga fungsi tersebut, maka kemampuan-kemampuan
penyesuaian mata terhadap fungsinya perlu berada dalam keadaan yang tepat sesuai
dengan keperluan.
Kemampun-kemampuan penyesuaian ini adalah :
a. Akomodasi, yaitu kemampuan mata untuk memfokus kepada obyek-obyek pada
jarak-jarak dari titik terdekat sampai titik terjauh.
b. Lebar kecilnya pupil, yang tergantung kepada intensitas dan sifat penyiaran, jarak
obyek, keadaan emosi, dan tingkat kesehatan serta pengaruh bahan kimia.
c. Adaptasi retain, yaitu perubahan kepakan retina atas dasar penerangan atau
perubahan penerangan.
2. Perlindungan berfungsi mata untuk lelestarian pekerjaan.
Untuk kelestarian pekerjaan, fungsi mharus diperiksa sehingga terdapat
fungsi mata yang tepat untuk pekerjaan yang tepat. Dalam hal ini sangat penting
pemeriksaan mata sebelum kerja.
a. Memelihara keselamatan kerja dan mencegah kecelakaan terhadap mata
Untuk kelestaria fungsinya, mata harus dilindungi keselamatannya.
Kecelakaan terhadap mata beraneka ragam dan meliputi segenap segi penyakit
mata akibat pekerjaan. Kecelakaan atau penyakit akibat kerja dapat meliputi
mata sebagi keseluruhan beserta alat-alat pembantuanya dan bagian-bagian
dari bola mata seperti kornea, lensa, dll. Dibawah ini adalah contoh-contoh
kecelakaan dan penyakit mata akibat kerja :
1) Trauma pada mata sebagai akibat kekerasa mekanik.
55
2) Kecelakaan pada kornea dan selera oleh benda-benda terbang, asam, basa,
dll
3) Katarak atau kelainan lain pada lensa oleh sinar infra merah, radiasi,
mengoin, merkuri, dsb.
4) Kerusakan retina oleh sinar lensa.
5) Rangsangan pada konjungtiva oleh sinar ultraviolet, pengelasan, dll.
Pencengahan terhadap kecelakaan dan peyakit mata akibat kerka
didasarkan atas cara-car pencegahan kecelakaan pada khususnya dengan
pendekatan umum dan khusus untk keselamatan mata. Selain pengamanan
teknologi dan perlindungan, sangat penting adalah pendidikan untuk
penanaman kebiasaan yang baik dalam keselamatan khususnya perlindungan
mata.
Perlindungan diri antara lain berbentuk kaca mata keselamatanya kerja
seperti kaca mata kobal biru, kaca mata pengelasan, dll
b. Mengatur penerangan di tempat kerja dan dekorasi warna
mengenai penerangan ditempat kerja, perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1) Intensitas penerangan.
Pada umumnya intensitas penerangan dalam kerja dapat diatur sesuai
dengan table 2.2 dibawah ini.
57
Sumber penerangan tidak jarang menjadi sebab kesilauan mutlak atau
relitaf. Maka dari itu, perlu pengaturan mengenai sumber oenerangan, sbb:
a. Sumber penerangan tidak boleh menempak atau tidak boleh didalam
lapangan penglihatan tenaga kerja.
b. Sumber penerangan harus bertirai.
c. Tingkat terang (luminositas) tidak melebihi 0,3 sb bagi penerangan
umum dan 0,2 sb pada tempat kerja.
d. Sudut diantara garis horizontal penglihatan dan garis dari mata ke
sumber penerangan harus disesuaikan.
e. Jika pada ruangan besar hal tersebut tidak dapat dielakan, harus
dipasang tirai terhadap sumber penerangan.
f. Kontras dalam lapangan penglihatan tidakmelebihi 1 : 10
g. Dihindari pemakaian permukaan atau badan yang mengkilat pada
mesin, permukaan meja, dan peralatan lain.
c. Warna ditempat kerja
Warna dipakai di tempat kerja untuk dua maksud, yaitu penciptaan kontras
warna untuk maksud tangkapan mata dan pengadaan lingkungan psikologi
yang optimal.
Untuk tangkapan mata, semakin sedikit kontras warna adalah semakin
baik. Efek psikologi dapat dilihat pada table 2.3
56
Pekerjaan Contoh contoh Tingkat Penerangan
yang perlu ( lux )
Tidak teliti
Agak teliti
Teliti
Sangat teliti
Penimbunan barang
Pemasangan (tidak teliti)
Membaca , menggambar
Pemasangan (teliti)
80-170
170-350
350-700
700-10.000
Tabel 2.2 Pedoman intensitas penerangan
2) Rata tidaknya penerangannya setempat
3) Menetap tidaknya illuminasi
Tidak tetapnya penerangan dan silih bergantinya keadaan terang dan gelap
sangat menggangu. Dari penelitian fisiologi, perubahan ritmis dua
permukaan dengan perbandingan kontars 1 : 5 menyebabkan penurunan
kerja indera penglihatan sebagian akibat pengurangan intensitas cahaya
dari 1000 lux menjadi 20 lux.
a. Bagian-bagian mesin yang bergerak harus ditutup
b. Keadan terang yang dapat dihidarikan pada area kerja mata harus
dihilangkan dengan warna dasar yang tepat dan penerangan yang
tepat.
c. Hanya dipakai lampu yang tidak berkedap-kedip
4) Sumber penerangan sebagai akibat kesilauan.
58
Efek Warna
Jarak Suhu Psikis
Biru
Hijau
Merah
Orange
Kuning
Sawo matang
Ungu
Jauh
Jauh
Dekat
Sangat dekat
Dekat
Sangat dekat
Dangat dekat
Sejuk
Sangat sejuk atau
netral
Hangat
Sangat hangat
Sangat hangat
Netral
sejuk
Menyejukan
Menyegarkan
Sangat
mengganggu
Merangsang
Merangsang
Merangsang
Agresif
Tabel 2.3 Efek psikologis warna
2.6.2 Kebisingan, Efeknya, dan Pencegahannya
Alat dengan tenaga kerja harus dilindungi dari kemungkinan kerusakan oleh
efek kebisikan dengan intensitas yang lebih dari 85 dB. Untuk keprluar ini, dipakai
sumbat atau tutup telinga atau diatur lamanya waktu kerja dalam lingkungan bising
yang bersangkutan.
Kebisingan dibawaha 85 dB bersifat menggangu kenyamanan kerja,
berpengaruh buruk terhadap komunikasi dan tidak menguntungkan terhadap efisiensi.
59
Oleh karena itu, intensitas kebisingan pada suatu tempat kerja harus sesuai dengan
persyaratan kebisingan yang diperkenakan.
Dalam table 2.4 diperlihatkan tingkat kebisingan pada beberapa tempat kerja
menurut keadaannya sebagai suatu gambaran.
Kantor atau lokasi Tingkat kebisingan ( dB )
Kantor dipinggir jalan tak ramai dengan
jendela tertutup
Kantor dipinggir jalan ramai dengan jendela
tertutup
Ruang kantor yang dihuni 3 orang
Ruang kantor yang dihuni 10 orang
Ruang kantor yang dihuni 50 orang
Dering telepon pada jarak 2 m
Mesin ketik pada jarak 2 m
Mesin ketik tanpa banyak suara pada jarak 2m
45-65
60-80
55
60
65
75
70
60
Tabel 2.4 Tingkat kebisingan pada beberapa tempat kerja
Pengaruh pada indera secara keseluruhan adalah :
a. Kerusakan pada indera pendengaran
60
b. Gangguan komunikasi dan timbulnya salah pengertian
c. Pengaruh faal seperti gangguan psikomotor, gangguan tidur dan efek-efek
syarat otonomi.
d. Efek psikologis yaitu perasaan terganggu dan ketidak senangan.
Untuk keprluan komunikasi ditempat kerja, suatu perkataan yang diucapkan
baru dapat dipahami apabila intensitas ucapan paling sedikit 10 dB lebih dikitdari
latar belakang suara. Maka dari itu, latar kebisingan ditempat kerja atau kantor-kantor
sangat penting. Dalam hal ini, klasifikasi kantor menurut sifat kebisingan disajikan
pada tabel 2.5
Tingkat kebisingan Klasifikasi
30-40
50-60
diatas 60
70
Sangat sepi sampai sepi
Agak sepi sampai bising
Percakapan telepon sulit dilakukan
Sangat bising
Tabel 2.5 klasifikasi kantor menurut tingkat kebisingan
61
Kebisingan menggangu pelaksanaan tugas. Ditempat bising, berfikir sulit
dilakukan. Konsentrasi biasanya buyar ditempat bising. Kebisingan menggangu
perhatia sehingga konsentrasi dan kesiagaan mental menurun.
Perasaan terganggu oleh kebisingan adalah reaksi psikologis terhadap suatu
kebisingan. Factor-faktor dibawah ini berpengaruh :
a. Perasaan gangguan semakin besar pada tingkat kebisingan yang tinggi dan
pada nada-nada yang lebih tinggi pula.
b. Rasa terganggu lebih basar disebabkan oleh kebisingan yang tidak menetap
atau dating hilang.
c. Pengalaman masa lampau menentukan kebisingan-kebisingan yang menjadi
sebab perasaan terganggu.
d. Sikap perseorangan terhadap kebisingan atau sumbernya menentukan adanya
gangguan atau tidak.
e. Kagiatan orang yang bersangkutan dan saat-saat terjadinya kebisingan adalah
factor-faktor penting.
Sebagai pegangan dapat dipakai bahwa rasa terganggu akan timbul bila
kebisingan pada malam hari melebihi 3 dB dan pada siag hari melebihi 5dB lebih
tinggi dari pada tingkat kebisingan yang biasa.
62
2.6.3 Musik dan Pekerjaan
Musik dan pekerjaan berakar pada sejarah kebudayaan tua. Aneka lagu khas
menjadi nyanyian petani atau penggembala atau nelayan.
Musik dalam kerja diharapkan meningkatkan kegairahan dan kesegaran.
Khusus pada pekerjaan yang monoton, musik berefek stimulasi dan meningkatkan
pelaksanaan pekerjaan. Musik baik untuk pekerjaan monoton repetitive yang
memerlukan sedikit perhatian. Namun bagi pekerjaan yang perlu pemikiran dan
konsentrasi, musik mungkin menggangu.
Pekrjaan repetitive misalnya pabrik, sepatu, tekstil, rokok, dan sebagainya.
Tentu saja musik tidak dapat terganggukan dalam pekerjaan yangmemiliki kebisingan
yang tinggi. Pada keadaan seperti itu musik menambah besarnya gangguan.
Musik dapat dimainkan pada saat sebelum bekerja, ketika bekerja, waktu
istirahat, atau ketika pulang menurut keperluan.
Tempo harus sedang dan disesuaikan dengan keadan, tidak terlalu lambat atau
cepat. Musik instrumental mungkin lebih baik pada saat bekerja. Tempo terlalu
lambat mengantuk, sedangkan tempo terlalu cepat merangsang gerakan yang bukan-
bukan.
Pengalaman menunjukan bahwa penggunaan musik yang dikaitkan dengan
pekerjaan menyebabkan kenaikan produktivitas yang cukup besar. Khusus tenaga
kerja muda dan tenaga kerja wanita menyenagi musik.
Perlu perhatian, bahwa ada juga pengalaman yang menyatakan kenaikan
kejadian kecelakaan pada penggunaan musik.
63
Kini penggunaan musik meluas kekantor-kantor pekrjaan administrasi, ruang-
ruang rapat, took-toko tempat-tempat tunggu, dan sebagainya.
2.6.4 Cuaca Kerja dan Suhu Nyaman Kerja
Indonesia tergolong Negara tropis. Khatulistiwa melalui dan membaginya
dalm dua Negara. Terdapat dua musim utama yaitu musim kering atau panas dan
musim penghujanan atau sejuk. Suhu rata-rata stabil selama setahuan dengan variasi
beberapa derajat celcius.
Indonesia memiliki iklim panas dan lembab. Atas dasar anggapan bahwa
penduduk suatu dareah telah beradaptasi dengan iklim setempat, maka bangsa
Indonesia tergolong orang-orang tropis yang serasi dengan lingkungan panas dan
kelembaban yang relativitas tinggi.
Panas radiasi sinar matahari besar. Paa berbagai pengukuran, suhu bola
menunjukan lebih dari 30 o C diluar rumah dan 28-29 o C dalam ruangan bangunan
tergantung dari banyaknya sinar matahari yang masuk.
Dengan penerapan teknologi dalam proses produksi dan distribusi, timbul
lingkungan kerja baru yang meliputi antara lain cuaca kerja. Dalam hal ini, teknologi
sering berjalan sejajar dengan pemakaian energi dan penggunaan atau cuaca terhadap
tenaga kerja.
Ditempat kerja pada perusahaan-perusahaan, suhu kering bernilai 30-40 o C,
bahkan kadang-kadang mencapai 40oC. suhu radiasi telah pernah diukur mancapai
45oC.
64
Sifat tempat kerja biasanya terbuku dengan kemungkinan kecepatan aliran
udara yang bervariasi dari 0,05 sampai 5 m per detik.
Suhu tinggi biasanya bertalian dengan berbagai penyakit seperti pukulan
panas, kejang panas, kegagalan tubuh dalam penyesuaian terhadap panas, dehidrasi,
kelelahan tropis, dan malaria. Dalam pengalaman, penyakit-penyakit tersebut jarang
ditemukanpada tenaga kerja Indonesia. Sampai sat ini tida ada kasus kejang panas
melainkan diare kronis [pada tenaga kerja yang berada dalam cuaca panas yang
tinggi. Namun begitu, terdapat kesan bahwa suhu ditempat kerja bertalian dengan
kenaikan-kenaikan dengan angka-angka sakit seperti masuk angina, influenza, dsb.
Cuaca kerja dingin telah mulai banyak terdapat sebagai akibat persyaratan
teknologi atau oleh modernisasi penggunaan alat dingin AC. Dalam menyimpulkan
bahwa suhu basah 21 o C dapat ditahan oleh tenaga kerja. Suhu yang lebih rendah
dari itu menjadi sebab bertambahnya frekwensi penyakit-penyakit umum seperti
masuk angina, sakit tenggorakan, infeksi saluran pernafasan dan lain-lain. Pekerjaan-
pekerjaan administrasi terhambat oleh suhu yang dingin antara lain pengetikan
merasa kaku tanganya untuk mengetik.
Suatu gedung kantor yang baru berdiri menyetel AC pada 19 o C, keluhan-
keluhan dari tenaga banyak sekali terutama sakit tengorokan. Setelah alat pendingin
disetel pada 25 o C, keluhan-keluhan tersebut hilang.
Kini semakin disaari bahwa cuaca kerja penting artinya bagi kesejahteraan
dan produktivitas tenaga kerja. Suhu nyaman merupakan suatu daerah yang tenaga
kerja berada pada kondisi tremometeral, yaitu tidak ada rasa panas atau dingin.
65
Pengalaman yang disepakati oleh para ahli di Indonesia menyatakan bahwa daerah
cuaca nyaman seprti adalah 24-26 o C suhu kering kelembaban 65-95%. Juga
perbedaan di antara suhu di dalam dan diluar ruangan sebaiknya tidaqk melebihi 4-5 o
C.
2.7 DIAGRAM SEBAB AKIBAT (CAUSE AND EFFECT DIAGRAM)
Diangram sebab akibat yang sering juga disebut dengan diagram tulang ikan
(fishbone) atau diagram Ishikawa bertujuan untuk memperlihatkan factor-faktor yang
berpengaruh pada kualitas hasil atau dengan kata lain diagram ini dipergunakan untu
menunjukan factor-faktor penyebab (Sebab) dan karakteristik kualitas (akibat) yang
disebabkan oleh factor-faktor penyebab itu.
Diagram sebab akibat ini menunjukan lima factor yang disebut sebagai sebab
dari suatu akibat. Kelima factor itu adalah man (manusia, tenaga kerja), method
(metode), material (bahan), machine (mesin), environment (lingkungan), Diagram ini
biasanya disusun berdasarkan informasi yang didapatkan dari sumbang saran atau
“brainstorming”.
Pada dasarnya diagram sebab akibat dapat dipergunakan untuk kebutuhan-
kebutuhan berikut :
1. Membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah.
2. Membantu membangkitkan ide-ide untuk mencari solusi suatu masalah.
3. Membantu dalam penyeldikan atau pencarian fakta lebih lanjut.
66
Langkah-langkah pembuatan diagram sebab akibat :
1. Tentukan masalah / sesuatu yang akan diamati diperbaiki. Gambarkan panah
dengan kotak diujung kanannya dan tulis masalah / sesuatu yang akan diamati
/ diperbaiki.
2. Cari factor utama yang berpengaruh atau mempunyai akibat pada masalah
atau sesuatu tersebut. Tuliskan dalam kotak yang telah dibuat diatas dan
dibawah panah yang telah dibuat tadi.
3. Cari lebih lanjut factor-faktor yang lebih terinci (factor-faktor sekunder) yang
berpengaruh atau mempunyai akibat pada factor utama tersebut. Tulislah
factor-faktor sekunder tersebut didekat atau pada panah yang
menghubungkannya dengan penyebab utama.
4. Dari diagram yang sudah lengkap, carilah pentebab-penyebab utama dengan
menganalisa data yang ada.