bab ii kajian teoretik a. pengertian stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/wiwit supriyatin bab...

40
BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika. Styleatau sering disebut sebagai gaya bahasa adalah cara mengungkapkan gagasan dan perasaan dengan Bahasa dengan bahasa khas sesuai kreativitas, kepribadian, dan karakter pengarang untuk mencapai efek tertentu, yakni efek estetik atau efek kepuitisan dan efek penciptaan makna. Gaya bahasa atau ‘styledalam karya sastra berhubungan erat dengan ideologi atau keyakinan dan latar sosiokultural pengarangnya (Al-Ma’ruf, 2012:9). Dalam kegiatan berbahasa yang bertujuan menghidupkan kalimat akan terjadi apabila seseorang ingin mengungkapkan gagasan, ide, pikiran, perasaan atau sesuatu yang lain kepada orang lain. Orang tidak akan berbahasa demi bahasa itu sendiri. Intinya adalah adanya sesuatu yang di dalam batin yang akan diungkapkan dalam wujud bahasa yang dapat di dengar atau di produksi untuk kemudian dilihat ataupun didengar orang lain. Sesuatu yang masih dalam batin jumlahnya banyak sekali, tetapi yang akan diproduksi dalam bentuk bahasa tentunya sesuai dengan tujuannya saja. Cara pengungkapan apa yang ada di batin ini bisa dilakukan oleh seseorang dengan berbagai cara, dan hal inilah yang kemudian disebut style itu (Nurgiyantoro, 2014:52-53). Gayadalam konteks pemakaian ini merupakan cara pengarang mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang dapat memperlihatkan jiwa dan kepribadian pemakai bahasa Oleh karena itu gaya bahasa disebut sebagai cara menggunakan bahasa. Gaya masing-masing orang tentu berbeda- beda. Gaya inilah yang selanjutnya dikenali sebagai ‘style(Keraf, 2010 :113). Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Upload: nguyentruc

Post on 07-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

12

BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Pengertian Stilistika.

‘Style’ atau sering disebut sebagai gaya bahasa adalah cara mengungkapkan

gagasan dan perasaan dengan Bahasa dengan bahasa khas sesuai kreativitas,

kepribadian, dan karakter pengarang untuk mencapai efek tertentu, yakni efek

estetik atau efek kepuitisan dan efek penciptaan makna. Gaya bahasa atau ‘style’

dalam karya sastra berhubungan erat dengan ideologi atau keyakinan dan latar

sosiokultural pengarangnya (Al-Ma’ruf, 2012:9).

Dalam kegiatan berbahasa yang bertujuan menghidupkan kalimat akan

terjadi apabila seseorang ingin mengungkapkan gagasan, ide, pikiran, perasaan

atau sesuatu yang lain kepada orang lain. Orang tidak akan berbahasa demi bahasa

itu sendiri. Intinya adalah adanya sesuatu yang di dalam batin yang akan

diungkapkan dalam wujud bahasa yang dapat di dengar atau di produksi untuk

kemudian dilihat ataupun didengar orang lain. Sesuatu yang masih dalam batin

jumlahnya banyak sekali, tetapi yang akan diproduksi dalam bentuk bahasa

tentunya sesuai dengan tujuannya saja. Cara pengungkapan apa yang ada di batin

ini bisa dilakukan oleh seseorang dengan berbagai cara, dan hal inilah yang

kemudian disebut style itu (Nurgiyantoro, 2014:52-53).

Gayadalam konteks pemakaian ini merupakan cara pengarang

mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang dapat memperlihatkan

jiwa dan kepribadian pemakai bahasa Oleh karena itu gaya bahasa disebut

sebagai cara menggunakan bahasa. Gaya masing-masing orang tentu berbeda-

beda. Gaya inilah yang selanjutnya dikenali sebagai ‘style’(Keraf, 2010 :113).

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 2: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

13

Kemampuan seorang pengarang ketika berimajinasi dan berkreasi dalam

retorika sastra merupakan stile yang membedakan antara pengarang yang satu

dengan pengarang lainnya. Selain itu Jika seorang pengarang mahir dalam

mengungkapkan ide, gagasannya melalui perwujudan kreativitasnya dalam

memberdayakan sarana retorika di atas, maka pembaca akan dapat

membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yang digambarkan oleh

pengarang.

Selain dari sisi pengarang peran pembaca sebagai penafsir tehadap

penggunaan bahasa pengarang sangat memungkinkan terjadinya perbedaan

interpretasi dari satu teks yang sama, maka faktor latar sosiokultual pembaca pun

menjadi berperan penting. Maka kajian stilistika ini tidak hanya memandang

‘style’ atau gaya bahasa yang digunakan pengarang saja tapi faktor-faktor di luar

itu pun sekarang ini menjadi perhatian stilistika (Black, 2011:2).

Bidang garapan stilistika adalah ‘style’, bahasa yang dipakai dalam konteks

tertentu, dalam ragam bahasa tertentu. Jika ‘style’diindonesiakan dengan

diadaptasikan menjadi stile atau gaya bahasa, istilah ‘stylistic’ juga dapat

diperlakukan sama, yaitu diadaptasi menjadi stilistika. Istilah stilistika juga lebih

singkat dan efisien daripada terjemahannya yaitu kajian gaya bahasa atau kajian

stile (Nurgiyantoro, 2014:74-75).

Dalam buku berjudul “Teori, Metode, dan Aplikasi PengkajianEstetika

Bahasa menyatakan bahwa ‘Style’ diartikan sebagai gaya bahasa. Pendapat ini

didasarkan pada beberapa ahli, seperti Abrams, yang menyatakan bahwa stilistika

adalah gaya yang digunakan oleh pengarang untuk mengungkapkan pikiran dan

perasaannya ‘sesuatu yaang akan dikemukakan’(Al’Ma’ruf, 2012: 7).

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 3: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

14

Batasan-batasan yang digunakan untuk terhadap hakikat atau pengertian

‘style’atau kemudian disebut sebagai gaya bahasa tidak pernah memuaskan

banyak pihak. Hal ini terjadi karena masing-masing pakar memiliki cara tersendiri

dalam memandang ‘style’sebagai suatu ilmu tentang gaya bahasa. Namun

demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa Pertama, gaya bahasa merupakan cara

penggunaan bahasa secara khusus yang digunakan oleh manusia dalam

berkomunikasi untuk memperoleh efek tertentu. Efek yang dimaksud adalah efek

estetik. Efek estetik ini yang kemudian menjadi salah satu penentu nilai estetik

dari sebuah karya sastra. Kedua bahwa stilistika merupakan bidang linguistik

terapan sebagai ilmu yang meneliti penggunaan bahasa dalam karya sastra yang

berorientasi linguistik atau menggunakan parameter linguistik.

1. Tujuan Stilistika

Kedudukannya sebagai teori dan pendekatan penelitian terhadap karya

sastra yang berorientasi linguistik atau menggunakan wawasan dengan parameter

linguistik, mempunyai tujuan. Pada dasarnya, untuk memahami tujuan dari kajian

stilistika dapat ditekankan pada kemampuan untuk 1) merespon yang dianalisis

sebagai sebuah karya sastra dan 2) mengobservasi bahasa karya sastra tersebut.

Spitzer di kutip oleh Leech & Short dalam Al-Ma’ruf (2012:17) menggambarkan

dua kemampuan tersebut sebagai ‘cycle’ (lingkaran siklus) yang saling mengisi,

seperti yang terlihat dalam bagan berikut ini.

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 4: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

15

Gambar 2.1Tujuan Stilistika menurut Leech & Short

Bagan tersebut menjelaskan pada kita bahwa tujuan kajian stilistika berada

pada dua sisi yaitu 1) mencari fungsi estetik karya sastra dan 2) mencari bukti-

bukti linguistik. Dalam rangka mencari bukti-bukti fisik tersebut, proses kajian

stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam karya sastra.

Sedangkan dalam proses mencari fungsi estetik, proses kajian stilistika berkisar

pada apresiasi sastra. Dalam hal, baik tahap deskripsi linguistik maupun tahap

apresiasi sastra merupakan satu kesatuan proses yang saling mendukung dan

bersifat siklus (seperti tampak pada gambar di atas.

Tujuan kajian stilistika hakikatnya adalah untuk menemukan dan

menjelaskan ketepatanpenggunaan bentuk-bentukbahasa baik secara estetis

maupun efektivitasnya sebagai sarana komunikasi. Fungsi estetis yang dimaksud

mengenai penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang mendukung suatu teks

(Nurgiantoro, 2014:100).

2. Lapangan Kajian Stilistika

a. Bahasa Sastra

Bahasa dalam karya sastra merupakan medium yang utama. Akan tetapi

bahasa alam sastra berbeda dengan bahasa sehari-hari. Bahasa dalam karya sastra

Proses

mencari

fungsi

estetik

Apresiasi Sastra

Deskripsi

Linguistik

Proses

Mencari

bukti-bukti

linguistik

A

A

A

B

B

B

B

B

A

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 5: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

16

merupkan bahasa yang dikreasikan oleh seorang pengarang untuk

mengungkapkan gagasan atau idenya. Dalam upaya ini seringkali pengarang

melakukan pembaruan atau inovasi bahkan mungkin sekali seorang pengarang

melanggar aturan atau konvensi.

Pengarang seringkali melakukan inovasi dan melanggar konvensi, akan

tetapi inovasi ini tidak akan pernah mengubaah total konvensi tersebut sehingga

orang masih mengenali bahasa yang digunakan. Berikut ciri bahasa sastra secara

umum

1) polisemantis yang menyarankan berbagai kemungkinan makna;

2) memiliki sistem sendiri, namun masih berada dalam sistem bahasa

natural;

3) dalam keadaan tertentu (misalnya, dalam puisi) terjadi pemadatan,

pengayaan makna, dan variasi pola; dan

4) mengandung konotasi yang bersifat individual (Semi, 2012: 65-66).

Tedapat hubungan antara ilmu bahasa dan ilmu sastra bahasa, bahwa sastra

sama dengan bahasa yakni sebuah sistem untuk memahami sekaligus menjadi

syarat mutlak untuk mengarang karya sastra. Selanjutnya istilah ilmu bahasa:

‘literary competence’ membawa kita pada konsep ‘competence performance’

yang biasa dipakai oleh kalangan Transformational Grammar (aliran Chomsky)

disamakan dengan istilah ‘langue.parole’ (de Saussure), ‘code-message,taal-

taalgeburuik’ (‘Reichling‘dan lain-lain ahli bahasa belanda (A.Teeuw, 1982:1-2).

Konsep ‘Langue dan parole’(de Sassure) bahwa ‘langue’ merupakan sistem

kaidah yang berlaku dalam suatu bahasa, sedangkan perole merupakan

penggunaan dan perwujudan sistem, seleksi terhadap sistem, yang dipergunakan

oleh penutur atau (pengarang) sesuai dengan konteks dan atau situasi. Langue

merupakan bentuk konvensi kaidah yang mencakup berbagai unsur bahasa seperti

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 6: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

17

sistem bunyi dan struktur, sedangkan parole merupakan bentuk performansi

kebahasaan yang telah melewati proses seleksi dari keseluruhan bentuk

kebahasaan (Baldicdalam Nurgiantoro, 2014: 54).

Penuturan bahasa secara nyata, selanjutnya disebut performansi sekalipun

sudah melewati seleksi, juga dapat dikreasikan, disiasati, atau diberdayakan oleh

penutur sesuai dengan kompetensi dan pandangan artistiknya. Terhadap hal ini

Chomsky yang mempunyai pandangan tentang hubungan antara ‘competence’ dan

‘performance’ dinyatakan mirip dengan hubungan antara ‘langue’dan ‘parole’.

Bentuk performansi kebahasaan (kinerja) seorang pengarang (sastra) yang dapat

dilihat dalam sebuah karya sastra baik fiksi, maupun puisi, juga dalam ragam

bahasa yang lain, merupakan sebuah pernyataan lahiriah dari sesuatu yang bersifat

batiniah. Ini merupakan manifestasi dari sebuah sistem kaidah bahasa. Jadi

bahasa, style jika dikaitkan dengan teori kebahasaam Saussure merupakan suatu

bentuk ‘parole’. Stile adalah perwujudan penggunaan bahasa secara konkret

sesuai dengan sistem kaidah suatu bahasa (Nurgiyantoro, 2014: 53-55).

Bahasa dalam sastra memiliki peran sentral, merupakan media utama yang

diberdayakan oleh seorang pengarang untuk mengekspresikan berbagai gagasan

sastrawan. Sebagai alat untuk berkomunikasi bagi sastrawan dalam

menyampaikan gagasan kepada pembaca sebagai komunikan atau apresiasinya

(Al-Ma’ruf, 2012:1).

Di sisi lain sebagai alat komunikasi, penyampai gagasan memiliki

kedudukan yang penting. Hal ini berhubungan dengan sifat bahasa. Wellek &

Waren (1989) menyebutkan sifat bahasa sastra yakni emosional, konotatif,

bergaya (berjiwa) dan memiliki ketidaklangsungan ekspresi. Emosional bermakna

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 7: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

18

mengandung ambiguitas yang luas penuh homonim, manasuka/katagori-katagori

tak rasional, diresapi peristiwa-peristiwa sejarah, kenangan dan asosiasi. Bahasa

secara konotatif mengandung arti tambahan, jauh dari hanya bersifat referensial

(Al-Ma’ruf , 2012: 3-4).

Bahasa memiliki peran dalam pemertahanan dan pengembangan

kebudayaan oleh sebab itu, aspek kebudayaan peninggalan masa lalu direkam dan

diwariskan kepada generasi berikutnya, salah satunya dengan bahasa

(Nurgiantoro, 2014: 20-21).Oleh karena itu, bahasa merupakan gejala yang

memiliki ciri yang bersifat dinamis. Dikatakan dinamis karena bahasa dapat

mencerminkan kebudayaan yang paling lengkap, merekam berbagai aktivitas

kebudayaan yang lain.

Sifat dinamis bahasa, memiliki makna bahwa bahasa ini berkembang oleh

banyak hal seirama dengan pekembangan masyarakat pemakai bahasa, baik dari

segi sosiologis, sains, teknologi maupun lainnya, dan secara rekayasa seperti yang

dilakukan oleh balai bahasa, ataupun masyarakat pemakai bahasa secara bersama

(Wachid, 2010: 61).

Bahasa dalam karya sastra dinamis, terbuka terhadap kemungkinan

penyimpangan dan juga pembaharuan. Akan tetapi penyimpangan dan

pembaharuan ini tetap tidak mengabaikan fungsi komunikatifnya. Sedangkan

fungsi komuniktif ini akan efektif apabila tuturan masih tunduk dan

memanfaatkan konvensi bahasa itu. (Nurgiyantoro, 2010:275).

Pemakaian bahasa dalam karya sastra tidak sama dengan pemakaian bahasa

dalam buku-buku ilmiah, majalah dan surat kabar, iklan, perundang-undangan,

serta pidato kenegaraan. Bahasa dalam karya sastra memiliki keunikan tersendiri,

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 8: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

19

keunikan ini yang membedakan antara bahasa dalam karya sastra dengan

pemakaian bahasa pada tulisan yang bukan sastra seperti yang disebutkan di atas.

Karya sastra juga merupakan suatu wacana yang diungkapkan dengan

menggunakan medium yang bernama bahasa (Al-Maruf, 2012: 34). Artinya

pemakaian bahasa yang digunakan oleh seseorang akan berbeda-beda stilenya

tergantung dari bagaimana seorang pengarang itu akan memfungsikan bahasa

tersebut untuk berbagai kepentingan.

Semua penggunaan bahasa dalam konteks apapun pada hakikatnya terkait

dengan stile. Bahasa memiliki fungsi sebagai perekam budaya dan berbagai

temuan ilmiah sebelumnya sehingga kebudayaan ilmu dan teknologi, serta

peradaban terus dapat dikembangkan. Sebagai contoh sampai kini kita masih bisa

menikmati karya-karya yang ditulis pada masa lalu, misalnya hikayat Si Miskin,

Hikayat Hang Tuah, dan karangan pengarang Shakespeare yang terkenal hingga

kini yakni Hamlet, Romeo dan Juliet, masih bisa kita nikmati belum lagi karya-

karya nonsastra, seperti karya ilmiah. Dari berbagai fakta di atas, ternyata

berbagai penemuan ilmiah yang mampu mengubah dunia secara revolusioner

dapat kita nikmati (Nurgiyantoro, 2014: 1-3).

Terdapat enam faktor dan fungsi bahasa yakni pengirim ‘addreser, sender’,

konteks ‘context’, pesan ‘message’, kontak ‘contact’, kode ‘code’ dan penerima

‘receiver’. Adapun keenam fungsi bahasa tersebut adalah fungsi emotif ‘emotive’,

referencial ‘referential’, puitik ‘poetic’, patik ‘phatic’, metaligual ‘metaligual’,

konatif ‘conative’(Roman Jakobson dalam Nurgiantoro, 2014: 21-25).

Selanjutnya, keenam faktor dan fungsi tersebut di digambarkan dan di jelaskan

akan tampak sebagai berikut.

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 9: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

20

Gambar 2.2Faktor Bahasa Teori Jakobson

Bagan fungsi bahasa dari teori Jakobson akan diuraikan lebih rinci sebagai

berikut.

Gambar 2.3 Fungsi Bahasa Teori Jakobson

a. Fungsi referensial terkait dengan konteks, dalam proses komunikasi

konteks memberikan, mempengaruhi, dan menentukan referensi makna

(pesan) yang dikomunikasikan.

b. Fungsi emotif berkaitan dengan pembicara atau pengirim pesan.

Pengirim pesan adalah yng memiliki pesan, di dalam pesan yang

disampaikan itu biasanya terdapat unsur emotif yang menunjukkan sikap,

emosi, atau nada tertentu yang menunjukkan situasi emosi pembicara.

Seperti dalam dialog tokoh-tokoh fiksi misalnya dapat kita jumpai kata-

kata umpatan, rayuan, seruan dan lain sebagainya.

c. Fungsi konatif berkaitan dengan penerima pesan. Misalnya adanya unsur

(kalimat) imperatif dan (tanda) apostrof dalam sebuah teks.

d. Fungsi bahasa metaligual artinya fungsi bahasa untuk menjelaskan

bahasa itu sendiri. Misalnya penjelasan tentang konsep ungkapan tertentu

yang ada pada suatu bahasa.

e. Fungsi puitis bahasa berkaitan langsung dengan pesan yang ingin

dikomunikasikan. Pemfokusan perhatian pada pesan demi pesan itu

sendiri ‘focusing on the message for its own sake’.

Puitik

Patik

Konatif Emotif

Metaliguall

Referensial

Pesan

Kontak

Penerima Pengirim

Kode

Konteks

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 10: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

21

Terdapat hubungan antara fungsi bahasa referensial dan fungsi puitis ini.

Jika sebuah penuturan lebih menekankan pada pesan dalam sebuah teks demi

pesan itu sendiri dengan sifat ambiguitasnya dan kurang memperhatikan konteks,

fungsi puitis lebih menonjol. Apabila sebaliknya yakni penuturan lebih

menekankan pentingnya faktor konteks, kepastian makna pesan, maka fungsi

referensial lebih dominan.

Pemakaian bahasa secara umum meliputi keenam fungsi di atas, namun

dalam bahasa karya sastra prosa (cerpen) fungsi puitik lebih dominan daripada

kelima fungsi lainnya. Fungsi puitik inilah yang menjadikan pesan kebahasaan

karya seni. Komunikasi dalam cerpen dapat dikatakan sebagai bentuk komunikasi

puitik dan memiliki fungsi emotif berkaitan engan aktifitas imajinasi dan kreasi

pengaarang. Dalam konteks ini bahasa dalam cerpen difungsikan untuk

membentuk dan mengungkapkan ekspresi secara langsung sekaligus disertai

nuansa emotif, dan sikap penuturnya sendiri.

Dilihat dari bahasa komunikasi, bahasa-bahasa dalam karya sastra

mempunyai beberapa kekhususan dalam pemakaiannya. Untuk menjalin

komunikasi tersebut pengarang melakukan berbagai upaya untuk memberdayakan

bahasa guna mencapai tujuan yang dimaksud.

Hal ini sejalan dengan pendapat yang menyatakan bahwa penuturan dalam

kesastraan dipandang sebagai proses (usaha) komunikasi. Dalam menjalin

komunikasi tersebut pengarang melakukan penyimpangan kebahasaan tentunya

bukan semata-mata bertujuan ingin aneh ataupun ingin berbeda, ingin lain dari

yang lain, tetapi dimaksudkan untuk memperoleh efek keindahan disamping juga

bermaksud mengedepankan, mengaktualkan‘foreground’ sesuatu yang di

tuturkan. Seorang pengarang merasa lebih pas jika idenya diungkapkan dengan

cara tertentu, bukan dengan cara lain yang biasa (Nurgiyantoro, 2010:275).

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 11: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

22

Segi kekhususan bahasa sastra yang lain adalah adanya aspek keindahan

atau estetis, mengandung pesan yang tidak langsung, dan hakikat emosional. Hal

tersebut mengarahkan bahasa sastra pada penyajiannya yang terselubung,

terbungkus, bahkan dengan sengaja disembunyikan, oleh karena itu bahasa dalam

karya sastra khas.

Dominasi penggunaan bahasa yang khas dalam karya sastra diakibatkan

oleh beberapa hal sebagai berikut.

a. Karya sastra mementingkan unsur keindahan.

b. Penggunaan cara-cara yang yang tak langsung dalam penyampaian pesan

seperti; refleks, refraksi, proyeksi, manifestasi, dan representasi.

c. Karya sastra adalah curahan hati bukan intelektual (Kutha, 2013:13-14).

Kekhasan dan kekhususan yang membedakan bahasa sastra dengan bahasa

ilmiah dan penyampaian pesan yang dilakukan secara tidak langsung dalam

mencapai tujuan komunikasinya membuat pembaca mendapatkan pengalaman

batin ketika membaca karya sastra. Sejalan dengan yang disampaikan oleh Jan

Van Luxembrug dkk dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Dick Hartoko

(1992: 12) bahwa bahasa dalam sastra, pengolahan bahan dapat membuka batin

kita sehingga mendapatkan pengalaman-pengalaman baru/ mengajak kita untuk

mengatur pengalaman tersebut dengan satu cara yang baru.

Jika kita rumuskan secara padat, maka akan didapat rumusan ciri-ciri dan

sifat bahasa sebagai berikut.

a. Bahasa sastra didominasi oleh unsur emosi ‘perasaan’ dan subjektif

daripada unsur rasio pikiran dan objektif seperti dalam bahasa ilmiah.

Emosi bukan dalam artian emosional, mengandung maksud untuk

mengekspresikan perasaan yang kuat.

b. Bahasa dalam sastra lebih menunjuk pada makna konotatif daripada

makna denotatif.

c. Karya sastra disebut sebagai karya kreatif, maka bahasa yang

digunakanpun disebut bahasa kreatif.

d. Bahasa sastra ditandai oleh adanya pengucapan yang menyimpang, yang

lain daripada yang lain.

e. Bahasa sastra ditandai oleh adanya unsur-unsur tertentu yang mendapat

penekanan lebih, dengan tujuan untuk mencapai keindahan. Istilah lain

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 12: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

23

untuk menyebut ini adalah ‘foregrounding’.‘Foregrounding’ dapat di

pahami sebagai mengedepankan, mementingkan, atau mengaktualkan.

Kata, ungkapan, atau struktur yang di-‘foregrounding’-kan berarti kata,

ungkapan, struktur yang mendapat penekanan untuk mencapai keindahan

tanpa mengesampingan muatan makna atau pesan (Nurgiantoro,

2014:133-141).

Kajian stile akan memperkaya pengetahuan, pemahaman, dan wawasan kita

terhadap bahasa dan pengguunaan bahasa dalam suatu teks sastra. Kajian stile ini

akan membawa masyarakat pembaca pada suatu pemahaman yang lebih baik.

Pembaca akan lebih luas memaknai bagaimana bahasa diberdayakan sedemikian

rupa, dikreasikan, bagaimana untuk mencapai efek-efek tertentu bahkan

penggunaan bahasa ini disimpangkan, dilakukan pengulangan, penekanan, bahkan

penciptaan ungkapan-ungkapan yang baru yang belum pernah ada sebelumnya.

Hal-hal di atas dilakukan dengan tujuan agar tercipta komunikasi bahasa yang

lebih segar, lebih efektif.

Kajian stilistika adalah bagian dari estetik, disamping pula kajian linguistik.

Dikatakan sebagai bagian dari estetik karena menyangkut objek keindahan.

Kaitannya dengan objek penelitiannya yakni teks sastra, teks sastra ini adalah

bagian dari sebuah karya seni. Sedangkan objek linguistik karena wujud nyatanya

adalah bahasa, berawal dari penggunaan bahasa dalam konteks wacana.

Hal ini sejalan dengan pendapat bahwa posisi stilistika tidak bisa

mengabaikan fakta bahwa ada dua penekanan yakni efek keindahan dan dukungan

bahasa. Kajian stilistika bertujuan untuk fungsi estetis bentuk-bentuk linguistik

tertentu. Data stile adalah bahasa, jadi kajian stilistika ini berangkat dari

penggunaan bahasa dalam sebuah teks. Deskripsi stile tidak lain adalah deskripsi

bahasa, lebih tepatnya penggunaan berbagai komponen bahasa. Oleh karena itu,

kerja yang terkait dengan hal-hal tersebut merupakan kerja linguistik. Kajian

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 13: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

24

stilistika harus diprasarati dengan pengusaan linguistik yang baik (Nurgiantoro

2014:78).

Berangkat dari beberapa pemahaman di atas maka asumsinya adalah bahwa

ada dua kutup yang harus diselesaikan dalam kajian penelitian ini, yakni kutup

seni dan kutup liguistik yang harus terselesaikan secara tuntas. Pengamatan

terhadap linguistik akan menstimulasi wawasan estetis sastra, demikian juga

sebaliknya wawasan estetis sastra akan menstimulasi secara lebih lanjut terhadap

observasi linguistik (Nurgiyantoro, 2014:79).

Jadi tidak ada keharusan penelitian tentang stilistika ini berangkat dari sisi

linguistik atau sisi literer. Namun yang menjadi penekanannya adalah tuntutan

kedalaman, kepekaan dan kesanggupan peneliti untuk merespon fungsi- fungsi

estetis sebuah teks dengan melakukan observasi secara mendalam terhadap tanda-

tanda linguistik yang mendukung.

Analisis stilistik, dapat dilakukan melaui dua cara. Cara yang pertama

adalah dilakukan dengan analisis secara sistematik terhadap sistem dan tanda-

tanda liguistik dan kemudian menginterpretasikannya sebagai keseluruhan makna,

dan itu dalam hubungannya dengan tujuan estetis sebuah karya sastra. Tanda-

tanda linguistik yang dimaksud mencakup seluruh aspek kebahasan yang

membentuk stile sebagaimana terdapat dalam sebuah teks sastra. Kedua,

dilakukan dengan menganalisis bentuk-bentuk linguistik yang menyimpang dari

sistem yang berlaku umum. Analisis stilistika dilakukan dengan mengamati

berbagai bentuk deviasi dan distorsi bahasa yang terdapat pada sebuah karya dan

kemudian dibandingkan dengan bentuk-bentuk pemakaian bahasa yang wajar-

baku dan dari sinilah kemudian dicobatemukan fungsi estetisnya. Aspek bahasa

yang menyimpang itu dapat berupa pengulangan bunyi, inversi susunan kata,

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 14: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

25

penghilangan afik, penggunaan makna konotasi, dan lain-lain baik yang bertujuan

menekankan dan memperjelas makna maupun sebaliknya, mengaburkan makna

(Wellek & Waren, 1989:226).

Penelitian tentang kajian stilistika ini tidak boleh lepas pada pandangan

bahwa sebuah teks tidak dapat lepas dari konteks penggunaannya. Jadi ragam

bahasa yang akan dikaji benar-benar menjadi titik tolak peneliti dalam melakukan

analisisnya. Karena stilistika berada pada posisi linguistik dan seni hal ini harus

dijadikam patokan karena data stile adalah data bahasa. Namun analisis stile

tidaklah sama dengan analisis bahasa. Analisis bahasa akan terhenti pada

deskrepsi berbagai asppek bahasa saja. Sedangkan tujuan kajian stilistika adalah

menemukan dan menjelaskan ketepatan penggunaan bentuk-bentuk bahasa baik

secara estetis maupun efektivitasnya sebagai sarana komunikasi. Oleh karena itu

langkah-langkah penelitian stilistika ini harus setia pada tujuan kajian. Adapun

tujuan ini adalah mencoba menemukan dan menjelaskan fungsi penggunaan

berbagai bentuk kebahasaan sehingga dapat dikatakan mendukung capaian efek

keindahan. Tetapi keindahan ini juga berarti tepatnya bentuk bahasa itu sebagai

sarana berkomunikasi (Nurgiantoro, 2014:99-101).

Langkah kerja selanjutnya adalah mencari bukti-bukti linguistik yang

dipertimbangkan untuk mendukung tujuan di atas. Oleh karena kegiatan

selanjutnya adalah menganalisis berbagai aspek teks. Adapun aspek-aspek yang

dianalisis pada teks sastra ini adalah berbagai tanda linguistik yang meliputi

aspek bunyi, struktur, bahasa figuratif (pemajasan), sarana retorika, serta konteks

dan kohesi. Berbeda dengan kajian puisi yang mementingkan aspek bunyi sebagai

aspek estetis dalam bentuk persajakan dengan segala variasinya seperti, irama,

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 15: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

26

tiruan bunyi, penciptaan suasana tertentu. Kajian stile bahasa prosa unsur-usur

bunyi di atas biasanya diabaikan.

Merujuk beberapa pendapat para pakar yangmenyatakan bahwa kajian

stilistika sebuah karya sastra dapat dilakukan dengan mengkaji bentuk dan tanda-

tanda linguistik yang digunakan dalam struktur lahir karya sastra tersebut. Bentuk

atau usur-unsur yang dimaksud atau unsur-unsur stilistika sebagai tanda-tanda

ligustik ini dapat berupa fonem, leksikal atau diksi,kalimat, wacana,bahasa

figuratif dan citraanpakar (Al’Maruf,2012:20-21).

Pada beberapa penelitian yang telah dipublikasikan kajian stilistika

menganalisis latar belakang pemanfaatan bentuk-bentuk dan satuan kebahasaan

tertentu yang sengaja diciptakan pengarang sebagai wujud stilistika. Pemanfaatan

ini tentunya memiliki latar belakang tertentu bagi sastrawannya. Berbagai alasan

pemanfaatan bentuk atau satuan kebahasaan inilah yang dikaji dalam stilistika.

Analisis terhadap fungsi pemanfaatan satuan dan bentuk-bentuk kebahasaan yang

diberdayakan sedemikian rupa oleh sastrawan. Diciptakannya satuan dan bentuk-

bentuk kebahasaan tertentu ini tentunya memiliki fungsi-fungsi ini tentulah tak

lepas dari fungsi untuk mencapai efek estetis tertentu yang dikehendaki oleh

seorang sastrawan. Sedangkan yang terakhir adalah analisis terhadap tujuan

pemanfataan bentuk atau satuan ligual tertentu dalam karya sasta. Penciptaan

bentuk-bentuk kebahasaan yang unik dan khas, serta estetik oleh sastrawan

tentunya memiliki tujuan tertentu (Al’Maruf, 2012: 21-22).

Adapun kerja stilistika yakni dengan mencari bukti-bukti liguistik yang

mempertimbangkan mendukung tujuan-tujuan yang ada ‘seeking linguistic

evidence’ Berbagai aspek yang ada dalam bahasa teks perlu dianalisis dengan

seksama. Aspek yang dianalisis untuk teks sastra adalah berbagai tanda liguistik

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 16: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

27

‘linguisticfeatures’ yang meliputi aspek bunyi, diksi, stuktur, bahasa figuratif

(pemajasan), sarana retorika (penyiasatan struktur), serta konteks dan kohesi.

Berbagai aspek inilah yang dikaji untuk ditemkan keberadaannya dalam sebuuah

teks yang akan dikaji. Hasilnya dideskripsikan dalam bentuk deskripsi kebahasaan

‘linguistic description’. Karena kajiannya berupa kajian stilistika maka langkah

berikutnya adalah menjelaskan peran dan fungsi setiap aspek kebahasaan itu

dalam kaitannya dengan tujuan memperoleh efek keindahan (Nurgiantoro,

2012:101).

Berdasarkan uraian pendapat para ahli mengenai pengertian, tujuan dan

lapangan kajian stilistika (lihat uraian Bab II ) serta berdasarkan beberapa

penelitian yang menggunakan stilistika sebagai pendekatannya, kajian stilistika

terhadap cerpen karya Seno Gumira Ajidarma ini menerapkan kajian stilistika

yang tidak lagi berfokus pada penyimpangan pemakaian bahasa dalam cerpen.

Kajian stilistika ini meliputi pembahasan mengenai kekhasan, keunikanAntologi

Cerpen “Senja dan Cinta yang Berdarah” karya Seno Gumira Ajidarma dalam

pemakaian kata, dan bahasa figuratif.

3. Gaya dalam Kajian Stilistika

Di beberapa buku pengertian tentang gaya dibahas sebagai bagian dari

retorika. Gaya dianggap sebagai sarana yang dipergunakan oleh pengarang untuk

mencapai tujuannya. Pedapat lain mendefinisikan gaya sebagai variasi. Gaya ialah

segala sesuatu yang memberikan ciri khas dibandingkan dengan teks-teks lainnya.

Variasi dapat dijumpai di dalam ungkapan saja (dualistik didalam keseluruhan

ungkapan dan isi (monistik). Variasi ini diklasifikasikan dan dikenal sebagai pola-

pola gaya dalam struktur teks, meliputi (1) penambahan/pengulangan, (2)

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 17: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

28

penukaran, (3) penggantian, (4) penghapusan. Empat jenis transformasi di atas

dapat dikaitkan dengan sintaksis, semantik, dan bunyi ‘fonologi’ (Luxemburg,

1992:104-105).

Kaitannya seorang pengarang sebagai pembuat teks, berhubungan dengan

masalah bagaimana cara (seseorang) menyatakan sesuatu sedangkan hubungan

selanjutnya berkaitan dengan apa yang akan dikatakan. Sebuah fiksi hadir

dihadapan pembaca untuk mengenalkan dunia. Untuk mengenalkan ini hanya

dapat dicapai melalui sarana bahasa(Nurgiyantoro, 2010:277).

Bahasa merupakan sarana bagi seorang pengarang untuk menunjukan gaya

atau stile pada masyarakat pembaca. Adapun gaya ini merupakan kekhasan yang

dimiliki oleh seorang pengarang, baik dari pilihan kata yang digunakan, kalimat

yang diberdayakan maupun bahasa-bahasa figuratif yang digunakan. Teknik

pengarang dalam memberdayakan bahasa sedemikian rupa untuk menuangkan

ide, gagasan, pikiran inilah yang disebut sebagai gaya.

Hal ini sejalan dengan yang disampaikan Stanton yang mengatakan bahwa

gaya merupakan cara pengarang dalam menggunakan bahasa. Misalnya dua orang

menggunakan alur, karakter, dan latar yang sama, hasil tulisan keduanya bisa

sangat berbeda. Perbedaan ini terletak pada bahasa yang menyebar dalam

berbagai aspek seperti kerumitan, ritme, panjang pendek kalimat, detail, humor,

kekongkretan, dan banyaknya imaji dan metafora. Campuran dari berbagai aspek

di atas (dengan kadar tertentu) akan menghasilkan gaya (Stanton, 2007: 61).

4. Diksi

Pada hakekatnya diksi berasal dari bahasa Latin ‘dicere’, ‘dictum’yang

berarti ‘to say’.Di sisi lain, diksi juga diartikan sebagai pemilihan dan penyusunan

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 18: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

29

kata-kata dalam tuturan atau penulisan (Scott dalam Al-Ma’ruf, 2012: 50). Pada

konteks yang lebih konkret dapat dilihat apabila seseorang mendengar kata roti,

maka tidak ada yang berfikir tentang sesuatu barang yang terdiri dari, tepung air,

ragi, mentega yang telah di panggang. Orang akan berfikir kepada esensi yang

baru yaitu sejenis makanan, roti,‘bread’, ‘Brot’, ‘brood’, ‘pain’, ‘pains’. Bunyi

atau bentuk (rangkaian huruf ) yang akan mengarahkan perhatian kita kepada

jenis makanan itu. Oleh karena itu kata dapat didefinisikan sebagai rangkaian

bunyi atau simbol yang tertulis yang menyebabkan orang berfikir tentang sesuatu

hal dan makna sebuah kata diperoleh berdasarkan konvensi atau kesepakatan

umum tentang interelasi antara sebuah kata dengan referensinya (Keraf, 2010: 87-

88).Diksi merupakan pilihan kata-kata yang digunakan oleh pengarang dalam

karyanya dengan tujuan untuk mencapai efek makna tertentu. Dalam hal ini

berhubungan dengan makna denotasi dan makna konotasi. Keberaadaan kata-kata

ini selanjutnya menjadi sangat esensial dalam karya sastra. Kata-kata yang

dikombinasikan dalam berbagai variasi akan mampu menggambarkan ide, angan,

dan perasaan (Al-Ma’ruf, 2012: 49).

Di dalam konteks ini, diksi dinilai sangat erat kaitannya dengan karya sastra.

Seorang pengarang dituntut untuk dapat memilih dan memilah kata-kata tertentu

untuk mencapai efek estetis yang diinginkan, dengan tanpa mengesampingkan

makna atau ide, gagasan yang hendak disampaikan. Pada dasarnya di dalam

proses pemilihan kata-kata inilah pengarang seringkali mengalami pergulatan

penyair dengan karyanya, bagaimana pengarang memilih kata-kata memadu

padankan dengan kata-kata yang lain yang benar-benar mengandung arti yang

sesuai dengan yang diinginkannya, baik dalam arti konotatif maupun denotatif.

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 19: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

30

Kata merupakan kesatuan tak terpisahkan antara aspek bentuk ‘signifiant’

dengan aspek arti ‘signifie’. Pemahaman ‘signifie’ dalam kesadaran batin penafsir

akan membuahkan gambaran signifikantum sebagaimana tertandi lewat

signifikannya. Sehingga relasi antara keduanya yakni antara lambang kebahasaan

dengan sesuatu yang dilambangkannya ada dalam hubungan ganda itulah, kata

sebagai lambang kebahasaan memungkinkan untuk diubah relasinya menjadi

makna lain (Al-Ma’ruf, 2012:51-52). Pengubahan relasi sebuah kata sehingga

tercipta makna lain, makna yang sekaligus dapat mewakili nilai estetis yang

dikehendaki pengarang menjadi fenomena tersendiri dalam pemberdayaan kata

pada sebuah karya sastra.

Kata yang di rangkai sehingga membentuk kelompok kata mampu

menimbulkan makna baru dari sekedar perpaduan makna unsur-unsur yang ada.

Kata yang dikombinasikan dengan kata-kata lain dalam berbagai variasi mampu

menggambarkan berbagai ide, pikiran, dan perasaan. Kaitannya sebagai medium

ekspresi ide dan gagasan ini kesatuan antara lambang dengan yang dilambangkan

sangat padu. Sebagai contoh kata buah mengacu kepada arti bagian dari

tumbuhan, jika matang biasanya manis, harum, sebagian besar dapat

dikonsumsi, mengandung vitamin, baik untuk kesehatan. Dalam prosesnya untuk

mengekpresikan sesuatu, kata buah dapat bermakna lain seandainaya melekat

pada lambang kebahasaan itu sendiri. Kata buah, maknanya dapat diekspresikan

sebagai ide atau angan tentang hasil dari jerih payah, bukan lagi sebagai bagian

dari tumbuhan. Misalnya pada kata buah karya, buah dalam buah karya dalam hal

ini mengalami perubahan makna. Lambang buah karya mengacu pada pengertian

hasil karya, atau hasil cipta. Demikian halnya jika melekat pada kata cinta, maka

menjadi bentuk kebahasaan dengan makna yang berbeda pula, misalnya buah

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 20: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

31

cinta. Maka kata buah mengalami perubahan makna, tidak lagi sebagai bagian

dari tumbuhan yang mengandung vitamin melainkan, anak.

5. Bahasa Figuratif

Figuratif berasal dari bahasa latin figura, yang berarti form, shape. Figura

berasal kata ‘fingere’dengan arti ‘to fashion’. Istilah ini sejajar dengan pengertian

metafora (Scott dalam Al-Ma’ruf, 2012: 59).

Beberapa ahli mengidentifikasikan bahasa figuratif sebagai bahasa retorika

dalam karya sastra. Retorika merupakan pemberdayaan semua unsur bahasa baik

yang menyangkut masalah pilihan kata dan ungkapan,struktur kalimat,

segmentasi, penyusunan dan penggunaan bahasa kias, pemanfaatan bentuk citraan

yang disesuaikan dengan tujuan. Adanya kekhasan, ketepatan, kebaruan

pemilihan bentuk-bentuk pengungkapan tergantung pada kemampuan imajinasi

dan kretivitas pengarang (Nurgiantoro, 2010: 295-296).

Bahasa figuratif merupakan retorika sastra, pengungkapannya dengan kias

menyaran pada makna literal ‘literal meaning’, memanfatkan bahasa sedemikian

rupa untuk memperoleh efek estetis. Dalam kajian stilistika karya sastra

mencakup majas, idiom, dan peribahasa. Majas, idiom dan peribahasa dipandang

representatif dalam mendukung gagasan pengarang, selain dari ketiganya cukup

banyak dimanfaatkan para sastrawan dalam karyanya(Al-Ma’ruf, 2012: 60-61).

Sedangkan unsur style yang berujud retorika menurut Abrams dalam

Nurgiyantoro (2010) terdiri dari bahasa figuratif ‘figurative language’ dan wujud

pencitraan ‘imagery’. Sedangkan bahasa figuratif dibedakan ke dalam (1) ‘figures

of thought’ atau ‘tropes,’ dan (2) ‘figures of speech, rhetorical figures,’ atau

‘schemes’ Yang pertama merujuk pada penggunaan unsur kebahasaan yang

menyimpang dari makna yang harfiah dan lebih menyaran pada makna literal

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 21: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

32

‘meaning’, sedangkan yang kedua lebih menunjuk pada masalah pengurutan kata,

masalah permainan struktur. Jadi yang pertama mempersoalkan pada

pengungkapan dengan cara kias, sedangkan yang kedua denga penyiasatan

struktur. Stile ini yang merupakan retorika klasik, yang biasa dianggap hanya

“gaya bahasa”(Nurgiyantoro, 2010:296).

a. Idiom

Idiom sering disejajarkan dengan konsep atau pengertian peribahasa dalam

bahasa Indonesia. Menilik pada konsep idiom yang disampaika Keraf, makna

idiom jauh lebih luas daripada peribahasa. Idiom merupakan “Pola-pola struktur

yang menyimpang dari kaidah-kaidah bahasayang umum, biasanya berbentuk

frasa, sedangkan artinya tidak bisa diterangkan secara logis atau secara

gramatikal , dengan bertumpu pada kata-kata yang membentuknya”(Keraf,

2010:109).

b. Simile

Konsep tentang simile sering disebut pula sebagai ‘persamaan’. Simile

atau persamaan merupakan gaya bahasa perbandingan. Perbandingan ini bersifat

eksplisit karena ia secara langsung menyatakan sesuatu sama dengan yang lain.

Oleh karena itu upaya yang digunakan dalam perbandingan ini juga bersifat

eksplisit yaitu dengan kata-kata: seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana, dan

sebagainya (Keraf, Gorys, 2010: 138).

Simile seringkali digunakan dalam karya sastra. Pemilihan dan

penggunaan simile yang dilakukan pengarang memiliki tujuan yang hampir sama

yakni untuk menyampaikan gagasan dan pikiran dengan lebih jelas kepada

pembaca tanpa mengesampingkan tujuan estetis yang dikehendaki. Simile

merupakan bagian dari gaya bahasa figuratif yang dapat membuat komunikasi

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 22: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

33

bahasa menjadi lebih hidup dan lancar.Sejauhmana simile dalam karya sastra

prosa diberdayakan untuk mengungkapkan gagasan dan pikiran pengarang dan

sekaligus mencapai efek estetis?. Pertanyaan seperti inilah nanti yang akan

digunakan untuk mengupas cerpen karya Gumira Aji Darma dalam penelitian ini.

c. Konotasi

Konotasi atau makna konotatif disebut juga makna konotasional, makna

emotif atau makna evaluatif. Dalam makna konotatif antara stimulus dan respon

mengadung nilai-nilai emosional. Makna konotatif ini terjadi karena pembicara

bermaksud menimpulkan efek emosional seperti senang-tidak senang. Kaitannya

dengan aspek perasaan, Misalnya kata mati, meninggal, wafat,gugur, mangkat,

berpulang,memiliki denotasi yang sama, namun memiliki konotasi yang berbeda

pada kata meninggal, wafat, berpulang memiliki konotasi kesopanan. Kata

mangkat memiliki konotasi “kebesaran”, dan gugur memiliki nilai keagungan dan

keluhuran. Hal ini akan berbeda pada kata persekot, uang muka atau panjar hanya

mengandung makna denotatif (Keraf, 2010:28-30).

Jadi sebuah kata mengandung makna denotasi dan makna konotasi apabila

kata tersebut disamping memiliki makna dasar yang melekat juga memiliki makna

tambahan yang mempertimbangkan aspek hubungan sosial. Jika sebuah kata tidak

memiliki makna konotasi tetapi hanya memiliki makna denotasi saja artinya

dalam hubungan sosial kata tersebut dianggap tidak memiliki nilai emosional.

d. Metafora

Secara etimologis metafora berasal dari akar kata ‘meta’ + ‘pherein’

(Yunani). ‘Meta’ berarti disamping, sesudah, mengatasi, sedangkan ’pherein’

berarti membawa, mengalihkan. Dari devinisi ini metafora berarti membawa

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 23: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

34

keluar, di samping atau di atasnyasehingga suatu kelompok kata memiliki makna

yang berbeda (Ratna, 2013: 187).

Metafora adalah analogi yang membandingkan dua hal secara langsung,

tetapi dalam bentuk yang singkat. Misalnya bunga bangsa, buaya darat, buah hati,

cendera mata dan sebagainya. Metafora tidak menggunakan kata-kata

pembanding: seperti, bak, bagaikan, sehingga pokok pertama langsung

dihubungkan dengan pokok kedua. Proses terjadinya metafora hampir sama

dengan simile tetapi kemudian berangsur-angsur keterangan mengenai persamaan

dan pokok pertama dihilangkan (Keraf, 2010:139).

Metafora didefinisikan melalui dua pengertian, secara sempit dan secara

luas. Pengertian di atas bahwa majas metafora termasuk majas perbandingan

termasuk pengertian secara sempit. Pengertian metafora secara sempit adalah

majas seperti metonomia, sinekdoke, hiperbola dan sebagainya. Sedangkan

pengertian secara luas diartikan sebagai semua bentuk kiasan, penggunaan bahasa

yang dianggap ‘menyimpang’ dari bahasa baku(Ratna, 2013: 181).

Sebagai perbandingan metafora memiliki unsur yang dibandingkan dan

unsur pembanding atau dua ‘term‘ atau dua bagian. ‘Term’ pokok ‘principal term’

dan term kedua ‘secondary term’. ‘Term‘pokok disebut juga ‘tenor’, term kedua

disebut juga ‘vehicle’.‘Term’ pokok atau term tenor menyebutkan hal yang

dibandingkan, sedangkan term kedua atau ‘vehicle’ adalah hal yang untuk

membandingkan. Misalnya ‘Bumi adalah perempuan jalang’ maka ‘Bumi’ adalah

‘term‘pokok, sedangkan ‘perempuan jalang’ ‘term’ kedua atau ‘vehicle.’

Terhadap fenomena di atas seringkali seorang pengarang langsung menyebut

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 24: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

35

‘term’ kedua tanpa menyebutkan ‘term’ pokok atau tenornya. Inilah yang

selanjutnya disebut sebagai metafora implisit ‘implied metaphore’(Pradopo,

2009:66).

e. Metonomia

Metonomia seringkali dibicarakan bersama-sama dengan metafora. Hal ini

karena antara metafora dan metonomia saling berkaitan. Secara etimologis

memiliki ciri-ciri yaitu adanya perubahan makna sehingga objek dapat dikaitkan

dengan apa yang dimaksudkan. Perbedaan antara keduanya adalah jika metafora

dengan cara mengalihkan, melalui persamaan dan perbandingan, didasarkan atas

proses seleksi, pilihan satu tanda dengan tanda-tanda yang lain, sedangkan

metonomia dengan mengatasnamakan, menampilkan konsep-konsep secara

bertautan, berdekatan, bersebelahan, dan berdampingan. Hubungan dalam

metonomia antara bagian dan keseluruhan, penghasil dan benda-benda yang

dihasilkan, sebab dan akibat, ruang dan waktu. Oleh karena itu ciri khas dari

metonomia adalah sinekdoke (Ratna, 2013: 202-203).

Metonomia dan sinekdoke merupakan bahasa kiasan yang jarang dijumpai

pemakaiannya dibandingkan dengan metafora, perbandingan, dan personifikasi.

Berikut contoh yang diambilkan dari sajak Toto Sudarto Bachtiar dalam “Ibu

Kota Senja”.

Klakson dan lonceng bunyi bergiliran

.....

Dan perempuan mendaki tepi sungai kesayangan

Di bawah bayangan samar istana kejang

O, kota kekasih setelah senja

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 25: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

36

Kata Klakson dan Lonceng dimaksudkan untuk mengganti orang-orang

atau partai yang bersaing adu keras suaranya. Sungai kesayangan mengganti

Sungai Ciliwung. Istana mengganti kaum kaya yang memiliki rumah-rumah

seperti istana. Kota kekasih adalah Jakarta (Pradopo, 2009: 77-78).

f. Personifikasi atau ‘Prosopopoeia;

Personifikasi atau ‘Prosopopoeia’ adalah bahasa kiasan yang

menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang yang tidak bernyawa

seolah-olah memiliki sifat-sifat kemanusiaan. Personifikasi (penginsanan)

merupakan suatu corak khusus dari metafora, yang mengiaskan benda-benda mati

bertindak, berbuat, berbicara seperti manusia. Penginsanan dalam personifikasi

adalah benda-benda mati bertindak dan berbuat seperti manusia, atau perwatakan

manusia, baik dalam tindak-tanduk, perasaan, dan perwatakan manusia lainnya

(Keraf, 2010: 140).

g. Hiperbola

Gaya bahasa hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung suatu

pernyataan yang berlebihan, dengan membesar-besarkan suatu hal (Keraf, 2010:

135). Hiperbola merupakan sarana retorika yang banyak kita jumpai pada karya-

karya berbentuk puisi. Gaya ini sering pula digunakan pada teks-teks fiksi dalam

bentuk prosa yang dimaksudkan untuk menegaskan, menekankan, atau

mengintensifkan penuturan. Selain itu dalam kehidupan sehari-hari pun gaya

bahasa hiperbola ini seringkali digunakan dalam percakapan (Nurgiyantoro, 2014:

261-263).

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 26: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

37

Adapun penggunaan Hiperbola pada cerpen karya Seno Gumira Ajidarma

berjudul Sepotong Senja untuk Pacarku terlihat pada kutipan berikut ini.

Jadi, begitulah Alina, kuambil juga senja itu. Kukerat dengan pisau Swiss

yang selalu kubawa, pada empat sisinya, sehingga pada cakrawala itu

berbentuk lubang sebesar kartu pos. Dengan dua senja disaku kiri dan

kanan aku melangkah pulang. Bumi berhenti beredar di belakangku,

menjadi kegelapan yang basah dan bacin. Aku mendaki tangga kembali

menuju gorong-gorong bumiku yang terkasih (SCB: 447).

Data tersebut merupakan contoh pengarang memanfaatkan gaya bahasa

Hiperbola yang indah dan khas karena merupakan bentuk kreasi yang baru karya

Seno Gumira Ajidarma. Bentuk hiperbola ini melukiskan sesuatu dibesar-

besarkan, namun demikian justru semakin menarik.

B. Pengertian Stilistika dalam Karya Sastra Cerpen.

Karya sastra adalah hasil kreasi pengarang yang dilakukan melalui proses

kontemplasi dan refleksi dari berbagai fenomena kehidupan yang ada pada

lingkungan sosial budaya yang melingkupinya. Fenomena ini bisa terjadi pada

berbagai aspek kehidupan. Sebagi karya seni, karya sastra menggunakan bahasa

sebagai medium untuk menyampaikan ide, gagasan, pikiran pengarang. Sebagai

media ekspresi bahasa yang digunakan memiliki nilai estetik yang dominan (Al

Ma’ruf, 2012:1-2).

Dalam beberapa penelitian stilistika, seringkali seorang peneliti

menggunakan teori sturuktural untuk kemudian melalukan pendekatan dengan

menggunakan teori stilistika. Hal ini dimaksudkan bahwa sebuah karya sastra

tidak bisa dilepaskan begitu saja dari aspek yang membangunnya yakni unsur

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 27: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

38

intrinsik dan unsur ektrisnik. Sekaitan dengan hal tersebut maka perlu kiranya

penulis menguraikan tentang hal-hal yang berhubungan dengan cerpen sebagai

sebuah karya sastra dan unsur yang membangunnya.

Secara umum konsep cerpen dapat diuraikan dari beberapa hal, Aziez dan

Hasim, Abdul (2012) dalam bukunya berjudul “Menganalisis Fiksi Sebuah

Pengantar” menguraikan beberapa perihal cerpen sebagai berikut.

1. Prinsip-prinsip tentang cerita pendek disampaikan oleh tokoh Edgar

Allan Poe. Prinsip ini muncul sekitar abad kesembilan belas. Edgar

menetapkan batas panjangnya, yaitu cerita pendek harus cukup

panjang dibaca sela kurang lebih satu setengah jam. Plot yakni

rangkaian peristiwa yang terjalin antara peristiwa yang satu dengan

peristiwa yang lain merupakan serangkaian peristiwa yang menuju

klimaks. O, Henri menaambahkan ciri cerpen ini dengan ‘surprise

ending’.

2. Materi cerpen dapat berupa humor, petualangan, misteri, realisme,

drama, detektif, kajian psikologis tokoh dan sebagainya.

3. Plot atau alur dalam cerita pendek memiliki pendahuluan yang pendek

dan ‘to the poit’. Klimaks muncul di ujung, skadang muncul di akhir

sehingga mengundang pembaca untuk tetap bertahan membaca hingga

akhir cerita. Adapula metode lin yakni klimaks di awal cerita lalu

menggunakan metode kilas balik atau flashback. Kilas balik atau

‘flashback’dimaksudkan untuk menunjukan sebab terjadinya klimak

yang telah diceritakan pada bagian awal. Dalam cerpen hanya terdapat

satu aspek kehidupan saja yang digarap, hal ini berbeda dengan novel.

Plot hanya sebagai alat untuk mengembangkan penokohan bukan

sebagai tujuan akhir.

4. Karena sempitnya ruang dalam cerpen, sehingga tokoh-tokoh yang

adapun jumlahnya tidak banyak. Penggambaran terhadap tokoh tidak

dilakukan secara penuh. Keberadaan tokoh sebagai individu tetap

diperhatikan sekalipun tidak dikethui nama dan rupa mereka (Azies

dan Hasim, Abdul, 2010:34-35).

Cerita pendek haruslah berbentuk ‘padat’. Jumlah kata dalam cerpen harus

lebih pendek dari jumlah kata pada novel. Dalam novel terdapat bab yang

menjelaskan unsurnya satu demi satu. Sebaliknya dalam cerpen pengarang

menciptakan karakter, semesta mereka, dan tindakan-tindakannya sekaligus.

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 28: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

39

Menurut teori Poe, cerita dalam cerpen dilingkupi oleh dua efek ‘kengerian’ dan

‘kecerdasan’. Dua efek ini menguras habis emosi dan intelegensi

pembaca(Station, 2007:76-80).

Ukuran panjang pendek seringkali menjadi ukuran untuk menentukan

apakah suatu karya sastra prosa itu disebut cerpen, atau novel. Hal ini tentu tidak

salah, karena ukuran memang menjadi salah satu ciri dari cerpen disamping ciri-

ciri lain yang melekat. Misalnya ceritanya berpusat pada seorang tokoh saja.

Dalam stilistika bentuk fisik dalam hal ini ukuran panjang atau pendek

sebuah wacana sastra dalam hal ini adalah cerpen tidak menjadi persoalan. Karena

stilistika sebagai sebuah ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya

tidak mempersoalkan panjang pendek wacana yang menjadi objek kajiannya.

Stilistika dalam penelitiannya dapat saja berangkat dari teori struktural. Yakni

dengan menganalisis unsur-unsur yang membangun karya sastra. Setelah itu

secara bersama-sama mengkaji aspek-aspek stilistika dalam objek kajiannya. Hal

ini tentu akan menjadikan hasil penelitiannya lebih kompleks. Artinya selain

aspek stilistika penelitian seperti ini juga akan bisa mendeskrepsikan komponen-

komponen lain yang membangun sebuah karya sastra.

C. Penelitian Tentang Stilistika

Di dalam penelitian yang relevan, akan diurai beberapa hasil penelitian

stilistik terhadap karya sastra, baik jenis puisi, novel maupun cerpen. Uraian

tersebut bertujuan untuk memberikan gambaran singkat mengenai perbedaan

penelitian stilistika antara peneliti yang satu dan peneliti yang lainnya. Penelitian

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 29: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

40

tersebut akan dijadikan sebagai salah satu pijakan oleh peneliti di dalam

melakukan penelitian dalam tesis ini.

Sastra Indonesia sebagai media ekspresi berbagai gagasan modern,

pencerminan atau pencarian jatidiri untuk membangun kebudayaan baru (Alwi,

2011: 221). Oleh karena itu bermunculanlah produk-produk karya sastra itu, baik

yang berupa cerpen, novel maupun puisi sebagai wujud ekspresi. Demikian

halnya terhadap kajan-kajian sastra di Indonesia terus dilakukan, seiring dengan

mengalirnya produk sastra tersebut.

Sejauh pengetahuan penulis penelitian dengan menggunakan kajian

stiistika terhadap karya sastra belum begitu banyak dilakukan, misalnya penelitian

stilistika terhadap karya novel, puisi maupun cerpen. Diantara ketiga karya sastra

tersebut, puisilah yang seringkali menjadi sasaran kajian stilistika dibandingkan

dengan dua diantaranya yaitu cerpen dan novel. Seperti yang ditulis oleh

A.Teeuw dalam bukunya tergantung pada kata (1980).

Penelitian stilistika lain ditulis oleh Mamik Purwaningsih dari program

studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Sebelas Maret dengan judul

tesisnya “Analisis Stilistika dan Nilai-nilai Pendidikan Kumpulan Puisi Mata

Puisi Karya D. Zawawi Imron”. Penelitian-penelitian relevan lain, akan dibahas

secara rinci sebagai berikut.

Penelitian terhadap karya sastra dengan objek kajian cerpen dilakukan oleh

Jabrohim dengan judul “Senyum Karyamin Sebuah Tinjauan Stilistika” (2014).

Satu tahun kemudian penelitian ini diterbitkan atas kerjasama antara Masyarakat

Poetika Indonesia dengan penerbit Pustaka Pelajar menjadi buku. Penelitian ini

telah berhasil. (a) Mendudukan stilistika sebagai linguistik terapan

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 30: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

41

(appliedlinguistics) untuk menganalisis karya sastra Indonesia. (b) Memberikan

metode hermeneutik/metode pemahaman interpretatif terhadap karya sastra,

khususnya cerpen dengan menggunakan metode stilistika. (c) Memberikan model

analisis wujud pemakaian bahasa dalam karya sastra.

Tujuan penelitian yang dilakukan oleh Jabrohim ini, untuk (1) mengetahui

gaya kalimat dan sarana retorika cerpen-cerpen Ahmad Tohari yang terhimpun

dalam Senyum Karyamin. (2) gaya kata yang dipakai dalam cerpen-cerpen

Ahmad Tohari yang terhimpun dalam Senyum Karyamin. (3) mengetahui makna

yang terimplisitkan pada cerpen-cerpen Ahmad Tohari yang terhimpun dalam

Senyum Karyamin. Selain itu terdapat tujuan teoretik dan tujuan praktis. Secara

teoretik penelitian ini bertujuan untuk menyumbangkan pandangan bagi

pengembangan ilmu sastra, khususnya bidang stilistika sehingga dapat

memperkaya khasanah studi stilistika di Indonesia. Secara praktis penelitian ini

bertujuan untuk dapat memotifasi para peneliti sastra lainnya agar tertarik untuk

mengadakan penelitian sastra secara stilistika.

Penelitian yang dilakukan oleh Jabrohim ini menggunakan teori

strukturalisme dan semiotik. Adapun prosedur yang dilakukannya adalah sebagai

berikut. Pertama, cerpen-cerpen yang akan diteliti dianalisis ke dalam unsur-unsur

dengan tidak melupakan relasi antar unsur dalam keseluruhan. Kedua, setiap

unsur yang ada diberi makna sesuai dengan konvensi fiksi. Ketiga, sebelum

dianalisis karya sastra perlu dilakukan pemahaman makna karya sastra itu dengan

pembacaan semiotik, yakni berupa pembacaan hermeneutik. Pembacaan

hermeneutik merupakan pembacaan teks dengan disertai penafsiran terhadap teks

yang bersangkutan.Metode yang digunakan adalah identifikasi, artinya gejala

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 31: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

42

yang ada yang berkaitan dengan topik diidentifikasi untuk mempermudah

pengelompokan data. Pencapaian metode ini ditempuh melalui teknik pengamatan

dan pencatatan. Teknik pengamatan dilakukan untuk mengamati semua gejala

yang akan diteliti sedangkan teknik pencatatan dilakukan untuk mencatat semua

data yang diperoleh.

Hasil penelitian diperoleh deskripsi melalui pembacaan hermeneutik dapat

diidentifikasi bahwa cerpen-cerpen yang diteliti bermuara pada sistem nilai yaitu

sikap hidup khas masyarakat Jawa tradisional. Nilai ini meliputi sikap sabar, ‘rila’

dan ‘nrimo’. Selain itu pengarang penggunaan kosakata bahasa Jawa

dimaksudkan untuk menghadirkan efek estetis yang tidak bisa ditemukan

padanannya dalam bahasa Indonesia. Pada Analisis pemakaian gaya kata, kalimat

maupun bahasa figuratif banyak menggunakan ungkapan-ungkapan bahasa Jawa.

Gaya bahasa yang dominan meliputi penggunaan gaya bahasa personifikasi,

metafora dan hiperbola, repetisi. Pemanfaatan gaya bahasa dimaksudkan untuk

mengungkapkan gagasan pengarang sekaligus sebagai upaya pengarang dalam

mencapai efek estetis yang diinginkan (Jabrohim, 2014).

Karya ilmiah lain yang menggunakan stilistika sebagai ancangannya untuk

meneliti karya sastraadalah novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata dengan

judul “Analisis Stilistika Novel Laskar Pelangi”. Karya Ilmiah ini merupakan

tesis yang dilakukan untuk memperoleh gelar magister di Universitas Sebelas

Maret tahun 2010. Penelitian ini bersifat analisis terhadap pemilihan pemakaian

kosakata, aspek morfologis, aspek sintaksis dan penggunaan gaya bahasa

figuratif. Terdapat pada leksikon bahasa asing, leksikon bahasa jawa, leksikon

ilmu pengetahuan, kata sapaan, kata konotatif pada judul. Analisis terhadap aspek

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 32: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

43

kekhususan aspek morfologis yaitu pada penggunaan afiksasi leksikon bahasa

jawa dan bahasa inggris serta reduplikasi dalam leksikon bahasa jawa, kemudian

aspek sintaksis meliputi penggunaan repetisi, kalimat majemuk, dan pola kalimat

inversi. Pemanfaatan gaya bahasa figuratif yang unik dan menimbulkan efek-efek

estetis pada pembaca yaitu idiom, arti kiasan, konotatif, metafora, metonomia,

simile, personifikasi dan hiperbola.Data penelitian ini berupa satuan-satuan

lingual yang mengandung keunikan kosakata dan morfosintaksis serta keunikan

gaya bahasa.Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pustaka, simak dan

catat. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan analisis mengalir yang

terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data,

penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Karakter atau gaya pemilihan dan pemanfaatan kata, kalimat setiap

pengarang memiliki kekhasan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini

mempengaruhi komponen yang menjadi bahan kajian peneliti. Sehubungan

dengan hal itu, maka terdapat perbedaan dalam ranah ini diantaranya adalah pada

pemilihan dan pemakaian kata bahasa Jawa dalam cerpen yang dikaji.

Hasil penelitian yang terdapat dalam penelitian Novel berjudul “Laskar

Pelangi” karya Andrea Hirata ialah sebagai berikut. a) Keunikan atau kekhasan

pemakaian bahasa pada novel “Laskar Pelangi” dilatarbelakangi oleh faktor sosial

budaya dan pendidikan penulis yang diungkapkan melaui deskripsi ceritanya.

Adapun keunikan pemilihan dan pemakaian kosa kata yaitu tampak pada (1)

pemilihan dan pemakaian leksikon bahasa asing. (2) pemilihan dan pemakaian

leksikon bahasa jawa. b) Kekhususan aspek morfologis dalam novel “Laskar

Pelangi” karya Andrea Hirata yaitu pada penggunaan afiksasi pada leksikon

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 33: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

44

bahasa Jawa dan bahasa Inggris, dan reduplikasi data leksikon bahasa jawa.

Aspek sintaksis yaitu pemakaian repetisi, pemakaian kalimat majemuk dan

pemakaian kalimat inversi. c) Pemakaian gaya bahasa figuratif pada Novel

“Laskar Pelangi” membuat pengungkapan maksud menjadi lebih menarik.

Beberapa bahasa figuratif yang terdapat dalam pembahasan novel “Laskar

Pelangi” yaitu idiom, arti kiasan, konotasi, metafora, metonomia, simile,

personifikasi, dan hiperbola. Peneltian ini menekankan pada pendeskrpsian hasil

analisinya Adapun bagaimana penelitian ini dimanfaatkan untuk kepentingan

pembelajaran bahasa dan sastra indonesia di kelas tidak dilakukan (http//e-

journal.unsrat.ac.id/index.php/jets/article.../1421).

Berikut disajikan penelitian-penelitian lain yang telah dipublikasikan darie-

jornal dan prosiding. Pertama, Penelitian Nurul Setyorini yang telah dimuat dalam

prosiding dengan judul “Aspek-Aspek Stilistika Novel Lalita Karya Ayu Utami”

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskrepsikan diksi dalam novel, gaya bahasa,

citraan dan gaya kalimat dalam novel “Lalita” karya Ayu Utami. Metode yang

digunakan kualitatif deskreptif.Hasil penelitiannya adalah bahwa diksi asing

diperoleh fakta penggunaan diksi bahasa sansekerta dan kosakata sejarah

budha.Citraan yang diperoleh berkaitan erat dengan citraan pendengaran dan

penglihatan.Gaya bahasa diciptakan untuk memeperoleh nilai estetis.Kajian

kalimat pada novel Lalita meliputi kalimat pernyataan, kalimat pertanyaan,

kalimat panjang dan kalimat pendek (Setyorini, Nurul, 2016)).

Penelitian stilistika yang telah dipublikasikan dalam bentuk artikel berjudul

“Penggunaan Ungkapan Jawa dalam Kumpulan Puisi Tirta Kamandanu Karya

LinusSuryadi (pendekatan Stilistika Kultural)” dilakukan oleh Burhan

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 34: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

45

Nurgiyantoro. Metode yang digunakan kualitatif dengan pendekatan tekstual

dengan tujuan mengkaji penggunaan bahasa tertentu dalam sebuah wacana. Hasil

penelitian ini berupa kandungan makna, penggunaan kata dan ungkapan bahasa

Jawa dalam puisi “Tirta Kamandanu” Karya Linus Suryadi (Nurgiantoro, Burhan:

2014).

Dalam Jurnal Sastra Indonesia yang diterbitkan oleh Iniversitas Negeri

Semarang pada November 2013, terdapat penelitian stilistika dalam bentuk artikel

yang ditulis oleh Syaiful Munir dkk.Penelitian tersebut berjudul “Diksi dan

Majas dalam Kumpulan Puisi Nyanyian dalam Kelam karya Sutikno W.S:

Kajian Stilistika”.Tujuan penelitiannya yaitu untuk mengetahui penggunaan diksi

dan majas serta fungsinya. Dalam metode penelitian digunakan pendekatan

stilistika dengan cara menganalisis sistem liguistik karya sastra dan dilanjutkan

dengan menginterpretasi ciri-cirinya, dilihat dari tujuan estetis karya sastra

sebagai keseluruhan makna. Adapun hasil penelitian berupa pembuktian adanya

wujud penggunaan diksi dan majas ( Munir, Saiful dkk. 203).

Penelitian lain dalam bentuk artikel disarikan dari Laporan Penelitian

Kuaslitatif, dimuat dalam journal Nuansa (2013). Penelitian yang menggunakan

pendekatan kualitati ini menggunakan teknik pengumpulan data dokumentasi.

Kemudian berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan data dicatat dalam kartu data

setelah itu dianalisis dan dikelompokan. Hasil penelitian mengungkap banyak

penggunua ponsel yang tidak memperhatikan kesantunan berbahasa dalam

berkomunikasi menggunakan SMS (Adriana, Iswah. 2014)

Selanjutnya, berdasarkan pemantauan penulis lewat katalog di perpustakaan

secara manual maupun lewat komputer di Universitas Muhammadiyah

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 35: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

46

Purwokerto, penelitian terhadap karya sastra dengan menggunakan kajian

stilistika masih relatif sedikit. Terhitung selama kurun waktu 1995 sampai 2014

terdapat karya ilmiah berupa skripsi S1 yang menggunakan karya sastra dengan

menggunakan stilistika dengan objek kajian karya sastra prosa sebagai

tinjauannya, dari jurusan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia ialah Dewi

Rediati dengan judul skripsi “Analisis StilistikaKumpulan Cerpen Sebuah

Pertanyaan untuk Cinta Karya Seno GumiraAjidarma”(2005). Skripsi ini

menganalisis unsur stilistika yang berujud retorika. Penelitian ini merupakan jenis

penelitian deskreptif. Metode yang digunakan adalah dengan pembacaan dan

pencatatan. Hasil penelitian pada skripsi ini berupa deskrepsi penggunaan gaya

bahasa metafora yang meliputi penggunaan gaya bahasa personifikasi, hiperbola,

metonomia pada cerpen yang diteliti. Perbedaan dengan penelitian ini adalah dari

segi komponen stilistika yang digunakan. Pada skripsi berjudul “Analisis

StilistikaKumpulan Cerpen Sebuah Pertanyaan untuk Cinta Karya Seno

GumiraAjidarma” penulis hanya menyoroti satu aspek saja yakni pemanfaatan

bahasa figuratif. Sejauh mana pemanfaatan dan pemilihan bahasa figuratif ini

menjadi sesuatu yang khas, tidak diurai secara lebih mendalam.

Penelitian lain yang cukup baik tentang analisis stilistika juga ditulis oleh

Abdul Wachid B.S. Seorang sastrawan sekaligus pengajar pada STAIN

Purwokerto. Penelitian ini diterbitkan dalam sebuah buku berjudul “Analisis

Stuktural Semiotik, Puisi Surealistis Religius D. Zawawi Imron”. Tujuan

penelitian terhadap karya ini adalah untuk menguji kebenaran, yang pertama

bahwa sajak D. Zawawi Imron sebagai hasil sastra. Kedua, sajak ini memiliki

orisinilitas bahasa, disamping sebagai pernyataan ekspresi atau bagian hidup

penyair. Ketiga, dunia angan D. Zawawi Imron bergerak ke alam surealisme, yang

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 36: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

47

menolak kenyataan empiris.Dari kedua tujuan tersebut sama sekali berbeda

dengan penelitian ini. Bahwa penelitian berjudul “Analisis stilistika Antologi

cerpen karya Seno Gumira Ajidarma” ini tidak bertujuan untuk membuktikan

kebenaran tertentu yang menjadi fenomena yaitu aliran-aliran di dunia seni sastra

dan tentang keorisinilan sebuah karya sastra.

Metode dan teori yang digunakan pada penelitian Abdul Wachid B.S

merujuk pada teori semiotik yang mengacu pada pandangan Michael Riffaterre

dengan konsep dasarnya bahwa karya sastra disatu segi merupakan dialektika

antara pembaca dengan teks. Dengan cara kerja pembaca yang bertugas memberi

makna dengan menemukan makna, yaitu kata-katanya, menurut kemampuan

bahasanya yang berdasarkan fungsinya bahasa sebagai alat komunikasi tentang

gejala di dunia luar. Dalam tataran semiotik karya sastra yang di teliti juga

dibongkar secara struktural, atas dasar ‘significance’-nya; penyimpangan dari

kode bahasa dari makna biasa, dengan latar belakang keseluruhan karya sastra

yang disimpanginya.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa sajak-sajak D. Zawawi Imron

bukanlah sajak gelap melainkan sajak yang bernilai sastra. Sajak ini memiliki

orisinilitas yang dibangun melalui unsur kepuitisannya seperti diksi, bahasa

kiasan, citraan, sarana retorika, ataupun gaya sajak. Kemiripan dengan gaya

surealisme sebatas sebagai estetika, tidak pada pemikirannya. Pemikiran aku-lirik

sajak karya D. Zawawi Imron memasuki wilayah religiositas, yang dalam hal ini

religiositas Islam, berangkat dari konsep bahwa Allah adalah pencipta segala

sesuatu, pemelihara dan pelaksana, serta tempat kembali seluruh ciptaan (Wachid

Abdul.2012).

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 37: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

48

D. Teori Relevan

Ada beberapa ahli yang melakukan penelitian stilistika berangkat dari kajian

struktural terlebih dahulu. Dalam hal ini penelitian dilakukan dengan menganalisis

aspek struktural karya sastra setelah itu secara bersama-sama peneliti

mengolaborasikannya dengan aspek stilistika.

Mengacu pada penelitian-penelitian tentang stilistika yang telah dilakukan

oleh para peneliti terdahuludan telah dipublikasikan dalam bentuk artikel pada e-

jornal,prosiding, serta beberapa penelitian yang telah dibukukan dan di

publikasikan seperti yang telah di ulas pada sub-bab ‘penelitian yang

relevan’,penelitian ini berusaha berpijak pada penelitian-penelitian yang telah ada

tersebut dengan teori stilistika Ali Imron Al Ma’ruf (2012). Penelitian ini

mengambil dua aspek yang merupakan wilayah dalam kajian stilistika, kemudian

dilakukan analisis secara mendalam terhadap aspek stilistika tersebut.

Dalam penelitian ini kajian struktural tidak menjadi pijakan secara utuh

untuk menganalisis aspek stilistika. Peneliti bertolak dari sisi bahasa sebagai

sarana penyampai pesan dan gagasan pengarang. Penyampaian pesan dan gagasan

pengarang yang menggunakan medium bahasa inilah yang menjadi pijakan

peneliti.

Pada penelitian-penelitian stilistika yang telah dipublikasikan, upaya

mencermati gejala-gejala yang muncul sekaitan dengan pemilihan dan pemakaian

bahasa oleh pengarang pada umumnya dilakukan dengan memberikan

interpretasi. Karena sifat interpretasi ini sangat tergantung kepada kepekaan dan

pengalaman masing-masing peneliti maka hasil kajian terhadap karya sastra

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 38: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

49

menjadi subjektif. Akan tetapi terhadap hal ini jarang sekali muncul perdebatan

atau pertentangan. Hal ini dikarenakan sifat yang melekat pada karya sastra itu

sendiri.

Terhadap fenomena di atas, maka dalam penelitian ini interpretasi terhadap

objek kajian dilakukan dengan mendistorsi satuan-satuan gramatikal tertentu.

Sehingga upaya interpretasi menjadi lebih terukur dengan mengamati satuan

kebahasaan saat belum dilakukan distorsi dan setelahnya. Satuan kebahasaan yang

didistorsi adalah satuan kebahasaan yang dianggap memiliki kekhasan, keunikan

sesuai dengan aspek-aspek yang dikaji. Upaya ini dilakukan untuk membedakan

potensi estetis satuan kebahasaan yang didistorsi dengan satuan kebahasaan yang

asli. Selanjutnya, peneliti menggunakan istilah “pelesapan atau penghilangan dan

penggantian atau subtitusi’ dalam penjelasan lebih lanjut sekaitan dengan metode

penelitian pada bab III.

E. Landasan Pikir

Kumpulan cerpen “Senja dan Cinta yang Berdarah”karya Seno Gumira

Ajidarma merupakan salah satu bentuk karya sastra yang berbobot. Kumpulan

cerpen “Senja dan Cinta yang Berdarah”karya Seno Gumira Ajidarmaini terdiri

dari beberapa judul cerpen, seperti “Telepon dari Aceh”, “Sepotong Senja untuk

Pacarku”, “Cinta di Atas Perahu Cadik”, “Orang yang Selalu Cuci Tangan”.

Secara umum karya Seno Gumira Ajidarma memiliki banyak keistimewaan

diantaranya memiliki kekhasan tersendiri yang original dalam cerpen tersebut.

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui lebih dalam lagi

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 39: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

50

mengenai kekhasan, keunikan kebahasaan dalam cerpen berjudul“Telepon Dari

Aceh”, “Sepotong Senja untuk Pacarku”, “Cinta di Atas Perahu Cadik”, “Orang

yang Selalu Cuci Tangan” karya Seno Gumira Ajidarma dapat dikaji dari

parameter linguistik yakni melalui analisis stilistika.

Di dalam penelitian ini teori yang digunakan secaraumumdinilaiberbeda.

Apabila pada penelitian yang telah dilakuan (penelitian relevan) umunya teori

yang digunakanadalah teori struktural dengan aspek stilistika yang dikaji tidak

sama dengan penelitian ini. Maka di dalam penelitian ini peneliti

akanmemfokuskan diri pada teori stilistika secara murni dengan dua aspek

stilistika yang dianggap memiliki keunikan dan kekhasan dengan objek kajian

berupa karya sastra prosa.Oleh karena itu, teori yang digunakan dinilai sedikit

berbeda sehingga prosedurpenelitian yang digunakan juga akanberbeda. Adapun

prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini dipaparkan pada bab tiga.

Kajian stilistika pada kumpulan cerpen “Senja dan Cinta yang

Berdarah”karya Seno Gumira Ajidarmaini akan menitikberatkan pada teori

stilistika dengan menganalisis padaaspek, (1) aspek kata, (2) bahasa figuratif.

Secaraspesifik aspek kata menekankan pada kosakata bahasa asing sedangkan

penggunaan bahasa figuratif lebih dikhususkan pada analisis idiom, simile,

konotasi, metafora, metonomia, personifikasi, hiperbola.

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016

Page 40: BAB II KAJIAN TEORETIK A. Pengertian Stilistika.repository.ump.ac.id/2478/3/WIWIT SUPRIYATIN BAB II.pdf · stilistik berkisar pada deskripsi segi-segi linguistik yang ada dalam

51

Berikut disajikan bagan kerangka pikir dalam penelitian ini.

Gambar 2.4 Kerangka Pikir

Cerpen berjudul: ‘Telepon Dari Aceh’,

‘Sepotong Senja untuk Pacarku’, ‘Cinta di

Atas Perahu Cadik’, ‘Orang yang Selalu

Cuci Tangan ‘karya Seno Gumira

Ajidarma

Kekhasandan Keunikan

pemakaian bahasa

Kajian Stilistika

Kekhasan dan

keunikian pemilihan,

dan pemakaian kata

Kekhasan, pemilihan

dan pemakaian bahasa

figuratif

- Keunikan

kosakata

bahasa asing

- Idiom

- Simile

- Konotasi

- Metafora

- Metonomia

- Personifikasi

- Hiperbola

Aspek Stilistika Dalam..., Wiwit Supriyatin, Program Pascasarjana UMP, 2016