bab ii kajian pustaka 2.1 kajian teori 2.1.1 belajar dan...

14
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Hasil Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar menurut Ahmadi (2007). Belajar adalah “Proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan pelatihan”. Artinya dalam proses belajar yang diharapkan dari tujuan yang akan dicapai adalah perubahan tingkah laku siswa, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, dan sikap bahkan meliputi aspek pribadi. Pengertian belajar oleh Slameto (2003: 2) dalam bukunya Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar menurut Djamarah (2006) adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Menurut Sunarto (2009) dikemukakan beberapa pengertian belajar oleh beberapa ahli, yaitu yang pertama oleh Sardiman (2003) “Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Sardiman (2003) selanjutnya menyatakan bahwa “Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan”. Hakim (2005) belajar suatu proses perubahan didalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan kemampuan lain.

Upload: vuongdiep

Post on 28-Apr-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2659/3/T1_292008527_BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Teori . 2.1.1

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Belajar dan Hasil Belajar

2.1.1.1 Pengertian Belajar

Belajar menurut Ahmadi (2007). Belajar adalah “Proses perubahan perilaku

berkat pengalaman dan pelatihan”. Artinya dalam proses belajar yang

diharapkan dari tujuan yang akan dicapai adalah perubahan tingkah laku siswa,

baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, dan sikap bahkan meliputi

aspek pribadi.

Pengertian belajar oleh Slameto (2003: 2) dalam bukunya Belajar dan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya “Belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

Belajar menurut Djamarah (2006) adalah proses perubahan perilaku berkat

pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku,

baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan

meliputi segenap aspek organisme atau pribadi.

Menurut Sunarto (2009) dikemukakan beberapa pengertian belajar oleh

beberapa ahli, yaitu yang pertama oleh Sardiman (2003) “Belajar adalah

memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman.

Sardiman (2003) selanjutnya menyatakan bahwa “Belajar adalah mengamati,

membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti

petunjuk/arahan”.

Hakim (2005) belajar suatu proses perubahan didalam kepribadian manusia,

dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan

kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,

kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan kemampuan lain.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2659/3/T1_292008527_BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Teori . 2.1.1

8

Morgan (2009) menyebutkan bahwa suatu kegiatan dikatakan belajar

apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Belajar adalah perubahan tingkah laku;

b. Perubahan terjadi karena latihan dan pengalaman, bukan karena

pertumbuhan;

c. Perubahan tersebut harus bersifat permanen dan tetap ada waktu yang

cukup lama.

Belajar terdiri dari input kemudian proses (belajar) dan menghasilkan output

(hasil belajar) dapat dijelaskan bahwa proses belajar yang biasa akan

menghasilkan output atau hasil belajar yang biasa pula, jadi faktor-faktor yang

memepengaruhi belajar juga akan mempengaruhi atau berdampak pada hasil

belajar. Berikut dijelaskan bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar menurut Slameto (2003: 54) faktor-faktor belajar digolongkan menjadi 2

yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam

diri individu yang sedang belajar dan faktor ekstern adalah faktor yang ada di

luar individu. Dalam faktor intern terdapat faktor jasmaniah yang meliputi

kesehatan, cacat tubuh, kemudian faktor psikologis yang meliputi inteligensi,

perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan, dan yang terakhir adalah

faktor kelelahan. Selain faktor intern juga terdapat faktor ekstern diantaranya

adalah Faktor Keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antaranggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar

belakang kebudayaan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah sesuatu yang dilakukan dengan

melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga. Gerak raga yang harus sejalan dengan

proses jiwa untuk mendapatkan suatu perubahan. Perubahan sebagai hasil dari

proses belajar adalah perubahan jiwa yang mempengaruhi tingkah laku

seseorang dan menambah pengalaman.

2.1.1.2 Pengertian Hasil Belajar

Menurut Subiyanto (2008), hasil belajar adalah sesuatu yang digunakan

untuk menilai hasil pelajaran yang telah diberikan kepada siswa dalam waktu

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2659/3/T1_292008527_BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Teori . 2.1.1

9

tertentu. Menurut Sutrisno (2008), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki

siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Hasil belajar menurut Sudjana (2005: 22) adalah kemampuan-kemampuan

yang domiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Hasil belajar menurut pandangan Hamalik (2009) hasil belajar adalah bila

seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku orang tersebut. ”.

Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai individu atau siswa setelah siswa

tersebut mengalami atau melakukan soatu proses aktivitas belajar dalam waktu

jangka waktu yang tertentu. Hasil belajar atau prestasi belajar itu merupakan

kecakapan aktual (actual Ability) yang diperoleh siswa, kecakapan potensial

(potential ability) yaitu kemampuan dasar yang berupa disposisi yang dimiliki

individu untuk mencapai prestasi.

Cara mengetahui hasil belajar siswa, guru dapat melakukan dengan

berbagai cara salah satunya adalah dengan melakukan evaluasi dan tes. Evaluasi

pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjamin, dan penetapan mutu

pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang

dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggara

pendidikan (UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas). Ulangan adalah proses

yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara

berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan

perbaikan hasil belajar peserta didik.

Menurut Lina (2009) hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah

dicapai oleh seseorang. Hasil belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh

seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Jadi hasil belajar adalah

hasil yang diperoleh seseorang dari proses belajar yang telah dilakukannya.

Menurut Adinova (2010), “dalam belajar terdapat hal-hal yang harus

diperhatikan agar prestasi belajar dapat dicapai dengan baik, yaitu: (1) belajar

dengan teratur, (2) disiplin, (3) konsentrasi, (4) pengaturan waktu.

Fungsi dan tujuan penilaian hasil belajar mencakup tujuan umum dan khusus,

tujuan penilaian antara lain sebagai berikut: (a) Tujuan umum penilaian hasil

belajar meliputi :, (1) Menilai pencapaian kompetensi peserta didik, (2)

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2659/3/T1_292008527_BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Teori . 2.1.1

10

Memperbaiki proses pembelajaran, (3) Sebagai bahan penyusunan laporan

kemajuan belajar siswa. (b) Tujuan khusus penilaian hasil belajar meliputi : (1)

Mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa, (2) Mendiagnosis kesulitan

belajar siswa, (3) Memberikan umpan balik/perbaikan dalam proses belajar

mengajar, (4) Memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan memahami

diri serta merangsang untuk usaha perbaikan.c. Fungsi penilaian hasil belajar

antara lain : (1) bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas, (2)

umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar, (3) meningkatkan

motivasi belajar siswa, dan (4)evaluasi diri terhadap kinerja siswa.

Dilihat dari tujuan dan fungsi penilaian hasil belajar, maka dalam

pelaksanan penilaianya guru harus memperhatikan prinsip-prinsip penilaian hasil

belajar agar mendapatkan hasil yang maksimal. Prinsip-prinsip penilaian hasil

belajar itu sebagai berikut (Sudjana, 2006) (a) Valid/sahih artinya penilaian hasil

belajar oleh pendidik harus mengukur pencapaian kompetensi yang ditetapkan

dalam standar isi (standar kompetensi dan kompetensi dasar) dan standar

kelulusan. Penilaian valid adalah menilai apa yang seharusnya dinilai dengan

menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi, (b) Obyektif

artinya penilaian hasil belajar peserta didik hendaknya tidak dipengaruhi oleh

subyektivitas penilai, perbedaan latar belakang agama, sosial ekonomi, budaya,

bahasa, gender, dan hubungan emosional, (c) Transparan/terbuka artinya

penilaian hasil belajar oleh pendidik dalam prosedur penilaian, kriteria penilaian,

dan dasar pengambilan keputusan hasil belajar dapat diketahui secara umum

baik oleh peserta didik, instansi terkait, maupun masyarakat.

Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran.

Hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik dengan

melakukan usaha secara maksimal yang dilakukan oleh seseorang setelah

melakukan usaha-usaha belajar. Untuk selanjutnya yang dimaksud hasil belajar

dalam penelitian ini adalah hasil tes yang diambil dari mata pelajaran IPA kelas

IV di SD N 02 Karangrejo dan SD N Kecis Kec. Selomerto Kab. Wonosobo

pada pokok bahasan energi panas dan energi bunyi.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2659/3/T1_292008527_BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Teori . 2.1.1

11

Pengertian hasil belajar sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan

adalah nilai tes yang mengukur kemampuan kognitif siswa. Berdasarkan uraian

di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah bukti usaha yang dicapai

yang berupa pengetahuan, ketrampilan, dan sikap seseorang dalam memahami

serta menyelesaikan permasalahan dan juga kemampuan yang dimiliki seseorang

setelah menerima pengalaman belajarnya.

1.1.2 Metode Eksperimen

Metode eksperimen menurut Djamarah (2002) adalah cara penyajian

pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri

sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode

eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan

sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses

sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri , mencari

kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik

kesimpulan dari proses yang dialaminya itu.

Menurut Roestiyah (2001) metode eksperimen adalah suatu cara mengajar,

di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati

prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu

disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.

Menurut Palendeng (2003) metode eksperimen adalah metode yang sesuai

untuk pembelajaran sains, karena metode eksprimen mampu memberikan

kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas

secara optimal. Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep

dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam

kehidupannya.

Dari Kajian teori diatas dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen

adalah suatu metode yang melibatkan secata langsung peserta didik/siswa.

Dimana siswa melakukan eksperimen sendiri atas suatu permasalahan yang kan

dipecahkan sendiri oleh siswa, sehingga siswa akan lebih mudah mengingat apa

yang telah ditemukannya.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2659/3/T1_292008527_BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Teori . 2.1.1

12

Alasan menggunakan metode eksperimen menurut Sumantri (2001) adalah

sebagai berikut:

1. Metode eksperimen diberikan untuk membri kesempatan kepada peserta

didik agar dapat mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu

proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik

kesimpulan sendiri tantang suatu objek, keadaan atau proses sesuatu.

2. Metode eksperimen dapat menumbuhkan cara berfikir rasional dan ilmiah.

Adapun tujuan dari metode eksperimen (Djamarah 2002: 81) adalah:

a. Agar peserta didik mampu menyimpulkan fakta-fakta, informasi atau data

yang diperoleh.

b. Melatih peserta didik merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan

melaporkan percobaan.

c. Melatih peserta didik menggunakan logika berfikir induktif untuk menarik

kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang terkumpul melalui

percobaan.

1.1.2.1 Kelebihan metode eksperimen

Anita (2010), menyatakan bahwa kelebihan dari metode eksperimen

adalah sebagai berikut;

Kelebihan metode eksperimen:

1. Membuat peserta didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan

berdasrkan percobaan sendiri daripada hanya menerima kata guru atau

buku.

2. Peserta didik aktif terlibat mengumpulkan fakta, informasi, atau data yang

diperlukan melalui percobaan yang dilakukannya.

3. Dapat menggunakan dan melaksanakan prosedur metode ilmiah dan

berfikir ilmiah.

4. Memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat obyektif, realistis,

dan menghilangkan verbalisme.

5. Hasil belajar menjadi kepemilikan peserta didik yang bertahan lama dalam

ingatan.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2659/3/T1_292008527_BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Teori . 2.1.1

13

Menurut Roestiyah (2001), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar

dalam penggunaan metode eksperimen bisa lebih efektif dan efisien:

1. Dalam eksperimen, setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka

jumlah alat dan bahan/materi percobaan harus cukup bagi setiap siswa.

2. Agar eksperimen tidak gagal dan sisw menemukan bukti yang

menyakinkan maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan

harus baik dan bersih.

3. Dalam eksperimen, siswa perlu teliti dan konsentrasi dalm mengamati

proses percobaan, maka perlu adanya wktu tang cukup lama, sehingga

mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari.

4. Siswa dalam melakukan eksperimen adalah dalam tarf belajar dan berlatih,

maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping

memperoleh pengetahuan, pengalaman serta keterampilan juga kematangan

jiwa dan sikap perlu diperhitunhgkan oleh guru dalam memilih obyek

eksperimen.

Langkah-langkah metode eksperimen menurut Roestiyah (2001) adalah:

a) Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus

memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.

b) Memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat atau bahan-bahan yang

akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan

ketat, urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat.

c) Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan siswa.

Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan

jalannya eksperimen.

d) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian

siswa, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya

jawab.

Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng (2003)

meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2659/3/T1_292008527_BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Teori . 2.1.1

14

1. Percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang

didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi

ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi IPA yang

akan dipelajari.

2. Pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan.

Siswa diharapkan mengamati dan mencatat peristiwa tersebut.

3. Hipotesis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara bedasarkan

hasil pengamatannya.

4. Verifikasi, Kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang

telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok, siswa diharapkan

merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat

dilaporkan hasilnya.

5. Aplikasi konsep, setelah siswa menemukan dan merumuskan konsep,

hasilnya diaplikasikan di dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan

pemantapan konsep yang telah dipelajari.

6. Evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.

Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa

untuk memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa

mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun aplikasi dalam

kehidupannya. Dengan kata lain siswa mamiliki kemampuan untuk menjelaskan,

menyebutkan, memberikan contoh, dan menerapkan konsep terkait dengan

pokok bahasan.

Maka langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode eksperimen

yang akan dilakukan dalam penelitian ini meliputi:

1. Menerangkan metode eksperimen.

2. Membicarakan terlebih dahulu permasalahan atau materi yang akan

dipelajari.

3. Sebelum eksperimen dilaksanakan, terlebih dahulu guru harus menetapkan:

a) Alat apa yang digunakan, b) Langkah-langkah eksperimen/ percobaan

yang ditempuh, c) Hasil percobaan yang harus dicatat

4. Siswa membuat hipotesis.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2659/3/T1_292008527_BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Teori . 2.1.1

15

5. Percobaan awal yang dilakukan oleh guru, siswa mengamati.

6. Siswa mengambil kesimpulan

7. Semua siswa melakukan percobaan ulang dalam kelompok untuk menguji

ulang kebenaran kesimpulan sementara.

8. Membuat laporan eksperimen.

9. Melakukan evaluasi dengan diskusi

10. Melaksanakan tes untuk mengevaluasi pemahaman.

1.1.3 Keaktifan Belajar

Pengertian Keaktifan Belajar

Menurut Pertiwi (2007), keaktifan adalah usaha seseorang untuk

melakukan sesuat keinginan yang sesuai dengan keinginannya yang dilakukan

secara rutin dan terprogram. Dalam hal ini keaktifan bagi siswa diharapkan

mampu menjalankan kegiatan dengan aktif sehingga pada akhirnya hasil yang

diperoleh manfaat yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang rutin

mengikuti kegiatan sekolah.

Swasono (2011) mengungkapkan aspek keaktifan siswa, yaitu sebagai

berikut:

1. Aktivitas visual (Visual activities)

Membaca dan menyimak materi yang disampaikan oleh pengajar

2. Aktivitas oral (Oral activites)

Bertanya, memberi saran, menanggapi, mengeluarkan pendapat, dan

mengutarakan gagasan

3. Aktivitas mendengarkan (Listening activities)

Mendengarkan uraian, percakapan, diskusi dan pidato

4. Aktivitas menulis (Writing activities)

Menulis ceritera, karangan, laporan, tes, dan menyalin materi Drawing

activities misalnya menggambar, membuat grafik, peta diagram dan pola

5. Aktivitas motorik (Motor activities).

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2659/3/T1_292008527_BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Teori . 2.1.1

16

Keikutsertaan siswa ketika kegiatan praktikum dan melakukan percobaan.

Swasono (2011) mengklasifikasikan aspek keaktifan belajar siswa atas delapan

kelompok, yaitu :

1. Kegiatan visual : seperti membaca, melihat gambar, mengamati eksperimen,

demonstrasi

2. Kegiatan-kegiatan lisan (oral) : seperti mengemukakan suatu fakta atau

prinsip, menghubungkan suatu tujuan, mengajukan pertanyaan, memberi saran,

mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi

3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan : seperti mendengarkan penyajian bahan,

mendengarkan percakapan dan diskusi kelompok.

4. Kegiatan-kegiatan menulis : seperti menulis cerita, menulis laporan, menulis

karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes dan mengisi angket

5. Kegiatan-kegiatan mengambar : seperti menggambar, membuat grafik, chart,

diagram, peta dan pola.

6. Kegiatan-kegiatan metrik : seperti menyiapkan alat-alat percobaan, melakukan

percobaan

7. Kegiatan mental : seperti merenungkan, mengingatkan, memecahkan masalah,

menganalisa faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat

keputusan.

8. Kegiatan-kegiatan emosional : seperti minat, membedakan, berani, tenang, dan

lain-lain.

Swasono (2011) menyebutkan faktor yang mempengaruhi keaktifan siswa yaitu :

1. Motivasi, jika siswa dimotivasi dalam kegiatan pembelajaran maka mereka

akan berperan aktif dalam kegiatn pembelajaran yang berlangsung.

2. Penjelasan tujuan instruksional dari guru

3. Penjelasan kompetensi belajar dari guru kepada siswa

4. Stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan dipelajari)

5. Petunjuk dari guru kepada siswa cara mempelajarinya

6. Insiatif guru dalam memunculkan aktivitas, partisipasi peserta didik dalam

kegiatan pembelajaran

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2659/3/T1_292008527_BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Teori . 2.1.1

17

7. Umpan balik atau feedback, umpan balik atau feedback dari guru maupun

siswa lain didalam kelas akan membuat siswa lebih aktif kegiatan pembelajaran

8. Tes atau mengerjakan lembar kerja siswa, dengan adanya tes atau lembar kerja

siswa, kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur.

Dalam penelitian ini peneliti akan mengamati keaktifan siswa yaitu:

1. Menjawab pertanyaan guru maupun teman sekelasnya

2. Mengajukan pertanyaan, pendapat dan saran

3. Menyelesaikan tugas kelompok

4. Berdiskusi

5. Mempresentasikan hasil kerja kelompok

Dalam penelitian ini peneliti akan mengamati keaktifan siswa dengan

indikator yaitu :

1. Perhatian siswa terhadap pelajaran

- Dapat menjawab pertanyaan tentang materi yang dibahas

- Tidak melakukan aktivitas di luar pembelajaran

- Tidak berbicara tentang hal di luar pembelajaran

2. Ketertarikan terhadap materi

- Mengajukan pertanyaan seputar topik

- Mencatat hal-hal penting dalam pembelajaran

- Mengungkapkan ide seputar teori pembelajaran

3. Mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik

- Menjawab sesuai dengan topik

- Menjawab dengan cepat dan benar

2.2. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

Hasil penelitian Suparyanti (2010) yang berjudul “Upaya Peningkatan Hasil

Belajar Siswa dengan menggunakan Metode Eksperimen pada Mata Pelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas V SD Negeri Bawang I Kecamatan Pakis

Kabupaten Magelang”, Penelitian dilaksanakan dengan lembar observasi dan tes

ketuntasan belajar, pada siklus I rata-rata 62,8 (58% tuntas dan 42% belum

tuntas) dan pada siklus II rata-rata 80,8 (92% tuntas dan 8% belum tuntas). Jadi

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2659/3/T1_292008527_BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Teori . 2.1.1

18

kesimpulan yang diperoleh adalah pembelajaran melalui metode eksperimen

dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.

Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Suprianti (2008) yang berjudul

“Penggunaan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

pada Pembelajaran IPA Kelas V SD N 02 Lumajang”, bahwa hasil observasi

awal menunjukkan kemampuan siswa rendah rata-rata 59,9. Diberikan tindakan

pada siklus I dan II dengan menggunakan metode eksperimen dan dari setiap

siklus diberi Lembar Kerja Siswa berupa laporan hasil kegiatan. Rata-rata nilai

pada siklus I adalah 74,75 dan pada siklus II mencapai 81,50. Dari prestasi

belajar yang dicapai siswa pada siklus I yang memenuhi ketuntasan individu

terdapat 9 siswa (45%) yang tuntas dan memenuhu ketuntasan individu, 11

siswa (55%) belum memnuhi kriteria ketuntasan individu. Pada siklus II ada 4

siswa (20%) yang belum mencapai ketuntasan individu dan yang telah mencapai

ketuntasan individu 16 siswa (80%) menurut ketuntasan kelas sudah dinyatakan

tuntas dan dapat memotivasi siswa untuk belajar. Suasana menjadi

menyenangkan dan siswa menjadi lebih antusias dalam menerima pelajaran.

Dari penelitian yang dilakukan oleh Suprianti tersebut telah terbukti

menguatkan teori bahwa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode

eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar.

Adinova (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Upaya Meningkatkan

hasil belajar siswa menggunakan metode eksperimen pada mata pelajaran IPA

kelas V SD Negeri Tegaron 01 Tahun Pelajaran 2009/2010” memperoleh hasil

peningkatan prestasi belajar peserta didik yang signifikan. Dari siklus I kondisi

awal (pre test) dengan rata-rata nilai 55,5 dan setelah mendapatkan perlakuan

dengan hasil (pos test) rata-rata nilai 65,0. Selanjutnya pada siklus II rata-rata

nilai 80,0 dengan pencapaian ketuntasan belajar 100%. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil

belajar peserta didik.

Sumarsono (2008) melakukan penelitian dengan judul Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar IPA dan Keaktifan melalui metode eksperimen

dalam pada siswa SD Al Muayyad Surakarta menunjukkan bahwa penerapan

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2659/3/T1_292008527_BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Teori . 2.1.1

19

metode eksperimen pada siswa mampu meningkatkan hasil belajar dan

keaktifan siswa dalam belajar. Dampak lebih lanjut adalah adanya peningkatan

hasil belajar di atas batas ketuntasan minimal 65 dengan rata-rata hasil belajar

mencapai 78,5.

Penelitian yang dilakukan oleh Supriharyono (2006) dengan judul

Penerapan Pembelajaran dengan Metode Eksperimen pada Pembelajaran IPA di

SD Kartika Surabaya untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa juga menunjukkan

bahwa pembelajaran dengan metode eksperimen mampu meningkatkan

keaktifan siswa dalam pembelajaran, terutama siswa menjadi tidak malu untuk

menyampaikan hal yang belum dipahami kepada kelompoknya. Hal tersebut

membawa dampak pada peningkatan hasil belajar yang diperoleh individu

maupun kelompok.

2.3. Kerangka Berpikir

Untuk memperoleh ketrampilan dan ilmu pendidikan dapat dilakukan

dengan berbagai cara. Salah satunya yaitu melalui pembelajaran, dimana

pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditunjuk untuk

membelajarkan siswa. Keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil

belajarnya. Untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal diperlukan berbagai

faktor yang mendukung. Diantaranya kurikulum, metode belajar, serta sarana

dan prasarana yang mendukung proses belajar mengajar di sekolah.

Tujuan utama pembelajaran IPA adalah agar siswa memahami konsep-

konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari, memiliki

keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar,

serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk

memecahkan masalah-masalah yang yang dihadapi. Pembelajaran IPA adalah

pembelajaran yang tidak menuntut hafalan, tetapi pengajaran yang banyak

memberikan latihan untuk mengembangkan cara berfikir yang sehat dan masuk

akal berdasarkan kaidah-kaidah IPA. Guru perlu menciptakan pembelajaran

yang mengacu kearah pemecahan masalah aktual yang dihadapi siswa dalam

kehidupan sehari-hari. Agar proses belajar mengajar dapat menciptakan suasana

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2659/3/T1_292008527_BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Teori . 2.1.1

20

yang dapat menjadikan siswa sebagai subjek belajar yang berkembang secara

dinamis kearah positif. Maka diperlukan pemilihan metode yang tepat, berbagai

metode yang dpat digunakan dalam pengajaran IPA salah satu metode yang

sesuai dan dapat menunjang keterampilan proses adalah metode eksperimen.

Kegiatan pembelajaran dengan metode eksperimen memberikan kesempatan

pada siswa untuk menemukan konsep sendiri melalui observasi dengan daya

nalar, daya pikir dan kreatifitas. Dengan adanya hal tersebut keaktifan siswa

prestasi belajar akan mengalami peningkatan.

Dengan menggunakan metode eksperimen ini selain guru menjelaskan

materi, disini siswa juga akan dibuat aktif belajar, dalam metode eksperimen ini

selain guru menjelaskan materi disini siswa juga akan dibuat aktif belajar yaitu

dengan cara pemanfaatan metode eksperimen anak juga terlibat serta anak diberi

masalah untuk berdiskusi dengan teman kelompoknya. Dengan menggunakan

metode eksperimen dapat meningkatkan minat serta semangat belajar pada

siswa. Sehingga dalam pembelajaran tidak hanya monoton didalam kelas saja,

tetapi dengan siswa yang dibimbing guru dapat belajar langsung pada obyek

sehingga siswa benar – benar dapat memiliki pengalaman belajar yang baru,

sehingga hasil belajar siswa juga menjadi optimal.

2.4 Hipotesis penelitian

Berdasarkan masalah, landasan teori dan kerangka berfikir diatas dapat

dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: “Penggunaan metode

eksperimen diduga berpengaruh meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa

pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Siswa kelas IV SD N 02

Karangrejo Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran

2011/2012”