bab ii kajian pustaka 2.1 kajian teori 2.1.1 pengertian ......bab ii . kajian pustaka . 2.1 kajian...

23
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Matematika Istilah Matematika berasal dari bahasa latin yakni “manthanein” atau mathema” yang maknanya adalah belajar atau hal yang dipelajari, selain itu dalam bahasa Belanda Matematika disebut “wiskundeyang berarti ilmu pasti. Untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan matematika, para ahli mendefinisikan matematika sebagai berikut: Matematika merupakan ide-ide abstrak yang berisi simbol-simbol (Susanto, 2013: 183). Suriasumantri (2005:190) menyatakan, “matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Hudojo (1998) matematika merupakan ide-ide abstrak yang diberi simbol-simbol itu tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif, sehingga belajar matematika itu merupakan kegiatan mental yang tinggi. R. Soedjadi (2000: 11) mengemukakan beberapa pendapatnya mengenai matematika seperti berikut: (1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik. (2) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi. (3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan. (4) Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk. (4) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik. (5) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat. Dari beberapa pengertian mengenai matematika di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan kumpulan dari beberapa ide-ide abstrak dan simbol-simbol. Ide dan simbol tersebut disusun secara hirarkis dan penalaran yang deduktif, sehingga untuk mempelajarinya dibutuhkan mental yang tinggi. Pada dasarnya mata pelajaran matematika selalu identik dengan kegiatan menghitung. Menghitung mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, karena dalam menjalani kehidupannya manusia tidak bisa lepas dari kegiatan hitung-menghitung. Matematika merupakan mata pelajaran penting dalam dunia pendidikan, hal ini dibuktikan dengan diujikannya mata pelajaran matematika di Ujian Nasional. Selain itu, Matematika merupakan salah satu bidang studi yang

Upload: others

Post on 20-Mar-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ......BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Matematika . Istilah Matematika berasal dari bahasa latin

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pengertian Matematika

Istilah Matematika berasal dari bahasa latin yakni “manthanein” atau

“mathema” yang maknanya adalah belajar atau hal yang dipelajari, selain itu

dalam bahasa Belanda Matematika disebut “wiskunde” yang berarti ilmu pasti.

Untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan matematika, para ahli

mendefinisikan matematika sebagai berikut:

Matematika merupakan ide-ide abstrak yang berisi simbol-simbol (Susanto,

2013: 183). Suriasumantri (2005:190) menyatakan, “matematika adalah bahasa

yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita

sampaikan. Hudojo (1998) matematika merupakan ide-ide abstrak yang diberi

simbol-simbol itu tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif, sehingga

belajar matematika itu merupakan kegiatan mental yang tinggi. R. Soedjadi (2000:

11) mengemukakan beberapa pendapatnya mengenai matematika seperti berikut:

(1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir

secara sistematik. (2) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan

kalkulasi. (3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan

berhubungan dengan bilangan. (4) Matematika adalah pengetahuan tentang

fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk. (4)

Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik. (5)

Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.

Dari beberapa pengertian mengenai matematika di atas, dapat disimpulkan

bahwa matematika merupakan kumpulan dari beberapa ide-ide abstrak dan

simbol-simbol. Ide dan simbol tersebut disusun secara hirarkis dan penalaran yang

deduktif, sehingga untuk mempelajarinya dibutuhkan mental yang tinggi.

Pada dasarnya mata pelajaran matematika selalu identik dengan kegiatan

menghitung. Menghitung mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia,

karena dalam menjalani kehidupannya manusia tidak bisa lepas dari kegiatan

hitung-menghitung. Matematika merupakan mata pelajaran penting dalam dunia

pendidikan, hal ini dibuktikan dengan diujikannya mata pelajaran matematika di

Ujian Nasional. Selain itu, Matematika merupakan salah satu bidang studi yang

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ......BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Matematika . Istilah Matematika berasal dari bahasa latin

8

ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga

perguruan tinggi (Susanto, 2013: 183).

Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan

kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam

penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan

dukungan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Susanto, 2013:

185). Artinya, peranan matematika tidak hanya untuk memecahkan masalah

dalam kehidupan sehari-hari, melainkan untuk mendukung perkembangan

teknologi karena matematika merupakan ilmu pasti. Matematika juga berperan

penting dalam dunia kerja, oleh karena itu matematika wajib dipelajari dan

dikuasai oleh siswa guna menghadapi persaingan dalam dunia kerja.

2.1.1.1 Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Susanto (2013: 189) menyebutkan dua tujuan Pembelajaran Matematika di

Sekolah Dasar. Secara umum, tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika. Selain itu,

dengan pembelajaran matematika dapat memberikan tekanan penataan nalar

dalam penerapan matematika.

Kemudian, lebih spesifik lagi tujuan pembelajaran matematika yang

dijelaskan oleh Depdiknas dalam (Susanto, 2013: 190) adalah sebagai berikut:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan

mengaplikasikan konsep atau algoritme.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan

solusi yang diperoleh.

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media

lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan

sehari-hari.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran di atas, tentunya seorang guru harus

memaksimalkan kemampuan yang dimiliki dalam proses pembelajaran sehingga

siswa dapat mencapai semua tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ......BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Matematika . Istilah Matematika berasal dari bahasa latin

9

2.1.1.2 Ruang Lingkup Matematika

Menurut Depdiknas (2001: 9), kompetensi atau kemampuan umum

pembelajaran matematika di sekolah dasar, sebagai berikut:

1. Melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian,

pembagian beserta operasi campurannya, termasuk yang melibatkan

pecahan.

2. Menentukan sifat dan unsur berbagai bangun datar dan bangun ruang

sederhana, termasuk penggunaan sudut, keliling, luas dan volume.

3. Menentukan sifat simetri, kesebangunan, dan sistem koordinat.

4. Menggunakan pengukuran satuan, kesetaraan antarsatuan, dan penaksiran

pengukuran.

5. Menentukan dan menafsirkan data sederhana, seperti: ukuran tertinggi,

terendah, rata-rata, modus, mengumpulkan, dan menyajikannya.

6. Memecahkan masalah, melakukan penalaran, dan mengkomunikasikan

gagasan secara matematika.

Merujuk pada kompetensi atau kemampuan umum pembelajaran

matematika di sekolah dasar, maka ruang lingkup untuk pembelajaran matematika

sekolah dasar (SD/MI) sebagai berikut:

1. Bilangan

2. Geometri dan pengukuran

3. Pengolahan data (Nasarudin, 2013: 70)

2.1.1.3 Pembelajaran Matematika

Istilah pembelajaran tentu tidak asing dalam kehidupan kita. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pembelajaran diartikan sebagai proses,

cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Pembelajaran dapat

diartikan sebagai hasil dari memori kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh

terhadap pemahaman. Kemudian Susanto (2013: 19) mendefinisikan bahwa

belajar adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan

baik.

Pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan kepada si belajar

untuk berfikir agar memahami apa yang dipelajari (Sugandi, 2006: 9). Istilah

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ......BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Matematika . Istilah Matematika berasal dari bahasa latin

10

pembelajaran selalu identik dengan kegiatan belajar. Belajar merupakan istilah

yang akrab dengan semua lapisan masyarakat. Menurut Susanto (2013: 4) belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan

sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru

sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif

tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak.

Adapun menurut Susanto (2013: 186) mendefinisikan pembelajaran

matematika sebagai berikut:

Pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang

dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang

dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan

kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya

meningkatkan penguasa yang baik terhadap materi matematika.

2.1.2 Pendekatan Saintifik

2.1.2.1 Pengertian Pendekatan Saintifik

Istilah saintifik berasal dari bahasa latin “Science” yang bermakna

pengetahuan. Metode scientific pertama kali diperkenalkan melalui ilmu

pendidikan Amerika pada akhir abad ke-19, sebagai penekanan pada metode

laboratorium formalistik yang mengarah pada fakta-fakta ilmiah (Rohandi, 2005:

25)

Menurut Daryanto (2014: 51), pembelajaran dengan pendekatan saintifik

adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik

secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan

mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,

mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik

kesimpulan, dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang

“ditemukan”. Pendekatan scientific adalah pendekatan yang berbasis pada fakta

atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu bukan

bersifat pada kira-kira, khayalan atau dongeng (Kemendikbud, 2013)

2.1.2.2 Tujuan Pendekatan Saintifik

. Selain itu pembelajaran dengan pendekatan saintifik juga bertujuan untuk:

1. Meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat

tinggi siswa

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ......BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Matematika . Istilah Matematika berasal dari bahasa latin

11

2. Membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara

sistematik,

3. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa

belajar itu merupakan suatu kebutuhan,

4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi,

5. Melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis

artikel ilmiah, dan

6. Mengembangkan karakter siswa (Daryanto, 2014: 54)

2.1.2.3 Langkah-Langkah Pembelajaran Pendekatan Saintifik

Langkah-langkah pendekatan saintifik diuraikan menjadi 5 langkah, Yani

(2013: 125-126) menguraikan langkah-langkah pendekatan saintifik seperti

berikut:

1. Mengamati

Kegiatan mengamati dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh

informasi melalui berbagai alat indera penglihatan, pembauan, pendengar,

pengecap dan peraba. Proses mengamati dapat dilakukan melalui kegiatan

observasi lingkungan, menonton video, membaca buku, menyimak cerita dan

mencari informasi di media masa. Perilaku manusia juga dapat diamati atau

diobservasi untuk mengetahui kebiasaan, sifat, respon, pendapat dan karakteristik

lainnya.

2. Menanya

Menanya yaitu kegiatan peserta didik untuk menyatakan secara eksplisit dan

rasional tentang apa yang ingin diketahuinya baik yang berkenaan dengan suatu

objek, atau suatu proses tertentu. Pada kegiatan menanya, peserta didik

mengajukan pertanyaan kepada guru, narasumber, dan peserta didik lainnya.

Pertanyaan dapat diajukan secara lisan maupun tertulis. Bentuk pertanyaan dapat

berupa meminta informasi, konfirmasi, dan menyamakan pendapat. Kegiatan

mengajukan pertanyaan sangat penting untuk meningkatkan keingintahuan peserta

didik.

3. Mengumpulkan Data

Belajar dengan pendekatan saintifik akan melibatkan peserta didik untuk

melakukan aktivitas dalam menjawab suatu permasalahan atau pertanyaan yang

telah disusun oleh peserta didik pada kegiatan sebelumnya. Kegiatan ini berupa,

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ......BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Matematika . Istilah Matematika berasal dari bahasa latin

12

kegiatan pengumpulan data atau informasi melalui kegiatan observasi. Kegiatan

mengumpulkan informasi dilakukan dengan cara membaca buku, mengumpulkan

data sekunder, observasi lapangan, uji coba (eksperimen), menyebar kuesioner,

dan mengumpulkan dari sumber lain seperti internet.

4. Mengasosiasi atau Menalar

Mengasosisasi atau menalar yaitu kegiatan peserta didik untuk mengkritisi,

menilai, membandingkan, atau mengajukan pendapatnya berdasarkan data yang

telah dikumpulkan. Secara khusus mengasosiasi dapat diartikan sebagai proses

membandingkan antara informasi yang telah diperoleh dengan teori yang telah

diketahuinya sehingga dapat ditarik kesimpulan dan ditemukannya prinsip dan

konsep penting. Kegiatan mengasosiasi dapat berupa mengkategorikan,

menentukan hubungan antar data, dan menyimpulkan hasil analisis data.

5. Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan yaitu kegiatan peserta didik untuk menyampaikan hasil

temuannya atau mempresentasikannya kepada orang lain. Kegiatan

mengkomunikasikan dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan yang dibantu

oleh perangkat teknologi. Peserta didik dapat mengkomunikasikan hasil

temuannya dalam forum diskusi sehingga setiap peserta didik dapat saling

bertukar pendapat.

2.1.3 PBL

2.1.3.1 Pengertian PBL

Barrow dalam (Huda, 2013: 271) mengartikan PBL sebagai pembelajaran

yang diperoleh melalui proses menuju pemahaman akan resolusi suatu masalah.

Menurut Arends (2008: 41), PBL adalah pembelajaran yang menyuguhkan

berbagai situasi masalah yang autentik dan bermakna kepada siswa, yang dapat

berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan. Selain itu

Nata (2009: 243) juga menyatakan PBL adalah:

cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik

tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari

pemecahan atau jawabannya oleh mahasiswa. Permasalahan itu dapat

diajukan atau diberikan dosen kepada mahasiswa, dari mahasiswa bersama

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ......BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Matematika . Istilah Matematika berasal dari bahasa latin

13

dosen, atau dari mahasiswa sendiri, yang kemudian dijadikan pembahasan

dan dicari pemecahannya sebagai kegiatan-kegiatan belajar mahasiswa.

Adapun karakteristik atau ciri-ciri PBL seperti yang dijelaskan Amir (2009:

12) adalah sebagai berikut:

1. pembelajaran diawali dengan pemberian masalah

2. siswa berkelompok secara aktif merumuskan masalah

3. mempelajari dan mencari sendiri materi yang berhubungan dengan masalah

serta melaporkan solusinya.

Selain itu menurut Suprijono (2010: 73) fase pembelajaran berbasis masalah

terdiri dari 5 fase antara lain:

Fase 1 : memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa

Fase 2 : mengorganisasikan siswa untuk meneliti

Fase 3 : membantu investigasi mandiri dan kelompok

Fase 4 : mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan exhibit

Fase 5 : menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah

2.1.3.2 Keunggulan dan Kelemahan PBL

Dalam pelaksanaannya PBL (Problem Based Learning) mempunyai

kelebihan dan kelemahan. Kelebihan tersebut dijelaskan oleh Amir (2009:27)

seperti berikut:

1) Fokus ke bermakna, bukan fakta (deep versus surface learning)

2) Meningkatkan kemampuan siswa untuk berinisiatif

3) Pengembangan keterampilan dan pengetahuan

4) Pengembangan keterampilan interpersonal dan dinamika kelompok

5) Pengembangan sikap self-motivated

6) Tumbuhnya hubungan siswa-fasilitator

7) Jenjang penyampaian pembelajaran dapat ditingkatkan

Kelebihan model pembelajaran PBL lebih didominasi pada pengembangan

diri siswa, antara lain keterampilan, pengetahuan, keterampilan interpersonal

serta dinamika kelompok dan pengembangan sikap self-motivated. Adapun

uraian dari setiap kelebihan yang ada dalam model pembelajaran ini adalah

seperti berikut:

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ......BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Matematika . Istilah Matematika berasal dari bahasa latin

14

1. Selanjutnya, PBL juga dapat membantu siswa lebih fokus terhadap makna

dari materi pelajaran. Pembelajaran yang bermakna dapat diperoleh siswa

dengan cara melibatkan lingkungan belajar. Pembelajaran lingkungan akan

lebih bermakna bagi siswa, hal tersebut dikarenakan selain memperoleh ilmu

pengetahuan secara langsung dari guru, siswa juga mempunyai keleluasaan

memahami pembelajaran dengan cara kooperatif melalui interaksi sosial.

Dengan demikian, siswa mempunyai kesempatan untuk belajar berfikir lebih

kreatif dan efektif untuk menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi.

2. PBL dapat membantu mengkondisikan peserta didik untuk mengidentifikasi

dan memecahkan suatu permasalahan, dimana inisiatif sangat dibutuhkan.

Penerapan PBL juga dapat melatih peserta didik atau untuk berinisiatif

sehingga dalam prosesnya, kemampuan yang dimiliki siswa tersebut akan

lebih meningkat.

3. PBL dapat menghadirkan makna lebih pada saat proses pembelajaran

berlangsung, contoh nyata implementasi dan manfaat yang jelas dari materi

yang dipelajari (fakta, konsep, prinsip, dan prosedur). Tingkat kompleksitas

suatu masalah yang semakin tinggi, membutuhkan keterampilan dan

pengetahuan siswa yang lebih tinggi untuk mampu menyelesaikan masalah

tersebut.

4. PBL memiliki karakteristik ‘kerjasama’ yang melibatkkan siswa dalam

interaksi sosial yang dibutuhkan dalam belajar maupun dalam kehidupan

siswa sehari-hari. Pendidikan tradisional yang lebih memfokuskan pada

penguasaan informasi seringkali mengabaikan keterampilan ini, sedangkan

PBL dapat mengakomodasi baik penyerapan informasi maupun keterampilan

interaksi sosial.

5. PBL membantu memberikan kesempatan kepada siswa dalam merumuskan

permasalahan yang ditemui, disertai alternatif solusi yang memungkinkan

untuk diimplementasikan. Kerjasama dalam kelompok yang terdapat di dalam

model pembelajaran ini menuntut peran aktif setiap anggota kelompok. Hal

ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dalam diri siswa yang dapat

memunculkan motivasi internal dalam belajar.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ......BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Matematika . Istilah Matematika berasal dari bahasa latin

15

6. PBL memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari sesuatu

secara mandiri sesuai tingkat pemahaman yang dimiliki oleh siswa itu sendiri.

Guru berperan sebagai pembimbing yang diperlukan siswa agar tidak

menyimpang dalam memahami suatu konsep dan agar aktivitas dalam

belajarnya terstruktur dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

7. Pencapaian yang diharapkan dalam proses pembelajaran dengan PBL

memiliki persamaan dengan pembelajaran tradisional yaitu membuat siswa

menguasai materi secara luas dan mendalam. Perbedaan capaian antara proses

pembelajaran dengan PBL dan pendidikan tradisional adalah pencapaian

beberapa keterampilan dan kebermaknaan belajar yang tidak diperoleh dalam

pendidikan tradisional.

Selain itu, model pembelajaran PBL juga dapat mengembangkan motivasi

dalam diri siswa. Dengan meningkatnya motivasi dalam diri siswa, maka siswa

akan lebih merasa nyaman dan senang dalam belajar, karena siswa dengan tingkat

motivasi belajar yang rendah akan cenderung bosan mengikuti pelajaran.

Implementasi PBL dalam kelas juga dapat membantu siswa untuk lebih aktif dan

positif. Positif dalam hal ini adalah siswa dapat mengisi kekurangan dari siswa

lain dan saling membantu dalam suatu kelompok tersebut.

Selanjutnya kelemahan dari model pembelajaran PBL antara lain: 1) siswa

tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang

dipelajari sulit untuk di-pecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk

mencoba; 2) keberhasilan model pembelajaran melalui PBL membutuhkan cukup

waktu untuk persiapan; 3) tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk

memecahkan masalah yang sedang dipel-ajari, maka mereka tidak akan belajar

apa yang ingin mereka pelajari (Sanjaya, 2009: 221).

2.1.3.3 Sintak Operasional PBL

Agar pemahaman mengenai operasional PBL menjadi lebih jelas, Huda

(2013: 272-273) menjelaskan sebagai berikut:

1. Pertama-tama siswa disajikan masalah.

2. Siswa mendiskusikan masalah dalam tutorial PBL dalam sebuah kelompok

kecil. Mereka mengklarifikasi fakta-fakta suatu kasus kemudian

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ......BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Matematika . Istilah Matematika berasal dari bahasa latin

16

mendefinisikan sebuah masalah. Mereka membrainstorming gagasan-

gagasannya dengan berpijak pada pengetahuan sebelumnya. Kemudian,

mereka mengidentifikasi apa yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan

masalah serta apa yang mereka tidak ketahui. Mereka menelaah masalah

tersebut. Mereka juga mendesain suatu rencana tindakan untuk menggarap

masalah.

3. Siswa terlibat dalam studi independen untuk menyelesaikan masalah di luar

bimbingan guru. Hal ini bisa mencakup: perpustakaan, database, website,

masyarakat dan observasi.

4. Siswa kembali pada tutorial PBL, lalu saling sharing informasi, melalui peer

teaching atau cooperative learning atas masalah tertentu.

5. Siswa menyajikan solusi atas masalah.

6. Siswa mereview apa yang mereka pelajari selama proses pengerjaan selama

ini. Semua yang berpartisipasi dalam proses tersebut terlibat dalam review

pribadi, review berpasangan, dan review berdasarkan bimbingan guru,

sekaligus melakukan refleksi atas kontribusinya terhadap proses tersebut.

2.1.3.4 Penerapan Sintak Model Pembelajaran PBL berdasarkan Standar

Proses

Dari penjabaran langkah-langkah PBL yang diuarikan oleh Huda (2013:

272-273) dan fase pembelajaran berbasis masalah seperti yang dikemukakan oleh

Suprijono (2010: 73) di atas, selanjutnya peneliti akan menyusun langkah-langkah

PBL berdasarkan Permendiknas No 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses seperti

pada tabel di bawah ini.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ......BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Matematika . Istilah Matematika berasal dari bahasa latin

17

Tabel 2.1

Operasional PBL berdasarkan Standar Proses

No Kegiatan PBL Kegiatan Guru

1 Awal 1. Mengucap salam pembuka, menyiapkan

siswa secara psikis dan fisik untuk

mengikuti pembelajaran serta mengajak

siswa berdoa

2. Melakukan presensi

3. Memotivasi siswa

4. Mengajukan apersepsi dengan menanyakan

pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan

pengetahuan sebelumnya dengan materi

yang akan dipelajari

5. Menyampaikan tujuan pembelajaran

2

Inti

(Eksplorasi)

Fase 1 PBL:

Orientasi siswa

pada masalah

6. Menggali pengetahuan awal siswa yang

berkaitan dengan materi pelajaran.

7. Bertanya kepada siswa tentang pengalaman

yang berkaitan dengan materi pelajaran.

8. Melakukan tanya jawab dengan siswa,

mengenai kemungkinan masalah yang bisa

terjadi terkait dengan materi pelajaran.

9. Meminta siswa untuk mencari solusi

pemecahan masalah dari masalah yang

ditemukan bersama.

10. Membimbing siswa terkait dengan solusi

masalah yang ditemukan.

11. Menyampaikan materi pelajaran

12. Memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya.

Inti

(Elaborasi)

Fase 2 PBL:

Mengorganisasikan

siswa untuk belajar

13. Membagi siswa menjadi beberapa

kelompok belajar, masing-masing kelompok

terdiri dari 5-6 orang.

14. Menyampaikan langkah-langkah yang harus

dilakukan siswa dalam pembelajaran.

15. Guru memberikan LKS kepada setiap

kelompok yang berisi masalah yang

berkaitan dengan materi pelajaran.

16. Memberikan kesempatan kepada setiap

kelompok berdiskusi untuk memecahkan

masalah yang telah diberikan.

Fase 3 PBL:

Membantu

17. Memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya dan mengumpulkan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ......BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Matematika . Istilah Matematika berasal dari bahasa latin

18

No Kegiatan PBL Kegiatan Guru

investigasi mandiri

dan kelompok

informasi dalam pemecahan masalah.

18. Memfasilitasi siswa dalam diskusi

kelompok.

19. Meminta siswa untuk menyusun sebuah

laporan dari masalah tersebut.

20. Membantu dan memfasilitasi siswa untuk

mempersiapkan laporan hasil diskusinya.

Fase 4 PBL:

Mengembangkan

dan

mempresentasikan

21. Meminta siswa perwakilan dari kelompok

diminta untuk maju membacakan hasil

laporan yang telah disusun.

22. Membimbing siswa dalam menyampaikan

hasil diskusi.

23. Meminta kelompok lain untuk

memperhatikan dan memberikan tanggapan.

Inti

(Konfirmasi)

Fase 5 PBL:

Menganalisis dan

mengevaluasi

proses mengatasi

masalah

24. Memberikan penguatan terhadap kelompok

yang menyajikan hasil diskusi.

25. Memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya tentang hal-hal dalam

pembelajaran yang belum diketahui.

26. Bersama siswa menyimpulkan materi

pelajaran.

3 Penutup 27. Dengan siswa membuat rangkuman.

28. Memberikan umpan balik kepada siswa

29. Memberikan tindak lanjut dengan

memberikan PR

30. Menutup pembelajaran dengan

mengucapkan salam

2.1.4 Hasil Belajar

2.1.4.1 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar didapat siswa setelah melalui proses pembelajaran. Hasil

belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa baik yang

menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan

belajar (Susanto, 2013: 5). Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan (Suprijono, 2009:

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ......BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Matematika . Istilah Matematika berasal dari bahasa latin

19

5). Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah

mengalami aktivitas belajar (Anni, 2006: 5).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan

perubahan yang ada pada diri siswa dalam 3 aspek, yaitu kognitif, afektif, serta

psikomotor. Aspek kognitif yang diwujudkan dengan pengetahuan, afektif yang

digambarkan dengan sikap, perilaku dan psikomotor yang diwujudkan dengan

keterampilan atau skill.

2.1.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dikemukakan oleh

beberapa ahli seperti dibawah ini.

Dalyono (2007: 55-60) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi

hasil belajar sebagai berikut:

1. Faktor internal (yang berasal dari dalam diri)

1) Kesehatan

2) Intelegensi dan bakat

3) Minat dan motivasi

4) Cara belajar

2. Faktor eksternal (yang berasal dari luar diri)

1) Keluarga

2) Sekolah

3) Masyarakat

4) Lingkungan sekitar.

Dari beberapa pernyataan di atas, dapat dinyatakan bahwa faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni

faktor internal dan eksternal yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Faktor internal, adalah faktor yang bersumber dari dalam diri siswa. Faktor

internal meliputi:

Kesehatan

Siswa yang tidak sehat atau sedang sakit pada saat mengikuti proses

pembelajaran akan cepat mengalami kelelahan, sehingga siswa tidak akan

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ......BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Matematika . Istilah Matematika berasal dari bahasa latin

20

maksimal dalam memperhatikan materi yang diajarkan oleh guru. Hal ini

akan berdampak pada penurunan hasil belajar, karena siswa yang sedang

sakit akan cenderung mengantuk dan tidak tertarik untuk mengikuti

pelajaran. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban bagi semua siswa

untuk menjaga kesehatan demi tercapainya tujuan pembelajaran yang

diinginkan.

Intelegensi dan bakat

Intelegensi dapat juga diartikan kecerdasan yang ada pada diri siswa.

Kecerdasan siswa akan sangat mempengaruhi terhadap cepat lambatnya

siswa memahami materi pelajaran yang diajarkan oleh guru dalam proses

belajar mengajar berlangsung. Selain itu, bakat atau kemampuan yang ada

dalam diri siswa juga akan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya hasil

belajar. Apabila materi pelajaran yang disampaikan oleh guru sesuai

dengan bakat atau kemampuan siswa, maka siswa akan senang dan dalam

mempelajari materi pelajaran tersebut.

Minat dan motivasi

Minat merupakan kecenderungan dari siswa untuk memperhatikan,

mengingat, memahami terhadap suatu hal. Siswa dengan minat yang tinggi

akan lebih fokus memperhatikan materi pelajaran dari pada siswa dengan

minat yang rendah. Selanjutnya, dengan fokusnya siswa terhadap materi

yang diajarkan oleh guru, maka siswa akan dengan mudah memahami

materi pelajaran sehingga hasil belajar yang didapat lebih meningkat.

Cara belajar

Cara belajar yang digunakan siswa juga berpengaruh terhadap hasil

belajar. Artinya, cara belajar yang digunakan siswa harus tepat, misalnya

dengan cara memahami materi bukan menghafal, merangkum materi

pelajaran dengan mencatat poin-poin penting mengenai materi pelajaran.

Selain itu, siswa yang dengan cara belajar secara terus menerus dan

memaksa otak untuk berpikir juga akan berdampak pada hasil belajar.

Otak yang kelelahan akan kurang maksimal apabila digunakan untuk

berpikir maupun memahami materi pelajaran.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ......BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Matematika . Istilah Matematika berasal dari bahasa latin

21

2. Faktor eksternal, adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor

eksternal meliputi:

Keluarga

Selain menerima pendidikan secara formal di sekolah, siswa juga

mendapat pendidikan secara non formal dalam keluarga yang dalam hal

ini adalah peran dari orangtua siswa. Orangtua yang kurang

memperhatikan anaknya akan mempengaruhi hasil belajar. Sebagai

contoh ada orang tua yang hanya mementingkan pekerjaan atau karir

tanpa memperhatikan keadaan psikis anaknya.

Sekolah

Kualitas pengajaran dan kemampuan belajar siswa di sekolah juga akan

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Apabila kualitas pengajaran dan

kemampuan belajar siswa di sekolah tinggi maka hasil belajar yang

didapat juga tinggi. Selain itu, pergaulan dengan di lingkungan sekolah

juga merupakan salah satu faktor. Apabila siswa tidak pintar dalam

bergaul di lingkungan sekolah, dikhawatirkan akan mengakibatkan siswa

ikut terjerumus ke dalam pergaulan yang sifatnya negatif.

Masyarakat

Pergaulan siswa dengan lingkungan sekitar juga merupakan pengaruh

besar karena tidak semua lingkungan masyarakat dapat memberikan

dampak positif bagi anak pada saat menjalankan peran sebagai bagian dari

masyarakat itu sendiri.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ......BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Matematika . Istilah Matematika berasal dari bahasa latin

22

2.1.4.3 Pengukuran Hasil Belajar

Setiap proses belajar selalu menghasilkan hasil belajar (Djamarah dan Zain,

2014: 107). Selanjutnya, suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan

pengajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan intruksional khusus (TIK)-nya

dapat tercapai (Djamarah dan Zain, 2014: 105). Kemudian, petunjuk bahwa

proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil adalah sebagai berikut:

1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi

tinggi, baik secara individual maupun kelompok.

2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/intrstruksional khusus

(TIK) telah dicapai siswa, baik secara individual maupun kelompok

(Djamarah dan Zain, 2014: 106).

Indikator yang dipakai sebagai pengukuran hasil belajar dalam penelitian ini

adalah daya serap. Selanjutnya, untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar

menurut (Djamarah dan Zain, 2014: 106) dapat dilakukan melalui tes prestasi

belajar yang digolongkan menjadi beberapa jenis antara lain: tes formatif, tes

subsumatif, dan tes sumatif.

Dalam penelitian ini, tes yang digunakan adalah tes formatif. Tes formatif

digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan

bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok

bahasan tersebut (Djamarah dan Zain, 2014: 106).

2.1.5 Hubungan Antara Pendekatan Saintifik Melalui Model Pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) dengan Hasil Belajar

Model pembelajaran merupakan salah satu faktor yang berpengaruh

terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa. Dalam kegiatan mengajar guru

dituntut untuk dapat memilih model pembelajaran yang tepat untuk siswa-siswa

demi keberhasilan belajarnya. Dari berbagai model pembelajaran yang dapat

meningkatkan hasil belajar siswa salah satu diantaranya adalah Model

pembelajaran problem based learning (PBL). Dari beberapa kelebihan yang telah

dipaparkan di sub bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kelebihan yang

dimiliki model pembelajaran ini antara lain dapat memotivasi siswa untuk

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ......BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Matematika . Istilah Matematika berasal dari bahasa latin

23

belajar, memusatkan perhatian siswa dalam belajar hingga meningkatkan

kemampuan siswa.

Motivasi belajar yang dimiliki siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran

sangat berperan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran

tertentu (Nashar, 2004:11). Artinya, dengan tingkat motivasi yang tinggi dari

siswa maka siswa akan lebih tertarik untuk lebih mengikuti pelajaran. Selain itu,

motivasi yang tinggi untuk mengikuti pembelajaran juga akan membangkitkan

minat siswa dalam belajar. Kemudian, dengan minat dan motivasi yang tinggi dari

siswa untuk belajar tentunya akan lebih meningkatkan pemahaman siswa.

Selanjutnya, dengan beberapa faktor pendorong tersebut hasil belajar siswa akan

lebih meningkat.

2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Fatimatuz Zahro. 2014. Peningkatan Hasil

Belajar Matematika Operasi Perkalian dan Pembagian melalui Model Problem

Based Learning pada Siswa Kelas IV SD 3 Ngembalrejo. Masalah yang ada dalam

penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa yang rendah. Kemudian, dari

permasalahan tersebut telah dilakukan tindakan perbaikan dengan menerapkan

suatu model pembelajaran model pembelajaran yang menggunakan masalah

dalam proses pembelajarannya dan mengembangkan kemampuan memecahkan

masalah dan dapat meningkatkan hasil belajar yaitu PBL. Hasil belajar siswa

mengalami peningkatan, sebelum penelitian ketuntasan hanya 42.85% dengan

rata-rata kelas 55 setelah dilakukan tindakan, pada siklus1 ketuntasan belajar

siswa 71.42% dengan nilai rata-rata 61.45. Pada siklus 2 ketuntasan belajar siswa

85.71% dengan nilai rata-rata kelas 70.47 Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah

(PBL) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri

Batiombo 02 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang. Jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian tindakan kelas.

Asih Diyah Arini, Putri. 2014. Penerapan Model Problem Based Learning

Untuk Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD 7 Klumpit

Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus. Masalah yang menjadi alasan

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ......BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Matematika . Istilah Matematika berasal dari bahasa latin

24

dilaksanakannya penelitian ini adalah kurangnya keterlibatan siswa dalam

pembelajaran sehingga mengakibatkan rendahnya nilai hasil belajar siswa.

Pemecahan masalah adalah dengan cara mengimplementasikan model

pembelajaran yang menghadapkan siswa pada masalah dunia nyata untuk

menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya yakni

PBL. Hasil belajar siswa dapat dilihat dari prasiklus diperoleh rata-rata 61,25

dengan persentase sebesar 40% dalam kategori sedang. Pada siklus I diperoleh

rata-rata 69,25 dengan persentase sebesar 65% dalam kategori tinggi. Pada siklus

II diperoleh rata-rata 81,75 dengan persentase mencapai 95% dalam kategori

sangat tinggi sehingga hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari pre-test

sampai dengan siklus II. Begitu juga pada aktivitas belajar siswa dalam

pembelajaran matematika dengan menggunakan model Problem Based Learning

pada siklus I pertemuan ke 1 memperoleh persentase 46,7% kategori cukup dan

pada pertemuan ke 2 memperoleh persentase 57,3% kategori masih cukup. Pada

siklus II mengalami peningkatan pertemuan ke 1 memperoleh persentase 69,4%

kategori baik dan pada pertemuan ke 2 memperoleh persentase 81,50% kategori

sangat baik. Pengelolaan kelas guru dalam pembelajaran matematika dengan

menggunakan model Problem Based Learning juga mengalami peningkatan. xii

Pada siklus I pertemuan ke 1 memperoleh persentase 61% kategori baik, dan

pertemuan ke 2 memperoleh persentase 69% kategori baik, pada siklus II

pertemuan ke 1 memperoleh persentase 78% kategori sangat baik, dan pertemuan

ke 2 memperoleh persentase 91% kategori sangat baik. Disimpulkan bahwa model

Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran matematika materi sifat-sifat bangun ruang kelas V SDN 7 Klumpit

Gebog Kudus.

Rahardiyan Bayu Hananto dan Ariyanto. 2014. Peningkatan Hasil Belajar

Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada

Siswa Kelas VII A Semerster Genap SMP Negeri 02 Kartasura Tahun Pelajaran

2014/2015. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau Classroom

Action Research (CAR). Permasalahan yang ada adalah rendahnya hasil belajar

matematika kelas VII A SMP Negeri 02 Kartasura. Dalam mengatasi masalah

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ......BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Matematika . Istilah Matematika berasal dari bahasa latin

25

tersebut telah dilakukan suatu strategi yang mampu mendorong siswa untuk aktif

dan dapat bekerjasama antar siswa dalam proses pembelajaran. Strategi

pembelajaran yang telah diterapkan untuk permasalahan tersebut adalah PBL.

Hasil penelitian dengan menerapkan strategi pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VII A

SMP Negeri 02 Kartasura semester genap tahun pelajaran 2014/ 2015.

Peningkatan hasil belajar, (a) keberanian siswa memberikan ide-ide atau bertanya

dalam menyelesaikan permasalahan dalam kegiatan pembelajaran dari kondisi

awal 14,29%, siklus I 34,29% dan siklus II 71,43%; (b) Kerjasama siswa saat

kegiatan kelompok dari kondisi awal 22,86%, siklus I 42,86% dan siklus II 85,71;

(c) siswa yang memenuhi KKM ≥ 75 kondisi awal 34,28%, siklus I 54,42% dan

siklus II 68,57%.

Indra Ivanti Siregar dan Idris Harta. 2015. Peningkatan Hasil Belajar Siswa

dalam Materi Transformasi Geometri Melalui Model Problem Based Learning

(PTK Kelas XI Multimedia SMK Negeri 9 Surakarta Tahun 2014/2015 ). Jenis

penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SMK

Negeri 9 Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil

belajar matematika siswa dilihat dari indikator-indikator: (1) Nilai siswa dalam

latihan mandiri yang diberikan sebelum dilakukan tindakan 46,67% meningkat

menjadi 83,33% pada akhir tindakan. (2) Kemampuan keterampilan siswa dengan

menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah sebelum dilakukan

tindakan 31,03% meningkat menjadi 82,75% pada akhir tindakan. Dari penelitian

ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model Problem Based Learning dapat

meningkatkan hasil belajar matematika.

Ni Putu Sri Handayani. 2016. e-Journal PGSD Universitas Pendidikan

Ganesha: Penerapan Pendekatan Saintifik berbantuan Model Problem Based

Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Pengetahuan IPA

Siswa Kelas IV SD No 1 Dalung, Badung. Penelitian ini termasuk penelitian

tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Permasalahan yang ada dalam

penelitian ini adalah sebanyak 23 orang atau 57,5% siswa belum mencapai KKM

pada muatan pelajaran IPA. Solusi yang dilakukan untuk memecahkan

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ......BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Matematika . Istilah Matematika berasal dari bahasa latin

26

permasalahan tersebut adalah dengan cara melakukan pendekatan pembelajaran

awal yang memberdayakan siswa salah satunya dengan model pembelajaran PBL.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar setelah

penerapan pendekatan saintifik berbantuan model problem based learning.

Persentase rerata aktivitas belajar pada siklus I sebesar 68,9% berada pada kriteria

cukup aktif, dan pada siklus II persentase rerata aktivitas belajar menjadi 87,1%

berada pada kriteria aktif. Begitu juga dengan hasil belajar pengetahuan IPA pada

siklus I 79% berada pada kriteria sedang dengan ketuntasan klasikal 67,5%, dan

pada siklus II persentase rerata hasil belajar pengetahuan IPA menjadi 88,8%

berada pada kriteria tinggi dengan ketuntasan klasikal 87,5%. Dengan demikian

dapat disimpulkan, penerapan pendekatan saintifik berbantuan model problem

based learning dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pengetahuan IPA.

Hunaidah, Luh Sukariasih. 2016. JAF Vol 12 No. 1: Penerapan Model

Problem Based Learning dengan Pendekatan Scientific untuk Meningkatkan

Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIIIi SMP

Negeri 5 Kendari Semister saya Akademik Tahun 2014/2015). Permasalahan yang

terdapat dalam penelitian ini adalah Rendahnya aktivitas dan hasil belajar

Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas VIIIi Sekolah Menengah Pertama Negeri 5

Kendari. Dari permasalahan tersebut, telah ditemukan solusi yakni dengan

menerapkan pembelajaran dengan melibatkan siswa dalam kegiatan penyelidikan

dapat membantu siswa membangun sendiri pengetahuannya yaitu PBL.

Berdasarkan Pembelajaran dengan pendekatan ilmiah untuk rentang skor

diperoleh sebagai berikut: siklus pertama diperoleh skor 1,4 hingga 3,7 dengan

skor rata-rata 2, 84 dan standar deviasi 0,44; pada siklus II diperoleh skor 2,00

sampai dengan 3,85 dengan rata-rata skor 3,15 dan standar deviasi 0,37; dan 3)

hasil belajar kelas VIIIi ilmu siswa SMP Negeri 5 Kendari pada subyek udara

sederhana dapat ditingkatkan dengan menerapkan model Problem Based Learning

dengan pendekatan ilmiah, dengan akuisisi skor rata-rata hasil belajar siswa pada

siklus pertama 2.84 dengan persentase siswa yang telah dipelajari secara intensif

oleh 71,43%, sedangkan dalam siklus kedua dari hasil belajar siswa rata-rata

meningkat menjadi 3,15 dengan persentase siswa yang telah diteliti secara

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ......BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Matematika . Istilah Matematika berasal dari bahasa latin

27

mendalam oleh 91,43%. Dari beberapa penelitian di atas dapat disimpulkan

bahwa Metode Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan

hasil belajar siswa.

Persamaan beberapa penelitian di atas dengan penelitian yang akan peneliti

lakukan adalah mengkaji tentang peningkatan hasil belajar. Pendekatan yang

digunakan dalam penelitian sama-sama menggunakan pendekatan saintifik.

Persamaan selanjutnya adalah jenis penelitian tindakan kelas.

Perbedaan dari beberapa penelitian di atas dengan penelitian yang akan

peneliti lakukan terletak pada lokasi SD, materi pelajaran, kelas. Lokasi dalam

penelitian ini adalah di Jambu, Ambarawa. Perbedaan yang lain adalah dilihat dari

bidang kajiannya, jika penelitian yang sudah ada mengkaji tentang peningkatan

hasil belajar seperti Matematika dengan materi Operasi Perkalian dan Pembagian,

bangun ruang, geometri, serta mata pelajaran IPA. Dalam penelitian ini, peneliti

akan meneliti tentang peningkatan hasil belajar matematika dengan materi

bilangan pecahan.

2.3 Kerangka Berpikir

Model pembelajaran merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam

usaha mencapai keberhasilan kegiatan pembelajaran. Hasil observasi awal peneliti

menemukan fakta berupa metode yang digunakan guru dalam proses

pembelajaran masih menggunakan metode ceramah atau konvensional dan

menimbulkan beberapa masalah. Dari masalah tersebut dipilih alternatif

pemecahan masalah yakni dengan mengubah metode ceramah yang digunakan

oleh guru diubah dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based

Lerning (PBL). Kemudian, dengan beberapa kelebihan dan manfaat yang terdapat

dalam model pembelajaran Problem Based Lerning (PBL) akan meningkatkan

hasil belajar siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu, Ambarawa.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ......BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Matematika . Istilah Matematika berasal dari bahasa latin

28

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

Kondisi

Awal

Model Pembelajaran

Konvensional

1. Berpusat pada guru

2. Siswa kurang antusias dan

aktif

3. Siswa merasa bosan

4. Pembelajaran menjenuhkan

bagi siswa

Hasil Belajar

Matematika Rendah

Hasil Belajar

Mulai Meningkat

Penerapan Model

Pembelajaran PBL Siklus II

1. Guru semakin

memantapkan keahlian

menerapkan model

pembelajaran PBL.

2. Guru sangat mudah

menyampaikan materi

dengan model PBL.

3. Siswa sangat aktif dan

fokus.

4. Siswa semakin percaya

diri.

5. Keberanian siswa untuk

bertanya dan

menanggapi semakin

meningkat.

Penerapan Model

Pembelajaran PBL Siklus I

1. Guru menerapkan model

PBL sudah cukup baik,

Namun masih ada

beberapa aspek yang

harus lebih ditingkatkan

lagi.

2. Siswa mengikuti

pembelajaran model PBL

sudah menunjukkan

keaktifan dan rasa

senang. Namun siswa

masih bingung dalam

menjawab apersepsi dari

guru dan kurang

memperhatikan guru

Hasil Belajar

Lebih Meningkat

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ......BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Matematika . Istilah Matematika berasal dari bahasa latin

29

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berpikir di atas, hipotesis tindakan

dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Penerapan langkah-langkah pendekatan saintifik melalui model

pembelajaran PBL sesuai sintak, diduga dapat meningkatkan hasil belajar

matematika pada siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu,

Ambarawa.

2. Penggunaan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran PBL sesuai

sintak, diduga dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa

kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu, Ambarawa.