bab ii kajian pustaka 2.1 kajian teori 2.1.1...

31
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2). Sementara itu menurut Oemar Hamalik (2006: 154) Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Abin Syamsuddin Mahmu, (2002:157) juga menjelaskan belajar adalah konsep belajar yang menunjukkan kepada suatu proses perubahan perilaku pribadi seseorang berdasarkan pengalaman tertentu. Dari beberapa pendapat tersebut dapat simpulkan bahwa Belajar adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan seseorang melalui latihan dan pengalamannya dalam interaksi dengan lingkungan sehingga memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Setelah melakukan kegiatan belajar, maka siswa akan memperoleh hasil belajar yang di inginkan.

Upload: phungthuy

Post on 07-Apr-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5600/3/T1_172010020_BAB II.pdfpsikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah Intelegensi,

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan untuk

memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2).

Sementara itu menurut Oemar Hamalik (2006: 154) Belajar adalah perubahan

tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Abin

Syamsuddin Mahmu, (2002:157) juga menjelaskan belajar adalah konsep belajar

yang menunjukkan kepada suatu proses perubahan perilaku pribadi seseorang

berdasarkan pengalaman tertentu. Dari beberapa pendapat tersebut dapat

simpulkan bahwa Belajar adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan seseorang

melalui latihan dan pengalamannya dalam interaksi dengan lingkungan sehingga

memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Setelah

melakukan kegiatan belajar, maka siswa akan memperoleh hasil belajar yang di

inginkan.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5600/3/T1_172010020_BAB II.pdfpsikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah Intelegensi,

7

2.1.1.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Belajar

2.1.1.2.1 Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu

dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Menurut Slameto (2010: 54)

faktor intern membahas tentang tiga faktor, yaitu faktor jasmaniah, faktor

psikologis dan faktor kelelahan.

1. Faktor Fisiologis (jasmaniah)

Faktor-faktor fisiologis meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. Proses

belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, agar

seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan

badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan

tentang belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga dan ibadah (Slameto,2010:

54).

2. Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar meliputi

segala hal yang berkaitan dengan kondisi seseorang. Beberapa faktor

psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah Intelegensi,

Perhatian, Minat, Bakat, Motif, Kematangan, Kesiapan, dan Cara belajar.

a. Inteligensi atau kecerdasan siswa

Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan

untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan

cepat dan efektif, mengetahui menggunakan konsep-konsep yang

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5600/3/T1_172010020_BAB II.pdfpsikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah Intelegensi,

8

abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan

cepat. Jadi intilegensi siswa sangat berpengaruh terhadap kemajuan

dalam belajar (Slameto, 2010: 56).

b. Motivasi

Menurut Slameto (2010: 58) motivasi sangat erat sekali hubungannya

dengan tujuan yang akan dicapai dalam belajar, akan tetapi untuk

mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab

berbuat adalah motivasi itu sendiri sebagai daya penggerak atau

pendorongnya.

c. Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan. Jadi berbeda dengan perhatian, karena

perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu lama) dan belum tentu

diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan

perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan (Slameto,2010: 57).

d. Sikap

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relatif

tetap terhadap obyek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara

positif maupun negatif (Baharudin 2008: 24).

e. Bakat

Menurut Hilgard dalam Slameto (2010: 37) bakat adalah kemampuan

untuk belajar. Menurut Muhibbin (2003:136) bakat adalah kemampuan

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5600/3/T1_172010020_BAB II.pdfpsikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah Intelegensi,

9

potensial yang dimilki oleh seseorang untuk mencapai keberhasilanpada

masa yang akan datang.

2.1.1.2.2 Faktor Eksternal

Selain faktor-faktor internal, faktor-faktor eksternal juga mempengaruhi

proses belajar siswa. Menurut Slameto (2010: 60) faktor eksternal

dikelompokkan menjadi 3 faktor yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan

faktor masyarakat.

1. Faktor keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga diantaranya

yaitu cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana

rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.

a. Cara orang tua mendidik

Cara orang tua mendidik anak berpengaruh terhadap kemauan belajar

anak. Orang tua yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya,

misalnya mereka acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan

kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak

mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan atau melengkapi alat

belajarnya, tidak memperhatikan apakah anaknya belajar, tidak mau tau

bagaimana kemajuan belajar anaknya dapat menyebabkan anak tidak atau

kurang berhasil dalam belajarnya.

b. Relasi antar anggota keluarga

Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi antara orang

tua dan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudara atau anggota keluarga

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5600/3/T1_172010020_BAB II.pdfpsikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah Intelegensi,

10

yang lain turut memperngaruhi belajar anak. Wujud relasi itu misalnya

apakah hubungan itu penuh dengan kasih sayang dan pengertian, atau diliputi

kebencian. Sebetulnya relasi antar anggota keluarga ini erat hubungannya

dengan cara mendidik orang tua. Demi kelancaran belajar serta keberhasilan

anak perlu diusahakan relasi yang baik antar keluarga anak tersebut.

c. Suasana rumah

Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang

sering terjadi didalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Suasana

rumah yang gadu dan ramai tidak akan memberi ketenangan kepada anak

yang belajar.

d. Keadaan ekonomi orang tua

Keadaan ekomomi orang tua erat kaitannya dengan belajar anak. Anak

yang sedang belajar harus terpenuhi kebutuhan pokoknya. Jika anak hidup

dalam keluarga yang miskin, kebutuhan anak kurang terpenuhi, akibatnya

kesehatan anak terganggu dan belajarnya ikut terganggu.

2. Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar diantaranya yaitu metode

mengajar, kurikulum, metode belajar dan tugas.

a. Metode mengajar

Metode mengajar mempengaruhi belajar, metode mengajar guru yang

kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode

mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misal karena guru kurang

persiapan dan kurang mengasai bahan pelajaran sehingga guru terebut

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5600/3/T1_172010020_BAB II.pdfpsikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah Intelegensi,

11

menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa dan atau mata

pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa tidak senang dengan mata

pelajaran. Atau bisa juga guru mengajar dengan metode ceramah saja, siswa

menjadi bosan dan pasif. Sedangkan menurut Purwanto (2004: 104) faktor

guru dan cara mengajar merupakan faktor penting, bagaimana sikap dan

kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki oleh guru, dan

bagaimana cara guru mengajar juga menentukan hasil belajar yang akan

dicapai oleh siswa.

b. Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai jumlah kegiatan yang diberiakn kepada

siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar

siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu.

Jelaslah bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa. Kurikullum yang

kurang baik berpengaruh pada belajar.

c. Metode belajar

Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu

pembinaan dari guru. Dengan cara belajar tepat akan efektif pula hasil belajar

siswa.

3. Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap

belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam

masyarakat, diantaranya sebagai berikut:

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5600/3/T1_172010020_BAB II.pdfpsikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah Intelegensi,

12

a. Mass Media

Mass media misalnya TV, koram, komik dll, semuanya itu beredar di dalam

masyarakat. Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap

siswa dan juga terhadap belajarnya.

b. Teman bergaul

Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam

jiwanya. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa

begitu juga sebaliknya.

Dari penjelasan diatas faktor internal dan faktor eksternal sangat berpengaruh

terhadap belajar dan hasil belajar siswa. Selain itu metode yang digunakan oleh

guru pada saat mengajar juga berpengaruh terhadap hasil belajar. Karena metode

mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak

baik pula.

2.1.2 Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang telah terjadi

melalui proses pembelajaran. Perubahan tingkah laku tersebut berupa

kemampuan-kemampuan siswa setelah aktifitas belajar yang menjadi hasil

perolehan belajar.Dengan demikian hasil belajar adalah perubahan yang terjadi

pada individu setelah mengalami pembelajaran (Nana Sudjana,2005:3). Hasil

belajar menurut Nasution(2006:36) adalah hasil dari suatu interaksi belajar

mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru. Hasil

belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar. Dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5600/3/T1_172010020_BAB II.pdfpsikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah Intelegensi,

13

hasil belajar. Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh siswa dari upaya yang

telah dilakukan sehingga terjadi perubahan perilaku, baik perilaku dalam

bidang kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Dari beberapa pendapat

tersebut dapat simpulkan hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa

yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setelah terjadinya

proses pembelajaran. Dalam penelitian ini hasil belajar yang ingin dicapai

adalah aspek kognitif.

Menurut Bloom (dalam Anderson dan Krathwohl, 2010:39-43) Revisi

ranah kognitif taksonomi Bloom dibedakan menjadi 2 jenis dimensi besar yaitu

dimensi pengetahuan, dan dimensi proses kognitif. Dimensi pengetahuan

dibedakan dalam empat jenis/dimensi yaitu: pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural dan metakognif, sedangkan dimensi proses kognitif terdiri dari 6

(enam dimensi) yaitu mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3),

menganalisis (C4), Mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6). Dimensi proses

kognitif ini masing-masing diklasifikasikan dalam kategori-kategori.

1. Kategori-kategori Dalam Dimensi Proses Kognitif

Menurut Anderson dan Krathwohl (2010:44-45) Dimensi kedua dari

revisi taksonomi Bloom adalah Dimensi proses kognitif yang terdiri dari 6

(enam) dimensi proses yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan,

menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.

a. Mengingat

Mengingat adalah mengambil pengetahuan tertentu dari memori jangka

panjang. Jika tujuan pembelajaran adalah menumbuhkan kemampuan untuk

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5600/3/T1_172010020_BAB II.pdfpsikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah Intelegensi,

14

meretensi materi pelajaran, maka kategori proses kognitif yang tepat adalah

mengingat.

b. Memahami

Memahami adalah mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran

termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. Proses-proses

Kognitif meliputi: menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan,

merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan.

c. Mengaplikasikan

Mengaplikasikan yaitu melibatkan penggunaan prosedur-prosedur

tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau penyelesaian masalah.

d. Menganalisis

Menganalisis adalah melibatkan proses memecah-mecah materi jadi

bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian

itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau

tujuan.

e. Mengevaluasi

Mengevaluasi yaitu membuat keputusan berdasarkan kriteria dan

standar.

f. Mencipta

Mencipta adalah memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu

yang baru dan koheren atau membuat suatu produk yang orisinal.

Berikut adalah tabel revisi taksonomi Bloom adalah sebagai berikut:

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5600/3/T1_172010020_BAB II.pdfpsikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah Intelegensi,

15

Bagan 2.1.

Ringkasan Perubahan Struktural dari Kerangka Pikir Asli ke Revisi.

Dimensi tersendiri

Pengetahuan Mengingat

Komprehensi Memahami

Aplikasi mengaplikasikan

Analisi Menganalisis

Sintesi Mengevaluasi

Evaluasi Mencipta

Hasil Belajar dalam penelitian ini hanya sampai pada kategori

menganalisis.

2.1.3 Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana siswa

belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang

anggotanya 5 orang dengan struktur kelompok heterogen, Slavin dalam Isjoni

(2009: 15). Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran

yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya

sesuai dengan kehidupan nyata di kehidupan masyarakat, sehingga dengan

bekerja secara bersama-sama diantara sesama anggota kelompok akan

Dimensi

pengetahuan

Dimensi

Proses

Kognitif

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5600/3/T1_172010020_BAB II.pdfpsikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah Intelegensi,

16

meningkatkan motivasi produktivitas dan perolehan belajar (Etin Solihatin dan

Raharjo, 2009: 5). Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam

metode pengajaran,di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok

kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi

pembelajaran (Robert E.Slavin, 2011: 4).

Tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa

untuk meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu

maupun secara kelompok. Karena siswa bekerja dalam suatu team, maka

dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan diantara para siswa dari

berbagai latar belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan ketrampilan-

ketrampilan proses kelompok dan pemecahan masalah (Johnson dalam

Trianto,2009:57). Dalam pembelajaran kooperatif terdapat lima unsur yang

harus diperhatikan. Lima Unsur Penting dalam Pembelajaran Kooperatif

menurut Johnson dalam Trianto (2009:60) antara lain:

1. Saling ketergantungan yang bersifat positif antar siswa.

Pada pembelajaran kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang

bekerja sama untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain.

Seorang siswa tidak akan sukses kecuali semua anggota kelompoknya juga

sukses. Siswa akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari

kelompok yang juga mempunyai andil dalam suksesnya kelompok.

2. Interaksi antar siswa semakin meningkat.

Pembelajaran kooperatif akan meningkatkan interaksi antar siswa.

Hal ini terjadi dalam hal seorang siswa akan membantu siswa lain untuk

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5600/3/T1_172010020_BAB II.pdfpsikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah Intelegensi,

17

sukses sebagai anggota kelompok. Saling memberikan bantuan ini akan

berlangsung secara alamiah karena kegagalan seseorang dalam kelompok

mempengaruhi suksesnya kelompok.

3. Tanggung jawab individual.

Tanggung jawab individual dalam belajar kelompok dapat berupa

tanggung jawab siswa dalam hal membantu siswa yang membutuhkan

bantuan dan siswa tidak hanya sekedar mengandalkan pada hasil kerja

teman sekelompoknya.

4. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil.

Pada pembelajaran kooperatif, selain dituntut untuk mempelajari

materi yang diberikan, seorang siswa juga dituntut untuk belajar

berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompoknya.

5. Proses kelompok.

Proses kelompok terjadi jika anggota kelompok mendiskusikan

tugas dengan dengan anggota kelompok lain secara kompak, maka mereka

akan mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan kerja yang

baik.

Jadi dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan

pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara bersama-

sama yang beranggotakan 5 orang atau lebih dengan struktur kelompok

heterogen, di mana para siswa dapat saling membantu satu sama lainnya

dalam mempelajari materi pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dapat

dilakukan melalui beberapa metode pembelajaran.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5600/3/T1_172010020_BAB II.pdfpsikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah Intelegensi,

18

2.1.4 Metode Pembelajaran Group Investigation dan Jigsaw

2.1.4.2 Pengertian Metode

Menurut Suwardi (2007:61) Metode adalah cara yang digunakan untuk

mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Metode merupakan cara teratur

yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai

dengan yang dikehendaki (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005:740).

Sedangkan menurut Nana Sudjana (2002:260) metode adalah cara yang

digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat

berlangsungnya pelajaran, oleh karena itu peranan metode pengajaran sebagai

alat untuk menciptakan proses belajar mengajar.

2.1.4.3 Pengertian Pembelajaran

Menurut Nazarudin (2007:163) pembelajaran adalah suatu peristiwa atau

situasi yang sengaja dirancang dalam rangka membantu dan mempermudah

proses belajar dengan harapan dapat membangun kreatifitas siswa.

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian

rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik (Darsono

2002:24-25). Sedangkan menurut Aunurrahman (2011:14) pembelajaran

adalah kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa untuk mempelajari

suatu materi pelajaran, dalam kegiatan pembelajaran guru dituntut untuk

memiliki sikap terbuka dan sabar agar dapat memahami siswanya.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5600/3/T1_172010020_BAB II.pdfpsikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah Intelegensi,

19

2.1.4.4 Pengertian Metode Pembelajaran

metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang

dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa

dalam upaya untuk mencapai tujuan (M. Sobri Sutikno, 2009:88). Menurut

Nana Sudjana (2005:76) metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan

guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya

pengajaran. Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam

mengorganisasikan kelas dalam menyajikan bahan pelajaran (Sagala, S.

(2003:169). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran adalah cara yang dilakukan oleh guru dalam melakukan

hubungan atau interaksi dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran

untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2.1.4.5 Metode Group Investigation

2.1.4.5.1 Pengertian group investigation

Menurut Eggen dan Kauchak dalam Maimunah (2005: 21) Group

investigation adalah strategi belajar kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam

kelompok untuk melakukan investigasi suatu topik. Metode GI melibatkan siswa

sejak perencanaan , baik dalam seleksi topik maupun cara mempelajarinya melalui

proses investigasi yang mendalam. Metode ini menuntut siswa untuk memiliki

kemampuan berkomunikasi yang baik maupun dalam ketrampilan proses

kelompok (group process skill). Metode investigasi kelompok sering dipandang

sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5600/3/T1_172010020_BAB II.pdfpsikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah Intelegensi,

20

pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan baik

dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi

(Hamdani, 2011: 90). Metode GI merupakan pembelajaran kooperatif yang

melibatkan kelompok kecil di mana siswa bekerja menggunakan inquiri

kooperatif, perencanaan, proyek dan diskusi kelompok dan kemudian

mempresentasikan hasil diskusi mereka di kelas (Suyatno, 2009: 56).

Dari beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan Group investigasi

adalah strategi belajar kooperatif yang melibatkan siswa sejak perencanaan, baik

dalam seleksi topik maupun cara mempelajarinya melalui proses investigasi,

melakukan diskusi kelompok, dan mempresentasikan hasil diskusi.

2.1.4.5.2 Langkah-langkah pelaksanaan Group investigation

Langkah-langkah pelaksanaan Group investigation menurut beberapa ahli

adalah:

Slavin

(Tukiran, dkk. 2011:76)

Hamdani

(2010: 91)

Suyatna

(2009: 123-124)

1. Mengidentifikasikan

topik dan mengatur

murid ke dalam

kelompok, aktifitas yang

dilakukan;

a. Para siswa meneliti

beberapa sumber,

mengusulkan sejumlah

topik, dan

mengkategorikan saran-

1. Seleksi topik

Siswa memilih

berbagai sub topik.

Para siswa selanjutnya

diorganisasikan

menjadi kelompok-

kelompok yang

berorientasi pada tugas.

Anggota kelompok

terdiri atas dua hingga

1. Guru membagi kelas

dalam beberapa

kelompok

heterogen.

2. Guru menjelaskan

maksud

pembelajaran dan

tugas kelompok.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5600/3/T1_172010020_BAB II.pdfpsikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah Intelegensi,

21

saran.

b. Para siswa bergabung

dengan kelompoknya

untuk mempelajari topik

yang telah mereka pilih.

c. Komposisi kelompok

didasarkan pada

ketertarikan siswa dan

harus bersifat heterogen.

d. Guru membantu

dalam pengumpulan

informasi.

2. Merencanakan tugas

yang akan dipelajari

a. Para siswa

merencanakan bersama

mengenai apa yang

dipelajari.

b. Siswa melakukan

pembagian tugas,siapa

melakukan apa.

3. Melaksanakan

investigasi

a. Para siswa

mengumpulkan

informasi,

menganalisis data, dan

membuat kesimpulan.

b. Tiap anggota

kelompok

berkontribusi untuk

usaha-usaha yang

dilakukan

enam orang. Komposisi

kelompok heterogen

baik dalam jenis

kelamin, etnik, maupun

kemampuan akademik.

2. Merencanakan kerja

sama. Siswa beserta

guru merencanakan

berbagai topik dan sub

topik yang telah dipilih

dari seleksi topik

(langkah 1).

3. Implementasi

Siswa melaksanakan

rencana yang telah

dirumuskan pada

langkah (2).

Pembelajaran harus

melibatkan berbagai

aktivitas dan

ketrampilan dengan

variasi yang luas dan

mendorong para siswa

untuk menggunakan

berbagai sumber, baik

yang terdapat di dalam

maupun di luar

sekolah.

4. Analisi dan sintesis

Siswa menganalisis dan

menyintesis berbagai

informasi yang

diperoleh pada langkah

3. Guru memanggil

para ketua para

ketua kelompok

untuk satu materi

atau tugas yang

berbeda dari

kelompok lain.

4. Setiap kelompok

membahas materi

yang sudah ada

secara kooperatif

berisi penemuan.

5. Setelah selesai

diskusi, lewat juru

bicara ketua

menyampaikan hasil

pembahasan

kelompok.

6. Guru memberikan

penjelasan singkat

sekaligus memberi

kesimpulan.

7. Evaluasi

8. Penutup

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5600/3/T1_172010020_BAB II.pdfpsikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah Intelegensi,

22

kelompoknya.

c. Para siswa saling

berdiskusi,

mengklarifikasi, dan

mensistesis semua

gagasan.

4. Menyiapkan laporan

akhir:

a. Anggota kelompok

menentukan pesan-

pesan esensial dari

proyek mereka.

b. Anggota kelompok

merencanakan apa

yang akan mereka

laporkan, dan

mempresentasikan.

c. Wakil-wakil

kelompok

membentuk sebuah

panitia acara untuk

mengkoordinasikan

rencana-rencana

presentasi.

5. Mempresentasikan

laporan akhir:

a. Presentasi yang dibuat

untuk seluruh kelas

dalam berbagai macam

bentuk.

b. Bagian presentasi

tersebut harus dapat

(3) dan merencanakan

untuk meringkas dan

penyajian menarik di

depan kelas.

5. Penyajian hasil akhir

Semua kelompok

menyajikan presentasi

yang menarik dari

berbagai topik yang

telah dipelajari agar

semua siswa dalam

kelas saling terlibat dan

mencapai suatu

perspektif yang luas

mengenai topik

tersebut. Presentasi

kelompok

dikoordinasikan oleh

guru.

6. Evaluasi

Guru beserta siswa

melakukan evaluasi

mengenai kontribusi

setiap kelompok

terhadap pekerjaan

kelas sebagai satu

keseluruhan. Evaluasi

dapat mencakup setiap

siswa secara individu

atau kelompok atau

keduanya.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5600/3/T1_172010020_BAB II.pdfpsikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah Intelegensi,

23

Berdasarkan pendapat para ahli mengenai langkah-langkah metode group

investigation, maka dalam melaksanakan penelitian di SMP N 1 Bergas

menerapkan langkah dari Hamdani. Alasan mengapa tidak menggunakan langkah

dari Slavin karena minimnya waktu untuk penelitian, sementara itu langkah

menurut Suyatna kurang jelas karena hanya disebutkan secara ringkas.

2.1.4.5.3 Kelebihan dan kekurangan metode Group investigation

Pembelajaran metode group investigation mempunyai kelebihan dan

kelemahan. Berikut kelebihan dan kelemahan metode group investigation:

a. Kelebihan metode Group investigation (Setiawan,2006:9) :

a. Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif.

b. Rasa percaya diri dapat lebih meningkat.

c. Dapat belajar untuk memecahkan dan menangani suatu masalah.

d. Belajar menghargai pendapat orang lain.

e. Siswa terlatih untuk mempertanggungjawabkan jawaban yang

diberikan.

melibatkan siswa lain

secara aktif.

6. Evaluasi

Guru dan murid

berkolaborasi dalam

mengevaluasi

pembelajaran siswa.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5600/3/T1_172010020_BAB II.pdfpsikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah Intelegensi,

24

f. Selalu berfikir tentang cara atau strategi yang digunakan sehingga

didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum.

b. Kekurangan Group Investigation yaitu (Setiawan, 2006:9).:

a. Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan.

b. Sulitnya memberikan penilaian secara personal.

c. Tidak semua topik cocok dengan metode pembelajaran GI, metode

pembelajaran GI cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang

menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman

yang dialami sendiri.

d. Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif.

2.1.4.6 Metode Jigsaw

2.1.4.6.1 Pengertian Metode Jigsaw

Jigsaw adalah salah satu dari metode pembelajaran kooperatif yang

paling fleksibel (Slavin, 2005:246). jigsaw telah dikembangkan dan diuji

cobakan oleh Ellot Aronson dan kemudian diadaptasi oleh slavin. Dalam

penerapan jigsaw, siswa dibagi berkelompok dengan lima atau enam

anggota kelompok belajar heterogen. Setiap anggota bertanggung jawab

untuk mempelajari, menguasai bagian tertentu bahan yang diberikan

kemudian menjelaskan pada anggota kelompoknya. Dengan demikian

terdapat rasa saling membutuhkan dan harus bekerjasama secara

kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan. Para anggota dari

kelompok lain yang bertugas mendapat topik yang sama berkumpul dan

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5600/3/T1_172010020_BAB II.pdfpsikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah Intelegensi,

25

berdiskusi tentang topik tersebut. Kelompok ini disebut kelompok ahli.

Kemudian anggota tim ahli kembali ke kelompok asal dan mengajarkan

apa yang telah dipelajarinya dan didiskusikan didalam kelompok ahlinya

untuk diajarkan kepada teman kelompoknya sendiri (Ibrahim, 2001:21).

Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif jigsaw adalah teori

konstruktivisme, pada dasarnya pendekatan kontruktivisme dalam belajar

adalah suatu pendekatan dimana siswa secara individu menemukan dan

menstransformasikan informasi yang kompleks, memeriksa informasi

dengan aturan dan merevisinya bila perlu (Soejadi dalam Teti

Sobri,2006:15).

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan metode jigsaw adalah

metode pembelajaran kooperatif dimana siswa dibagi dalam kelompok

asal dengan lima atau enam anggota kelompok belajar heterogen dan

kemudian dibentuk kelompok ahli. Kelompok ahli dibentuk sesuai

dengan topik yang sama kemudian berdiskusi tentang topik tersebut.

Kemudian anggota tim ahli kembali ke kelompok asaln dan mengajarkan

apa yang telah dipelajarinya kepada kelompok asal.

2.1.4.6.2 Langkah-langkah Pelaksanaan Metode jigsaw

Dalam penerapan metode jigsaw, adapun langkah-langkah metode

jigsaw menurut beberapa ahli. Berikut adalah langkah-langkah

pelaksanaan metode jigsaw menurut beberapa ahli.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5600/3/T1_172010020_BAB II.pdfpsikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah Intelegensi,

26

Langkah-langkah pelaksanaan jigsaw menurut beberapa ahli adalah sebagai

berikut:

Aronson dalam Kunandar

(2007 : 365)

Trianto

(2007: 56-57)

1. Kelompok asal yaitu:

a. Siswa dibagi ke dalam kelompok

kecil 3-6 siswa.

b. Guru memberikan tugas sesuai materi

yang diajarkan.

c. Masing-masing siswa dalam

kelompok mendapatkan tugas yang

berbeda-beda dan memahami informasi

yang ada didalamnya.

2. Kelompok ahli yaitu:

a. Kumpulkan masing-masing siswa

yang memiliki tugas yang sama dalam

satu kelompok sehingga jumlah

kelompok ahli sesuai dengan tugas yang

telah disiapkan oleh guru.

b. Dalam kelompok ahli ini ditugaskan

agar siswa belajar bersama untuk

menjadi ahli sesuai dengan tugas yang

menjadi tanggung jawabnya.

c. Tugaskan bagi semua anggota

kelompok ahli untuk memahami dan

dapat menyampaikan informasi tentang

hasil dari tugas yang telah dipahami

kepada kelompok asal.

d. Apabila tugas sudah selesai

dikerjakan dalam kelompok ahli

masing-masing siswa kembali ke

kelompok asal.

1. Guru membagi kelas menjadi

beberapa kelompok belajar. Setiap

kelompok beranggotakan 5-6 orang

siswa.

2. Guru memberikan materi ajar dalam

bentuk teks yang telah terbagi menjadi

beberapa sub materi untuk dipelajari

secara khusus oleh setiap anggota

kelompok.

3. Semua kelompok mempelajari materi

ajar yang telah diberikan oleh guru.

4. Kelompok ahli bertemu dan

memebahas topik materi yang menjadi

tanggung jawabnya.

5. Anggota kelompok ahli kembali ke

kelompok asal masing-masinguntuk

membantu kelompoknya.

6. . Guru mengevaluasi hasil belajar

siswa secara individual

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5600/3/T1_172010020_BAB II.pdfpsikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah Intelegensi,

27

e. Secara bergiliran masing-masing

siswa menyampaikan hasil dari tugas

dikelompok ahli.

f. Apabila kelompok sudah

menyelesaikan tugasnya secara

keseluruhan, masing-masing kelompok

melaporkan hasilnya (melakukan

presentasi) dan guru memberi

klarifikasi.

Dari teori yang telah diuraikan oleh beberapa ahli mengenai langkah-

langkah metode jigsaw, maka dalam melaksanakan penelitian di SMP N 1 Bergas

menggunakan metode jigsaw menurut Aronson, dibandingkan dengan langkah

pelaksanaan metode jigsaw menurut Trianto pelaksanaan metode jigsaw menurut

Aronson lebih detail. Karena dalam langkah metode jigsaw Aronson menyebutkan

secara rinci seperti misalnya tugas atau materi untuk kelompok asal dan kelompok

ahli. Sementara Trianto hanya menyebutkan Guru memberikan materi ajar dalam

bentuk teks yang telah terbagi menjadi beberapa sub materi untuk dipelajari secara

khusus oleh setiap anggota kelompok sehingga kurang mudah dipahami.

2.1.4.6.3 Kelebihan dan kekurangan metode jigsaw

Kelebihan dan kelemahan metode jigsaw menurut Ibrahim dkk,(2000) adalah:

1). Kelebihan metode jigsaw

a. Dapat mengembangkan tingkah laku kooperatif.

b. Menjalin atau mempererat hubungan yang lebih baik antar siswa.

c. Dapat mengembangkan kemampuan akademis siswa.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5600/3/T1_172010020_BAB II.pdfpsikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah Intelegensi,

28

d. Siswa lebih banyak belajar dari teman mereka dalam belajar

kooperatif dari pada guru.

2). Kekurangan metode jigsaw yaitu:

a. Memerlukan waktu yang relatif lama.

b. Tidak efektif untuk siswa yang banyak.

c. Memerlukan perhatian dan pengawasan ekstra ketat dari guru.

d. Memerlukan persiapan yang matang.

2.1.5 Perbedaan Metode Group Investigation dan Metode Jigsaw

Metode Group Investigation Metode Jigsaw

1. Mengidentifikasikan topik dan

mengatur murid ke dalam

kelompok, aktifitas yang

dilakukan;

a. Para siswa meneliti beberapa

sumber, mengusulkan sejumlah

topik, dan mengkategorikan

saran-saran.

b. Para siswa bergabung dengan

kelompoknya untuk mempelajari

topik yang telah mereka pilih.

c. Komposisi kelompok

didasarkan pada ketertarikan

1) Guru membagi kelas menjadi

kelompok-kelompok lebih kecil.

Jumlah kelompok bergantung pada

jumlah konsep yang terdapat pada

topik yang dipelajari. Kalau dalam

materi yang akan dipelajari ada 4

topik maka kelompok terbagi

menjadi 4. Jika dalam satu kelas

ada 32 orang maka setiap

kelompok beranggotakan 8 siswa.

Keempat kelompok itu sesuai

dengan 4 topik yang ada yang biasa

disebut kelompok asal (home

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5600/3/T1_172010020_BAB II.pdfpsikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah Intelegensi,

29

siswa dan harus bersifat

heterogen.

d. Guru membantu dalam

pengumpulan informasi dan

memfasilitasi pengaturan.

teams).

2. Merencanakan tugas yang akan

dipelajari

a. Para siswa merencanakan

bersama mengenai apa yang

dipelajari.

b. Bagaimana mempelajarinya,

siswa melakukan pembagian

tugas.

c. Siapa melakukan apa

(pembagian tugas).

d. Untuk kepentingan apa

sehingga topic ini harus

diinvestigasi.

2) Setelah kelompok asal

terbentuk, guru membagikan materi

tekstual kepada tiap-tiap kelompok.

Setiap siswa dalam setiap

kelompok bertanggungjawab

mempelajari teks yang diterimanya

dari guru. Teks yang dibagikan

pada siswa disesuaikan dengan

topic pada masing-masing

kelompok. Tiap siswa dalam

kelompok mendalami konsep pada

teks yang telah diterimanya.

3. Melaksanakan investigasi

a. Para siswa mengumpulkan

informasi, menganalisis data, dan

membuat kesimpulan.

b. Tiap anggota kelompok

3) Langkah selanjutnya adalah

membentuk kelompok ahli (expert

teams). Jumlah kelompok ahli

sesuai topic yang ada dan setiap

kelompok ahli beranggotakan 8

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5600/3/T1_172010020_BAB II.pdfpsikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah Intelegensi,

30

berkontribusi untuk usaha-usaha

yang dilakukan kelompoknya.

c. Para siswa saling bertukar,

berdiskusi, mengklarifikasi, dan

mensistesis semua gagasan.

siswa yang berasal dari masing-

masing kelompok kecil. Jadi dalam

satu kelompok ahli beranggotakan

dari keempat kelompok asal yang

berbeda topik-topiknya.

4. Menyiapkan laporan akhir

a. Anggota kelompok menentukan

pesan-pesan esensial dari proyek

mereka.

b. Anggota kelompok merencanakan

apa yang akan mereka laporkan, dan

bagaimana mereka akan membuat

presentasinya.

c. Wakil-wakil kelompok

membentuk sebuah panitia acara

untuk mengkoordinasikan rencana-

rencana presentasi.

4) Setelah terbentuk kelompok ahli,

diberikan waktu dan kesempatan

kepada mereka untuk berdiskusi.

Melalui diskusi di kelompok ahli

diharapkan mereka memahami

topik yang sementara dipelajarinya.

5. Mempresentasikan laporan akhir:

a. Presentasi yang dibuat untuk

seluruh kelas dalam berbagai macam

bentuk.

b. Bagian presentasi tersebut harus

dapat melibatkan audience secara

5) Setelah diskusi di kelompok ahli

selesai, selanjutnya mereka

kembali ke kelompok asal. Setelah

mereka kembali ke kelompk asal

lalu diberikan kesempatan kepada

mereka untuk berdiskusi. Kegiatan

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5600/3/T1_172010020_BAB II.pdfpsikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah Intelegensi,

31

aktif.

c. Audience mengevaluasi kejelasan

dan penampilan presentasi

berdasarkan kriteria yang telah

ditentukan sebelumnya oleh seluruh

anggota kelas.

ini merupakan refleksi terhadap

pengetahuan yang telah mereka

dapatkan dari hasil berdiskusi di

kelompok ahli.

6.Evaluasi

a. Para siswa saling memberikan

umpan balik mengenai topic

tersebut, mengenai tugas yang telah

mereka kerjakan, mengenai

keefektifan pengalaman-pengalaman

mereka.

b. Guru dan murid berkolaborasi

dalam mengevaluasi pembelajaran

siswa.

c. Penilaian atas pembelajaran harus

mengevaluasi pemikiran yang

tinggi.

6) Sebelum pembelajaran diakhiri,

diskusi dengan seluruh kelas perlu

dilakukan. Selanjutnya guru

menutup pembelajaran dengan

memberikan review atas topic yang

telah dipelajari bersama.

Perbedaan dari kedua metode tersebut adalah dalam pembelajaran

menggunakan metode jigsaw membentuk dua kelompok yaitu kelompok

asal dan kelompok ahli. Kemudian dalam mengerjakan materi dengan

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5600/3/T1_172010020_BAB II.pdfpsikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah Intelegensi,

32

metode jigsaw siswa lebih menguasai karena siswa berdiskusi didalam dua

kelompok. Sementara itu dalam metode group investigation siswa

melakukan investigasi baik itu melalui tv, koran, internet dll. Setelah

melakukan investigasi siswa membuat laporan dan mempresentasikan

hasil laporan.

2.1.6 Penelitian yang Relevan

Berikut ini beberapa peneletian yang relevan degan penelitian ini

yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Rina Ari Sabtanti (2011)

Penelitian yang dilakukan oleh Rina Ari Sabtanti berjudul Studi

Eksperimen pengaruh Teknik Kooperatif metode Jigsaw dan Metode

Struktural Number Head Together Terhadap Prestasi Belajar PKn Siswa

Kelas VII Semester Genap Di SMP Negeri Wuryantoro Tahun Ajaran

2009/2010. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen untuk

mengetahui prestasi belajar siswa dari aspek kognitif. Populasi penelitian ini

adalah siswa kelas VII SMP N 2 Wuryantoro tahun ajaran 2009/2010. Sample

terdiri dari dua kelas yaitu kelas VII C sebagai kelas eksperimen dengan

menggunakan metode jigsaw dan siswa kelas VII D sebagai kelas kontrol

dengan menggunakan metode Struktural Number Head Together. Analisis

data untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis uji t-

dua pihak.

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5600/3/T1_172010020_BAB II.pdfpsikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah Intelegensi,

33

Hasil penelitian dapat disimpulkan: adanya perbedaan prestasi belajar PKn

menggunakan metode Jigsaw dengan prestasi blejara Pkn dengan

menggunakan metode Struktural Number Head Together pada aspek

kognitif. Hal tersebut ditunjukkan dengan thitung > ttabel = 4,744 > 1,995.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Rina Ari

Sabtanti terletak pada penggunaan variabelnya baik variabel bebasnya maupun

variabel terikatnya. Metode penelitiannya juga sama yaitu eksperimen.

Perbedaannya terletak pada tempat dan waktu penelitian. Populasi penelitian

adalah siswa kelas siswa kelas VII SMP N 2 Wuryantoro sedangkan subjek

penelitian ini adalah siswa kelas 7 SMP Negeri 1 Bergas, kabupaten

Semarang.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Yeni Susilowati

Penelitian yang dilakukan oleh Yeni Susilowati mengambil judul

“Perbedaan Pengaruh Metode Group Investigation Pada Hasil Belajar IPA

Siswa Kelas V SD Cebongan 02 Salatiga Semester II Tahun 2011/2012”.

Metode yang digunakan yaitu eksperimen semu. Subjek penelitian ini adalah

siswa kelas Va dan Vb SD Cebongan 02. Kelas Va sebagai kelas eksperimen

dan kelas Vb sebagai kelas control. Analisis perbedaan menggunakan analisis

uji T-test dengan bantuan spss 16. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor

hasil belajar siswa pada kelas 95,23 kontrol sebesar 92,22 dengan besarnya

nilai signifikansi sebesar 0,205 > 0,005 maka Ho diterima dan Ha ditolak,

yang berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai posttest

kelas kontrol dengan nilai posttest kelas eksperimen sehingga tidak ada

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5600/3/T1_172010020_BAB II.pdfpsikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah Intelegensi,

34

pengaruh yang signifikan pada pembelajaran dengan menggunakan metode

penemuan terbimbing dan metode group investigation pada hasil belajar IPA

siswa kelas V SD Cebongan 02 Salatiga Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga

Semester II Tahun Ajaran 2011/2012.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Yeni

Susilowati terletak pada penggunaan variabelnya baik variable bebasnya

maupun variable terikatnya. Metode penelitiannya juga sama yaitu quasi

eksperimen. Perbedaannya terletak pada subjek penelitian, tempat dan waktu

penelitian. Subjek penelitian Yeni Susilowati adalah Siswa Kelas V SD

Cebongan 02 Salatiga sedangkan subjek penelitian ini adalah siswa klas VII

SMP Negeri 1 Bergas, kabupaten Semarang.

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5600/3/T1_172010020_BAB II.pdfpsikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah Intelegensi,

35

2.1.7 Kerangka Berfikir

Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan metode pembelajaran GI dan

Jigsaw, Secara teori metode pembelajaran GI merupakan jenis pembelajaraan

kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Metode ini

menuntut siswa untuk memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dalam

Memacu siswa untuk lebih aktif,

kreatif serta bertanggungjawab

terhadap proses belajarnya.

Mendorong siswa untuk berfikir

kritis

Memberi kesempatan setiap

siswa untuk menerapkan ide

yang dimiliki untuk menjelaskan

materi yang dipelajari kepada

siswa lain dalam kelompok

tersebut.

Diskusi tidak didominasi oleh

siswa tertentu saja tetapi semua

siswa dituntut untuk menjadi

aktif dalam diskusi tersebut.

siswa terlatih untuk

mempertanggung jawabkan

jawaban yang diberikan bekerja secara sistematis merencanakan dan

mengorganisasikan pekerjaannya mengecek kebenaran jawaban

yang mereka buat Selalu berfikir tentang cara atau

strategi yang digunakan sehingga

didapat suatu kesimpulan yang

berlaku umum.

Hasil belajar

kurang baik

Hasil belajar

lebih baik

Metode Group

Investigation

Metode Jigsaw

Proses Pembelajaran

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5600/3/T1_172010020_BAB II.pdfpsikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah Intelegensi,

36

ketrampilan proses kelompok (group process skill).Sedangkan metode

pembelajaran Jigsaw siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong

royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan

meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Dalam metode jigsaw siswa dibagi

menjadi kedalam kelompok asal dan kelompok ahli. Setiap anggota kelompok

bertanggung jawab untuk mempelajari, menguasai bagian tertentu yang diberikan,

kemudian menjelaskan pada anggota kelompok asalnya. Kedua metode tersebut

sama-sama mengarahkan pertanyaan kepada siswa kemudian siswa berdiskusi dan

mempresentasikan tentang apa yang mereka dapat.

Tetapi metode pembelajaran Jigsaw lebih baik dalam perbedaan pengaruh

hasil belajar siswa dibanding metode GI, ini dikarenakan metode Jigsaw

memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk menerapkan ide yang dimiliki

untuk menjelaskan materi yang dipelajari kepada siswa lain dalam kelompok

tersebut. Sedangkan Metode GI Selalu berfikir tentang cara atau strategi yang

digunakan sehingga didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum, akibatnya

metode GI kurang mempengaruhi hasil belajar siswa.

2.1.8 Hipotesis

Ada perbedaan pengaruh metode group investigation dan metode jigsaw terhadap

hasil belajar PKn pada siswa kelas 7 SMP Negeri 1 Bergas, kabupaten Semarang.