bab 3 inderaja
TRANSCRIPT
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
1/45
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pada kuliah di semester 4 ini mata kuliah yang diambil mahasiswa, salah
satu nya adah pengindraan jarak jauh. Dalam pengindraan jarak jauh kita
mempelajari tentang penggambaran bentuk muka bumi tetapi kita tidak
menyentuh objeknya. Sehingga kita membutuhkan suatu software yang dapat
membantu kita dalam mengolah data. Pada praktikum ini kita menggunakanER.Mapper yaitu sebuah software yang digunakan dalam pengolahan data
pengindraan jarak jauh, dengan memasukan hasil pemotretan bumi dari satelit.
Kegunaan hasil pemotretan bumi dari satelit merupakan perkembangan dari
pengukuran permukaan bumi dengan alat ukur tanah yang dikembangkan
dengan foto udara dan kemudian dengan satelit. Klasifikasi citra penginderaan
jauh (inderaja) bertujuan untuk menghasilkan peta tematik, dimana tiap warna
mewakili sebuah objek, misalkan hutan, laut, sungai, sawah, dan lain-lain.
Metode berbasis unsupervisedyang diusulkan ini adalah integrasi dari metode
feature extraction, hierarchical (hirarki) clustering, dan partitional (partisi)
clustering. Feature extraction dimaksudkan untuk mendapatkan komponen
utama citra multispektral tersebut, sekaligus mengeliminir komponen yang
redundan, sehingga akan mengurangi kompleksitas komputasi. Histogram
komponen utama ini dianalisa untuk melihat lokasi terkonsentasinya pixeldalam
feature space.
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
2/45
1.2. TUJUAN
Mahasiswa diharapkan mengetahui arti dan fungsi dari penginderaan
jauh
Mahasiswa mampu menganalisis dan menyimpulkan tentang interface
softwareER MAPPER 7.0.
Mahasiswa diharapkan mengetahui dan mampu mengoperasikan
software ER Mapper 7.0 yang dapat membantu dalam proses
pengolahan data hasil dari citra penginderaan jauh
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
3/45
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN PENGINDERAAN JAUH
Penginderaan jauh berkembang sangat pesat sejak empat dasawarsa
terakhir ini. Perkembangannya meliputi aspek sensor, wahana atau kendaraan
pembawa sensor, jenis citra serta liputan dan ketersediaannya, alat dan analisis
data, dan jumlah pengguna serta bidang penggunaannya. Berikut adalah
pengertian penginderaan jauh menurut beberapa ahli:
Penginderaan jauh (remote sensing), yaitu penggunaan sensor radiasi
elektromagnetik untuk merekam gambar lingkungan bumi yang dapat
diinterpretasikan sehingga menghasilkan informasi yang berguna (Curran,
1985).
Penginderaan jauh (remote sensing), yaitu suatu pengukuran atau
perolehan data padaobjek di permukaan bumi dari satelit atau instrumen
lain di atas jauh dari objek yang diindera. Foto udara, citra satelit, dan
citra radar adalah beberapa bentuk penginderaan jauh (Colwell, 1984).
Penginderaan jauh (remote sensing), yaitu ilmu untuk mendapatkan
informasi mengenai permukaan bumi seperti lahan dan air dari citra yang
diperoleh dari jarak jauh.Hal ini biasanya berhubungan dengan
pengukuran pantulan atau pancaran gelombang elektromagnetik dari
suatu objek (Campbell, 1987).
Penginderaan jauh ialah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi
tentang obyek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang
diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap
obyek, daerah atau gejala yang dikaji (Lillesand dan Kiefer , 1979).
Pengumpulan data penginderaan jauh dilakukan dengan menggunakan alat
pengindera atau alat pengumpul data yang disebut sensor. Data penginderaan
jauh dapat berupa citra, grafik, dan data numerik. Proses penerjemahan data
menjadi informasi disebut analisis atau interpretasi data dan analisis data
penginderaan jauh memerlukan data rujukan seperti peta tematik, data statistik,
dan data lapangan. Keseluruhan proses mulai dari pengambilan data, analisis
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
4/45
data hingga penggunaan data disebut Sistem Penginderaan Jauh.(Purwadhi,
2001).
Gambar 2.1. Sistem Penginderaan Jauh (Sumber:www.google.com)
2.2 CITRA
Citra dapat diartikan sebagai gambaran yang tampak dari suatu obyek yang
sedang diamati, sebagai hasil liputan atau rekaman suatu alat pemantau.
Menurut Hornby (1974) Citra adalah gambaran yang terekam oleh kamera atau
alat sensor lain. Sedangkan menurut Simonett, dkk(1983) Citra adalah gambar
rekaman suatu obyek (biasanya berupa gambaran pada foto) yang didapat
dengan cara optik, elektrooptik, optik-mekanik, atau electromekanik. Di dalam
bahasa Inggris terdapat dua istilah yang berarti citra dalam bahasa Indonesia,
yaitu image dan imagery, akan tetapi imagery dirasa lebih tepat
penggunaannya (Sutanto, 1986). Agar dapat dimanfaatkan maka citra tersebut
harus diinterprestasikan atau diterjemahkan/ ditafsirkan terlebih dahulu.
Pendapat lain adalah Citra merupakan gambaran dua dimensional yang
menggambarkan bagian dari permukaan bumi, hasil dari perekaman sensor atas
http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.google.com/ -
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
5/45
pantulan atau pancaran spektral objek yang disimpan pada media tertentu
(Prahasta, 2006).
Klasifikasi citra dapat dilakukan secara manual (visual) maupun secara
digital. Klasifikasi secara manual dilakukan dengan bertumpu pada kenampakan
pada citra, seperti misalnya rona atau warna, bentuk, ukuran, tinggi atau
bayangan, tekstur, pola, letak atau situs dan asosiasi dengan obyek lainnya.
Klasifikasi secara digital dapat dilakukan dengan bantuan komputer, dan
biasanya bertumpu pada informasi spektral obyek (yang diwakili oleh nilai pixel
citra) pada beberapa saluran spektral sekaligus. Oleh karena itu, klasifikasi
secara digital sering disebut sebagai klasifikasi multivariat atau klasifikasi
multispektral.
Citra dapat dibedakan atas citra foto (photographic image) atau foto udara
dan citra non foto (non photographic image). Perbedaan pokok keduanya
disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 2.1. Beda antara citra foto dan non foto
(Sumber : Lillesand dan Kiefer,1979: Siegel dan Gillespie, 1980)
Jenis-Jenis Citra:
Citra foto
Citra foto adalah gambaran yang dihasilkan dengan menggunakan sensor
kamera. Citra foto dapat dibedakan berdasarkan atas spektrum elektromagnetik,
sumber sensor, dan sistem wahana yang digunakan. Berdasarkan sistem
wahana yang digunakan:
a. Foto udara adalah foto yang dibuat dari pesawat udara atau balon.
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
6/45
b. Foto satelit atau foto orbital adalah foto yang dibuat dari satelit.
(Sutanto, 1986)
Berdasarkan spektrum elektromagnetikyang digunakan, citra foto
dapat dibedakan atas:
a) Foto ultraviolet yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum
ultraviolet dekat dengan panjang gelombang 0,29 mikrometer. Cirinya
tidak banyak informasi yang dapat disadap, tetapi untuk beberapa obyek
dari foto ini mudah pengenalannya karena kontrasnya yang besar. Foto
ini sangat baik untuk mendeteksi: tumpahan minyak di laut,
membedakan atap logam yang tidak dicat, jaringan jalan aspal, batuan
kapur.
b) Foto ortokromatikyaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum
tampak dari saluran biru hingga sebagian hijau (0,4 0,56 mikrometer).
Cirinya banyak obyek yang tampak jelas. Foto ini bermanfaat untuk studi
pantai karena filmnya peka terhadap obyek di bawah permukaan air
hingga kedalaman kurang lebih 20 meter. Baik untuk survei vegetasi
karena daun hijau tergambar dengan kontras.
c) Foto pankromatik yaitu foto yang menggunakan seluruh spektrum
tampak mata mulai dari warna merah hingga ungu. Kepekaan film
hampir sama dengan kepekaan mata manusia. Cirinya pada warna
obyek sama dengan kesamaan mata manusia. Baik untuk mendeteksi
pencemaran air, kerusakan banjir, penyebaran air tanah dan air
permukaan.
d) Foto inframerahasli (true infrared photo), yaitu foto yang dibuat dengan
menggunakan spektrum infra merah dekat hingga panjang gelombang
0,9 1,2 mikrometer yang dibuat secara khusus. Cirinya dapat mencapai
bagian dalam daun, sehingga rona pada foto inframerahtidak ditentukan
warna daun tetapi oleh sifat jaringannya. Baik untuk mendeteksi berbagai
jenis tanaman termasuk tanaman yang sehat atau yang sakit.
e) Foto infra merah modifikasi, yaitu foto yang dibuat dengan infra merah
dekat dan sebagian spektrum tampak pada saluran merah dan sebagian
saluran hijau. Dalam foto ini obyek tidak segelap dengan film infra merah
sebenarnya, sehingga dapat dibedakan dengan air.
( Geomedia. 2004)
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
7/45
Citra Non Foto
Citra non foto adalah gambaran yang dihasilkan dengan menggunakan
sensor bukan kamera.Berdasarkan sensor yang digunakan, citra non foto terdiri
dari :
Citra tunggal, yakni citra yang dibuat dengan sensor tunggal, yang
salurannya lebar.
Citra multispektral, yakni cerita yang dibuat dengan saluran jamak.
Berbeda dengan citra tunggal yang umumnya dibuat dengan saluran
lebar, citra multispektral pada umunya dibuat dengan saluran sempit.
Citra multispektral pada Landsat sering dibedakan atas:
a) Citra RBV (Return Beam Vidicon), sensornya berupa kamerayang hasilnya tidak dalam bentuk foto karena detektornya bukan
film dan prosesnya non fotografik.
b) Citra MSS (Multi Spektral Scanner), sensornya dapat
menggunakan spektrum tampak maupun spektrum inframerah
thermal. Citra ini dapat dibuat dari pesawat udara.
Alasan mengapa citra semakin banyak digunakan, yaitu :
Citra menggambarkan objek di muka bumi secara lengkap, permanendan meliputi daerah yang luas dengan format yang memungkinkan untuk
mengkaji objek-objek beserta hubungannya.
Jenis citra tertentu, tampak tiga dimensi bila pengamatan dilakukan
dengan orientasi stereoskopis.
Karakteristik objek yang tidak tampak mata dapat diwujudkan dalam
bentuk citra, sehingga objeknya dapat dikenali.
Citra dapat dibuat dengan cepat, meskipun untuk daerah yang sulit
didatangi atau diteliti secara terestrial. Interpretasi citra dapat dilakukan
siang ataupun malam.
Merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.
Citra sering dibuat dengan periode ulang yang pendek.
(Sutanto, 1986)
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
8/45
2.3 Satelit Landsat
Satelit Landsat (Land Satellite) milik Amerika Serikat, pertama kali
diluncurkan pada tahun 1972 dengan nama ERTS-1. Proyek tersebut sukses dan
dilanjutkan dengan peluncuran selanjutnya, seri kedua, tetapi dengan nama baru
yaitu Landsat. Seri tersebut hingga tahun 1991 telah sampai pada Landsat 5,
dikelompokkan menjadi dua generasi, yaitu generasi pertama (1-3) dan generasi
kedua (4-5).
(Sutanto, 1986)
Landsat 1-2 dan dua sensor, yaitu RBV (memiliki 3 saluran dengan resolusi
spasial79 m) dan MSS (memiliki 4 saluraan). Landsat 3 masih memiliki 2 sensor
itu, tapi sensor RBV hanya memiliki 1 saluran dengan resolusi spasial 40 m.
Landsat 4-5memiliki dua sensor; TM (dengan 7 saluran, dimana saluraan TM5
dan TM7-nya beresolusi spasial 30 m) dan MSS.
(Spasiatama, 2004).
Program Landsat adalah program paling lama untuk mendapatkan citra
Bumi dari luar angkasa. Satelit Landsat pertama diluncurkan pada tahun 1972;
yang paling akhir Landsat 7, diluncurkan tanggal 15 April 1999. Instrumen satelit-
satelit Landsat telah menghasilkan jutaan citra. Citra-citra tersebut diarsipkan di
Amerika Serikat dan stasiun-stasiun penerima Landsat di seluruh dunia, dimana
merupakan sumber daya yang unik untuk riset perubahan global dan aplikasinya
pada pertanian, geologi, kehutanan, perencanaan daerah, pendidikan, dan
keamanan nasional. Landsat 7 memiliki resolusi 15-30 meter.
(Sutanto, 1986)
Program ini dulunya disebut Earth Resources Observation Satellites
Programketika dimulai tahun 1966, namun diubah menjadi Landsat pada tahun
1975. Tahun 1979,Presidential Directive 54di bawah Presiden AS Jimmy Carter
mengalihkan operasi Landsat dari NASA ke NOAA, merekomendasikan
pengembangan sistem operasional jangka panjang dengan 4 satelit tambahan,
serta merekomendasikan transisi swastanisasi Landsat. Ini terjadi tahun 1985
ketika EOSAT, rekan Hughes Aircraft dan RCA, dipilih oleh NOAA untuk
mengoperasikan sistem Landsat dalam kontrak 10 tahun. EOSAT
mengoperasikan Landsat 4 and 5, memiliki hak ekslusif untuk memasarkan data
http://c/wiki/Bumihttp://c/wiki/Landsat_7http://c/wiki/15_Aprilhttp://c/wiki/1999http://c/wiki/Pertanianhttp://c/wiki/Geologihttp://c/wiki/Kehutananhttp://c/w/index.phphttp://c/wiki/Pendidikanhttp://c/wiki/Keamanan_nasionalhttp://c/wiki/Resolusihttp://c/wiki/1966http://c/wiki/1979http://c/wiki/Jimmy_Carterhttp://c/wiki/NASAhttp://c/w/index.phphttp://c/w/index.phphttp://c/w/index.phphttp://c/w/index.phphttp://c/w/index.phphttp://c/w/index.phphttp://c/w/index.phphttp://c/w/index.phphttp://c/wiki/NASAhttp://c/wiki/Jimmy_Carterhttp://c/wiki/1979http://c/wiki/1966http://c/wiki/Resolusihttp://c/wiki/Keamanan_nasionalhttp://c/wiki/Pendidikanhttp://c/w/index.phphttp://c/wiki/Kehutananhttp://c/wiki/Geologihttp://c/wiki/Pertanianhttp://c/wiki/1999http://c/wiki/15_Aprilhttp://c/wiki/Landsat_7http://c/wiki/Bumi -
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
9/45
Landsat, serta mengembangkan Landsat 6 dan 7. Citra satelit dengan warna-
simulasi Kolkata diambil dari satelit Landsat 7.
Landsat 1-(mulanya dinamakan Earth Resources Technology Satellite1) -
diluncurkan 23 Juli 1972, operasi berakhir tahun 1978
Landsat 2 - diluncurkan 22 Januari 1975,terminatedin 1981
Landsat 3 - diluncurkan 5 Maret 1978, berakhir 1983
Landsat 4 - diluncurkan 16 Juli 1982, berakhir 1993
Landsat 5 - diluncurkan 1 Maret 1984, masih berfungsi
Landsat 6 - diluncurkan 5 Oktober 1993, gagal mencapai orbit
Landsat 7 - diluncurkan 15 April 1999, masih berfungsi
(Sutanto, 1986)
2.4 Satelit Ikonos
Ikonos adalah satelit milik Space Imaging (USA) yang diluncurkan bulan
September 1999 dan menyediakan data untuk tujuan komersial pada awal 2000.
Ikonos adalah satelit dengan resolusi spasial tinggi yang merekam data
multispektral 4 kanal pada resolusi 4 m (citra berwarna) dan sebuah kanal
pankromatik dengan resolusi 1 m (hitam-putih). Ini berarti Ikonos merupakan
satelit komersial pertama yang dapat membuat imageberesolusi tinggi.
Band WidthResolusi
Spasial
Panchromatic 0.45
0.90m 1 meterBand 1 0.45 0.53m (blue) 4 meter
Band 2 0.52 0.61m (green) 4 meter
Band 3 0.64 0.72m (red) 4 meter
Band 40.77 0.88m (near
infra-red)4 meter
http://c/w/index.phphttp://c/wiki/23_Julihttp://c/wiki/1972http://c/wiki/1978http://c/w/index.phphttp://c/wiki/22_Januarihttp://c/wiki/1975http://c/wiki/1981http://c/w/index.phphttp://c/wiki/5_Marethttp://c/wiki/1978http://c/wiki/1983http://c/w/index.phphttp://c/wiki/16_Julihttp://c/wiki/1982http://c/wiki/1993http://c/w/index.phphttp://c/wiki/1_Marethttp://c/wiki/1984http://c/w/index.phphttp://c/wiki/5_Oktoberhttp://c/wiki/1993http://c/wiki/Landsat_7http://c/wiki/15_Aprilhttp://c/wiki/1999http://c/wiki/1999http://c/wiki/15_Aprilhttp://c/wiki/Landsat_7http://c/wiki/1993http://c/wiki/5_Oktoberhttp://c/w/index.phphttp://c/wiki/1984http://c/wiki/1_Marethttp://c/w/index.phphttp://c/wiki/1993http://c/wiki/1982http://c/wiki/16_Julihttp://c/w/index.phphttp://c/wiki/1983http://c/wiki/1978http://c/wiki/5_Marethttp://c/w/index.phphttp://c/wiki/1981http://c/wiki/1975http://c/wiki/22_Januarihttp://c/w/index.phphttp://c/wiki/1978http://c/wiki/1972http://c/wiki/23_Julihttp://c/w/index.php -
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
10/45
Karakteristik Sensor Satelit Ikonos:
Tanggal Peluncuran 24 September 1999 at Vandenberg Air Force Base,California, USA
Masa Operasi : 7 tahun lebih
Orbit 98.1 derajad, sun synchronous
Kecepatan pada Orbit 7.5 km/detik
Kecepatan diatas bumi 6.8 km/detik
Kecepatan mengelilingi
Bumi
14.7 kali tiap 24 jam
Ketinggian 681 kilometer
Resolusi pada Nadir 0.82 meter (panchromatic); 3.2 meter (multispectral )
Resolusi 26 Off-Nadir 1.0 meter (panchromatic); 4.0 meter (multispectral)
Cakupan Citra11.3 kilometer pada nadir; 13.8 kilometer pada 26
off-nadir
Waktu Melintas Ekuator 10:30 AM solar time
Waktu Lintas Ulang 3 days at 40 latitude
Saluran Citra Panchromatic, blue, green, red, near IR
2.5 ER MAPPER
ER Mapper merupakan salah satu software yang banyak digunakan
kalangan pemerintah maupun swasta, hal ini dapat dimaklumi karena pada awal
peluncurannya yaitu pada versi yang terupdate, ER Mapper telah menyajikan
kemampuan pengolahan citra yang cukup lengkap
(Geomedia, 2004).
Dalam kenyataannya sering ditemukan masalah dimana komputer yang
menyimpan data dan olahan tidak tersambung pada mesin cetak. Jika harus
memasang perangkat lunak ER Mapper ke komputer yang telah terhubung
dengan alat cetak, urusan akan menjadi sangat repot. Apalagi jika komputer
tersebut berada jauh dari lokasi dimana kita proses data. Belum lagi masalah
penggandaan data yang telah diproses.
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
11/45
(Geomedia. 2004)
Salah satu solusi adalah mencetak dokumen (tata letak yang telah siap)
kedalam format gambar (misal dalam format TIFF) kemudian tinggal membawa
fileTIFF luaran ke komputer manapun yang sudah terhubung dengan alat cetak.
File TIFF bisa dibaca oleh semua perangkat lunak grafis, yang biasanya telah
terpasang pada komputer yang tersambung ke alat cetak.
( Sutanto, 1986)
Keunggulan ER Mapper 7.0, antara lain:
Realtime processing, pengolahan langsung dapat dilihat hasilnya tanpa
menyimpannya di media terlebih dahulu.
Bisa mengambil data citra yang tidak diketahui.
Diperkuat lebih dari 100 kompatibilitas pencetakan citra.
Penyusunan model 3D dari citra sehingga lebih tampak seperti kondisi
aslinya dilapangan
Dapat digunakan secara cepat untuk lebih dari 130 aplikasi khusus.
Pembuatan mosaik citra yang sangat mudah baik untuk citra satelit juga
citra foto udara. Amat mudah digunakan untuk tujuan menganalisis bagi pemula.
Data yang berbeda dapat ditampilkan bersamaan bahkan saat diproses.
Mampu untuk mengolah sebagian citra penginderaan jauh
Tersedia lebih dari 160 formula atau algorithma matematis pengolahan
citra sehingga pengguna tidak perlu berfikir dan menulis lagi algorithma
yang rumit bagi pemula
(Geomedia, 2004).
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
12/45
2.6 RGB (RED, GREEN, BLUE) AND PSEUDOCOLOR
Citra yang menggunakan LUT RGB haruslah memiliki tiga channel dapat
dikatakan disusun terdiri atas tiga lapisan warna, superimpos dari tiga lapisan ini
akan menyusun citra dengan kedalaman warna maksimal 2563 kode warna.
Walaupun demikian, pada umumnya citra penginderaan jauh hanya
menggunakan ruang hingga 256 kode saja, kecuali beberapa citra, misalnya :
radar hingga 16 bit channel, dan citra-citra yang telah direntangkan ruang
warnanya.
(Lillesand Kiefer,1990)
2.7 TEKNIK INTERPRETASI VISUAL
Interpretasi citra meliputi interpretasi morfologi, obyek-obyek kars (kuppen
atau puncak bukit kars, telaga kars, dan lembah kering), kelurusan (kekar) dan
penutup/penggunaan lahan. Analisis Sistem Informasi Geografi meliputi analisis
kerapatan bukit kars, kerapatan telaga kars kerapatan lembah kering, dan
kerapatan kekar.
(www.lapanrs.com)
2.8 GEOLINK
Pengertian Geopositioning adalah menyebutkan secara spesifik posisi dan
cakupan dari sebuah image dalam ruang koordinat geografis. Hal ini bisa
berguna untuk membuat peta yang mencakup suatu area tertentu.
Sedangkan geolinkingadalah menghubungkan dua atau lebih window image
dalam ruang koordinat geografik. Hal ini bisa sangat berguna untuk visualisasi
dari area geografik yang sama dengan tipe imageyang berbeda atau algorithm
pemrosesan yang berbeda, dan banyak aplikasi lain. Apabila image sudah
diregistrasi, maka image tersebut bisa dihubungkan secara geografik dengan
window imagelain.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Penginderaan_jarak_jauh)
http://www.lapanrs.com/http://id.wikipedia.org/wiki/Penginderaan_jarak_jauhhttp://id.wikipedia.org/wiki/Penginderaan_jarak_jauhhttp://id.wikipedia.org/wiki/Penginderaan_jarak_jauhhttp://www.lapanrs.com/ -
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
13/45
BAB III
MATERI DAN METODE
3.1 Tempat dan Tanggal Praktikum
Hari,Tanggal : Senin, 9 April 2012
Waktu : 14.00-15.30 WIB
Tempat : Lab. Komputasi Ilmu Kelautan UNDIP Tembalang
Semarang.
3.2Materi
Dalam praktikum penginderaan jauh kali ini materi yang dipelajari adalah
pengenalan interface, sedangkan perangkat yang digunakan berupa program
yang sudah siap pakai yaitu program ER Mapper 7.0. Dan pada praktikum kali ini
kita mempelajari tentang pengenalan interface lunak ER Mapper 7.0,
penggabungan citra, cropping, penajaman citra dan komposit warna, point
reading data value, Geolink window, screen, Roam.
3.3 Metode
3.3.1 Penggabungan citra
Buka ER Mapper
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
14/45
Klik Icon (edit algorithm) sehingga muncul tampilan layer dan
Algorithm
Pada Pseudo layerkita Duplicate menjadi 6, lalu kita ubah nama
Pseudo layer menjadi Band 1, Band 2, Band 3, Band 4, Band 5, dan
Band 7. Ganti nama Descriptionmenjadi nama mahasiswa.
Klilk Load Datasetpada Band 1, Band 2, Band 3, Band 4, Band 5, dan
Band 7. Lalu klik Volumeslalu pilih data yang akan dipakai klik OK
this layer onlypada setiap Band.
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
15/45
Kemudian klik File Save As
Save As file dengan tipe ER Mapper Raster Dataset. Nama file
GABUNG_FAUSTINUS.ers. Klik OKDefaultOK lalu kita Close.
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
16/45
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
17/45
3.3.2. CROPING
Klik Edit Algorithm
Klik icon Load Dataset buka file yang kita simpan pada saat
penggabungan citra
Duplicate Pseudo Layer sebanyak 6 X lalu ubah nama Pseudo Layer
Samakan antara band yang dikanan dengan dikiri
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
18/45
Pilihlah Zoom Box Tool , pilih gambar Segara Anakan (sesuai
kesepakatan)
File di save as di simpan dengan nama file CROP_FAUSTINUS.ers
dengan tipe data Er Mapper Raster Dataset.
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
19/45
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
20/45
3.3.3 Penajaman Citra
Klik Edit Algorithm
Klik Icon Load Dataset lalu kita buka CROP_FAUSTINUS.ers dan
Ubahlah nama Descriptiondengan nama mahasiswa
Pilih icon 99% Contrasts Enhacement untuk menajamkan contrast, Klik RGB
Algorithm untuk menampilkan warna.
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
21/45
Kemudian Refresh
Kemudian di save kembali dengan nama citra_FAUSTINUS.ers, lalu klik default dan
OK
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
22/45
3.3.4 Reading Data Value
Buka File citra_FAUSTINUS.ers yang telah disimpan sebelumnya
Kemudian RGB Citranya
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
23/45
Lalu Crop daerah yang dicitra dengan zoom box tool
Kemudian smoothing pada layar algorithm di uncheklist.
Lalu klik view cell value profil ,kemudian ganti pointers tools, lalu klik di
sembarang citra pada layer, begitu juga untuk view cell coordinate lalu
close.
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
24/45
3.3.5. Menghitung Jarak dan luas
Setelah dikembalikan pada bentuk semula melalui zoom to all data
sheet, lakukan peng-crop an dengan zoom box tool pada daerah yang
sama,namun sebelumnya smoothing diaktifkan kembali
Lalu Klik Edit pada task bar,lalu pilih annotate vector layer, kemudian
klik Ok sehingga muncul tabel ER Mapper status lalu pilih close maka
akan muncul tampilan tools baru.
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
25/45
3.3.3.1 Menghitung Panjang ( Polyline)
Klik polyline pada tools untuk melihat panjang /jarak daerah tersebut yg
dicitrakan pada layerlalu klik edit object extent sehingga dapat
diketahui panjang daerah yang dicitrakan.
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
26/45
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
27/45
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
28/45
3.3.3.5.2 Menghitung Luasan ( Polygon)
Sama seperti polyline, maka untuk polygon, Klik polygonuntuk melihat
panjang / jarak daerah tersebut yg dicitrakan pada layerlalu klik edit
object extent sehingga dapat diketahui panjangnya.
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
29/45
3.3.3.6. Geolink
Klik icon Edit Algorithm dan lakukan penggandaan dengan meng-klik icon Copy
Window. Maka akan terdapat dua windowkosong. Load data lalu buka volume
lalau modul satu tahun 2005
Refresh lalu RGB
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
30/45
Pseudocolor di cut, lalu buka lagi satelit 2009 dengan cara new load data dan
sama seperti 2005 tadi
Lalu klik RGB untuk member efek kecerahan warna yang sebenarnya
pada citra.
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
31/45
3.3.3.6.1 Geolink to Window
Kemudian untuk layersatelit IKONOS 2005 dan 2009, masing masing
landasan dan sungai di zoom di klik kanan-zoom geolink to window.
Lalu pilih klik hand tools untuk menggeser- geser peta untuk mlihat
perubahan yang terjadi dari tahun 2005-2009.
Kemudian klik kanan set geolink to none untuk menonaktifkanefek ke-2
layertersebut, untuk melanjutkan proses selanjutnya.
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
32/45
3.3.3.6.2 Geolink to Screen
Quick zoomto zoom to all data sheet
Pada layersatelit 2009 di klik sembarang, lalu klik copy window untuk
mengcopy layer2009 sehingga akan muncul 4 layer.
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
33/45
Lalu pada masing masing layer, klik kanan quick zoom lalu pilih set
geolink to screen. Sehingga tampilannya akan menjadi:
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
34/45
3.3.3.6.3 Geolink to Roam
Sebelumnya pada ketiga layer, klik kanan, pilih Quick Zoom, kemudian
Set Geolink to None
Lalu Quick Zoom dan klik all data set pada semua layer
Lalu selanjutnya,klik kanan pada layer2005 kemudian zoom set geolink
to overview roam, lalu geser geser layernya untuk melihat perubahan
yang terjadi dari tahun 2005 sampai ke tahun 2009 melalui penggeseran
koordinatnya.
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
35/45
Lalu dengan fokus yang berbeda beda kita gunakan hand tool
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
36/45
Pada layer 2005 saja, klik kanan kemudian quick zoom dan klik set geolink to
overview roam
lalu diamati perubahan yang terjadi pada daerah bandara semarang
dan sekitarnya pada tahun 2005 sampai 2009.
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
37/45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
4.1.1 Pengabunggan Citra
4.1.2. Cropping Citra
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
38/45
4.1.3. Penajaman citra, komposit warna dan teknik interpretasi visual
4.1.4. Reading Data Value
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
39/45
4.1.5. Mengetahui Jarak dan Luas suatu Daerah
4.1.5.1 Jarak
4.1.5.2 Luas
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
40/45
4.1.5 Geolink
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
41/45
4.1.5.2 Geolink to screen
4.1.5.3 Geolink to Roam
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
42/45
4.2 Pembahasan
4.2.1 Penggabungan Citra
Pada metode penggabungan citra, data yang digunakan adalah data
citra foto cilacap. Data citra ini merupakan gabungan dari 6 buah foto yang
digabungkan dalam 1 layer. Tujuan digabungkan ke enam foto ini adalah
untuk melihat cilacap dari enam sudut bebrbeda sehingga, pengintrepratsi
jauh lebih lengkap.
4.2.2 Cropping Citra
Cropping citra berguna untuk memperbesar (zoom) atau memperjelas
suatu objek/citra agar tampak lebih detail/akurat. Cropping citra juga bertujuan
untuk mengambil daerah citra yang akan digunakan. Hal ini dapat dilakukan
dengan menggunakan toolbar Zoom Box Tool pada ER Mapper dan
mengarahkannya pada citra yang kita inginkan. Sedangkan untuk
menampilkan warna pada daerah yang telah kita pilih tersebut dapat
menggunakan toolbar RGB Algorithm.
4.2.3 Penajaman Citra
Pada metode ini, data yang digunakan adalah data penggabungan citra
Cilacap yang telah di crop. Metode ini bertujuan untuk mempertajam warna
dan memberi warna pada sebuah citra, dengan menggunakan menggunakan
icon99% Contrast Enhacement yang terdapat pada toolbar ER Mapper.
4.2.4 Reading data value
Dalam reading data value ini kita dapat mengetahui cell profil values dan
cell cordinate. Dengan memilh icon view pada jendela toolbar dang memilih
pilahan cell values profil maupun cell coordinates.
4.2.5 Mengetahui Jarak dan Luas suatu Daerah
Untuk mengetahui jarak dan luas suatu daerah kita dapat menggunakan
toolbar Zoom Box Tool terlebih dahulu sebelum memulai mengukur panjang
maupun luas suatu daerah. Setelah itu kita melakukan Edit lalu Annotate
Vector Layer, sehingga akan muncul toolbar polygon dan polyline. Polygon
untuk mengukur luas sutu area sedangkan polyline untuk mengukur jarak.
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
43/45
Setelah itu kita dapat mengetahui panjang dan luas sutu daerah dengan
meng-klik icon Edit ,lalu Object Extent. ER Mapper akan menampilkan
window Map Composition Extent yang menunjukkan informasi mengenai
keliling, luas dan lain-lain area yang telah dilakukan digitasi, tetapi
sebelumnya RGB (Red, Green, Blue) digunakan untuk menampilkan warna
antara batas daratan dan perairan tampak lebih jelas sehingga dapat dihitung
luasan vegetasi tersebut. Refreshkita gunakan untuk me-refresh gambar.
4.2.6 Geolink
Pada metode ini, data yang digunakan adalah data citra semarang pada
tahun 2005 dan 2009. Metode ini terbagi atas, geolink to window, geolink to
screen, dan geolink to overview roam. Geolink adalah menghubungkan dua
atau lebih window image dalam ruang koordinat geografik. Hal ini berguna
untuk visualisasi dari area geografik yang sama dengan tipe image yang
berbeda. Apabila image sudah diregistrasi, maka image tersebut bisa
dihubungkan secara geografik dengan window image yang lain. Dengan
demikian kita dapat dengan mudah membandingkan atau melakukan tindakan
terhadap dua objek sekaligus.
4.2.7 Perbandingan kota Semarang tahun 2005 dan 2009
Pada saat kita menggunakan metode geolink kita menggunakan data
peta semarang pada tahun 2005 dan 2009. Terlihat jelas perbedaan antara
citra tahun 2005 dan 2009, yaitu pada bagian sungai dekat landasan bandara,
pada tahun 2005 belum dibuatnya sungai tetapi pada 2009 sudah terlihat
adanya sungai. Perbedaan juga terlihat pada landasan pesawat terbang,
landasan ditahun 2009 terlihat lebih panjang dibandingkan tahun 2005.
4.2.8 Penggunaan BAND
Pada praktikum kali ini kita menggunakan band 1, 2, 3, ,4, 5, 7, tetapi kita
tidak menggunakan data band 6 karena data band 6 berisi tentang suhu jadi
tidak terlalu terlihat pada layer.
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
44/45
BAB V
KESIMPULAN
1 Penginderaan jauh (remote sensing), yaitu suatu pengukuran atau perolehan
data padaobjek di permukaan bumi dari satelit atau instrumen lain di atas
jauh dari objek yang diindera.Foto udara, citra satelit, dan citra radar adalah
beberapa bentuk penginderaan jauh. Penginderaan jauh (remote sensing),
yaitu ilmu untuk mendapatkan informasi mengenai permukaan bumi seperti
lahan dan air dari citra yang diperoleh dari jarak jauh.Hal ini biasanya
berhubungan dengan pengukuran pantulan atau pancaran gelombang
elektromagnetik dari suatu objek.
2. Saat ini satelit pengindraan jarak jauh yang banyak digunakan antara lain:
landsat, SPOT, NOAA, Ikonos, dan quick bird
3. Citra merupakan gambaran yang terekam oleh kamera atau oleh sensor
lainnya.
4. Citra dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu citra foto (photographic image)
atau foto udara dan citra non foto (non-photographic image)
-
8/2/2019 Bab 3 Inderaja
45/45