bab 3 inderaja

Upload: faustinus-rudolf

Post on 05-Apr-2018

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    1/45

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. LATAR BELAKANG

    Pada kuliah di semester 4 ini mata kuliah yang diambil mahasiswa, salah

    satu nya adah pengindraan jarak jauh. Dalam pengindraan jarak jauh kita

    mempelajari tentang penggambaran bentuk muka bumi tetapi kita tidak

    menyentuh objeknya. Sehingga kita membutuhkan suatu software yang dapat

    membantu kita dalam mengolah data. Pada praktikum ini kita menggunakanER.Mapper yaitu sebuah software yang digunakan dalam pengolahan data

    pengindraan jarak jauh, dengan memasukan hasil pemotretan bumi dari satelit.

    Kegunaan hasil pemotretan bumi dari satelit merupakan perkembangan dari

    pengukuran permukaan bumi dengan alat ukur tanah yang dikembangkan

    dengan foto udara dan kemudian dengan satelit. Klasifikasi citra penginderaan

    jauh (inderaja) bertujuan untuk menghasilkan peta tematik, dimana tiap warna

    mewakili sebuah objek, misalkan hutan, laut, sungai, sawah, dan lain-lain.

    Metode berbasis unsupervisedyang diusulkan ini adalah integrasi dari metode

    feature extraction, hierarchical (hirarki) clustering, dan partitional (partisi)

    clustering. Feature extraction dimaksudkan untuk mendapatkan komponen

    utama citra multispektral tersebut, sekaligus mengeliminir komponen yang

    redundan, sehingga akan mengurangi kompleksitas komputasi. Histogram

    komponen utama ini dianalisa untuk melihat lokasi terkonsentasinya pixeldalam

    feature space.

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    2/45

    1.2. TUJUAN

    Mahasiswa diharapkan mengetahui arti dan fungsi dari penginderaan

    jauh

    Mahasiswa mampu menganalisis dan menyimpulkan tentang interface

    softwareER MAPPER 7.0.

    Mahasiswa diharapkan mengetahui dan mampu mengoperasikan

    software ER Mapper 7.0 yang dapat membantu dalam proses

    pengolahan data hasil dari citra penginderaan jauh

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    3/45

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 PENGERTIAN PENGINDERAAN JAUH

    Penginderaan jauh berkembang sangat pesat sejak empat dasawarsa

    terakhir ini. Perkembangannya meliputi aspek sensor, wahana atau kendaraan

    pembawa sensor, jenis citra serta liputan dan ketersediaannya, alat dan analisis

    data, dan jumlah pengguna serta bidang penggunaannya. Berikut adalah

    pengertian penginderaan jauh menurut beberapa ahli:

    Penginderaan jauh (remote sensing), yaitu penggunaan sensor radiasi

    elektromagnetik untuk merekam gambar lingkungan bumi yang dapat

    diinterpretasikan sehingga menghasilkan informasi yang berguna (Curran,

    1985).

    Penginderaan jauh (remote sensing), yaitu suatu pengukuran atau

    perolehan data padaobjek di permukaan bumi dari satelit atau instrumen

    lain di atas jauh dari objek yang diindera. Foto udara, citra satelit, dan

    citra radar adalah beberapa bentuk penginderaan jauh (Colwell, 1984).

    Penginderaan jauh (remote sensing), yaitu ilmu untuk mendapatkan

    informasi mengenai permukaan bumi seperti lahan dan air dari citra yang

    diperoleh dari jarak jauh.Hal ini biasanya berhubungan dengan

    pengukuran pantulan atau pancaran gelombang elektromagnetik dari

    suatu objek (Campbell, 1987).

    Penginderaan jauh ialah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi

    tentang obyek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang

    diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap

    obyek, daerah atau gejala yang dikaji (Lillesand dan Kiefer , 1979).

    Pengumpulan data penginderaan jauh dilakukan dengan menggunakan alat

    pengindera atau alat pengumpul data yang disebut sensor. Data penginderaan

    jauh dapat berupa citra, grafik, dan data numerik. Proses penerjemahan data

    menjadi informasi disebut analisis atau interpretasi data dan analisis data

    penginderaan jauh memerlukan data rujukan seperti peta tematik, data statistik,

    dan data lapangan. Keseluruhan proses mulai dari pengambilan data, analisis

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    4/45

    data hingga penggunaan data disebut Sistem Penginderaan Jauh.(Purwadhi,

    2001).

    Gambar 2.1. Sistem Penginderaan Jauh (Sumber:www.google.com)

    2.2 CITRA

    Citra dapat diartikan sebagai gambaran yang tampak dari suatu obyek yang

    sedang diamati, sebagai hasil liputan atau rekaman suatu alat pemantau.

    Menurut Hornby (1974) Citra adalah gambaran yang terekam oleh kamera atau

    alat sensor lain. Sedangkan menurut Simonett, dkk(1983) Citra adalah gambar

    rekaman suatu obyek (biasanya berupa gambaran pada foto) yang didapat

    dengan cara optik, elektrooptik, optik-mekanik, atau electromekanik. Di dalam

    bahasa Inggris terdapat dua istilah yang berarti citra dalam bahasa Indonesia,

    yaitu image dan imagery, akan tetapi imagery dirasa lebih tepat

    penggunaannya (Sutanto, 1986). Agar dapat dimanfaatkan maka citra tersebut

    harus diinterprestasikan atau diterjemahkan/ ditafsirkan terlebih dahulu.

    Pendapat lain adalah Citra merupakan gambaran dua dimensional yang

    menggambarkan bagian dari permukaan bumi, hasil dari perekaman sensor atas

    http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.google.com/
  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    5/45

    pantulan atau pancaran spektral objek yang disimpan pada media tertentu

    (Prahasta, 2006).

    Klasifikasi citra dapat dilakukan secara manual (visual) maupun secara

    digital. Klasifikasi secara manual dilakukan dengan bertumpu pada kenampakan

    pada citra, seperti misalnya rona atau warna, bentuk, ukuran, tinggi atau

    bayangan, tekstur, pola, letak atau situs dan asosiasi dengan obyek lainnya.

    Klasifikasi secara digital dapat dilakukan dengan bantuan komputer, dan

    biasanya bertumpu pada informasi spektral obyek (yang diwakili oleh nilai pixel

    citra) pada beberapa saluran spektral sekaligus. Oleh karena itu, klasifikasi

    secara digital sering disebut sebagai klasifikasi multivariat atau klasifikasi

    multispektral.

    Citra dapat dibedakan atas citra foto (photographic image) atau foto udara

    dan citra non foto (non photographic image). Perbedaan pokok keduanya

    disajikan pada tabel berikut ini:

    Tabel 2.1. Beda antara citra foto dan non foto

    (Sumber : Lillesand dan Kiefer,1979: Siegel dan Gillespie, 1980)

    Jenis-Jenis Citra:

    Citra foto

    Citra foto adalah gambaran yang dihasilkan dengan menggunakan sensor

    kamera. Citra foto dapat dibedakan berdasarkan atas spektrum elektromagnetik,

    sumber sensor, dan sistem wahana yang digunakan. Berdasarkan sistem

    wahana yang digunakan:

    a. Foto udara adalah foto yang dibuat dari pesawat udara atau balon.

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    6/45

    b. Foto satelit atau foto orbital adalah foto yang dibuat dari satelit.

    (Sutanto, 1986)

    Berdasarkan spektrum elektromagnetikyang digunakan, citra foto

    dapat dibedakan atas:

    a) Foto ultraviolet yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum

    ultraviolet dekat dengan panjang gelombang 0,29 mikrometer. Cirinya

    tidak banyak informasi yang dapat disadap, tetapi untuk beberapa obyek

    dari foto ini mudah pengenalannya karena kontrasnya yang besar. Foto

    ini sangat baik untuk mendeteksi: tumpahan minyak di laut,

    membedakan atap logam yang tidak dicat, jaringan jalan aspal, batuan

    kapur.

    b) Foto ortokromatikyaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum

    tampak dari saluran biru hingga sebagian hijau (0,4 0,56 mikrometer).

    Cirinya banyak obyek yang tampak jelas. Foto ini bermanfaat untuk studi

    pantai karena filmnya peka terhadap obyek di bawah permukaan air

    hingga kedalaman kurang lebih 20 meter. Baik untuk survei vegetasi

    karena daun hijau tergambar dengan kontras.

    c) Foto pankromatik yaitu foto yang menggunakan seluruh spektrum

    tampak mata mulai dari warna merah hingga ungu. Kepekaan film

    hampir sama dengan kepekaan mata manusia. Cirinya pada warna

    obyek sama dengan kesamaan mata manusia. Baik untuk mendeteksi

    pencemaran air, kerusakan banjir, penyebaran air tanah dan air

    permukaan.

    d) Foto inframerahasli (true infrared photo), yaitu foto yang dibuat dengan

    menggunakan spektrum infra merah dekat hingga panjang gelombang

    0,9 1,2 mikrometer yang dibuat secara khusus. Cirinya dapat mencapai

    bagian dalam daun, sehingga rona pada foto inframerahtidak ditentukan

    warna daun tetapi oleh sifat jaringannya. Baik untuk mendeteksi berbagai

    jenis tanaman termasuk tanaman yang sehat atau yang sakit.

    e) Foto infra merah modifikasi, yaitu foto yang dibuat dengan infra merah

    dekat dan sebagian spektrum tampak pada saluran merah dan sebagian

    saluran hijau. Dalam foto ini obyek tidak segelap dengan film infra merah

    sebenarnya, sehingga dapat dibedakan dengan air.

    ( Geomedia. 2004)

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    7/45

    Citra Non Foto

    Citra non foto adalah gambaran yang dihasilkan dengan menggunakan

    sensor bukan kamera.Berdasarkan sensor yang digunakan, citra non foto terdiri

    dari :

    Citra tunggal, yakni citra yang dibuat dengan sensor tunggal, yang

    salurannya lebar.

    Citra multispektral, yakni cerita yang dibuat dengan saluran jamak.

    Berbeda dengan citra tunggal yang umumnya dibuat dengan saluran

    lebar, citra multispektral pada umunya dibuat dengan saluran sempit.

    Citra multispektral pada Landsat sering dibedakan atas:

    a) Citra RBV (Return Beam Vidicon), sensornya berupa kamerayang hasilnya tidak dalam bentuk foto karena detektornya bukan

    film dan prosesnya non fotografik.

    b) Citra MSS (Multi Spektral Scanner), sensornya dapat

    menggunakan spektrum tampak maupun spektrum inframerah

    thermal. Citra ini dapat dibuat dari pesawat udara.

    Alasan mengapa citra semakin banyak digunakan, yaitu :

    Citra menggambarkan objek di muka bumi secara lengkap, permanendan meliputi daerah yang luas dengan format yang memungkinkan untuk

    mengkaji objek-objek beserta hubungannya.

    Jenis citra tertentu, tampak tiga dimensi bila pengamatan dilakukan

    dengan orientasi stereoskopis.

    Karakteristik objek yang tidak tampak mata dapat diwujudkan dalam

    bentuk citra, sehingga objeknya dapat dikenali.

    Citra dapat dibuat dengan cepat, meskipun untuk daerah yang sulit

    didatangi atau diteliti secara terestrial. Interpretasi citra dapat dilakukan

    siang ataupun malam.

    Merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.

    Citra sering dibuat dengan periode ulang yang pendek.

    (Sutanto, 1986)

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    8/45

    2.3 Satelit Landsat

    Satelit Landsat (Land Satellite) milik Amerika Serikat, pertama kali

    diluncurkan pada tahun 1972 dengan nama ERTS-1. Proyek tersebut sukses dan

    dilanjutkan dengan peluncuran selanjutnya, seri kedua, tetapi dengan nama baru

    yaitu Landsat. Seri tersebut hingga tahun 1991 telah sampai pada Landsat 5,

    dikelompokkan menjadi dua generasi, yaitu generasi pertama (1-3) dan generasi

    kedua (4-5).

    (Sutanto, 1986)

    Landsat 1-2 dan dua sensor, yaitu RBV (memiliki 3 saluran dengan resolusi

    spasial79 m) dan MSS (memiliki 4 saluraan). Landsat 3 masih memiliki 2 sensor

    itu, tapi sensor RBV hanya memiliki 1 saluran dengan resolusi spasial 40 m.

    Landsat 4-5memiliki dua sensor; TM (dengan 7 saluran, dimana saluraan TM5

    dan TM7-nya beresolusi spasial 30 m) dan MSS.

    (Spasiatama, 2004).

    Program Landsat adalah program paling lama untuk mendapatkan citra

    Bumi dari luar angkasa. Satelit Landsat pertama diluncurkan pada tahun 1972;

    yang paling akhir Landsat 7, diluncurkan tanggal 15 April 1999. Instrumen satelit-

    satelit Landsat telah menghasilkan jutaan citra. Citra-citra tersebut diarsipkan di

    Amerika Serikat dan stasiun-stasiun penerima Landsat di seluruh dunia, dimana

    merupakan sumber daya yang unik untuk riset perubahan global dan aplikasinya

    pada pertanian, geologi, kehutanan, perencanaan daerah, pendidikan, dan

    keamanan nasional. Landsat 7 memiliki resolusi 15-30 meter.

    (Sutanto, 1986)

    Program ini dulunya disebut Earth Resources Observation Satellites

    Programketika dimulai tahun 1966, namun diubah menjadi Landsat pada tahun

    1975. Tahun 1979,Presidential Directive 54di bawah Presiden AS Jimmy Carter

    mengalihkan operasi Landsat dari NASA ke NOAA, merekomendasikan

    pengembangan sistem operasional jangka panjang dengan 4 satelit tambahan,

    serta merekomendasikan transisi swastanisasi Landsat. Ini terjadi tahun 1985

    ketika EOSAT, rekan Hughes Aircraft dan RCA, dipilih oleh NOAA untuk

    mengoperasikan sistem Landsat dalam kontrak 10 tahun. EOSAT

    mengoperasikan Landsat 4 and 5, memiliki hak ekslusif untuk memasarkan data

    http://c/wiki/Bumihttp://c/wiki/Landsat_7http://c/wiki/15_Aprilhttp://c/wiki/1999http://c/wiki/Pertanianhttp://c/wiki/Geologihttp://c/wiki/Kehutananhttp://c/w/index.phphttp://c/wiki/Pendidikanhttp://c/wiki/Keamanan_nasionalhttp://c/wiki/Resolusihttp://c/wiki/1966http://c/wiki/1979http://c/wiki/Jimmy_Carterhttp://c/wiki/NASAhttp://c/w/index.phphttp://c/w/index.phphttp://c/w/index.phphttp://c/w/index.phphttp://c/w/index.phphttp://c/w/index.phphttp://c/w/index.phphttp://c/w/index.phphttp://c/wiki/NASAhttp://c/wiki/Jimmy_Carterhttp://c/wiki/1979http://c/wiki/1966http://c/wiki/Resolusihttp://c/wiki/Keamanan_nasionalhttp://c/wiki/Pendidikanhttp://c/w/index.phphttp://c/wiki/Kehutananhttp://c/wiki/Geologihttp://c/wiki/Pertanianhttp://c/wiki/1999http://c/wiki/15_Aprilhttp://c/wiki/Landsat_7http://c/wiki/Bumi
  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    9/45

    Landsat, serta mengembangkan Landsat 6 dan 7. Citra satelit dengan warna-

    simulasi Kolkata diambil dari satelit Landsat 7.

    Landsat 1-(mulanya dinamakan Earth Resources Technology Satellite1) -

    diluncurkan 23 Juli 1972, operasi berakhir tahun 1978

    Landsat 2 - diluncurkan 22 Januari 1975,terminatedin 1981

    Landsat 3 - diluncurkan 5 Maret 1978, berakhir 1983

    Landsat 4 - diluncurkan 16 Juli 1982, berakhir 1993

    Landsat 5 - diluncurkan 1 Maret 1984, masih berfungsi

    Landsat 6 - diluncurkan 5 Oktober 1993, gagal mencapai orbit

    Landsat 7 - diluncurkan 15 April 1999, masih berfungsi

    (Sutanto, 1986)

    2.4 Satelit Ikonos

    Ikonos adalah satelit milik Space Imaging (USA) yang diluncurkan bulan

    September 1999 dan menyediakan data untuk tujuan komersial pada awal 2000.

    Ikonos adalah satelit dengan resolusi spasial tinggi yang merekam data

    multispektral 4 kanal pada resolusi 4 m (citra berwarna) dan sebuah kanal

    pankromatik dengan resolusi 1 m (hitam-putih). Ini berarti Ikonos merupakan

    satelit komersial pertama yang dapat membuat imageberesolusi tinggi.

    Band WidthResolusi

    Spasial

    Panchromatic 0.45

    0.90m 1 meterBand 1 0.45 0.53m (blue) 4 meter

    Band 2 0.52 0.61m (green) 4 meter

    Band 3 0.64 0.72m (red) 4 meter

    Band 40.77 0.88m (near

    infra-red)4 meter

    http://c/w/index.phphttp://c/wiki/23_Julihttp://c/wiki/1972http://c/wiki/1978http://c/w/index.phphttp://c/wiki/22_Januarihttp://c/wiki/1975http://c/wiki/1981http://c/w/index.phphttp://c/wiki/5_Marethttp://c/wiki/1978http://c/wiki/1983http://c/w/index.phphttp://c/wiki/16_Julihttp://c/wiki/1982http://c/wiki/1993http://c/w/index.phphttp://c/wiki/1_Marethttp://c/wiki/1984http://c/w/index.phphttp://c/wiki/5_Oktoberhttp://c/wiki/1993http://c/wiki/Landsat_7http://c/wiki/15_Aprilhttp://c/wiki/1999http://c/wiki/1999http://c/wiki/15_Aprilhttp://c/wiki/Landsat_7http://c/wiki/1993http://c/wiki/5_Oktoberhttp://c/w/index.phphttp://c/wiki/1984http://c/wiki/1_Marethttp://c/w/index.phphttp://c/wiki/1993http://c/wiki/1982http://c/wiki/16_Julihttp://c/w/index.phphttp://c/wiki/1983http://c/wiki/1978http://c/wiki/5_Marethttp://c/w/index.phphttp://c/wiki/1981http://c/wiki/1975http://c/wiki/22_Januarihttp://c/w/index.phphttp://c/wiki/1978http://c/wiki/1972http://c/wiki/23_Julihttp://c/w/index.php
  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    10/45

    Karakteristik Sensor Satelit Ikonos:

    Tanggal Peluncuran 24 September 1999 at Vandenberg Air Force Base,California, USA

    Masa Operasi : 7 tahun lebih

    Orbit 98.1 derajad, sun synchronous

    Kecepatan pada Orbit 7.5 km/detik

    Kecepatan diatas bumi 6.8 km/detik

    Kecepatan mengelilingi

    Bumi

    14.7 kali tiap 24 jam

    Ketinggian 681 kilometer

    Resolusi pada Nadir 0.82 meter (panchromatic); 3.2 meter (multispectral )

    Resolusi 26 Off-Nadir 1.0 meter (panchromatic); 4.0 meter (multispectral)

    Cakupan Citra11.3 kilometer pada nadir; 13.8 kilometer pada 26

    off-nadir

    Waktu Melintas Ekuator 10:30 AM solar time

    Waktu Lintas Ulang 3 days at 40 latitude

    Saluran Citra Panchromatic, blue, green, red, near IR

    2.5 ER MAPPER

    ER Mapper merupakan salah satu software yang banyak digunakan

    kalangan pemerintah maupun swasta, hal ini dapat dimaklumi karena pada awal

    peluncurannya yaitu pada versi yang terupdate, ER Mapper telah menyajikan

    kemampuan pengolahan citra yang cukup lengkap

    (Geomedia, 2004).

    Dalam kenyataannya sering ditemukan masalah dimana komputer yang

    menyimpan data dan olahan tidak tersambung pada mesin cetak. Jika harus

    memasang perangkat lunak ER Mapper ke komputer yang telah terhubung

    dengan alat cetak, urusan akan menjadi sangat repot. Apalagi jika komputer

    tersebut berada jauh dari lokasi dimana kita proses data. Belum lagi masalah

    penggandaan data yang telah diproses.

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    11/45

    (Geomedia. 2004)

    Salah satu solusi adalah mencetak dokumen (tata letak yang telah siap)

    kedalam format gambar (misal dalam format TIFF) kemudian tinggal membawa

    fileTIFF luaran ke komputer manapun yang sudah terhubung dengan alat cetak.

    File TIFF bisa dibaca oleh semua perangkat lunak grafis, yang biasanya telah

    terpasang pada komputer yang tersambung ke alat cetak.

    ( Sutanto, 1986)

    Keunggulan ER Mapper 7.0, antara lain:

    Realtime processing, pengolahan langsung dapat dilihat hasilnya tanpa

    menyimpannya di media terlebih dahulu.

    Bisa mengambil data citra yang tidak diketahui.

    Diperkuat lebih dari 100 kompatibilitas pencetakan citra.

    Penyusunan model 3D dari citra sehingga lebih tampak seperti kondisi

    aslinya dilapangan

    Dapat digunakan secara cepat untuk lebih dari 130 aplikasi khusus.

    Pembuatan mosaik citra yang sangat mudah baik untuk citra satelit juga

    citra foto udara. Amat mudah digunakan untuk tujuan menganalisis bagi pemula.

    Data yang berbeda dapat ditampilkan bersamaan bahkan saat diproses.

    Mampu untuk mengolah sebagian citra penginderaan jauh

    Tersedia lebih dari 160 formula atau algorithma matematis pengolahan

    citra sehingga pengguna tidak perlu berfikir dan menulis lagi algorithma

    yang rumit bagi pemula

    (Geomedia, 2004).

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    12/45

    2.6 RGB (RED, GREEN, BLUE) AND PSEUDOCOLOR

    Citra yang menggunakan LUT RGB haruslah memiliki tiga channel dapat

    dikatakan disusun terdiri atas tiga lapisan warna, superimpos dari tiga lapisan ini

    akan menyusun citra dengan kedalaman warna maksimal 2563 kode warna.

    Walaupun demikian, pada umumnya citra penginderaan jauh hanya

    menggunakan ruang hingga 256 kode saja, kecuali beberapa citra, misalnya :

    radar hingga 16 bit channel, dan citra-citra yang telah direntangkan ruang

    warnanya.

    (Lillesand Kiefer,1990)

    2.7 TEKNIK INTERPRETASI VISUAL

    Interpretasi citra meliputi interpretasi morfologi, obyek-obyek kars (kuppen

    atau puncak bukit kars, telaga kars, dan lembah kering), kelurusan (kekar) dan

    penutup/penggunaan lahan. Analisis Sistem Informasi Geografi meliputi analisis

    kerapatan bukit kars, kerapatan telaga kars kerapatan lembah kering, dan

    kerapatan kekar.

    (www.lapanrs.com)

    2.8 GEOLINK

    Pengertian Geopositioning adalah menyebutkan secara spesifik posisi dan

    cakupan dari sebuah image dalam ruang koordinat geografis. Hal ini bisa

    berguna untuk membuat peta yang mencakup suatu area tertentu.

    Sedangkan geolinkingadalah menghubungkan dua atau lebih window image

    dalam ruang koordinat geografik. Hal ini bisa sangat berguna untuk visualisasi

    dari area geografik yang sama dengan tipe imageyang berbeda atau algorithm

    pemrosesan yang berbeda, dan banyak aplikasi lain. Apabila image sudah

    diregistrasi, maka image tersebut bisa dihubungkan secara geografik dengan

    window imagelain.

    (http://id.wikipedia.org/wiki/Penginderaan_jarak_jauh)

    http://www.lapanrs.com/http://id.wikipedia.org/wiki/Penginderaan_jarak_jauhhttp://id.wikipedia.org/wiki/Penginderaan_jarak_jauhhttp://id.wikipedia.org/wiki/Penginderaan_jarak_jauhhttp://www.lapanrs.com/
  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    13/45

    BAB III

    MATERI DAN METODE

    3.1 Tempat dan Tanggal Praktikum

    Hari,Tanggal : Senin, 9 April 2012

    Waktu : 14.00-15.30 WIB

    Tempat : Lab. Komputasi Ilmu Kelautan UNDIP Tembalang

    Semarang.

    3.2Materi

    Dalam praktikum penginderaan jauh kali ini materi yang dipelajari adalah

    pengenalan interface, sedangkan perangkat yang digunakan berupa program

    yang sudah siap pakai yaitu program ER Mapper 7.0. Dan pada praktikum kali ini

    kita mempelajari tentang pengenalan interface lunak ER Mapper 7.0,

    penggabungan citra, cropping, penajaman citra dan komposit warna, point

    reading data value, Geolink window, screen, Roam.

    3.3 Metode

    3.3.1 Penggabungan citra

    Buka ER Mapper

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    14/45

    Klik Icon (edit algorithm) sehingga muncul tampilan layer dan

    Algorithm

    Pada Pseudo layerkita Duplicate menjadi 6, lalu kita ubah nama

    Pseudo layer menjadi Band 1, Band 2, Band 3, Band 4, Band 5, dan

    Band 7. Ganti nama Descriptionmenjadi nama mahasiswa.

    Klilk Load Datasetpada Band 1, Band 2, Band 3, Band 4, Band 5, dan

    Band 7. Lalu klik Volumeslalu pilih data yang akan dipakai klik OK

    this layer onlypada setiap Band.

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    15/45

    Kemudian klik File Save As

    Save As file dengan tipe ER Mapper Raster Dataset. Nama file

    GABUNG_FAUSTINUS.ers. Klik OKDefaultOK lalu kita Close.

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    16/45

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    17/45

    3.3.2. CROPING

    Klik Edit Algorithm

    Klik icon Load Dataset buka file yang kita simpan pada saat

    penggabungan citra

    Duplicate Pseudo Layer sebanyak 6 X lalu ubah nama Pseudo Layer

    Samakan antara band yang dikanan dengan dikiri

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    18/45

    Pilihlah Zoom Box Tool , pilih gambar Segara Anakan (sesuai

    kesepakatan)

    File di save as di simpan dengan nama file CROP_FAUSTINUS.ers

    dengan tipe data Er Mapper Raster Dataset.

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    19/45

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    20/45

    3.3.3 Penajaman Citra

    Klik Edit Algorithm

    Klik Icon Load Dataset lalu kita buka CROP_FAUSTINUS.ers dan

    Ubahlah nama Descriptiondengan nama mahasiswa

    Pilih icon 99% Contrasts Enhacement untuk menajamkan contrast, Klik RGB

    Algorithm untuk menampilkan warna.

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    21/45

    Kemudian Refresh

    Kemudian di save kembali dengan nama citra_FAUSTINUS.ers, lalu klik default dan

    OK

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    22/45

    3.3.4 Reading Data Value

    Buka File citra_FAUSTINUS.ers yang telah disimpan sebelumnya

    Kemudian RGB Citranya

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    23/45

    Lalu Crop daerah yang dicitra dengan zoom box tool

    Kemudian smoothing pada layar algorithm di uncheklist.

    Lalu klik view cell value profil ,kemudian ganti pointers tools, lalu klik di

    sembarang citra pada layer, begitu juga untuk view cell coordinate lalu

    close.

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    24/45

    3.3.5. Menghitung Jarak dan luas

    Setelah dikembalikan pada bentuk semula melalui zoom to all data

    sheet, lakukan peng-crop an dengan zoom box tool pada daerah yang

    sama,namun sebelumnya smoothing diaktifkan kembali

    Lalu Klik Edit pada task bar,lalu pilih annotate vector layer, kemudian

    klik Ok sehingga muncul tabel ER Mapper status lalu pilih close maka

    akan muncul tampilan tools baru.

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    25/45

    3.3.3.1 Menghitung Panjang ( Polyline)

    Klik polyline pada tools untuk melihat panjang /jarak daerah tersebut yg

    dicitrakan pada layerlalu klik edit object extent sehingga dapat

    diketahui panjang daerah yang dicitrakan.

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    26/45

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    27/45

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    28/45

    3.3.3.5.2 Menghitung Luasan ( Polygon)

    Sama seperti polyline, maka untuk polygon, Klik polygonuntuk melihat

    panjang / jarak daerah tersebut yg dicitrakan pada layerlalu klik edit

    object extent sehingga dapat diketahui panjangnya.

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    29/45

    3.3.3.6. Geolink

    Klik icon Edit Algorithm dan lakukan penggandaan dengan meng-klik icon Copy

    Window. Maka akan terdapat dua windowkosong. Load data lalu buka volume

    lalau modul satu tahun 2005

    Refresh lalu RGB

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    30/45

    Pseudocolor di cut, lalu buka lagi satelit 2009 dengan cara new load data dan

    sama seperti 2005 tadi

    Lalu klik RGB untuk member efek kecerahan warna yang sebenarnya

    pada citra.

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    31/45

    3.3.3.6.1 Geolink to Window

    Kemudian untuk layersatelit IKONOS 2005 dan 2009, masing masing

    landasan dan sungai di zoom di klik kanan-zoom geolink to window.

    Lalu pilih klik hand tools untuk menggeser- geser peta untuk mlihat

    perubahan yang terjadi dari tahun 2005-2009.

    Kemudian klik kanan set geolink to none untuk menonaktifkanefek ke-2

    layertersebut, untuk melanjutkan proses selanjutnya.

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    32/45

    3.3.3.6.2 Geolink to Screen

    Quick zoomto zoom to all data sheet

    Pada layersatelit 2009 di klik sembarang, lalu klik copy window untuk

    mengcopy layer2009 sehingga akan muncul 4 layer.

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    33/45

    Lalu pada masing masing layer, klik kanan quick zoom lalu pilih set

    geolink to screen. Sehingga tampilannya akan menjadi:

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    34/45

    3.3.3.6.3 Geolink to Roam

    Sebelumnya pada ketiga layer, klik kanan, pilih Quick Zoom, kemudian

    Set Geolink to None

    Lalu Quick Zoom dan klik all data set pada semua layer

    Lalu selanjutnya,klik kanan pada layer2005 kemudian zoom set geolink

    to overview roam, lalu geser geser layernya untuk melihat perubahan

    yang terjadi dari tahun 2005 sampai ke tahun 2009 melalui penggeseran

    koordinatnya.

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    35/45

    Lalu dengan fokus yang berbeda beda kita gunakan hand tool

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    36/45

    Pada layer 2005 saja, klik kanan kemudian quick zoom dan klik set geolink to

    overview roam

    lalu diamati perubahan yang terjadi pada daerah bandara semarang

    dan sekitarnya pada tahun 2005 sampai 2009.

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    37/45

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 HASIL

    4.1.1 Pengabunggan Citra

    4.1.2. Cropping Citra

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    38/45

    4.1.3. Penajaman citra, komposit warna dan teknik interpretasi visual

    4.1.4. Reading Data Value

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    39/45

    4.1.5. Mengetahui Jarak dan Luas suatu Daerah

    4.1.5.1 Jarak

    4.1.5.2 Luas

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    40/45

    4.1.5 Geolink

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    41/45

    4.1.5.2 Geolink to screen

    4.1.5.3 Geolink to Roam

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    42/45

    4.2 Pembahasan

    4.2.1 Penggabungan Citra

    Pada metode penggabungan citra, data yang digunakan adalah data

    citra foto cilacap. Data citra ini merupakan gabungan dari 6 buah foto yang

    digabungkan dalam 1 layer. Tujuan digabungkan ke enam foto ini adalah

    untuk melihat cilacap dari enam sudut bebrbeda sehingga, pengintrepratsi

    jauh lebih lengkap.

    4.2.2 Cropping Citra

    Cropping citra berguna untuk memperbesar (zoom) atau memperjelas

    suatu objek/citra agar tampak lebih detail/akurat. Cropping citra juga bertujuan

    untuk mengambil daerah citra yang akan digunakan. Hal ini dapat dilakukan

    dengan menggunakan toolbar Zoom Box Tool pada ER Mapper dan

    mengarahkannya pada citra yang kita inginkan. Sedangkan untuk

    menampilkan warna pada daerah yang telah kita pilih tersebut dapat

    menggunakan toolbar RGB Algorithm.

    4.2.3 Penajaman Citra

    Pada metode ini, data yang digunakan adalah data penggabungan citra

    Cilacap yang telah di crop. Metode ini bertujuan untuk mempertajam warna

    dan memberi warna pada sebuah citra, dengan menggunakan menggunakan

    icon99% Contrast Enhacement yang terdapat pada toolbar ER Mapper.

    4.2.4 Reading data value

    Dalam reading data value ini kita dapat mengetahui cell profil values dan

    cell cordinate. Dengan memilh icon view pada jendela toolbar dang memilih

    pilahan cell values profil maupun cell coordinates.

    4.2.5 Mengetahui Jarak dan Luas suatu Daerah

    Untuk mengetahui jarak dan luas suatu daerah kita dapat menggunakan

    toolbar Zoom Box Tool terlebih dahulu sebelum memulai mengukur panjang

    maupun luas suatu daerah. Setelah itu kita melakukan Edit lalu Annotate

    Vector Layer, sehingga akan muncul toolbar polygon dan polyline. Polygon

    untuk mengukur luas sutu area sedangkan polyline untuk mengukur jarak.

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    43/45

    Setelah itu kita dapat mengetahui panjang dan luas sutu daerah dengan

    meng-klik icon Edit ,lalu Object Extent. ER Mapper akan menampilkan

    window Map Composition Extent yang menunjukkan informasi mengenai

    keliling, luas dan lain-lain area yang telah dilakukan digitasi, tetapi

    sebelumnya RGB (Red, Green, Blue) digunakan untuk menampilkan warna

    antara batas daratan dan perairan tampak lebih jelas sehingga dapat dihitung

    luasan vegetasi tersebut. Refreshkita gunakan untuk me-refresh gambar.

    4.2.6 Geolink

    Pada metode ini, data yang digunakan adalah data citra semarang pada

    tahun 2005 dan 2009. Metode ini terbagi atas, geolink to window, geolink to

    screen, dan geolink to overview roam. Geolink adalah menghubungkan dua

    atau lebih window image dalam ruang koordinat geografik. Hal ini berguna

    untuk visualisasi dari area geografik yang sama dengan tipe image yang

    berbeda. Apabila image sudah diregistrasi, maka image tersebut bisa

    dihubungkan secara geografik dengan window image yang lain. Dengan

    demikian kita dapat dengan mudah membandingkan atau melakukan tindakan

    terhadap dua objek sekaligus.

    4.2.7 Perbandingan kota Semarang tahun 2005 dan 2009

    Pada saat kita menggunakan metode geolink kita menggunakan data

    peta semarang pada tahun 2005 dan 2009. Terlihat jelas perbedaan antara

    citra tahun 2005 dan 2009, yaitu pada bagian sungai dekat landasan bandara,

    pada tahun 2005 belum dibuatnya sungai tetapi pada 2009 sudah terlihat

    adanya sungai. Perbedaan juga terlihat pada landasan pesawat terbang,

    landasan ditahun 2009 terlihat lebih panjang dibandingkan tahun 2005.

    4.2.8 Penggunaan BAND

    Pada praktikum kali ini kita menggunakan band 1, 2, 3, ,4, 5, 7, tetapi kita

    tidak menggunakan data band 6 karena data band 6 berisi tentang suhu jadi

    tidak terlalu terlihat pada layer.

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    44/45

    BAB V

    KESIMPULAN

    1 Penginderaan jauh (remote sensing), yaitu suatu pengukuran atau perolehan

    data padaobjek di permukaan bumi dari satelit atau instrumen lain di atas

    jauh dari objek yang diindera.Foto udara, citra satelit, dan citra radar adalah

    beberapa bentuk penginderaan jauh. Penginderaan jauh (remote sensing),

    yaitu ilmu untuk mendapatkan informasi mengenai permukaan bumi seperti

    lahan dan air dari citra yang diperoleh dari jarak jauh.Hal ini biasanya

    berhubungan dengan pengukuran pantulan atau pancaran gelombang

    elektromagnetik dari suatu objek.

    2. Saat ini satelit pengindraan jarak jauh yang banyak digunakan antara lain:

    landsat, SPOT, NOAA, Ikonos, dan quick bird

    3. Citra merupakan gambaran yang terekam oleh kamera atau oleh sensor

    lainnya.

    4. Citra dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu citra foto (photographic image)

    atau foto udara dan citra non foto (non-photographic image)

  • 8/2/2019 Bab 3 Inderaja

    45/45