bab 2 landasan teori - library & knowledge...

31
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Adapun Proses Pengembangan Produk secara umum terdiri dari beberapa tingkatan atau biasa disebut fase. Dari buku Perancangan dan Pengembangan Produk karangan Karl T. Ulrich dan Steven D, proses pengembangan produk secara keseluruhan terdiri dari 6 fase, yaitu : Gambar 2.1 Fase Pengembangan Produk menurut Ulrich-Eppinger (Ulrich-Eppinger, 2001)

Upload: lamthuy

Post on 03-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00455-TI Bab 2.pdf · dirancang untuk tiap komponen yang dibuat, dalam sistem

8

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Adapun Proses Pengembangan Produk secara umum terdiri dari

beberapa tingkatan atau biasa disebut fase. Dari buku Perancangan dan

Pengembangan Produk karangan Karl T. Ulrich dan Steven D, proses

pengembangan produk secara keseluruhan terdiri dari 6 fase, yaitu :

Gambar 2.1 Fase Pengembangan Produk menurut Ulrich-Eppinger

(Ulrich-Eppinger, 2001)

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00455-TI Bab 2.pdf · dirancang untuk tiap komponen yang dibuat, dalam sistem

9

Keterangan Gambar :

• Fase 0. Perencanaan : Permulaan fase atau biasa dikenal juga dengan

‘zerofase’ dikarenakan kegiatan inilah yang mendahului persetujuan suatu

proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual.

• Fase 1. Pengembangan Konsep : Pada fase kedua yang disebut

pengembangan konsep, kebutuhan pasar target akan diidentifikasi, alternatif

konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih

konsep dipilih untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh.

• Fase 2. Perancangan Tingkatan Sistem : Fase ketiga atau Perancangan

Tingkatan Sistem mencakup definisi arsitektur produk dan uraian produk

menjadi subsistem-subsistem serta komponen-komponen. Gambaran rakitan

akhir untuk sistem produksi biasanya didefinisikan selama fase ini. Output

pada fase ini biasanya mencakup tata letak bentuk produk, spesifikasi

secara fungsional dari tiap subsistem produk, serta diagram aliran proses

pendahuluan untuk proses rakitan akhir.

• Fase 3. Perancangan Detail : Fase perancangan detail mencakup spesifikasi

lengkap dari bentuk, material, dan toleransi-toleransi dari seluruh

komponen unit pada produk dan identifikasi seluruh komponen standar

yang dibeli dari pemasok. Rencana proses dinyatakan dan peralatan

dirancang untuk tiap komponen yang dibuat, dalam sistem produksi. Output

dari fase ini adalah pencatatan pengendalian untuk produk, gambar untuk

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00455-TI Bab 2.pdf · dirancang untuk tiap komponen yang dibuat, dalam sistem

10

tiap komponen produk dan peralatan produksinya, spesifikasi komponen-

komponen yang dapat dibeli, serta rencana untuk proses pabrikasi dan

perakitan produk.

• Fase 4. Pengujian dan Perbaikan : Fase pengujian dan perbaikan melibatkan

konstruksi dan evaluasi dari bermacam-macam versi produksi awal produk.

• Fase 5. Produksi awal : Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan

menggunakan sistem produksi yang sesungguhnya. Tujuan dari produksi

awal ini adalah untuk melatih tenaga kerja dalam memecahkan

permasalahan yang mungkin timbul pada proses produksi sesungguhnya.

• Total keseluruhan fase adalah 6 fase yakni : dari fase 0 sampai dengan fase

5, dan pemahaman dari tiap tahapan dapat dimengerti dan diterapkan secara

terpisah ( Ulrich-Eppinger,2001).

2.1.1. Perencanaan Produk (Product Planning)

Pada setiap proses pengembangan produk selalu diawali dengan fase

perencanaan, yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan pengembangan teknologi

dan penelitian tingkat lanjut. Output fase perencanaan ini adalah pernyataan misi

proyek yang nantinya akan digunakan sebagai input yang dibutuhkan untuk

memulai tahapan pengembangan konsep dan merupakan suatu petunjuk utuk tim

pengembangan.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00455-TI Bab 2.pdf · dirancang untuk tiap komponen yang dibuat, dalam sistem

11

Untuk mengembangkan suatu rencana produk dan pernyataan misi proyek,

lima tahapan proses adalah sebagai berikut :

Gambar 2.2 Proses Perencanaan Produk

a) Mengidentifikasi peluang → Langkah ini dapat dibayangkan sebagai

terowongan peluang karena membawa bersama-sama input berupa ide-ide

untuk produk baru yang dikumpulkan secara pasif, atau bisa juga

dikumpulkan melalui proses identifikasi kebtuhan pelanggan yang mencatat

kelemahan produk yang sudah ada, kecenderungan gaya hidup (Trend),

studi para pesaing , dan status teknologi. Bila ditelusuri secara aktif, maka

terowongan peluang dapat menampung ide-ide secara kontinu dan peluang-

peluang produk baru mungkin dapat dihasilkan setiap waktu.

b) Mengevaluasi dan Memprioritaskan proyek → Langkah kedua dalam

proses perencanaan produk adalah memilih proyek yang paling menjanjikan

untuk diikuti.

c) Mengalokasikan sumber daya dan rencana waktu → Penentuan waktu dan

alokasi sumber daya ditentukan untuk proyek-proyek yang lebih

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00455-TI Bab 2.pdf · dirancang untuk tiap komponen yang dibuat, dalam sistem

12

menjanjikan, terlalu banyak proyek akan menimbulkan persaingan untuk

beberapa sumber daya.

d) Melengkapi perencanaan pendahuluan proyek → Setelah proyek disetujui,

maka diadakan kegiatan perencanaan proyek pendahuluan, dibentuk sebuah

tim inti yang terdiri dari ahli teknik, pemasaran, manufaktur dan fungsi

pelayanan untuk menghasilkan suatu pernyataan visi dan pernyataan misi

produk yang isinya memformulasikan suatu definisi yang lebih detil dari

pasar target dan asumsi-asumsi yang mendasari operasional tim

pengembangan.

e) Merefleksikan kembali hasil dan proses → Pada tahap ini dilakukan reality

check terhadap pernyataan misi yang merupakan pegangan untuk tim

pengembangan. Langkah awal untuk ini adalah waktu untuk memperbaiki

apakah pengembangan ini bisa berjalan dan konsisten.

Tabel 2.1 Contoh format untuk pernyataan misi.

Pernyataan misi : (nama produk) Deskripsi produk : * Sasaran bisnis Kunci : * * * Pasar Utama : * Pasar Sekunder : * * Asumsi-asumsi : * Pihak yang terkait : * * *

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00455-TI Bab 2.pdf · dirancang untuk tiap komponen yang dibuat, dalam sistem

13

2.1.2. Identifikasi kebutuhan pelanggan

Identifikasi kebutuhan pelanggan merupakan bagian yang integral dari

proses pengembangan produk, dan merupakan tahap yang mempunyai hubungan

paling erat dengan proses penurunan konsep, seleksi konsep, benchmark dengan

pesaing dan menetapkan spesifikasi produk.

Filosofi yang mendukung metode ini adalah menciptakan jalur informasi

yang berkualitas antara pelanggan sebagai target pasar dengan perusahaan

pengembang produk. Filosofi ini dibangun berdasarkan anggapan bahwa

siapapun yang secara langsung mengatur detail-detail produk, apakah seorang

ahli teknik maupun desainer industri, harus berinteraksi dengan pelanggan dan

memiliki pengalaman dengan lingkungan pengguna.

Lima tahap proses identifikasi kebutuhan pelanggan adalah :

1. Mengumpulkan data mentah dari pelanggan, proses pengumpulan data

mentah dari pelanggan akan mencakup kontak dengan pelanggan dan

mengumpulkan pengalaman dari lingkungan pengguna produk. Tiga

metode yang biasa digunakan adalah wawancara, kelompok fokus, dan

observasi pada saat produk sedang digunakan. Sebelum dilakukan

wawancara atau lainnya harus dibuat dahulu matriks seleksi pelanggan

untuk memilih pelanggan yang akan digali kebutuhannya dan mempunyai

pengalaman dengan penggunaan produk tersebut.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00455-TI Bab 2.pdf · dirancang untuk tiap komponen yang dibuat, dalam sistem

14

Sementara itu hasil dari wawancara atau pengumpulan data mentah

didokumentasikan dan dikumpulkan, dapat dengan rekaman suara, video,

catatan ataupun foto, berikut ini contoh hasil wawancara.

Tabel 2.2 Contoh format hasil wawancara.

Nama Responden : Pekerjaan : Alamat wilayah :

Sekarang Menggunakan :

Pertanyaan Pernyataan Pelanggan

Interpretasi Kebutuhan

Penggunaan tertentu

Hal-hal yang disukai dari alat sekarang

Hal-hal yang tidak disukai

Usulan perbaikan

2. Menginterpretasikan data mentah menjadi kebutuhan pelanggan, kebutuhan

pelanggan diekspresikan sebagai pernyataan tertulis dan merupakan hasil

interpretasi kebutuhan yang merupakan data mentah setiap pernyataan atau

hasil observasi dapat diterjemahkan sebagai kebutuhan pelanggan.

3. Mengorganisasikan kebutuhan menjadi beberapa hierarki, yaitu kebutuhan

primer, sekunder dan jika perlu tertier, daftar kebutuhan yang didapatkan

sebelumnya beberapa diantaranya merupakan kebutuhan primer, dimana

kebutuhan primer dapat tersusun dari beberapa kebutuhan sekunder.

4. Menetapkan derajat kepentingan relatif setiap kebutuhan, dalam

menetapkan derajat kepentingan relatif setiap kebutuhan dapat dilakukan

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00455-TI Bab 2.pdf · dirancang untuk tiap komponen yang dibuat, dalam sistem

15

dengan dua cara yaitu cara pertama tim pengembang mendiskusikan secara

bersama untuk menentukan langsung derajat kepentingan setiap kebutuhan

secara bersama-sama. Atau cara kedua adalah dengan melakukan survey

lanjutan dengan memilih variabel yang dianggap penting.

5. Menganalisa hasil dan proses, langkah terakhir pada metode identifikasi

kebutuhan pelanggan adalah menguji hasil dan meyakinkan bahwa hasil

tersebut konsisten dengan pengetahuan dan intuisi yang telah

dikembangkan melalui interaksi yang cukup lama dengan pelanggan.

2.1.3. Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk merupakan serangkaian yang mengungkapkan detail-

detail yang tepat dan terukur mengenai apa yang harus dilakukan produk.

Spesifikasi tidak memberitahukan bagaimana memenuhi kebutuhan pelanggan,

tetapi menampilkan pernyataan yang tidak mendua mengenai apa yang harus

dilakukan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan.

Sebelum membuat daftar spesifikasi, input yang digunakan adalah tabel

kebutuhan pelanggan dengan derajat kepentingannya seperti yang ditunjukkan

dibawah ini.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00455-TI Bab 2.pdf · dirancang untuk tiap komponen yang dibuat, dalam sistem

16

Tabel 2.3 Contoh format kebutuhan pelanggan dan derajat

kepentingan

No Kebutuhan Kepen-

tingan

1 (Produk)

2 (Produk)

3 (Produk)

Proses pembuatan target spesifikasi terdiri dari 4 langkah, yang secara

keseluruhan menggunakan metode QFD (Quality Function Deployment). 4

langkah tersebut adalah :

1. Menyiapkan gambar metrik dan menggunakan matriks-metrik

kebutuhan jika diperlukan. Metrik yang baik adalah yang

merefleksikan secara langsung nilai produk yang memuaskan

kebutuhan pelanggan. Hubungan antara kebutuhan dan metrik

merupakan inti dari proses spesifikasi.

Syarat yang dimiliki metrik haruslah : Komplit, merupakan variabel

dependent, praktis, dan merupakan istilah yang populer untuk

perbandingan di pasar.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00455-TI Bab 2.pdf · dirancang untuk tiap komponen yang dibuat, dalam sistem

17

Hal yang harus dipertimbangkan bahwa tidak semua kebutuhan

dapat diterjemahkan menjadi metrik yang terukur. Sehingga dapat

bersifat subyektif.

Berikut ini contoh daftar metrik :

Tabel 2.4 Contoh daftar metrik kebutuhan.

No.

Metrik Kebutuhan Metrik Kepentingan Satuan

1

2

Setelah itu daftar metrik dapat dihubungkan dengan kebutuhan

menggunakan Matriks kebutuhan-metrik (Needs-Metrics Matrix).

2. Mengumpulkan informasi tentang pesaing. Analisis hubungan

antara produk baru dengan produk pesaing sangat penting dalam

menentukan kesuksesan komersial. Informasi mengenai produk

pesaing harus dikumpulkan untuk mendukung keputusan mengenai

Positioning produk.

Tabel 2.5 Contoh format bagan analisis pesaing.

No.

Metrik

Kebutu

han Metrik

Kepenti

ngan Satuan

Pesaing

1

Pesaing

2

1

2

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00455-TI Bab 2.pdf · dirancang untuk tiap komponen yang dibuat, dalam sistem

18

3. Menetapkan nilai target ideal dan marginal yang dapat dicapai untuk

tiap metrik. Dengan memproses bagan analisis pesaing, maka dapat

ditetapkan kedua nilai target marginal dan ideal untuk tiap metrik.

Karena sebagian besar nilai diekspresikan dalam batasan-batasan

tertentu (maksimal, minimal atau keduanya) perlu dibuat batasan-

batasan nilai yang layak dan dapat bersaing dengan produk pesaing.

Tabel 2.6 Contoh format spesifikasi target.

No. Metrik

Kebutuhan Metrik Kepenti

ngan Satuan

Nilai marginal

Nilai Ideal

1 2

4. Merefleksikan hasil dan proses. Perlu dilakukan beberapa kali

pengulangan sampai akhirnya target disetujui. Melakukan

pertimbangan pada tiap kali pengulangan akan membantu

meyakinkan bahwa hasil yang diperoleh sudah konsisten dengan

tujuan proyek.

Spesifikasi secara keseluruhan dapat ditinjau kembali untuk diperbaiki agar

lebih tepat, sehingga yang tadinya hanya berupa pernyataan target dan selang

tertentu, kini dapat dibuat lebih tepat.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00455-TI Bab 2.pdf · dirancang untuk tiap komponen yang dibuat, dalam sistem

19

2.1.4. Penyusunan Konsep

Metode penyusunan konsep secara umum terdiri atas 5 langkah dengan

memecahkan sebuah masalah kompleks yang menjadi submasalah yang lebih

sederhana. Berikut gambar dari lima langkah metode penyusunan konsep :

Gambar 2.3 lima langkah metode penyusunan konsep

Kemudian dikenalkan konsep penyelesaian untuk submasalah

menggunakan prosedur pencarian eksternal dan internal, pencarian eksternal

untuk konsep yang sudah ada, sedangkan pencarian internal untuk konsep baru.

Pohon klasifikasi dan tabel kombinasi kemudian digunakan untuk menggali

secara sistematis konsep penyelesaian tersebut dan untuk mengintegrasikan

penyelesaian sub masalah ke dalam sebuah penyelesaian total. Akhirnya dapat

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00455-TI Bab 2.pdf · dirancang untuk tiap komponen yang dibuat, dalam sistem

20

dibuat sebuah langkah mundur untuk merefleksikan validitas dan kemampuan

aplikasi dari hasil, seperti yang digunakan oleh proses.

Dari sini akan muncul beberapa macam konsep yang tujuannya sama yaitu

untuk menjawab penyelesaian dari submasalah yang sudah difokuskan karena

sifatnya memang penting.

2.1.5. Seleksi Konsep

Beberapa konsep yang sudah terbentuk pasti memilih kelebihan dan

kekurangan masing-masing. Untuk itu seleksi konsep merupakan proses menilai

konsep dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan dan kriteria lain,

membandingkan kekuatan dan kelemahan relatif dari konsep, dan memilih satu

atau lebih konsep untuk penyelidikan, pengujian dan pengembangan selanjutnya.

Metode seleksi konsep pada proses ini didasarkan pada penggunaan matriks

keputusan untuk mengevaluasi masing-masing konsep dengan

mempertimbangkan serangkaian kriteria seleksi.

Gambar 2.4 Seleksi dan penyaringan konsep

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00455-TI Bab 2.pdf · dirancang untuk tiap komponen yang dibuat, dalam sistem

21

Proses seleksi konsep terdiri atas 2 langkah utama yaitu penyaringan konsep

dan penilaian konsep dengan metode yang dikembangkan oleh Stuart Pugh pada

tahun 1980-an dan sering sekali disebut seleksi konsep Pugh (Pugh,1990). Tujuan

tahapan ini adalah mempersempit jumlah konsep secara cepat dan untuk

memperbaiki konsep.

Tabel 2.7 Matriks penyaringan konsep.

Konsep Kriteria seleksi 1 2 3

Kriteria 1 0 0 0 Kriteria 2 0 0 0 Kriteria 3 - 0 + Kriteria 4 - - + Kriteria 5 + + 0 Kriteria 6 - 0 + Kriteria 7 - 0 + Jumlah + 1 1 4 Jumlah 0 2 5 3 Jumlah - 4 1 0 Nilai akhir -3 0 4 Peringkat 3 2 1 lanjutkan ? Tidak Ya Ya

Proses penyaringan konsep merupakan proses penilaian yang sederhana

yang menggunakan tiga simbol yaitu nilai relatif “lebih baik” (+), jika konsep

tersebut lebih baik dari konsep yang lain dalam hal kriteria tersebut. “sama

dengan” (0), jika untuk kriteria tersebut konsep tersebut sama dengan konsep

yang lainnya. Dan terakhir “lebih buruk” (-), bila konsep tersebut lebih buruk dari

konsep yang lainnya. Kemudian jumlah bobot tiap kriteria dijumlahkan untuk

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00455-TI Bab 2.pdf · dirancang untuk tiap komponen yang dibuat, dalam sistem

22

masing-masing konsep diberi rangking. Konsep yang dipilih untuk diteruskan

adalah satu atau lebih konsep yang memiliki tingkat rangking yang lebih tinggi.

Tahapan selanjutnya pada seleksi konsep adalah dengan menggunakan

matriks penilaian konsep, dengan cara menambahkan bobot kepentingan ke

dalam matriks.

Tabel 2.8 Matriks penilaian konsep.

Konsep 2 3

Kriteria Beban Rating Nilai Beban Rating Nilai Beban Kriteria 1 5% 3 0.15 3 0.15 Kriteria 2 15% 3 0.45 3 0.45 Kriteria 3 25% 3 0.75 4 1 Kriteria 4 20% 4 0.8 4 0.8 Kriteria 5 10% 4 0.4 3 0.3 Kriteria 6 15% 2 0.3 3 0.45 Kriteria 7 10% 2 0.2 3 0.3 Total Nilai 3.05 3.45 Peringkat 2 1

Lanjutkan ? Tidak Ya

Beberapa pola yang berbeda dapat digunakan untuk memberi bobot pada

kriteria seperti menandai nilai kepentingan dari 1-5 atau mengalokasi nilai 100%.

Selanjutnya penetapan rating dapat dilakukan oleh beberapa responden untuk

menentukan apakah bobot yang diberikan sesuai dengan kriteria yang diinginkan.

Nilai rating dan beban dikalikan untuk mendapatkan nilai beban. Nilai

beban ini yang akan dijumlahkan untuk menentukan rangking tiap konsep yang

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00455-TI Bab 2.pdf · dirancang untuk tiap komponen yang dibuat, dalam sistem

23

dinilai. Sama seperti tahap penyaringan konsep, konsep yang terpilih adalah

konsep yang memiliki rangking tertinggi.

Dengan dasar kedua matriks seleksi tersebut dapat diputuskan untuk

memilih satu atau lebih konsep terbaik, konsep-konsep ini mungkin lebih lanjut

dikembangkan, dibuat prototipe dan diuji untuk memperoleh umpan balik dari

pelanggan.

2.1.6. Pengujian Konsep

Pengujian Konsep berhubungan erat dengan seleksi konsep, dimana kedua

aktivitas ini bertujuan untuk menyempitkan jumlah konsep yang akan diproses

lebih lanjut. Namun pengujian konsep berbeda, karena aktivitas ini

menitikberatkan pada pengumpulan data langsung dari pelanggaan potensial dan

hanya melibatkan sedikit penilaian dari tim pengembang.

Tahapan ini dilakukan setelah seleksi konsep karena tidak memungkinkan

untuk menyodorkan banyak konsep ke pelanggan potensial untuk diuji, sehingga

konsep-konsep alternatif harus dipersempit terlebih dahulu menjadi satu atau dua

konsep untuk diuji.

Metode pengujian konsep terdiri dari 7 tahap yaitu :

1) Mendefinisikan maksud dari pengujian konsep → Pengujian konsep dapat

diartikan sebagai suatu eksperimen, oleh karena itu perlu didefinisikan dahulu

maksud dari eksperimen ini dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti

Konsep mana yang akan diuji ?, Bagaimana konsep dapat diperbaiki ?, Berapa

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00455-TI Bab 2.pdf · dirancang untuk tiap komponen yang dibuat, dalam sistem

24

Jumlah produk yang dapat dijual ?, Dapatkah proses pengembangan

dilanjutkan ?.

2) Memilih Populasi Survei → Seringkali produk ditujukan untuk pasar

potensial dengan beberapa segmen sekaligus. Hal yang perlu diperhatikan

adalah pengujian ke beberapa segmen sekaligus akan membuang banyak

waktu dan biaya, sehingga seringkali untuk menghindari pembengkakan biaya

maka pengujian konsep cukup dilakukan dengan memilih pelanggan potensial

dengan segmen pasar terbesar saja.

3) Memilih Format Survei → Sama seperti survei-survei yang pernah dilakukan

pada tahapan sebelumnya, jenis format yang dapat dipilih adalah dengan :

face-to-face interaction, Telepon, Surat, E-mail, Internet. Dan tiap format

memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.

4) Mengkomunikasikan Konsep → Yang membedakan survei pengujian konsep

dengan survei-survei sebelumnya adalah adanya konsep terpilih yang harus

dkomunikasikan kepada responden untuk dinilai sendiri oleh mereka. Banyak

cara yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan Konsep yaitu : uraian

verbal, sketsa, Foto dan gambar, storyboard, Video, simulasi, Multimedia

interaktif, Model fisik, dan prototipe yang dioperasikan. Sehingga tim

pengembang dapat memilih cara yang sesuai untuk mengkomunikasikan

konsep disesuaikan dengan biaya dan kemampuan yag ada.

5) Mengukur respon pelanggan → Data yang didapatkan dari survei dapat diolah

dan digunakan untuk mengukur respon pelanggan, dan hal yang terutama

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00455-TI Bab 2.pdf · dirancang untuk tiap komponen yang dibuat, dalam sistem

25

diukur adalah Konsep mana yang dipilih, usulan perbaikan, serta keinginan

pelanggan untuk membeli dengan dibagi ke dalam 5 skala yaitu pasti akan

membeli, mungkin akan membeli, mungkin atau tidak akan membeli,

mungkin tidak akan membeli, pasti tidak akan membeli. Atau bisa juga

dengan cara menyuruh responden untuk menyebut angka peluang sendiri

untuk membeli.

6) Mengiterpretasikan Hasil → Maksud dari mengiterpretasikan hasil adalah bila

memang ada konsep yang mendominasi, maka secara langsung konsep

tersebut dapat dipilih untuk dilanjutkan ke tahap pengembangan model, tetapi

bila hasilnya tidak terbatas, maka konsep dapat dipilih berdasarkan

pertimbangan waktu dan biaya. Dan tidak jarang juga tim pengembang dapat

memperkirakan potensi penjualan produk 1 tahun ke depan setelah produk

tersebut diluncurkan. Meskipun sifatnya tidak pasti, tetapui prediksi penjualan

cenderung berkorelasi dengan permintaan yang sebnarnya, karena itu prediksi

penjualan merupakan informasi yang sangat berharga bagi Tim

pengembangan produk.

7) Merfleksikan Hasil dan proses → Manfaat utama dari pengujian konsep

adalah memperoleh umpan balik dari pelanggan potensial, yang diuntungkan

oleh pemikiran tentang pengaruh tiga variabel kunci yang terdapat pada model

prediksi yaitu : Ukuran Pasar keseluruhan, Ketersediaan tentang produk, dan

proporsi pelanggan yang mungkin akan membeli produk. Dalam

merefleksikan hasil pengujian konsep, sebaiknya 2 pertanyaan kunci harus

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00455-TI Bab 2.pdf · dirancang untuk tiap komponen yang dibuat, dalam sistem

26

terjawab, yaitu : apakah konsep sudah dikomunikasikan dengan benar

sehingga menghasilkan respon pelanggan sesuai dengan yang dituju ? dan

apakah hasil prediksi konsisten dengan hasil tingkat pengamatan tingkat

penjualan terhadap produk-produk yang sama ? Akhirnya pengalaman dengan

produk baru kemungkinan besar dapat diterapkan di masa yang akan datang

untuk produk-produk yang hampir sama.

2.1.7. Arsitektur Produk

Semua produk terdiri dari elemen fungsional dan fisik. Elemen-elemen

fungsional dari produk terdiri atas operasi dan transformasi yang menyumbang

terhadap kinerja keseluruhan produk.

Elemen-elemen fisik dari sebuah produk adalah bagian-bagian, komponen,

dan sub rakitan yang pada akhirnya diimplementasikan terhadap fungsi produk.

Elemen-elemen fisik diuraikan lebih rinci ketika usaha pengembangan berlanjut.

Elemen fisik produk biasanya diorganisasikan menjadi beberapa building blocks

utama yang disebut chunks. Setiap Chunk terdiri dari sekumpulan komponen

yang mengimplementasikan fungsi dari produk.. Arsitektur produk adalah skema

elemen-elemen fungsional dari produk disusun menjadi chunk yang bersifat fisik.

Dan menjelaskan bagaimana setiap chunk berinteraksi.

Karakter arsitektur produk yang terpenting adalah modularitas. Ciri-ciri

arsitektur modular adalah : Chunk melaksanakan atau mengimplementasikan satu

atau sedikit elemen fungsional pada keseluruhan fisiknya, dan interaksi antar

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00455-TI Bab 2.pdf · dirancang untuk tiap komponen yang dibuat, dalam sistem

27

chunk dapat dijelaskan dengan baik, dan umumnya penting untuk menjelaskan

fungsi-fungsi utama produk.

Keputusan mengenai cara membagi produk menjadi chunk dan tentang

berapa banyak modularitas akan diterapkan pada arsitektur sangat terkait dengan

beberapa isu yang menyangkut kepentingan seluruh perusahaan seperti :

perubahan produk, variasi produk, standarisasi komponen, kinerja produk,

kemampuan manufaktur, dan manajemen pengembangan produk.

Langkah-langkah dalam menetapkan arsitektur produk adalah dengan :

1. Membuat skema produk, yaitu diagram yang menggambarkan

pengertian terhadap elemen-elemen penyusun produk, yakni berupa

elemen fisik, komponen kritis dan elemen fungsional.

Gambar 2.5 Contoh Skema Produk

2. Mengelompokkan elemen-elemen pada skema, yaitu menugaskan setiap

elemen yang ada pada skema menjadi chunk. Setiap chunk memiliki

satu fungsi. Elemen yang memiliki fungsi yang sama dapat digabungkan

dalam satu chunk. Kondisi ekstrim yang mungkin terjadi adalah semua

komponen memiliki chunk sendiri sehingga jumlah elemen sama

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00455-TI Bab 2.pdf · dirancang untuk tiap komponen yang dibuat, dalam sistem

28

dengan jumlah chunk. Atau sebaliknya mengintegrasikan semua

komponen ke dalam satu fungsi yang sifatnya akan lebih kompleks.

Gambar 2.6 Contoh Function Diagram

3. Membuat susunan Geometris yang masih kasar, Susunan geometris

dapat diciptakan dalam bentuk gambar, model komputer atau model

fisik yang terdiri dari 2 atau 3 dimensi. Penyusunan Geometris yang

masih berbentuk kotak dapat memberikan beberapa alternatif

penyusunan sehingga tidak ada hubungan antar chunk yang saling

bertentangan. Pembuatan susunan geometris harus memperhatikan

aspek estetika, keamanan dan kenyamanan dari sebuah produk.

2.1.8. Design For Manufacturing (DFM)

Biaya manufaktur merupakan penentu utama dalam keberhasilan ekonomis

dari suatu produk. Keberhasilan ekonomis tergantung dari marjin keuntungan dari

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00455-TI Bab 2.pdf · dirancang untuk tiap komponen yang dibuat, dalam sistem

29

tiap penjualan produk dan berapa banyak yang dapat dijual oleh perusahaan. Jadi

secara keseluruhan DFM memiliki sasaran jaminan kualitas produk yang tinggi,

sambil meminimasi biaya manufaktur.

DFM mengarahkan untuk meminimasi biaya manufaktur tanpa harus

mengurangi kualitas dari produk tersebut. Metode itu terdiri dari lima langkah : -

Memperkirakan biaya manufaktur

- Mengurangi biaya komponen

- Mengurangi biaya perakitan

- Mengurangi biaya pendukung produksi

- Mempertimbangkan pengaruh keputusan DFM pada faktor lainnya.

Gambar 2.7 Metode dalam DFM

Biaya manufaktur secara keseluruhan dapat diperkirakan dengan

memperhatikan variabel-variabel komponen seperti yang terdapat pada contoh

format tabel di bawah yang secara sistematis memperlihatkan cara

memperkirakan biaya manufaktur secara keseluruhan.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00455-TI Bab 2.pdf · dirancang untuk tiap komponen yang dibuat, dalam sistem

30

Setelah biaya manufaktur secara keseluruhan diperkirakan, maka biaya-

biaya tersebut dapat diperkirakan secara terpisah untuk dianalisis manakah biaya

yang dapat dikurangi dengan tanpa mengurangi kualitas produk. Perkiraan biaya

tersebut dibagi ke dalam tiga bagian yaitu biaya komponen, biaya perakitan serta

biaya overhead.

Perkiraan-perkiraan biaya tersebut dapat dipisah dengan tampilan seperti di

bawah ini :

Tabel 2.9 Contoh format tabel perkiraan biaya langsung.

Perincian Biaya Biaya Variabel Material 1 Material 2 Perakitan Pemrosesan(machining) Biaya Tetap Peralatan dan alat bantu mesin Total biaya langsung Beban overhead Biaya Total per Unit

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00455-TI Bab 2.pdf · dirancang untuk tiap komponen yang dibuat, dalam sistem

31

Seperti dilihat di atas perkiraan biaya komponen dengan cara

memperhitungkan jumlah material yang digunakan, beserta biaya overhead yang

merupakan 10% dari bahan yang dibeli, dan 80% dari upah perakitan.

Tabel 2.10 Contoh format table perkiraan biaya perakitan

Komponen KuantitasWaktu

Penanganan Waktu

Penyisipan Waktu total

Komponen 1 Komponen 2 Komponen 3 Total waktu (detik) Biaya rakitan dengan Rp.../jam

Selanjutnya memperkirakan biaya perakitan dengan melihat jumlah proses

perakitan, untuk kemudian dihitung waktu perakitan. Setelah itu total biaya

perakitan didapatkan dengan mengalikan total waktu perakitan dengan biaya

perakitan dalam satuan rupiah/jam.

Bila pengurangan-pengurangan biaya sudah dilakukan, maka tahap akhir

dari DFM adalah memperkirakan ulang biaya manufaktur secara keseluruhan

dengan menggunakan format yang sama seperti yang dilakukan di awal tahapan

ini. Keputusan untuk menerima desain dapat diteruskan jika sasaran dari DFM

terpenuhi, yaitu apabila minimasi biaya tidak mempengaruhi kualitas dan fungsi

dari produk tersebut.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00455-TI Bab 2.pdf · dirancang untuk tiap komponen yang dibuat, dalam sistem

32

2.1.9. Analisis Ekonomi

Analisis Ekonomi membantu tim pengembangan produk untuk mengambil

keputusan, proses ini memuat dua jenis analisis, kuantitatif dan kualitatif.

1. Analisis kuantitatif, adalah analisis yang melihat dari segi aliran kas

masuk (pendapatan) dan kas keluar (biaya). Kas masuk berasal dari hasil

penjualan produk. Kas keluar terdiri atas biaya proses pengembangan,

biaya produksi seperti pembelian perlengkapan, dan alat-alat, biaya

pemasaran dan penyokong produk dan biaya produksi yang terus-menerus

seperti bahan mentah, komponen dan pekerja. Produk yang

menguntungkan adalah produk yang menghasilkan jumlah kumulatif kas

yang masuk lebih banyak dibandingkan yang keluar.

Metode ini menggunakan metode Nilai bersih saat ini (Net Present

Value / NPV), karena metode ini lebih mudah dimengerti dan digunakan

secara luas dalam bidang bisnis. Metode analisis NPV menggunakan

rumus :

( )trCPV+

=1

Dimana : PV = Nilai saat ini

C = Nilai pada periode t

R = Suku bunga

t = Periode

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00455-TI Bab 2.pdf · dirancang untuk tiap komponen yang dibuat, dalam sistem

33

Penggunaan rumus tersebut untuk menghitung aliran kas masuk dan

keluar yang untuk mempermudah biasanya disajikan dalam bentuk tabel

seperti di bawah ini.

Tabel 2.11 Tabel aliran kas, nilai saat ini dan nilai bersih saat ini.

Nilai dalam ribuan (Rp) Thn 1 Thn

2 Thn 3 Thn

4

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Biaya Pengembangan Biaya Perakitan Biaya Pemasaran dan penunjang

Biaya Produksi Volume produksi Biaya Produksi/unit Pendapatan Penjualan Volume Penjualan Harga / unit Aliran kas / periode Nilai saat ini tahun 1, r+10% Nilai bersih Proyek saat ini

2. Analisis kualitatif, adalah analisis yang lebih memperhatikan masalah

lingkungan proyek, yakni menangkap persoalan-persoalan dan

mempertimbangkan interaksi antara proyek dengan perusahaan, pasar dan

lingkungan ekonomi makro.

Analisis ini menggunakan analisis kuantitatif, hanya saja disesuaikan

dengan keadaan faktor perusahaan, pasar dan lingkungan ekonomi makro

tadi. Analisis kualitatif dilaksanakan untuk menangkap lingkungan yang

lebih kompetitif dan dinamik.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00455-TI Bab 2.pdf · dirancang untuk tiap komponen yang dibuat, dalam sistem

34

Setelah mengenal kedua jenis analisis yang umumnya dipakai pada analisis

ekonomi suatu produk, maka perlu diketahui kapan seharusnya analisis tersebut

ditampilkan. Analisis ekonomi yang mencakup kedua pendekatan kuantitatif dan

kualitatif, berguna paling tidak dalam kedua keadaan yang berbeda, yakni :

- Melaksanakan / tidak kejadian penting : Yaitu biasanya pada setiap fase akhir

pengembangan dimana perlu diambil keputusan untuk meneruskan atau tidak

peluncuran dari produk tersebut.

- Keputusan bentuk operasional dan pengembangan : Keputusan operasional

berkaitan dengan, memperkirakan jumlah biaya pengembangan yang paling

ideal, atau menunda peluncuran dikaitkan dengan faktor lingkungan pasar

dan keadaan ekonomi makro, dengan mengharapkan penurunan harga bahan

baku pada periode tersebut.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00455-TI Bab 2.pdf · dirancang untuk tiap komponen yang dibuat, dalam sistem

35

2.2. Kerangka Pemikiran

Secara garis besar, perlu dibedakan antara tahapan proses perencanaan

produk dan proses pengembangan produk. Proses perencanaan hanya dilakukan

di awal, yaitu pada saat sebelum tahapan proses pengembangan produk dimulai

dari awal identifikasi kebutuhan pelanggan sampai akhirnya peluncuran dari

produk tersebut.

2.2.1. Proses Perencanaan Produk

Dalam tahapan ini dibahas mengenai bagaimana merencanakan suatu proses

pengembangan yang akan dilakukan dengan bermula dari suatu ide hingga

nantinya dapat diwujudkan dalam bentuk fisik untuk diproduksi dan

mempunyai nilai komersil.

Proses perencanaan meliputi memilih jumlah orang dalam tim, pembagian

struktur disesuaikan dengan bidang keahlian masing-masing anggota tim, dan

output yang terakhir dari tahapan perencanaan ini adalah berupa pernyataan

misi yang isinya gambaran kasar mengenai bagaimana cara produk tersebut

akan bekerja, sasaran pasar primer (utama) dan pasar sekunder. Serta pihak-

pihak yang akan terkait langsung dengan produk tersebut dari mulai distributor

hingga penjual. Semuanya masuk dalam tahap perencanaan produk.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00455-TI Bab 2.pdf · dirancang untuk tiap komponen yang dibuat, dalam sistem

36

2.2.2. Proses Pengembangan Produk

Proses pengembangan produk seperti diketahui memiliki urutan, yakni :

1. Identifikasi kebutuhan pelanggan

Tahapan ini merupakan tahapan awal pada proses pengembangan

produk, dimana kelemahan dan kelebihan produk yang sudah ada saat

ini diidentifikasi, untuk selanjutnya disimpulkan kebutuhan apa saja

yang teridentifikasi untuk produk tersebut yang selama ini belum

didapatkan oleh pelanggan tetapi memang dibutuhkan.

2. Spesifikasi Produk

Kebutuhan-kebutuhan yang telah diinterpretasikan, akan dijawab

dengan apa yang harus dilakukan oleh produk untuk menjawab

kebutuhan tersebut. Inilah yang dimaksud dengan menentukan

spesifikasi produk dengan mengelompokkan kebutuhan dan menjawab

kebutuhan tersebut dengan metrik-metrik tertentu.

3. Penyusunan Konsep

Penyusunan Konsep dilakukan dengan mengkombinasikan beberapa

variasi dengan kriteria tertentu sehingga muncul beberapa konsep yang

berbeda tetapi dengan tidak mengubah spesifikasi produk yang sudah

ditetapkan.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00455-TI Bab 2.pdf · dirancang untuk tiap komponen yang dibuat, dalam sistem

37

4. Seleksi Konsep

Karena terlalu banyak konsep, maka akan mempersulit proses pengujian

karena responden yang dalam hal ini adalah pelanggan akan

dibingungkan dengan terlalu banyak variabel yang ditanyakan. Untuk

itu Konsep tersebut perlu dipersempit menjadi hanya satu atau dua

konsep yang paling unggul, dengan memberikan penilaian dan

membandingkan konsep mana yang paling memiliki kelebihan daripada

kekurangan dengan memberikan bobot tertentu untuk setiap kriteria.

5. Pengujian Konsep

Satu atau dua Konsep yang sudah terpilih akan dilakukan pengujian

dengan melakukan survei terhadap para pelanggan potensial dengan

tujuan utama adalah memilih konsep produk yang paling disukai, usulan

untuk perbaikan dan terkhir adalah minat untuk membeli.

6. Arsitektur Produk

Menetapkan arsitektur produk adalah dengan mengelompokkan elemen-

elemen fisik yang memiliki fungsi yang sama ke dalam kelompok

chunk. Dalam satu skema produk dapat terdiri dari beberapa chunk jika

produk tersebut bersifat modular. Susunan geometris juga dapat disusun

untuk memastikan tidak ada pertentangan antara satu elemen fungsi

dengan elemen fungsi yang lain.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00455-TI Bab 2.pdf · dirancang untuk tiap komponen yang dibuat, dalam sistem

38

7. Design For Manufacturing (DFM)

DFM memiliki sasaran jaminan kualitas produk yang tinggi, sambil

meminimasi biaya manufaktur dengan memperkirakan ulang jumlah

komponen, sistem perakitan yang nantinya akan meminimasi biaya

manufaktur secara keseluruhan. Tetapi yang perlu diingat dari prinsip

DFM adalah fungsi dan kualitas produk tidak boleh diminimasi seiring

dengan pengurangan biaya.

8. Analisis Ekonomi

Proses pengambilan keputusan disini melalui analisis Ekonomi yaitu

suatu proses yang memuat dua jenis analisis, kuantitatif dan kualitatif.

Dengan cara menghitung aliran kas bersih saat ini (Net Present Value /

NPV) dan juga menyesuaikannya dengan faktor perusahaan, pasar dan

lingkungan ekonomi makro untuk membuat produk tersebut bertahan di

lingkungan yang kompetitif dan dinamis.