audit atas siklus pengeluaran pada pt nrs ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20331356-ta-muhammad...

106
UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS SIKLUS PENGELUARAN PADA PT NRS LAPORAN MAGANG Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Muhammad Ammar Tsabit 0806465245 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK JANUARI 2013 Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

Upload: others

Post on 31-Jan-2021

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • UNIVERSITAS INDONESIA

    AUDIT ATAS SIKLUS PENGELUARAN PADA PT NRS

    LAPORAN MAGANG

    Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Ekonomi

    Muhammad Ammar Tsabit

    0806465245

    FAKULTAS EKONOMI

    PROGRAM STUDI AKUNTANSI

    DEPOK

    JANUARI 2013

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • iiUniversitas Indonesia

    HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

    Laporan magang ini adalah hasil karya sendiri,

    dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

    telah saya nyatakan dengan benar.

    Nama : Muhammad Ammar Tsabit

    NPM : 0806465245

    Tanda Tangan :

    Tanggal : 21 Januari 2013

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • iiiUniversitas Indonesia

    HALAMAN PENGESAHAN

    Laporan magang ini diajukan oleh :

    Nama : Muhammad Ammar Tsabit

    NPM : 0806465245

    Program Studi : Akuntansi

    Judul laporan magang : Audit atas Siklus Pengeluaran pada PTNRS

    Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterimasebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelarSarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi,Universitas Indonesia.

    Dewan Penguji

    Pembimbing : Mafrizal Heppy Ak., MBA.

    Penguji : Dini Marina, SE., MCom.

    Penguji : Budi Frensidy, SE., MCom.

    Ditetapkan di : Depok, Jawa Barat

    Tanggal : 21 Januari 2013

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • ivUniversitas Indonesia

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang dengan berkat dan rahmat-

    Nya penulis dapat menyelesaikan laporan magang ini dengan tepat waktu.

    Laporan magang ini dibuat dengan maksud sebagai tugas akhir untuk syarat

    kelulusan sebagai Sarjana Ekonomi Program S-1 Reguler jurusan Akuntansi,

    Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Dalam upaya untuk menyelesaikan

    tugas akhir ini, penulis mendapatkan bimbingan, arahan, dukungan, serta

    semangat dari beberapa pihak sejak masa awal perkuliahan hingga saat

    penyusunan laporan magang ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

    ingin mengucapkan terima kasih secara tulus kepada:

    1. Allah SWT, karena kehendak-Nya penulis akhirnya dapat mencapai target yang

    ingin dicapainya untuk dapat menyelesaikan laporan magang ini. Tiada hentinya

    penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah atas karunia yang diberikan Allah

    SWT kepada penulis sampai saat ini.

    2. Orangtua penulis, Alm. Ruslani dan Huriyah yang telah memberikan dukungan

    terbaik bagi penulis untuk mencapai semua cita-cita. Terima kasih untuk semua

    doa dan motivasi yang luar biasa serta bantuan yang tidak ternilai dalam proses

    pembuatan laporan magang ini. Untuk Alm. Abbi, saya berharap penyelesaian

    laporan magang dalam rangka penyelesaian studi S1 ini telah menyempurnakan

    semua impianmu yang belum engkau tunaikan dalam rangka mendidik dan

    membangun keluarga yang berpendidikan. Saya sadar bahwa selama engkau

    hidup saya lebih sering membuat engkau pusing dan marah dengan tingkah dan

    kelakuan saya. Dengan apa yang semua telah engkau lakukan semasa hidupmu,

    saya sangat bersyukur memiliki ayah terbaik seperti engkau. Semoga kelak kita

    akan berkumpul bersama kembali di tempat yang paling indah yang telah

    dijanjikan-Nya. Untuk ummi, yang melahirkan dan merawatku dari kecil hingga

    sekarang, kasih sayang, cinta, dan usaha ummi yang membuat hati dan badan ini

    tergerak untuk selalu semangat mengejar impian dan cita-cita untuk dapat

    membahagiakanmu selalu.

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • vUniversitas Indonesia

    3. Kedua kakak penulis, Muhammad Nu’man Tsabit dan Muhammad Zeid Tsabit,

    terima kasih atas segala dorongan, motivasi, semangat, bantuan, dan “rivalitas”

    yang telah kalian berikan. Kalian telah menjadi benchmark yang sukses dalam

    melecut saya dalam menyelesaikan masa studi ini. Terima kasih juga penulis

    ucapkan kepada Marwah Amany dan keponakan penulis, Fathan, atas keceriaan

    dan tangisan yang selalu menemani hari-hari penulis dalam menyelesaikan

    laporan magang ini.

    4. Keluarga besar H. Abdul Sobur – Hj. Siti Aisyah dan keluarga besar H.

    Marzuki Sayuti, atas semua kehangatan keluarga yang telah diberikan.

    5. Bapak Mafrizal Heppy selaku dosen pembimbing penulis dalam menyusun

    laporan magang ini. Terima kasih atas waktu, kesediaan, bantuan, saran, kritikan,

    bimbingan, dan motivasi yang Bapak berikan sehingga penulisan laporan magang

    ini akhirnya dapat diselesaikan dengan baik. Tanpa itu semua, laporan ini belum

    tentu dapat diselesaikan seperti ini.

    6. Ibu Dini Marina dan Bapak Budi Frensidy selaku dosen penguji dalam sidang

    tugas akhir kelulusan penulis yang telah menyempatkan waktunya untuk menguji

    dan memberikan masukan serta perbaikan untuk laporan magang ini.

    7. Fathiannisa Sabila. Thank you, thank you, and thank you.

    8. PricewaterhouseCooopers (PwC), khususnya divisi Energy & Mining yang

    memberikan kesempatan magang kepada penulis. Walaupun hanya tiga bulan,

    banyak ilmu dan pengalaman yang berguna dan bermanfaat bagi penulis. Terima

    kasih kepada Bang Rachmat yang memberikan jalan dan kesempatan untuk

    magang di PwC. Bang Rivan, Tata, Febri, dan Mas Hery yang tergabung dalam

    tim NSR, terima kasih atas pelajaran, ilmu, dan bantuan yang diberikan kepada

    penulis. Dan kepada senior-senior lain, Riza, Bang Feliex, Icon, Mas Andi, Mbak

    Lisa dan lainnya yang juga turut membantu penulis dalam melaksanakan program

    magang dengan baik.

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • viUniversitas Indonesia

    9. Teman-teman magang seperjuangan Ghifary, Rannu, Ayu, Agyt, Juli, dan yang

    lainnya. Tanpa kalian mungkin pengalaman magang kali ini tidak akan seindah

    separti apa yang diharapkan . Dukungan, kekompakan, dan pertemanan kita akan

    selalu kita kenang dengan baik.

    10. Teman-teman bermain dan sekaligus belajar, khususnya teman-teman

    seperjuangan menyelesaikan tugas akhir di perpus 24 jam, Febrian Permana,

    Daniel Mauritz, Wildan Hariz, Aravano Siregar, Fautiaz Fauzi Febrianto, Arif

    Darmawan. Juga kepada Irvan Hanif, Adhi Satria, Kamal Nasar, Gunawan Satrio,

    Anetta Permata, Karina Adelita, dan teman-teman FEUI lainnya.

    11. Sahabat-sahabatku yang selalu mendukung dalam segala aspek kehidupan

    yang kujalani, Tadho, Ali, Eky, Albar, Upil, Tunge, Bom-bom, Fitriyardi, Fatih,

    Fadhil Beleg, Arif Chaplin, Yudha, Fauzan, Kalian yang juga membantuku untuk

    menjadi seperti ini.

    12. Teman-teman seperjuangan di FEUI dari berbagai angkatan dan jurusan.

    Khususnya yang pernah bekerja sama dengan penulis dalam kegiatan kepanitaan

    dan kemahasiswaan bersama. Gerry, Micil, Ferzy, Akbari, Rasyid, Farmar, Audi,

    Fadhil, Siward, Uus, Bobob, Atun. Tim SSS JGTC yang selama tiga tahun

    memberikan pengalaman dan keceriaan selama melaksanakan tugas. UKF Futsal

    FEUI, Nankatsu FC, Winner FC dan Mapres FC yang telah memberikan

    kesenangan di Pertamina Hall dari awal masuk sampai penulis lulus. Semoga

    kelak kita menjadi orang-orang yang berhasil.

    13. Teman-teman Al-Fath Futsal yang telah memberikan kepercayaan kepada

    penulis untuk membimbing dan membantu baik di dalam maupun di luar

    lapangan. Coach Yoga, Agus, Wahyu, Ucil, Imam, Ages, Galih, Ady Abadi,

    Tongger, Alif, Gepeng, Dio, Dimas, Naufal, Rijal, Fadli dan pemain lain, baik

    senior ataupun junior. Tim ini tidak hanya sebuah tim biasa tapi “keluarga” bagi

    kita semua.

    14. Dosen-dosen pengajar FEUI yang selama 4 tahun lebih ini dengan tulus

    memberikan ilmu dan bimbingan di kampus kepenulisngan ini. Semoga ilmu dan

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • viiUniversitas Indonesia

    nasihat yang diberikan selalu bermanfaat dan dapat diaplikasikan di dunia kerja.

    Sebuah kebanggaan dapat mengemban pendidikan di universitas terbaik di

    Indonesia.

    15. Seluruh staf Perpustakaan, Biro Pendidikan, Departemen Akuntansi,

    Kemahasiswaan, Keamanan, Pegawai Kantin dan Pertamina Hall. Terima kasih

    atas pelayanan dan bantuan yang diberikan selama penulis berada di kampus

    FEUI.

    16. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam

    pembuatan laporan ini, yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Walaupun

    begitu, jasa kalian sangat berarti dalam terciptanya karya ini.

    Penulis menyadari bahwa laporan magang ini tidaklah luput dari segala

    kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran

    yang membangun guna meningkatkan kualitas dari laporan ini. Penulis juga

    berharap agar laporan magang ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.

    Jakarta, 21 Januari 2013

    Penulis

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • viiiUniversitas Indonesia

    HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASITUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    __________________________________________________________________

    Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

    bawah ini:

    Nama : Muhammad Ammar Tsabit

    NPM : 0806465245

    Program Studi : S1 Reguler Akuntansi

    Departemen : Akuntansi

    Fakultas : Ekonomi

    Jenis Karya : Laporan Magang

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

    Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-

    Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

    AUDIT ATAS SIKLUS PENGELUARAN PADA PT NRS

    Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

    Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, megalihmedia/format-

    kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan

    memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

    penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di : Depok

    Pada Tanggal : 21 Januari 2013

    Yang menyatakan

    (Muhammad Ammar Tsabit)

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • ixUniversitas Indonesia

    ABSTRAK

    Nama : Muhammad Ammar Tsabit

    Program Studi : S1 Reguler Akuntansi

    Judul : Audit atas Siklus Pengeluaran pada PT NRS

    Laporan magang ini membahas tentang audit siklus pengeluaran PT NRS yang

    dilakukan oleh tim audit KAP TWR untuk mendapatkan keyakinan dalam

    memberikan opini terkait laporan keuangan yang disajikan PT NRS. PT NRS

    bergerak dalam industri gas. Auditor telah melakukan pemahaman atas bisnis

    klien, menilai pengendalian internal, menentukan risiko, menentukan materialitas,

    melakukan pengujian substantive, serta pengujian terperinci atas saldo.

    Kesimpulan dari laporan ini ialah akun-akun yang ada dalam siklus pengeluaran

    PT NRS telah disajikan sesuai dengan peraturan dan standar yang berlaku, serta

    prosedur audit yang dilakukan oleh tim audit KAP TWR telah memberikan

    keyakinan bahwa akun-akun yang ada dalam siklus pengeluaran PT NRS telah

    disajikan secara wajar.

    Kata kunci:

    Audit, pengujian terperinci atas saldo, siklus pengeluaran, regasifikasi

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • xUniversitas Indonesia

    ABSTRACT

    Name : Muhammad Ammar Tsabit

    Study Program : S1 Regular Accounting

    Title : Audit of Expenditure Cycle in PT NRS

    This Internship Report discuss about audit of expenditure cycle in PT NRS which

    conducted by audit team from KAP TWR to gain required assurance in giving

    audit opinion related to financial statement that presented by PT NRS. PT NRS

    runs in gas industry. Auditor has conduted audit steps which are understanding

    client business, assessing the internal control, determining the risk, determining

    materiality level, performing substantive test, and test of detail balances. This

    report concluded that accounts in expenditure cycle of PT NRS has been

    presented in accordance with applicable regulations and standards, and the audit

    procedures performed by audit team have given the assurance that accounts in

    expenditure cycle is fairly stated.

    Key words:

    Audit, test of detail balance, expenditure cycle, regasification

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • xiUniversitas Indonesia

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .....................................................................................iHALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ..........................................iiHALAMAN PENGESAHAN .......................................................................iiiKATA PENGANTAR....................................................................................ivHALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.....................viiiABSTRAK......................................................................................................ixDAFTAR ISI...................................................................................................xiDAFTAR TABEL...........................................................................................xivDAFTAR GAMBAR......................................................................................xvDAFTAR LAMPIRAN..................................................................................xvi

    BAB 1 Pendahuluan 1

    1.1 Latar Belakang

    1.1.1 Latar Belakang Program Magang 1

    1.1.2 Latar Belakang Pemilihan Tema 2

    1.2 Tujuan Program Magang dan Penulisan Laporan Magang 4

    1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang 5

    1.4 Pelaksanaan Aktivitas Magang 6

    1.5 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang 10

    1.6 Sistematika Penulisan 10

    BAB 2 Landasan Teori 12

    2.1 Siklus Pengeluaran 12

    2.1.1 Ordering Materials, Supplies, and Services 12

    2.1.2 Receiving and Storing Goods 14

    2.1.3 Approving Supplier Invoices 15

    2.1.4 Cash Disbursement 16

    2.2 Pengendalian Internal 16

    2.3 Risiko yang Mungkin Terjadi dan Prosedur Pengendalian

    pada Siklus Pengeluaran 17

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • xiiUniversitas Indonesia

    2.3.1 Ordering Materials, Supplies, and Services 17

    2.3.2 Receiving and Storing Goods 21

    2.3.3 Approving Supplier Invoices 22

    2.3.4 Cash Disbursement 23

    2.4 Auditing 26

    2.4.1 Definisi Auditing 26

    2.4.2 Perencanaan Audit 27

    2.4.3 Bukti Audit 28

    2.4.4 Materialitas 30

    2.4.5 Prosedur Audit Siklus Pengeluaran 32

    BAB 3 Gambaran Umum Perusahaan 36

    3.1 Company Profile PT NRS 36

    3.2 Proses Bisnis PT NRS 36`

    3.3 Struktur Perusahaan 38

    3.4 Siklus Pengeluaran PT NRS 40

    3.5 Kebijakan Akuntansi PT NRS 46

    BAB 4 Pembahasan dan Analisis 47

    4.1 Prosedur Audit PT NRS 47

    4.1.1 Perencanaan Audit PT NRS 47

    4.1.1.1 Pemahaman Industri PT NRS 48

    4.1.1.2 Kesepakatan Tim Audit terkait Prosedur

    Audit PT NRS 49

    4.1.2 Prosedur Audit pada Siklus Pengeluaran PT NRS 53

    4.2 Analisis atas Siklus Pengeluaran PT NRS 73

    4.3 Analisis atas Prosedur Audit Siklus Pengeluaran PT NRS 73

    4.3.1 Analisis atas Proses Pemahaman Industri, Penilaian

    Risiko, dan Penentuan Materialitas 74

    4.3.2 Analisis atas Proses Test of Control 76

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • xiiiUniversitas Indonesia

    4.3.3 Analisis atas Prosedur Analitis 76

    4.3.4 Analisis atas Prosedur Test of Detail Balance 77

    BAB 5 Kesimpulan dan Saran 79

    5.1 Kesimpulan 79

    5.2 Saran 81

    DAFTAR REFERENSI 82

    Lampiran 83

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • xivUniversitas Indonesia

    DAFTAR TABEL

    Tabel 4-1 Lead Schedule pada Akun Beban Operasi PT NRS.............. 55

    Tabel 4-2 Flux Analysis pada Akun Beban Operasi PT NRS ............... 57

    Tabel 4-3 Penjelasan Mengenai Template atas Pengujian pada

    Transaksi Beban Operasi……………………………...……. 61

    Tabel 4-4 Lead Schedule pada Akun Hutang Usaha dan

    Akrual PT NRS..................................................................... 64

    Tabel 4-5 Flux Analysis pada Akun Hutang Usaha dan

    Akrual PT NRS…………………………………….............. 66

    Tabel 4-6 Perbandingan Listing Akrual dan TB Akrual

    PT NRS ……………………………………........................ 67

    Tabel 4-7 Penjelasan Mengenai Template atas Pengujian Subsequent

    Paid Invoices................... ..................................................... 69

    Tabel 4-8 Penjelasan Mengenai Template atas Pengujian Subsequent

    Unpaid Invoices and Open Purchase Orders......... .............. 71

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • xvUniversitas Indonesia

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2-1 Data Flow Diagram Siklus Pengeluaran ................................. 13

    Gambar 2-2 Tahap Perencanaan Audit …………………............................ 28

    Gambar 2-3 Metodologi Audit Akun Hutang .............................................. 33

    Gambar 3-1 Rantai Bisnis PT NRS .............................................................. 37

    Gambar 3-2 Struktur Perusahaan PT NRS .................................................. 39

    Gambar 3-3 Flow Chart pada Departemen Komersil atau

    Logistik PT NRS …………………………………………..... 41

    Gambar 3-4 Flow Chart pada Departemen Keuangan PT NRS ................. 42

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • xviUniversitas Indonesia

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Penilaian atas Pengendalian Internal PT NRS ……….……. 83

    Lampiran 2 Hasil Pengujian atas Beban Operasi PT NRS ……….…….. 87

    Lampiran 3 Hasil Pengujian atas Subsequent Paid Invoice PT NRS …... 89

    Lampiran 4 Hasil Pengujian atas Subsequent Unpaid Invoice and

    Purchase Orders PT NRS …………………….….………... 90

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 1Universitas Indonesia

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    1.1.1 Latar Belakang Program Magang

    Dalam era globalisasi dan transformasi yang terjadi saat ini, dunia kerja

    menjadi tempat dengan tingkat persaingan yang sangat tinggi. Setiap tenaga kerja

    berlomba-lomba untuk mendapatkan pekerjaan di tengah lapangan pekerjaan yang

    jumlahnya tidak sebanding dengan tenaga kerja yang tersedia. Tentunya perusahaan

    sebagai pihak yang memiliki lapangan pekerjaan juga akan berlomba-lomba untuk

    mendapatkan sumber daya yang terbaik untuk dapat terus bersaing di setiap lini

    industri yang dijalaninya.

    Universitas sebagai salah satu lembaga pendidikan tertinggi sebelum

    memasuki dunia pekerjaan tentunya memiliki tanggung jawab yang besar untuk

    menyiapkan segala sumber daya yang dapat diserap oleh dunia kerja. Pembekalan

    kepada mahasiswa tidak hanya terpaku pada masalah keterampilan akademis semata,

    akan tetapi juga harus menyertakan keterampilan lain agar mahasiswa nantinya

    memiliki nilai lebih untuk lebih mudah diserap di dunia kerja.

    Sebagai lembaga pendidikan yang memiliki tujuan untuk menghasilkan

    lulusan yang berkualitas dan siap bersaing, Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi

    Universitas Indonesia mengadakan program magang sebagai sarana para mahasiswa

    untuk dapat menyelesaikan program studi sarjana serta memberikan kesempatan bagi

    para mahasiswa untuk dapat mengaplikasikan teori yang telah diperoleh selama masa

    kuliah. Selain itu, adanya program magang ini dapat membantu mahasiswa untuk

    terampil dalam mengasah soft skills yang juga merupakan suatu hal yang penting

    untuk dapat dipraktekkan di dunia kerja. Soft skills yang dimaksud mencakup

    kemampuan dalam berkomunikasi, tanggung jawab, dan kemampuan bekerja dalam

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 2

    Universitas Indonesia

    tim. Dengan memadukan antara teori yang telah didapat serta soft skills yang semakin

    terasah, diharapkan lulusan dari Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi

    Universitas Indonesia akan siap bersaing di dunia kerja setelah menyelesaikan masa

    studinya.

    Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia mengadakan

    program magang dengan bobot 6 SKS sebagai Mata Kuliah Pilihan untuk Prasyarat

    Kelulusan yang dapat dipilih oleh para mahasiswa. Prorgam ini ditujukan kepada

    mahasiswa tingkat akhir yang telah menempuh minimal 120 SKS dengan minimum

    Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 2,75.

    Program magang ini dipilih menjadi Mata Kuliah Pilihan prasyarat kelulusan

    karena banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dan syarat yang juga dapat dipenuhi

    untuk dapat mengambil program ini. Program magang ini juga dapat dijadikan

    sebagai sebuah pengalaman kerja yang dapat menjadi nilai tambah dalam persiapan

    memasuki persaingan dunia kerja setelah menyelesaikan perkuliahan nanti.

    1.1.2 Latar Belakang Pemilihan Tema

    Pada zaman globalisasi seperti ini, informasi menjadi barang yang tidak lagi

    sulit didapat. Rasanya hampir semua jenis informasi saat ini akan mudah sekali kita

    dapatkan dari berbagai macam media, baik itu media cetak ataupun media digital.

    Akan tetapi tentunya, informasi yang ada di berbagai media tersebut tidak semuanya

    bisa diandalkan dan dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Hanya informasi

    yang benar-benar relevan dengan kebutuhan dan terbukti dapat dipercayalah yang

    akan dipakai oleh seorang pengambil keputusan yang baik.

    Dari sisi ekonomi, informasi juga sangat dibutuhkan para pelaku ekonomi

    untuk melakukan pekerjaannya. Salah satu jenis informasi yang seringkali digunakan

    adalah laporan keuangan perusahaan. Pengguna laporan keuangan tentunya tidak

    hanya bagi para eksekutif petinggi perusahaan, akan tetapi dalam cakupan yang lebih

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 3

    Universitas Indonesia

    kecil, laporan keuangan perusahaan bisa digunakan oleh siapa saja tergantung dengan

    kebutuhannya. Oleh karena itu, agar laporan keuangan tersebut dapat digunakan

    dengan baik dan semestinya, kehandalan informasi dan segala data yang ada di

    dalamnya menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi para penggunanya. Tentunya

    akan sulit bagi para pengguna laporan keuangan untuk memilah dan menilai sendiri

    mengenai kehandalan laporan keuangan perusahaan tersebut. Oleh karena itu

    tentunya dibutuhkan jasa yang dapat membantu para pengguna laporan keuangan

    untuk memastikan laporan keuangan tersebut dapat diandalkan, terpercaya, relevan,

    dan tepat waktu. Jasa audit (dan assurance) tentunya hadir untuk menjawab tantangan

    pengguna laporan keuangan untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang

    digunakan pengguna memang dapat diandalkan, terpercaya, relevan, dan tepat waktu.

    Kemunculan penggunaan jasa audit dan akuntansi modern yang kira-kira

    dimulai saat masa revolusi industri, ketika pada saat itu banyak perusahaan merasa

    perlu untuk meningkatkan modal untuk membiayai perluasan operasinya, sehingga

    hadirlah pasar modal yang dapat membantu perusahaan-perusahaan tersebut untuk

    mendapatkan dana tambahan dengan menjual kepemilikan (saham). Sampai saat ini

    tentunya dimana perkembangan industri semakin pesat, jasa audit menjadi salah satu

    bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari suatu perusahaan.

    Proses audit tentunya akan mencakup hampir semua aspek dalam perusahaan

    yang diaudit, baik itu aspek keuangan maupun aspek non-keuangan. Salah satu aspek

    penting yang akan diperiksa dalam proses audit adalah siklus pengeluaran

    perusahaan. Siklus pengeluaran sendiri akan menentukan bagaimana perusahaan

    mengatur pemesanan barang, penyimpanan barang, pengelolaan invoice, sampai

    dengan pembayaran atas barang tersebut. Pentingnya audit atas siklus ini merujuk

    pada kemungkinan terjadinya kecurangan-kecurangan besar yang dapat dilakukan

    oleh manajemen dalam melakukan pengelolaan di siklus pengeluarannya. Oleh

    karena itu, proses audit pada siklus pengeluaran yang mengambil studi kasus PT NRS

    akan menjadi tema dalam laporan magang ini.

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 4

    Universitas Indonesia

    1.2 Tujuan Program Magang dan Penulisan Laporan Magang

    Tujuan program magang yang dilakukan oleh Fakultas Ekonomi Universitas

    Indonesia adalah untuk menciptakan lulusan yang berkualitas dan siap bersaing untuk

    diserap di dunia kerja saat ini. Selain itu, program magang ini juga dimaksudkan

    sebagai penerapan program link and match antara system pendidikan tinggi dengan

    lingkungan kerja sebagai wadah pengaplikasian dan pengimplementasian ilmu dan

    teori-teori yang sudah diberikan selama masa perkuliahan di dalam dunia kerja yang

    sesungguhnya.

    Secara spesifik, program magang ini ditujukan bagi mahasiswa agar :

    Memenuhi SKS tugas akhir (6 SKS) sebagai syarat kelulusan mahasiswa

    dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

    Memberikan kesempatan dan wadah bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan

    ilmu dan teori yang telah dipelajari selama kuliah di dalam dunia kerja

    Memberikan gambaran bagi mahasiswa mengenai kondisi lingkungan kerja

    yang akan dihadapi setelah lulus dari perkuliahan nantinya.

    Mengasah kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan suatu masalah dan

    melatih keterampilan teknik serta soft skills yang dimiliki agar mahasiswa

    nantinya lebih siap sebelum memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.

    Penyusunan laporan magang menjadi salah satu kewajiban mahasiswa sebagai

    bukti pertanggungjawaban mahasiswa atas kegiatan magang yang telah dilakukan.

    Laporan magang berisikan pengalaman mahasiswa selama menjalani program

    magang. Laporan magang disusun dengan dasar teori-teori yang pernah diajarkan

    selama masa perkuliahan ditambah dengan referensi-referensi terkait dengan bahasan

    yang dibahas mahasiswa dalam laporan magang tersebut. Tujuan dari penulisan

    laporan magang diantaranya:

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 5

    Universitas Indonesia

    Sebagai salah satu prasyarat kelulusan mahasiswa Program Sarjana

    Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

    Sebagai salah satu komponen penilaian tugas akhir

    Untuk melatih kreatifitas dan keterampilan mahasiswa dalam membuat

    karya tugas ilmiah.

    Sebagai salah satu referensi bagi almamater Fakultas Ekonomi Universitas

    Indonesia dalam pembuatan laporan magang dengan tema yang sama dengan

    laporan magang ini.

    1.3 Tempat dan Waktu Pelaksaaan Magang

    Program magang SKS ini dilakukan kurang lebih selama tiga bulan, terhitung

    sejak tanggal 11 juni sampai dengan 7 September 2012 di Kantor Akuntan Publik

    Tanudiredja, Wibisana dan Rekan (KAP TWR) yang merupakan afiliasi dari

    PricewaterhouseCoopers (PwC) Indonesia yang beroperasi di Jakarta. Dalam

    kesempatan magang kali ini, mahasiswa magang diberikan kesempatan untuk

    menempati posisi sebagai Junior Auditor bagian assurance service pada line of

    services Energy, Utilities, and Mining Industry (EUM). Klien yang ada di lini usaha

    ini merupakan perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri penambangan

    dan eksplorasi sumber daya alam seperti minyak bumi, gas, batubara, tembaga, nikel,

    dan lainnya; serta industri utilitas seperti air ledeng dan listrik; serta perusahaan yang

    bergerak dalam industri yang mendukung kegiatan industri-industri tersebut.

    Assurance Service merupakan jasa yang diberikan oleh PwC berupa jasa

    asersi yang diberikan kepada perusahaan klien dalam meningkatkan kualitas

    pelaporan keuangan. Jasa yang biasa diberikan terdiri dari jasa audit eksternal, audit

    interim, kesusaian dengan regulasi, dan jasa konversi standar pelaporan keuangan.

    Selain menawarkan jasa audit kepada kliennya, PwC juga menawarkan jasa

    lain yakni jasa advisory dan perpajakan. Jasa advisory yang dimaksud adalah jasa

    konsultasi yang dapat memberikan solusi terkait dengan perjanjian yang akan

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 6

    Universitas Indonesia

    dilakukan perusahaan dan transaksi yang mendukung kegiatan perusahaan untuk

    meningkatkan performanya. Selain itu jasa ini juga dapat menawarkan internal audit

    dan forensic services bagi perusahaan kliennya.

    Jasa perpajakan yang ditawarkan oleh PwC bertujuan untuk mengoptimalisasi

    efisisensi perpajakan perusahaan dan berkontribusi kepada strategi perusahaan secara

    umum dengan cara memberikan formulasi strategi pajak yang efektif serta

    perencanaan pajak yang inovatif bagi perusahaan. Jasa ini juga membantu perusahaan

    dalam hal-hal lain terkait perpajakan, seperti perencanaan dan kesesuaian pajak

    dengan regulasi, merger dan akuisisi, perpajakan internasional, transfer pricing,

    audit perpajakan, inisiasi dan strukturisasi bisnis, serta payroll outsourcing.

    1.4 Pelaksanaan Aktivitas Magang

    Selama tiga bulan menjalani masa magang di KAP TWR, banyak ilmu yang

    dapat diperoleh dan dipelajari. Hal tersebut dimulai dari hal-hal sederhana seperti

    memeriksa perhitungan pada laporan keuangan yang telah dikerjakan oleh senior

    sampai hal yang cukup kompleks seperti mengerjakan akun (area) pada proses audit.

    Sebagai Vocational Employee (VE) yang terlibat dalam engagement roles

    pada perusahaan klien, tugas utama yang dilakukan adalah membantu pekerjaan

    Senior In-Charge dan Senior Auditor dalam melaksanakan proses audit pada

    perusahaan klien.

    Terdapat beberapa perusahaan klien yang terlibat dalam proses magang yang

    dilakukan, berikut adalah kegiatan yang dilakukan selama berada di perusahaan

    klien:

    1. PT PRP

    PT PRP merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perminyakan. PT

    PRP beroperasi di hampir seluruh wilayah Republik Indonesia sebagai

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 7

    Universitas Indonesia

    perusahaan pemasok BBM bagi masyarakat. Untuk kegiatan non-

    operasionalnya, PT PRP berkantor pusat di Jakarta. Kantor pusat tersebut

    melayani bidang keuangan, akuntansi, sumber daya manusia, serta manajemen

    perusahaan secara keseluruhan.

    Pada saat proses audit dilakukan di PT PRP, VE baru tidak diberikan

    wewenang dalam memegang atau mengerjakan akun tertentu. Hal ini

    dikarenakan proses audit yang dilakukan sudah dalam proses pelaporan

    reporting. Oleh karena itu, VE diberikan tanggung jawab untuk melakukan

    translasi mata uang untuk laporan keuangan anak perusahaan yang nantinya

    akan di konsolidasi ke induk perusahaan. Hal lain yang dilakukan adalah

    melakukan proses pengecekan laporan keuangan yang biasa disebut dengan

    call over, yang meliputi footing, yaitu mencocokkan hasil perhitungan laporan

    keuangan dari atas ke bawah dengan perhitungan ulang, cross footing, yaitu

    mencocokkan hasil perhitungan laporan keuangan dari kiri ke kanan, dan

    cross reference, yaitu memastikan bahwa akun-akun yang tersaji telah

    dijelaskan dan telah sesuai dengan statement of accounting policies yang

    terdapat dalam bagian belakang laporan keuangan (catatan atas laporan

    keuangan).

    2. PT NRS

    PT NRS adalah perusahaan yang bergerak dalam industri regasifikasi yang

    tergolong dalam bentuk perseroan terbatas. PT NRS termasuk perusahaan

    baru yang masih dalam tahap pengembangan (development). Saat proses audit

    berjalan, perusahaan sudah memasuki tahun ketiga dalam kegiatan

    operasinya. PT NRS memiliki kantor di Jakarta yang berfungsi sebagai tempat

    manajemen perusahaan secara keseluruhan, sedangkan untuk kegiatan

    operasinya berada di wilayah Teluk Jakarta, Kepulauan Seribu.

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 8

    Universitas Indonesia

    Pada audit tim PT NRS, VE dilibatkan dalam engagement roles dengan

    jumlah anggota tim sebanyak 6 orang, yaitu Partner In-Charge, Manager In-

    Charge, 2 Senior In-Charge, Junior Auditor dan VE. Dari keenam anggota

    tersebut hanya 4 orang yang terlibat dan berinteraksi secara langsung ke klien,

    yakni 2 Senior In-Charge, Junior Auditor , dan VE.

    Hal pertama yang dilakukan sebelum prosedur audit dimulai adalah

    dilakukannya kick off meeting untuk membahas mengenai tugas dan tanggung

    jawab kedua belah pihak. Kick off meeting ini hanya diikuti oleh Partner,

    Senior Manager, dan Senior In-Charge. Prosedur audit selanjutnya yang

    dilakukan adalah memahami dan mengerti mengenai bisnis klien. Dalam hal

    ini, Senior In-Charge menerangkan sampai cukup rinci mengenai bisnis klien

    ini kepada anggota tim yang lain.

    Ketika menjalankan prosedur audit, VE diberi wewenang atau tugas untuk

    mengerjakan akun kas dan setara kas, ekuitas, biaya operasional dan biaya

    non operasional. Akun ini dinilai tidak memiliki risiko yang terlalu besar

    karena prosedur yang dilakukan tidak memerlukan analisis yang terlalu

    dalam, sehingga risiko untuk mempengaruhi engagement risk tidak terlalu

    besar. Selain diberi wewenang untuk mengerjakan akun tersebut, VE juga

    diminta untuk membuat rangkuman akta-akta dan perjanjian, dan melakukan

    vouching pada akun hutang usaha melalui prosedur yang dinamakan search

    for unrecorded liabilities, yakni menguji cut-off pada pengakuan beban usaha

    perusahaan klien.

    Setelah melakukan prosedur audit, auditor perlu membuat dokumentasi atas

    apa yang telah dikerjakannnya pada sistem yang disediakan oleh KAP. VE

    juga diminta untuk mendokumentasikan pekerjaannya pada sistem tersebut

    untuk selanjutnya akan di review oleh Senior In-Charge dan selanjutnya oleh

    Senior Manager.

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 9

    Universitas Indonesia

    Terkait dengan proses audit yang dilakukan pada PT NRS, banyak hal yang

    dapat dipelajari berkaitan dengan proses audit. Diantaranya mengenai

    bagaimana prosedur audit dilakukan dari mulai tahapan yang paling awal

    yakni kick off meeting sampai dengan pelaksanaan prosedur audit yang

    dilakukan. Selain itu pelajaran berharga lainnya adalah bagaimana pentingnya

    pendokumentasian pekerjaan yang telah dilakukan harus sebaik mungkin agar

    reviewer dapat dengan mudah mengerti dan memahami proses dan hasil audit

    yang telah dilakukan, serta bagaimana kinerja, khususnya sistem akuntansi,

    pada industri klien dan perusahaan yang masih dalam tahap pengembangan.

    Dari serangkaian proses yang dilakukan, VE hampir terlibat dari keseluruhan

    prosedur audit sehingga banyak sekali ilmu yang didapatkan terkait dengan

    proses audit. Oleh karena itu, kasus PT NRS akan menjadi pembahasan dalam

    tema laporan magang ini yang akan membahas mengenai proses audit yang

    dilakukan khususnya audit dalam siklus pengeluaran.

    3. PT AET

    PT AET merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri batubara.

    Perusahaan ini merupakan salah satu pemain terbesar dalam industri batubara.

    PT AET berkantor di Jakarta, sedangkan untuk pertambangan batubaranya

    berlokasi di Kalimantan.

    VE masuk dalam engagement roles di tengah proses review yang sedang

    berjalan, oleh karena itu VE tidak diberikan wewenang untuk mengerjakan

    area tertentu. Tugas yang diberikan kepada VE cenderung hanya membantu

    merapihkan pekerjaan Senior In-Charge dan Associate untuk segera

    didokumentasikan. Selain itu VE lebih banyak terlibat dalam proses reporting

    dengan melakukan call over atas laporan keuangan interim yang akan

    diterbitkan.

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 10

    Universitas Indonesia

    1.5 Ruang lingkup Penulisan Laporan Magang

    Laporan magang ini dibuat berdasarkan pengalaman yang didapatkan selama

    menjalani program magang di KAP TWR dan tanya jawab dengan klien dan senior

    yang ada. Berdasarkan hal tersebut, laporan magang ini akan mengangkat tema

    mengenai audit pada siklus pengeluaran yang mengambil studi kasus pada PT. NRS

    dimana akan membahas mengenai siklus pengeluaran yang ada pada perusahaan

    tersebut, prosedur audit yang dilakukan, dan membandingkannya dengan teori dan

    standar yang berlaku secara umum di Indonesia.

    1.6 Sistematika Penulisan

    Laporan magang ini dibagi atas 5 bagian (bab) dan lampiran sebagai

    pendukung laporan dengan rician sebagai berikut :

    Bab 1 – Pendahuluan

    Bab ini membahas aspek administratif dari kegiatan magang yang

    dilakukan yang mencakup latar belakang pelaksanaan program magang,

    tujuan dan manfaat program magang dan penulisan laporan, waktu dan

    tempat pelaksanaan magang, serta penjelasan secara umum atas aktivitas

    magang yang dilakukan selama periode magang yang dijalani. Bagian ini

    dilanjutkan dengan dengan ruang lingkup penulisan laporan magang yang

    menjelaskan secara umum mengenai tema yang dibahas dalam laporan

    magang ini. Dan di akhir bagian, dijelaskan pula mengenai sistematika

    penulisan yang digunakan dalam menulis laporan magang.

    Bab 2 – Landasan Teori

    Bab ini membahas mengenai teori yang berkaitan dengan tema yang

    diangkat, yakni proses audit pada siklus pengeluaran. Teori yang akan

    dijelaskan antara lain mengenai teori akuntansi pada siklus pengeluaran,

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 11

    Universitas Indonesia

    teori audit atas siklus pengeluaran, serta teori-teori lainnya yang relevan

    dengan pembahasan yang ditulis dalam laporan magang ini. Teori ini

    digunakan untuk melakukan pembahasan dan analisis atas topik yang

    diangkat dalam laporan ini. Teori diambil dari berbagai sumber, baik buku

    teks kuliah, buku umum dan sumber-sumber lain yang mendukung

    pembahasan dalam laporan magang.

    Bab 3 – Profil Perusahaan

    Bab ini memberikan gambaran singkat mengenai perusahaan klien yang

    diangkat menjadi objek tema, yaitu PT NRS. Penggambaran ini

    dimaksudkan untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai

    perusahaan yang menjadi objek dalam penyusunan laporan magang

    sehingga akhirnya juga akan memudahkan pembaca memahami isi

    laporan ini.

    Bab 4 – Pembahasan dan Analisis

    Bab ini akan membahas secara mendalam mengenai tema yang diangkat

    pada laporan magang. Laporan magang ini akan memaparkan hal terkait

    bagaimana audit pada siklus pengeluaran dilakukan, serta pembahasan

    atas analisis mengenai prosedur audit yang dilakukan oleh tim audit

    tersebut terkait dengan kesesuaian dengan standar yang berlaku dan

    kesesuaian dengan teori-teori yang dibahas pada Bab 2.

    Bab 5 – Kesimpulan dan Saran

    Bab ini merupakan bab penutup dalam laporan magang ini. Kesimpulan

    berdasarkan pembahasan yang telah ditulis dalam bab sebelumnya akan

    disajikan dalam bab ini. Selain itu, bab ini juga berisi saran untuk KAP

    TWR maupun PT NRS.

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 12Universitas Indonesia

    BAB 2

    LANDASAN TEORI

    2.1 Siklus Pengeluaran

    Menurut Romney dan Steinbart (2012), siklus pengeluaran adalah suatu

    bentuk aktivitas bisnis yang terus berulang dan terkait dengan data proses operasi

    yang berhubungan dengan pembelian dan pembayaran atas barang dan jasa. Tujuan

    utama dari siklus pengeluaran ini adalah untuk meminimalisasi total biaya atas

    pembelian , perawatan atas persediaan, perlengkapan, dan jasa-jasa yang dibutuhkan

    dalam organisasi tersebut.

    Secara keseluruhan, siklus pengeluaran dapat digambarkan pada gambar 2.1.

    Menurut Romney dan Steibart (2012), terdapat empat aktivitas bisnis utama

    yang dilakukan dalam siklus pengeluaran, yaitu :

    2.1.1 Ordering Materials, Supplies, and Services

    Tahap pertama dalam siklus pengeluaran adalah proses pemesanan bahan

    baku, peralatan, dan jasa. Menurut Wilkinson, et al. (2000), tujuan pengendalian

    dalam tahap ini adalah memastikan bahwa seluruh pembelian telah diotorisasi pada

    waktu yang dibutuhkan secara tepat waktu dan dihitung berdasarkan Economic Order

    Quantity (EOQ). Pendekatan tradisional untuk mengendalikan persediaan bertujuan

    untuk menjaga stok persediaan agar proses operasi atau produksi dapat terus berjalan

    tanpa adanya hambatan bahkan bila persediaan (bahan baku) yang digunakan lebih

    besar dari yang telah diekspektasi ataupun jika pemasok telat dalam melakukan

    pengiriman. Pendekatan tradisional ini disebut sebagai pendekatan Economic Order

    Quantity (EOQ) yang digunakan untuk menghitung berapa jumlah barang yang akan

    dipesan dan reorder point yang akan menunjukkan secara spesifik kapan harus

    melakukan pemesanan barang. Kebutuhan untuk melakukan pembelian bisa berasal

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 13

    Universitas Indonesia

    dari bagian produksi, bagian persediaan, ataupun departemen lainnya. Untuk

    memenuhi kebutuhan pembelian tersebut, maka dibuatlah Purchase Request yang

    diajukan oleh bagian atau departemen yang membutuhkan pembelian untuk

    selanjutnya akan diotorisasi dan disetujui sesuai dengan level otorisasi yang ada.

    Gambar 2.1 Data Flow Diagram Siklus Pengeluaran

    Sumber : Romney dan Steinbart (2012)

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 14

    Universitas Indonesia

    Setelah Purchase Request disetujui, maka proses selanjutnya yang dilakukan

    adalah memilih pemasok (supplier) untuk memasok barang atau jasa yang dipesan.

    Terdapat beberapa faktor penting yang harus diperhatikan dalam memilih pemasok,

    yaitu harga, kualitas material dan ketergantungan dalam melakukan pengiriman

    (pesanan). Ketika satu pemasok telah dipilih, maka identitas dari pemasok tersebut

    harus segera dicatat di dalam supplier master file untuk mencegah pengulangan

    kembali terhadap proses pemilihan pemasok ketika akan melakukan pemesanan yang

    sama. Daftar pemasok alternatif juga harus disiapkan untuk mencegah kemungkinan

    pemasok utama kehabisan persediaan untuk menjaga kelancaran proses operasi

    perusahaan.

    Setelah pemasok ditentukan, maka dibuatlah Purchase Order yang akan

    dikirim ke pemasok dan copy dari Purchase Order itu juga akan dikirim ke bagian

    pembelian.

    2.1.2 Receiving and Storing Goods

    Tahap kedua dari siklus pengeluaran adalah Penerimaan dan penyimpanan

    barang yang telah dipesan. Menurut Wilkinson, et al. (2000), tujuan pengendalian

    pada tahapan ini adalah memastikan seluruh barang yang diterima telah diverifikasi

    sehingga jumlah barang yang diterima sesuai dengan yang dipesan dan dalam kondisi

    yang baik untuk pengadaan barang serta memastikan seluruh jasa diotorisasi sebelum

    dilaksanakan dan diawasi sehingga pelaksanaannya benar-benar dilakukan untuk

    pengadaan jasa.

    Bagian gudang akan menerima barang dari pemasok beserta packing slip dan

    invoice. Setelah barang diterima, bagian gudang akan melakukan pemeriksaan barang

    untuk menyesuaikannya dengan Purchase Order. Setelah pemeriksaan dilakukan,

    bagian gudang akan membuat Receiving Report yang memuat informasi mengenai

    data penerimaan barang, seperti tanggal, pengirim, dan Purchase Order Number

    (untuk melakukan pencocokan). Receiving Report tersebut selanjutnya akan dikirim

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 15

    Universitas Indonesia

    ke bagian penyimpanan persediaan di gudang dan bagian akuntansi untuk dilakukan

    pencatatan. Seandainya terjadi kasus barang yang rusak dan telah diketahui oleh

    kedua belah pihak (bagian gudang dan pemasok), maka akan dibuat Debit Memo

    oleh bagian akuntansi untuk mencatat penyesuaian apakah barang tersebut

    dikembalikan atau terjadi pengurangan harga terhadap barang yang dipesan.

    2.1.3 Approving Supplier Invoices

    Tahap ketiga dalam siklus pengeluaran adalah menyetujui tagihan yang

    dikirimkan oleh pemasok untuk selanjutnya akan diproses untuk melakukan

    pembayaran. Menurut Wilkinson, et al. (2000), terdapat lima tujuan pengendalian

    pada tahap ini, yaitu :

    Seluruh tagihan pemasok diverifikasi secara tepat waktu dan disesuaikan

    dengan barang ataupun jasa yang diterima.

    Seluruh potongan pembelian yang tersedia diidentifikasi.

    Seluruh bentuk pengembalian barang dari pembelian diotorisasi dan

    dicatat secara akurat berdasarkan jumlah aktual pengembalian barang.

    Seluruh transaksi pembelian secara kredit dan pengeluaran kas dicatat ke

    dalam akun pemasok yang sesuai pada buku A/P.

    Seluruh pencatatan akuntansi dan persediaan telah diamankan.

    Kewajiban untuk melakukan pembayaran terjadi saat barang diterima. Bagian

    Akuntansi Utang perusahan harus mengotorisasi pembayaran hanya pada barang dan

    jasa yang dipesan dan benar-benar diterima sehingga bertanggung jawab untuk

    menyesuaikan tagihan pemasok dengan Purchase Order dan Receiving Report yang

    sesuai.

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 16

    Universitas Indonesia

    2.1.4 Cash Disbursement

    Tahap terakhir dalam siklus pengeluaran adalah proses pembayaran. Menurut

    Wilkinson, et al. (2000), tujuan pengendalian pada tahap ini adalah memastikan

    seleuruh pengeluaran kas dicatat secara akurat dan lengkap.

    Proses pembayaran sendiri dilakukan oleh kasir yang kemudian akan

    dilaporkan kepada treasurer. Pemisahan fungsi antara kasir yang bertanggung jawab

    melakukan otorisasi pembayaran dengan Bagian Akuntansi Utang yang melakukan

    pencatatan utang merupakan sebuah bentuk pengawasan. Pembayaran akan dilakukan

    ketika Bagian Akuntansi Utang mengirimkan Disbursement Voucher kepada kasir

    dan pembayaran akan dilakukan dengan menggunakan Disbursement Check.

    2.2 Pengendalian Internal

    Menurut Arens, Elder, dan Besley (2012), suatu sistem pengendalian internal

    terdiri dari kebijakan-kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan

    keyakinan yang memadai kepada manajemen bahwa perusahaan telah mencapai

    tujuan dan sasarannya. Pada umumnya manajemen memiliki tiga tujuan dalam

    menciptakan suatu sistem pengendalian internal yang efektif, yaitu keandalan dari

    laporan keuangan, efisiensi dan efektifitas operasi, dan kepatuhan kepada hukum dan

    peraturan yang berlaku.

    Menurut Moeller (2009), pengendalian internal adalah proses yang

    diimplementasikan oleh manajemen dan dirancang untuk memberikan keyakinan

    yang memadai bagi :

    - Laporan keuangan dan informasi operasional yang handal;

    - Kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur, hukum, peraturan, serta

    perundang-undangan;

    - Perlindungan atas aset;

    - Efisiensi operasi;

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 17

    Universitas Indonesia

    - Pencapaian dari misi dan tujuan yang sudah ditetapkan untuk operasi dan

    program perusahaan; dan

    - Integritas dan nilai-nilai etis.

    Dari kedua definisi diatas, dapat dikatakan bahwa cakupan dari sistem

    pengendalian internal tidak hanya berhubungan dengan fungsi akuntansi dan

    keuangan saja, melainkan lebih luas dari kedua hal tersebut karena di dalam proses

    pengendalian internal yang baik juga terdapat unsur-unsur seperti memiliki misi yang

    tercantum, menghasilkan data dan informasi yang akurat dan dapat diandalkan,

    mematuhi hukum yang berlaku serta kebijakan dari organisasi, mendorong

    penggunaan sumber daya dengan efisien dan ekonomis, serta menyediakan

    perlindungan yang memadai atas aset.

    2.3 Risiko yang Mungkin Terjadi dan Prosedur Pengendalian pada Siklus

    Pengeluaran

    Dalam mencapai tujuan suatu siklus bisnis, perusahaan akan menghadapi

    banyak risiko. Berikut ini akan dibahas risiko apa saja yang terjadi dalam siklus

    pengeluaran serta bagaimana prosedur pengendalian yang sesuai untuk mengatasi

    risiko tersebut menurut Romney dan Steinbart (2012). Pembahasan ini akan

    melingkupi empat aktivitas bisnis yang telah dibahas sebelumnya.

    2.3.1 Ordering Materials, Supplies and Services

    Tujuan dari proses pembelian ini adalah untuk meminimalisasi biaya

    berkaitan dengan mengatur persediaan yang mencukupi untuk semua proses

    bisnis. Risiko yang mungkin terjadi dari tahap ini serta alternatif pengendalian

    yang dapat digunakan untuk mengatasinya adalah sebagai berikut :

    a. Pencatatan persediaan yang tidak akurat

    Salah satu risiko yang dihadapai pada tahap ini adalah pencatatan

    persediaan yang tidak akurat yang dapat mengakibatkan habisnya persediaan

    yang selanjutnya mengakibatkan kehilangan penjualan. Metode perpetual

    inventory dapat diterapkan untuk memastikan informasi tentang jumlah

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 18

    Universitas Indonesia

    persediaan yang terdapat di gudang. Untuk mengurangi kesalahan pada saat

    memasukkan data persediaan pada metode perpetual inventory, sebaiknya

    input data secara manual dihindari dan diganti dengan menggunakan

    teknologi infomasi untuk memastikan keakuratan data. Misalnya dengan

    menggunakan metode Bar-coding, namun masih mungkin terjadi kesalahan

    karena jumlah kuantitas barang akan dimasukkan ke sistem secara manual.

    Penggunaan teknologi Radiofrequency Identification (RFID) akan lebih

    efisien dibandingkan dengan metode Bar-coding karena RFID tidak

    memerlukan orang untuk memindai bar code setiap produk kepada mesin

    pembaca. Meskipun demikian, teknologi RFID memerlukan biaya lebih mahal

    dibandingkan dengan metode Bar-coding dan tidak dapat diterapkan pada

    setiap jenis produk, misalnya produk liquid. Perhitungan fisik secara periodik

    merupakan salah satu pengendalian yang penting untuk membandingkan

    antara total persediaan di gudang dengan pencatatan pada sistem.

    b. Memesan barang-barang yang tidak dibutuhkan

    Risiko yang selanjutnya adalah memesan barang-barang yang tidak

    dibutuhkan yang dapat mengakibatkan tingginya biaya pembelian dan

    kegagalan untuk mendapatkan diskon volume yang tersedia. Pencatatan yang

    akurat pada metode perpetual inventory dapat memastikan validitas dari

    permintaan pembelian yang secara otomatis dihasilkan oleh pengendalian

    pada sistem. Permasalahan selanjutnya adalah kemungkinan terjadinya

    pembelian barang yang sama namun dari divisi yang berbeda sehingga fungsi

    yang tersentralisasi dalam proses pembelian perlu untuk diterapkan. Selain

    itu, supervisor harus melakukan review dan menyetujui setiap purchase

    request yang terbentuk.

    c. Membeli barang pada saat harga tinggi

    Risiko selanjutnya adalah membeli barang pada saat harga tinggi

    dimana dapat menyebabkan total biaya menjadi semakin tinggi karena biaya

    pembelian barang mendapat porsi paling besar dari total biaya produksi

    manufaktur. Oleh karena itu, perusahaan berusaha untuk mengamankan harga

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 19

    Universitas Indonesia

    terbaik terhadap barang-barang yang dibeli. Adanya daftar harga untuk barang

    yang sering dibeli yang disimpan di dalam sistem dan dikonsultasikan ketika

    akan membuat pesanan merupakan sebuah pengendalian agar perusahaan

    tidak membayar terlalu banyak untuk suatu barang yang dibeli. Untuk barang

    khusus dengan biaya yang tinggi dapat dilakukan competitive bidding dimana

    penawaran tertulis dari supplier harus diminta oleh perusahaan. Pengendalian

    anggaran juga sangat membantu dalam mengendalikan beban pembelian.

    Pembelian harus dibebankan kepada akun divisi pembeli yang bertanggung

    jawab menyetujui permintaan pembelian. Selain itu, pengendalian anggaran

    juga dapat dilakukan dengan membandingkan biaya aktual dengan anggaran,

    jika terdapat deviasi yang cukup signifikan, maka harus diambil tindakan

    investigasi (Management by Exception).

    d. Membeli barang dengan kualitas rendah

    Dalam upaya untuk mendapatkan harga paling rendah, risiko yang

    mungkin terjadi adalah membeli barang dengan kualitas rendah. Hal tersebut

    dapat mengakibatkan terjadinya keterlambatan produksi dan menimbulkan

    total biaya yang tinggi. Perusahaan harus mencari tahu supplier mana yang

    menyediakan barang dengan kualitas terbaik dengan harga yang kompetitif

    dengan melakukan pemeriksaan dan pemantauan kualitas produk dari

    supplier. Pengendalian lainnya adalah membuat daftar supplier yang telah

    disetujui dan diyakini memberikan barang dengan kualitas terbaik. Setiap

    pembelian kepada supplier yang baru harus dilakukan review dan diberikan

    persetujuan oleh supervisor.

    e. Supplier yang tidak dapat diandalkan

    Risiko selanjutnya adalah supplier yang tidak dapat diandalkan

    sehingga juga dapat mengakibatkan terjadinya keterlambatan produksi dan

    menimbulkan total biaya yang tinggi. Memilih supplier yang memiliki

    sertifikasi mutu, misalnya ISO 9000, merupakan salah satu bentuk

    pengendalian yang dapat dilakukan. Namun, sistem informasi akuntansi juga

    harus dirancang untuk dapat melihat dan melacak informasi tentang kinerja

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 20

    Universitas Indonesia

    supplier. Misalnya sistem Enterprise Resource Planning (ERP)

    dikonfigurasikan untuk dapat menghasilkan laporan secara otomatis mengenai

    PO yang belum dikirimkan dalam jangka waktu yang sudah dijanjikan.

    f. Membeli dari supplier yang tidak terotorisasi

    Risiko membeli dari supplier yang tidak terotorisasi dapat

    menimbulkan banyak masalah. Barang yang dibeli dari supplier tersebut

    memiliki kemungkinan berkualitas rendah atau memiliki harga yang tinggi.

    Selain itu, risiko ini juga dapat menimbulkan masalah hukum, apabila

    melakukan transaksi bisnis terhadap supplier illegal. Oleh karena itu, semua

    PO harus di-review untuk memastikan pembelian hanya dilakukan kepada

    supplier yang telah disetujui. Pemeliharaan daftar supplier yang sudah

    disetujui penting untuk dilakukan dan sistem harus dikonfigurasi agar

    pembelian hanya dapat dilakukan kepada supplier yang disetujui. Penggunaan

    pengendalian spesifik dari Electronic Data Interchange (EDI), seperti

    penggunaan user IDs, password, dapat membatasi otorisasi personal agar

    hanya dapat mengakses hal-hal yang memang tanggung jawabnya.

    g. Kickbacks

    Kickbacks adalah hadiah atau bingkisan yang diberikan supplier ke

    agen-agen pembelian untuk mempengaruhi pemilihan pada supplier mana

    barang akan dibeli. Risiko ini dapat mengakibatkan munculnya subjektivitas

    bagian pembelian dalam memilih supplier mana saja yang akan menyalurkan

    barang kebutuhan perusahaan. Untuk kickback yang memiliki pengertian

    ekonomi, supplier harus menemukan beberapa cara untuk memulihkan uang

    yang dihabiskan untuk suap kepada pembeli. Hal ini biasanya dilakukan

    dengan menggelembungkan harga pembelian selanjutnya atau mengganti

    barang pembelian dengan yang berkualitas rendah. Untuk menghindari hal

    tersebut, perusahaan harus melarang bagian pembelian menerima hadiah dari

    supplier sehingga perlu diadakannya pelatihan terhadap karyawan dalam hal

    ini, melakukan rotasi pekerjaan dan mewajibkan karyawan untuk mengambil

    liburan sejenak.

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 21

    Universitas Indonesia

    2.3.2 Receiving and Storing Goods

    Tujuan dari fungsi ini adalah melakukan verifikasi penerimaan pesanan

    persediaan dan mengamankan persediaan terhadap kehilangan atau pencurian.

    Risiko yang mungkin timbul dari tahap ini serta alternatif pengendalian yang

    dapat digunakan untuk mengatasinya adalah sebagai berikut :

    a. Menerima barang yang tidak dipesan

    Risiko menerima barang yang tidak dipesan dapat menimbulkan

    penambahan biaya ketika harus membongkar barang yang dikirimkan,

    menyimpan dan mengirimkan kembali barang tersebut. Pengendalian paling

    baik untuk mengurangi risiko tersebut adalah memerintahkan bagian

    penerimaan barang untuk menerima barang yang dilengkapi dengan salinan

    PO yang telah disetujui sehingga bagian penerimaan barang membutuhkan

    akses kepada PO yang outstanding.

    b. Kesalahan dalam menghitung barang yang diterima.

    Melakukan kesalahan dalam menghitung barang yang diterima dapat

    mempengaruhi akurasi pencatatan dengan metode perpetual inventory

    sehingga harus dipastikan bahwa perusahaan hanya membayar untuk barang

    yang benar-benar telah diterima. Sebagai salah satu pengendalian yang dapat

    dilakukan adalah tidak memberi tahu bagian penerimaan jumlah barang yang

    dipesan. Oleh karena itu, perusahaan harus mengkomunikasi dengan jelas

    kepada bagian penerimaan barang akan pentingnya perhitunggan penerimaan

    barang secara hati-hati dan akurat. Selain itu, perusahaan harus meminta

    karyawan bagian penerimaan untuk menandatangani Receiving Receipt.

    Beberapa perusahaan memberikan insentif kepada karyawan yang

    menemukan perbedaan kuantitas antara packing slip dengan jumlah barang

    aktual berdasarkan hasil perhitungan fisik. Penggunaan metode Bar-code atau

    RFID juga dapat meminimalisasi risiko dalam menghitung barang yang

    diterima

    .

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 22

    Universitas Indonesia

    c. Verifikasi penerimaan jasa

    Perbedaan prosedur dibutuhkan dalam mengendalikan pembelian jasa.

    Tantangan utama dalam hal ini adalah memastikan bahwa pengadaan jasa

    benar-benar telah dilakukan dan hal ini memang sulit untuk dipastikan. Salah

    satu pengendaliannya adalah menunjuk seorang supervisor yang bertanggung

    jawab terhadap semua biaya yang dibebankan kepada departemen terkait.

    Supervisor diperlukan untuk mengakui penerimaan jasa dan biaya terkait

    kemudian akan di bebankan ke akun dimana dia bertanggung jawab. Selain

    itu, penting untuk dilakukannya perbandingan biaya aktual dengan anggaran

    secara rutin untuk menginvestigasi apabila terjadi perbedaan biaya.

    d. Pencurian barang persediaan

    Risiko pencurian barang persediaan dapat mengakibatkan hilangnya

    persediaan yang dapat merugikan perusahaan. Untuk mengatasi risiko ini

    dapat dilakukan beberapa prosedur pengendalian. Pertama, persediaan harus

    disimpan pada lokasi yang aman dengan akses yang terbatas. Kedua, seluruh

    pemindahan persediaan harus didokumentasikan sehingga bagian penerimaan

    dan bagian penyimpanan mengetahui akan adanya pemindahan persediaan.

    Pendokumentasian tersebut juga harus dilakukan ketika ingin melakukan

    pemindahan barang persediaan dari bagian penyimpanan kepada bagian

    produksi. Ketiga, penting untuk dilakukannya perhitungan fisik persediaan

    yang dimiliki dan membandingkannya dengan pencatatan persediaan secara

    periodik. Terakhir, perlunya pemisahan tanggung jawab antara bagian

    penerimaan dan penyimpanan persediaan.

    2.3.3 Approving Supplier Invoices

    Tujuan tahap ini adalah memastikan perusahaan membayar hanya pada

    barang dan jasa yang dipesan dan diterima. Risiko yang mungkin timbul dari

    tahap ini serta alternatif pengendalian yang dapat digunakan untuk mengatasinya

    adalah sebagai berikut :

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 23

    Universitas Indonesia

    a. Gagal menangkap kesalahan dalam tagihan supplier

    Risiko gagal menangkap kesalahan dalam tagihan supplier dapat

    terjadi karena adanya perbedaan antara kuota dengan harga yang dibebankan

    atau terjadinya salah hitung terhadap jumlah tagihan. Untuk menghindari hal

    tersebut, maka penting untuk dilakukannya pengecekan keakuratan tagihan

    supplier serta harga dan kuantitas barang pada tagihan harus dibandingkan

    dengan Purchase Order dan Receiving Receipt yang sesuai.

    b. Kesalahan dalam melakukan posting ke akun hutang

    Kesalahan dalam melakukan posting ke akun hutang dapat

    mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam pelaporan keuangan dan kinerja

    perusahaan yang selanjutnya dapat mengakibatkan kesalahan dalam

    pengambilan keputusan. Pengendalian data entry dan pemrosesan data sangat

    dibutuhkan untuk mencegah risiko ini. Pengendalian lain yang dapat

    dilakukan adalah membandingkan saldo akun supplier sebelum dan sesudah

    cek diproses dengan tagihan yang sedang diproses serta saldo akun supplier

    dibandingkan secara periodik dengan jumlah akun hutang dibuku besar.

    2.3.4 Cash Disbursement

    Tujuan pada tahap ini adalah organisasi harus mengamankan kas

    perusahaan. Risiko yang mungkin timbul dari tahap ini serta alternative

    pengendalian yang dapat digunakan untuk mengatasinya adalah sebagai berikut :

    a. Membayar untuk barang yang tidak diterima

    Risiko ini dapat mengakibatkan terjadinya pengurangan kas secara sia-

    sia atau terjadinya kesalahan perhitungan persediaan. Pengendalian yang

    paling baik untuk mencegah hal tersebut adalah membandingkan kuantitas

    barang pada tagihan supplier dengan kuantitas yang dimasukkan pada sistem

    oleh bagian persediaan yang menerima pemindahan barang persediaan dari

    bagian penerimaan. Beberapa perusahaan mengharuskan bagian persediaan

    untuk melakukan verifikasi terhadap Receiving Receipt sebelum dokumen

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 24

    Universitas Indonesia

    tersebut digunakan sebagai dokumen pendukung pembayaran tagihan

    supplier. Melakukan verifikasi terhadap pengadaan jasa akan lebih sulit

    dilakukan apabila hanya dilakukan berdasarkan tagihan supplier. Oleh karena

    itu, sebagian besar perusahaan bergantung pada pengendalian anggaran dan

    melakukan review secara akurat terhadap beban-beban dari setiap departemen

    untuk menunjukkan potensi kecurangan yang perlu diinvestigasi lebih lanjut.

    b. Gagal dalam mengambil diskon pembelian

    Risiko ini dapat mengakibatkan perusahaan harus mengeluarkan uang

    lebih banyak untuk mendapatkan barang dalam jumlah besar. Salah satu

    pengendalian yang dapat dilakukan adalah pengajuan tagihan dengan tanggal

    jatuh tempo untuk mendapat diskon. Tagihan yang telah disetujui harus

    dilengkapi dengan tanggal jatuh tempo dan sistem harus dirancang untuk

    dapat melacak tagihan yang telah jatuh tempo dan dapat mencetak daftar

    semua tagihan yang outstanding secara periodik. Anggaran arus kas yang

    menunjukkan arus kas masuk yang diekpetasi dan komitmen yang masih

    outstanding juga dapat membantu perusahaan membuat perencanaan dalam

    memanfaatkan diskon pembelian yang tersedia.

    c. Membayar tagihan yang sama dua kali

    Risiko ini dapat mempengaruhi kebutuhan arus kas dan terjadi

    pencatatan keuangan yang tidak sesuai. Hal ini terjadi dengan berbagai cara,

    misalnya terdapat duplikat invoice yang dikirim setelah cek perusahaan

    dikirimkan ke supplier. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah

    memastikan bahwa tagihan yang akan dibayar adalah hanya tagihan yang

    dilengkapi dengan invoice asli dan dokumen pendukung lainnya seperti

    Purchase Order dan Receiving Receipt serta membatalkan semua dokumen

    pendukung saat pembayaran telah dilakukan.

    d. Pencurian kas

    Kas merupakan asset paling likuid yang sangat mudah untuk

    disalahgunakan. Pencurian kas dapat mengakibatkan kerugian perusahaan.

    Pengendalian yang dapat dilakukan adalah terdapatnya pemisahan tanggung

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 25

    Universitas Indonesia

    jawab antara bagian yang melakukan verifikasi tagihan dengan bagian yang

    melakukan pembayaran. Selain itu penting untuk dilakukannya pembatasan

    akses ke kas dan cek kosong serta penandatanganan cek oleh dua otorisasi

    untuk jumlah yang lebih banyak. Pengendalian lainnya adalah seseorang yang

    independen dari prosedur pembayaran melakukan rekonsiliasi dengan akun

    bank. Pengendalian ini menyediakan pengecekan akurat secara independen

    dan mencegah seseorang dari penggelapan kas dan kemudian

    menyembunyikan pencurian dengan menyesuaikan bank statement. Akses

    terhadap supplier master file harus dibatasi dan setiap perubahan yang terjadi

    pada supplier master file harus di-review secara akurat dan harus terdapat

    persetujuan atas perubahan tersebut. Hal penting lainnya yang perlu dilakukan

    adalah membatasi kemampuan sistem yang dapat membuat supplier dan

    memproses tagihan kepada supplier tersebut dalam satu waktu sehingga

    karyawan tidak bisa membuat supplier baru dan langsung menerbitkan cek

    untuk supplier tersebut.

    e. Penyalahgunaan cek

    Penyalahgunaan cek dapat mengakibatkan pengeluaran cek untuk

    supplier fiktif. Pengendalian yang perlu dilakukan adalah melindungi mesin

    pencetak cek dan membatasi akses kepadanya serta menggunakan tinta khusus

    pada saat mencetak cek. Melakukan rekonsiliasi bank merupakan

    pengendalian paling penting untuk mendeteksi penipuan cek.

    f. Permasalahan arus kas

    Penting untuk dilakukannya perencanaan dan pengawasan pengeluaran

    untuk mencegah permasalahan arus kas. Permasalahan aruskas dapat

    mengakibatkan tingginya arus kas keluar dibandingkan dengan arus kas

    masuk perusahaan. Oleh karena itu, anggaran arus kas merupakan

    pengendalian terbaik untuk mengurangi risiko ini. Anggaran arus kas

    menunjukkan arus kas masuk yang diekpetasi dan komitmen yang masih

    outstanding untuk membantu perusahaan membuat perencanaan dalam

    melakukan pembayaran supplier.

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 26

    Universitas Indonesia

    2.4 Auditing

    2.4.1 Definisi Auditing

    Auditing merupakan pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi

    untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi yang

    didapatkan dengan kriteria yang telah ditetapkan, selain itu proses auditing harus

    dilakukan oleh orang yang berkompeten dan independen (Arens et al.2009).

    Dalam melakukan proses audit, harus tersedia informasi dalam bentuk yang dapat

    diverifikasi dan beberapa standar yang dapat digunakan oleh auditor untuk

    mengevaluasi informasi tersebut. Standar tersebut dapat berupa prinsip-prinsip

    akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang diatur dalam Pernyataan Standar

    Akuntansi Keuangan (PSAK), dapat pula berupa kriteria yang mengatur kinerja

    akuntan publik yang diatur dalam Standar Akuntan Publik (SAP), serta dapat berupa

    kerangka kerja pengendalian internal yang dikeluarkan oleh COSO.

    Menurut Arens et al. (2009), terdapat 3 jenis audit yang biasa dilakukan oleh

    auditor, yaitu :

    Audit Operasional

    Audit operasional merupakan evaluasi terhadap efisiensi dan

    efektivitas setiap bagian dari prosedur dan metode operasi pada suatu

    organisasi. Pada akhir dari proses audit ini, hasil yang diharapkan

    manajemen berupa rekomendasi atau saran-saran untuk memperbaiki

    aktifitas operasi yang dilakukan. Audit ini dapat mencakup evaluasi

    atas struktur organisasi, operasi komputer, metode produksi,

    pemasaran, dan segala bidang yang dikuasai auditor.

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 27

    Universitas Indonesia

    Audit Kepatuhan

    Audit kepatuhan dilakukan untuk menentukan apakah perusahaan

    telah mengikuti prosedur, aturan, dan ketentuan tertentu yang

    ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi. Hasil dari audit ini biasanya

    akan dilaporkan kepada manajemen yang merupakan kelompok utama

    yang berkepentingan dengan tingkat ketaatan terhadap prosedur dan

    peraturan yang telah diatur.

    Audit atas Laporan Keuangan

    Audit ini dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan telah

    dinyatakan sesuai dengan kriteria atau standar tertentu seperti PSAK.

    Dalam audit ini, auditor akan menetapkan apakah laporan keuangan

    telah disajikan secara wajar atau tidak berdasarkan pengumpulan bukti

    dalam menetapkan apakah laporan keuangan tersebut mengandung

    kesalahan saji yang bersifat material (Arens et al. 2009).

    2.4.2 Perencanaan Audit

    Tahap pertama dari kegiatan audit adalah perencanaan audit. Dengan

    melakukan perencanaan audit yang baik, proses audit yang dilaksanakan akan

    memiliki landasan sehingga segala kegiatan yang dilakukannya dapat dilakukan

    secara lebih terarah dan efektif agar memberikan hasil yang optimal kepada klien.

    Pada proses perencanaan audit, terdapat delapan langkah yang harus

    dilakukan didalamnya. Tujuh langkah pertama harus dilakukan untuk membantu

    auditor merumuskan langkah terakhir, yaitu merumuskan rencana audit dan program

    audit yang efektif dan efisien. Kedelapan langkah dalam proses perencanaan audit

    dapat dilihat pada gambar 2.2.

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • Sumber : Terjemahan dari

    (Arens et al. 2009)

    2.4.3 Bukti Audit

    Bukti audit merupakan alasan bagi auditor dalam memberikan opini atas

    laporan keuangan. Arens et al (2009) menjabarkan bahwa terdapat 4 jenis keputusan

    mengenai bahan bukti terkait hal yang harus diperoleh dan jumlah yang dikumpulkan

    bagi auditor terkait pemberian opini yang didasarkan atas bukti audit yang

    didapatkannya, yaitu:

    Menetapkan materialitas dan menilai

    Universitas Indonesia

    Gambar 2.2 Tahap Perancanaan Audit

    Sumber : Terjemahan dari Auditing and Assurance Services an Indonesian adaptation edition.

    (Arens et al. 2009)

    Bukti audit merupakan alasan bagi auditor dalam memberikan opini atas

    laporan keuangan. Arens et al (2009) menjabarkan bahwa terdapat 4 jenis keputusan

    mengenai bahan bukti terkait hal yang harus diperoleh dan jumlah yang dikumpulkan

    bagi auditor terkait pemberian opini yang didasarkan atas bukti audit yang

    didapatkannya, yaitu:

    Menerima klien dan melaksanakan initial audit planning

    Memahami bisnis dan industri klien

    Menilai risiko bisnis klien

    Melakukan prosedur analitis awal

    Menetapkan materialitas dan menilai acceptable audit risk

    Memahami pengendalian internal dan

    Mengumpulkan informasi untuk menilai

    Menyusun rencana audit dan program audit secara keseluruhan

    28

    Universitas Indonesia

    Auditing and Assurance Services an Indonesian adaptation edition.

    Bukti audit merupakan alasan bagi auditor dalam memberikan opini atas

    laporan keuangan. Arens et al (2009) menjabarkan bahwa terdapat 4 jenis keputusan

    mengenai bahan bukti terkait hal yang harus diperoleh dan jumlah yang dikumpulkan

    bagi auditor terkait pemberian opini yang didasarkan atas bukti audit yang

    initial audit planning

    Memahami bisnis dan industri klien

    Menilai risiko bisnis klien

    Melakukan prosedur analitis awal

    acceptable audit risk dan inherent risk

    Memahami pengendalian internal dan control risk

    Mengumpulkan informasi untuk menilai fraud risk

    Menyusun rencana audit dan program audit secara keseluruhan

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 29

    Universitas Indonesia

    Prosedur audit

    Merupakan instruksi terperinci yang menjelaskan bahan bukti audit yang

    harus diperoleh selama melaksanakan pengauditan.

    Ukuran sampel

    Hal yang dilakukan setelah prosedur audit ditetapkan ialah penetapan

    sampel yang dibutuhkan dalam menguji populasi yang akan diaudit.

    Pos yang dipilih

    Setelah menentukan ukuran sampel yang akan dipilih, auditor harus

    menetapkan bagian mana dalam populasi yang akan diuji sebagai bukti

    audit.

    Penetapan waktu

    Penetapan waktu dilakukan oleh auditor sebagai bentuk kesesuaian

    dengan keinginan klien pada auditor dalam menyelesaikan audit,

    peraturan Bapepam-LK, dan ketersediaan bukti audit yang paling efektif

    dalam memberikan opini yang dapat menggambarkan kondisi perusahaan.

    Dalam memperoleh bukti audit, auditor dapat mengandalkan beberapa hal

    seperti :

    - Pemeriksaan fisik

    - Konfirmasi dari pihak ketiga

    - Dokumentasi yang dapat mendukung kinerja audit

    - Prosedur analitis terkait dengan industri klien, kemampuan dalam

    melanjutkan perusahaan, dan indikasi kemungkinan adanya salah saji

    dalam laporan keuangan

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 30

    Universitas Indonesia

    - Tanya jawab dengan klien terkait temuan auditor dan pertanyaan

    auditor lainnya terkait proses audit yang dijalankan

    - Penghitungan ulang atas hasil laporan yang dibuat klien untuk menilai

    keakuratan matematis yang dilakukan oleh klien

    - Pengerjaan ulang atas prosedur pembukuan yang dilakukan klien

    untuk menilai sistem pengendalian internal yang dilakukan oleh klien,

    dan

    - Pengamatan yang dilakukan secara langsung oleh auditor untuk

    menilai jalannya aktivitas yang dilakukan klien.

    2.4.4 Materialitas

    Materialitas merupakan pertimbangan utama dalam menentukan laporan

    audit yang tepat untuk diterbitkan. Menurut Financial Accounting Standards Board

    (FASB), materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji

    informasi akuntansi yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya dan dapat

    mengakibatkan perubahan atas pengaruh terhadap pertimbangan orang yang

    meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan

    atau salah saji tersebut.

    Dalam menetapkan materialitas terdapat lima langkah yang dapat

    dilakukan oleh auditor, yaitu :

    1. Menetapkan pertimbangan materialitas awal

    Pertimbangan materialitas awal merupakan jumlah maksimal yang auditor

    yakini dapat terjadi salah saji dalam laporan keuangan namun tidak

    mempengaruhi keputusan-keputusan para pengguna yang rasional.

    Penilaian ini merupakan salah satu keputusan yang paling penting yang

    harus diambil oleh auditor dan sangat membutuhkan pemahaman dan

    pertimbangan professional yang tinggi. Auditor menetapkan pertimbangan

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 31

    Universitas Indonesia

    materialitas awal untuk membantunya merencanakan pengumpulan bukti-

    bukti audit yang tepat. Makin kecil jumlah materialitas ini, semakin

    banyak bukti yang harus dikumpulan.

    2. Mengalokasikan pertimbangan materialitas awal ke setiap bagian

    Tahap ini penting untuk dilakukan bagi auditor dalam mengumpulkan

    bukti audit pada setiap bagian laporan keuangan yang kemudian akan

    dibandingkan dengan laporan keuangan secara keseluruhan. Jika para

    auditor memiliki penilaian materialitas awal untuk setiap bagian, hal itu

    akan membantu mereka dalam memutuskan bukti audit yang tepat untuk

    dikumpulkan.

    3. Mengestimasikan salah saji total di setiap bagian pengauditan

    Pada tahap ini auditor membuat estimasi atas salah saji dari setiap akun

    yang diaudit. Hal ini dilakukan dengan menghitung salah saji yang terjadi

    pada sampel yang diambil dari total populasi yang ada. Dari situ, auditor

    akan mengetahui estimasi salah saji total pada populasi akun tersebut.

    4. Mengestimasikan salah saji gabungan

    Dari seluruh populasi akun yang telah ditentukan estimasi salah sajinya,

    auditor kemudian menggabungkan keseluruhannya. Auditor setelah itu

    akan mengetahui jumlah total dari estimasi salah saji dari seluruh populasi

    yang diuji oleh auditor dari masing-masing akun yang sebelumnya sudah

    diuji.

    5. Membandingkan estimasi salah saji gabungan dengan materialitas dalam

    penilaian awal atau penilaian yang direvisi

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 32

    Universitas Indonesia

    Setelah mengetahui gabungan estimasi salah saji secara keseluruhan,

    auditor akan membandingkannya dengan pertimbangan materialitas awal

    yang telah ditetapkan. Dari situ auditor juga akan mengetahui apakah

    estimasi salah saji gabungan lebih besar dari materialitas awal atau lebih

    kecil. Jika lebih besar, maka auditor harus menilai akun mana yang harus

    dilakukan prosedur tambahan yang salah sajinya melebihi estimasi salah

    saji yang dialokasikan. Prosedur tambahan dapat dilakukan dengan

    memperluas cakupan audit terhadap akun tersebut atau meminta

    manajemen untuk melakukan penyesuaian atas adanya salah saji yang

    melebihi materialitas yang ditetapkan oleh auditor.

    2.4.5 Prosedur Audit Siklus Pengeluaran

    Siklus pengeluaran merupakan salah satu siklus paling penting dalam sistem

    akuntansi suatu perusahaan, karena dalam siklus ini akan menunjukkan seberapa

    besar perusahaan membeli barang atau jasa sampai melakukan pembayaran atas

    barang atau jasa yang telah digunakan. Pada siklus pengeluaran, hampir semua

    transaksi pembelian dan pembayaran akan berujung kepada satu akun, yakni akun

    utang (account payable). Sehingga akun ini sangat penting untuk diteliti dalam proses

    audit atas siklus pengeluaran. Dalam Arens et al. (2009) dijelaskan bahwa akun utang

    adalah segala macam kewajiban yang belum terbayarkan atas barang dan jasa yang

    diterima dari kegiatan yang secara biasa dilakukan dalam bisnis seperti kewajiban

    saat membeli bahan baku, peralatan, perlengkapan, dan berbagai jenis barang dan jasa

    lainnya yang diterima sebelum akhir tahun atau periode.

    Apabila test of control dan related substantive test of transaction

    menunjukkan bahwa kontrol yang dimiliki perusahaan menunjukkan hasil yang

    cukup baik, dan jika prosedur analitis juga menunjukkan hasil yang memuaskan,

    auditor akan tetap melakukan test of detail balance meskipun jumlahnya akan

    dikurangi. Gambar 2.3 akan menunjukkan tahapan metedologi dalam merancang test

    of detail balance dalam mengaudit akun utang.

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 33

    Universitas Indonesia

    Gambar 2.3 Metodologi Audit Akun Utang

    Sumber : Terjemahan dari Auditing and Assurance Services an Indonesian Adaptation ed (Arens et al.

    (2009)

    Fase 1, terdiri atas :

    1. Identifikasi risiko bisnis klien yang dapat mempengaruhi akun utang. Di

    era yang serba canggih saat ini, banyak perusahaan memakai teknologi

    untuk memudahkan transaksi dengan pemasok maupun dengan para

    pelanggannya. Hal ini berpengaruh terhadap membesarnya risiko usaha

    karena kemudahan akses yang dimiliki oleh pihak lain. Oleh karena itu,

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 34

    Universitas Indonesia

    auditor harus mengerti tentang peenggunaan sistem atau teknologi yang

    dipakai oleh suatu perusahaan untuk mengidentifikasi apakah risiko bisnis

    dan pengendalian yang dilakukan oleh manajemen akan mempengaruhi

    salah saji di akun utang.

    2. Menentukan tingkat materialitas dan menilai inherent risk (risiko bawaan)

    untuk akun utang. Untuk akun utang, kebanyakan auditor akan

    menentukan tolerable misstatement yang tinggi. Hal ini dikarenakan nilai

    saldo dari akun utang yang besar dan biasanya terdiri dari banyak

    pemasok. Dengan alasan yang sama biasanya auditor akan menilai bahwa

    risiko bawaan terhadap akun utang ini menengah atau tinggi. Auditor

    biasanya berfokus pada completeness dan cutoff pada tujuan auditnya

    karena besar kemungkinan terdapat adanya kurang catat dalam akun utang

    ini.

    3. Menilai control risk untuk akuisisi dan siklus pembayaran. Setelah auditor

    menyelesaikan tahap kedua, maka langkah selanjutnya yang dilakukan

    adalah menilai risiko kontrol (control risk) berdasarkan pemahaman dan

    pengetahuannya atas pengendalian internal perusahaan tersebut.

    Fase 2, yakni dengan merancang dan melakukan test of control dan substantive

    test of transaction. Setelah melakukan penilaian atas risiko kontrol seperti

    dijelaskan dalam tahap sebelumnya, auditor akan melakukan pengujian atas

    keefektifan dari pengendalian internal tersebut terkait dengan akun utang.

    Dalam hal ini, auditor harus benar-benar mengerti bagaimana pengendalian

    tersebut akan mempengaruhi akun utang yang dimaksud.

    Fase 3, yang terdiri atas :

    1. Merancang dan melakukan prosedur analitis untuk akun utang. Prosedur

    analitis adalah hal yang penting untuk dilakukan dalam setiap siklus.

    Dalam kasus ini, prosedur analitis akan digunakan dalam menemukan

    salah saji yang terdapat dalam akun utang. Cara yang dapat digunakan

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 35

    Universitas Indonesia

    adalah dengan membandingkan utang tahun sekarang dengan tahun

    sebelumnya untuk menganalisa apakah terdapat double entry atau tidak

    karena akan sangat mempengaruhi akun utang.

    2. Merancang test of details balances untuk akun utang dalam rangka

    memenuhi tujuan audit yang berhubungan dengan saldo. Secara umum,

    tujuan utama dari proses mengaudit atas akun utang adalah untuk

    menentukan apakah akun tersebut disajikan secara wajar dan diungkapkan

    dengan benar.

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 36 Universitas Indonesia

    BAB 3

    GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

    3.1 Company Profile PT NRS

    PT NRS didirikan pada tanggal 14 April 2010 sesuai dengan Akte

    Notaris No.16 yang merupakan joint venture company antara PT PRP dan PT

    GPN dengan porsi kepemilikan 60% : 40% dengan jumlah modal disetor awal

    sebesar Rp 500 Miliar. Tugas pokok perusahaan adalah menyediakan infrastruktur

    untuk pemanfaatan LNG (Liquefied Natural Gas) bagi kebutuhan dalam negeri

    dengan memenuhi kebutuhan pembangkit listrik milik perusahaan listrik milik

    negara yang berada di Muara Karang dan Tanjung Priok. Hal ini dilakukan

    dengan melaksanakan pengelolaan dan pengembangan fasilitas Floating Storage

    and Regasification Unit (FSRU) di Teluk Jakarta.

    Selama tahun 2010, kegiatan utama perusahaan difokuskan pada

    penyediaan fasilitas, pembangunan sistem, penyediaan SDM, negosiasi pembelian

    LNG dan penjualan gas serta tender FSRU dan jaringan pipa bawah laut (offshore

    pipeline). Pada tahun 2011, kegiatan utama yang dilakukan adalah negosiasi

    kontrak penyedia FSRU, negosiasi kontrak pembelian LNG dan penjualan gas

    serta tender-tender fasilitas pendukung seperti pengadaan LNG Carrier dan Kapal

    Tunda (Harbout tug & Mooring boat).

    Perusahaan memiliki visi menjadi perusahaan kelas dunia di bidang

    penyediaan gas bumi. Sedangkan misi perusahaan adalah untuk menyediakan gas

    bumi untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan pelanggan dan menciptakan

    nilai tambah bagi para stakeholder.

    3.2 Proses Bisnis PT NRS

    Proses bisnis dari PT NRS dapat digambarkan dalam skema rantai

    bisnis pada gambar 3.1.

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 37

    Universitas Indonesia

    Gambar 3.1 Rantai Bisnis PT NRS

    Sumber : Website PT NRS

    PT NRS membeli gas dari produsen LNG, yakni PT PSC yang ada di

    Kalimantan, setelah itu LNG yang telah dibeli akan dibawa menggunakan LNG

    Carrier untuk segera disalurkan ke fasilitas FSRU milik PT NRS yang berada di

    Teluk Jakarta. Di dalam FSRU tersebut, LNG akan dikumpulkan dan selanjutnya

    dilakukan proses regasifikasi didalamnya yang merubah LNG tersebut menjadi

    gas kembali. Setelah itu gas tersebut akan disalurkan melalui pipa bawah laut

    (offshore pipeline) ke pembangkit listrik tenaga gas milik pemerintah yang akan

    digunakan sebagai sumber tenaga untuk menyalakan listrik Jawa dan Bali.

    Di tahun 2011, PT NRS perusahaan digolongkan sebagai perusahaan

    dalam tahap pengembangan (development stage). Pada tahun tersebut perusahaan

    belum bisa mengakui pendapatannya, hal ini dikarenakan perusahaan belum bisa

    melakukan kegiatan operasi utama mereka, yakni regasifikasi yang dilakukan di

    FSRU karena fasilitas FSRU belum rampung dibangun dan mundur dari target.

    Penyebab lain adalah perjanjian kontrak dengan konsumen utama mereka masih

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 38

    Universitas Indonesia

    dalam tahap negosiasi mengenai harga jual yang diberikan oleh PT NRS.

    Sehingga pada tahun 2011, perusahaan mengalami rugi sebesar Rp 15,20 Milyar.

    Pada April 2012, semua fasilitas FSRU dan jaringan pipa bawah laut

    untuk menghasilkan gas telah selesai dibuat dan siap untuk dioperasikan. Lalu

    pada bulan Mei 2012, kargo pertama yang berisikan LNG telah diambil dari

    produsen (PT PSC) dan dibawa ke fasilitas FSRU untuk selanjutnya disimpan dan

    dilakukan proses regasifikasi didalamnya. Di bulan yang sama, gas yang

    dihasilkan dari fasilitas FSRU juga sudah mulai disalurkan ke pembangkit listrik

    tenaga gas milik pemerintah yang ada di Muara Karang. Pembangkit listrik

    tersebut diproyeksikan menjadi pemasok listrik utama se-Jawa dan Bali, sehingga

    peran PT NRS sangat vital sebagai pemasok bahan baku gas kepada pembangkit

    listrik tersebut. Diperkiran tiap tahunnya, negara dapat menghemat Rp 5,5 Triliun

    dengan menggunakan gas yang dihasilkan dari PT NRS dibandingkan dengan

    menggunakan pembangkit biasa yang memakai bahan bakar minyak sebagai

    bahan bakunya.

    Di tahun 2012, perusahaan menargetkan dapat membeli, memproses, dan

    menjual sekitar 16 kargo LNG, dengan total pendapatan sekitar Rp 4.828,70

    Miliar. Dari sisi pengeluaran biaya yang meliputi biaya langsung berupa

    pembelian LNG, sewa FSRU, LNG Carrier dan Tug Boat sebesar Rp 4.510,65

    Miliar. Selain itu biaya operasional lainnya sebesar Rp 104,77 Miliar, serta pajak

    badan sebesar Rp 60,01 Miliar. Sehingga diharapkan pada akhir tahun 2012,

    sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaaran Perusahaan tahun 2012, perusahaan

    akan memperoleh laba setelah pajak sebesar Rp 153,27 Miliar.

    3.3 Struktur Perusahaan

    Untuk mewujudkan tujuan serta visi dan misi tersebut, tentunya

    perusahaan akan berusaha seoptimal mungkin untuk bekerja secara efektif dan

    efisien, hal ini tentunya harus dimulai dengan struktur perusahaan yang sesuai

    dengan kondisi yang ada. Berikut merupakan struktur perusahaan PT NRS :

    Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013

  • 39

    Universitas Indonesia

    Gambar 3.2 Struktur Perusahaan PT NRS

    Sumber : Surat Keputusan Direksi PT NRS