-
UNIVERSITAS INDONESIA
AUDIT ATAS SIKLUS PENGELUARAN PADA PT NRS
LAPORAN MAGANG
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
Muhammad Ammar Tsabit
0806465245
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPOK
JANUARI 2013
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
iiUniversitas Indonesia
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Laporan magang ini adalah hasil karya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Muhammad Ammar Tsabit
NPM : 0806465245
Tanda Tangan :
Tanggal : 21 Januari 2013
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
iiiUniversitas Indonesia
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan magang ini diajukan oleh :
Nama : Muhammad Ammar Tsabit
NPM : 0806465245
Program Studi : Akuntansi
Judul laporan magang : Audit atas Siklus Pengeluaran pada PTNRS
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterimasebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelarSarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi,Universitas Indonesia.
Dewan Penguji
Pembimbing : Mafrizal Heppy Ak., MBA.
Penguji : Dini Marina, SE., MCom.
Penguji : Budi Frensidy, SE., MCom.
Ditetapkan di : Depok, Jawa Barat
Tanggal : 21 Januari 2013
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
ivUniversitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang dengan berkat dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan laporan magang ini dengan tepat waktu.
Laporan magang ini dibuat dengan maksud sebagai tugas akhir untuk syarat
kelulusan sebagai Sarjana Ekonomi Program S-1 Reguler jurusan Akuntansi,
Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Dalam upaya untuk menyelesaikan
tugas akhir ini, penulis mendapatkan bimbingan, arahan, dukungan, serta
semangat dari beberapa pihak sejak masa awal perkuliahan hingga saat
penyusunan laporan magang ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih secara tulus kepada:
1. Allah SWT, karena kehendak-Nya penulis akhirnya dapat mencapai target yang
ingin dicapainya untuk dapat menyelesaikan laporan magang ini. Tiada hentinya
penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah atas karunia yang diberikan Allah
SWT kepada penulis sampai saat ini.
2. Orangtua penulis, Alm. Ruslani dan Huriyah yang telah memberikan dukungan
terbaik bagi penulis untuk mencapai semua cita-cita. Terima kasih untuk semua
doa dan motivasi yang luar biasa serta bantuan yang tidak ternilai dalam proses
pembuatan laporan magang ini. Untuk Alm. Abbi, saya berharap penyelesaian
laporan magang dalam rangka penyelesaian studi S1 ini telah menyempurnakan
semua impianmu yang belum engkau tunaikan dalam rangka mendidik dan
membangun keluarga yang berpendidikan. Saya sadar bahwa selama engkau
hidup saya lebih sering membuat engkau pusing dan marah dengan tingkah dan
kelakuan saya. Dengan apa yang semua telah engkau lakukan semasa hidupmu,
saya sangat bersyukur memiliki ayah terbaik seperti engkau. Semoga kelak kita
akan berkumpul bersama kembali di tempat yang paling indah yang telah
dijanjikan-Nya. Untuk ummi, yang melahirkan dan merawatku dari kecil hingga
sekarang, kasih sayang, cinta, dan usaha ummi yang membuat hati dan badan ini
tergerak untuk selalu semangat mengejar impian dan cita-cita untuk dapat
membahagiakanmu selalu.
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
vUniversitas Indonesia
3. Kedua kakak penulis, Muhammad Nu’man Tsabit dan Muhammad Zeid Tsabit,
terima kasih atas segala dorongan, motivasi, semangat, bantuan, dan “rivalitas”
yang telah kalian berikan. Kalian telah menjadi benchmark yang sukses dalam
melecut saya dalam menyelesaikan masa studi ini. Terima kasih juga penulis
ucapkan kepada Marwah Amany dan keponakan penulis, Fathan, atas keceriaan
dan tangisan yang selalu menemani hari-hari penulis dalam menyelesaikan
laporan magang ini.
4. Keluarga besar H. Abdul Sobur – Hj. Siti Aisyah dan keluarga besar H.
Marzuki Sayuti, atas semua kehangatan keluarga yang telah diberikan.
5. Bapak Mafrizal Heppy selaku dosen pembimbing penulis dalam menyusun
laporan magang ini. Terima kasih atas waktu, kesediaan, bantuan, saran, kritikan,
bimbingan, dan motivasi yang Bapak berikan sehingga penulisan laporan magang
ini akhirnya dapat diselesaikan dengan baik. Tanpa itu semua, laporan ini belum
tentu dapat diselesaikan seperti ini.
6. Ibu Dini Marina dan Bapak Budi Frensidy selaku dosen penguji dalam sidang
tugas akhir kelulusan penulis yang telah menyempatkan waktunya untuk menguji
dan memberikan masukan serta perbaikan untuk laporan magang ini.
7. Fathiannisa Sabila. Thank you, thank you, and thank you.
8. PricewaterhouseCooopers (PwC), khususnya divisi Energy & Mining yang
memberikan kesempatan magang kepada penulis. Walaupun hanya tiga bulan,
banyak ilmu dan pengalaman yang berguna dan bermanfaat bagi penulis. Terima
kasih kepada Bang Rachmat yang memberikan jalan dan kesempatan untuk
magang di PwC. Bang Rivan, Tata, Febri, dan Mas Hery yang tergabung dalam
tim NSR, terima kasih atas pelajaran, ilmu, dan bantuan yang diberikan kepada
penulis. Dan kepada senior-senior lain, Riza, Bang Feliex, Icon, Mas Andi, Mbak
Lisa dan lainnya yang juga turut membantu penulis dalam melaksanakan program
magang dengan baik.
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
viUniversitas Indonesia
9. Teman-teman magang seperjuangan Ghifary, Rannu, Ayu, Agyt, Juli, dan yang
lainnya. Tanpa kalian mungkin pengalaman magang kali ini tidak akan seindah
separti apa yang diharapkan . Dukungan, kekompakan, dan pertemanan kita akan
selalu kita kenang dengan baik.
10. Teman-teman bermain dan sekaligus belajar, khususnya teman-teman
seperjuangan menyelesaikan tugas akhir di perpus 24 jam, Febrian Permana,
Daniel Mauritz, Wildan Hariz, Aravano Siregar, Fautiaz Fauzi Febrianto, Arif
Darmawan. Juga kepada Irvan Hanif, Adhi Satria, Kamal Nasar, Gunawan Satrio,
Anetta Permata, Karina Adelita, dan teman-teman FEUI lainnya.
11. Sahabat-sahabatku yang selalu mendukung dalam segala aspek kehidupan
yang kujalani, Tadho, Ali, Eky, Albar, Upil, Tunge, Bom-bom, Fitriyardi, Fatih,
Fadhil Beleg, Arif Chaplin, Yudha, Fauzan, Kalian yang juga membantuku untuk
menjadi seperti ini.
12. Teman-teman seperjuangan di FEUI dari berbagai angkatan dan jurusan.
Khususnya yang pernah bekerja sama dengan penulis dalam kegiatan kepanitaan
dan kemahasiswaan bersama. Gerry, Micil, Ferzy, Akbari, Rasyid, Farmar, Audi,
Fadhil, Siward, Uus, Bobob, Atun. Tim SSS JGTC yang selama tiga tahun
memberikan pengalaman dan keceriaan selama melaksanakan tugas. UKF Futsal
FEUI, Nankatsu FC, Winner FC dan Mapres FC yang telah memberikan
kesenangan di Pertamina Hall dari awal masuk sampai penulis lulus. Semoga
kelak kita menjadi orang-orang yang berhasil.
13. Teman-teman Al-Fath Futsal yang telah memberikan kepercayaan kepada
penulis untuk membimbing dan membantu baik di dalam maupun di luar
lapangan. Coach Yoga, Agus, Wahyu, Ucil, Imam, Ages, Galih, Ady Abadi,
Tongger, Alif, Gepeng, Dio, Dimas, Naufal, Rijal, Fadli dan pemain lain, baik
senior ataupun junior. Tim ini tidak hanya sebuah tim biasa tapi “keluarga” bagi
kita semua.
14. Dosen-dosen pengajar FEUI yang selama 4 tahun lebih ini dengan tulus
memberikan ilmu dan bimbingan di kampus kepenulisngan ini. Semoga ilmu dan
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
viiUniversitas Indonesia
nasihat yang diberikan selalu bermanfaat dan dapat diaplikasikan di dunia kerja.
Sebuah kebanggaan dapat mengemban pendidikan di universitas terbaik di
Indonesia.
15. Seluruh staf Perpustakaan, Biro Pendidikan, Departemen Akuntansi,
Kemahasiswaan, Keamanan, Pegawai Kantin dan Pertamina Hall. Terima kasih
atas pelayanan dan bantuan yang diberikan selama penulis berada di kampus
FEUI.
16. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam
pembuatan laporan ini, yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Walaupun
begitu, jasa kalian sangat berarti dalam terciptanya karya ini.
Penulis menyadari bahwa laporan magang ini tidaklah luput dari segala
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran
yang membangun guna meningkatkan kualitas dari laporan ini. Penulis juga
berharap agar laporan magang ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Jakarta, 21 Januari 2013
Penulis
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
viiiUniversitas Indonesia
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASITUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
__________________________________________________________________
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Muhammad Ammar Tsabit
NPM : 0806465245
Program Studi : S1 Reguler Akuntansi
Departemen : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi
Jenis Karya : Laporan Magang
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
AUDIT ATAS SIKLUS PENGELUARAN PADA PT NRS
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, megalihmedia/format-
kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan
memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok
Pada Tanggal : 21 Januari 2013
Yang menyatakan
(Muhammad Ammar Tsabit)
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
ixUniversitas Indonesia
ABSTRAK
Nama : Muhammad Ammar Tsabit
Program Studi : S1 Reguler Akuntansi
Judul : Audit atas Siklus Pengeluaran pada PT NRS
Laporan magang ini membahas tentang audit siklus pengeluaran PT NRS yang
dilakukan oleh tim audit KAP TWR untuk mendapatkan keyakinan dalam
memberikan opini terkait laporan keuangan yang disajikan PT NRS. PT NRS
bergerak dalam industri gas. Auditor telah melakukan pemahaman atas bisnis
klien, menilai pengendalian internal, menentukan risiko, menentukan materialitas,
melakukan pengujian substantive, serta pengujian terperinci atas saldo.
Kesimpulan dari laporan ini ialah akun-akun yang ada dalam siklus pengeluaran
PT NRS telah disajikan sesuai dengan peraturan dan standar yang berlaku, serta
prosedur audit yang dilakukan oleh tim audit KAP TWR telah memberikan
keyakinan bahwa akun-akun yang ada dalam siklus pengeluaran PT NRS telah
disajikan secara wajar.
Kata kunci:
Audit, pengujian terperinci atas saldo, siklus pengeluaran, regasifikasi
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
xUniversitas Indonesia
ABSTRACT
Name : Muhammad Ammar Tsabit
Study Program : S1 Regular Accounting
Title : Audit of Expenditure Cycle in PT NRS
This Internship Report discuss about audit of expenditure cycle in PT NRS which
conducted by audit team from KAP TWR to gain required assurance in giving
audit opinion related to financial statement that presented by PT NRS. PT NRS
runs in gas industry. Auditor has conduted audit steps which are understanding
client business, assessing the internal control, determining the risk, determining
materiality level, performing substantive test, and test of detail balances. This
report concluded that accounts in expenditure cycle of PT NRS has been
presented in accordance with applicable regulations and standards, and the audit
procedures performed by audit team have given the assurance that accounts in
expenditure cycle is fairly stated.
Key words:
Audit, test of detail balance, expenditure cycle, regasification
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
xiUniversitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .....................................................................................iHALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ..........................................iiHALAMAN PENGESAHAN .......................................................................iiiKATA PENGANTAR....................................................................................ivHALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.....................viiiABSTRAK......................................................................................................ixDAFTAR ISI...................................................................................................xiDAFTAR TABEL...........................................................................................xivDAFTAR GAMBAR......................................................................................xvDAFTAR LAMPIRAN..................................................................................xvi
BAB 1 Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang
1.1.1 Latar Belakang Program Magang 1
1.1.2 Latar Belakang Pemilihan Tema 2
1.2 Tujuan Program Magang dan Penulisan Laporan Magang 4
1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang 5
1.4 Pelaksanaan Aktivitas Magang 6
1.5 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang 10
1.6 Sistematika Penulisan 10
BAB 2 Landasan Teori 12
2.1 Siklus Pengeluaran 12
2.1.1 Ordering Materials, Supplies, and Services 12
2.1.2 Receiving and Storing Goods 14
2.1.3 Approving Supplier Invoices 15
2.1.4 Cash Disbursement 16
2.2 Pengendalian Internal 16
2.3 Risiko yang Mungkin Terjadi dan Prosedur Pengendalian
pada Siklus Pengeluaran 17
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
xiiUniversitas Indonesia
2.3.1 Ordering Materials, Supplies, and Services 17
2.3.2 Receiving and Storing Goods 21
2.3.3 Approving Supplier Invoices 22
2.3.4 Cash Disbursement 23
2.4 Auditing 26
2.4.1 Definisi Auditing 26
2.4.2 Perencanaan Audit 27
2.4.3 Bukti Audit 28
2.4.4 Materialitas 30
2.4.5 Prosedur Audit Siklus Pengeluaran 32
BAB 3 Gambaran Umum Perusahaan 36
3.1 Company Profile PT NRS 36
3.2 Proses Bisnis PT NRS 36`
3.3 Struktur Perusahaan 38
3.4 Siklus Pengeluaran PT NRS 40
3.5 Kebijakan Akuntansi PT NRS 46
BAB 4 Pembahasan dan Analisis 47
4.1 Prosedur Audit PT NRS 47
4.1.1 Perencanaan Audit PT NRS 47
4.1.1.1 Pemahaman Industri PT NRS 48
4.1.1.2 Kesepakatan Tim Audit terkait Prosedur
Audit PT NRS 49
4.1.2 Prosedur Audit pada Siklus Pengeluaran PT NRS 53
4.2 Analisis atas Siklus Pengeluaran PT NRS 73
4.3 Analisis atas Prosedur Audit Siklus Pengeluaran PT NRS 73
4.3.1 Analisis atas Proses Pemahaman Industri, Penilaian
Risiko, dan Penentuan Materialitas 74
4.3.2 Analisis atas Proses Test of Control 76
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
xiiiUniversitas Indonesia
4.3.3 Analisis atas Prosedur Analitis 76
4.3.4 Analisis atas Prosedur Test of Detail Balance 77
BAB 5 Kesimpulan dan Saran 79
5.1 Kesimpulan 79
5.2 Saran 81
DAFTAR REFERENSI 82
Lampiran 83
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
xivUniversitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 4-1 Lead Schedule pada Akun Beban Operasi PT NRS.............. 55
Tabel 4-2 Flux Analysis pada Akun Beban Operasi PT NRS ............... 57
Tabel 4-3 Penjelasan Mengenai Template atas Pengujian pada
Transaksi Beban Operasi……………………………...……. 61
Tabel 4-4 Lead Schedule pada Akun Hutang Usaha dan
Akrual PT NRS..................................................................... 64
Tabel 4-5 Flux Analysis pada Akun Hutang Usaha dan
Akrual PT NRS…………………………………….............. 66
Tabel 4-6 Perbandingan Listing Akrual dan TB Akrual
PT NRS ……………………………………........................ 67
Tabel 4-7 Penjelasan Mengenai Template atas Pengujian Subsequent
Paid Invoices................... ..................................................... 69
Tabel 4-8 Penjelasan Mengenai Template atas Pengujian Subsequent
Unpaid Invoices and Open Purchase Orders......... .............. 71
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
xvUniversitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2-1 Data Flow Diagram Siklus Pengeluaran ................................. 13
Gambar 2-2 Tahap Perencanaan Audit …………………............................ 28
Gambar 2-3 Metodologi Audit Akun Hutang .............................................. 33
Gambar 3-1 Rantai Bisnis PT NRS .............................................................. 37
Gambar 3-2 Struktur Perusahaan PT NRS .................................................. 39
Gambar 3-3 Flow Chart pada Departemen Komersil atau
Logistik PT NRS …………………………………………..... 41
Gambar 3-4 Flow Chart pada Departemen Keuangan PT NRS ................. 42
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
xviUniversitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Penilaian atas Pengendalian Internal PT NRS ……….……. 83
Lampiran 2 Hasil Pengujian atas Beban Operasi PT NRS ……….…….. 87
Lampiran 3 Hasil Pengujian atas Subsequent Paid Invoice PT NRS …... 89
Lampiran 4 Hasil Pengujian atas Subsequent Unpaid Invoice and
Purchase Orders PT NRS …………………….….………... 90
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
1Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.1.1 Latar Belakang Program Magang
Dalam era globalisasi dan transformasi yang terjadi saat ini, dunia kerja
menjadi tempat dengan tingkat persaingan yang sangat tinggi. Setiap tenaga kerja
berlomba-lomba untuk mendapatkan pekerjaan di tengah lapangan pekerjaan yang
jumlahnya tidak sebanding dengan tenaga kerja yang tersedia. Tentunya perusahaan
sebagai pihak yang memiliki lapangan pekerjaan juga akan berlomba-lomba untuk
mendapatkan sumber daya yang terbaik untuk dapat terus bersaing di setiap lini
industri yang dijalaninya.
Universitas sebagai salah satu lembaga pendidikan tertinggi sebelum
memasuki dunia pekerjaan tentunya memiliki tanggung jawab yang besar untuk
menyiapkan segala sumber daya yang dapat diserap oleh dunia kerja. Pembekalan
kepada mahasiswa tidak hanya terpaku pada masalah keterampilan akademis semata,
akan tetapi juga harus menyertakan keterampilan lain agar mahasiswa nantinya
memiliki nilai lebih untuk lebih mudah diserap di dunia kerja.
Sebagai lembaga pendidikan yang memiliki tujuan untuk menghasilkan
lulusan yang berkualitas dan siap bersaing, Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia mengadakan program magang sebagai sarana para mahasiswa
untuk dapat menyelesaikan program studi sarjana serta memberikan kesempatan bagi
para mahasiswa untuk dapat mengaplikasikan teori yang telah diperoleh selama masa
kuliah. Selain itu, adanya program magang ini dapat membantu mahasiswa untuk
terampil dalam mengasah soft skills yang juga merupakan suatu hal yang penting
untuk dapat dipraktekkan di dunia kerja. Soft skills yang dimaksud mencakup
kemampuan dalam berkomunikasi, tanggung jawab, dan kemampuan bekerja dalam
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
2
Universitas Indonesia
tim. Dengan memadukan antara teori yang telah didapat serta soft skills yang semakin
terasah, diharapkan lulusan dari Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia akan siap bersaing di dunia kerja setelah menyelesaikan masa
studinya.
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia mengadakan
program magang dengan bobot 6 SKS sebagai Mata Kuliah Pilihan untuk Prasyarat
Kelulusan yang dapat dipilih oleh para mahasiswa. Prorgam ini ditujukan kepada
mahasiswa tingkat akhir yang telah menempuh minimal 120 SKS dengan minimum
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 2,75.
Program magang ini dipilih menjadi Mata Kuliah Pilihan prasyarat kelulusan
karena banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dan syarat yang juga dapat dipenuhi
untuk dapat mengambil program ini. Program magang ini juga dapat dijadikan
sebagai sebuah pengalaman kerja yang dapat menjadi nilai tambah dalam persiapan
memasuki persaingan dunia kerja setelah menyelesaikan perkuliahan nanti.
1.1.2 Latar Belakang Pemilihan Tema
Pada zaman globalisasi seperti ini, informasi menjadi barang yang tidak lagi
sulit didapat. Rasanya hampir semua jenis informasi saat ini akan mudah sekali kita
dapatkan dari berbagai macam media, baik itu media cetak ataupun media digital.
Akan tetapi tentunya, informasi yang ada di berbagai media tersebut tidak semuanya
bisa diandalkan dan dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Hanya informasi
yang benar-benar relevan dengan kebutuhan dan terbukti dapat dipercayalah yang
akan dipakai oleh seorang pengambil keputusan yang baik.
Dari sisi ekonomi, informasi juga sangat dibutuhkan para pelaku ekonomi
untuk melakukan pekerjaannya. Salah satu jenis informasi yang seringkali digunakan
adalah laporan keuangan perusahaan. Pengguna laporan keuangan tentunya tidak
hanya bagi para eksekutif petinggi perusahaan, akan tetapi dalam cakupan yang lebih
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
3
Universitas Indonesia
kecil, laporan keuangan perusahaan bisa digunakan oleh siapa saja tergantung dengan
kebutuhannya. Oleh karena itu, agar laporan keuangan tersebut dapat digunakan
dengan baik dan semestinya, kehandalan informasi dan segala data yang ada di
dalamnya menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi para penggunanya. Tentunya
akan sulit bagi para pengguna laporan keuangan untuk memilah dan menilai sendiri
mengenai kehandalan laporan keuangan perusahaan tersebut. Oleh karena itu
tentunya dibutuhkan jasa yang dapat membantu para pengguna laporan keuangan
untuk memastikan laporan keuangan tersebut dapat diandalkan, terpercaya, relevan,
dan tepat waktu. Jasa audit (dan assurance) tentunya hadir untuk menjawab tantangan
pengguna laporan keuangan untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang
digunakan pengguna memang dapat diandalkan, terpercaya, relevan, dan tepat waktu.
Kemunculan penggunaan jasa audit dan akuntansi modern yang kira-kira
dimulai saat masa revolusi industri, ketika pada saat itu banyak perusahaan merasa
perlu untuk meningkatkan modal untuk membiayai perluasan operasinya, sehingga
hadirlah pasar modal yang dapat membantu perusahaan-perusahaan tersebut untuk
mendapatkan dana tambahan dengan menjual kepemilikan (saham). Sampai saat ini
tentunya dimana perkembangan industri semakin pesat, jasa audit menjadi salah satu
bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari suatu perusahaan.
Proses audit tentunya akan mencakup hampir semua aspek dalam perusahaan
yang diaudit, baik itu aspek keuangan maupun aspek non-keuangan. Salah satu aspek
penting yang akan diperiksa dalam proses audit adalah siklus pengeluaran
perusahaan. Siklus pengeluaran sendiri akan menentukan bagaimana perusahaan
mengatur pemesanan barang, penyimpanan barang, pengelolaan invoice, sampai
dengan pembayaran atas barang tersebut. Pentingnya audit atas siklus ini merujuk
pada kemungkinan terjadinya kecurangan-kecurangan besar yang dapat dilakukan
oleh manajemen dalam melakukan pengelolaan di siklus pengeluarannya. Oleh
karena itu, proses audit pada siklus pengeluaran yang mengambil studi kasus PT NRS
akan menjadi tema dalam laporan magang ini.
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
4
Universitas Indonesia
1.2 Tujuan Program Magang dan Penulisan Laporan Magang
Tujuan program magang yang dilakukan oleh Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia adalah untuk menciptakan lulusan yang berkualitas dan siap bersaing untuk
diserap di dunia kerja saat ini. Selain itu, program magang ini juga dimaksudkan
sebagai penerapan program link and match antara system pendidikan tinggi dengan
lingkungan kerja sebagai wadah pengaplikasian dan pengimplementasian ilmu dan
teori-teori yang sudah diberikan selama masa perkuliahan di dalam dunia kerja yang
sesungguhnya.
Secara spesifik, program magang ini ditujukan bagi mahasiswa agar :
Memenuhi SKS tugas akhir (6 SKS) sebagai syarat kelulusan mahasiswa
dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Memberikan kesempatan dan wadah bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan
ilmu dan teori yang telah dipelajari selama kuliah di dalam dunia kerja
Memberikan gambaran bagi mahasiswa mengenai kondisi lingkungan kerja
yang akan dihadapi setelah lulus dari perkuliahan nantinya.
Mengasah kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan suatu masalah dan
melatih keterampilan teknik serta soft skills yang dimiliki agar mahasiswa
nantinya lebih siap sebelum memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.
Penyusunan laporan magang menjadi salah satu kewajiban mahasiswa sebagai
bukti pertanggungjawaban mahasiswa atas kegiatan magang yang telah dilakukan.
Laporan magang berisikan pengalaman mahasiswa selama menjalani program
magang. Laporan magang disusun dengan dasar teori-teori yang pernah diajarkan
selama masa perkuliahan ditambah dengan referensi-referensi terkait dengan bahasan
yang dibahas mahasiswa dalam laporan magang tersebut. Tujuan dari penulisan
laporan magang diantaranya:
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
5
Universitas Indonesia
Sebagai salah satu prasyarat kelulusan mahasiswa Program Sarjana
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Sebagai salah satu komponen penilaian tugas akhir
Untuk melatih kreatifitas dan keterampilan mahasiswa dalam membuat
karya tugas ilmiah.
Sebagai salah satu referensi bagi almamater Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia dalam pembuatan laporan magang dengan tema yang sama dengan
laporan magang ini.
1.3 Tempat dan Waktu Pelaksaaan Magang
Program magang SKS ini dilakukan kurang lebih selama tiga bulan, terhitung
sejak tanggal 11 juni sampai dengan 7 September 2012 di Kantor Akuntan Publik
Tanudiredja, Wibisana dan Rekan (KAP TWR) yang merupakan afiliasi dari
PricewaterhouseCoopers (PwC) Indonesia yang beroperasi di Jakarta. Dalam
kesempatan magang kali ini, mahasiswa magang diberikan kesempatan untuk
menempati posisi sebagai Junior Auditor bagian assurance service pada line of
services Energy, Utilities, and Mining Industry (EUM). Klien yang ada di lini usaha
ini merupakan perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri penambangan
dan eksplorasi sumber daya alam seperti minyak bumi, gas, batubara, tembaga, nikel,
dan lainnya; serta industri utilitas seperti air ledeng dan listrik; serta perusahaan yang
bergerak dalam industri yang mendukung kegiatan industri-industri tersebut.
Assurance Service merupakan jasa yang diberikan oleh PwC berupa jasa
asersi yang diberikan kepada perusahaan klien dalam meningkatkan kualitas
pelaporan keuangan. Jasa yang biasa diberikan terdiri dari jasa audit eksternal, audit
interim, kesusaian dengan regulasi, dan jasa konversi standar pelaporan keuangan.
Selain menawarkan jasa audit kepada kliennya, PwC juga menawarkan jasa
lain yakni jasa advisory dan perpajakan. Jasa advisory yang dimaksud adalah jasa
konsultasi yang dapat memberikan solusi terkait dengan perjanjian yang akan
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
6
Universitas Indonesia
dilakukan perusahaan dan transaksi yang mendukung kegiatan perusahaan untuk
meningkatkan performanya. Selain itu jasa ini juga dapat menawarkan internal audit
dan forensic services bagi perusahaan kliennya.
Jasa perpajakan yang ditawarkan oleh PwC bertujuan untuk mengoptimalisasi
efisisensi perpajakan perusahaan dan berkontribusi kepada strategi perusahaan secara
umum dengan cara memberikan formulasi strategi pajak yang efektif serta
perencanaan pajak yang inovatif bagi perusahaan. Jasa ini juga membantu perusahaan
dalam hal-hal lain terkait perpajakan, seperti perencanaan dan kesesuaian pajak
dengan regulasi, merger dan akuisisi, perpajakan internasional, transfer pricing,
audit perpajakan, inisiasi dan strukturisasi bisnis, serta payroll outsourcing.
1.4 Pelaksanaan Aktivitas Magang
Selama tiga bulan menjalani masa magang di KAP TWR, banyak ilmu yang
dapat diperoleh dan dipelajari. Hal tersebut dimulai dari hal-hal sederhana seperti
memeriksa perhitungan pada laporan keuangan yang telah dikerjakan oleh senior
sampai hal yang cukup kompleks seperti mengerjakan akun (area) pada proses audit.
Sebagai Vocational Employee (VE) yang terlibat dalam engagement roles
pada perusahaan klien, tugas utama yang dilakukan adalah membantu pekerjaan
Senior In-Charge dan Senior Auditor dalam melaksanakan proses audit pada
perusahaan klien.
Terdapat beberapa perusahaan klien yang terlibat dalam proses magang yang
dilakukan, berikut adalah kegiatan yang dilakukan selama berada di perusahaan
klien:
1. PT PRP
PT PRP merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perminyakan. PT
PRP beroperasi di hampir seluruh wilayah Republik Indonesia sebagai
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
7
Universitas Indonesia
perusahaan pemasok BBM bagi masyarakat. Untuk kegiatan non-
operasionalnya, PT PRP berkantor pusat di Jakarta. Kantor pusat tersebut
melayani bidang keuangan, akuntansi, sumber daya manusia, serta manajemen
perusahaan secara keseluruhan.
Pada saat proses audit dilakukan di PT PRP, VE baru tidak diberikan
wewenang dalam memegang atau mengerjakan akun tertentu. Hal ini
dikarenakan proses audit yang dilakukan sudah dalam proses pelaporan
reporting. Oleh karena itu, VE diberikan tanggung jawab untuk melakukan
translasi mata uang untuk laporan keuangan anak perusahaan yang nantinya
akan di konsolidasi ke induk perusahaan. Hal lain yang dilakukan adalah
melakukan proses pengecekan laporan keuangan yang biasa disebut dengan
call over, yang meliputi footing, yaitu mencocokkan hasil perhitungan laporan
keuangan dari atas ke bawah dengan perhitungan ulang, cross footing, yaitu
mencocokkan hasil perhitungan laporan keuangan dari kiri ke kanan, dan
cross reference, yaitu memastikan bahwa akun-akun yang tersaji telah
dijelaskan dan telah sesuai dengan statement of accounting policies yang
terdapat dalam bagian belakang laporan keuangan (catatan atas laporan
keuangan).
2. PT NRS
PT NRS adalah perusahaan yang bergerak dalam industri regasifikasi yang
tergolong dalam bentuk perseroan terbatas. PT NRS termasuk perusahaan
baru yang masih dalam tahap pengembangan (development). Saat proses audit
berjalan, perusahaan sudah memasuki tahun ketiga dalam kegiatan
operasinya. PT NRS memiliki kantor di Jakarta yang berfungsi sebagai tempat
manajemen perusahaan secara keseluruhan, sedangkan untuk kegiatan
operasinya berada di wilayah Teluk Jakarta, Kepulauan Seribu.
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
8
Universitas Indonesia
Pada audit tim PT NRS, VE dilibatkan dalam engagement roles dengan
jumlah anggota tim sebanyak 6 orang, yaitu Partner In-Charge, Manager In-
Charge, 2 Senior In-Charge, Junior Auditor dan VE. Dari keenam anggota
tersebut hanya 4 orang yang terlibat dan berinteraksi secara langsung ke klien,
yakni 2 Senior In-Charge, Junior Auditor , dan VE.
Hal pertama yang dilakukan sebelum prosedur audit dimulai adalah
dilakukannya kick off meeting untuk membahas mengenai tugas dan tanggung
jawab kedua belah pihak. Kick off meeting ini hanya diikuti oleh Partner,
Senior Manager, dan Senior In-Charge. Prosedur audit selanjutnya yang
dilakukan adalah memahami dan mengerti mengenai bisnis klien. Dalam hal
ini, Senior In-Charge menerangkan sampai cukup rinci mengenai bisnis klien
ini kepada anggota tim yang lain.
Ketika menjalankan prosedur audit, VE diberi wewenang atau tugas untuk
mengerjakan akun kas dan setara kas, ekuitas, biaya operasional dan biaya
non operasional. Akun ini dinilai tidak memiliki risiko yang terlalu besar
karena prosedur yang dilakukan tidak memerlukan analisis yang terlalu
dalam, sehingga risiko untuk mempengaruhi engagement risk tidak terlalu
besar. Selain diberi wewenang untuk mengerjakan akun tersebut, VE juga
diminta untuk membuat rangkuman akta-akta dan perjanjian, dan melakukan
vouching pada akun hutang usaha melalui prosedur yang dinamakan search
for unrecorded liabilities, yakni menguji cut-off pada pengakuan beban usaha
perusahaan klien.
Setelah melakukan prosedur audit, auditor perlu membuat dokumentasi atas
apa yang telah dikerjakannnya pada sistem yang disediakan oleh KAP. VE
juga diminta untuk mendokumentasikan pekerjaannya pada sistem tersebut
untuk selanjutnya akan di review oleh Senior In-Charge dan selanjutnya oleh
Senior Manager.
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
9
Universitas Indonesia
Terkait dengan proses audit yang dilakukan pada PT NRS, banyak hal yang
dapat dipelajari berkaitan dengan proses audit. Diantaranya mengenai
bagaimana prosedur audit dilakukan dari mulai tahapan yang paling awal
yakni kick off meeting sampai dengan pelaksanaan prosedur audit yang
dilakukan. Selain itu pelajaran berharga lainnya adalah bagaimana pentingnya
pendokumentasian pekerjaan yang telah dilakukan harus sebaik mungkin agar
reviewer dapat dengan mudah mengerti dan memahami proses dan hasil audit
yang telah dilakukan, serta bagaimana kinerja, khususnya sistem akuntansi,
pada industri klien dan perusahaan yang masih dalam tahap pengembangan.
Dari serangkaian proses yang dilakukan, VE hampir terlibat dari keseluruhan
prosedur audit sehingga banyak sekali ilmu yang didapatkan terkait dengan
proses audit. Oleh karena itu, kasus PT NRS akan menjadi pembahasan dalam
tema laporan magang ini yang akan membahas mengenai proses audit yang
dilakukan khususnya audit dalam siklus pengeluaran.
3. PT AET
PT AET merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri batubara.
Perusahaan ini merupakan salah satu pemain terbesar dalam industri batubara.
PT AET berkantor di Jakarta, sedangkan untuk pertambangan batubaranya
berlokasi di Kalimantan.
VE masuk dalam engagement roles di tengah proses review yang sedang
berjalan, oleh karena itu VE tidak diberikan wewenang untuk mengerjakan
area tertentu. Tugas yang diberikan kepada VE cenderung hanya membantu
merapihkan pekerjaan Senior In-Charge dan Associate untuk segera
didokumentasikan. Selain itu VE lebih banyak terlibat dalam proses reporting
dengan melakukan call over atas laporan keuangan interim yang akan
diterbitkan.
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
10
Universitas Indonesia
1.5 Ruang lingkup Penulisan Laporan Magang
Laporan magang ini dibuat berdasarkan pengalaman yang didapatkan selama
menjalani program magang di KAP TWR dan tanya jawab dengan klien dan senior
yang ada. Berdasarkan hal tersebut, laporan magang ini akan mengangkat tema
mengenai audit pada siklus pengeluaran yang mengambil studi kasus pada PT. NRS
dimana akan membahas mengenai siklus pengeluaran yang ada pada perusahaan
tersebut, prosedur audit yang dilakukan, dan membandingkannya dengan teori dan
standar yang berlaku secara umum di Indonesia.
1.6 Sistematika Penulisan
Laporan magang ini dibagi atas 5 bagian (bab) dan lampiran sebagai
pendukung laporan dengan rician sebagai berikut :
Bab 1 – Pendahuluan
Bab ini membahas aspek administratif dari kegiatan magang yang
dilakukan yang mencakup latar belakang pelaksanaan program magang,
tujuan dan manfaat program magang dan penulisan laporan, waktu dan
tempat pelaksanaan magang, serta penjelasan secara umum atas aktivitas
magang yang dilakukan selama periode magang yang dijalani. Bagian ini
dilanjutkan dengan dengan ruang lingkup penulisan laporan magang yang
menjelaskan secara umum mengenai tema yang dibahas dalam laporan
magang ini. Dan di akhir bagian, dijelaskan pula mengenai sistematika
penulisan yang digunakan dalam menulis laporan magang.
Bab 2 – Landasan Teori
Bab ini membahas mengenai teori yang berkaitan dengan tema yang
diangkat, yakni proses audit pada siklus pengeluaran. Teori yang akan
dijelaskan antara lain mengenai teori akuntansi pada siklus pengeluaran,
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
11
Universitas Indonesia
teori audit atas siklus pengeluaran, serta teori-teori lainnya yang relevan
dengan pembahasan yang ditulis dalam laporan magang ini. Teori ini
digunakan untuk melakukan pembahasan dan analisis atas topik yang
diangkat dalam laporan ini. Teori diambil dari berbagai sumber, baik buku
teks kuliah, buku umum dan sumber-sumber lain yang mendukung
pembahasan dalam laporan magang.
Bab 3 – Profil Perusahaan
Bab ini memberikan gambaran singkat mengenai perusahaan klien yang
diangkat menjadi objek tema, yaitu PT NRS. Penggambaran ini
dimaksudkan untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai
perusahaan yang menjadi objek dalam penyusunan laporan magang
sehingga akhirnya juga akan memudahkan pembaca memahami isi
laporan ini.
Bab 4 – Pembahasan dan Analisis
Bab ini akan membahas secara mendalam mengenai tema yang diangkat
pada laporan magang. Laporan magang ini akan memaparkan hal terkait
bagaimana audit pada siklus pengeluaran dilakukan, serta pembahasan
atas analisis mengenai prosedur audit yang dilakukan oleh tim audit
tersebut terkait dengan kesesuaian dengan standar yang berlaku dan
kesesuaian dengan teori-teori yang dibahas pada Bab 2.
Bab 5 – Kesimpulan dan Saran
Bab ini merupakan bab penutup dalam laporan magang ini. Kesimpulan
berdasarkan pembahasan yang telah ditulis dalam bab sebelumnya akan
disajikan dalam bab ini. Selain itu, bab ini juga berisi saran untuk KAP
TWR maupun PT NRS.
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
12Universitas Indonesia
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Siklus Pengeluaran
Menurut Romney dan Steinbart (2012), siklus pengeluaran adalah suatu
bentuk aktivitas bisnis yang terus berulang dan terkait dengan data proses operasi
yang berhubungan dengan pembelian dan pembayaran atas barang dan jasa. Tujuan
utama dari siklus pengeluaran ini adalah untuk meminimalisasi total biaya atas
pembelian , perawatan atas persediaan, perlengkapan, dan jasa-jasa yang dibutuhkan
dalam organisasi tersebut.
Secara keseluruhan, siklus pengeluaran dapat digambarkan pada gambar 2.1.
Menurut Romney dan Steibart (2012), terdapat empat aktivitas bisnis utama
yang dilakukan dalam siklus pengeluaran, yaitu :
2.1.1 Ordering Materials, Supplies, and Services
Tahap pertama dalam siklus pengeluaran adalah proses pemesanan bahan
baku, peralatan, dan jasa. Menurut Wilkinson, et al. (2000), tujuan pengendalian
dalam tahap ini adalah memastikan bahwa seluruh pembelian telah diotorisasi pada
waktu yang dibutuhkan secara tepat waktu dan dihitung berdasarkan Economic Order
Quantity (EOQ). Pendekatan tradisional untuk mengendalikan persediaan bertujuan
untuk menjaga stok persediaan agar proses operasi atau produksi dapat terus berjalan
tanpa adanya hambatan bahkan bila persediaan (bahan baku) yang digunakan lebih
besar dari yang telah diekspektasi ataupun jika pemasok telat dalam melakukan
pengiriman. Pendekatan tradisional ini disebut sebagai pendekatan Economic Order
Quantity (EOQ) yang digunakan untuk menghitung berapa jumlah barang yang akan
dipesan dan reorder point yang akan menunjukkan secara spesifik kapan harus
melakukan pemesanan barang. Kebutuhan untuk melakukan pembelian bisa berasal
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
13
Universitas Indonesia
dari bagian produksi, bagian persediaan, ataupun departemen lainnya. Untuk
memenuhi kebutuhan pembelian tersebut, maka dibuatlah Purchase Request yang
diajukan oleh bagian atau departemen yang membutuhkan pembelian untuk
selanjutnya akan diotorisasi dan disetujui sesuai dengan level otorisasi yang ada.
Gambar 2.1 Data Flow Diagram Siklus Pengeluaran
Sumber : Romney dan Steinbart (2012)
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
14
Universitas Indonesia
Setelah Purchase Request disetujui, maka proses selanjutnya yang dilakukan
adalah memilih pemasok (supplier) untuk memasok barang atau jasa yang dipesan.
Terdapat beberapa faktor penting yang harus diperhatikan dalam memilih pemasok,
yaitu harga, kualitas material dan ketergantungan dalam melakukan pengiriman
(pesanan). Ketika satu pemasok telah dipilih, maka identitas dari pemasok tersebut
harus segera dicatat di dalam supplier master file untuk mencegah pengulangan
kembali terhadap proses pemilihan pemasok ketika akan melakukan pemesanan yang
sama. Daftar pemasok alternatif juga harus disiapkan untuk mencegah kemungkinan
pemasok utama kehabisan persediaan untuk menjaga kelancaran proses operasi
perusahaan.
Setelah pemasok ditentukan, maka dibuatlah Purchase Order yang akan
dikirim ke pemasok dan copy dari Purchase Order itu juga akan dikirim ke bagian
pembelian.
2.1.2 Receiving and Storing Goods
Tahap kedua dari siklus pengeluaran adalah Penerimaan dan penyimpanan
barang yang telah dipesan. Menurut Wilkinson, et al. (2000), tujuan pengendalian
pada tahapan ini adalah memastikan seluruh barang yang diterima telah diverifikasi
sehingga jumlah barang yang diterima sesuai dengan yang dipesan dan dalam kondisi
yang baik untuk pengadaan barang serta memastikan seluruh jasa diotorisasi sebelum
dilaksanakan dan diawasi sehingga pelaksanaannya benar-benar dilakukan untuk
pengadaan jasa.
Bagian gudang akan menerima barang dari pemasok beserta packing slip dan
invoice. Setelah barang diterima, bagian gudang akan melakukan pemeriksaan barang
untuk menyesuaikannya dengan Purchase Order. Setelah pemeriksaan dilakukan,
bagian gudang akan membuat Receiving Report yang memuat informasi mengenai
data penerimaan barang, seperti tanggal, pengirim, dan Purchase Order Number
(untuk melakukan pencocokan). Receiving Report tersebut selanjutnya akan dikirim
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
15
Universitas Indonesia
ke bagian penyimpanan persediaan di gudang dan bagian akuntansi untuk dilakukan
pencatatan. Seandainya terjadi kasus barang yang rusak dan telah diketahui oleh
kedua belah pihak (bagian gudang dan pemasok), maka akan dibuat Debit Memo
oleh bagian akuntansi untuk mencatat penyesuaian apakah barang tersebut
dikembalikan atau terjadi pengurangan harga terhadap barang yang dipesan.
2.1.3 Approving Supplier Invoices
Tahap ketiga dalam siklus pengeluaran adalah menyetujui tagihan yang
dikirimkan oleh pemasok untuk selanjutnya akan diproses untuk melakukan
pembayaran. Menurut Wilkinson, et al. (2000), terdapat lima tujuan pengendalian
pada tahap ini, yaitu :
Seluruh tagihan pemasok diverifikasi secara tepat waktu dan disesuaikan
dengan barang ataupun jasa yang diterima.
Seluruh potongan pembelian yang tersedia diidentifikasi.
Seluruh bentuk pengembalian barang dari pembelian diotorisasi dan
dicatat secara akurat berdasarkan jumlah aktual pengembalian barang.
Seluruh transaksi pembelian secara kredit dan pengeluaran kas dicatat ke
dalam akun pemasok yang sesuai pada buku A/P.
Seluruh pencatatan akuntansi dan persediaan telah diamankan.
Kewajiban untuk melakukan pembayaran terjadi saat barang diterima. Bagian
Akuntansi Utang perusahan harus mengotorisasi pembayaran hanya pada barang dan
jasa yang dipesan dan benar-benar diterima sehingga bertanggung jawab untuk
menyesuaikan tagihan pemasok dengan Purchase Order dan Receiving Report yang
sesuai.
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
16
Universitas Indonesia
2.1.4 Cash Disbursement
Tahap terakhir dalam siklus pengeluaran adalah proses pembayaran. Menurut
Wilkinson, et al. (2000), tujuan pengendalian pada tahap ini adalah memastikan
seleuruh pengeluaran kas dicatat secara akurat dan lengkap.
Proses pembayaran sendiri dilakukan oleh kasir yang kemudian akan
dilaporkan kepada treasurer. Pemisahan fungsi antara kasir yang bertanggung jawab
melakukan otorisasi pembayaran dengan Bagian Akuntansi Utang yang melakukan
pencatatan utang merupakan sebuah bentuk pengawasan. Pembayaran akan dilakukan
ketika Bagian Akuntansi Utang mengirimkan Disbursement Voucher kepada kasir
dan pembayaran akan dilakukan dengan menggunakan Disbursement Check.
2.2 Pengendalian Internal
Menurut Arens, Elder, dan Besley (2012), suatu sistem pengendalian internal
terdiri dari kebijakan-kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan
keyakinan yang memadai kepada manajemen bahwa perusahaan telah mencapai
tujuan dan sasarannya. Pada umumnya manajemen memiliki tiga tujuan dalam
menciptakan suatu sistem pengendalian internal yang efektif, yaitu keandalan dari
laporan keuangan, efisiensi dan efektifitas operasi, dan kepatuhan kepada hukum dan
peraturan yang berlaku.
Menurut Moeller (2009), pengendalian internal adalah proses yang
diimplementasikan oleh manajemen dan dirancang untuk memberikan keyakinan
yang memadai bagi :
- Laporan keuangan dan informasi operasional yang handal;
- Kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur, hukum, peraturan, serta
perundang-undangan;
- Perlindungan atas aset;
- Efisiensi operasi;
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
17
Universitas Indonesia
- Pencapaian dari misi dan tujuan yang sudah ditetapkan untuk operasi dan
program perusahaan; dan
- Integritas dan nilai-nilai etis.
Dari kedua definisi diatas, dapat dikatakan bahwa cakupan dari sistem
pengendalian internal tidak hanya berhubungan dengan fungsi akuntansi dan
keuangan saja, melainkan lebih luas dari kedua hal tersebut karena di dalam proses
pengendalian internal yang baik juga terdapat unsur-unsur seperti memiliki misi yang
tercantum, menghasilkan data dan informasi yang akurat dan dapat diandalkan,
mematuhi hukum yang berlaku serta kebijakan dari organisasi, mendorong
penggunaan sumber daya dengan efisien dan ekonomis, serta menyediakan
perlindungan yang memadai atas aset.
2.3 Risiko yang Mungkin Terjadi dan Prosedur Pengendalian pada Siklus
Pengeluaran
Dalam mencapai tujuan suatu siklus bisnis, perusahaan akan menghadapi
banyak risiko. Berikut ini akan dibahas risiko apa saja yang terjadi dalam siklus
pengeluaran serta bagaimana prosedur pengendalian yang sesuai untuk mengatasi
risiko tersebut menurut Romney dan Steinbart (2012). Pembahasan ini akan
melingkupi empat aktivitas bisnis yang telah dibahas sebelumnya.
2.3.1 Ordering Materials, Supplies and Services
Tujuan dari proses pembelian ini adalah untuk meminimalisasi biaya
berkaitan dengan mengatur persediaan yang mencukupi untuk semua proses
bisnis. Risiko yang mungkin terjadi dari tahap ini serta alternatif pengendalian
yang dapat digunakan untuk mengatasinya adalah sebagai berikut :
a. Pencatatan persediaan yang tidak akurat
Salah satu risiko yang dihadapai pada tahap ini adalah pencatatan
persediaan yang tidak akurat yang dapat mengakibatkan habisnya persediaan
yang selanjutnya mengakibatkan kehilangan penjualan. Metode perpetual
inventory dapat diterapkan untuk memastikan informasi tentang jumlah
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
18
Universitas Indonesia
persediaan yang terdapat di gudang. Untuk mengurangi kesalahan pada saat
memasukkan data persediaan pada metode perpetual inventory, sebaiknya
input data secara manual dihindari dan diganti dengan menggunakan
teknologi infomasi untuk memastikan keakuratan data. Misalnya dengan
menggunakan metode Bar-coding, namun masih mungkin terjadi kesalahan
karena jumlah kuantitas barang akan dimasukkan ke sistem secara manual.
Penggunaan teknologi Radiofrequency Identification (RFID) akan lebih
efisien dibandingkan dengan metode Bar-coding karena RFID tidak
memerlukan orang untuk memindai bar code setiap produk kepada mesin
pembaca. Meskipun demikian, teknologi RFID memerlukan biaya lebih mahal
dibandingkan dengan metode Bar-coding dan tidak dapat diterapkan pada
setiap jenis produk, misalnya produk liquid. Perhitungan fisik secara periodik
merupakan salah satu pengendalian yang penting untuk membandingkan
antara total persediaan di gudang dengan pencatatan pada sistem.
b. Memesan barang-barang yang tidak dibutuhkan
Risiko yang selanjutnya adalah memesan barang-barang yang tidak
dibutuhkan yang dapat mengakibatkan tingginya biaya pembelian dan
kegagalan untuk mendapatkan diskon volume yang tersedia. Pencatatan yang
akurat pada metode perpetual inventory dapat memastikan validitas dari
permintaan pembelian yang secara otomatis dihasilkan oleh pengendalian
pada sistem. Permasalahan selanjutnya adalah kemungkinan terjadinya
pembelian barang yang sama namun dari divisi yang berbeda sehingga fungsi
yang tersentralisasi dalam proses pembelian perlu untuk diterapkan. Selain
itu, supervisor harus melakukan review dan menyetujui setiap purchase
request yang terbentuk.
c. Membeli barang pada saat harga tinggi
Risiko selanjutnya adalah membeli barang pada saat harga tinggi
dimana dapat menyebabkan total biaya menjadi semakin tinggi karena biaya
pembelian barang mendapat porsi paling besar dari total biaya produksi
manufaktur. Oleh karena itu, perusahaan berusaha untuk mengamankan harga
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
19
Universitas Indonesia
terbaik terhadap barang-barang yang dibeli. Adanya daftar harga untuk barang
yang sering dibeli yang disimpan di dalam sistem dan dikonsultasikan ketika
akan membuat pesanan merupakan sebuah pengendalian agar perusahaan
tidak membayar terlalu banyak untuk suatu barang yang dibeli. Untuk barang
khusus dengan biaya yang tinggi dapat dilakukan competitive bidding dimana
penawaran tertulis dari supplier harus diminta oleh perusahaan. Pengendalian
anggaran juga sangat membantu dalam mengendalikan beban pembelian.
Pembelian harus dibebankan kepada akun divisi pembeli yang bertanggung
jawab menyetujui permintaan pembelian. Selain itu, pengendalian anggaran
juga dapat dilakukan dengan membandingkan biaya aktual dengan anggaran,
jika terdapat deviasi yang cukup signifikan, maka harus diambil tindakan
investigasi (Management by Exception).
d. Membeli barang dengan kualitas rendah
Dalam upaya untuk mendapatkan harga paling rendah, risiko yang
mungkin terjadi adalah membeli barang dengan kualitas rendah. Hal tersebut
dapat mengakibatkan terjadinya keterlambatan produksi dan menimbulkan
total biaya yang tinggi. Perusahaan harus mencari tahu supplier mana yang
menyediakan barang dengan kualitas terbaik dengan harga yang kompetitif
dengan melakukan pemeriksaan dan pemantauan kualitas produk dari
supplier. Pengendalian lainnya adalah membuat daftar supplier yang telah
disetujui dan diyakini memberikan barang dengan kualitas terbaik. Setiap
pembelian kepada supplier yang baru harus dilakukan review dan diberikan
persetujuan oleh supervisor.
e. Supplier yang tidak dapat diandalkan
Risiko selanjutnya adalah supplier yang tidak dapat diandalkan
sehingga juga dapat mengakibatkan terjadinya keterlambatan produksi dan
menimbulkan total biaya yang tinggi. Memilih supplier yang memiliki
sertifikasi mutu, misalnya ISO 9000, merupakan salah satu bentuk
pengendalian yang dapat dilakukan. Namun, sistem informasi akuntansi juga
harus dirancang untuk dapat melihat dan melacak informasi tentang kinerja
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
20
Universitas Indonesia
supplier. Misalnya sistem Enterprise Resource Planning (ERP)
dikonfigurasikan untuk dapat menghasilkan laporan secara otomatis mengenai
PO yang belum dikirimkan dalam jangka waktu yang sudah dijanjikan.
f. Membeli dari supplier yang tidak terotorisasi
Risiko membeli dari supplier yang tidak terotorisasi dapat
menimbulkan banyak masalah. Barang yang dibeli dari supplier tersebut
memiliki kemungkinan berkualitas rendah atau memiliki harga yang tinggi.
Selain itu, risiko ini juga dapat menimbulkan masalah hukum, apabila
melakukan transaksi bisnis terhadap supplier illegal. Oleh karena itu, semua
PO harus di-review untuk memastikan pembelian hanya dilakukan kepada
supplier yang telah disetujui. Pemeliharaan daftar supplier yang sudah
disetujui penting untuk dilakukan dan sistem harus dikonfigurasi agar
pembelian hanya dapat dilakukan kepada supplier yang disetujui. Penggunaan
pengendalian spesifik dari Electronic Data Interchange (EDI), seperti
penggunaan user IDs, password, dapat membatasi otorisasi personal agar
hanya dapat mengakses hal-hal yang memang tanggung jawabnya.
g. Kickbacks
Kickbacks adalah hadiah atau bingkisan yang diberikan supplier ke
agen-agen pembelian untuk mempengaruhi pemilihan pada supplier mana
barang akan dibeli. Risiko ini dapat mengakibatkan munculnya subjektivitas
bagian pembelian dalam memilih supplier mana saja yang akan menyalurkan
barang kebutuhan perusahaan. Untuk kickback yang memiliki pengertian
ekonomi, supplier harus menemukan beberapa cara untuk memulihkan uang
yang dihabiskan untuk suap kepada pembeli. Hal ini biasanya dilakukan
dengan menggelembungkan harga pembelian selanjutnya atau mengganti
barang pembelian dengan yang berkualitas rendah. Untuk menghindari hal
tersebut, perusahaan harus melarang bagian pembelian menerima hadiah dari
supplier sehingga perlu diadakannya pelatihan terhadap karyawan dalam hal
ini, melakukan rotasi pekerjaan dan mewajibkan karyawan untuk mengambil
liburan sejenak.
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
21
Universitas Indonesia
2.3.2 Receiving and Storing Goods
Tujuan dari fungsi ini adalah melakukan verifikasi penerimaan pesanan
persediaan dan mengamankan persediaan terhadap kehilangan atau pencurian.
Risiko yang mungkin timbul dari tahap ini serta alternatif pengendalian yang
dapat digunakan untuk mengatasinya adalah sebagai berikut :
a. Menerima barang yang tidak dipesan
Risiko menerima barang yang tidak dipesan dapat menimbulkan
penambahan biaya ketika harus membongkar barang yang dikirimkan,
menyimpan dan mengirimkan kembali barang tersebut. Pengendalian paling
baik untuk mengurangi risiko tersebut adalah memerintahkan bagian
penerimaan barang untuk menerima barang yang dilengkapi dengan salinan
PO yang telah disetujui sehingga bagian penerimaan barang membutuhkan
akses kepada PO yang outstanding.
b. Kesalahan dalam menghitung barang yang diterima.
Melakukan kesalahan dalam menghitung barang yang diterima dapat
mempengaruhi akurasi pencatatan dengan metode perpetual inventory
sehingga harus dipastikan bahwa perusahaan hanya membayar untuk barang
yang benar-benar telah diterima. Sebagai salah satu pengendalian yang dapat
dilakukan adalah tidak memberi tahu bagian penerimaan jumlah barang yang
dipesan. Oleh karena itu, perusahaan harus mengkomunikasi dengan jelas
kepada bagian penerimaan barang akan pentingnya perhitunggan penerimaan
barang secara hati-hati dan akurat. Selain itu, perusahaan harus meminta
karyawan bagian penerimaan untuk menandatangani Receiving Receipt.
Beberapa perusahaan memberikan insentif kepada karyawan yang
menemukan perbedaan kuantitas antara packing slip dengan jumlah barang
aktual berdasarkan hasil perhitungan fisik. Penggunaan metode Bar-code atau
RFID juga dapat meminimalisasi risiko dalam menghitung barang yang
diterima
.
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
22
Universitas Indonesia
c. Verifikasi penerimaan jasa
Perbedaan prosedur dibutuhkan dalam mengendalikan pembelian jasa.
Tantangan utama dalam hal ini adalah memastikan bahwa pengadaan jasa
benar-benar telah dilakukan dan hal ini memang sulit untuk dipastikan. Salah
satu pengendaliannya adalah menunjuk seorang supervisor yang bertanggung
jawab terhadap semua biaya yang dibebankan kepada departemen terkait.
Supervisor diperlukan untuk mengakui penerimaan jasa dan biaya terkait
kemudian akan di bebankan ke akun dimana dia bertanggung jawab. Selain
itu, penting untuk dilakukannya perbandingan biaya aktual dengan anggaran
secara rutin untuk menginvestigasi apabila terjadi perbedaan biaya.
d. Pencurian barang persediaan
Risiko pencurian barang persediaan dapat mengakibatkan hilangnya
persediaan yang dapat merugikan perusahaan. Untuk mengatasi risiko ini
dapat dilakukan beberapa prosedur pengendalian. Pertama, persediaan harus
disimpan pada lokasi yang aman dengan akses yang terbatas. Kedua, seluruh
pemindahan persediaan harus didokumentasikan sehingga bagian penerimaan
dan bagian penyimpanan mengetahui akan adanya pemindahan persediaan.
Pendokumentasian tersebut juga harus dilakukan ketika ingin melakukan
pemindahan barang persediaan dari bagian penyimpanan kepada bagian
produksi. Ketiga, penting untuk dilakukannya perhitungan fisik persediaan
yang dimiliki dan membandingkannya dengan pencatatan persediaan secara
periodik. Terakhir, perlunya pemisahan tanggung jawab antara bagian
penerimaan dan penyimpanan persediaan.
2.3.3 Approving Supplier Invoices
Tujuan tahap ini adalah memastikan perusahaan membayar hanya pada
barang dan jasa yang dipesan dan diterima. Risiko yang mungkin timbul dari
tahap ini serta alternatif pengendalian yang dapat digunakan untuk mengatasinya
adalah sebagai berikut :
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
23
Universitas Indonesia
a. Gagal menangkap kesalahan dalam tagihan supplier
Risiko gagal menangkap kesalahan dalam tagihan supplier dapat
terjadi karena adanya perbedaan antara kuota dengan harga yang dibebankan
atau terjadinya salah hitung terhadap jumlah tagihan. Untuk menghindari hal
tersebut, maka penting untuk dilakukannya pengecekan keakuratan tagihan
supplier serta harga dan kuantitas barang pada tagihan harus dibandingkan
dengan Purchase Order dan Receiving Receipt yang sesuai.
b. Kesalahan dalam melakukan posting ke akun hutang
Kesalahan dalam melakukan posting ke akun hutang dapat
mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam pelaporan keuangan dan kinerja
perusahaan yang selanjutnya dapat mengakibatkan kesalahan dalam
pengambilan keputusan. Pengendalian data entry dan pemrosesan data sangat
dibutuhkan untuk mencegah risiko ini. Pengendalian lain yang dapat
dilakukan adalah membandingkan saldo akun supplier sebelum dan sesudah
cek diproses dengan tagihan yang sedang diproses serta saldo akun supplier
dibandingkan secara periodik dengan jumlah akun hutang dibuku besar.
2.3.4 Cash Disbursement
Tujuan pada tahap ini adalah organisasi harus mengamankan kas
perusahaan. Risiko yang mungkin timbul dari tahap ini serta alternative
pengendalian yang dapat digunakan untuk mengatasinya adalah sebagai berikut :
a. Membayar untuk barang yang tidak diterima
Risiko ini dapat mengakibatkan terjadinya pengurangan kas secara sia-
sia atau terjadinya kesalahan perhitungan persediaan. Pengendalian yang
paling baik untuk mencegah hal tersebut adalah membandingkan kuantitas
barang pada tagihan supplier dengan kuantitas yang dimasukkan pada sistem
oleh bagian persediaan yang menerima pemindahan barang persediaan dari
bagian penerimaan. Beberapa perusahaan mengharuskan bagian persediaan
untuk melakukan verifikasi terhadap Receiving Receipt sebelum dokumen
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
24
Universitas Indonesia
tersebut digunakan sebagai dokumen pendukung pembayaran tagihan
supplier. Melakukan verifikasi terhadap pengadaan jasa akan lebih sulit
dilakukan apabila hanya dilakukan berdasarkan tagihan supplier. Oleh karena
itu, sebagian besar perusahaan bergantung pada pengendalian anggaran dan
melakukan review secara akurat terhadap beban-beban dari setiap departemen
untuk menunjukkan potensi kecurangan yang perlu diinvestigasi lebih lanjut.
b. Gagal dalam mengambil diskon pembelian
Risiko ini dapat mengakibatkan perusahaan harus mengeluarkan uang
lebih banyak untuk mendapatkan barang dalam jumlah besar. Salah satu
pengendalian yang dapat dilakukan adalah pengajuan tagihan dengan tanggal
jatuh tempo untuk mendapat diskon. Tagihan yang telah disetujui harus
dilengkapi dengan tanggal jatuh tempo dan sistem harus dirancang untuk
dapat melacak tagihan yang telah jatuh tempo dan dapat mencetak daftar
semua tagihan yang outstanding secara periodik. Anggaran arus kas yang
menunjukkan arus kas masuk yang diekpetasi dan komitmen yang masih
outstanding juga dapat membantu perusahaan membuat perencanaan dalam
memanfaatkan diskon pembelian yang tersedia.
c. Membayar tagihan yang sama dua kali
Risiko ini dapat mempengaruhi kebutuhan arus kas dan terjadi
pencatatan keuangan yang tidak sesuai. Hal ini terjadi dengan berbagai cara,
misalnya terdapat duplikat invoice yang dikirim setelah cek perusahaan
dikirimkan ke supplier. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah
memastikan bahwa tagihan yang akan dibayar adalah hanya tagihan yang
dilengkapi dengan invoice asli dan dokumen pendukung lainnya seperti
Purchase Order dan Receiving Receipt serta membatalkan semua dokumen
pendukung saat pembayaran telah dilakukan.
d. Pencurian kas
Kas merupakan asset paling likuid yang sangat mudah untuk
disalahgunakan. Pencurian kas dapat mengakibatkan kerugian perusahaan.
Pengendalian yang dapat dilakukan adalah terdapatnya pemisahan tanggung
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
25
Universitas Indonesia
jawab antara bagian yang melakukan verifikasi tagihan dengan bagian yang
melakukan pembayaran. Selain itu penting untuk dilakukannya pembatasan
akses ke kas dan cek kosong serta penandatanganan cek oleh dua otorisasi
untuk jumlah yang lebih banyak. Pengendalian lainnya adalah seseorang yang
independen dari prosedur pembayaran melakukan rekonsiliasi dengan akun
bank. Pengendalian ini menyediakan pengecekan akurat secara independen
dan mencegah seseorang dari penggelapan kas dan kemudian
menyembunyikan pencurian dengan menyesuaikan bank statement. Akses
terhadap supplier master file harus dibatasi dan setiap perubahan yang terjadi
pada supplier master file harus di-review secara akurat dan harus terdapat
persetujuan atas perubahan tersebut. Hal penting lainnya yang perlu dilakukan
adalah membatasi kemampuan sistem yang dapat membuat supplier dan
memproses tagihan kepada supplier tersebut dalam satu waktu sehingga
karyawan tidak bisa membuat supplier baru dan langsung menerbitkan cek
untuk supplier tersebut.
e. Penyalahgunaan cek
Penyalahgunaan cek dapat mengakibatkan pengeluaran cek untuk
supplier fiktif. Pengendalian yang perlu dilakukan adalah melindungi mesin
pencetak cek dan membatasi akses kepadanya serta menggunakan tinta khusus
pada saat mencetak cek. Melakukan rekonsiliasi bank merupakan
pengendalian paling penting untuk mendeteksi penipuan cek.
f. Permasalahan arus kas
Penting untuk dilakukannya perencanaan dan pengawasan pengeluaran
untuk mencegah permasalahan arus kas. Permasalahan aruskas dapat
mengakibatkan tingginya arus kas keluar dibandingkan dengan arus kas
masuk perusahaan. Oleh karena itu, anggaran arus kas merupakan
pengendalian terbaik untuk mengurangi risiko ini. Anggaran arus kas
menunjukkan arus kas masuk yang diekpetasi dan komitmen yang masih
outstanding untuk membantu perusahaan membuat perencanaan dalam
melakukan pembayaran supplier.
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
26
Universitas Indonesia
2.4 Auditing
2.4.1 Definisi Auditing
Auditing merupakan pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi
untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi yang
didapatkan dengan kriteria yang telah ditetapkan, selain itu proses auditing harus
dilakukan oleh orang yang berkompeten dan independen (Arens et al.2009).
Dalam melakukan proses audit, harus tersedia informasi dalam bentuk yang dapat
diverifikasi dan beberapa standar yang dapat digunakan oleh auditor untuk
mengevaluasi informasi tersebut. Standar tersebut dapat berupa prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang diatur dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK), dapat pula berupa kriteria yang mengatur kinerja
akuntan publik yang diatur dalam Standar Akuntan Publik (SAP), serta dapat berupa
kerangka kerja pengendalian internal yang dikeluarkan oleh COSO.
Menurut Arens et al. (2009), terdapat 3 jenis audit yang biasa dilakukan oleh
auditor, yaitu :
Audit Operasional
Audit operasional merupakan evaluasi terhadap efisiensi dan
efektivitas setiap bagian dari prosedur dan metode operasi pada suatu
organisasi. Pada akhir dari proses audit ini, hasil yang diharapkan
manajemen berupa rekomendasi atau saran-saran untuk memperbaiki
aktifitas operasi yang dilakukan. Audit ini dapat mencakup evaluasi
atas struktur organisasi, operasi komputer, metode produksi,
pemasaran, dan segala bidang yang dikuasai auditor.
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
27
Universitas Indonesia
Audit Kepatuhan
Audit kepatuhan dilakukan untuk menentukan apakah perusahaan
telah mengikuti prosedur, aturan, dan ketentuan tertentu yang
ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi. Hasil dari audit ini biasanya
akan dilaporkan kepada manajemen yang merupakan kelompok utama
yang berkepentingan dengan tingkat ketaatan terhadap prosedur dan
peraturan yang telah diatur.
Audit atas Laporan Keuangan
Audit ini dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan telah
dinyatakan sesuai dengan kriteria atau standar tertentu seperti PSAK.
Dalam audit ini, auditor akan menetapkan apakah laporan keuangan
telah disajikan secara wajar atau tidak berdasarkan pengumpulan bukti
dalam menetapkan apakah laporan keuangan tersebut mengandung
kesalahan saji yang bersifat material (Arens et al. 2009).
2.4.2 Perencanaan Audit
Tahap pertama dari kegiatan audit adalah perencanaan audit. Dengan
melakukan perencanaan audit yang baik, proses audit yang dilaksanakan akan
memiliki landasan sehingga segala kegiatan yang dilakukannya dapat dilakukan
secara lebih terarah dan efektif agar memberikan hasil yang optimal kepada klien.
Pada proses perencanaan audit, terdapat delapan langkah yang harus
dilakukan didalamnya. Tujuh langkah pertama harus dilakukan untuk membantu
auditor merumuskan langkah terakhir, yaitu merumuskan rencana audit dan program
audit yang efektif dan efisien. Kedelapan langkah dalam proses perencanaan audit
dapat dilihat pada gambar 2.2.
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
Sumber : Terjemahan dari
(Arens et al. 2009)
2.4.3 Bukti Audit
Bukti audit merupakan alasan bagi auditor dalam memberikan opini atas
laporan keuangan. Arens et al (2009) menjabarkan bahwa terdapat 4 jenis keputusan
mengenai bahan bukti terkait hal yang harus diperoleh dan jumlah yang dikumpulkan
bagi auditor terkait pemberian opini yang didasarkan atas bukti audit yang
didapatkannya, yaitu:
Menetapkan materialitas dan menilai
Universitas Indonesia
Gambar 2.2 Tahap Perancanaan Audit
Sumber : Terjemahan dari Auditing and Assurance Services an Indonesian adaptation edition.
(Arens et al. 2009)
Bukti audit merupakan alasan bagi auditor dalam memberikan opini atas
laporan keuangan. Arens et al (2009) menjabarkan bahwa terdapat 4 jenis keputusan
mengenai bahan bukti terkait hal yang harus diperoleh dan jumlah yang dikumpulkan
bagi auditor terkait pemberian opini yang didasarkan atas bukti audit yang
didapatkannya, yaitu:
Menerima klien dan melaksanakan initial audit planning
Memahami bisnis dan industri klien
Menilai risiko bisnis klien
Melakukan prosedur analitis awal
Menetapkan materialitas dan menilai acceptable audit risk
Memahami pengendalian internal dan
Mengumpulkan informasi untuk menilai
Menyusun rencana audit dan program audit secara keseluruhan
28
Universitas Indonesia
Auditing and Assurance Services an Indonesian adaptation edition.
Bukti audit merupakan alasan bagi auditor dalam memberikan opini atas
laporan keuangan. Arens et al (2009) menjabarkan bahwa terdapat 4 jenis keputusan
mengenai bahan bukti terkait hal yang harus diperoleh dan jumlah yang dikumpulkan
bagi auditor terkait pemberian opini yang didasarkan atas bukti audit yang
initial audit planning
Memahami bisnis dan industri klien
Menilai risiko bisnis klien
Melakukan prosedur analitis awal
acceptable audit risk dan inherent risk
Memahami pengendalian internal dan control risk
Mengumpulkan informasi untuk menilai fraud risk
Menyusun rencana audit dan program audit secara keseluruhan
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
29
Universitas Indonesia
Prosedur audit
Merupakan instruksi terperinci yang menjelaskan bahan bukti audit yang
harus diperoleh selama melaksanakan pengauditan.
Ukuran sampel
Hal yang dilakukan setelah prosedur audit ditetapkan ialah penetapan
sampel yang dibutuhkan dalam menguji populasi yang akan diaudit.
Pos yang dipilih
Setelah menentukan ukuran sampel yang akan dipilih, auditor harus
menetapkan bagian mana dalam populasi yang akan diuji sebagai bukti
audit.
Penetapan waktu
Penetapan waktu dilakukan oleh auditor sebagai bentuk kesesuaian
dengan keinginan klien pada auditor dalam menyelesaikan audit,
peraturan Bapepam-LK, dan ketersediaan bukti audit yang paling efektif
dalam memberikan opini yang dapat menggambarkan kondisi perusahaan.
Dalam memperoleh bukti audit, auditor dapat mengandalkan beberapa hal
seperti :
- Pemeriksaan fisik
- Konfirmasi dari pihak ketiga
- Dokumentasi yang dapat mendukung kinerja audit
- Prosedur analitis terkait dengan industri klien, kemampuan dalam
melanjutkan perusahaan, dan indikasi kemungkinan adanya salah saji
dalam laporan keuangan
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
30
Universitas Indonesia
- Tanya jawab dengan klien terkait temuan auditor dan pertanyaan
auditor lainnya terkait proses audit yang dijalankan
- Penghitungan ulang atas hasil laporan yang dibuat klien untuk menilai
keakuratan matematis yang dilakukan oleh klien
- Pengerjaan ulang atas prosedur pembukuan yang dilakukan klien
untuk menilai sistem pengendalian internal yang dilakukan oleh klien,
dan
- Pengamatan yang dilakukan secara langsung oleh auditor untuk
menilai jalannya aktivitas yang dilakukan klien.
2.4.4 Materialitas
Materialitas merupakan pertimbangan utama dalam menentukan laporan
audit yang tepat untuk diterbitkan. Menurut Financial Accounting Standards Board
(FASB), materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji
informasi akuntansi yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya dan dapat
mengakibatkan perubahan atas pengaruh terhadap pertimbangan orang yang
meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan
atau salah saji tersebut.
Dalam menetapkan materialitas terdapat lima langkah yang dapat
dilakukan oleh auditor, yaitu :
1. Menetapkan pertimbangan materialitas awal
Pertimbangan materialitas awal merupakan jumlah maksimal yang auditor
yakini dapat terjadi salah saji dalam laporan keuangan namun tidak
mempengaruhi keputusan-keputusan para pengguna yang rasional.
Penilaian ini merupakan salah satu keputusan yang paling penting yang
harus diambil oleh auditor dan sangat membutuhkan pemahaman dan
pertimbangan professional yang tinggi. Auditor menetapkan pertimbangan
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
31
Universitas Indonesia
materialitas awal untuk membantunya merencanakan pengumpulan bukti-
bukti audit yang tepat. Makin kecil jumlah materialitas ini, semakin
banyak bukti yang harus dikumpulan.
2. Mengalokasikan pertimbangan materialitas awal ke setiap bagian
Tahap ini penting untuk dilakukan bagi auditor dalam mengumpulkan
bukti audit pada setiap bagian laporan keuangan yang kemudian akan
dibandingkan dengan laporan keuangan secara keseluruhan. Jika para
auditor memiliki penilaian materialitas awal untuk setiap bagian, hal itu
akan membantu mereka dalam memutuskan bukti audit yang tepat untuk
dikumpulkan.
3. Mengestimasikan salah saji total di setiap bagian pengauditan
Pada tahap ini auditor membuat estimasi atas salah saji dari setiap akun
yang diaudit. Hal ini dilakukan dengan menghitung salah saji yang terjadi
pada sampel yang diambil dari total populasi yang ada. Dari situ, auditor
akan mengetahui estimasi salah saji total pada populasi akun tersebut.
4. Mengestimasikan salah saji gabungan
Dari seluruh populasi akun yang telah ditentukan estimasi salah sajinya,
auditor kemudian menggabungkan keseluruhannya. Auditor setelah itu
akan mengetahui jumlah total dari estimasi salah saji dari seluruh populasi
yang diuji oleh auditor dari masing-masing akun yang sebelumnya sudah
diuji.
5. Membandingkan estimasi salah saji gabungan dengan materialitas dalam
penilaian awal atau penilaian yang direvisi
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
32
Universitas Indonesia
Setelah mengetahui gabungan estimasi salah saji secara keseluruhan,
auditor akan membandingkannya dengan pertimbangan materialitas awal
yang telah ditetapkan. Dari situ auditor juga akan mengetahui apakah
estimasi salah saji gabungan lebih besar dari materialitas awal atau lebih
kecil. Jika lebih besar, maka auditor harus menilai akun mana yang harus
dilakukan prosedur tambahan yang salah sajinya melebihi estimasi salah
saji yang dialokasikan. Prosedur tambahan dapat dilakukan dengan
memperluas cakupan audit terhadap akun tersebut atau meminta
manajemen untuk melakukan penyesuaian atas adanya salah saji yang
melebihi materialitas yang ditetapkan oleh auditor.
2.4.5 Prosedur Audit Siklus Pengeluaran
Siklus pengeluaran merupakan salah satu siklus paling penting dalam sistem
akuntansi suatu perusahaan, karena dalam siklus ini akan menunjukkan seberapa
besar perusahaan membeli barang atau jasa sampai melakukan pembayaran atas
barang atau jasa yang telah digunakan. Pada siklus pengeluaran, hampir semua
transaksi pembelian dan pembayaran akan berujung kepada satu akun, yakni akun
utang (account payable). Sehingga akun ini sangat penting untuk diteliti dalam proses
audit atas siklus pengeluaran. Dalam Arens et al. (2009) dijelaskan bahwa akun utang
adalah segala macam kewajiban yang belum terbayarkan atas barang dan jasa yang
diterima dari kegiatan yang secara biasa dilakukan dalam bisnis seperti kewajiban
saat membeli bahan baku, peralatan, perlengkapan, dan berbagai jenis barang dan jasa
lainnya yang diterima sebelum akhir tahun atau periode.
Apabila test of control dan related substantive test of transaction
menunjukkan bahwa kontrol yang dimiliki perusahaan menunjukkan hasil yang
cukup baik, dan jika prosedur analitis juga menunjukkan hasil yang memuaskan,
auditor akan tetap melakukan test of detail balance meskipun jumlahnya akan
dikurangi. Gambar 2.3 akan menunjukkan tahapan metedologi dalam merancang test
of detail balance dalam mengaudit akun utang.
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
33
Universitas Indonesia
Gambar 2.3 Metodologi Audit Akun Utang
Sumber : Terjemahan dari Auditing and Assurance Services an Indonesian Adaptation ed (Arens et al.
(2009)
Fase 1, terdiri atas :
1. Identifikasi risiko bisnis klien yang dapat mempengaruhi akun utang. Di
era yang serba canggih saat ini, banyak perusahaan memakai teknologi
untuk memudahkan transaksi dengan pemasok maupun dengan para
pelanggannya. Hal ini berpengaruh terhadap membesarnya risiko usaha
karena kemudahan akses yang dimiliki oleh pihak lain. Oleh karena itu,
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
34
Universitas Indonesia
auditor harus mengerti tentang peenggunaan sistem atau teknologi yang
dipakai oleh suatu perusahaan untuk mengidentifikasi apakah risiko bisnis
dan pengendalian yang dilakukan oleh manajemen akan mempengaruhi
salah saji di akun utang.
2. Menentukan tingkat materialitas dan menilai inherent risk (risiko bawaan)
untuk akun utang. Untuk akun utang, kebanyakan auditor akan
menentukan tolerable misstatement yang tinggi. Hal ini dikarenakan nilai
saldo dari akun utang yang besar dan biasanya terdiri dari banyak
pemasok. Dengan alasan yang sama biasanya auditor akan menilai bahwa
risiko bawaan terhadap akun utang ini menengah atau tinggi. Auditor
biasanya berfokus pada completeness dan cutoff pada tujuan auditnya
karena besar kemungkinan terdapat adanya kurang catat dalam akun utang
ini.
3. Menilai control risk untuk akuisisi dan siklus pembayaran. Setelah auditor
menyelesaikan tahap kedua, maka langkah selanjutnya yang dilakukan
adalah menilai risiko kontrol (control risk) berdasarkan pemahaman dan
pengetahuannya atas pengendalian internal perusahaan tersebut.
Fase 2, yakni dengan merancang dan melakukan test of control dan substantive
test of transaction. Setelah melakukan penilaian atas risiko kontrol seperti
dijelaskan dalam tahap sebelumnya, auditor akan melakukan pengujian atas
keefektifan dari pengendalian internal tersebut terkait dengan akun utang.
Dalam hal ini, auditor harus benar-benar mengerti bagaimana pengendalian
tersebut akan mempengaruhi akun utang yang dimaksud.
Fase 3, yang terdiri atas :
1. Merancang dan melakukan prosedur analitis untuk akun utang. Prosedur
analitis adalah hal yang penting untuk dilakukan dalam setiap siklus.
Dalam kasus ini, prosedur analitis akan digunakan dalam menemukan
salah saji yang terdapat dalam akun utang. Cara yang dapat digunakan
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
35
Universitas Indonesia
adalah dengan membandingkan utang tahun sekarang dengan tahun
sebelumnya untuk menganalisa apakah terdapat double entry atau tidak
karena akan sangat mempengaruhi akun utang.
2. Merancang test of details balances untuk akun utang dalam rangka
memenuhi tujuan audit yang berhubungan dengan saldo. Secara umum,
tujuan utama dari proses mengaudit atas akun utang adalah untuk
menentukan apakah akun tersebut disajikan secara wajar dan diungkapkan
dengan benar.
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
36 Universitas Indonesia
BAB 3
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Company Profile PT NRS
PT NRS didirikan pada tanggal 14 April 2010 sesuai dengan Akte
Notaris No.16 yang merupakan joint venture company antara PT PRP dan PT
GPN dengan porsi kepemilikan 60% : 40% dengan jumlah modal disetor awal
sebesar Rp 500 Miliar. Tugas pokok perusahaan adalah menyediakan infrastruktur
untuk pemanfaatan LNG (Liquefied Natural Gas) bagi kebutuhan dalam negeri
dengan memenuhi kebutuhan pembangkit listrik milik perusahaan listrik milik
negara yang berada di Muara Karang dan Tanjung Priok. Hal ini dilakukan
dengan melaksanakan pengelolaan dan pengembangan fasilitas Floating Storage
and Regasification Unit (FSRU) di Teluk Jakarta.
Selama tahun 2010, kegiatan utama perusahaan difokuskan pada
penyediaan fasilitas, pembangunan sistem, penyediaan SDM, negosiasi pembelian
LNG dan penjualan gas serta tender FSRU dan jaringan pipa bawah laut (offshore
pipeline). Pada tahun 2011, kegiatan utama yang dilakukan adalah negosiasi
kontrak penyedia FSRU, negosiasi kontrak pembelian LNG dan penjualan gas
serta tender-tender fasilitas pendukung seperti pengadaan LNG Carrier dan Kapal
Tunda (Harbout tug & Mooring boat).
Perusahaan memiliki visi menjadi perusahaan kelas dunia di bidang
penyediaan gas bumi. Sedangkan misi perusahaan adalah untuk menyediakan gas
bumi untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan pelanggan dan menciptakan
nilai tambah bagi para stakeholder.
3.2 Proses Bisnis PT NRS
Proses bisnis dari PT NRS dapat digambarkan dalam skema rantai
bisnis pada gambar 3.1.
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
37
Universitas Indonesia
Gambar 3.1 Rantai Bisnis PT NRS
Sumber : Website PT NRS
PT NRS membeli gas dari produsen LNG, yakni PT PSC yang ada di
Kalimantan, setelah itu LNG yang telah dibeli akan dibawa menggunakan LNG
Carrier untuk segera disalurkan ke fasilitas FSRU milik PT NRS yang berada di
Teluk Jakarta. Di dalam FSRU tersebut, LNG akan dikumpulkan dan selanjutnya
dilakukan proses regasifikasi didalamnya yang merubah LNG tersebut menjadi
gas kembali. Setelah itu gas tersebut akan disalurkan melalui pipa bawah laut
(offshore pipeline) ke pembangkit listrik tenaga gas milik pemerintah yang akan
digunakan sebagai sumber tenaga untuk menyalakan listrik Jawa dan Bali.
Di tahun 2011, PT NRS perusahaan digolongkan sebagai perusahaan
dalam tahap pengembangan (development stage). Pada tahun tersebut perusahaan
belum bisa mengakui pendapatannya, hal ini dikarenakan perusahaan belum bisa
melakukan kegiatan operasi utama mereka, yakni regasifikasi yang dilakukan di
FSRU karena fasilitas FSRU belum rampung dibangun dan mundur dari target.
Penyebab lain adalah perjanjian kontrak dengan konsumen utama mereka masih
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
38
Universitas Indonesia
dalam tahap negosiasi mengenai harga jual yang diberikan oleh PT NRS.
Sehingga pada tahun 2011, perusahaan mengalami rugi sebesar Rp 15,20 Milyar.
Pada April 2012, semua fasilitas FSRU dan jaringan pipa bawah laut
untuk menghasilkan gas telah selesai dibuat dan siap untuk dioperasikan. Lalu
pada bulan Mei 2012, kargo pertama yang berisikan LNG telah diambil dari
produsen (PT PSC) dan dibawa ke fasilitas FSRU untuk selanjutnya disimpan dan
dilakukan proses regasifikasi didalamnya. Di bulan yang sama, gas yang
dihasilkan dari fasilitas FSRU juga sudah mulai disalurkan ke pembangkit listrik
tenaga gas milik pemerintah yang ada di Muara Karang. Pembangkit listrik
tersebut diproyeksikan menjadi pemasok listrik utama se-Jawa dan Bali, sehingga
peran PT NRS sangat vital sebagai pemasok bahan baku gas kepada pembangkit
listrik tersebut. Diperkiran tiap tahunnya, negara dapat menghemat Rp 5,5 Triliun
dengan menggunakan gas yang dihasilkan dari PT NRS dibandingkan dengan
menggunakan pembangkit biasa yang memakai bahan bakar minyak sebagai
bahan bakunya.
Di tahun 2012, perusahaan menargetkan dapat membeli, memproses, dan
menjual sekitar 16 kargo LNG, dengan total pendapatan sekitar Rp 4.828,70
Miliar. Dari sisi pengeluaran biaya yang meliputi biaya langsung berupa
pembelian LNG, sewa FSRU, LNG Carrier dan Tug Boat sebesar Rp 4.510,65
Miliar. Selain itu biaya operasional lainnya sebesar Rp 104,77 Miliar, serta pajak
badan sebesar Rp 60,01 Miliar. Sehingga diharapkan pada akhir tahun 2012,
sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaaran Perusahaan tahun 2012, perusahaan
akan memperoleh laba setelah pajak sebesar Rp 153,27 Miliar.
3.3 Struktur Perusahaan
Untuk mewujudkan tujuan serta visi dan misi tersebut, tentunya
perusahaan akan berusaha seoptimal mungkin untuk bekerja secara efektif dan
efisien, hal ini tentunya harus dimulai dengan struktur perusahaan yang sesuai
dengan kondisi yang ada. Berikut merupakan struktur perusahaan PT NRS :
Audit atas..., Muhammad Ammar Tsabit, FE UI, 2013
-
39
Universitas Indonesia
Gambar 3.2 Struktur Perusahaan PT NRS
Sumber : Surat Keputusan Direksi PT NRS