asuhan keperawatan pada klien dengan masalah...
TRANSCRIPT
1
2
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN POST SECTIO
CAESAREA DENGAN MASALAH NYERI AKUT DI RUMAH
SAKIT PANTI WALUYA SAWAHAN MALANG
Siti alifah, Wibowo, Sr Fellisitas
Prodi Diploma III Keperawatan STIKes Panti Waluya Malang
E-mail : [email protected]
ABSTRAK
Siti, Alifah. 2020. Asuhan Keperawatan Pada Klien Post Sectio Caesarea Dengan
Masalah Nyeri Akut Di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang. Karya Tulis
Ilmiah. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Waluya Malang. Pembimbing (1)
Wibowo, S.Kep, Ns, M.Biomed (2) Sr. Felisitas A Sri S, Misc. MAN
Sectio caesarea (SC) adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan
melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat janin
dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram. Tindakan section caesarea
umumnya bisa mengakibatkan nyeri akut karena adanya luka bekas sayatan
dibagian abdomen ibu. Tujuan penelitan untuk melakukan asuhan keperawatan
Pada Klien Post Sectio Caesarea Dengan Masalah Nyeri Akut Di Rumah Sakit
Panti Waluya Sawahan Malang. Desain penelitian studi kasus dengan 2 responden
yang dirawat di ruang Agnes Pavilliun Rumah Sakit Waluya Sawahan Malang
pada bulan Mei 2020 dengan menggunakan data sekunder. Hasil pengkajian
didapatkan pada kedua klien mengeluhkan nyeri pada abdomen, skala nyeri kedua
klien 6 dan tampak mringis kesakitan. Pada kedua klien dilakukan tindakan
farmakologi pemberian analgesik dan non farmakologi berupa pengalihan fokus
perhatian melalui teknik distrkasi dengan cara melakukan teknik relaksasi nafas
dalam dan meletakkan bayi didekat klien agar focus klien terhadap nyerinya bisa
berkurang Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari masalah nyeri
klien teratasi dimana klien mengatakan skala nyerinya menurun dan klien sudah
tidak tampak mringis kesakitan.
Kata kunci, Post SC, nyeri akut
3
ABSTRACT
Siti, Alifah. 2020. Nursing Care for Post Sectio Caesarea Clients With Problems with
Acute Pain in Malang Waluya Panti Hospital. Scientific papers. Panti Waluya
College of Health Sciences Malang. Supervisor (1) Wibowo, S.Kep, Ns, M.Biomed
(2) Sr. Felisitas A Sri S, aMisc. MAN
Sectio caesarea (SC) is an artificial labor, where the fetus is born through an
incision in the abdominal wall and uterine wall with the condition that the fetus is
intact and the fetus weighs above 500 grams. Caesarean section procedures can
generally cause acute pain due to an incision wound in the abdomen of the
mother. The purpose of this research is to do nursing care for Post Sectio
Caesarea Clients with Problems with Acute Pain in Malang Waluya Nursing
Home Hospital Malang. Case study research design with 2 respondents who were
treated in the Agnes Pavilliun room at Waluya Sawahan Hospital Malang in May
2020 using secondary data. The results of the study showed that both clients
complained of abdominal pain, the pain scale of both clients was 6 and looked
painful. In both clients, pharmacological measures were performed providing
analgesics and non-pharmacology in the form of distraction of attention through
distribution techniques by performing deep breathing relaxation techniques and
placing the baby near the client so that client focus on pain can be reduced. said
the scale of the pain was decreasing and the client no longer looked in pain.
Keywords, Post SC, acute pain
4
1. Pendahuan
Sectio caesarea (SC) adalah
suatu persalinan buatan, dimana
janin dilahirkan melalui suatu
insisi pada dinding perut dan
dinding rahim dengan syarat
janin dalam keadaan utuh serta
berat janin diatas 500 gram.
Sectio caesarea dilakukan
sebagai pilihan terakhir setelah
persalinan normal tidak dapat
dilakukan (Oxom, 2015).
Pembedahan sectio caesarea
diawali dengan anastesi
umumnya menggunakan anastesi
spinal pada daerah dekat sum-
sum tulang belakang. Setelah
anastesi mulai bekerja akan
dilakukan sayatan pada segmen
bawah abdomen, yang nantinya
akan menimbulkan luka trauma.
Pada umumnya setelah
dilakukan sectio caesarea
terdapat beberapa masalah
seperti perdarahan, infeksi pada
luka dan gangguan rasa nyaman
(nyeri), nyeri yang dirasakan ibu
post SC umumnya adalah nyeri
akut (Fitri dkk, 2015).
Nyeri akut merupakan
pengalaman sensorik atau
emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan
aktual atau fungsional dengan
onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat
yang berlangsung kurang dari 3
bulan (PPNI, 2018). Nyeri yang
dirasakan ibu post SC berasal
dari sayatan di perut. Tanda dan
gejala nyeri ada bermacam-
macam, secara umum ibu post
SC yang mengalami nyeri
melakukan respon psikologis
seperti menangis, merintih,
menarik atau menghembuskan
nafas, meringis, dahi berkerut,
menggigit bibir, dan gelisah
(Cashion, 2015).
Menurut World Health
Organization (WHO) angka
persalinan dengan SC pada
tahun 2013 terus mengalami
peningkatan rata-rata mencapai
20%, angka ini tidak berbeda
jauh dengan beberapa negara
lain. Di rumah sakit pemerintah
Indonesia mencapai 20-25%
sedangkan di rumah sakit swasta
jumlahnya mencapai 30-80%
dari total persalinan (Depkes RI,
2010). Berdasarkan laporan rutin
pemerintah kepada Depkes
dijelaskan bahwa jumlah SC di
5
Provinsi Jawa Timur pada tahun
2017, yaitu sebesar 12,2%
(Riskesdas, 2017). Berdasarkan
hasil rekam medis di Rumah
Sakit Panti Waluya Sawahan
Malang mencatat angka kejadian
post partum sejak bulan Januari
sampai Desember tahun 2018
terhitung secara keseluruhan
berjumlah 286, terdiri dari kasus
sectio caesarea 170 dan ibu
yang melahirkan normal 116
(RM RSPW,2018).
Fenomena yang ditemukan
ketika praktek klinik di Ruang
Bersalin Agnes Paviliun (AP)
RS Panti Waluya Sawahan
Malang pada bulan Agustus
2018 ada 2 klien yang sudah
menjalani operasi sectio
caesarea. Klien yang pertama
mengungkapkan luka jahitan
post sectio caesarea terasa nyeri
dengan skala 5 (1-10), saat
melakukan aktivitas klien masih
dibantu oleh perawat dan
keluarga. Klien kedua juga
mengungkapkan bahwa klien
juga merasakan nyeri pada luka
jahitan dengan skala nyeri 4 (1-
10), klien tampak lemas dan saat
melakukan aktivitas klien
dibantu oleh perawat dan
keluarga.
Perawat berperan sebagai
pemberi tindakan keperawatan
yaitu dengan pendekatan secara
preventif dan kolaboratif.
Intervensi mandiri yang dapat
diberikan adalah melakukan
pengkajian nyeri secara
komperehensif, mengobservasi
reaksi non verbal ketidak
nyamanan, mengontrol
lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri,
mengajarkan teknik relaksasi
pernapasan dengan
menggunakan aromaterapi
lavender, teknik distraksi dan
memberikan posisi yang
nyaman. Intervensi kolaboratif
yang dapat dilakukan adalah
kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian analgesic
Berdasarkan latar belakang
penulis mengambil studi kasus
dengan judul Asuhan
Keperawatan Pada Ibu Post
Sectio Caesarea dengan
Masalah Nyeri Akut di Rumah
Sakit Panti Waluya Sawahan
Malang
6
Metode Penelitian
Metode penelitian dalam kasus
ini menggunakan pengumpulan
data yaitu data sekunder dan
studi dokumen. Studi kasus ini
merupakan studi untuk
mengeksplorasi masalah Asuhan
Keperawatan Pada Ibu Post
Sectio Caesarea dengan
Masalah Nyeri Akut di Rumah
Sakit Panti Waluya Sawahan
Malang, maka dijabarkan oleh
peneliti.
1) Klien post sectio caecarea
tanpa memandang paritas di
Rumah Sakit Panti Waluya
Sawahan Malang.
2) Klien post sectio caesarea
lebih maupun kurang dari 6
jam setelah operasi dan efek
anastesi mulai hilang yang
ditandai dengan klien mulai
bisa menggerakkan jari,
menggeser, menekuk kaki
dan mengeluhkan nyeri pada
daerah luka post sectio
caesarea dengan skala lebih
dari sama dengan 4
3) Klien yang menunjukkan
mimik wajah yang
menunjukkan nyeri (seperti
meringis)
Penelitian dilakukan selama 3 hari
terhadap masing-masing klien dengan
mengunakan teknik pengumpulan
data berupa data skunder dan studi
dokumen. Dicantumkan etika yang
mendasari penyusunan studi kasus,
terdiri dari :
1. Informed Consent (Persetujuan
menjadi klien)
2. Anonimity (tanpa nama)
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Hasil
Pada stuid kasus ini didapatkan
hasil sebagai berikut:
1. Pengkajian
Pada tanggal 01 Mei 2020
dilakukan pengkajian pada klien
1 . klien dilakukan Sectio
Caesarea dengan indikasi oligo
+ post date. Klien dilakukan
tindakan operasi sectio caesarea
pada usia kehamilan 41 minggu
dengan anestesi regional pada
pukul 13.10 WIB dan kembali
ke ruangan pukul 15.20 WIB.
Klien mengalami kala II
pesalinan selama ± 15 menit.
Klien terpasang infus RL
1000cc/24jam dan kateter urin
menetap. Klien mengatakan ini
adalah kelahiran anak keduanya,
pada saat dilakukan pengkajian
7
klien mengeluhan nyeri pada
luka post SCnya dengan skala 6
dari 1-10.Tanda-tanda vital klien
TD: 160/90 mmHg N: 84
x/menit S: 36,5oC RR: 18x/menit
Pada tanggal 15 Mei 202
dilakukan penglkajian pada
klien 2 , klien dilakukan Sectio
Caesarea dengan indikasi
hipertensi gestasional sejak usia
kehamilan 24 minggu dengan
TD : 190/80 mmHg dan
dilakukan SC pada usia
kehamilan 37 minggu, klien
masuk rumah sakit pada tanggal
15 Mei 2020. Klien dilakukan
tindakan operasi sectio caesarea
dengan anestesi regional pada
15 Mei 2020 pukul 09.00 WIB
dan kembali ke ruangan pukul
11.10 WIB. Klien terpasang
infus RL 1500cc/24jam dan
kateter urin menetap. Setelah
post OP TD ; 160/80 mmHg.
Klien mengatakan ini kelahiran
anak pertamanya dan pada saat
pengkajian klien mengeluhkan
nyeri pada luka post SCnya
dengan skla nyeri 6 dari 1-10
2. Diagnosis keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian
pada klien 1 dan 2 ditegakan
diagnosis keperawatan post
SC berhubungan dengan
nyeri akut.
3. Rencana keperawatan
Pada klien 1 dan 2 dilakukan
rencana keperawatan sesuai
dengan tinjauan pustaka yaitu
mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intesitas
nyeri, mengidentifikasi skala
nyeri, mengidentifikasi
respon nyeri non verbal,
mengidentifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri,
memotivasi mobilisasi dini,
memonitor kondisi luka,
mengganti balutan minimal 1
kali sehari, memonitor tanda
dan gejala infeksi,
memberikan terapi non
farmakologi, membeikan
posisi yang aman dan nyaman
mengontrol lingkungan yang
dapat memperberat nyeri,
berkolaborasi dalam
pemberian analgesic dan
8
menganjurkan ibu untuk
makan makanan yang tinggi
protein.
4. Implementasi keperawatan
Pada klien 1 dan 2 terdapat
11 intervensi yang
direncanakan dan 10 dapat
dilakukan.
5. Evaluasi keperawatan
Pada klien 1 dan klien 2
dilakukan asuhan
keperawatan selama 3 hari di
ruang rawat inap. Hasil yang
didapatkan dari kedua klien
sesuai dengan kriteria hasil
yang ditetapkan dan masalah
dapat teratasi ditandai dengan
klien 1 dan 2 keluhan nyeri
berkurang menjadi 2, klien
tampak rileks dan tenang,
klien sudah bisa beraktivitas
secara mandiri.
Pembahasan
1. Pengkajian
Klien 1 dilakukan tindakan SC
dengan indikasi
oligohidramniom, tindakan
operasi sectio caesarea pada
UK 41 minggu dengan anestesi
regional pada pukul 13.10 WIB
dan kembali ke ruangan pukul
15.20 WIB. Klien mengalami
kala II pesalinan selama ± 15
menit. Klien terpasang infus RL
1000cc/24jam dan kateter urin
menetap. klien mengeluhkan
nyeri diluka post SC nya dengan
skala nyeri 6 dari 1-10. Tanda-
tanda vital klien TD: 160/90
mmHg N: 84 x/menit S: 36,5oC
RR: 18x/menit,
Sedangkan pada klien 2
dilakukan tindakan SC dengan
indikasi hipertensi, dilakukan SC
pada UK 37 minggu, MRS
tanggal 15 Mei 2020 Klien
dilakukan tindakan operasi
sectio caesarea dengan anestesi
regional pada 15 Mei 2020 pukul
09.00 WIB dan kembali ke
ruangan pukul 11.10 WIB. Klien
terpasang infus RL
1500cc/24jam dan kateter urin
menetap. klien mengeluhkan
nyeri skala 6 dari 1-10. Tanda –
tanda vital klien TD ; 160/80
mmHg mmHg N: 82 x/menit S:
36oC RR: 20x/menit, klien
terpasang kateter urin
Hal tersebut sesuai dengan teori
Pratiwi (2015) Tindakan operasi
sectio caesarea menyebabkan
9
ibu mengalami nyeri dan
mengakibatkan terjadinya
perubahan kontinuitas jaringan
karena adanya pembedahan. Pada
proses operasi digunakan
anestesi agar pasien tidak
merasakan nyeri saat dilakukan
pembedahan. Namun setelah
operasi selesai dan efek anestesi
spinal menghilang, pasien akan
merasakan nyeri didaerah sayatan
yang membuat sangat terganggu
2. Diagnosis keperawatan
Pada klien 1 dan 2 ditegakkan
diagnosis nyeri akut
berhubungan dengan agen
pencedera fisik (trauma
jaringan) Dari diagnosa yang
telah ditetapkan pada kedua
klien hal ini sesuai dengan
teori menurut Tim pokja
(PPNI, 2018) yaitu nyeri akut
b/d Agen pencedera fisik
(trauma jaringan). Dengan
batasan karakteristik Gejala
dan tanda mayor (PPNI,
2018) : Tanda dan Gejala
Nyeri akut
- Tanda gejala mayor
Data objektif : Klien
mengeluhkan nyeri
Data subjektif : Klien
tampak meringis, klien
bersikap protektif, klien
tampak gelisah, Frekuensi
nadi meningkat dan klien
sulit tidur
- Tanda gejala minor
- Data objektif :
Tekanan darah
meningkat, pola nafas
klien meningkat, nafsu
makan berubah, dan
berfokus pada diri sendiri
(PPNI, 2018)
3. Rencana keperawatan
Pada klien 1 dan 2 dilakukan
rencana keperawatan sesuai
dengan tinjauan pustaka yaitu
mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intesitas
nyeri, mengidentifikasi skala
nyeri, mengidentifikasi
respon nyeri non verbal,
mengidentifikasi factor yang
memeprberat dan
memperingan nyeri,
memeotivasi mobilisasi dini,
memonitor kondisi luka,
mengganti balutan minimal 1
kali sehari, memonitor tanda
10
dan gejala infeksi,
memberikan terapi non
farmakologi, membeikan
posisi yang aman dan nyaman
mengontrol lingkungan yang
dapat memperberat nyeri,
berkolaborasi dalam
pemeberian analgesic dan
menganjurkan ibu untuk
makan makanan yang tinggi
protein. Rencana
keperawatan sesuai sesuai
dengan teori Jamaludin &
Ulya, (2017), yaitu :Selama
periode postoperasi, dalam
proses keperawatan
diarahkan untuk
menghilangkan rasa nyeri
Jamaludin & Ulya, (2017).
4. Implementasi keperawatan
Pada klien 1 dan klien 2
rencana keperawatan menurut
teori yang telah ditetapkan
sesuai dengan masalah.
Intervensi dilakukan
berdasarkan inform consent
dengan ibu. Sesuai teori
menurut Wahid dan Suprapto
(2012) yang mengatakan
implementasi keperawatan
merupakan hasil pengelolaan
yang telah diwujudkan dari
tahap perencanaan yang telah
disusun. Implementasi
merupakan tindakan yang
dilakukan sesuai dengan
rencana (intervensi) yang
mencakup tindakan mandiri
dan kolaborasi.
5. Evaluasi keperawatan
Pada klien 1 dan klien 2
dilakukan evaluasi diruang
rawat inap Santa Theresia
Paviliun selama tiga hari.
Didapatkan hasil masalah
klien teratasi terbuktikan dari
kriteria hasil yang telah
ditetapkan. Sesuai teori
menurut teori Debora (2017)
Evaluasi merupakan tahap
kelima dari keperawatan.
Pada tahap ini perawat
membandingkan hasil yang
sudah ditetapkan serta
menilai apakah masalah yang
terjadi sudah teratasi
seluruhnya, hanya sebagian
atau bahkan belum teratasi
seluruhnya.
Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan pada 2 klien post sectio
11
caesarea dengan masalah nyeri akut
di Rumah Sakit Panti Waluya
Sawahan Malang, klien 1 dan klien 2
telah dilakukan pengkajian sampai
dengan hasil evaluasi selama 3 hari
sesuai dengan kriteria hasil yang
telah ditetapkan, didapatkan hasil
masalah teratasi untuk penanganan
nyeri akut. Hal ini dibuktikan
dengan keluhan nyeri klien
berkurang dan terjadi penurunan
skala nyeri, pada klien 1 semula
skala 6 menjadi skala 1, sedangkan
pada klien 2 yang semula skala 6
menjadi skala 2, klien tampak rileks,
keluhan sulit tidur menurun dan klien
diperbolehkan pulang
Daftar pustaka
Cashion, (2015). Asuhan
Keperawatan Pada Ibu Post
Partum Spontan Induksi
Dengan Indikasi Pecah Dini.
Jakarta : EGC
Debora, Oda. (2017). Proses
Keperawatan dan Pemeriksaan
Fisik Edisi 2. Jakarta: Salemba
Medika
Fitri, dkk, (2015). Asuhan
Keperawatan Pada Ibu Post
Sectio Caesarea Pada
Pemenuhan Kebutuhan Rasa
Nyaman (Nyeri). Di Ruang
Nifas RSU Kendari
Jamaludin & Ulya, (2017). Asuhan
Keperawatan Pada Ibu Post
Sectio Caesarea Dengn
Masalah Nyeri Akut, Riau
Oxom, (2015). Asuhan Keperawatan
Pada Ibu Post Sectio Caesara
PPNI, (2018). Standar Diagnosa
Keperawatan Indonesia,
Jakarta Selatan: Dewan
Pengurus Pusat
PPNI, (2018). Standar Intevensi
Keperawatan Indonesia,
Jakarta Selatan: Dewan
Pengurus Pusat
PPNI, (2018). Standar Luaran
Keperawatan Indonesia,
Jakarta Selatan: Dewan
Pengurus Pusat
Pratiwi, (2015). Konsep &
Keperawatan Nyeri.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Wahid & Suprapto (2012). Asuhan
Ibu Nifas. Yogyakarta: Gosyen
publishing.
12
Lembar Konsultasi pembimbing 1
13
14
15
Lembar Konsultasi Pembimbing 2
16
17
Lembar Konsultasi Pembimbing 3
18