asuhan keperawatan klien tn gastritis

59
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN TN. G DENGAN GASTRITIS ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN TN. G DENGAN GASTRITIS DI RUANG PERAWATAN INTERNA RS TK. II PELAMONIA MAKASSAR KATA PENGANTAR Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan atas berkat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun karya tulis ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. G dengan Gangguan Sistem Pencernaan pada Kasus Gastritis di Ruang Perawatan Interna RS. TK. II Pelamonia Makassar. Karya tulis ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Keperawatan Tidung Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Makassar. Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis sudah berusaha sesuai dengan kemampuan, namun sebagai manusia biasa tidaklah luput dari kekeliruan dan kekurangan-kekurangan baik dari segi isi maupun teknik penulisan. Oleh karena itu saran- saran yang bersifat membangun, penulis sangat harapkan demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

Upload: srie-ekha-wardanie

Post on 11-Jul-2016

58 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN TN. G DENGAN GASTRITIS

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN TN. G DENGAN GASTRITIS

DI RUANG PERAWATAN INTERNA

RS TK. II PELAMONIA

MAKASSAR

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan atas berkat dan kasih karunia-Nya sehingga

penulis dapat menyusun karya tulis ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Klien

Tn. G dengan Gangguan Sistem Pencernaan pada Kasus Gastritis di Ruang Perawatan Interna

RS. TK. II Pelamonia Makassar.

Karya tulis ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan

pendidikan pada Program Studi Keperawatan Tidung Jurusan Keperawatan Politeknik

Kesehatan Makassar.

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis sudah berusaha sesuai dengan

kemampuan, namun sebagai manusia biasa tidaklah luput dari kekeliruan dan kekurangan-

kekurangan baik dari segi isi maupun teknik penulisan. Oleh karena itu saran-saran yang

bersifat membangun, penulis sangat harapkan demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

Dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu dengan hati yang tulus ikhlas dan penghargaan yang

setinggi-tingginya atas arahan, bimbingan, bantuan serta pengorbanan yang diberikan kepada

penulis. Untuk itu perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1.      Dr. Hj Rostiaty Natsir, MSPH, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Makassar.

2.      Hj. Nani Russa, SKM, MSi, selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan

Makassar.

3.      Kepala Rumah Sakit TK. II Pelamonia Makassar beserta staf yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien yang

dijadikan sebagai kasus.

Page 2: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

4.      H. Baharuddin K, SPd, sebagai pembimbing karya tulis ilmiah yang telah banyak

meluangkan waktunya dengan penuh kesabaran memberikan koreksi serta saran perbaikan

dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

5.      Ramlah, SKp, selaku pembimbing karya tulis ilmiah yang telah banyak memberikan

bimbingan dan arahan serta dorongan kepada penulis.

6.      Hj. Rosmini Kaning, AMK, selaku pembimbing karya tulis ilmiah yang telah banyak

memberikan masukan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.

7.      Para Staf Dosen dan Staf Administrasi Program Studi Keperawatan Tidung Jurusan

Keperawatan Politeknik Kesehatan Makassar yang telah banyak memberikan bimbingan dan

arahan selama penulis mengikuti pendidikan.

8.      Orang tua tercinta, segenap keluarga yang telah banyak memberikan bantuan, dorongan,

pengorbanan serta doa selama penulis mengikuti pendidikan.

9.      Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan motivasi sampai selesainya karya tulis

ilmiah ini.

10.  Pasien dan keluarga yang ikut berpartisipasi dan memberikan kerjasama yang baik dalam

melaksanakan proses keperawatan.

11.  Pihak lain yang tidak disebutkan namanya, namun telah menyumbangkan pendapat baik

secara langsung maupun tidak langsung secara khusus penulis mengucapkan terima kasih.

Kiranya semua jasa baik yang disumbangkan oleh semua pihak selama penyusunan

karya tulis ilmiah ini mendapat berkat dari Tuhan YME, Amin.

Makassar,     Agustus 2003

Penulis

Page 3: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

KATA PENGANTAR.............................................................................................. v

DAFTAR ISI............................................................................................................. viii

BAB  I        PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang................................................................................. 1

B.     Lingkup Bahasan............................................................................. 2

C.     Tujuan Penulisan.............................................................................. 3

1.      Tujuan Umum............................................................................ 3

2.      Tujuan Khusus........................................................................... 3

D.    Manfaat Penulisan........................................................................... 3

E.     Metode Penulisan............................................................................ 4

Page 4: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

F.      Sistematika Penulisan...................................................................... 5

BAB  II       TINJAUAN PUSTAKA

A.    Konsep Dasar Medik....................................................................... 7

B.     Konsep Dasar Asuhan Keperawatan............................................... 20

1.      Pengkajian.................................................................................. 20

2.      Diagnosa Keperawatan.............................................................. 21

3.      Perencanaan/Intervensi Keperawatan........................................ 22

4.      Implementasi.............................................................................. 24

5.      Evaluasi...................................................................................... 24

BAB  III     TINJAUAN KASUS

A.    Pengkajian........................................................................................ 26

B.     Klasifikasi Data............................................................................... 39

C.     Analisa Data.................................................................................... 40

D.    Rencana Keperawatan..................................................................... 45

E.     Catatan Keperawatan/Perkembangan.............................................. 52

BAB  IV     PEMBAHASAN

A.    Pengkajian........................................................................................ 57

B.     Perencanaan Keperawatan............................................................... 59

C.     Implementasi.................................................................................... 61

D.    Evaluasi............................................................................................ 61

BAB  V       PENUTUP

A.    Kesimpulan...................................................................................... 63

B.     Saran-Saran...................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 65

 

 

 

Page 5: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 6: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

BAB  I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dewasa ini bangsa Indonesia sedang menyelenggarakan pembangunan di segala bidang

termasuk bidang kesehatan. Keadaan masyarakat Indonesia di masa depan yang diharapkan

adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar

terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal yang ditandai oleh penduduknya hidup

dalam lingkungan dan dengan prilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau

pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan

yang optimal di seluruh Wilayah Republik Indonesia. Gambaran atau visi yang ingin dicapai

melalui pembangunan kesehatan tersebut dirumuskan sebagai Indonesia Sehat 2010. Untuk

dapat mewujudkan visi Indonesia Sehat 2010, ditetapkan empat misi pembangunan kesehatan

meliputi : menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan, mendorong

kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, memelihara dan meningkatkan pelayanan

kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau serta memelihara dan meningkatkan

kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, perawatan merupakan salah satu komponen

pembangunan di bidang kesehatan sebab perawatan merupakan salah satu usaha penting yang

menunjang dalam proses penyembuhan penyakit dan memberikan pelayanan yang optimal

bagi klien termasuk kelainan dengan penyakit gangguan sistem pencernaan “gastritis”

Pada umumnya klien yang menderita gastritis adalah peminum alkohol yang kronik

atau orang yang sering mengalami stress sehingga menyebabkan hipersekresi HCl dalam

lambung. disamping hal tersebut, pola makan yang tidak teratur juga menimbulkan gastritis,

juga orang-orang yang sering menggunakan obat aspirin yang dikenal masyarakat sebagai

obat APC (Acetosal Para Amino Salisilat).

Proses perawatan yang optimal dan efisien dalam menanggulangi penyakit gastritis

adalah diet lunak dan pola makan yang teratur dalam waktu yang lama.

Menurut data di RS. TK. II Pelamonia Makassar pada bulan Januari sampai dengan Juli

2003 terdapat 1853 kasus penyakit dalam, 129 diantaranya gastritis (6,96 %). Dengan latar

Page 7: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

belakang di atas maka penulis mencoba menyusun dan mengambil kasus dengan judul

“Asuhan Keperawatan Klien Tn. G dengan Gangguan Sistem Pencernaan pada Kasus

Gastritis di Ruang Interna RS. TK. II Pelamonia Makassar”.

B.     Lingkup Bahasan

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis membatasi pembahasan pada “Asuhan

Keperawatan Tn. G dengan Gangguan Sistem Pencernaan Gastritis” selama dua hari yang

dimulai dari tanggal 28 – 29 Juli 2003 di Ruang Interna RS. TK. II Pelamonia Makassar.

C.    Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini meliputi :

1.      Tujuan umum

Untuk memperoleh informasi atau gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan klien dengan

gastritis di Ruang Interna RS. TK. II Pelamonia Makassar.

2.      Tujuan khusus

a.       Memperoleh pengalaman nyata dalam pengkajian, analisis dan penetapan diagnosa

keperawatan pada klien dengan gastritis.

b.      Memperoleh pengalaman nyata dalam menetapkan perencanaan asuhan keperawatan pada

klien dengan gastritis.

c.       Memperoleh pengalaman nyata dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan

gastritis.

d.      Memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan pada

klien dengan gastritis.

D.    Manfaat Penulisan

1.      Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Studi

Keperawatan Tidung Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Makassar.

2.      Sebagai bahan masukan bagi tenaga keperawatan khususnya di RS. TK. II Pelamonia

Makassar.

3.      Sebagai bacaan untuk menambah pengetahuan khususnya rekan-rekan mahasiswa Program

Studi Keperawatan Tidung Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Makassar.

Page 8: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

E.     Metode Penulisan

Untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis menggunakan metode antara lain :

1.      Studi kepustakaan

Penggunaan kepustakaan dengan cara membaca buku-buku yang ada hubungannya dengan

penyakit gastritis.

2.      Studi kasus

Studi kasus ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan keperawatan yang dimulai

dengan pengkajian, analisa data, merumuskan diagnosa keperawatan, melaksanakan tindakan

keperawatan, mengevaluasi hasil tindakan keperawatan.

3.      Studi dokumentasi

Yaitu dengan melihat catatan klien terhadap pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan

lainnya berkaitan dengan masalah klien serta interpretasi dari tindakan yang telah diberikan.

4.      Melakukan diskusi-diskusi dengan dosen pembimbing karya tulis ilmiah dan pembimbing

lahan praktek.

F.     Sistematika Penulisan

Pembahasan karya tulis ilmiah ini dibagi dalam lima bab dengan sistematika sebagai berikut :

BAB  I      :   PENDAHULUAN

Di dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, lingkup bahasan, tujuan

penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

BAB  II     :   TINJAUAN PUSTAKA

Di dalam bab ini akan diuraikan konsep-konsep atau teori yang mendasari penulisan karya

tulis ilmiah ini, penulis menguraikan dalam urutan-urutan sebagai berikut :

A.    Konsep Dasar Medik

B.     Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.

BAB  III   :   TINJAUAN KASUS

Di dalam bab ini akan diuraikan sebuah kasus gastritis yang diperoleh dari studi kasus di

salah satu rumah sakit Makassar. Adapun uraian bab ini sebagai berikut :

A.    Pengkajian Keperawatan.

B.     Perencanaan Keperawatan.

C.     Pelaksanaan Keperawatan.

D.    Evaluasi.

BAB  IV   :   PEMBAHASAN

Page 9: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

Di dalam bab ini diuraikan mengenai perbandingan antara konsep atau teori yang

dikemukakan dengan kenyataan yang terdapat dalam uraian tinjauan kasus untuk mengetahui

kesenjangan-kesenjangan diantara teori dan kasus.

BAB  V     :   PENUTUP

Bab ini membahas tentang :

A.    Kesimpulan merupakan rumusan dari seluruh isi karya tulis ilmiah ini.

B.     Saran-saran merupakan tanggapan dari seluruh butir-butir yang dirumuskan.

DAFTAR PUSTAKA

BAB  II

TINJAUAN PUSTAKA

A.    Konsep Dasar Medik

Page 10: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

1.      Anatomi dan fisiologi lambung

a.       Anatomi lambung

Lambung adalah ruang berbentuk kantung mirip huruf J yang terletak diantara esofagus dan

usus halus. Secara anatomis lambung terbagi atas fundus yaitu bagian lambung yang terletak

di atas lubang esofagus, bagian tengah atau utama lambung adalah corpus (badan), kemudian

bagian bawah lambung adalah antrum. Kapasitas normal lambung 1 sampai 2 liter. Sebelah

kanan atas lambung terdapat  cekungan kurvatura minor dan bagian kiri bawah lambung

terdapat kurvatura mayor. Sfingter kardia atau sfingter esofagus bawah mengalirkan makanan

masuk ke dalam lambung tempat pembukaan sfingter kardia dikenal dengan nama daerah

kardia. Di saat sfingter pilorikum berelaksasi, makanan masuk ke dalam duodenum dan

ketika berkontraksi, sfingter ini akan mencegah terjadinya aliran balik isi usus halus ke dalam

lambung.

Lambung terdiri dari empat lapisan :

1)     Tunika serosa atau lapisan luar merupakan bagian dari peritonium viseralis.

2)     Lapisan berotot yang tersusun dari tiga lapis meliputi : lapisan longitudinal di luar, sirkular di

tengah, oblik di bagian dalam.

Susunan serat otot yang unik ini memungkinkan berbagai macam kombinasi kontraksi yang

diperlukan untuk memecahkan makanan menjadi partikel-partikel yang kecil, mengaduk dan

mencampur makanan tersebut dengan cairan lambung, dan mendorongnya ke arah

duodenum.

3)     Submukosa terdiri dari jaringan areolar jarang yang menghubungkan lapisan mukosa dan

lapisan muskularis. Jaringa ini memungkinkan mukosa bergerak bersama gerakan peristaltik.

Lapisan ini juga mengandung fleksus saraf, pembuluh darah dan saluran limfe.

4)     Mukosa, lapisan dalam lambung tersusun dari lipatan-lipatan longitudinal yang disebut

rugae. Dengan adanya lipatan-lipatan ini lambung dapat berdistensi sewaktu diisi makanan.

Ada beberapa tipe kelenjar pada lapisan ini dan dikategorikan menurut bagian anatomi

lambung yang ditempatinya.

a)      Kelenjar kardia berada dekat orifisium kardia. Kelenjar ini mensekresikan mukus yang

berfungsi sebagai sawar protektif.

b)      Kelenjar fundus atau gastrik terletak di fundus dan pada hampir seluruh corpus lambung.

kelenjar gastrik memiliki empat tipe utama sel meliputi :

(1)   Sel leher mukosa yang mensekresikan mukus yang berfungsi sebagai sawar protektif untuk

melindungi mukosa lambung dari cedera.

(2)   Parietal cells mensekresikan asam hidroklorida dan faktor intrinsik.

Page 11: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

Asam hidroklorida dapat membunuh bakteri dan mengaktivasi pepsinogen. Faktor intrinsik

yaitu suatu produk sekretorik yang befungsi untuk absorbsi vitamin B12 di dalam usus halus.

Kekurangan faktor intrinsik akan mengakibatkan anemia pernisiosa.

(3)   Chief cells mensekresikan pepsinogen yang berfungsi untuk pencernaan protein dengan cara

memecahkan ikatan asam amino protein untuk menghasilkan peptida.

(4)   Endocrine cells mensekresikan gastrin yang berfungsi untuk merangsang chief cells dan

parietal cells untuk meningkatkan sekresi getah lambung yang sangat asam.

Lambung dipersarafi oleh saraf otonom. Suplai saraf parasimpatis untuk lambung dan

duodenum dihantarkan ke dan dari abdomen melalui saraf vagus. Persarafan simpatis melalui

saraf splangnikus mayor dan ganglia seliakum. Serabut-serabut aferen menghantarkan impuls

nyeri yang dirangsang oleh peregangan. Kontraksi eferen simpatis menghambat pergerakan

dan sekresi lambung. fleksus saraf mesenterikus (Auerbach) dan submukosa (Meissner)

membentuk persarafan intrinsik dinding lambung dan mengkoordinasikan aktivitas motorik

dan sekresi mukosa lambung.

Seluruh suplay darah di lambung dan pankreas terutama berasal dari arteri seliaka atau

trunkus seliakus yang mempercabangkan cabang-cabang yang mensuplai kurvatura minor

dan mayor.

Gambar 1. Anatomi lambung

Page 12: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

b.      Fisiologi lambung

1)      Fungsi motorik lambung

a)      Fungsi reservoir

Page 13: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

Menyimpan makanan sampai makanan tersebut sedikit demi sedikit dicernakan dan bergerak

pada saluran cerna. Menyesuaikan peningkatan volume tanpa menambah tekanan dengan

relaksasi reseptif otot polos ; diperantarai oleh saraf vagus dan dirangsangan oleh gastrin.

b)      Fungsi mencampur

Memecahkan makanan menjadi partikel-partikel kecil dan mencampurnya dengan getah

lambung melalui kontraksi otot yang mengelilingi lambung. kontraksi peristaltik diatur oleh

suatu irama listrik intrinsik dasar.

c)      Fungsi pengosongan lambung

Diatur oleh pembukaan sfingter pilorus yang dipengaruhi oleh viskositas, volume, keasaman,

aktivitas osmotik, keadaan fisik, serta oleh emosi, obat-obatan dan kerja. Pengosongan

lambung diatur oleh faktor saraf dan hormonal.

2)      Fungsi pencernaan dan sekresi :

a)      Pencernaan protein oleh pepsin dan HCl dimulai di sini ; pencernaan karbohidrat dan lemak

oleh amilase dan lipase dalam lambung kecil peranannya.

b)      Sintetis dan pelepasan gastrin dipengaruhi oleh protein yang dimakan, peregangan antrum,

alkalinasi antrum, dan rangsangan vagus.

c)      Sekresi faktor intrinsik memungkinkan absorbsi vitamin B12 dari usus halus bagian distal.

d)     Sekresi mukus membentuk selubung yang melindungi lambung serta berfungsi sebagai

pelumas sehingga makanan lebih mudah diangkut.

3)      Pengaturan sekresi lambung

Pengaturan sekresi lambung dapat dibagi menjadi fase sefalik, gastrik dan intestinal.

a)      Fase sefalik sekresi lambung mengacu pada peningkatan sekresi HCl dan pepsinogen. Fase

sefalik sudah dimulai sebelum makanan masuk lambung yaitu sebagai akibat melihat,

mencium, memikir dan mengecap makanan. Fase ini diperantarai seluruhnya oleh saraf vagus

dan hilang dengan vagotomi. Sinyal neurogenik yang menyebabkan fase sefalik berasal dari

corteks cerebri atau pusat nafsu makan. Impuls eferen kemudian dihantarkan melalui saraf

vagus ke lambung. Hasilnya, kelenjar gastrik dirangsang mengeluarkan asam HCl,

pepsinogen dan menambah mukus. Fase sefalik menghasilkan sekitar 10 % dari sekresi

lambung normal yang berhubungan dengan makanan.

b)      Fase gastrik dimulai saat makanan mencapai antrum pilorus. Distensi yang terjadi pada

antrum menyebabkan terjadinya rangsangan mekanis dari reseptor-reseptor pada dinding

lambung. impuls tersebut berjalan menuju medulla melalui aferen vagus dan kembali ke

lambung melalui eferen vagus ; impuls-impuls ini merangsang pelepasan hormon gastrin dan

secara langsung juga merangsang kelenjar-kelenjar lambung. Gastrin dilepas dari antrum dan

Page 14: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

kemudian dibawa oleh aliran darah menuju kelenjar lambung untuk merangsang sekresi.

Pelepasan gastrin juga dirangsang oleh pH alkali, garam empedu, di antrum dan terutama

oleh protein makanan dan alkohol. Gastrin adalah stimulus utama sekresi asam hidroklorida.

Fase sekresi gastrik menghasilkan lebih dari 2/3 sekresi lambung total setelah makan,

sehingga merupakan bagian terbesar dari total sekresi lambung harian yang berjumlah sekitar

2000 ml.

c)      Fase intestinal dimulai oleh gerakan kimus dari lambung ke duodenum. Fase sekresi

lambung ini diduga sebagian besar bersifat hormonal. Adanya protein yang telah dicerna

sebagian dalam duodenum tampaknya merangsang pelepasan gastrin usus, suatu hormon

yang menyebabkan lambung terus-menerus mensekresikan cairan lambung. Tetapi peranan

usus kecil sebagai penghambat sekresi lambung jauh lebih besar.

Distensi usus halus menimbulkan refleks entrogastrik, diperantarai oleh fleksus

meisenterikus, saraf simpatis dan vagus, yang menghambat sekresi dan pengosongan

lambung. adanya asam (pH kurang dari 2,5), lemak dan hasil-hasil pemecahan protein

menyebabkan pengeluaran beberapa hormon usus. Sekretin, cholecytokinin (CCK), dan

peptida penghambat gastrik, semuanya memiliki efek inti basi terhadap sekresi lambung.

Selama periodik interdigestif (antara dua waktu pencernaan) sewaktu pencernaan tidak terjadi

dalam usus, sekresi asam klorida terus berlangsung dengan kecepatan lambat yaitu 1 sampai

5 mEg/jam. Ini disebut pengeluaran basal acid output (BAO) dan dapat diukur dengan

pemeriksaan sekresi cairan lambung selama puasa 12 jam. Sekresi lambung normal selama

periode ini terutama terdiri dari mukus dan hanya sedikit pepsin dan asam. Tetapi rangsang

emosional kuat, dapat meningkatkan BAO melalui saraf parasimpatis (vagus) dan diduga

merupakan salah satu faktor yang menyebabkan tukak lambung.

Kerja gastrin

Kerja Makna Fisiologis

Merangsang sekresi hidroklorida dan

pepsin

Merangsang sekresi faktor intrinsik

(suatu produk sekretorik sel parietal).

Mempermudah pencernaan

Mempermudah absorbsi

vitamin B12 dalam usus

Page 15: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

Merangsang sekresi enzim pankreas.

Merangsang peningkatan aliran

empedu hati.

Merangsang pengeluaran insulin.

Merangsang pergerakan lambung

dan usus.

Mempermudah relaksasi reseptif

lambung.

Meningkatkan tonus istirahat sfingter

esofagus bagian bawah.

Menghambat pengosongan lambung.

halus.

Mempermudah pencernaan

Mempermudah pencernaan

Mempermudah pencampu-

ran dan pendorongan ma-

kanan yang telah ditelan.

Lambung dapat menambah

volumenya dengan sangat

mudah tanpa peningkatan

tekanan.

Mencegah refluks lambung

waktu pencampuran dan

pengadukan.

Memungkinkan pencam-

puran seluruh isi lambung

sebelum diteruskan ke usus

2.      Pengertian gastritis

a.       Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik,

difus atau lokal (Patofisiologi, hal : 376)

b.      Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung. (Kapita Selekta Kedokteran, hal : 492).

c.       Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung (Medical – Surgical Nursing, hal : 1037).

3.      Macam-macam gastritis

Berdasarkan manifestasi klinis gastritis dapat dibagi menjadi akut dan kronik.

a.       Gastritis akut erosif atau gastritis hemoragik.

Disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam daripada mukosa muskularis.

b.      Gastritis kronik

1)      Ditinjau dari etiologi gastritis kronik diklasifikasikan dalam tiga kelompok :

a)      Gastritis kronik tipe A (autoimun)

Terjadi gangguan absorbsi vitamin B12 yang menyebabkan timbulnya anemia pernisiosa.

b)      Gastritis kronik tipe B

Etiologi pasti tidak diketahui, tetapi mempunyai hubungan yang erat dengan kuman

Helicobacter pylori.

Page 16: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

c)      Gastritis kronik tipe AB

Merupakan gastritis kronik yang distribusi anatominya menyebar ke seluruh gaster.

Penyebaran ke arah corpus tersebut cenderung meningkat dengan bertambahnya usia.

2)      Ditinjau dari aspek patologis gastritis kronik ada dua macam :

a)      Gastritis kronik atrofik

Ciri khas kelainan ini ialah sifatnya yang progresif, ireversibel, sekresi asam lambung dan

pepsin menurun.

b)      Gastritis kronik superfisial

Pada lamina proria terdapat infiltrasi sel radang limfosit, sel plasma dan neutrofil bertambah

terutama di sekitar tubulus bagian superfisial. Jumlah kelenjar tidak ada perubahan, terutama

pada mukosa corpus lambung.

4.      Etiologi

Penyebab yang sering dijumpai :

a.       Obat analgetik-anti inflamasi terutama aspirin.

b.      Bahan kimia misalnya lisol.

c.       Merokok.

d.      Alkohol.

e.       Stress.

f.       Refluks usus-lambung.

g.      Endotoksin bakteri (masuk setelah menelan makanan yang terkontaminasi).

h.      Beberapa makanan berbumbu termasuk lada dan cuka.

i.        Aspek imunologis

Hubungan antara sistem imun dan gastritis kronik menjadi jelas dengan ditemukannya

autoantibodi terhadap faktor intrinsik pada pasien dengan anemia pernisiosa.

j.        Aspek bakteriologis

Helicobacter pylori lebih sering dijumpai. Atropi mukosa lambung akan terjadi pada banyak

kasus, setelah bertahun-tahun mendapat infeksi Helicobacter pylori.

5.      Patofisiologi

Aspirin, alkohol, nikotin dan zat-zat lain masuk ke dalam lambung. di dalam lambung

terdapat sawar mukosa lambung yang berfungsi sebagai proteksi. Tetapi bila sawar mukosa

lambung melemah atau rusak oleh bahan tersebut di atas, asam hidroklorida dan pepsin

berdifusi ke dalam mukosa. Asam hidroklorida merangsang pengeluaran histamin 2.

Histamin 2 yang dikeluarkan tersebut merangsang sel-sel parietal untuk mensekresi lebih

banyak asam yang berdifusi kembali ke mukosa untuk merangsang pengeluaran histamin

Page 17: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

lebih lanjut, yang memicu pengeluaran lebih banyak asam dan seterusnya sehingga tercipta

suatu lingkaran setan menyebabkan erosi mukosa yang terus membesar di bawah pengaruh

asam dan pepsin.

6.      Gambaran klinik

Dapat timbul rasa nyeri di sekitar epigastrium, anoreksia, nausea, kembung, muntah, dan

keluhan-keluhan anemia seperti cepat letih, lesu, lemah, dan loyo. Jika terjadi lesi yang berat

pada mukosa lambung dapat terjadi hematemesis dan melena.

7.      Pemeriksaan diagnostik

a.       Analisis HCl lambung untuk mengetahui sekresi lambung.

b.      Endoskopi untuk mengetahui erosi pada mukosa lambung.

c.       Histopatologi untuk melihat batasan-batasan kelainan pada sel-sel kelenjar mukosa lambung.

d.      Tes serologis untuk mendeteksi Helicobacter pylori.

8.      Pengobatan

a.       Diberikan anti histamin Cimetidine 1 amp/8 jam.

b.      Diberikan anti emetik misalnya Raclonid 1 amp/8 jam 3 x 1 atau kalau perlu.

c.       Diberikan obat penetralisir asam lambung misalnya Antasida 3 x 1.

d.      Diberikan antibiotik misalnya Amoxicillin 500 mg 3 x 1.

9.      Komplikasi

a.       Perdarahan saluran cerna bagian atas.

b.      Terjadi ulkus kalau prosesnya hebat.

c.       Jarang terjadi perforasi.

d.      Anemia pernisiosa.

e.       Penyempitan daerah antrum pilorus.

B.     Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis untuk mengkaji respon manusia

terhadap masalah-masalah kesehatan dan membuat rencana keperawatan yang bertujuan

untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. masalah-masalah kesehatan dapat berhubungan

dengan klien, keluarga, orang terdekat atau masyarakat.

Proses keperawatan juga merupakan metodologi keperawatan secara ilmiah dan sistematis

yang mencakup :

1.      Pengkajian

Page 18: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

Pengkajian adalah dasar dari proses keperawatan. Pengumpulan data yang akurat dan

sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan pola pertahanan klien,

mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien serta merumuskan diagnosa keperawatan.

Hal-hal yang perlu dikaji

a.       Riwayat kesehatan yang merupakan sumber data subjektif tentang status kesehatan pasien

yang memberikan gambaran tentang masalah kesehatan aktual maupun resiko.

Riwayat kesehatan berkaitan dengan status kesehatan pasien dan faktor-faktor seperti gaya

hidup, hubungan/pola dalam keluarga dan pengaruh budaya.

b.      Pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam keperawatan menggunakan cara-cara : inspeksi,

palpasi, perkusi dan auskultasi. Pengkajian fisik keperawatan pada prinsipnya dikembangkan

berdasarkan model keperawatan yang berfokus pada respon yang ditimbulkan pasien akibat

adanya masalah kesehatan.

Pada kasus gastritis, pengkajian yang didapatkan yaitu :

a.       Data subjektif : timbulnya anoreksia, mual dan tidak nyaman pada perut.

b.      Data objektif   : muntah (jumlah, frekuensi, adanya darah) dan nyeri tekan yang ringan pada

epigastrium atau midepigastrium.

2.      Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian tentang respon individu, keluarga atau komunitas

terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual atau potensial. Diagnosa

keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai

hasil yang merupakan tanggung jawab perawat.

Adapun diagnosa keperawatan pada kasus gastritis meliputi :

a.       Ansietas berhubungan dengan pengobatan.

b.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutrien yang

tidak adekuat.

c.       Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan tidak cukup dan

kehilangan cairan berlebihan karena muntah.

d.      Kurang pengetahuan tentang pelaksanaan diet dan proses penyakit.

e.       Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi.

3.      Perencanaan/Intervensi keperawatan

Disesuaikan dengan diagnosa keperawatan

a.       Ansietas berhubungan dengan pengobatan.

Tujuan     :  Mengurangi ansietas.

Page 19: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

Kriteria    :  Ekspresi wajah rileks, klien tampak tenang.

Intervensi keperawatan :

1)      Lakukan kumbah lambung bila pasien menelan asam atau alkali.

2)      Siapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik (endoskopi) atau pembedahan.

3)      Jelaskan kepada klien tentang prosedur dan pengobatan yang diberikan.

b.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutrien yang

tidak adekuat.

Tujuan     :   Menghindari makanan dan menjamin masukan nutrien adekuat.

Kriteria    :   Porsi makan yang disajikan dihabiskan, klien minum 6 – 8 gelas/hari.

Intervensi keperawatan :

1)      Berikan makanan porsi kecil tapi sering.

2)      Sajikan makanan dalam keadaan hangat dan bervariasi.

3)      Anjurkan untuk menghindari makanan yang mengandung kafein dan alkohol.

4)      Anjurkan kepada klien untuk berhenti merokok.

5)      Monitor tetesan infus jika klien diberikan terapi intravena.

c.       Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan tidak cukup dan

kehilangan cairan berlebihan karena muntah.

Tujuan     :   Mempertahankan keseimbangan cairan.

Kriteria    :   Muntah tidak ada, klien minum 6 – 8 gelas/hari.

Intervensi keperawatan :

1)      Pantau masukan dan urine yang keluar setiap hari untuk mendeteksi tanda-tanda awal

dehidrasi (haluaran urine minimal 30 ml/jam, masukan minimal 1,5 L/hari).

2)      Observasi adanya indikator gastritis hemoragi : takikardia, hipotensi dan hematemesis

(muntah darah).

3)      Berikan cairan intravena (3 L/hari) jika klien tidak bisa makan.

d.      Kurang pengetahuan tentang pelaksanaan diet dan proses penyakit.

Tujuan   :   Meningkatkan kesadaran tentang penatalaksanaan diet.

Kriteria  :   Klien mengatakan mengerti tentang diet dan proses penyakit gastritis.

Intervensi keperawatan :

1)      Beri HE kepada klien tentang diet dan proses penyakit gastritis.

2)      Beri klien daftar zat-zat yang perlu dihindari.

3)      Beri HE kepada klien yang menderita anemia pernisiosa tentang kebutuhan terhadap injeksi

vitamin B12 jangka panjang.

Page 20: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

4)      Kolaborasi dengan tim medik untuk pemberian antibiotika dan obat-obatan untuk

menurunkan sekresi lambung.

e.       Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi

Tujuan     :   Menghilangkan nyeri.

Kriteria    :   Ekspresi wajah rileks, tidak ada nyeri pada ulu hati, tidak ada mual dan muntah.

Intervensi keperawatan :

1)      Kaji tingkat nyeri dan kenyamanan pasien setelah penggunaan obat-obatan penghilang nyeri.

2)      Pasien dianjurkan untuk menghindari makanan dan minuman yang dapat mengiritasi mukosa

lambung.

4.      Implementasi

Selama tahap implementasi, perawat melaksanakan rencana asuhan keperawatan.

Instruksi keperawatan diimplementasikan untuk membantu klien memenuhi kebutuhan yang

telah direncanakan.

5.      Evaluasi

Tahap evaluasi adalah menilai hasil-hasil yang telah dicapai berdasarkan rencana

yang telah ditetapkan. Hasil yang diharapkan pada tahap evaluasi kasus gastritis mencakup :

a.       Menunjukkan ansietas menghilang.

b.      Menunjukkan perilaku pasien tidak mengkomsumsi minuman yang mengandung kafein dan

alkohol.

c.       Terdapat tanda-tanda keseimbangan cairan :

1)      Mentoleransi terapi intravena sedikitnya 1,5 liter setiap hari.

2)      Minum 6 – 8 gelas setiap hari.

3)      Mempunyai haluaran urine kira-kira 1 liter setiap hari.

4)      Menunjukkan turgor kulit yang adekuat.

d.      Klien mampu memilih makanan dan minuman bukan pengiritasi, menggunakan obat sesuai

resep.

e.       Pasien merasa aman dan nyaman dalam segala aktivitas.

Page 21: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

BAB  III

TINJAUAN KASUS

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien

Tn. G dengan gastritis yang dirawat di Ruang Perawatan Interna RS. Tk. II Pelamonia

Makassar. Klien masuk rumah sakit tanggl 27 Juli 2003 dan mulai dirawat oleh penulis dari

tanggal 28 sampai dengan 29 Juli 2003 dengan menggunakan pendekatan proses

keperawatan.

Pelaksanaan asuhan keperawatan ini diuraikan secara sistematis mulai dari pengkajian,

diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

A.    Pengkajian

1.      Biodata

a.       Identitas pasien

1)      Nama                                     :   Tn. “G”

2)      Umur                                     :   76 tahun

3)      Jenis kelamin                         :   Laki-laki

4)      Pendidikan                            :   Tamat SR

Page 22: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

5)      Pekerjaan                               :   Veteran

6)      Pendapatan                           :   Rp. 75.000,-

7)      Agama                                   :   Islam

8)      Suku/Bangsa                         :   Makassar/Indonesia

9)      Status                                    :   Kawin

10)  Alamat                                  :   Bontolanra

b.      Identitas penanggung

1)      Nama                                     :   Ny. “S”

2)      Umur                                     :   58 tahun

3)      Jenis kelamin                         :   Perempuan

4)      Pendidikan                            :   Tidak sekolah

5)      Pekerjaan                               :   Ibu Rumah Tangga

6)      Pendapatan                           :   -

7)      Agama                                   :   Islam

8)      Suku/Bangsa                         :   Makassar/Indonesia

9)      Status                                    :   Kawin

10)  Alamat                                  :   Bontolanra

2.      Riwayat Kesehatan

a.       Riwayat kesehatan sekarang

1)      Keluhan utama : klien mengeluh sakit ulu hati.

2)      Riwayat keluhan utama : ini dialami empat hari lalu disertai muntah banyak kali.

Sebelumnya klien makan coto, klien lalu berobat ke Puskesmas dan dirujuk ke RS. TK. II

Pelamonia Makassar. Pada tanggal 28 Juli 2003 klien mengeluh mual, muntah tidak lagi,

nafsu makan kurang.

a)      Hal yang memperberat keluhan : jika klien makan makanan yang pedis.

b)      Hal yang meringankan keluhan   : jika klien makan sedikit-sedikit.

b.      Riwayat kesehatan masa lalu

1)      Klien mulai merasa sakit ulu hati sejak tahun 1983.

2)      Klien  sudah empat kali dirawat di rumah sakit dengan penyakit yang sama. Klien dan

keluarga sudah lupa tanggal dan tahun opname sebelumnya.

3)      Klien tidak pernah dioperasi.

4)      Klien tidak pernah kecelakaan.

5)      Dulu klien suka merokok tapi sekarang hanya sesekali saja.

6)      Klien suka  minum kopi.

Page 23: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

c.       Riwayat kesehatan keluarga

Genogram 3 generasi

                                                                   45 thn

                               76  thn                                                          58  thn

                                                    30 thn   27 thn 25 thn

Keterangan   :

:  Laki-laki

:  Perempuan

:  Klien

:  Sudah meninggal

:  Tinggal serumah

1)      Orang tua dari ayah dan ibu klien meninggal tidak diketahui waktu dan penyebabnya.

2)      Ayah dan ibu klien serta saudaranya yang meninggal tidak diketahui waktu dan

penyebabnya.

3)      Saudara dari klien yang meninggal tidak diketahui waktu dan penyebabnya.

4)      Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan dan penyakit menular.

3.      Pemeriksaan Fisik

a.       Keadaan umum         :       Klien tampak lemah.

b.      Kesadaran                 :       Composmentis.

c.       Tinggi badan dan berat badan tidak diukur.

d.      Tanda-tanda vital      :

1)      Tekanan darah :   90/50 mmHg

Page 24: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

2)      Nadi                :   72 x/menit

3)      Pernafasan       :   20 x/menit

4)      Suhu                :   36,50C

e.       Kulit

Inspeksi   :   tidak ada luka, tidak ada eritema, kulit tidak pucat.

Palpasi     :   tidak ada nyeri tekan, turgor kulit baik.

f.       Kepala

Inspeksi   :   rambut beruban, penyebaran tidak merata, keadaan kulit kepala tampak bersih, tidak tampak

adanya luka/massa.

Palpasi     :   tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya massa.

g.      Muka

Inspeksi   :   simetris kiri dan kanan, tidak pucat, ekspresi wajah tampak meringis, klien tampak murung.

Palpasi     :   tidak ada nyeri tekan dan tidak teraba adanya benjolan.

h.      Mata

Inspeksi   :   simetris kiri dan kanan, tidak tampak adanya oedema pada palpebra, sclera tidak icterus,

conjungtiva tidak pucat, refleks cahaya pada pupil kanan positif pada pupil kiri negatif

(katarak), bulu mata menyebar rata, bola mata dapat bergerak ke segala arah.

Palpasi     :   tidak ada nyeri tekan, tidak ada peningkatan tekanan intrakokuler.

i.        Hidung

Inspeksi   :   tidak tampak adanya deviasi septum dan polip, tidak tampak adanya sekret atau perdarahan.

Palpasi     :   tidak ada nyeri pada sinus frontalis, ethmoidalis, maksillaris.

j.        Telinga

Inspeksi   :   simetris kiri dan kanan, tidak tampak adanya peradangan, tidak ada serumen/sekret.

Palpasi     :   tidak ada nyeri tekan pada tragus, mastoid.

k.      Mulut

Inspeksi   :   bibir tidak kering, tidak cyanosis, gusi tidak ada peradangan, lidah tidak kotor, klien

memakai gigi palsu.

l.        Tenggorokan

Inspeksi   :   posisi ovula di tengah, tidak tampak adanya peradangan pada tonsil.

m.    Leher

Inspeksi   :   tidak tampak adanya pembesaran kelenjar tyroid, limfe, dan vena jugularis

Page 25: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

Palpasi     :   tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis.

n.      Dada

Inspeksi   :   bentuk  dada normal diameter anterior posterior : transversal 1 : 2, pengembangan dada

seimbang kiri dan kanan, tipe pernafasan eupnea, frekuensi pernafasan 20 x/menit, irama

pernafasan teratur.

Palpasi     :   tidak ada nyeri tekan pada dada, vokal fremitus getaran seimbang kiri dan kanan.

Perkusi    :   sonor pada semua lapang paru, pekak pada ICS 3 – 5 midklavikula kiri, batas paru-paru –

hepar pekak pada ICS 6, batas paru-paru – lambung tympani pada ICS 8.

Auskultasi:  Bunyi nafas vesikuler di seluruh lapang paru.

o.      Jantung

Inspeksi   :   tidak tampak ictus cordis.

Palpasi     :   ictus cordis teraba pada ICS 5 midklavikula sinistra

Perkusi    :   pekak pada daerah jantung ICS 3 – 5 dada kiri.

Auskultasi:  S I : trikuspidalis pada ICS 5 midklavikula kiri, mitral pada ICS 4 linea parsternalis kiri,

terdengar murni dan teratur, tidak terdengar bunyi tambahan.

S II : aorta pada ICS 2 parasternalis kanan, pulmonal pada ICS 2 parasternalis kiri, terdengar

murni dan teratur, tidak terdengar bunyi tambahan.

p.      Abdomen

Inspeksi   :   perut tampak datar, tidak tampak adanya luka, warna kulit sama dengan sekitarnya.

Auskultasi:  peristaltik usus 8 x/menit, durasi 4 detik, interval teratur.

Perkusi    :   tympani pada area abdomen, pekak pada area hepar.

Palpasi     :   nyeri tekan pada kuadran kiri atas dan daerah di bawah processus xifoideus, tidak teraba

pembesaran hepar, ginjal.

Keluhan   :   klien mengeluh sakit ulu hati.

q.      Genitalia dan anus

Tidak dilakukan pemeriksaan berhubung karena pada anamnesis tidak didapatkan adanya

keluhan pada organ tersebut.

r.        Ekstremitas

1)      Ekstremitas atas

Inspeksi   :   pergerakan kiri/kanan simetris, kekuatan otot 5/5, tidak tampak adanya oedema, tidak ada

atropi otot.

Refleks    :   biceps kanan/kiri             : +/+

triceps kanan/kiri             : +/+

Page 26: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

sensori     :   dapat merasa nyeri, dapat membedakan panas dan dingin, dapat membedakan kasar dan

halus, tampak terpasang infus Dex 5 % 20 tts/menit.

2)      Ekstremitas bawah

Inspeksi   :   klien bisa berjalan dengan dibantu, kekuatan otot kanan/kiri 5/5, tidak tampak adanya

oedema, tidak ada atropi otot.

Palpasi     :   KPR kanan/kiri +/+

APR kanan/kiri +/+

Sensori    :   dapat merasakan nyeri, dapat membedakan panas dan dingin, dapat membedakan kasar dan

halus.

4.      Pemeriksaan Diagnostik

Laboratorium tanggal 9 Juni 2003                                Normal

Ureum darah           :   45,3 mgr/dl                                10 – 50 mgr/dl

Kreatinin darah       :   1,3 mgr/dl                                  0,7 – 1,1 mgr/dl

Asam urat                :   4,7 mgr/dl                                  3,6 – 7/2,3 – 6 mgr/dl

Glukosa sewaktu     :   108,0 mgr/dl                              70 – 140 mgr/dl

Hb                           :   11,6 gr%                                    14 – 16 gr %

Leukosit                  :   4.800/mm3                                 5000 – 10.000/mm3

Eosinofil                  :   2 %

Segmen                   :   5,6 %

Limfosit                  :   41 %

Monosit                   :   1 %

Urine lengkap          :

Protein                     :   (-)

Reduksi                   :   (-)

Urobilin                   :   (-)

Bilirubin                  :   (-)

Leukosit                  :   3 – 5

Eritrosit                   :   2 – 3

Epitel                       :   1 – 2

Uric acid                 :   2 – 3

5.      Pola Kegiatan Sehari-Hari

Page 27: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

a.       Nutrisi

1)      Kebiasaan :

a)      Pola makan                    :   nasi, sayur, lauk.

b)      Frekuensi                       :   3 x/hari

c)      Nafsu makan                 :   baik

d)     Makanan kesukaan        :   buah-buahan

e)      Makanan pantang          :   tidak ada

f)       Banyak minum/hari       :   2500 cc/hari

2)      Perubahan setelah sakit :

a)      Pola makan                    :   bubur, sayur, lauk.

b)      Klien mengeluh sakit ulu hati sejak 4 hari lalu, disertai mual, nafsu makan kurang, keluarga

mengatakan klien hanya makan ½ porsi.

b.      Eliminasi

1)      BAK

a)      Kebiasaan :

(1)   Frekuensi           :   4 – 5 x/hari

(2)   Warna                :   kuning

(3)   Bau                    :   pesing

(4)   Jumlah/hari        :   tidak diukur

b)      Perubahan setelah sakit : tidak ada.

2)      BAB

a)      Kebiasaan :

(1)   Frekuensi           :   1 x/hari

(2)   Konsistensi        :   padat

(3)   Warna                :   kuning kecoklatan

b)      Perubahan setelah sakit : klien belum pernah BAB.

c.       Personal hygiene

1)      Kebiasaan :

a)      Mandi                      :   2 x/hari memakai sabun mandi.

b)      Sikat gigi                 :   klien memakai gigi palsu.

c)      Keramas                  :   3 x seminggu memakai shampo.

d)     Ganti baju               :   1 x sehari.

2)      Perubahan setelah sakit : keluarga mengatakan klien mandi dengan cara dilap basah.

Page 28: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

d.      Istirahat dan tidur

1)      Kebiasaan :

a)      Tidur malam jam 22.00 – 04.30 wita.

b)      Tidur siang jam 15.00 – 16.00 wita.

2)      Perubahan setelah sakit : klien mengatakan sesekali terbangun karena sakit ulu hati.

e.       Olahraga dan aktivitas

1)      Kebiasaan :

a)      Klien sering olahraga yaitu jalan-jalan sore.

b)      Klien berolahraga secara teratur.

2)      Perubahan setelah sakit :

a)      Klien tidak pernah olahraga

b)      Klien mengatakan kebutuhannya dipenuhi dengan dibantu oleh keluarga.

c)      ADL klien tampak dibantu ; makan dan minum.

d)     Jika ke kamar mandi klien dibantu.

6.      Pola Interaksi Sosial

a.       Orang yang terdekat dengan klien adalah istri.

b.      Klien mudah mendapat teman.

c.       Jika mempunyai masalah, dibicarakan dengan keluarga.

d.      Interaksi dengan keluarga baik.

7.      Kesehatan Sosial

Keadaan rumah dan lingkungan menurut klien :

a.       Kebersihan rumah         :   bersih

b.      Status                            :   milik sendiri.

c.       Jumlah penghuni           :   5 orang

d.      Suasana rumah              :   klien mengatakan rumah tidak bising.

8.      Keadaan Psikologis Selama Sakit

a.       Persepsi klien tentang penyakitnya : klien menerima dengan sabar.

b.      Harapan klien terhadap keadaannya yaitu ingin cepat sembuh.

c.       Pola interaksi klien dengan petugas rumah sakit baik.

d.      Klien tampak gelisah.

Page 29: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

9.      Kegiatan Keagamaan

Klien rajin shalat lima waktu.

10.  Perawatan dan Pengobatan

a.       Perawatan : istirahat dan diet lunak.

b.      Pengobatan

1)      IVFD RL : Dex 5 % 1 : 1 20 tts/menit.

2)      Kapsul maag 3 x 1

3)      Ulcidex 2 x 1

4)      Dexanta 3 x 1

5)      Kotrimoxazole 3 x 1

6)      PCT kalau perlu.

B.     Klasifikasi Data

1.      Data subjektif :

a.       Klien mengeluh sakit ulu hati sejak empat hari lalu disertai mual.

b.      Keluarga mengatakan klien makan hanya setengah porsi.

c.       Klien sering bertanya tentang penyakitnya.

d.      Klien mengatakan kebutuhannya dipenuhi dengan dibantu oleh keluarga.

e.       Keluarga mengatakan klien mandi dengan cara dilap basah.

f.       Klien berharap dapat cepat sembuh.

2.      Data objektif

a.       Ekspresi wajah tampak meringis.

b.      Nyeri tekan pada abdomen kuadran kiri atas, daerah di bawah processus xifoideus.

c.       Klien tampak lemah.

d.      Tanda-tanda vital :

Tekanan darah           : 90/50 mmHg         Nadi    :   72 x/menit

Pernafasan                 : 20 x/menit             Suhu    :   36,50C

e.       Klien tampak murung.

Page 30: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

f.       Porsi makan tidak dihabiskan.

g.      ADL klien tampak dibantu : makan dan minum, bila pasien ke kamar mandi dibantu.

h.      Klien nampak gelisah.

C.   

Tabel 3. 1 

Analisa Data

No. DATA ETIOLOGI MASALAH

1. DS :

-    Klien mengatakan me-

ngeluh sakit ulu hati sejak

4 hari lalu disertai mual,

nafsu makan kurang.

DO :

-    Ekspresi wajah nampak

meringis.

-    Nyeri tekan pada abdo-

men kuadran kiri atas,

daerah di bawah proces-

sus xifoideus.

-    Tanda-tanda vital :

T : 90/50 mmHg

N : 72 x/menit

P  : 20 x/menit

S  : 36,50C

Kontak penyebab¯

Iritasi mukosa lambung¯

Peradangan pada lambung¯

Pelepasan zat bradikinin dan

histamin¯

Merangsang reseptor nyeri¯

Rangsangan pada thalamus¯

Nyeri dipersepsikan di

cortex cerebri¯

Nyeri

Nyeri.

2. DS :

-    Klien mengeluh sakit ulu

hati sejak 4 hari lalu

disertai mual, nafsu ma-

kan kurang.

-    Keluarga mengatakan

klien hanya makan sete-

Lanjutan tabel 3.1 

Kontak penyebab¯

Iritasi mukosa lambung¯

Pelepasan histamin,

bradikinin, serotonin,

Gangguan pe-

menuhan nutrisi

kurang dari ke-

butuhan.

Page 31: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

No. DATA ETIOLOGI MASALAH

ngah porsi.

DO :

-    Keadaan umum tampak

lemah.

-    Porsi makan tidak diha-

biskan.

-    Hb : 11,6 gr %

prostaglandin¯

Stimulus chemoreseptor

trigger zone¯

Stimulus pada pusat muntah

di medulla oblongata¯

Koordinasi aktivitas gerak

dari lambung¯

Mual, muntah

3. DS :

-    Klien mengatakan kebu-

tuhannya dipenuhi dan

dibantu oleh keluarga.

-    Keluarga mengatakan

klien mandi dengan cara

dilap basah.

DO :

-    Klien tampak lemah.

-    ADL tampak dibantu :

makan dan minum, bila

klien ke kamar mandi

dibantu.

Lanjutan tabel 3.1 

Intake yang kurang¯

Tubuh kekurangan zat

nutrisi sehingga energi yang

terbentuk dari hasil

metabolisme berkurang¯

Kelemahan fisik¯

Intoleransi aktivitas

Intoleransi akti-

vitas.

4. DS :

-    Klien sering bertanya

tentang penyakitnya.

-    Klien berharap dapat ce-

pat sembuh.

DO :

-    Klien tampak murung.

Proses penyakit¯

Stressor¯

Cemas

Kecemasan.

Page 32: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

No. DATA ETIOLOGI MASALAH

-    Klien tampak gelisah.

D.    Prioritas Masalah

1.      Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya peradangan pada lambung,

ditandai dengan :

DS :

-      Klien mengeluh sakit ulu hati sejak 4 hari lalu disertai mual, nafsu makan kurang.

DO :

-      Ekspresi wajah tampak meringis.

-      Nyeri tekan pada abdomen kuadran kiri atas, daerah di bawah processus xifoideus.

-      Tanda-tanda vital :

T : 90/50 mmHg

N : 72 x/menit

P  : 20 x/menit

S  : 36,50C

2.      Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuuah tubuh berhubungan dengan intake yang

tidak adekuat, ditandai dengan :

DS :

-      Klien mengeluh sakit ulu hati sejak 4 hari lalu disertai mual, nafsu makan kurang.

-      Keluarga mengatakan klien hanya makan setengah porsi.

DO :

-      Keadaan umum tampak lemah.

-      Porsi makan tidak dihabiskan.

-      Hb : 11,6 gr %

3.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ditandai dengan :

DS :

-      Klien mengatakan kebutuhannya dipenuhi dengan dibantu oleh keluarga.

-      Keluarga mengatakan klien mandi dengan cara dilap basah.

DO :

-      Klien tampak lemah.

Page 33: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

-      ADL tampak dibantu : makan dan minum, jika ke kamar mandi klien dibantu.

4.      Cemas berhubungan dengan proses penyakitnya, ditandai dengan :

DS :

-      Klien sering bertanya tentang penyakitnya.

-      Klien berharap dapat cepat sembuh.

DO :

-      Klien tampak murung.

-      Klien tampak gelisah..

BAB  IV

PEMBAHASAN

Pada bagian ini penulis akan menguraikan secara singkat mengenai kesenjangan antara

landasan teori dengan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dengan gastritis di

Ruang Interna RS. TK. II Pelamonia Makassar dari tanggal 28 – 29 Juli 2003 dengan

menggunakan proses keperawatan. Adapun kesenjangan yang penulis dapatkan adalah

sebagai berikut :

A.    Pengkajian

Pada saat pengkajian pada Tn. G  didapatkan data yaitu sakit ulu hati, mual, nafsu

makan kurang, sebelumnya klien muntah banyak kali tapi pada saat pengkajian klien sudah

tidak muntah. Sedangkan menurut teori kepustakaan gastritis mempunyai karakteristik yaitu

adanya anoreksia, rasa penuh dan tidak enak pada epigastrium, mual dan muntah. Di sini

penulis tidak menemukan kesenjangan antara data teori dan praktek.

Page 34: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

B.     Diagnosa Keperawatan

Dari hasil pengkajian pada studi kasus didapatkan diagnosa keperawatan yaitu :

1.      Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya peradangan pada lambung.

2.      Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

intake yang tidak adekuat.

3.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.

4.      Cemas berhubungan dengan proses penyakitnya.

Sedangkan menurut literatur diagnosa keperawatan utama pada gastritis mencakup :

Ansietas berhubungan dengan pengobatan.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutrien yang tidak

adekuat.

Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan tidak cukup dan

kehilangan cairan berlebihan karena muntah.

Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit.

Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi.

Dengan demikian ada dua diagnosa keperawatan yang tidak terdapat pada tinjauan

kasus yaitu :

1.      Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan yang tidak cukup

dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah.

Diagnosa ini tidak ditegakkan karena klien sudah dirawat pada hari kedua saat dilakukan

pengkajian dan klien sudah tidak muntah serta telah mendapatkan terapi IVFD RL Dex 5 % 1

: 1 20 tts/menit.

2. Kurang pengetahuan tentang pentalaksanaan diet dan proses penyakit.

Diagnosa ini tidak ditegakkan karena penulis telah mengangkat diagnosa kecemasan

berhubungan dengan proses penyakitnya yang pada prinsipnya tujuan dan intervensinya

hampir sama.

Sedangkan diagnosa keperawatan yang tidak terdapat dalam teori tetapi didukung oleh

data yang ada yaitu :

1.      Intoleransi aktivitas.

Hal ini ditunjang oleh adanya data yaitu intake yang tidak adekuat dimana klien hanya makan

setengah porsi menyebabkan kondisi klien lemah dan kebutuhan klien dipenuhi di tempat

tidur dengan dibantu oleh keluarga.

Page 35: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

C.    Perencanaan

Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, selanjutnya penulis menetapkan tujuan dan hasil

yang dicapai serta intervensi yang tepat disesuaikan dengan masalah, kebutuhan dan respon

yang diberikan oleh klien.

Masalah kebutuhan dan respon keluarga mendasari penyusunan rencana keperawatan

berdasarkan diagnosa keperawatan pada gastritis disesuaikan dengan kondisi aktual yang

ditemukan.

Penyusunan rencana ini melibatkan keluarga dan sumber lainnya yang menjadi dasar

dalam penyusunan rencana keperawatan pada situasi yang nyata sehingga rencana

keperawatan yang disusun menjadi efektif bagi pemenuhan masalah dan kebutuhan klien

yang terganggu ditinjau dari kebutuhan dasar manusia.

Adapun rencana keperawatan pada diagnosa yang tidak terdapat dalam studi kasus

yaitu :

1.      Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.

Tujuan  : mempertahankan keseimbangan cairan.

Kriteria : muntah tidak ada, klien minum 6 – 8 gelas/hari.

Intervensi keperawatan :

a.       Pantau masukan dan urine yang keluar setiap hari untuk mendeteksi tanda-tanda awal

dehidrasi (haluaran urine minimal 30 ml/jam, masukan minimal 1,5 L/hari.

b.      Observasi adanya indikator gastritis hemoragi ; takikardia, hipotensi, dan hematemesis

(muntah darah).

c.       Berikan cairan intravena (3 L/hari) jika klien tidak bisa makan.

2. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit

Tujuan    :  meningkatkan kesadaran tentang penatalaksanaan diet.

Kriteria  :  klien mengatakan mengerti tentang diet dan proses penyakit gastritis.

Intervensi keperawatan :

Beri HE kepada klien tentang diet gastritis dan proses penyakit gastritis.

Jelaskan kepada klien makanan yang perlu dihindari.

Beri HE kepada klien yang menderita anemia pernisiosa tentang kebutuhan terhadap injeksi

vitamin B12 jangka panjang.

Page 36: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

Kolaborasi dengan tim medik untuk pemberian antibiotika dan obat-obatan untuk menurunkan

sekresi lambung.

D.    Implementasi

Pelaksanaan tindakan keperawatan didasarkan pada hal-hal yang telah direncanakan

sebelumnya dan disesuaikan dengan masalah, kebutuhan dan respon klien dan keluarga.

Ffaktor pendukung dalam implementasi didasarkan yaitu klien dan keluarga cukup kooperatif

serta adanya kerjasama dari perawat dan tenaga kesehatan lainnya selama intervensi

dilaksanakan sehingga hampir semua implementasi dilakukan oleh penulis. Hal ini juga

dikarenakan adanya dukungan sarana yang ada.

E.     Evaluasi

Tahap akhir dari proses keperawatan adalah melaksanakan evaluasi dan dilaksanakan setiap

hari sesuai dengan implementasi yang dilakukan.

Evaluasi yang diharapkan untuk diagnosa yang tidak didapatkan dalam studi kasus

yaitu :

1.      Terdapat tanda-tanda keseimbangan cairan :

a.       Mentoleransi terapi intravena sedikitnya 1,5 liter setiap hari.

b.      Minum 6 – 8 gelas setiap hari.

c.       Urine yang keluar kira-kira satu liter setiap hari.

d.      Menunjukkan turgor kulit yang adekuat.

2.      Klien mampu memilih makanan dan minuman bukan pengiritasi dan menggunakan obat-obat

sesuai resep.

Keempat diagnosa yang penulis temukan dalam studi kasus belum dapat teratasi sesuai

dengan tujuan yang diharapkan karena klien telah lama menderita penyakit gastritis sehingga

memerlukan waktu yang relatif lama untuk penyembuhannya. Meskipun demikian keempat

diagnosa tersebut pada dasarnya mengalami kemajuan-kemajuan yang cukup berarti.

Page 37: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

BAB  V

PENUTUP

Dalam bab ini dikemukakan tentang kesimpulan dan saran yang bertitik tolak pada hasil

pembahasan dalam bab II, III, dan IV.

KesimpulanSetelah menguraikan tentang penyakit gastritis dan perawatannya, maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan yaitu :

1. Penyakit gastritis merupakan penyakit yang sering diderita oleh masyarakat yang

banyak disebabkan karena pola tingkah laku.

Page 38: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

2. Untuk pencegahan penyakit gastritis dapat diatasi dengan perubahan kebiasaan-

kebiasaan yang merusak kesehatan misalnya : minum alkohol, minum obat yang tidak

terkontrol, pola makan yang tidak teratur.

3. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan

tetap harus mengacu pada ilmu, keterampilan dan kemampuan perawat untuk

mengatasi masalah kesehatan klien.

4. Peran keluarga dalam perawatan dan pengobatan klien merupakan hal yang penting

karena perbandingan jumlah perawat dengan pasien tidak seimbang dimana jumlah

pasien lebih banyak sehingga peran keluarga dapat menolong dalam memenuhi

kebutuhan klien.

5. Terdapatnya kesenjangan antara teori dengan yang terdapat pada kasus baik pada

proses pengkajian hingga penegakan diagnosa keperawatan dan pelaksanaan tindakan,

hal ini disebabkan oleh respon klien yang berbeda terhadap penyakitnya.

Saran-Saran

Setelah melihat masalah dalam asuhan keperawatan, maka penulis memberikan saran sebagai

berikut :

1. Perlunya ditingkatkan pendekatan kepada klien dalam mengkaji masalah-masalah

untuk memudahkan dalam penerapan proses perawatan yang berkesinambungan.

2. Dalam perawatan penyakit gastritis hendaknya perawat mempunyai pengetahuan

tentang konsep penyakit dan diet yang harus diberikan kepada klien. diet merupakan

faktor penting dalam penyakit gastritis.

3. Sebaiknya pasien gastritis yang dirawat dilakukan pemeriksaan endoskopi dan analisa

HCl lambung untuk menentukan diagnosa.

Page 39: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

DAFTAR PUSTAKA

Allen, C.V, (1998), Memahami Proses Keperawatan (Dengan Pendekatan Latihan), Jakarta.

Keliat B.A, (1999), Proses Keperawatan, EGC ; Jakarta.

Long B.C, (1996), Perawatan Medikal Bedah, Edisi 1, Bandung

Luckmann’s, (1996), Principlesp and Practice of Medical-Surgical Nursing, United States of

America.

Mansjoer A., (2001), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid Pertama, Media Aeusculapius, Jakarta.

Price, S.A, (1994), Patofisiologi ; Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, EGC ; Jakarta.

Sherwood, L., (2001), Fisiologi Manusia (Dari Sel ke Sistem), Edisi 2, Jakarta.

Page 40: Asuhan Keperawatan Klien Tn Gastritis

Smetzer, S.C, (2001), Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth, Edisi 8,

Volume 2, EGC ; Jakarta.

Soeparman, S.W, (2001), Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Gaya Baru, Jakarta.