asuhan keperawatan pada klien tiroid edit

Download Asuhan Keperawatan Pada Klien Tiroid Edit

If you can't read please download the document

Upload: elly-riyadi

Post on 06-Dec-2014

97 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN KELENJAR TIROID

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah III

Disusun Oleh : Ajeng kusumaningtyas Dita Amanda Sakti Listyo Bekti Miranti Fania Utami Nurul Fatimah Sri Lestrari P07120111001 P07120111008 P07120111021 P07120111014 P07120111027 P07120111033

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA JURUSAN KEPERAWATAN 2013

KATA PENGANTAR Puji dan syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena kami dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan pada Klien Gangguan Kelenjar Tiroid. Maksud dari penyusunan Asuhan Keperawatan ini sebagai salah satu tugas yang di berikan kepada mahasiswa sebagai tambahan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan khususnya tentang keperawatan.

Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1 2 3

Ibu

Maria

H

Bakri,

SKM,M.Kes,

selaku

Ketua

Jurusan

Keperawatan Bapak Abdul Majid, S.Kep, Ns., M.Kep. selaku Koordinator Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah III. Ibu Ns. Harmilah, S.Pd, S.Kep, M.Kep, Sp. MB, selaku Pembimbing Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah III. Mudahmudahan laporan yang kami sajikan ini dapat bermanfaat bagi yang membaca. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih. Yogyakarta, Maret 2013

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

Defisiensi yodium merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius, mengingat dampaknya sangat besar terhadap kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia. Indonesia termasuk negara gondok endemik. Walaupun kasus penyakit gondok sudah menurun tetapi di wilayah tertentu masih terdapat kantungkantung endemik seperti daerah Sumatera, Jawa Tengah khususnya di daerah pegunungan. Jadi penyakit ini memang belum tuntas sama sekali di Indonesia, ujar Dr. Pradana Soewondo, SpPD KEMD (Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin Metabolik Diabetes). Tak kurang dari 300 juta penduduk dunia mengalami gangguan fungsi kelenjar tiroid. Meski belum terdapat data valid mengenai jumlah penderita tiroid di Indonesia, data dari RS Cipto Mangunkusumo menunjukkan bahwa dalam satu bulan kurang lebih terdapat 288 sampai 300 pasien melakukan kunjungan terkait penyakit tiroid. Jumlah tersebut berada dalam rentang usia antara 20 tahun hingga 50 tahun. Gangguan fungsi tiroid pada wanita terjadi 4-10 kali lebih sering dibandingkan pada pria, khususnya pada masa usia subur, sehingga direkomendasikan untuk melakukan skrining pada wanita secara teratur terutama yang berumur lebih dari 35 tahun, bahkan semakin muda umur semakin baik untuk mempersiapkan kehamilan (Glinoer, 2008; Stockgit, 2010) tetapi di Indonesia tidak biasa dilakukan pemeriksaan rutin sebagai deteksi dini gangguan tersebut termasuk pada wanita hamil (Susanto, 2006). Tidak terdeteksinya wanita usia subur yang menderita hipotiroid akan menimbulkan risiko kehamilan yang berkaitan dengan peningkatan congenital hypothyroidism, kretinisme, keterbelakangan mental, gangguan perkembangan psikomotor dan menurunnya kecerdasan pada anak yang akan dilahirkannya karena IQ anak menjadi lebih rendah 4 sampai 7 poin (Glinoer, 2008; Wiersinga, 2010). Gangguan tiroid merupakan gangguan yang berdampak pada seluruh proses fisiologis tubuh, karena kelenjar tiroid berperan untuk memproduksi dan melepaskan hormon ke dalam sirkulasi darah yang mempengaruhi proses metabolisme basal hampir pada seluruh jaringan tubuh yang dapat bermanifestasi secara klinis dan psikologis melalui tanda dan gejala yang dapat diamati. Hipotiroidisme merupakan keadaan 2 Metode pengukuran gangguan tiroid di Indonesia yang dilakukan oleh pemerintah melalui dinas kesehatan dan puskesmas masih terbatas pada

pengukuran pembesaran kelenjar tiroid (goiter) melalui kegiatan palpasi dan belum menggunakan pemeriksaan biokimia seperti pengukuran thyroid stimulating hormone (TSH) dan FT4 karena pembiayaan yang sangat mahal. Seperti telah diketahui bersama bahwa goiter merupakan gejala klinis yang bermanifestasi setelah kekurangan atau kelebihan yodium terjadi dalam jangka waktu yang sangat lama, sehingga goiter hanya merupakan fenomena gunung es (Djokomoeljanto, 2008; Min, 2009; Medani et al., 2011). Di Kabupaten Sleman, program palpasi goiter terakhir kali dilakukan pada tahun 2003, dengan prevalensi TGR sebesar 18,1%. Prevalensi ini melebihi batasan yang dinyatakan WHO untuk daerah endemis GAKY sebesar 5%. Sampai saat ini tidak tersedia data hasil pemantauan angka TGR yang terbaru.akan daerah endemis GAKY tingkat berat (Dinkes Sleman, 2003). Selain itu Mutalazimah dan Asyanti (2010), menemukan prevalensi hipotiroid sebesar 70%, normal 20% dan hipertiroid 10 %, pada 3 Anak sekolah dasar di Kecamatan Cangkringan, serta menemukan pula hubungan signifikan antara berbagai sindrom klinis dan psikologis dengan defisiensi yodium. Mahfoud dalam upaya et al. (2011) menyatakan hasil penelitiannya dengan hal bahwa tersebut, pengembangan dan validasi kuesioner untuk skrining, merupakan langkah awal diagnosis selanjutnya. Berkaitan pengembangan instrumen harus didasarkan pada professional judgment group yang bertujuan meningkatkan kualitas validitas isi, meskipun disisi yang lain memerlukan waktu dan proses lebih lama. Dengan dikembangkannya instrumen defisiensi yodium, maka pemantauan terhadap prevalensi gangguan kelenjar tiroid dapat dilakukan secara rutin melalui puskesmas dan dapat segera direncanakan program-program intervensi untuk menanggulangi serta mencegah berlanjutnya gangguan kelenjar tiroid pada kondisi secondary disorder atau progression to overt disease.

BAB II PEMBAHASAN

A 1

LAPORAN PENDAHULUAN Definisi Kelenjar Thyroid Kelenjar thyroid berperan dalam mempertahankan tingkat metabolisme di berbagai jaringan agar optimal sehingga mereka berfungsi normal. Hormon thyroid merangsang konsumsi O2 pada sebagian besar sel tubuh, membantu mengatur metabolisme lemak dan karbohidrat, dan penting untuk pertumbuhan dan pematangan normal. Kelenjar thyroid tidak esensial bagi kehidupan, tetapi ketiadaannya menyebabkan keterlambatan perkembangan fisik dan mental, berkurangnya daya tahan terhadap dingin, serta pada anak-anak timbul retardasi mental dan kecebolan (dwarfisme).

2 a

Anatomi Fisiologi Kelenjar Thyroid Anatomi Kelenjar Thyroid Thyroid adalah suatu kelenjar endokrin yang sangat vaskular, berwarna merah kecoklatan dengan konsistensi yang lunak. Kelenjar thyroid terdiri dari dua buah lobus yang simetris. Berbentuk konus dengan ujung cranial yang kecil dan ujung caudal yang besar. Antara kedua lobus dihubungkan oleh isthmus, dan dari tepi superiornya terdapat lobus piramidalis yang bertumbuh ke cranial, dapat mencapai os hyoideum. Pada umumnya lobus piramidalis berada di sebelah kiri linea mediana. Setiap lobus kelenjar thyroid mempunyai ukuran kira-kira 5 cm, dibungkus oleh fascia propria yang disebut true capsule, dan di sebelah superficialnya terdapat fascia pretrachealis yang membentuk false capsule. Kelenjar thyroid berada di bagian anterior leher, di sebelah ventral bagian caudal larynx dan bagian cranial trachea, terletak berhadapan dengan vertebra C 5-7 dan vertebra Th 1. Kedua lobus bersama-sama dengan isthmus memberi bentuk huruf U. Ditutupi oleh m. sternohyoideus dan m.sternothyroideus. Ujung cranial lobus mencapai linea obliqua cartilaginis thyreoideae, ujung inferior meluas sampai cincin trachea 5-6. Isthmus difiksasi pada cincin trachea 2,3 dan 4. Kelenjar thyroid juga difiksasi pada trachea dan pada tepi cranial cartilago cricoidea oleh penebalan fascia

pretrachealis yang dinamakan ligament of Berry. Fiksasi-fiksasi tersebut menyebabkan kelenjar thyroid ikut bergerak pada saat proses menelan berlangsung.

b 1

Fisiologi Klenjar Thyroid Ada tiga jenis hormon yang dihasilkan oleh tiroid Tiroksin (T4) Hormon Tiroksin (T4 = levothyroxine) adalah hormon utama yang dihasilkan oleh kelenjar gondok (kelenjar Tiroid) yang mempengaruhi metabolisme sel tubuh dan pengaturan suhu tubuh, mengatur metabolisme karbohidrat, mengatur penggunaan oksigen dan karbondioksida serta mempengaruhi perkembangan tubuh dan mental.Kepekatannya minimal 25 kali daripada triiodotironin (T3). Kadar tiroksn serum umumnya digunakan untuk mengukur konsentrasi hormon tiroid dan fungsi kelenjar tiroid. Pada Dewasa nilai normalnya untuk T4 bebas: 1,0-2,3 ng/dl. Sedangkan pada anak bayi baru lahir: 11-23 mikrogram/dl; Usia 1-6 tahun: 5,5-13,5 mikrogram/dl; Usia 6-10 tahun: 5-12,5 mikrogram/dl Pada ibu hamil, hormon tiroksin yang terlalu sedikit memang telah diketahui dapat menimbulkan masalah dalam kehamilan, dan memperbesar risiko keguguran, kelahiran prematur,

hipertensi. Tingkat tiroksin yang rendah saat usia kandungan 36 pekan,berkaitan erat dengan posisi kepala bayi yang tidak normal. Bayi cenderung menghadap ke punggung bukan ke perut ibu. Hal itu membuat proses kelahiran berlangsung lama, sulit, dan biasanya berakhir dengan bantuan peralatan atau operasi.

2

Triidothyronine (T3) Triidothyronine (T3) adalah hormon tiroid yang ada dalam darah dengan kadar yang sedikit yang mempunyai kerja yang singkat dan bersifat lebih kuat daripada tiroksin (T4). T3 disekresikan atas pengaruh thyroid stimulating hormone (TSH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise dan thyroidreleasing hormone (TRH) yang dihasilkan oleh hipotalamus. T3 didalam aliran darah terikat dengan thyroxine binding globulin(TBG)

sebanyak 38 80%, prealbumin 9 27% dan albumin 11 35%. Sisanya sebanyak 0.2 0.8% ada dalam bentuk bebas yang disebut free T3. Free T3 meningkat lebih tinggi daripada free T4 pada penyakit graves dan adenoma toxic. Free T3 dipakai untuk monitoring pasien yang menggunakan obat anti-tiroid, karena pada pengobatan tersebut, produksi T3 berkurang dan T4 dikonversi menjadi T3. Selain itu, kadar free T3 diprediksi untuk menentukan beratnya kelainan tiroid.

3

Kalsitonin Kalsitonin adalah hormon yang diproduksi oleh sel parafolikular dari kelenjar tiroid. Kalsitonin dapat mengurangi kadar kalsium dalam aliran darah dengan menghambat aksi perombakan sel tulang oleh osteoklas, sel-sel yang menghancurkan matrix ekstraseluler. Sekresi hormone kalsitonin mengontrol umpan balik negative. Ketika kalsium dalam darah tinggi, kalsitonin menurunkan kalsium dan fosfat dalam darah dengan menghambat resorbsi tulang (pemecahan/penghancuran matrix extraseluler tulang) oleh osteoklas dan meningkatkan uptake kalsium dan fosfat ke dalam matrix ekstraseluler tulang.

c

Vaskularisasi Kelenjar thyroid memperoleh darah dari arteri thyroidea superior, arteri thyroidea inferior dan kadang-kadang arteri thyroidea ima (kira-kira 3 %). Pembuluh darah tersebut terletak antara kapsula fibrosa dan fascia pretrachealis.8 Arteri thyroidea superior merupakan cabang pertama arteri caroticus eksterna, melintas turun ke kutub atas masing-masing lobus kelenjar thyroid, menembus fascia pretrachealis dan membentuk ramus glandularis anterior dan ramus glandularis posterior. Arteri thyroidea inferior merupakan cabang truncus thyrocervicalis, melintas ke superomedial di belakang caroted sheath dan mencapai aspek posterior kelenjar thyroid. Truncus thyrocervicalis merupakan salah satu percabangan dari arteri subclavia. Arteri thyroidea inferior terpecah menjadi cabang-cabang yang menembus fascia pretrachealis dan memasok darah ke kutub

bawah kelenjar thyroid. Arteri thyroidea ima biasanya dipercabangkan oleh truncus brachiocephalicus atau langsung dipercabangkan dari arcus aortae. Tiga pasang vena thyroidea menyalurkan darah dari pleksus vena pada permukaan anterior kelenjar thyroid dan trachea. Vena thyroidea superior menyalurkan darah dari kutub atas, vena thyroidea media menyalurkan darah dari bagian tengah kedua lobus dan vena thyroidea inferior menyalurkan darah dari kutub bawah. Vena thyroidea superior dan vena thyroidea media bermuara ke dalam vena jugularis interna, dan vena thyroidea inferior bermuara ke dalam vena brachiocephalica.

3 a

Klasifikasi Gangguan Kelenjar Thyroid Hipertiroidisme Hipertiroidisme adalah gangguan yang disebabkan oleh respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid yang berlebihan.Bentuk yang umum dari masalah ini adalah penyakit graves,sedangkan bentuk yang lain adalah toksik adenoma , tumor kelenjar hipofisis yang menimbulkan sekresi TSH meningkat,tiroditis subkutan dan berbagai bentuk kenker tiroid.

b

Hipothyroid Hipotiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid kurang aktif dan menghasilkan terlalu sedikit hormon tiroid. Hipotiroid yang sangat berat disebut miksedema.

c

Struma atau Hipertrofi Kelenjar Thyroid Struma adalah pembesaran kelenjar gondok yang disebabkan oleh penambahan jaringan kelenjar gondok yang menghasilkan hormon tiroid dalam jumlah banyak sehingga menimbulkan keluhan seperti berdebar - debar, keringat, gemetaran, bicara jadi gagap, mencret, berat badan menurun, mata membesar, penyakit ini dinamakan hipertiroid (graves disease).

4

Etiologi Gangguan Kelenjar Thyroid

a

Hipertiroidisme Penyebab-penyebabnya antara lain:

1 2 3 4 5 6708)

Herediter Toksik Adenoma Tumor kelenjar hipofise Tiroiditis sub akut Kanker tiroid Terapi hormon tiroid berlebihan

(Price A, Sylvia, 1995, hal 1074 dan Dongoes E, Marilynn , 2000 hal

b 1

Hipertiroidisme Penyebab hipotiroidisme (Dongoes): Tiroiditis limfositik kronis (tiroiditis hashimoto) Kelenjar tiroid seringkali membesar dan hipotiroidisme terjadi beberapa bulan kemudian akibat rusaknya daerah kelenjar yang masih berfungsi

2 3 4 5 6 7

Atrofi kelenjar tiroid yang menyertai proses penuaan. Terapi Hipertiroidime (Iodium radioaktif, tiroidektomi) Obat-obatan ( litium, senyawa iodium, obat-obat antitiroid) Radiasi pada kepala dan leher untuk penanganan kanker kepala dan leher, limfoma. Penyakit infiltratif pada tiroid (amiloidosis, sleroderma) Defisiensi dan kelebihan iodium. Kekurangan yodium jangka panjang dalam makanan, menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme goitrosa). Kekurangan yodium jangka panjang merupakan penyebab tersering dari hipotiroidisme di negara terbelakang.

c

Struma atau Hipertrofi Klenjar Thyroid

1 a

Struma non toxic Struma non toxic disebabkan oleh beberapa hal, yaitu : Kekurangan iodium: Pembentukan struma terjadi pada difesiensi sedang yodium yang kurang dari 50 mcg/d.

Sedangkan defisiensi berat iodium adalah kurang dari 25 mcg/d dihubungkan dengan hypothyroidism dan cretinism.

b c d e

Kelebihan yodium: jarang dan pada umumnya terjadi pada preexisting penyakit tiroid autoimun Goitrogen : Obat : Propylthiouracil, litium, phenylbutazone, aminoglutethimide, expectorants yang mengandung yodium. Dishormonogenesis: Kerusakan dalam jalur biosynthetic hormon kelejar tiroid Riwayat radiasi kepala dan leher : Riwayat radiasi selama masa kanak-kanak mengakibatkan nodul benigna dan maligna (Lee, 2004)

2 a b c d

Struma Toxic Nodusa (Davis, 2005) Defisiensi iodium yang mengakibatkan penurunan level T4 Aktivasi reseptor TSH Mutasi somatik reseptor TSH dan Protein G Mediator-mediator pertumbuhan termasuk : Endothelin-1 (ET-1), insulin like growth factor-1, epidermal growth factor, dan fibroblast growth factor.

5 a

Tanda dan Gejala Gangguan Kelenjar Thyroid Hipertiroidisme Menurut Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 1319 dan Price A, Sylvia, 1995, hal 1076), tandanya:

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Apatis Mudah lelah Kelemahan otot Mual Muntah Gemetaran Kulit lembab Berat badan turun Takikardi Mata melotot (Ophthalmophaty), kedipan mata berkurang

b 1 2 3 4 5 6 7 c

Hipotiroidisme Kecemasan,ansietas,insomnia,dan tremor halus Penurunan berat badan walaupun nafsu makan baik Intoleransi panas dan banyak keringat Papitasi,takikardi,aritmia jantung,dan gagal jantung,yang dapat terjadi akibat efek tiroksin pada sel-sel miokardium Amenorea dan infertilitas Kelemahan otot,terutama pada lingkar anggota gerak ( miopati proksimal) Osteoporosis disertai nyeri tulang

Struma

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Berat badan menurun Dispnea Berkeringat Diare Kelelahan otot Tremor (jari tangan dan kaki) Oligomenore/amenore Telapak tangan panas dan lembab Takikardia, denyut nadi kadang tidak teratur karena fibrilasi atrium, pulses seler Gugup, mudah terangsang, gelisah, emosi tidak stabil, insomnia. Gondok (mungkin disertai bunyi denyut dan getaran).

6 a

Patofisiologi Gangguan Kelenjar Thyroid Hipertiroidisme

Autoimun Sel T menghancurkan sel epitel tiroid Aktivitas kelenjar tiroid berkurang Penurunan produksi T3 dan T4 Kegagalan pengendalian umpan balik negative TSH Kenaikan TSH Hipotiroid

b

Hipotiroidisme

Autoimun TSI (Imunoglobulin) merangsang elenjar tiroid secara abnormal Aktivitas kelenjar tiroid berlebih Produksi hormon tiroksin berlebih

TSI menyerupai kerja TSH pada kelenjar tiroid Kelenjar tiroid aktif berlebih Produksi hormon tiroid berlebih Hipertiroidisme

c

Struma

LINGKUNGAN Daerah pegunungan Tanah dan air kurang Mengandung iodium Fungsi kelenjar tiroid

KELAINAN METABOLIK KONGENITAL penghambat oleh zat kimia penghambat oleh obat (substansi dalam kol, lobak) (litium, sulfonylurea) geitrogenik kemampuan kelenjar Tiroid Pelepasan TSH T4 Hipofisis

STRUMA (GONDOK)

Non toksik Kel. Tiroid berdivusi Kel. Tiroid >> Penekanan trakea Serak, parau Penekanan esofagus Sulit menelan

toksik Fungsi hormon tiroid Ekstra tiroidal Lemah Goiter Tiroidal Hipertiroid Sekresi Hormon tiroid >

hiperplasi

Gangguan respirasi Gangguan menelan

Iodium Diserap usus halus dan masuk kedalam sirkulasi darah Ditangkap paling banyak oleh kelenjar tiroid Iodium dioksida menjadi bentuk yang aktif Distimulasi oleh TSH Membentuk T4 dan T3 Pengaruh obat dan lingkungan Menghambat sintesis T4 TSH eningkat Oleh kelenjar hipofise Perbesaran kelenar tiroid Struma (gondok)

7

Manifestasi Klinis Gangguan Kelenjar Thyroid

a

Hipertiroiisme Perjalanan penyakit hipertiroid biaanya perlahan-lahan dalam beberapa bulan sampai beberapa tahun. Manifestasi klinis yang paling sering adalah :

1

Penurunan berat badan Salah satu efek dari hormon tiroid adalah berpengaruh terhadap laju metabolisme. Ini mengakibatkan peningkatan konsumsi bahan bakar daripada penyimpanan bahan bakar. Terjadi penurunan simpanan lemak dan penciutan otot akibat penguraian protein karena tubuh membakar bahan bakar dengan kecepatan yang abnormal sehingga walaupun pasien banyak makan, tapi badan akan tetap kurus. Pasien jugaakan banyak berkeringat walaupun tidak terpapar sinar matahari karena peningkatan metabolisme. Kemungkinan diare karena terjadi peningkatan motilitas usus.

2

Exoptalmus Kondisi dimana bola mata menonjol keluar. Tanpa ada alasan yang terlalu jelas, dibelakang mata tertimbun karbohidrat kompleks yang menahan air. Retensi cairan di belakang mata mendorong bola mata kedepan, sehingga mata menonjol keluar dari tulang orbita. Kondisi seperti ini rentan terjadi ulkus kornea yang dapat mengakibatkan kebutaan.

3

Tremor Frekuensi tremor antara 10-50x/menit hal ini karena efek hormone tiroid pada system simpatis.

4

Takikardi Kisaran nadi antara 90 dan 100 kali permenit, tekanan darah sistolik (bukan diastolic) meningkat. Salah satu fungsi dari hormon tiroid yang diproduksi oleh kelenjar tiroid yaitu adalah untuk mengatur kerja pada sistem kardiovaskuler. Hormon tiroid ini berfungsi untuk meningkatkan kecepatan denyut dan kekuatan kontraksi jantung, sehingga curah jantung meningkat. Mungkin terjadi fibrilasi atrium dan dekompensasi jantung dalam bentuk gagal jantung kongestif, terutama pada pasien lansia.

5

Pembesaran tiroid.

Pada hipertiroid kelenjar tiroid di paksa mengsekresikan hingga diluar batas sehingga untuk memenuhi kebutuhan sel-sel kelenjar tiroid membesar dan menekan area trakea dan esofagus sehingga terjadi gangguan respirasi, menelan dan sesak nafas juga bisa disebabkan oleh kelemahan otot-otot pernafasan yang dapat menyebabkan dipsnea dan edema.

6marah, ketakutan, tidak dapat duduk dengan tenang

Ge lisah (peka rangsang berlebihan dengan emosional), mudah

7

Toleransi terhadap panas buruk dan banyak berkeringat, kulit kemerahan dan mudah menjadi lunak,hangat dan lembab. Terdapat clubbing finger yang disebut plumer nail.

8reproduksi dan menstruasi

Gangguan Pasien lansia mungkin mengeluhkan kulit kering gatal-gatal menyebar Hipotiroid

9 b 1

Manifestasi klinis hipotiroidisme tidak tergantung pada etiologinya : Pada bayi ditemukan kretinisme disertai retardasi mental, postur kecil, muka dan tangan sembab. Sedangkan pada anak ditandai dengan retardasi mental dan gangguan tumbuh kembang.

2 3 4 5 6 7 8 9 10

Kelambanan Anemia Perlambatandaya pikir Gerakan yang canggung dan lambat Penurunan frekuensi denyut jantung Pembesaran jantung (jantung miksedema) dan penurunan curah jantung Pembengkakan dan edema kulit, terutama dibawah mata dan dipergelangan kaki Penurunan kecepatan metabolisme Penurunan kebutuhan kalori

11 12 13 14 15

Penurunan nafsu makan dan penyerapan zat gizi Konstipasi Perubahan dalam fungsi reproduksi Kulit kering dan bersisik serta rambut kepala dan tubuh yang tipis dan rapuh Kadang dijumpai depresi atau bahkan sangat agitatif yaitu myxedema madness karena gangguan pada system saraf pusat. Biasa terjadi gelisah, paranoid, atau terlalu senang.

c

Struma Penderita mungkin mengalami aritmia dan gagal jantung yang resisten terhadap terapi digitalis. Penderita dapat pula memperlihatkan bukti-bukti penurunan berat badan, lemah, dan pengecilan otot. Biasanya ditemukan goiter multi nodular pada pasien-pasien tersebut yang berbeda dengan pembesaran tiroid difus pada pasien penyakit Graves. Penderita goiter nodular toksik mungkin memperlihatkan tanda-tanda mata (melotot, pelebaran fisura palpebra, kedipan mata berkurang) akibat aktivitas simpatis yang berlebihan. Meskipun demikian, tidak ada manifestasi dramatis oftalmopati infiltrat seperti yang terlihat pada penyakit Graves (Price dan Wilson, 1994). Gejala disfagia dan sesak napas mungkin dapat timbul. Beberapa goiter terletak di retrosternal (Sadler et al, 1999) Beberapa gambaran umum :

1 2 3

Klien tidak mempunyai keluhan karena tidak ada hipo atau hipertirodisme. Peningkatan metabolisme karena klien hiperaktif dengan meningkatnya denyut nadi. Peningkatan simpatis seperti ; jantung menjadi berdebardebar, gelisah, berkeringat, tidak tahan cuaca dingin, diare, gemetar, dan kelelahan.

4 5

Pembesaran pada leher yang dapat mengganggu nilai penampilan Rasa tercekik di tenggorokan kadang disertai nyeri karena trachea dan esofagus tertekan jaringan yang membesar.

6 7 8 8 a 1

Suara serak karena terdapat timbunan secret dan obstruksi pita suara Kesulitan menelan karena tertekannya saluran esofagus Fotofobia

Komplikasi Gangguan Kelenjar Thyroid Hipertiroidisme Koma miksedema Menggambarkan stadium hipotiroidisme yang paling ekstrim dan berat, dimana pasien mengalami hipotermi dan tak sadarkan diri. ditandai olehe keaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa menggigil,hipotensi, hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hingga koma.

2

Miksedema Keadaan dimana asam hialorunat sangat meningkat dan bersama dengan kondroitin sulfat yang terikat dengan protein membentuk jaringan gel yang berlebihan di ruang interestrial dan jaringan gel ini menyebabkan jmlah total cairan interestrial meningkat. Ditandai dengan adanya pelonggaran di bawah mata dan pembengkakan di wajah.

3

Penyakit jantung Penyakit jantung koronaria paling sering terjadi karena terjadi peningkatan kadar kolesteroldarah. Selain itu iskhemik dan infark miokard juga mungkin terjadi.

b

Hipotiroidisme

1 2 a b

Aritmia akibat kontraksi otot jantung tidak teratur dan serangan jantung Krisis tirotoksitosis (Thyroid storm) Badai tiroid bisa menyebabkan : Demam, kegelisahan, perubahan suasana hati, kebingungan Kelemahan dan pengisutan otot yang luar biasa

c d

Perubahan kesadaran (bahkan sampai terjadi koma) Pembesaran hati disertai penyakit kuning yang ringan

Badal tiroid merupakan suatu keadaan darurat yang sangat berbahaya dan memerlukan tindakan segera. Tekanan yang berat pada jantung bisa menyebabkan ketidakteraturan irama jantung yang bisa berakibat fatal. (aritmia) dan syok. Badal tiroid biasanya terjadi karena hipertiroid tidak diobati atau karena pengobatan yang tidak adekuat, dan bisa dipicu oleh :

a b c d e f 3

Infeksi Pembedahan Stress Diabetes yangtidak terkendali Ketakutan Kehamilan atau persalinan

Pada kehamilan meliputi morbiditas dan mortalitas pada ibu, janin dan bayi baru lahir. Pada ibu dapat diinduksi hipertensi pada kehamilan, pre-eklamsia, gagal jantung, dan persalinan preterm. Pada janin dan neonatus dapat terjadi kelahiran mati, goiter, hipertiroiditis dan hipotiroiditis.

c

Struma

1 2

Gangguan menelan atau bernafas Gangguan jantung baik berupa gangguan irama hingga pnyakit jantung kongestif ( jantung tidak mampu memompa darah keseluruh tubuh)

3

Osteoporosis, terjadi peningkatan proses penyerapan tulang sehingga tulang menjadi rapuh, keropos dan mudah patah.

4

Pembengkakan

pada

leher

depan

secara

bertahap

membesar dan membentuk benjolan, biasanya tidak sakit, penekanan pada esophagus dan trakea. Pembengkakan kelenjar tiroid (gondok ), sehingga dileher penderita tampak benjolan besar

9 a 1

Pemeriksaan Diagnostik Gangguan Kelenjar Thyroid Tes tiroid terdiri atas: Tiroksin serum (T4) Tes T4 digunakan untuk menentukan suatu hipotiroidisme atau hipertiroidisme, menentukan maintenance dose tiroid pada hipotiroidisme dan memonitor hasil pengobatan antitiroid pada hipertiroidisme. Batas normal:

a b c d a

Dewasa

: 4,5-11,5 g/dl (58,5-150 nmol/L)

Wanita hamil, pemberian kontrasepsi oral: meningkat Anak-anak : diatas 15,0 mg/dl Usila : menurun sesuai penurunan kadar protein plasma.

Interpretasi: Meningkat : hipertiroidisme, tiroditis akut, kehamilan, penyakit hati kronik, penyakit ginjal, diabetes melitus, neonatus, obatobatan: heroin, methadone, estrogen.

b

Menurun obatan seperti

:

hipotiroidisme,

hipoproteinemia,

obat-

androgen,

kortikosteroid,

antikonvulsan,

antitiroid (propiltiouracil)

2

Tri-iodotironin serum (T3) Tes T3 digunakan untuk mendiagnosis hipertiroidisme dengan kadar T4 normal. Batas normal:

a b c a

Dewasa: 1,15-3,10 nmol/L (70-220 ng/dl) Wanita hamil, pemberian kontrasepsi oral meningkat Anak-anak kadarnya lebih tinggi Meningkat : hipertiroidisme, T3 tirotoksikosis. Tiroiditis

Interpretasi akut, peningkatan TBG, obat-obatan: T3 dengan dosis 25mg/hr atau lebih dan obat T4 300mg/hr atau lebih, dextrothyroxine, kontrasepsi oral.

b

Menurun

: hipotiroidisme, penurunan TBG,

obat-obatan: heparin, propanolol, steroid.

3

Tes T3 Ambilan Resin Merupakan pemeriksaan untuk mengukur secara tidak langsung kadar TBG (Thyroid-binding Globulin) tidak jenuh. Tujuannya adalah untuk menentukan jumlah hormon tiroid yang terikat dengan TBG. Pemeriksaan ini mrnghasilkan indeks jumlah hormon tiroid yang sudah ada dalam sirkulasi darah pasien. Nilai normal ambilan T3 adalah 25%-35% (fraksi ambilan relatif: 0,25-0,35) yang menunjukkan bahwa kurang lebih sepertiga dari tempat yang ada pada TBG sudah ditempati oleh hormon tiroid. Jika jumlah tempat yang kosong rendah, seperti pada hipertiroidisme, maka ambilan T3 >35% (>0,35). Bila jumlah tempat yang tersedia itu tinggi, seperti pada hipotiroidisme, maka hasil tesnya