asuhan keperawatan dermatitis3

Upload: rahadi-fati

Post on 02-Apr-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 ASUHAN KEPERAWATAN DERMATITIS3

    1/11

    ASUHAN KEPERAWATAN DERMATITIS

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. A. LATAR BELAKANG

    Kata dermatitis berarti adanya inflamasi pada kulit. Ekzema merupakan bentuk khususdari dermatitis. Beberapa ahli menggunakan kata ekzema untuk menjelaskan inflamasi yangdicetuskan dari dalam pada kulit. Prevalensi dari semua bentuk ekzema adalah 4,66%, termasuk

    dermatitis atopik 0,69%, eczema numular 0,17%, dan dermatitis seboroik 2,32% yang

    menyerang 2% hingga 5% dari penduduk.Eksim atau Dermatitis adalah istilah kedokteran untuk kelainan kulit yang mana kulit

    tampak meradang dan iritasi. Keradangan ini bisa terjadi dimana saja namun yang paling sering

    terkena adalah tangan dan kaki. Jenis eksim yang paling sering dijumpai adalah eksim atopik

    atau dermatitis atopik. Gejala eksim akan mulai muncul pada masa anak anak terutama saatmereka berumur diatas 2 tahun. Pada beberapa kasus, eksim akan menghilang dengan

    bertambahnya usia, namun tidak sedikit pula yang akan menderita seumur hidupnya. Dengan

    pengobatan yang tepat, penyakit ini dapat dikendalikan dengan baik sehingga mengurangi angkakekambuhan.

    Dimanapun lokasi timbulnya eksim, gejala utama yang dirasakan pasien adalah gatal.

    Terkadang rasa gatal sudah muncul sebelum ada tanda kemerahan pada kulit. Gejala kemerahanbiasanya akan muncul pada wajah, lutut, tangan dan kaki, namun tidak menutup kemungkinan

    kemerahan muncul di daerah lain.

    Daerah yang terkena akan terasa sangat kering, menebal atau keropeng. Pada orang kulit

    putih, daerah ini pada mulanya akan berwarna merah muda lalu berubah menjadi cokelat.Sementara itu pada orang dengan kulit lebih gelap, eksim akan mempengaruhi pigmen kulit

    sehingga daerah eksim akan tampak lebih terang atau lebih gelap.

    B. B. RUMUSAN MASALAH1. Apa itu penyakit Dermatitis, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan

    penunjang dan diagnostik, penatalaksanaan medis dan keperawatan, serta komplikasi Dermatitis?

    2. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien Dermatitis Kontak?

    C. TUJUAN PEMBELAJARAN1. Mahasiswa mampu memahami definisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik,

    pemeriksaan penunjang dan diagnostik, penatalaksanaan medis dan keperawatan, serta

    komplikasi Dermatitis.

    2. Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan kepada klien Dermatitis kontak.

    BAB IIPEMBAHASAN

    1. DefinisiDermatitis adalah peradangan kulit ( epidermis dan dermis ) sebagai respon terhadap

    pengaruh faktor eksogen atau pengaruh faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa

    efloresensi polimorfik ( eritema, edema, papul, vesikel, skuama) dan keluhan gatal ( Djuanda,Adhi, 2007 ).

    http://loyalsains.blogspot.com/2012/04/asuhan-keperawatan-dermatitis.htmlhttp://loyalsains.blogspot.com/2012/04/asuhan-keperawatan-dermatitis.htmlhttp://loyalsains.blogspot.com/2012/04/asuhan-keperawatan-dermatitis.html
  • 7/27/2019 ASUHAN KEPERAWATAN DERMATITIS3

    2/11

    Dermatitis adalah peradangan pada kulit ( imflamasi pada kulit ) yang disertai dengan

    pengelupasan kulit ari dan pembentukkan sisik ( Brunner dan Suddart 2000 ). Jadi dermatitis

    adalah peradangan kulit yang ditandai oleh rasa gatal.

    2. Klasifikasi

    a) 1. Dermatitis kontak

    Dermatitis kontak adalah respon peradangan kulit akut atau kronik terhadap paparan bahan iritaneksternal yang mengenai kulit.Dermatitis kontaki terbagi 2 yaitu :

    Dermatitis kontak iritan (mekanisme non imunologik)

    Dermatitis kontak alergik (mekanisme imunologik spesifik)Perbedaan Dermatitis kontak iritan dan kontak alergik

    No. Dermatitis kontak iritan Dermatitis kontak alergik

    1. Penyebab Iritan primer Alergen kontakS.sensitizer

    2. Permulaan Pada kontak pertama Pada kontak ulang

    3. Penderita Semua orang Hanya orang yang alergik

    4. Lesi Batas lebih jelasEritema sangat jelas

    Batas tidak begitu jelasEritema kurang jelas

    5. Uji Tempel Sesudah ditempel 24 jam,bila iritan di angkat reaksi

    akan segera

    Bila sesudah 24 jam bahan allergen diangkat, reaksi menetap atau meluas

    berhenti.

    2. Dermatitis atopik

    Dermatitis atopik adalah keadaan peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal dan

    umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan denganpeningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita. Kelainan

    kulit berupa papul gatal, yang kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi, tempatnya

    dilipatan atau fleksural.c) 3. Dermatitis numularis

    Merupakan dermatitis yang bersifat kronik residif dengan lesi berukuran sebesar uang logam dan

    umumnya berlokasi pada sisi ekstensor ekstremitas.d) 4. Dermatitis seboroik

    Merupakan golongan kelainan kulit yang didasari oleh factor konstitusi, hormon, kebiasaan

    buruk dan bila dijumpai pada muka dan aksila akan sulit dibedakan. Pada muka terdapat di

    sekitar leher, alis mata dan di belakang telinga.

    3. Etiologi

    Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti. Sebagian besar merupakan respon kulit

    terhadap agen-agen misal nya zat kimia, bakteri dan fungi selain itu alergi makanan juga bisamenyebabkan dermatitis. Respon tersebut dapat berhubungan dengan alergi. ( Arief

    Mansjoer.1998.Kapita selekta )

    Penyebab Dermatitis secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu

  • 7/27/2019 ASUHAN KEPERAWATAN DERMATITIS3

    3/11

    1. Luar ( eksogen ) misalnya bahan kimia ( deterjen, oli, semen, asam, basa ), fisik (sinar matahari, suhu ), mikroorganisme ( mikroorganisme, jamur).

    2. Dalam ( endogen ) misalnya dermatitis atopik.

    Patofisiologi

    5. Manifestasi klinis

    Pada umumnya manifestasi klinis dermatitis adanya tanda-tanda radang akut terutama

    pruritus ( gatal ), kenaikan suhu tubuh, kemerahan, edema misalnya pada muka ( terutama

    palpebra dan bibir ), gangguan fungsi kulit dan genitalia eksterna.a) Stadium akut : kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan eksudasi

    sehingga tampak basah.b) Stadium subakut : eritema, dan edema berkurang, eksudat mengering menjadi kusta.

    c) Stadium kronis : lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul dan likenefikasi.Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal suatu dermatitis sejak awal memberi

    gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium kronis.

    6. Pemeriksaan penunjang dan diagnostik

    1. Pemeriksaan penunjang :

    a) Percobaan asetikolin ( suntikan dalam intracutan, solusio asetilkolin 1/5000).

    b) Percobaan histamin hostat disuntikkan pada lesi

    2. Laboratoriuma) Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin, globulin

    b) Urin : pemerikasaan histopatologi

    7. Penatalaksanaan medis dan keperawatan

    Penatalaksanaan medis dan keperawatan dermatitis melalui terapi yaitu :

    http://1.bp.blogspot.com/-9Mi7Jq2aV3c/T5bmNISyDdI/AAAAAAAAAEs/2d-DZm_LGrk/s1600/pathway+dermatitis+kontak.jpg
  • 7/27/2019 ASUHAN KEPERAWATAN DERMATITIS3

    4/11

    a) Terapi sitemik Pada dermatitis ringan diberi antihistamin atau kombinasi antihistamin,

    antiserotonin, antigraditinin, aritSRSA dan pada kasus berat dipertimbangkan pemberian

    kortikosteroid.b) Terapi topical Dermatitis akut diberi kompres bila sub akut cukup diberi bedak kocok bila

    kronik diberi saleb.

    c) Diet

    Tinggi kalori dan tinggi protein ( TKTP ) Contoh : daging, susu, ikan, kacang-kacangan, jeruk, pisang, dan lain-lain

    Manajemem keperawatan pada pasien Dermatitis seboroik

    a. Sarankan pada pasien untuk menghindari iritasai dari luar, factor pemicu yang menyebabkanmuncul lagi dermatitis seboroik ulangan, dan menyarankan untuk tidak sering menggaruk area

    yang gatal.

    b. Diskusikan pada pasien untuk menghindari udara ke kulit dan selalu menjaga kebersihan

    pelipatan pada kulit dan usahakan supaya tetap kering.c. Instruksikan untuk menggunakan shampoo dan menghindari kebiasaan yang burukd. Beritahu pasien bahwa dermatitis seboroik adalah masalah yang sangat kronik dan tidak tertutup

    kemungkinan untuk muncul lagi.

    e. Ajarkan pada pasien menempelkan cara-cara untuk mengghindari dermatitis.

    8. Komplikasi

    a. Infeksi saluran nafas atas

    b. Bronkitisc. Infeksi kulit

    B. Asuha keperawatan pada klien dermatitis kontak

    a. Pengkajian Identitas Klien

    Nama :

    MR :

    Masuk ke RS :Tanggal Lahir :Umur :

    Jenis kelamin :Agama :Alamat :

    b.Pengkajian Riwayat KesehatanRiwayat kesehatan dahuluRiwayat kesehatan keluarga

    - Riwayat kesehatan sekarang

    c. Pemerikasaan Penunjang1. Pemeriksaan penunjang :

    a. Percobaan asetikolin ( suntikan dalam intracutan, solusio asetilkolin 1/5000).

    b. Percobaan histamin hostat disuntikkan pada lesi

    2. Laboratoriuma. Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin, globulinb. Urin : pemerikasaan histopatologi

    Pengkajian 11 Funggsional Gordon

  • 7/27/2019 ASUHAN KEPERAWATAN DERMATITIS3

    5/11

    1. Pola Persepsi Kesehatan- Adanya riwayat infeksi sebelumya.

    - Pengobatan sebelumnya tidak berhasil.- Riwayat mengonsumsi obat-obatan tertentu, mis., vitamin; jamu.- Adakah konsultasi rutin ke Dokter.

    - Hygiene personal yang kurang.

    - Lingkungan yang kurang sehat, tinggal berdesak-desakan.

    2. Pola Nutrisi Metabolik- Pola makan sehari-hari: jumlah makanan, waktu makan, berapa kali sehari makan.

    - Kebiasaan mengonsumsi makanan tertentu: berminyak, pedas.- Jenis makanan yang disukai.- Nafsu makan menurun.

    - Muntah-muntah.

    - Penurunan berat badan.- Turgor kulit buruk, kering, bersisik, pecah-pecah, benjolan.- Perubahan warna kulit, terdapat bercak-bercak, gatal-gatal, rasa terbakar atau perih.

    3.

    Pola Eliminasi

    - Sering berkeringat.- tanyakan pola berkemih dan bowel.

    4. Pola Aktivitas dan Latihan

    - Pemenuhan sehari-hari terganggu.- Kelemahan umum, malaise.- Toleransi terhadap aktivitas rendah.

    - Mudah berkeringat saat melakukan aktivitas ringan- Perubahan pola napas saat melakukan aktivitas.

    5. Pola Tidur dan Istirahat

    - Kesulitan tidur pada malam hari karena stres.

    - Mimpi buruk.

    6. Pola Persepsi Kognitif- Perubahan dalam konsentrasi dan daya ingat.

    - Pengetahuan akan penyakitnya.

    7. Pola Persepsi dan Konsep Diri- Perasaan tidak percaya diri atau minder.

    - Perasaan terisolasi.

    8. Pola Hubungan dengan Sesama- Hidup sendiri atau berkeluarga

    - Frekuensi interaksi berkurang

    - Perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran

    9. Pola Reproduksi Seksualitas- Gangguan pemenuhan kebutuhan biologis dengan pasangan.

    - Penggunaan obat KB mempengaruhi hormon.

    10. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress- Emosi tidak stabil- Ansietas, takut akan penyakitnya

    - Disorientasi, gelisah

    11. Pola Sistem Kepercayaan

  • 7/27/2019 ASUHAN KEPERAWATAN DERMATITIS3

    6/11

    - Perubahan dalam diri klien dalam melakukan ibadah- Agama yang dianut

    2. Diagnosa Keperawatan1. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit

    Sasaran : pemeliharaan integritas kulit

    Hasil yang diharapkan :

    Mempertahankan integritas kulit

    Tidak ada laserasi

    Tidak ada tandatanda cedera termal

    Tidak ada infeksi

    Memberikan obat topical yang diprogramkan

    Menggunakan obat yang diresepkan sesuai jadwal.

    INTERVENSI RASIONAL

    Mandiri:

    1. pantau keadaan kulit pasien2. Jaga dengan cermat terhadap resiko terjadinyacedera termal akibat penggunaan kompres hangatdengan suhu yang terlalu tinggi dan akibat cidera

    panas yang tidak terasa ( bantalan pemanasan,

    radiator )

    HE:1. Anjurkan pasien untuk menggunakankosmetik dan preparat tabir surya.

    kolaborasi1. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberianobat anti histamine dan salep kulit

    Mengetahui kondisi kulit untukdilakukan pilihan intervensi yang tepat

    Penderita dermatosis dapatmengalami penurunan sensitivitas

    terhadap panas.

    Banyak masalah kosmetika padahakekatnya semua kelainan malignitas

    kulit dapat dikaitkan dengan kerusakankulit kronik.

    Penggunaan anti histamine dapatmengurangi respon gatal serta

    mempercepat proses pemulihan

    2. Nyeri dan yang berhubungan dengan lesi kulit

    Sasaran : peredaan ketidaknyamanan

    Hasil yang diharapkan :

    Mencapai peredaan gangguan rasa

    Mengutarakan dengan katakata bahwa gatal telah reda

    Memperlihatkan tidak adanya gejala ekskoriasi kulit karena garukan

    Mematuhi terapi yang diprogramkan

    Pertahankan keadekuatan hidrasi dan lubrikasi kulit.

    Menunjukkan kulit utuh ; kulit menunjukkan, kemajuan dalam penampilan yang sehat.

    INTERVENSI RASIONAL

    Mandiri:1. Periksa daerah yangterlibat

    Pemahaman tentang luas dan karakteristik kulitmeliputi bantuan dalam menyusun rencana intervensi.

  • 7/27/2019 ASUHAN KEPERAWATAN DERMATITIS3

    7/11

    Upaya untuk menemukan

    penyebab gangguan rasa nyaman

    Mencatat hasilhasil observasisecara rinci dengan memakai

    terminology deskriptif

    Mengantisipasi reaksi alergi yangmungkin terjadi ; mendapatkanriwayat pemakaian obat.

    5. Kendalikan factorfactoriritan

    Pertahankan kelembaban kira

    kira 60 % ; gunakan alat pelembab.Pertahankan lingkungan dingin

    8. Gunakan sabun ringan (Dove ) atau sabun yang dibuatuntuk kulit sensitive ( Neutrogena,

    Avveno ).

    9. Lepaskan kelebihan pakaianatau peralatan di tempat tidur.

    Cuci linen tempat tidur dan pakaian

    dengan sabun ringanHentikan pemajanan berulang

    terhadap detergen, pembersih, dan

    pelarut.

    Gunakan tindakan perawatan kulit

    untuk mempertahankan integritaskulit dan meningkatkan

    kenyamanan pasien.lakukan kompres penyejuk dengan

    air suamsuam kuku ataukompres

    dingin guna meredakan rasa gatal.14. Atasi kekeringan ( serosis )sebagaimana dipreskripsikan.

    Kolaborasi:

    1. Oleskan lotion dan krimkulit segera setelah mandiGunakan terapi topical seperti yang

    dipreskripsikan.

    3. Anjurkan pasien untukmenghindari pemakaian salep ayaulotion yang dibeli tanpa resep

    dokter.

    4. Jaga agar kuku selalu

    Membantu mengidentifikasi tindakan yang tepatuntuk memberikan kenyamanan.

    Deskripsi yang akurat tentang erupsi kulitdiperlukan untuk diagnosisi dan pengobatan. Banyakkondisi kulit tampak serupa tetapi mempunyai etiologi

    yang berbeda. Respons inflamasi kutan mungkin mati padapasien lansia.

    Ruam menyeluruh terutama dengan aeitan yangmendadak dapat mennjukkan reaksi alergi terhadap obat.

    Rasa gatal diperburuk oleh panas, kimia, dan fisik.

    Dengan kelembaban yang rendah, kulit akan kehilangan

    air.

    Kesejukan mengurangi gatal Upaya ini mencakup tidak adanya larutan detegen,zat pewarna atau bahan pengeras.

    Meningkatkan lingkungan yang sejuk Sabun yang keras dapat menimbulkan iritasi kulit. Setiap substansi yang mneghilangkan air, lipid atauprotein dari epidermis akan mengubah fungsi barier kulit.

    Kulit merupakan barier yang penting yang harusdipertahankan keutuhannya agar dapat berfungsi dengan

    benar.

    Penghisapan air yang bertahap dari kasa kompresakan menyejukkan kulit dan meredakan pruritus. Kulit yang kering dapat menimbulkan daerah

    dermatitis dengan kemerahan, gatal, deskuamasi dan padabentuk yang lebih berat, pembengkakan, pembentukan

    lepuh, keretakan dan eksudat.

    Hidrasi yang efektif pada stratum korneummencegah gangguan lapisan barier pada kulit.

    Tindakan ini membantu meredakan gejala Masalah pasien dapat disebabkan oleh iritasi atausensitisasi karena pengobatan sendiri.

    Pemotongan kuku akan mengurangi kerusakankulit karena garukan.

  • 7/27/2019 ASUHAN KEPERAWATAN DERMATITIS3

    8/11

    terpangkas.

    3. perubahan pola tidur yang berhubungan dengan pruritus

    Sasaran : Pencapaian tidur yang nyenyak.

    Hasil yang diharapkan :

    Mencapai tidur yang nyenyak

    Melaporkan peredaan rasa gatal

    Mempertahankan kondisi lingkungan yang tepat

    Menghindari konsumsi kafein pada sore gari dan menjelang tidur pada malam hari.

    Mengenali tindakan untuk mneingkatkan tidur.

    Mengalami pola tidur / istirahat yang memuaskan.

    INTERVENSI RASIONAL

    Mandiri :1. Bantu pasien melakukan gerakbadan secara teratur

    jaga kamar tidur agar tetap memilikiventilasi dan kelembaban yang baik.

    Kolaborasi:

    1. Cegah dan obati kulit yangkering

    HE:1. Anjurkan kepada klien menjagakulit selalu lembab

    Anjurkan klien Menghindari minuman

    yang mengandung kafein menjelang tidur

    di malam hari.3. Anjurkan klien Mengerjakan halhal yang ritual dan rutin menjelang

    tidur.

    Gerak badan memberikan efek yangmenguntungkan untuk tidur jika dilaksanakan pada

    sore hari.

    Udara yang kering membuat kulit terasagatal. Lingkungan yang nyaman meningkatkan

    relaksasi.

    Pruritus noeturnal mengganggu tidur yangnormal.

    Tindakan ini mencegah kehilangan air. Kulityang kering dan gatal biasanya tidak dapat

    disembuhkan tetapi bisa dikendalikan.

    Kafein memiliki efek puncak 24 jamsesudah dikonsumsi

    Tindakan ini memudahkan peralihan darikeadaan terjaga menjadi keadaan tertidur.

    4. Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak baik.

    Sasaran : Pengembangan peningkatan penerimaan diri.

    Hasil yang diharapkan :

    Mengembangkan peningkatan kemauan untuk menerima keadaan diri.

    Mengikuti dan turut berpatisipasi dalam tindakan perawatanmandiri.

    Melaporkan perasaan dalam penegndalian situasi.

    Menguatkan kembali dukungan positif dari diri sendiri.

    Mengutarakan perhatian terhadap diri sendiri yang lebih sehat.

    Tampak tidak begitu memperhatikan kondisi.menggunakan teknik menyembunyikankekurangan dan menekankan teknik untuk meningkatkan penampilan.

    INTERVENSI RASIONAL

  • 7/27/2019 ASUHAN KEPERAWATAN DERMATITIS3

    9/11

    Mandiri:

    1. Kaji adanya gangguan pada citradiri pasien ( menghindari kontak mata,

    ucapan yang merendahkan diri sendiri,

    ekpresi keadaan muak terhadap kondisikulitnya ).

    2. Identifikasi stadium psikososialtahap perkembangan.

    Berikan kesempatan untuk pengungkapan.

    Dengarkan ( dengan cara yang terbuka,

    tidak menghakimi ) untukmengekspresikan berduka / ansietas

    tentang perubahan citra tubuh.

    4. Nilai rasa keprihatinan danketakutan pasien. Bantu pasien yangcemas dalam mengembangkan

    kemampuan untuk menilai diri dan

    mengenali serta mengatasi masalah.5. dorong sosialisasi dengan oranglain

    Gangguan citra diri akan menyertai setiappenyakit atau keadaan yang tampak nyata bagi

    pasien. Kesan sesorang terhadap dirinya sendiri

    akan berpengaruh pada konsep diri.

    Terhadap hubungan antara stadiumperkembangan, citra diri dan reaksi serta

    pemahaman pasien terhadap kondisi kulitnya.

    Pasien membutuhkan pengalaman yangharus didengarkan dan dipahami.

    Tindakan ini memberikan kesempatan padapetugas kesehatan untuk menetralkan kecemasan

    yang tidak perlu terjadi dan memulihkan realitassituasi. Ketakutan merupakan unsure yang merusakadaptasi pasien.

    Meningkatkan penerimaan diri dansosialisasi.

    5. Kurang pengetahuan tentang perawatan kulit dan caracara menangani kelainan kulit.

    Sasaran : Pemahaman terhadap perawatan kulit

    Hasil yang diharapkan :

    Memiliki pemahaman terhadap perawatan diri

    Mengikuti terapi seperti yang diprogramkan dan dapat mengungkapkan rasional tindakan yang

    dilakukan.

    Menjalankan mandi, pencucian, dan balutan basah sesuai yang diprogramkan.

    Gunakan obat topical dengan tepat

    Memahami pentingnya nutrisi unutk kesehatan kulit.

    INTERVENSI RASIONAL

    Mandiri :Tentukan apakah pasien mnegetahui (

    memahami dan salah mengerti ) tentang

    kondisi dirinya.2. Jaga agar pasien mendapatkaninformasi yang benar ; memperbaiki

    kesalahan konsepsi / informasi3. Peragakan penerapan terapi yang

    Memberikan data dasar untukmengembangkan rencana penyuluhan.

    Pasien harus memiliki perasaan bahwa adasesuatu yang dapat mereka perbuat. Kebanyakanpasien merasakan manfaatnya.

    Memungkinkan pasien memperolehkesempatan untuk menunjukkan cara yang tepatunutk melakukan terapi.

  • 7/27/2019 ASUHAN KEPERAWATAN DERMATITIS3

    10/11

    diprogramkan ( kompres basah ; obattopical )

    4. Berikan nasihat kepada pasienuntuk menjaga agar kulit tetap lembabdan fleksibel dengan tindakan hidrasi

    dan pengolesan krim serta lotion kulit5. Dorong pasien untukmendapatkan status nutrisi yang sehat.

    Stratum korneum memerlukan air agarfleksibilitas kulit tetap terjaga. Pengolesan krim atau

    lotion untuk melembabkan kulit akan memcegah agar

    kulit tidak menjadi kering, kasar, retak, dan bersisik.

    Penampakan kulit mencerminkan kesehatanumum seseorang. Perubahan pada kulit dapatmenandakan status nutrisi yang abnormal.

    6. Resiko infeksi berhubungan dengan lesi, bercakbercak merah pada kulit

    Sasaran : tidak adanya komplikasi

    Hasil yang diharapkan :

    Tetap bebas dari infeksi

    Mengungkapakn tindakan perawatan kulit yang mneingktakan kebersihan dan mencegah

    kerusakan.

    Mengidentifikasi tanda dan gejala infeksi untuk dilaporkan

    Mengidentifikasi efek merugikan dari obat yang harus dilaporkan ke petugas perawatankesehatan

    Berpartisipasi dalam tindakan perawatan kulit ( mis : penggantian balutan, mandi )

    INTERVENSI RASIONAL

    1. Miliki indeksi kecurigaanyang tinggi terhadap suatu infeksi

    pada pasien yang system

    kekebalannya teganggu.2. Berikan petunjuk yagn jelasdan rinci kepada pasien mengenai

    program terapiLaksanakan pemakaian kompres

    basah seperti yang diprogramkan

    untuk mengurangi intensitas inflamasi

    1. Setiap keadaan yang mneggangu status imunakan memperbesar resiko terjadinya infeksi kulit.

    Pendidikan pasien yang efektif bergantung padaketrampilanketrampilan interpersonal professional

    kesehatan dan pada pemberian instruksi yang jelas yang

    diperkuat dengan instruksi tertulis.

    3. Kompres basah akan menghasilkan pendinginanlewat pengisatan yang menimbulkan vasokontriksipembuluh drah kulit dan dengan demikian mengurangi

    eritema serta produksi serum.

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Dermatitis adalah peradangan kulit ( epidermis dan dermis ) sebagai respon terhadappengaruh faktor eksogen atau pengaruh faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa

    efloresensi polimorfik ( eritema, edema, papul, vesikel, skuama) dan keluhan gatal. KlasifikasiDermatitis adalah dermatitis kontak, dermatitis atopik, dermatitis numularis dan demertitis

    soboik. Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti. Sebagian besar merupakan respon

    kulit terhadap agen-agen misal nya zat kimia, bakteri dan fungi selain itu alergi makanan juga

    bisa menyebabkan dermatitis. Manifestasi klinis dermatitis adanya tanda-tanda radang akutterutama pruritus ( gatal ), kenaikan suhu tubuh, kemerahan, edema misalnya pada muka (

  • 7/27/2019 ASUHAN KEPERAWATAN DERMATITIS3

    11/11

    terutama palpebra dan bibir ), gangguan fungsi kulit dan genitalia eksterna. Pemeriksaan

    penunjang dan lab dibutuhkan untuk menegakkan diagnosa medis maupun keperawatan,

    komlikasi yang mungkin muncul pada penatalaksaan medis dan keperawatan adalah infeksi.

    Asuhan keperawatan yang dapat dilakukan mencakup beberapa diagnosa yaitu Kerusakan

    integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit, nyeri dan gatal yang

    berhubungan dengan lesi kulit, perubahan pola tidur yang berhubungan dengan pruritus,perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak baik, kurang

    pengetahuan tentang perawatan kulit dan cara cara menangani kelainan kulit, resiko infeksi

    berhubungan dengan lesi, bercakbercak merah pada kulit.

    DAFTAR PUSTAKA

    Brunner and Suddarths. 2008. Textbook of Medical-Surgical Nursing. Penerbit : LWW,Philadelphia.

    Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Penerbit : EGC,Jakarta.

    Doenges, Marilynn E, et all. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Penerbit: EGC,JakartaDjuanda, Adhi. 2005i Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Penerbit : Balai Penerbit FK UI, Jakarta.

    Mansoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran jilid 2. Edisi 3. Penerbit : MediaAesculapius FK UI, Jakarta.