asal kejadian manusia
TRANSCRIPT
1
ASAL KEJADIAN MANUSIA
(Q.S. Ar-Rum: 54, Q.S. At-Tiin: 4-6 Dan Q.S. Al-Mukmin: 67)
Makalah
Disusun guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah: Tafsir Tarbawi II
Dosen Pengampu: M. Rodli, M.Pd.I
Disusun Oleh:
1. Nada Novalina (2021114014)
2. Rif’ati (2021114015)
3. Khomsatun (2021114020)
4. Eka Fatma Novianti (2021114022)
Kelas: B
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Manusia
diciptakan dari setetes air mani yang kemudian menjadi segumpal darah,
segumpal daging, tulang belulang hingga menjadi bentuk yang sempurna,
kemudian Allah meniupkan ruh kepadanya. Setelah itu manusia dilahirkan ke
dunia untuk menjadi dewasa. Manusia diciptakan oleh Allah untuk menyembah
kepada-Nya serta akan kembali kepada-Nya jika tiba waktunya.
Pada makalah ini, akan dijelaskan mengenai asal kejadian manusia sesuai
dengan apa yang terdapat pada Al-Qur’an. Dengan demikian diharapkan kita
sebagai makhluk Allah dapat merenungi, memahami serta menghayati bahwa kita
sebagai manusia hendaknya bersyukur karena Allah sudah menciptakan kita
dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kita juga harus menyadari bahwa Allah
menciptkan manusia agar manusia itu menyembah pada-Nya dan senantiasa taat
pada perintah-Nya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
ASAL KEJADIAN MANUSIA
1. Q.S. Ar – Rum ayat 54
a. Ayat dan Artinya
الهذي خلقكم من ضعف ثه جعل من ة ثه جعل من الله ب عد ضعف ق وه
بة يلق ما يشاء وهو العليم القدير ة ضعفا وشي ٥٤ب عد ق وهArtinya :
“Allah-lah yang menciptakan kalian dari keadaan lemah, kemudian
Dia menjadikan (kalian) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat,
kemudian Dia menjadikan (kalian) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan
berubah. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki-Nya. Dan Dia-lah Yang
Maha Mengetahui, lagi Maha kuasa”.
b. Mufrodat Q.S. Ar – Rum ayat 54
Menciptakan Kamu : خلقمك
Keadaan Lemah : ضعف
ة Kuat : قو
Dan Berubah : وشيبة
Yang dikehendakinya1 : يشاء
1 Ahmad Musthafa Al-Maraghiy, Tafsir Al-Maraghiy, Juz XXI (Semarang: CV Toha
Putra, 1974), hlm.119-120.
3
c. Penafsiran Q.S. Ar Rum ayat 54
Tafsir Al-Maraghiy
الهذي خلقكم من ضعف ة ثه جعل من الله ثه جعل من ب عد ضعف ق وه
بة ة ضعفا وشي ب عد ق وهMelalui ayat ini Allah swt. Mengemukakan hujjah-Nya terhadap
orang-orang mus yrik yang ingkar adanya hari berbangkit, Tuhan yang telah
menciptakan kalian dari air mani yang hina, dan pendengaran serta
penglihatan dan hati bagi kalian, kemudian Dia menjadikan kalian kuat dan
mempunyai kemampuan untuk berkreatif sesuadah kalian dalam keadaan
lemah karena masih kecil. Dan sesuadah itu Dia menjadikan kalian lemah
karena tua dan pikun, sesuadah kalian kuat dalam usia muda kalian. Maka,
Tuhan yang telah menjadikan hal-hal tersebut Maha Kuasa untuk
mengembalikan kalian hidup kembali sesudah kalian binasa, dan sesudah
kalian berupa tulang-belulang hancur luluh.
Kesimpulan, sesungguhnya perpindahan manusia dalam fase-fase
kejadiannya selangkah demi selangkah, mulai dari lemah hingga menjadi
kuat, kemudian dari kuat hingga menjadi lemah kembali. Hal ini jelas
menunjukkan akan kekuasaan Yang Maha Pencipta lagi Maha Berbuat
menurut apa yang dikehendaki-Nya, yang tiada sesuatu pun dapat
menghalang-halangi-Nya, baik di bumi maupun di langit. Dan tidaklah sulit
bagi-Nya untuk mengembalikan kalian menjadi hidup kembali.
يلق ما يشاء وهو العليم القدير
Dia menciptakan apa saja yang dikehendaki-Nya yang antara lain
ialah menciptakan manusia dari lemah hingga menjadi kuat, dan dari kuat
hingga menjadi yua (lemah). Dan Dia Maha Mengetahui untuk mengatur
makhluk-Nya, lagi Maha Kuasa atas apa yang dikehendaki-Nya, tiada
4
sesuatu pun yang dapat mencegah apa yang telah dikehendaki-Nya, Maha
Kuasa untuk mematikan makhluk-Nya kemudian menghidupkannya
kembali juka dikehendaki-Nya.2
Tafsir Al-Azhar
“Dialah yang menciptakan kamu dari lemah”. Mulai lahir kedunia
kita manusia masih serba lemah. Lemah sejak dari jasmani sampai kepada
rohani. lemah akal danbudi, lemah ikhtiar dan usaha, bahkan sama sekali
belum dapat berdiri sendiri. Syukurlah dilimpahkan Allah rasa kasih sayang
kedalam hati ibu dan bapak, sehingga dengan rasa kasih ibu dan bapak
itulah terjamin lanjutan hidup kita, sampai kita berangsur dapat tegak
sendiri.
” Kemudian itu dari sesudah lemah Dia jadikan kuat”. Dari sejak
tidur terguling, sampai pada merangkak, sampai berangsur berlaih tegak dan
jatuh dan tegak lagi, sampai dapat berdiri dan tegak lurus dan berjalan dan
sampai pakai pun tumbuh dan kuat berdiri sendiri. Sampai dapat mendirikan
rumah tangga dan memimpin pula anak dan isteri, berusaha mencari rezeki
anugerah Tuhan, hingga kuat menghadapi hidup.
” Kemudian Dia jadikan dari sesudah kuat menjadi lemah dan tua”.
Kelak akan tiba masanya puncak masa kuat, mendatar sebentar kemudian
menurun. Kekuatan dikurangi sedikit demi sedikit. Ingatan yang tadinya
kuat, akhirnya jadi lemah dan pelupa. Badan yang tadinya teguh dan sehat,
berangsural tua. Meskipun penyakit tidak ada, namun masa tua sudah terasa
sebagai rsa sakit yang berlimpit-limpit. Mata mulai kabur, uban mulai
bertabur, gigi mulai gugur, jengot mulai kendur, ingatan mulai mundur.
Bertambah lama hidup, bertambah lemah diri. Sehingga kadang-kadang
kembali sebagai kanak-kanak yang mulai menjejak dunia tadi. Kalau dimasa
kanak-kanak kekuatan baru mulai akan tumbuh, maka setelah tua kekuatan
yang tadinya telah cukup tadi, telah berkurang, menipis dan hilang. Malahan
pelupa! Kadang-kadang lebih buruk lagi, yaitu pikun! Kembali seperti
2Ibid.
5
kanak-kanak.” Dia ciptakan apa yang Dia kehendaki”. Artinya bahwa yang
enentukan demikian ialah Allah sendiri, menurut sunnha-Nya yang telah
Dia tentukan! “Dan Dia adalah Maha Mengetahui, Maha Menentukan.”
d. Asbabun Nuzul Q. S. Ar – Rum ayat 54
Dalam surat Qs. Ar-Rum :54 tidak ada Asbabun Nuzul yang
dijelaskan dalam tafsir-tafsir.
e. Munasabah Q. S. Ar – Rum ayat 54
Munasabah QS. Ar- Rum dengan ayat sebelumnya yaitu ayat 51, 52,
dan 53 adalah bahwa dalam ayat sebelumnya diterangkan tanda kekuasaan
Allah antara lain berupa penurunan hujan yang menghidupkan kembali
tanah yang mati menjadi hidup dan subur. Allah juga telah menurunkan
Rasul- Rasul untuk menghidupkan hati-hati yang mati. Peristiwa itu menjadi
petunjuk bahwa Allah mampu menghidupkan kembali manusia dari
kematiannya dan mampu membalas amal mereka nanti di akhirat. Oleh
karena itu, manusia seharusnya beriman kepada Allah dan berbuat baik.
Dalam ayat berikut Allah menyampaikan masih adanya manusia yang
kafir sekalipun ia telah menyampaikan tanda- tanda kekuasaan-Nya yang
besar itu.3
f. Aspek Tarbawi Q. S. Ar – Rum ayat 54
Ayat ini menjelaskan bahwa sesungguhnya perpindahan manusia dari
fase-fase kejadiannya selangkah demi selangkah, mulai dari lemah hingga
menjadi kuat, kemudian dari kuat menjadi lemah kembali. Hal ini jelas
menunjukkan akan kekuasaan yang Maha Pencipta Lagi Maha Berbuat
menurut apa yang dikehendaki-Nya, bagi di bumi atau di langit. Dan
tidaklah sulit bagi Allah untuk mengembalikan manusia menjadi hidup
kembali.
3 M. Quraishi Shihab, Tafsir Al- Mishbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al- Qur’an
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 97.
6
2. Q.S. At – Tiin ayat 4 – 6
a. Ayat dan Artinya
ن دنه أسفل ثه رد ﴾٤سان ف أحسن ت قومي﴿لقد خلقنا ال
هم أجر إله الهذين آمنوا وعملوا الصهالات ف ل ﴾۵سافلني ﴿
ر منون ﴿ ﴾٦غي
Artinya:
Sungguh Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik
–baiknya.4 Kemudian Kami mengembalikannya ke (tingkat) yang serendah
– rendahnya.5 Kecuali orang – orang yang beriman dan mengerjakan yang
saleh, maka bagi mereka pahala yang tiada putus – putusnya.6”
b. Mufrodat Q. S. At – Tin ayat 4 – 6
خلقنا : Kami telah menciptakan
Manusia : الإنسان
تقومي : bentuk fisik dan psikis yang sebaik – baiknya
mengalihkan, memalingkan atau mengembalikan : رددانه
yang serendah – rendahnya (tingkat) : أ سفلسافلني
pembenaran : اميان
tidak putus – putusnya.4 : غريممنون
4 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an,
(Jakarta: Lentera Hati, 2011), hlm. 435 – 445.
7
c. Asbabun Nuzul Q. S. At- Tiin 4 – 6
Dikemukakan oleh ibnu Jarir dari jalan Al ‘Ufi yang bersumber dari
Ibni Abbas mengenai ayat “TSUMMA RADADNAAHU ASFALA
SAAFILIINA” (At Tiin: 5) ia berkata: Maksudnya ialah mereka sekelompok
orang yang dikembalikan kepada serendah- rendah umur (sampai ke tingkat
pikun seperti bayi) pada zaman Rasulullah SAW. Oleh karena itu Rasulullah
SAW ditanyai mengenai mereka yang telah pikun itu.
Maka Allah menurunkan ayat berikutnya (At Tiin: 6) berkenaan
dengan peristiwa itu yang menegaskan bahwa mereka yang pikun itu selain
orang-orang yang beriman dan beramal shalih, orang-orang yang beriman
dan beramal shalih ini akan mendapat pahala yang tiada putus-putusnyadari
Allah SWT.5
d. Munasabah Q. S. At – Tin ayat 4 – 6
Nama At- Tiin diambil dari kata At- Tiin yang terdapat pada ayat
pertama surat ini yang artinya buah tin.Dalam ayat-ayat yang lalu, Allah
menerangkan tentangt manusia yang agung yaitu Nabi Muhammad SAW.
Dengan berbagai keistimewaannya, seperti keimanan yang kokoh, kesucian
diri dari dosa- dosa, dan kemuliaan namanya. Dalam ayat- ayat berikut,
Allah bersumpah untuk menegaskan bahwa manusiapun telah Allah
ciptakan sebagai makhluk terbaik dan mulia. Oleh karena itu, jangan diubah
menjadi rendah derajatnya dan hina.
e. Tafsir Q. S. At – tin ayat 4 – 6
Tafsir Al - Maraghi
4. Sungguh Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik – baiknya.
Allah telah menciptakan manusia dengan bentuk yang paling baik.
Sehingga manusia mempunyai perawakan tegap, bertulang tumit indah,
mampu mencapai maksud yang diinginkannya dengan tangannya,
5 M. Abdul Mujieb AS, Lubabun Nuqul Fi Asbabun Nuzul (Indonesia: Daarul Ihya,
1986), hlm. 655.
8
tidak seperti hewan yang memungut sesuatu dengan mulutnya. Tetapi,
Allah telah mengistimewakan manusia dengan akal, kesanggupan
membedakan serta kesanggupan menerima ilmu dan berbagai pengetahuan
serta membuat gagasan – gagasan, yang menjadikannya mampu menguasai
alam wujud, disamping itu ia pun punya kemampuan dan jangkauan untuk
meraih segalanya.
Akan tetapi manusia lalai atas keistimewaannya. Manusia menyangka
dirinya seperti makhluk yang lain. Mereka melakukan perbuatan yang tidak
dibenarkan oleh akal sehat dan fitrahnya. Lalu membekali dirinya dengan
kenikmatan dunia dan kesenangan hawa nafsu dengan jalan apa saja yang
dapat dilaluinya, berpaling dari memikirkan sesuatu yang bermanfaat untuk
akhiratnya kelak, dan apa yang membuat keridhaan-Nya dan memperoleh
kenikmatan abadi, sebagaimana firman Allah dalam Q.S Asy – Syu’ara 88 –
89.
ال بنون يوم ال ٨٨ينفع مال و
٨٩اال من اتى هللا بقلب سليم
Artinya:
“Pada hari, dimana harta dan anak – anak tidak berguna lagi,
kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih".
5. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang rendah.
Yaitu, karena dia telah menukar perbuatan baik dengan perbuatan
rusak, menerjunkan diri dalam kesesatan , melupakan fitrah sucinya dan
kembali alam kewaniyahnya, menenggelamkan diri dalam jurang perbuatan
buruk dan dosa, kecuali orang – orang yang dipelihara oleh Allah. Orang –
orang ini tetap dalam kesucian fitrahnya yang telah Allah gariskan sejak
dahulunya.
6. Kecuali orang – orang yang beriman dan beramal shalih, maka
bagi mereka pahala yang tiada putus – putusnya.
9
Yaitu, kecuali orang – orang yang hatinya sudah penuh dengan iman,
mengetahui, bahwa alam ini ada pencipta yang mengatur segala urusannya,
telah menetapkan syariat agama untuk jalan kehidupan manusia dan percaya
benar – benar, bahwa perbuatan dosa ada hukumannya dan perbuatan baik
ada pahalanya.
Orang – orang tersebut akan diberi pahala amal shalihnya bila nanti
telah pindah kehidupan yang kedua. Mereka itu adalah pengikut – pengikut
para Nabi dan orang – orang yang diberi petunjuk kepada kebenaran oleh
Allah.
f. Aspek Tarbawi Q.S. At-tiin ayat 4-6
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna yang di ciptakan
oleh Tuhan. Manusia dibekali dengan keistimewaan yang tidak dimiliki
oleh makhluk yang lainnya, keistimewaan fisik, jiwa dan akalnya.
Manusia tercipta dengan cara dua tahap utama yaitu penyempurnaan
fisiknya dan penghembusan ruh ilahi kepadanya. Antara kebutuhan
jasmani dan rohani ini harus seimbang, karena apabila manusia hanya
mementingkan kebutuhan jasmaninya saja maka manusia itu tidak akan
mencapai pada kesempurnaan begitu juga sebaiknya.6
3. Q.S. Al – Mukmin ayat 67
a. Ayat dan Artinya
ثه يرجكم طفل علقة هو الهذي خلقكم من ت راب ثه من نطفة ثه من
لغوا أشدهكم ثه لتكونوا شيوخا ومنكم من ي ت وفه من ثه لت ب
لغوا أجل مس ى ولعلهكم ت عقلون ق بل ولت ب ٦٧م
6 M. Quraish Shihab, Al – Lubab: Makna, Tujuan dan Pelajaran dari Surah – surah Al –
Qur’an, (Tangerang: Lentera Hati, 2012) hlm. 682 – 683.
10
Artinya:
“Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian itu dari
nuthfal, kemudian itu dari ‘alaqah, kemudian itu Dia keluarkan kamu jadi
anak kecil (bayi), kemudian supaya sampailah kedewasaan kamu, kemudian
supaya jadilah kamu orang tua. Maka setengah di antara kamu ada yang
diwafatkan dari sebelumnya dan supaya sampai kamu kepada ajal yang
telah ditentukan dan supaya kamu berfaham.”
b. Mufrodat Q.S Al –Mukmin ayat 67
ثل تبلغواأ شدك: Kemudian (kamu dibiarkan hidup ) supaya kamu
sampai pada masa (dewasa)
ا يوخ ل تكونواش Kemudian (dibiaran kamu hidup lagi) sampai tua :ث
فل ط : Seorang anak
تعق لون Dan supaya kamu memahami (Nya)7 :ولعلمك
c. Penafsiran Q. S. Al – Mukmin ayat 67
Tafsir Al-Azhar
“ Dialahlah yang telah menciptakan kamu dari tanah.” Yaitu bahwa
tubuh jasmani ini, badan kasar ini seluruhnya diambil bahannya dari tanah.
Tidak ada bahan dari lain. Dia masuk ke dalam tubuh manusia melalui
makanannya dan minumannya. Makanan terdiri dari sayur atau buah-buahan
atau kacang-kacangan; semuanya dari tanah. Atau dari daging binatang
ternak, itu pun dibesarkan oleh rumput yang dimakannya dari tanah. Atau
dari daging ikan yang mengisap air ditempat ikan itu berenang. Zat-zat
makanan itu memperkaya darah manusia. Darah itulah yang mengandung
mani atau sperma atau khama.
Mani atau khama itu keluar setelah terjadi persetubuhan di antara
seorang laki-laki dengan seorang perempuan. Di dalam rahim (peranakan)
7 Imam Jalaludin As – Suyuti, Terjemahan Tafsir Jalalain jilid II, (Bandung : Sinar Baru
Argensindo, 2009), hlm. 726.
11
kedua mani yang bertemu itu bercampur dan berpadu jadi satu. Itulah yang
disebutkkan pada lanjutan ayat; “ Kemudian itu dari nuthafal,” yaitu mani
yang telah bergumpal jadi satu empat puluh hari lamanya, yang kian lama
dia kian membeku jadi darah; “ Kemudian itu dari ‘alaqah.” Artinya jadi
darah segumpal, sudah lebih beku dari nuthfal itu. Di dalam Surat al-
mu’minun 23 (orang-orang yang beriman) ada disebutkan bahwa sesudah
masa jadi ‘alaqah dia akan bertambah membeku sehingga menjadi
mudhghah, yaitu daging segumpal. “ Kemudian itu Dia keluarkan kamu jadi
anak kecil (bayi).” Yaitu setelah genap bulannya, ada yang tercepat lebih
sedikit tujuh bulan dan ada yang terbiasa, yaitu Sembilan bulan lebih
beberapa hari.
Masa menjadi anak kecil itu ialah sejak lahir sampai masa dapat turun
dari bendungan ibu dan dapat berjalan sendiri. Sejak kecil disusukan ibu,
dipangku ibu, digendong dan dibuaikan. Diasuh dengan penuh kasih ,
sampai pandai merangkak, tegak dan jatuh, lalu tegak dan jatuh lagi,
kemudian tegak dan tegak dan tidak jatuh lagi.
“Kemudian supaya sampailah kedewasaan kamu.” Masa mulai mata
terbuka menghadapi hidup. Sampai sanggup berjalan sendiri dengan
mempergunakan pertimbangan akal, memilih yang baik menjauhi yang
buruk, mengambil yang manfaat menghindarkan yang mudharat. “
Kemudian supaya jadilah kamu orang tua,” kalau Allah menghendaki umur
panjang. “ Maka setengah di antara kamu ada yang diwafatkan dari
sebelumnya,” yakni sebelum tua, sebelum dapat mengembangkan sayap,
sehingga tidak jarang yang mati muda atau masih dalam sarat menyusu,
dalam bendungan ibu. “ Dan supaya sampai kamu kepada ajal yang telah
ditentukan.” Karena masing-masing orang tidaklah sama ajalnya sama
janjinya dan nasibnya; ada yang mati muda dan ada yang sampai tua. “ Dan
supaya kamu berfaham.” 8
8 Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juz XXIV (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983), hlm. 169-170.
12
d. Asbabun Nuzul Q. S. Al – Mukmin ayat 67
Dalam surat Qs. Al-Mukmin:67 tidak ada Asbabun Nuzul yang
dijelaskan dalam tafsir-tafsir.
e. Munasabah Q.S. Al – Mukmin ayat 67
Setelah ayat – ayat yang lalu, menguraikan tentang kejadian dan
penciptaan semua langit dan bumi lebih besar dari penciptaan manusia dan
peringatan tentang pergantian diantara malam dengan siang. Selanjutnya
ayat ini dimembahas tentang penciptaan manusia, namun hidupnya yang
kecil itu diatur pertumbuhan dengan indah sekali, sejak dari tanah naik jadi
nutfah, naik jadi ‘alaqah, lahir jadi orang sampai dewasa dan ada yang
sampai tua. Semua itu diuraikan dan sesudah diuraikan diberilah peringatan
kepada manusia supaya jangan dia lupa siapa yang mengatur semuanya.
f. Aspek Tarbawi Q. S. Al – Mukmin ayat 67
Tubuh jasmani ini, badan kasar ini seluruhnya diambil bahannya dari
sari pati tanah, yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan dan
minumannya. Dzat-dzat makanan itu memperkaya darah manusia. Darah
itulah yang mengandung mani, atau sperma. Mani atau sperma keluar
setelah terjadi persetubuhan antara laki-laki dan perempuan. Di dalam
rahim, keduanya bercampur menjadi satu lalu membeku menjadi mudghah,
dan selanjutnya setelah genap bulannya, Allah mengeluarkannya dari rahim
ibunya. Supaya mengerti dan yakinlah bahwa segalanya semata-mata Allah
yang menentukan, tidak dicampuri oleh tangan sedikitpun. Tidak ada
manusia itu sendiri pada hakikatnya yang berkuasa atas dirinya sendiri.
13
BAB III
PENUTUP
Dalam tafsir QS. Ar-Rum ayat 54 sesungguhnya pepindahan manusia
dari fase-fase kejadianya selangkah demi selangkah, mulai dari lemah hingga
menjadi kuat, kemudian dari kuat menjadi lemah kembali. Hal ini jelas
menunjukkan akan kekuasaan Yang Maha Pencipta Lagi Maha Berbuat
menurut apa yang dikehendakiNya, baik di bumi atau di langit. Dan tidaklah
sulit bagi Allah untuk mengembalikan manusia menjadi hidup kembali. Tapi
tahapan manusia secara umum, karena tidak semua manusia dalam hidupnya
akan meninggal sampai saat tua/pikun. Ada yang masih bayi, remaja, ataupun
usia-usia pertengahan, itu semua tergantung kehendak Allah SWT.
Kemudian dalam tafsir QS. At-tiin ayat 4-6, manusia bukanlah makhluk
yang tercipta dengan sendirinya sebagaimana yang dikemukakan materialism,
tetapi manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Tuhan. Manusia adalah
makhluk yang paling sempurna yang di ciptakan oleh Tuhan. Manusia dibekali
dengan keistimewaan yang tidak dimiliki oleh makhluk yang lainnya,
keistimewaan fisik, jiwa dan akalnya. Manusia tercipta dengan cara dua tahap
utama yaitu penyempurnaan fisiknya dan penghembusan ruh ilahi kepadanya.
Antara kebutuhan jasmani dan rohani ini harus seimbang, karena apabila
manusia hanya mementingkan kebutuhan jasmaninya saja maka manusia itu
tidak akan mencapai pada kesempurnaan begitu juga sebaiknya.
Dalam tafsir QS. Al-mukmin ayat 67 bahwa badan kasar ini seluruhnya
diambil bahannya dari sari pati tanah, yang masuk ke dalam tubuh manusia
melalui makanan dan minumannya. Dzat-dzat makanan itu memperkaya darah
manusia. Darah itulah yang mengandung mani, atau sperma. Mani atau sperma
keluar setelah terjadi persetubuhan antara laki-laki dan perempuan. Di dalam
rahim, keduanya bercampur menjadi satu lalu membeku menjadi mudghah, dan
selanjutnya setelah genap bulannya, Allah mengeluarkannya dari rahim ibunya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Al-Maraghiy, Ahmad Musthafa. 1974. Tafsir Al-Maraghiy. Semarang: CV.
Toha Putra.
As-Suyuti, Imam Jalaludin. 2009. Terjemahan Tafsir Jalalain jilid II. Bandung:
Sinar Baru Argensindo.
Hamka. 1983. Tafsir Al-Azhar. Juz XXIV. Jakarta: Pustaka Panjimas.
Mujieb, M. Abdul. 1986. Lubabun Nuqul Fi Asbabun Nuzul. Mesir: Daarul
Ihya.
Shihab, M. Quraish. 2011. Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-
Qur’an. Jakarta: Lentera Hati.
Shihab, M. Quraish. 2012. Al-Lubab: Makna, Tujuan dan Pelajaran dari Surah-
surah Al-Qur’an. Tangerang: Lentera Hati.