arahan pengembangan kecamatan ngaliyan berdasarkan analisis potensi dan permasalahan

Upload: ferry-oloan-nadeak

Post on 02-Jun-2018

246 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN

    1/24

    BAB I

    Pendahuluan

    1.1.

    Latar Belakang

    Kota merupakan salah satu bagian dari wilayah yang sangat penting, di mana kota

    merupakan pusat segala aktivitas yang ada di sebuah wilayah serta merupakan pusat-

    pusat kebudayaan dan tempat berkembangnya peradaban. Kota selalu mengalami

    perkembangan dari waktu ke waktu, perkembangan dalam hal ini menyangkut aspek-aspek

    politik, sosial, budaya, teknologi, ekonomi dan fisik. Menurut Bhudy Tjahyati Soegiyoko

    (1999) kota sebagai pusat pelayanan jasa, produksi, distribusi, serta pintu gerbang atau

    simpul transportasi bagi kawasan permukiman dan wilayah produksi sekitarnya.

    Kota Semarang sebagai Ibukota Provinsi Jawa Tengah dengan jumlah penduduk lebih dari

    1,5 juta menjadikannya sebagai Kota metropolis. Memiliki predikat sebagai kota metropolitan

    (metropolitan city) juga mengalami berbagai permasalahan yang kompleks dan memerlukan

    antisipasi untuk mengatasinya. Dengan adanya tuntutan menjadikan kota sebagai menjadikan

    tempat yang layak huni (liveable city) bagi penduduknya dengan permasalahan yang ada maka

    dibutuhkan perencanaan guna menyelesaikan permasalahan tersebut. Perencanaan sendiri

    merupakan suatu proses berkelanjutan yang memperlihatkan pengambilan-pengambilan

    keputusan dan pemilihan alternatif untuk mencapai tujuan yang lebih baik di masa

    mendatang, serta meminimalisir masalah yang timbul (Diana Conyers dan Peter Hall, 1984).

    Kota Semarang dalam perkembangganya telah memiliki produk rencana secara jangka

    panjang (RPJP), jangka menengah (RPJM) dan jangka pendek(RPJD) baik secara makro maupun

    secara mikro (RDTRK). Namun pada kenyataannya rencana tersebut belum dapat diterapkan

    secara keseluruhan sehinga masalah seperti kemacetan lalulintas, banjir, polusi udara dan

    kawasan kumuh masih dapat dijumpai. Seharusnya dengan penerapan rencana tata ruang

    dapat meminimalisir permasalahan-permasalahan perkotaan.

    RDTRK di Kota Semarang telah melakukan perencanaan pada lingkup mikro yaitu

    Kecamatan. Dengan perencanaan di tingkat kecamatan dapat diketahui permasalahan dan

    potensi secara detail sehingga dapat memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan

    perkembangan sebuah kota. Wilayah ini sering terabaikan dalam pembangunannya padahal

    dengan karakteristik yang dimiliki seharusnya setiap kecamatan mampu memberikan

    sumbangan yang besar bagi sebuah kota.

    Diawali dengan memahami wilayah kecamatan diharapkan dapat menjadi pengalaman

    menarik dalam memahami suatu kota, ditinjau dari aspek perencanaan tata ruang dengan

  • 8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN

    2/24

    melihat kondisi eksisting kecamatan, yaitu memahami karakteristik kecamatan, perencanaan

    dan permasalahan kecamatan. Tugas ini memiliki wilayah studi Kecamatan Ngaliyan yang

    merupakan bagian dari administratif Kota Semarang. Dengan memahami Kecamatan Ngaliyan

    secara keseluruhan diharapkan mampu memahami Kota Semarang secara keseluruhan.

    1.2.

    Rumusan Masalah

    Masalah perkotaan mendorong terwujudnya lingkungan hidup perkotaan yang tidak

    kondusif dan tidak sehat yang akan memperburuk kondisi perkotaan. Masalah perkotaan yang

    dari hari ke hari semakin serius adalah masalah transportasi. Kepadatan lalu lintas dan

    kemacetan lalu lintas telah menjadi sumber stress kehidupan. Transportasi juga menimbulkan

    polusi suara. Hasil penelitian pada beberapa kota menunjukkan bahwa kebisingan yang

    ditimbulkan oleh suara kendaraan naik menjadi dua kali lipat setiap 10 tahun.

    Kecamatan Ngaliyan merupakan salah satu kecamatan di Kota Semarang. Kecamatan

    Ngaliyan terletak di bagian barat Kota Semarang. Kecamatan Ngaliyan berada pada posisi yang

    strategis karena menjadi penghubung antara Kota Semarang dan Kabupaten Kendal. Selain itu,

    lokasinya yang cukup tinggi menjadikan wilayah ini bebas banjir dan sangat cocok untuk

    dijadikan kawasan hunian. Kecamatan Ngaliyan dulu dikenal sebagai sentra produksi Jambu

    Batu (klutuk) karena hampir seluruh area pertanian di sana merupakan kebun jambu. Namun,

    seiring dengan perkembangan zaman, area kebun jambu kini sebagian besar telah beralih

    fungsi menjadi perumahan. Pertumbuhan permukiman penduduk menyebabkan meningkatnya

    pelayanan publik seiring berjalannya waktu. Fasilitas publik di Kecamatan Ngaliyan bisa

    dibilang relatif baik. Mulai dari pasar tradisional, sarana peribadatan (masjid, gereja), terminal

    angkutan umum, sekolah umum, perumahan dan banyak lagi. Namun, Kecamatan Ngaliyan

    mengalami persoalan kemacetan yang parah. Sejumlah titik, seperti di Jrakah dan Pertigaan Tol

    depan STEKOM, adalah titik kemacetan.

    Masalah lalu lintas, daya beli masyarakat terhadap mobil, sepeda motor, dan kendaraan

    jenis lainnya meningkat, sehingga beberapa ruas jalan di perkotaan menjadi padat dan

    menyebabkan kemacetan, bahkan rawan kecelakaan maupun pelanggaran. Masalah kepadatan

    lalu lintas juga menyebabkan terjadinya pelebaran jalan yang terus-menerus dan semakin

    rusaknya beberapa jalan aspal seperti jalan menjadi berlubang. Hal ini terjadi karena muatan

    kendaraan yang terlalu berat, apalagi Kecamatan Ngaliyan dilewati jalan arteri primer, sehingga

    berbagai jenis kendaraan dengan muatan berat sering melintasi kecamatan ini. Persoalan

    kemacetan menjadi semakin serius dan dapat memicu munculnya masalah-masalah baru

    apabila tidak segera diselesaikan.

  • 8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN

    3/24

  • 8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN

    4/24

    Utara : Kecamatan Tugu,

    Timur : Kecamatan Semarang Barat, Kecamatan Gajah Mungkur, dan Kecamatan Gunung

    Pati

    Barat : Kabupaten Kendal, dan

    Selatan : Kecamatan Mijen dan Kecamatan Gunung Pati.

    1.5.

    Kerangka Pikir

    Identifikasi Karakteristik Kota Kecamatan

    Data Sekunder:

    BPS

    Kantor Kecamatan

    Data Primer:

    Observasi

    Dokumentasi

    Aspek Sejarah

    Kota

    Aspek Fisik:

    Topografi

    Litologi

    Klimatologi

    Tata Guna

    Aspek Non

    Fisik :

    Kependudukan

    Pengumpulan Data

    Analisis Potensi dan

    Permasalahan

    Strategi Perencanaan Pembangunan Kota

    Kecamatan

    Analisis Perencanaan

    Pemban unan

    INPUT

    PROSES

    OUTPUT

  • 8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN

    5/24

    1.6.

    Sistematika Penulisan

    Laporan ini disusun dengan sistematika sebagai berikut.

    BAB I PENDAHULUAN

    Berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan, sasaran, ruang lingkup wilayah, ruang

    lingkup materi, Kerangka pikir, serta sistematika penulisan laporan tugas besar ini.

    BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN NGALIYAN

    Berisi identifikasi karakteristik Kecamatan Ngaliyan berdasarkan pada berbagai aspek, seperti

    sejarah dan letak geografis Kecamatan Ngaliyan; perkembangan Kecamatan Ngaliyan;

    karakteristik Kecamatan Ngaliyan, baik kondisi fisik maupun non fisik serta isu dan

    permasalahan yang ada di Kecamatan Ngaliyan.

    BAB III ANALISIS POTENSI DAN KENDALA KECAMATAN NGALIYAN

    Berisi tentang identifikasi baik potensi maupun permasalahan yang di Kecamatan Ngaliyan

    mencakup kondisi fisik alamiah, penggunaan lahan, sarana, dan prasarana serta kependudukan

    dan perekonomian di Kecamatan Ngaliyan, serta penggunaan analisis SWOT untuk mengetahui

    potensi dan masalah yang ada.

    BAB V KONSEP DAN STRATEGI PERENCANAAN KECAMATAN NGALIYAN

    Berisi tentang konsep dan strategi perencanaan untuk Kecamatan Ngaliyan yang bertujuan

    untuk mengembangkan Kecamatan Ngaliyan tersebut.

    BAB VI KESIMPULAN

    Berisi tentang kesimpulan, saran atau rekomendasi, dan strategi Kecamatan Ngaliyan

    berdasarkan pada hasil analisis.

  • 8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN

    6/24

    BAB II

    Gambaran Umum Kecamatan Ngaliyan

    2.1.Sejarah Kecamatan dan Letak Geografis

    Kota dari awal pembentukannya akan senantiasa berkembang. Apabila dibiarkan begitu

    saja, maka akan berkembang ke segala arah sehingga tidak teratur. Ketidakteraturan dalam

    perkembangan kota dapat memicu berbagai konflik, oleh karena itu dibutuhkan perencanaan

    agar perkembangan kota dapat dikendalikan sesuai dengan perencanaan yang disusun atas

    kondisi fisik dan non fisik daerah tersebut.

    Perkembangan kota dipengaruhi oleh faktor alam, kependudukan dan budaya yang ada di

    wilayah tersebut. Faktor alam, relatif statis karena segala bentuk perubahan yang terjadi

    berlangsung dalam waktu yang relatif lama, faktor kependudukan, sangat dinamis terutama

    apabila ditinjau dari kuantitasnya dan faktor budaya, yaitu tingkat kepandaian manusia dalam

    mengelola lingkungan kehidupannya (tingkat penguasaan teknologi).

    Lewis Mumford dalam teorinya mengklasifikasikan perkembangan kota dalam tahap-tahap

    seperti berikut:

    a. Neopolis, di mana suatu kota menempati suatu pusat daerah pertanian dengan adat

    istiadat bercorak pedesaan dan serba sederhana.

    b.

    Polis, di mana suatu kota merupakan pusat kehidupan keagamaan dan

    pemerintahan.

    c.

    Metropolis, dalam kota besar ini telah terjadi pertemuan orang dari berbagai bangsa

    untuk tujuan dagang dan saling bertukar kebudayaan. Terjadi perkawinan

    campuran antar bangsa maupun antar ras sehingga menyebabkan penduduk kota

    heterogen. Perkembangan kota sudah mengarah ke sektor industri.

    d. Megapolis, merupakan peningkatan dari kota metropolis. Terjadi gejala

    sosipatologis, kekuasaan dan kekayaan semakin menonjol dan kemiskinan yang

    semakin meluas.

    e. Tyranopolis, kota besar ini dilanda kepincangan-kepincangan sosial yang berupa

    korupsi dan kemerosotan moral. Kaum miskin merupakan kekuatan yang tak dapat

    diremehkan.

    f.

    Nekropolis, merupakan tahap terakhir dari perkembangan kota. Kota akan

    mengalami kemunduran hingga pada akhirnya menjadi kota mati

    (nekros/bangkai).

  • 8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN

    7/24

    Menurut Zahnd (1999:24-25), secara teoritis terdapat tiga cara dalam perkembangan dasar

    suatu kota, yaitu:

    a.

    Perkembangan horizontal, di mana perkembangan kota mengarah dan meluas ke

    luar. Artinya, daerah bertambah, sedangkan ketinggian serta kualitas lahan

    terbangun (coverage) tetap sama.

    b.

    Perkembangan vertical, dengan perkembangan kota yang mengarah ke atas.

    Artinya, pembangunan dan kualitas lahan terbangun tetap sama, sedangkan

    ketinggian bangunan yang bertambah.

    c.

    Perkembangan insterstisial dengan arah perkembangannya ke dalam. Artinya, luas

    daerah dan ketinggian bangunan rata-rata tetap sama, sedangkan kuantitas lahan

    terbangun bertambah.

    Dalam sebuah kota, terdapat wilayah kecamatan yang secara administratif suatu wilayah di

    bawah kota yang memiliki desa atau perkotaan. Biasanya daerah kecamatan ini, terdapat

    kelurahan dan pedesaan. Kecamatan Ngaliyan merupakan salah satu kecamatan yang berada di

    bagian barat Kota Semarang Jawa Tengah. yang terdiri atas 10 kelurahan yaitu Kelurahan

    Podorejo, Wates, Beringin, Ngaliyan, Bamban Kerep, Kalipancur, Purwoyoso, Tambak Aji,

    Gondoriyo, Wonosari. Kecamatan Ngaliyan merupakan salah satu kecamatan yang terletak

    paling barat dari Kota Semarang, memiliki luas wilayah 3.989,70 Ha dengan batas

    administrasi:

    Utara : Kecamatan Tugu

    Timur : Kecamatan Semarang Barat, Kecamatan Gajah Mungkur, dan Kecamatan

    Gunung Pati

    Barat : Kabupaten Kendal

    Selatan : Kecamatan Mijen dan Kecamatan Gunung Pati

    Ngaliyan wilayah bagian Barat kota Semarang, yang dahulu tidak banyak orang yang

    meliriknya tetapi kini seakan menjadi kota baru yang memikat. Pada saat sekarang jalan

    Ngaliyan juga sudah dilebarkan sehingga menjadi jalan alternatif menuju Boja. Kenyamanan

    dan minat masyarakat untuk tinggal di kawasan Ngaliyan semakin bertambah karena banyak

    pilihan untuk memilih hunian yang diinginkan. Terdapatnya kawasan pertokoan seperti ruko,

    mall, minimarket serta pasar-pasar tradisional yang memudahkan bagi masyarakat untuk

    mencari barang-barang kebutuhan sehari-hari. Berbagai fasilitas transportasi seperti angkutan

    umum dan ojek yang mudah ditemui pada daerah tersebut.

  • 8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN

    8/24

    2.2.

    Perkembangan Kecamatan Ngaliyan

    Kecamatan Ngaliyan adalah sebuah kecamatan yang terletak di sebelah barat Kota

    Semarang dan berbatasan dengan kecamatan Mijen, Semarang Barat dan Tugu. Sebelum

    menjadi sebuah Kecamatan sendiri, Ngaliyan merupakan Kelurahan di dalam wilayah

    Kecamatan Tugu. Namun, melihat potensi pengembangan dan luas wilayahnya, maka akhirnya

    Ngaliyan berubah menjadi sebuah Kecamatan. Ngaliyan yang berada di sebelah barat pusat kota

    Semarang mempunyai posisi yang strategis karena menjadi penghubung antara Semarang dan

    Kendal. Selain itu, lokasinya yang cukup tinggi menjadikan wilayah ini bebas banjir dan sangat

    cocok untuk dijadikan kawasan hunian.

    Perkembangan Kecamatan Ngaliyan dari tahun ke tahun cukup berubah sangat drastis.

    Pada tahun 1999 Ngaliyan masih menjadi kawasan hijau yang memiliki banyak pepohonan,

    namun perubahan mulai terasa pada tahun 2005. Di mana mulai berkurangnya ruang terbuka

    hijau atau tanah lapang yang kemudian dijadikan bangunan, hal ini dilihat melalui peta citra

    dari google earth pada tahun 2002 hingga tahun 2006 yang sudah menampakkan perubahan.

    Kecamatan Ngaliyan pada zaman dulu dikenal sebagai sebuah kecamatan yang terkenal

    dengan sentra produksi buah jambu batu (jambu klutuk), di mana seluruh pertanian yang ada

    di sana merupakan perkebunan jambu. Namun seiring dengan berkembangnya sebuah wilayah,

    Kecamatan Ngaliyan perlahan-lahan berubah menjadi sebuah wilayah yang dipenuhi dengan

    bangunan yang dijadikan sebagai permukiman. Akan tetapi tidak semua lahan dijadikan sebagai

    permukiman, sebagian besar pertanian di Kecamatan Ngaliyan tetap dipertahankan, karena hal

    tersebut termasuk dalam cara untuk memenuhi standar 30% ruang terbuka hijau yang dimiliki

    di setiap wilayah. Berikut adalah peta time series dari tahun 2002 hingga tahun 2013:

    Tahun 2002 Tahun 2005 Tahun 2006

    Tahun 2008 Tahun 2010 Tahun 2013

    http://id.wikipedia.org/wiki/Kelurahanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kelurahan
  • 8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN

    9/24

    Sumber: Google Earth

    Gambar 2.1

    Foto Udara Perkembangan Kecamatan Ngaliyan Tahun 2002-2013

    Kemudian perkembangan yang lainnya ditunjukkan dengan diperbesarnya jalan utama

    yang membelah sepanjang kecamatan. Akses untuk kendaraan besar yang masuk menjadi lebih

    mudah. Terutama jika keluar dari Kecamatan Ngaliyan dan menuju tengah kota harus melalui

    jalur Pantura, di mana jalan tersebut adalah jalur utama bagi transportasi kendaraan besar

    melalui pantai utara Pulau Jawa.

    Selain perkembangan fisik eksisting yang semakin berkembang pesat, Kecamatan Ngaliyan

    sekarang juga telah mempunyai berbagai macam fasilitas yang hampir lengkap. Mulai dari

    adanya pasar, minimarket, pasar swalayan, masjid besar, kantor polisi, kantor pos, cafe, warung

    makan, rumah makan, ruko, warnet, kolam renang, bengkel dan masih banyak fasilitas lainnya.

    2.3.

    Karakteristik Kecamatan Ngaliyan

    2.3.1.Kondisi Fisik Kecamatan Ngaliyan

    2.3.1.1. Kondisi Fisik Alamiah

    Dilihat dari kondisi fisiknya, Kecamatan Ngaliyan memiliki karakteristik sebagai berikut.

    2.3.1.1.1. Topografi

    Menurut Djauhari Noor (2009), topografi adalah kajian atau penguraian yang terperinci

    mengenai keadaan muka bumi pada suatu daerah. Topografi berdasarkan karakteristik yang

    berunsur pada kemiringan dan ketinggian. Wilayah Kecamatan Ngaliyan memiliki ketinggian

    100-250 mdpl sehingga kategori sebagai dataran tinggi. Kelerengan tertinggi KecamatanNgaliyan 25-40%, namun sebagian besar wilayahnya memiliki kererengan 2-15% dan 15-25%

    sehingga tergolong dalam perbukitan landai dengan beda tinggi 25-200 meter. Berdasarkan

    tabel klasifikasi relief Van Zuidam (1983) Kecamatan Ngaliyan termasuk dalam klasifikasi relief

    berbukit bergelombang dengan relief 14-20% dan beda tinggi 50-200 meter.

    2.3.1.1.2. Litologi

    Kecamatan Ngaliyan memiliki jenis tanah Alluvial Hidromof, Asosiasi Alluvial Kelabu dan

    Kelabuan, Tanah Gambut serta Mediteran Coklat Tua. Jenis tanah Alluvial dapat digunakan

    untuk bangunan aktivitas publik. Sedangkan untuk jenis tanah Mediteran lebih sesuai untukdigunakan sebagai permukiman yang skala aktivitasnya tidak terlalu padat, dengan ditambah

    penanganan khusus untuk mengurangi gejala erosi yang lebih mudah timbul, seperti dengan

    penghijauan.

  • 8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN

    10/24

    2.3.1.1.3.

    Hidrologi

    Kecamatan Ngaliyan terletak sebagai daerah hulu transisi , dengan sendirinya merupakan

    daerah limpasan debit air dari sungai yang melintas. Kondisi ini diperparah oleh karakteristik

    kontur wilayah berbukit dengan perbedaan ketinggian yang sangat curam sehingga curah hujan

    yang terjadi di daerah hulu akan sangat cepat mengalir ke daerah hilir. Semua kali tersebut

    mempunyai sifat aliran perenial yaitu sungai yang mempunyai aliran sepanjang tahun, dan

    mengalir ke arah utara yang akhirnya bermuara di Laut Jawa. Pola aliran sungai-sungai yang

    ada adalah pararel. Air tanah di Kecamatan Ngaliyan terdapat pada 2 (dua) lapisan pembawa

    air (aquifer), yaitu air tanah bebas atau air tanah dangkal (unconfined aquifer), dan air tanah

    dalam atau air tanah tertekan (confined aquifer). Daerah aliran Sungai di Kecamatan Ngaliyan

    yaitu daerah aliran sungai tugu, banjir kanal barat, blorong, plumbon, bringin dan silandak.

    2.3.1.1.4. Klimatologi

    Iklim merupakan kondisi rata-rata dari semua peristiwa yang terjadi di atmosfer yang

    terdapat pada suatu daerah dengan luas serta waktu yang relatif lama. Iklim di wilayah Kota

    Semarang umumnya dan wilayah DAS Kecamatan Ngaliyan khususnya adalah sama dengan

    daerah-daerah pesisir Pantai Utara Pulau Jawa. Secara umum temperatur udara maksimum di

    DAS Kecamatan Ngaliyan adalah dan temperatur udara minimum . Sedangkan jumlah hari hujan

    yang terbanyak mencapai 125 hari, dengan curah hujan sebesar 27,7 - 34,8 mm/th.

    2.3.1.1.5. Tata Guna Lahan

    Kecamatan Ngaliyan adalah sebuah kecamatan yang berada di bagian barat Kota Semarang,

    Jawa Tengah yang digunakan sebagai daerah pemukiman, pertokoan, perkantoran, dan industri

    serta sarana perkotaan lainnya adalah jalan raya dan rumah sakit. Pada lahan yang berada di

    pedesaan pada umumnya merupakan persawahan atau perkebunan. Daerah persawahan

    terdapat di daerah dataran dan kaki pegunungan, sedangkan perkebunan atau hutan terdapat

    di dataran. Melihat penggunaan lahan yang ada di Kecamatan Ngaliyan ini sebagian besar

    adalah lahan terbangun, terutama pemukiman. Di Kecamatan Ngaliyan banyak sekali

    pemukiman yang baru didirikan atau sedang proses pembangunan, karena melihat dari konteks

    daerah Ngaliyan cukup strategis dan cukup jauh dari perkotaan sehingga banyak masyarakat

    yang pindah atau tinggal di daerah ini bisa mendapatkan ketenangan dan terhindar dari

    aktifitas perkotaan yang cukup padat. Pada daerah ini juga terdapat lahan kosong yang cukup

    luas dan dijadikan sebagai resapan untuk menghindari bencana banjir. Pada kawasan

    perkebunan atau hutan juga cukup luas yang terdapat di daerah kecamatan Ngaliyan, dan

  • 8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN

    11/24

  • 8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN

    12/24

    Kelurahan

    Pengelolaan Limbah Rumah

    TanggaKeterangan

    On-Site

    System

    Off-Site

    System

    Gondoriyo Limbah WC Limbah Cucian

    Wonosari Limbah WC Limbah Cucian

    Sumber: Podes 2011

    2.3.1.2.2. Air Bersih

    Penyediaan dan pengelolaan air bersih di Kota Semarang pada saat ini terbagi ke dalam 2

    (dua) sistem, yaitu sistem jaringan perpipaan yang dikelola oleh PDAM dan sistem non

    perpipaan yang dikelola secara mandiri oleh penduduk. Untuk pelayanan dengan sistem

    perpipaan meliputi hampir seluruh kecamatan-kecamatan di Kota Semarang, kecuali

    Kecamatan Mijen dan Kecamatan Gunungpati. Daya saing ketersediaan air besih akan semakin

    membaik dengan selesainya pembangunan waduk Jatibarang sehingga mampu membantu

    ketersediaan air bersih menjadi lebih baik.

    Kecamatan Ngaliyan berada di sebelah barat Kota Semarang yang masuk kedalam BWK X

    dengan Kecamatan Tugu. Kebutuhan akan air bersih pada BWK X berdasarkan RTRW Kota

    Semarang untuk memenuhi kehidupan sehari-hari paling minimal dibutuhkan 150

    liter/orang/hari. Dengan jumlah penduduk penduduk Kecamatan Ngaliyan pada tahun 2010

    sebanyak 149.903 dan tingkat kebocoran sebanyak 25% maka dibutuhkan air bersih

    setidaknya 412 lt/dt.Tabel II.2

    Kebutuhan Air Bersih Kecamatan Ngaliyan

    Jml Pddk

    Th. 2010

    Standar

    Domestik

    lt/org/hr

    Keb. Air

    Domestik

    (lt)

    Standar

    Non-

    domestik

    (%)

    Keb.

    Air Non-

    Domestik

    (lt)

    Jumlah Tingkat

    Kebocoran

    25%

    Total

    (lt/dt)

    145.903 150 21.885.40

    6

    30 6.565.622 28.451.028 7.112.757 412

    Sumber : RTRW Kota Semarang, 2010

    Untuk memenuhi kebutuhan dasar akan air bersih, masyarakat memenuhinya melalui 3

    sumber yaitu PDAM, Sumur dan Sumur Pompa (bor dan artetis). PDAM didapat dari perusahan

    yang dikelola oleh pemerintah dan sumur dikelola oleh masyarakat. Persebaran pemenuhan

    akan kebutuhan air bersih berdasarkan penggunaan terbanyak di tingkat kelurahan dapat

    dilihat pada tabel berikut ini.

  • 8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN

    13/24

    Tabel II.3

    Persebaran Pemenuhan Air Bersih per Kelurahan di Kecamatan Ngaliyan

    Kelurahan Pemenuhan Air Bersih

    Podorejo Sumur

    Wates Pompa Listrik

    Beringin Pompa Listrik

    Ngaliyan Pompa Listrik

    Bambankerep Sumur

    Kalipancur PDAM

    Purwoyoso PDAM

    Tambakaji Pompa Listrik

    Gondoriyo Pompa Listrik

    Wonosari Pompa Listrik

    Sumber: Podes 2011

    2.3.1.2.3. Sistem Persampahan

    Konsekuensi dari berbagai aktivitas penduduk salah satunya adalah masalah persampahan.

    Berdasarkan data Book Municipal Solid Waste Management In Asian Cities. United Nation

    Centre for Regional Development(UNCRD) tahun 1999 dapat diketahui bahwa dengan jumlah

    penduduk Kota Semarang sekitar 1.290.159 jiwa telah menghasilkan produk sampah kota

    sekitar 226.276 ton/tahun. Dari produk sampah yang dihasilkan tersebut, jumlah sampah

    yang terkelola dengan baik hanya mencapai sekitar 48 %. Pada tahun 2005, dengan jumlah

    penduduk sekitar 1,4 juta jiwa, total produksi sampah di Kota Semarang mencapai 4500m3/hari atau 1,7 juta m3/tahun. Cakupan pelayanan pengelolaan sampah di Kota Semarang

    pada tahun 2005 sekitar 75%, sampah dikumpulkan mulai dari sumber, kemudian diangkut

    dan dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) sampah. Sedangkan sisanya dikelola oleh

    masyarakat dengan sistem pengolahan yang bermacam-macam, seperti penimbunan di

    pekarangan, dibakar, dan sebagian kecil ada yang dibuang ke sungai.

    Proses pengelolaan persampahan yang ada, dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

    membuang sampah dalam tong sampah, proses pengumpulan dengan gerobak atau door to

    doordengan dump truck, kemudian diangkut dan di buang ke TPA di Mijen. Tahapan yangdapat dilakukan untuk mengurangi timbulan sampah yang terjadi adalah dengan daur

    ulang dan pengomposan. Kegiatan daur ulang dapat dilakukan mulai dari sumber sampah di

    rumah tangga (skala kecil), pada saat kegiatan pengumpulan dan pemindahan, serta di TPA.

    Kecamatan Ngaliyan dengan jumlah penduduk mencapai 145.903 menghasilkan timbulan

    sampah sekitar 159.763 kg/hari. Dari jumlah timbulan sampah tersebut baru sekitar 70% yang

  • 8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN

    14/24

    dapat diangkut ke TPA. Berikut ini merupakan tabel timbulan sampah yang dihasilkan

    Kecamatan Ngaliyan.

    Tabel II.4

    Timbulan Sampah Kecamatan Ngaliyan per Hari

    Jml Pddk Th.

    2010

    Timbulan Sampahkg/hr/orgTotal(kg)

    Target

    Pelayanan

    Domestik Non domestik

    145.903 106.509 53.254 159.763 111.834

    Sumber : RTRW Kota Semarang, 2010

    Sistem Pengelolaan Sampah dapat dibedakan menjadi tiga (3), yaitu:

    1.

    Sampah Kampung/Permukiman

    Untuk menangani sampah kampung atau permukiman bekerja sama dengan lembaga-

    lembaga kelurahan seperti LKMD, RW, dan RT. Petugas kebersihan Kelurahan/LKMD/RW/RT

    mengambil sampah dari rumah ke rumah dengan menggunakan becak/gerobak sampah yang

    kemudian diangkut atau dibuang ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) berupa kontainer

    atau bak. Selanjutnya dari tempat penampungan sementara diangkut/dibuang ke Tempat

    Pembuangan Akhir (TPA) oleh Dinas Kebersihan dengan menggunakan truk, selain diangkut

    pengolahan sampah masih ada yang dilakukan dengan cara dibakar. Berikut ini persebaran

    pengelolaan sampah masing-masing kelurahan di Kecamatan Ngaliyan.

    Tabel II.5

    Pengelolaan Sampah per Kelurahan di Kecamatan Ngaliyan

    Kelurahan Pengelolaan Keberadaan

    TPS

    Podorejo Dibakar Tidak Ada

    Wates Dibakar Tidak Ada

    Beringin Diangkut Tidak Ada

    Ngaliyan Diangkut Ada

    Bambankerep Diangkut Tidak Ada

    Kalipancur Diangkut Tidak Ada

    Purwoyoso Diangkut Ada

    Tambakaji Diangkut Tidak Ada

    Gondoriyo Diangkut Tidak Ada

    Wonosari Diangkut Ada

    Sumber: Podes 2011

  • 8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN

    15/24

    2.

    Sampah Pasar

    Dalam menangani sampah pasar, pemerintah setempat bekerja sama dengan Dinas

    Pengelolaan Pasar. Kebersihan di lingkungan pasar sampai dengan Tempat Penempungan

    Sementara menjadi tanggung jawab Dinas Pengelolaan Pasar. Selanjutnya dari tempat

    penampungan sementara diangkut/dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) oleh Dinas

    Kebersihan dengan menggunakan truk hidrolik atau truk. Pengelolaan sampah di Pasar

    Ngaliyan adalah dengan cara diangkut ke TPS setiap hari.

    3. Sampah Jalan

    Untuk menangani sampah di sepanjang jalan protokol/besar bekerja sama dengan pihak ke-

    3 (swasta). Sampah hasil sapuan, rumah tangga, pertokoan, dan lain-lain di sepanjang jalan

    protokol/besar diangkut dengan menggunakan truk dan langsung dibuang ke TPA. Jalan-jalan

    yang terdapat di Kecamatan Ngaliyan pengelolaannya menjadi tanggung jawab dari Dinas

    Kebersihan Kota Semarang.

    2.3.1.2.4.

    Jalan

    Berdasarkan profil Kota Semarang panjang jalan di seluruh wilayah kota Semarang

    mencapai 2.786,05 km, di mana bila dilihat dari jenis permukaan 52,46% sudah diaspal,

    sedangkan dari kondisinya 44,72% dalam keadaan baik, 32,52% dalam keadaan sedang, dan

    sisanya dalam keadaan rusak. Panjang jalan di Kecamatan Ngaliyan mencapai 322,85 km yang

    terdiri dari arteri primer, arteri sekunder, kolektor primer, kolektor sekunder, dan lokal. Di

    mana sepanjang 240,9 km dalam kondisi baik, dan sepanjang 81,95 km pada kondisi rusak.

    Sistem jaringan jalan di wilayah Kecamatan Ngaliyan dilalui jalur utama yang

    menghubungkan wilayah-wilayah penting baik antar provinsi maupun didalam Provinsi Jawa

    Tengah. Kondisi kualitas jalan terhadap panjang jalan selama 5 tahun terakhir (2005-2009)

    menunjukkan perkembangan yang fluktuatif, rasio kondisi jalan dalam keadaan baik

    terhadap jumlah panjang jalan tahun 2005 sebesar 44,87%, tahun 2006 sebesar 44,87%,

    tahun 2007 sebesar 61,02%, tahun 2008 menurun menjadi sebesar 43,83% , tahun 2009

    sebesar 44,01%, perubahan kondisi kualitas jalan ini dipengaruhi oleh perubahan iklim,

    dimana pada saat musim hujan banyak terjadi genangan air. Prioritas pengembangan

    penyediaan sarana jalan yang diterapkan pada Kecamatan Ngaliyan diarahkan terhadap

    pembangunan jalan arteri primer, arteri sekunder, kolektor primer, kolektor sekunder, dan

    lokal termasuk peningkatan pelebaran jalan.

    Tabe lI.6

    Kondisi Jalan Berdasarkan Kelas Jalan Kecamatan Ngaliyan Tahun 2010

    Kelas Jalan Panjang Jalan (m) Kondisi

  • 8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN

    16/24

    Baik (m) Buruk (m)

    Arteri Primer 10407,0 10395,7 11,3

    Arteri Sekunder 14211,8 5932,5 8279,3

    Kolektor Primer 4542,4 1081,3 3461,0

    Kolektor Sekunder 17851,0 9952,1 7898,9

    Lokal 275832,7 223925,2 51907,4

    TOTAL 322844,9 240902,5 81942,4

    Sumber : Bappeda Kota Semarang Tahun 2010

    Secara umum kondisi prasarana jalan masih dalam kategori baik dan sedang, walaupun ada

    beberapa ruas yang kondisinya jelek, namun masih mampu berperan melayani lalu lintas keluar

    masuk kota maupun sirkulasinya di dalam wilayah kota. Untuk menciptakan ruang kota yang

    manusiawi dan mampu mendukung kedinamisan pergerakan penduduk kota, maka setiap

    pengembangan ruas jalan yang digunakan untuk kendaraan umum dan pribadi harus

    memiliki ruang bagi pejalan kaki dan jalur sepeda pada ruas jalan yang memungkinkan.

    Pengembangan fasilitas pejalan kaki dilakukan secara memadai dengan memperhitungkan

    penggunaannya bagi penyandang cacat.

    2.3.1.2.5. Listrik

    Pemenuhan energi dalam bentuk listrik merupakan salah satu indikator kemajuan suatu

    kota. Pemenuhan kebutuhan listrik tidak hanya untuk kebutuhan rumah tangga tetapi juga

    untuk penerangan jalan, sosial & komersial, termasuk industri. Sebagian besar kebutuhan listrik

    di Kecamatan Ngaliyan adalah untuk kebutuhan rumah tangga. Dari tahun 2005 hingga 2010

    terjadi peningkatan kebutuhan listrik yang signifikan untuk kebutuhan rumah tangga yaitu

    sebesar 3.480.604 VA. Peningkatan jumlah pelanggan listrik perlu direspon oleh pemerintah

    guna menjawab kebutuhan listrik masyarakat dengan meningkatkan produksi daya listrik

    melalui pembangunan pembangkit listrik baru, mengusahakan sumber energi alternatif yang

    dapat dikonversi menjadi energi listrik dan penerapan-penerapan teknologi elektronik.

    Tabel II.7

    Kebutuhan Listrik Kecamatan Ngaliyan Tahun 2010

    Sumber : RTRW Kecamatan Ngaliyan, 2010

    TahunJml

    Pddk

    Kebutuhan Listrik (VA)TotalRumah

    Tangga

    Penerangan

    Jalan

    Sosial &

    Komersial

    2005 126.566 22.781.883 4.556.377 4.556.377 31.894.636

    2010 145.903 26.262.487 5.252.497 5.252.497 36.767.482

  • 8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN

    17/24

    Berdasarkan SNI 03-1733-2004 tentang tata cara perencanaan lingkungan, disediakan

    jaringan listrik lingkungan dengan mengikuti hierarki pelayanan, dimana besar pasokannya

    telah diprediksikan berdasarkan jumlah unit hunian yang mengisi blok siap bangun. Kecamatan

    Ngaliyan telah terjangkau oleh jaringan pelayanan listrik PLN secara menyeluruh. Tidak ada

    lagi warga yang belum mendapatkan suplai listrik untuk keperluan sehari-harinya. Terkait

    dengan intensitas pemadaman listrik di Kecamatan Ngaliyan umumnya jarang terjadi. Kondisi

    ini mendukung bagi supply kebutuhan listrik yang sangat vital bagi masyarakat mengingat

    kawasan Kecamatan Ngaliyan sebagian besar merupakan lahan terbangun seperti pemukiman,

    perumahan, industri, perkantoran, fasilitas umum, dan lain-lain yang notabene membutuhkan

    jaringan listrik. Secara keseluruhan suplai listrik di kelurahan sekitar Kecamatan Ngaliyan

    sudah terpenuhi. Suplai listrik ini dapat menunjang kegiatan yang berlangssung di Kecamatan

    Ngaliyan yang sesuai untuk kawasan pemukiman, transportasi, dan industri.

    Gambar 2.1

    Penyediaan Jaringan Listrik di Kelurahan Beringin, Kecamatan Ngaliyan

    2.3.1.2.6. Drainase

    Berdasarkan kondisi topografi Kota Semarang, sistem drainase Kota Semarang tidak

    bisa lagi mengandalkan sistem gravitasi murni, tetapi sistem kombinasi antara sistem

    drainase gravitasi, polder dan tanggul laut. Di samping itu, beban drainase dari kawasan

    hulu perlu dikendalikan dengan fasilitas pemanenan air hujan. Sistem drainase

    dikembangkan berdasarkan konsep one watershed one plan one management. Berdasarkan

    Bappeda, panjang drainase yang terdapat di Kecamatan Ngaliyan mencapai 645.689,7 m, yang

    terbagi ke dalam drainase primer, drainase sekunder, dan drainase tersier. Sebagian besar

    drainase di Kecamatan Ngaliyan berada pada sisi kanan dan kiri jalan, drainase primer

    merupakan drainase yang berada pada sisi jalan arteri, drainase sekunder merupakan drainase

    yang berada di sisi jalan kolektor, drainase tersier merupakan drainase yang berada di sisi jalan

    lokal.

  • 8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN

    18/24

    Tabel II.8

    Jenis Drainase Kecamatan Ngaliyan Tahun 2010

    Jenis Drainase Panjang (m)

    Primer 49.237,6

    Sekunder 44.786,8

    Tersier 551.665,3

    Total 645.689,7

    Sumber : Bappeda Kota Semarang Tahun 2010

    Kondisi drainase secara keseluruhan di Kecamatan Ngaliyan cukup baik, meskipun di

    beberapa tempat di jalan kolektor sekunder terjadi penyumbatan yang menyebabkan

    terjadinya limpasan air dari drainase ke jalan ketika curah hujan tinggi. Secara umum alur

    jaringan drainase di Kecamatan Ngaliyan mengikuti ketinggian (kontur) dan mengikuti poia jaringan

    jalan Kota yang ada, di mana sistem pembuangan air hujan yang masih menjadi satu dengan sistempembuangan air kotor. Sistem drainase campur ini, terlihat kurang menguntungkan untuk daerah yang

    landai, sehingga terjadi pengendapan dan penggenangan di dalam saluran yang menyebabkan bau dan

    pemandangan yang tidak sedap dipandang mata.

    Sumber : Dokumentasi Kelompok 6B, 2013

    Gambar 2.2

    Drainase di Kelurahan Beringin, Kecamatan Ngaliyan

    2.3.2.Kondisi Non-Fisik

    2.3.2.1. Kependudukan

    Kabupaten Ngaliyan memiliki 10 kelurahan. Jumlah penduduk di masing-masing kelurahan

    berbeda. Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kelurahan Tambakaji dengan penduduk 18%

    dari penduduk total Kecamatan Ngaliyan. Sedangkan jumlah penduduk terendah terdapat di

    Kelurahan Water yang hanyamemiliki 3% dari penduduk total kecamatan.

  • 8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN

    19/24

    Sumber: Kecamatan Ngaliyan Dalam Angka 2011

    Gambar 2.3

    Grafik Jumlah Penduduk dirinci per Kelurahan di Kecamatan NgaliyanTahun 2011

    Kelurahan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak tidak menjadikan kelurahan tersebut

    menjadi kelurahan dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Kepadatan penduduk ditentukan

    pula oleh luas wilayah. Berdasarkan hasil persentasi, kelurahan yang memiliki kepadatan

    penduduk tertinggi adalah Kelurahan Kalipancur. Hal ini disebabkan oleh banyaknya jumlah

    penduduk yang bermukim padahal luas wilayah kelurahan tersebut tidak brgitu luas jika

    dibandingkan dengan keluarahan lain. Kelurahan Podorejo merupakan kelurahan dengan

    kepadatan penduduk yang rendah karena luas wilayahnya yang luas namun jumlah

    penduduknya yang justru tidak terlalu banyak.

    Sumber: Kecamatan Ngaliyan Dalam Angka 2011

    Gambar 2.4

    Grafik Jumlah Penduduk Dirinci per Kelurahan di Kecamatan Ngaliyan Tahun 2011

    5%

    3%

    11%

    11%

    4%

    15%13%

    18%

    5% 15%

    Podorejo

    Wates

    Beringin

    Ngaliyan

    Bambankerep

    Kalipancur

    Purwoyoso

    Tambakaji

    0%

    1%

    7%

    3%4%

    60%

    8%

    5%4%

    8%

    Podorejo

    Wates

    Beringin

    Ngaliyan

    Bambankerep

    Kalipancur

    Purwoyoso

    Tambakaji

    Gondoriyo

    Wonosari

  • 8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN

    20/24

    Kecamatan Ngaliyan merupakan kecamatan yang memiliki proporsi jumlah penduduk laki-

    laki dan perempuan yang seimbang. Menurut hasil analisis, persentasi 50% penduduk

    Kecamatan Ngaliyan berjenis kelamin laki-laki dan 50% sisanya berjenis kelamin perempuan.

    Berikut diagram yang menggambarkan proporsi penduduk menurut jenis kelamin di

    Kecamatan Ngaliyan.

    Sumber: Kecamatan Ngaliyan Dalam Angka 2011Gambar 2.5

    Diagram Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

    Di Kecamatan Ngaliyan Tahun 2011

    Kecamatan Ngaliyan memiliki tingkat kematian yang lebih rendah dibandingkan dengan

    tingkat kelahiran. Hal tersebut ditunjukkan dengan jumlah penduduk usia tua yang jauh lebih

    sedikit daripada penduduk usia balita. Penduduk berusia produktif, yaitu 15-60 tahun, cukup

    banyak jumlahnya. Penduduk terbanyak berusia 25-29 tahun sedangkan penduduk dengan

    jumlah paling sedikit adalah usia 70-75+ tahun. Apabila digambarkan menggunakan piramida

    penduduk maka akan berbetuk constructive.

    Sumber: KecamatanNgaliyanDalamAngka 2011

    Gambar 2.6

    Piramida Penduduk Kecamatan Ngaliyan Tahun 2011

    50%50%

    Laki-laki

    Perempuan

    8,000 6,000 4,000 2,000 00 2,000 4,000 6,000 8,000

    0-4

    10-14

    20-24

    30-34

    40-44

    50-54

    60-64

    70-74

    Jumlah Penduduk

    Usia

    Perempuan

    Laki-laki

  • 8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN

    21/24

    Penduduk Kecamatan Ngaliyan memiliki tingkat pendidikan terakhir yang beragam.

    Sebagian besar penduduk berpendidikan tingkat SLTA sedangkan tingkat pendidikan paling

    sedikit adalah Diploma III. Penduduk Kecamatan Ngaliyan masih cukup banyak yang tidak

    pernah mengenyam pendidikan, yaitu sebesar 7% dari total penduduknya. Penduduk dengntingkat pendidikan setingkat perguruan tinggi masih jarang di Kecamatan Ngaliyan, yaitu hanya

    ada 5% dari jumlah penduduk total. Secara umum, tingkat pendidikan penduduk Kecamatan

    Ngaliyan masih rendah. Tingkat pendidikan ini mempengaruhi mata pencaharian penduduk

    tersebut.

    Sumber: Kecamatan Ngaliyan Dalam Angka 2011

    Gambar 2.7

    Diagram JumlahPenduduk Menurut Tingkat Pendidikan

    Di Kecamatan Ngaliyan Tahun2011

    Mata pencaharian penduduk Kecamatan Ngaliyan tampak dipengaruhi oleh tingkat

    pendidikannya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa secara umum tingkat

    pendidikan penduduk masih rendah ini tampak mempengaruhi mata pencaharian penduduk

    yang 27% diantaranya bekerja sebagai buruh industri. Sedangkan mata pencaharian penduduk

    yang memerlukan tingkat pendidikan yang relatif tinggi hanya sebagian kecil, seperti PNS/Abri

    yang hanyas ebesar 16% dan pensiunan 15%. Penduduk Kecamatan Ngaliyan masih banyak

    yang bertumpu pada sektor pertanian.

    7%

    11%

    9%

    23%20%

    21%

    4% 5%

    Tidak Sekolah

    Belum Tamat SD

    Tidak Tamat SD

    SD

    SLTP

    SLTA

    DIII

    PT

  • 8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN

    22/24

    Sumber: Kecamatan Ngaliyan Dalam Angka 2011

    Gambar 2.8

    Diagram Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

    Di Kecamatan Ngaliyan Tahun2011

    Penduduk Kecamatan Ngaliyan mayoritas beragama Islam. Jumlah umat muslim di

    Kecamatan Ngaliyan sebesar 89% dari total penduduk yang ada. Sedangkan umat Kristen dan

    Katholik masing-masing hanya sebesar 5%. Penduduk beragama Buddha masih lebih banyak

    dibandingkan penduduk beragama Hindu. Akan tetapi, penduduk Kecamatan Ngaliyan masih

    ada yang beragama selain lima agama yang diakui di Indonesia, yaitu sebanyak 93 jiwa dari

    total penduduk 118.382 jiwa.

    Sumber: Kecamatan Ngaliyan Dalam Angka 2011

    Gambar 2.9

    Diagram Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

    Di Kecamatan Ngaliyan Tahun 2011

    2.3.2.2.

    Ekonomi

    Kecamatan Ngaliyan merupakan kecamatan yang masih tergolong minim akan sarana

    perekonomian. Sarana perekonomian hanya berupa pasar umum, gedung olahraga, dan hotel.

    Pasar umum di Kecamatan Ngaliyan dapat ditemukan di Kelurahan Ngaliyan sebanyak satu

    unit, di Kelurahan Purwoyoso terdapat dua unit, dan satu unit lain di Kelurahan Wonosari.

    13%0%

    6%

    27%

    8%9%

    4%

    16%

    15%

    2% Petani

    Nelayan

    Pengusaha

    Buruh Industri

    Buruh Bangunan

    Pedagang

    Angkutan

    PNS/Abri

    Pensiunan

    Jasa/lainnya

    89%

    5% 5%1%0% 0%

    Islam

    Katholik

    Kristen

    Buddha

    Hindu

    Lainnya

  • 8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN

    23/24

    Gedung olahraga terdapat dua unit, yaitu di Kelurahan Ngaliyan dan Kelurahan Tambakaji.

    Kecamatan Ngaliyan hanya memiliki sebuah hotel yang terletak di Kelurahan Tambakaji.

    2.4.

    Isu dan Permasalahan

    Isu dan permasalahan yang ada di Kecamatan Ngaliyan yaitu pertumbuhan permukiman

    yang semakin meningkat, sehingga memunculkan masalah-masalah lain seperti kemacetan, air

    bersih, serta persampahan. Kebutuhan akan permukiman semakin meningkat seiring

    meningkatnya pertumbuhan penduduk. Kecamatan Ngaliyan yang berada di kawasan bebas

    banjir dan aksesibilitas yang mudah menjadikan kawasan ini sangat cocok untuk dijadikan

    hunian. Oleh karena itu, pertumbuhan permukiman di Kecamatan Ngaliyan ini semakin

    meningkat.

    Selain ini masalah perkotaan di Kecamatan Ngaliyan yang belum terselesaikan yaitu

    masalah kemacetan. Jalan arteri yang letaknya di sekitar Jrakah dan Pertigaan Tol depan

    STEKOM menjadi titik kemacetan terparah di Kecamatan Ngaliyan. Masalah kemacetan

    menyebabkan menurunnya kualitas udara yang ada di Kecamatan Ngaliyan, sehingga

    mengganggu aktivitas masyarakat setempat.

    Pertumbuhan pemukiman yang semakin pesat juga daat mengurangi daerah resapan yang

    sekarang masih cukup banyak di Kecamatan Ngaliyan, sehingga mengurangi keseimbangan

    yang ada antara pembangunan dengan kelestarian lingkungan. Keseimbangan yang terganggu

    tersebut, bisa berdampak tidak hanya bagi warga Ngaliyan namun juga warga Semarang pada

    umumnya.

  • 8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN

    24/24

    ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN

    ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN

    Disusun untuk Memenuhi Tugas Perencanaan KotaTKP 344

    Oleh:

    Kelompok 6B

    Endra Nugraha 21040111140100

    Riska Ardelia 21040112110038

    Fajriati Syntha Alfa E. 21040112140052

    Aulia Shabrinawati 21040112130054

    Tusiana Wismandani 21040112130066

    Gangsar Hanajayani 21040112130088

    Wahab Wiratama 21040112140112

    Annisa Rezita 21040112140118

    Ferry Oloan Nadeak 21040112140122Yustinus Rimas P. 21040112140128

    JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

    FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

    2014