lap.kkn kecamatan

Upload: wim-khairu-taqwim

Post on 10-Jan-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

KKN

TRANSCRIPT

LAPORAN

PAGE

LAPORAN PELAKSANAAN KULIAH KERJA NYATA (KKN) TEMATIKPENUNTASAN BUTA AKSARA DI KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2008

OLEH:Tim KKN Tematik PBA UNNES Tahun 2008

Kecamatan Ambarawa Kabupaten SemarangLEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

TAHUN 2008 LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata ( KKN ) Tematik Penuntasan Buta Aksara (PBA) Mahasiswa Universitas Negeri Semarang tahun 2008 di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang telah disahkan pada :

Hari : Jumat

Tanggal :15 Agustus 2008Kepala Camat,Koordinator KKN PBA UNNES

Kecamatan Ambarawa,Soemardjito, SH., MM.Drs. Said Junaidi, M. Kes. NIP. 010208361NIP. 132086678KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayahNya, sehingga Laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang dapat terselesaikan dengan lancar.

Sehubungan dengan telah terlaksananya Program Kerja KKN ini maka dalam kesempatan ini diucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. H. Soedijono Sastroatmodjo, M. Si Selaku Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Hj. Siti Ambar Fatonah, B. A., Bupati Semarang.

3. Soemardjito, SH, M.M, selaku Camat Ambarawa.

4. Drs. Bambang Budi Raharjo, M.Si, selaku kepala Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM) Universitas Negeri Semarang.

5. Drs. Munasir, M.M, selaku Kepala UPTD Pendidikan Dasar Kecamatan Ambarawa.6. Seluruh Lurah dan Kepala Desa di Kecamatan Ambarawa.7. Drs. Said Junaidi, M. Kes, selaku Dosen Koordinator Kecamatan KKN di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang.

8. Widhiyanto, S.Pd, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Lapangan Universitas Negeri Semarang.9. Segenap Perangkat Kecamatan Ambarawa yang telah memberikan informasi kepada mahasiswa selama KKN.

10. Segenap Perangkat UPTD Kecamatan Ambarawa yang telah memberikan informasi kepada mahasiswa selama KKN.

11. Seluruh Warga Masyarakat Kecamatan Ambarawa yang kami hormati dan kami banggakan.

12. Semua pihak yang tidak tersebutkan dan telah membantu terlaksananya KKN UNNES 2008-2009 ini sehingga dapat berjalan dengan baik dan lancar.Disadari bahwa penyusunan Laporan KKN ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan waktu. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan dari semua pihak.

Akhirnya semoga Laporan Kuliah Kerja Nyata ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Ambarawa, 13 Agustus 2008 TIM KKN UNNES

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL iHALAMAN PENGESAHAN iiKATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI v

DAFTAR LAMPIRAN vi

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1B. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan 2C. Rencana Kegiatan KKN Tematik PBA 2D. Tempat Pelaksanaan KKN Tematik PBA 4E. Waktu Pelaksanaan KKN Tematik PBA 4F. Rencana Kegiatan Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan 4BAB II: PROSES PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

KEAKSARAANA. Pendataan Calon Warga Belajar 7B. Pembentukan Kelompok Belajar 7C. Proses Pelaksanaan Pembelajaran 7 D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan KKN Tematik PBA 10E. Pelaksanaan Evaluasi Hasil Pembelajaran 10F. Tingkat Pencapaian Hasil Pembelajaran 12G. Faktor Pendukung dan Penghambat 12H. Upaya Mengatasi Hambatan 13BAB III: ANALISIS PROSES PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

KEAKSARAANA. Analisis Proses Pendataan Calon Warga Belajar 14B. Analisis Pelaksanaan Pembelajaran 14C. Analisis Pelaksanaan Evaluasi Hasil Pembelajaran 14D. Analisis Tingkat Pencapaian Hasil Pembelajaran 14E. Analisis Faktor Pendukung Dan Penghambat 14BAB IV: PENUTUPA. Kesimpulan 16B. Rekomendasi 16C. Kata Penutup 16LAMPIRAN LAMPIRAN1. Daftar nama dan identitas lengkap calon warga belajar yang berhasil didata mahasiswa peserta KKN Termatik PBA.2. Daftar nama dan identitas lengkap warga belajar yang mengikuti proses pembelajaran.

3. Daftar nama dan identitas lengkap warga belajar yang lulus evaluasi hasil pembelajaran.4. Rekapitulasi jumlah warga belajar pendidikan keaksaraan yang lulus evaluasi.

5. Daftar kelompok mahasiswa peserta KKN Termatik PBA6. Dokumen lain yang relevan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangBahwa pembangunan menjadi tanggung jawab bersama seluruh komponen bangsa serta membutuhkan kerja keras dan pengabdian dari segenap masyarakat. Oleh karena itu, keberhasilan pembangunan menjadi tanggung jawab bersama dan memerlukan usaha kerja sama dari semua pihak termasuk lembaga Perguruan Tinggi beserta aktivitas akademikanya.Perguruan Tinggi sebagai pusat pemeliharaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bertujuan untuk mendidik mahasiswa agar berjiwa penuh pengabdian serta kegairahan untuk meneliti dan memiliki sikap tanggung jawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan negara. Kiprah Perguruan Tinggi dan mahasiswa bagi usaha pembangunan nasional dan daerah ini perlu ditingkatkan peranannya sesuai dengan kebutuhan saat ini dan masa mendatang.

Oleh karena itu, Perguruan Tinggi dituntut untuk lebih berorientasi dan menyerasikan kurikulumnya terhadap kebutuhan pembangunan, sehingga dapat menghasilkan sarjana yang dapat menghayati dan mengatasi problema pembangunan dan kemasyarakatan serta berfungsi sebagai penerus pembangunan. Hal ini sangat penting, karena pada akhirnya ilmu pengetahuan dan teknologi itu harus diabdikan untuk kemaslahatan bersama dan pembangunan manusia seutuhnya.

Salah satu bagian penting problem pembangunan yang perlu mendapatkan perhatian serius dan partisipasi dari Perguruan Tinggi adalah percepatan penuntasan penduduk buta aksara di Jawa Tengah yang secara nasional menduduki urutan kedua setelah Provinsi Jawa Timur. Dengan keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, maka diperlukan kerja keras dengan perencanaan yang matang untuk mewujudkan Jawa Tengah bebas buta aksara dalam waktu cepat. Kenyataan inilah yang mendorong pentingnya dilakukan kerja sama dengan pihak Perguruan Tinggi dalam penanganan program percepatan penuntasan buta aksara di Jawa Tengah, karena ketersediaan SDM di Perguruan Tinggi baik dari segi kualitas maupun kuantitas cukup memadahi.Berdasarkan latar belakang di atas, maka kegiatan KKN Tematik Penuntasan Buta Aksara yang merupakan kerja sama antara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah dengan Perguruan Tinggi se-Jawa Tengah diharapkan mampu menjadi strategi andalan serta dapat dijadikan sebagai model alternatif yang efektif dan efisien bagi pemerintah dalam upaya mempercepat penuntasan buta aksara di Jawa Tengah, sehingga obsesi Jawa Tengah bebas buta aksara di tahun 2008 benar-benar dapat terwujud.

B. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan KeaksaraanSecara garis besar tujuan penyenggaraan program keaksaraan adalah untuk:1. Meningkatkan pengetahuan membaca, menulis, berhitung, dan ketrampilan fungsional untuk meningkatkan taraf hidup warga belajar.

2. Mengembangkan kemampuan berpikir praktis, analitis, dan rasional untuk menggali potensi dan sumber-sumber kehidupan yang ada di lingkungan sekitar warga belajar agar lebih fungsional yakni bermakna, bermanfaat, dan berfungsi bagi peningkatan mutu dan taraf hidup warga belajar dan masyarakatnya.

3. Mempercepat pengentasan masyarakat dari belenggu kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan, dan ketidakberdayaan.C. Rencana Kegiatan KKN Tematik PBA Adapun rencana kegiatan KKN Tematik PBA antara lain meliputi kegiatan:

1. Identifikasi Keaksaraan

Sebelum terlibat dalam proses belajar mengajar maka tutor terlebih dahulu harus melakukan identifikasi keaksaraan. Identifikai keaksaraan di maksudkan untuk mengetahui potensi masyarakat dan masalah-masalah yang dihadapinya.

Dalam melakukan identifikasi potensi dan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat, maka tutor perlu melakukan observasi keaksaraan untuk mengenali dengan baik tentang kehidupan masyarakat disekitar warga belajar. Dalam hal ini tutor secara langsung perlu mendengar, membaca, mengamati, memahami, dan mencatat dengan baik potensi maupun problem krusial dan paling dirasakan oleh masyarat guna mendapatkan gambaran awal tentang rencana pembelajaran.

Melalui kegiatan observasi keaksaraan, maka tutor sebagai pemeran utama dalam program Pemberantasan Buta Aksara akan mendapatkan gambaran yang tepat tentang kemampuan dasar dan kebutuhan membaca, menulis, serta berhitung masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan melibatkan warga belajar dalam proses membuat kesepakatan belajar dan rencana pembelajaran.

Oleh karena kemampuan masing-masing warga belajar pada awal masuk kelompok belajar tidak sama, maka sebelum membuat kesepakatan belajar dan menyusun rencana pembelajaran terlebih dahulu tutor perlu menilai kemampuan awal setiap warga belajar guna memperoleh gambaran tentang keterampilan dasar dan kemampuan fungsionalnya. 2. Membuat Kesepakatan BelajarKesepakatan belajar merupakan kegiatan pertama dalam kelompok belajar untuk memulai proses pembelajaran. Kesepakatan belajar merupakan bentuk kesepakatan antara tutor dan warga belajar dalam mengidentifikasi bahan belajar atau materi pembelajaran. Kesepakatan belajar akan membantu kelompok belajar dalam mengelola pembelajaran dan membantu tutor dalam mengevaluasi kemajuan warga belajar.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan tutor dalam membuat kesepakatan belajar (contoh terlampir) adalah sebagai berikut :

Tutor membuka pertemuan dengan membangun suasana yang menyenangkan warga belajar.

Tutor melakukan kegiatan untuk memperoleh ide atau gagasan, pengalaman, dan masalah yang sedang dihadapi warga belajar.

Tutor mencatat ide atau gagasan, perasaan, pengalaman, atau masalah yang diperoleh dari setiap warga belajar.

Diskusi tentang minat, kebutuhan, dan pemilihan bahan pembelajaran.

Menentukan skala prioritas dan memilih topik yang akan dipelajari.

Diskusi tentang waktu dan jumlah pertemuan pembelajaran untuk setiap topik atau tema. Hasil diskusi dituangkan dalam format kesepakatan belajar.

Membuat matrik gagasan pembelajaran.3. Menyusun Rencana Pembelajaran

Rencana pembelajaran disusun oleh tutor dan didiskusikan bersama dengan warga belajar. Rencana pembelajaran harus memuat aktifitas diskusi, membaca, menulis, berhitung, dan aksi (penerapan) sesuai dengan topik pembelajaran yang telah dipilih dan disepakati warga belajar sebagaimana tertuang dalam kesepakatan belajar (contoh terlampir).4. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran akan dilaksanakan sesuai kesepakatan warga dan setelah melalui tiga kegiatan sebelumnya yang telah diuraikan di atas.

D. Tempat Pelaksanaan KKN Tematik PBAAdapun tempat pelaksanaan kegiatan pembelajaran akan disesuaikan dengan kesepakatan warga belajar. Tempat pembelajaran itu hendaknya dekat dengan pemukiman warga, dan memiliki sarana prasarana serta kondisi yang mendukung proses pembelajaran tersebut.

E. Waktu Pelaksanaan KKN Tematik PBA

Waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan waktu yang disepakati warga belajar dengan beberapa pertimbangan, yakni waktu tersebut adalah waktu yang sangat kondusif untuk melakukan proses pembelajaran serta diharapkankan pada waktu itu semua warga dapat menghadiri kegiatan belajar.F. Kegiatan KKN Tematik PBA1. Deskripsi Situasi dan Lokasi Kecamatan AmbarawaKecamatan Ambarawa merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Semarang, yang dipimpin atau dikepalai oleh seorang Camat yaitu Bapak Soemardjito, SH, MM.a. Batas-batas wilayah Kecamatan Ambarawa Sebelah Utara: Kecamatan Sumowono Sebelah Selatan: Kecamatan Banyubiru dan Tuntang

Sebelah Barat: Kecamatan Jambu Sebelah Timur : Kecamatan Bawen b. Luas wilayah Kecamatan Ambarawa: Tanah Sawah: 1941,56 Ha

Tanah Kering: 2239,22 Ha

Tanah Rawa: 1001 Ha

Lain lain

: 420,22 Hac. Pembagian Wilayah

Kecamatan Ambarawa merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Semarang yang mempunyai 10 desa atau kelurahan, yang masing-masing dibawah pimpinan Kepala Desa atau Lurah .

Tabel 1. Persebaran Desa/Kelurahan di Kecamatan AmbarawaNo.Nama Desa / KelurahanKepala Desa/Lurah

1KupangDrs.Suryandaru

2Kranggan Adhi Dharma Setiawan,AP,MH

3LodoyongBambang

4BaranM Subchan Yawawi, SH

5PanjangBambang Endro Kumoro

6Pojok SariYudian Septiyo K. A, AP

7Tambak BoyoEndang Moerwaniasri

8BejalenNowo Sugiarto

9PasekanSunardi

10NgampinTiti Adiati, SH

BAB II

PROSES PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAANA. Pendataan Calon Warga BelajarPendataan calon warga belajar dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diberikan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di tingkat kecamatan. Mahasiswa KKN menyisir warga di tiap desa/kelurahan selama satu minggu dan dibantu oleh tutor. Dari hasil observasi tersebut diperoleh data bahwa warga yang menyandang buta aksara di Kecamatan Ambarawa adalah sebanyak 556 orang yang 75 % lebih dari mereka adalah warga yang sudah mendapat Sukma 1, dan sisanya adalah warga yang pernah mengeyam pendidikan sekolah dasar tetapi DO (Drop Out) atau tidak tamat. Adapun nama- nama warga belajar tersebut dapat dilihat pada lampiran 1.B. Pembentukan Kelompok Belajar

Pembentukan kelompok belajar dilakukan dengan mengadakan pertemuan bersama warga belajar serta mahasiswa KKN yang akan berperan sebagai tutor. Dari hasil pertemuan yang berlokasi di wilayah desa/ kelurahan masing- masing. Diperoleh data bahwa warga belajar yang akan mengikuti proses pembelajaran sebanyak 556 orang.C. Proses Pelaksanaan Pembelajaran

1. Strategi PembelajaranTelah dimaklumi bersama bahwa pada umumnya sasaran program penuntasan buta aksara terdiri dari masyarakat orang dewasa. Oleh karena itu dalam membelajarkan mereka tentu harus memperhatikan konsep belajar untuk orang dewasa (andragogi).Ada beberapa prinsip belajar bagi orang dewasa yang harus dipahami setiap tutor, antara lain adalah:

i. Pembelajaran berorientasi pada masalah yang dihadapi warga belajar (problem oriented).ii. Pembelajaran berorientasi pada pengalaman sendiri warga belajar (experiences oriented)

iii. Warga belajar bebas untuk belajar sesuai dengan pengalamannya, dan pengalaman bermakna (meaningfull) bagi warga belajar.iv. Tujuan pembelajaran ditentukan dan disetujui warga belajar melalui kontrak belajar (learning Contract).

v. Warga Belajar memperoleh umpan balik tentang pencapaian tujuan pembelajaran.vi. Motivasi instrinsik menghasilkan pembelajaran lebih mudah diserap dan lebih permanen.

vii. Bahan ajar lebih mudah dipelajari oleh WB apabila sesuai dengan kebiasaannya.

viii. Partisipasi aktif setiap WB dalam proses pembelajaran memperbaiki ingatan mereka.

Berdasarkan prinsip-prinsip di atas maka ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dari setiap tutor, yaitu:a. Warga belajar termotivasi untuk belajar jika materi pembelajaran sesuai dengan pengalaman, minat, dan kebutuhan mereka. Oleh karena itu, materi pembelajaran dibuat menarik dan ada hubungannya secara langsung dengan pengalaman, minat, dan kebutuhan hidup sehari-hari warga belajar.

b. Setiap WB memiliki pengalaman sendiri dan pengalaman mereka merupakan sumber utama bagi proses pembelajaran. Oleh karena itu metode utama dalam pembelajaran adalah menganalisis pengalaman WB secara bersama-sama.

c. Orientasi belajar berhubungan erat dengan kehidupan WB, sehingga unit yang tepat untuk pembelajaran adalah situasi kehidupan sehari-hari setiap WB, bukan mata pelajarannya.d. Setiap WB mempunyai keinginan dan kebutuhan untuk mengarahkan diri menuju kemandirian berdasarkan situasi tertentu. Oleh karena itu, tutor memberikan dorongan semangat yang terus-menerus, dapat berperan dalam meningkatkan proses saling memberi dan menerima, bukan mentransfer pengetahuan kepada mereka.

e. Tutor memposisikan setiap WB sebagai subjek aktif dalam proses-proses perencanaan maupun pelaksanaan kegiatan. Oleh karena itu, tutor memberikan kesempatan penuh kepada warga belajar untuk memanfaatkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilannya dalam kelompok belajar.

f. Setiap WB senang bila aktifitas belajarnya dapat memecahkan masalah mereka menjadi bermakna bagi kehidupannya, dan hasil belajarnya dapat diterapkan. Oleh karena itu, materi pembelajaran bersifat praktis, konkrit, dan bermanfaat bagi WB, bukan hal-hal yang bersifat teoritik dan abstrak.2. Penyusunan Bahan Ajar Tematik

a. Pengertian Bahan Ajar TematikTematik adalah pokok isi atau wilayah isi dari suatu bahasan materi yang terkait dengan masalah dan kebutuhan lokal yang dijadikan tema atau judul dan akan disajikan dalam proses pembelajaran dikelompok belajar.

b. Tujuan Penyusunan Bahan Ajar Tematik

Penyusunan bahan ajar tematik dalam program keaksaraan fungsinal bertujuan untuk :

1) Memberikan arah pembelajaran yang sesuai dengan minat dan kebutuhan WB

2) Membantu memeperjelas materi yang disajikan sehingga mudah diterima dan dipahami WB

3) Melakukan pemberantasan ruang lingkup materi agar lebih fokus atau tidak terlampau luas

4) Mempercepat hasil pembelajaran terhadap WB

5) Memperkuat kemampuan keaksaraan WB agar tidak buta aksara kembali dan menjadi WB yang mandiri

6) Memperbaiki ketrampilan ekonomi WB

7) Memberikan akses kemudahan WB dalam memperoleh informasi

8) Mengembangkan kesadaran kritis WB

9) Membentuk sikap mental rasional dan ilmiah dikalangan WB

10) Membangun suasana kelompok belajar yang menyenangkan dan menghibur WB

c. Manfaat Bahan Ajar Tematik

Penyusunan bahan ajar tematik dalam program keaksaraan fungsional diharapkan memberikan manfaat :

1) Proses pembelajaran lebih terarah sesuai dengan minat dan kebutuhan WB

2) Merangsang WB untuk aktif dalam proses menentukan kebutuhan belajarnya sendiri

3) Materi pembelajaran lebih jelas dan fokus sehingga akan cepat dan mudah diterima dan dipahami WB

4) Sebagai alat bantu bagi tutor dalam membelajarkan membaca, menulis, dan berhitung (calistungdasi) kepada WB

5) Sebagai alat bantu bagi tutor untuk menyampaikan pesan atau meteri pembelajaran yang harus dikuasai oleh WB

D. Tempat dan Waktu Pembelajaran

Berdasarkan pertemuan pembentukan kelompok belajar diperoleh kesepakatan antara warga belajar dengan tutor di wilayah desa dan kelurahan masing- masing.E. Pelaksanaan Evaluasi Hasil Pembelajaran

1. Konsep Evaluasi

Evaluasi atau penilaian merupakan satu kesatua terintegrasi dengan proses pembelajaran yang dilakukan sebelum, selama, dan setelah selesai program pembelajaran. Penilaian pada hakikatnya merupakan upaya pengamatan, pengukuran, dan pembinaan yang terus menerus sejak tahap permulaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Penilaan merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh, analisis, dan menafsirkan data tentang input, proses, dan hasil belajar setiap WB yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.Kegiatan penilaian menitik beratkan pada keaktifan WB dan penerapan hasil pembelajaran. Pada setiap tahapan penilaian harus dilakukan secara partisipatif dan menghindari suasana pengujian atau test terhadap WB yang mengesankan suasana formalistik dan situasi yang menegangkan.

2. Tahapan Penilaiana. Penilaian sebelum proses pembelajaran

Kemampuan setiap WB pada awal masuk kelompok belajar tidaklah sama. Setiap WB mempunyai kemampuan awal yang berbeda-beda, dari yang belum mengenal aksara sama sekali sampai dengan yang sudah mengetahui keaksaraan dalam standar tertentu. Oleh karena itu tutor perihal menilai kemampuan awal setiap WB, baik pada ketrampilan CALISTUNGDASI dasarnya maupun minat dan kebutuhan fungsionalnya.

Hasil penilaian awal ini akan membantu dan memudahkan tutor dalam melakukan hal-hal sebagai berikut:

1) Mengetahui tingkat keaksaraan awal WB2) Pengelompokan WB berdasarkan tingkat kemampuannya

3) Perumusan tujuan belajar

4) Pembuatan rencana pembelajaran

5) Penentuan materi dan strategi/metode/teknik pembelajaran.

6) Penentuan/penggunaan bahan/media belajar

7) Pembuatan kesepakatan belajarb. Penilaian selama proses pembelajaran

Prinsip utama penilaian selama proses pembelajaran program keaksaraan fungsional adalah untuk :

1) Mengetahui kemajuan belajar WB

2) Mengetahui efektivitias strategi/metode pembelajaran

3) Menilai efektivitas bahan ajar yang digunakan

4) Perubahan/perbaikan rencana pembelajaran bagi peningkatan materi pembelajaran

5) Bahan pelaporan c. Penilaian akhir pembelajaranPenilaian setelah pembelajaran (penilaian akhir) pada prinsipnya adalah untuk :

1) Mengetahui pencapaian hasil belajar (tingkat kompetensi) WB

2) Mengetahui efektivitas strategi/metode pembelajaran3) Menilai efektifitas bahan ajar yang digunakan

4) Perencanaan program lanjutan

5) Bahan Pelaporan

6) Sertifikasi (SUKMA)

F. Tingkat Pencapaian Hasil Pembelajaran

Tingkat pencapaian hasil pembelajaran (nilai akhir) diperoleh dari penilaian tugas harian, ataupun nilai ulangan harian yang ditambah dengan nilai ujian. Bagi WB yang lulus dengan kriteria bersyarat (menguasai calistungdasi) akan memperoleh SUKMA 1 (Surat Keterangan Melek Aksara) sebagai bukti pencapaian belajar. G. Faktor Pendukung dan Penghambat

1. Dukungan Program PBA antara lain :

1.1. Adanya bantuan dari warga sekitar untuk menyediakan tempat belajar kegiatan PBA

1.2. Motivasi dari mahasiswa sendiri untuk melaksanakan kegiatan PBA.

1.3. Peran aktif WB dalam mengikuti proses belajar sehingga memperlancar jalannya program.2. Hambatan yang dihadapai antara lain :

2.1 Banyak warga yang malu untuk mengikuti proses belajar PBA dengan warga lain yang sudah bisa calistung. 2.2 Kesibukan warga masyarakat akan pekerjaannya sehingga sulit sekali

membagi waktu untuk belajar.

2.3 Banyak warga yang sudah terlalu berat beban hidupnya sehingga jarang

sekali memikirkan masalah pendidikan.

2.4 Keadaan fisik warga belajar yang tidak mendukung karena lelah atau sudah tua.

H. Upaya Mengatasi Hambatan

Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut di atas antara lain:

1. Melakukan pendekatan dengan warga melalui kunjungan kerumah-rumah untuk bersilaturahmi

2. Mengadakan kegiatan-kegiatan di luar PBA yang mampu mempererat hubungan dengan WB seperti pengajian, memasak, dsbBAB III

ANALISIS PROSES PENYELENGGARAAN

PENDIDIKAN KEAKSARAAN

A. Analisis Proses Pendataan Calon Warga Belajar

Setelah diadakan proses pendataan yang berlangsung dalam beberapa hari, maka didapatkan jumlah warga belajar sebanyak 553 warga belajar. Proses pendataan yang mahasiswa lakukan untuk pertama kalinya adalah survey atau kunjungan ke setiap wilayah desa dan kelurahan masing- masing. B. Analisis Pelaksanaan Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran yang diadakan selama 1,5 bulan, maka dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran yang telah dilakukan, dapat berjalan dengan optimal. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya partisipasi yang aktif dari tiap warga belajar untuk mengikuti proses belajar. Hingga akhirnya sekarang warga belajar dapat membaca, menulis maupun berhitung (calistungdasi).C. Analisis Pelaksanaan Evaluasi Hasil Pembelajaran

Pelaksanaan evaluasi hasil pembelajaran dilakukan pada tanggal 30 Juni sampai 13 Agustus 2008 secara serentak. Bagi warga belajar yang tidak bisa melaksanakan ujian di tempat ujian, maka dari pihak mahasiswa akan memberikan soal atau tes ujian di rumah warga masing-masing. D. Analisis Tingkat Pencapaian Hasil Pembelajaran

Bukti pencapaian hasil belajar adalah diperolehnya SUKMA I (Surat Keterangan Melek Aksara) dan SUKMA II (Surat Keterangan Melek Aksara) bagi warga belajar yang lulus, yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah. Adapun penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh mahasiswa terhadap warga belajar adalah meliputi: nilai harian dan nilai ujian. Bagi warga belajar yang tidak lulus saat ujian, maka wajib mengikuti remidi (ujian ulang), sampai mereka bisa lulus. E. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat

Yang menjadi faktor pendukung proses pembelajaran dalam hal ini adalah antusias warga belajar untuk ikut dalam proses pembelajaran. Selain itu, ada juga warga yang bersedia menyediakan tempat untuk proses pembelajaran. Peran mahasiswa yang aktif, merupakan modal utuk kelancaran proses pembelajaran. Dengan adanya faktor pendukung tersebut, maka proses pembelajaran dapat dilakukan dengan baik dan berjalan lancar meskipun ada hambatan-hambatan dalam proses pembelajaran tersebut.

Disini yang menjadi hambatan adalah ada sebagian warga yang merasa malu untuk mengikuti proses pembelajaran, sehingga mereka enggan untuk belajar. Selain itu juga, usia mereka yang sudah tua menjadi salah satu faktor yang menghambat proses belajar. Oleh karena itu, mereka agak kesulitan bila diberi bahan ajar yang tulisannya terlalu kecil. Dan karena faktor usia juga, mereka agak cepat lupa bila diberikan materi yang mudah. Warga belajar disini cenderung lebih cepat dalam hal berhitung daripada menulis maupun membaca. BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang didapatkan antara lain :

a. Bahwa Kegiatan Pemberantasan Buta Aksara ( PBA ) adalah kegiatan yang sangat-sangat sulit terlaksana jika tidak ada kerjasama yang baik dari berbagai pihak mulai dari warga masyarakat sampai dengan aparatur pemerintahan.

b. Harus ada kesadaran belajar yang tinggi dari warga masyarakatnya sendiri sebagai sasaran PBA.

c. Dalam teknisnya sangat tergantung pada bantuan oleh pemerintahan mulai dari tingkat pemerintah pusat, sampai pemerintahan desa yang paling dekat dengan masyarakat.

B. Rekomendasi

Untuk perkembangan program Pemberantasan ke depan ada beberapa rekomendasi antara lain :

a. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang hendaknya lebih fokus lagi dalam memberantas buta aksara bagi warga masyarakat yang menjadi sasaran PBA di Kabupaten Semarangb. Hendaknya pemerintah Semarang mengubah metode dalam mengajak warga buta aksara untuk belajar.

c. Program Pemberantasan Buta Aksara hendaknya juga menjadi tugas khusus bagi pemerintahan tingkat kecamatan dan kelurahan, bukan hanya tugas yang seolah-olah hanya diurus oleh Dinas P dan K.

d. Bagi Universitas Negeri Semarang sebagai penyelenggara KKN, hendaknya persiapan dalam melaksanakan program lebih matang dan memperbanyak koordinasi agar dalam pelaksanaanya bisa berjalan dengan lebih lancar dan bantuan dari pihak lokasi KKN bisa lebih baik lagi.

C. Kata Penutup

Laporan ini pada dasarnya berisi tentang pelaksanaan program penuntasan buta aksara sekaligus pedoman penyusunan bahan ajar tematik. Hal ini dimaksudkan sebagai panduan atau teknis bagi setiap mahasiswa peserta KKN Tematik PBA yang akan menjadi tutor dalam program Penuntasan Buta Aksara.Oleh karena petunjuk teknis yang tercantum dalam laporan ini masih cukup global, maka setiap mahasiswa yang akan menjadi tutor dituntut untuk mampu mengembangkan dan memperkaya dengan kreatifitasnya sesuai dengan kondisi lingkungan masyarakat dan warga belajar, serta kebutuhan masing-masing kelompok belajar.

Akhirnya, semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa yang akan mengikuti KKN program Tematik Penuntasan Buta Aksara sehingga dapat mengantarkan tercapainya tujuan utama KKN Tematik PBA yakni untuk menuntaskan masyarakat buta aksara di Jawa Tengah.

PAGE ii