-
8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN
1/24
BAB I
Pendahuluan
1.1.
Latar Belakang
Kota merupakan salah satu bagian dari wilayah yang sangat penting, di mana kota
merupakan pusat segala aktivitas yang ada di sebuah wilayah serta merupakan pusat-
pusat kebudayaan dan tempat berkembangnya peradaban. Kota selalu mengalami
perkembangan dari waktu ke waktu, perkembangan dalam hal ini menyangkut aspek-aspek
politik, sosial, budaya, teknologi, ekonomi dan fisik. Menurut Bhudy Tjahyati Soegiyoko
(1999) kota sebagai pusat pelayanan jasa, produksi, distribusi, serta pintu gerbang atau
simpul transportasi bagi kawasan permukiman dan wilayah produksi sekitarnya.
Kota Semarang sebagai Ibukota Provinsi Jawa Tengah dengan jumlah penduduk lebih dari
1,5 juta menjadikannya sebagai Kota metropolis. Memiliki predikat sebagai kota metropolitan
(metropolitan city) juga mengalami berbagai permasalahan yang kompleks dan memerlukan
antisipasi untuk mengatasinya. Dengan adanya tuntutan menjadikan kota sebagai menjadikan
tempat yang layak huni (liveable city) bagi penduduknya dengan permasalahan yang ada maka
dibutuhkan perencanaan guna menyelesaikan permasalahan tersebut. Perencanaan sendiri
merupakan suatu proses berkelanjutan yang memperlihatkan pengambilan-pengambilan
keputusan dan pemilihan alternatif untuk mencapai tujuan yang lebih baik di masa
mendatang, serta meminimalisir masalah yang timbul (Diana Conyers dan Peter Hall, 1984).
Kota Semarang dalam perkembangganya telah memiliki produk rencana secara jangka
panjang (RPJP), jangka menengah (RPJM) dan jangka pendek(RPJD) baik secara makro maupun
secara mikro (RDTRK). Namun pada kenyataannya rencana tersebut belum dapat diterapkan
secara keseluruhan sehinga masalah seperti kemacetan lalulintas, banjir, polusi udara dan
kawasan kumuh masih dapat dijumpai. Seharusnya dengan penerapan rencana tata ruang
dapat meminimalisir permasalahan-permasalahan perkotaan.
RDTRK di Kota Semarang telah melakukan perencanaan pada lingkup mikro yaitu
Kecamatan. Dengan perencanaan di tingkat kecamatan dapat diketahui permasalahan dan
potensi secara detail sehingga dapat memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangan sebuah kota. Wilayah ini sering terabaikan dalam pembangunannya padahal
dengan karakteristik yang dimiliki seharusnya setiap kecamatan mampu memberikan
sumbangan yang besar bagi sebuah kota.
Diawali dengan memahami wilayah kecamatan diharapkan dapat menjadi pengalaman
menarik dalam memahami suatu kota, ditinjau dari aspek perencanaan tata ruang dengan
-
8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN
2/24
melihat kondisi eksisting kecamatan, yaitu memahami karakteristik kecamatan, perencanaan
dan permasalahan kecamatan. Tugas ini memiliki wilayah studi Kecamatan Ngaliyan yang
merupakan bagian dari administratif Kota Semarang. Dengan memahami Kecamatan Ngaliyan
secara keseluruhan diharapkan mampu memahami Kota Semarang secara keseluruhan.
1.2.
Rumusan Masalah
Masalah perkotaan mendorong terwujudnya lingkungan hidup perkotaan yang tidak
kondusif dan tidak sehat yang akan memperburuk kondisi perkotaan. Masalah perkotaan yang
dari hari ke hari semakin serius adalah masalah transportasi. Kepadatan lalu lintas dan
kemacetan lalu lintas telah menjadi sumber stress kehidupan. Transportasi juga menimbulkan
polusi suara. Hasil penelitian pada beberapa kota menunjukkan bahwa kebisingan yang
ditimbulkan oleh suara kendaraan naik menjadi dua kali lipat setiap 10 tahun.
Kecamatan Ngaliyan merupakan salah satu kecamatan di Kota Semarang. Kecamatan
Ngaliyan terletak di bagian barat Kota Semarang. Kecamatan Ngaliyan berada pada posisi yang
strategis karena menjadi penghubung antara Kota Semarang dan Kabupaten Kendal. Selain itu,
lokasinya yang cukup tinggi menjadikan wilayah ini bebas banjir dan sangat cocok untuk
dijadikan kawasan hunian. Kecamatan Ngaliyan dulu dikenal sebagai sentra produksi Jambu
Batu (klutuk) karena hampir seluruh area pertanian di sana merupakan kebun jambu. Namun,
seiring dengan perkembangan zaman, area kebun jambu kini sebagian besar telah beralih
fungsi menjadi perumahan. Pertumbuhan permukiman penduduk menyebabkan meningkatnya
pelayanan publik seiring berjalannya waktu. Fasilitas publik di Kecamatan Ngaliyan bisa
dibilang relatif baik. Mulai dari pasar tradisional, sarana peribadatan (masjid, gereja), terminal
angkutan umum, sekolah umum, perumahan dan banyak lagi. Namun, Kecamatan Ngaliyan
mengalami persoalan kemacetan yang parah. Sejumlah titik, seperti di Jrakah dan Pertigaan Tol
depan STEKOM, adalah titik kemacetan.
Masalah lalu lintas, daya beli masyarakat terhadap mobil, sepeda motor, dan kendaraan
jenis lainnya meningkat, sehingga beberapa ruas jalan di perkotaan menjadi padat dan
menyebabkan kemacetan, bahkan rawan kecelakaan maupun pelanggaran. Masalah kepadatan
lalu lintas juga menyebabkan terjadinya pelebaran jalan yang terus-menerus dan semakin
rusaknya beberapa jalan aspal seperti jalan menjadi berlubang. Hal ini terjadi karena muatan
kendaraan yang terlalu berat, apalagi Kecamatan Ngaliyan dilewati jalan arteri primer, sehingga
berbagai jenis kendaraan dengan muatan berat sering melintasi kecamatan ini. Persoalan
kemacetan menjadi semakin serius dan dapat memicu munculnya masalah-masalah baru
apabila tidak segera diselesaikan.
-
8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN
3/24
-
8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN
4/24
Utara : Kecamatan Tugu,
Timur : Kecamatan Semarang Barat, Kecamatan Gajah Mungkur, dan Kecamatan Gunung
Pati
Barat : Kabupaten Kendal, dan
Selatan : Kecamatan Mijen dan Kecamatan Gunung Pati.
1.5.
Kerangka Pikir
Identifikasi Karakteristik Kota Kecamatan
Data Sekunder:
BPS
Kantor Kecamatan
Data Primer:
Observasi
Dokumentasi
Aspek Sejarah
Kota
Aspek Fisik:
Topografi
Litologi
Klimatologi
Tata Guna
Aspek Non
Fisik :
Kependudukan
Pengumpulan Data
Analisis Potensi dan
Permasalahan
Strategi Perencanaan Pembangunan Kota
Kecamatan
Analisis Perencanaan
Pemban unan
INPUT
PROSES
OUTPUT
-
8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN
5/24
1.6.
Sistematika Penulisan
Laporan ini disusun dengan sistematika sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan, sasaran, ruang lingkup wilayah, ruang
lingkup materi, Kerangka pikir, serta sistematika penulisan laporan tugas besar ini.
BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN NGALIYAN
Berisi identifikasi karakteristik Kecamatan Ngaliyan berdasarkan pada berbagai aspek, seperti
sejarah dan letak geografis Kecamatan Ngaliyan; perkembangan Kecamatan Ngaliyan;
karakteristik Kecamatan Ngaliyan, baik kondisi fisik maupun non fisik serta isu dan
permasalahan yang ada di Kecamatan Ngaliyan.
BAB III ANALISIS POTENSI DAN KENDALA KECAMATAN NGALIYAN
Berisi tentang identifikasi baik potensi maupun permasalahan yang di Kecamatan Ngaliyan
mencakup kondisi fisik alamiah, penggunaan lahan, sarana, dan prasarana serta kependudukan
dan perekonomian di Kecamatan Ngaliyan, serta penggunaan analisis SWOT untuk mengetahui
potensi dan masalah yang ada.
BAB V KONSEP DAN STRATEGI PERENCANAAN KECAMATAN NGALIYAN
Berisi tentang konsep dan strategi perencanaan untuk Kecamatan Ngaliyan yang bertujuan
untuk mengembangkan Kecamatan Ngaliyan tersebut.
BAB VI KESIMPULAN
Berisi tentang kesimpulan, saran atau rekomendasi, dan strategi Kecamatan Ngaliyan
berdasarkan pada hasil analisis.
-
8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN
6/24
BAB II
Gambaran Umum Kecamatan Ngaliyan
2.1.Sejarah Kecamatan dan Letak Geografis
Kota dari awal pembentukannya akan senantiasa berkembang. Apabila dibiarkan begitu
saja, maka akan berkembang ke segala arah sehingga tidak teratur. Ketidakteraturan dalam
perkembangan kota dapat memicu berbagai konflik, oleh karena itu dibutuhkan perencanaan
agar perkembangan kota dapat dikendalikan sesuai dengan perencanaan yang disusun atas
kondisi fisik dan non fisik daerah tersebut.
Perkembangan kota dipengaruhi oleh faktor alam, kependudukan dan budaya yang ada di
wilayah tersebut. Faktor alam, relatif statis karena segala bentuk perubahan yang terjadi
berlangsung dalam waktu yang relatif lama, faktor kependudukan, sangat dinamis terutama
apabila ditinjau dari kuantitasnya dan faktor budaya, yaitu tingkat kepandaian manusia dalam
mengelola lingkungan kehidupannya (tingkat penguasaan teknologi).
Lewis Mumford dalam teorinya mengklasifikasikan perkembangan kota dalam tahap-tahap
seperti berikut:
a. Neopolis, di mana suatu kota menempati suatu pusat daerah pertanian dengan adat
istiadat bercorak pedesaan dan serba sederhana.
b.
Polis, di mana suatu kota merupakan pusat kehidupan keagamaan dan
pemerintahan.
c.
Metropolis, dalam kota besar ini telah terjadi pertemuan orang dari berbagai bangsa
untuk tujuan dagang dan saling bertukar kebudayaan. Terjadi perkawinan
campuran antar bangsa maupun antar ras sehingga menyebabkan penduduk kota
heterogen. Perkembangan kota sudah mengarah ke sektor industri.
d. Megapolis, merupakan peningkatan dari kota metropolis. Terjadi gejala
sosipatologis, kekuasaan dan kekayaan semakin menonjol dan kemiskinan yang
semakin meluas.
e. Tyranopolis, kota besar ini dilanda kepincangan-kepincangan sosial yang berupa
korupsi dan kemerosotan moral. Kaum miskin merupakan kekuatan yang tak dapat
diremehkan.
f.
Nekropolis, merupakan tahap terakhir dari perkembangan kota. Kota akan
mengalami kemunduran hingga pada akhirnya menjadi kota mati
(nekros/bangkai).
-
8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN
7/24
Menurut Zahnd (1999:24-25), secara teoritis terdapat tiga cara dalam perkembangan dasar
suatu kota, yaitu:
a.
Perkembangan horizontal, di mana perkembangan kota mengarah dan meluas ke
luar. Artinya, daerah bertambah, sedangkan ketinggian serta kualitas lahan
terbangun (coverage) tetap sama.
b.
Perkembangan vertical, dengan perkembangan kota yang mengarah ke atas.
Artinya, pembangunan dan kualitas lahan terbangun tetap sama, sedangkan
ketinggian bangunan yang bertambah.
c.
Perkembangan insterstisial dengan arah perkembangannya ke dalam. Artinya, luas
daerah dan ketinggian bangunan rata-rata tetap sama, sedangkan kuantitas lahan
terbangun bertambah.
Dalam sebuah kota, terdapat wilayah kecamatan yang secara administratif suatu wilayah di
bawah kota yang memiliki desa atau perkotaan. Biasanya daerah kecamatan ini, terdapat
kelurahan dan pedesaan. Kecamatan Ngaliyan merupakan salah satu kecamatan yang berada di
bagian barat Kota Semarang Jawa Tengah. yang terdiri atas 10 kelurahan yaitu Kelurahan
Podorejo, Wates, Beringin, Ngaliyan, Bamban Kerep, Kalipancur, Purwoyoso, Tambak Aji,
Gondoriyo, Wonosari. Kecamatan Ngaliyan merupakan salah satu kecamatan yang terletak
paling barat dari Kota Semarang, memiliki luas wilayah 3.989,70 Ha dengan batas
administrasi:
Utara : Kecamatan Tugu
Timur : Kecamatan Semarang Barat, Kecamatan Gajah Mungkur, dan Kecamatan
Gunung Pati
Barat : Kabupaten Kendal
Selatan : Kecamatan Mijen dan Kecamatan Gunung Pati
Ngaliyan wilayah bagian Barat kota Semarang, yang dahulu tidak banyak orang yang
meliriknya tetapi kini seakan menjadi kota baru yang memikat. Pada saat sekarang jalan
Ngaliyan juga sudah dilebarkan sehingga menjadi jalan alternatif menuju Boja. Kenyamanan
dan minat masyarakat untuk tinggal di kawasan Ngaliyan semakin bertambah karena banyak
pilihan untuk memilih hunian yang diinginkan. Terdapatnya kawasan pertokoan seperti ruko,
mall, minimarket serta pasar-pasar tradisional yang memudahkan bagi masyarakat untuk
mencari barang-barang kebutuhan sehari-hari. Berbagai fasilitas transportasi seperti angkutan
umum dan ojek yang mudah ditemui pada daerah tersebut.
-
8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN
8/24
2.2.
Perkembangan Kecamatan Ngaliyan
Kecamatan Ngaliyan adalah sebuah kecamatan yang terletak di sebelah barat Kota
Semarang dan berbatasan dengan kecamatan Mijen, Semarang Barat dan Tugu. Sebelum
menjadi sebuah Kecamatan sendiri, Ngaliyan merupakan Kelurahan di dalam wilayah
Kecamatan Tugu. Namun, melihat potensi pengembangan dan luas wilayahnya, maka akhirnya
Ngaliyan berubah menjadi sebuah Kecamatan. Ngaliyan yang berada di sebelah barat pusat kota
Semarang mempunyai posisi yang strategis karena menjadi penghubung antara Semarang dan
Kendal. Selain itu, lokasinya yang cukup tinggi menjadikan wilayah ini bebas banjir dan sangat
cocok untuk dijadikan kawasan hunian.
Perkembangan Kecamatan Ngaliyan dari tahun ke tahun cukup berubah sangat drastis.
Pada tahun 1999 Ngaliyan masih menjadi kawasan hijau yang memiliki banyak pepohonan,
namun perubahan mulai terasa pada tahun 2005. Di mana mulai berkurangnya ruang terbuka
hijau atau tanah lapang yang kemudian dijadikan bangunan, hal ini dilihat melalui peta citra
dari google earth pada tahun 2002 hingga tahun 2006 yang sudah menampakkan perubahan.
Kecamatan Ngaliyan pada zaman dulu dikenal sebagai sebuah kecamatan yang terkenal
dengan sentra produksi buah jambu batu (jambu klutuk), di mana seluruh pertanian yang ada
di sana merupakan perkebunan jambu. Namun seiring dengan berkembangnya sebuah wilayah,
Kecamatan Ngaliyan perlahan-lahan berubah menjadi sebuah wilayah yang dipenuhi dengan
bangunan yang dijadikan sebagai permukiman. Akan tetapi tidak semua lahan dijadikan sebagai
permukiman, sebagian besar pertanian di Kecamatan Ngaliyan tetap dipertahankan, karena hal
tersebut termasuk dalam cara untuk memenuhi standar 30% ruang terbuka hijau yang dimiliki
di setiap wilayah. Berikut adalah peta time series dari tahun 2002 hingga tahun 2013:
Tahun 2002 Tahun 2005 Tahun 2006
Tahun 2008 Tahun 2010 Tahun 2013
http://id.wikipedia.org/wiki/Kelurahanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kelurahan -
8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN
9/24
Sumber: Google Earth
Gambar 2.1
Foto Udara Perkembangan Kecamatan Ngaliyan Tahun 2002-2013
Kemudian perkembangan yang lainnya ditunjukkan dengan diperbesarnya jalan utama
yang membelah sepanjang kecamatan. Akses untuk kendaraan besar yang masuk menjadi lebih
mudah. Terutama jika keluar dari Kecamatan Ngaliyan dan menuju tengah kota harus melalui
jalur Pantura, di mana jalan tersebut adalah jalur utama bagi transportasi kendaraan besar
melalui pantai utara Pulau Jawa.
Selain perkembangan fisik eksisting yang semakin berkembang pesat, Kecamatan Ngaliyan
sekarang juga telah mempunyai berbagai macam fasilitas yang hampir lengkap. Mulai dari
adanya pasar, minimarket, pasar swalayan, masjid besar, kantor polisi, kantor pos, cafe, warung
makan, rumah makan, ruko, warnet, kolam renang, bengkel dan masih banyak fasilitas lainnya.
2.3.
Karakteristik Kecamatan Ngaliyan
2.3.1.Kondisi Fisik Kecamatan Ngaliyan
2.3.1.1. Kondisi Fisik Alamiah
Dilihat dari kondisi fisiknya, Kecamatan Ngaliyan memiliki karakteristik sebagai berikut.
2.3.1.1.1. Topografi
Menurut Djauhari Noor (2009), topografi adalah kajian atau penguraian yang terperinci
mengenai keadaan muka bumi pada suatu daerah. Topografi berdasarkan karakteristik yang
berunsur pada kemiringan dan ketinggian. Wilayah Kecamatan Ngaliyan memiliki ketinggian
100-250 mdpl sehingga kategori sebagai dataran tinggi. Kelerengan tertinggi KecamatanNgaliyan 25-40%, namun sebagian besar wilayahnya memiliki kererengan 2-15% dan 15-25%
sehingga tergolong dalam perbukitan landai dengan beda tinggi 25-200 meter. Berdasarkan
tabel klasifikasi relief Van Zuidam (1983) Kecamatan Ngaliyan termasuk dalam klasifikasi relief
berbukit bergelombang dengan relief 14-20% dan beda tinggi 50-200 meter.
2.3.1.1.2. Litologi
Kecamatan Ngaliyan memiliki jenis tanah Alluvial Hidromof, Asosiasi Alluvial Kelabu dan
Kelabuan, Tanah Gambut serta Mediteran Coklat Tua. Jenis tanah Alluvial dapat digunakan
untuk bangunan aktivitas publik. Sedangkan untuk jenis tanah Mediteran lebih sesuai untukdigunakan sebagai permukiman yang skala aktivitasnya tidak terlalu padat, dengan ditambah
penanganan khusus untuk mengurangi gejala erosi yang lebih mudah timbul, seperti dengan
penghijauan.
-
8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN
10/24
2.3.1.1.3.
Hidrologi
Kecamatan Ngaliyan terletak sebagai daerah hulu transisi , dengan sendirinya merupakan
daerah limpasan debit air dari sungai yang melintas. Kondisi ini diperparah oleh karakteristik
kontur wilayah berbukit dengan perbedaan ketinggian yang sangat curam sehingga curah hujan
yang terjadi di daerah hulu akan sangat cepat mengalir ke daerah hilir. Semua kali tersebut
mempunyai sifat aliran perenial yaitu sungai yang mempunyai aliran sepanjang tahun, dan
mengalir ke arah utara yang akhirnya bermuara di Laut Jawa. Pola aliran sungai-sungai yang
ada adalah pararel. Air tanah di Kecamatan Ngaliyan terdapat pada 2 (dua) lapisan pembawa
air (aquifer), yaitu air tanah bebas atau air tanah dangkal (unconfined aquifer), dan air tanah
dalam atau air tanah tertekan (confined aquifer). Daerah aliran Sungai di Kecamatan Ngaliyan
yaitu daerah aliran sungai tugu, banjir kanal barat, blorong, plumbon, bringin dan silandak.
2.3.1.1.4. Klimatologi
Iklim merupakan kondisi rata-rata dari semua peristiwa yang terjadi di atmosfer yang
terdapat pada suatu daerah dengan luas serta waktu yang relatif lama. Iklim di wilayah Kota
Semarang umumnya dan wilayah DAS Kecamatan Ngaliyan khususnya adalah sama dengan
daerah-daerah pesisir Pantai Utara Pulau Jawa. Secara umum temperatur udara maksimum di
DAS Kecamatan Ngaliyan adalah dan temperatur udara minimum . Sedangkan jumlah hari hujan
yang terbanyak mencapai 125 hari, dengan curah hujan sebesar 27,7 - 34,8 mm/th.
2.3.1.1.5. Tata Guna Lahan
Kecamatan Ngaliyan adalah sebuah kecamatan yang berada di bagian barat Kota Semarang,
Jawa Tengah yang digunakan sebagai daerah pemukiman, pertokoan, perkantoran, dan industri
serta sarana perkotaan lainnya adalah jalan raya dan rumah sakit. Pada lahan yang berada di
pedesaan pada umumnya merupakan persawahan atau perkebunan. Daerah persawahan
terdapat di daerah dataran dan kaki pegunungan, sedangkan perkebunan atau hutan terdapat
di dataran. Melihat penggunaan lahan yang ada di Kecamatan Ngaliyan ini sebagian besar
adalah lahan terbangun, terutama pemukiman. Di Kecamatan Ngaliyan banyak sekali
pemukiman yang baru didirikan atau sedang proses pembangunan, karena melihat dari konteks
daerah Ngaliyan cukup strategis dan cukup jauh dari perkotaan sehingga banyak masyarakat
yang pindah atau tinggal di daerah ini bisa mendapatkan ketenangan dan terhindar dari
aktifitas perkotaan yang cukup padat. Pada daerah ini juga terdapat lahan kosong yang cukup
luas dan dijadikan sebagai resapan untuk menghindari bencana banjir. Pada kawasan
perkebunan atau hutan juga cukup luas yang terdapat di daerah kecamatan Ngaliyan, dan
-
8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN
11/24
-
8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN
12/24
Kelurahan
Pengelolaan Limbah Rumah
TanggaKeterangan
On-Site
System
Off-Site
System
Gondoriyo Limbah WC Limbah Cucian
Wonosari Limbah WC Limbah Cucian
Sumber: Podes 2011
2.3.1.2.2. Air Bersih
Penyediaan dan pengelolaan air bersih di Kota Semarang pada saat ini terbagi ke dalam 2
(dua) sistem, yaitu sistem jaringan perpipaan yang dikelola oleh PDAM dan sistem non
perpipaan yang dikelola secara mandiri oleh penduduk. Untuk pelayanan dengan sistem
perpipaan meliputi hampir seluruh kecamatan-kecamatan di Kota Semarang, kecuali
Kecamatan Mijen dan Kecamatan Gunungpati. Daya saing ketersediaan air besih akan semakin
membaik dengan selesainya pembangunan waduk Jatibarang sehingga mampu membantu
ketersediaan air bersih menjadi lebih baik.
Kecamatan Ngaliyan berada di sebelah barat Kota Semarang yang masuk kedalam BWK X
dengan Kecamatan Tugu. Kebutuhan akan air bersih pada BWK X berdasarkan RTRW Kota
Semarang untuk memenuhi kehidupan sehari-hari paling minimal dibutuhkan 150
liter/orang/hari. Dengan jumlah penduduk penduduk Kecamatan Ngaliyan pada tahun 2010
sebanyak 149.903 dan tingkat kebocoran sebanyak 25% maka dibutuhkan air bersih
setidaknya 412 lt/dt.Tabel II.2
Kebutuhan Air Bersih Kecamatan Ngaliyan
Jml Pddk
Th. 2010
Standar
Domestik
lt/org/hr
Keb. Air
Domestik
(lt)
Standar
Non-
domestik
(%)
Keb.
Air Non-
Domestik
(lt)
Jumlah Tingkat
Kebocoran
25%
Total
(lt/dt)
145.903 150 21.885.40
6
30 6.565.622 28.451.028 7.112.757 412
Sumber : RTRW Kota Semarang, 2010
Untuk memenuhi kebutuhan dasar akan air bersih, masyarakat memenuhinya melalui 3
sumber yaitu PDAM, Sumur dan Sumur Pompa (bor dan artetis). PDAM didapat dari perusahan
yang dikelola oleh pemerintah dan sumur dikelola oleh masyarakat. Persebaran pemenuhan
akan kebutuhan air bersih berdasarkan penggunaan terbanyak di tingkat kelurahan dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
-
8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN
13/24
Tabel II.3
Persebaran Pemenuhan Air Bersih per Kelurahan di Kecamatan Ngaliyan
Kelurahan Pemenuhan Air Bersih
Podorejo Sumur
Wates Pompa Listrik
Beringin Pompa Listrik
Ngaliyan Pompa Listrik
Bambankerep Sumur
Kalipancur PDAM
Purwoyoso PDAM
Tambakaji Pompa Listrik
Gondoriyo Pompa Listrik
Wonosari Pompa Listrik
Sumber: Podes 2011
2.3.1.2.3. Sistem Persampahan
Konsekuensi dari berbagai aktivitas penduduk salah satunya adalah masalah persampahan.
Berdasarkan data Book Municipal Solid Waste Management In Asian Cities. United Nation
Centre for Regional Development(UNCRD) tahun 1999 dapat diketahui bahwa dengan jumlah
penduduk Kota Semarang sekitar 1.290.159 jiwa telah menghasilkan produk sampah kota
sekitar 226.276 ton/tahun. Dari produk sampah yang dihasilkan tersebut, jumlah sampah
yang terkelola dengan baik hanya mencapai sekitar 48 %. Pada tahun 2005, dengan jumlah
penduduk sekitar 1,4 juta jiwa, total produksi sampah di Kota Semarang mencapai 4500m3/hari atau 1,7 juta m3/tahun. Cakupan pelayanan pengelolaan sampah di Kota Semarang
pada tahun 2005 sekitar 75%, sampah dikumpulkan mulai dari sumber, kemudian diangkut
dan dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) sampah. Sedangkan sisanya dikelola oleh
masyarakat dengan sistem pengolahan yang bermacam-macam, seperti penimbunan di
pekarangan, dibakar, dan sebagian kecil ada yang dibuang ke sungai.
Proses pengelolaan persampahan yang ada, dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
membuang sampah dalam tong sampah, proses pengumpulan dengan gerobak atau door to
doordengan dump truck, kemudian diangkut dan di buang ke TPA di Mijen. Tahapan yangdapat dilakukan untuk mengurangi timbulan sampah yang terjadi adalah dengan daur
ulang dan pengomposan. Kegiatan daur ulang dapat dilakukan mulai dari sumber sampah di
rumah tangga (skala kecil), pada saat kegiatan pengumpulan dan pemindahan, serta di TPA.
Kecamatan Ngaliyan dengan jumlah penduduk mencapai 145.903 menghasilkan timbulan
sampah sekitar 159.763 kg/hari. Dari jumlah timbulan sampah tersebut baru sekitar 70% yang
-
8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN
14/24
dapat diangkut ke TPA. Berikut ini merupakan tabel timbulan sampah yang dihasilkan
Kecamatan Ngaliyan.
Tabel II.4
Timbulan Sampah Kecamatan Ngaliyan per Hari
Jml Pddk Th.
2010
Timbulan Sampahkg/hr/orgTotal(kg)
Target
Pelayanan
Domestik Non domestik
145.903 106.509 53.254 159.763 111.834
Sumber : RTRW Kota Semarang, 2010
Sistem Pengelolaan Sampah dapat dibedakan menjadi tiga (3), yaitu:
1.
Sampah Kampung/Permukiman
Untuk menangani sampah kampung atau permukiman bekerja sama dengan lembaga-
lembaga kelurahan seperti LKMD, RW, dan RT. Petugas kebersihan Kelurahan/LKMD/RW/RT
mengambil sampah dari rumah ke rumah dengan menggunakan becak/gerobak sampah yang
kemudian diangkut atau dibuang ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) berupa kontainer
atau bak. Selanjutnya dari tempat penampungan sementara diangkut/dibuang ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) oleh Dinas Kebersihan dengan menggunakan truk, selain diangkut
pengolahan sampah masih ada yang dilakukan dengan cara dibakar. Berikut ini persebaran
pengelolaan sampah masing-masing kelurahan di Kecamatan Ngaliyan.
Tabel II.5
Pengelolaan Sampah per Kelurahan di Kecamatan Ngaliyan
Kelurahan Pengelolaan Keberadaan
TPS
Podorejo Dibakar Tidak Ada
Wates Dibakar Tidak Ada
Beringin Diangkut Tidak Ada
Ngaliyan Diangkut Ada
Bambankerep Diangkut Tidak Ada
Kalipancur Diangkut Tidak Ada
Purwoyoso Diangkut Ada
Tambakaji Diangkut Tidak Ada
Gondoriyo Diangkut Tidak Ada
Wonosari Diangkut Ada
Sumber: Podes 2011
-
8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN
15/24
2.
Sampah Pasar
Dalam menangani sampah pasar, pemerintah setempat bekerja sama dengan Dinas
Pengelolaan Pasar. Kebersihan di lingkungan pasar sampai dengan Tempat Penempungan
Sementara menjadi tanggung jawab Dinas Pengelolaan Pasar. Selanjutnya dari tempat
penampungan sementara diangkut/dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) oleh Dinas
Kebersihan dengan menggunakan truk hidrolik atau truk. Pengelolaan sampah di Pasar
Ngaliyan adalah dengan cara diangkut ke TPS setiap hari.
3. Sampah Jalan
Untuk menangani sampah di sepanjang jalan protokol/besar bekerja sama dengan pihak ke-
3 (swasta). Sampah hasil sapuan, rumah tangga, pertokoan, dan lain-lain di sepanjang jalan
protokol/besar diangkut dengan menggunakan truk dan langsung dibuang ke TPA. Jalan-jalan
yang terdapat di Kecamatan Ngaliyan pengelolaannya menjadi tanggung jawab dari Dinas
Kebersihan Kota Semarang.
2.3.1.2.4.
Jalan
Berdasarkan profil Kota Semarang panjang jalan di seluruh wilayah kota Semarang
mencapai 2.786,05 km, di mana bila dilihat dari jenis permukaan 52,46% sudah diaspal,
sedangkan dari kondisinya 44,72% dalam keadaan baik, 32,52% dalam keadaan sedang, dan
sisanya dalam keadaan rusak. Panjang jalan di Kecamatan Ngaliyan mencapai 322,85 km yang
terdiri dari arteri primer, arteri sekunder, kolektor primer, kolektor sekunder, dan lokal. Di
mana sepanjang 240,9 km dalam kondisi baik, dan sepanjang 81,95 km pada kondisi rusak.
Sistem jaringan jalan di wilayah Kecamatan Ngaliyan dilalui jalur utama yang
menghubungkan wilayah-wilayah penting baik antar provinsi maupun didalam Provinsi Jawa
Tengah. Kondisi kualitas jalan terhadap panjang jalan selama 5 tahun terakhir (2005-2009)
menunjukkan perkembangan yang fluktuatif, rasio kondisi jalan dalam keadaan baik
terhadap jumlah panjang jalan tahun 2005 sebesar 44,87%, tahun 2006 sebesar 44,87%,
tahun 2007 sebesar 61,02%, tahun 2008 menurun menjadi sebesar 43,83% , tahun 2009
sebesar 44,01%, perubahan kondisi kualitas jalan ini dipengaruhi oleh perubahan iklim,
dimana pada saat musim hujan banyak terjadi genangan air. Prioritas pengembangan
penyediaan sarana jalan yang diterapkan pada Kecamatan Ngaliyan diarahkan terhadap
pembangunan jalan arteri primer, arteri sekunder, kolektor primer, kolektor sekunder, dan
lokal termasuk peningkatan pelebaran jalan.
Tabe lI.6
Kondisi Jalan Berdasarkan Kelas Jalan Kecamatan Ngaliyan Tahun 2010
Kelas Jalan Panjang Jalan (m) Kondisi
-
8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN
16/24
Baik (m) Buruk (m)
Arteri Primer 10407,0 10395,7 11,3
Arteri Sekunder 14211,8 5932,5 8279,3
Kolektor Primer 4542,4 1081,3 3461,0
Kolektor Sekunder 17851,0 9952,1 7898,9
Lokal 275832,7 223925,2 51907,4
TOTAL 322844,9 240902,5 81942,4
Sumber : Bappeda Kota Semarang Tahun 2010
Secara umum kondisi prasarana jalan masih dalam kategori baik dan sedang, walaupun ada
beberapa ruas yang kondisinya jelek, namun masih mampu berperan melayani lalu lintas keluar
masuk kota maupun sirkulasinya di dalam wilayah kota. Untuk menciptakan ruang kota yang
manusiawi dan mampu mendukung kedinamisan pergerakan penduduk kota, maka setiap
pengembangan ruas jalan yang digunakan untuk kendaraan umum dan pribadi harus
memiliki ruang bagi pejalan kaki dan jalur sepeda pada ruas jalan yang memungkinkan.
Pengembangan fasilitas pejalan kaki dilakukan secara memadai dengan memperhitungkan
penggunaannya bagi penyandang cacat.
2.3.1.2.5. Listrik
Pemenuhan energi dalam bentuk listrik merupakan salah satu indikator kemajuan suatu
kota. Pemenuhan kebutuhan listrik tidak hanya untuk kebutuhan rumah tangga tetapi juga
untuk penerangan jalan, sosial & komersial, termasuk industri. Sebagian besar kebutuhan listrik
di Kecamatan Ngaliyan adalah untuk kebutuhan rumah tangga. Dari tahun 2005 hingga 2010
terjadi peningkatan kebutuhan listrik yang signifikan untuk kebutuhan rumah tangga yaitu
sebesar 3.480.604 VA. Peningkatan jumlah pelanggan listrik perlu direspon oleh pemerintah
guna menjawab kebutuhan listrik masyarakat dengan meningkatkan produksi daya listrik
melalui pembangunan pembangkit listrik baru, mengusahakan sumber energi alternatif yang
dapat dikonversi menjadi energi listrik dan penerapan-penerapan teknologi elektronik.
Tabel II.7
Kebutuhan Listrik Kecamatan Ngaliyan Tahun 2010
Sumber : RTRW Kecamatan Ngaliyan, 2010
TahunJml
Pddk
Kebutuhan Listrik (VA)TotalRumah
Tangga
Penerangan
Jalan
Sosial &
Komersial
2005 126.566 22.781.883 4.556.377 4.556.377 31.894.636
2010 145.903 26.262.487 5.252.497 5.252.497 36.767.482
-
8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN
17/24
Berdasarkan SNI 03-1733-2004 tentang tata cara perencanaan lingkungan, disediakan
jaringan listrik lingkungan dengan mengikuti hierarki pelayanan, dimana besar pasokannya
telah diprediksikan berdasarkan jumlah unit hunian yang mengisi blok siap bangun. Kecamatan
Ngaliyan telah terjangkau oleh jaringan pelayanan listrik PLN secara menyeluruh. Tidak ada
lagi warga yang belum mendapatkan suplai listrik untuk keperluan sehari-harinya. Terkait
dengan intensitas pemadaman listrik di Kecamatan Ngaliyan umumnya jarang terjadi. Kondisi
ini mendukung bagi supply kebutuhan listrik yang sangat vital bagi masyarakat mengingat
kawasan Kecamatan Ngaliyan sebagian besar merupakan lahan terbangun seperti pemukiman,
perumahan, industri, perkantoran, fasilitas umum, dan lain-lain yang notabene membutuhkan
jaringan listrik. Secara keseluruhan suplai listrik di kelurahan sekitar Kecamatan Ngaliyan
sudah terpenuhi. Suplai listrik ini dapat menunjang kegiatan yang berlangssung di Kecamatan
Ngaliyan yang sesuai untuk kawasan pemukiman, transportasi, dan industri.
Gambar 2.1
Penyediaan Jaringan Listrik di Kelurahan Beringin, Kecamatan Ngaliyan
2.3.1.2.6. Drainase
Berdasarkan kondisi topografi Kota Semarang, sistem drainase Kota Semarang tidak
bisa lagi mengandalkan sistem gravitasi murni, tetapi sistem kombinasi antara sistem
drainase gravitasi, polder dan tanggul laut. Di samping itu, beban drainase dari kawasan
hulu perlu dikendalikan dengan fasilitas pemanenan air hujan. Sistem drainase
dikembangkan berdasarkan konsep one watershed one plan one management. Berdasarkan
Bappeda, panjang drainase yang terdapat di Kecamatan Ngaliyan mencapai 645.689,7 m, yang
terbagi ke dalam drainase primer, drainase sekunder, dan drainase tersier. Sebagian besar
drainase di Kecamatan Ngaliyan berada pada sisi kanan dan kiri jalan, drainase primer
merupakan drainase yang berada pada sisi jalan arteri, drainase sekunder merupakan drainase
yang berada di sisi jalan kolektor, drainase tersier merupakan drainase yang berada di sisi jalan
lokal.
-
8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN
18/24
Tabel II.8
Jenis Drainase Kecamatan Ngaliyan Tahun 2010
Jenis Drainase Panjang (m)
Primer 49.237,6
Sekunder 44.786,8
Tersier 551.665,3
Total 645.689,7
Sumber : Bappeda Kota Semarang Tahun 2010
Kondisi drainase secara keseluruhan di Kecamatan Ngaliyan cukup baik, meskipun di
beberapa tempat di jalan kolektor sekunder terjadi penyumbatan yang menyebabkan
terjadinya limpasan air dari drainase ke jalan ketika curah hujan tinggi. Secara umum alur
jaringan drainase di Kecamatan Ngaliyan mengikuti ketinggian (kontur) dan mengikuti poia jaringan
jalan Kota yang ada, di mana sistem pembuangan air hujan yang masih menjadi satu dengan sistempembuangan air kotor. Sistem drainase campur ini, terlihat kurang menguntungkan untuk daerah yang
landai, sehingga terjadi pengendapan dan penggenangan di dalam saluran yang menyebabkan bau dan
pemandangan yang tidak sedap dipandang mata.
Sumber : Dokumentasi Kelompok 6B, 2013
Gambar 2.2
Drainase di Kelurahan Beringin, Kecamatan Ngaliyan
2.3.2.Kondisi Non-Fisik
2.3.2.1. Kependudukan
Kabupaten Ngaliyan memiliki 10 kelurahan. Jumlah penduduk di masing-masing kelurahan
berbeda. Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kelurahan Tambakaji dengan penduduk 18%
dari penduduk total Kecamatan Ngaliyan. Sedangkan jumlah penduduk terendah terdapat di
Kelurahan Water yang hanyamemiliki 3% dari penduduk total kecamatan.
-
8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN
19/24
Sumber: Kecamatan Ngaliyan Dalam Angka 2011
Gambar 2.3
Grafik Jumlah Penduduk dirinci per Kelurahan di Kecamatan NgaliyanTahun 2011
Kelurahan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak tidak menjadikan kelurahan tersebut
menjadi kelurahan dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Kepadatan penduduk ditentukan
pula oleh luas wilayah. Berdasarkan hasil persentasi, kelurahan yang memiliki kepadatan
penduduk tertinggi adalah Kelurahan Kalipancur. Hal ini disebabkan oleh banyaknya jumlah
penduduk yang bermukim padahal luas wilayah kelurahan tersebut tidak brgitu luas jika
dibandingkan dengan keluarahan lain. Kelurahan Podorejo merupakan kelurahan dengan
kepadatan penduduk yang rendah karena luas wilayahnya yang luas namun jumlah
penduduknya yang justru tidak terlalu banyak.
Sumber: Kecamatan Ngaliyan Dalam Angka 2011
Gambar 2.4
Grafik Jumlah Penduduk Dirinci per Kelurahan di Kecamatan Ngaliyan Tahun 2011
5%
3%
11%
11%
4%
15%13%
18%
5% 15%
Podorejo
Wates
Beringin
Ngaliyan
Bambankerep
Kalipancur
Purwoyoso
Tambakaji
0%
1%
7%
3%4%
60%
8%
5%4%
8%
Podorejo
Wates
Beringin
Ngaliyan
Bambankerep
Kalipancur
Purwoyoso
Tambakaji
Gondoriyo
Wonosari
-
8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN
20/24
Kecamatan Ngaliyan merupakan kecamatan yang memiliki proporsi jumlah penduduk laki-
laki dan perempuan yang seimbang. Menurut hasil analisis, persentasi 50% penduduk
Kecamatan Ngaliyan berjenis kelamin laki-laki dan 50% sisanya berjenis kelamin perempuan.
Berikut diagram yang menggambarkan proporsi penduduk menurut jenis kelamin di
Kecamatan Ngaliyan.
Sumber: Kecamatan Ngaliyan Dalam Angka 2011Gambar 2.5
Diagram Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Di Kecamatan Ngaliyan Tahun 2011
Kecamatan Ngaliyan memiliki tingkat kematian yang lebih rendah dibandingkan dengan
tingkat kelahiran. Hal tersebut ditunjukkan dengan jumlah penduduk usia tua yang jauh lebih
sedikit daripada penduduk usia balita. Penduduk berusia produktif, yaitu 15-60 tahun, cukup
banyak jumlahnya. Penduduk terbanyak berusia 25-29 tahun sedangkan penduduk dengan
jumlah paling sedikit adalah usia 70-75+ tahun. Apabila digambarkan menggunakan piramida
penduduk maka akan berbetuk constructive.
Sumber: KecamatanNgaliyanDalamAngka 2011
Gambar 2.6
Piramida Penduduk Kecamatan Ngaliyan Tahun 2011
50%50%
Laki-laki
Perempuan
8,000 6,000 4,000 2,000 00 2,000 4,000 6,000 8,000
0-4
10-14
20-24
30-34
40-44
50-54
60-64
70-74
Jumlah Penduduk
Usia
Perempuan
Laki-laki
-
8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN
21/24
Penduduk Kecamatan Ngaliyan memiliki tingkat pendidikan terakhir yang beragam.
Sebagian besar penduduk berpendidikan tingkat SLTA sedangkan tingkat pendidikan paling
sedikit adalah Diploma III. Penduduk Kecamatan Ngaliyan masih cukup banyak yang tidak
pernah mengenyam pendidikan, yaitu sebesar 7% dari total penduduknya. Penduduk dengntingkat pendidikan setingkat perguruan tinggi masih jarang di Kecamatan Ngaliyan, yaitu hanya
ada 5% dari jumlah penduduk total. Secara umum, tingkat pendidikan penduduk Kecamatan
Ngaliyan masih rendah. Tingkat pendidikan ini mempengaruhi mata pencaharian penduduk
tersebut.
Sumber: Kecamatan Ngaliyan Dalam Angka 2011
Gambar 2.7
Diagram JumlahPenduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Di Kecamatan Ngaliyan Tahun2011
Mata pencaharian penduduk Kecamatan Ngaliyan tampak dipengaruhi oleh tingkat
pendidikannya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa secara umum tingkat
pendidikan penduduk masih rendah ini tampak mempengaruhi mata pencaharian penduduk
yang 27% diantaranya bekerja sebagai buruh industri. Sedangkan mata pencaharian penduduk
yang memerlukan tingkat pendidikan yang relatif tinggi hanya sebagian kecil, seperti PNS/Abri
yang hanyas ebesar 16% dan pensiunan 15%. Penduduk Kecamatan Ngaliyan masih banyak
yang bertumpu pada sektor pertanian.
7%
11%
9%
23%20%
21%
4% 5%
Tidak Sekolah
Belum Tamat SD
Tidak Tamat SD
SD
SLTP
SLTA
DIII
PT
-
8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN
22/24
Sumber: Kecamatan Ngaliyan Dalam Angka 2011
Gambar 2.8
Diagram Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Di Kecamatan Ngaliyan Tahun2011
Penduduk Kecamatan Ngaliyan mayoritas beragama Islam. Jumlah umat muslim di
Kecamatan Ngaliyan sebesar 89% dari total penduduk yang ada. Sedangkan umat Kristen dan
Katholik masing-masing hanya sebesar 5%. Penduduk beragama Buddha masih lebih banyak
dibandingkan penduduk beragama Hindu. Akan tetapi, penduduk Kecamatan Ngaliyan masih
ada yang beragama selain lima agama yang diakui di Indonesia, yaitu sebanyak 93 jiwa dari
total penduduk 118.382 jiwa.
Sumber: Kecamatan Ngaliyan Dalam Angka 2011
Gambar 2.9
Diagram Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Di Kecamatan Ngaliyan Tahun 2011
2.3.2.2.
Ekonomi
Kecamatan Ngaliyan merupakan kecamatan yang masih tergolong minim akan sarana
perekonomian. Sarana perekonomian hanya berupa pasar umum, gedung olahraga, dan hotel.
Pasar umum di Kecamatan Ngaliyan dapat ditemukan di Kelurahan Ngaliyan sebanyak satu
unit, di Kelurahan Purwoyoso terdapat dua unit, dan satu unit lain di Kelurahan Wonosari.
13%0%
6%
27%
8%9%
4%
16%
15%
2% Petani
Nelayan
Pengusaha
Buruh Industri
Buruh Bangunan
Pedagang
Angkutan
PNS/Abri
Pensiunan
Jasa/lainnya
89%
5% 5%1%0% 0%
Islam
Katholik
Kristen
Buddha
Hindu
Lainnya
-
8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN
23/24
Gedung olahraga terdapat dua unit, yaitu di Kelurahan Ngaliyan dan Kelurahan Tambakaji.
Kecamatan Ngaliyan hanya memiliki sebuah hotel yang terletak di Kelurahan Tambakaji.
2.4.
Isu dan Permasalahan
Isu dan permasalahan yang ada di Kecamatan Ngaliyan yaitu pertumbuhan permukiman
yang semakin meningkat, sehingga memunculkan masalah-masalah lain seperti kemacetan, air
bersih, serta persampahan. Kebutuhan akan permukiman semakin meningkat seiring
meningkatnya pertumbuhan penduduk. Kecamatan Ngaliyan yang berada di kawasan bebas
banjir dan aksesibilitas yang mudah menjadikan kawasan ini sangat cocok untuk dijadikan
hunian. Oleh karena itu, pertumbuhan permukiman di Kecamatan Ngaliyan ini semakin
meningkat.
Selain ini masalah perkotaan di Kecamatan Ngaliyan yang belum terselesaikan yaitu
masalah kemacetan. Jalan arteri yang letaknya di sekitar Jrakah dan Pertigaan Tol depan
STEKOM menjadi titik kemacetan terparah di Kecamatan Ngaliyan. Masalah kemacetan
menyebabkan menurunnya kualitas udara yang ada di Kecamatan Ngaliyan, sehingga
mengganggu aktivitas masyarakat setempat.
Pertumbuhan pemukiman yang semakin pesat juga daat mengurangi daerah resapan yang
sekarang masih cukup banyak di Kecamatan Ngaliyan, sehingga mengurangi keseimbangan
yang ada antara pembangunan dengan kelestarian lingkungan. Keseimbangan yang terganggu
tersebut, bisa berdampak tidak hanya bagi warga Ngaliyan namun juga warga Semarang pada
umumnya.
-
8/10/2019 ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN
24/24
ARAHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN NGALIYAN BERDASARKAN
ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Perencanaan KotaTKP 344
Oleh:
Kelompok 6B
Endra Nugraha 21040111140100
Riska Ardelia 21040112110038
Fajriati Syntha Alfa E. 21040112140052
Aulia Shabrinawati 21040112130054
Tusiana Wismandani 21040112130066
Gangsar Hanajayani 21040112130088
Wahab Wiratama 21040112140112
Annisa Rezita 21040112140118
Ferry Oloan Nadeak 21040112140122Yustinus Rimas P. 21040112140128
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014