anatomi laporan

44
A. Anatomi, fisiologi saluran cerna : Gastroenterology ialah suatu ilmu yang mempelajari kelainan atau penyakit pada saluran pencernaan. Ke dalamnya termasuk kelainan-kelainan atau penyakit kerongkongan (esophagus), lambung (gaster), usus halus (intestinum), usus besar (colon), hati (liver), saluran empedu (tractus biliaris), dan pancreas. Pencernaan makanan ialah suatu proses biokimia yang bertujuan mengolah makanan yang dimakan menjadi zat-zat yang mudah diserap oleh selaput-selaput lender usus, bilamana zat-zat tersebut diperlukan oleh badan. Proses biokimia tersebut dipengaruhi oleh enzim-enzim yang dikeluarkan oleh tractus digestivus sendiri. Agar enzim- enzim tersebut dapat mempengaruhi proses pencernaan secara optimal dan efisien, maka enzim tersebut harus mempunyai kontak yang baik dengan makanan yang dimakan. Pencernaan dibagi menjadi: Pencernaan Mekanis

Upload: muflih-mahsyar

Post on 25-Jan-2016

54 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

Page 1: Anatomi laporan

A. Anatomi, fisiologi saluran cerna :

Gastroenterology ialah suatu ilmu yang mempelajari kelainan atau penyakit

pada saluran pencernaan. Ke dalamnya termasuk kelainan-kelainan atau penyakit

kerongkongan (esophagus), lambung (gaster), usus halus (intestinum), usus besar

(colon), hati (liver), saluran empedu (tractus biliaris), dan pancreas.

Pencernaan makanan ialah suatu proses biokimia yang bertujuan mengolah makanan

yang dimakan menjadi zat-zat yang mudah diserap oleh selaput-selaput lender usus,

bilamana zat-zat tersebut diperlukan oleh badan. Proses biokimia tersebut dipengaruhi

oleh enzim-enzim yang dikeluarkan oleh tractus digestivus sendiri. Agar enzim-enzim

tersebut dapat mempengaruhi proses pencernaan secara optimal dan efisien, maka

enzim tersebut harus mempunyai kontak yang baik dengan makanan yang dimakan.

Pencernaan dibagi menjadi:

Pencernaan Mekanis

Proses mengunyah dan gerak peristaltik.

Pencernaan Kimiawi

dihancurkan oleh enzim-enzim pencernaan yang dikeluarkan di mulut, lambung,

usus halus, kantung empedu dll.

Adapun proses pencernaan terbagi atas 4 tahap, yaitu :

Proses pengunyahan

Proses penelanan

Proses pencairan dan pencernaan

Page 2: Anatomi laporan

Proses penyerapan

I. proses pengunyahan

makanan di dalam mulut mengalami suatu proses pengunyahan, yaitu

makanan dicampur aduk dengan saliva sedemikian rupa sampai menjadi bolus.

II. Proses penelanan

Pada proses penelanan ada 3 fase, yaitu :

1. Fase I penelanan (menurut Magendi)

Fase ini dimulai dengan gerakan bolus dari mulut ke dalam farinx yang

dibantu oleh gerakan lidah ke atas yang disertai penekanan dan pendorongan.

Fase I berjalan sangat cepat (0.3detik) karena pengaruh saraf-saraf otak, dan

dengan kesadaran.

2. Fase II penelanan

Selama fase ini maka bolus akan melalui farinx ke dalam esophagus yang

terjadi secara reflektoris, karena rangsangan : fase ini berjalan sangat cepat

yaitu hanya 1 detik.

3. Fase III penelanan

Fase III ini terjadi di dalam esophagus dan lebih lambat jalannya. Setelah

makanan di dalam esophagus, maka akan terjadi gelombang peristaltic, yang

terjadi atas dua gelombang, yaitu:

- gelombang 1 mulai di bagian di atas di bawah sfingter superior dan berjalan

langsung ke kardia. Gelombang ini merupakan tenaga utama untuk mendorong

makanan masuk ke dalam lambung.

- Gelombang 2 mulai timbul setinggi arkus aorta : dan biasanya lebih lama dari

gelombang peristaltic pertama. Terjadinya gelombang ini tidak hanya oleh

karena menelan makanan, tapi juga oleh karena adanya distensi dari

esophagus.

Makanan padat sampai di bagian bawah dari esophagus memakan waktu ± 5

detik,, sedangkan makanan cair ±1 detik dengan/tanpa peristaltic.

Di atas sfingter inferior esophagus, bolus akan tertahan sebentar. Oleh karena

adanya peristaltic dari esophagus yang normal, sfingter dan vestibulum akan

mengendor, maka makanan akan masuk ke dalam lambung.

III. Proses pencairan dan pencernaan

Page 3: Anatomi laporan

Makanan selain mengalami pengunyahan di dalam mulut, mengalami juga

pencairan. Maksud pencairan ialah selain agar makan dapat dengan mudah

ditelan juga untuk nantinya memudahkan proses pencernaan serta penyerapan

oleh dinding-dinding usus. Pencairan makanan sudah mulai di dalam mulut yaitu

dengan mengeluarkan getah-getah saliva ± 1.500 cc/hari.

Dalam saliva terdapat enzim-enzim diantaranya adalah :

1) Ptyalin dengan pH optimum 6.9 yang menguraikan glikogen maltose

2) Lisozime : enzim yang bersifat bakteriolitik terhadap bakteri basillus,

mikrokokkus, stafilokokkus, streptokokkus, protein dan brusella.

3) Kallikrein yaitu beraksi pada alfa globulin plasma protein – kallidine.

4) Mukoprotein

Yang mempunyai tugas : membuat saliva menjadi bersifat licin. Setelah bolus

masuk ke dalam lambung. Maka lambung membagi tugasnya atas 2 hal, yaitu:

- fungsi muskuler

- fungsi sekretoris.

Fungsi muskuler

Fungsi ini membantu untuk meneruskan makanan yang masuk ke dalam

lambung, dan menunjukkan gerakan peristaltic yang dimulai lebih kurang pada

pertengahan korpus menuju ke pylorus. Bagian atas korpus dan fundus tidak

memperlihatkan gerakan peristaltic. Gelombang peristaltic sampai di pylorus

memakan waktu 15-30 detik.

Pada waktu bolus sampai pada pylorus, pylorus akan membuka yang kemudian

akan berkontraksi lagi. Kadang-kadang sesampainya peristaltic di pylorus,

pylorus tetap menutup, sehingga makan kembali terdorong ke lambung. Yang

bertujuan untuk menaduk-aduk bolus dengan getah lambung. Jadi fungsi

muscular dari lambung selain mempunyai gerakan peristaltic untuk meneruskan

bolus, juga berfungsi mengaduk bolus dengan getah lambung.

Fungsi sekretoris

Dapat dibagi atas 2 periode, yaitu :

Periode I sekresi interdigestive

Periode II sekresi degistive

o periode I : sekresi interdigestive

Page 4: Anatomi laporan

dapat dibagi atas :

a. sekresi terus menerus (continuous secretion)

timbul terus-menerus, tanpa stimuli. Ini dapat dibuktikan selama 40 hari puasa,

dan juga setelah vagotomi.

b. sekresi emotogenik

dapat terjadi karena emosi misalnya marah, sedih, sakit hati, dll. Timbulnya

sekresi karena teori neurohormonal, yang berpusat di hipothalamus, kelenjar

pituitary dan korteks adrenal.

o Periode II sekresi digestive

Dapat dibagi atas :

- fase sefalik

- fase gastrik

- fase intestinal

a. fase ke 1 : fase sefalik/fase neurogen

ada 2 mekanismenya yaitu :

1. aksi vagal direk pada acid secreting glands.

2. Aksi indirek pada pengeluaran hormone gastrin antral mukosa.

Aktivitas vagal mungkin satu-satunya mekanisme yang terpenting pada

reaksi sekretoris. Nervus vagus tak hanya merangsang sel parietal secara

langsung, tapi memungkinkannya efek dari antral gastrin dan rangsangan

lain-lain pada sel-sel parietal. Dengan melihat, mencium bau makanan

saja sudah terbentuk getah lambung yang banyak mengandung HCL dan

pepsin. Ini terjadi secara reflektoris oleh karena pengaruh nervus vagus.

b. fase ke II : fase gastrik

fase ini dimulai pada saat makanan masuk ke dalam lambung terutama

bilamana bolus telah di antrum. Fase ini akan berakhir 3-4 jam kemudian.

Sekresi yang dikeluarkan bersifat asam dan banyak mengandung pepsin.

Terdapat ± 600 cc. di sini pengaruh hormonal memegang peranan

penting. Hormone yang dikeluarkan dari antrum disebabkan gastrin.

Gastrin ditemukan pertama kali oleh Efkins pada tahun 1906. Fada fase

ini terdapat 2 rangsangan, yaitu:

- perangsangan mekanis, misalnya : pemberian tekanan dan

pengembangan (distention).

Page 5: Anatomi laporan

- Rangsangan kimia, yaitu yang berhubungan dengan suatu substansi

yang disebabkan sekretagogus yang terdapat secara alamiah

misalnya dalam makanan.

c. Fase ke III: fase intestinal

Yaitu enterogen. Walaupun bolus telah sampai di duodenum dan

yeyenum sekresi getah lambung tetapo berjalan terus setelah 1-3 jam.

Mungkin fase ini terjadi karena pengaruh-pengaruh hormone atau

absorbs zat-zat makanan yang langsung merangsang kelenjar.

Sekresi getah pancreas

Getah pancreas adalah cairan viscous tidak berwarna dan jernih, bereaksi

alkalis dengan pH 8.4 oleh karena banyak mengandung NaHCO3.

Setelah makan terjadi sekresi ± 1.500 cc dan mungkin sampai 2.700 cc

sehari. Terjadinya sekresi getah pancreas karena kontrol hormonal dan

nerogen.

a. kontrol hormonal

ada 2 hormon yaitu sekretin dan pankreozimin.

- sekretin terutama merangsang sekresi air dan bikarbonat komponen

dari getah pancreas, mungkin juga enzim.

- Pankreozimin terutama merangsang sekresi enzim-enzim.

b. kontrol nerogen

di sini terutama pengaruh dari nervus vagus.

Adanya rangsangan pada ujung-ujung saraf dari nervus vagus maka

menyebabkan peningkatan enzim-enzim dalam getah pancreas.

Dibagi 3, yaitu :

- amilolitik

- lipolitik

- proteolitik

a. enzim amilolitik

alfa amylase serupa dengan amylase serupa yang dikeluarkan

dalam getah pancreas dalam bentuk aktif dengan pH optimum 6.5-

7.2 mempunyai khasiat menghidrolisis karbohidrat menjadi 13%

glukosa dan 87% maltose.

b. enzim lipolitik

Page 6: Anatomi laporan

lipase. Pankreatik lipase ini hanya dapat menghidrolise lemak, bila

ada garam empedu atau lain-lain surface active agents. pH

optimum tergantung dari substrat, tapi antara 7-9.

c. enzim proteolitik

enzim proteolitik terdiri atas tripsin dan beberapa khimotripsin,

mengandung ± 70% protein dalam getah pancreas. Enzim

dikeluarkan dalam bentuk inaktif, yaitu tripsinogen dan

khimotripsinogen.

Empedu

Mengandung air, garam-garam empedu dan pigmen empedu, cholesterol dan

lipida. Empedu diproduksi terus-menerus di hati dan disimpan di vesika felea

pada waktu antara makan dan terutama pada waktu makanan masuk ke dalam

intestinum. Pembentukan empedu di parenkim hati. Fungsi utama daripada

empedu yaitu pada metabolisme bilirubin dan membantu absorbs di intestinum.

Sekresi empedu : 250-1100 cc/hari.

Pengeruh-pengaruh yang menambah sekresi empedu :

- nervus vagus

- hormone: sekretin

- zat-zat makanan : lemak, asam lemak, hasil-hasil pencernaan

protein

- obat-obatan : atofan, eserin, pilokarpin

sekresi akan berkurang oleh karena pengaruh :

- neurogen : n.simpatikus

- gula dan pada waktu puasa

- obat-obat : adrenalin, morfin, anastetik

getah usus halus

nama lain :

- sukus enterikus

- intestinal juice

- enteric juice

getah halus ini disekresikan oleh :

- kelenjar-kelenjar brunner

Page 7: Anatomi laporan

- kelenjar-kelenjar liberkuhn

kelenjar-kelenjar brunner terdapat pada duodenum bagian atas.

Mengadakan sekresi lender, enterokinase, amylase dan enzim-enzim

proteolitik enzim yang lemah.

Getah usus halus terdiri atas : 98% air dan 1-2 % bahan padat berupa

zat-zat anorganik dan organic yang punya komposisi sama.

pH terdapat antara 6.9-8.6

sekresi getah usus halus dipengaruhi oleh :

a. saraf (nerogen):

– nervus vagus

– N.simpatikus

– Dan internal nervous mechanism.

b. hormonal :

- duokrinin

- enterokrinin

sekresi seharinya ±3.000 cc.

IV. PROSES PENYERAPAN (ABSORBSI)

Proses penyerapan terutama terjadi di usus halus. Menurut Borgstrom

(1957) dari intestinum yang paling aktif untuk melakukan absorbsi

karbohidrat, lemak, protein terutama di duodenum dan bagian atas yeyenum.

Karena harus melalui dinding lumen maka zat makanan harus dalam bentuk

larutan atau dalm bentuk molekul yang sekecil-kecilnya. Penghancuran

tersebut dilakukan secara mekanis dan oleh enzim. Agar absorbsi dapat

berjalan cepat dan sempurna, maka permukaan usus harus seluas-luasnya. Hal

ini terjadi karena mukosa usus berlipat-lipat (plika sirkularis) dan adanya villi

intestinalis.

Absorbsi makanan dapat terjadi secara pasif dan aktif.

a. absorbsi pasif :

terjadi karena difusi, perbedaan kepekatan bahan dalam lumen dan milieu

interior dan debagainya.

Dapat dibagi beberapa macam, di antaranya :

Page 8: Anatomi laporan

- simple diffusion

- exchange diffusion

- dan lain-lain

b. absorbsi aktif

bagaimana terjadinya absorbsi aktif hingga saat ini belum diketahui secara

pasti.

Absorbsi dan pencernaan makanan, elektrolit dan cairan terjadi terutama di

duodenum dan bagian atas yeyenum.

Absorbsi hidrat arang

Hidrat arang yang dimakan berupa polisakarida, yang akan dipecah oleh

enzim, misalnya :

Sebagian polisakarida disakarida (maltose) oleh bantuan

enzim ptyalin di mulut

Sebagian lagi disakarida di duodenum diuraikan oleh enzim-enzim yang

terdapat di dalam lambung untuk menjadi monosakaridayang kemudian

diabsorbsi oleh dinding intestinum. Kecepatan absorbsi dari monosakarida

tidak sama, dan menurut urutan kecapatan ialah sebagai berikut :

galaktosa, glukosa, fruktosa, manosa, silosa, arabinosa, absorbsi ini

disebabkan absorpsi selektif.

Hidrat arang yang berasal dari tumbuhan-tumbuhan (sayuran) sebagian

besar berupa selulosa. Dan selulosa yang dimakan susah dicerna, sebab

kita tidak mempunyai enzim untuk mencerna selulosa. Sebagian kecil dari

selulosa dapat diolah oleh bakteri, tapi sisanya keluar melalui tinja.

Selulosa berguna untuk memperlancar defekasi.

Absorpsi Protein

Protein ialah zat organic yang kompleks. Protein yang dimakan akan

dipecah oleh enzim-enzim menjadi asam-asam amino.

- zat putih telur oleh pepsin dalam lambung diubah menjadi pepton

dan sebagian kecil menjadi asam-asam amino.

- Pepton oleh tripsin dari getah pancreas dipecah menjadi

polypeptide.

Page 9: Anatomi laporan

Demikian pula zat putih telur yang belum dipecah oleh pepsin, akan

diuraikan oleh tripsin menjadi pepton kemudian diubah menjadi

polipeptide. Proses tersebut terjadi dalam milieu basa dan dikosongkan

oleh garam-garam empedu.

Polypeptide diuraikan oleh erepsin menjadi asam-asam amino. (erepsin=

campuran berbagai peptidase yang dibentuk oleh selaput lender

duodenum). Asam-asam amino diserap oleh mukosa usus halus kemudian

masuk ke sirkulasi portal.

Absorpsi zat lemak

Di dalam l;ambung praktis tidak terjadi pencernaan lemak. Lemak yang

terdapat dalam makanan terdiri atas lemak netral, yaitu ester dari gliserol

dan asam-asam lemak. Kemudian berubah menjadi monogliseride, terurai

jadi liserol + asam lemak. Garam-garam empedu mengaktivir lipase.

Pemecahan lemak mula-mula berlangsung cepat, kemudian jadi lambat

dan berakhir setelah ± 30% dari asam-asam lemak yang terikat dalam

lemak netral ---- terlepas. Dalam fase ini sudah terjadi emulsi lemak.

Asam lemak membentuk persenyawaan kompleks dengan asam empedu

yang larut dalam air kemudian reporsi lemak akan terganggu, demikian

juga resorpsi vitamin yang larut dalam lemak juga terganggu.

Absorpsi air, mineral dan vitamin

- sebagian besar dari air akan diserap kembali oleh usus halusdan

diperkirakan rata-rata 200-400 cc/jam.

- Ansorbsi NaCL dan KCL diikuti air. Makin cepat diabsorbsi air

makin cepat diabsorbsi garam-garam tersebut.

- Absorbsi garam-garam Ca termasuk phospat, terutama terjadi di

usus halus bagian atas, sedangkan pada ileum sangat sedikit, ini

oleh karena garam-garam Ca pada umumnya sukar melarutpada pH

yang tinggi, sedangkan intestine bagian asam lebih asam.

- Fe diabsorbsi dalam bentuk ferro (Fe++) dan dalam darah lebih

cepat mengalami oksidasi menjadi ferri (Fe+++). Absorbsinya

tergantung pada kebutuhan tubuh, seperti halnya pada perdarahan

maka absorpsinya akan meningkat.

Page 10: Anatomi laporan

- Absorpsi vitamin-vitamin yang larut dalam air terjadi seperti zat-

zat makanan lain yang larut dalam air.

- Absorpsi vitamin –vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, dan

K) dipengaruhi oleh absorpsi lemak.

KOLON

Fungsi absorpsi dari kolon yaitu absorpsi air dan zat-zat mineral dan

lain-lain yang larut dalam air yang lepas dari absorpsi intestinum.

Absorpsi terutama terjadi di kolon asenden, kolon transversum. Kolon

yang normal selama 24 jam dapat melakukan absorpsi 2.5 liter air.

403 .Eq Na dan 462 m Eq Cl. Sebaliknya kolon mengeluarkan sekresi

45 m Eq. bikarbonat.

Sekresi dan ekskresi

Sekresi di kolon ialah cairan kental yang banyak terjadi di dalam mucus

dengan pH 8.4. cairan mucus terdiri atas 98% air dan mengandung 85-93

m.Eq/l. baik bikarbonat maupun amylase, maltase, invertase, peptidase,

dan musin. Pada dalam keadaan normal tidat ada lactase, protease, dan

enterokinase yang berguna untuk pelican dan melindungi mukosa kolon.

Rangsangan untuk sekresi ialah rangsangan mekanik sampah-samoah

makanan. Rangsangan pada nervus pelvikus serta pemberian pilokarpin

akan memperbesar sekresi. Rangsangan simpatikus serta pemberian

atropine akan mengurangi sekresi. Usus besar juga mempunyai fungsi

sekresi mineral misalnya Ca, Mg, Hg, As, Fe.

Selain melakukan ekskresi mineral tersebut juga makanan-makanan lain

yang tidak dapat dicernakan misalnya selulosa. Sebagian zat l;emak,

sebagian kecil protein dan lain-lainnya. Zat-zat tersebut berupa tinja yang

dalam kolon asendens berbentuk seperti bubur, pada kolon desendens

mulai menjadi padat, kemudian dikumpulkan pada kolon sigmoideum dan

sampai pada ampulla recti sehingga pada suatu waktu terjadi rangsangan

pada rectum dan terjadilah proses defekasi.

Page 11: Anatomi laporan

B. Histologi saluran cerna :

Rongga Mulut

Seluruh cavum oris dibatasi oleh membrana mucosa dengan epitel

gepeng berlapis. Pada waktu embrio epitel tersebut membentuk gigi dan

kelejar ludah.

Cavum oris disebeleh depa dibatasi oleh suatu celah yang disebut: rima

oris dengan labium superior et inferior sebagai dindingnya. Sebelah lateral

cavum oris dibatasi oleh pipi dan sebelah bawah terdapat dasar mulut dengan

lidahnya dan sebagi atapnya adalah palatum. Sedangkan disebelah dorsal

terdapat hubungan dengan pharynx yang merupakan lubang yang disebuat

faucia.

Labium oris

Rongga mulut dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapis tanduk.

Sel-sel permukaannya mempunyai inti dengan sedikit granul keratin di

dalamnya. Pada bagian bibir dapat diamati peralihan antara epitel tanpa

lapisan tanduk menjadi epitel berlapis tanduk. Lamina propria berpapil serupa

Page 12: Anatomi laporan

pada dermis kulit dan menyatu dengan submukosa yang mengandung

kelenjar-kelenjar liur kecil secara difus.

Atap rongga mulut terdiri atas palatum durum dan platum mole, yang dilapisi

oleh epitel berlapis gepeng sejenis. Pada palatum durum membran mukosa

melekat pada jaringan tulang. Bagian pusat palatum mole adalah otot rangka

dengan banyak kelenjar mukosa dalam submukosa.

Uvula palatina adalah sebuah tonjolan berbentuk kerucut kecil yang

menjulur ke bawah dari bagian tengah batas bawah palatum mole. Bagian

pusatnya adalah otot dan jaringan ikat areolar yang ditutupi oleh mukosa

mulut biasa.

Baik labium oris superior maupun labium oris inferior mempunyai

daerah permukaan yang berbeda struktur histologisnya.

- Facies externa

- Rubrum labii

- Facies interna

- Facies externa

Daerah permukaan bibir ini merupakan lanjutan kulit disekitar mulut.

Maka gambaran hstologisnya sebagai kulit pula. Paling luar dilapisi oleh

epidermis yang merupakan epitel gepeng berlapis berkeratin.

Dibawah epidermis terdapat jaringan pengikat yang disebut corium yang

membentuk tonjolan-tonjolan ke arah epidermis yang disebut sebagai papila

corii. Sel-sel basal epidermis mengandung butir-butir pigmen. Seperti juga

pada struktur kulit lainnya pada permukaan kulit ini dilengkapi oleh alat-alat

tambahan kulit seperti glandula sudorifera, glandula sebacea dan folikel

rambut.

- Rubrum labii

Merupakan daerah peralihan antara facies externa dan facies interna.

Epitelnya merupakan lanjutan dari epidermis yang mengalami perubahan pada

stratum corneumnya yang makin menipis sampai menghilang. Tetapi epitelnya

semakin menebal.

Lidah

Page 13: Anatomi laporan

Lidah adalah massa otot rangka yang ditutupi membran mukosa yang

strukturnya bervariasi menurut daerah yang diamati. Serat-serat otot saling

menyilang dalam 3 bidang, yang bergabung dalam berkas-berkas, biasanya

dipisahkan oleh jaringan ikat. Membran mukosa melekat dengan erat pada

otot, karena jaringan ikat dari lamina propria menyusup ke dalam celah-celah

diantara berkas-berkas otot.

Pada permukaan bawah lidah mukosanya licin. Permukaan dorsal lidah tidak

teratur, dianterior ditutupi banyak tonjolan kecil yang disebut papila. Sepertiga

bagian posterior permukaan dorsal lidah dipisahkan dari dua per tiga bagian

anteriornya oleh batas berbentuk V. Di belakang batas ini permukaan lidah

berkelompok limfosit kecil: kelompok kecil limfonoduli dan tonsila lingualis,

dengan limfonoduli berkumpul mengelilingi invaginasi (kriptus) dari

membran mukosa.

- Papila

Papila adalah penonjolan epitel mulut serta lamina propria yang

mengambil bentuk-bentuk dan fungsi berlainan. Ada 4 jenisnya:

a. Papila filiformis berbentuk kerucut menanjang, jumlahnya banyak dan

tersebar diseluruh permukaan lidah. Epitel yang tidak mengandung kuncup

kecap, sebagian berlapis tanduk.

b. Papila fungiformis mirip jamur karena memiliki tangkai sempit dan bagian

atas melebar dengan permukaannya yang licin. Papila yang mengandung

kuncup kecap pada permukaan atasnya tersebar secara tidak teratur di

antara papila filiformis.

c. Papila foliata kurang berkembang pada manusia, terdiri atas dua atau lebih

rabung (ridge) dan alur (furrow) paralel pada permukaan dorsolateral

lidah. Duktus dari kelenjar serosa bermuara pada dasar alur.

d. Papila sirkumvalata adalah papila sirkular yang sangat besar, dengan

permukaan datarnya menonjol di atas papila lain. Papila sirkumvalata

tersebar sepanjang daerah V pada bagian posterior lidah. Kelenjar serosa

mensekresi lipase, untuk mencegah terbentuknya lapisan hidrofobik diatas

kuncup kecap yang dapat menghambat fungsinya. Aliran sekret ini penting

untuk menghanyutkan parti kel makanan dari kuncup kecap agar dapat

menerima dan mengolah rangsangan baru.

Selain kelenjar serosa terdapat kelenjar mukosa dan serosa kecil tersebar

Page 14: Anatomi laporan

pada pelapis rongga mulut dengan fungsi sama yaitu menyiapkan kuncup-

kuncup kecap di bagian lain dari rongga mulut: epiglotis, faring, palatum

untuk berespon terhadap rangsangan pengecap.

Faring

Faring merupakan rongga peralihan antara rongga mulut, sistem

pernapasan dan sistem pencernaan, membentuk hubungan antara bagian nasal

dan faring. Faring dilapisi oleh epitel berlapis gepeng jenis mukosa, kecuali

pada daerah bagian respirasi yang tidak mengalami gesekan. Daerah terakhir

ini dilapisi oleh epitel bertingkat silindris bersilia bersel goblet. Faring

mengandung tonsila, mukosa faring memiliki banyak kelenjar mukosa kacil

dalam lapisan jaringan ikat padat. Muskular konstriktor dan longitudinalis

faring terletak di luar lapisan ini.

Esofagus

Merupakan sebuah tabung lurus yang ada pada orang dewasa

panjangnya sekitar 25 cm, berfungsi memindahkan makanan dari mulut ke

dalam lambung. Sebagian besar terdapat dalam mediastinum, setelah melalui

diaphragma masuk dalam cavum abdominalis untuk bermuara dalam gaster. Ia

dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Dalam submukosa

terdapat kelompokan kelenjar penghasil mukus kecil, yaitu kelenjar esofageal.

Pada lamina propria dekat lambung terdapat kelompokan kelenjar yang

disebut kelenjar kardia esofagus yang juga menghasilkan mukus. Pada ujung

distal esofagus, lapisan ototnya terdiri atas serat otot polos, pada bagian tengah

terdapat campuran serat otot bergaris (rangka) dan serat otot polos, pada ujung

proksimal terdapat serat otot rangka. Hanya bagian esofagus dalam rongga

peritoneum yang ditutupi oleh serosa. Sisanya ditutupi lapisan jaringan ikat

longgar yang disebut adventisia.

1. Tunica mucosa

Karena kontraksi otot-otot stratum circulare tunica muskular maka

tunica mukosa membentuk lipatan-lipatan memanjang.

1. Epitil, tebalnya mencapai 300 mikron dan berbentuk epitel gepeng

berlapis tanpa keratinasi dengan kira-kira 25 lapis sel.

Page 15: Anatomi laporan

2. Lamina propria, merupakan jaringan pengikat longgar yang tidak

banyak mengandung sel-sel. Bentuk tubuler dan saluran keluarnya

melalui puncak papila untuk bermuara dalam lumen. Bentuknya mirip

glandula cardiaca maka disebut sebagai glandula oesophagea cardiaca.

3. Lamina muskularis mucosa, merupakan lapisan otot polos yang

tebal. Hanya memiliki lapisan serabut-serabut yang tersusun

longitudinal.

2. Tunica submukosa

Lapisan sangat longgar hubungannya dengan lapisan dibawahnya

hingga dapat membentuk lipatan-lipatan memanjang. Tebalnya sekitar

300-700 mikron. Di dalam tunica submukosa terdapat kelenjar yang

berbentuk tubulo alveolar kompleks dan menghasilkan mukus. Saluran

keluarnya menembus muscularis mukosa kemudian melalui diantara

papila untuk bermuara ke dalam lumen. Kelenjar ini dinamakan

glandula oesophagea propria.

3. Tunica muskularis

Terdiri atas dua lapisan masing-masing sebagai:

- Stratum circulare : disebelah dalam

- Stratum longitudinale : disebelah luar

Di bagian atas stratum circular menebal membentuk m. Sphincter

oesophageus superior. Pada ¼ bagian sebelah oral, seluruhnya terdiri

atas otot bercorak. Pada ¼ bagian tengah terdiri atas campuran otot

bercorak dan otot polos. Pada ½ bagian anal terdiri seluruhnya stas otot

polos. Pada perbatasan dengan ventrikulus terdapat m. Sphincter

oesophageus inferior.

4. Tunica adventitia

Pada bagian terluar dari lapisan ini merupakan jaringan pengikat

longgar. 2-3 cm sebelum ventrikulus terdapat banyak serabut-serabut

elastis yang melekat pada diaphragma. Fungsi oesophagus terutama

untuk menyalurkan makanan dari pharynx ke ventrikulus.

Page 16: Anatomi laporan

Gaster

Gaster merupakan pembesaran tractus digestivus yang berbentuk

sebagai kantong. Dalam keadaan kosong ruang di dalamnya tidak jauh lebih

besar daripada ruang usus. Makanan dan minuman dari eosophagus akan

bermuara dalam cardia. Disebelah kiri cardia, dinding ventriculus sedikit lebih

membesar, dimana terdapat fundus ventriculi. Sisi yang melengkung di

sebelah kanan dan kiri masing-masing disebut sebagai curvatura minor dan

curvatura mayor. Kedua sisi ini membatasi permukaan facies anterior dan

fascies pesterior. Bagian terbesar yaitu corpus ventriculi yang melanjutkan diri

dengan menyempit disebut pylorus ventriculi. Selanjutnya pylorus akan

bermuara dalam duodenum.

A. Tunica mucosa

Pada keadaan hidup biasanya terlihat merah muda kecuali pada daerah

cardia dan pylorus agak pucat. Tampak pada permukaan lipatan-lipatan yang

Page 17: Anatomi laporan

disebut rugae karena longgarnya tunica submucosa di bawahnya. Terdapat

gambaran yang lebih menetap yaitu tonjolan-tonjolan yang membentuk bulat

dipisahkan oleh alur-alur disekitarnya yang dinamakan areola gastrica.

Sebagian besar tunica mucosa terisi oleh kelenjar lambung yaitu : glandula

cardiaca, glandula fundica, dan glandula pylorica.

1) Epitel

Dilapisi oleh epitel silindris selapis. Didaerah cardia terdapat peralihan

dari epitel oesophagus. Semua sel epitel merupakan sel yang menghasilkan

mucus. Sel-sel epitel tersebut dijumpai adanya terminal bars. Dengan

mikroskop elektron tampak microvili pada permukaan dengan lapisan

karbohidrat pada membran plasma. Pada sitoplasma terdapat butir musigen,

bentuk bintang dengan warna gelap dan homogen. Dalam keadaan normal sel-

sel epitel ini selalu diperbarui setiap 3 hari. Tanda-tanda regenerasi tampak

pada bagian dasar foveola gastrica. Sel-sel yang terbentuk baru akan

mendorong ke atas utuk menggantikan sel-sel yang dilepaskan.

2) Lamina propria

Jaringan pengikat pada lamina propria ini sangat sedikit karena

terdesak oleh kelenjar-kelenjar yang begitu rapat, yaitu jaringan ikat kolagen

dan retikuler. Infiltrasi limfosit tersebar secara difusi dan kadang-kadang

ditemukan lymphanodulus solitarius.

Ventriculi terdapat 3 macam kelenjar :

- Glandula cardiac

Kelenjar ini terdapat disekitar muara oesophagus di dalam gaster.

Glandula cardiaca merupakan kelenjar tubuler kompleks yang bermuara

pada dasar foveola gastrica. Pada kelenjar ini hanya ditemukan satu jenis

sel yaitu sel mukosa yang mirip dengan sel mukosa pada glandula

pylorica atau sel mukosa leher dari glandula fundica.

- Glandula fundica/glandula gastrica propria

Page 18: Anatomi laporan

Merupakan kelenjar utama pada dinding ventriculus yang menghasilkan

getah lambung. Bentuk masing-masing kelenjar ialah tubuler simplex

bercabang, bermuara pada dasar foveola. Ujung-ujungnya sedikit

membesar dan bercabang menjadi 2—3 buah. Ujung-ujung kelenjar

mencapai lamina muscularis mucosa. Dalam sebuah lambung terdapat

sekitar 15 juta kelenjar. Dalam kelenjar ini dibedakan 4 macam sel :

1. Sel principal = sel zimogen atau sel utama (chief cell)

o Bentuk sel : silindris pendek atau kuboid, tersusun selapis pada ½ atau 1/3

bagian distal dari kelenjar

o Mudah rusak, tapi jika tidak ada asam lambung kerusakan dapat dihambat

o Menghasilkan pepsinogen yang akan berubah menjadi enzim pepsin

o Dengan mikroskop elektron terlihat :

- Pada permukaan terdapat microvili yang tidak teratur

- Kompleks golgi yang berkembang menghasilkan protein

- Granular reticulum endoplasmic lebih banyak

- Ribosom bebas atau menempel lebih banyak, merupakan penyebab

warna basophil

2. Sel parietal

Terdapat tersebar diantara sel utama sepanjang dinding kelenjar

Bentuk sel seperti pyramid atau agak bulat pada dasarnya yang terdesak

ke basal oleh sel utama

Inti bulat, sitoplasma tampak asidofil serta adanya canaliculi secretori

yang tampak sebagai bangunan intraseluler

Diduga menghasilkan asam HCl dalam getah lambung

Dengan mikroskop elektron terlihat :

- Permukaan sel yang mengadakan invaginasi membentuk canalikuli

- Microvili panjang

- Hubungan dengan sel utama diperkuat oleh zenula occluden dan

desmosome

- Mitokondria tampak asidofil

Page 19: Anatomi laporan

- Kompleks golgi terdapat antara inti dan basal

3. Sel mukosa leher

Relatif sedikit dan terletak antara sel-sel parietal di daerah leher kelenjar

Pada pewarnaan biasa mirip sel utama, tapi inti di basal agak pipih

Untuk membedakan dengan sel parietal, diwarnai dengan

past/mucicarmine

Dengan mikroskop elektron terlihat :

- Microvili pendek pada permukaan sel

- Dengan sel di dekatnya dihubungkan dengan desmosom

interdigitasi

- Kompleks golgi diatas inti sel

- Mitokondria tersebar diseluruh sitoplasma

- Granular reticulum endoplasma lebih sedikit

4. Sel argentafin (sel enterokromatin)

Sel-sel kecil yang bergranula, tersebar diantara dasar sel utama

- Merupakan tempat sintesa dan penimbunan serotonin

- Menghasilkan gastrin, serotonin, dan enteroglukogen

o Glandula pyloric

Kelenjar ini terdapat di dalam lamina propria daerah pylorus.

Glandula pylorica berbentuk tubuler bercabang simpleks, ujungnya

bercilia hingga pada sediaan tampak terpotong melintang.

Sifat-sifat lain :

- Lumen besar

- Terdapat satu macam sel saja

- Sel-selnya berbentuk silindris dengan sitoplasma pucat yang

mengandung butir-butir tidak jelas, inti terdesak ke basal sel

- Tampak kapiler sekretori di antara sel-sel kelenjar

Page 20: Anatomi laporan

- Dengan pewrnaan HE tampak sebagai sel zymogen atau sel

mucosa leher

3) lamina muskularis mucosa gaster

terdiri atas serabut-serabut otot polos sirkuler sebelah dalam dan longitudinal

sebelah luar. Kadang-kadang terdapat lagi serabut sirkuler di luar.

B. Tunika submucosa

Merupakan jaringan ikat padat yang mengandung sel-sel lemak, mast cells,

sel limfoid

C. Tunika muscularis

Terdiri dari 3 lapisan berturut-turut dari dalam keluar, yaitu:

a. Stratum oblique

Terutama pada facies ventralis dan dorsalis di daerah fundus dan corpus

ventriculi.

b. Stratum circulare

Merupakan lapisan yang paling merata di seluruh bagian ventriculus, di

pylorus membentuk muskulus sphincter pylori.

c. Stratum longitudinal Banyak pada daerah curvatura minor dan curvatura

major.

D. Tunika serosa

Merupakan jaringan pengikat biasa yang sebelah luar dilapisi oleh

mesotil sebagai lanjutan dari peritoneum viscerale yang meneruskan sebagai

omentum majus. Pada perlekatan sepanjang curvatura minor dan major tidak

dilapisi oleh mesotil.

Page 21: Anatomi laporan

Intestinum tenue

Intestinum tenue merupakan bagian tractus digestivus di antara

ventriculus dan intestinum crassum, seluruhnya ada sekitar 6 meter

panjangnya. Intestinum tenue atau usus halus ini dibedakan dalam 3 segmen

berturut-turut yaitu :

1. Duodenum

Panjang sekitar 30cm, letak retroperitoneal yang tertutup oleh peritoneum

parietale di sebelah ventralnya.

Page 22: Anatomi laporan

2. Jejunum

3. Ileum

Jejunum dan ileum dibungkus seluruhnya oleh peritoneus viscerale.

Dindingnya :

A. Tunika mucosa

Untuk memenuhi fungsi utama yaitu absorbsi makanan, maka perlu

perluasan dari permukaan tunika mucosa. Perluasan tersebut dilaksanakan

dalam beberapa tingkat :

Page 23: Anatomi laporan

- Lipatan-lipatan tunika mucosa sampai tunika submucosa, yang

melingkar-lingkar yang disebut plica circularis atau valvula

kerckingi (mirip lipatan).

Lipatan ini merupakan bangunan yang tetap yang tidak berubah

karena pembesaran usus. Lipatan tersebut dimulai 5cm distal dari

pylorus yang makin membesar dan paling besar pada akhir

duodenum dan awal jejunum dan makin merendah sampai pada

pertengahan ileum menghilang.

- Vili intestinalis

Merupakan penonjolan tunika mukosa dengan panjang 0,5 – 1,5

mm. Yang meliputi seluruh permukaan tunica mucosa. Di daerah

ileum agak jarang, tersusun sebagai jari-jari, pada dasar vili

terdapat muara kelenjar usus yang disebut glandula intestinalis

liberkuhn atau crypta lieberkuhn.

- Microvili

Dengan adanya microvili, maka luas permukaan diperbesar sekitar

30x. Pada permukaan sel-sel epitel gambaran bergaris-garis yang

disebut striated border, yang merupakan tonjolan sitoplasmatis

diliputi membrane sel.

1. Epitel

Bentuk epitel silindris selapis Oleh vili intestinalis dan glandula dibagi 4

sel, yaitu :

a) Sel absorbtif

- Berbentuk silindris dengan tinggi 20 – 26 μ

- Bentuk inti ovoid pada basal sel

- Pada permukaan bebas terdapat microvilli

- Enzim pencernaan amylase dan protease diserap oleh selubung

glukoprotein hingga pencernaan dapat terjadi dalam lumen usus

dan permukaan microvilli

- Dalam microvili terdapat filamen-filamen halus yang penting dan

sintesa trigliseride untuk proses absorbsi lemak.

b) Sel piala/goblet sel

Merupakan sel uniseluler yang menghasilkan mucin.

Page 24: Anatomi laporan

- Sitoplasma merupakan lapisan yang tipis untuk melindungi lapisan

secret tersebut sebagai plica.

- Ruangan yang dibatasi oleh plica tersebut berisi tetes-tetes

mucigen.

c) Sel argentafis

Sangat umum ditemukan dalam epitel duodenum

- Sangat banyak pada epitel appendix

d) Sel paneth

- Berkelompok dalam jumlah kecil di dasar crypta lieberkuhn

- Bentuk sel seperti pyramid, inti bulat pada dasarnya.

- Sitoplasma terlihat basofil, granular reticulum endoplasma lebih

banyak.

- Menghasilkan peptidase, losozim

2. Lamina propria

- Merupakan jaringan pengikat yang mengisi celah-celah di antara

crypta lieberkuhn

- Mengandung serabut reticuler dan elastis

- Terdapat sel makrofag, limfosit, plasmosit, dan leukosit

- Nodus limfaticus lebih banyak, sebesar 0,6 – 3 mm sepanjang usus.

- Pada ileum sebagai nodus limfaticus paling besar plaques peyeri.

3. Lamina muscularis

Terdiri atas 2 lapisan, yaitu :

- Stratum circulare di sebelah dalam

- Stratum longitudinal di sebelah luar

B. Tunika submucosa

Merupakan jaringan ikat padat yang banyak mengandung serabut elastis.

Di dalamnya terdapat pula kelompok-kelompok sel lemak. Terdapat

anyaman saraf sebagai plexus nervosus, submucosa meisseri.

Gambaran khusus tunika submucosa ada 2, yaitu:

- Plica circularis

Merupakan lipatan yang diikuti oleh lapisan dinding usus sampai

tunika submucosa untuk memperluas permukaan usus.

Page 25: Anatomi laporan

Terdapat 800 lipatan melingkar sabagai cincin yang tidak

sempurna di sepanjang intestinum.

- Glandula duodenalis bruneri

Pars terminalis berbentuk tubuler yang bercabang dan

bergelung.

Ductus excretorius akan menembus lamina muscularis dan

bermuara pada crypta lieberkuhn.

Pada 2/3 distal duodenum kelenjar tersebut akan berkurang

kemudian menghilang.

C. Tunika muscularis

Terdiri atas 2 lapisan serabut otot polos :

- Stratum circulare di sebelah dalam

- Stratum longitudinal di sebelah luar Diantara kedua lapisan

tersebut terdapat plexus myentericus aurbach

D. Tunika serosa

Merupakan jaringan pengikat longgar sebagai lanjutan peritoneum

viscerale

Intestinum crasum

Saluran usus ini mempunyai panjang sekitar 1,5 m, diameternya dua

kali lipat intestinum tenue. Tidak ada plica circularis dan juga vili intestinalis,

sehingga permukaan dalamnya tampak lebih halus. Glandula intestinal lebih

panjang dan rapat. Epitel yang melapisi tunika mucosanya pada umumnya

sejenis.

Berdasarkan letak dan struktrunya, dibedakan dalam beberapa segmen,

yaitu:

Colon, yang meliputi :

- caecum dan appendix vermiformis

- colon ascendes

- colon tranversum

- colon descendens

- colon sigmoideum

Rectum, yang meliputi :

Page 26: Anatomi laporan

- pars empularis recti

- pars analis recti

- anus

1. Colon

Kecuali appendix, seluruh colon dan caecum mempunyai struktur yang sama.

Dari luar colon tampak segmen yang melintang menggelembung yang disebut

haustra. Disamping itu tampak adanya tiga jalur sebagai pita yang memanjang

mengikuti sumbu panjang colon yang disebut taenia coli.

Di antara colon, yang terletak intraperitoneal ialah caecum dengan appendia,

colon transversum dan colon sigmoideum. Sedang yang terletak retro

peritoneal ialah conon ascendens dan colon descendens.

Appendix vermicularis

Bangunan ini merupakan tonjolan sebagai jari atau cacing, yang

berpangkal pada caecum. Dindingnya relatif tebal dibandingkan lumennya.

Adanya lipatan tunica mucosa kedalam dinding menyebabkan bentuk lumen

yang tidak teratur. Pada orang dewasa lumen agak membulat. Kadang-kadang

lumennya berisi sisa-sisa sel sampai tersumbat. Appendix ini berakhir buntu.

Page 27: Anatomi laporan

Dindingnya berstruktur sebagai berikut :

a. Tunica mucosa

Tidak mempunyai villi intestinalis.

1. Epitel, berbentuk silindris selpais dengan sel piala. Banyak ditemukan sel

argentafin dan kadang-kadang sel paneth.

2. Lamina propria, hampir seluruhnya terisi oleh jaringan limfoid dengan

adanya pula nodulus Lymmphaticus yang tersusun berderet-deret

sekeliling lumen. Diantaranya terdapat crypta lieberkuhn

3. Lamina muscularis mucosa, sangat tipis dan terdesak oleh jaringan limfoid

dan kadang-kadang terputus-putus

b. Tunica submucosa

Tebal, biasanya mengandung sel-sel lemak dan infiltrasi limfosit yang merata.

Di dalam jariangan tunica submucosa terdapat anyaman pembuluh darah dan

saraf.

c. Tunic muscularis

Walaupun tipis, tapi masih dapat dibedakan adanya lapisan dua lapisan.

d. Tunica serosa

Tunica serosanya mempunyai struktur yang tidak berbeda dengan yang

terdapat pada intestinum tenue. Kadang-kadang pada potongan melintang

dapat diikuti pula mesoappendix yang merupakan alat penggantung sebagai

lanjutan peritoneum viscerale.

Page 28: Anatomi laporan

Valvula Ilecoececalis

Merupakan lipatan tunica mucosa dan tunica mucosa yang terdapat pada

muara ileum dalam caecum. Dalam lipatan ini terdapat serabut otot polos

memperkuat struktur tersebut. Serabut-serabut tersebut berasal dari stratum

circulare tunica muscularis. Tapi bebas lipatan tersebut membatasi suatu celah

tempat muara ileum.

Caecum

Struktur histologisnya tidak berbeda dengan colon yang lain.

Colon Ascendens, Colon Tranversum, Colon Descendens dan Colon

Sigmoideum

A. Tunica mucosa

Tidak membentuk lipatan, plica atau villa sehingga permukaan dalamnya

halus. Adanya lekukan ke dalam oleh incisura di luar menyebabkan di dalam

terdapat bangunan sebagai lipatan yang diikuti seluruh lapisan dinding, yang

disebut plica semilunaris.

1. Epitel

Page 29: Anatomi laporan

Epitil permukaan berbentuk silindris selapis dengan striated border yang

tipis. Diantara sel-sel epitel ini terdapat sel piala. Kelenjar-kelenjarnya

lebih panjang dari yang terdapat di usus halus, maka tunica mucosa lebih

tebal. Kelenjar-kelenjar tersebut tersusun teratur dan sangat rapat. Hampir

seluruhnya sel-sel kelenjar terdiri atas sel piala. Kadang-kadang terdapat

sel argentafin. Sedang sel paneth sangat jarang.

2. Lamina propria

Susunan jaringan pengikat seperti pada intestinum tenue. Lebih banyak

pula nodulus lymphaticus soliterius yang kadang-kadang meluas ke tunica

submucosa.

3. Lamina muscularis mucosae

Jelas adanya dua lapisan.

B. Tunica submucosa : Tidak ada keistimewaan

C. Tunica muscularis

D. Tunica serosa

Seperti juga pada intestinum tenue maka colon yang terdapat

intraperitoneal akan dibungkus seluruhnya oleh tunica serosa dengan

mesotil. Pada beberapa tempat terdapat bangunan sebagai kantung kecil

yang berisi lerik yang disebut appendix epiepitionea.

Page 30: Anatomi laporan

Patomekanisme gejala

1. mual dan muntah

mual dan muntah merupakan gejala dan tanda yang sering menyertai

gangguan gastrointestinal, demikian juga dengan penyakit-penyakit lain.

Beberapa teori mengenai penyebab mual dan muntah telah berkembang, tetapi

tidak ada kesepakatan mengenai penyebab atau terapi defenitif. Mual dan

muntah dapat dianggap sebagai suatu fenomena yang terjadi dalam tiga

stadium :

1). Mual

2). Retching (gerakan dan suara sebelum muntah)

3). Muntah

a) mual

dapat dijelaskan sebagai perasaan yang sangat tidak enakdi belakang

tenggorokan dan epigastrium, sering menyebabkan muntah. Terdapat

berbagai perubahan aktivitas saluran cerna yang berkaitan dengan

mual, seperti meningkatnya salivasi, menurunnya tonus lambung, dan

peristaltic. Peningkatan tunus duodenum dan jejenum menyebabkan

terjadinya refluks isi duodenum ke lambung. Namun demikian, tidak

terdapat bukti yang mengesankan bahwa hal ini yang menyebabkan

terjadinya mual. Gejala dan tanda mual seringkali adalah pucat,

meningkatnya salivasi, hendak muntah, berkeringat, dan takikardia.

b) retching

suatu usaha involunter untuk muntah, sering kali menyertai mual dan

terjadi sebelum muntah, terdiri atas gerakan pernapasan spasmodic

melawan glottis dan gerakan inspirasi dinding dada dan diafragma.

Kontraksi otot abdomen saat ekspirasi mengendalikan gerakan

inspirasi. Pylorus dan antrum distal berkontraksi saat fundus

berelaksasi.

c) muntah

didefenisikan sebagai suatu reflex yang menyebabkan dorongan

ekspulsi isi lambung atau usus atau isi keduanya ke rongga mulut.

Pusat muntah menerima masukan dari korteks serebral, organ

vestibular, daerah pemacu kemoreseptor (chemoreseptor trigger zone,

CTZ), dan serabut aferen, termasuk dari system gastrointestinal.

Page 31: Anatomi laporan

Muntah terjadi akibat rangsangan dari pusat muntah , yang terletak di

daerah posterma medulla oblongata di dasar ventrikel ke empat.

Muntah dapat dirangsang melalui jalur saraf aferen oleh rangsangan

nervus vagus dan simpatis atau oleh rangsangan emetic yang

menimbulkan muntah dengan aktivasi CTZ. Jalur eferen menerima

sinyal dengan menyebabkan terjadinya gerakan ekspulsif otot

abdomen, gastrointestinal, dan pernapasan yang terkoordinasi dengan

epifenomena emetic yang menyertai disebut muntah. Pusat muntah

secara anatomis berada di dekat pusat salivasi dan pernapasan,

sehingga padaa waktu muntah sering terjadi hipersalivasi dan gerakan

pernapasan.