anatomi gigi

16
ANATOMI Pulpa ialah suatu jaringan penyambung khusus yang menempati ruang pulpa, yang terdiri dari saraf, pembuluh darah, pembuluh lymphe, dan jaringan ikat longgar. Gambar 1. Anatomi Gigi Normal (Medscape, 2010) Fungsi utama pulpa : Formatif / developmental (dapat membentuk dentin) Nutritive Sensory Defensive / reparative PENYAKIT PULPA IRRITATIO PULPA Definisi : suatu keadaan dimana kepekaan pulpa meningkat karena tubuli dentin terbuka sebab adanya kelainan anatomis dimana email menghilang karena karies atau incisal fraktur. 1

Upload: carissa-lidia

Post on 07-Aug-2015

212 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

gigi anatomi

TRANSCRIPT

Page 1: anatomi gigi

ANATOMI

Pulpa ialah suatu jaringan penyambung khusus yang menempati ruang pulpa, yang terdiri

dari saraf, pembuluh darah, pembuluh lymphe, dan jaringan ikat longgar.

Gambar 1. Anatomi Gigi Normal (Medscape, 2010)

Fungsi utama pulpa :

Formatif / developmental (dapat membentuk dentin)

Nutritive

Sensory

Defensive / reparative

PENYAKIT PULPA

IRRITATIO PULPA

Definisi : suatu keadaan dimana kepekaan pulpa meningkat karena tubuli dentin terbuka

sebab adanya kelainan anatomis dimana email menghilang karena karies atau incisal fraktur.

Gigi yang terkena akan menjadi sensitif terhadap perubahan suhu, nyeri saat mengunyah,

tetapi tidak menunjukkan gejala inflamasi pada gusi maupun membran periodontal.

Gejala : apabila terkena rangsang linu sedikit, rasa linu akan segera hilang bila rangsangan

dihilangkan

1

Page 2: anatomi gigi

Pemeriksaan fisik : karies superficial, tes vitalitas (+), tes perkusi (-)

Terapi : penambalan biasa

HIPEREMI PULPA

Definisi : akumulasi darah secara berlebihan di dalam jaringan pulpa sehingga menyebabkan

congesti vaskular. Karena volume pulpa tetap menyebabkan penekanan pada saraf pulpa dan

menimbulkan rasa sakit

Gejala : terasa sakit bila terkena rangsangan dan rasa sakit hilang bila rangsang dihentikan

Pemeriksaan fisik : karies media/profunda, tes vitalitas (+), tes perkusi (-)

Terapi : penambalan biasa

PULPITIS

Definisi : peradangan pada pulpa gigi yang menimbulkan rasa nyeri

Etiologi :

Bakteri

Biasanya berasal dari dental karies, sehingga bakteri yang ditemukan atau penyebab

pada penyakit pulpa sama dengan yang ditemukan pada kasus karies, yaitu

Streptococcus mutans, Lactobacillus, dan Actinomyces. Merupakan sumber utama

terjadinya luka pada pulpa dan jaringan periradicular. Jalan masuknya bakteri

langsung melalui tubuli dentin. Hubungan antara bakteri, pulpa, dan penyakit

periradicular sangat menentukan.

Cara masuknya bakteri ke dalam pulpa selain melalui karies : Terbukanya tubuli

atau pulpa selama prosedur restoratif ( preparasi kavitas, bleaching, ). Penyakit

periodontal ( tubuli dentin, furcal canals, lateral canals ). Hilangnya beberapa

substansi gigi seperti karena erosi, atrisi, dan abrasi. Trauma dengan atau tanpa

2

Page 3: anatomi gigi

terbukanya pulpa. Kelainan pertumbuhan jaringan gigi. Anachoresis ( jalan masuknya

mikroorganisme ke dalam saluran akar dari aliran darah melalui foramen apikal ).

Mechanical irritants

Terlalu besarnya kekuatan dari alat-alat orthodontic. Kelebihan bahan dari instrument

saluran akar.

Chemical irritants

Iritasi periradicular bisa terjadi dari irrigating solutions, bahan fenol, dan tekanan dari

bahan pengisi saluran akar.

Gambar 2. Infeksi pada Pulpa (www.mybocadentists.com, 2011)

Klasifikasi Penyakit Pulpa :

REVERSIBLE PULPITIS

Kondisi temporer dapat diakibatkan oleh karies, erosi, atrisi, abrasi, prosedur operatif,

scalling/trauma ringan. Disebabkan oleh stimulus suhu (biasanya dingin), terjadi

cepat, tajam, dan respon hipersensitivitas dihilangkan. Perbedaan reversibel pulpitis

dengan symptomatic irreversible pulpitis adalah reversible pulpitis tidak meliputi rasa

sakit spontan, sedangkan symptomatic irreversible pulpitis terdapat keluhan rasa sakit

spontan. Reversible pulpitis dapat berkembang menjadi kondisi irreversible.

Gejala : Rasa sakit hilang setelah stimulus dihilangkan. Sulit untuk menentukan

lokasi rasa sakit. Gambaran radiografi periradikuler normal.

Gigi tidak sakit jika diperkusi (kecuali ada trauma oklusal).

Terapi : menutup kembali terbukanya dentin, menghilangkan stimulus, melapisi gigi

dengan tepat.

3

Page 4: anatomi gigi

IRREVERSIBLE PULPITIS

Irreversibel pulpitis bisa menjadi akut, subakut, atau kronis ; bisa menjadi parsial atau

total ; bisa menginfeksi atau steril. Inflamasi pulpa akut biasanya mempunyai gejala,

sedangkan inflamasi pulpa kronis tanpa gejala. Biasanya terjadi karena trauma hebat

dan merupakan kelanjutan dari reversible pulpitis.

Gejala : Rasa sakit dapat berkembang secara spontan atau karena ada

stimuli/rangsangan. Pada tahap akhir, rasa panas akan lebih jelas.

Jika mengenai ligamen periodontal maka rasa sakit dapat ditentukan. Pelebaran

ligamen periodontal terlihat pada gambaran radiografi di tahap akhir.

Macam :

o Symptomatic Irreversibel Pulpitis

Rasa sakit spontan, sementara atau serangan hebat berkelanjutan. Sakit lebih

lama jika ada perubahan temperatur mendadak. Tidak ada rasa sakit jika

stimulus dihilangkan. Perubahan sikap badan (tidur/membungkuk)

menyebabkan rasa sakit dan gelisah. Dapat didiagnosis melalui dental history,

pemeriksaan visual lengkap, radiografi yang tepat. Symptom akan hilang dan

berlanjut menjadi tahap nekrosis.

o Asymptomatic Irreversibel Pulpitis

Mungkin disebabkan oleh perubahan symptomatic irreversibel pulpitis jadi

keadaan diam. Paling umum disebabkan oleh karies dan trauma. Kondisi

patologis diidentifikasi melalui gejala sakit gigi dan radiografi yang tepat.

Diagnosis :

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Untuk menentukan apakah pulpa masih bisa diselamatkan, bisa dilakukan beberapa

pengujian:

Diberikan rangsangan dingin.

Jika setelah rangsangan dihentikan nyerinya hilang, berarti pulpa masih sehat. Pulpa bisa

dipertahankan dengan cara mencabut bagian gigi yang membusuk dan menambalnya.

Jika nyeri tetap ada meskipun rangsangan dingin telah dihilangkan atau jika nyeri timbul

secara spontan, maka pulpa tidak dapat dipertahankan.

Perkusi

4

Page 5: anatomi gigi

Jika dengan pengetukan gigi timbul nyeri, berarti peradangan telah menyebar ke jaringan

dan tulang di sekitarnya.

Rontgen gigi.

Dilakukan untuk memperkuat apakah ada pembusukan gigi dan menunjukkan apakah

penyebaran peradangan telah menyebabkan pengeroposan tulang di sekitar akar gigi.

PULPITIS AKUT PARTIALIS

Definisi : suatu keadaan dimana sebagian dari jaringan pulpa mengalami peradangan karena

kuman / toxin sudah masuk ke pulpa.

Gejala : nyeri spontan (sakit yang timbul mendadak walaupun tidak ada rangsangan,

misalnya di malam hari saat sedang tidur), apabila terkena rangsangan sakit hebat dan

berdenyut-denyut. Rasa sakit masih dapat terus berlangsung beberapa menit walaupun

rangsangan sudah dihilangkan. Sakit lebih lama jika ada perubahan temperatur mendadak.

Pemeriksaan fisik :

karies media/profunda

tes vitalitas (+)

tes perkusi (+)

Perubahan sikap badan (tidur/membungkuk) menyebabkan rasa sakit dan gelisah. Dapat

didiagnosis melalui dental history, pemeriksaan visual lengkap, radiografi yang tepat.

Symptom akan hilang dan berlanjut menjadi tahap nekrosis.

PULPITIS AKUT TOTALIS

Definisi : suatu keadaan dimana seluruh jaringan pulpa sudah mengalami peradangan.

Bahkan sebagian selaput periodontium sudah meradang.

Gejala : penderita kadang tidak dapat menunjukan gigi mana yang mengalami peradangan

(referred pain). Sakit terasa menjalar pada gigi-gigi didekatnya, bahkan sampai ke pelipis dan

telinga.

5

Page 6: anatomi gigi

Pemeriksaan fisik : Gigi ditekan / diperkusi terasa sakit karena sudah adanya peradangan

pada selaput periodontium.

Terapi : Perawatan saraf gigi

Gambar 3. Pulpitis Akut (Douglas, 2003)

PULPITIS KRONIS

Keadaan ini dimana daya tahan tubuh kuat, dapat memperkecil virulensi kuman, maka

peradangan menjadi kronis, lebih-lebih bila pulpa dalam keadaan terbuka maka cairan toxin

yang berada dalam jaringan pulpa dapat keluar sendiri. Sebaliknya bila karies tertutup oleh

sisa makanan, cairan toxin berkumpul menekan saraf pulpa sehingga timbul rasa sakit.

Etiologi : Mungkin disebabkan oleh perubahan symptomatic irreversibel pulpitis jadi

keadaan diam. Paling umum disebabkan oleh karies dan trauma.

Gejala : Apabila terkena rangsangan sakit sedikit atau kadang-kadang tidak sakit.

Kemungkinan dulu pernah sakit yang hebat, kemudian berkurang. Penderita tidak dapat

6

Page 7: anatomi gigi

menggunakan gigi tersebut, sehingga mengunyah pada satu sisi saja, akibatnya terlihat

banyak karang gigi pada regio yang tidak dipergunakan.

Pemeriksaan fisik : karies profunda, sondase sakit.

Kondisi patologis diidentifikasi melalui gejala sakit gigi dan radiografi yang tepat.

Terapi : Perawatan saraf gigi

HYPERPLASTIC PULPITIS (PULPA POLIP)

Definisi : suatu peradangan pulpa yang produktif dari jaringan pulpa yang terbuka. Keadaan

ini ditandai dengan terbentuknya jaringan granulasi tanpa epithel yang keluar dari ruang

pulpa.

Sering terjadi pada molar pertama gigi susu atau gigi tetap (pada anak-anak atau dewasa

muda 10-16 tahun)

Gejala : gejala umumnya sama dengan gejala pulpitis kronis. Jika benda keras masuk selama

pengunyahan menyebabkan sakit dan mudah mengeluarkan darah karena polip tidak dilapisi

epitel.

Pemeriksaan fisik : terlihat karies tertutup oleh polyp

Pulpa polyp Ginggiva polyp

Tidak dilapisi epithel Dilapisi epithel

Warna merah tua Warna merah muda

Permukaan kasar Permukaan halus

Sondase tidak sakit/ sedikit sakit Sondase sakit

Mudah berdarah Tidak mudah berdarah

Tangkai berasal dari pulpa Tangkai berasal dari ginggiva

7

Page 8: anatomi gigi

Gambar 4. Polip Pulpa (Chetan, 2010)

Terapi : perawatan saraf akar, yaitu dengan membersihkan dan mengangkat jaringan (polip)

tersebut.

KEMATIAN PULPA

NEKROSIS PULPA

Definisi : Kematian pulpa tanpa diikuti adanya kuman pembusukan, bisa melalui proses

inflamasi (jejas pada pulpa karena bahan kimiawi) atau tanpa melalui proses inflamasi

(trauma yang sedemikian cepat sehingga pulpa hancur sebelum terjadi proses inflamasi).

Etiologi : setiap faktor yang mampu menimbulkan jejas pada pulpa, misalnya mekanis

(trauma), kimiawi, atau bakteri.

Nekrosis pulpa mudah menjadi gangren pulpa karena daya tahannya rendah, biasanya melalui

infeksi hematogen.

8

Page 9: anatomi gigi

Gambar 5. Nekrosis Pulpa (Douglas, 2003)

Gambar 6. Nekrosis Pulpa (www.lookfordiagnosis.com, 2008)

GANGREN PULPA

Kelanjutan dari pulpitis totalis atau nekrosis pulpa dimana pulpa terbuka dan kuman masuk

mengadakan pembusukan pada pulpa sehingga terjadi gangren.

Gejala : tidak ada keluhan sakit, apabila terkena rangsang sama sekali tidak sakit, perubahan

warna gigi menjadi hitam kebiru-biruan

9

Page 10: anatomi gigi

Pemeriksaan fisik : pulpa non vital, gigi berubah warna, karies profunda, berbau indol scatol

(Putrecent Odor)

Terapi : perawatan saluran akar (perawatan gangren), ekstraksi.

Gambar 7. Gangren Pulpa (Djourian, 2008)

10

Page 11: anatomi gigi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Dentalterm. Definition of Pulpitis.

http://dentistry.about.com/od/dentaltermsp/g/pulpittis.htm

Anonim. 2008. Necrosis Pulpa.

http://www.lookfordiagnosis.com/images.php?

term=Necrosis+De+La+Pulpa+Dentaria&lang=2

Bhawani, Chetan. 2010. Pulp Polyp – Chronic Hyperplastic Pulpitis – Proliferative Pulpitis.

http://www.drchetan.com/pulp-polyp-chronic-hyperplastic-pulpitis-proliferative-pulpitis.html

Djourian, Edward. 2008. Tooth Decay.

http://www.oralhealthproducts.com/images/caries2.jpg

Douglass, Allan B. 2003. Common Dental Emergencies. Volume 67. American Academy of

Family Physicians: Connecticut

Goldberg MH, Topazian RG. 2002. Odontogenic infections and deep fascial space infections

of dental origins. In: Topazian RG, Goldberg MH, Hupp JR, eds. Oral and maxillofacial

infections. 4th ed. Philadelphia: Saunders, p. 158-87.

Gorgas, Ferdinand J. S. 1901. Dental Medicine. A Manual Of Dental Materia Medica And

Therapeutics.

Isnaniah Malik. 2008. Kesehatan Gigi dan Mulut. Bandung : Universitas Padjajaran

Mansjoer, Arief, dkk. 2001. Karies Dentis dala Kapita Selekta. Media Aesculapius: Jakarta.

Peng, Lynnus F. 2010. Pulp Polyp. http://www.medscape.com/public/help/pulp-polyp/

Ubertalli, James. 2008. The Merck. Pulpitis.

http://www.merck.com/mmhe/sec08/ch114/ch114c.html

11

Page 12: anatomi gigi

Watson, Shawn. 2009. Dental Guide. A Guide To Pulpitis.

http://www.dentalguide.co.uk_patient_guide_pulpitis.html

Shabel. 2009. Pulp Protection. http://www.slideshare.net/shabeelpn/pulp-protection

Trummel CL, Behnia A. 2002. Periodontal and pulpal infections. In: Topazian RG, Goldberg

MH, Hupp JR, eds. Oral and maxillofacial infections. 4th ed. Philadelphia: Saunders, p. 126-

57.

12