anamnesis penyakit mata

47
Anamnesis Penyakit Mata SISTEM SS Penyakit Mata KONJUNGTIVITIS - Konjungtivitis Bakteri - Konjungtivitis Virus - Konjungtivitis Alergi - Konjungtivitas Jamur - Konjungtivitis Parasit - Konjungtivitis Kimia atau Iritatif - Konjuntivitis Lain lain Definisi Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva dan penyakit ini adalah penyakit mata yang paling umum di dunia. Karena lokasinya, konjungtiva terpajan oleh banyak mikroorganisme dan faktor-faktor lingkungan lain yang mengganggu. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia ringan dengan mata berair sampai konjungtivitis berat dengan banyak sekret purulen kental. KONJUNGTIVITIS BAKTERI A. Definisi Konjungtivitis Bakteri adalah inflamasi konjungtiva yang disebabkan oleh bakteri. Pada konjungtivitis ini biasanya pasien datang dengan keluhan mata merah, sekret pada mata dan iritasi mata B. Etiologi dan Faktor Resiko Konjungtivitis bakteri dapat dibagi menjadi empat bentuk, yaitu hiperakut, akut, subakut dan

Upload: vivalanina

Post on 12-Apr-2016

53 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

-

TRANSCRIPT

Page 1: Anamnesis Penyakit Mata

Anamnesis Penyakit Mata SISTEM SS

Penyakit Mata

KONJUNGTIVITIS

- Konjungtivitis Bakteri- Konjungtivitis Virus- Konjungtivitis Alergi- Konjungtivitas Jamur- Konjungtivitis Parasit- Konjungtivitis Kimia atau Iritatif- Konjuntivitis Lain lain

Definisi Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva dan penyakit ini adalah penyakit mata yang paling umum di dunia. Karena lokasinya, konjungtiva terpajan oleh banyak mikroorganisme dan faktor-faktor lingkungan lain yang mengganggu.

Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia ringan dengan mata berair sampai konjungtivitis berat dengan banyak sekret purulenkental.

KONJUNGTIVITIS BAKTERI

A. DefinisiKonjungtivitis Bakteri adalah inflamasi konjungtiva yang disebabkan olehbakteri. Pada konjungtivitis ini biasanya pasien datang dengan keluhan matamerah, sekret pada mata dan iritasi mata

B. Etiologi dan Faktor Resiko

Konjungtivitis bakteri dapat dibagi menjadi empat bentuk, yaitu hiperakut, akut, subakut dan kronik.

Konjungtivitis bakteri hiperakut disebabkan oleh:- N gonnorhoeae- Neisseria kochii dan- N meningitidis.

Bentuk yang akut biasanya disebabkan oleh:- Streptococcus pneumonia dan- Haemophilus aegyptyus.

Penyebab yang paling sering pada bentukkonjungtivitis bakteri subakut adalah:

- H influenza dan

Page 2: Anamnesis Penyakit Mata

- Escherichia coli,

sedangkan bentuk kronik paling sering terjadi pada:

- konjungtivitis sekunder- pada pasien dengan obstruksi duktus

nasolakrimalis

Konjungtivitis bakterial biasanya mulai pada satu mata kemudian mengenai mata yang sebelah melalui tangan dan dapat menyebar ke oranglain. Penyakit ini biasanya terjadi pada orang yang terlalu sering kontak dengan penderita, sinusitis dan keadaan imunodefisiensi.

C. PatofisiologiJaringan pada permukaan mata dikolonisasi oleh flora normal seperti streptococci, staphylococci dan jenis Corynebacterium. Perubahan padamekanisme pertahanan tubuh ataupun pada jumlah koloni flora normal tersebut dapat menyebabkan infeksi klinis.

Perubahan pada flora normal dapatterjadi karena adanya kontaminasi eksternal, penyebaran dari organ sekitar ataupun melalui aliran darah.

Penggunaan antibiotik topikal jangka panjang merupakan salah satu penyebab perubahan flora normal pada jaringan mata, serta resistensi terhadap antibiotic

Mekanisme pertahanan primer terhadap infeksi adalah lapisan epitel yang meliputi konjungtiva sedangkan mekanisme pertahanan sekundernya adalah sistem imun yang berasal dari perdarahan konjungtiva, lisozim dan imunoglobulin yang terdapat pada lapisan air mata, mekanisme pembersihan oleh lakrimasi dan berkedip. Adanya gangguan atau kerusakan pada mekanisme pertahanan ini dapat menyebabkan infeksi pada konjungtiva

D. Gejala KlinisGejala-gejala yang timbul pada konjungtivitis bakteri biasanya dijumpai injeksi konjungtiva baik segmental ataupun menyeluruh. Selain itu sekret

Page 3: Anamnesis Penyakit Mata

pada kongjungtivitis bakteri biasanya lebih purulen daripada konjungtivitis jenis lain, dan pada kasus yang ringan sering dijumpai edema pada kelopak mata.

Ketajaman penglihatan biasanya tidak mengalami gangguan pada konjungtivitis bakteri namun mungkin sedikit kabur karena adanya sekret dandebris pada lapisan air mata, sedangkan reaksi pupil masih normal.

Gejala yang paling khas adalah kelopak mata yang saling melekat pada pagi hari sewaktu bangun tidur.

E. Diagnosis

Pada saat anamnesis yang perlu ditanyakan meliputi usia, karena mungkinsaja penyakit berhubungan dengan mekanisme pertahanan tubuh pada pasien yang lebih tua.

Pada pasien yang aktif secara seksual, perlu dipertimbangkan penyakit menular seksual dan riwayat penyakit pada pasangan seksual. Perlujuga ditanyakan durasi lamanya penyakit, riwayat penyakit yang sama sebelumnya, riwayat penyakit sistemik, obat-obatan, penggunaan obat-obatkemoterapi, riwayat pekerjaan yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit, riwayat alergi dan alergi terhadap obat-obatan, dan riwayatpenggunaan lensa-kontak.

F. Komplikasi

Blefaritis marginal kronik sering menyertai konjungtivitis bateri, kecuali pada pasien yang sangat muda yang bukan sasaran blefaritis. Parut di konjungtiva paling sering terjadi dan dapat merusak kelenjar lakrimal aksesorius dan menghilangkan duktulus kelenjar lakrimal. Hal ini dapat mengurangi komponen akueosa dalam film air mata prakornea secara drastic dan juga komponen mukosa karena kehilangan sebagian sel goblet.

Luka parut juga dapat mengubah bentuk palpebra superior dan menyebabkan trikiasis dan entropion

Page 4: Anamnesis Penyakit Mata

sehingga bulu mata dapat menggesek kornea dan menyebabkan ulserasi, infeksi dan parut pada kornea

G. Penatalaksanaan Terapi spesifik konjungtivitis bakteri tergantung pada temuan agen mikrobiologiknya. Terapi dapat dimulai dengan antimikroba topikal spectrum luas. Pada setiap konjungtivitis purulen yang dicurigai disebabkan oleh diplokokus gram-negatif harus segera dimulai terapi topical dan sistemik .

Pada konjungtivitis purulen dan mukopurulen, sakus konjungtivalis harus dibilas dengan larutan saline untuk menghilangkan sekret konjungtiva .

KONJUNGTIVITIS VIRUS

A. Definisi

Konjungtivitis viral adalah penyakit umum yang dapat disebabkan oleh berbagai jenis virus, dan berkisar antara penyakit berat yang dapatmenimbulkan cacat hingga infeksi ringan yang dapat sembuh sendiri dan dapat berlangsung lebih lama daripada konjungtivitis bakteri

B. Etiologi dan Faktor Resiko

Konjungtivitis viral dapat disebabkan berbagai jenis virus, tetapi adenovirus adalah virus yang paling banyak menyebabkan penyakit ini, danherpes simplex virus yang paling membahayakan. Selain itu penyakit ini juga dapat disebabkan oleh:

- virus Varicella zoster,- picornavirus- (enterovirus 70, Coxsackie A24),- poxvirus, dan- human immunodeficiency virus-

Penyakit ini sering terjadi pada orang yang sering kontak dengan penderita dan dapat menular melalu di droplet pernafasan, kontak denganbenda-benda yang menyebarkan virus (fomites)dan berada di kolam renang yang terkontaminasi .

Page 5: Anamnesis Penyakit Mata

C. Patofisiologi

Mekanisme terjadinya konjungtivitis virus ini berbeda-beda pada setiap jenis konjungtivitis ataupun mikroorganisme penyebabnya.

Mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit ini dijelaskan pada etiologi.

D. Gejala Klinis

Gejala klinis pada konjungtivitis virus berbeda-beda sesuai dengan etiologinya.Pada keratokonjungtivitis epidemik yang disebabkan oleh adenovirus biasanya dijumpai:

- demam dan mata seperti kelilipan,

- mata berair berat dan kadang dijumpai pseudomembran.

- Selain itu dijumpai infiltrate subepitel kornea atau keratitis setelah terjadi konjungtivitis dan bertahan selama lebih dari 2 bulan.

Pada konjungtivitis ini biasanya pasien juga mengeluhkan gejala pada saluran pernafasan atas dan gejala infeksi umum lainnya seperti sakit kepala dan demam.

Pada konjungtivitis herpetic yang disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV) yang biasanya mengenai anak kecil dijumpai :

- injeksi unilateral,- iritasi,- sekret mukoid,- nyeri,- fotofobia ringan dan- sering disertai keratitis herpes.

Konjungtivitis hemoragika akut yang biasanya disebabkan oleh enterovirus dan coxsackie virus memiliki gejala klinis:

- nyeri,- fotofobia,

Page 6: Anamnesis Penyakit Mata

- sensasi benda asing,- hipersekresi airmata,- kemerahan,- edema palpebra dan- perdarahan subkonjungtiva dan- kadang-kadang dapat terjadi kimosis

E. Diagnosis

Diagnosis pada konjungtivitis virus bervariasi tergantung etiologinya, karena itu diagnosisnya difokuskan pada gejala-gejala yang membedakan tipetipe menurut penyebabnya.

Dibutuhkan informasi mengenai, durasi dangejala-gejala sistemik maupun ocular, keparahan dan frekuensi gejala, faktorfaktor resiko dan keadaan lingkungan sekitar untuk menetapkan diagnosis konjungtivitis virus.

Pada anamnesis penting juga untuk ditanyakan onset, dan juga apakah hanya sebelah mata atau kedua mata yang terinfeksi.

Konjungtivitis virus sulit untuk dibedakan dengan konjungtivitis bakteri berdasarkan gejala klinisnya dan untuk itu harus dilakukan pemeriksaan lanjutan, tetapi pemeriksaan lanjutan jarang dilakukan karena menghabiskan waktu dan biaya.

F. Komplikasi

Konjungtivitis virus bisa berkembang menjadi kronis, seperti blefarokonjungtivitis. Komplikasi lainnya bisa berupa timbulnya pseudomembran, dan timbul parut linear halus atau parut datar, danketerlibatan kornea serta timbul vesikel pada kulit

G. Penatalaksanaan

Konjungtivitis virus yang terjadi pada anak di atas 1 tahun atau pada orang dewasa umumnya sembuh sendiri dan mungkin tidak diperlukan terapi, namun antivirus topikal atau sistemik harus diberikan untuk mencegah terkenanya kornea.

Pasien konjungtivitis juga diberikan instruksihygiene untuk meminimalkan penyebaran infeksi.

Page 7: Anamnesis Penyakit Mata

KONJUNGTIVITIS ALERGI

A. Definisi

Konjungtivitis alergi adalah bentuk alergi pada mata yang paing sering dan disebabkan oleh reaksi inflamasi pada konjungtiva yang diperantarai oleh sistem imun.

Reaksi hipersensitivitas yang paling seringterlibat pada alergi di konjungtiva adalah reaksi hipersensitivitas tipe 1.

B. Etiologi dan Faktor Resiko

Konjungtivitis alergi dibedakan atas lima subkategori, yaitu konjungtivitis alergi musiman dan konjungtivitis alergi tumbuh-tumbuhan yang biasanya dikelompokkan dalam satu grup, keratokonjungtivitis vernal, keratokonjungtivitis atopik dan konjungtivitis papilar raksasa .

Etiologi dan faktor resiko pada konjungtivitis alergi berbeda-beda sesuai dengan subkategorinya. Misalnya konjungtivitis alergi musiman dan tumbuh tumbuhan biasanya disebabkan oleh alergi tepung sari, rumput, bulu hewan,dan disertai dengan rinitis alergi serta timbul pada waktu-waktu tertentu.

Vernal konjungtivitis sering disertai dengan riwayat asma, eksema dan rhinitis alergi musiman. Konjungtivitis atopik terjadi pada pasien dengan riwayat dermatitis atopic, sedangkan konjungtivitis papilar rak pada pengguna lensakontakatau mata buatan dari plastic.

C. Gejala Klinis

Gejala klinis konjungtivitis alergi berbeda-beda sesuai dengan subkategorinya.

Pada konjungtivitis alergi musiman dan alergi tumbuh-tumbuhankeluhan utama adalah:

- gatal,- kemerahan,

Page 8: Anamnesis Penyakit Mata

- air mata,- injeksi ringan konjungtiva, dan- sering ditemukan kemosis berat.

Pasien dengan keratokonjungtivitis vernal sering mengeluhkan:

- mata sangat gatal dengan kotoran mata yang berserat,

- konjungtiva tampak putih susu dan- banyak papila halus di konjungtiva tarsalis

inferior.

Keratokonjungtivitis atopic:

- Sensasi terbakar,- pengeluaran sekret mukoid,- merah, dan- Fotofobia- Ditemukan jupa tepian palpebra yang

eritematosa dan- konjungtiva tampak putih susu.- Pada kasus yang berat ketajaman

penglihatan menurun, sedangkan

pada konjungtiviitis papilar raksasa dijumpai tanda dan gejala yang mirip konjungtivitis vernal

D. Diagnosis

Diperlukan riwayat alergi baik pada pasien maupun keluarga pasien serta observasi pada gejala klinis untuk menegakkan diagnosis konjungtivitis alergi.

Gejala yang paling penting untuk mendiagnosis penyakit ini adalah:

- rasa gatalpada mata,- mungkin saja disertai mata berair,- kemerahan dan fotofobia

E. Komplikasi

Komplikasi pada penyakit ini yang paling sering adalah ulkus pada kornea dan infeksi sekunder.

F. PenatalaksanaanPenyakit ini dapat diterapi dengan tetesan

Page 9: Anamnesis Penyakit Mata

vasokonstriktor-antihistamin topikal dan kompres dingin untuk mengatasi gatal-gatal dan steroid topical jangka pendek untuk meredakan gejala lainnya.

KONJUNGTIVITIS JAMUR

Konjungtivitis jamur paling sering disebabkan oleh Candida albicans dan merupakan infeksi yang jarang terjadi.

Penyakit ini ditandai dengan adanya bercak putih dan dapat timbul pada pasien diabetes dan pasien dengan keadaan sistem imun yang terganggu.

Penyebabnya :- Candida sp,- Sporothrix schenckii,- Rhinosporidium serberi, dan- Coccidioides immitis walaupun jarang

KONJUNGTIVITIS PARASIT

Konjungtivitis parasit dapat disebabkan oleh infeksi :

- Thelazia californiensis,- Loa loa,- Ascaris lumbricoides,- Trichinella spiralis,- Schistosoma haematobium,- Taenia solium dan- Pthirus pubis walaupun jarang

KONJUNGTIVITIS KIMIA ATAU IRITATIF

Konjungtivitis kimia-iritatif adalah konjungtivitis yang terjadi oleh pemajanan substansi iritan yang masuk ke sakus konjungtivalis.

Substansisubstansi iritan yang masuk ke sakus konjungtivalis dan dapat menyebabkankonjungtivitis, seperti:

- asam,- alkali,- asap dan angin,

dapat menimbulkan gejalagejala berupa:- nyeri,

Page 10: Anamnesis Penyakit Mata

- pelebaran pembuluh darah,- fotofobia, dan- blefarospasme.

Selain itu penyakit ini dapat juga disebabkan oleh pemberian obat topical jangka panjang seperti:

- dipivefrin,- miotik,- neomycin, dan- obat-obat lain dengan bahan pengawet

yang toksik atau menimbulkan iritasi.

Konjungtivitis ini dapat diatasi dengan penghentian substansi penyebab dan pemakaian tetesan ringan.

KONJUNGTIVIITIS LAIN

Selain disebabkan oleh bakteri, virus, alergi, jamur dan parasit, konjungtivitis juga dapat disebabkan oleh penyakit sistemik dan penyakit autoimun seperti:

- penyakit tiroid,- gout dan- karsinoid.

Terapi pada konjungtivitis yang disebabkan oleh penyakit sistemik tersebut diarahkan pada pengendalian penyakit utama atau penyebabnya.

Konjungtivitis juga bisa terjadi sebagai komplikasi dari acne rosacea dan dermatitis herpetiformis ataupun masalah kulit lainnya pada daerah wajah.

Hematoma Subkonjungtiva Kelainan dimana pembuluh darah rapuh (umur, hipertensi, arteriosclerosis, konjungtivitis hemoragik, anemia, pemakaian antikoagulan dan batuk rejan)Dapat juga terjadi akibat trauma langsung atau tidak langsung yang terkadang menutupi perrforasi jaringan bola mata yang terjadi. Contoh Padma fraktura kranii mengakibatkan hematoma kacamata karena berbentuk seperti kacamatan yang bewarna biru pada kedua mata.Gambaran klinisBila karena trauma tumpul perlu dipastikan tidak ada robekan di bawah jaringan konjungtiva atau sclera

Page 11: Anamnesis Penyakit Mata

Warna merah dapat berubah menjadi hitam.Pemeriksaan penunjangFunduskopi (apabila kena trauma tumpul)PengobatanBiasanya tidak perlu pengobatan karena akan diserap dengan spontan dalam waktu 1-3 minggu namun bisa diberikan kompres hangat

TRIKIASIS TRIKIASISDefinisi

Trikiasis adalah suatu kelainan

dimana bulu mata mengarah ke dalam bola

mata yang dapat menggosok kornea atau

konjungtiva yang dapat menyebabkan iritasi.

Trikiasis harus dibedakan daripada entropion,

dimana pada entropion terjadi pelipatan

palpebra ke arah dalam. Kemungkinan dimana

terjadinya entropion dan trikiasis bersamaan

dapat terjadi, dan dibutuhkan terapi untuk

keduanya.

Etiologi dan Patofisiologi

Setiap orang dapat terjadi trikiasis,

namun umumnya lebih sering terjadi pada

orang dewasa. Trikiasis dapat disebabkan oleh

infeksi pada mata, peradangan pada palpebra,

kondisi autoimun, dan trauma. Proses penuaan

juga merupakan penyebab umum terjadinya

trikiasis, karena kulit yang kehilangan

elastisitas.

Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan

resiko terjadinya trikiasis sebagai berikut

Idiopatik

Blefaritis kronik : Margo palpebra

meradang, menebal, berkrusta,

Page 12: Anamnesis Penyakit Mata

erythem dengan secret ringan dan

telangiektasis pembuluh darah

Sikatriks : Dapat diakibatkan oleh

luka palpebra oleh trauma.

Epiblepharon, penyakit kongenital

yang terjadi dimana jaringan

longgar di sekitar mata membentuk

lipatan yang abnormal kulit dan

otot pretarsal, menyebabkan bulu

mata mengarah ke dalam.

Trachoma, suatu konjunctivitis

folikular kronik yang berkembang

hingga terbentuknya jaringan parut.

Pada kasus yang berat, trikiasis

dapat terjadi akibat jaringan parut

yang berat.

Penyakit-penyakit lainnya yang

dapat mengenai kulit dan membran

mukosa seperti Steven Johnson

Syndrome dan cicatrical

pemphigoid.

Selain dari penyakit-penyakit

diatas, pentingnya membedakan tipe-tipe

kelainan dari bulu mata yang dapat

menyebabkan trikiasis, dimana

penatalaksanaannya dapat berbeda tergantung

dari penyebabnya. Pembagian trikiasis

berdasarkan kelainan bulu mata yaitu sebagai

berikut:

- Acquired metaplastic

eyelashes. Biasanya disebabkan

Page 13: Anamnesis Penyakit Mata

peradangan kelopak mata

seperti meibomitis atau trauma

akibat pembedahan, dimana

epitel kelenjar meibom

mengalami perubahan

metaplastik menjadi folikel

rambut. Hal ini menyebabkan

pertumbuhan bulu mata lebih

posterior daripada normal

dimana dapat mengarah ke

belakang.

- Congenital metaplastic

eyelashes. Kelainan kongenital

dimana kelenjar meibom

menjadi multipoten

berkembang menjadi folikel-

folikel rambut. Barisan kedua

dari bulu mata tumbuh dari

permukaan kelenjar meibom.

Bulu mata yang tumbuh

tersebut mengarah secara

vertikel, dan pada anak-anak

dapat ditoleransi dikarenakan

oleh adanya tear film yang

bagus dan sedikit mengurangi

sensasi kornea.

- Misdirected eyelashes12.

Pertumbuhan bulu mata yang

normal, namun akibat dari

sedikit jaringan parut pada

margin kelopak mata

Page 14: Anamnesis Penyakit Mata

menyebabkan perubahan arah

dari bulu mata ke dalam.

- Marginal entropion.

Pembalikan dari margin

kelopak mata akibat dari proses

parut dari lamela posterior

kelopak mata.

Gambaran Klinik

Pasien dapat mengeluhkan sensasi

benda asing, iritasi pada permukaan bola mata

yang kronik, lesi pada kelopak mata, gatal,

nyeri pada mata, fotofobia, dan mata bengkak.

Abrasi kornea sampai dapat terjadi ulkus

kornea, injeksi konjungtiva, keluarnya cairan

mucus, dan pandangan menjadi kabur dapat

menyertai penyakit ini.

Diagnosis Banding

Trikiasis dapat didiagnosis banding

dengan entropion. Entropion adalah pelipatan

kelopak mata ke arah dalam yang dapat

disebabkan oleh involusi, sikatrik, atau

congenital. Gangguan ini selalu mengenai

kelopak mata bawah dan merupakan akibat

gabungan kelumpuhan otot-otot retractor

kelopak mata , mikrasi ke atas muskulus

orbikularis preseptal, dan melipatnya tarsus ke

atas.

Penatalaksanaan

Jika hanya sedikit bulu mata yang

terlibat, trikiasis dapat diterapi dengan

Page 15: Anamnesis Penyakit Mata

mechanical epilation, yaitu membuang bulu

mata yang tumbuh ke dalam dengan forcep

pada slit lamp. Karena pertumbuhan kembali

dapat terjadi, epilasi berulang diperlukan

setelah 3-8 minggu.

Electrolysis dapat digunakan untuk

menatalaksana trikiasis. Akan tetapi tingkat

rekurensinya tinggi, selain itu bulu mata

normal yang berdekatan dapat menjadi rusak

dan jaringan parut pada jaringan margin

palpebra dapat menyebabkan trikiasis lebih

lanjut.

Radiosurgery dapat memperbaiki

bulu mata yang abnormal dengan

menggunakan ujung jarum yang dimasukkan

dari ujung silia ke basis silia. Sinyal

radiosurgery dikirimkan kurang lebih selama 1

detik dengan tenaga yang lemah untuk

menghancurkan folikel rambut. Ketika ujung

jarum dipindahkan, maka bulu mata dapat

diangkat dengan mudah.

Trikiasis segmental dapat

diperbaiki dengan cryotherapy. Cryotherapy

hanya membutuhkan anestesia lokal infiltratif.

Folikel dari bulu mata sangat sensitif terhadap

dingin dan dapat dihancurkan pada suhu -20o

C. Area yang terlibat dibekukan kurang lebih

selama 25 detik dan kemudian dibiarkan

mencair. Kemudian dibekukan kembali selama

20 detik (double freeze-thaw technique). Bulu

mata yang abnormal dapat diangkat dengan

Page 16: Anamnesis Penyakit Mata

forcep.

Penggunaan Argon Laser pada

trikiasis tidak se-efektif seperti menggunakan

cryotherapy, tetapi dapat sangat berguna ketika

hanya sedikit dari bulu mata yang tersebar

membutuhkan ablasi atau ketika stimulasi dari

area peradangan yang lebih besar tidak

dibutuhkan. Beberapa pigmen dibutuhkan pada

dasar bulu mata untuk menyerap energi laser

dan mengablasi bulu mata, menyebabkan

teknik ini sensitif terhadap warna rambut.

Ablasi menggunakan argon laser

membutuhkan sinar dengan lebar 200_m untuk

kelopak mata bawah, dan 250 _m untuk

kelopak mata atas, untuk kedalaman yang sama

dengan electrolysis15.

Komplikasi

Apabila tidak ditangani dengan

segera trikiasis dapat menyebabkan komplikasi

seperti iritasi pada permukaan bola mata yang

kronik, abrasi kornea, terjadi ulkus kornea,

perforasi, sampai terjadinya infeksi bola mata.

Komplikasi lebih lanjut dapat menyebabkan

kebutaan.

Prognosis

Prognosis umumnya baik. Tindak

lanjut perawatan berkala dan perhatian

terhadap komplikasi, kekambuhan, atau

komplikasi kornea dapat meningkatkankan

prognosis jangka panjang.

Page 17: Anamnesis Penyakit Mata

SINDROMA MATA KERING DEFINISI

Sindroma Mata Kering (SMK) adalah kumpulan gejala akibat gangguan pada air mata dan permukaan okuler yang menyebabkan ketidaknyamanan pada mata, gangguan penglihatan, dan ketidakstabilan TF (Transfer Faktor). SMK biasanya menunjukkan keluhan yang samar-samar dan bila tidak diobati atau dihentikan dapat berlangsung terus-menerus kronis menimbulkan kerusakan yang irreversibel terutama pada permukaan ocular.

EPIDEMIOLOGI

Di Indonesia, Kepulauan Riau, menunjukkan prevalensi 27,5% pada penduduk berusia di atas 21 tahun dengan faktor risiko utama umur, rokok, dan pterigium. Di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan, Chaironika (2011) menemukan 76,8% prevalensi SMK pada wanita yang telah menopause.

KLASIFIKASI

Klasifikasi Sindroma Mata Kering Sindroma Mata Kering (SMK) dapat dikategorikan menjadi episodik dan kronik. SMK episodik yaitu mata kering yang dialami akibat lingkungan atau pekerjaan, dan bersifat sementara. SMK kronik yaitu mata kering yang dipicu Universitas Universitas Sumatera Sumatera Utara oleh sesuatu dan bersifat menetap. SMK episodik dapat berlanjut ke mata kering kronik. SMK dapat dikategorikan menjadi aquoeus deficient dan evaporative dry eye. Aqueous tear deficient dry eye adalah kelompok mata kering yang disebabkan karena kurangnya produksi air mata walaupun evaporasinya tetap berjalan normal. Evaporative dry eye adalah kelompok mata kering yang disebabkan karena penguapan berlebihan air mata walaupun tidak terjadi gangguan pada proses produksinya. Banyak sekali etiologi yang dapat mencetuskan kedua hal ini, baik yang bersifat autoimun, obat, maupun lingkungan. Klasifikasi ini cukup membingungkan sebab sindrom mata kering sering merupakan gabungan antara keduanya.

PATOFISIOLOGI

Page 18: Anamnesis Penyakit Mata

1. Kelainan lapisan aqueousKurangnya produksi lapisan aqueous gangguan interaksi neuro humoral permukaan okuler terinterupsinya impuls saraf sekretmotorik ke kelenjar lakrimal yang berakibat terjadinya inflamasi dan mensupresi sekresi aqueous menyebabkan jejas permukaan okuler gejala tidak nyaman dan iritasi okuler.

2. Kelainan musinGangguan produksi musin mengakibatkan penyebaran air mata yang tidak merata pada permukaan mata. Gangguan disebabkan oleh hilangnya sel goblet konjungtiva.

3. Kelainan lipidKekurangan lapisan lipid pada anatomi air mata menyebabkan evaporasi yang berlebihan.

FAKTOR RESIKO

Berikut ini adalah penjelasan beberapa faktor risiko penyebab SMK:

1. UsiaBerkurangnya androgen seiring pertambahan usia menyebabkan atropi kelenjar lakrimal dan kelenjar Meibom dengan gambaran histopatologi infiltrasi limfosit, fibrosis, dan atropi asinar. Adanya penurunan volume air mata dan kurangnya protein pada air mata orang tua.

2. Jenis kelaminHampir semua penelitian epidemiologi sindrom mata kering menunjukkan prevalensi SMK yang lebih tinggi pada wanita, terutama wanita yang menopause. Hormon seks mempengaruhi sekresi air mata, disfungsi meibom, dan sel goblet konjungtiva.

Page 19: Anamnesis Penyakit Mata

3. Pengguna lensa kontakSekitar 43-50% pengguna lensa kontak mengalami mata kering. Pemakaian lensa kontak memisahkan PTF menjadi dua bagian sehingga tidak ada musin di pre lens dan tidak ada lapisan lipid di post lens sehingga SMK sering dialami.

4. MerokokPekerja yang merokok lebih banyak mengalami gangguan oftalmikus dibandingkan yang tidak merokok. Asap rokok menyebabkan kerusakan oksidatif pada protein-protein permukaan ocular.

5. Ruangan ber-ACSMK lebih banyak dialami oleh penduduk yang tinggal di tempat yang tinggi karena suhu yang rendah, kelembaban yang rendah, dan angin yang kencang. Oleh karena itu, SMK dapat dipicu pada ruangan yang ber-AC.

GEJALA KLINIS1. Mata terasa2. Mata lelah3. Mata terasa terbakar4. Mata terasa perih5. Mata terasa gatal6. Mata merah7. Mata berair8. Penglihatan kabur sesaat (kembali

dengan berkedip)9. Fotofobia (sensitif terhadap cahaya)10. Seperti ada benda asing (berpasir)

PENATALAKSANAAN1. Pemberian air mata buatan

Diberikan sebanyak 1-2 tetes pada dewasa maupun anak-anak apabila terjadi defisiensi komponen air. Air mata buatan ini berfungsi sebagai pelumas pada permukaan mata.

2. Salep/gelSebagai pelumas jangka panjang,

Page 20: Anamnesis Penyakit Mata

terutama saat tidur.3. Kacamata pelembab bilik

Apabila penyebabnya lingkungan yang terlalu panas atau dingin. Usahakan memakai kacamata hitam yang menutupi daerah samping mata, sehingga penguapan air mata dapat dihindari.

4. Agen anti inflamasiSiklosporin A topical: diberikan 1 tetes pada setiap mata per 12 jam

5. Topical/sistemik tetrasiklinObatnya: Doxycycline 100 mg, Minoxycline 100 mg

6. Lensa kontakDiberikan pada pasien dengan defisiensi mucus dengan derajat berat

7. Bedah-puctal plug-tarsorrhaphy

MIOPIA A. Pengertian Miopi1. Miopia adalah suatu keadaan mata yang

mempunyai kekuatan pembiasan sinar yang berlebihan atau kerusakan refraksi mata sehingga sinar sejajar yang datang dibiaskan di depan retina ( bintik kuning ) dimana sistem akomodasi berkurang.

2. Miopia adalah suatu keadaan mata yang mempunyai kekuatan pembiasan sinar yang berlebihan sehingga sinar sejajar yang datang dibiaskan di depan retina.

3. Miopia adalah suatu keadaan dimana panjang bola mata anteroposterior dapat terlalu besar atau kekuatan pembiasan media refraksi terlalu kuat.

4. Miopi adalah keadaan pada mata dimana cahaya/benda yang jauh letaknya jatuh/difokuskan didepan retina/selpaut jala/bintik kuning

B. Etiologi Pertengahan tahun 1900 SM, para dokter ahli mata dan ahli pemeriksa mata (ahli kacamata) percaya bahwa miopia menjadi hereditas utama. Di antara peneliti-

Page 21: Anamnesis Penyakit Mata

peneliti dan para professional peduli mata, mereka mengatakan bahwa miopia sekarang telah menjadi sebuah kombinasi genetik dan merupakan salah satu faktor lingkungan.

Ada 2 mekanisme dasar yang dipercaya menjadi penyebab myopia yaitu:1. Hilangnya bentuk mata ( juga diketahui

sebagai hilangnya pola mata ), terjadi ketika kualitas gambar dalam retina berkurang.

2. Berkurangnya titik fokus mata, terjadi ketika titik fokus cahaya berada di depan atau di belakang retina

Myopia Terjadi karena bola mata tumbuh terlalu panjang saat bayi. Dikatakan pula, semakin dini mata seseorang terkena sinar terang secara langsung, maka semakin besar kemungkinan mengalami miopi. Ini karena organ mata sedang berkembang dengan cepat pada tahun-tahun awal kehidupan.akibatnya para penderita miopi umumnya merasa bayangan benda yang dilihatnya jatuh tidak tepat pada retina matanya, melainkan didepannya (Curtin, 2002).

C. Jenis-Jenis Miopi1. Menurut bentuk miopi

a. Myopia Axialterjadinya myopia akibat panjang sumbu bola mata (diameter Antero-posterior), dengan kelengkungan kornea dan lensa normal, refraktif power normal dan tipe mata ini lebih besar dari normal.

b. Myopia Kurvaturaterjadinya myopia diakibatkan oleh perubahan dari kelengkungan kornea atau perubahan kelengkungan dari pada lensa seperti yang terjadi pada katarak intumesen dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga pembiasan lebih kuat, dimana ukuran bola mata normal.

c. Perubahan Index RefraksiPerubahan indeks refraksi atau

Page 22: Anamnesis Penyakit Mata

myopia refraktif, bertambahnya indeks bias media penglihatan seperti yang terjadi pada penderita Diabetes Melitussehingga pembiasan lebih kuat.

2. Menurut derajat myopiaa. Miopia ringan, dimana myopia kecil dari pada 1-3 dioptrib. Miopia sedang, dimana myopia lebih diantara 3-6 dioptric. Myopia berat atau tinggi, dimana myopia lebih besar dari 6 dioptri

3. Menurut perjalanan myopiaa. Myopia stasioner, myopia yang

menetap setelah dewasab. Myopia progresif, myopia yang

bertambah terus pada usia dewasa akibat bertambahnya panjangnya bola mata

c. Myopia maligna, myopia yang berjalan progresif, yang dapat mengakibatkan ablasi retina dan kebutaan

d. Myopia degenertif atau myopia maligna biasanya bila myopia lebih dari 6 dioptri disertai kelainan pada fundus okuli dan pada panjangnya bola mata sampai terbentuk stafiloma postikum yang terletak pada bagian temporal papil disertai dengan atrofi karioretina.

D. Patofisiologi miopi Terjadinya elongasi sumbu yang berlebihan pada myopia patologi masih belum diketahui. Sama halnya terhadap hubungan antara elongasi dan komplikasi penyakit ini, seperti degenerasi chorioretina, ablasio retina dan glaucoma. Columbre dan rekannya, tentang penilaian perkembangan mata anak ayam yang di dalam pertumbuhan normalnya, tekanan intraokular meluas ke rongga mata dimana sklera berfungsi sebagai penahannya. Jika kekuatan yang berlawanan ini merupakan penentu pertumbuhan ocular post natal pada mata manusia, dan tidak ada bukti yang menentangnya maka dapat pula disimpulkan dua mekanisme patogenesa

Page 23: Anamnesis Penyakit Mata

terhadap elongasi berlebihan pada myopia.E. Manifestasi Klinik

Penglihatan kabur atau mata berkedip ketika mata mencoba melihat suatu objek dengan jarak jauh ( anak-anak sering tidak dapat membaca tulisan di papan tulis tetapi mereka dapat dengan mudah membaca tulisan dalam sebuah buku. Penglihatan untuk jauh kabur, sedangkan untuk dekat jelas. Jika derajat miopianya terlalu tinggi, sehingga letak pungtum remotum kedua mata terlalu dekat, maka kedua mata selalu harus melihat dalam posisi kovergensi, dan hal ini mungkin menimbulkan keluhan (astenovergen) . Mungkin juga posisi konvergensi itu menetap, sehingga terjadi strabismus konvergen (estropia). Apabila terdapat myopia pada satu mata jauh lebih tinggi dari mata yang lain dapat terjadi ambliopia pada mata yang myopianya lebih tinggi. Mata ambliopia akan bergulir ke temporal yang disebut strabismus divergen (eksotropia). (Illyas,2005). Pasien dengan myopia akan memberikan keluhan sakit kepala, sering disertai dengan juling dan celah kelopak yang sempit. Seseorang penderita myopia mempunyai kebiasaan mengerinyitkan matanya untuk mencegah aberasi sferis atau untuk mendapatkan efek pinhole (lubang kecil). Pasien myopia mempunyai pungtum remotum (titik terjauh yang masih dilihat jelas) yang dekat sehingga mata selalu dalam atau berkedudukan konvergensi yang akan menimbulkan keluhan astenopia konvergensi.bila kedudukan mata ini menetap, maka penderita akan terlihat juling kedalam atau esoptropia (Sidarta, 2005).

Gejala-gejala myopia juga terdiri dari:1. Gejala subjektif :

a. Kabur bila melihat jauhb. Membaca atau melihat benda kecil harus dari jarak dekatc. Lekas lelah bila membaca ( karena konvergensi yang tidak sesuai dengan akomodasi )d. Astenovergens

Page 24: Anamnesis Penyakit Mata

2. Gejala objektif :a. Myopia simpleks :

Pada segmen anterior ditemukan bilik mata yang dalam dan pupil yang relative lebar. Kadang-kadang ditemukan bola mata yang agak menonjol.Pada segmen posterior biasanya terdapat gambaran yang normal atau dapat disertai kresen myopia ( myopic cresent ) yang ringan di sekitar papil saraf optik.

b. Myopia patologik :1) Gambaran pada segmen anterior serupa dengan myopia simpleks.2) Gambaran yang ditemukan pada segmen posterior berupa kelainan-kelainan pada:3) Badan kaca : dapat

ditemukan kekeruhan berupa pendarahan atau degenarasi yang terlihat sebagai floaters, atau benda-benda yang mengapung dalam badan kaca. Kadang-kadang ditemukan ablasi badan kaca yang dianggap belum jelas hubungannya dengan keadaan myopia.

4) Papil saraf optic : terlihat pigmentasi peripapil, kresen myopia, papil terlihat lebih pucat yang meluas terutama ke bagian temporal. Kresen myopia dapat ke seluruh lingkaran papil sehingga seluruh papil dikelilingi oleh daerah koroid yang atrofi dan pigmentasi yang tidak teratur

5) Makula: Berupa pigmentasi di daerah retina, kadang-kadang ditemukan pendarahan subretina pada daerah macula.

6) Retina bagian perifer: Berupa

Page 25: Anamnesis Penyakit Mata

degenersi kista retina bagian perifer Seluruh lapisan fundus yang tersebar luas berupa penipisan koroid dan retina. Akibat penipisan ini maka bayangan koroid tampak lebih jelas dan disebut sebagai fundus tigroid. (Illyas,2005).

F. Pencegahan1. Tidak membaca dalam keadaan gelap2. Tidak menonton TV dalam jarak yang terlalu dekat3. Jangan membaca terlalu dekat

G. Pengobatan1. Penatalaksanaan Nonfarmakologi

a. Kacamata, kontak lensa, dan operasi refraksi adalah beberapa pilihan untuk mengobati gejala-gejala visual pada pada penderita myopia. Dalam ilmu keratotology kontak lensa yang digunakan adalah adalah kontak lensa yang keras atau kaku untuk pemerataan kornea yang berfungsi untuk mengurangi miopia.

b. Latihan pergerakan mata dan teknik relaksasiPara pelaksana dan penganjur terapi alternatif ini sering merekomendasikan latihan pergerakan mata dan teknik relaksasi seperti cara menahan (pencegahan). Akan tetapi, kemanjuran dari latihan ini dibantah oleh para ahli pengetahuan dan para praktisi peduli mata. Pada tahun 2005, dilakukan peninjauan ilmiah pada beberapa subjek. Dari peninjauan tersebut disimpulkan bahwa tidak ada bukti-bukti (fakta) ilmiah yang menyatakan bahwa latihan pergerakan mata adalah pengobatan myopia yang efektif.

c. Terapi dengan menggunakan laser dengan bantuan keratomilesis

Page 26: Anamnesis Penyakit Mata

(LASIK) atau operasi lasik mata, yang telah populer dan banyak digunakan para ahli bedah untuk mengobati miopia. Dalam prosedurnya dilakukan pergantian ukuran kornea mata dan dirubahnya tingkat miopia dengan menggunakan sebuah laser. Selain lasik digunakan juga terapi lain yaitu Photorefractive Keratotomy (PRK) untuk jangka pendek, tetapi ini menggunakan konsep yang sama yaitu dengan pergantian kembali kornea mata tetapi menggunakan prosedur yang berbeda. Selain itu ada juga pengobatan yang dilakukan tanpa operasi yaitu orthokeratologi dan pemotongan jaringan kornea mata. Orang-orang dengan miopia rendah akan lebih baik bila menggunakan teknik ini. Orthokeratologi menggunakan kontak lensa secara berangsur-angsur dan pergantian sementara lekukan kornea. Pemotongan jaringan kornea mata menggunakan bahan-bahan plastik yang ditanamkan ke dalam kornea mata untuk mengganti kornea yang rusak.

2. Penatalaksanaan Farmakologi Obat yang digunakan untuk penderita miopia adalah obat tetes mata untuk mensterilisasi kotoran yang masuk ke dalam mata. Obat-obat tradisionalpun banyak digunakan ada penderita myopia

Corpus Alienum di Mata DefinisiCorpus alienum adalah benda asing, merupakan salah satu penyebab terjadinya cedera mata, sering mengenai sclera, kornea, dan konjungtiva.

Benda yang masuk ke dalam bola mata

Page 27: Anamnesis Penyakit Mata

dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu4 :

1) Benda logam, seperti emas, perak,

platina, timah, besi tembaga

2) Benda bukan logam, seperti batu, kaca,

bahan pakaian

3) Benda inert, adalah benda yang terbuat

dari bahan-bahan yang tidak

menimbulkan reaksi jaringan mata, jika

terjadi reaksinya hanya ringan dan tidak

mengganggu fungsi mata. Contoh :

emas, platina, batu, kaca, dan porselin

4) Benda reaktif, terdiri dari benda-benda

yang dapat menimbulkan reaksi

jaringan mata sehingga mengganggu

fungsi mata. Contoh : timah hitam,

seng, nikel, alumunium, tembaga

Beratnya kerusakan pada organ-organ di dalam

bola mata tergantung dari4 :

a. Besarnya corpus alienum,

b. Kecepatan masuknya,

c. Ada atau tidaknya proses infeksi,

d. Jenis bendanya.

Patofisiologi

Benda asing di kornea secara umum masuk

ke kategori trauma mata ringan. Benda asing

dapat bersarang (menetap) di epitel kornea atau

stroma bila benda asing tersebut diproyeksikan

ke arah mata dengan kekuatan yang besar.4

Benda asing dapat merangsang timbulnya

reaksi inflamasi, mengakibatkan dilatasi

Page 28: Anamnesis Penyakit Mata

pembuluh darah dan kemudian menyebabkan

udem pada kelopak mata, konjungtiva dan

kornea. Sel darah putih juga dilepaskan,

mengakibatkan reaksi pada kamera okuli

anterior dan terdapat infiltrate kornea. Jika

tidak dihilangkan, benda asing dapat

menyebabkan infeksi dan nekrosis jaringan.4

Penyebab

Penyebab cedera mata pada pemukaan mata

adalah4 :

a. Percikan kaca, besi, keramik

b. Partikel yang terbawa angin

c. Ranting pohon

d. Dan sebagainya

Gambaran Klinik

Gejala yang ditimbulkan berupa nyeri,

sensasi benda asing, fotofobia, mata merah dan

mata berair banyak. Dalam pemeriksaan

oftalmologi, ditemukan visus normal atau

menurun, adanya injeksi konjungtiva atau

injeksi silar, terdapat benda asing pada bola

mata, fluorescein (+)3,4.

Tatalaksana

Mengambil corpus alienum tersebut dari

mata

EPISKLERITIS Definisi : Reaksi radang jaringan ikat vaskular yang terletak antara konjungtiva dan permukaan sklera, umumnya satu bola mata

Page 29: Anamnesis Penyakit Mata

Episkleritis adalah suatu kondisi yang relatif umum yang dapat mempengaruhi pada satu atau kedua mata. Episcleritis terjadi pada perempuan lebih banyak daripada laki-laki dan paling sering terjadi antara usia 40 dan 50 tahun.

Ada dua jenis episkleritis.

Episcleritis simple. Ini adalah jenis yang paling umum dari episkleritis. Peradangan biasanya ringan dan terjadi dengan cepat. Hanya berlangsung selama sekitar tujuh sampai 10 hari dan akan hilang sepenuhnya setelah dua sampai tiga minggu. Pasien dapat mengalami serangan dari kondisi tersebut, biasanya setiap satu sampai tiga bulan. Penyebabnya seringkali tidak diketahui.

Episkleritis nodular. Hal ini sering lebih menyakitkan daripada episkleritis simple dan berlangsung lebih lama. Peradangan biasanya terbatas pada satu bagian mata saja dan mungkin terdapat suatu daerah penonjolan atau benjolan pada permukaan mata. Ini sering berkaitan dengan kondisi kesehatan, seperti rheumatoid arthritis, colitis dan lupus.

Etiologi : umumnya tidak diketahui penyebabnya, tapi radang episklera mungkin disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas terhadap penyakit sistemik seperti, tuberkulosis, Reumatoid artritis, lues, SLE, sifilis, herpes zooster dll

Epidemiologi : umumnya penderita merupakan

Page 30: Anamnesis Penyakit Mata

perempuan usia pertengahan dengan penyakit bawaan reumatik

Gejala :- mata merah karena pelebaran pembuluh

darah- rasa sakit yang ringan- mengganjal- keluhan silau

Khas : bentuk radang pada episkleritis berupa tonjolan setempat, batas tegas dan warna merah ungu dibawah konjungtiva yang sakit jika ditekan pada episkleritis yang luas, gambaran klinis mirip dengan konjungtivitis. bedanya ada lah pada episkleritis tidak terdapat hiperemi konjungtiva tarsal, tidak ada sekret serta nyeri saat penekanan ringan bola mata

Patogenesis :Degradasi enzim dari serat kolagen dan invasi dari sel-sel radang meliputi sel T dan makrofag pada sklera memegang peranan penting terjadinya skleritis. Inflamasi dari sklera bisa berkembang menjadi iskemia dan nekrosis yang akan menyebabkan penipisan pada sklera dan perforasi dari bola mata.Inflamasi yang mempengaruhi sclera berhubungan eratdengan penyakit imun sistemik dan penyakit kolagen pada vaskular. disregulasi pada penyakit auto imun secara umum merupakan faktor predisposisi dari skleritis. Proses inflamasi bisa disebabkan oleh kompleks imun yang berhubungan dengan kerusakan vaskular (reaksi hipersensitivitas tipe I II dan respon kronik granulomatous (reaksi hipersensitivitas tipe IV). Interaksi tersebut adalah bagian darisistem imun aktif dimana dapat menyebabkan kerusakan sklera akibat deposisi kompleks imun pada pembuluh di episklera dan sklera yang menyebabkan perforasi kapiler dan venula post kapiler dan respon imun sel perantara

Terapi :- pembuluh darah yang melebar akan

mengecil bila diberi fenil efrin 2,5% topical

Page 31: Anamnesis Penyakit Mata

- pengobatan yang diberikan pada episkleritis adalah vasokonstriktor

- pada keadaan yang berat diberi kortikosteroid tetes mata, sistemik atau salisilat

Komplikasi : penyulit yang dapat timbul adalah terjadinya peradangan yang lebih dalam pada sklera yang disebut sebagai Skleritis

Prognosis :- kadang - kadang merupakan kelainan

berulang yang ringan, episkleritis dapat sembuh sempurna atau bersifat residif yang dapat menyerang tempat yang sama atau berbeda

- dengan pengobatan yang adekuat, episkleritis dapat sembuh dalam 1 minggu, sedangkan episkleritis nodular penyembuhan lebih lama, sampai beberapa minggu