analisis pendekatan kontekstual dalam buku teks...

79
ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS BIOLOGI TINGKAT SMP/MTs KELAS VII Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Licha Utari 108016100019 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H./2014 M

Upload: ngokhue

Post on 31-Jan-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

i

i

ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS

BIOLOGI TINGKAT SMP/MTs KELAS VII

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Licha Utari

108016100019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H./2014 M

Page 2: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

i

ABSTRAK

Licha Utari 108016100019. Analisis Pendekatan Kontekstual dalam Buku

Teks Biologi Tingkat SMP/MTs Kelas VII. Skripsi, Program Studi Pendidikan

Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui unsur-unsur kontekstual yang

terkandung dalam buku teks biologi tingkat SMP/ MTs Kelas VII yang digunakan

di sekolah-sekolah. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Tangerang. Metode

penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Pengambilan

sampel dilakukan dengan teknik purposive sample. Sampel penelitian berjumlah 3

buah buku teks pegangan siswa kelas VII. Kode buku A merupakan kurikulum

2013, kode buku B merupakan kurikulum KTSP, kode buku C merupakan

kurikulum KTSP yang berlabel kontekstual. Instrumen penelitian yang digunakan

adalah instrumen sederhana yang mengembangkan definisi dari setiap komponen

pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang diberikan.

Instrumen divalidasi oleh dosen pembimbing dan staff ahli dari Balitbang.

Analisis data yang diperoleh menunjukkan keunggulan buku kurikulum 2013 ada

pada lima unsur yaitu konstruktivisme sebesar 60.36%, bertanya 38.13%, Inquiry

32.2%, masyarakat belajar 10.98% dan refleksi 22.86%. Buku kurikulum

sebelumnya (KTSP 2006) yang tidak berlabel kontekstual unggul pada unsur

pemodelan sebesar 14.17% dibandingkan buku yang lainnya. Buku kurikulum

KTSP 2006 yang berlabel kontekstual memiliki keunggulan dalam penilaian

autentik sebesar 4.7%.

Kata Kunci : Kontekstual, Buku Teks, Konstruktivisme, Penilaian Autentik

i

Page 3: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

ii

ABSTRACT

Licha Utari 108016100019. Contextual Approach Analysis on Grade 7 Junior

High School Biology Text Book. BA Thesis, Biology Education Study Program,

Department of Natural Sciences Education, Faculty of Tarbiya and Teaching

Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.

This study aims to explore contextual factors embedded in Biology text

book for grade 7 Junior High School. This study was carried out in Tangerang. It

employed descriptive qualitative research method. Purposive sampling technique

was used to determine the samples; three grade 7 text books. Book code „A‟

indicated 2013 curriculum book, then book code „B‟ represented KTSP

curriculum, and book code „C‟ symbolized KTSP curriculum book with contextual

label. Then the instrument of this study was the elaboration of each contextual

approach factors corresponding to the problem. This instrument was validated by

academic advisor and an expert from Balitbang. The results indicated that 2013

curriculum book is superior in five factors, these are constructivism 60.36%,

questioning 38.13 %, inquiry 32.20%, community learning 10.98% and reflection

22.86%. The book in the previous curriculum (KTSP 2006), which is not labelled

contextual, is more excellent in the modelling factor 14.17% than the other books.

The last book, KTSP 2006 with contextual label, is greater in authentic

assessment 4,7%.

Keywords: Contextual, Text book, Constructivism, Authentic Assessment

ii

Page 4: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat

dan ridho-Nya yang telah memberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi

dengan judul Analisis Pendekatan Kontekstual Dalam Buku Teks Biologi

Tingkat SMP/MTs Kelas VII.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini tidak terlepas dari bantuan

dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

ingin mengucapkan terima kasih. Dengan ketulusan dan kerendahan hati, penulis

menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Eny S. Rosyidatun, MA., Dosen pembimbing akademik.

5. Bapak Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd., Pembimbing I dalam penyusunan skripsi.

Terima kasih atas bimbingan Bapak selama ini, semoga Allah membalas

semua kebaikan Bapak.

6. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., Pembimbing II dalam penyusunan skripsi.

Terima kasih atas bimbingan Ibu selama ini, semoga Allah membalas semua

kebaikan Ibu.

7. Bapak Sujari H. Prayitno dan Mama Endang Yuliati tercinta, terima kasih

atas doa, motivasi serta kasih sayangnya.

8. Adik-adik ku Adi dan Ilham tersayang, terima kasih atas doa, motivasi serta

kasih sayangnya.

iii

Page 5: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

iv

9. Sahabat-sahabat biologi A angkatan 2008, khususnya Tri Suwarno, Triyana,

Endri, Nelly, Tata, dan lulu terima kasih atas dukungan, doa serta bantuan

Kalian semua.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu baik secara langsung

maupun tidak langsung, dari lubuk hati yang paling dalam Saya ucapkan

terima kasih.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini cukup sempurna.

Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada

umumnya.

Jakarta, Mei 2015

Penulis

iv

Page 6: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... i

ABSTRACT ........................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah ................................................................... 4

D. Perumusan Masalah ..................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN DAN

KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Teori ................................................................................. 6

1. Pengertian Buku Teks ........................................................... 6

2. Syarat-syarat Buku Teks yang Baik ..................................... 7

3. Tujuan dan Fungsi Buku Teks ..............................................10

4. Buku Sekolah Elektronik (BSE) ...........................................12

5. Penilaian Buku Teks Pelajaran..............................................13

6. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching

and Learning) ....................................................................... 14

7. Konsep Belajar Megajar IPA Melalui Pendekatan

Kontekstual ........................................................................... 16

8. Literasi Sains ......................................................................... 18

v

Page 7: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

vi

9. Situasi dan Konteks pada PISA ............................................ 20

B. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................... 22

C. Kerangka Berpikir ....................................................................... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian ..................................................... 27

B. Teknik Sampling ......................................................................... 28

C. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 28

D. Instrumen Penelitian .................................................................... 29

E. Teknik Analisis Data ................................................................... 30

F. Uji Keabsahan Data ..................................................................... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Buku dan Topik ........................................................... 33

B. Hasil Penelitian ............................................................................ 34

C. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 48

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 61

B. Saran ............................................................................................ 62

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 63

LAMPIRAN ....................................................................................................... 65

vi

Page 8: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Cakupan Penelitian Konteks dalam PISA ........................................... 21

Tabel 3.1 Kisi- kisi Instrumen ............................................................................. 29

Tabel 4.1 Data Buku yang Diteliti ..................................................................... 33

Tabel 4.2 Topik buku dan PISA yang bersinergi ................................................ 34

Tabel 4.3 Data analisis dari unsur kontekstual.................................................... 34

vii

Page 9: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Data analisis unsur kontekstual kode A .......................................... 35

Gambar 4.2 Data analisis unsur kontekstual kode C2 ........................................ 43

Gambar 4.3 Data analisis unsur kontekstual kode B1 ........................................ 46

viii

Page 10: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ........................................................ 65

Lampiran 2. Gambar Data Indikator Kode Buku A ............................................ 68

Lampiran 3. Gambar Data Karakteristik Kode Buku A ...................................... 69

Lampiran 4. Gambar Data Indikator Kode Buku B1 .......................................... 70

Lampiran 5. Gambar Data Karakteristik Kode Buku B1 .................................... 71

Lampiran 6. Gambar Data Indikator Kode Buku B2 .......................................... 72

Lampiran 7. Gambar Data Karakteristik Kode Buku B2 .................................... 73

Lampiran 8. Gambar Data Indikator Kode Buku C1 .......................................... 74

Lampiran 9. Gambar Data Karakteristik Kode Buku C1 .................................... 75

Lampiran 10. Gambar Data Indikator Kode Buku C2 ........................................ 76

Lampiran 11. Gambar Data Karakteristik Kode Buku C2 .................................. 77

Lampiran 12. Uji Referensi ................................................................................. 78

ix

Page 11: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan standarisasi buku teks

pelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor

11 Tahun 2005 tentang Buku Teks Pelajaran bagi Peserta Didik. Buku teks

pelajaran diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih terjamin dan akurat

pada peserta didik, sehingga dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.1

Buku merupakan salah satu faktor penentu suatu program pengajaran. Buku

ajar adalah bentuk dari uraian dan rincian dalam kurikulum dan silabus. Proses

perencanaan kurikulum yang bermutu, tidak akan berjalan dengan baik, tanpa

adanya buku-buku teks yang bermutu sehingga tujuan pembelajaran tidak akan

pernah tercapai dengan baik.2 Buku teks merupakan komponen penting dari

perangkat kurikulum di sekolah. Pentingnya buku teks sebagai sarana belajar

mengajar sehingga UNESCO mencanangkan semboyan book for all yang tertuang

dalam semboyan seperti buku adalah guru yang tidak pernah jemu, buku adalah

jendela informasi dunia, dan buku menjadi sarana pokok untuk menyimpan dan

menyebarluaskan khazanah ilmu pengetahun, teknologi, informasi, dan seni.3

Buku teks berperan sebagai media instruksional yang dominan di kelas

dalam penyampaian materi di dalam kurikulum.4 Buku teks juga berperan sebagai

sumber informasi yang keakuratannya lebih terjamin.5 Buku teks juga berperan

sebagai acuan bagi para guru untuk memberikan materi kepada peserta didik.

1Pudji Muljono, “Kegiatan Penilaian Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah”,

Naskah Akademik Penilaian Buku Teks Pelajaran, h. 1. 2Widiasih, “Kajian Terhadap Penyajian Konsep Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA) pada Buku

Ajar IPA Kelas VI Sekolah Dasar (SD)”, Jurnal Pendidikan, Volume 3, Nomor 1, Maret 2002, h.

2. 3 Aim Abdulkarim, “Analisis Isi Buku Teks dan Implikasinya dalam Memberdayakan

Keterampilan Berpikir Peserta didik SMA”, Jurnal Forum Kependidikan, Volume 26, Nomor 2,

Maret 2007, h. 71. 4 Pudji Muljono. loc. cit.

5 Ibid., h.1

Page 12: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

2

Kita bisa menarik kesimpulan dari uraian buku di atas bahwa buku teks

adalah segala bahan tulisan yang memuat materi dalam pembelajaran selama

proses belajar. Buku teks membantu peserta didik untuk menambah wawasan dan

ilmu pengetahuan. Buku teks membuat sarana dalam belajar dikelas menjadi

efisien karena guru tidak perlu mencatat materi, guru hanya menerangkan catatan

penting, selebihnya peserta didik yang harus membaca dan guru hanya sebagai

fasilitator.

Pentingnya peranan buku teks dalam pembelajaran mengharuskan buku teks

berkualitas baik. Buku teks pelajaran memiliki kualitas yang baik jika memenuhi

standar tertentu.6 Di antaranya buku teks harus :

1. Memperhatikan karakteristik siswa dengan lingkungannya,

2. Mengandung nilai-nilai kehidupan yang bisa dipelajari untuk kehidupan

sehari-hari,

3. Merangkum berita-berita terbaru sekitar kehidupan,

4. Membangkitkan motivasi yang positif bagi para pembaca.7

Pengaitan pengalaman belajar dengan kehidupan sehari-hari disebut

kontekstual. Unsur kontekstual suatu buku teks dinilai melalui butir-butir

instrumen penilaian buku teks.8

Buku teks IPA penting disajikan dengan pendekatan kontekstual. Buku teks

kontekstual menghubungkan teori, fenomena dan permasalahan yang ditemui

sehingga siswa dapat mengimplementasikan teori, konsep dan prinsip yang sudah

dipelajari dengan kehidupan sehari-hari.9 Akibat peserta didik mempelajari buku

teks pelajaran yang kontekstual, maka tercipta pembelajaran yang menyenangkan,

sehingga konsep biologi lebih mudah dipahami dan peserta didik dapat

mengaitkan ilmu yang telah dimilikinya dengan kehidupan nyata sehari-hari.10

6 Ibid.

7 Indriyati Ibrahim, “Representasi Konsep Biologi kontekstual pada Buku Pelajaran IPA

Kelas VIII”, Journal of Research and Educational Research Evaluation, Juni 2012, h. 83. 8 Mohamad Waluyo, “Analisis Buku Sekolah Elektronik (BSE) Kelas VII SMP Pelajaran

Matematika Ditinjau dari Implementasi Pendekatan Kontekstual”, Skripsi pada Program Sarjana

Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, 2010, h. 5. 9 Indriyati Ibrahim, op. cit., h. 83

10 Ibid.

Page 13: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

3

Pendekatan kontekstual juga menjadi syarat dalam penilaian buku di Badan

Standar Nasional Pendidikan (BSNP) pada instrumen 2 penilaian buku butir 10

mengenai masalah kontekstual, dijelaskan:

Materi menyajikan masalah kontekstual yang akrab, menarik, atau

bermanfaat bagi peserta didik. Masalah kontekstual sedapat mungkin

dimunculkan pada bagian awal sajian dengan maksud untuk memfasilitasi

penemuan konsep, prinsip, atau prosedur. Masalah tersebut dapat pula

disajikan di bagian akhir sebagai uji pemahaman, ilustrasi aplikasi, atau

generalisasi.11

Fakta yang terjadi di lapangan bahwa banyak buku teks pelajaran yang

diterbitkan oleh berbagai penerbit, baik oleh pihak swasta maupun pemerintah,

telah menimbulkan banyak perbedaan antara satu buku dengan buku lainnya.

Sebagai contoh, buku teks IPA kelas VII yang telah diterbitkan oleh Badan

Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sebanyak 40 buku teks.12

Dalam hal ini,

pemerintah tidak memberikan pengarahan buku-buku mana saja yang harus

digunakan sebagai bahan ajar. Persoalan seleksi mutu buku teks menjadi sangat

penting karena banyaknya buku teks yang telah diterbitkan. Oleh karena itu,

pemakaian buku teks secara serampangan (tanpa seleksi yang memadai) dapat

menimbulkan kerugian khususnya bagi peserta didik.13

Buku-buku yang umumnya banyak digunakan di SD adalah buku–buku

yang banyak mencantumkan soal-soal latihan. Dengan banyaknya berlatih soal-

soal tersebut, guru beranggapan bahwa peserta didik akan memahami IPA melalui

proses bagaimana menemukan konsep tersebut. Padahal, untuk menemukan

konsep-konsep IPA diperlukan buku teks yang mengarahkan kepada IPA sebagai

inkuiri.14

Penelitian lain menunjukkan bahwa kurangnya memenuhi kriteria

kontekstual dalam standar isi buku IPA Biologi kelas VII di Kota Semarang pada

suatu buku tertentu.15

Penelitian dari Aim Abdulkarim menunjukkan bahwa buku

teks yang digunakan pada tingkat SMA di Kota Bandung kurang membangkitkan

11

Mohammad Waluyo, op. cit., h. 5. 12

Tim Penyusun. Daftar Buku Teks Pelajaran yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk

Digunakan dalam Proses Pembelajaran SMP/MTs, (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, 2011), h. 36. 13

Aim Abdulkarim, op. cit., h. 72. 14

Widiasih, op. cit., h. 2. 15

Indriyati ibrahim, op. cit., h. 83

Page 14: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

4

minat siswa, buku teks kurang mudah dipahami, belum memiliki muatan materi

yang dapat memotivasi, merangsang, dan melatih kemampuan berpikir siswa

kadar tinggi.16

Peran buku teks yang dominan dalam pembelajaran menjadikan penggunaan

buku teks harus dipilih secara kritis.17

Salah satu cara kritis untuk menilai buku

teks pelajaran adalah melalui indikator kontekstual yang meliputi constructivism

(konstruktivisme, membangun, membentuk), questioning (bertanya), inquiry

(menyelidiki, menemukan), learning community (masyarakat belajar), modelling

(pemodelan), reflection (refleksi atau umpan balik), authentic assessment

(penilaian autentik).

Untuk mengetahui perbedaan variasi buku teks antara penerbit satu dengan

penerbit lainnya berdasarkan analisis indikator kontekstual maka penulis

melakukan penelitian dengan judul, “Pendekatan Kontekstual dalam Buku

Teks Biologi Tingkat SMP/MTs Kelas VII”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis dapat

mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Banyaknya buku teks yang beredar tanpa ada pengesahan dari Pemerintah

sehingga membingungkan pihak sekolah untuk memilih buku teks yang tepat.

2. Buku teks yang digunakan di sekolah umumnya belum mengaitkan ilmu yang

telah dipelajari dengan kehidupan sehari-hari, materi yang disajikan kurang

memotivasi peserta didik dan kurangnya penyajian gambar atau contoh.

3. Buku teks kurang mudah dipahami peserta didik.18

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini dibatasi pada aspek-aspek

berikut:

16 Aim Abdulkarim, op, cit., h. 78. 17 Ibid., h. 72. 18

Ibid., h. 78.

Page 15: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

5

1. Analisis buku yang dimaksud adalah analisis buku pelajaran biologi

berdasarkan kesesuaian dengan unsur kontekstual.

2. Buku teks yang dimaksud dalam penelitian ini adalah buku teks utama yang

memuat materi pelajaran biologi yang menjadi pegangan peserta didik di

sekolah pada tingkat SMP kelas VII.

3. Hanya ada peneliti dan satu validator buku teks karena sulitnya mencari

validator kedua yang ahli dibidang kontekstual.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut:

“Apakah penyajian konsep yang ada pada buku teks biologi tingkat

SMP/MTs Kelas VII menggunakan pendekatan kontekstual ?”

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui unsur-unsur

kontekstual yang terkandung dalam buku teks biologi yang digunakan di sekolah-

sekolah.

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi beberapa orang yang terlibat dalam

bidang pendidikan, diantaranya:

1. Bagi guru, bahwa hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai

buku biologi yang mengandung unsur-unsur kontekstual.

2. Bagi pembaca, bahwa hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan

untuk pengembangan dalam penelitian buku teks selanjutnya.

Page 16: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

6

BAB II

DESKRIPSI TEORITIK

A. Buku Teks Pelajaran

1. Pengertian Buku Teks

Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang dimanfaatkan oleh

guru/instruktur untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan

yang digunakan dapat berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.19

Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis dan

memperlihatkan bagian utuh dari kompetensi yang nantinya harus dikuasai oleh

peserta didik selama kegiatan belajar mengajar di sekolah.20

Bahan ajar yang

digunakan di sekolah dapat berupa buku teks, yang merupakan bahan ajar cetak.

Buku teks merupakan buku yang mengandung substansi materi pelajaran

atau bidang studi tertentu, yang penulisannya dilakukan secara sistematis dengan

proses penyeleksian yang mengacu pada tujuan, orientasi pembelajaran dan

perkembangan peserta didik, dengan tujuan akhir untuk diasimilasikan.21

Sedangkan menurut Safdar buku teks adalah dasar dan pelengkap pembelajaran

guru dalam proses belajar mengajar. Buku teks menjadi dasar dan pendukung

pada aktivitas pembelajaran di kelas.22

Direktorat Pendidikan Menengah Umum memaparkan bahwa buku teks

adalah kumpulan dari berbagai tulisan yang dibuat secara sistematis, yang

mengandung materi pelajaran tertentu, dan disusun oleh penulis dengan mengacu

pada kurikulum yang berlaku. Isi materi pada buku teks, diturunkan dari

kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.23

19

Depdiknas, Panduan Pengembangan Bahan Ajar, Departemen Pendidikan Nasional,

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah

Menengah Atas, 2008, h.6 20

Ibid., h. 6 21

Masnur Muslich, Text Book Writing, (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2010), cet. 2, h. 50. 22

Safdar,dkk, An analysis of Biology Textbook for 9th

Class Published By NWFP Textbook

Board Peshawar, Pakistan. International Journal of Academy Research, Volume 3, nomor 2,

march 2011, p. 314.

23

Ibid., h. 50.

6

Page 17: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

7

Buku teks pelajaran membagi buku menjadi dua bagian, yakni buku teks

utama dan buku teks pelengkap. Buku teks utama berisi bahan-bahan pelajaran

suatu bidang studi yang digunakan sebagai buku pokok bagi peserta didik dan

guru dalam mengajar di sekolah. Buku teks pelengkap adalah buku yang sifatnya

membantu untuk menyempurnakan materi atau tambahan bagi buku teks utama

dan digunakan oleh guru dan peserta didik.24

Buku teks pelajaran yang dimaksud dalam penelitian kali ini adalah buku

teks utama yang digunakan oleh guru dan peserta didik di sekolah. Adanya buku

teks tersebut, peserta didik dituntun untuk berlatih, berpraktik, atau mencobakan

teori-teori yang sudah dipelajari dari buku tersebut dan mengulang pelajaran serta

mempelajari pelajaran selanjutnya yang akan diajarkan. Waktu guru dalam

mengajar pun lebih efisien karena peserta didik telah membaca terlebih dahulu

pelajarannya, sehingga guru hanya sebagai fasilitator.

Buku teks pelajaran memiliki fungsi untuk mengoptimalisasi pengembangan

pengetahuan deklaratif dan pengembangan prosedural. Pengetahuan tersebut harus

menjadi target utama dari buku pelajaran yang digunakan di sekolah.25

2. Syarat- Syarat Buku Teks yang Baik

Buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi suatu ilmu

pengetahuan sebagai hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis.

Buku yang baik adalah buku yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik

dan mudah dimengerti, disajikan secara menarik dilengkapi dengan gambar dan

keterangan-keterangannya, isi buku juga menggambarkan sesuatu yang sesuai

dengan ide penulisannya. Buku pelajaran berisi tentang ilmu pengetahuan yang

dapat digunakan oleh peserta didik untuk belajar.26

Buku teks atau dengan kata lain buku ajar, yakni buku yang menjadi

pegangan pembelajaran untuk digunakan di sekolah. Buku teks memiliki peran

24

Bambang Sutedjo, Pengembangan Bahan Ajar dan Media, h. 16. Diakses melalui

Tedjofilewordpress.com/pengembangan-materi-ajar-lpp-maret-2008 pada juni 2010 25

Ibid., 26

Depdiknas, op. cit.,h.6

Page 18: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

8

untuk menyajikan pengalaman tak langsung dalam jumlah yang banyak dan untuk

menunjang program pengajaran.27

Syarat – syarat buku teks yang bermutu adalah penyajiannya menarik,

menantang, materinya bervariasi, sehingga membuat peserta didik termotivasi

untuk mempelajarinya. Oleh karena itu dalam penyusunan buku teks harus

memenuhi kriteria-kriteria tertentu antara lain sudut pandang (point of view),

kejelasan konsep, Relevan, menarik minat, menumbuhkan motivasi,

menstimulasi dan merangsang aktivitas peserta didik, ilustratif, bahasa yang

mudah dimengerti, berhubungan dengan mata pelajaran lain, menghargai

perbedaan individu, memantapkan nilai-nilai.28

a. Sudut pandang (point of view).

Buku teks harus mempunyai landasan, prinsip, dan sudut pandang tertentu

yang menjiwai dan melandasi buku teks secara keseluruhan. Buku tersebut

harus menjelaskan tentang materi yang disampaikan oleh guru.

b. Kejelasan konsep. Konsep-konsep yang digunakan dalam suatu buku teks harus

jelas dan tandas. Konsep yang disampaikan harus sesuai dengan materi, agar

siswa mudah mencernanya.

c. Relevan dengan kurikulum. Buku teks harus relevan dengan kurikulum yang

berlaku. Buku harus menyesuaikan dengan kurikulum yang ditetapkan oleh

pemerintah.

d. Menarik minat. Buku teks ditulis untuk peserta didik sehingga penulis harus

mengerti bagaimana menyajikan buku tersebut agar peserta didik senang untuk

mempelajarinya.

e. Menumbuhkan motivasi. Buku teks yang dapat membuat peserta didik merasa

ingin dan senang untuk mengerjakan tugas atau latihan-latihan. Buku yang

membuat para peserta didik selalu ingin menyelesaikan semua tugas-tugas

yang ada di buku tersebut.

27

Aim Abdulkarim, Analisis Isi Buku Teks dan Implikasinya dalam Memberdayakan

Keterampilan Berpikir Siswa SMA, Jurnal Forum Kependidikan, Volume 26, nomor 2, maret

2007, h. 73. 28 Masnur Muslich, op. cit., h. 53.

Page 19: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

9

f. Menstimulasi aktivitas peserta didik. Buku yang merangsang, menantang, dan

menggiatkan aktivitas peserta didik. Bagaimana buku tersebut membuat

peserta didik selalu terpacu untuk melakukan percobaan-percobaan yang baru.

g. Ilustratif. Buku teks harus di sertai dengan ilustrasi yang mengena dan

menarik. Agar peserta didik lebih mudah untuk mempelajari hal-hal yang susah

untuk diperlihatkan.

h. Keterbacaan bahasa. Bahasa buku haruslah sesuai dengan bahasa peserta didik.

Kalimat-kalimatnya efektif dan terhindar dari makna ganda. Maksudnya agar

guru dan peserta didik bisa komunikasi searah dalam melaksanakan kegiatan

belajar-mengajar.

i. Menunjang mata pelajaran lain. Misalnya peserta didik membaca buku

biologi, maka dengan sendirinya, peserta didik akan termotivasi untuk

membaca buku fisika.

j. Menghargai perbedaan individu. Tidak semua buku menjelaskan teori dengan

perincian yang sama. Maka seharusnya setiap buku mengutamakan persamaan

konsep.

k. Memantapkan nilai-nilai. Buku teks yang baik berusaha memantapkan nilai.

Nilai yang berlaku dalam masyarakat, melestarikan nilai-nilai perjuangan, dan

semangat UUD 1945. Mengajarkan siswa bagaimana bersosialisai dengan

masyarakat lainnya serta beretika baik.

Materi dalam buku teks harus berdasarkan dari taksonomi bloom. Memulai

materi dari yang mudah sampai ke materi yang sulit. Materi tersebut juga harus

mengandung pokok-pokok bahasan serta penjabarannya. Untuk memudahkan

peserta didik dalam memahami materi, maka buku teks juga harus menampilkan

gambar, grafik, istilah atau rumus yang sesuai dengan peserta didik.29

Buku teks yang berkualitas harus memiliki semua komponen yang

disebutkan diatas serta harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Kurikulum

merupakan pedoman dan panduan dalam sistem pembelajaran agar sistem

pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

29

Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), cet. 3,

h. 125..

Page 20: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

10

3. Tujuan dan Fungsi Buku teks

Buku teks berdasarkan segi isinya merupakan buku yang berisi materi

bahan ajar bidang tertentu, untuk jenjang pendidikan tertentu, dan pada kurun

ajaran tertentu. Buku teks berdasarkan segi tata letaknya merupakan sajian bahan

ajar yang mempertimbangkan beberapa faktor yaitu tujuan pembelajaran,

kurikulum dan struktur program pendidikan, tingkat perkembangan peserta didik,

kondisi dan fasilitas sekolah, kondisi guru dan pemakainya.30

Dari segi fungsinya, selain mempunyai fungsi umum sebagai sosok buku,

buku teks mempunyai fungsi sebagai sarana pengembang bahan dan program

dalam kurikulum pendidikan. Buku teks sebagai bahan materi yang akan

disampaikan dalam pengajaran. Sarana pemerlancar tugas akademik guru. Buku

teks membuattugas guru menjadi lebih terarah. Sarana pemerlancar ketercapaian

tujuan pembelajaran. Buku teks membimbing guru untuk melanjutkan pengajaran

berikutnya. Sarana pemerlancar efisiensi dan efektivitas kegiatan pembelajaran.

Guru hanya menerangkan saja, tidak perlu guru harus mencatat, sehingga lebih

efisien.31

Sementara itu, nilai lebih buku teks bagi guru yaitu buku teks memuat

persediaan materi bahan ajar. Guru bisa lebih terencana dalam melaksanakan

pengajaran. Buku teks memuat masalah-masalah terpenting dari satu bidang

studi. Guru bisa lebih jelas dalam menjelaskan pokok permasalahan dari materi

yang diajarkan. Buku teks banyak memuat alat bantu pengajaran, misalnya

gambar, skema, diagram, dan peta. Buku teks yang memuat alat peraga, akan

memudahkan guru untuk menjelaskan hal-hal yang sulit dibayangkan peserta

didik, seperti gambar sel, darah dan jaring-jaring makanan. Buku teks merupakan

rekaman yang permanen untuk memudahkan guru mengevaluasi kembali

pengajaran yang disampaikan. Buku teks memuat bahan ajar yang seragam.

Maksudnya adalah kesamaan evaluasi, dan juga kelancaran diskusi, sehingga guru

tidak melenceng dari kurikulum. Buku teks memungkinkan peserta didik belajar

di rumah. Peserta didik dapat mengulang kembali pelajaran yang disampaikan di

30

Masnur Muslich, op. cit., h. 52. 31

Ibid., h.52.

Page 21: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

11

sekolah. Buku teks memuat bahan ajar yang telah tertata menurut sistem dan

logika tertentu. Buku teks membebaskan guru dari kesibukan mencari bahan ajar

sendiri sehingga sebagian waktunya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain.32

Membaca buku teks akan membuat peserta didik terdorong untuk berpikir

dan berbuat yang positif, misalnya memecahkan masalah yang dilontarkan dalam

buku teks, mengadakan pengamatan yang disarankan dalam buku teks, atau

melakukan pelatihan yang diinstruksikan dalam buku teks.33

Buku teks mempunyai peran tersendiri bagi orang tua untuk memantau dan

menemani ketika peserta didik belajar di rumah. Orang tua dapat menerangkan

kembali materi yang di pelajari di sekolah agar anaknya dapat lebih memahami

materi pelajaran. Orang tua bisa mengetahui daya serap anaknya terhadap materi

mata pelajaran tertentu. Apabila daya serapnya kurang, perlu dilakukan perbaikan,

dan apabila daya serapnya baik, perlu juga dilakukan langkah-langkah

pemantapan atau pengayaan.34

Keberadaan buku teks sangat banyak fungsinya. Fungsi buku teks tidak

hanya bagi guru, tetapi peserta didik dan orang tua pun butuh buku teks untuk

memantapkan atau mengulang materi yang diajarkan di sekolah. Keberadaan buku

teks juga sangat fungsional sebagai kelancaran dalam proses belajar mengajar dan

bisa mengefisienkan waktu belajar mengajar di sekolah.

4. Buku Sekolah Elektronik (BSE)

Kebijakan pemerintah pada tahun ajaran baru 2008/2009 ialah

diluncurkannya Buku Sekolah Elektronik (BSE). Jumlah Buku Sekolah

Elektronik yang disingkat BSE atau e-Book ini sejatinya telah mencapai kurang

lebih seribu seratus tiga puluh ( ± 1130 ) judul buku. Tersedia untuk tingkatan

SD/MI, SMP/MTs dam SMA/SMK/MA.35

Anggaran yang dialokasikan oleh

Depdiknas guna mensukseskan program ini pun mencapai hingga 20 miliar.

32

Ibid., h. 55. 33 Ibid. 34

Ibid., h. 56. 35

Tim Penyususn. Daftar Buku Teks Pelajaran yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk

Digunakan dalam Proses Pembelajaran SMA/MA,(Jakarta: Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, 2011), h.126.

Page 22: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

12

Keberadaan BSE ini awalnya diharapkan agar buku teks pelajaran mudah diakses

sehingga peserta didik dan pendidik di seluruh Indonesia dapat memanfaatkannya

sebagai sumber belajar yang bermutu dan terjangkau.36

BSE merupakan wadah penunjang bagi Program Massal Buku Teks

Pelajaran Murah, dimana pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan

Nasional telah membeli hak cipta buku-buku teks pelajaran tertentu dari

penulisnya langsung. Tentu saja, buku-buku tersebut telah dinilai kelayakannya

oleh Badan Nasional Standarisasi Pendidikan (BSNP) sesuai dengan

Permendiknas No. 46/2007, Permendiknas No. 12/2008, Permendiknas No.

34/2008 dan Permendiknas No. 41/2008. Dengan BSE, buku teks pelajaran dapat

diunduh oleh siapa saja, kapan saja, di mana saja melalui situs

http://bse.depdiknas.go.id.37

Guru harus bisa memanfaatkan sumber pengetahuan dan informasi untuk

memperkaya wawasan, pemikiran dan inspirasi melalui buku BSE.38

BSE bisa di

unduh secara gratis melalui website khusus, tetapi BSE ini juga menjadi hal yang

sulit diwujudkan, karena pihak sekolah susah mengeluarkan uang untuk

mengcopy unduhan tersebut.

Sebenarnya memang tidak ada kewajiban untuk memakainya, yang ada

hanya anjuran. Sekolah/guru lah yang pada akhirnya menentukan buku yang

dipakai di sekolah, bukan siswa atau orang tuanya. Jadi, meskipun sudah ada

himbauan agar sekolah memakai BSE, tapi kalau guru/sekolah memutuskan untuk

memakai buku lain (yang tidak ada dalam BSE), maka siswa/orang tua tidak akan

bisa berbuat apa-apa kecuali membelinya. Dalam kasus seperti itu, yang tidak

punya uang akan terpaksa belajar tanpa memakai buku.

Cara sederhana yang dapat digunakan oleh orangtua dalam mengidentifikasi

buku teks pelajaran yang layak digunakan di sekolah adalah Bagian belakang

buku memakai legalitas berdasarkan SK Dirjen Dikdasmen Nomor 455 atau 505

36

Mohamad Waluyo.” Analisis Buku Sekolah Elektronik (BSE) Kelas VII SMP Pelajaran

Matematika Ditinjau dari Implementasi Pendekatan Kontekstual”, Skripsi pada Program Sarjana

Univesitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, 2010, h 20. 37

Tim Penyusun. op. cit., h. iv. 38

Jamal Ma’mur Asmani. Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah, (Jogjakarta: Diva Press, 2012),

h. 210.

Page 23: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

13

atau Permendiknas Nomor 26/2005 atau Nomor 22/2007. Disajikan dalam bentuk

satu tahun (tidak per semester). Mencantumkan harga jual maksimal buku pada

jilid luar. Menggunakan kertas HVS bukan kertas koran. Pada bagian jilid muka

tidak menggunakan embel-embel tulisan rujukan kurikulum yang digunakan.39

Berdasarkan pengertian Buku Sekolah Elektronik (BSE) tersebut, maka para

guru atau orang tua tidak perlu khawatir untuk mencetak atau memperbanyak

buku BSE. Malah pemerintah menganjurkan untuk mencetaknya agar

mempermudah peserta didik dalam belajar. Para orang tua juga bisa

mengidentifikasi sendiri buku teks pelajaran yang layak digunakan untuk anak-

anak mereka.

5. Penilaian Buku Teks Pelajaran

Komponen penilaian buku teks pelajaran meliputi empat komponen

komponen kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, kegrafikaan dan dilaksanakan

dalam dua tahap pokok. 40

Komponen penilaian kelayakan harus disesuaikan dengan SK dan KD mata

pelajaran, perkembangan anak dan kebutuhan masyarakat. Kelengkapan materi dan

life skills. Keluasaan materi untuk maju dan berkembang serta keberagaman nilai-

nilai sosial yang ada pada masyarakat sekitar.

Komponen penilaian kebahasaan meliputi indikator keterbacaan, kesesuaian

dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar serta logika berbahasa. Buku

teks yang baik harus mengikuti bahasa yang mudah di pahami peserta didik sesuai

dengan jenjang kelas. Bahasa yang sesuai kaidah dapat mengajarkan siswa berlatih

komunikasi yang baik dan benar.

Komponen penyajian meliputi teknik sistematika penyajian. Meliputi

keruntutan materi dalam penyajian seta pembelajaran. Teknik pembelajaran

dimaksudkan dalam observasi, investigasi, eksplorasi, atau inkuiri, masalah

kontekstual, dan menumbuhkan berpikir kritis.

Komopnen kegrafikaan meliputi indikator ukuran/format buku, desain bagian

kulit, desain bagian isi, kualitas kertas, kualitas cetakan, kualitas jilidan. Buku teks

39

Mohamad Waluyo, loc. cit. 40

Pudji Muljono, op. cit., h. 9

Page 24: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

14

yang memiliki kegrafikaan yang bagus akan membuat peserta didik lebih senang

untuk membaca. Misalnya dengan desain buku yang center,colour and picture.

Memusatkan inti materi di tengah kertas. Mendesain buku dengan banyak warna dan

gambar .

B. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang mengaitkan materi

pembelajaran dengan konteks dunia nyata yang dihadapi siswa sehari-hari baik

dalam lingkungan keluarga, masyarakat, alam sekitar dan dunia kerja, sehingga

peserta didik mampu membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan melibatkan tujuh

komponen utama pembelajaran yakni konstruktivisme (constructivism), bertanya

(questioning), menyelidiki (inquiry), masyarakat belajar (learning community),

pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian autentik (authentic

assessment).41

Konstruktivisme (constructivism) adalah peserta didik

mengkonstruksi/membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru

berdasarkan pada pengetahuan awal melalui proses interaksi sosial dan asimilasi-

akomodasi. Implikasinya adalah pembelajaran harus dikemas menjadi proses

“mengkonstruksi” bukan menerima pengetahuan.

Tanya jawab (questioning) dalam kegiatan belajar mengajar, peserta didik

belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis. Bertanya atau dalam

pembelajaran kontekstual dilakukan baik oleh guru maupun peserta didik. Guru

bertanya dimaksudkan untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan

berpikir peserta didik.

Inkuiri (inquiry) dalam proses belajar mengajar intinya menyelidiki adalah

proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman. Proses menemukan

cara atau ilmu baru yang dipelajari peserta didik.

41

Masnur Muslich, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2008), cet. 3, h. 40.

Page 25: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

15

Masyarakat (learning community) belajar merupakan sekelompok orang

(peserta didik) yang terikat dalam kegiatan belajar, tukar pengalaman, dan berbagi

pengalaman. Sesuai dengan teori konstruktivisme, melalui interaksi sosial dalam

masyarakat belajar ini maka peserta didik akan mendapat kesempatan untuk

mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, oleh karena itu bekerjasama dengan

orang lain lebih baik daripada belajar sendiri.

Pemodelan (modelling) merupakan proses penampilan suatu contoh agar

orang lain (peserta didik) meniru, berlatih, menerapkan pada situasi lain, dan

mengembangkannya. Mencontoh ilmu yang ada di buku teks dan menerapkan nya

pada kehidupan sehari-hari.

Penilaian autentik (authentic assessment) dimaksudkan untuk mengukur dan

membuat keputusan tentang pengetahuan dan keterampilan peserta didik yang

autentik (senyatanya). Agar dapat menilai senyatanya, penilaian autentik

dilakukan dengan berbagai cara misalnya penilaian penilaian produk, penilaian

berbasis proses,42

potofolio, tugas yang relevan dan kontekstual, penilaian diri,

penilaian sejawat dan sebagainya. tes yang baik bukanlah tes yang sulit

dikerjakan siswa, tetapi tes yang baik adalah tes yang membuat siswa berpikir

dengan berproses.

Refleksi pada prinsipnya adalah berpikir tentang apa yang telah dipikir atau

dipelajari. Merefleksi diri dengan kata lain merupakan evaluasi dan introspeksi

terhadap kegiatan belajar yang telah peserta didik lakukan.

Dari batasan di atas, dapat ditarik dua hal pokok, yakni mengenai peran

guru dan peran siswa dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran kontekstual,

siswa harus meyakini bahwa yang mereka pelajari itu berguna sebagai bekal

hidup mereka. Di sisi lain, guru harus menjadi fasilitator yang membimbing siswa

untuk dapat menemukan sendiri hal-hal yang seharusnya mereka temukan. Dalam

pembelajaran kontekstual, siswa harus memposisikan diri sebagai diri sendiri

yang sedang mencari bekal untuk hidupnya nanti. Dalam upaya itu, guru berperan

sebagai pengarah dan pembimbing.

42

Munif Chatib, Sekolahnya Manusia. (Bandung: Mizan Pustaka, 2013), cet. 17, h.158.

Page 26: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

16

C. Konsep Belajar Mengajar IPA Melalui Pendekatan Kontekstual

Pembelajaran berdasarkan masalah sebagai satu strategi pembelajaran

kontekstual membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan

masalah dan keterampilan intelektual berupa belajar berbagai peran orang dewasa

dan melalui keterlibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi.

Kemampuan berpikir sudah dimiliki siswa sejak mereka lahir. Makin sering

seseorang berhadapan dengan sesuatu yang menuntutnya untuk berpikir, makin

berkembang dan makin meningkatkan kemampuan berpikirnya. Jika proses

belajar hanya melatih siswa menghafal atau memecahkan soal tertulis saja, maka

kemampuan berpikir siswa hanya akan meningkat dalam kemampuan menhafal

atau mengerjakan soal tertulis saja. Untuk dapat menghadapi masalah-masalah

ilmu pengetahuan alam dan teknologi dalam kehidupan sehari-hari maka siswa

dalam proses belajarnya harus dilatih berpikir untuk memecahkan masalah-

masalah autentik yang ada disekitarnya.

Pendidikan sains seperti biologi ditingkat SMA/MA berperan dalam

meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai. Biologi merupakan

wadah untuk membangun warga negara yang memperhatikan lingkungan serta

bertanggung jawab kepada masyarakat serta memahami makna secara sistematis

sehingga biologi bukan hanya penugasan juga pengetahuan yang berupa fakta,

konsep, prinsip dan merupakan proses penemuan.43

Untuk pelajaran IPA, sebagai re-orientasi bahwa model pembelajaran IPA

memmiliki ciri-ciri seperti menggunakan permasalahan kontekstual.

Mengembangkan kemampuan problem solving. Memberikan kesempatan yang

luas untuk reinvitation dan construction konsep, prinsip, definisi, dan eksperimen.

Membuat peserta didik melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik

kesimpulan melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi dan eksperimen.

Mengembangkan kreatifitas berpikir yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan

penemuan melalui pemikiran divergen, original, membuat prediksi, dan trial-and-

43

Rini Prisma Gusti, Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Biologi melalui Pendekatan

Kontekstual dengan Model Pembelajaran Berbasis Gambar (Picture and Picture) pada Siswa Kelas

XI IPA SMA Muhammadiyah Kota Padang Panjang, Jurnal Guru, No. 1 Vol 3 Juli 2006.

Page 27: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

17

error, Menggunakan modelling (contoh). Memperhatikan karakteristik individu

siswa.44

Biologi sebagai salah satu mata pelajaran kelompok sains mempunyai

karakteristik yang berbeda dengan mata pelajaran lainnya. Biologi memiliki

struktur keilmuan dan metode pembelajaran tersendiri serta terdapatnya produk-

produk keilmuan seperti konsep, teori,dan lain-lain.45

Mata pelajaran biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis,

induktif dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

peristiwa alam. Bisa dikatakan bahwa IPA atau sains biologi merupakan ilmu

pengetahuan yang mempelajari tentang makhluk hidup yang dipelajari dengan

mengembangkan keterampilan proses peserta didik dalam belajar dan didasari

oleh sikap ilmiah.

Selain buku teks, pembelajaran di sekolah juga dilakukan oleh guru yang

bersangkutan. Dalam hal ini adalah guru biologi tersebut. Guru biologi hendaknya

mampu mengaplikasikan proses pembelajaran dan prosedur penilaian dalam

bidang sains. Permasalahan kontekstual yang digunakan adalah permasalahan

yang nyata atau dekat dengan lingkungan dan kehidupan peserta didik sehingga

dapat dibayangkan dan disaksikan langsung oleh peserta didik.

D. Literasi Sains

PISA mendefinisikan bahwa literasi sains adalah kemampuan

menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik

kesimpulan berdasarkan bukti-bukti dalam rangka memahami karakteristik

sains sebagai penyelidikan ilmiah, kesadaran akan betapa sains dan teknologi

membentuk lingkungan material, intelektual dan budaya, serta keinginan untuk

terlibat dalam isi-isu terkait sains sebagai manusia yang reflektif. Literasi

44

Erwan Sutarno, Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah “Open-Ended” untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Hasil Belajar Fisika Dasar I Mahasiswa Jurusan

Pendidikan Fisika FPMIPA IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus Th XXXVIII Desember 2005. 45

Rini Prisma Gusti. loc. cit.

Page 28: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

18

sains juga didefinisikan sebagai pengetahuan, nilai-nilai dan kemampuan siswa

saat ini yang dihubungkan dengan kebutuhan masa yang akan datang.46

Secara harfiah literasi berasal dari “Literacy” (dari bahasa inggris) yang

berarti melek huruf atau gerakan pemberantasan buta huruf. Kata sains berasal

dari “Science” (dari bahasa inggris) yang berarti ilmu pengetahuan.47

Salah satu

indikator keberhasilan siswa menguasai berpikir logis, berpikir kreatif, dan

teknologi dapat dilihat dari penguasaan literasi sains siswa dari Program PISA.

PISA (Programme for International Student Assesment) mendefinisikan literasi

sains atau scientific literacy didefinisikan PISA sebagai kapasitas untuk

menggunakan pengetahuan ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan dan

untuk menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti agar dapat memahami dan

membantu membuat keputusan tentang dunia alami dan interaksi manusia dengan

alam. 48

PISA 2006 menetapkan lima komponen proses sains. Penilaian literasi sains

meliputi mengenal pertanyaan ilmiah, mengidentifikasi masalah, menarik dan

mengevaluasi kesimpulan, mengkomunikasikan kesimpulan yang valid,

mendemonstrasikan pemahaman terhadap konsep-konsep sains. 49

Komponen pertama yaitu mengenal pertanyaan ilmiah. Pertanyaan yang

dapat diselidiki secara ilmiah, yaitu pertanyaan yang dihadapkan dalam

kehidupannya yang memerlukan informasi ilmiah. Bisa diidentifasi secara proses

sains.

Mengidentifikasi masalah yang diperlukan dalam penyelidikan ilmiah.

Proses ini melibatkan identifikasi atau pengajuan bukti yang diperlukan untuk

menjawab pertanyaan dalam suatu penyelidikan sains, atau prosedur yang

diperlukan untuk memperoleh bukti itu.

46

PISA 2006, p.23, (http://www.oecd.org). diakses pada 12 mei 2012 47

Elsy Zuriyani, Literasi Sains Dan Pendidikan.

(http://contohmakalah.blogspot.com/2011/06/literasi-sains-dengan.html) Diakses pada 14 juni

2014 48

PISA 2003, p.134, (http://www.oecd.org). Diakses pada 12 mei 2012 49

PISA 2006, op. cit., p 20.

Page 29: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

19

Menarik dan mengevaluasi kesimpulan. Proses ini melibatkan kemampuan

menghubungkan kesimpulan dengan bukti yang mendasari atau seharusnya

mendasari kesimpulan itu.

Mengkomunikasikan kesimpulan yang valid. Cara peserta didik

mengungkapkan secara tepat kesimpulan yang dapat ditarik dari bukti yang

tersedia.

Mendemonstrasikan pemahaman terhadap konsep-konsep sains.

Kemampuan peserta didik menggunakan konsep-konsep dalam situasi yang

berbeda dari apa yang telah dipelajarinya.

PISA menetapkan tiga dimensi besar literasi sains dalam pengukurannya,

yakni proses sains, konten sains, dan konteks aplikasi sains. Proses sains merujuk

pada proses mental yang terlibat ketika menjawab suatu pertanyaan atau

memecahkan masalah, seperti mengidenifikasi dan menginterpretasi bukti serta

menerangkan kesimpulan. Termasuk di dalamnya mengenal jenis pertanyaan yang

dapat dan tidak dapat dijawab oleh sains, mengenal bukti apa yang diperlukan

dalam suatu penyelidikan sains, serta mengenal kesimpulan yang sesuai dengan

bukti yang ada.

Secara garis besar penilaian PISA, maka PISA menilai dari empat aspek

meliputi konteks, konten, kompetensi dan proses serta sikap. 50

Penilaian konteks

mengenali situasi kehidupan yang melibatkan sains dan teknologi. Konten yaitu

mengetahui gejala alam berdasarkan pengetahuan ilmiah yang meliputi

pengetahuan tentang alam. Kompetensi atau proses yaitu mengemukakan

kompetensi ilmu yang mencakup isu ilmiah, mengidentifikasi, menjelaskan

fenomena alam dan menggambarkan berdasarkan bukti yang ada. Sikap yaitu

menunjukkan minat dalam ilmu pengetahuan sains, mendukung penyelidikan

ilmiah, motivasi untuk bertindak dengan tanggung jawab terhadap sumber daya

alam dan lingkungan.

Konten sains merujuk pada konsep-konsep kunci yang diperlukan untuk

memahami fenomena alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui

50

PISA 2009, op. cit., p 130.

Page 30: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

20

akitivitas manusia. Dalam kaitan ini PISA tidak secara khusus membatasi cakupan

konten sains hanya pada pengetahuan yang menjadi materi kurikulum sains

sekolah, namun termasuk pula pengetahuan yang dapat diperoleh melalui sumber-

sumber lain.

Konsep-konsep tersebut diambil dari bidang-bidang studi biologi, fisika,

kimia, serta ilmu pengetahuan bumi dan antariksa, yang terkait pada tema-tema

utama berikut: struktur dan sifat materi, perubahan atmosfer, perubahan fisis dan

perubahan kimia, transformasi energi, gerak dan gaya, bentuk dan fungsi, biologi

manusia, perubahan fisiologis, keragaman mahluk hidup, pengendalian genetik,

ekosistem, bumi dan kedudukannya di alam semesta serta perubahan geologis.

E. Situasi dan Konteks pada PISA

Sebuah aspek penting dari literasi sains adalah keterlibatan dengan ilmu

pengetahuan dalam berbagai situasi. Berurusan dengan isu-isu ilmiah, pilihan

metode dan representasi seringkali tergantung pada situasi di mana terdapat

masalah. Masalah adalah bagian dari dunia siswa di mana kontekstual itu di nilai.

Penilaian dibingkai dalam situasi kehidupan umum dan tidak terbatas pada

kehidupan di sekolah. Dalam PISA 2006 fokus dari konteks pada situasi yang

berkaitan dengan kelompok swadaya, keluarga dan rekan (pribadi), kepada

masyarakat (sosial) dan hidup di seluruh dunia (global).

Konteks ini mencakup semua elemen rinci digunakan untuk merumuskan

pertanyaan. PISA 2006 menilai pengetahuan ilmiah penting yang relevan dengan

kurikulum pendidikan sains negara-negara peserta tanpa dibatasi dengan aspek

umum dari kurikulum nasional peserta. Penilaian ini dilakukan dengan meminta

bukti keberhasilan penggunaan ilmiah kompetensi dalam situasi penting yang

mencerminkan dunia dan sesuai dengan fokus PISA ini pada literasi sains. Hal ini

melibatkan penerapan pengetahuan tentang alam dunia, dan tentang ilmu

pengetahuan itu sendiri, dan evaluasi sikap siswa terhadap hal-hal ilmiah. Berisi

aplikasi ilmu pengetahuan, dalam situasi pribadi, sosial, dan global, terutama

digunakan sebagai konteks untuk latihan penilaian.

Page 31: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

21

Namun, situasi lain (misalnya teknologi, sejarah) dan bidang aplikasi yang

digunakan. Aplikasi diambil dari berbagai situasi kehidupan dan umumnya

konsisten dengan bidang aplikasi untuk literasi ilmiah di tahun 2000 dan 2003

pada kerangka PISA. Bidang aplikasi adalah: "kesehatan", "sumber daya alam",

"lingkungan", "bahaya", dan "batas-batas ilmu pengetahuan dan teknologi".

Mereka adalah daerah di mana ilmiah keaksaraan memiliki nilai khusus bagi

individu dan masyarakat dalam meningkatkan dan mempertahankan kualitas

hidup, dan dalam pengembangan masyarakat. Penilaian bukan merupakan

penilaian dari konteks. Ini menilai kompetensi, pengetahuan dan sikap seperti ini

disajikan atau berhubungan dengan konteks. Dalam memilih konteks, penting

untuk diingat bahwa tujuan dari penilaian ini adalah untuk menilai kompetensi

ilmiah, pemahaman, dan sikap bahwa siswa telah memperoleh pada akhir tahun

wajib sekolah.

Tabel 2.1.

Cakupan Penilaian Kontekstual dalam PISA

Pribadi

(diri sendiri,

keluarga/grup)

Sosial

(komunitas)

Dunia

(kehidupan di

dunia)

Kesehatan Perbaikan

kesehatan,

kecelakaan dan

nutrisi

Kontrol penyakit,

transmisi sosial,

pilihan makanan,

komunitas kesehatan.

Epidemik

penyakit, penyakit

yang

menyebabkan

infeksi.

Sumberdaya

Alam

Konsumsi material

& energi

Perbaikan populasi

manusia, kualitas

kehidupan,

keamanan, produksi

dan distribusi

makanan, penyedia

energi.

Siatem alam yang

dapat diperbaharui

dan tidak dapat

diperbaharui,

pertumbuhan

populasi,

pemanfaatan

spesies.

Page 32: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

22

Pribadi

(diri sendiri,

keluarga/grup)

Sosial

(komunitas)

Dunia

(kehidupan di

dunia)

Bahaya Induksi alam dan

manusia,

perumahan

Bencana alam

(gempa buni, cuaca

buruk), pertukaran

progresif yang

lambat, (erosi pantai,

sedimentasi),

penilaian terhadap

resiko.

Pertukaran iklim,

dampak dari peran

modern.

Batasan

Ilmu

Pengetahuan

& teknologi

Menarik minat

terhadap sains,

menjelaskan

fenomena alam,

sains berdasarkan

hobi, olahraga dan

waktu luang, musik

& teknologi

pribadi.

Bahan baru,

perangkat & proses,

modifikasi, genetika,

teknologi senjata,

transportasi.

Kepunahan

spesies, eksplorasi

ruang, asal-usul &

struktur alam

semesta.

F. Penelitian yang Relevan

Buku teks sangat penting dalam proses belajar mengajar. Dengan adanya

buku teks peserta didik lebih banyak mendapatkan informasi. Selain itu guru tidak

terlalu banyak membuang waktu untuk mencatat pelajaran. Buku teks yang

digunakan di berbagai sekolah, tidak semuanya mengandung nilai-nilai kehidupan

atau kontekstual. Faktor inilah yang membuat penulis untuk menelitinya.

Aim Abdulkarim pada tahun 2007 dalam penelitiannya tentang analisis isi

buku teks dan implikasinya dalam memberdayakan keterampilan berpikir siswa

SMA didapatkan hasil bahwa buku teks yang digunakan kurang membangkitkan

semangat atau minat dalam mempelajarinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

buku teks kurang dipahami peserta didik. Uraian materi buku teks SMA belum

menjabarkan tujuan kurikulum dan garis besar program pengajaran. Tingkat

kedalaman dan keluasannya masih rendah. Belum memenuhi keseimbangan

anatara materi pokok dengan materi pendukung, materi yang disajikan kurang

Page 33: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

23

sesuai dengan perkembangan mutakhir, begitu pula kurang sesuai dengan

kehidupan dan pengalaman sehari-hari peserta didik, belum terlihat upaya untuk

mengorganisasikan materi dengan baik yang kaya kandungan nilai-nilai

pembelajaran. Di antaranya. dengan membahas materi yang sedang hangat

dibicarakan masyarakat (fenomena aktual).51

Indriyati Ibrahim dalam penelitiannya tentang representasi konsep biologi

kontekstual pada buku pelajaran IPA kelas VIII menunnjukkan hasil bahwa

sebagian buku yang ada di kota semarang telah sesuai dengan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan, namun belum secara optimal menyajikan konsep biologi

kontekstual, gambar contoh dan latihan yang diberikan ke peserta didik baru

dalam kriteria cukup kontekstual. Kemudian dalam penelitian ini, Indriyati

Ibrahim menghasilkan buku teks yang berkonsep biologi kontekstual dan buku

tersebut telah dinilai keterbacaannya oleh peserta didik dan termasuk dalam

kategori buku yang mudah dipahami peserta didik.52

Rini Prisma Gusti dalam penelitiannya tentang upaya peningkatan

pemahaman konsep biologi melalui pendekatan kontekstual dengan model

pembelajaran berbasis gambar (picture and picture) pada siswa kelas XI IPA

SMA Muhammadiyah kota Padang Panjang pada tahun 2006 menunjukkan hasil

bahwa penggunaan pendekatan kontekstual secara umum dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran biologi.53

Hery Kustanto dan A. Hiduan dalam penelitian mereka mengenai

kecenderungan buku teks fisika lama dan buku teks fisika baru untuk SMA

menunjukkan bahwa materi fisika pada buku teks fisika baru cenderung lebih

terstruktur dibandingkan pada buku-buku teks fisika lama. Hal itu terlihat dari

pembagian materi pada kedua buku tersebut. Buku-buku teks fisika lama lebih

menekankan pada aspek deskriptif fenomenal sehingga materinya menyebar.

Tetapi contoh pada penerapan prinsip-prinsip fisika dalam alat-alat yang ada

51

Aim Abdulkarim, op. cit., h.71 52

Indriyati Ibrahim, Representasi Konsep Biologi Kontekstual pada Buku pelajaran IPA

Kelas VIII, Journal of Research and Educational Research Evaluation, 2012, h. 82. 53

Rini Prisma Gusti, op. cit., h. 35

Page 34: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

24

dalam kehidupan sehari-hari pada buku teks fisika lama lebih baik dari pada buku

teks fisika baru.54

Mohamad Waluyo dalam penelitiannya yang berjudul analisis buku sekolah

elektronik (BSE) kelas VII SMP pelajaran matematika ditinjau dari implementasi

pendekatan kontekstual menunjukkan hasil bahwa dari keempat buku teks yang

beliau teliti, rata-rata buku tersebut hanya menyajikan permasalahan kontekstual

diawal saja, dan buku-buku tersebut terlihat kurang dalam penyaian masalah

kontekstual.55

Yusuf Hilmi Adisendjaja dalam penelitiannya yang berjudul analisis buku

ajar biologi SMA kelas X di kota Bandung berdasarkan literasi sains

menunjukkan hasil bahwa buku ajar biologi yang dianalisis lebih menekankan

pada pengetahuan sains, yakni menyajikan fakta, konsep, prinsip, hukum,

hipotesis, teori, model dan pertanyaan-pertanyaan yang meminta siswa untuk

mengingat pengetahuan atau informasi. Buku-buku tersebut tidak mengarahkan

siswa untuk memahami dan mempraktikkan pada kehidupan nyata. Buku-buku

tersebut hanya membuat siswa untuk mengingat pelajaran yang diajarkan.56

Yusuf Hilmi Adisendjaja dan Oom Romlah dalam penelitiannya yang

berjudul analisis buku ajar sains berdasarkan literasi ilmiah sebagai dasar untuk

memilih buku ajar sains (biologi) mengungkapkan bahwa ada beberapa konsep

yang ada di dalam buku ajar yang kurang tepat atau miskonsepsi atau memerlukan

konsepsi alternatif dan hal ini dapat menyebabkan miskonsepsi pada peserta

didik.57

Bisa ditarik kesimpulan dari keenam penelitian tersebut bahwa masih

banyak buku teks yang tergolong kurang sesuai dengan kehidupan kontekstual

peserta didik sehari-hari, bahasa buku yang sulit dipahami peserta didik, adanya

54

Hery Kustanto dan A.Hinduan, “Kecenderungan Buku Teks Fisika Lama dan Buku Teks

Fisika Baru untuk SMA”, Makalah, Diseminarkan pada seminar nasional fisika dan pembelajaran

UKSW Salatiga, h.1. 55

Mohamad Waluyo, op. cit., h. 6. 56

Yusuf Hilmi Adisendjaja,” Analisis Buku Ajar Biologi SMA Kelas X di Kota Bandung

Berdasarkan Literasi Sains”,Makalah, FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, h. 1. 57

Yusuf Hilmi Adisendjaja dan Oom Romlah,” Analisis Buku Ajar Sains Berdasarkan

Literasi Ilmiah Sebagai Dasar untuk Memilih Buku Ajar Sains (Biologi),”Makalah, FPMIPA UPI

Bandung. h. 2.

Page 35: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

25

miskonsepsi pada beberapa konsep dan kurang menariknya buku tersebut

sehingga siswa malas membacanya.

Penelitian dengan menggunakan pendekatan kontekstual menghasilkan

peningkatan dalam pembelajaran biologi. Jadi, lebih baik lagi jika buku teks yang

dipakai guru dan peserta didik bersifat kontekstual, agar peserta didik langsung

mengerti tentang apa yang materi yang ada di buku dan kehidupan kontekstual

mereka sehari-hari.

G. Kerangka Berpikir

Melihat beberapa kajian teoritik yang telah disebutkan, dapat diambil

kesimpulan bahwa buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu

dan merupakan buku standar, yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu

dengan maksud dan tujuan-tujuan instruksional, yang diperlengkapi dengan

sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya

di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang suatu program

pengajaran.

Kegiatan proses belajar mengajar di sekolah memerlukan buku teks dapat

menjadi pegangan guru dan siswa yaitu sebagai referensi utama atau menjadi

buku suplemen/tambahan. Proses kegiatan belajar peserta didik tak sebatas

mencermati apa-apa saja yang diterangkan oleh guru. peserta didik membutuhkan

referensi atau acuan untuk menggali ilmu agar pemahaman peserta didik lebih

luas sehingga kemampuannya dapat lebih dioptimalkan. Terlebih lagi jika buku

tersebut mengacu pada fakta yang ada di kehidupan sehari-hari, maka

pembelajaran akan lebih membekas pada peserta didik.

Pembelajaran berdasarkan masalah sebagai salah satu strategi pembelajaran

kontekstual membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan berpikir,

memecahan masalah dan keterampilan intelektual berupa belajar berbagai peran

orang dewasa dan melalui keterlibatan mereka dalam pengalaman nyata atau

simulasi. Semakin sering seseorang berhadapan dengan sesuatu yang

menuntutnya untuk berpikir, maka semakin berkembang dan semakin meningkat

juga kemampuan berpikirnya. Jika proses belajar hanya melatih peserta didik

Page 36: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

26

menghafal atau memecahkan soal tertulis saja, maka kemampuan berpikir peserta

didik hanya akan meningkat dalam kemampuan menghafal atau mengerjakan soal

tertulis saja. Untuk dapat menghadapi masalah-masalah ilmu pengetahuan alam

dan teknologi dalam kehidupan sehari-hari maka siswa dalam proses belajarnya

harus dilatih berpikir untuk memecahkan masalah-masalah autentik yang ada

disekitarnya dengan pedoman buku yang juga membahas masalah yang

kontekstual dalam kehidupan sehari-hari.

Page 37: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

F. Tempat dan waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Tangerang.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester Genap tahun ajaran 2013/2014.

Tempat penelitian adalah seluruh sekolah SMP RSBI di Kota Tangerang.

G. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif karena

analisis datanya non-statistik. Penelitian ini untuk menganalisis pendekatan

kontekstual dalam buku teks mata pelajaran biologi yang digunakan di

Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VII.

Memperhatikan fokus kajian maka desain penelitian ini adalah desain

analisis isi dengan tujuan untuk mendeskripsikan kesesuaian isi buku teks

biologi SMP berdasarkan aspek materi dengan implementasi pembelajaran

kontekstual. Kajian isi sebagai teknik yang digunakan untuk menarik

kesimpulan melalui identifikasi karakteristik pesan tertentu dan dilakukan

secara obyektif dan sistematik.

H. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh buku teks

IPA yang digunakan oleh sekolah tingkat SMP RSBI di Kota Tangerang.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, buku yang banyak digunakan

siswa kelas VII SMP RSBI di Kota Tangerang yakni Buku IPA dengan judul

Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs kelas VII yang dikeluarkan oleh

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2014 (disimbolkan

dengan kode buku A).

27

Page 38: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

28

2. Sampel

Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah unsur-unsur teks

dalam buku yang menjadi populasi penelitian. Langkah - langkah untuk

pengambilan sampel penelitian yaitu menentukan bab yang akan dianalisis

dengan merujuk pada pedoman Literasi Sains PISA. Membandingkan tiga

buku teks yaitu, buku teks kurikulum 2013 pegangan siswa, Buku Sekolah

Elektronik (BSE) yang berdasarkan pembelajaran kontekstual, dan buku

sekolah elektronik yang digunakan di SMP eks RSBI di kota Tangerang.

Penulis mengambil ketiga buku tersebut karena melihat dari kesamaan

buku yang diajarkan di beberapa sekolah. Selanjutnya menganalisis dua bab

dari keseluruhan bab yang ada pada masing-masing buku teks tersebut. Hal

ini dilakukan untuk menyamakan bab pada setiap buku yang merujuk pada

pedoman Literasi Sains PISA. Langkah terakhir yaitu menarik kesimpulan

dari analisis ketiga buku teks tersebut yang lebih mewakili berdasarkan

implementasi pendekatan kontekstual.

I. Teknik Sampling

Dalam penelitian ini digunakan purposive sampling terhadap hubungan

yang dipilih menjadi unit analisis. Purposive sampling adalah teknik

pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu58

, yaitu

berdasarkan wacana antara konsep yang ada pada PISA dengan bab yang ada

pada buku IPA biologi kelas VII. Pemilihan buku teks didasarkan pada judul

buku yang digunakan di sekolah. Buku yang diambil adalah tiga buku teks

biologi yang berbeda untuk SMP kelas VII.

J. Teknik pengumpulan data

Suatu metode mempunyai tujuan-tujuan untuk memperoleh ukuran

tentang suatu variabel, sehingga dalam penelitian banyak teknik yang

digunakan dalam pengumpulan data, yang masing-masing mempunyai tujuan

yang berbeda-beda. Penelitian kali ini teknik pengumpulan data yang

58

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,2009), h. 300.

Page 39: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

29

digunakan adalah dengan metode dokumentasi. Dokumen adalah mencari

data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku,

surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan

sebagainya.59

K. Instrumen penelitian

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan instrumen sederhana

dengan sebuah tabel yang terdiri atas tiga kolom yang dikembangkan untuk

mendefinisikan setiap komponen pendekatan kontekstual60

sesuai dengan

rumusan masalah yang diberikan. Kolom pertama berisikan unsur

kontekstual, kolom kedua menunjukkan karakteristik kontekstual, kolom

ketiga berisi keterangan indikator kontekstual yang dipakai. Tabel 3.1

merupakan kisi-kisi instrumen. Instrumen telah divalidasi oleh dosen

pembimbing dan seorang staff ahli dari pusat kurikulum balitbang.

59

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta,2010), h. 274. 60 Masnur Muslich, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2008), cet. 3, h. 40.

Page 40: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

30

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen

UNSUR

KONTEKSTUAL KARAKTERISTIK KONTEKSTUAL

1.konstruktivisme 1.1 membangun pengetahuan awal

(construtivism) 1.2 mengkonstruksi konsep

1.3 menganalisis & mensisntesis konsep

1.4 mengasimilasi dan mengakomodasi

2. bertanya 2.1 mengarahkan siswa untuk memperoleh

informasi

(questioning) 2.2 membangkitkan respon siswa

2.3 mengeksplorasi pemahaman siswa

2.4 mengembangkan pengetahuan siswa

3. menemukan 3.1 mengamati fenomena alam

(inquiry) 3.2melakukan pengamatan dengan merumuskan

masalah.mengobservasi,menganalisis,

mengkomunikasikan dan menyajikan hasil dari

pengamatan/penelitian.

4. masyarakat belajar 4.1. menyajikan permasalahan untuk diskusi

kelompok

(learning community) 4.2. praktikum yang membentuk kelompok

5. pemodelan 5.1. menyampaikan kompetensi & tujuan

(modelling) 5.2. mengarahkan siswa pada kejelasn konsep

5.3. contoh materi tergambar jelas

5.4. pemusatan perhatian pada suatu topik

6. refleksi 6.1. rangkuman

(reflection) 6.2. membuat catatan singkat

6.3. tindak lanjut dari suatu materi

7. penilaian autentik

authenthic assesment)

7.1menjawab pertanyaan yang mengarahkan pada

proses, mengamati,menganalisis & menafsirkan

data yang terkumpul

7.2. penilaian portofolio

Page 41: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

31

Teknik analisis data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Menjumlahkan indikator kontekstual yang muncul untuk setiap kategori

dalam setiap buku yang digunakan.

2. Menghitung persentase munculnya indikator untuk setiap kategori

kontekstual dalam setiap buku yang dianalisis.

3. Menarik kesimpulan

Untuk menghimpun data tersebut digunakan juga Tabel Distributif

Frekuensi Relatif yang dinamakan Tabel Persentase.61

Hasil penjumlahan

tersebut dimasukkan dalam rumus perhitungan persentase. Persentase adalah

perbandingan frekuensi item yang terpilih dengan jumlah item secara

keseluruhan.

P = Persentase item

f = frekuensi item

N = jumlah seluruh item

Hasil persentase mencerminkan nilai (hasil) analisis buku tersebut.

Semakin besar persentase yang didapat dari analisis buku tersebut, maka hasil

buku tersebut menunjukkan contextual problem dalam buku biologi tersebut

semakin dekat dengan kehidupan siswa sehari-hari.

L. Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji, credibility

(validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability

(reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas).62

Penelitian kali ini, uji

61

Anas Sudijono, Pengantar Statistik pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo, 2008) , h.43. 62

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,h. 366.

P = X 100 %

31

Page 42: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

32

keabsahan data di lakukan pada tahap uji kredibilitas (validitas interrnal) dan

Reliabilitas.

1. Uji Kredibilitas

Dilakukan dengan cara diskusi dengan teman sejawat dan member check.

Peneliti melakukan diskusi dengan teman sejawat dan melakukan member

check tetapi karena teman sejawat tidak ahli dalam kontekstual, maka

hasil pengamatan teman sejawat tidak seimbang dengan Peneliti.

2. Uji Dependabilitas

Melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Dilakukan oleh

auditor yang independent atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan

aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian. Pada penelitian kali ini,

audit dilakukan dengan cara divalidasi oleh pembimbing.

Page 43: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Buku dan Topik

Tiga buah buku teks biologi SMP kelas VII yang berbeda dan diterbitkan

oleh pusat perbukuan departemen pendidikan nasional. Pada

Tabel 4.1 berikut adalah gambaran umum buku teks tersebut.

Tabel 4.1 Data buku yang diteliti

Kode

Buku Judul Buku Pengarang

Tahun

Terbit

A Ilmu Pengetahuan Alam

(kurikulum 2013)

Kementerian

Pendidikan dan

Kebudayaan

2013

B

Belajar IPA

Membuka Cakrawala Alam

Sekitar

Saeful Karim, dkk

2009

C

Pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam Terpadu

& Kontekstual VII

Suhardi, dkk 2009

Pada Tabel 4.1 telihat judul buku yang di analisis. Penulis mengambil

tiga buku yang berbeda dan topik-topik yang sinergi dengan topik yang ada

pada PISA (Program International Student Assessment). Penulis membuat

kode buku A,B,C untuk memudahkan dalam penyajian data. Topik-topik

yang besinergi dengan PISA terlihat pada Tabel 4.2.

33

Page 44: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

34

Tabel 4.2 Topik buku dan PISA yang bersinergi

Kode

Buku Topik Buku Topik PISA

A Interaksi Makhluk Hidup

dengan Lingkungan

Kesehatan

Sumber Daya Alam

Lingkungan

Bahaya

Batas-Batas Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi

B Ekosistem

Manusia dan Lingkungan

C Ekosistem

Kepadatan Populasi Manusia

Berdasarkan Tabel 4.2 dari lima topik PISA hanya tiga topik PISA yang

bersinergi dengan buku teks yang dianalisis. Topik tersebut adalah sumber

daya alam, lingkungan dan bahaya. Pada buku A ketiga topik tersebut

terdapat dalam satu bab. Pada buku B, ketiga topik PISA terdapat dalam dua

bab, sedangkan dalam buku C hanya dua bab yang membahas dari ketiga

topik PISA.

B. Hasil Penelitian

Berikut akan terlihat hasil dari keseluruhan data kesesuaian buku dengan

sifat kontekstual yang akan tersaji pada Tabel 4.3

Tabel 4.3 Data analisis dari unsur kontekstual pada tiga buku

UNSUR PERSENTASE ( % )

KONTEKSTUAL A B C

1. konstruktivisme 60.36

26.35 27.02 (constructivism)

2. bertanya 38.13

16.02 23.77 (questioning)

3. menemukan 32.20

28.43 31.09 (inquiry)

4. masyarakat belajar 10.98

3.37 2.47 (learning community)

5. pemodelan 5.49

14.17 8.03 (modelling)

6. refleksi 22.86 5.49 12.64

Page 45: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

35

(reflection)

7. penilaian autentik 1.27

2.4 4.7 (authentic assessment)

Jumlah Total 24.47% 13.75% 15.67%

Berdasarkan data analisis dari Tabel 4.3 terlihat bahwa buku A lebih

unggul dalam lima unsur kontekstual dibandingkan kedua buku lainnya.

Kelima unsur kontekstual tersebut adalah konstruktivisme (constructivism),

bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning

community) dan refleksi (reflection). Pada buku B hanya unggul pada satu

unsur kontekstual yaitu pemodelan (modelling) disbanding buku A dan C.

unsur kontekstual penilaian autentik (authentic assessment) tertinggi

dibanding buku lainnya terdapat pada buku C.

Dari analisis data ketiga buku tersebut, akan terlihat halaman-halaman

dalam buku yang termasuk unsur kontekstual. Sajian data tersebut terangkum

dalam Tabel 4.4

Tabel 4.4 Data halaman buku A, B dan C yang muncul unsur kontekstual

Unsur

Kontekstual

Nomor Halaman

Buku

A

Juml

ah

Hala

man

Buku

B

Juml

ah

Hala

man

Buku

C

Juml

ah

Hala

man

1.

konstruktivi

sme

(constructiv

ism)

184,185,

187,188,

189,192,

193,195,

196,197,

198,199,

200,202

16

dari

22

241,242,24

7,248,251,

256,265,26

8,270,276,

277

11

dari

42

326,328,3

31,347,34

8

5

dari

19

Page 46: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

36

2. bertanya

(questionin

g)

183,184,

187,189,

193,194,

199,202

8

dari

22

243,245,25

0,261,266,

269,270,27

2,

8

dari

42

325,330,3

48,355

4

dari

19

3.

menemukan

(inquiry)

184,186,

192,194,

198,

203,205

7

dari

22

4.masyarak

at belajar

(learning

community)

186,189,

192

3

dari

22

5.

pemodelan

(modelling)

184,185,

186,189,

190,193,

196,199,

200,203,

206

6. refleksi

(reflection)

196,200,

203,205,

206

5

dari

22

7.penilaian

autentik

(authentic

assessment)

205,206 2

dari

22

Pada buku A, keunggulan terdapat pada unsur konstruktivisme dengan

peringkat 60.36% dibandingkan dengan buku lainnya. Buku A mengajak

siswa untuk membangun pengetahuan diawal materi. Berikut gambaran

analisis data pada buku kode A yang terlihat pada Gambar 4.1.

Page 47: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

37

Gambar 4.1 Data analisis unsur kontekstual

Keterangan :

Page 48: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

38

1. Konstruktivisme (constructivism)

2. Bertanya (questioning)

3. Menemukan (inquiry)

4. Masyarakat belajar (learning community)

5. Pemodelan (modelling)

6. Refleksi (reflection)

7. Penilaian autentik (authentic assessment)

Unsur konstruktivisme pada buku A paling tinggi yaitu dengan

persentase sebesar 60.36%. Contoh konstruktivisme yang disajikan pada awal

bab kode buku A seperti berikut.

Para peserta didik perhatikan gambar di bawah ini! Terlihat bahwa burung bangau

bertengger di puncak pohon berjemur setelah mencari makan di daerah sekitar Suaka

Margasatwa Pulau Rambut Kabupaten Kepulauan Seribu DKI Jakarta. Sedang gambar yang

satunya seekor biawak mengendap-endap mencari mangsa. Sekiranya bangau tersebut berada

di bawah, maka tentu dia akan menjadi santapan bagi biawak tersebut. Nah, hal ini terjadi di

semua tempat, bahwa terdapat interaksi sesama makhluk hidup.

a b

Gambar 9.1

(a) Burung bangau yang bertengger pada pohon,

(b) seekor biawak sedang mengendap mencari makan di suaka margasatwa Pulau

Rambut DKI Jakarta

Sumber: Dokumen pribadi Drs. Paskal Sukandar, M.Si

Pada materi di atas, terlihat gambar seekor komodo dan sekumpulan

burung bangau, kemudian di paragraf selanjutnya, peserta didik diajak untuk

melihat ada interaksi apa sajakah yang ada di lingkungan sekitar tempat

Page 49: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

39

tinggalmu ? Dalam pertanyaan tersebut, peserta didik diajak langsung untuk

bisa membedakan beberapa interaksi yang ada di lingkungan sekitarnya.

Berikut contoh lainnya dalam mengkonstruksi konsep melalui kegiatan

praktikum yang berkelompok.

Pada kegiatan kali ini, kamu akan melakukan simulasi tentang saling ketergantungan

makhluk hidup dalam suatu ekosistem. Diharapkan dengan kegiatan ini, kamu memahami

pentingnya setiap organisme bagi kehidupan.

Benda yang kamu perlukan:

1. benang kasur atau tali rafia.

2. kartu-kartu yang berisi komponen ekosistem.

Kegiatan ini dapat dilakukan di dalam atau luar kelas.

Lakukan langkah-langkah sebagai berikut

1. Sesuai kesepakatan, pilih salah satu ekosistem.

2. Peserta didik membentuk lingkaran.

3. Peserta didik pertama sebagai pohon dan memegang ujung tali rafia.

4. Peserta didik kedua yang berada di seberang peserta didik pertama menyebutkan

salah satu komponen ekosistem hutan tropis selanjutnya dan menjelaskan

keterkaitan dengan komponen sebelumnya. Misal burung, hubungannya adalah

tempat hidup.

5. Tali kemudian dihubungi lagi ke Peserta didik ketiga yang berada di seberang

Peserta didik kedua. Hal ini terus dilakukan sampai semua Peserta didik sudah

memegang tali rafia yang mewakili komponen hutan tropis.

gambar 9.9 benang kasur gambar 9.10 tali rafia

Page 50: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

40

Gambar 9.11

Peserta didik bermain simulasi saling ketergantungan pada hutan tropis

6. Setiap peserta didik harus memegang tali dengan kencang.

7. Guru menyebutkan salah satu komponen hutan tropis. Peserta didik yang

memerankan komponen tersebut menggoyang-goyangkan tali yang dipegangnya,

dan semua peserta didik diminta komentarnya apa yang dirasakan? (semua Peserta

didik akan merasakan getaran dari tali rafia tersebut.

8. Selanjutnya guru menyebutkan salah satu komponen hutan lain, dan meminta Peserta

didik tersebut melepaskan tali yag dipegangnya. Akibatnya adaPeserta

didik/komponen lain yang talinya tidak kencang lagi dan komponen tersebut harus

melepaskan talinya.

Eksplorasi

Para peserta didik, kita telah melakukan aktivitas bermain tentang saling

ketergantungan. Sekarang, mari kita lanjutkan dengan eksplorasi. Apa yang kita

eksplorasi adalah ekosistem yang ada di sekitar sekolah.

Mengetahui bentuk-bentuk saling ketergantungan

Apa yang kamu butuhkan

1. Alat tulis.

2. Kaca pembesar (bila perlu).

Lakukan langkah-langkah berikut ini.

1. Perhatikan dan amatilah ekosistem di sawah, kolam ikan, lapangan rumput, atau

ekosistem lain di sekitar sekolahmu!

2. Dapatkah kamu menentukan bentuk saling ketergantungan antara komponen

komponen dalam ekosistem.

Page 51: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

41

Melihat dari konteks buku A yang mengarahkan peserta didik pada

konstruktivisme melalui kegiatan, maka peserta didik dapat menarik

kesimpulan tentang pelajaran yang mereka pelajari. Pada kegiatan ini,guru

hanya sebagai fasilitator bagi peserta didik.

Peserta didik harus dibiasakan untuk mengkonstruk materi. Materi akan

mudah dipahami oleh peserta didik jika peserta didik dapat mengkonstruk

materi. Materi biologi bukan untuk dihafal tapi harus dipahami agar peserta

didik juga bisa merasakan dan mengaplikasikan manfaat-manfaat dari materi

yang mereka pelajari.

Di halaman 186 pada paragraf kedua, mulai dibahas tentang habitat, di

paragraf tersebut dituliskan kalimat “nah, tempat yang kamu kunjungi itu bisa jadi

merupakan suatu habitat bagi suatu makhluk hidup.” Kalimat tersebut mengarah pada

suatu info baru yang aktual bagi peserta didik. Mengarahkan peserta didik

kepada hal yang baru dapat membuat peserta didik lebih bersemangat untuk

belajar. Setiap tempat bisa menjadi habitat bagi suatu makhluk hidup, karena

itu peserta didik harus lebih menghormati dan menjaga tempat-tempat yang

ada di sekitar mereka.

Materi dimulai dari yang sederhana kemudian mengingat beberapa

materi yang sebelumnya sudah dibahas. Lalu lanjut ke materi yang sulit dan

membangun konsep melalui materi yang berkaitan dengan keseharian peserta

didik. Permulaan yang bagus untuk mengajak anak memulai suatu pelajaran

tertentu.

Unsur yang juga unggul dibuku A yaitu unsur masyarakat belajar

(learning community). Dengan persentase sebesar 10.98%. Persentase ini

paling tinggi diantara buku lainnya. Masyarakat belajar, yaitu isi buku yang

mengajak peserta didik untuk berkelompok dalam praktikum atau kegiatan

lainnya yang berhubungan dengan materi. Pada buku A banyak sekali

kegiatan-kegiatan yang mengharuskan peserta didik berkelompok atau tugas

individu. Hampir disetiap sub bab, buku A selalu menghadirkan satu hingga

dua kegiatan yang merangsang peserta didik untuk berdiskusi atau

berkelompok. Seperti pada contoh berikut:

Page 52: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

42

EUREKA!

Ikan pada air bersih dan tercemar

1. Siapkan 4 buah toples kosong, 4 ekor ikan kecil, dan stopwatch!

2. Isi setiap toples dengan:

a. air bersih

b. air sabun mandi

c. air sabun deterjen

d. obat nyamuk cair

3. Masukkan ikan-ikan tersebut ke dalam toples!

4. Amati ikan dalam 5 menit, 10 menit, dan 15 menit!

5. Diskusikan hasil pengamatanmu dengan teman di kelas dan guru mu!

Contoh praktikum di atas menunjukkan kesesuaian materi dengan

kehiduan sehari-hari. Melihat dengan seksama bahwa air yang tercemar

memeang tidak bisa dihuni oleh makhluk hidup. Dari praktikum tersebut

psesrta didik dapat belajar untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih dan

sehat sehingga semua makhluk hidup dapat hidup dengan nyaman.

Penggunaan bahan-bahan tertentu, bisa berbahaya bagi lingkungan.

Walaupun bahan tersebut memiliki fungsi yang baik untuk membasmi hama

atau penggangu lainnya. Tapi jika bahan tersebut dipakai terlalu banyak,

atau dibuang pada tempat yang tidak sewajarnya, maka bahan tersebut akan

merusak semua makhluk hidup. Contohnya pada penggunaan sabun mandi,

detergent, pembasmi serangga, dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut, jika

tidak digunakan dengan baik, maka akan merusak lingkungan.

Berikut adalah contoh yang mengajak peserta didik dalam learning

community.

Ada berapa macam makhluk hidup dan tak hidup yang ada di lingkungan sekolah?

Apa yang kamu lakukan!

1. Buatlah kelompok yang terdiri atas 4-5 orang!

2. Catatlah lingkungan sekolah apa yang kamu amati!

3. Catatlah semua makhluk hidup dan tak hidup yang terdapat pada

lingkungan tersebut, dalam suatu tabel pengamatan.

Page 53: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

43

Gambar 9.4 Para peserta didik mencatat hasil pengamatan

Tabel 9.1 Hasil Pengamatan Lingkungan .

No. Makhluk Hidup (Bio tik) Jumlah Benda Mat i

(Ab io tik) Keterangan

1. ... ... ... ...

2. ... ... ... ...

3. ... ... ... ...

4. ... ... ... ... 5. ... ... ... ... ... ... ... ... ...

4. Buatlah kesimpulan dari kegiatanmu dengan mengaitkan peran setiap komponen

tersebut!

Dari kesimpulan kegiatan diatas, peserta didik dapat melihat langsung

dan memahami inti dari kegiatan yang mereka lakukan. Menuliskan hasil

mereka pada tabel dan mengaitkan peran setiap komponen yang ada.

Kegiatan ini bisa menjadi memori yang kuat pada peserta didik.

Berikut ini akan ditampilkan unsur kontekstual pada buku C2 yang

terlihat pada Gambar 4.2.

Page 54: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

44

Gambar 4.2 Data analisis unsur kontekstual

Keterangan :

Page 55: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

45

1. Konstruktivisme

(constructivism)

2. Bertanya

(questioning)

3. Menemukan (inquiry)

4. Masyarakat belajar

(learning community)

5. Pemodelan (modelling)

6. Refleksi (reflection)

7. Penilaian autentik

(authentic assessment)

Page 56: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

46

Pada unsur menemukan atau inquiry peringkat tertinggi terdapat pada

buku dengan kode C2 dengan persentase sebesar 35%. Inkuiri adalah isi

buku yang mengarahkan peserta didik untuk menemukan hal baru pada

materi yang mereka pelajari. Persentase ini paling tinggi di antara buku

lainnya. Seperti pada tugas 21.1 berikut:

1. Diskusikan dengan kelompok kalian, kemudian hasiInya diskusikan di depan kelas!

Cobalah kalian bandingkan data hasil pengamatan penduduk RW kalian sekarang

dengan jumlah penduduk 5 tahun yang lalu!

2. Apakah berbeda? Coba carilah penyebabnya. Apa pula pengaruhnya terhadap

kebutuhan pangan dan papannya?

Tugas pada nomor satu, peserta didik diharuskan mencari info ke

narasumber yang pasti, yaitu pak RW pada masing-masing tempat tinggal

peserta didik. Setelah mendapatkan data, meraka harus membandingkan

perbedaan data dari masing-masing tempat. Dari perbandingan inilah

mereka bisa menemukan bahwa setiap tempat berbeda-beda kepadatan

penduduknya, setiap tahun pun bisa terjadi peningkatan dan penurunan

penduduk.

Pada tugas nomor dua, peserta didik diharuskan mencari tahu penyebab

perbedaan di masing-masing tempat. Dari hasil yang mereka dapat, pasti

akan ada perbedaan hasil sehingga peserta didik lebih memahami konsep

yang mereka pelajari. Selanjutnya pada tugas 21.2

1. Sebutkan dampak negatif akibat penduduk yang sangat padat Coba kalian soroti

dari sudut kebutuhan air bersih, udara bersih, kebutuhan pangan, dan ketersediaan

lahan!

2. Sebutkan akibat penyebaran penduduk yang tidak merata di wilayah antar pulau di

Indonesia! Sorotilah dari sudut kebutuhan pangan dan ketersediaan lahan pertanian

bagi masyarakat.

Tugas pada nomor satu, mengarahkan peserta didik untuk mencari

jawaban tentang dampak negatif akibat penduduk yang padat. Ternyata

semakin banyaknya penduduk, bisa semakin menimbulkan banyak masalah.

Seperti kurangnya kebutuhan air, makan, tempat tinggal, dan lainnya yang

sama-sama dibutuhkan oleh semua makhluk hidup. Peserta didik dapat

menarik kesimpulan apakah semuanya bisa berdampak negatif, atau ada

dampak positif lain yang ditimbulkan dari kepadatan penduduk ini.

Page 57: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

47

Tugas pada nomor dua, mengarahkasn siswa untuk melihat adanya

perbedaan di setiap pulau yang ada di Indonesia. Perbedaan tersebut dapat

mempengaruhi kehidupan manusia yang menempati daerah tersebut.

Kompetisi yang ada pada suatu daerah yang padat, akan semakin ketat.

Dari tugas di atas jelas terlihat bagaimana peserta didik diarahkan untuk

menemukan suatu jawaban atau suatu solusi dari sebuah masalah yang

timbul di masyarakat. Mengaitkan konsep dengan hal-hal yang ada di

sekitar peserta didik. Sehingga peserta didik lebih mudah untuk menemukan

jawaban dari permasalahan yang timbul.

Unsur terakhir pada kontekstual yaitu penilaian autentik (authentic

assessment) terdapat pada buku C2 dengan persentase paling besar yaitu

5%. Persentase ini paling besar di antara buku pembandingannya. Seperti

penilaian berikut :

Di akhir bab buku kode C2 memberikan tugas kepada peserta didik

untuk melanjutkan materi menjadi suatu bahan yang bisa dijadikan tulisan.

Sehingga guru dan peserta didik pun bisa paham, apakah peserta didik

sudah memahami materi yang telah diajari melalui tulisan yang peserta

didik buat.

Berikut akan tersaji data unsur kontekstual pada Gambar 4.3 di bawah

ini.

Page 58: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

48

Gambar 4.3 Data analisis unsur kontekstual

Keterangan :

8.

1. Konstruktivisme (constructivism)

2. Bertanya (questioning)

3. Menemukan (inquiry)

4. Masyarakat belajar (learning community)

5. Pemodelan (modelling)

6. Refleksi (reflection)

7. Penilaian autentik (authentic assessmen)

Unsur kontekstual selanjutnya yaitu pemodelan (modelling) terdapat

pada buku B1, dengan persentase paling besar diantara buku lainnya yaitu

sebesar 17.35%. Contoh pemodelan pada buku B1 sebagai berikut :

Hasil yang harus kamu capai:

memahami saling ketergantungan dalam ekosistem.

Setelah mempelajari bab ini, kamu harus mampu:

• menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem;

• mengidentifikasi pentingnya keanekaragaman makhluk hidup dalam pelestarian

ekosistem.

Diagram Alur

Untuk mempermudahmu mempelajari bab ini, pelajarilah diagram alur yang disajikan

sebagai berikut

Page 59: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

49

Dari tulisan di awal bab dan diagram alur yang tersaji pada halaman

pertama buku kode C1, jelas terlihat bahwa kode buku C1 memang lebih

memusatkan perhatian pada suatu topik yang akan dipelajari, mengarahkan

peserta didik pada kejelasan konsep dan menyajikan contoh materi dengan

gambaran yang jelas.

Beberapa model atau contoh dalam materi sudah tergambar melalui

rumus. Seperti contoh di bawah ini.

Page 60: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

50

Beberapa contoh juga disajikan dengan gambar langsung sesuai

kehidupan nyata siswa, seperti gambar sawah dan pegunungan yang sudah

jarang ditemukan pada masyarakat kota. Gambar yang disajikan dengan

gambar langsung, dapat memudahkan peserta didik untuk melihat jelas

materi yang disampaikan. Peserta didik juga tidak perlu pergi ke tempat

yang jauh hanya untuk melihat sawah atu ladang.

Contoh lainnya juga dengan gambar animasi yang membuat peserta

didik senang untuk melihatnya. Menggambarkan contoh yang bisa dilihat

langsung dengan peserta didik akan membawa efek kuat pada memori

peserta didik.

Page 61: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

51

Gambar animasi diatas lebih indah dilihat dibandingkan buku yang hanya

ada tulisan padi dimakan tikus, tikus dimakan ular, ular dimakan elang. Pada

dasarnya manusia senang melihat dengan keadaan yang terpusat, berwarna

dan bergambar.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil analisis kesesuaian tiap buku berdasarkan sifat kontekstual terlihat

pada lampiran satu untuk kode buku A (Kurikulum 2013). Peringkat pertama

dengan nilai 89% berada pada indikator 2.3.1 yaitu ”Konsep disajikan dengan

kegiatan yang dikaitkan dengan dengan kehidupan nyata siswa.” Terlihat

bahwa buku A memang menyajikan konsep yang sesuai dengan kehidupan

peserta didik sehari-hari, sehingga peserta didik bisa dengan mudah

memahami konsep yang dipelajari.

Diperlihatkan gambar-gambar nyata atau animasi yang sesuai kehidupan

peserta didik sehari-hari, seperti pada halaman pertama bab tersebut, peserta

didik diperlihatkan interaksi yang tejadi pada ekosistem hutan. Lalu setiap

masuk sub bab baru, buku ini menugaskan peserta didik untuk berkelompok

sesuai dengan kegiatan yang mendukung konsep tersebut.

Peringkat kedua berada pada indikator 1.1.2 yaitu “Mengaitkan dengan

info aktual yang terjadi pada kehidupan siswa.” Contohnya seperti

pencemaran, sampah, polusi, serta pemanasan global yang memang sedang

mencekam manusia dibumi. Dengan mengaitkan info-info aktual, peserta didik

diajak untuk lebih perduli pada lingkungan sekitar, membuka kesadaran akan

setiap perbuatan yang mereka lakukan akan ada dampaknya bagi lingkungan

sekitar.

Peserta didik saat ini, malas untuk membaca koran atau menonton berita-

berita aktual. Tetapi dengan menyajikan berita aktual pada buku, peserta didik

dapat memahami hal-hal baru diluar sana. Berita-berita baru tersbut juga dapat

meningkatkan minat peserta didik untuk terus belajar.

Peringkat ketiga berada pada indikator 5.2.1 “Mengaitkan hubungan

antara fakta dan konsep.“ dengan persentase sebesar 84.7%. Menyajikan

Page 62: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

52

beberapa soal yang berkaitan tentang efek rumah kaca, polusi dan pencemaran.

Di buku ini juga mengajak siswa untuk berpikir kritis, seperti kalimat berikut

“banyak penyebab kerusakan lingkungan berasal dari zat kmia. Jelaskan sisi positif

mempelajari zat kimia?”

Dengan disajikan kalimat seperti diatas, akan membuat peserta didik

lebih berpikir kritis, bahwa apa yang mereka pelajari selama ini, bisa berguna

untuk kehidupannya, menjadikan siswa lebih berhati-hati dalam bertindak serta

tidak sembarangan dalam menggunakan suatu bahan.

Berikut akan diperlihatkan data analisis karakteristik kontekstual pada

buku A terlampir pada lampiran dua. Analisis karakteristik kontekstual ini

berguna untuk melihat karakteristik yang ditonjolkan pada buku kode A.

Persentase terbesar dari Tabel diatas adalah 89% pada proses

“mengembangkan pengetahuan siswa”. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya

kegiatan praktikum baik perorangan atau kelompok. Disetiap permulaan topik,

buku ini akan menyajikan kegiatan yang mendorong peserta didik untuk

mengarah pada proses pengetahuan siswa.

Kegiatan praktikum lebih efektif untuk memahami materi yang akan

dipelajari oleh peserta didik. Kegiatan ini juga harus selalu di monitor oleh

guru sebagai pendamping dan fasilitator agar tidak terjadi hal-hal yang tidak

diinginkan.

Urutan kedua persentase terbesar ada pada mengkonstruksi konsep

dengan persentase sebesar 71.15%. Buku ini mengajak peserta didik dengan

mengenalkan konsep dari materi yang sederhana kemateri yang sulit serta

mulai dari hal yang konkret ke hal yang abstrak.

Peserta didik akan sulit menerima materi jika dalam buku tersebut

disajikan materi-materi yang rumit. Materi yang rumit akan membuat peserta

didik malas untuk membaca, terlebih jika buku tersebut tidak meyiapkan

gambar-gambar yang dapat membantu peserta didik memahami pelajaran.

Pada awal bab, materi yang disajikan harus dari materi yang sedrhana

dan konkret. Maksudnya konkret adalah materi tersebut bisa dilihat dan

dirasakan pada lingkungan sekitar peserta didik. Setelah peserta didik

Page 63: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

53

menguasai materi yang mudah, maka materi bisa dilanjutkan pada tingkatan

yang lebih sulit.

Urutan ketiga berada pada pada karakterisik “mengakomodasi dan

menganalisis” dengan persentase sebesar 70.3 %. Peserta didik diharapkan

bisa menganalisis konsep dan materi, kemudian dapat mengakomodasi

sendiri dari konsep tersebut.

Dari data keseluruhan buku kurikulum 2013 pada bab interaksi makhluk

hidup dengan lingkungannya, buku ini lebih menonjolkan pada aspek

konstruktivisme, bertanya, masyarakat belajar, refleksi dan mengajak peserta

didik untuk menemukan suatu hal yang baru dari konsep atau materi yang

sudah dipelajari sebelumnya.

Berikut adalah analisis data dari buku B yaitu buku dengan judul

Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar. Ada dua bab yang akan

dianalisis. Bab ekosistem (kode B1) dan manusia dan lingkungan (kode B2).

Data terlampir pada lampiran tiga.

Data gambar tersebut terlihat bahwa data tertinggi dengan persentase

sebesar 80% yaitu pada indikator 1.2.1. “Menyajikan materi dari yang

sederhana ke materi yang rumit.” Seperti pada materi diawal bab pada

paragraf pertama berikut.

“Pada bab sebelumnya kamu telah belajar bahwa sel-sel akan membentuk jaringan,

beberapa jaringan membentukorgan, organ-organ bergabung membentuk sistem organ, dan

sistem organ-sistem organ akan membentuk organismeatau makhluk hidup. Satu makhluk

hidup disebut juga satuindividu, misalnya sebatang pohon mangga, seekor ikan, dan seekor

sapi”.

Dari materi tersebut terlihat jelas bahwa buku B1 menjelaskan materi dari

yang sederhana hingga materi yang rumit. Menjelaskan dari materi yang

mudah hingga materi yang sulit.

Memulai materi dengan satuan individu yaitu kompenen sederhana dalam

ekosistem. Meningkat pada populasi dan selanjutnya. Buku ini tidak

menjelaskan materi langsung dari yang tingkat atas.

Page 64: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

54

Selanjutnya pada indikator 1.1.2. dan 5.2.1. dengan persentase sebesar

60.9%. yaitu pada indikator 1.1.2. “Mengaitkan dengan info aktual yang

terjadi pada kehidupan siswa.” Seperti pada kolom Informasi IPA.

“Sekitar 6.500 jenis Reptilia terdapat di seluruh dunia, di antaranya 3.700 jenis

merupakan kadal, 2.800 jenis merupakan ular, dan 25 jenis merupakan buaya. Sumber:

Ensiklopedia Tanya dan Jawab Flora dan Fauna, 2004”

Kolom tersebut memberikan informasi aktual yang mungkin siswa

belum mengetahuinya, sehingga saat peserta didik membaca, maka

pengetahuan siswa akan bertambah.

Indikator 5.2.1.” Mengaitkan hubungan antara fakta dan konsep.”Seperti

pada materi berikut.

“Perhatikanlah makhluk hidup yang ada di sekitarmu, adakah yang benar-benar hidup

sendiri terpisah dari makhluk hidup lainnya? Sebagaimana yang telah kamu pelajari, tidak

ada makhluk hidup yang benar-benar terpisah dari makhluk hidup yang lainnya. Semua

memiliki peran masing-masing dan saling berhubungan, secara langsung maupun tidak

langsung.”

Dari materi diatas, buku B1 menyajikan hubungan antara fakta dengan

konsep. Sehingga peserta didik dapat langsung meyerap materi tanpa harus

susah-susah membayangkannya.

Mengaitkan materi dengan fakta dan konsep juga bisa membuat peserta

didik paham akan lingkungannya sehingga lebih menghargai dan menjaga

lingkungan sekitar mereka. Manusia juga bertindak sebagai agen penentu.

Jika manusia menjaga kelestarian lingkungan, maka lingkungan juga akan

bersih dan membuat efek positif bagi kehidupan semuanya.

Berikutnya akan disajikan data mengenai analisis dan karakteristik

kontekstual yang terlampir pada lampiran empat. Dari data tersebut terlihat

bahwa karakteristik kontekstual tertinggi ada pada 5.2 dengan persentase

sebesar 60.9% dengan karakteristik “mengarahkan siswa pada kejelasan

konsep.” Dari beberapa data yang dianalisis menguatkan bahwa buku ini

memang mengarahkan siswa pada kejelasan konsep dengan cara

menunjukkan gambar asli atau animasi yang berkaitan dengan konsep, lalu

Page 65: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

55

mengajak peserta didik untuk mengadakan kegiatan yang mengarahkan

peserta didik pada kejelasan konsep.

Peringkat kedua pada karakteristik1.2 dengan persentase sebesar 52.35%

yaitu “mengkonstruksi konsep”. Di buku ini, peserta didikdiarahkan dan

ditegaskan dengan beberapa konsep yang didukung oleh praktikum-

praktikum. Sehingga dengan sendirinya peserta didik bisa membangun

pengetahuan konsep.

Peringkat ketiga pada karakteristik 2.3 yaitu “mengeksplorasi

pemahaman siswa” dengan persentase sebesar 44.7%. Seperti pada

pertanyaan pada awal materi.

“Pikirkan jawaban pertanyaan berikut sebelum kamu membaca uraian materi bab ini.

Kemudian, periksakembali jawabanmu setelah kamu selesai membaca uraian bab ini.

Apakah ada yang harus diperbaiki denganjawaban tersebut?Bagaimana cara tumbuhan

mendapatkan makanan?Apa yang dilakukan hewan untuk mendapatkan energi?Hal apa saja

yang harus dilakukan manusia untuk melestarikan keanekaragaman makhluk hidup?”

Dari pertanyaan awal tersebut terlihat bahwa peserta didik diajak untuk

lebih mengeksplorasi pemahaman dari materi yang sudah mereka pelajari

sebelumnya.

Selanjutnya hasil analisis kesesuaian buku dengan indikator kontekstual

pada kode buku B2 dengan judul manusia dan lingkungan tersaji pada

Gambar 4.5. Tersaji hasil analisis dengan peringkat persentase terbesar pada

indikator 1.1.2 dengan nilai 45% yaitu “Mengaitkan dengan info aktual yang

terjadi pada kehidupan siswa.” Seperti pada materi di halaman 263 paragraf

kedua.

“manusia telah mengubah lingkungan tempat tinggalnya dengan membangun kota-

kota dan jalan raya. Lapisan humus tanah yang memerlukan waktu ratusan tahun hingga dapat

terbentuk, telah hilang di beberapa tempat karena praktik pertanian yang buruk. Beberapa

sungai, mata air, dan danau tidak dapat lagi menjadi sumber air minum dan tempat hidup

ikan-ikan.”

Materi tersebut benar adanya sesuai dengan yang kita alami saat ini,

sudah jarang ditemukan mata air, danau atau sawah akibat banyaknya

pembangunan gedung oleh manusia tanpa diperhatikan dampak yang terjadi.

Page 66: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

56

Peringkat kedua tertinggi berada pada indikator 5.2.1 dengan persentase

41.1% yaitu “Mengaitkan hubungan antara fakta dan konsep.” Seperti pada

halaman 265 paragraf 5.

“adanya bayi yang lahir berarti adanya penambahan jumlah penduduk. oleh karena itu,

jumlah kelahiran merupakan petunjuk pertambahan jumlah penduduk. Semakin banyak bayi

yang lahir berarti semakin cepat pertambahan jumlah jumlah penduduk.”

Materi tersebut sesuai dengan fakta yang ada di sekitar peserta didik.

Bahwa semakin banyak bayi yang lahir, maka pertambahan jumlah penduduk

juga meningkat.

Peringkat ketiga tertinggi pada indikator 1.2.1 yaitu “Mengaitkan dengan

info aktual yang terjadi pada kehidupan siswa.”

“Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi suatukeuntungan sebab terdapat banyak

tenaga kerja. Akan tetapi,jumlah penduduk yang besar juga dapat menimbulkan masalah,

sebab penduduk memerlukan tempat tinggal, makanan, pakaian,dan pendidikan.”

Materi tersebut benar terjadi pada Indonesia. Pemerintah menghadapi

masalah dalam penyebaran penduduk serta banyaknya warga Indonesia yang

masih dibawah garis kemiskinan. Lalu analisis unsur kontekstual terdapat

pada lampiran lima.

Terlihat peringkat tertinggi pertama yaitu unsur 5.2 dengan persentase

sebesar 41.1% dengan unsur “menyampaikan kompetensi & tujuan”. Buku B2

lebih menitik beratkan pada menyampaikan kompetensi dan tujuan, berarti

materi yang dibuat di sesuaikan dengan tujan peserta didik untuk mempelajari

materi ini. Misal, dengan semakin banyaknya kelahiran, maka bumi akan

semakin banyak penduduknya. Jika semakin padat, maka kehidupan di bumi

tidak efisien, lalu bagaimana cara menanggulanginya? Dengan cara KB,atau

mengatur jarak kelahiran dan membatasi keturunan.

Peringkat kedua dengan unsur 3.1 sebesar 29.35% yaitu “mengamati

fenomena alam” seperti pada Informasi IPA berikut.

“Angka harapan hidup sekitar 273,65 juta jiwa penduduk Indonesia pada

2025diperkirakan dapat meningkat 4,7 tahun dari angka harapan hidup saat ini hanya 69,0

tahun.Pada periode 20 tahun yang akan datang Indonesia diperkirakan dapat menekanangka

kelahiran total atau total fertility rate dan angka kematian bayi atauinfant mortality rate serta

Page 67: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

57

meningkatkan jumlahpenduduk usia lanjut (65 tahun ke atas).Sumber: Media Indonesia

Online”.

Dari informasi IPA tersebut, peserta didik mulai membayangkan

bagaimana kehidupan di Indonesia pada 25 tahun yang akan datang.

Menjelaskan fenomena yang terjadi pada saat ini akan berdampak hingga 25

tahun yang akan datang.

Peringkat ketiga dengan unsur 1.2 sebesar 26.9% yaitu, “mengkonstruksi

konsep” seperti pada materi berikut pada halaman 268.

“Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, per tambahanjumlah penduduk yang terlalu

cepat dapat menimbulkanbanyak permasalahan. Pertambahan penduduk tentunyamenuntut

juga penambahan berbagai fasilitas, misalnyaperumahan, sekolah, angkutan, dan pekerjaan.”

Peserta didik diajak untuk mengkonstruksi konsep, bahwa pertambahan

jumlah penduduk yang semakin padat dan tidak terpandu, maka akan

menimbulkan banyak masalah yang terjadi pada kehidupan sehari-hari. Dan

masalah tersebut tidak hanya di tanggung oleh pemerintah, tetapi juga oleh

semua warga negara Indonesia.

Berikutnya analisis dari kode buku C1 yang akan terlihat pada Gambar

4.9 dibawah ini. Berikut adalah analisis data dari buku C1 dengan persentase

terbesar yaitu pada indikator 2.3.1 dengan persentase sebesar 57.7% “Konsep

disajikan dengan kegiatan yang dikaitkan dengan dengan kehidupan nyata

siswa.”Seperti pada tugas 19.2 pada halaman 329.

“Diskusikan! Apakah peran matahari bagi kehidupan? Bagaimana seandainya tidak

ada matahari dalam kehidupan ini?”

Pada materi tersebut, peserta didik diarahkan untuk berdiskusi

bersama temannya. Mendiskusikan hal yang terlihat gampang, tetapi

pengaruhnya sangat besar bagi kehidupan makhluk hidup yang ada dibumi ini.

Serta indikator 2.2.1. dengan persentase sebesar 55.5 % yaitu

“Menjelaskan materi yang unik tetapi berhubungan dengan kehidupan siswa.”

Seperti pada penjelasan jaring-jaring kehidupan dan rantai makanan berikut.

Page 68: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

58

Konsep yang disajikan dengan gambar yang unik dan lucu tetapi

memiliki arti yang banyak. Misalnya dalam satu rantai makanan akan

memindahkan energi yang besar dari satu makhluk hidup, ke makhluk hidup

yang satunya.

Peringkat ketiga pada indikator 5.2.1 yaitu “mengaitkan hubungan

antara fakta dan konsep”Seperti pada materi awal buku C1 yang membahas

“Jika kalian berjalan-jalan di sekitar tempat tinggal kalian atau sewaktu kalian berangkat ke

sekolah menyusuri sungai di tengah sawah yang menghijau dengan tanaman padinya,atau di

tempat serupa yang lain, pasti kalian jumpai makhluk hidup danbenda tidak hidup.Coba

sebutkan apa saja yang kalian jumpai sejakkalian berangkat dari rumah kalian sampai di

sekolah!Bandingkan pengalamankalian tersebut dengan pengalaman kawan-kawan

kalian!Apakah kalian jumpai pula hubungan antar makhluk hidup ataumakhluk hidupdengan

sesuatu yang tidak hidup? Dengan mempelajari bab ini nantinya kalianakan semakin jelas

tentangkegiatan di atas, yaitu tentang ekosistem, kalian akan diajak untuk dapatmenentukan

ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem.“

Materi ini berkaitan erat dengan lingkungan sekitar peserta didik.

Sehingga peserta didik bisa merasakan dan melihat langsung hubungan materi

dan konsep yang mereka pelajari.

Dan indikator 1.3.1 yaitu “menyajikan soal latihan yang bisa dianalisis

siswa” seperti pada soal diskusi tugas 19.3 dihalaman 332 “Apakah yang akan

terjadi jika di hutan dilakukan tebang habis? Diskusikanlah dengan kelompok kalian!

Bandingkan hasil diskusi satu kelompok!

Page 69: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

59

Dari tugas tersebut, peserta didik diharuskan menganalisis dampak yang

terjadi apabila tidak ada hutan di bumi ini. Apakah makhluk hidup dapat tetap

hidup? Atau banyaknya bencana alam yang akan terjadi? Selain itu, hasil

analisis mereka pun akan di bandingkan dengan kelompok lainnya. Dengan

membandingkan, maka semakin banyak jawaban yang akan muncul diantara

para peserta didik. Selanjutnya akan terlihat analisis unsur kontekstual buku

kode C1 pada lampiran enam.

Unsur kontekstual terbesar dengan nilai 43.25% berada pada unsur 2.3

yaitu ” mengeksplorasi pemahaman siswa”. Peserta didik diajak langsung

untuk mengeksplorasi materi yang diajarkan dengan lingkungan sekitar

tempat tinggal mereka. Seperti pada contoh berikut.

“Jika kalian berjalan-jalan di sekitar tempat tinggal kalian atau sewaktu kalian

berangkat ke sekolah menyusun sungai di tengah sawah yang menghijau dengan tanaman

padinya, atau di tempat serupa yang lain, pasti kalian jumpai makhluk hidup dan Benda

tidak hidup. Coba sebutkan apa saja yang kalian jumpai sejakbkalian berangkat dari rumah

kalian sampai di sekolah!. Bandingkan pengalamankalian tersebut dengan pengalaman

kawan-kawan kalian!. Apakah kalian jumpai pula hubungan antarmakhluk hidup atau

makhluk hidup dengan sesuatu yang tidak hidup? Dengan mempelajari bab ini nantinya

kalian akan semakin jelas tentang kegiatan di atas, yaitu tentang ekosistem, kalian akan

diajak untuk dapat menentukan ekosistem dan sating hubungan antara komponen

ekosistem.”

Peserta didik diajak langsung untuk mengekplorasi alam yang ada

disekitar mereka. Hal ini membuat peserta didik mengingat dan bisa

mengeksplorasi pemahaman mereka.

Urutan kedua terbesar dengan persentase sebesar 36.65% berada pada

karakteristik 1.4 yaitu “mengasimilasi dan mengakomodasi” serta pada

karakteristik 2.1 yaitu “mengarahkan siswa untuk memperoleh informasi.”

Seperti pada tugas berikut.

Tugas 19.1

Lakukan penyelidikan berikut secara berkelompok dan catat dalam buku catatan

kalian.

1. Pilihlah tempat dilingkungan sekitar sekolah kalian atau kebun sekolah kalian dan

batasilah dengan batu atau kayu pada keempat sisinya. Amatilah apa saja yang ada

Page 70: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

60

ditempat yang telah kalian batasi tersebut. Jaga agar tempat tidak diganggu, dan

biarkan apa adanya.

2. Amatilah dengan hati-hati dan teliti apa saja yang ada dalam tempat yang

Dibatasi dan catat. Jangan lupa amati pula aktivitas makhluk hidup yang terjadi.

3. kelompokkanlah apa yang kalian amati kedalam dua kelompok , yaitu kelompok

yang hidup (biotik) dan yang tidak hidup (abiotik).

4. Adakah kalian temukan hubungan antarkomponen tersebut? ]ika ada,

hubungan tersebut bersifat menguntungkan atau merugikan?

Urutan ketiga pada karakteristik 1.3 yaitu“menganalisis dan mensintesis

konsep” Semuanya terangkum dalam refleksi pada halaman 333 “sebagai

bahan refleksi coba kalian buat uraian tentang ekosistem, komponennya, dan segala hal

tentang pelestariannya. Apakah kalian merasa kesulitan atau sudah paham?

Page 71: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

61

Dari refleksi tersebut tergambar bahwa peserta didik memang diarahkan

untuk mencari informasi serta mengasimilasi dan mengakomodasi materi

dari yang pernah peserta didik pelajari sebelumnya.

Selanjutnya akan terlihat analisis kesesuaian buku kode C2 dengan

sifat kontekstual yang terlampir pada lampiran sembilan. Dari analisis C2

terlihat bahwa persentase terbesar ada pada indikator 1.1.2 dengan

persentase sebesar 57.5% “Mengaitkan dengan info aktual yang terjadi pada

kehidupan siswa.”

Lalu urutan kedua tertinggi pada indikator 5.2.1 yaitu “Mengaitkan

hubungan antara fakta dan konsep” dengan persentase sebesar 55%. Seperti

pada materi berikut.

“Berapakah jumlah keluarga kalian? Ada yang sedikit dan ada juga yang banyak,

bukan? Coba perhatikan kehidupan antara keluarga yang kecil dan besar tersebut, dilihat

dari kebutuhan hidupnya. Tentunya semakin banyak anggota keluarga kebutuhan seperti

pangan, papan, dan lain sebagainya juga semakin banyak. Begitu juga dengan semakin

bertambahnya penduduk di Indonesia ini,maka kebutuhan hidupnya juga meningkat dan

berpengaruh terhadap lingkungan. Setelah belajar bab ini kalian akan dapat memprediksi

pengaruh kepadatan populasi manusia terhadap lingkungan.”

Terlihat bahwa materi tersebut mengaitkan fakta dengan konsep yang

mereka pelajari.

Urutan ketiga terbesar berada pada indikator 2.3.1 dengan persentase

sebesar 52.5% yaitu ”konsep disajikan dengan kegiatan yang dikaitkan

dengan kehidupan nyata siswa.” Seperti pada tugas 2.1.1 pada halaman 350

yaitu “cobalah kalian bandingkan data hasil pengamatan RW kalian sekarang dengan

jumlah penduduk 5 tahun yang lalu! Apakah berbeda? Coba cari penyebabnya. Apa pula

pengaruhnya terhadap kebutuhan pangan dan papannya?.” Tugas ini berkaitan dengan

kehidupan peserta didik serta sesuai dengan konsep yang mereka pelajari.

Selanjutnya akan terlihat analisis kesesuaian buku kode C2 dengan

karakteristik kontekstual pada lampiran sepuluh.

Urutan tertinggi pertama pada karakteristik 5.2 yaitu “ mengarahkan

peserta didik pada kejelasan konsep.” Dengan persentase sebesar 55%.

Setiap materi disajikan dengan menggunakan contoh yang terjadi di sekitar

Page 72: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

62

lingkungan peserta didik. Sehingga siswalebih mudah dan cepat memahami

materi yang di pelajari.

Urutan tertinggi kedua pada karakteristik 2.3 dengan persentase sebesar

51.25% yaitu “mengekplorasi pemahaman siswa” terlihat pada tugas 21.2

dihalaman 352.

”Sebutkan dampak negatif akibat penduduk yang sangat padat. Coba kalian soroti dari

sudut kebutuhan air bersih, udara bersih, kebutuhan pangan, dan ketersediaan lahan!

Sebutkan akibat penyebaran penduduk yang tidak merata di wilayah antar pulau di

Indonesia! Sorotilah dari sudut kebutuhan pangan dan ketersediaan lahan pertanian bagi

masyarakat. Diskusikan dengan kelompok kalian, kemudian hasiInya diskusikan di depan

kelas!.”

Pada tugas kali ini, jelas sekali peserta didik diharuskan untuk

mengeksplorasi pemahaman mereka setelah mereka mempelajari materi ini,

dengan cara menyelesaikan permasalahan yang ada di sekitar mereka.

Urutan ketiga pada karakteristik 3.1 yaitu“ mengamati fenomena alam”

yaitu seperti pada halaman 351 paragraf ketiga.

“Kesejahteraan menyangkut kemakmuran penduduk. Hal ini dapat diartikan

keperluan penduduk telah tercukupi, minimal dalam pangan,sandang, dan perumahan, juga

tidak dilupakan pendidikannya. Keterbatasan lahanpertanian dapat ditingkatkan

produksinya dengan pengolahan secara intensif dan ekstensif.Pengolahan tanah

secaraintensif dengan melaksanakan panca usaha tani.”

Pada materi tersebut, tersirat fenomena kesejahteraan penduduk suatu

negara jika tidak diimbangi dengan berbagai usaha yang mendukung

kesejahteraan manusia itu sendiri. Peserta didik mengetahui fenomena yang

akan terjadi jika mereka tidak menjaga lingkungannya.

Dari semua buku yang sudah dipaparkan diatas, kita bisa melihat

beberapa keunggulan dan kelemahan dari masing-masing buku. Buku kode

A,B dan C memiliki unsur yang sama-sama bisa meningkatkan kemampuan

peserta didik dan juga sudah layak terbit dari Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan. Dan sudah tercantum dalam pusat perbukuan.

Setiap buku memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing.

Tetapi kelemahan pada buku A,B, dan C tidak terdapat komponen penilaian

Page 73: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

63

portofolio. Masing-masing buku hanya menyajikan kegiatan tanpa adanya

lembar untuk penilaian.

Page 74: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

64

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat

disimpulkan bahwa terdapat kesesuaian pendekatan kontekstual pada buku

biologi SMP kelas VII. Hal ini ditunjukkan oleh hasil persentase kesesuaian

unsur kontekstual pada buku kode A,B dan C. Buku kode A lebih banyak

mengandung unsur kontekstual dibandingkan buku kode B dan C.

Keunggulan buku kode A ada pada lima unsur kontekstual yaitu

konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan

(inquiry), masyarakat belajar (learning community), dan refleksi (reflection).

Keunggulan pada buku A, karena buku A telah mengikuti standar kurikulum

2013. Pada buku A terdapat dua unsur kontekstual yang pemunculannya

kurang dari 10%, yaitu pemodelan (modelling) dan penilaian autentik

(authentic assessment) dibandingkan kedua buku lainnya.

Buku kode B unggul pada unsur kontekstual bagian pemodelan

(modelling) dibandingkan buku kode A dan C. Unsur kontekstual lainnya

juga terdapat pada buku B yaitu konstruktivisme (constructivism), bertanya

(questioning), menemukan (inquiry), tetapi hanya berkisar antara 10-30%.

Sedangkan unsur kontekstual lainnya yaitu masyarakat belajar (learning

community), refleksi (reflection) dan penilaian autentik (authentic

assessment) hanya muncul kurang dari 6%.

Buku kode C memiliki keunggulan dalam unsur kontekstual yaitu

penilaian autentik (authentic assessment) dengan persentase terbesar 5%.

Meskipun unsur tersebut hanya 5% tetapi unsur penilaian autentik (authentic

assessment) pada buku C paling tinggi diantara kedua buku lainnya. Unsur

konstekstual lainnya yang terdapat pada buku C yaitu konstruktivisme

(constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry) dan refleksi

(reflection) hanya muncul sekitar 10-30%. Unsur kontekstual bagian

64

Page 75: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

65

masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling) pada buku

C hanya berkisar 10%.

Unsur kontekstual tertinggi terdapat pada buku A, walaupun hanya lima

unsur kontekstual yang tertinggi yaitu konstruktivisme (constructivism),

bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning

community), dan refleksi (reflection). Unsur kontekstual tertinggi bagian

pemodelan (modelling) terdapat pada buku B. Buku C memiliki unsur

kontekstual tertinggi pada bagian penilaian autentik (authentic assessment).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian serta kesimpulan yang diperoleh, maka

Penulis mengajukan beberapa saran sebagai perbaikan di masa mendatang.

1. Saran Kebijakan

Buku kode A yang merupakan kurikulum 2013 merupakan buku yang

terbaru yang akan terus digunakan dunia pendidikan di Indonesia. Buku

ini masih mengandung kelemahan pada unsur pemodelan (modelling)

dan penilaian autentik (authentic assessment). Pada buku selanjutnya

diharapkan pemodelan (modelling) dan penilaian autentik (authentic

assessment) ini menjadi bagian yang perlu diperhatikan.

2. Bagi Sekolah

Walaupun ada beberapa sekolah yang belum menggunakan kurikulum

2013, maka disarankan untuk menggunakan buku kode A (kurikulum

2013), yang lebih banyak mengandung unsur kontekstual daripada buku

kode B dan C.

3. Bagi Peneliti

Pada penelitian ini masih terdapat kelemahan terutama dalam validasi isi

buku, penelitian ini akan lebih sempurna jika dilakukan validasi

kesesuaian antara validator ahli pembelajaran kontekstual. Diharapkan

adanya peneliti selanjutnya untuk menyempurnakan penelitian ini.

Page 76: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

66

DAFTAR PUSTAKA

Abdulkarim, Aim. Analisis Isi Buku Teks dan Implikasinya dalam

Memberdayakan Keterampilan Berpikir Peserta didik SMA, Bandung:

Forum Kependidikan, Volume 26, Nomor 2, 2007.

Adisendjaja, Yusuf Hilmi dan Oom Romlah. Analisis Buku Ajar Sains

Berdasarkan Literasi Ilmiah Sebagai Dasar untuk Memilih Buku Ajar

Sains (Biologi), Makalah. Bandung:2007.

Adisendjaja, Yusuf Hilmi. Analisis Buku Ajar Biologi SMA Kelas X di Kota

Bandung Berdasarkan Literasi Sains. Jurnal, (FPMIPA Universitas

Pendidikan Indonesia)

Anonim, Buku Teks Pelajaran yang Memenuhi Syarat Kelayakan. Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2008.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta. 2010.

Asmani, Jamal Ma’mur. Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah. Jogjakarta:

Diva Press, 201.

Chatib, Munir. Sekolahnya Manusia. Bandung: Mizan Pustaka, 2013, cet. 17,

Depdiknas, Panduan Pengembangan Bahan Ajar, Departemen Pendidikan

Nasional, Direktorat Jenderal ManajemenPendidikan Dasar dan

Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. Jakarta: 2008.

Gusti, Rini Prisma. Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Biologi melalui

Pendekatan Kontekstual dengan Model Pembelajaran Berbasis Gambar

(Picture and Picture) pada Siswa Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Kota

Padang Panjang, Jurnal Guru, No. 1 Vol 3 Juli 2006.

Ibrahim, Indriyati. Representasi Konsep Biologi kontekstual pada Buku Pelajaran

IPA Kelas VIII, Semarang: Journal of Research and Educational Research

Evaluation, 2012.

Kustanto, Hery dan A.Hinduan, Kecenderungan Buku Teks Fisika Lama dan Buku

Teks Fisika Baru untuk SMA, Makalah, Diseminarkan pada seminar

nasional fisika dan pembelajaran UKSW. Salatiga: 2007.

65

Page 77: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

67

Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, Jakarta: Gaung Persada Press, 2010,

cet. 3.

Muljono, Pudji. Kegiatan Penilaian Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan

Menengah, Naskah Akademik Penilaian Buku Teks Pelajaran, Jakarta.

2010.

Muslich, Masnur. Text Book Writing, Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2010, cet. 2.

PISA 2003 melalui http://www.oecd.org. diakses pada 12 mei 2012

PISA 2006 melalui http://www.oecd.org. diakses pada 12 mei 2012

PISA 2009 melalui http://www.oecd.org. diakses pada 12 mei 2012

Safdar,dkk, An analysis Of Biology Textbook for 9th Class Published By NWFP

Textbook Board Peshawar. Pakistan: International Journal of Academy

Research, Volume 3, nomor 2, march 2011.

Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo, 2008.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2009.

Sutarno, Erwan. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah “Open-Ended”

untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Hasil Belajar Fisika Dasar

I Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA IKIP Negeri Singaraja,

Edisi Khusus Th XXXVIII Desember 2005.

Sutedjo, Bambang. Pengembangan Bahan Ajar dan Media, Jakarta: 2012.

Tim Penyusun. Daftar Buku Teks Pelajaran yang Memenuhi Syarat Kelayakan

untuk Digunakan dalam Proses Pembelajaran SMP/MTs, Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2011.

Tim Penyusun. Daftar Buku Teks Pelajaran yang Memenuhi Syarat Kelayakan

untuk Digunakan dalam Proses Pembelajaran SMA/MA, Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2011.

Waluyo, Mohamad. Analisis Buku Sekolah Elektronik (BSE) Kelas VII SMP

Pelajaran Matematika Ditinjau dari Implementasi Pendekatan

Kontekstual, Surakarta: Skripsi pada Program Sarjana Universitas

Muhammadiyah, 2010.

Page 78: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

68

Widiasih, Kajian Terhadap Penyajian Konsep Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA)

pada Buku Ajar IPA Kelas VI Sekolah Dasar (SD). Jakarta: Jurnal

Pendidikan, Volume 3, Nomor 1, 2002.

Zuriyani, Elsy. Literasi Sains Dan Pendidikan. melalui

http://contohmakalah.blogspot.com/2011/06/literasi-sains-dengan.html

Diakses pada 14 juni 2014

Page 79: ANALISIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM BUKU TEKS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28322/1/LICHA... · pendekatan kontekstual sesuai dengan rumusan masalah yang

69

BIODATA PENULIS

Licha Utari., lulus dari MAN I Tangerang pada Tahun 2008.

Pada tahun 2015, penulis menyelesaikan program Strata 1 (S.Pd) untuk bidang

Pendidikan Biologi.

Penulis aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Komisariat

Tarbiyah (KOMTAR) Cabang Ciputat.

Penulis pernah mengajar di bimbingan belajar Alumni dan mengajar di MTs

Cordoba Islamic School BSD Tangerang Selatan.

Saat ini penulis bekerja sebagai marketing EO & WO di CV. SUKO Enterprise

Karawaci, Tangerang.

Email: [email protected]