pengaruh pendekatan pemecahan masalah teknik...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENDEKATAN PEMECAHAN
MASALAH TEKNIK ANALOGI TERHADAP
PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA
(Studi Eksperimen pada Kelas VIII MTs YASDA)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh
FARA RAHMAWATY
NIM 106017000517
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
iii
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Fara Rahmawaty
NIM : 106017000517
Jurusan : Pendidikan Matematika
Alamat : Jalan Kebagusan IV dalam I, Rt 009/004 No. 17 Pasar
Minggu, Jakarta Selatan 12520
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Pendekatan Pemecahan Masalah
Teknik Analogi Terhadap Pemahaman Konsep Matematika adalah benar
hasil karya sendiri dibawah bimbingan dosen:
1. Nama : Drs. Ali Hamzah
NIP : 19480323198203001
Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika
2. Nama : Najmi Ulya, M.Pd
NIP : 19676231997032001
Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya
siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil
karya sendiri.
Jakarta, Desember 2013
Yang menyatakan,
Fara Rahmawaty
iv
ABSTRAK
Pengaruh Pendekatan Pemecahan Masalah Teknik Analogi Terhadap
Pemahaman Konsep Matematika. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika.
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Kata kunci: Pendekatan Pemecahan Masalah teknik analogi, Pemahaman Konsep
Matematika
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen, penelitian
ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang pemahaman konsep
matematika pada siswa MTs yang menggunakan pembelajaran matematika
dengan Pendekatan Pemecahan Masalah Teknik Analogi. Pengambilan sampel
pada penelitian ini dilakukan secara random. Instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data pada penelitian ini adalah tes berbentuk essay yang sesuai
dengan indicator pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan bangun ruang sisi
tegak yang terdiri dari 13 butir soal.
Analisis data dari kelompok eksperimen dan kontrol menggunakan uji-t diperoleh
diperoleh thitung = 1,93 lebih besar dari ttabel = 1,67. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh pendekatan pemecahan masalah dengan teknik analogi terhadap
pemahaman konsep matematika siswa.
FARA RAHMAWATY (P.MTK)
v
ABSTRACT
Influence of Technical Problem Solving Approach To Understanding
Analogies Math Concepts. Thesis Department of Mathematics Education.
Faculty of Tarbiyah and Teaching. State Islamic University ( UIN ) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Keywords : Problem Solving Approach analogy technique , Understanding Math
Concepts
The method used in this study is a quasi- experiment , this study aimed to gain
insight into students' understanding of mathematical concepts in mathematics
learning MTs using the analogy of Engineering Problem Solving Approach .
Sampling in this study was done randomly . The instrument used to collect data in
this study are shaped essay test in accordance with students' understanding of the
concept of indicators on the subject of figures with straight sides consisting of 13
items was.
Analysis of data from experimental and control groups using t-test is obtained
obtained t = 1.93 is greater than the table = 1.67 . This indicates that there are
significant engineering problem-solving approach with an analogy to the
understanding of mathematical concepts students.
FARA RAHMAWATY (P.MTK)
ABSTRACT
Influence of Technical Problem Solving Approach To Understanding Analogies Math
Concepts. Thesis Department of Mathematics Education. Faculty of Tarbiyah and
Teaching.State Islamic University ( UIN ) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Keywords : Problem Solving Approach analogy technique , Understanding Math Concepts
The method used in this study is a quasi- experiment , this study aimed to gain insight into
students' understanding of mathematical concepts in mathematics learning MTs using the
analogy of Engineering Problem Solving Approach . Sampling in this study was done
randomly . The instrument used to collect data in this study are shaped essay test in
accordance with students' understanding of the concept of indicators on the subject of figures
with straight sides consisting of 13 items was .
Analysis of data from experimental and control groups using t-test is obtained obtained t =
1.93 is greater than the table = 1.67 . This indicates that there are significant engineering
problem-solving approach with an analogy to the understanding of mathematical concepts
students .
FARA RAHMAWATY (P.MTK)
vi
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan kasih sayang-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada
Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa
mengikuti sunnah-sunnahnya sampai akhir zaman.
Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program studi pendidikan matematika.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesempurnaan dalam penulisan
skripsi ini. Hal ini dikarenakan masih banyak pengetahuan dan pengalaman yang
harus penulis tingkatkan dan dapatkan, namun berkat dorongan dan bantuan dari
berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat terselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan
memberikan dorongan moril dan materil, sehingga skripsi ini dapat selesai.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Ibu Dra. Nurlena, MA.,Ph.D Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika, yang
telah memberikan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
3. Bapak Ali Hamzah ., Dosen pembimbing I, yang selalu memberikan
pengarahan dan bimbingannya sampai skripsi ini selesai.
4. Ibu Najmi Ulya, M.Pd., Dosen Pembimbing II yang dengan kesabaran dan
keikhlasannya telah membimbing, memberikan saran, masukan serta
mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Matematika yang telah
memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis, serta staf jurusan yang
selalu membantu penulis dalam proses administrasi.
6. Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
vii
7. Bapak Djunaidi,HM yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan
penelitian skripsi ini, serta Bapak Helmi Lutfilah, S.Pd, guru matematika
yang telah membantu penulis dalam penelitian skripsi ini.
8. Teristimewa untuk kedua orang tua penulis tercinta, ayahanda Almarhum
H. Royani Rahman dan ibunda Hj. Fatimah Ramli yang tiada hentinya
mencurahkan kasih sayang, selalu mendoakan, serta memberikan
dukungan moril dan materil kepada penulis. Kakakku Badriyah, Zulfahmi,
Faridah, A. Syahrowandi, Aisyah, Nur Komariah, Bahruddin, Zakiah,
Suhailah, Suroyah, Siti Salamah, Ahmad Farid Ujdi serta Adikku
tersayang Fadhlia Najmia dan Muhammad Anas Rahman yang telah
memberikan dukungan moril serta doanya kepada penulis.
9. Sahabat-sahabat seperjuanganku dibangku kuliah (Siti Chairunnisa,
Azizah, Mia Usniati, Nia Kurnia, Etika, Rahmat Fauzi, Hafiz Atikah,
Neneng, ,Eka, Ikhma) yang selalu memberikan semangat dan doa kepada
penulis serta semua teman-temanku di Jurusan Pendidikan Matematika
2006.
10. Dan kepada semua pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, penulis meminta kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Semoga
skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya.
Jakarta, Desember 2013
Penulis
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................ii
LEMBAR PERNYATAN ..............................................................................iii
ABSTRAK .....................................................................................iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................vi
DAFTAR ISI .....................................................................................viii
DAFTAR TABEL .....................................................................................x
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah ...............................................1
B. Identifikasi Masalah .............................................................6
C. Pembatasan Masalah ............................................................7
D. Perumusan Masalah ..............................................................7
E. Tujuan penelitian ..................................................................8
F. Kegunaan Penelitian ............................................................8
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR dan
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Teori .........................................................................10
1. Pembelajaran Matematika ................................................10
a. Pengertian Pembelajaran .............................................10
b. Pengertian Matematika ................................................12
2. Pemahaman Konsep .......................................................16
a. Pengertian Pemahaman ................................................16
b. Pengertian Konsep .......................................................20
3. Pendekatan Pemecahan Masalah Matematika ................23
a.Masalah Matematika ....................................................23
b.Pemecahan Masalah .....................................................26
c.Teknik Pemecahan Masalah .........................................28
4. Teknik Analogi ...............................................................29
ix
5. Pendekatan Konvensional ................................................33
B. Hasil Penelitian yang Relevan ..............................................35
C. Kerangka Pikir .....................................................................35
D. Hipotesis Penelitian ..............................................................38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelelitian ........................................... 39
B. Metode dan Desain Penelitian ............................................. 39
C. Populasi dan dan Teknik Pengambilan Sampel…………… 40
D. Teknik pengumpulan Data .................................................. 40
E. Teknik Analisis Data ........................................................... 45
F. Hipotesis Statistik ................................................................. 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data .....................................................................51
B. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis ......................................57
C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ..................................58
D. Keterbatasan Penelitan ........................................................62
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...........................................................................64
B. Saran ....................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................66
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ......................................................................... 38
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Pemahaman Konsep Bangun Ruang ........... 40
Tabel 3.3 Indeks Reliabilitas ............................................................................. 42
Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda Soal ......................................................... 43
Tabel 3.5 Analisis Instrumen Tes ...................................................................... 45
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematika Eksperimen .................................................................... 51
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematika Kontrol .......................................................................... 53
Tabel 4.3 Perbandingan Pemahaman Konsep Luas Bangun Ruang Sisi Tegak
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................................................ 55
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas ...................................................... 56
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas .................................................. 57
Tabel 4.6 Hasil Perbedaan Dengan Uji Statistik Uji t ........................................ 58
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir .................................................................. 36
Gambar 4.1 Grafik Histogram dan Poligon Kelas Eksperimen ............................ 52
Gambar 4.2 Grafik Histogram dan Poligon Kelas Kontrol ................................... 54
Gambar 4.3 Kegiatan Pembelajaran Analogi ......................................................... 59
Gambar 4.3 Hasil Kerja Siswa dalam Pembelajaran Teknik Analogi .................. 60
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen ........................................................................ 69
Lampiran 2 RPP Kelas Kontrol ............................................................................ 100
Lampiran 3 LKS Kelas Eksperimen ..................................................................... 131
Lampiran 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen ............................................................. 155
Lampiran 5 Soal Uji Coba Instrumen ................................................................... 156
Lampiran 6 Kisi-kisi Final Tes ............................................................................. 158
Lampiran 7 Soal Instrumen ................................................................................... 159
Lampiran 8 Pembahasan Soal Instrumen .............................................................. 161
Lampiran 9 Langkah-langkah Perhitungan Validitas ........................................... 165
Lampiran 10 Tabel Perhitungan Validitas ............................................................ 167
Lampiran 11 Langkah-langkah Perhitungan Uji Reliabilitas................................ 170
Lampiran 12 Tabel Perhitungan Reliabilitas ........................................................ 171
Lampiran 13 Langkah-langkah Perhitungan Daya Pembeda Soal ........................ 172
Lampiran 14 Tabel Perhitungan Daya Pembeda Soal........................................... 173
Lampiran 15 Langkah-langkah Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes................... 174
Lampiran 16 Tabel Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes ..................................... 175
Lampiran 17 Hasil Tes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .............................. l76
Lampiran 18 Perhitungan Rentang, banyak kelas dan panjang kelas ................... 177
Lampiran 19 Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen ................................ 179
Lampiran 20 Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol ....................................... 180
Lampiran 21 Perhitungan Mean, Median, Modus, Varian dan Simpangan Baku . 181
Lampiran 22 Perhitungan Kemiringan dan Ketajaman ......................................... 183
Lampiran 23 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen ............................... 184
xiii
Lampiran 24 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol ..................................... 185
Lampiran 25 Perhitungan Homogenitas ................................................................ 186
Lampiran 26 Perhitungan Uji Hipotesis Statistik .................................................. 187
Lampiran 27 Uji Referensi .................................................................................... 189
Lampiran 28 Harga Kritik Korelasi Moment Person ............................................ 193
Lampiran 29 Nilai Z Pada Distribusi Normal ....................................................... 194
Lampiran 30 Harga Kritik χ2 ................................................................................. 195
Lampiran 31 Harga Kiritk untuk F ........................................................................ 196
Lampiran 32 Harga Kritik Untuk t ........................................................................ 197
Lampiran 33 Surat Bimbingan Skripsi .................................................................. 198
Lampiran 34 Surat Permohonan Izin Observasi ................................................... 199
Lampiran 35 Surat Keterangan Penelitian ............................................................ 200
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah.
Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia.
Manusia dilahirkan oleh sang Pencipta dari keadaan tidak mengetahui sesuatu
apapun. Melalui pendidikan manusia mengalami proses segala pengetahuan
yang dibutuhkan dalam kehidupan ini. Pendidikan menjadikan manusia lebih
bermakna, keberadaan manusia sebagai makhluk individu dapat diakui oleh
masyarakat disekitarnya. Pengetahuan yang diperoleh seorang manusia dalam
proses pendidikan dapat bermanfaat bagi kehidupan banyak orang.
Kebermanfaatan dari pendidikan dapat dirasakan pada seluruh aspek kehidupan
(agama, sosial,teknologi, budaya,ekonomi, dll).
Pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk menumbuhkan dan
mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani
sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan kebudayaan.1
Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa,
apalagi bagi bangsa yang sedang berkembang, yang giat membangun negaranya.
Pembangunan hanya dapat dilakukan oleh manusia yang siap menghadapi segala
tantangan dan persaingan yang ada. Melalui pendidikanlah manusia
dipersiapkan untuk menghadapi itu semua.
Sesuai dengan perkembangan zaman yang semakin pesat dan beragam,
maka seiring itu pula banyak masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan
kita sehari-hari. Perkembangan ini menuntut manusia untuk berkompetensi
memenuhi kebutuhan hidup.
Menurut UU RI No. 20 tahun 2003 tentang fungsi dan tujuan pendidikan
nasional BAB II Pasal 3 yang berbunyi:
1Fuad, Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan,( Jakarta: Rineka Cipta)h. 1
2
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berahklak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan mejadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.2
Kerjasama yang serius oleh semua pihak yang terkait sangat diperlukan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang diharapkan. Dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa agar mampu bersaing dalam kehidupan yang
global, pemerintah memberikan beberapa mata pelajaran yang diperlukan siswa.
Salah satu mata pelajaran yang diadakan oleh pemerintah adalah mata pelajaran
matematika.
Ilmu matematika memberikan sumbangan yang cukup besar bagi
pembentukan manusia yang unggul yang diharapkan oleh suatu
bangsa.Kemajuan teknologi yang pesat dan modern yang kita rasakan saat ini
merupakan hasil orang-orang yang ahli dalam bidangnya. Sebagaimana yang
kita ketahui bersama matematika merupakan ratunya ilmu, yang mendasari
semua ilmu yang ada, termasuk dalam bidang teknologi, tetapi sangat
disayangkan, banyak orang yang memandang matematika merupakan bidang
studi yang paling sulit.
Menurut Jonshon dan Rising yang dikutip oleh Erna Suwangsih dan
Tiurlina dalam buku Model Pembelajaran Matematika, matematika adalah
bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan
akurat representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol
mengenai ide daripada mengenai bunyi.3 Sesuai definisi tersebut, pembelajaran
matematika merupakan pelajaran yang sulit dipahami karena matematika
merupakan pelajaran yang abstrak, penuh dengan simbol-simbol, dimana setiap
simbol mempunyai makna tersendiri.
2Diknas, Undang-undang Republik Indonesia, dalam http://www.inherent-
dikti.net/files/sisdiknas.pdf (14 Juli 2010,21.14)
3 Erna SuwangsingdanTiurlina, Model Pembelajaran Matematika,(Bandung: UPI
PRESS,2006)h.4
3
Karena sifat matematika yang abstrak, tidak sedikit siswa yang masih
menganggap matematika itu sulit. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Russefendi bahwa “terdapat banyak anak-anak yang setelah belajar matematika
bagian yang sederhanapun banyak yang tidak dipahaminya, banyak konsep yang
dipahami secara keliru. Matematika dianggap sebagai ilmu yang sukar, ruwet
dan banyak memperdayakan”.4
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses komunikasi transaksional
antara guru dan siswa dimana dalam proses tersebut bersifat timbal balik, proses
transaksional juga terjadi antara siswa dengan siswa. Komunikasi transaksional
adalah bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami dan disepakati oleh
pihak-pihak yang terkait dalam proses pembelajaran.5.
Dalam proses pembelajaran, baik guru maupun siswa bersama-sama
menjadi pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran akan
mencapai nilai maksimal apabila pembelajaran berjalan secara efektif.
Sebagian besar sekolah yang ada di tanah air, masih menggunakan
pembelajaran konvensional. Pembelajaran yang seringkali berpusat pada guru
seperti ceramah, diskusi, dll. Murid hanya menerima informasi saja tanpa
dilibatkan dalam proses belajar. Hal ini menyebabkan murid terbawa dalam
kondisi belajar yang menjemukan atau membosankan. Siswa terpaku pada
aktivitas mencatat pelajaran,sehingga cepat membuat siswa lupa materi yang
diajarkan. Dengan kondisi tersebut, hasil belajar yang diharapkan tidak tercapai.
Prestasi belajar matematika siswa yang secara umum belum
menggembirakan, hal ini dapat dilihat dari prestasi siswa Indonesia di tingkat
internasional yang masih tertinggal di bandingkan dengan negara-negara lain.
Berdasarkan hasil Trends in International Mathematics and Science Study
(TIMSS) 2011 , Indonesia berada pada peringkat 38 dengan skor 386 dari 42
4 Lia Kurniawati, Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving) dalam Upaya
Mengatasi Kesulitan-kesulitan Siswa Pada Soal Cerita dalam sebuah Antologi: Pendekatan Baru
dalam Proses Pembelajaran Mateatika dan Sains Dasar(Jakarta: PIC IISEP UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2007). Hal 54.
5Asep Herry Hernawan, dkk., Belsajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar (Bandung: UPI
PRESS,2007) h.3
4
negara.6 Sedangkan untuk Programme for International Student Assessment
(PISA) 2012, Indonesia mendapat skor 375 dan menduduki peringkat 10 besar
dari bawah yakni berada pada peringkat 64 dari 65 negara yang berpartisipasi
dalam kompetisi matematika.7
Hasil wawancara dengan guru bidang study matematika menyebutkan
dalam proses belajar dikelas mengalami beberapa kesulitan, diantaranya jumlah
murid yang banyak di setiap kelasnya, beban mengajar yang banyak dengan
waktu yang terbatas. Hal ini menyebabkan kurang konsdusifnya suasana belajar,
sehingga pembelajaran didalam kelas cendrung konvensional.
Selain alasan yang dikemukakan diatas, kegagalan dalam pembelajaran
matematika adalah siswa tidak paham konsep-konsep matematika atau siswa
salah dalam memahami konsep-konsep matematika. Kesalahan konsep suatu
pengetahuan saat disampaikan di salah satu jenjang pendidikan, bisa berakibat
kesalahan pengertian dasar hingga ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Hal
ini terjadi karena matematika adalah materi pembelajaran yang saling berkaitan
satu sama lain.
Tinggi dan rendahnya pemahaman konsep matematika dapat terlihat dari
hasil belajar siswa. Pemahaman konsep matematika yang rendah terjadi pada
siswa MTs YASDA Jakarta. Berdasarkan hasil observasi langsung, dari dua
kelas yang akan dijadikan sampel diperoleh nilai rata – rata semester ganjil,
kelas VIII.2 memiliki rata – rata kelas 58 dan kelas VIII.3 memiliki rata – rata
57.
Salah satu prinsip penilaian adalah menggunakan acuan kriteria, yakni
menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik.
Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan
dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kriteria ketuntasan
menunjukkan persentase tingkat pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan
dengan angka maksimal 100 (seratus). Angka maksimal 100 merupakan kriteria
6U.S. Department Of Education, Highlights From TIMSS 2011, dalam
Nces.ed.gov/pubs2013/2013009 (14 Januari, 2014, 07:06) 7PISA 2012 Result In Focus, dalam www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-Result-
overview.pdf (14 Januari 2014,06:44)
5
ketuntasan ideal. Target ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai
minimal 75.8 Satuan pendidikan dapat memulai dari kriteria ketuntasan minimal
di bawah target nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap.
Berdasarkan dari hasil data, kelas VIII.2 yang memiliki rata-rata 58 dan
kelas VIII.3 yang memiliki rata-rata 57, terlihat angka yang didapat masih
dibawah target ketuntasan nasional yang ingin dicapai.
National Council of teacher of Mathematics (NCTM) menyatakan
pembelajaran matematika yang efektif perlu pemahaman apa yang perlu siswa
ketahui, perlu dipelajari, kemudian tantangan dan dukungan terhadap mereka
untuk mempelajarinya secara baik. Memahami apa yang siswa ketahui dan apa
yang perlu dipelajari siswa merupakan salah satu kompetensi guru dalam
mengajarkan matematika. Problem solving atau pemecahan masalah merupakan
salah satu pembelajaran dalam matematika. Dengan menggunakan pemecahan
masalah dalam matematika, siswa mengenal cara berpikir, kebiasaan untuk
tekun dan keingintahuan yang tinggi.
Salah satu teknik dalam pemecahan masalah adalah teknik Analogi, yang
artinya membandingkan dua hal atau lebih yang berlainan, mencari
keserupaannya kemudian menarik kesimpulan berdasarkan keserupaan tersebut.9
Analogi atau perumpamaan,sering disebutkan dalam Al-Qur’an. Allah
menggunakan kiyasan atau pengumpamaan agar manusia berpikir dan
memahami apa yang diperintahkan Allah. Salah satu contoh ayat Al-Qur’an
yang menggunakan kiyasan atau analogi terdapat dalam firman Allah dalam
surat Al-Baqarah ayat 261 yang berbunyi.10
8 Akhmad Sudarajat, Kriteria Ketuntasan Minimum, dalam
http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/08/penetapan-kkm.pdf. (9 Desember 2013, 21.12)
9GelarDwirahayu, “Pengaruh Pendekatan Analogi terhadap Peningkatan Kemampuan
Penalaran Matematika SMP”,dalamAlgoritma, No.1 , Juni 2006,hlm.56
10 Departemen Agama RI, Al-Quran dan terjemahannya, (Bandung: Diponegoro,2010)
h.44
6
حبة اوبتت قىن امىالهم في سبيل اهلل كمثل فىالذيه يمثل
سبع سىا بل في كل سىبلة ما ئة حبة واهلل يضاعف لمه
يشاء واهلل وا سع عليم
Artinya :Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya dijalan Allah seperti
sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus
biji. Allah melipatgandakan bagi siapa saja yang dikehendaki, dan Allah Maha
Luas, Maha Mengetahui.
Menurut Ibnu Katsir rahimahullah seperti yang dikutip Alwy Muhammad
dalam blog Ekonomi Islam dalam menafsirkan ayat di atas:”Anga tujuh tidak
harus dipahami dalam arti angka diatas enam dan dibawah delapan. Angka itu
berarti banyak, bahkan pelipatgandaan itu tidak hanya tujuh ratus kali tetapi
lebih dari itu, karena Allah (terus menerus) melipat gandakan bagi siapa saja
yang dikehendaki, selaras dengan keikhlasannya beramal.”11
Dalam ayat tersebut Allah menyampaikan balasan orang yang berinfak
dijalan Allah dengan sebutir biji, yang akan menumbuhkan tujuh tangkai, dan
pada setiap tangkai berisi seratus biji. Lewat analogi yang disampaikan, maka
kita akan tahu balasan orang yang berinfak di jalan Allah adalah 1 x 7 x 100 =
700 balasan. Artinya jika memberi satu kebaikan saja, maka Allah akan
membalas dengan 700 kali balasan.
Matematika sebagai ilmu yang abstrak membutuhkan ilustrasi atau
perumpamaan yang dapat memudahkan siswa memahami suatu konsep. Menurut
polya “ Analogy pervades all our thingking, our everyday speech and our trivial
conclusions as well as artistics ways of expression and the highest scientific
11
Tafsir Ekonomi Islam, dalam http://ekonomiislamindonesia.blogspot.com/2012/11/qs-
al-baqarah-ayat-261-264-tafsir.html, (14 Januari 2014, 14:25)
7
achievements 12
“, ungkapan tersebut menjelaskan tentang analogi meliputi
semua yang kita pikirkan, ucapan atau suatu hal dalam kehidupan sehari-hari
yang diungkapkan dalam ucapan secara ilmiah
Cara berpikir analogi merupakan suatu alternatif bagi siswa untuk
memahami suatu pengetahuan yang baru dan terasa rumit menjadi lebih akrab
dengan siswa. Menggunakan analogi pada masalah-masalah abstrak dapat
dikonkritkan sehingga membantu siswa mengerti masalah tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa perlu melakukan
penelitian dengan mengangkat judul“Pengaruh Pendekatan Pemecahan
Masalah Teknik Analogi terhadap Pemahaman Konsep Matematika”
B. IdentifikasiMasalah
Dari latar belakang masalah yang dikemukakan, dapat diidentifikasikan
masalah sebagai berikut :
1. Matematika sebagai ilmu yang abstrak, dianggap sulit bagi siswa
2. Cara penyampain materi yang kurang menarik, sehingga murid kurang
bersemangat mengikuti pelajaran matematika
3. Sebagian siswa menghafal rumus,tanpa memahami materi
4. Rendahnya pemahaman siswa, terlihat dari nilai rata – rata siswa yang
berada dibawah KKM
C. PembatasanMasalah
Berdasarkan identifikasi masalah, pembatasan masalah dalam penelitian
ini adalah Penerapan pembelajaran matematika dengan menggunakan teknik
analogi. Teknik analogi merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam
pembelajaran matematika dengan mengumpamakan atau mengilustrasikan
sesuatu materi yang abstrak dengan sesuatu yang konkrit. Penggunaan teknik
12 G. Polya, How To Solve It A New Aspect of mathematical method , (New Jersy :
Princeton University Press,1973)h.37
8
analogi ini membantu siswa untuk membuat kesimpulan atau inti dari suatu
konsep.
Pemahaman konsep matematika siswa, menggunakan indikator sebagai
berikut: menyatakan ulang sebuah konsep, menggunakan, memanfaatkan dan
memilih prosedur tertentu, mengaplikasikan konsep atau algoritma ke
pemecahan masalah.
Adapun materi yang digunakan dalam penelitian,sub pokok bahasan Luas
permukaan Bangun Ruang sisi tegak. Umumnya siswa hanya menghafal rumus
permukaan bangun ruang, tanpa mengerti bagaimana rumus itu terbentuk.
Dengan teknik analogi, bangun ruang sisi tegak tersebut divisualisasikan dengan
gambar, sehingga pemahaman siswa terhadap konsep luas permukaan bangun
ruang sisi tegak tertanam dengan baik.
D. PerumusanMasalah
Perumusan pada masalah ini adalah :
1. Bagaimanakah pemahaman konsep siswa yang diajarkan dengan
pendekatan pemecahan masalah teknik analogi pada materi bangun ruang
sisi tegak?
2. Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep antara siswa yang
diajarkan dengan pendekatan pemecahan masalah teknik analogi dengan
pendekatan konvensional?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pengaruh teknik
analogi terhadap pemahaman konsep, yang akan dirinci sebagai berikut :
1. Mengetahui kemampuan pemahaman konsep dengan teknik analogi
2. Mengetahui kemampuan dengan pendekatan konvensional
3. Mengetahui, apakah pemahaman siswa terhadap konsep yang
diajarkan dengan teknik analogi lebih tinggi dibanding dengan
pendekatan konvensional.
9
F. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan
pemecahan masalah teknik analogi terhadap pemahaman konsep matematika.
Kegunaan dari penelitian ini diharapkan :
1. Bagi siswa, membantu dalam memahami konsep matematika sehingga
hasil belajar yang diharapkan tercapai.
2. Bagi guru, memberikan gambaran tentang penggunaan teknik analogi
dalam pembelajaran matematika
3. Bagi sekolah, dapat menjadi bahan pertimbangan dan acuan dalam
menerapkan teknik pembelajaran yang digunakan dalam proses
pembelajaran di sekolah.
4. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta
pengalaman nyata tentang berbagai teknik pembelajaran yang dapat
diterapkan dalam proses pembelajaran matematika.
10
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Matematika
a. Pengertian Pembelajaran
Belajar merupakan hal yang penting dalam dunia pendidikan, karena
dengan belajar maka kita dapat mengetahui segala hal, dari yang tidak tahu
menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa. Belajar juga merupakan
kewajiban bagi setiap Muslim untuk menambah pengetahuan dan
mengoptimalkan potensi yang Allah anugerahkan. Begitu pentingnya belajar
dalam Islam hingga Allah menjanjikan akan meninggikan derajat orang-orang
yang berilmu dan bertakwa. Hal ini dinyatakan dalam surat Al-Mujadilah:11.1
yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
diantaramu dan orang-rang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. Begitulah Islam
memuliakan orang-orang yang belajar atau menuntut ilmu.
Menurut Cronbach yang dikutip oleh Jamal Ma’mur dalam buku Belajar
Efektif untuk SMP dan SMA, belajar merupakan suatu aktivitas yang
ditunjukkan oleh tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman2. Sedangkan
Menurut Hilgrad yang dikutip oleh Yatim Rianto dalam buku Paradigma Baru
1 Departemen Agama RI, Al-Hikmah Al-Quran dan terjemahannya, (Bandung:
Diponegoro,2010) hal.543 2 Jamal Ma’mur Asmani, Belajar Efektif untuk SMP dan SMA, ( Jogjakarta : Diva
Press,2009) hal.20
11
Pembelajaran, belajar memiliki arti learning is the process by which an activity
originates or is charged throught training prosedure (whether in the laboratory
or in the natural environments) as disitinguished from changes by factor not
atributable to training.3 Menurut definisi tersebut, seseorang dapat dikatakan
belajar kalau dapat melakukan sesuatu dengan cara latihan-latihan sehingga yang
bersangkutan menjadi berubah.
Belajar adalah proses mencari dan menemukan pengetahuan melalui
interaksi antara individu dengan lingkungan4. Definisi yang tidak jauh berbeda
dengan definisi di atas dikemukakan oleh Howard L. Kingsley yang dikutip oleh
Wasty Soemanto dalam buku Psikologi Pendidikan, belajar adalah proses
dimana tinglah laku (dalam artian luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek
atau latihan5.
Berdasakan uraian di atas belajar berarti suatu tindakan yang dilakukan
secara sadar untuk memperoleh pengetahuan melalui pengalaman dan siswa
yang menemukannya sendiri. Jadi siswa akan mendapat lebih banyak
pengetahuan jika siswa itu mengalaminya langsung. Oleh karena itu dibutuhkan
pembelajaran yang melibatkan siswa untuk lebih aktif.
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang kompleks yang
keberhasilannya dapat dilihat dari dua aspek, yakni aspek produk dan aspek
proses dimana kedua sisi aspek ini sama-sama penting dan sinergis.6
Keberhasilan pembelajaran dilihat dari sisi produk adalah keberhasilan siswa
mengenai hasil yang diperoleh dengan mengabaikan proses pembelajaran.
Sedangkan keberhasilan pembelajaran dilihat dari sisi proses adalah bagaimana
siswa itu sendiri memahami materi yang disampaikan oleh guru dalam arti
menguasai materi yang disampaikan oleh guru.
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang mengandung unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling
3 Yatim Rianto, Paradigma Baru Pembelajaran (Jakarta: Kencana,2010, h.4
4 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010) h.107. 5 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h.104.
6Wina sanjaya.Perencanaan dan Desain Sistem pembelajaran. (Jakarta : Kencana,
2008).h.13
12
mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.7 Manusiawi berarti
pembelajaran melibatkan manusia meliputi siswa dan guru. Material yaitu segala
peralatan yang digunakan meliputi buku, alat tulis maupun media pembelajaran.
Fasilitas dan perlengkapan meliputi ruang kelas, laboratorium, lapangan,
computer, audio visual dan lain-lain. Prosedur meliputi jadwal dan metode
penyampaian mengajar, praktik, belajar dan sebagainya.
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses komunikasi transaksional
antara guru dan siswa.8 Adanya komunikasi timbal balik antara guru dengan
siswa maupun antar siswa. Komunikasi transaksional merupakan komunikasi
yang dapat diterima, dipahami oleh orang-orang yang terkait dengan proses
belajar mengajar.
Tujuan pembelajaran menuntut siswa agar siswa belajar berpikir ( how to
think). Peran guru, membantu siwa untuk mencerna materi pelajaran dan
memberikan petunjuk tentang bagaimana caranya mengambil inti pelajaran.
Selain itu, guru juga dapat memberikan pertanyaan – pertanyaan yang terarah
untuk membantu siswa menggali informasi yang telah tersimpan.
Berdasarkan pengertian diatas, pembelajaran adalah suatu komunikasi
transaksional yang terjadi dalam ruang belajar sehingga guru menjadi fasilitas
bagi siswa untuk berpikir mengenai inti materi pelajaran yang sedang
berlangsung.
b. Pengertian Matematika
Kata matematika berasal dari bahasa Latin mathematika yang pada mulanya
diambil dari basaha Yunani itu mathematike yang berarti mempelajari. Kata itu
mempunyai asal kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu. Kata
mathematike berhubungan dengan kata lain yang hampir sama, yaitu mathen
atau mathenein yang artinya belajar atau berfikir. Jadi, berdasarkan asal katanya,
7Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran,(Jakarta : Bumi Aksara, 2008 )hal.57
8 Asep herry Hernawan,dkk., Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar, (Bandung: UPI
Press,2007)hal.3
13
maka perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan
berfikir (bernalar).9
Menurut James dan James yang dikutip oleh Suherman dalam buku
Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, matematika adalah ilmu
tentang logika, mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang
berhubungan satu dengan yang lainnya.10
Dalam matematika, setiap konsep
berkaitan dengan konsep yang lain, dan suatu konsep bisa menjadi prasyarat
bagi konsep yang lain. Misalnya siswa yang mempelajari bilangan pecahan,
terlebih dahulu harus menguasai konsep bilangan bulat. Dengan adanya
keterkaitan konsep dalam matematika, siswa dapat menghubungkan apa yang
telah dipelajari dengan masalah yang dihadapi.
Sedangkan menurut Kline yang dikutip oleh Suherman dalam buku Strategi
Pembelajaran Matematika Kontemporer, matematika bukanlah pengetahuan
yang menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya
matematika itu terutama membantu manusia dalam memahami dan menguasai
permasalahan sosial, ekonomi, dan alam.11
Keberadaan matematika memang
sangat bermanfaat, oleh karena itu matematika menjadi salah satu mata pelajaran
disekolah – sekolah, baik dari tingkat pendidikan TK, SD, SLTP, SLTA maupun
perguruan Tinggi. Dengan belajar matematika, siswa disiapkan menghadapai
permasalahan sosial, ekonomi yang tak terlepas dari aktivitas manusia sehari –
hari.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, matematika adalah ilmu
pengetahuan mengenai logika, bentuk, susunan, besaran dan konsep yang saling
berhubungan satu sama lain dan diatur secara logis, yang diperoleh melalui
penalaran, serta dapat digunakan sebagai cara untuk menyelesaikan
permasalahan-permasalahan dalam kehidupan.
9 Erna Suwangsih dan Tuirlina, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung: Upi Press,
2006),h.3.
10
Erman, Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, JICA:
Universitas Pendidikan Indonesia.,..,h.16 11
Ibid.,h.17
14
Matematika sebagai salah satu pelajaran di sekolah mempunyai fungsi
yang berguna bagi siswa. Mempelajari matematika, siswa diharapkan dapat
menggunakannya sebagai alat dalam memecahkan masalah yang terjadi dalam
kehidupan sehari – hari. Selain itu, matematika juga dapat mempengaruhi bentuk
pola pikir dalam memahami suatu konsep, misalnya, siswa dapat mengerti suatu
konsep yang abstrak melalui contoh–contoh yang konkrit. Mata pelajaran
matematika yang diajarkan di sekolah juga berfungsi sebagai ilmu pengetahuan
bagi siswa, matematika sebagai suatu ilmu dapat berkembang selama mengikuti
aturan atau pola pikir yang sah. Hal ini sejalan dengan fungsi mata pelajaran
matematika di sekolah sebagai : alat, pola pikir, dan ilmu atau pengetahuan.12
Menurut Mohammad Asikin dalam Daspros pembelajaran Matematika,
kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam
belajar matematika mulai dari SD dan MI sampai SMA dan MA, antara lain
adalah :
1) menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajari, menjelaskan
keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara
luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
2) memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,
grafik atau diagram untuk memperjelas keadaan atau masalah
3) menggunakan penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika
4) menunjukkan kemampuan strategi dalam membuat (merumuskan),
menafsirkan, dan menyelesaikan model matematika dalam pemecahan
masalah
5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.
Pembelajaran matematika di sekolah tidak terlepas dari sifat-sifat
matematika yang abstrak. Oleh karena itu, perlu diperhatikan beberapa
karakteristik pembelajaran matematika di sekolah. Menurut Erman Suherman,
12
Ibid h.56
15
dkk dalam buku yang berjudul “Strategi Pembelajaran Matematika
Kontemporer”, beberapa karakteristik matematika di sekolah diantaranya adalah
bahwa pembelajaran matematika adalah berjenjang, mengikuti metoda spiral,
menekankan pola pikir deduktif, serta menganut kebenaran konsistensi.13
Karakteristik pembelajaran matematika yang menyatakan pembelajaran
matematika adalah berjenjang dimaksudkan bahwa materi matematika diajarkan
secara bertahap. Dimulai dari mengajarkan hal yang konkrit dilanjutkan ke hal
yang abstrak. Dalam pembelajaran matematika terdapat materi atau konsep
prasyarat sebagai dasar untuk memahami materi atau konsep selanjutnya. Oleh
karena itu dalam pembelajaran matematika harus dilakukan tahap demi tahap,
dimulai dengan hal yang sederhana ke hal yang kompleks. Siswa tidak mungkin
mempelajari konsep yang tinggi sebelum dia menguasai konsep yang lebih
rendah, karenanya matematika diajarkan dari konsep yang mudah menuju
konsep yang lebih sukar.
Selain diajarkan secara bertahap, pembelajaran matematika juga mengikuti
metoda spiral. Dalam mengajarkan konsep yang baru, perlu dikaitkan dengan
konsep yang telah dimiliki siswa sebelumnya, sekaligus untuk mengingatkannya
kembali. Pengulangan konsep dengan cara memperluas dan memperdalam
diperlukan dalam pembelajaran matematika. Metoda spiral yang dimaksud di
sini adalah mengajarkan konsep dengan pengulangan atau perluasan dengan
adanya peningkatan. Jadi, spiral yang dimaksud adalah spiral naik, bukan spiral
datar.
Dalam matematika, setiap konsep yang abstrak yang baru dipahami siswa
perlu segera diberi penguatan, agar mengendap dan bertahan lama dalam
memori siswa. Untuk keperluan inilah, maka diperlukan pembelajaran melalui
perbuatan dan pengertian, tidak hanya sekedar hafalan materi atau rumus
semata.
Dari beberapa definisi diatas, maka yang dimaksud dengan pembelajaran
matematika adalah proses belajar siswa dengan berpikir dengan nalarnya secara
logis sehingga siswa mampu memahami konsep, mengaitkan antar konsep yang
13
Ibid., h. 68.
16
sudah dipelajari dengan konsep yang baru, serta mengkomunikasikan apa yang
dimengerti serta mampu menggunakannya dalam menyelesaikan masalah.
2. Pemahaman Konsep
a. Pengertian Pemahaman
Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang dalam
mengartikan, menafsirkan, menterjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan
caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya.14
Pemahaman atau Comprehension yakni kemampuan untuk memahami apa
yang sedang dikomunikasikan dan mampu mengimplementasikan ide tanpa
harus mengaitkannya dengan ide lain,dan juga tanpa harus melihat ide itu secara
mendalam.15
Siswa dapat menjelaskan sesuatu hal yang baru ia pahami dengan
bahasanya sendiri, tanpa merubah makna yang sebenarnya.
Enam tingkat kerumitan kognisi Bloom telah digunakan selama lima
dasawarsa silam sebagai alat ukur yang bisa digunakan para pendidik untuk
memastikan pengajaran merangsang dan mengembangkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi para siswa16
.
Enam tingkat taksonomi tersebut adalah sebagai berikut :
1) Pengetahuan (knowledge) : Jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik
untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, prinsip, fakta atau
istilah tanpa harus mengerti/ dapat menggunakannya.
2) Pemahaman (comprehension) : Jenjang kemampuan yang menuntut peserta
didik untuk memahami atau mengerti tentang materi pelajaran yang
disampaikan guru dan dapat memanfaatkannya tanpa harus
menghubungkannya dengan hal-hal yang lain.
3) Penerapan (application) : Jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik
untuk menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu kedalam unsur-unsur
pembentuknya.
14
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta:Bumi Aksara,2006)hal 36 15
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis(Jakarta: kencana,2007)hal. 69 16
Ronis, Diane, Sumber Pengajaran Matematika sesuai cara kerja otak, (Jakarta :
Indeks Perss,2006 ), hal.58
17
4) Analisis (analysis) : pemecahan konsep menjadi komponen dasarnya seperti
ketika mempelajari lagu baru atau tarian bertahap
5) Perpaduan (synthesis) : Jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik
untuk menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan
beberapa faktor. Hasil yang diperoleh dapat berupa tulisan, rencana atau
mekanisme.
6) Evaluasi (evaluation) : Jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik
untuk dapat mengevaluasi suatu situasi, keadaan pernyataan atau konsep
berdasarkan kriteria tertentu.
Pemahaman merupakan tingkatan kedua dalam ranah kognitif. Dalam
tingkatan ini siswa tidak sekadar mengingat saja pengetahuan yang sudah
didapat, siswa dituntut mentransformasikan pengetahuan yang didapat ke dalam
suatu bentuk yang dapat mereka pahami.
Menurut Daryanto dalam buku Evaluasi Pendidikan, bahwa kemampuan
Pemahaman siswa dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu :17
1) Menerjemahkan (translation)
Menerjemahkan disini bukan saja pengalihan arti dari bahasa satu kebahasa yang
lain. Menerjemahkan dapat juga dari konsepsi abstrak menjadi suatu model,atau
symbol, hal ini untuk mempermudah orang mempelajarinya. Kata kerja
opersional yang digunakan untuk merumuskan tujuan intruksional khusus dan
mengukur kemampuan menerjemahkan ini adalah : menerjemahkan, mengubah,
mengilustrasikan dan sebagainya.
2) Menginterpretasi (Interpretation)
Kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan.Menginterpretasi adalah
kemampuan untuk mengenal dan memahami.Siswa mampu menafsirkan suatu
diagram, tabel, grafik atau gambar lainnya.
3) Mengekstrapolasi (extrapolation)
Agak lain dari menerjemahkan dan menafsirkan, tetapi lebih tinggi sifatnya. Ia
menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi.
Contoh yang sederhana : 2,4,6,8,10,…,…
17
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta)h. 106
18
Siswa diminta untuk mengisi dua bilangan yang merupakan kelanjutan dari deret
tersebut. Kata kerja opersional yang dipakai untuk kemampuan ini adalah
memperhitungkan, memprakirakan, menduga, menyimpulkan, meramalkan,
membedakan, menentukan, mengisi dan menarik kesimpulan.
Menurut Michener yang dikutip oleh Utami Sumarmo dalam disertasi
Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematika Siswa SMA dikaitkan
dengan Kemampuan Penalaran Logik Siswa dan beberapa unsur Proses Belajar
Mengajar, memahami suatu objek secara mendalam, seseorang harus
mengetahui :18
1) Objek itu sendiri
2) Relasinya dengan objek lain yang sejenis
3) Relasi dengan objek lain yang tak sejenis
4) Relasi – dual dengan objek lainnya yang sejenis
5) Relasi dengan objek dalam teori lainnya.
Dari definisi diatas pemahaman adalah tingkat kemampuan yang
mengharapkan seseorang mampu memahami arti atau konsep, serta fakta yang
diketahuinya. Dalam hal ini, siswa tidak hanya hafal, tetapi mengerti akan
konsep yang diketahui.
Menurut Polya yang dikutip oleh Utami Sumarmo, tingkat pemahaman
matematika terbagi menjadi empat, yaitu:19
1) Pemahaman Mekanikal, siswa dikatakan memiliki pemahaman mekanikal,
bila ia dapat mengingat dan menerapkan rumus secara benar.
2) Pemahaman Induktif, pada tingkatan ini, siswa telah menggunakan rumus
tersebut dalam kasus sederhana dan yakin bahwa rumus itu berlaku dalam
kasus yang serupa.
3) Pemahaman Rasional, siswa dapat membuktikan kebenaran suatu rumus.
18
Dra. Utari Sumarno, Disertasi : Kemampuan pemahaman dan penalaran matematika
siswa SMA dikaitkan dengan kemampuan penalaran logik siswa dan beberapa unsur proses
belajar mengajar.( Bandung, Fakultas Pasca Sarjana Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan :
1987)....hal :24 19
Ibid., hal : 23
19
4) Pemahaman Intuitif, siswa dapat meyakini kebenaran rumus tersebut tanpa
ada keraguan. Siswa dapat memberikan tebakan yang sangat baik yang
kemudian terbukti kebenarannya.
Skemp membedakan dua jenis pemahaman konsep, yaitu pemahaman
instrumental dan pemahaman relasional. Pemahaman instrumental diartikan
sebagai pemahaman atas konsep yang saling terpisah dan hanya hafal rumus
dalam perhitungan sederhana. Sedangkan, pemahaman relasional termuat suatu
skema atau struktur yang dapat digunakan pada penyelesaian masalah yang lebih
luas.20
Dalam menilai pemahaman matematika sebagai hasil belajar, TIM PPPG
Matematika mencantumkan 7 indikator yang digunakan, yaitu :21
1) Menyatakan ulang sebuah konsep
a) Menyatakan ulang maksud dari suatu konsep
b) Membuat defenisi konsep dalam bentuk lain
2) Mengklasifikasi objek menurut sifat – sifat tertentu sesuai dengan
konsepnya
a) Menentukan sifat – sifat dari suatu objek berdasarkan konsep.
b) Menentukan suatu konsep berdasarkan sifat –sifat tertentu.
3) Memberi contoh dan non contoh dari konsep
a) Menuliskan contoh yang lain.
b) Menuliskan contoh yang benar dan contoh yang salah.
4) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis
a) Memaparkan suatu konsep dalam bentuk gambar, grafik,
tabel.
b) Menuliskan kalimat matematika dari suatu konsep.
5) Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep
a) Menuliskan syarat perlu dari suatu konsep.
b) Menuliskan syarat cukup dari suatu konsep.
20
Ibid.,hal .25 21
Nizarwati,dkk, Jurnal : pengembangan perangkat pembelajaran Berorientasi
Kontruktivisme untuk mengajarkan konsep perbandingan Trigonometri siswa kelas X SMA,
volume 3 No.2, Desember 2009.hal.63
20
6) Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur tertentu
a) Memilih prosedur yang tepat dalam menemukan konsep.
b) Menyelesaikan soal dengan langkah – langkah yang tepat.
7) Mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah.
a) Menggunakan suatu konsep untuk memecahkan masalah.
b) Mengerjakan soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari –
hari.
Berdasarkan indikator pemahaman konsep oleh TIM PPPG matematika
diatas, pada penelitian ini, penulis menggunakan indikator menyatakan ulang
sebuah konsep, menggunakan atau memanfaatkan dan memilih prosedur
tertentu, serta mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah.
b. Pengertian Konsep
Konsep menurut Lasely yang dikutip oleh Dede Rosyada dalam buku
Paradigma Pendidikan Demokratis, adalah sesuatu yang tidak bisa diobservasi
dan merupakan kumpulan ide atau makna yang cangkupannya sangat besar
sehingga terkadang tidak bisa didefinisikan dengan satu rumusan.22
Definisi konsep dalam kamus Bahasa Indonesia adalah idea atau
pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret.23
Menurut Eggen dan kauchak yang dikutip oleh David dalam buku
Methods Of Teaching, konsep adalah gagasan yang merujuk pada sebuah
kelompok atau kategori dimana semua anggotanya memiliki karakteristik
umum.24
Menentukan suatu konsep dapat menggunakan suatu contoh yang
memiliki karakteristik-karakteristik yang jelas.
Sedangkan menurut Gagne yang dikutip oleh Ruseffendi dalam buku
Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam
Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA, konsep adalah ide abstrak
22
Rosyada, Op.cit.,hal.161 23
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Gramedia
PustakaUtama,2008), Cet ke-3.h.725 24
David A. Jacobsen, Methods for teaching, metode-metode pengajaran meningkatkan
belajar siswa TK-SMA,(Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2009),h. 98
21
yang memungkinkan kita mengelompokkan benda – benda atau objek ke dalam
contoh dan non contoh.25
Bell mengemukakan pengertian konsep dalam matematika sebagai berikut
: “ A concept in mathematics is an abstract idea wich enabels people to classify
objects or events and to specify whether the objects and events are example or
non examples of the abstract idea.” 26
Bell menjelaskan pengertian konsep dalam
matematika adalah ide abstrak yang memungkinkan seseorang dapat
mengklasifikasikan objek–objek atau kejadian–kejadian tertentu, apakah objek–
objek atau kejadian–kejadian itu merupakan contoh atau bukan contoh dari ide
tersebut.
Menurut Dahar yang dikutip oleh Darwis, konsep–konsep merupakan
batu–batu pembangun (building Block) dalam berpikir.27
Dalam pembelajaran
matematika konsep materi saling berkaitan satu sama lain. Misalnya dalam
mempelajari konsep luas permukaan bangun ruang, siswa harus bisa menguasai
konsep luas bangun datar.
Menurut Ausebel yang dikutip oleh Darwis, konsep–konsep diperoleh
dengan dua cara, yaitu : pembentukan konsep dan asimilasi atau perpaduan
konsep. Dalam pembentukan konsep siswa belajar konsep–konsep konkrit.
Sedangkan asimilasi konsep, siswa belajar konsep–konsep abstrak.28
Untuk mengetahui apakah siswa telah mengetahui suatu konsep, paling
tidak ada empat hal yang dapat diperbuatnya, yaitu sebagai berikut :29
1) Ia dapat menyebutkan nama contoh-contoh dari konsep-konsep bila dia
melihatnya.
2) Ia dapat menyebutkan ciri-ciri konsep tersebut.
25
Ruseffendi, Pengantar Kepada Membantu Guru mengembangkan kompetensinya
dalam Pengajaran Matematika untuk meningkatkan CBSA, (Bandung : Tarsito,2006), hal :165 26
Muhammad Darwis M, Hubungan Persepsi Mahasiswa Terhadap Efektifitas
Pengajaran Dosen, sikap Terhadap Kalkulus, dan Penguasaan Logika Elementer Dengan
Kemampuan Pemahaman Konsep Kalkulus pada FMIPA IKIP Ujung Pandang( Malang: IKIP
Malang 1994) h. 35 27
Ibid. 28
Ibid.hal.36 29
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta:
Bumi Aksara, 2005 h. 166.
22
3) Ia dapat memilih, membedakan antara contoh-contoh dari yang bukan
contoh.
4) Ia memungkin lebih mampu memecahkan masalah yang berkenaan dengan
konsep tersebut.
Konsep matematika akan mudah dipahami dengan baik jika disajikan
kepada peserta didik atau siswa dalam bentuk konkret. Menurut Dienes konsep
matematika dipelajari menurut enam tahapan bertingkat, yaitu :30
1) Bermain bebas : Tahap permulaan anak-anak belajar matematika, anak-anak
bermain dengan benda-benda konkrit model matematika, mereka belajar
bebas tidak tseratur dan tidak diarahkan. Melalui bermain bebas dengan
benda – benda konkrit model matematika, secara tidak sengaja siswa
berkenalan dengan konsep matematika.
2) Permainan : Tahap ini mulai mengamati pola, sifat-sifat, kesamaan atau
ketidaksamaan, keteraturan atau ketidakteraturan suatu konsep yang
disajikan oleh benda-benda konkrit. Melalui permainan, konsep matematika
itu akan tertanam dalam benak anak.
3) Penelaah sifat bersama : Pada tahap ini siswa benar-benar harus menghayati
cara bersama sehingga akhirnya ia diharapkan mampu menunjukkan contoh
dan bukan contoh.
4) Representasi : Pada tahap ini, siswa belajar membuat pernyataan tentang
suatu konsep yang didapat kedalam bentuk diagram atau secara lisan.
5) Simbolisasi : Setelah siswa mampu merepresentasikan konsep yang didapat,
siswa belajar untuk membuat simbol. Dalam tahapan ini, mulanya guru
memberikan kebebasan siswa dalam membuat simbol, kemudian guru
menuntun siswa agar membuat simbol yang sama yang berlaku dalam
matematika.
6) Formalisasi : Pada tahap terakhir ini siswa belajar mengurutkan konsep –
konsep matematika secara formal sehingga sampai kepada aksioma, dalil
atau teori.
30
Ruseffendi,op.cit.,h. 158
23
Bila anak memahami suatu konsep maka ia akan dapat
menggeneralisasikannya dalam berbagai situasi lainnya yang tidak digunakan
dalam situasi belajar. Mempelajari suatu konsep sangat penting bagi manusia
karena digunakan dalam komunikasi dengan orang lain, dalam berpikir, dalam
belajar, dan dalam kehidupan sehari – hari.
Dalam memahami konsep matematika, yang merupakan ilmu abstrak,
hendaknya siswa terlebih dahulu bermain benda – benda yang konkrit yang
secara tidak sengaja mengantarkan siswa mengenal suatu konsep dan memahami
konsep tersebut serta mengaplikasikannya.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, pemahaman konsep adalah
memahami sesuatu yang abstrak sehingga mendorong anak untuk berpikir lebih
mendalam tentang materi yang disampaikan guru.
Ilmu matematika merupakan iilmu yang bertahap, oleh karena itu
pemahaman konsep harus benar diperhatikan. Materi-materi yang diajarkan pada
awal pembelajaran merupakan materi dasar dan mempunyai pengaruh terhadap
materi yang akan disampikan selanjutnya.
3. Pendekatan Pemecahan Masalah Matematika
a. Masalah Matematika
Setiap manusia mempunyai masalah, mulai dari masalah yang sederhana
sampai masalah yang rumit, tergantung cara pandang seseorang menilai
masalah yang dihadapi. Setiap manusia mempunyai cara tersendiri untuk
menyikapi masalah.
Suatu masalah biasanya memuat suatu situasi yang mendorong seseorang
untuk menyelesaikannya akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus
dikerjakan untuk menyelesaikannya.31
Problem atau masalah menurut Hayes yang dikutip oleh Erna Suwangsing
dalam Pendekatan Pembelajaran Matematika, adalah “ suatu kesenjangan antara
31
Herman, op.cit., h. 92
24
di mana anda sekarang dengan tujuan yang Anda inginkan, sedangkan anda
tidak tahu proses apa yang akan dikerjakan.”32
Menurut Hudoyo yang dikutip oleh Erna dalam Pendekatan Pembelajaran
Matematika, suatu pertanyaan merupakan suatu permasalahan bila pertanyaan
itu tidak bisa dijawab dengan prosedur rutin.33
Menurut Cooney dalam Fajar Shadiq, “Suatu pertanyaan akan menjadi
masalah jika pernyataan itu menunjukkan adanya suatu tantangan (chalange)
yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur rutin (routine procedure) yang
sudah diketahui oleh si pelaku.”34
Adanya tantangan dan prosedur penyelesaian
rutin yang belum diketahui, akan menjadi masalah bagi siswa. Siswa harus
berusaha lebih dalam memikirkan solusi yang tepat dari masalah tersebut.
Definisi masalah disampaikan oleh Krulik dan Rudnik, dikutip oleh Yety
dalam skripsinya pengaruh pendekatan Pemecahan Masalah Strategi Working
Backward terhadap hasil belajar matematika, sebagai berikut : “ A Problem is a
situation, quantitatif or otherwise that confront an individual or group of
individuals, that requires resolution and for which the individual sees no
apparent path to the solution.” 35
Definisi tersebut menjelaskan bahwa masalah
adalah situasi yang dihadapi seseorang atau kelompok yang memerlukan suatu
pemecahan tetapi individu atau kelompok tersebut tidak memiliki cara yang
langsung dapat menyelesaikan masalah tersebut.
Dalam pembelajaran matematika, masalah dapat disajikan dalam bentuk
soal tidak rutin yang berupa soal cerita, penggambaran penomena atau kejadian,
ilustrasi gambar atau teka-teki. Masalah tersebut kemudian disebut masalah
32
Erna Suwangsih , Pendekatan Pembelajaran Matematika, Tersedian :
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-
MODES/MODEL_PEMBELAJARAN_MATEMATIKA/BBM4_Dra._Erna_Suwangsih,_M.Pd..p
df [ 1Oktober 2012, 13:15 WIB] 33
Erna Suwangsih , Pendekatan Pembelajaran Matematika,... [1 Oktober 2012, 13:15
WIB]
34 Fajar Shadiq, “Pemecahan Masalah, Penalaran Dan Komunikasi” disampaikan pada
Diklat Instruktur/Pengembangan Matematika SMA Jenjang Dasar.10-23 Oktober. Yogyakarta:
Depdknas PPPG Maematika 2004 35
Yety, Pengaruh Pendekatan Pemecahan Masalah Strategi Working backwad terhadap
Hasil Belajar Matematika pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta, (Jakarta: UIN
Jakarta 2010)
25
matematika karena mengandung konsep matematika. Terdapat beberapa jenis
masalah matematika, walaupun sebenarnya tumpang tindih, tapi perlu dipahami
oleh guru matematika ketika akan menyajikan soal matematika. Menurut
Hudoyo, jenis-jenis masalah matematika adalah sebagai berikut:36
a. Masalah transalasi, merupakan masalah kehidupan sehari-hari yang
untuk menyelesaikannya perlu translasi dari bentuk verbal ke bentuk
matematika.
b. Masalah aplikasi, memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyelesaikan masalah dengan menggunakan berbagai macam
keterampilan dan prosedur matematika.
c. Masalah proses, biasanya untuk menyusun langkah-langkah
merumuskan pola dan strategi khusus dalam menyelesaikan masalah.
Masalah seperti ini dapat melatih keterampilan siswa dalam
menyelesaikan masalah sehingga menjadi terbiasa menggunakan
strategi tertentu.
d. Masalah teka-teki, seringkali digunakan untuk rekreasi dan kesenangan
sebagai alat yang bermanfaat untuk tujuan afektif dalam pembelajaran
matematika.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan masalah
matematika merupakan pertanyaan yang tidak bisa dijawab dengan prosedur
rutin. Dikatakan tidak rutin karena pertanyaan yang diterima oleh siswa
merupakan pertanyaan yang tidak secara otomatis diketahui cara
penyelesaiannya. Salah satu contoh pertanyaan yang tidak secara otomatis
diketahui cara penyelesaiannya dalam materi bangun ruang sisi tegak adalah
sebagai berikut: paman akan membuat sebuah etalase berbentuk balok yang
berukuran panjang 150 cm, lebar 40 cm dan tinggi 70 cm. Rangka etalase terbuat
dari batang alumunium dan permukaannya ditutup kaca. Jika harga batang
alumunium Rp. 12.000 per meter dan harga kaca Rp. 50.000 per meter persegi.
Hitunglah besar biaya yang dibutuhkan untuk membuat etalase tersebut!
36
Nahrowi Adjie dan R.Deti Rostika, Konsep Dasar Matematika, (Bandung: UPI Press,
2006), cet.1, h.255.
26
Pada pertanyaan tersebut, siswa diminta untuk menghitung biaya membuat
etalase. Untuk menghitung besar biaya, terlebih dahulu siswa harus menghitung
jumlah panjang besi yang diperlukan serta luas permukaan kaca etalase.
b. Pemecahan Masalah
Dalam menyelesaikan suatu masalah, kita harus bekerja keras menerima
tantangan untuk menyelesaikan masalah yang kita hadapi. Seseorang yang
sedang menghadapi masalah, harus mengerti apa yang sedang dihadapinya.
Pemecahan masalah (Problem Solving) dapat diartikan sebagai proses
mengaplikasikan segala pengetahuan yang dimiliki pada situasi baru dan tidak
biasa.37
Siswa dapat menyelesaikan soal-soal yang tidak biasa ia temui, dan
belum mengetahui cara penyelesaiannya.
Menurut Hudoyo, pemecahan masalah adalah proses penerimaan tantangan
dan kerja keras untuk menyelesaikan masalah tersebut. Selanjutnya Hudoyo juga
mengemukakan bahwa penyelesaian masalah dapat diartikan sebagai
penggunaan matematika baik untuk matematika itu sendiri maupun aplikasi
matematika dalam kehidupan sehari – haridan ilmu pengetahuan yang lain
secara kreatif untuk menyelesaikan masalah – masalah yang belum kita ketahui
penyelesaiannya ataupun masalah – masalah yang belum kita kenal.
Dari beberapa pengertian di atas, Pemecahan masalah matematika adalah
usaha siswa dalam menyelesaikan berbagai soal matematika yang belum ia
ketahui cara penyelesaiannya dan soal tersebut baru ia temui dengan
pengetahuan dan keterampilan matematika yang ia miliki sebelumnya.
Pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah dijadikan standar pembelajaran matematika oleh National Council of
Teacher of Mathematics (NCTM). Studi matematika harus menitik beratkan
pada pemecahan masalah sehingga siswa mampu:38
37
Sumardyono, Pengertian Dasar Problem Solving. Dari
http://problemsolving.p4tkmatematika.org/2010/02/pengertian-dasar-problem-solving/. 10
oktober 2010, 16:05 38
Jacobsen,op.cit., h.118.
27
1) Menggunakan pendekatan pemecahan masalah untuk menyelidiki dan
memahami materi matematika
2) Merumuskan masalah dari situasi keseharian yang bernuansa matematika
3) Mengembangkan dan menerapkan beberapa strategi untuk memecahkan
masalah yang beragam
4) Memverifikasi dan menafsirkan beberapa hasil yang berkaitan dengan
masalah yang nyata
5) Menumbuhkan rasa percaya diri dalam menggunakan matematika yang sarat
makna.
Menurut Polya, dalam pemecahan suatu masalah terdapat empat langkah
yang harus dilakukan, yaitu :39
1) Memahami Masalah.
Tanpa adanya pemahaman terhadap masalah yang diberikan, siswa tidak
mampu mungkin menyelesaikan masalah tersebut dengan benar. Untuk
memahami masalah yang diberikan, siswa dapat mengidentifikasi masalah
dengan menyebutkan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan.
2) Merencanakan Pemecahannya.
Langkah selanjutnya setelah siswa memahami masalah yang dihadapi adalah
merencanakan pemecahan masalah yang dihadapi. Siswa dapat menyatakan
kembali masalah yang dihadapi kedalam bentuk yang lebih operasional,
menentukan aturan atau strategi yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah. Selanjutnya, siswa menyelesaikan masalah dalam bentuk atau
formulasi yang lebih sederhana serta mengembangkan data yang ada
berdasarkan aturan yang sudah diketahui
3) Menyelesaikan Masalah sesuai dengan rencana
Siswa memecahkan masalah sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
4) Memeriksa kembali hasil yang diperoleh
Siswa memeriksa kebenaran setiap langkah yang dilakukan
Sedangkan menurut Gagne, dalam pemecahan masalah ada lima langkah
yang harus dilakukan : 40
39
Herman,op.cit.,h.99
28
1) Menyajikan masalah dalam bentuk yang lebih jelas,
2) Menyatakan masalah dalam bentuk yang operasional (dapat dipecahkan),
3) Menyusun hipotesis–hipotesis alternatif dan prosedur kerja yang
diperkirakan baik untuk dipergunakan dalam memecahkan masalah itu,
4) Mengetes hipotesis dan melakukan kerja untuk memperoleh hasilnya,
5) Memeriksa kembali, apakah yang diperoleh itu benar
c. Teknik Pemecahan Masalah
Salah satu tugas guru dalam proses pembelajaran adalah memilih dan
menggunakan pendekatan, metode, serta teknik yang akan digunakan. Pemilihan
yang tepat akan membantu siswa dalam menerima, memahami pelajaran yang
akan disampaikan.
Menurut Nahrowi Adji dalam bukunya yang berjudul Pemecahan Masalah
Matematika, ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam pemecahan
masalah, antara lain :41
1) Teknik Keterlibatan Siswa
Teknik ini merupakan teknik mengajar yang melibatkan siswa secara fisik
dan mental. Secara fisik seperti ikut aktif dalam suatu kegiatan yang melibatkan
anggota tubuh maupun panca indra, sedangkan secara mental, murid dengan
antusias dan konsentrasi penuh dalam mengikuti proses pembelajaran.
2) Teknik Analogi
Teknik ini berusaha untuk menciptakan suatu cerita untuk mengilustrasikan
suatu konsep. Sifat matematika yang abstrak membutuhkan ilustrasi untuk
menerangkan suatu konsep matematika sehingga murid dengan mudah
memahami konsep tersebut.
3) Teknik menggunakan Model
Teknik ini menggunakan model dalam proses belajar-mengajar, model-
model yang digunakan biasanya berupa gambar atau benda yang digunakan
untuk memperagakan referensi dari konsep yang akan dikembangkan.
40
Ruseffendi,op.cit.,h.169
41
Nahrowie Adji, Pemecahan Masalah Matematika, (Bandung: UPI Press,2006)hal 76
29
4) Teknik Permainan / Teka-teki
Permainan adalah sembarang alat atau aktivitas yang mempunyai satu atau
lebih pemenang, dimana seorang atau kelompok saling berhadapan melakukan
kegiatan bermain dengan menggunakan aturan-aturan tertentu, sehingga
didapatkan seorang/kelompok pemenang. Sedangkan teka-teki merupakan jenis
perlombaan, dimana penentuan pemenang didasarkan pada kriteria tertentu,
misalnya : kecepatan, ketepatan, kreativitas,dan lain-lain.
4. Teknik Analogi
Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, analogi adalah persamaan
atau persesuaian antara dua benda atau hal yang yang berlainan.42
Sedangkan
menurut Schwartz, seperti yang dikutip oleh Gelar Dwi Rahayu dalam
Algoritma,bahwa penalaran analogi didasarkan pada kesamaan dengan
memahami aturan.
G. Polya mendefinisikan analogi sebagai berikut : “ Analogy is a sort of
similarity. Similar objects agree with each other in some respect, analogous
objects agree in certain relation of their respective parts.”43
Definisi tersebut
menjelaskan bahwa analogi merupakan sejenis persamaan, dimana terdapat
suatu objek yang serupa dengan bagian objek lainnya.
Shawn M. Glynn mengungkapkan, “ An analogy is comparison of the
similarities of two concept.”44
Analogi adalah kiasan suatu konsep karena
memiliki kesamaan dengan konsep yang lain. Konsep yang sudah dikenal oleh
siswa disebut analog, sedangkan konsep yang tidak dikenal disebut target. Jika
analog dan target memiliki kesamaan sifat, maka analogi bisa terjadi.
Analogi dapat membantu siswa dalam memahami suatu hal pelajaran atau
bacaan yang diberikan. Analogi dapat membantu siswa mempelajari informasi
42Tim Penyusun kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka,1990) 43
G. Polya, How To Solve It A New Aspect of mathematical method , (New Jersy :
Princeton University Press,1973)h.37 44
Shawn M Glynn, making science concept meaningful to students : teaching with
analogies, tersedia :
http://blogs.oregonstate.edu/smed1112/files/2011/10/Glynn2008MakingScienceConceptsMeanin
gful.pdf [ 12 Agustus 2012, 21:15]
30
baru dengan menghubungkan informasi-informasi baru tersebut dengan konsep-
konsep yang telah dipunyai sebelumnya.45
Menurut Mundiri yang dikutip oleh Harry dalam Prosiding, analogi terbagi
menjadi dua, yaitu :46
1) Analogi deklaratif
Analogi deklaratif adalah analogi yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu
yang belum diketahui atau masih samar dengan menggunakan hal yang
sudah dikenal.
2) Analogi Induktif
Analogi induktif adalah analogi yang disusun berdasakan persamaan prinsip
yang berbeda pada fenomena, selanjutnya ditarik kesimpulan bahwa apa
yang terdapat pada fenomena pertama terdapat pula pada fenomena kedua.
Menurut Lawson, dikutip oleh Gelar Dwi Rahayu dalam Algoritma,bahwa
penggunaan pendekatan analogi untuk membantu siswa dalam memahami
konsep-konsep secara teoritis dapat disajikan dalam bentuk :47
1) Diagram
2) Kalimat-kalimat pendek
3) Pengalaman fisik yang sifatnya aktual
4) Simulasi, dan
5) Kegiatan dengan menggunakan komputer.
Dalam menjelaskan konsep bangun ruang kepada siswa, peneliti
menggunakan analogi deklaratif dalam menjelaskan. Pengertian dari bangun
ruang yang masih samar bagi siswa, diperjelas dengan menggunakan
pengalaman fisik yang bersifat aktual.
Matematika sebagai ilmu yang abstrak membutuhkan ilustrasi yang dapat
memudahkan siswa memahami suatu konsep, oleh karena itu dengan berbagai
45
Mohammad Nur,dkk.Teori Pembelajaran Kognitif. (Surabaya, UNS, 1999). 46
Harry Dwi Putra, Pembelajaran Geometri dengan Pendekatan SAVI,berbantuan
Wingeom untuk meningkatkan Kemampuan Analogi Matematis Siswa SMP,dalam prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi,Bandung vol.1 2011,h.296. 47
GelarDwirahayu, “Pengaruh Pendekatan Analogi terhadap Peningkatan Kemampuan
Penalaran Matematika SMP”,dalamAlgoritma, No.1 , Juni 2006,hlm.61
31
macam ilustrasi yang dapat memahami siswa dan sesuai dengan dunia nyata
siswa, proses pembelajaran matematika akan mudah dimengerti dan menarik
untuk dipelajari.
Analogi dipergunakan untuk menjelaskan sesuatu hal yang baru bagi
siswa.Penggunaan analogi atau pengibaratan yang terdapat dalam kehidupan
sehari-hari siswa, membantu siswa dalam memahami maksud atau tujuan
pelajaran yang disampaikan.
Menurut Nahrowi Adji pembelajaran dengan analogi atau perumpamaan,
mempunyai beberapa karakteristik, diantaranya:
Menimbulkan minat yang tinggi. Ketepatan bahasa akan berkurang jika
menggunakan teknik ini. Suatu konsep mungkin harus diajarkan
kembali untuk mengembangkan pemahaman matematika secara tepat
untuk menghindari kesalahan konsep jika konsep tersebut disajikan
dengan teknik analogi. Teknik analogi sering digunakan untuk
keterampilan “bagaimana” daripada keterampilan “mengapa” tentang
suatu konsep. Teknik analogi yang dirancang secara baik akan
mengurangi tingkat abstraksi sajian dan kebanyakan akan berhasil dalam
menyajikan suatu konsep, jika teknik yang lebih abstrak tidak berhasil.48
Menurut Glynn Pembelajaran dengan menggunakan analogi (The
Teaching With Analogy) terdiri dari 6 tahapan operasi yang harus digunakan
dalam penggunaan analogi ini, yaitu :49
1) Introduce the target concept
2) Remind students of what they know of the analog concept
3) Identify relevant features
4) Connect (map) the similar features of the law
5) Indicate where the analogy between the laws break down
6) Draw conclusion about the law
48
Nahrowi Adji dan Maulana, Pemecahan Masalah Matematika,(Bandung:UPI Press,
2006).h. 79 49
Shawn M Glynn, making science concept meaningful to students : teaching with
analogies, tersedia :
http://blogs.oregonstate.edu/smed1112/files/2011/10/Glynn2008MakingScienceConceptsMeanin
gful.pdf [ 12 Agustus 2012, 21:15]
32
Dalam tahapan tersebut, Glynn menjelaskan langkah awal membuat
pembelajaran teknik analogi yaitu memperkenalkan konsep target. Dalam hal ini
guru memberi stimulus siswa dengan memberikan penjelasan awal atau persepsi
awal kepada siswa untuk memahami konsep yang telah dimiliki siswa.
Langkah kedua menyampaikan konsep analogi, dalam kegiatan ini, guru
memberikan penjelasan tentang konsep konkrit yang berkaitan dengan materi
pelajaran.
Langkah ketiga mengidentifikasi sifat-sifat konsep analogi dan konsep target
dengan menyebutkan kesamaan karakteristik diantara analogi dan target
Langkah keempat, guru memetakan kesamaan karakteristik diantara konsep
analogi dan target, Dalam kegiatan ini, guru menjelaskan gambar yang relevan
yang akan menjadi jembatan penghubung antara konsep dan target yang akan
dicapai. Siswa akan lebih mudah memahami jika seorang guru
memvisualisasikan konsep yang abstrak melalui gambar dari pada penjelasan
narasi saja.
Langkah ke lima mengidentifikasi sifat konsep analogi yang tidak relevan
dengan konsep target.
Langkah terakhir, Membuat konsep kesimpulan, guru mengarahkan siswa
agar dapat membuat kesimpulan atau pemahaman baru yang lebih umum.
Menurut Najib, dalam Al-Qur’an ditemukan tujuan perumpamaan atau
analogi yang dapat diringkas menjadi enam tujuan, yaitu : 50
1) Perumpamaan dapat mendekatkan gambaran yang diumpamakan dalam
pikiran pendengar
2) Merasa puas dengan satu gagasan tertentu, sehingga kepuasan itu menjadi
satu argumen yang kokoh lewat gambaran yang mirip.
3) Memberikan motif dengan cara yang memperindah atau menakuti
4) Memiliki ketepatan hati untuk menerima apa yang disarankan
5) Memuji atau mencela
6) Mengasah otak dan menggerakkan potensi pemikiran.
50
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2009)h.145
33
Dalam teknik suatu pembelajaran, pasti mempunyai kelebihan dan
kekurangan dalam penggunaannya. Tak terkecuali dengan analogi ini, kelebihan
dari teknik analogi antara lain :51
1) Dapat meningkatkan minat siswa karena aspek cerita yang disajikan
2) Dapat meningkatkan pemahaman siswa
3) Dapat mengurangi tingkat abstraksi sajian suatu konsep
Sedangkan Kekurangan dari pendekatan analogi antara lain:52
1) Ketepatan bahasa akan kurang
2) Mungkin suatu konsep harus diajarkan kembali untuk mengembangkan
pemahaman matematika secara tepat untuk menghindari kesalahan konsep.
Dari beberapa definisi tersebut, maka pengertian dari teknik analogi dalam
pembelajaran matematika adalah suatu teknik dalam pembelajaran dengan
mengumpamakan sesuatu hal yang baru diketahui oleh siswa dengan sesuatu hal
yang telah diketahui siswa sehingga dapat ditarik kesimpulan dari persamaan
tersebut.
5. Pendekatan Konvensional
Pendekatan konvensional merupakan pendekatan pembelajaran yang lazim
digunakan oleh para guru di sekolah dimana ia mengajar. Beberapa metode yang
biasa digunakan dalam pendekatan konvensional antara lain, metode ceramah,
metode diskusi, metode tanya jawab, metode ekspositori, metode drill atau
latihan, metode pemberian tugas, metode demonstrasi, metode permainan, dan
lain-lain. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam pendekatan
konvensional adalah metode ekspositori. Metode ekspositori adalah metode yang
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru
kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi
pelajaran secara optimal.
Terdapat beberapa karakteristik metode ekspositori, yaitu:53
51 Adji,op.cit. h.78
52 Ibid. 53
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2010), h. 179.
34
a. Metode ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran
secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam
melakukan strategi ini.
b. Biasanya materi yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah
jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal
sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.
c. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu
sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan
dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan
kembali materi yang telah diuraikan.
Metode ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang
berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Dikatakan demikian,
karena dalam metode ini guru memegang peran yang dominan, namun tidak
sedominan dalam metode ceramah. Dengan metode ekspositori guru tidak hanya
berceramah melainkan juga memberikan latihan atau tugas, serta memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Oleh karena itu, metode ekspositori
ini dapat dikatakan sebagai gabungan dari metode ceramah, metode tanya jawab,
dan metode pemberian tugas.
Secara garis besar, prosedur pembelajaran dengan metode ekspositori adalah
sebagai berikut:54
a. Persiapan (preparation), yaitu guru menyiapkan bahan selengkapnya
secara sistematik dan rapi.
b. Pertautan (aperception) bahan terdahulu, yaitu guru bertanya ata
memberikan uraian singkat untuk mengarahkan perhatian siswa kepada
materi yang telah diajarkan.
c. Penyajian (presentation) terhadap bahan yang baru, yaitu guru
menyajikan dengan cara memberi ceramah atau menyuruh siswa
membaca bahan yang telah dipersiapkan diambil dari buku, teks
tertentu atau di tulis oleh guru.
54
Yatim Rianto, op.cit ,h. 139
35
d. Evaluasi (resitation), yaitu guru bertanya dan siswa menjawab sesuai
dengan bahan yang dipelajari, atau siswa yang disuruh menyatakan
kembali dengan kata-kata sendiri pokok-pokok yang telah dipelajari
lisan atau tulisan.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Yety (2005) dengan judul “Pengaruh Pendekatan Pemecahan
Masalah Strategi Working Backward terhadap Hasil Belajar Matematika”
(skripsi). Jurusan pendidikan matematika fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan
Universitas Islam Negeri Jakarta, menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran
dengan pendekatan pemecahan masalah memberikan pengaruh yang positif pada
kegiatan belajar mengajar di kelas.
Hasil penelitian yang dilakukan Wong (1993) menunjukkan bahwa analogi
dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap pengetahuan baru.
Hasil penelitian Harrison dan Treagust (1993) melaporkan bahwa guru yang
dapat mengintegrasikan pendekatan Teaching With Analogy secara sistematis
sangat membantu siswa dalam memahami konsep.
C. Kerangka Pikir
Proses pembelajaran matematika pada dasarnya bukanlah hanya sekedar
mentransfer ide/gagasan dan pengetahuan dari guru kepada siswa. Lebih dari itu,
proses pembelajaran matematika merupakan suatu proses yang dinamis, dimana
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati dan memikirkan
gagasan-gagasan yang diberikan. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran
matematika sebenarnya merupakan kegiatan interaksi antara guru-siswa, siswa-
siswa, dan siswa-guru untuk memperjelas pemikiran dan pemahaman terhadap
suatu gagasan.
Seorang guru perlu menyadari bahwa pola interaksi yang selama ini
berlangsung dalam proses pembelajaran tidak selalu dapat berjalan dengan
lancar. Bahkan pola interaksi yang terjadi selama ini terkadang dapat
36
menimbulkan kebingungan, salah pengertian atau kesalahan konsep yang
diterima siswa. Kesalahan pola interaksi seseorang guru akan dirasakan
siswanya sebagai penghambat pembelajaran, dan begitu pula sebaliknya.
Model pembelajaran sangat penting untuk diterapkan dalam proses belajar
mengajar. Model pembelajaran yang dibutuhkan saat ini adalah model
pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat mengkontruksi
pengetahuannya sendiri sehingga lebih memahami konsep-konsep, dan dapat
mengkomunikasikan ide-ide matematika yang dimilikinya baik secara lisan
maupun tulisan. Selain itu, model pembelajaran yang diterapkan harus sesuai
dengan materi yang akan dijarkan, mudah digunakan, dapat menciptakan
komunikasi multi arah, proses belajar yang tidak monoton sehingga lebih efektif
dan dapat memotivasi siswa.
Salah satu tujuan penting dalam pembelajaran matematika adalah siswa
paham konsep/materi pembelajaran yang diberikan. Pemahaman terhadap suatu
konsep dapat mempermudah siswa untuk memahami konsep yang akan dia
pelajari selanjutnya. Hal ini disebabkan karena konsep dalam matematika
memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. Dengan memahami konsep,
siswa akan mudah memahami matematika.
Pemecahan masalah merupakan bagian tak terpisahkan dalam
pembelajaran matematika. Siswa mengenal cara berpikir, kebiasaan untuk tekun
dan keingintahuan yang tinggi. Persoalan dalam problem solving memberikan
kesempatan pada siswa untuk berpikir dan memperluas apa yang mereka
ketahui.
Dalam pendekatan pemecahan masalah matematika terdapat salah satu
teknik yang bisa digunakan dalam pembelajaran matematika, yaitu teknik
analogi. Teknik analogi dalam pembelajaran matematika merupakan kegiatan
pembelajaran dengan mengumpamakan sesuatu yang abstrak ke sesuatu yang
lebih konkret. Penggunaan teknik ini untuk mengajak siswa untuk berpikir
secara logis terhadap materi yang sedang dipelajari. Dengan menghubungkan
materi pelajaran dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa, dapat membantu
siswa untuk memahami konsep matematika yang disampaikan.
37
Adapun bagan dari kerangka berpikir, sebagai berikut :
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Berpikir
Latar Belakang Masalah :
1. Matematika sebagai ilmu yang
abstrak, dianggap sulit bagi
siswa
2. Cara penyampain materi yang
kurang menarik, sehingga murid
kurang bersemangat mengikuti
pelajaran matematika
3. Sebagian siswa menghafal
rumus,tanpa memahami materi
4. Rendahnya pemahaman siswa,
Alternatif Pendekatan
:
1. Pendekatan Open
ended
2. Pendkatan
kontruktivisme
3. Pendekatan
Pemecahan Masalah Pendekatan yang
dipilih:
Pendekatan
Pemecahan Masalah
Teknik Pemecahan
Masalah :
1. Teknik Keterlibatan
Siswa
2. Teknik Ananlogi
3. Teknik Menggunakan
Model
4. Teknik Permainan/teka -
teki
Teknik yang
dipilih :
Teknik Analogi
Kelebihan Teknik
Analogi :
1. Dapat meningkatkan
minat siswa
2. Dapat meningkatkan
pemahaman siswa
3. Dapat mengurangi
tingkat abstraksi sajian
suatu konsep
38
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi teoritik, hasil penelitian yang relevan dengan
kerangka berpikir diperoleh bahwa : “ Pemahaman konsep matematika pada
siswa yang diajarkan dengan pendekatan pemecahan masalah teknik analogi
lebih tinggi dari pada siswa yang diajarkan dengan pendekatan konvensional.
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan diadakan di MTs YASDA, yang beralamat di Jl. Patra
Kuningan XV, Kecamatan Tebet,Jakarta. Penelitian dilakukan pada akhir
semester genap tahun ajaran 2012-2013, pada bulan Mei- bulan Juni 2013.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi Eksperimen, yaitu metode
yang tidak memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan secara penuh
terhadap variabel dan kondisi eksperimen.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian randomized pretest-
posttest control group design. Desain eksperimen ini memiliki dua kelompok ,
dimana kelompok pertama (kelas eksperimen) mendapatkan perlakuan berupa
proses pembelajaran matematika dengan menggunakan teknik analogi.
Sedangkan kelompok kedua (kelas kontrol) menggunakan proses pembelajaran
matematika dengan teknik konvensional. Berikut adalah tabel dengan rancangan
penelitian randomized control group only design 1:
Tabel 3.1
Rancangan Penelitian
Kelas Pretes Perlakuan Posttes
R Eksperimen - X T2
Kontrol - T2
Keterangan :
R = Proses pemilihan Kelas secara random
E = Kelas Eksperimen
1 Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia,2001),
h.100
39
K = Kelas Kontrol
X = perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen dengan teknik
analogi
T2 = Pemberian Post test pemahaman konsep Luas Permukaan
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu objek yang akan
diteliti. Pada penelitian ini, populasi yang diambil adalah siswa/I kelas VIII MTS
YASDA Jakarta pada tahun ajaran 2012/2013 yang terdiri dari 3 kelas.
Sampel adalah sebagian kecil dari populasi. Pengambilan sampel dilakukan
secara random. Dari hasil proses tersebut, maka ditetapkan bahwa kelas VIII-2
yang berjumlah 32 orang menjadi kelas eksperimen sedangkan kelas VIII-3 yang
berjumlah 30 orang menjadi kelas kontrol.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data diperoleh dari hasil post tes dari kedua kelas siswa dengan pemberian
tes yang sama yang dilakukan pada akhir pokok bahasan materi yang telah
dipelajari.
Adapun hal – hal yang harus diperhatikan dalam pengumpulan data adalah
sebagai berikut :
1. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu :
a. Variabel Bebas. Variabel ini memberikan pengaruh terhadap hasil.
Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas adalah
pembelajaran matematika dengkan teknik analogi, variabel ini
disimbolkan dengan huruf X
b. Variabel Terikat. Variabel ini sebagai hasil dari pengaruh variabel
bebas. Dalam hal ini yang menjadi variabel terikat adalah
pemahaman konsep Luas Permukaan bangun ruang. Variabel ini
disimbolkan dengan huruf T2.
40
2. Sumber Data
Sumber data dalam peelitian ini adalah sampel yang terdiri dari siswa yang
berada dikelas eksperimen dan kontrol, guru mata pelajaran dan peneliti.
3. Instrmen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes pemahaman
konsep yang berbentuk uraian. Soal instrumen terdiri dari 15 butir soal tentang
pemahaman konsep. Berikut ini adalah kisi – kisi instrumen tes pemahaman
konsep luas permukaan bangun ruang :
Tabel 3.2
Kisi – kisi Instrumen Tes Pemahaman Konsep Luas Permukaan Bangun
Ruang Sisi Tegak
Indikator
Pemahaman
Konsep
Indikator Soal No.Soal Jumlah
Soal
Menyatakan ulang
sebuah konsep. Menyebutkan unsur –
unsur bangun ruang
Menggambar jaring –
jaring kubus
1
2
2
Menggunakan,
memanfaatkan dan
memilih prosedur
tertentu.
Menentukan panjang
rusuk bangun ruang
Menetukan luas
permukaan bangun ruang
Menentukan panjang
suatu rusuk, jika luas
permukaan bangun ruang
diketahui
3,6
4,7,8,11,14,
5,9,12
2
5
3
Mengaplikasikan
konsep atau
algoritma ke
pemecahan masalah
Menggunakan konsep
luas permukaan bangun
ruang untuk
memecahkan masalah
sehari – hari
10,13,15
3
Jumlah Soal 15
41
Diberikan tes dalam bentuk uraian, dikarenakan dalam menjawab soal
bentuk isian, siswa dituntut untuk menjawab secara rinci, maka proses berpikir,
ketelitian dapat dievaluasi.
Sebelum tes diberikan kepada subjek, dilakukan uji coba instrumen tes
terlebih dahulu pada 30 siswa yang berada di kelas VIII-1 di MTs YASDA. Tes
Uji coba dilakukan untuk mengetahui apakah tes telah memenuhi syarat tes yang
baik yakni validitas dan realibilitas serta akan dilakukan juga analisis instrument
lainnya.
4. Uji Instrumen Penelitian
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan
instrumen. Validitas instrumen yang digunakan adalah validitas isi
(content validity), yaitu kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi
yang seharusnya. Artinya, tes tersebut mampu mengungkapkan isi suatu
konsep / variabel yang hendak diukur.
Pengujian validitas dilakukan menggunakan rumus Produk Momen
Pearson.2
Keterangan:
xyr : koefisien korelasi yang menyatakan validitas
n : banyaknya siswa
x : skor item
y : skor total
xy : hasil perkalian skor item dan skor total
x2 :
hasil kuadrat dari skor item
y2 :
hasil kuadrat dari skor total
2 Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia, 2005. Hal. 130.
2222
YYnXXn
YXXYnrxy
42
2
2
11 11 t
i
n
nr
(∑X)2 :
hasil kuadrat dari total jumlah skor item
(∑Y)2 :
hasil kuadrat dari total jumlah skor total
b. Uji Reliabilitas
Suatu alat ukur memiliki reliabilitas yang baik bila alat ukur itu
memiliki konsistensi yang handal. Untuk menentukan reliabilitas soal
uraian, penulis menggunakan rumus Alpha3:
dengan
Keterangan:
11r = reliabilitas yang dicari
n = banyaknya butir pernyataan yang valid
2
i = jumlah varians skor tiap-tiap item
2
t = varians total
Tabel 3.3
Indeks reliabilitas
11r Keterangan
< 0,20 Reliabilitas sangat rendah
0,20 – 0,40 Reliabilitas rendah
0,40 – 0,70 Reliabilitas sedang
0,70 – 0,90 Reliabilitas tinggi
0,90 – 1,00 Reliabilitas sangat tinggi
3 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2005. Cet.Ke-5, Hal.109.
n
n
XX
2
2
2
43
c. Daya Pembeda Butir Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah. Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal
digunakan rumus4
∑
∑
Keterangan:
Dp = Indeks Daya Pembeda suatu butir soal
∑A = Jumlah skor kelompok atas pada soal yang diolah
∑B = Jumlah skor kelompok bawah pada soal yang diolah
nA = jumlah skor ideal kelompok A pada butir soal yang diolah
nB = jumlah skor ideal kelompok B pada butir soal yang diolah
Tolak ukur untuk menginterpretasikan daya pembeda tiap butir soal,
digunakan kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.4
Klasifikasi daya pembeda soal
Nilai Dp Interpretasi
D < 0 Sangat jelek
0,00 – 0,19 Jelek
0.20 – 0,39 Cukup
0,40 – 0,69 Baik
0,70 – 1,00 Baik sekali
4 Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia, 2005. Hal. 134.
44
d. Taraf Kesukaran Butir Soal
Pengujian taraf kesukaran soal ditujukan untuk mengetahui apakah
soal termasuk ke dalam kategori sukar, sedang, atau mudah. Soal yang
baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut
indeks kesukaran (difficulty index).
Untuk mengukur taraf kesukaran soal digunakan rumus:
∑
Keterangan:
TK = Tingkat Kesukaran
∑Xi = jumlah skor butir i yang dijawab oleh kelompok atas dan bawah
N = jumlah siswa kelompok atas dan bawah
Smi = skor maksimal soal yang bersangkutan
Tabel 3.5
Klasifikasi Indeks Kesukaran
Nilai IK Interpretasi
IK=0,00 Terlalu Sukar
0,00 < IK < 0,30 Sukar
0,30 < IK <0,70 Sedang
0,70 < IK < 1,00 Mudah
>1,00 Terlalu Mudah
Adapun analisis Instrumen tes pemahaman konsep luas permukaan bangun
ruang sisi tegak dapat dilihat dari gambar tabel berikut :
45
Tabel 3.5
Analisis Instrumen Tes
E. Teknik Analisa Data
Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatf, yaitu suatu teknik analisis
yang dilakukan dengan perhitungan mengenai pemahaman konsep volume yang
diberikan. Penganalisisan dilakukan dengan membandingkan hasil tes kelas
kontrol dan kelas eksperimen.
Dari data yang diperoleh, kemudian dilakukan perhitungan statistik dan
melakukan perbandingan terhadap dua kelas tersebut untuk mengetahui
kontribusi pembelajaran matematika dengan teknik analogi terhadap pemahaman
konsep Luas Permukaan. Perhitungan statistik yang digunakan, yaitu :
1. Uji Prasyarat
a. Uji normalitas
Uji normalitas diperlukan untuk menguji apakah sampel data berdistribusi
normal atau tidak. Apabila hasil pengujian menunjukkan bahwa sebaran data
berdistribusi normal maka dalam menguji kesamaan dua rata-rata digunakan
uji t.
No.
Soal Tes Validitas
No. Soal
final tes
Daya
Pembeda
Taraf
Kesukaran
1 Valid 1 Cukup Mudah
2 Valid 2 Cukup Mudah
3 Valid 3 Cukup Mudah
4 Valid 4 Cukup Sedang
5 Valid 5 Cukup Sedang
6 Valid 6 Cukup Sedang
7 Valid 7 Cukup Sedang
8 Tidak Valid
9 Valid 8 Baik Sedang
10 Valid 9 Cukup Sedang
11 Valid 10 Cukup Sedang
12 Valid 11 Cukup Sedang
13 Valid 12 Cukup Sedang
14 Valid 13 Baik Sedang
15 Tidak Valid
46
Apabila hasil pengujian menunjukkan bahwa sebaran data tidak
berdistribusi normal maka untuk menguji kesamaan dua rata-rata digunakan
statistik nonparametik, yaitu salah satunya adalah uji Mann Whitney. Rumus
statistik uji yang digunakan adalah sebagai berikut:
di mana,
U = statistik uji Mann Whitney
n1, n2 = ukuran sampel pada kelompok 1 dan 2
R1 = jumlah ranking yang diberikan pada kelompok yang ukuran
sampelnya n1
Untuk menguji normalitas digunakan uji Chi-kuadrat, adapun
prosedur pengujian adalah sebagai berikut:5
1. Menentukan hipotesis
H0= sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1= sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
2. Menentukan rata-rata
3. Menentukan Standar Deviasi
4. Membuat daftar frekuensi observasi (fo)dan frekuensi ekspektasi
(fe)
a. Rumus banyak kelas interval: (aturan Struges)
K = 1 + 3,3 log (n) ; dengan n = banyaknya subjek
b. Rentang (R) = skor terbesar – skor terkecil
c. Panjang kelas (P) =
5. Cari χ2
hitung dengan rumus ∑
6. Cari dengan derajat kebebasan (dk) = banyak kelas (k) –3
dan taraf kepercayaan 95% dan taraf signifikansi = 5%
7. Kriteria pengujian:
5Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan,(Jakarta:Grafindo,2000)h.358
47
Terima H0 jika
, maka H0 diterima dan H1
ditolak (subjek berdistribusi normal).
Tolak H0 jika
, maka H0 ditolak dan H1 diterima
(subjek tidak berdistribusi normal).
b. Uji Homogenitas
Setelah uji normalitas, peneliti melakukan uji homogenitas beberapa
bagian sampel, yakni seragam tidaknya variansi sampel-sampel yang
diambil dari populasi yang sama. Uji homogenitas yang digunakan adalah
uji F (fisher) sebagai berikut:6
F =
Kriteria pengujiannya adalah :
a) Apabila Fhitung Ftabel, maka H0 diterima, yang berarti sampel
memiliki varians yang homogen.
b) Apabila Fhitung Ftabel, maka H0 ditolak, yang berarti sampel
memiliki varians tidak homogen.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a) Menentukan hipotesis
H0:
H1:
b) Cari Fhitung dengan rumus:
F =
c) Tetapkan taraf signifikan ( ), yakni = 5%
d) Hitung Ftabel dengan rumus:
Ftabel = F1/2 (n1-1, n2-1)
6Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, …. h.202
48
e) Tentukan kriteria pengujian H0 yaitu:
Jika Fhitung Ftabel, maka H0 diterima (homogen) dan H1 ditolak.
Jika Fhitung Ftabel, maka H0 ditolak (tidak homogen) dan H1
diterima.
2. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan uji
normalitas dan uji homogenitas, maka dilakukan uji hipotesis dengan uji
“t”. Rumus uji t yang digunakan adalah:
a. Untuk sampel yang homogen7
=
√
di mana:
= √
Keterangan :
= nilai rata-rata hitung data kelompok eksperimen
= nilai rata-rata hitung data kelompok kontrol
n1 = jumlah siswa kelompok eksperimen
n2 = jumlah siswa kelompok kontrol
S12= varians kelompok eksperimen
S22= varians kelompok kontrol
7Subana, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah,(Bandung: Pustaka Setia,2005) h.162
49
Setelah harga thitung didapat, maka peneliti menguji kebenaran
kedua hipotesis tersebut dengan membandingkan besarnya thitung
dengan ttabel, dengan terlebih dahulu menetapkan derajat kebebasan
dengan rumus: dk = (n1 + n2 – 2).
Dengan diperolehnya dk, maka dapat dicari harga ttabel pada taraf
signifikansi 5%. Dengan kriteria pengujiannya sebagai bertikut:
Jika thitung < ttabel maka H0 diterima.
Jika thitung ttabel maka H0 ditolak.
b. Untuk sampel yang tak homogen (heterogen)
1. Mencari nilai thitung dengan rumus:8
√(
) (
)
2. Mencari ttabel dengan taraf signifikansi ( ) 5%
3. Kriteria pengujian hipotesis:
Jika thitung ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Jika thitung ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Adapun hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:
H0 : rata-rata pemahaman konsep pada siswa kelompok eksperimen lebih
rendah atau sama dengan rata-rata pemahaman konsep pada siswa
kelompok kontrol.
H1 : rata-rata pemahaman konsep pada siswa kelompok eksperimen lebih
tinggi dari rata-rata pemahaman konsep pada siswa kelompok
kontrol.
8 Subana, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah,(Bandung: Pustaka Setia,2005) h.164
50
F. Hipotesis Statistik
Berdasarkan uji prasyarat analisis di atas, maka kriteria pengujian hipotesis yang
digunakan pada penelitian ini sebagai berikut:
H0 : µ1 µ2
H1 : µ1 > µ2
Keterangan :
µ1 = rata-rata pemahaman konsep Luas Permukaan siswa pada kelompok
eksperimen
µ2 = rata-rata pemahaman konsep Luas Permukaan siswa pada
kelompok kontrol
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Perlakuan pembelajaran dalam penelitian ini diberikan selama delapan
kali pertemuan di MTs YASDA. Materi matematika yang diajarkan pada
penelitian ini adalah materi Bangun Ruang. Kelas VIII pada MTs YASDA
terdiri dari 3 kelas, berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada guru
matematika di MTs YASDA, didapat hasil bahwa kemampuan kognitf siswa –
siswi kelas VIII MTs sama rata, terbukti dengan hasil evaluasi semester ganjil,
dengan perbedaan nilai rata – rata yang tidak begitu signifikan. kelas VIII-1
memperoleh nilai rata – rata 57,6, kelas VIII-2 memperoleh nilai rata–rata 58
dan kelas VIII-3 memperoleh nilai 57 adapun pemilihan kelas eksperimen dan
kontrol, dilakukan secara acak. Dan didapat kelas VIII-2 sebagai kelas kontrol,
sedangkan kelas eksperimen pada kelas VIII-3. Pada proes pembelajaran,
kedua kelompok memperoleh perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen yaitu
kelas VIII-2 dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang memperoleh
pembelajaran menggunakan Teknik Analogi, sedangkan kelas kontrol yaitu
kelas VIII-3 dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang menggunakan
pembelajaran konvensional. Pada akhir pembelajaran kedua kelompok
diberikan tes berbentuk uraian yang digunakan untuk mengetahui kemampuan
pemahaman konsep matematika kedua kelompok. Sebelum tes tersebut
diberikan, dilakukan uji instrumen, soal yang diujicobakan sebanyak 15 butir
soal. Uji coba instrumen diujikan pada kelas VIII-1 dengan jumlah siswa 30
orang.
Setelah dilakukan uji coba instrumen, selanjutnya dilakukan uji
validitas, uji reliabilitas, uji taraf kesukaran butir soal dan uji daya pembeda
butir soal. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh 13 butir soal yang valid
(lampiran 10) dan reliabilitas soal sebesar 0,87 (lampiran 12). Dari
perhitungan uji taraf kesukaran butir soal diperoleh 3 butir soal dengan kriteria
mudah, 10 butir soal dengan kriteria sedang (lampiran 16). Sedangkan dari
51
perhitungan uji daya pembeda butir soal diperoleh 2 butir soal dengan kriteria
baik, 11 butir soal dengan kriteria cukup (lampiran 14).
Berikut ini akan disajikan data berupa hasil perhitungan akhir dari tes
pemahaman konsep yang diberikan kepada siswa MTs YASDA, yang
dilakukan sesudah pembelajaran (posttest).
1. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika siswa Kelas
Eksperimen
Dari data hasil tes akhir kemampuan pemahaman konsep matematika
siswa kelas eksperimen dengan jumlah sampel 32 diperoleh rentangan nilai
dari 35 sampai dengan nilai 94, rata-rata ( x ) 66,68, median (Me) 65,75,
modus (Mo) 62,83, varians (s2) 207,96, simpangan baku (s) 14,42,
Untuk lebih jelasnya, deskripsi data hasil kemampuan pemahaman
matematika siswa kelas eksperimen, disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi berikut :
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
Siswa Kelas Eksperimen
Dengan melihat tabel frekuensi kumulatif tampak nilai yang terbanyak
diperoleh siswa pada rentang nilai 55 – 64, yaitu sebanyak 28% atau sekitar 9
NO Interval
Frekuensi Absolut Frekuensi
Kumulatif fi f(%)
1 35-44 2 6% 2
2 45-54 4 13% 6
3 55-64 9 28% 15
4 65-74 8 24% 23
5 75-84 4 13% 27
6 85-94 5 16% 32
Jumlah 32 100
52
siswa. Nilai terendah pada rentang 35 – 44 sebanyak 2 siswa. Sedangkan nilai
tertinggi pada rentang 85 – 94 sebanyak 5 siswa. Kriteria Ketuntasan
Minimum pada pembelajaran bangun ruang yang ditentukan disekolah MTs
YASDA adalah sebesar 60. Penentuan nilai KKM ini dilihat dari tingkat
kemampuan rata – rata siswa pada pembelajaran sebelumnya yang tergolong
rendah, tingkat kesulitan materi yang tergolong sedang serta sumber daya
pendukung disekolah yang tergolong sedang. Pada tabel 5.1, siswa yang
memperoleh diatas KKM lebih dari 20 siswa atau sekitar 62,5%. Mean pada
kelas eksperimen sebesar 66,68. Mean yang diperoleh pada kelas eksperimen
berada diatas nilai KKM yang telah ditentukan. Maka siswa yang telah tuntas
dalam pembelajaran bangun ruang sisi tegak sekitar 62,5%.
Secara visual penyebaran data kemampuan pemahaman konsep di kelas
eksperimen pada pembelajaran dengan teknik analogi dapat dilihat pada
histogram dan poligon frekuensi dibawah ini :
Gambar 4.1
Grafik Histogram dan Poligon Kelas Eksperimen
Nilai
Frekuensi
34,5 44,5 54,5 64,5 74,5 84,5 94,5
7
4
2
9
5
8
53
2. Kemampuan pemahaman Konsep Matematika siswa Kelas Kontrol
Dari data hasil tes akhir kemampuan pemahaman konsep matematika
siswa kelas eksperimen dengan jumlah sampel 30 diperoleh rentangan nilai
dari 31 sampai dengan nilai 90, rata-rata ( x )59,16, median (Me) 58, modus
(Mo) 56,5, varians (s2) 244,71, simpangan baku (s) 15,64,
Untuk lebih jelasnya, deskripsi data hasil kemampuan pemahaman
matematika siswa kelas kontrol, disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi berikut :
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi dan Statistika Pemahaman Konsep Kelas Kontrol
NO Interval
Frekuensi Absolut Frekuensi
Kumulatif fi f(%)
1 31-40 4 13 2
2 41-50 5 17 6
3 51-60 8 27 15
4 61-70 6 20 23
5 71-80 3 10 27
6 81-90 4 13 32
Jumlah 30 100
Dari hasil tes pemahaman konsep matematika bangun ruang, nilai terendah
pada rentang 31-40 sebanyak 4 siswa, nilai yang terbanyak diperoleh pada
rentang 51 – 60, yaitu sebanyak 8 orang. Sedangkan nilai tertinggi pada
rentang 81 – 90 sebanyak 4 siswa. Adapun mean pada kelas kontrol sebesar
59,16, median 58 dan modus 56,5. Terlihat bahwa kebanyakan siswa pada
kelas kontrol memperoleh nilai dibawah KKM yang telah ditentukan sekolah.
54
Secara visual penyebaran data kemampuan pemahaman konsep di kelas
kontrol pada pembelajaran dengan teknik analogi dapat dilihat pada
histogram dan poligon frekuensi dibawah ini :
Gambar 4.2
Grafik Histogram dan Poligon Kelas Kontrol
Berdasarkan uraian mengenai pemahaman konsep bangun ruang siswa
kelas eksperimen dan pemahaman konsep bangun ruang siswa kelas kontrol
di atas, terlihat adanya perbedaan. Untuk lebih memperjelas perbedaan
pemahaman konsep luas permukaan bangun ruang sisi tegak antara kelas
eksperimen ( kelompok dengan pembelajaran menggunakan teknik analogi )
dengan kelas kontrol ( kelompok dengan pembelajaran konvensional ), dapat
dilihat pada tabel berikut :
30,5 40,5 50,5 60,5 70,5 80,5 90,5 Nilai
3
6
5
4
8
Frekuensi
55
Tabel 4.3
Perbandingan Pemahaman Konsep Luas Permukaan Bangun Ruang sisi
tegak Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol
Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Banyak sampel 32 30
Mean 66,68 59,16
Median 65,75 58
Modus 62,83 56,5
Varians 207,96 244,71
Simpangan Baku 14,42 15,64
Kemiringan 0,26699 0,17008
Ketajaman/Kurtosis
Dari perhitugan statistik (lampiran 21) dapat terlihat dengan jelas
perbedaan statistika pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu dapat
dijelaskan bahwa perolehan nilai rata – rata kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol dengan selisih 7,52. Selaras juga dengan
perbandingan nilai modus dan median pada kelas eksperimen lebih tinggi dari
pada kelas kontrol.
Perolehan nilai siswa dengan nilai terbesar terdapat pada kelas eksperimen
yaitu dengan nilai 94, sedangkan nilai terkecil dari kedua kelompok tersebut,
terdapat pada kelas kontrol dengan nilai 31. Hal ini menunjukkan pemahaman
konsep luas permukaan bangun ruang sisi tegak per orangan yang paling
tinggi terdapat di kelas eksperimen dan pemahaman konsep luas bangun datar
sisi tegak yang paling rendah terdapat di kelas kontrol.
Sebaran dari kedua kelompok terlihat bahwa kelas kontrol memiliki
sebaran yang lebih heterogen karena memiliki varians dan simpangan baku
yang lebih besar dari kelas eksperimen.
56
B. Pengujian Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas Tes Pemahaman Konsep Bangun ruang
Dalam penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah uji chi-kuadrat
(chi square). Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berasal
dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa
data berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika memenuhi kriteria
ᵪ 2 hitung <ᵪ 2
tabel diukur pada taraf signifikan dan tingkat kepercayaan
tertentu.
a. Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Dari hasil perhitungan uji normalitas hasil belajar matematika
kelompok eksperimen, diperoleh harga 2
hitung = 4,35 (lampiran 19),
sedangkan dari tabel harga kritis uji kai kuadrat (chi square) diperoleh 2
tabel
untuk jumlah sampel 32 pada taraf signifikansi α = 5% adalah 7,81. Karena
2
hitung kurang dari 2
tabel (4,35 < 7,81), maka H0 diterima, artinya data pada
kelompok eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
b. Uji Normalitas Kelas Kontrol
Dari hasil perhitungan uji normalitas hasil belajar matematika
kelompok Kontrol, diperoleh harga 2
hitung = 3,83 (lampiran 20), sedangkan
dari tabel harga kritis uji kai kuadrat (chi square) diperoleh 2
tabel untuk
jumlah sampel 30 pada taraf signifikansi α = 5% adalah 7,81. Karena 2
hitung
kurang dari 2
tabel (3,83 < 7,81), maka H0 diterima, artinya data pada
kelompok kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan uji normalitas antara kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. 4
Hasil Perhitungan Uji Normalitas
Kelompok n 2
hitung
2tabel
(α = 5%) Kesimpulan
Eksperimen 32 4,35 7,81 Data berasal dari populasi
yang berdistribusi normal Kontrol 30 3,82 7,81
57
Dari tabel diatas 2
hitung pada kedua kelas kurang dari 2
tabel maka
dapat disimpulkan bahwa data populasi kedua kelas berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas Tes Pemahaman Konsep Bangun
Ruang
Uji homogenitas atau uji kesamaan dua varians digunakan untuk
mengetahui apakah kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang sama
(homogen) atau tidak. Dalam penelitian ini, uji homogenitas yang digunakan
adalah uji Fisher. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu, kedua kelompok
dikatakan homogen apabila Fhitung < Ftabel diukur pada taraf signifikansi dan
tingkat kepercayaan tertentu.
Dari hasil perhitungan uji homogenitas diperoleh harga Fhitung = 0,85
(lampiran 21), sedangkan Ftabel = 1,85 pada taraf signifikasi = 5% dengan
derajat kebebasan pembilang 31 dan derajat kebebasan penyebut 29. Lebih
jelasnya, hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas
Kelompok n Fhitung Ftabel Kesimpulan
Eksperimen 32 1,18 1,85
Sampel berasal dari populasi
yang sama atau homogen Kontrol 30
Karena Fhitung < Ftabel maka H0 diterima, artinya kedua kelompok sampel
berasal dari populasi yang sama atau homogen.
C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
1. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan uji persyaratan analisis, selanjutnya dilakukan
pengujian hipotesis. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah rata-
rata hasil belajar matematika siswa pada kelompok eksperimen yang
diajarkan dengan pendekatan pemecahan masalah teknik analogi lebih
tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar matematika siswa pada
58
kelompok kontrol yang diajarkan dengan strategi konvensional. Untuk
pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut:
H0 : 21
H1 : 21
Keterangan:
1μ : rata-rata pemahaman konsep luas permukaan bangun ruang sisi
tegak siswa pada kelompok eksperimen
2μ : rata-rata pemahaman konsep luas permukaan bangun ruang sisi
tegak siswa pada kelompok kontrol
Pengujian hipotesis tersebut diuji dengan uji t, dengan kriteria
pengujian yaitu, jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Sedangkan, jika thitung ≥ ttabel maka H1 diterima dan H0 ditolak, pada taraf
kepercayaan 95% atau taraf signifikansi α = 5%. Berdasarkan hasil
perhitungan, diperoleh thitung sebesar 1,93 dan ttabel sebesar 1,67 (lampiran
22). Hasil berhitungan tersebut menunjukkan bahwa thitung ≥ ttabel (1,93 ≥
1,67). Dengan demikian, H0 ditolak dan H1 diterima, atau dengan kata lain
rata-rata pemahaman konsep luas permukaan bangun ruang sisi tegak
pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari rata-rata pemahaman konsep
luas permukaan bangun ruang sisi tegak pada kelas kontrol. Secara
ringkas, hasil perhitungan uji t tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6
Hasil Uji Perbedaan Dengan Statistik Uji t
thitung ttabel Kesimpulan
1,93 1,67 Tolak H0 dan Terima H1
2. Pembahasan
Dari hasil pengamatan, sebelum dilakukan pembelajaran dengan teknik
analogi, kegiatan pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered). Guru
menggunakan metode ceramah. Siswa hanya menerima materi tanpa
membuktikan sendiri. Bahkan saat latihan soal pun guru sering membahas dan
menjawabnya sendiri. Akibatnya pembelajaran menjadi monoton dan tidak
61
Dalam pembelajaran dengan teknik analogi, konsep – konsep akan
lebih melekat karena siswa mendapatkan konsep bangun ruang yag
dianalogikan dengan benda – benda konkrit. Pembelajaran dengan teknik
analogi, memperlakukan siswa sebagai makhluk yang kreatif dan berpotensi
tinggi. Guru bertindak sebagai fasilitator, dan pembelajaran berubah menjadi
student centered yang menekankan bahwa dalam pembelajaran, siswa
sendirilah yang menemukan konsep.
Berdasarkan paparan dan hasil penelitian yang dilakukan,
pembelajaran dengan teknik analogi memiliki beberapa kelebihan. Adapun
kelebihan tersebut adalah : 1) membuat siswa lebih aktif dan mandiri, 2) siswa
melakukan pengamatan dan pengidentifikasian sehingga siswa lebih
menghayati dan menanamkan konsep, 3) siswa lebih mudah memahami
konsep yang abstrak.
Selain memiliki beberapa kelebihan, pembelajaran dengan teknik
analogi juga mempunyai kelemahan, adapun kelemahan tersebut adalah : 1)
tidak semua pembahasan dapat dengan mudah dilakukan dengan pembelajaran
teknik analogi, 2) kecendrungan untuk mencontoh lebih besar, karena sulit
dikontrol.
D. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya
telah dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini agar diperoleh hasil yang
optimal. Kendati demikian, masih ada beberapa faktor yang sulit dikendalikan
sehingga membuat penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan
diantaranya.:
1. Penelitian ini hanya diteliti pada pokok bahasan luas permukaan bangun
ruang sisi tegak saja, sehingga belum bisa digeneralisasikan pada pokok
bahasan lain.
2. Kondisi siswa yang merasa tegang pada awal proses pembelajaran dengan
pendekatan pemecahan masalah teknik analogi, karena siswa belum
terbiasa.
62
3. Alokasi waktu yang kurang sehingga diperlukan persiapan dan pengaturan
kelompok yang baik.
4. Kemampuan berhitung siswa, seperti penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian masih rendah sehingga cukup menghambat
jalannya proses pembelajaran selama penelitian.
5. Kontrol terhadap kemampuan subjek penelitian hanya meliputi variabel
pendekatan pemecahan masalah teknik analogi dan pemahaman
matematika siswa. Variabel lain seperti minat, motivasi, inteligensi,
lingkungan belajar, dan lain-lain tidak terkontrol. Karena hasil penelitian
dapat saja dipengaruhi variabel lain di luar variabel yang ditetapkan dalam
penelitian ini
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dalam penelitian
dapat disimpulkan bahwa:
1. Pemahaman konsep matematika dengan menggunakan pendekatan
pemecahan masalah teknik analogi sudah baik, karena siswa
menggunakan penganalogian berupa benda konkrit yang digunakan
untuk mengidentifikasi unsur-unsur bangun ruang sisi tegak,
menganalisis dan membuat kesimpulan. Menemukan sendiri sebuah
konsep akan membuat konsep tertanam baik. Hal ini berdasarkan hasil
penelitian, jumlah siswa tidak diajarkan dengan teknik analogi yang
berada diatas KKM 60 lebih sedikit, yaitu sebanyak 13 siswa.
2. Siswa yang diberikan pembelajaran pendekatan pemecahan masalah
teknik analogi, memiliki nilai rata – rata tes pemahaman yang cukup
baik yaitu 66,68. Sedangkan siswa yang diberikan pembelajaran
konvensional mendapatkan nilai rata – rata tes pemahaman sebesar
59,16. Selan itu, hasil pengujian hipotesis dengan uji-t, diperoleh thitung
= 1,93 dan ttabel = 1,67. Dengan perhitungan tersebut berarti bahwa
nilai rata – rata tes pemahaman konsep luas permukaan bangun ruang
sisi tegak pada siswa yang diajarkan dengan pendekatan pemecahan
masalah teknik analogi lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang
diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Jadi dapat disimpulkan
pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah teknik analogi
berpengaruh terhadap pemahaman konsep luas permukaan bangun
datar sisi tegak.
65
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti dapat
memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi siswa, pembelajaran dengan teknik analogi ini dapat
membantu memahami materi matematika yang abstrak dengan
mengumpamakan konsep yang abstrak dengan benda nyata.
2. Bagi Guru, penelitian ini membuktikan bahwa pembelajaran
dengan teknik analogi dapat meningkatkan pemahaman konsep
matematika siswa sehingga dapat dijadikan alternatif pada proses
pembelajaran.
3. Bagi sekolah, hendaknya menggunakan pembelajaran teknik
analogi sebagai altenatif pembelajaran, khususnya dalam
menanamkan konsep yang abstrak kepada siswa.
4. Pengontrolan variabel dalam penelitian ini hanya diukur pada
pemahaman konsep saja, sedangkan aspek yang lainnya tidak
diuukur. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya melihat pengaruh
dari komunikasi matematika atau lainnya.
66
DAFTAR PUSTAKA
Adji, Nahrowi dan Maulana, Pemecahan Masalah Matematika, Bandung: UPI
Press,2006
Adjie,Nahrowi dan R.Deti, Konsep Dasar Matematika, Bandung: UPI
Press,2006
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta:Bumi
Aksara,2005
Asmani, Jamal Ma’mur, Belajar Efektif Untuk SMP dan SMA, Jogjakarta : Diva
Press, 2009
Darwis M, Muhammmad, Hubungan Persepsi Mahasiswa Terhadap Efektifitas
Pengajaran Dosen, Sikap Terhadap Kalkulus, dan penguasaan Logika
Elementer Dengan Kemampuan Pemahaman Konsep Kalkulus pada
FMIPA IKIP Ujung Pandang, Malang: IKIP Malang,1994
Daryanto, Evaluasi Pendidikan,Jakarta: Rineka Cipta,2008
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia,Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama,2008
Diane,Ronis, Sumber Pengajaran Matematika Sesuai cara kerja Otak, Jakarta :
Indeks Perss, 2006
Diknas, undang-undang Republik Indonesia, dalam http:www.inherent-
dikti.net/files/sisdiknas.pdf, (14 Juli2010)
Dwirahayu, Gelar, Pengaruh Pendekatan Analogi Terhadap Peningkatan
Kemampuan Penalaran Matematika SMP, Jakarta: Algoritma,2006
Glynn, Shawn M, Making Science concept Meaningful To Student : Teaching
With Analogies, dalam http://blogs.oregonstate.edu/. 12 Agustus 2012
67
Hamalik,Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,
Jakarta: Bumi Aksara,2005
Hamalik,Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara, 2008
Hernawan, Asep Herry,dkk., Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar,
Bandung : UPI Press, 2007
Jacobsen, David A., Methods for Teaching, Metode-metode Pengajaran
Meningkatkan belajar siswa TK-SMA, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009
Kurniawati, Lia, Pembelajaran dengan Pendekatan Pemecahan Masalah untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematika
Siswa SMP, Jakarta: CEMED, 2006
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2009
Nizarwati,dkk, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi
Kontruktivisme untuk mengajarkan konsep perbandingan Trigonometri
siswa kelas X SMA.3, 2009
Nur,Muhammad,dkk., Teori Pembelajaran Kognitif, Surabaya: UNS,1999
PISA 2012 result Focus, dalam www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-
result-overview.pdf. (14 Januari 2014,06:44)
Putra, Harry Dwi, pembelajaran Geometri dengan pendekatan SAVI, berbantuan
wingeom untuk meningkatkan kemampuan Analogi
Polya,G., How To Solve It A New Aspect of Mathematical Method, New Jersy:
Princeton University Press,1973
Rosyada, Dede, Paradigma Pendidikan Demokratis, Jakarta: Kencana,2007
68
Ruseffendi,Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan
CBSA, Bandung: Tarsito, 2006
Sanjaya,Wina, Kurikulum dan pembelajaran teori KTSP, Jakarta : Bumi Aksra
2008
Sanjaya,Wina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta :
Kencana, 2008
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Jakarta: Kencana, 2009
Shadiq, Fajar, Pemecahan Masalah, Penalaran dan komunikasi, disampaikan
pada Diklat Instruktur/Pengembangan Matematika SMA Jenjang
Dasar,Yogyakarta: Depdiknas PPPG Matematika,2004
Soemanto,Wasty, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta,2003
Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia,
2005
Sudijono,Anas, Pengantar Statistik Pendidikan,Jakarta: Grafindo,2000
Suherman,Erman,dkk., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer,
Bandung : JICA UPI Pree, 2001
Sumardyono, Pengertian Dasar Problem Solving, dalam http://problemsolving.
p4tkmatematika.org/. 10 oktober 2010
Sumarmo, Utari, Kemampuan pemahaman dan penalaran matematika siswa
kelas SMA dikaitkan dengan kemampuan penalaran logic siswa dan
beberapa unsur proses belajar mengajar, Disertasi pada pascasarjana
IKIP Bandung:1987.tidak dipublikasikan.
Suwansing,Erna dan Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, Bandung: UPI
Press, 2006
69
Suwangsih,Erna,,Pendekatan Pembelajaran Matematika, dalam
http://file.upi.edu/direktori/dualmodes/…/bbm4_Dra_Erna_Suwangsih_
M.Pd.pdf.1 Oktober 2012.
Tafsir Ekonomi Islam,dalam http://ekonomi
islamindonesia.blogspot.com/2012/11/qs-al-baqarah-ayat-261-264-
tafsir.html,
U.S. Departement Of Education, Highlights From TIMSS 2011, dalam
Nces.ed.gov/pubs2013/2013009_1.pdf
Uno,Hamzah B, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara, 2006
69
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : MTs YASDA
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas /Semester : VIII (Delapan) / Genap
Tahun Ajaran : 2012/2013
Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Tegak
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan ke : 1
A. Standar Kompetensi
Mamahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok serta bagian-bagiannya.
C. Indikator
1. Menyebutkan unsur – unsur Balok
2. Menyebutkan unsur – unsur Kubus
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan unsur – unsur balok
2. Siswa dapa menyebutkan unsur – unsur kubus
3. Siswa dapat menghitung panjang kawat yang dibutuhkan untuk
membuat kubus/balok
E. Karakteristik yang diharapkan
Rasa Ingin Tahu, Kerjasama
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan Pemecahan masalah teknik analogi
G. Alat dan Sumber Belajar
70
Adapun sumber belajar yang digunakan :
1. Buku Elektronik Sekolah (BSE) Matematika konsep dan aplikasinya,
untuk SMP/MTs kelas VIII, Dewi Nuharini dan Tri wahyuni,Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
2. Seribu Pena Matematika untuk SMP/MTs kelas VIII. M.Cholik A.
Dan Sugijono. Erlangga
Alat yang digunakan :
1. Model – model bangun ruang
2. Penggaris
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan awal
- Memeriksa kondisi dan kesiapan belajar siswa
- Apresepsi, memberikan motivasi siswa dalam belajar
- Menjelaskan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
Eksplorasi
- Guru meminta siswa menyebutkan macam - macam bangun ruang
yang diketahui siswa
- Guru meminta siswa menyebutkan contoh - contoh konkrit dari
bangun ruang tersebut
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
Guru melakukan pembentukan kelompok secara acak
Guru memberikan model – model konkrit bangun ruang
Guru membagikan LKS I yang berisi tentang mengidentifikasi unsur
– unsur bangun ruang balok dan kubus, pada masing – masing
kelompok
Siswa melakukan diskusi untuk menentukan bangun ruang yang
merupakan balok/kubus dengan membandingkan (teknik analogi)
71
dua buah bangun ruang konkrit. Adapun cara membandingkan
(analogi) dua bangun ruang tersebut dengan cara :
- Menjelaskan konsep target yang akan dicapai
- Menjelaskan konsep analogi
- Menentukan unsur – unsur dari dua bangun ruang tersebut.
- Menyebutkan persamaan unsur – unsur dari dua bangun ruang
tersebut
- Menyebutkan perbedaan unsur – unsur dari dua bangun ruang
tersebut
- Dari data – data tersebut,siswa berdiskusi untuk menentukan
bentuk bangun ruang yang merupakan balok/ kubus.
Setelah dapat mentukan bangun ruang balok/ kubus, siswa
menentukan unsur – unsur yang lain yang ada pada bangun ruang
balok/ kubus.
Siswa diberi waktu untuk mendiskusikan masalah bersama
kelompoknya sedangkan guru memantau jalannya diskusi
Perwakilan siswa dari setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya didepan kelas
Memberi kesempatan siswa yang lain untuk bertanya atau
mengomentari hasil pekerjaan temannya sementara guru memandu
jalannya diskusi
Konfirmasi
Guru melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami
siswa
Guru melakukan tanya jawab untuk meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
72
Kegiatan Penutup
o Menyimpulkan materi dan memberikan tugas rumah untuk
memantapkan pemahaman siswa.
o Guru memberitahukan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya, setiap kelompok diharapkan membawa karton dan
gunting pada pertemuan selanjutnya.
o Guru menutup pelajaran
I. Evaluasi
Perhatikan gambar dibawah ini!
1. Pada kubus ABCD. EFGH, AC adalah diagonal bidang kubus,
a. Sebutkan diagonal – diagonal bidang yang lain!
b. Berapa banyak bidang diagonal suatu kubus ?
2. Sebuah balok berukuran panjang 30 cm, lebar 15 cm dan tinggi 8 cm.
Tentukanlah panjang kerangka balok tersebut !
Kunci Jawaban
1.
a. Diagonal – diagonal bidang kubus ABCD.EFGH adalah :
AC, BD, FH, EG, BG, CF,AH, DE, BE, AF, CH, DG
73
b. Banyak diagonal bidang kubus ada 12 buah
2. Diketahui : p = 30 cm
l = 15 cm
t = 8 cm
ditanya: panjang kawat pada kerangka balok ?
jawab : panjang kawat balok = 4 (p + l + t)
= 4 ( 30 cm + 15 cm + 8 cm)
= 4 (53 cm) = 212 cm
Jakarta, Mei 2013
Mengetahui.
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Helmi Lutfilah, S.Pd. Fara Rahmawaty
106017000517
74
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : MTs YASDA
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas /Semester : VIII (Delapan) / Genap
Tahun Ajaran : 2012/2013
Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Tegak
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan ke : 2
A. Standar Kompetensi
Mamahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
Membuat jaring-jaring kubus, balok
C. Indikator
1. Membuat Jaring – jaring Balok
2. Membuat Jaring – jaring Kubus
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membuat jaring – jaring kubus dan balok
2. Siswa dapat menentukan jenis – jenis jaring – jaring kubus dan balok
E. Karakteristik yang diharapkan
Rasa Ingin Tahu, Kerjasama, kreatif
F. Metode Pembelajaran
Penemuan
G. Alat dan Sumber Belajar
Adapun sumber belajar yang digunakan :
75
1. Buku Elektronik Sekolah (BSE) Matematika konsep dan aplikasinya,
untuk SMP/MTs kelas VIII, Dewi Nuharini dan Tri wahyuni,Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
2. Seribu Pena Matematika untuk SMP/MTs kelas VIII. M.Cholik A.
Dan Sugijono. Erlangga
Alat yang digunakan :
1. Model – model bangun ruang
2. Penggaris
3. karton
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan awal
Memeriksa kondisi kelas dan kesiapan siswa
Mengabsen siswa, guru mengkonfirmasi kehadiran siswa
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali unsur – unsur yang
terdapat pada balok dan kubus dengan mengajukan pertanyaan pada
beberapa siswa secara lisan
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
Guru memberikan LKS II yang berisi tentang jaring – jaring balok/
kubus kepada masing – masing kelompok
Guru membagikan karton yang yang telah berbentuk 6 buah persegi
dan 6 buah persegi panjang
Siswa mengerjakan LKS II secara berkelompok dengan membuat
bidang sisi kubus dan balok dari karton yang telah dibagikan.
Setelah membuat bidang sisi kubus dan balok, siswa dengan
kelompoknya melakukan diskusi tentang model – model yang
mungkin terbentuk dari jaring - jaring kubus dan balok
Guru memperhatikan serta membimbing jalannya diskusi.
76
Siswa mempersentasikan hasil diskusi di depan kelas
Konfirmasi
Guru melakukan tanya jawab kepada siswa serta memberikan
penguatan materi.
Kegiatan Penutup
Siswa memberikan kesimpulan materi pelajaran dengan bimbingan
guru.
Guru memberitahukan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
Guru menutup pelajaran
Evaluasi
1. Gambarkan 3 model jaring – jaring balok, selain yang kamu ketahui!
2. Gambarkan 3 model jaring – jaring kubus, selain yang kamu ketahui !
Jawab :
1.
77
2.
Jakarta, Mei 2013
Mengetahui.
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Helmi Lutfilah, S.Pd. Fara Rahmawaty.
NIM. 106017000517
78
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : MTs YASDA
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas /Semester : VIII (Delapan) / Genap
Tahun Ajaran : 2012/2013
Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Tegak
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan ke : 3
A. Standar Kompetensi
Mamahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
Menghitung luas permukaan dan kubus, balok
C. Indikator
1. Menemukan Luas Permukaan Balok
2. Menghitung Luas Permukaan Balok
3. Menyelesaikan Masalah dalam kehidupan sehari – hari yang berkaitan
dengan Luas Permukaan
D. Tujuan Pembelajaran
1.Siswa dapat menentukan rumus luas permukaan luas permukaan balok
2.Siswa dapat menghitung luas permukaan balok yang sederhana.
3.Siswa dapat menyelesaikan soal luas permukaan balok dalam kehidupan
sehari – hari
E. Karakteristik yang diharapkan
Rasa Ingin Tahu, Kerjasama
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan Pemecahan masalah teknik analogi
79
G. Alat dan Sumber Belajar
Adapun sumber belajar yang digunakan :
3. Buku Elektronik Sekolah (BSE) Matematika konsep dan aplikasinya,
untuk SMP/MTs kelas VIII, Dewi Nuharini dan Tri wahyuni,Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
4. Seribu Pena Matematika untuk SMP/MTs kelas VIII. M.Cholik A.
Dan Sugijono. Erlangga
I. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan awal
Memeriksa kondisi kelas dan kesiapan siswa
Mengabsen siswa
Siswa diingatkan kembali tentang materi pelajaran yang telah dipelajari
Guru memberi motivasi kepada siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali tentang luas persegi
panjang
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
Guru memberikan LKS III yang berisi tentang Luas permukaan balok
kepada masing – masing siswa.
Siswa berdiskusi tentang menemukan luas permukaan balok dengan
arahan guru.
Siswa mengerjakan soal – soal yang berkaitan dengan luas permukaan
balok pada LKS
Guru bersama siswa membahas hasil jawaban pada LKS III.
Guru memberikan reward kepada kelompok yang mendapatkan nilai
tertinggi.
Konfirmasi
Guru melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami siswa
80
Guru melakukan tanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup
Siswa memberikan kesimpulan materi pelajaran dengan bimbingan
guru.
Guru memberitahukan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
Guru menutup pelajaran
J.Evaluasi
1. Sebuah balok mempunyai luas permukaan 376 cm2. Jika panjang
balok 10 cm, lebar balok 6 cm, tinggi balok adalah ....
2. Luas alas sebuah balok 112 cm2. Panjang balok 14 cm, dan tingginya
5 cm. luas permukaan balok tersebut adalah ....
Kunci Jawaban :
1. Diketahui : Luas Permukaan balok = 376 cm2.
Panjang = 10 cm
Lebar = 6 cm
Ditanya : tinggi balok ?
Jawab : Lp Balok = 2 (p x l + p x t + l x t )
376 cm2 = 2 ( 10cm X 6cm + 10cm X t + 6 cm X t)
= 2 (60 cm2 + 10t cm + 6t cm)
= 2 ( 60 cm2 + 16t cm)
376 cm2 = 120 cm
2 + 32t cm
376 cm2 – 120 cm
2 = 32t cm
256 cm2 = 32t cm
81
Cek Jawaban : Lp Balok = 2 (p x l + p x t + l x t )
= 2 ( 10cm X 6cm + 10cm X 8 cm + 6 cm X 8cm)
= 2 (60 cm2 + 80 cm
2 + 48 cm
2)
= 2 (188 cm2)
= 376 cm2
Maka tinggi balok tersebut adalah 8 cm
2. Diketahui : Luas alas = 112 cm2
p = 14 cm
t = 5 cm
Ditanya : Luas Permukaan Balok ?
Jawab :
sebelum kita mencari luas permukaan balok, terlebih dahulu kita
menentukan lebar balok. Untuk mencari lebar balok didapat dengan
Luas alas = p X l
112 cm2 = 14 cm X l
,
Lp Balok = 2 (p x l + p x t + l x t )
= 2 (14 cm X 8 cm + 14 cm X 5 cm + 8 cm X 5 cm)
= 2 (112 cm2 + 70 cm
2 + 40 cm2 )
= 2 X 222 cm2
= 444 cm2
Jakarta, Mei 2013
Mengetahui.
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Helmi Lutfilah, S.Pd. Fara Rahmawaty.
NIM. 106017000517
82
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : MTs YASDA
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas /Semester : VIII (Delapan) / Genap
Tahun Ajaran : 2012/2013
Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Tegak
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan ke : 4
A. Standar Kompetensi
Mamahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
Menghitung luas permukaan dan kubus, balok
C. Indikator
1. Menemukan Luas Permukaan kubus
2. Menghitung Luas Permukaan kubus
3. Menyelesaikan Masalah dalam kehidupan sehari – hari yang berkaitan
dengan Luas Permukaan kubus
D. Tujuan Pembelajaran
1.Siswa dapat menentukan rumus luas permukaan luas permukaan kubus
2. Siswa dapat menghitung luas permukaan kubus yang sederhana.
3. Siswa dapat menyelesaikan soal luas permukaan balok dalam kehidupan
sehari – hari
E. Karakteristik yang diharapkan
Rasa Ingin Tahu, Kerjasama, mandiri
83
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan Pemecahan masalah teknik analogi
G. Alat dan Sumber Belajar
Adapun sumber belajar yang digunakan :
2. Buku Elektronik Sekolah (BSE) Matematika konsep dan aplikasinya,
untuk SMP/MTs kelas VIII, Dewi Nuharini dan Tri wahyuni,Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
3. Seribu Pena Matematika untuk SMP/MTs kelas VIII. M.Cholik A.
Dan Sugijono. Erlangga
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan awal
Memeriksa kondisi kelas dan kesiapan siswa
Mengabsen siswa
Siswa diingatkan kembali tentang materi pelajaran yang telah dipelajari
Guru memberi motivasi kepada siswa
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang aka dicapai
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali tentang luas persegi
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
Guru memberikan LKS IV yang berisi tentang Luas permukaan kubus
Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menemukan luas
permukaan kubus
Siswa mengerjakan soal – soal yang berkaitan dengan luas permukaan
kubus pada LKS IV
Guru bersama siswa membahas hasil jawaban pada LKS IV.
Konfirmasi
Guru melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami siswa
Guru melakukan tanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup
84
Guru memberitahukan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
Guru menutup pelajaran
Evaluasi
1. Gambar dibawah ini merupakan gambar bangun ruang kubus.
Hitunglah luas permukaan kubus tersebut !
2. Luas permukaan sebuah kubus 384 cm2. Tentukan panjang sisi kubus
tersebut !
Kunci Jawaban
1. Diketahui : sisi = 6 cm
Ditanya : Luas Permukaan ?
Jawab : Lp = 6 X s2
Lp = 6 X 6 cm X 6 cm
= 216 cm2
2. Diketahui : Luas Permukaan = 384 cm2
Ditanya : panjang sisi kubus ?
Jawab : Lp = 6 X s2
384 cm2 = 6 X s
2
Jakarta, Mei 2013
Mengetahui.
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Helmi Lutfilah, S.Pd. Fara Rahmawaty.
85
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : MTs YASDA
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas /Semester : VIII (Delapan) / Genap
Tahun Ajaran : 2012/2013
Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Tegak
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan ke : 5
A. Standar Kompetensi
Mamahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi sifat-sifat prisma dan limas serta bagian-bagiannya
C. Indikator
1. Menyebutkan Unsur – unsur Prisma
2. Menyebutkan Unsur – unsur Limas
D. Tujuan Pembelajaran
3. Siswa dapat menyebutkan unsur – unsur prisma
4. Siswa dapa menyebutkan unsur – unsur limas
E. Karakteristik yang diharapkan
Rasa Ingin Tahu, Kerjasama, mandiri
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan Pemecahan masalah teknik analogi
G. Alat dan Sumber Belajar
Adapun sumber belajar yang digunakan :
86
1.Buku Elektronik Sekolah (BSE) Matematika konsep dan aplikasinya,
untuk SMP/MTs kelas VIII, Dewi Nuharini dan Tri wahyuni,Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
2. Seribu Pena Matematika untuk SMP/MTs kelas VIII. M.Cholik A. Dan
Sugijono. Erlangga
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan awal
Memeriksa kondisi kelas dan kesiapan siswa
Mengabsen siswa
Siswa diingatkan kembali tentang materi pelajaran yang telah dipelajari
Guru memberi motivasi kepada siswa
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali tentang luas persegi
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
Guru memberikan model – model konkrit bangun ruang
Guru membagikan LKS V yang berisi tentang mengidentifikasi unsur –
unsur bangun ruang Prisma dan Limas , pada masing – masing
kelompok.
Siswa menentukan bangun ruang yang merupakan Prisma/ Limas
dengan membandingkan (teknik analogi) bangun ruang konkrit.
Adapun cara membandingkan (analogi) bangun ruang tersebut dengan
cara :
- Menjelaskan konsep target yang akan dicapai
- Menjelaskan konsep analogi
- Menentukan unsur – unsur dari dua bangun ruang tersebut.
- Menyebutkan persamaan unsur – unsur dari dua bangun ruang
tersebut
- Menyebutkan perbedaan unsur – unsur dari dua bangun ruang tersebut
87
- Dari data – data tersebut,siswa menentukan bentuk bangun ruang yang
merupakan Prisma/ Limas
Setelah dapat mentukan bangun ruang Prisma/ Limas, siswa
menentukan unsur – unsur yang lain yang ada pada bangun ruang
prisma/ limas
Perwakilan siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
Konfirmasi
Guru melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami siswa
Guru melakukan tanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup
Guru memberitahukan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
Guru menutup pelajaran
I. Evaluasi
1. Dari gambar disamping, tentukanlah :
a. Nama bangun ruang
b. Banyak bidang tegak
c. Bentuk bidang tegaknya
d. Banyaknya rusuk !
2. Dari gambar disamping, tentukanlah :
a. Nama bangun ruang
b. Banyak bidang tegak
c. Bentuk bidang tegak
d. Banyak rusuk!
Kunci Jawaban
1. a. Prisma segi enam ABCDEF.GHIJKL
b.Banyak bidang tegak 6 buah
a. Bidang tegak berbentuk persegi panjang
b. Banyak rusuk 18 buah
88
2. a. Limas segitiga T.ABC
b.banyak bidang tegak 3 buah
c. bidang tegak berbentuk segitiga
d. banyak rusuk 6 buah
Jakarta, Mei 2013
Mengetahui.
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Helmi Lutfilah, S.Pd. Fara Rahmawaty.
NIM. 106017000517
89
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : MTs YASDA
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas /Semester : VIII (Delapan) / Genap
Tahun Ajaran : 2012/2013
Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Tegak
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan ke : 6
A. Standar Kompetensi
Mamahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
Membuat jaring-jaring prisma dan limas
C. Indikator
1. Membuat Jaring – Jaring Prisma
2.Membuat Jaring – Jaring Limas
3. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membuat jaring – jaring prisma
2. Siswa dapa membuat jaring – jaring limas
4. Karakteristik yang diharapkan
Rasa Ingin Tahu, Kerjasama, mandiri, kreatif
5. Metode Pembelajaran
Pendekatan Pemecahan masalah teknik analogi
6. Alat dan Sumber Belajar
Adapun sumber belajar yang digunakan :
90
1.Buku Elektronik Sekolah (BSE) Matematika konsep dan aplikasinya,
untuk SMP/MTs kelas VIII, Dewi Nuharini dan Tri wahyuni,Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
2. Seribu Pena Matematika untuk SMP/MTs kelas VIII. M.Cholik A. Dan
Sugijono. Erlangga
7. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan awal
Memeriksa kondisi kelas dan kesiapan siswa
Mengabsen siswa
Guru memberi motivasi kepada siswa
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru mengingatkan siswa dengan melakukan tanya jawab tentang
unsur- unsur prisma dan limas.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
Guru memberikan LKS VI yang berisi tentang jaring – jaring prisma dan
limas kepada masing – masing kelompok.
siswa secara berkelompok, berdiskusi tentang bentuk jaring – jaring
prisma/ limas.
Guru memantau jalannya diskusi
Siswa mempersentasikan hasil diskusi didepan kelas
Konfirmasi
Guru melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami siswa
Guru melakukan tanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup
Guru memberitahukan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
Guru menutup pelajaran
J. Evaluasi
91
1. Perhatikan gambar disamping !
a. Sebutkan nama bangun ruang tersebut!
b. Buatlah 1 buah jaring – jaring bangun tersebut yang berbeda !
2. Perhatikan gambar disamping !
Sebuah prisma segilima ABCDE.EGHIJ dipotong rusuk – rusuknya
AB, BC, DE, EA, FG, IH, IJ, JFdan FA.
Gambarkanlah jaring – jaring prisma tersebut !
Kunci Jawaban
1. Bangun ruang limas segiempat
Jaring – jaring lainnya adalah
2. Gambar jaring – jaring yang terbentuk adalah
Jakarta, Mei 2013
Mengetahui.
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Helmi Lutfilah, S.Pd. Fara Rahmawaty.
NIM. 106017000517
92
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : MTs YASDA
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas /Semester : VIII (Delapan) / Genap
Tahun Ajaran : 2012/2013
Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Tegak
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan ke : 7
A. Standar Kompetensi
Mamahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
Menghitung luas permukaan prisma dan limas
C. Indikator
1. Menemukan Luas Permukaan Prisma
2. Menghitung Luas Permukaan Prisma
3. Menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari – hari yang berkaitan
dengan luas permukaan Prisma
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan luas permukaan prisma
2. Siswa dapat menyelesaikan soal luas permukaan prisma yang
sederhana
3. Siswa dapat menyelesaikan soal luas permukaan prisma yang
berkaitan dengan masalah sehari – hari.
E. Karakteristik yang diharapkan
Rasa Ingin Tahu, Kerjasama, mandiri, kreatif
93
B. F. Metode Pembelajaran
Pendekatan Pemecahan masalah teknik analogi
8. G. Alat dan Sumber Belajar
Adapun sumber belajar yang digunakan :
1.Buku Elektronik Sekolah (BSE) Matematika konsep dan aplikasinya,
untuk SMP/MTs kelas VIII, Dewi Nuharini dan Tri wahyuni,Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
2. Seribu Pena Matematika untuk SMP/MTs kelas VIII. M.Cholik A. Dan
Sugijono. Erlangga
9. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan awal
Memeriksa kondisi kelas dan kesiapan siswa
Mengabsen siswa
Guru memberi motivasi kepada siswa
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru mengingatkan siswa dengan melakukan tanya jawab tentang
unsur- unsur prisma
Guru mengingat kembali tentang luas bangun datar
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Guru memberikan LKS VII yang berisi tentang Luas permukaan Prisma
Siswa berdiskusi untuk menemukan luas permukaan Prisma
Siswa mengerjakan soal – soal yang berkaitan dengan luas permukaan
Prisma pada LKS
Guru bersama siswa membahas hasil jawaban pada LKS VII
Konfirmasi
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
94
Kegiatan Penutup
Guru memberitahukan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
Guru menutup pelajaran
Evaluasi
1. Alas sebuah prisma berbentuk segitiga siku – siku dengan panjang
sisi 12cm, 16 cm, dan 20 cm. hitunglah luas permukaan prisma, jika
tinggi prisma 15 cm!
2. Alas sebuah prisma berbentuk belah ketupat dengan panjang sisi 13
cm, dan panjang diagonanyal masing – masing 10 cm dan 24 cm.
hitunglah luas permukaan prisma tersebut, jika tinggi prisma 15 cm!
Kunci jawaban
1. Diketahui : alas prisma berbentuk segitiga siku - siku
Alas segitiga = 12 cm
Tinggi segitiga = 16 cm
Sisi miring = 20 cm
Tinggi prisma = 15 cm
Ditanya : luas permukaan prisma segitiga ?
Jawab : Lp Prisma = (2 X luas alas) + (keliling alas X T.prisma)
= ( 12cm + 16cm + 20 cm) X 15cm)
= 192 cm2 + (48 cm X 15 cm)
= 192 cm2 + 720 cm
2
= 912 cm2
2. Diketahui : alas prisma berbentuk belah ketupat
Sisi alas = 13 cm
Diagonal 1 = 10 cm
Diagonal 2 = 24 cm
Tinggi Prisma 15 cm
Ditanya : Luas Permukaan prisma belah ketupat ?
Jawab : Lp Prisma = (2 X luas alas) + (keliling alas X T.prisma)
95
= 1020 cm2
Jakarta, Mei 2013
Mengetahui.
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Helmi Lutfilah, S.Pd. Fara Rahmawaty.
NIM. 106017000517
96
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : MTs YASDA
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas /Semester : VIII (Delapan) / Genap
Tahun Ajaran : 2012/2013
Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Tegak
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan ke : 8
A. Standar Kompetensi
Mamahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
Menghitung luas permukaan prisma dan limas
C. Indikator
1. Menemukan Luas Permukaan Prisma
2. Menghitung Luas Permukaan Prisma
3. Menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari – hari yang berkaitan
dengan luas permukaan Prisma
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan luas permukaan prisma
2. Siswa dapat menyelesaikan soal luas permukaan prisma yang sederhana
3. Siswa dapat menyelesaikan soal luas permukaan prisma yang berkaitan
dengan masalah sehari – hari.
E. Karakteristik yang diharapkan
Rasa Ingin Tahu, Kerjasama, mandiri, kreatif
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan Pemecahan masalah teknik analogi
10.
97
11.
12.
G. Alat dan Sumber Belajar
Adapun sumber belajar yang digunakan :
1.Buku Elektronik Sekolah (BSE) Matematika konsep dan aplikasinya,
untuk SMP/MTs kelas VIII, Dewi Nuharini dan Tri wahyuni,Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
2. Seribu Pena Matematika untuk SMP/MTs kelas VIII. M.Cholik A. Dan
Sugijono. Erlangga
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan awal
Memeriksa kondisi kelas dan kesiapan siswa
Mengabsen siswa
Guru memberi motivasi kepada siswa
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru mengingatkan siswa dengan melakukan tanya jawab tentang
unsur- unsur prisma
Guru mengingat kembali tentang luas bangun datar
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Guru memberikan LKS VIII yang berisi tentang Luas permukaan Limas
Siswa berdiskusi untuk menemukan luas permukaan Limas
Siswa mengerjakan soal – soal yang berkaitan dengan luas permukaan
LImas pada LKS VIII
Guru bersama siswa membahas hasil jawaban pada LKS VIII
Konfirmasi
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup
98
Guru memberitahukan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
Guru menutup pelajaran
Evaluasi
1. Sebuah limas diketahui alasnya berbentuk persegi dengan panjang sisi 14
cm, sedangkan panjang rusuk tegaknya masing – masing 25 cm.
hitunglah :
a. Tinggi segitiga pada bidang tegak,
b. Luas salah satu bidang tegak,
c. Luas permukaan limas
2. Alas sebuah limas berbentuk persegi dengan panjang sisi 6 cm, dan
tinggi segitiga pada bidang tegaknya 9 cm, hitunglah luas permukaan
limas tersebut !
Kunci Jawaban
1. Diketahui : alas limas berbentuk persegi
Sisi alas = 14 cm
Rusuk tegak = 25 cm
Ditanya : a. Tinggi segitiga pada bidang tegak ?
b. Luas bidang tegak ?
c. Luas Permukaan ?
Jawab : a. T segitiga
= 24 cm
b.Luas bidang tegak
c. Lp
99
2. Diketahui : alas limas berbentuk persegi
Panjang sisi = 6 cm
Tinggi segitiga bidang tegak = 9 cm
Ditanya : luas permukaan limas ?
Jawab : Lp
Jakarta, Mei 2013
Mengetahui.
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Helmi Lutfilah, S.Pd. Fara Rahmawaty.
NIM. 106017000517
100
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL
Nama Sekolah : MTs YASDA
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas /Semester : VIII (Delapan) / Genap
Tahun Ajaran : 2012/2013
Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Tegak
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan ke : 1
A. Standar Kompetensi
Mamahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok serta bagian-bagiannya.
C. Indikator
1. Menyebutkan unsur – unsur Balok
2. Menyebutkan unsur – unsur Kubus
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan unsur – unsur balok
2. Siswa dapa menyebutkan unsur – unsur kubus
3. Siswa dapat menghitung panjang kawat yang dibutuhkan untuk
membuat kubus/balok
E. Karakteristik yang diharapkan
Rasa Ingin Tahu, Kerjasama
F. Metode Pembelajaran
Ekspositori
101
G. Alat dan Sumber Belajar
Adapun sumber belajar yang digunakan :
1. Buku Elektronik Sekolah (BSE) Matematika konsep dan aplikasinya,
untuk SMP/MTs kelas VIII, Dewi Nuharini dan Tri wahyuni,Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
2. Seribu Pena Matematika untuk SMP/MTs kelas VIII. M.Cholik A.
Dan Sugijono. Erlangga
Alat yang digunakan :
1. Model – model bangun ruang
2. Penggaris
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan awal
- Memeriksa kondisi dan kesiapan belajar siswa
- Apresepsi, memberikan motivasi siswa dalam belajar
- Menjelaskan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
Eksplorasi
- Guru meminta siswa menyebutkan contoh - contoh konkrit dari
bangun ruang
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Guru menjelaskan pengertian rusuk dan bidang pada bangun ruang.
Guru membimbing siswa menyebutkan benda – benda yang
berbentuk balok dan kubus
Guru menggambar balok dan kubus pada papan tulis serta
membimbing siswa untuk menyebutkan unsur – unsur yang terdapat
pada balok dan kubus
102
Guru menerangkan model kerangka balok dan kubus, menghitung
panjang kawat yang diperlukan untuk membuat model kerangka
tersebut.
Guru memberikan latihan soal mengenai unsur – unsur serta model
kerangka balok dan kubus.
Guru mempersilahkan siswa untuk menjawab latihan soal secara
bergantian.
Konfirmasi
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
hal-hal yang belum dimengerti.
Guru melakukan tanya jawab, memberikan penguatan dan
penyimpulan materi yang telah dipelajari.
Kegiatan Penutup
o Memberikan tugas rumah untuk memantapkan pemahaman siswa.
o Guru memberitahukan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya, setiap kelompok diharapkan membawa karton dan
gunting pada pertemuan selanjutnya.
o Guru menutup pelajaran
I. Evaluasi
1. Pada balok ABCD. EFGH, AC adalah diagonal bidang kubus,
a. Sebutkan diagonal – diagonal bidang yang lain!
b. Berapa banyak bidang diagonal suatu kubus ?
2. Sebuah balok berukuran panjang 30 cm, lebar 15 cm dan tinggi 8 cm.
Tentukanlah panjang kerangka balok tersebut !
Kunci Jawaban
1. a. Diagonal – diagonal bidang kubus ABCD.EFGH adalah :
AC, BD, FH, EG, BG, CF,AH, DE, BE, AF, CH, DG
b. Banyak diagonal bidang kubus ada 12 buah
2. Diketahui : p = 30 cm
103
l = 15 cm
t = 8 cm
ditanya: panjang kawat pada kerangka balok ?
jawab : panjang kawat balok = 4 (p + l + t)
= 4 ( 30 cm + 15 cm + 8 cm)
= 4 (53 cm) = 212 cm
Jakarta, Mei 2013
Mengetahui.
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Helmi Lutfilah, S.Pd. Fara Rahmawaty.
106017000517
104
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL
Nama Sekolah : MTs YASDA
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas /Semester : VIII (Delapan) / Genap
Tahun Ajaran : 2012/2013
Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Tegak
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan ke : 2
A. Standar Kompetensi
Mamahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
Membuat jaring-jaring kubus, balok
C. Indikator
1. Membuat Jaring – jaring Balok
2. Membuat Jaring – jaring Kubus
D. Tujuan Pembelajaran
a) Siswa dapat membuat jaring – jaring kubus dan balok
b) Siswa dapat menentukan jenis – jenis jaring – jaring kubus dan balok
E. Karakteristik yang diharapkan
Rasa Ingin Tahu, Kerjasama, kreatif
F. Metode Pembelajaran
Ekspositori
G. Alat dan Sumber Belajar
Adapun sumber belajar yang digunakan :
105
2. Buku Elektronik Sekolah (BSE) Matematika konsep dan aplikasinya,
untuk SMP/MTs kelas VIII, Dewi Nuharini dan Tri wahyuni,Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
3. Seribu Pena Matematika untuk SMP/MTs kelas VIII. M.Cholik A.
Dan Sugijono. Erlangga
Alat yang digunakan :
1. Model – model bangun ruang
2. Penggaris
3. karton
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan awal
Memeriksa kondisi kelas dan kesiapan siswa
Mengabsen siswa, guru mengkonfirmasi kehadiran siswa
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali unsur – unsur yang
terdapat pada balok dan kubus dengan mengajukan pertanyaan pada
beberapa siswa secara lisan
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Guru memberikan beberapa model jaring – jaring, siswa diminta
meneliti serta menentukan jaring – jaring yang merupakan balok dan
kubus.
Setelah siswa telah menentukan jaring – jaring balok dan kubus, siswa
dapat menetukan sisi alas jika sisi atasnya diketahui,begitupun
sebaliknya dengan arahan guru.
Guru memberikan latihan soal mengenai jaring –jaring balok dan
kubus
Guru mempersilahkan siswa maju ke depan kelas untuk menjawab
soal latihan secara bergantian
106
Konfirmasi
Guru melakukan tanya jawab tentang hal – hal yang belum dipahami
siswa
Guru melakukan tanya jawab, memberikan penguatan dan
penyimpulan
Kegiatan Penutup
Siswa memberikan kesimpulan materi pelajaran dengan bimbingan
guru.
Guru memberitahukan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
Evaluasi
a) Gambarkan 3 model jaring – jaring balok, selain yang kamu ketahui!
b) Gambarkan 3 model jaring – jaring kubus, selain yang kamu ketahui !
Jawab :
2.
3.
107
Mengetahui.
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Helmi Lutfilah, S.Pd. Fara Rahmawaty.
NIM. 106017000517
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL
108
Nama Sekolah : MTs YASDA
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas /Semester : VIII (Delapan) / Genap
Tahun Ajaran : 2012/2013
Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Tegak
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan ke : 3
4. Standar Kompetensi
Mamahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya.
5. Kompetensi Dasar
Menghitung luas permukaan dan kubus, balok
6. Indikator
1. Menemukan Luas Permukaan Balok
2. Menghitung Luas Permukaan Balok
3. Menyelesaikan Masalah dalam kehidupan sehari – hari yang berkaitan
dengan Luas Permukaan
7. Tujuan Pembelajaran
1.Siswa dapat menentukan rumus luas permukaan luas permukaan balok
c. Siswa dapat menghitung luas permukaan balok yang sederhana.
d. Siswa dapat menyelesaikan soal luas permukaan balok dalam kehidupan
sehari – hari
E. Karakteristik yang diharapkan
Rasa Ingin Tahu, Kerjasama
F. Metode Pembelajaran
Ekspositori
G. Alat dan Sumber Belajar
Adapun sumber belajar yang digunakan :
109
b) Buku Elektronik Sekolah (BSE) Matematika konsep dan
aplikasinya, untuk SMP/MTs kelas VIII, Dewi Nuharini dan Tri
wahyuni,Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
c) Seribu Pena Matematika untuk SMP/MTs kelas VIII.
M.Cholik A. Dan Sugijono. Erlangga
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan awal
Memeriksa kondisi kelas dan kesiapan siswa
Mengabsen siswa
Siswa diingatkan kembali tentang materi pelajaran yang telah dipelajari
Guru memberi motivasi kepada siswa
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali tentang luas persegi
panjang
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
Guru menjelaskan kepada siswa tentang luas permukaan balok
Guru memberikan contoh soal luas permukaan balok kepada siswa
Guru memberikan masalah sehari – hari yang berkaitan dengan luas
permukaan balok
Guru memberikan latihan soal kepada siswa tentang luas permukaan balok
Guru mempersilahkan siswa menjawab soal secara bergantian.
Konfirmasi
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami siswa
Guru melakukan tanya jawab untuk memberikan penguatan dan
penyimpulan
Kegiatan Penutup
Siswa memberikan kesimpulan materi pelajaran dengan bimbingan
guru.
Guru memberitahukan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
110
Guru menutup pelajaran
I. Evaluasi
1. Sebuah balok mempunyai luas permukaan 376 cm2. Jika panjang
balok 10 cm, lebar balok 6 cm, tinggi balok adalah ....
2. Luas alas sebuah balok 112 cm2. Panjang balok 14 cm, dan tingginya
5 cm. luas permukaan balok tersebut adalah ....
Kunci Jawaban :
1. Diketahui : Luas Permukaan balok = 376 cm2.
Panjang = 10 cm
Lebar = 6 cm
Ditanya : tinggi balok ?
Jawab : Lp Balok = 2 (p x l + p x t + l x t )
376 cm2 = 2 ( 10cm X 6cm + 10cm X t + 6 cm X t)
= 2 (60 cm2 + 10t cm + 6t cm)
= 2 ( 60 cm2 + 16t cm)
376 cm2 = 120 cm
2 + 32t cm
376 cm2 – 120 cm
2 = 32t cm
256 cm2 = 32t cm
Cek Jawaban : Lp Balok = 2 (p x l + p x t + l x t )
= 2 ( 10cm X 6cm + 10cm X 8 cm + 6 cm X 8cm)
= 2 (60 cm2 + 80 cm
2 + 48 cm
2)
= 2 (188 cm2)
= 376 cm2
Maka tinggi balok tersebut adalah 8 cm
2. Diketahui : Luas alas = 112 cm2
p = 14 cm
t = 5 cm
Ditanya : Luas Permukaan Balok ?
111
Jawab :
sebelum kita mencari luas permukaan balok, terlebih dahulu kita
menentukan lebar balok. Untuk mencari lebar balok didapat dengan
Luas alas = p X l
112 cm2 = 14 cm X l
,
Lp Balok = 2 (p x l + p x t + l x t )
= 2 (14 cm X 8 cm + 14 cm X 5 cm + 8 cm X 5 cm)
= 2 (112 cm2 + 70 cm
2 + 40 cm2 )
= 2 X 222 cm2
= 444 cm2
Jakarta, Mei 2013
Mengetahui.
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Helmi Lutfilah, S.Pd. Fara Rahmawaty.
NIM. 106017000517
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL
112
Nama Sekolah : MTs YASDA
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas /Semester : VIII (Delapan) / Genap
Tahun Ajaran : 2012/2013
Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Tegak
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan ke : 4
1. Standar Kompetensi
Mamahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya.
2. Kompetensi Dasar
Menghitung luas permukaan dan kubus, balok
3. Indikator
a) Menemukan Luas Permukaan kubus
b) Menghitung Luas Permukaan kubus
c) Menyelesaikan Masalah dalam kehidupan sehari – hari yang berkaitan
dengan Luas Permukaan kubus
4. Tujuan Pembelajaran
1.Siswa dapat menentukan rumus luas permukaan luas permukaan kubus
2. Siswa dapat menghitung luas permukaan kubus yang sederhana.
3. Siswa dapat menyelesaikan soal luas permukaan balok dalam kehidupan
sehari – hari
5. Karakteristik yang diharapkan
Rasa Ingin Tahu, Kerjasama, mandiri
6. Metode Pembelajaran
Ekspositori
7. Alat dan Sumber Belajar
Adapun sumber belajar yang digunakan :
Buku Elektronik Sekolah (BSE) Matematika konsep dan aplikasinya,
untuk SMP/MTs kelas VIII, Dewi Nuharini dan Tri wahyuni,Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
113
Seribu Pena Matematika untuk SMP/MTs kelas VIII. M.Cholik A.
Dan Sugijono. Erlangga
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan awal
Memeriksa kondisi kelas dan kesiapan siswa
Mengabsen siswa
Siswa diingatkan kembali tentang materi pelajaran yang telah dipelajari
Guru memberi motivasi kepada siswa
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali tentang luas persegi
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
Guru menjelaskan kepada siswa tentang luas permukaan kubus
Guru memberikan contoh soal luas permukaan kubus kepada siswa
Guru memberikan masalah sehari – hari yang berkaitan dengan luas
permukaan kubus
Guru memberikan latihan soal kepada siswa tentang luas permukaan
kubus
Guru mempersilahkan siswa menjawab soal secara bergantian.
Konfirmasi
Guru melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami siswa
Guru melakukan tanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup
Guru memberitahukan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
Guru menutup pelajaran
Evaluasi
114
1. Gambar dibawah ini merupakan gambar bangun ruang kubus.
Hitunglah luas permukaan kubus tersebut !
2. Luas permukaan sebuah kubus 384 cm2. Tentukan panjang sisi kubus
tersebut !
Kunci Jawaban
1. Diketahui : sisi = 6 cm
Ditanya : Luas Permukaan ?
Jawab : Lp = 6 X s2
Lp = 6 X 6 cm X 6 cm
= 216 cm2
2. Diketahui : Luas Permukaan = 384 cm2
Ditanya : panjang sisi kubus ?
Jawab : Lp = 6 X s2
384 cm2 = 6 X s
2
Jakarta, Mei 2013
Mengetahui.
Guru Mata Pelajaran Peneliti
115
Helmi Lutfilah, S.Pd. Fara Rahmawaty.
NIM. 106017000517
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL
Nama Sekolah : MTs YASDA
Mata Pelajaran : Matematika
116
Kelas /Semester : VIII (Delapan) / Genap
Tahun Ajaran : 2012/2013
Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Tegak
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan ke : 5
A. Standar Kompetensi
Mamahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi sifat-sifat prisma dan limas serta bagian-bagiannya
C. Indikator
a) Menyebutkan Unsur – unsur Prisma
b) Menyebutkan Unsur – unsur Limas
D. Tujuan Pembelajaran
c) Siswa dapat menyebutkan unsur – unsur prisma
d) Siswa dapa menyebutkan unsur – unsur limas
E. Karakteristik yang diharapkan
Rasa Ingin Tahu, Kerjasama, mandiri
F. Metode Pembelajaran
Ekspositori
G. Alat dan Sumber Belajar
Adapun sumber belajar yang digunakan :
1.Buku Elektronik Sekolah (BSE) Matematika konsep dan aplikasinya,
untuk SMP/MTs kelas VIII, Dewi Nuharini dan Tri wahyuni,Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
2. Seribu Pena Matematika untuk SMP/MTs kelas VIII. M.Cholik A. Dan
Sugijono. Erlangga
117
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan awal
Memeriksa kondisi kelas dan kesiapan siswa
Mengabsen siswa
Siswa diingatkan kembali tentang materi pelajaran yang telah dipelajari
Guru memberi motivasi kepada siswa
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali tentang luas persegi
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
Guru melakukan tanya jawab mengenai benda – benda konkrit yang
berbentuk prisma dan limas.
Guru menggambar prisma pada papan tulis serta membimbing siswa
untuk menyebutkan unsur – unsur yang terdapat pada prisma
Guru menggambar limas pada papan tulis serta membimbing siswa
untuk menyebutkan unsur – unsur yang terdapat pada limas
Guru memberikan latihan soal mengenai unsur – unsur prisma dan
limas
Guru mempersilahkan siswa untuk menjawab latihan soal secara
bergantian Konfirmasi
Guru melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami
siswa siswa
Guru melakukan tanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup
Guru memberitahukan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
118
Guru menutup pelajaran
I. Evaluasi
1. Dari gambar disamping, tentukanlah :
a. Nama bangun ruang
b. Banyak bidang tegak
c. Bentuk bidang tegaknya
d. Banyaknya rusuk !
2. Dari gambar disamping, tentukanlah :
a. Nama bangun ruang
b. Banyak bidang tegak
c. Bentuk bidang tegak
d. Banyak rusuk!
Kunci Jawaban
1. a. Prisma segi enam ABCDEF.GHIJKL
b.Banyak bidang tegak 6 buah
a. Bidang tegak berbentuk persegi panjang
b. Banyak rusuk 18 buah
2. a. Limas segitiga T.ABC
b.banyak bidang tegak 3 buah
c. bidang tegak berbentuk segitiga
d. banyak rusuk 6 buah
Jakarta, Mei 2013
Mengetahui.
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Helmi Lutfilah, S.Pd. Fara Rahmawaty.
119
NIM. 106017000517
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL
Nama Sekolah : MTs YASDA
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas /Semester : VIII (Delapan) / Genap
120
Tahun Ajaran : 2012/2013
Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Tegak
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan ke : 6
A. Standar Kompetensi
Mamahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
Membuat jaring-jaring prisma dan limas
C. Indikator
1. Membuat Jaring – Jaring Prisma
2.Membuat Jaring – Jaring Limas
3. Tujuan Pembelajaran
a) Siswa dapat membuat jaring – jaring prisma
b) Siswa dapa membuat jaring – jaring limas
4. Karakteristik yang diharapkan
Rasa Ingin Tahu, Kerjasama, mandiri, kreatif
5. Metode Pembelajaran
Ekspositori
6. Alat dan Sumber Belajar
Adapun sumber belajar yang digunakan :
1.Buku Elektronik Sekolah (BSE) Matematika konsep dan aplikasinya,
untuk SMP/MTs kelas VIII, Dewi Nuharini dan Tri wahyuni,Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
2. Seribu Pena Matematika untuk SMP/MTs kelas VIII. M.Cholik A. Dan
Sugijono. Erlangga
7. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan awal
Memeriksa kondisi kelas dan kesiapan siswa
Mengabsen siswa
Guru memberi motivasi kepada siswa
121
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru mengingatkan siswa dengan melakukan tanya jawab tentang
unsur- unsur prisma dan limas.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
Guru memberikan model jaring – jaring, siswa meneliti dan
menetukan jaring – jaring prisma
Guru memberikan model jaring – jaring, siswa meneliti dan
menentukan jaring – jaring limas
Guru memberikan pemantapan berupa gambar prisma dan limas,
siswa diminta menggambar jaring –jaring bangun tersebut
Konfirmasi
Guru melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami siswa
Guru melakukan tanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup
Guru memberitahukan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
Guru menutup pelajaran
J. Evaluasi
1. Perhatikan gambar disamping !
a. Sebutkan nama bangun ruang tersebut!
b. Buatlah 1 buah jaring – jaring bangun tersebut yang berbeda !
2. Perhatikan gambar disamping !
Sebuah prisma segilima ABCDE.EGHIJ dipotong rusuk – rusuknya
AB, BC, DE, EA, FG, IH, IJ, JFdan FA.
Gambarkanlah jaring – jaring prisma tersebut !
122
Kunci Jawaban
1. Bangun ruang limas segiempat
Jaring – jaring lainnya adalah
2. Gambar jaring – jaring yang terbentuk adalah
Jakarta, Mei 2013
Mengetahui.
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Helmi Lutfilah, S.Pd. Fara Rahmawaty.
NIM. 106017000517
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL
Nama Sekolah : MTs YASDA
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas /Semester : VIII (Delapan) / Genap
Tahun Ajaran : 2012/2013
Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Tegak
123
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan ke : 7
A. Standar Kompetensi
Mamahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
Menghitung luas permukaan prisma dan limas
C. Indikator
1. Menemukan Luas Permukaan Prisma
2. Menghitung Luas Permukaan Prisma
3. Menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari – hari yang berkaitan
dengan luas permukaan Prisma
D. Tujuan Pembelajaran
a) Siswa dapat menentukan luas permukaan prisma
b) Siswa dapat menyelesaikan soal luas permukaan prisma yang
sederhana
c) Siswa dapat menyelesaikan soal luas permukaan prisma yang
berkaitan dengan masalah sehari – hari.
E. Karakteristik yang diharapkan
Rasa Ingin Tahu, Kerjasama, mandiri, kreatif
e. F. Metode Pembelajaran
Ekspositori
8. G. Alat dan Sumber Belajar
Adapun sumber belajar yang digunakan :
1.Buku Elektronik Sekolah (BSE) Matematika konsep dan aplikasinya,
untuk SMP/MTs kelas VIII, Dewi Nuharini dan Tri wahyuni,Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
2. Seribu Pena Matematika untuk SMP/MTs kelas VIII. M.Cholik A. Dan
Sugijono. Erlangga
9. Kegiatan Pembelajaran
124
Kegiatan awal
Memeriksa kondisi kelas dan kesiapan siswa
Mengabsen siswa
Guru memberi motivasi kepada siswa
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru mengingatkan siswa dengan melakukan tanya jawab tentang
unsur- unsur prisma
Guru mengingat kembali tentang luas bangun datar
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
Guru menjelaskan kepada siswa tentang luas permukaan prisma
Guru memberikan contoh soal luas permukaan prisma kepada siswa
Guru memberikan masalah sehari – hari yang berkaitan dengan luas
permukaan prisma
Guru memberikan latihan soal kepada siswa tentang luas permukaan
prisma
Guru mempersilahkan siswa menjawab soal secara bergantian
Konfirmasi
Guru melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami siswa
Guru melakukan tanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup
Guru memberitahukan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
Guru menutup pelajaran
Evaluasi
1. Alas sebuah prisma berbentuk segitiga siku – siku dengan panjang
sisi 12cm, 16 cm, dan 20 cm. hitunglah luas permukaan prisma, jika
tinggi prisma 15 cm!
125
2. Alas sebuah prisma berbentuk belah ketupat dengan panjang sisi 13
cm, dan panjang diagonanyal masing – masing 10 cm dan 24 cm.
hitunglah luas permukaan prisma tersebut, jika tinggi prisma 15 cm!
Kunci jawaban
1. Diketahui : alas prisma berbentuk segitiga siku - siku
Alas segitiga = 12 cm
Tinggi segitiga = 16 cm
Sisi miring = 20 cm
Tinggi prisma = 15 cm
Ditanya : luas permukaan prisma segitiga ?
Jawab : Lp Prisma = (2 X luas alas) + (keliling alas X T.prisma)
= ( 12cm + 16cm + 20 cm) X 15cm)
= 192 cm2 + (48 cm X 15 cm)
= 192 cm2 + 720 cm
2
= 912 cm2
2. Diketahui : alas prisma berbentuk belah ketupat
Sisi alas = 13 cm
Diagonal 1 = 10 cm
Diagonal 2 = 24 cm
Tinggi Prisma 15 cm
Ditanya : Luas Permukaan prisma belah ketupat ?
Jawab : Lp Prisma = (2 X luas alas) + (keliling alas X T.prisma)
= 1020 cm2
Jakarta, Mei 2013
Mengetahui.
Guru Mata Pelajaran Peneliti
126
Helmi Lutfilah, S.Pd. Fara Rahmawaty.
NIM. 106017000517
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL
Nama Sekolah : MTs YASDA
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas /Semester : VIII (Delapan) / Genap
Tahun Ajaran : 2012/2013
Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Tegak
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
127
Pertemuan ke : 8
1. Standar Kompetensi
Mamahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya.
2. Kompetensi Dasar
Menghitung luas permukaan prisma dan limas
3. Indikator
a) Menemukan Luas Permukaan Limas
b) Menghitung Luas Permukaan Limas
c) Menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari – hari
yang berkaitan dengan luas permukaan Limas
4. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan luas permukaan limas
2. Siswa dapat menyelesaikan soal luas permukaan limas yang sederhana
3. Siswa dapat menyelesaikan soal luas permukaan limas yang berkaitan
dengan masalah sehari – hari.
5. Karakteristik yang diharapkan
Rasa Ingin Tahu, Kerjasama, mandiri, kreatif
6. Metode Pembelajaran
Ekspositori
7. Alat dan Sumber Belajar
Adapun sumber belajar yang digunakan :
1.Buku Elektronik Sekolah (BSE) Matematika konsep dan aplikasinya,
untuk SMP/MTs kelas VIII, Dewi Nuharini dan Tri wahyuni,Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
2. Seribu Pena Matematika untuk SMP/MTs kelas VIII. M.Cholik A. Dan
Sugijono. Erlangga
8. Kegiatan Pembelajaran
128
Kegiatan awal
Memeriksa kondisi kelas dan kesiapan siswa
Mengabsen siswa
Guru memberi motivasi kepada siswa
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru mengingatkan siswa dengan melakukan tanya jawab tentang
unsur- unsur limas
Guru mengingat kembali tentang luas bangun datar
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Guru menjelaskan kepada siswa tentang luas permukaan limas
Guru memberikan contoh soal luas permukaan limas kepada siswa
Guru memberikan masalah sehari – hari yang berkaitan dengan luas
permukaan limas
Guru memberikan latihan soal kepada siswa tentang luas permukaan
limas
Guru mempersilahkan siswa menjawab soal secara bergantian
Konfirmasi
Guru melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami siswa
Guru melakukan tanya jawab kepada siswa, meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup
Perpisahan, pemberian kesan dan pesan selama pembelajaran
Guru menutup pelajaran
Evaluasi
1. Sebuah limas diketahui alasnya berbentuk persegi dengan panjang sisi 14
cm, sedangkan panjang rusuk tegaknya masing – masing 25 cm.
hitunglah :
a. Tinggi segitiga pada bidang tegak,
b. Luas salah satu bidang tegak,
c. Luas permukaan limas
129
2. Alas sebuah limas berbentuk persegi dengan panjang sisi 6 cm, dan
tinggi segitiga pada bidang tegaknya 9 cm, hitunglah luas permukaan
limas tersebut !
Kunci Jawaban
1. Diketahui : alas limas berbentuk persegi
Sisi alas = 14 cm
Rusuk tegak = 25 cm
Ditanya : a. Tinggi segitiga pada bidang tegak ?
b. Luas bidang tegak ?
c. Luas Permukaan ?
Jawab : a. T segitiga
= 24 cm
b.Luas bidang tegak
c. Lp
2. Diketahui : alas limas berbentuk persegi
Panjang sisi = 6 cm
Tinggi segitiga bidang tegak = 9 cm
Ditanya : luas permukaan limas ?
Jawab : Lp
130
Jakarta, Mei 2013
Mengetahui.
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Helmi Lutfilah, S.Pd. Fara Rahmawaty.
NIM. 106017000517
131
132
Dari tabel diatas, unsur – unsur apa saja yang sama dari kedua
bangun tersebut !
..............................................................................................................................................
....................................................................................................................
Adakah perbedaan unsur dari kedua bangun tersebut?tuliskan
perbedaan tersebut
.................................................................................................................................
Dari kedua bangun tersebut, manakah yang termasuk
balok?mengapa?
..............................................................................................................................................
....................................................................................................................
Dari kedua bangun tersebut,manakah yang termasuk
kubus?mengapa?
..............................................................................................................................................
................................................................................................................
2. Unsur – unsur Balok Apa aja ya?
a. Banyaknya rusuk pada balok ada .......... buah, yaitu :
- panjang : .......................................................................................
- lebar : .......................................................................................
- tinggi : .......................................................................................
b. Titik sudut pada balok ada ........... buah, yaitu :
..................................................................................................................................
c. Diagonal bidang/diagonal sisi ada .......... buah, yaitu :
...............................................................................................................................................
.....................................................................................................................
d. Diagonal ruang ada ........... buah, yaitu :
..................................................................................................................................
e. Bidang diagonal ada .......... buah, yaitu :
...............................................................................................................................................
.....................................................................................................................
hitunglah ukuran dari panjang, lebar dan tinggi pada jaring – jaring
balok !
Panjang :........................................................................... cm
Lebar : ........................................................................... cm
tinggi : ........................................................................... cm
Berapak panjang rusuk seluruh nya ...................................................... cm
Maka panjang rusuk balok adalah :
133
134
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
......
b. Berapa banyak bidang diagonal suatu kubus ?
........................................................................................................................................
....................................................................
2. Kakak mempunyai kawat sepanjang 120 cm. Ia ingin membuat
kerangka balok dengan ukuran panjang 15 cm, lebar 6 cm dan tinggi
5 cm. Berapakah panjang kawat yang dibutuhkan kakak? berapa sisa
kawat yang dimiliki kakak sekarang !
Apa yang diketahui dari soal tersebut ?
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
................................................
Apa yang ditanyakan dari soal tersebut ?
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
................................................
Hitunglah mulai dari apa yang diketahui.?
..............................................................................................................................................
....................................................................................................................
……………………………………………………..
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) II
JARING – JARING BALOK dan KUBUS
TUJUAN PEMBELAJARAN ;
1. Siswa dapat membuat jaring – jaring
kubus dan balok
2. Siswa dapat menentukan jenis – jenis
jaring – jaring kubus dan balok
Nama Anggota Kelompok :
1. _______________________
2. _______________________
3. _______________________
4. _______________________
5. _______________________
135
Alat dan Bahan :
1. Bahan : karton, lem kertas
2. Alat : Gunting, Penggaris
Kegiatan : membuat Jaring – jaring Kubus dan Balok
langkah –langkah :
Jaring – jaring kubus
a. Buatlah 6 buah persegi dengan ukuran sisi 5 cm pada kertas
karton
b. Guntinglah 6 buah persegi tersebut
c. Susun 6 buah persegi membentuk jaring – jaring kubus
d. Gambarlah model jaring – jaring tersebut.
e. Carilah model – model jaring – jaring kubus yang mungkin terjadi
f. Gambarlah model – model tersebut.
Jaring – jaring balok
a. Buatlah 3 pasang persegi panjang, dengan ukuran
Persegi panjang I : 5 cm X 4 cm
Persegi panjang II : 4 cm X 3 cm
Persegi panjang III : 5 cm X 3 cm
Masing – masing dibuat 2 buah.
b. Guntinglah 3 pasang persegi panjang tersebut
c. Susun 3 pasang persegi panjang membentuk jaring – jaring balok
d. Gambarlah model jaring – jaring yang terbentuk
e. Carilah model – model jaring – jaring balok yang mungkin terjadi
f. Gambarlah model – model tersebut
1. setiap kotak pada jaring – jaring tersebut diberi angka A, B, C, D, E, F, G, H
setelah langkah –langkah tersebut selesai, kerjakan soal berikut ini :
Jaring – jaring kubus
136
137
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) III
LUAS PERMUKAAN BALOK
TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Menemukan rumus luas permukaan
Balok
2. Menghitung luas permukaan balok
Nama Anggota Kelompok :
1. _______________________
2. _______________________
3. _______________________
4. _______________________
5. _______________________
138
139
Cara menyelesaikan !
Apa yang diketahui dari soal diatas ?
.............................................................................................................................................................
................................................................................
.............................................................................................................................................................
...............................................................................
............................................................................................................................................
Apa yang ditanyakan dari soal tersebut?
.............................................................................................................................................................
..............................................................................
Hitunglah mulai dari yg diketahui!
.............................................................................................................................................................
..............................................................................
.............................................................................................................................................................
..............................................................................
.............................................................................................................................................................
...............................................................................
2. Sebuah balok mempunyai luas permukaan 376 cm2. Jika panjang balok
10 cm, lebar balok 6 cm, tinggi balok adalah ....
Cara menyelesaikan !
Apa yang diketahui dari soal diatas ?
.............................................................................................................................................................
..............................................................................
.............................................................................................................................................................
..............................................................................
...........................................................................................................................
Apa yang ditanyakan dari soal tersebut ?
.............................................................................................................................................................
..............................................................................
Hitunglah mulai dari yang diketahui !
.............................................................................................................................................................
..................................................................................
.............................................................................................................................................................
..............................................................................
..........................................................................................................................
...........................................................................................................................
..........................................................................................................................
140
...........................................................................................................................
Periksa kembali jawaban mu?
...........................................................................................................................
.........................................................................................................................
..........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
3. Luas alas sebuah balok 112 cm2. Panjang balok 14 cm, dan tingginya 5
cm. luas permukaan balok tersebut adalah ....
Cara menyelesaikan !
Apa yang diketahui dari soal diatas ?
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Apa yang ditanyakan dari soal tersebut ?
...........................................................................................................................
Hitunglah mulai dari yang diketahui !
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Periksa kembali jawaban mu?
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
141
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IV
LUAS PERMUKAAN KUBUS
A. Menemukan luas permukaan kubus
Perhatikan gambar diatas !
Tentukan luas dari masing – masing sisi permukaan kubus :
a. Luas sisi depan = ..................................................
b. Luas sisi belakang = ..................................................
c. Luas sisi atas = ..................................................
d. Luas sisi bawah = ..................................................
e. Luas sisi samping kanan = ..................................................
f. Luas sisi samping kiri = .................................................. +
Luas sisi kubus =
......................................................................................................................
TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Menemukan rumus luas
permukaan Kubus
2. Menghitung luas permukaan
Kubus
Nama Anggota Kelompok :
1. _______________________
2. _______________________
3. _______________________
4. _______________________
5. _______________________
S
S
S
Maka luas permukaan kubus adalah :
142
143
144
145
Dari tabel diatas, unsur – unsur apa saja yang sama dari bangun
tersebut!
..............................................................................................................................................
....................................................................................................................
Adakah perbedaan unsur dari bangun tersebut?tuliskan perbedaan
tersebut !
.................................................................................................................................
Dari bangun ruang tersebut, manakah yang termasuk Prisma ?
mengapa ?
..............................................................................................................................................
....................................................................................................................
Dari kedua bangun tersebut, manakah yang termasuk Limas ?
mengapa ?
..............................................................................................................................................
....................................................................................................................
2. Unsur – unsur Prisma segita Apa aja ya?
a. Banyaknya rusuk pada prisma ada .......... buah, yaitu :
- rusuk Alas : .......................................................................................
- rusuk Atas : .......................................................................................
- rusuk Tegak : .......................................................................................
b. Titik sudut pada Prisma ada ........... buah, yaitu :
..................................................................................................................................
c. Bidang sisi prisma ada ..........buah, yaitu :
- Sisi Alas : ..................................................................................................
- Sisi Atas : ..................................................................................................
- Sisi Tegak : ..................................................................................................
1 Bentuk bidang
alas
2 Bentuk bidang
tutup
3 Bentuk sisi tegak
146
147
148
a. Salinlah gambar di atas pada kertas berpetak !
b. Guntinglah gambar tersebut menurut garis tepinya, kemudian lipatlah
menurut garis yang putus – putus !
c. Apakah gambar tersebut terbentuk limas ?
Uji Kemampuan !
1. Perhatikan gambar disamping !
a. Sebutkan nama bangun ruang tersebut!
b. Buatlah 1 buah jaring – jaring bangun tersebut yang berbeda !
2. Perhatikan gambar disamping !
Sebuah prisma segilima ABCDE.EGHIJ dipotong rusuk – rusuknya AB,
BC, DE, EA, FG, IH, IJ, JFdan FA.
Gambarkanlah jaring – jaring prisma tersebut !
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) VII
LUAS PERMUKAAN PRISMA
TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Menemukan rumus luas
permukaan Prisma
2. Menghitung luas permukaan
Prisma
Nama Anggota Kelompok :
1. _______________________
2. ______________________
3. _______________________
4. _______________________
5. _______________________
149
150
151
3. Gambar berikut adalah alat pengumpul sampah yang berbentuk
prisma segitiga.
Hitunglah luas lempeng logam yang diperlukan untuk membuat alat
tersebut (tanpa pegangannya) !
Apa yang diketahui dari soal tersebut ?
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
................................................
Apa yang ditanyakan dalam soal tersebut ?
...............................................................................................................................................
................................................................................
Hitunglah mulai dari yang diketahui ?
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...................
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) VIII
LUAS PERMUKAAN LIMAS
TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Menemukan rumus luas
permukaan Limas
2. Menghitung luas permukaan
Limas
Nama Anggota Kelompok :
1. _______________________
2. ______________________
3. _______________________
4. _______________________
5. _______________________
152
153
154
Apa yang diketahui dari soal tersebut ?
....................................................................................................................................................
........................................................................................................................
Apa yang ditanyakan dalam soal tersebut ?
.....................................................................................................................................
Hitunglah mulai dari yang diketahui ?
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
.........................................................................................................
155
Lampiran 4
KISI-KISI UJI COBA INSTRUMEN TES
Standar Kompetensi: Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan
bagian- bagiannya, serta menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar :
1. Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta
bagian-bagiannya.
2. Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas
3. Menghitung luas permukaan dan kubus, balok, prisma dan limas
Indikator
Pemahaman Konsep Indikator Soal No.Soal
Jumlah
Soal
Menyatakan ulang
sebuah konsep.
Menyebutkan unsur –
unsur bangun ruang
Menggambar jaring –
jaring kubus
1
2
2
Menggunakan,
memanfaatkan dan
memilih prosedur
tertentu.
Menentukan panjang
rusuk bangun ruang
Menetukan luas
permukaan bangun ruang
Menentukan panjang
suatu rusuk, jika luas
permukaan bangun ruang
diketahui
3,6
4,7,8,11,14,
5,9,12
2
5
3
Mengaplikasikan
konsep atau algoritma
ke pemecahan masalah
Menggunakan konsep luas
permukaan bangun ruang
untuk memecahkan
masalah sehari – hari
10,13,15
3
Jumlah Soal 15
156
156
157
158
158
Lampiran 6
KISI-KISI INSTRUMEN TES
Standar Kompetensi: Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan
bagian- bagiannya, serta menentukan ukurannya
KompetensiDasar :
1. Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta
bagian-bagiannya.
2. Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas
3. Menghitung luas permukaan dan kubus, balok, prisma dan limas
Indikator
Pemahaman Konsep Indikator Soal No.Soal
Jumlah
Soal
Menyatakan ulang
sebuah konsep.
Menyebutkan unsur –
unsur bangun ruang
Menggambar jaring –
jaring kubus
1
2
2
Menggunakan,
memanfaatkan dan
memilih prosedur
tertentu.
Menentukan panjang
rusuk bangun ruang
Menetukan luas
permukaan bangun ruang
Menentukan panjang suatu
rusuk, jika luas permukaan
bangun ruang diketahui
3,6
4,7,11,14,
5,9,12
2
4
3
Mengaplikasikan
konsep atau algoritma
ke pemecahan masalah
Menggunakan konsep luas
permukaan bangun ruang
untuk memecahkan
masalah sehari – hari
10,13
2
Jumlah Soal 13
159
159
160
165
Lampiran 9
Langkah – langkah menghitung Validitas Tes Isian
Contoh tabel validitas nomor 1 :
No Nama X1 X12 Y Y2 X1Y
1 A 3 9 40 1600 120
2 B 3 9 40 1600 120
3 C 5 25 57 3249 285
4 D 4 16 47 2209 188
5 E 5 25 47 2209 235
6 F 5 25 46 2116 230
7 G 3 9 36 1296 108
8 H 3 9 33 1089 99
9 I 4 16 49 2401 196
10 J 5 25 65 4225 325
11 K 4 16 53 2809 212
12 L 2 4 28 784 56
13 M 3 9 37 1369 111
14 N 3 9 26 676 78
15 O 4 16 36 1296 144
16 P 4 16 42 1764 168
17 Q 3 9 34 1156 102
18 R 5 25 48 2304 240
19 S 4 16 48 2304 192
20 T 5 25 57 3249 285
21 U 3 9 35 1225 105
22 V 3 9 46 2116 138
23 W 2 4 33 1089 66
24 X 2 4 25 625 50
25 Y 4 16 46 2116 184
26 Z 3 9 29 841 87
27 AA 3 9 39 1521 117
28 AB 2 4 41 1681 82
29 AC 5 25 44 1936 220
30 AD 5 25 58 3364 290
Σ 109 427 1265 56219 4833
166
Contoh menghitungvaliditas nomor 1
Menentukan nilai ∑ = jumlah skor soal no.1
= 109
Menentukan nilai ∑ = jumlah skor total
= 1265
Menentukan nilai ∑ = jumlah kuadrat skor no.1
= 423
Menetukan nilai ∑ = jumlah kuadrat skor total
= 56219
Menentukan nilai ∑ = jumlah hasil kali skor no.1 dengan skor total
= 4833
Menentukan nilai dari
2222
YYnXXn
YXXYnrxy
( ) ( )( )
√* ( ) ( ) +* ( ) ( ) +
Mencari r tabel, dengan dk = n-2 = 30 – 2 =28, dan tingkat signifikansi
sebesar 0,05 diperoleh nilai r tabel = 0,36
Setelah diperoleh nilai r xy = 0,79, r tabel = 0,36. Karena rxy r tabel ( 0,79
0,36), maka soal nomor valid
167
170
Lampiran 11
Langkah – langkah perhitungan uji Reliabilitas
Menentukan nilai varian skor setiap soal
Contoh perhitungan varian pada soal nomor 1.
∑
(
∑ )
(
)
Untuk mencari varian pada soal nomor 2 sampai nomor 13 menggunakan cara
diatas.
Menentukan nilai jumlah varian semua soal. Berdasarkan tabel perhitungan
reliabilitas tes uraian diperoleh (∑ )
Menentukan nilai varian total, dalam tabel perhitungan maka didapat
87,34368
Menentukan k = banyaknya soal yang valid, berdasarkan uji validitas soal,
didapat 13 butir soal valid
Menentukan nilai [
] [
∑
]
[
] [
]
Berdasarkan kriteria reliabilitas, r11 = 0,87 berada diantara kisaran nilai
, maka tes bentuk uraian tersebut memiliki reliabilitas tinggi
172
Lampiran 13
Langkah – langkah perhitungan Daya Beda Tes Bentuk Uraian
Menentukan jumlah kelompok atas dan bawah dengan cara :
Nilai siswa diurutkan dari yang terbesar, sehingga 8 orang dengan nilai
tertinggi menempati kelompok A dan 8 siswa dengan nilai terendah
menempati kelompok B
Menentukan ΣA = jumlah nilai kelompok atas pada soal yang diolah
Menentukan ΣB = jumlah nilai kelompok bawah pada soal yang diolah
Menentukan nA = jumlah skoe ideal kelompok A pada butir soal yang diolah
Menentukan nB = jumlah skor ideal kelompok B pada butir soal yang diolah
Misal, untuk soal nomor 1, perhitungan daya bedanya adalah sebagai berikut :
ΣA = 37, ΣB = 21, nA dan nB = 40
Menentukan DP
∑
∑
Berdasarkan klasifikasi daya pembeda, nilai DP = 0,4 berada diantara kisaran
nilai , maka soal nomor 1 tersebut memiliki daya pembeda
cukup.
Untuk soal nomor 2 dan selanjutnya, perhitungan daya pembedanya sama
dengan perhitungan daya pembeda soal nomor 1.
174
Lampiran 15
Langkah – langkah perhitungan Tingkat Kesukaran Tes bentuk Uraian
Menentukan ∑ Xi = jumlah skor butir i yang dijawab oleh kelompok
atas dan kelompok bawah.
Menentukan nilai N = jumlah siswa kelompok atas dan kelompok
bawah
Menentukan Smi = skor maksimal yang bersangkutan
Misal, soal nomor 1, perhitungan tingkat kesukarannya sebagai
berikut :
SA = 37, SB =21, N = 8 + 8 = 16, maks = 5
Menentukan Tingkat Kesukaran :
∑
Berdasarkan klasifikasi indeks kesukaran, TK = 0,725 berada diantara
kisaran nilai , maka soal nomor 1 memiliki tingkat
kesukaran mudah.
Untuk soal nomor 2 dan selanjutnya, langkah perhitungan tingkat kesukaran sama
dengan perhitungan tingkat kesukaran soal nomor 1.
176
Lampiran 17
Hasil Post-Test Pemahaman Konsep
Luas Permukaan Bangun Ruang Sisi Tegak
A. Kelas Eksperimen B. Kelas Kontrol
No Nama Siswa Nilai
1 A 58
2 B 80
3 C 55
4 D 90
5 E 88
6 F 90
7 G 83
8 H 82
9 I 65
10 J 93
11 K 35
12 L 68
13 M 56
14 N 75
15 O 60
16 P 55
17 Q 65
18 R 70
19 S 48
20 T 50
21 U 44
22 V 72
23 W 55
24 X 71
25 Y 63
26 Z 50
27 AA 60
28 AB 90
29 AC 55
30 AD 48
31 AE 70
32 AF 68
NO NAMA SISWA NILAI
1 A 35
2 B 32
3 C 31
4 D 31
5 E 66
6 F 66
7 G 40
8 H 41
9 I 70
10 J 47
11 K 75
12 L 60
13 M 57
14 N 58
15 O 60
16 P 58
17 Q 65
18 R 85
19 S 90
20 T 52
21 U 54
22 V 55
23 W 75
24 X 75
25 Y 68
26 Z 85
27 AA 56
28 AB 50
29 AC 47
30 AD 66
177
Lampiran 18
PERHITUNGAN RENTANG, BANYAK KELAS, DAN
PANJANG KELAS
A. KELAS EKSPERIMEN
1. Perhitungan Rentang
2. Perhitungan Banyak kelas
( )
3. Perhitungan Panjang Kelas
178
B. KELAS KONTROL
1. Perhitungan Rentang
2. Perhitungan Banyak Kelas
( )
3. Perhitungan Panjang Kelas
181
Lampiran 21
Perhitungan Mean, Median, Modus, Varians dan Simpangan Baku
A. Kelas Eksperimen
1. Mean
∑ ∑
2. Median
(
)
(
)
3. Modus
(
)
(
)
4. Varians
∑
(∑ )
( )
( ) ( )
( )
5. Simpangan Baku
√
=14,42
182
B. Kelas Kontrol
1. Mean
∑ ∑
2. Median
(
)
(
)
3. Modus
(
)
(
)
4. Varians
∑
(∑ )
( )
( ) ( )
( )
=244,71
5. Simpangan Baku
√
=15,64
183
Lampiran 22
Perhitungan Kemiringan
A. Kelas Eksperimen
1. Kemiringan α3
( )
( )
Karena berharga positif, maka distribusi data miring positif atau landai
kanan. Ini berarti bahwa kecendrungan data mengumpul dibawah rata – rata.
B. Kelas Kontrol
1. Kemiringan α3
( )
Karena berharga positif, maka distribusi data miring positif atau landai kanan. Ini
berarti bahwa kecendrungan data mengumpul dibawah rata – rata
184
Lampiran 23
Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Kelas
Interval
Batas
Kelas
Z
Batas
Kelas
Nilai Z
Batas
Kelas
Luas Z
Tabel Fe Fo (Fo - Fe)
2/Fe
34,5 -2,23 0,0129
35 - 44 0,0579 1,8528 2 0,01
45,5 -1,47 0,0708
45-54 0,1469 4,7008 4 0,10
55,5 -0,78 0,2177
55-64 0,2504 8,0128 9 0,12
65,5 -0,08 0,4681
65-74 0,2610 8,3520 8 0,01
75,5 0,61 0,7291
75-84 0,1758 5,6256 4 0,47
85,5 1,31 0,9049
85-94 0,0683 2,1856 5 3,62
94,5 1,93 0,9732
Rata-rata 66,68
Simpangan Baku 14,42
2hitung 4,35
2tabel 7,81
Kesimpulan data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
∑( )
Keterangan :
2 = harga chi square
Fo = Frekuensi Observasi
Fe = Frekuensi Ekspektasi
185
Lampiran 24
Perhitungan Uji Normalitas kelas Kontrol
Kelas
Interval
Batas
Kelas
Z Batas
Kelas
Nilai Z
Batas
Kelas
Luas Z
Tabel Fe Fo
(Fo -
Fe)2/Fe
30,5 -1,832481 0,0336
31-40 0,0834 2,502 4 0,896884093
40,5 -1,193095 0,117
41-50 0,1742 5,226 5 0,00977344
50,5 -0,553708 0,2912
51-60 0,2407 7,221 8 0,08403836
60,5 0,085678 0,5319
61-70 0,2354 7,062 6 0,159706032
70,5 0,725064 0,7673
71-80 0,1458 4,374 3 0,431613169
80,5 1,36445 0,9131
81-90 0,0641 1,923 4 2,243332813
90,5 2,003836 0,9772
Mean 59,16
Simpangan Baku 15,64
2hitung 3,825347908
2tabel 7,814727764
Kesimpulan data berasal dari populasi berdistribusi normal
∑( )
Keterangan :
2 = harga chi square
Fo = Frekuensi Observasi
Fe = Frekuensi Ekspektasi
186
Lampiran 25
PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS
Statistik Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Varians (s2)
244.71 207.96
Fhitung 0.85
Ftabel 1.86
Kesimpulan Terima H0 dan Tolak H1
Maka kedua sampel berasal dari populasi yang sama.
187
Lampiran 26
PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS STATISTIK
Statistik Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Rata -rata 59.16 66.68
Varians (s2) 244.71 207.96
sgab 15.06
thitung 1.93
ttabel 1.67
Kesimpulan Tolak H0 dan Terima H1
√( )
( )
( )
√( )( ) ( )( )
√
√
=1,93
Keterangan:
Rata- rata tes pemahaman konsep bangun ruang kelas kontrol
Rata-rata tes pemahaman konsep bangun ruang kelas eksperimen
Simpangan baku kedua kelas
= Varians kelas kontrol
Varians kelas eksperimen
n1 = Jumlah kelas kontrol
n2 = Jumlah kelas eksperimen
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama : Fara Rahmawaty
NIM : 106017000517
Jur/Fak : Pendidikan Matematika/Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Judul Skripsi : Pengaruh Pendekatan Pemecahan Masalah Teknik Analogi
Terhadap Pemahaman Konsep Matematika.
No Referensi Pembimbing
1 2
BAB I
1.
Fuad, Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan,( Jakarta:
Rineka Cipta)h. 1
2.
Diknas, Undang-undang Republik Indonesia, dalam
http://www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf,(14 Juli
2010)
3. Erna SuwangsingdanTiurlina, Model Pembelajaran
Matematika,(Bandung: UPI PRESS,2006)h.4
4.
Lia Kurniawati, Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem
Solving) dalam Upaya Mengatasi Kesulitan-kesulitan Siswa
Pada Soal Cerita dalam sebuah Antologi: Pendekatan Baru
dalam Proses Pembelajaran Mateatika dan Sains
Dasar(Jakarta: PIC IISEP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2007). Hal 54
5. Asep Herry Hernawan, dkk., Belajar dan Pembelajaran
Sekolah Dasar, (Bandung: UPI PRESS,2007) h.3
6. Prestasi Sains dan Matematika Indonesia Menurun,dalam
http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/14 (2 Februari
2012, 17:32).
7.
IP-PMRI, Rangking Indonesia pada PISA 2009 dan 10
Terbaik, dari http://p4mri.net/new/?p=339, (31
Desember 2010, 13:10).
8.
Akhmad Sudarajat, Kriteria Ketuntasan Minimum,
dalam
http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/08/pen
etapan-kkm.pdf. (9 Desember 2013, 21.12)
9.
GelarDwirahayu, “Pengaruh Pendekatan Analogi
terhadap Peningkatan Kemampuan Penalaran
Matematika SMP”,dalamAlgoritma, No.1 , Juni
2006,hlm.56
10. . Polya, How To Solve It A New Aspect of mathematical
method , (New Jersy : Princeton University
Press,1973)h.37
BAB II
1. Jamal Ma’mur Asmani, Belajar Efektif untuk SMP dan
SMA, ( Jogjakarta : Diva Press,2009) hal.20
2. Yatim Rianto, Paradigma Baru Pembelajaran (Jakarta:
Kencana,2010, h.4
3.
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2010) h.107.
4. Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2003), h.104.
5. Wina sanjaya.Perencanaan dan Desain Sistem
pembelajaran. (Jakarta : Kencana, 2008).h.13
6. Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran,(Jakarta : Bumi
Aksara, 2008 )hal.57
7. Asep herry Hernawan,dkk., Belajar dan Pembelajaran
Sekolah Dasar, (Bandung: UPI Press,2007)hal.3
8. Erna Suwangsih dan Tuirlina, Model Pembelajaran
Matematika, (Bandung: Upi Press, 2006),h.3.
9.
Erman, Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran
Matematika Kontemporer, (Bandung: JICA,Universitas
Pendidikan ,2003) Indonesia.,h.16
10.
Erman, Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran
Matematika Kontemporer, (Bandung: JICA,Universitas
Pendidikan,2003 ) Indonesia.,h.17
11.
Erman, Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran
Matematika Kontemporer, (Bandung: JICA,Universitas
Pendidikan,2003 ) Indonesia.,h.56
12.
Erman, Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran
Matematika Kontemporer, (Bandung: JICA,Universitas
Pendidikan,2003 ) Indonesia.,h.68
13. Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran,
(Jakarta:Bumi Aksara,2006)hal 36
14. Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan
Demokratis(Jakarta: kencana,2007)hal. 69
15. Ronis, Diane, Sumber Pengajaran Matematika sesuai
cara kerja otak, (Jakarta : Indeks Perss,2006 ), hal.58
16.
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka
Cipta)h. 106
17.
Dra. Utari Sumarno, Disertasi : Kemampuan
pemahaman dan penalaran matematika siswa SMA
dikaitkan dengan kemampuan penalaran logik siswa
dan beberapa unsur proses belajar mengajar.(
Bandung, Fakultas Pasca Sarjana Institut Keguruan dan
Ilmu Pendidikan : 1987).hal :24
18.
Dra. Utari Sumarno, Disertasi : Kemampuan
pemahaman dan penalaran matematika siswa SMA
dikaitkan dengan kemampuan penalaran logik siswa
dan beberapa unsur proses belajar mengajar.(
Bandung, Fakultas Pasca Sarjana Institut Keguruan dan
Ilmu Pendidikan : 1987)..hal :23
19.
Dra. Utari Sumarno, Disertasi : Kemampuan
pemahaman dan penalaran matematika siswa SMA
dikaitkan dengan kemampuan penalaran logik siswa
dan beberapa unsur proses belajar mengajar.(
Bandung, Fakultas Pasca Sarjana Institut Keguruan dan
Ilmu Pendidikan : 1987)..hal :25
20.
Nizarwati,dkk, Jurnal : pengembangan perangkat
pembelajaran Berorientasi Kontruktivisme untuk
mengajarkan konsep perbandingan Trigonometri siswa
kelas X SMA, volume 3 No.2, Desember 2009.hal.63
21. Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan
Demokratis(Jakarta: kencana,2007)hal. 161
22.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta : Gramedia PustakaUtama,2008),
Cet ke-3.h.725
23.
David A. Jacobsen, Methods for teaching, metode-
metode pengajaran meningkatkan belajar siswa TK-
SMA,(Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2009),h. 98
24.
Ruseffendi, Pengantar Kepada Membantu Guru
mengembangkan kompetensinya dalam Pengajaran
Matematika untuk meningkatkan CBSA, (Bandung :
Tarsito,2006), hal :165
25.
Muhammad Darwis M, Hubungan Persepsi Mahasiswa
Terhadap Efektifitas Pengajaran Dosen, sikap Terhadap
Kalkulus, dan Penguasaan Logika Elementer Dengan
Kemampuan Pemahaman Konsep Kalkulus pada
FMIPA IKIP Ujung Pandang( Malang: IKIP Malang
1994) h. 35
26.
Muhammad Darwis M, Hubungan Persepsi Mahasiswa
Terhadap Efektifitas Pengajaran Dosen, sikap Terhadap
Kalkulus, dan Penguasaan Logika Elementer Dengan
Kemampuan Pemahaman Konsep Kalkulus pada
FMIPA IKIP Ujung Pandang( Malang: IKIP Malang
1994) h. 35
27.
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan
Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara, 2005 h. 166
28.
Ruseffendi, Pengantar Kepada Membantu Guru
mengembangkan kompetensinya dalam Pengajaran
Matematika untuk meningkatkan CBSA, (Bandung :
Tarsito,2006), hal :158
29.
Erman, Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran
Matematika Kontemporer, (Bandung: JICA, Universitas
Pendidikan Indonesia,2003).,h.92
30.
Erna Suwangsih , Pendekatan Pembelajaran
Matematika, Tersedian :
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-
MODES/MODEL_PEMBELAJARAN_MATEMATIK
A/BBM4_Dra._Erna_Suwangsih,_M.Pd..pdf [1Oktober
2012, 13:15 WIB]
31.
Erna Suwangsih , Pendekatan Pembelajaran
Matematika, Tersedian :
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-
MODES/MODEL_PEMBELAJARAN_MATEMATIK
A/BBM4_Dra._Erna_Suwangsih,_M.Pd..pdf [1Oktober
2012, 13:15 WIB]
32.
Fajar Shadiq, “Pemecahan Masalah, Penalaran Dan
Komunikasi” disampaikan pada Diklat
Instruktur/Pengembangan Matematika SMA Jenjang
Dasar.10-23 Oktober. Yogyakarta: Depdknas PPPG
Maematika 2004
33. Nahrowi Adjie dan R.Deti Rostika, Konsep Dasar
Matematika, (Bandung: UPI Press, 2006), h.255.
34.
Sumardyono, Pengertian Dasar Problem Solving. Dari
http://problemsolving.p4tkmatematika.org/2010/02/peng
ertian-dasar-problem-solving/. [10 oktober 2010, 16:05]
35.
David A. Jacobsen, Methods for teaching, metode-
metode pengajaran meningkatkan belajar siswa TK-
SMA,(Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2009),h. 118
36.
Erman, Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran
Matematika Kontemporer, (Bandung: JICA,Universitas
Pendidikan Indonesia,2003 ) ,h.99
37.
Ruseffendi, Pengantar Kepada Membantu Guru
mengembangkan kompetensinya dalam Pengajaran
Matematika untuk meningkatkan CBSA, (Bandung :
Tarsito,2006), hal :169
38.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta : Gramedia PustakaUtama,2008),
Cet ke-3.h.58
39.
G. Polya, How To Solve It A New Aspect of
mathematical method , (New Jersy : Princeton
University Press,1973)h.37
40.
Shawn M Glynn, making science concept meaningful to
students : teaching with analogies, tersedia :
http://blogs.oregonstate.edu/smed1112/files/2011/10/Gl
ynn2008MakingScienceConceptsMeaningful.pdf [ 12
Agustus 2012, 21:15]
41. Mohammad Nur,dkk.Teori Pembelajaran Kognitif.
(Surabaya, UNS, 1999).
42.
Harry Dwi Putra, Pembelajaran Geometri dengan
Pendekatan SAVI,berbantuan Wingeom untuk
meningkatkan Kemampuan Analogi Matematis Siswa
SMP, dalam prosiding seminar Nasional Pendidikan
Matematika STKIP Siliwangi Bandung.vol.1 2011,h.
296
43.
GelarDwirahayu, “Pengaruh Pendekatan Analogi
terhadap Peningkatan Kemampuan Penalaran
Matematika SMP”,dalamAlgoritma, No.1 , Juni
2006,hlm.61
44. Nahrowi Adji dan Maulana, Pemecahan Masalah
Matematika,(Bandung:UPI Press, 2006).h. 79
45.
Shawn M Glynn, making science concept meaningful to
students : teaching with analogies, tersedia :
http://blogs.oregonstate.edu/smed1112/files/2011/10/Gl
ynn2008MakingScienceConceptsMeaningful.pdf [ 12
Agustus 2012, 21:15]
46. Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Bandung :
PT Remaja Rosdakarya, 2009)h.145
47. Nahrowi Adji dan Maulana, Pemecahan Masalah
Matematika,(Bandung:UPI Press, 2006).h. 79
48 Nahrowi Adji dan Maulana, Pemecahan Masalah
Matematika,(Bandung:UPI Press, 2006).h. 79
49
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), h.
179.
50. Yatim Rianto, Paradigma Baru Pembelajaran (Jakarta:
Kencana,2010, h.139
BAB III
1. Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah,
(Bandung: Pustaka Setia,2001)h. 100
2. Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah,
(Bandung: Pustaka Setia,2001)h. 130
3. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,
Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005., Hal.109
4. Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung:
Pustaka Setia, 2005. Hal. 134.
5. Anas Sudijono, Pengantar Statistik
Pendidikan,(Jakarta:Grafindo,2000)h.358
6. Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung:
Pustaka Setia, 2005. Hal. 202
7.
Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung:
Pustaka Setia, 2005. Hal. 162
8. Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung:
Pustaka Setia, 2005. Hal. 164
Jakarta, Desember 2013
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Ali Hamzah Najmi Ulya,M.Pd
NIP: 19480323198203001 NIP: 196706231997032001