bab ii kajian pustaka 2.1.1 pengertian pendekatan...pendekatan kontekstual juga menuntut guru untuk...

23
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Pendekatan Pendekatan adalah cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian, laksana pakai kacamata merah-semua tampak kemerah-merahan (Ujang Sukandi, 2003:39). Sedangkan Wardani (2001:6:4) dalam Ambar Setyowati Sri H (2007) mengemukakan bahwa pendekatan adalah seperangkat asumsi yang saling berkaitan dengan hakikat bahasa, hakikat pengajaran bahasa serta hakikat apa yang diajarkan. Pendekatan bersifat aksiomatis artinya bahwa kebenaran itu tidak dipersoalkan atau tidak perlu dibuktikan lagi. Setelah melihat pendapat dari beberapa ahli diatas maka kesimpulannya pendekatan adalah cara untuk melihat masalah-masalah yang ada yang berkaitan dengan bahasa ataupun cara pengajarannya. 2.1.1.1 Pengertian Pembelajaran Muhammad Surya (2001:15) berpendapat bahwa pembelajaran itu ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 ayat 20 “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Jadi bisa disimpulkan pembelajaran adalah produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Lebih lanjut Muhammad Surya mengemukakan ada lima prinsip yang menjadi landasan pengertian pembelajaran yaitu : 1. Pembelajaran sebagai usaha memperoleh perubahan perilaku. Prinsip ini mengandung makna bahwa ciri utama proses pembelajaran itu adalah adanya perubahan perilaku dalam diri individu walaupun tidak semua perubahan perilaku individu merupakan hasil pembelajaran. 2. Hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara keseluruhan, perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran adalah meliputi semua aspek perilaku dan

Upload: others

Post on 15-Mar-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Pendekatan...Pendekatan kontekstual juga menuntut guru untuk aktif dalam mengaitkan antara materi dengan situasi dunia luar yang dijalani oleh

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1 Pengertian Pendekatan

Pendekatan adalah cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian,

laksana pakai kacamata merah-semua tampak kemerah-merahan (Ujang Sukandi, 2003:39).

Sedangkan Wardani (2001:6:4) dalam Ambar Setyowati Sri H (2007) mengemukakan bahwa

pendekatan adalah seperangkat asumsi yang saling berkaitan dengan hakikat bahasa, hakikat

pengajaran bahasa serta hakikat apa yang diajarkan. Pendekatan bersifat aksiomatis artinya

bahwa kebenaran itu tidak dipersoalkan atau tidak perlu dibuktikan lagi.

Setelah melihat pendapat dari beberapa ahli diatas maka kesimpulannya pendekatan

adalah cara untuk melihat masalah-masalah yang ada yang berkaitan dengan bahasa ataupun

cara pengajarannya.

2.1.1.1 Pengertian Pembelajaran

Muhammad Surya (2001:15) berpendapat bahwa pembelajaran itu ialah suatu proses

yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara

keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 ayat 20 “Pembelajaran

adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar”.

Jadi bisa disimpulkan pembelajaran adalah produk interaksi berkelanjutan antara

pengembangan dan pengalaman hidup.

Lebih lanjut Muhammad Surya mengemukakan ada lima prinsip yang menjadi

landasan pengertian pembelajaran yaitu :

1. Pembelajaran sebagai usaha memperoleh perubahan perilaku. Prinsip ini

mengandung makna bahwa ciri utama proses pembelajaran itu adalah adanya perubahan

perilaku dalam diri individu walaupun tidak semua perubahan perilaku individu merupakan

hasil pembelajaran.

2. Hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara keseluruhan,

perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran adalah meliputi semua aspek perilaku dan

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Pendekatan...Pendekatan kontekstual juga menuntut guru untuk aktif dalam mengaitkan antara materi dengan situasi dunia luar yang dijalani oleh

7

bukan hanya satu atau dua aspek saja. Perubahan itu meliputi aspek kognitif ,afektif dan

motorik.

3. Pembelajaran merupakan suatu proses. Prinsip ketiga ini mengandung makna bahwa

pembelajaran itu merupakan suatu aktivitas yang berkesinambungan didalam aktivitas itu

terjadi adanya tahapan-tahapan aktivitas yang sistematis dan terarah.

4. Proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong dan adanya

suatu tujuan yang akan dicapai. Prinsip ini mengandung makna bahwa pembelajaran itu

terjadi karena adanya kebutuhan yang harus di puaskan dan adanya tujuan yang ingin dicapai.

Belajar tidak akan efektif tanpa adanya dorongan dan tujuan.

5. Pembelajaran merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah

kehidupan melalui situasi yang ternyata dengan tujuan tertentu, pembelajaran merupakan

bentuk interaksi individu dengan lingkungannya sehingga banyak memberikan pengalaman

diri situasi nyata.

Kelima prinsip yang menjadi landasan pengertian pembelajaran tersebut sebagai

kondisi pembelajaran yang berkualitas. Sudjana (1991:5) mengatakan bahwa kondisi

pembelajaran yang berkualitas dipengaruhi oleh beberapa faktor tujuan pengajaran yang

jelas, bahan pengajaran yang memadai, metodologi pengajaran yang tepat dan cara penilaian

yang baik. Di dalam metodologi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yaitu

metode mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar, dimana metode

mengajar dan media pengajaran ini merupakan salah satu lingkungan belajar yang di

kondisikan oleh guru dan dapat memberikan motivasi dalam mengikuti pelajaran.

2.1.1.2 Pengertian Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan, “sebagai proses, perbuatan, atau cara

untuk mendekati sesuatu” (Depdikbud, 1990: 180). Sedangkan menurut Syaifuddin Sagala

(2005:68) bahwa, “Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditcmpuh oleh guru

dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu”.

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita

terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses

yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan

melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya,

pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang

berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan

pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Pendekatan...Pendekatan kontekstual juga menuntut guru untuk aktif dalam mengaitkan antara materi dengan situasi dunia luar yang dijalani oleh

8

2.1.1.3 Fungsi Pendekatan dalam Pembelajaran

Fungsi pendekatan pembelajaran adalah memberikan suatu pemahaman tentang

sesuatu atau cara pembelajaran yang dianggap efektif dan memberi panduan yang dapat diuji

kecocokannya dengan kondisi nyata.

Mohammad Surya ( 2004 ) memberikan penjelasan secara praktis mengenai fungsi

pendekatan seperti berikut :

1. Memberikan garis – garis rujukan untuk perancangan pembelajaran

2. Menilai hasil – hasil pembelajaran yang telah dicapai

3. Mendiagnosis masalah – masalah belajar yang timbul, dan

4. Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan

2.1.1.4 Macam-macam pendekatan pembelajaran

Menurut Surya (2015), Ada beberapa macam pendekatan pembelajaran yaitu :

1. Pendekatan Kontruktivisme

Pendekatan kontruktivisme adalah pendekatan pembelajaran yang mengajak siswa

untuk berpikir dan mengkonstruksi dalam memecahkan suatu permasalahan secara bersama-

sama sehingga didapatkan suatu penyelesaian yang akurat.

2. Pendekatan Deduktif-Induktif

Pendekatan Deduktif adalah kegiatan berpikir yang sebaliknya dari penalaran

induktif. Deduktif adalah cara berfikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik

suatu kesimpulan yang bersifat umum. Pendekatan Induktif adalah pendekatan dimana cara

berfikir ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat

individual.

3. Pendekatan Konsep dan Proses

Pendekatan Konsep adalah dimana guru memberikan konsep tertentu kepada siswa,

lebih kepada konsepnya saja.Sedangkan pendekatan proses adalah dimana siswa diberikan

keleluasaan untuk mencari konsep itu sendiri.

4. Pendekatan Sains, Teknologi dan Masyarakat

Pendekatan Sains, Teknologi dan Mayarakat adalah belajar mengajarkan sains dan

teknologi dalam konteks pengalaman dan kehidupan sehari-hari, dengan fokus isu-

isu/masalah-masalah yang sedang dihadapi masyarakat, baik bersifat lokal,regional, maupun

global yang bersifat memiliki komponen sains dan teknologi.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Pendekatan...Pendekatan kontekstual juga menuntut guru untuk aktif dalam mengaitkan antara materi dengan situasi dunia luar yang dijalani oleh

9

5. Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan

antara materi dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yangg

dimiliknya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Dari lima pendekatan diatas dalam penelitian ini akan lebih mendalami pada

pendekatan kontekstual.

2.1.2.Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan salah satu

yang mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan benda nyata.Metode ini juga

merupakan salah satu metode yang cocok dipakai dalam pembelajaran kelas rendah maupun

kelas tinggi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terutama dalam pembelajaran menulis.

Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual bertujuan membekali siswa dengan

pengetahuan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari suatu permasalahan ke

permasalahan lain, dari suatu konteks ke konteks lain. Pengalaman awal siswa merupakan

material yang sangat berharga.Pengalaman awal ini dapat tumbuh dan berkembang dari

lingkungan keluarga maupun masyarakat sekitar. Dengan layanan guru yang memadai

melalui berbagai bentuk penugasan, siswa belajar bekerja sama untuk menyelesaikan masalah

(problem-based learning) dan saling menghargai sehingga hubungan antarsiswa akan lebih

harmonis. Siswa yang merasa "kurang" dapat belajar bersama-sama siswa yang pandai

mengerjakan dan mempertanggung jawabkan proyek yang ditugaskan menurut Zaenuri

Mastur, (2004).

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah strategi pembelajaran yang

menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi

yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong

siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (Wina Sanjaya, 2007: 253).

Pembelajaran kontekstual berhubungan dengan: 1) fenomena kehidupan sosial

masyarakat, bahasa, lingkungan hidup, harapan, dan cita-cita yang tumbuh; 2) fenomena

dunia pengalaman pengetahuan murid; dan 3) kelas sebagai fenomena sosial. Kontekstualitas

merupakan fenomena yang bersifat alamiah, tumbuh dan terus berkembang, serta beragam

karena berkaitan dengan fenomena kehidupan sosial masyarakat. Kaitannya dengan ini,

pembelajaran pada dasarnya merupakan aktivitas mengaktifkan, menyentuhkan,

mempertautkan, menumbuhkan, mengembangkan, dan membentuk pemahaman melalui

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Pendekatan...Pendekatan kontekstual juga menuntut guru untuk aktif dalam mengaitkan antara materi dengan situasi dunia luar yang dijalani oleh

10

penciptaan kegiatan, pembangkitan penghayatan, internalisasi, proses penemuan jawaban

pertanyaan, dan rekontruksi pemahaman melalui refleksi yang berlangsung secara dinamis.

Suatu proses belajar mengajar dikatakan bermakna jika siswa dapat mengaitkan

pelajaran yang didapatnya dengan kehidupan nyata yang mereka alami. Pembelajaran dan

pengajaran kontekstual sebagai sebuah sistem mengajar).Konteks memberikan makna pada

isi.Semakin banyak keterkaitan yang ditemukan siswa dalam suatu konteks yang luas,

semakin bermaknalah isinya bagi mereka.

Strategi pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL)

merupakan strategi yang melibatkan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran (Wina

Sanjaya, 2007: 253). Siswa didorong untuk mempelajari materi pelajaran sesuai dengan topik

yang akan dipelajarinya. Di sini guru bukan sebagai penyampai bahan belajar melainkan

sebagai pembimbing apabila siswa megalami kesulitan.

Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual menuntut siswa yang belajar untuk

aktif dan kreatif. Belajar dalam konteks CTL bukan hanya sekedar mendengarkan dan

mencatat, tetapi belajar adalah proses berpengalaman secara langsung (Wina Sanjaya, 2007:

253). Melalui proses berpengalaman itu diharapkan perkembangan siswa terjadi secara utuh,

yang tidak hanya berkembang dalam aspek kognitif saja, tetapi juga aspek afektif dan

psikomotorik.

Pendekatan kontekstual juga menuntut guru untuk aktif dalam mengaitkan antara

materi dengan situasi dunia luar yang dijalani oleh siswa. Pendekatan kontekstual atau

Contextual Teaching and Learning (CTL), merupakan konsep belajar yang membantu guru

mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong

siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Dilihat dari berbagai pengertian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa

strategi atau pendekatan kontekstual merupakan strategi pembelajaran yang membawa situasi

dunia nyata ke dalam pembelajaran di kelas sehingga belajar akan lebih mudah dan

menyenangkan. Selain itu, belajar akan lebih bermakna.

2.1.2.1 Asas –asas Pembelajaran Kontekstual

Menurut Wina Sanjaya (2007: 262) CTL sebagai suatu pendekatan pembelajaran

memiliki tujuh asas. Asas-asas ini yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan CTL. Sering kali asas-asas ini disebut juga komponen-komponen

CTL.Selanjutnya ketujuh asas dijelaskan di bawah ini:

1. Konstruktivisme (constructivism)

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Pendekatan...Pendekatan kontekstual juga menuntut guru untuk aktif dalam mengaitkan antara materi dengan situasi dunia luar yang dijalani oleh

11

Konstruktivisme merupakan landasan berpikir CTL. Konstruktivisme adalah proses

membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan

pengalaman, yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, mengingat

pengetahuan tetapi merupakan suatu proses belajar mengajar yang membuat siswa sendiri

aktif secara mental membangun pengetahuannya, dengan dilandasi oleh struktur pengetahuan

yang dimilikinya.

Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang

berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Guru tidak akan mampu memberikan

semua pengetahuan kepada siswa. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak

mereka sendiri. Esensi dari teori konstruktivisme adalah ide bahwa siswa harus menemukan

dan mentransformasikan itu menjadi milik mereka sendiri.

2. Menemukan (Inquiry)

Asas inkuiri: observasi dimulai dengan bertanya, mengajukan hipotesis,

mengumpulkan data, dan menarik simpulan. Langkah-langkah inkuiri dengan merumuskan

masalah, melakukan observasi, analisis data, kemudian mengomunikasikan hasilnya.

3. Bertanya (Questioning)

Berguna bagi guru untuk : mendorong, membimbing dan menilai peserta didik,

menggali informasi tentang pemahaman, perhatian, dan pengetahuan peserta didik. Berguna

bagi peserta didik sebagai salah satu teknik dan strategi belajar.

4. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Dilakukan melalui pembelajaran kolaboratif dan belajar dilakukan dalam kelompok-

kelompok kecil sehingga kemampuan sosial dan komunikasi berkembang.

5. Pemodelan (Modelling)

Berguna sebagai contoh yang baik yang dapat ditiru oleh peserta didik seperti cara

menggali informasi, demonstrasi, dan lain-lain.Pemodelan dilakukan oleh guru (sebagai

teladan), peserta didik, dan tokoh lain.

6. Refleksi (Reflection)

Tentang cara berpikir apa yang baru dipelajari, Respon terhadap kejadian,

aktivitas/pengetahuan yang baru. Hasil konstruksi pengetahuan yang baru dan bentuknya

dapat berupa kesan, catatan atau hasil karya

7. Penilaian Sebenarnya (Autentic Assesment)

Menilai sikap, pengetahuan, dan ketrampilan,Berlangsung selama proses secara

terintegrasi, dilakukan melalui berbagai cara (test dan non-test), dan alternative bentuk:

kinerja, observasi, portofolio, dan/atau jurnal.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Pendekatan...Pendekatan kontekstual juga menuntut guru untuk aktif dalam mengaitkan antara materi dengan situasi dunia luar yang dijalani oleh

12

Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan konstektual, jika menerapkan

konsep utama pembelajaran konstektual ini di dalam pembelajarannya.

Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang

berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Guru tidak akan mampu memberikan

semua pengetahuan kepada siswa. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak

mereka sendiri. Esensi dari teori konstruktivisme adalah ide bahwa siswa harus menemukan

dan mentransformasikan itu menjadi milik mereka sendiri.

Sedangkan menurut Soedjono (1999:20) dalam Wina Sandjaya 2011. Asas –asas

pembelajaran kontekstual adalah

1. Konstruktivisme

Konstruksivisme adalah proses pembangunan baru dalam struktur kognitif siswa

berdasarkan pengalaman.

2. Inkuiri

Inkuiri adalah proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan

melalui proses berfikir secara sistematis. Proses inkuiri dilakukan dalam beberapa langkah:

a. Merumuskan masalah

b. Mengajukan hipotesis

c. Mengumpulkan data

d. Menguji hipnotis berdasarkan data yang ditemukan

e. Membuat kesimpulan

3. Bertanya (Questioning)

Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan.Bertanya dapat

dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu; sedangkan menjawab

pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berfikir. Dalam suatu pembelajaran

yang produktif kegiatan bertanya akan sangat berguna untuk:

a. menggali informasi dan kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran

b. membangkitkan motvasi siswa untuk belajar

c. merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu

d. memfokuskan siswa pada suatu yang diinginkan

e. membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu

4. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep Masyarakat Belajar (Learning Community) dalam CTL menyarankan agar

hasil pembelajaran diperoleh melalui kerjasama dengan orang lain. Dalam kelas CTL, asas ini

dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Pendekatan...Pendekatan kontekstual juga menuntut guru untuk aktif dalam mengaitkan antara materi dengan situasi dunia luar yang dijalani oleh

13

5. Pemodelan (Modeling)

Pemodelan merupakan proses pembelajarn dengan memperagakan sesuatu sebagai

contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.

6. Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang

dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran

yang telah dilalui.

7. Penilaian Nyata (Authentic Assessment)

Penilaian Nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi

tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa.

Setelah diamati dari dua ahli tersebut maka bisa disimpulkan bahwa asas asas

pendekatan pembelajaran kontekstual itu sama hanya ada sedikit perbedaan dalam

pngertiannya. Ada 7 asas yaitu : Kontruktivisme, Inkuiry, Bertanya, Masyarakat bertanya,

Pemodelan, Refleksi, dan yang terakhir penilaian nyata. Ketujuh asas itu yang melandasi

proses pembelajaran.

2.1.2.2 Karakteristik pembelajaran kontekstual

Nurhadi (dalam Muslich, 2009) mendiskripsikan karakteristik pembelajaran

kontekstual dengan cara menderetkan sepuluh kata kunci, yaitu: Kerja sama, Saling

menunjang, Menyenangkan tidak membosankan, Belajar dengan gairah, Pembelajaran

terintegrasi, Menggunakan berbagai sumber, Siswa aktif, Sharing dengan teman, Siswa kritis,

dan Guru kreatif

Sedangkan menurut Wina Sanjaya (2005 : 109) ada lima karakteristik pembelajaran

dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL, yaitu :

1. Dalam CTL pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah

ada (activiting knowledge), artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan

yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah

pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain.

2. Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan

menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge). Pengetahuan baru itu diperoleh dengan

cara deduktif, artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan,

kemudian memerhatikan detailnya.

3. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), artinya pengetahuan yang

diperoleh bukan untuk dihafal tapi untuk dipahami dan diyakini, misalnya dengan cara

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Pendekatan...Pendekatan kontekstual juga menuntut guru untuk aktif dalam mengaitkan antara materi dengan situasi dunia luar yang dijalani oleh

14

meminta tanggapan dari yang lain tentang pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan

tanggapan tersebut baru pengetahuan itu dikembangkan.

4. Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge)

artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam

kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan perilaku siswa.

5. Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan

pengetehauan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan

penyempurnaan strategi.

Jadi bisa disimpulkan karakteristik CTL yang mendasar adalah pembelajaran harus

selalu melakukan refleksi agar dalam pembelajaran agar pembelajaran bersifat

menyenangkan dan menggairahkan sehingga siswa akan aktif dan bersifat kritis dan guru

akan menjadi lebih kreatif.

2.1.2.3 Tujuan Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual bertujuan membekali siswa dengan pengetahuan yang

lebih bermakna, secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari suatu permasalahan ke

permasalahan lain dan dari satu konteks kekonteks lainnya. Transfer dapat juga terjadi di

dalam suatu konteks melalui pemberian tugas yang terkait erat dengan materi pelajaran. Hasil

pembelajaran kontekstual diharapkan dapat lebih bermakna bagi siswa untuk melaksanakan

pengamatan serta menarik kesimpulan dalam kehidupan jangka panjangnya (Depdiknas,

2007:4)

2.1.2.4 Langkah – langkah CTL dalam Pembelajaran

Langkah-langkah pembelajaran CTL menurut Wina Sanjaya (2011:124) :

A. Pendahuluan

1. Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses

pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari.

1. Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL:

a. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah siswa

b. Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi, misalnya kelompok 1

dan 2 melakukan observasi ke pasar tradisional, dan kelompok 3 dan 4

melakukan observasi ke pasar swalayan.

c. Melalui observasi siswa ditugaskan untuk mencatat berbagai hal yang

ditemukan di lingkungan sekitar tersebut.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Pendekatan...Pendekatan kontekstual juga menuntut guru untuk aktif dalam mengaitkan antara materi dengan situasi dunia luar yang dijalani oleh

15

d. Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh setiap

siswa.

B. Inti

Di lapangan

1) Siswa melakukan observasi keluar kelas sesuai dengan pembagian tugas

kelompok

2) Siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan sesuai dengan alat observasi

yang telah mereka tentukan sebelumnya.

Di dalam kelas

1) Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompoknya

masing-masing.

2) Siswa melaporkan hasil diskusi.

3) Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh kelompok

yang lain.

C. Penutup

1) Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil observasi sekitar masalah

lingkungan sesuai dengan indikator hasil belajar yang harus dicapai.

2) Guru menugaskan siswa untuk membuat karangan tentang pengalaman belajar

mereka dengan tema “ lingkungan sekitar”.

Sedangkan Rendy Purwanto (2013) mengatakan dalam Langkah-langkah

pembelajaran CTL adalah :

1. Kegiatan Awal

- Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses

pembelajaran.

- Apersepsi, sebagai penggalian pengetahuan awal siswa terhadap materi yang

akan diajarkan.

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok-pokok materi yang akan

dipelajari

- Penjelasan tentang pembagian kelompok dan cara belajar.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Pendekatan...Pendekatan kontekstual juga menuntut guru untuk aktif dalam mengaitkan antara materi dengan situasi dunia luar yang dijalani oleh

16

2. Kegiatan Inti

- Siswa bekerja dalam kelompok menyelesaikan permasalahan yang diajukan

guru. Guru berkeliling untuk melihat hasil pekerjaan siswa.

- Siswa wakil kelompok mempresentasikan hasil penyelesaian dan alasan atas

jawaban permasalahan yang diajukan guru.

- Siswa dalam kelompok menyelesaikan lembar kerja yang diajukan guru. Guru

berkeliling untuk mengamati, memotivasi, dan memfasilitasi kerja sama,

- Siswa wakil kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok dan kelompok

yang lain menanggapi hasil kerja kelompok yang mendapat tugas,

- Dengan mengacu pada jawaban siswa, melalui tanya jawab, guru dan siswa

membahas cara penyelesaian masalah yang tepat,

- Guru mengadakan refleksi dengan menanyakan kepada siswa tentang hal-hal

yang dirasakan siswa, materi yang belum dipahami dengan baik, kesan dan

pesan selama mengikuti pembelajaran.

3. Kegiatan Akhir

- Guru dan siswa membuat kesimpulan cara menyelesaikan soal cerita,

- Siswa mengerjakan lembar tugas.

- Siswa menukarkan lembar tugas satu dengan yang lain, kemudian guru bersama

siswa membahas penyelesaian lembar tugas dan sekaligus dapat memberi nilai

pada lembar tugas sesuai kesepakatan yang telah diambil (ini dapat dilakukan

apabila waktu masih tersedia.)

Setelah diamati langkah-langkah pembelajaran kontekstual diatas bahwa

persamaannya adalah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, tidak hanya

itu dalam pembelajaran CTL guru harus membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk

mereka belajar, dan guru bersama siswa melakukan refleksi kegiatan atas pembelajaran yang

dilakukannya.Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan pendapat dari Wina Sanjaya

dalam penelitiannya.

2.2. Hasil Belajar

2.2.1 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nawawi dalam K.

Brahim (2007:39 (Drs. Ahmad Susanto, M.pd. 2013:5)) mengatakan hasil belajar adalah

tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan

dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Pendekatan...Pendekatan kontekstual juga menuntut guru untuk aktif dalam mengaitkan antara materi dengan situasi dunia luar yang dijalani oleh

17

Sedangkan menurut Winkel (Purwanto, 2011:45) hasil belajar adalah perubahan yang

mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Menurut Winkel

(Soedjijarto ,2011:46) hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh mahasiswa

dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.

Sedangkan menurut Purwanto (2011 : 44) Hasil belajar adalah dengan memahami dua kata

yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil menunjuk pada suatu

aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Begitu pula

dengan kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami belajar siswa berubah perilakunya

dibanding sebelumnya.

Dengan memperhatikan berbagai teori diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar. Akibat dari belajar itu mendapatkan hasil

yaitu bisa dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.

Menurut Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27) menyebutkan

enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:

a. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan

tersimpan dalam ingatan.Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian

kaidah, teori, prinsip, atau metode.

b. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang

dipelajari.

c. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk

menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan prinsip.

d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian

sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah

menjadi bagian yang telah kecil.

e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.

f. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal

berdasarkan kriteria tertentu.misalnya, kemampuan menilai hasil ulangan.

Berdasarkan uraian enam jenis ranah di atas, dalam penelitian ini tekanannya adalah

jenis ranah pengetahuan, dan pemahaman. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan

evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat

kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Pendekatan...Pendekatan kontekstual juga menuntut guru untuk aktif dalam mengaitkan antara materi dengan situasi dunia luar yang dijalani oleh

18

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran di kelas

tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri.Wasliman (2007:

158 (Drs. Ahmad Susanto 2013:12)), menyebutkan faktor–faktor yang mempengaruhi hasil

belajar,sebagai berikut:

a. Faktor internal adalah faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang

mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal meliputi : kecerdasan, minat dan

motivasi belajar, perhatian, ketekunan sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan

kesehatan.

b. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar peserta didik. Faktor eksternal

meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

Selanjutnya, dikemukakan oleh Wasliman (2007:159) dalam Drs. Ahmad Susanto

2013: 13 bahwa sekolah merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan hasil belajar

siswa. Semakin tinggi kemampuan belajar siswa dan kualitas pengajaran disekolah, maka

semakin tinggi pula hasil belajar siswa.

Berdasarkan faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar diatas, peneliti

menggunakan faktor eksternal berupa penggunaan pendekatan pembelajaran CTL

(Kontekstual). Faktor eksternal disini adalah faktor sekolah. Faktor sekolah yang

mempengaruhi hasil belajar adalah : a. Metode mengajar, b. Kurikulum, c. Relasi guru

dengan siswa, d. Disiplin sekolah, e. Alat pelajaran, f. Waktu sekolah, g. Standar pelajaran di

atas ukuran, h. Keadaan gedung, i. Metode belajar, j. Tugas rumah. Pada dasarnya hasil

belajar itu dipengaruhi baik oleh faktor internal dan faktor eksternal, tetapi dalam penelitian

ini tekanannya pada faktor eksternal, khususnya metode belajar, alat pelajaran dan metode

mengajar. Metode mengajar adalah cara yang harus dilalui di dalam mengajar.

Dalam mengajar, cara-cara mengajar dan serta cara belajar haruslah setepat-tepatnya

dan seefisien serta seefektif mungkin. Guru harus berani mencoba metode-metode baru yang

dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan motivasi belajar

siswa. Metode belajar, banyak siswa yang melaksanakan cara belajar yang salah. Oleh karena

itu guru perlu memberikan bimbingan dan pembinaan agar siswa dapat mengatur waktu

dengan baik dan memilih cara belajar yang tepat. Dan alat pelajaran, disini alat pelajaran

sangat berhubungan erat dengan cara belajar siswa. Karena alat pelajaran yang lengkap dan

tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika

siswa mudah menerima dan menguasai pelajaran maka belajarnya akan menjadi lebih giat

dan lebih maju.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Pendekatan...Pendekatan kontekstual juga menuntut guru untuk aktif dalam mengaitkan antara materi dengan situasi dunia luar yang dijalani oleh

19

2.3. Bahasa Indonesia

2.3.1 Pengertian Bahasa Indonesia

Banyak para ahli yang tidak mendefiniskan pengertian bahasa Indonesia. Para ahli

lebih banyak mendefinisikan secara umum pengertian Bahasa. Menurut Harimurti

Kridaklaksana (1997) bahwa bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer,

digunakan para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama dan berkomunikasi untuk

mengidentifikasi diri dihadapan orang lain. Sedangkan menurut Wibowo (2001:3), bahasa

adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang

bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok

manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran. Sedangkan (UUSPN Bab VII pasal 33 ayat

1) mendefinisikan bahwa Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara menjadi bahasa pengantar

dalam pendidikan nasional. Bahasa Indonesia ialah bahasa yang dibuat, dimufakati, dan

diakui serta digunakan oleh masyarakat seluruh Indonesia, sehingga sama sekali bebas dari

unsur-unsur bahasa daerah yang belum umum dalam bahasa kesatuan kita (Amin Singgih

(Budhi Setiawan 2010; 2). Dikatakan pula pada UU RI pasal 36 bahwa bahasa negara adalah

bahasa Indonesia.

Setelah diamati dari beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa Bahasa Indonesia

adalah suatu sistem lambang atau bunyi yang mempunyai makna secara lengkap dan teratur

dan digunakan sebagai alat komunikasi secara resmi diseluruh tanah air indonesia, mulai dari

sabang sampai merauke.

2.3.2 Pentingnya Bahasa Indonesia

Menurut UUD 1945 Pasal 36 Bahasa Negara adalah bahasa Indonesia. “Bahasa

Indonesia sebagai Bahasa Negara menjadi bahasa pengantar dalam pendidikan nasional”. Hal

ini pun telah ditegaskan dalam UUSPN Bab VII Pasal 33 ayat 1. Sedangkan menurut UU RI

no 24 th 2009 bagian kesatu pasal 25 ayat (1) Bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai

bahasa resmi negara dalam pasal 36 UU RI th 1945 bersumber dari bahasa yang diikrarkan

dalam sumpah pemuda tanggal 28 oktober 1928 sebagai bahasa persatuan yang

dikembangkan sesuai dengan dinamika peradaban bangsa. Ayat (2) Bahasa Indonesia

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi sebagai jati diri bangsa, kebanggan nasional,

sarana pemersatu berbagai suku bangsa, serta saranakomunikasi antar daerah dam

antarbudaya daerah. Ayat (3) Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, pengantar pendidikan,

komunikasi tingkat nasional, pengembangan kebudayaan nasional, transaksi dan dokumentasi

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Pendekatan...Pendekatan kontekstual juga menuntut guru untuk aktif dalam mengaitkan antara materi dengan situasi dunia luar yang dijalani oleh

20

niaga, serta sarana pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan

bahasa media massa.

Pada bagian kedua penggunaan bahasa Indonesia pasal 26 UU RI No 24 th 2009 “

Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam peraturan perundang-undangan”. Dalam pasal 29

ayat (1) “ Bahasa Indonesia wajib digunakan sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan

nasional. Ayat (2) Bahasa pengantar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

menggunakan bahasa asing untuk tujuan yang mendukung kemampuan berbahasa asing

peserta didik. Dan ayat (3) mengatakan bahwa “ Penggunaan Bahasa Indonesia sebagaimana

dimaksud pada ayat(1) tidak berlaku untuk satuan pendidikan asing atau satuan pendidikan

khusus yang mendidik warga negara asing.” Di dalam pasal 30 “ Bahasa Indonesia wajib

digunakan dalam pelayanan administrasi publik di Instansi pemerintahan. Sedangkan dalam

pasal 35 ayat (1) Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam penulisan karya ilmiah dan

publikasi karya ilmiah di Indonesia.

Setelah membaca dari beberapa pasal diatas , bisa disimpulkan bahwa bahasa

Indonesia mempunyai arti penting dalam Indonesia.

2.3.3 Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia

Menurut Budhi Setiawan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia antara lain :

1. Konsep Dasar Kedudukan dan fungsi bahasa

Kedudukan dan fungsi bahasa yang diapakai oleh pemakainya perlu dirumuskan

secara eksplisit, sebab kejelasan „label‟ yang diberikan akan mempengaruhi masa depan

bahasa yang bersangkutan.

2. Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional

Kehadiran bahasa Indonesia mengikuti perjalanan sejarah yang panjang. Perjalanan

itu dimulai sebelum kolonial masuk ke bumi Nusantara, dengan bukti-bukti prasasti yang ada.

Misalnya: Sumpah pemuda, karang brahi serta batu nisan di aceh. Bahasa Indonesia sebagai

lambang kebanggaan nasional, bahasa Indonesia memancarkan nilai nilai sosial budaya luhur

bangsa Indonesia.

3. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Indonesia sebagai

bahasa negara/resmi

Sebagaimana kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia sebagai

bahasa negara/resmi pun mengalami perjalanan sejarah yang panjang.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Pendekatan...Pendekatan kontekstual juga menuntut guru untuk aktif dalam mengaitkan antara materi dengan situasi dunia luar yang dijalani oleh

21

2.3.4 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan KTSP tertuju pada pengembangan

aspek fungsional bahasa, yaitu peningkatan kompetensi Berbahasa Indonesia. Ketika

kompetensi berbahasa yang dijadikan sasaran, para guru harus lebih fokus pada empat aspek

ketrampilan berbahasa, yaitu menyimak, membaca, berbicara dan menulis.

Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia dirumuskan karena, diharapkan

mampu menjadikan: (1) siswa dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan

kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya

kesusastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri, (2) guru dapat memusatkan perhatian

kepada pengembangan kompetensi bahasa siswa dengan menyediakan berbagai kegiatan

berbahasa, (3) guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan

sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswanya, (4) orang tua dan

masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program kebahasaan di sekolah, (5)

sekolah dapat menyusun program pendidikan kebahasaan sesuai dengan keadaan siswa

dengan sumber belajar yang tersedia, dan (6) daerah dapat menentukan bahan dan sumber

belajar kebahasaan dengan kondisi kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan

kepentingan nasional (BSNP:2006).

2.3.5 Tujuan dan fungsi Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Berdasarkan Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI (2006 :

22) mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

sebagai berikut :

1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik

secara lisan maupun tulis.

2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan

dan bahasa negara.

3. Memahami Bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk

berbagai tujuan.

4. Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta

kematangan emosional dan sosial.

5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperhalus budi pekerti, serta

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan

intelektual manusia Indonesia.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Pendekatan...Pendekatan kontekstual juga menuntut guru untuk aktif dalam mengaitkan antara materi dengan situasi dunia luar yang dijalani oleh

22

Sedangkan fungsi pembelajaran bahasa Indonesia adalah merupakan salah satu alat

penting untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional, antara lain:

1. Menanamkan, memupuk, dan mengembangkan perasaan satu nusa, satu bangsa, dan

satu bahasa,

2. Memupuk dan mengembangkan kecakapan berbahasa Indonesia lisan dan tulisan,

3. Memupuk dan mengembangkan kecakapan berpikir dinamis, rasional, dan praktis,

4. Memupuk dan mengembangkan ketrampilan untuk memahami, mengungkapkan dan

menikmati keindahan bahasa Indonesia secara lisan maupun tulisan

(Depdikbud,1995/1996:2).

2.3.6 Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar Bahasa Indonesia yang hendak dicapai dalam proses

pembelajaran telah tercantum dalam kurikulum yang sekarang digunakan yaitu kurikulum SD

2006, walaupun guru harus menjabarkan lebih dahulu menjadi tujuan-tujuan yang lebih

khusus yang disebut indikator.

Adapun kompetensi dasar Bahasa Indonesia yang digunakan dalam penelitian ini

sesuai dalam buku kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI oleh Refandi (2006:47)

terlihat pada tabel 2.1 dibawah ini:

Standart

kompetensi

Kompetensi Dasar

8.Menulis

Menulis

permulaan

dengan

mendiskripsikan

benda di sekitar

dan menyalin

puisi anak

8.1. Mendeskripsikan tumbuhan atau

binatang disekitar secara sederhana dengan

bahasa tulis

8.2 Menyalin puisi anak dengan huruf tegak

bersambung yang rapi.

Dalam penelitian ini terkait dengan SK-KD 8.1. dengan materi pokok/Pembelajaran

yaitu tentang Mendeskripsikan Ciri-Ciri Tumbuhan.

2.3.7 Menulis

Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD itu mencakup aspek mendengarkan,

berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam

seluruh proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Menulis

merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan catatan atau informasi pada suatu media

dengan menggunakan aksara (Wikipedia Indonesia, 2006).Menulis memerlukan keterampilan

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Pendekatan...Pendekatan kontekstual juga menuntut guru untuk aktif dalam mengaitkan antara materi dengan situasi dunia luar yang dijalani oleh

23

karena diperlukan latihan-latihan yang berkelanjutan dan terus-menerus menurut Dawson,

dkk, dalam Nurchasanah (1997:68).Secara garis besar, menulis adalah bentuk dari

komunikasi yang membutuhkan keterampilan agar menghasilkan tulisan yang baik.

Menurut Johana Pantow, dkk.(2002) menyebutkan bahwa menulis merupakan salah

satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh orang yang menggunakan bahasa atau

yang mempelajari suatu bahasa.

Puji Arya Yanti, (2007) mengatakan bahwa dengan menulis seorang anak dapat

membenamkan diri ke dalam proses kreatif, yakni anak dapat menciptakan sesuatu yang juga

berarti melontarkan pertanyaan-pertanyaan, mengalami keraguan dan kebingungan, sampai

akhirnya menemukan pemecahan.

Tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran menulis adalah agar siswa mampu

mengungkapkan gagasan, pendapat dan pengetahuan secara tertulis serta memiliki kegemaran

menulis (Depdikbud, 1997).

Puji Arya Yanti (2007) menyebutkan bahwa dengan kegiatan menulis anak dapat

memperoleh manfaat, antara lain:

1. Anak dapat menyatakan perasaannya tentang apa yang dialami dalam bentuk

tulisan.

2. Anak dapat menyatukan pikiran ketika menuangkan ide dengan kata-kata.

3. Anak dapat menunjukkn kasih kepada sesama, misalnya dengan menulis surat

ucapan terimakasih atau ulang tahun kepada orang tua, teman, bahkan guru.

4. Anak dapat meningkatkan daya ingat dengan cara membuat dan menulis

informasi tentang sesuatu.

Berdasarkan jenis tulisannya menulis dibedakan menjadi empat yaitu menulis deskripsi,

narasi, argumentasi, dan eksposisi. Disini lebih dalam akan membahas tentang menulis

deskripsi.

2.3.8 Menulis Deskripsi

Menulis deskripsi menurut Puji Arya Yanti, (2007) dapat dilakukan dengan cara

menuliskan kalimat-kalimat deskripsi dari gambar-gambar yang mereka miliki.Kegiatan

menulis deskripsi ini dapat merangsang anak untuk mengungkapkan suatu bentuk/benda yang

dipahami anak melalui tulisan.

Anak-anak dapat diminta untuk menulis kalimat-kalimat deskripsi dari gambar-

gambar (sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan) yang dipasang di kelas. Untuk

me-review, anak-anak dapat diminta untuk memasangkan kalimat-kalimat itu sesuai dengan

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Pendekatan...Pendekatan kontekstual juga menuntut guru untuk aktif dalam mengaitkan antara materi dengan situasi dunia luar yang dijalani oleh

24

gambar-gambar tersebut. Sebagai kreasi dalam pelajaran, anak-anak dapat menulis deskripsi

tentang binatang-binatang dan memasangkannya dengan foto binatang yang tersedia.

2.4.Media Pembelajaran

2.4.1 Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan

pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga

dapat mendorong terjadinya proses belajar. Sedangkan Ali (1992) berpendapat bahwa “Media

adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat memberikan rangsangan

untuk belajar”. Heinich, Molenida, dan Russel (1993) juga memberikan pendapatnya bahwa

“teknologi atau media pembelajaran sebagai penerapan ilmiah tentang proses belajar pada

manusia dalam tugas praktis belajar mengajar”.

Jadi dari beberapa pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa media adalah sebuah

alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan pembelajaran.

2.4.2 Jenis-jenis Media Pembelajaran

Menurut Heinich and Molenda (2009) ada enam jenis dasar dari media

pembelajaran, yaitu :

1) Teks

Teks merupakan elemen dasar dalam menyampaikan suatu informasi yang

mempunyai berbagai jenis dan bentuk tulisan yang berupaya memberi daya tarik dalam

penyampaian informasi.

2) Media audio

Membantu menyampaikan maklumat dengan lebih berkesan dan membantu

meningkatkan daya tarikan terhadap sesuatu persembahan. Jenis audio termasuk suara latar,

musik, atau rekaman suara, dan lainnya.

3) Media Visual

Media yang dapat memberikan rangsangan-rangsangan visual seperti gambar/photo,

sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster, papan buletin, dan lainnya.

4) Media proyeksi gerak

Termasuk di dalamnya film gerak, fil gelang, program, TV, video kaset (CD, VCD,

atau DVD).

5) Benda-benda tiruan/miniatur

Termasuk di dalamnya benda-benda tiga dimensi yang dapat disentuh dan diraba

oleh siswa. Media ini dibuat untuk mengatasi keterbatasan baik obyek maupun situasi

sehingga proses pembelajaran tetap berjalan dengan baik.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Pendekatan...Pendekatan kontekstual juga menuntut guru untuk aktif dalam mengaitkan antara materi dengan situasi dunia luar yang dijalani oleh

25

6) Manusia

Termasuk di dalamnya guru, siswa, atau pakar/ahli di bidang/ materi tertentu. Dalam

penelitian ini media gambar termasuk dalam media visual.

2.4.3 Fungsi Media Pembelajaran

Levie dan Lentz (2012), media pembelajaran memiliki 4 fungsi yaitu :

1. Fungsi atensi

Dalam fungsi atensi, media visual dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa

untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang

ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

2. Fungsi afektif

Media visual dapat diamati dari tingkat “kenikmatan” siswa ketika belajar

(membaca) teks bergambar. Dalam hal ini gambar atau simbol visual dapat menggugah emosi

dan sikap siswa.

3. Fungsi kognitif

Media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa

gambar atau lambang visual dapat mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran untuk

memahami dan mengingat pesan/informasi yang terkandung dalam gambar atau lambang

visual tersebut.

4. Fungsi kompensatoris

Media pembelajaran adalah memberikan konteks kepada siswa yang kemampuannya

lemah dalam mengorganisasikan dan mengingat kembali informasi dalam teks.

Jadi media pembelajaran mempunyai fungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah

dan lambat dalam menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dalam bentuk

teks.

2.4.4 Media gambar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 329) Gambar adalah tiruan barang,

binatang, tumbuhan, dan sebagainya. Hamalik (dalam Subhan:2003) dalam media pendidikan

yang menyatakan bahwa media gambar juga dapat digunakan baik oleh perseorangan

maupun kelompok.

Maka dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa media gambar

mempunyai beberapa keunggulan yaitu : bersifat konkrit, dapat mengatasi keterbatasan

pengamatan, murah dan dapat digunakan untuk perseorangan atau kelompok.

Media gambar sangat berhubungan dengan pendekatan kontekstual karena media

gambar dapat digunakan sebagai salah satu media untuk meningkatkan ketrampilan. Di dalam

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Pendekatan...Pendekatan kontekstual juga menuntut guru untuk aktif dalam mengaitkan antara materi dengan situasi dunia luar yang dijalani oleh

26

pendekatan kontekstual model ada beberapa komponen salah satunya modeling (pemodelan)

yaitu dalam sebuah pembelajaran ketrampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa

ditiru. Model itu bisa berupa gambar yang dimanfaatkan sebagai media pembelajaran.

2.5.Hasil-hasil Penelitian yang Relevan

Adapun Pembelajaran dengan model CTL ini juga pernah diteliti oleh Ery Retnaning

Wilujeng (2010). Hasil penelitiannya yaitu sebagai berikut: Penilitian ini dilatar belakangi

oleh (1). guru hanya ceramah, sedangkan siswa hanya mendengar dan mencatat apa yang

dikatakan guru, (2). proses pembelajaran menjadi membosankan dan siswa menjadi kurang

aktif, (3). hasil belajar siswa kelas II yang masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal). Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) di kelas II

SDN Klampis Ngasem IV No. 560 Surabaya. Upaya yang dilakukan peneliti untuk

memecahkan masalah tersebut yaitu dengan cara Penerapan Pendekatan CTL (Contextual

Teaching and Learning) Dalam Pembelajaran Tematik Tema Lingkungan Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II SDN Klampis Ngasem IV No. 560 Surabaya”.

Dalam kegiatan pembelajaran CTL penulis memadukan mata pelajaran Bahasa Indonesia

dengan IPA. Dalam penelitian diperoleh hasil bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa

sebesar 11,25% dari 64,29% pada siklus I naik menjadi 85,71% pada siklus II. Selain itu,

hasil penelitian juga menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa dalam kegiatan

pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan CTL dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik tema lingkungan.

2.6 Kerangka Berfikir

Masalah rendahnya prestasi belajar siswa Kelas 2 SDN 01 Dukuh 1 Salatiga dalam

mendeskripsikan pekerjaan di lingkungan sekitar dengan bahasa tulis pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia ditindaklanjuti oleh guru dengan mengadakan penelitian tindakan kelas

(PTK). Dalam hal ini, siswa diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran dalam

mendeskripsikan tumbuhan dengan bahasa tulis menggunakan media gambar

tumbuhan.Penelitian tindakan kelas (PTK) tersebut dilakukan dalam dua siklus.Setiap siklus

terdiri dari perencaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) tersebut, dilakukan dengan suatu

pembelajaran yang inovatif dan diyakini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas 2

SDN Dukuh 01 Salatiga.Pembelajaran inovatif dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

Kontekstual, dengan media berupa gambar sebagai media dalam pembelajaran individu siklus

I dan siklus II. Media yang digunakan dalam penelitian PTK ini dilakukan untuk merangsang

keaktifan siswa dalam bertanya jawab tentang hal-hal yang berkaitan dengan gambar, serta

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Pendekatan...Pendekatan kontekstual juga menuntut guru untuk aktif dalam mengaitkan antara materi dengan situasi dunia luar yang dijalani oleh

27

untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam menulis puisi deskripsi. Selain itu juga sebagai

alat bantudalam meningkatkan kemampuan siswa dalam medeskripsikan tumbuhan dalam

bentuk tulisan. Dengan penelitian tindakan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa dengan nilai rata-rata kelas dalampencapaian tujuan tersebut di atas 75 dan

dalam pembelajaran menulis setiap siswa diharapkan dapat memperoleh nilai di atas Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) bahasa Indonesia aspek menulis Kelas 2 semester II yang telah

dibuat dan ditentukan oleh SDN Dukuh 01 Salatiga, yakni 75.

Rendahnya hasil berlajar

Bahasa Indonesia

Pendekatan

pembelajaranKontekstual

Guru menjelaskan kompetensi

dasar

Tercapainya perubahan

perilaku pada siswa setelah

mengikuti KBM

Siswa dibagi dalam kelompok Melatih kerjasama siswa

Tiap kelompok melakukan

observasi

Mengamati lingkungan sekitar

dengan bekerja sama

Siswa melakukan observasi keluar

kelas sesuai pembagian kelompok

Memperoleh data secara

konkret

Siswa mencatat hal-hal yang

mereka temukan

Memperoleh informasi secara

konkret

Siswa mendiskusikan hasil temuan

mereka

Bertukar pendapat dengan

teman

Siswa melaporkan hasil diskusi Keberanian dan kesiapan

anggota kelompok

Siswa menyimpulkan hasil

observasi

komunikasi

Guru menugaskan siswa untuk

membuat deskripsi

Menuangkan hasil pemikiran

siswa

Hasil belajar siswa tinggi

KKM 75

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir Penelitian

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Pendekatan...Pendekatan kontekstual juga menuntut guru untuk aktif dalam mengaitkan antara materi dengan situasi dunia luar yang dijalani oleh

28

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, diduga melalui pendekatan

Kontekstual dengan menggunakan media gambar yang dilaksanakan dapat meningkatkan

hasil belajar keterampilan menulis siswa Kelas 2 SDN Dukuh 01 Salatiga.

2.7. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan paparan diatas,penulis mengajukan hipotesis tindakan sebagai berikut:

Melalui pendekatan Kontekstual dengan menggunakan media gambar diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar keterampilan menulis siswa Kelas 2 SDN Dukuh 01 Salatiga

Semester II tahun pelajaran 2014/2015.