makalah agama kajian fix
Post on 13-Apr-2016
55 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHALUAN
1.1 Latar Belakang
Segala puji hanyalah milik Allah, penguasa semesta alam. Shalawat
dan salam semoga tercurahkan kepada Muhammad SAW, keluarganya,
sahabatnya, dan untuk umatnya yang senantiasa istiqomah menapaki jalan
dakwah untuk menegakkan kalimatullah di muka bumi ini.
Umat Islam adalah umat yang terbaik ketika melaksanakan ajaran Islam
secara sempurna. Akan tetapi, kondisi umat dekade ini sudah cukup berbeda. Paham-
paham dari dunia barat yang cenderung sekuler dan gerakan-gerakan sempalan sudah
meracuni pemikiran umat sehingga mereka cenderung jauh dari pedomannya, yaitu
Al-Quran dan As-Sunnah.
Salah satu bentuk konkret yang dapat menjadi solusi dari permasalahan
tersebut adalah melalui pendidikan Islam. Pendidikan Islam ini haruslah bersifat
kontinyu (mustamiroh), membentuk syahsiyah Islamiyah bukan sekedar transfer ilmu
semata, terprogram (mutadarrijah), dan menyeluruh (kaffah). Tentunya pendidikan
islam tersebut harus memiliki karakteristik Rabbaniyah dan Syumuliyah.
Oleh karena itu kami memilih kegiatan kajian islam sebagai salah satu cara
agar menambah wawasan dan pengetahuan kami tentang agama islam.
1.2 Tujuan
Tujuan dari kegiatan kajian ini adalah
1.2.1 Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang agama islam.
1.2.2 Untuk meningkatkan pemahaman nilai-nilai keIslaman
1.2.3 Utuk membentuk kepribadian yang utuh
2
1.3 Manfaat
1.3.1 Meningkatkan silaturahmi antar mahasiswa
1.3.2 Dapat meningkatkan iman dan takwa
1.3.3 Menambah wawasan dan ilmu agama islam
3
BAB II
URAIAN KEGIATAN
KAJIAN 1
Pembicara : Ustadz Yusuf
Hari/ Tanggal : Sabtu/ 31 Oktober 2015
Waktu : 06.00-07.30 WIB
Tempat : Masjid Kampus Undip
“SEMAKIN MENGENAL PRIBADI ROSULULLAH SAW.
(MA’RIFATUR ROSUL)”
Untuk lebih mengenal rasullullah kita harus mengetahui apa itu:
a. Sifat-sifat rasulullah
b. Tujuan diutusnya rasulullah
c. Apa dan fungsi nabi
d. Sejarah-sejarah nabi
Pada kajian ini akan di bahas menenai apa tujuan dan manfaaat belajar syirah
(sejarah) nabawiyah. Adapun tujuan dan manfaat dari belajar syirah nabawiyah antara
lain:
1. Untuk memahami kepribadian rosul, karena rosul merupakan suri tauladan
yang ideal. Sesuai Q.S. Al-Ahzab ayat 21.
4
Artinya :Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
2. Rasullullah tauladan dari berbagai hal yaitu, politik, bisnis, pendidik, dan
murid
3. Rasullullah berhadaban dengan siapapun beliau menjadi seperti orang
tersebut. Contoh: beliau berhadapan dengan seorang raja, beliau adalah raja
dari para raja. Beliau berhadaban dengan seorang [engemis, beliau adalah
pengemis yang palin mengemis
4. Rosullullah dapat di contoh dari orang yang kaya sampai miskin.
5. Meneladani kepribadian secara pribadi (ibadah dan ahlak), krena ibadah
pondasi utama untuk berjuang
6. Sifat pemaaf (contoh: cerita tentang suroqoh) ibadah kuat. Bagi rosul sholat
adalah istirahatnya
7. Untuk memehami turunnya ayat-ayat Allah tentang toleransi (Q.S Al-
Kafirun). Contoh: toleransi berarti membiarkan, tidak mengganggu.
8. Untuk mengetahui metode dakwah dan tarbiyah. (Q.S Ali imron ayat 159).
Dakawah pada prinsipnya adalah kasih sayang ketika kondisinya baik harus
saling mengasihi, pada saat di musuhi maka wajib dilawan
5
Islam itu masa depan, tidak baik membalas kejahatan dengan kejahatan. Saat
dakwah masih banyak yang tidak mau maka maafkan dan doakan mereka, ajak
musyawarah lalu tawakal kepada Allah. Doa rosul untuk umatnya:
“ya Allah ampunilah umatku dosa yang dari dulu sampai akhir, baik yang terlihat dan
tidak terlihat”.
KAJIAN 2
Pembicara : Ustadz Fauzan
Hari/ Tanggal : Sabtu/ 31 Oktober 2015
Waktu : 06.00-07.30
Tempat : Masjid Kampus Undip
“AQIDAH ISLAM”
Kata iman adalah bentuk mandas dari kata kerja amanah-yu’minu yang
berarti percaya, setia, aman, melindungi dan menempatkan sesuatu pada tempat yang
aman. Iman sebagaimana diuraikan dalam sabda Nabi Muhammad SAW adalah
“Iman adalah engkau percaya kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-
Nya, para Rasul-Nya, hari kebangkitan, dan Qodho (peraturan) dan Qadar (kuasa-
Nya)”. Orang yang beriman disebut mukmin sedangkan lawannya disebut kafir.
Iman merupakan kunci keislaman seseorang yang dalam perwujudannya
disimbolkan dengan mengucapkan 2 kalimat syahadat.
Para mutakalimin secara umum merumuskan unsur-unsur iman terdiri dari
Al-Tasdiq bi al-Qal ; Al-Ikrar bi Al-Ikhsan dan Al-Amal bil Al-Jawari. Ada yang
berpendapat unsur ketiga dengan istilah yang lain : Al-Amal bi Al-Arkan yang
membawa maksud melaksanakan rukun-rukun Islam.
6
Pengertian iman yang diberikan oleh Al-Baghdadi yang dikutip oleh Haru
Nasution, yaitu :
a. Iman yang membuat orang keluar dari golongan kafir dan tidak kekal dalam
neraka, yaitu mengakui Tuhan, kitab, para Rasul, Qadar baik dan jahat, sifat-sifat
Tuhan dan segala keyakinan lain yang diakui dalam syariat
b. Iman yang mewajibkan adanya keadilan dan melenyapkan nama fasiq dari
seseorang serta yang melepaskan dari neraka yaitu mengerjakan segala yang
wajib serta yang sunat dan menjauhi segala dosa
Aqidah adalah dasar-dasar pokok-pokok kepercayaan seorang muslim
yang bersumber dari ajaran Islam yang wajib dipegangi oleh setiap muslim
sebagai sumber keyakinan, artinya apa saja yang disampaikan oleh Allah dalam
Al-Quran dan Ar-Rasul dalam sunahnya wajib diiman, diyakini dan amalkan.
Akal hanyalah berfungsi untuk memahami kedua sumber tersebut atau untuk
membuktikan kebenaran-Nya.
Sendi-sendi aqidah islam meliputi :
a. Iman kepada Allah
b. Iman kepada para malaikat-Nya
c. Iman kepada kitab-kitab-Nya
d. Iman kepada para Rasul-Nya
e. Iman kepada hari akhir
f. Iman kepada takdirnya
7
KAJIAN 3
Pembicara : Ustadz Yasir
Hari/ Tanggal : Sabtu/ 7 November 2015
Waktu : 06.00-07.30 WIB
Tempat : Masjid Kampus Undip
“HUKUM PERGAULAN PRIA DAN WANITA”
Islam ialah din syamilan wa kamilan. Islam tidak membiarkan satu
masalahpun luput dari jangkauannya. Tidak ada satu masalahpun kecuali Islam telah
mengaturnya, termasuk masalah hubungan antara dua insan pria dan wanita. Pria dan
wanita dianugerahi naluri seksual (Gharizatun Nau) yang menyebabkan adanya
ketertarikan kepada lawan jenisnya.
Menurut Islam ada 6 batasan antara laki-laki dan perempuan :
a. Menahan pandangan dari kedua belah pihak, artinya tidak boleh melihat aurat,
tidak boleh memandang dengan syahwat, tidak lama-lama memandang tanpa
keperluan.
Artinya:
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu
adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
yang mereka perbuat”.(QS An nur : 30)
b. Pihak wanita harus mengenakan pakaian yang sopan yang dituntun syara’,
yang menutup seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan, jangan tipis
8
dan jangan dengan potongan yang menampakkan bentuk tubuh. Allah
berfirman :
Artinya :
Katakanlah kepada wanita beriman: “Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan
hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah
menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka,
atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami
mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara laki mereka,
atau putera saudara-saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam,
atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan –pelayan laki-laki yang
tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum
mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya
agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu
sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu
beruntung.” (An-Nur : 31)
9
c. Mematuhi adab-adab wanita muslim dalam segala hal terutama dalam
pergaulan dengan laki-laki
1) Dalam perkataan harus menghindari perkataan yang merayu dan
membangkitkan rangsangan.
2) Dalam berjalan jangan memancing pandangan orang.
d. Menjauhkan diri dari bau-bauan yang harum dan warna-warna perhiasan yang
seharusnya dipakai di rumah bukan di jalan dan di pertemuan-pertemuan
dengan laki-laki.
e. Jangan berdua-duaan (laki-laki dan wanita) tanpa disertai tanpa disertai
mahrom.
f. Pertemuan itu sebatas keperluan yang dikehendaki untuk bekerjasama, tidak
berlebih-lebihan yang dapat mengeluarkan wanita dari naluri kewanitaannya,
menimbulkan fitnah, atau melalaikannya dari kewajiban sucinya
mengurusrumah tangga dan mendidik anak-anak.
10
BAB III
PENUTUP
Kendala
1. Sulitnya menentukukan waktu kegiatan(kajian), karena jadwal kegiatan
hampir sama dengan jadwal kuliah.
2. Sulitnya menentukan tempat kegiatan kajian agar tidak jauh dari kos atau
tempat kuliah agar lebih efektif.
Solusi
1. memilih jadwal kajian disaat waktu liburan atau weekend.
2.mencari masjid atau tempat kajian yang dekat dengan tempat kuliah.
11
LAMPIRAN
Kajian 1
12
KAJIAN 2
13
KAJIAN 3
top related