al-jabariyah 2 tugas ok

26

Click here to load reader

Upload: izma-afab

Post on 26-Jul-2015

104 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

AL-Jabariyah

TRANSCRIPT

Page 1: Al-Jabariyah 2 Tugas OK

Tugas Mata Kuliah :Sejarah Perkembangan Pemikiran Islam

Dosen Pembina :Dr. H. Abd. Hadi, M.Ag.

Oleh :Ahmad Fuad Abdul Baqi

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER STUDI ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYATAHUN 2012

i

Page 2: Al-Jabariyah 2 Tugas OK

KATA PENGANTAR

            Syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada Allah SWT yang masih

memberikan kenikmatan dalam kehidupan ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan

pembuatan makalah dengan judul “Pemikiran Aliran Jabariyah”. Tidak lupa shalawat

dan salam selalu tercurahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW yang

menunjukkan kepada kita suatu kebaikan dan petunjuk dari Allah Swt. Sehingga kita

bias membedakan mana yang baik dan mana yang batil..

            Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sejarah

Perkembangan Pemikiran Islam. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai dua

pokok bahasan yaitu: Kemunculan Jabariyah dan Kelompok Faham Jabariyah.

Makalah ini sebagai penambah pengetahuan dan pemahaman sejarah perkembangan

islam di masa lampau dan sebagai pelajaran dimasag sekaran.

            Akhirnya penulis sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah

ini, dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan

pembaca yang budiman pada umumnya. Tak ada gading yang tak retak, begitulah

adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang

konstruktif sangat penulis harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan

makalah pada tugas yang lain dan pada waktu yang akan datang.

Probolinggo, 9 Januari 2012                                                        

Penulis

ii

Page 3: Al-Jabariyah 2 Tugas OK

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………… i

KATA PENGANTAR …………………………………………………… ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………. iii

BAB I. PENDAHULUAN …………………..…………………………… 1

BAB II. PEMBAHASAN ........................................................................... 4

A. Kemunculan Jabariyah .............................................................. 4

B. Kelompok dan Faham Jabariyah ........................................................... 5

1. Kelompok Moderat …………………………………………… 5

2. Kelompok Ekstrem …………………………………………….. 6

3. Pertanyaan-Pertanyaan kepada Jabariyah dan Jawabannya ….. 7

BAB III. PENUTUP .................................................................................. 13

A.     Kesimpulan ..................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 14

iii

Page 4: Al-Jabariyah 2 Tugas OK

BAB I

PENDAHULUAN

Nama Jabariyah Berasal dri kata jabara yang mengandung arti memaksa.

sedangkan menurut al-Syahrastani bahwa jabariyah berarti menghilangkan perbuatan

dari hamba secara hakikat dan menyandarkan perbuatan tersebut kepada Allah SWT.

dalam istilah Inggris paham jabariyah disebut fatalism atau predestination, yaitu

paham yang menyatakan bahwa perbuatan manusia ditentukan sejak semula oleh

qada dan qadar Tuhan. dengan demikian posisi manusia dalam paham ini  tidak

memiliki kebebasan dan inisiatif sendiri, tetapi terikat pada kehendak mutlak Tuhan.

oleh karena itu aliran Jabariyah ini menganut paham bahwa manusia tidak

mempunyai kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya. manusia

dalam paham ini betul melakukan perbuatan, tetapi perbuatannya itu dalam keadaan

terpaksa.

Paham jabariyah ini duduga telah ada sejak sebelum agama  Islam datang

kemasyarakat Arab. kehidupan bangsa arab yang diliputi oleh gurun pasir sahara

telah memberi pengaruh besar kedalam cara hidup mereka. ditengah bumi yang

disinari terik matahari dengan air yang sangat sedikit dan udara panas ternyata tidak

dapat memberi kesempatan bagi tumbuhnya pepohonan dan suburnya tanaman.

disana sini yang tumbuh hanya rumput keras dan beberapa pohon yang cukup kuat

untuk mengahdapi panasnya musim serta keringnya udara.

Dihadapan alam yang begitu ganas, alam yang indah, tetapi kejam,

menyebabkan jiwa merasa dekat kepada Zat yang Maha Pengasih dan Penyayang. Zat

pembina, Pemberi Petunjuk, Pemelihara dan Pelindung. dengan suasana alam yang

demikian menyebabkan mereka tidak punya daya dan kesanggupan apa-apa,

melainkan semata-mata patuh, tunduk, dan pasrah kepada kehendak Tuhan.

1

Page 5: Al-Jabariyah 2 Tugas OK

Namun terlepas dari ada dan tidak adanya kondisi alam yang demikian, Al-

Qur’an sendiri banyak mamuat ayat-ayat yang dapat membawa kepada timbulnya

paham jabariyah. Dalam surah Ash-Shaaffat ayat 96, ditegaskan:

Yang artinya “Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu".

Selain itu berikut ayat-ayat yang  dapat membawa timbulnya faham jabariyah yaitu : Surat Al-An’am ayat 112;

Artinya “Dan Demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, Yaitu

syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebagian mereka

membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk

menipu (manusia)[499]. Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak

mengerjakannya, Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.

[499] Maksudnya syaitan-syaitan jenis jin dan manusia berupaya menipu manusia agar tidak beriman kepada Nabi.

Surat Al-Anfal ayat 17;

Artinya “Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan

tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika

kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk

membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang

mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi

Maha mengetahui.2

Page 6: Al-Jabariyah 2 Tugas OK

Surat Al-Insaan ayat 30;

Artinya “Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila

dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui lagi Maha

Bijaksana.

Dengan demikian aliran Jabariyah memiliki dasar pijak didalam al-Qur’an,

kemudian Aliran jabariyah dibagi menjadi 2 yaitu aliran jabariyah yang ekstrim dan

moderat;

a. Aliran jabariyah yang ekstrim tokohnya dalah jahm bin safwan pendapatnya

manusia sangat lemah, tak berdaya, terikat dengan kekuasaan dan kehendak

mutlak Tuhan, tidak mempunyai kehendak dan kemauan bebas sebagaimana

dimiliki oleh paham qodariyah. seluruh tindakan dan perbuatan manusai tidak

boleh lepas dari aturan, skenario, dan kehendak Allah. Namun ada

kecenderungan bahwa Tuhan lebih memperlihatkan sikap-Nya yang mutlak,

absolut dan berbuat sekehendak-Nya. hal ini bisa menimbulkan paham seolah-

olah Tuhan tidak adil jika ia menyiksa orang yang berbuat dosa, sedangkan

perbuatan dosa yang dilakukan orang itu terjadi atas kehendak Tuhan.

b. Paham jabariyah yang moderat tokohnya Najjar dan Dirar, bahwa Tuhanlah yang

menciptakan perbuatan manusia baik perbuatan itu positif maupun negatif. tetepi

dalam melakukan perbuatan itu manusia mempunyai bagian, daya yang

diciptakan dalam diri manusia oleh Tuhan, mempunyai efek, sehingga manusia

mampu melakukan perbuatan itu. daya yang diperoleh untuk mewujudkan

perbuatan-perbuatan inilah yang kemudian disebut kasb atau acquistion.3

Page 7: Al-Jabariyah 2 Tugas OK

sumber Drs. Abuddin Nata, M.A, Ilmu Kalam, Filsafat, dan Tsawwuf (Jakarta : PT

Raja Grafindo Persada, 1998 hlm, 39-42)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kemunculan Jabariyah

Secara sosiologis, Masyarakat Arab sebelum Islam kelihatannya

dipengaruhi oleh faham Jabariyah. Bangsa Arab yang pada waktu itu bersifat

serba sederhana dan jauh dari pengetahuan, terpaksa menyesuaikan hidup

mereka dengan suasana padang pasir, dengan panasnya yang terik serta

tanahnya yang gundul. Dalam dunia yang demikian mereka tidak banyak

melihat jalan untuk merubah keadaan sekeliling mereka sesuai dengan

keinginan mereka sendiri. Mereka merasa dirinya lemah dan tak berkuasa

menghadapi kesukaran-kesukaran hidup yang ditimbulkan suasana padang

padang pasir. Dalam kehidupan sehari-hari mereka banyak tergantung pada

kehendak natur. Hal ini membawa mereka pada faham fatalism1. Disamping

itu, dalam bukunya Ilmu Kalam,Thaib Thahir mengungkapkan bahwa faham

ini disebabkan karena disebabkan kuanya iman terhadap qudrat dan iradat

Allah ditambah pula dengan sifat wahdaniyatnya itulah yang mendorongnya

kepada faham jabariyah.

Aliran ini muncul ketika masa Bani Umayyah. Pemimpin pertama dari

aliran jabariyah ini adalah jaham bin sofwan. Karena itu faham ini kadang-

kadang disebut Al-jahamiyah. Meskipun jaham yang banyak berperan dalam

menyebarkan faham ini, tetapi Aliran ini untuk pertama kali dalam sejarah

teologi Islam ditonjolkan oleh al-Jad bin Dirham. Aliran Jabariyah timbul

bersamaan dengan timbulnya aliran Qadariyah, dan tampaknya merupakan 4

Page 8: Al-Jabariyah 2 Tugas OK

reaksi dari padanya. Daerah tempat timbulnya pun tidak berjauhan. Aliran

jabariyah timbul di Khurasan Persia sedangkan Qadariyah timbul di Iraq2.

Jaham lah yang pertama kali mengatakan bahwa manusia dalam

keadaan terpaksa, tidak bebas dan tidak mempunyai kekuasaan sedikit juapun

untuk bertindak dalam mengerjakan sesuatu. Allah lah yang menentukan

sesuatu itu kepada seseorang, apa yang akan dikerjakannya, baik dikehendaki

oleh manusia itu sendiri maupun tidak. Jadi Allah lah yang memperbuat

segala pekerjaan manusia3.

B. Kelompok dan Faham Jabariyah

Tampaknya setiap aliran memilki faham yang mereka anut dan mereka

jalankan sesuai dengan keyakinan mereka. Meskipun sebuah aliran sudah

tidak ada, namun faham-faham aliran tersebut masih terus bergulir saling

mempengaruhi dari generasi ke generasi. Meskipun secara jelas aliran

jabariyah ini sudah hampir tidak dijumpai lagi, namun faham-fahamnya masih

ada. Sejalan dengan faham jabariyah ini adalah faham Fatalism. Disamping

itu juga ada beberapa golongan yang memilki pemahaman yang serupa

dengan jabariyah, dan dalam jabariyah itu sendiri terbagi menjadi kelompok

diantaranya;

1. Kelompok Moderat

Faham moderat ini dipelopori dan di bawa oleh al-Husain Ibn

Muhammad al- Najjar. Kata al-Najar, Tuhanlah yang menciptakan perbuatan-

perbuatan manusia baik perbuatan baik maupun perbuataan jahat. Meski

demikian manusia memilki andil dalam perbuatan-perbuatannya. Tenaga yang

diciptakan-Nya memilki efek untuk mewujudkan perbuatan-perbuatannya.

Dan inilah yang disebut usaha, kasb atau acquition. Senada dengan faham ini

adalah fahamnya Dirar Ibn ‘Amr ia mengatakan bahwa perbuatan-perbuatan 5

Page 9: Al-Jabariyah 2 Tugas OK

manusia pada hakekatnya diciptakan Tuhan, dan diperoleh (acquired,

iktasaba) pada hakekatnya oleh manusia.

Dalam faham yang dibawa Dirar dan al-Najjar ini manusia tidak lagi

merupakan wayang yang digerakan oleh dalang. Manusia telah mempunya

bagian dalam perwujudan perbuatan-perbuatannya. Menurut faham ini,

manusia dan Tuhan bekerjasama dalam mewujudkan perbuatan-perbuatan

manusia. Manusia semata-mata tidak dipaksa dalam dalam melakukan

perbuatan-perbuatannya. Faham kasb yang dibawa Dirar dan al-Najjar

merupakan faham penengah dari faham Qadariyah yang dibawa Ma’bad serta

Ghailan dan faham Jabariyah yang dibawa oleh Jahm.

2. Kelompok Ekstrem

Faham ekstrem ini lah yang dibawa oleh jahm bin shafwan4. Kaum

jabariyah ekstrem ini berpendapat bahwa manusia tidak memilki kemerdekaan

dalam menentukan kehendak dan perbuatannya. Manusia dalam faham ini

terikat pada kehendak mutlak Tuhan. Nama Jabariyah sendiripun diambil dari

kata Jabara yang mengandung arti memaksa. Memang dalam aliran ini

terdapat faham yang memandang bahwa manusia dalam mengerjakan

perbuatanya terpaksa (majbur) dalam istilah Inggris faham ini disebut faham

fatalism atau predenstination. Perbuatan-perbuatan manusia telah ditentukan

dari semula oleh kada dan kadar Allah.

Menurut Jahm manusia tidak memilki kekuasaan untuk berbuat apa-

apa; manusia tidak mempunyai daya, tidak memilki kehendak sendiri dan

tidak mempunyai kekuasaan serta tidak memilki pilihan. Manusia dalam

perbuatan-perbuatannya adalah dipaksa dengan dengan tidak ada kekuasaan,

kemauan dan pilihan baginya

. والاردة له قدرة ال أفعاله في مجبور هو6

Page 10: Al-Jabariyah 2 Tugas OK

اختيار وال

Perbuatan-perbuatan diciptakan tuhan dalam diri manusia, tak obahnya

dengan gerak yang diciptakan Tuhan dalam benda-benda mati. Oleh karena

itu manusia berbua bukan dalam arti sebenarnya, tetapi dalam arti majazi atau

kiasantak obahnya sebagaimana disebut air mengalir, batu bergerak, maahari

terbit dan sebaginya. Segala perbuatan manusia merupakan perbuatan yang

dipaksakan atas dirinya termasuk didalamnya perbuatan-perbuatan seperti

menegrjakan kewajiban, menerima pahala dan menerima siksaan5.

Menurut faham ekstrem ini, segala perbuatan manusia tidak

merupakan perbuatan yang timbul dari kemauannya sendiri, tetapi perbuatan

yang dipaksakan atas dirinya. Kalau seorang mencuri, umpamanya, maka

perbuatan mencuri itu bukanlah terjadi atas kehendaknya sendiri, tetapi timbul

karena kada dan kadar Tuhan menghendaki yang demikian. Dengan kata

kasarnya, ia mencuri bukanlah kehendaknya sendiri, tetapi Tuhan lah yang

memaksa ia mencuri. Manusia, dalam faham ini hanya merupakan wayang

yang digerkan oleh sang dalang. Sebagaimana manusia digerakan oleh

Tuhannya. Tanpa gerak dari Tuhan manusia tidak bisa berbuat apa-apa6.

3. Pertanyaan-Pertanyaan kepada Jabariyah dan Jawabannya

Dalam dialektika keilmuan, beradu argument dalam rangka

mempertahankan pendapat dan membuka diri untuk dapat dikritik merupaka

sebuah tradisi. Mereka tidak menutup diri dari kritik, hanya yang belum

berpendirian teguhlah yang belum berani terbuka. Hal ini dibuktikan mislanya

pada tradisi dialektika masa filsuf yunani. Disamping itu pula dalam dunia

teologi Islam, saling serang menyerang argument adalah hal yang biasa. Di

bawah ini ada beberapa pertanyaan yang dilontarkan kepada Jabariyah dan

bagaimana mereka menjawabnya. 7

Page 11: Al-Jabariyah 2 Tugas OK

Sebelum memualai pada pertanyaan dan jawaban mereka, alangkah

lebih baik diketahui terlebih dahulu bagaimana jalan pikiran Jabariyah dalam

soal-soal keimanan lainnya. Di bawah ini akan diuraikan alam pikiran

Jabariyah:

1. Apa yang diperbuat itu adalah atas qudrat dan iradat Allah semata, tanpa

campur tangan manusia sedikitpun. Tetapi dengan faham ini tidak berarti

bahwa Jabariyah menganggap semua kewajiban-kewajiban yang

diperintahkan Allah itu sia-sia saja, dan juga mereka tidak menganggap bahwa

balasan-balasan Tuhan atas kejahatan manusia itu sebagai kezhaliman.

2. Ahli Jabariyah tidak mendustakan utusan-utusan Allah dan tidak juga

membebaskan diri dari semua larangan-larangan Allah. Dari sini teranglah

bahwa Jabariyah tidak sama dengan kaum Musyrikin yang menentang

kewajiban dan larangan Allah dengan menggunakan alasan: jika Allah tidak

menghendaki kami menjadi kaum Musyrikin, niscaya tidak akan menjadi

orang Musyrikin.

Setelah mengetahui alur pikiaran, maka timbullah beberapa pertanyaan

yang ditujukan pada mereka diantaranya:

1. Kalau pedapat ahli Jabariyah seperti yang disebutkan diatas, maka apakah

artinya Tuhan mengutus Rasulnya dan menurunkan Qur’an yang penuh

dengan perintah, larangan, janji dan ancaman? Tidaklah itu menajadi sia-sia

belaka?

Jabariyah menjawab semuanya itu tidak sia-sia, karena semuanya itu

pun untuk menjalankan qadar Allah juga terhadap orang-orang yang ta’at dan

orang-orang yang maksiat. Keadaan itu tidak bedanya dengan Tuhan

menurunkan hujan. Jika hujan itu jatuh di atas tanahyang subur tentu akan

menyuburkan dan akan menumbuhkan macam-macam tumbuhan atas izin dan 8

Page 12: Al-Jabariyah 2 Tugas OK

kekuasaan Allah SWT. Sedangkan sebagian hujan yang lain jatuh di atas

tanah yang tandus karena sudah ditakdirkan Allah demikian.

Demikian pula Allah menerbitkan matahari, yang dengan sinarnya

berpencerlah faedah dan kemanfaatan yang tidak erbilang banyaknyabagi

kehidupan manusia dan langsungnya hidup alam fana ini. Tidak bedanya

dengan hal itu Allah menurunkan kitab-kitab dan mengutus Rasul-rasul Nya

yang dipilih dari hamba-hamba Nya, bagaikan hujan dan matahari yang penuh

dengan rahmat dan hikmah. Bilamana hikmah dan pengajaran Rasul-rasul

Nya itu kebetulan sampai kepada oarng yang hatinya telah dibukakan Allah

untuk menerimanya niscaya segeralah ia menangkap dan menerima ajaran-

ajaran yang mengandung hikmah itu.

Sebaliknya bila ajaran-ajaran itu jatuh kepada orang-orang yang

memang hatinya tidak bersedia menerimanya, sudah tentu ia tidak akan suka

menerimanaya, malahan ia lari dan benci terhadap ajaran-ajaran yang amat

tinggi nilainya itu. Sedangkan dakwah itu seolah-olah suatu kewajiban yang

ditaklif (diwajibkan), tetapi pada hakekatnya merupakan merupakan

kewajiban untuk membuktikan ketaatan mereka yang sangat taat, dan perintah

Tuhan bagi orang-orang maksiat itu, adalah sebagi perintah memperolok-olok

saja, atau untuk menjadi bukti akan kelalaian dan pembangkangan mereka.

Allah mengutus para Rasul untuk menyampaikan dakwah perintah-

perintah Tuhan, kepada seluruh manusia. Dengan begitu maka mereka tidak

ada alasan untuk mengingkari adanya kewajiabn - kewajiban itu. Kalu kitab-

kitab itu tidak diturunkan Allah dan Allah tidak mengutus utusan yang

menyampaikan dakwah itu, mungkin timbul perdebatan kalau seandainya

kami menerima menerima ajaran-ajaran itu, tentu kami akan iman dan akan

lebih sempurna iman kami dari pada mereka yang sudah beriman sekarang.9

Page 13: Al-Jabariyah 2 Tugas OK

Demikianlah, maka dengan telah diturunkannya kitab-kitab Allah dan

diutusnya Rasul-rasul itu, akan ternyata kelak bahwa merek melakuakan

kejahatn dan tidak suka tunduk kepada ajaran Rasul –rasul itu harus memilki

konsekwensi atas perbuatannya sendiri dan tidak akan melemparkan

pertanggung jawaban itu kepada Rabbul ‘alamin.

2. Bagaiman Tuhan memperbuat hambanya celaka sedangkan semua kelakuan

hambanya adalah Allah jua yang menunjukannya, Allah jua yang

membuatnya, dan Allah jua yang memudahkan terlaksananya. Maka tidakkah

hal itu dapat dikatakan kezhaliman? Tidakkah sebaiknya kalau semua hamba

Allah itu dijadikan orang yang baik-baik dan semuanya bahagia?

Jabariyah menjawab segala apa saja yang terjadi di alam ini adalah

telah ditentukan Allah dalam azalinya. Dan semua yang dijadikan Allah itu

tentu ada hikmahnya. Allah memberi wujud pada sesuatu seperti yang tampak

wujud dimata kita ini, adalah menurut kemauan dan yang dikehendaki, serta

menurut tujuan sesuatu yang dimintanya kepada Allah. Oleh karena itu kita

tidak boleh bertanya-tanya sesuatu yang sudah terjadi itu mengapa dijadikan

demikian, umpamanya:mengapa emas dijadikan kekuning-kuningan, mengapa

tanah dijadikan tanah seperti ini, dan mengapa api itu bias menghanguskan

dan air itu bias memadamkan? Dan seterusnya. Begitu pula tidak boleh

dikatakan, mengapa yang baik itu dikatakan baik, dan yang buruk itu

dijadikan buruk ? dan mengapa sebagian yang lainnya dihinakan, di dunia

atau di akhirat ? karena Allah itu memberikan sesuatu itu sesuai dengan ilmu

Allah sebagaimana firman Allah dalam surat Thaha ayat 50

“ Allah Ta’ala itu memberikan kepada sesuatu apa juapun kejadiannya kemudian Allah memberikan petunjuk kepadanya”.

10

Page 14: Al-Jabariyah 2 Tugas OK

Seperti di atas juga telah disebutkan bahwa orang tidak perlu

memperkatakan mengapa si A dijadikan baik sedang si C dijadikan jelek, atau

mengapa si B menjadi orang yang sedang-sedang. Sebab persoalan ini

merupakan persoalan yang berputar bagaikan lingkaran yang tiada berujung

dan berpangkal. Sebab walaupun pekerjaan itu baik toh masih akan ditanya

juga sebab mengapa diperbuat baik, tidak diperbuat yang jelek saja. ?

Allah SWT Tuhan semesta alam pencipta dan pengatur alam, lebih

baik berhak untuk mengerjakan dan menunjukan kekuasaan Nya di alam yang

luas ini menurutkehendak dan kemauan Nya. Hal itu sesuai dengan firman

Allah :

“Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya.

sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka[1134]. Maha suci Allah dan Maha

Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia). (Al-qashas : 68)

[1134] Bila Allah telah menentukan sesuatu, Maka manusia tidak

dapat memilih yang lain lagi dan harus menaati dan menerima apa yang telah

ditetapkan Allah.

Manusia tidak berhak untuk menyanggah apa yang telah ditentukan dan

ditetapkan serta diperbuat Allah, tetapi Allah berhak menuntut dan mengadili

apa yang diperbuat oleh manusia. Sebab akal manusia tidak akan sanggup

mencapai ilmu Allah, dan hanya Allah lah Yang Maha Mengetahui hikmah-

hikmah yang lebih dalam tentang apa-apa yang dijadikan Nya. Demikianlah,

semua yang telah diuraikan di atas, adalah uraian singkat tentang sekelumit

Jabariyah7.

11

Page 15: Al-Jabariyah 2 Tugas OK

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Jabariyah muncul ketika masa Bani Umayyah. Pemimpin pertama dari aliran

jabariyah ini adalah jaham bin sofwan. Jabariyah itu sendiri terbagi menjadi

kelompok: pertama kelompok moderat dan kelompok ekstrem. Kelompok

12

Page 16: Al-Jabariyah 2 Tugas OK

moderat ini dipelopori dan di bawa oleh al-Husain Ibn Muhammad al- Najjar.

Kata al-Najar, Tuhanlah yang menciptakan perbuatan-perbuatan manusia baik

perbuatan baik maupun perbuataan jahat. Meski demikian manusia memilki

andil dalam perbuatan-perbuatannya. Tenaga yang diciptakan-Nya memilki

efek untuk mewujudkan perbuatan-perbuatannya. Dan inilah yang disebut

usaha, kasb atau acquition

kedua Faham ekstrem ini lah yang dibawa oleh jahm bin shafwan. Kaum

jabariyah ekstrem ini berpendapat bahwa manusia tidak memilki kemerdekaan

dalam menentukan kehendak dan perbuatannya. Manusia dalam faham ini

terikat pada kehendak mutlak Tuhan. Disamping itu juga ada beberapa

pertanyaan dan jawaban yang bergulir mengenai faham Jabariyah ini.

Pertanyaan pertama apakah artinya Tuhan mengutus Rasulnya dan

menurunkan Qur’an yang penuh dengan perintah, larangan, janji dan

ancaman? Tidaklah itu menajadi sia-sia belaka? Jabariyah menjawab

semuanya itu tidak sia-sia, karena semuanya itu pun untuk menjalankan qadar

Allah juga terhadap orang-orang yang ta’at dan orang-orang yang maksiat.

Pertanyaan kedua Bagaiman Tuhan memperbuat hambanya celaka sedangkan

semua kelakuan hambanya adalah Allah jua yang menunjukannya, Allah jua

yang membuatnya, dan Allah jua yang memudahkan terlaksananya. Maka

tidakkah hal itu dapat dikatakan kezhaliman? Tidakkah sebaiknya kalau

semua hamba Allah itu dijadikan orang yang baik-baik dan semuanya

bahagia? Jabariyah menjawab segala apa saja yang terjadi di alam ini adalah

telah ditentukan Allah dalam azalinya. Dan semua yang dijadikan Allah itu

tentu ada hikmahnya. Allah memberi wujud pada sesuatu seperti yang tampak

wujud dimata kita ini, adalah menurut kemauan dan yang dikehendaki, serta

menurut tujuan sesuatu yang dimintanya kepada Allah. Oleh karena itu kita

13

Page 17: Al-Jabariyah 2 Tugas OK

tidak boleh bertanya-tanya sesuatu yang sudah terjadi itu mengapa dijadikan

demikian,

Daftar Pustaka :

1. Nasution, harun, Teologi Islam: aliran-aliran, sejarah analisa perbandingan, UI Press, Jakarta, 1983, hal 31

2. A. Nasir Shalihun, pengantar ilmu kalam, Rajawali Press, Jakarta, 1991, hal 133

3. Abdul mun’m Thaib Thahir, Ilmu Kalam, Widjaya, Jakarta, 1986,Hal 101

4. Jahm bin shafwan selain penggerak gerakan jabariyah, juga seorang pemimpin yang mengatakan bahwa Allah Ta’ala tidak mempunyai sifat-sifat menurut Jahm, Tuhan hanya memilki Zat saja. Jahm berkata tidak layak tuhan itu disipati oleh sifat-sifat yang dipakai untuk mensifati makhluknya.

5. Lih al-Milal jilid 1 hal 87

6. Nasution, harun, op.cit hal 34

7. A. Nasir Shalihun, op.cit. hal 242-246

14