acara iv - pengenalan profil tanah
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR ILMU TANAH
ACARA IV
PENGENALAN PROFIL TANAH
Disusun Oleh:
Nama : Sella Wulandari
NIM : A1L012151
Rombongan : C2
Asisten : Nova Margareth
Semester :
Genap 2013
LABORATURIUM ILMU TANAH
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
AGROTEKNOLOGI
PURWOKERTO
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah ditemukan dimana-mana di sekitar kita dan mempunyai arti
yangsangat penting bagi kehidupan semua makhluk hidup di muka bumi ini,
termasuk manusia. Manusia sangat tergantung pada tanah karena tanpa adanya
tanah semuamakhluk hidup di muka bumi tidak akan bisa mempertahankan
hidupnya.
Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan
organik. Jenis tanah di setiap daerah pun berbeda-beda dan jenisnya. Komposisi
tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara
merupakan bagian dari tanah.Setiap tanah biasanya memiliki tiga atau empat
lapisan yang berbeda. Sebagian besar jenis tanah mengacu pada pola utama
lapisan tanah yang terkadang disebut dengan lapisan tanah yang ideal. Setiap
lapisan ditandai dengan huruf, dengan urutannya sebagai berikut: O-A-B-C-R.
Fungsi utama tanah adalah sebagai medium alam untuk pertumbuhan
tanaman. Tanah menyediakan unsur-unsur hara sebagai makanan tanaman untuk
pertumbuhannya. Selanjutnya unsure hara di serap oleh akar tanaman dan melalui
daun di robah menjadi persenyawaan organic seperti karbohidrat protein, lemak
dan lain-lain yang amat berguna bagi kehidupan manusia dan hewan. Proses
pembentukan tanah dimulai dari hasil pelapukan batuan induk (regolit) menjadi
bahan induk tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa
tumbuhan yang dilapuk oleh mikroorganisme dengan bahan mineral dipermukaan
tanah, pembentukan struktur tanah, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian
atas ke bagian bawah dan berbagai proses lain, sehingga apabila kita menggali
lubang pada tanah maka akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang berbeda sifat
fisik, kimia, dan biologinya, lapisan-lapisan inilah yang disebut dengan horizon
tanah yang terbentuk dari mineral anorganik akar. Susunan horizon tanah tersebut
biasa disebut Profil Tanah.
Profil Tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah yang
menunjukkan susunan horizon tanah, dimulai dari permukaan tanah sampai
lapisan bahan induk dibawahnya. Lapisan-lapisan tersebut terbentuk selain
dipengaruhi oleh perbedaan bahan induk sebagai bahan pembentuknya, juga
terbentuk karena pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan air.
Terdapatnya horizon-horizon pada tanah-tanah yang memiliki
perkembangan genetis menyugestikan bahwa beberapa proses tertentu, umum
terdapat dalam perkembangan Profil Tanah. Berdasarkan uraian di atas maka
dilakukan pengamatan Profil Tanah dalam langkah awal penelitian dan
pengamatan terhadap tanah.
B. Tujuan Mengenal suatu jenis tanah.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Tanah merupakan hasil evolusi dan mempunyai susunan teratur yang unik
yang terdiri dari lapisan-lapisan atau horison-horison yang berkembang secara
genetik. Proses-proses pembentukan tanah atau perkembangan horison dapat
dilihat sebagai penambahan, pengurangan, perubahan atau translokasi. Tanaman
dan hewan memperoleh lingkungan pada semua jenis tanah, menjdai bagian dari
bahan organik. Dalam semua jenis tanah mineral-mineral menahan mineral-
mineral sekunder dan campuran lainnya dengan pembentukan serentak dan
dengan berbagai macvam daya larutnya yang padat dipindahkan dari satu horison
melewati dan memindahkan bahan-bahan yang dapat larut. Kebanyakan jenis
tanah mendapat tambahan debu, abu vulkanik atau sedimen-sedimen hasil kikisan
tanah-tanah di bagian yang lebih tinggi. (Foth, 1988).
Bahan tanah tersusun atas empat komponen, yaitu bahan padat mineral,
bahan padat organik, air dan udara. Bahan pada mineral terdiri atas sibir batuan
dan mineral primer, lapukan batuan dan mineral, serta mineral sekunder. Bahan
padat organik terdiri atas sisa dan rombakan jaringan jasad, terutama tumbuhan,
zat humik, dan jasad hidup penghuni tanah, termasuk akar tumbuhan hidup. Air
mengandung berbagai zat terlarut n. Maka disebut juga larutan tanah. Udara tanah
berasal dariudara atmosfer, akan tetapi mengalami perubahan susunan karena
saling tindaknya dengan tanah (Notohadiprawiro, 1998).
Profil Tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah dibuat
dengan cara menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar) tertentu dan
kedalaman yang tertentu pula sesuai dengan keadaan keadaan tanah dan keperluan
penelitian. Tekanan pori diukur relative terhadap tekanan atmosfer dianamakan
muka air tanah. Tanah yang diasumsikan jenuh walaupun sebenarnya tidak
demikian karena ada rongga-rongga udara (Pasaribu, 2007).
Profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga
ke bebatuan induk tanah (regolit), yang biasanya terdiri dari horizon-horizon O-A-
E-B-C-R. empat lapisan teratas yang masih dipengaruhi cuaca disebut lapisan
tanah atas (Anonim,2010).
Secara vertikal, tanah berdifferensiasi membentuk horizon-horizon yang
berbeda-beda baik dalam morfologis seperti ketebalan dan warnanya, maupun
karakteristik fisik, kimiawi dan biologis masing-masingnya sebagai konsekuensi
bekerjanya faktor-faktor lingkungan terhadap:
(1) bahan induk asalnya
(2) bahan-bahan eksternal, berupa bahan organik sisa-sisa biota yang hidup
diatasnya dan mineral nonbahan induk yang berasal dari letusan gunung
api maupun yang terbawa oleh aliran air.
Adapun syarat-syarat penampang tanah yaitu :
a. Lubang penampang harus besar
b. Penggalian sampai bahan induk dan dalam pemeriksaan,dipilih sisi lubang
penampang yang mendapat sinar matahari
c. Tidak menumpuk tanah bekas galian di atas sisi penampang pemeriksaan
d. Penampang pewakil adalah tanah yang belum mendapat gangguan,misalnya
timbunan serta jauh dari pemukiman
e. Jika berair,air yang berada di penampang harus dukeluarkan terlebih dahulu
f. Melakukan pengamatan pada sinar matahari yang cukup.
Menurut Hakim, dkk. (1986), profil tanah merupakan penampang
vertikal tanah dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan bahan induk di bawah
tanah. Pengamatan profil tanah meliputi pengamatan profil itu sendiri dan
pengamatan faktor sekeliling yang mempengaruhi proses pembentukan tanah.
Yang termasuk faktor sekeliling antara lain : vegetasi, topografi, kedalaman air
tanah, usaha tani, serta ada tidaknya faktor penghambat seperti bahaya banjir,
erosi, salinitas, keadaan berbatu, dan sebagainya.
Untuk mengetahui jenis tanah dan tingkat kesuburannya maka perlu
diketahui ciri-ciri morfologi dari tanah tersebut. Tindakan budidaya tanaman akan
lebih tepat, bila didasarkan pada sifat morfologi tersebut. Menurut Hardjowigeno
(1987), sifat morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan
dipelajari di lapang, sebagian dari sifat-sifat morfologi tanah merupakan sifat-sifat
fisik dari tanah tersebut. Sifat-sifat fisik tanah meliputi tekstur tanah, warna tanah,
konsistensi, dan struktur tanah.
Tekstur tanah ialah perbandingan relatif (dalam persen) antara fraksi-
fraksi pasir, debu, dan liat. Menurut Hardjowigeno (1987), tanah-tanah yang
bertekstur pasir mempunyai luas permukaan yang kecil sehingga sulit menyerap
(menahan) air dan unsur hara sedangkan tanah yang bertekstur liat mempunyai
luas permukaan yang besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan
unsur hara tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada
tanah bertekstur kasar. Tekstur tanah penting untuk diketahui oleh karena
komposisi fraksi butir-butir tanah tersebut akan menentukan sifat-sifat fisika,
fisika kimia, dan kimia tanah (Hakim dkk, 1986)
Warna tanah adalah salah satu sifat fisika tanah yang mudah tampak.
Warna tanah terjadi karena pengaruh berbagai faktor atau senyawa tunggal atau
bersama memberikan jenis warna tertentu (Subagyo ,1970).
Warna tanah dapat digunakan dalam klasifikasi tanah, mencirikan
perbedaan horizon-horizon. Warna tanah juga erat hubungannya dengan
kandungan bahan organik ikatan besi dan pencucian (Hakim dkk, 1986).
Warna tanah ditentukan dengan menggunakan warna-warna baku yang
terdapat dalam buku Munsell Soil Color Chart. Dalam warna baku ini warna
disusun oleh tiga variabel, yaitu : hue, value, dan chroma. Hue adalah warna
spektrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya. Value
menunjukkan gelap-terangnya warna sesuai dengan banyaknya sinar yang
dipantulkan. Chroma menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum
(Hardjowigeno:1987).
Konsistensi tanah ialah istilah yang berkaitan sangat erat dengan
kandungan air, yang menunjukkan manifestasi gaya-gaya fisika yakni kohesi dan
adhesi yang bekerja di dalam tanah pada kandungan air yang berbeda-beda.
Konsistensi penting untuk klasifikasi tanah, pengelolaan tanah, dan perencanaan
alat-alat olah tanah. Konsistensi ditetapkan dalam keadaan basah, lembab, dan
kering (Hakim dkk, 1986).
Menurut Hardjwigeno (1987) dalam keadaan lembab, tanah dibedakan
dalam konsistensi gembur (mudah diolah) sampai teguh (agak sulit dicangkul),
sedangkan dalam keadaan kering, tanah dibedakan ke dalam konsistensi lunak
sampai keras, dalam keadaan basah dibedakan plastisitasnya yaitu dari plastis
sampai tidak plastis atau kelekatannya yaitu dari tidak lekat sampai lekat.
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah.
Gumpalan struktur ini terjadi karena butir-butir pasir, debu, dan liat terikat satu
sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi, dan lain-
lain. Gumpalan –gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran, dan kemantapan
(ketahanan) yang berbeda-beda. Menurut Subagyo (1970), struktur tanah yang
baik ialah yang mengandung udara dan air dalam jumlah cukup dan seimbang
serta mantap. Ini terdapat pada struktur tanah yang ruang pori-porinya besar,
mempunyai perbandingan yang sama antara pori-pori makro dan mikro serta
tahan terhadap pukulan tetesan hujan. Menurut Hakim, dkk. (1986), struktur dapat
memodifikasikan pengaruh tekstur dalam hubungan dengan kelembaban,
porositas, tersedianya unsur-unsur hara, kegiatan, jasad hidup, dan pertumbuhan
akar. Terdapat empat tipe utama struktur, yakni berbentuk lempeng, prisma,
gumpal, dan spheriodal (Hardjowigeno ,1987)
Karatan yang terdapat pada lapisan tanah mengandung unsur besi,
dimana kandungan besi yang dapat larut dalam tanah sangat rendah dibandingkan
dengan kandungan besi total tanah. Besi yang dapat larut berbentuk kation Fe2+,
Fe3+, Fe(OH)2+, serta senyawa fekelat. Sedangkan besi yang terikat pada kisi-kisi
mineral tidak dapat larut (Sanches, 1992).
Meskipun tanah terdiri dari beberapa horizon, namun bagi tanaman,yang
sangat penting adalah lapisan atas yang biasanya mempunyai ketebalan di bawah
30cm,bahkan bagi tanaman berakar dangkal seperti padi, palawija dan sayuran,
yang paling berperan adalah kedalaman di bawah 20 cm. Oleh karena itu, istilah
kesuburan tanah biasanya mengacu pada ketersediaan hara pada lapisan setebal
ini, yang biasanya disebut dengan lapisan olah (Hanafiah, 2009).
BAB IIIMETODE PRAKTIKUM
A. Alat dan BahanAlat yang dipergunakan pada praktikum pengenalan profil tanah
adalah boor tanah, abney level (clinometer), kompas, altimeter, pH
saku, botol semprot, kertas label, meteran, buku Munsell Soil Color
Chart, kantong plastik, spidol, buku pedoman tanah di lapang, dan
daftar isian profil. Bahan-bahan yang dipergunakan adalah sampel
tanah, larutan H2O2 3%, larutan HCl 10%, larutan αα-dipiridil dalam 1
N NH4Oac netral, dan aquades.
B. Prosedur Kerja
1. Tempat pembuatan profil dipilih. Sebelumnya pengeboran (boring)
dilakukan di tempat0tempat sekitar profil yang akan dibuat
sedalam 1 meter pada 2 atau 3 tempat berjarak 1 meter, supaya
keseragaman tercapai.
2. Lubang sedemikian rupa digali sehingga profit tanah dengan
panjang 2 meter, lebar 1,5 meter dan kedalamn 1,5 meter
terbentuk. Tangga kebawah dibuat didepan bidang pengamatan
profil untuk memudahkan pengamat turun.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pembahasan
Nomor Lapisan 1 2 3 4 5
Dalam Lapisan (cm) 1-5 cm 5-27 cm 27-51 cm 51-78 cm 78-105 cm
Simbol Lapisan O A E B C
Batas Lapisan b b d
Batas Topografi w w s w w
Warna Tanah (Matriks) 35 yr 3/4 7,5 yr 3/4 2,5 yr 3/4 10 yr 2/2
Tekstur Tanah s cl cl cl cs
Kandungan bahan kasar (konkresi/hablur/fragmen)
Fe
Struktur tanah 1 - VF 1- C 1-M-sb 1-F-ab
Konsistensi B-ss B-ssL-vfK-sh
B-soL-f
K-sh
B-ssL-f
K-sh
B-ssL-vfK-s
Karatan k-ba Bi- ε
pH tanah (lapang) 5,5 6 5 6 5
Reaksi terhadap HCl - - - - -
Perakaran Halus – banyak sampai : 78-85 cm Kasar sampai : 85 – 105 cm
Epipedon
Horison Pendiri Bawah Tanpa / cambric
Padas
B. Pembahasan
Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi
tempat tumbuh berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman
dan penyuplai kebutuhan air danudara, secara kimiawi berfungsi sebagai
gudang dan penyuplai hara atau nutrisi ( senyawa porganik dan anorganik
sederhana dan unsure-unsur esensial seperti N, P,K,Ca, Mg, S, CU, Zn,Fe, Mn, B,
Cl dan lain-lain ), dan secara biologis berfungsi sebagai habitat biota ( organisme )
yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif
(pemacu tumbuh, proteksi ) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu
menunjang produktifitas tanahuntuk mengehasilkan biomassa dan produksi baik
tanaman pangan, obat-obatan, industry perkebunan, maupun kehutanan
(Kemas A.H, 2007 ).
Profil tanah merupakan suatu iris dan melintang pada tubuh tanah, dibuat
dengan cara membuatlubang dengan ukuran panjang, dan lebar serta kedalam
tertentu sesuai dengan keadaan tanahdan keperluan penelitian. Tanah merupakan
tubuh alam yang terbentuk dan berkembang akibatterkena gaya-gaya
alam (natural forces) Terhadap proses pembentukan mineral, serta pembentukan
dan pelapukan bahan-bahan koloid (Hakim dkk, 1982 ).
Hasil pelapukan batuan-batuan yang bercampur dengan sisa batuan dari
organism yang hidupdiatasnya. Selain itu, terdapat pula udara dan air di dalam
tanah. Air dalam tanah berasal dariair hujan yang ditahan oleh tanah sehingga
tidak meresap ketempat lain, di samping pencampuran bahan organic didalam
proses pembentukan tanah, terbentuk pula lapisan-lapisan tanah (Hard jowigeno,
1985).
Ada enam horison dan lapisan utama dalam tanah yang masing-masing
diberi simbol dengan satu huruf kapital yaitu (dari atas ke bawah): O, A, E, B, C,
dan R (Hardjowigeno, 2003).
Profil dari tanah mineral yang telah berkembang lanjut biasanya memiliki
horizon-horizon sebagai berikut ; O-A-E-B-C-R.
a. Horizon O
Horizon O merupakan horizon yang terdiri dari bahan serasah atau sisa-
sisa tanaman ( Oi ) dan bahan organik tanah hasil dekomposisi serasah
(Oa).
b. Horizon A
Horizon A adalah horizon mineral berbahan organik tanah ( BOT ) tinggi
sehingga berwarna agak gelap.
c. Horizon E
Horizon E adalah bahan horizon mineral yang telah tereloviasi ( tercuci )
sehingga kadar BOT, liat siikat, Fe dan Al rendah tetapi kadar pasir dan
debu kuarsa ( seskuoksida ) dan mineral resisten lainnya tinggi serta
berwarna terang.
d. Horizon B
Horizon B adalah horizon eluviasi yaitu horizon akumulasi bahan eluvial
dari horizon di atasnya.
e. Horizon C
Horizon C adalah lapisan yang bahan penyusunnya masih sama dengan
bahan induk atau belum terjadi perubahan secara kimiawi.
f. Horizon R
Horizon R adalah bahan induk tanah.
Prosedur kerja praktikum acara 5, yaitu:
1. Membuat lubang penampang harus cukup besar agar orang dapat
dengan mudah duduk dan berdiri di dalamnya dan pemeriksaannya
berjalan dengan sempurna.
2. Mengukur penampang 1,5 m x 1m sampai bahan induk dan
pemeriksaan dipilih di sisi lubang penampang pada bagian teratas.
3. Tidak menumpuk tanah bekas galian di atas sisi penampang
pemeriksaan.
4. Melakukan pengamatan pada sinar matahari yang cukup.
Pada praktikum kali ini, digunakan larutan seperti H2O2 dan HCl. Fungsi
dari H2O2 adalah untuk menguji adanya bahan organik. Sedangkan HCl, berfungsi
untuk mengetahui derajat keasaman suatu tanah dan menentukan adanya asam
karbonat dalam tanah. Berikut reaksi dari uji terhadap kandungan bahan organik
tersebut:
Mn + H2O2 akan mengeluarkan asap
CaCO3 + H2O2 akan bergelembung
reaksi antara tanah dengan HCl tidak menunjukkan suatu reaksi, sehingga tidak
ada asam karbonat pada tanah yang diamati profilnya.
Hasil praktikum acara 5 yaitu, setiap kelompok mendapatkan satu horison
tanah. Kelompok 1 mendapatkan horizon O dengan tebal 5 cm, dimana horizon
tersebut banyak mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.
Kelompok 2 mendapatkan horizon 2 yaitu horizon A dengan tebal 22 cm. Pada
horizon 2 berwarna dark brown. Kelompok 3 mendapatkan horizon tanah no 3
yaitu horizon E dengan ketebalan 23 cm. Kelompok 4 mendapatkan horizon 4
yaitu horizon B dengan ketebalan 27 cm. Kelompok 5 mendapatkan bagian tanah
yang hampir mendekati bed rock, dengan ketebalan 27 cm dengan warna very
dark brown. Kemudian diambil contoh tanah untuk diuji dengan cara seperti acara
4 yaitu pengamatan dengan indra.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan tanah
yaitu, bahan induk organism, topografi, iklim, dan waktu. Adanya beberapa
tingkatan atau variasi faktor-faktor pembentuk tanah maka untuk menentukan
berbagai jenis tanah yang berbeda adalah amat besar (foth, H.D. 1999).
1. Bahan induk
Keadaan alamin bahan induk akan mempunyain pengaruh terputus pada
sifat-sifat tanah muda, mereka dapat memakai satu pengaruh yang
mendalam dalam perkembangan tanah termasuk tekstur, komposisi
mineral dan tingkat stratifikasi.
Pembentukan tanah dapat di mulai segera setelah penimbunan abu
vulkanik tetapi harus menunggu penghancuran batu an keras secara fisik,
dimana granit dibuka. Penghancuran batuan dapat membatasi lajudan
kedalaman perkembangan tanah, dimana laju penghancuran melebihi laju
pemindahan bahan oleh erosi.
2. Iklim
Pengaruh iklim yang penting mempengaruhi pembentukan tanah
adalah presipitasi dan temperature. Iklim juga mempengaruhi
pembantukan tanah secara tidak langsung yang menentukan vegetasi
alami. Tidaklah terlalu mengejutkan bahwa terdapat beberapa
penyebaran iklim, vegetasi dan tanah yang pararel di permukaan
bumi. Setiap kenaikan 10°c akan menaikkan laju reaksi kimia dua
sampai tiga kali. Meningkatnya pelapukan dan kandungan liat terjadi
dengan meningkatnya rata-rata temperature tanah. Rupanya hanya
tanah-tanah yang sangat muda mempunyai tingkatan pengaruh iklim
yang konstan selama genesa tanah.
3. Organisme
Tanaman mengabsobsi unsure hara dari tanah dan mengangkut
nutrient ke tajuk tanaman, bila tajuk mati dan jatuh kepermukaan tanah
perombakan bahan organik akan melepaskan unsure hara untuk kesuburan
dirinya sendiri.
Profil tanah rumput mengandung lebih banyak bahan organic
terdistribusi lebih uniform di dalam tanah daripada tanah hutan. Tanah
dengan vegetasi hutan kira-kira separuh dari kadungan bahan organik dan
terdistribusi tidak merata dengan tingkat perkembangan profil tanah lebih
sempurna. Horizon-horizon pada solum lebih asam dan persentase jenuh
basa yang rendah dan lebih banyak liat yang akan dipindahkan dari
horizon A ke horizon B.
4. Topografi
Topografi mengubah perkembangan profil tanah dalam tiga cara, yaitu :
a. Mempengaruhi jumlah presipitasi yang di absorpsi dan di tahan dalam
tanah, sehingga mempengarui kelembaban
b. Mempengaruhi kecepatan perpindahan tanah oleh erosi
c. Mengarahkan gerakan bahan-bahan dalam suspense atau larutan dari
daerah yang satu ke daerah yang lain.
5. Waktu
Tanah sebagai hasil evolusi berubah secara tetap seperti perubahan
bentuk bui. Mereka mempunyai siklus hidup dengan keadaan yang sama
dimana bentuk muka bumi lambat laun menembus suatu siklus. Siklus
hidup tanah teristimewa termasuk bahan induk, tanah muda, tanah matang
dan tanah tua. Pada tanah-tanah muda, kandungan bahan organik
meningkat dengan cepat sebab laju pertambahan melebihi laju
dekomposisi.
Kematangan dicirikan oleh kandungan bahan organic yang konstan
sebagai penambah di imbangi oleh yang hilanh. Unsur yang tua dicirikan
oleh kandungan bahan organik yang rendah dan menurun yang
menunjukkan bahwa laju pertambahan susut dari tanah menjadi lebih
mudah dilapukkan.
BAB V
KESIMPULAN
1. Dari data pengamatan yang dilakukan diketahui bahwa warna tanah
ventrisol 10 yr 2/2, batas topografi wavy, tekstur lempung berpasir, tidak
memiliki kandungan Fe, struktur tanah sedang, konsistensi agak
lekat(slightly sticky), pH tanah 5, reaksi terhadap HCL(tidak berubah),
perakaran halus banyak, epipedon(anthropic). Profil tanah yaitu suatu
irisan melintang pada tubuh tanah yang memperlihatkan lapisan-lapisan
tanah. Kedalam efektif untuk profil tanah dapat ditentukan dengan melihat
batasan perakaran tumbuh.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Hanafiah, Kemas. 2007. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Buckman, O, Hanry, Brady, C, Nyle. 1982. Ilmu Tanah. Jakarta: Barat Karya Aksara.
Foth,HD dan L.N.Turk . 1999. Fundamental of soils science. New York:fifth Ed. John.
Waley & soil.
Gobahong, prof. Dr. 1994 Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung.
Hakim, , dkk.1982. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas
Lampung.
Kartasapoetra, A. G, Ir. Dkk. 1985. Teknologi Konservasi Tanah Dan Air. Jakarta: Rineka
Cipta
Pairunan. A. K. dkk. 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Ujung Pandang: BKPT INTIM
Purwowidodo. 1991. Ganesa Tanah. Jakrta: Rajawali.
Tim Penyusun. 2010. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung:
Universitas Lampung.