acara ii

7
ACARA II “Tingkat Porositas” I. Tujuan Mampu mengetahui tingkat porositas sampel tanah di daerah Malang. II. Dasar Teori Pori-pori tanah adalah bagian tanah yang tidak terisi bahan padat tanah (terisi oleh udara dan air). Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar (macro pore) dan pori-pori halus (micro pore). Pori-pori kasar berisi udara atau air gravitasi (air yang mudah hilang karena gaya gravitasi), sedang pori-pori halus berisi air kapiler atau udara (Hakim, 1986). Tanah-tanah pasir mempunyai pori-pori kasar lebih banyak daripada tanah liat. Tanah dengan banyak pori- pori kasar sulit menahan air sehingga tanaman mudah kekeringan. Tanah-tanah liat mempunyai pori total (jumlah pori-pori makro + mikro) lebih tinggi daripada tanah pasir. Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, dan tekstur tanah. Tanah-tanah dengan struktur granuler atau remah, mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal). Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan air (Hardjowigeno, 2003). Ruang pori-pori total pada tanah berpasir semakin rendah, tetapi sebahagian besar dari pori-pori itu 1

Upload: intan-ratna

Post on 08-Dec-2015

221 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

tugas geohidrologi

TRANSCRIPT

Page 1: ACARA II

ACARA II

“Tingkat Porositas”

I. Tujuan

Mampu mengetahui tingkat porositas sampel tanah di daerah Malang.

II. Dasar Teori

Pori-pori tanah adalah bagian tanah yang tidak terisi bahan padat tanah (terisi

oleh udara dan air). Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar (macro

pore) dan pori-pori halus (micro pore). Pori-pori kasar berisi udara atau air gravitasi

(air yang mudah hilang karena gaya gravitasi), sedang pori-pori halus berisi air

kapiler atau udara (Hakim, 1986).

Tanah-tanah pasir mempunyai pori-pori kasar lebih banyak daripada tanah liat.

Tanah dengan banyak pori-pori kasar sulit menahan air sehingga tanaman mudah

kekeringan. Tanah-tanah liat mempunyai pori total (jumlah pori-pori makro +

mikro) lebih tinggi daripada tanah pasir.

Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, dan

tekstur tanah. Tanah-tanah dengan struktur granuler atau remah, mempunyai

porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal).

Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit

menahan air (Hardjowigeno, 2003).

Ruang pori-pori total pada tanah berpasir semakin rendah, tetapi sebahagian

besar dari pori-pori itu terdiri dari pori-pori yang besar dan sangat effisien dalam

lalu lintas air maupun udara. Persentase volume yang ditempati oleh pori-pori kecil,

dalam tanah-tanah berpasir adalah rendah, yang menunjukkan kapasitas memegang

air yang rendah (Buckman dan Brady, 1982).

Sebaliknya, pada top-top soil bertekstur halus, memiliki lebih banyak ruang

pori total yang sebagian besar terdiri pori-pori kecil. Jika semakin tinggi persentase

pasir dalam tanah, semakin banyak ruang pori-pori di antara partikel-partikel tanah

semakin dapat memperlancar gerakan air dan udara (Hakim, 1986).

III. Alat dan Bahan

1. Beaker 50 ml

2. Gelas Ukur 100 ml

3. Pipet

4. Aquades

1

Page 2: ACARA II

IV. Langkah Kerja

1.

V. Hasil Praktikum

No LokasiTingkat Porositas (ml) Rata-

rataKel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4 Kel 5

1 Batu 21,3 13 18,6 22,2 17 18,42

2 Pujon 12 12 11,7 20,5 12 13,64

3 Brantas 28,2 21 26,5 28 27 26,14

4 Kedungkandang 20 17 18 22 20 19,4

5 Kawi 21 22 20 24 19 21,2

Perhitungan :

Rumus : Volume Air

VolumeTanahx 100 %

- Batu

Kelompok 1

(21,3/50) * 100% = 42,6%

Kelompok 2

(13/50) * 100% = 26%

Kelompok 3

(18,6/50) * 100 % = 37,2%

Kelompok 4

(22,2/50) * 100 % = 44,4%

Kelompok 5

(17/50) * 100 % = 34%

- Pujon

Kelompok 1

(12/50) * 100 % = 24%

Kelompok 2

(12/50) * 100 % = 24%

Kelompok 3

(11,7/50) * 100 % = 23,7%

Kelompok 4

(20,5/50) * 100% = 41%

2

Page 3: ACARA II

Kelompok 5

(12/50) * 100% = 24%

- Brantas

Kelompok 1

(28,2/50) * 100% = 56,4%

Kelompok 2

(21/50) * 100% = 42%

Kelompok 3

(26,5/50) * 100% = 53%

Kelompok 4

(28/50) *100% = 56%

Kelompok 5

(27/50) *100% = 54%

- Kedungkandang

Kelompok 1

(20/50) *100% = 40%

Kelompok 2

(17/50) *100% = 34%

Kelompok 3

(18/50) *100% = 36%

Kelompok 4

(22/50) *100% = 44%

Kelompok 5

(20/50) *100% = 40%

- Kawi

Kelompok 1

(21/50) *100% = 42%

Kelompok 2

(22/50) *100% = 44%

Kelompok 3

(20/50) *100% = 40%

Kelompok 4

(24/50) *100% = 48%

3

Page 4: ACARA II

Kelompok 5

(19/50) *100% = 38%

No LokasiTingkat Porositas %

Kel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4 Kel 51 Batu 42,6 26 37,2 44,4 342 Pujon 24 24 23,4 41 243 Brantas 56,4 42 53 56 544 Kedungkandang 40 34 36 44 405 Kawi 42 44 40 48 38

VI. Pembahasan

Dari hasil praktikum tersebut dapat dilihat tingkat porositas tanah yang paling

tinggi merupakan daerah Brantas dengan tingkat porositas 54 % sedangkan tingkat

porositas yang paling rendah adalah daerah Pujon dengan tingkat porositas 24%. Hal

yang membedakan tingkat porositas tanah tersebut adalah karena struktur tanah,

kandungan bahan organik, dan tekstur tanah. Porositas tanah tinggi jika bahan

organik tinggi tanah-tanh dengan struktur granuler atau remah mempunyai porositas

yang lebih tinggi dari pada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal). Tanah

dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan air.

Adapun hal–hal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan

struktur tanah. Iklim, suhu,  kelembaban, sifat mengembang dan mengerut  sangat

mempengaruhi porositas. Misalnya saja wilayah yang beriklim hujan tropis maka

tingkat curah hujan pada tanah tersebut akan tinggi pada saat tanah tersebut basah

maka tanah tersebut akan mengalami pengembangan dan pori tanah pada saat

tersebut akan banyak terisi oleh air juga akan mempengaruhi kelembaban tanah

tersebut yang nantinya akan berpengaruh pada porositasnya. Sebaliknya pada musim

kemarau atau kering tanah akan mengerut dan pori tanah akan semakin besar tetapi

kebanyakan akan diisi oleh udara, sehingga nantinya akan berpengaruh terhadap

porositas tanah tersebut. Selain itu, struktur tanah juga akan sangat berpengaruh,

karena sangat bergantung pada kadar liat , pasir, dan debu yang dikandung tanah

tresebut apabila struktur tanah dirusak maka porositas tanah tersebut akan berubah.

Porositas suatu lapisan tanah juga dipengaruhi oleh ada tidaknya  perkembangan

struktur granular pada tiap lapisan horizon tanah yang akan memberikan hasil

porositas total yang tinggi dan dapat meningkatkan jumlah pori mikro dan pori

makro suatu lapisan tanah. Sehingga, pada suatu lapisan tanah dengan struktur

4

Page 5: ACARA II

remah atau kersai sangat berpengaruh dalam penentuan porositas karena dengan

struktur tanah tersebut umumnya mempunyai porositas yang besar. Porositas tanah

erat kaitanya dengan tingkat kepadatan tanah (Bulk Density). Semakin padat tanah

berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas tanah semakin kecil.

Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air maka tanah tersebut memiliki

porositas yang besar. Tinggi rendahnya porositas suatu tanah ini sangat berguna

dalam menentukan tanaman yang cocok untuk tanah tersebut.Bila suatu tanah

dengan porositas rendah dalam artian sulit menyerap air, maka bila kita menanam

tanaman yang tidak rakus air, akan sangat menghambat bahkan merusak. Dalam

keadaan air yang lama terserap (hingga tergenang) sementara tanaman yang ditanam

tidak membutuhkan banyak air justru akan menjadikan kondisi lingkungan mikro di

sekitar tanaman menjadi lembab akibatnya akan mempengaruhi perkembangan

penyakit tanaman. Selain itu, tanaman akan mudah rusak bila tergenang air terlalu

lama, karena tanaman tersebut dalam kondisi tercekam kelebihan air yang dapat

menyebabkan pembusukan akar tanaman.

VII. Kesimpulan

VIII. Daftar Pustaka

5