acara i.docx

18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengenalan tanah di lapangan dilakukan dengan mengamati menjelaskan sifat-sifat profil tanah. Profil tanah adalah urutan-urutan horison tanah, yakni lapisan-lapisan tanah yang dianggap sejajar permukaan bumi. Profil tanah dipelajari menggali tanah dengan dinding lubang vertikal kelapisan yang lebih bawah. Tanah merupakan tubuh alam yang terbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam (natural forces) terhadap proses pembentukan mineral. Pembentukan dan pelapukan bahan-bahan organik pertukaran ion-ion, pergerakan dan pencucian bahan-bahan koloid (Foth H.D, 1994). Pembentukan lapisan atau perkembangan horizon dapat membangun tubuh alam yang disebut tanah. Tiap tanah dicirikan oleh susunan tertentu horizon. Secara umum dapat disebutkan bahwa setiap profil tanah terdiri atas dua atau lebih horizon utama. Tiap horizon dapat dibedakan berdasarkan warna, tekstur, struktur dan sifat morfologis lainnya. (Pairunan, 1985). Salah satu sifat fisika tanah yang secara langsung dapat dilihat dengan mata telanjang yaitu warna tanah. Warna tanah merupakan campuran dari warna abu-abu, coklat dan komponen warna lainnya yang terjadi oleh

Upload: abror-insany

Post on 01-Jan-2016

28 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

jos

TRANSCRIPT

Page 1: Acara I.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pengenalan tanah di lapangan dilakukan dengan mengamati

menjelaskan sifat-sifat profil tanah. Profil tanah adalah urutan-urutan horison

tanah, yakni lapisan-lapisan tanah yang dianggap sejajar permukaan bumi. Profil

tanah dipelajari menggali tanah dengan dinding lubang vertikal kelapisan yang

lebih bawah. Tanah merupakan tubuh alam yang terbentuk dan berkembang

akibat terkena gaya-gaya alam (natural forces) terhadap proses pembentukan

mineral. Pembentukan dan pelapukan bahan-bahan organik pertukaran ion-ion,

pergerakan dan pencucian bahan-bahan koloid (Foth H.D, 1994).

Pembentukan lapisan atau perkembangan horizon dapat membangun tubuh

alam yang disebut tanah. Tiap tanah dicirikan oleh susunan tertentu horizon.

Secara umum dapat disebutkan bahwa setiap profil tanah terdiri atas dua atau

lebih horizon utama. Tiap horizon dapat dibedakan berdasarkan warna, tekstur,

struktur dan sifat morfologis lainnya. (Pairunan, 1985).

Salah satu sifat fisika tanah yang secara langsung dapat dilihat dengan

mata telanjang yaitu warna tanah. Warna tanah merupakan campuran dari warna

abu-abu, coklat dan komponen warna lainnya yang terjadi oleh adanya pengaruh

berbagai faktor atau senyawa tunggal atau bersama memberikan jenis warna

tertentu. Warna tanah yang dominan bukan warna-warna tanah yang murni tetapi

sudah merupakan campuran dari warna abu-abu, coklat dan warna seperti karat.

Warna hijau atau biru yang murni tidak dijumpai pada tanah, sedang dua warna

atau lebih yang terjadi pada suatu bidang permukaan atau tempat tertentu disebut

becak-becak. Warna tanah dipengaruhi oleh kondisi atau sifat tanah lainnya

melalui pengaruhnya atas radiasi dari energi sinar matahari. Warna yang semakin

hitam atau semakin gelap akan lebih banyak menyerap panas dari sinar matahari

dari pada warna tanah yang terang. Sejumlah energi panas yang terdapat dalam

tanah mengakibatkan tingkat evaporasi yang tinggi, sehingga tanah yang semakin

gelap akan lebih cepat mengering dibanding warna yang lebih muda. Temperatur

tanah dipengaruhi oleh warna tanah dan akan berpengaruh pada pertumbuhan 

Page 2: Acara I.docx

tanaman dan aktifitas jasad renik serta struktur tanah. Jadi dengan adanya warna

tanah secara tidak langsung berpengruh pada pertumbuhan tanaman dan jasad

renik. Selain itu warna tanah secara langsung dapat dipakai untuk menentukan

tingkat pelapukan, menilai kandungan bahan organik, menilai keadaan

pembuangan air, melihat adanya horison pencucian dan horison pengendapan

serta untuk dapat menaksir kandungan mineral. warna tanah yang semakin merah

menunjukkan  tingkat pelapukan semakin lanjut. Tanah yang semakin gelap

warnanya akan semakin banyak kandungan bahan organiknya. Warna kuning,

coklat, atau merah menunjukkan drainase baik, sedang warna kelabu kebiruan

atau bercak-bercak menunjukkan drainase jelek. Warna putih atau pucat

menunjukkan horison pengendapan bahan dari horison diatasnya. Warna pucat

atau kekuningan ini menunjukkan berasal dari mineral kuarsa, sedang warna

merah menunjukkan berasal dari mineral mengandung besi (Soepardi, 1983).

Struktur tanah adalah butiran majemuk yang terdiri dari sejumlah butir

tunggal yang diikat oleh bahan organik, liat, hidroksida Al dan Fe, dan flokulasi

kation tertentu. Butir majemuk yang disebut agregat dan terbentuk secara alamiah

disebut ped. Ped dapat digambarkan berdasarkan tingkat perkembangan yaitu

lemah, sedang, dan kuat. Selain itu, ped juga dapat digolongkan berdasarkan

ukurannya, yaitu halus, sedang, atau kasar. Bentuk ped dapat menentukan apakah

struktur suatu tanah terbentuk lempung (plate), berbutir (granular), kubus (gumpal

bersudut), tiang (columnar) atau prisma (prismatic). Jika bentuk ped dari suatu

tanah tidak menunjukkan salah satu bentuk struktur ped tersebut, maka tanah

tersebut dapat dikategorikan berstruktur pejal (masif) atau lepas/ butir tunggal/

single grain (Anonim, 2012)

Pengambilan sampel tanah merupakan tahapan terpenting di dalam

program uji tanah. Analisis kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan

untuk mengukur kadar hara, menetapkan status hara tanah dan dapat digunakan

sebagai petunjuk penggunaan pupuk dan kapur secara efisien, rasional dan

menguntungkan. Namun, hasil uji tanah tidak berarti apabila contoh tanah yang

diambil tidak mewakili areal yang dimintakan rekomendasinya dan tidak dengan

cara benar. Oleh karena itu pengambilan sampel tanah merupakan tahapan

Page 3: Acara I.docx

terpenting di dalam program uji tanah.Sampel tanah dapat diambil setiap saat,

tidak perlu menunggu saat sebelum tanam namun tidak boleh dilakukan beberapa

hari setelah pemupukan. Keadaan tanah saat pengambilan sampel tanah pada

lahan kering sebaiknya pada kondisi kapasitas lapang (kelembaban tanah sedang

yaitu keadaan tanah kira-kira cukup untuk pengolahan tanah). Sedang

pengambilan pada lahan sawah sebaiknya diambil pada kondisi basah (Riskirana,

2011)

Page 4: Acara I.docx

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu :

a. Pisau belati

b. Rol meter

c. Kantong plastik

d. Karet gelang

e. Buku warna tanah

f. pH stik

g. Ring sampler

h. Sekop

i. Penjepit

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu:

a. Profil tanah 1,5 meter dengan kedalaman sampai mencapai batuan

induk

b. Aquades

B. Cara Kerja

1. Pengamatan dan deskripsi profil tanah

Tempat yang tak tergenang air, tak terkena sinar matahari secara

langsung, datar dan mewakili tempat sekitarnya dipilih.

Lubang baru digali dengan dinding tegak lurus disebelah utara atau

selatan, ukuran 1m × 1m×1m. Tangga dibuat untuk tempat

pangamatan

Dari profil yang tersedia, dibedakan horizon satu dengan yang

lainnya dengan membedakan tekstur, warna, konsistensi,

kenampakan dll.

Page 5: Acara I.docx

Pisau belati diambil sebagai alat bantu untuk membedakan horizon

horizon dengan cara menusuk-nusukkan ke dalam tanah.

Setelah diketahui adanya horizon yang berbeda, diberi tanda untuk

setiap horizon.

Setiap horizon diidentifikasi sebagai berikut :

a. Warna

Contoh tanah diambil pada horizon yang bersangkutan dan

ditentukan warnannya dengan buku warna. Dipilih warna yang

sesuai dengan warna dalam buku warna.

b. Tekstur

Contoh tanah diambil dan diletakkan dalam telapak tangan

secukupnya. Kemudian dibasahi dengan air dan diremas remas

antara jari jari dengan telapak tangan. Penentuan tekstur tanah

diliahat pada diagram

c. Struktur tanah

Kenampakan struktur tanah yang terjadi pada profil diamati.

Sebongkah tanah diambil dan dijatuhkan diatas permukaan atau

dipecah. Tipe struktur diamati apakah yang terjadi dan

besarnya struktur tersebut.

d. Konsistensi

Kering

Sebongkah tanah diambil, diletakkan diantara ibu jari dan

keempat jari lainnya. Diberi tekanan, apakah tanah gampang

pecah atau tidak. Diklasifikasikan menurut teori tersebut

berdasrkan table 2.2

Basah

Sebongkah tanah diambil dan dibasahi secukupnya.

Konsistensi diklasifikasikan menurut teori berdasarkan table

2.2

e. pH tanah

Page 6: Acara I.docx

f. Contoh diambil dan diberi aquades dengan perbandingan tanah

– aquades 1 : 2. Kemudian diaduk sampai campur dan diukur

pH larutan tanah dengan pH stik.

g. Kejadian lain diamati seperti konkresi, bercak-bercak,

perakaran dan pori tanah.

2. Pengambilan contoh tanah

a. Pengambilan contoh tanah tidak terusik

Ring sampel diletakkan pada sisi horizon paling bawah dengan

bagian tajam berada pada sisi yang bersinggungan. Kemudian

ring sampel kedua diletakkan diatasnya, setelah itu ditekan

sampai ring pertama terisi penuh oleh tanah. Setelah masuk,

diambil dengan pisau belati. Kedua mulut tabung silinder

ditutup dengan tutup tersedia kemudian diberi label.

b. Pengambilan contoh tanah terusik

Sekitar 1 – 2 kg contoh tanah kering masing masing horizon

diambil. Contoh tanah dimasukkan dalam kantong plastic dan

diberi label

c. Pengambilan contoh tanah dengan agregat tak terusik

Gumpalan-gumpalan tanah yang masih menunjukkan agregat

agregat aslinya diambil kemudian dimasukkan kedalam kotak

yang telah tersedia.

Page 7: Acara I.docx

BAB IV

HASIL

Deskripsi Tanah

I. Catatan umum

Lokasi : Desa Sidorejo Godean

Kordinat : 07° 44’ 27,5’’ LS

110° 16’ 31,5’’BT

Tgl pengamatan : 12 Oktober 2013

Pengamat : Abror Insany Alatqo

II. Karakter lahan

Elevasi : 139 mdpl

Exposure of site : barat

Tipe lahan : pertambangan

Relief makro : datar

Relief mikro : bergelombang

Slope : medium

Posisi tempat : Godean

Vegetasi : mahoni, papaya, pisang

Penggunaan lahan :pertambangan

Pengaruh manusia : ada

Stonisess : tidak ada

Erosi : ada (raindrop erosion)

Overwash/blowing : ada

Banjir : tidak ada

Deskripsi Profil Horison 1 Horison 2 Horison 3

1. Tebal horizon (cm) 54,67 902 376,67

2. Kedalaman sampel

(cm)

54,67 956,67 1033,34

Page 8: Acara I.docx

3. Karakteristik

horizon

4. Kelembaban Rendah Rendah Tinggi

5. Bahan organic Ada Ada Tidak ada

6. Warna Pale yellow Yellow Reddish yellow

7. Tekstur Pasir Lempung liat

berpasir

Liat berdebu

8. Konsistensi Kering

agak lunak

Basah agak

lekat

Kering keras

Basah lekat

Kering lunak

Basah lekat

9. Struktur Wedge Wedge Granular

10. Pori pori Ada (besar) Ada (jarang) Tidak ada

11. Rock fragments Tidak ada Tidak ada Tidak ada

12. Akar 37 cm - -

13. Aktivitas biologi Serangga,

semut

Serangga,

semut, jangkrik,

nyamuk

Semut

14. Keberadaan garam Tidak ada Tidak ada Tidak ada

15. Sifat berbusa Ada Ada Ada

16. Reaksi tanah (pH) 5 5 5

17. Drainase Lebih cepat Cepat Lambat

III. Catatan tambahan

1. Kedalaman perakaran 37 cm

2. Kapasitas penyimpanan air min 368 cm, max 69 cm

Foto hasil pengamatan

Page 9: Acara I.docx

Gambar 1. Pengukuran tebal horison

Gambar 2. Horison 1

Page 10: Acara I.docx

Gambar 3. Horizon 2

Gambar 3. Horizon 3

DAFTAR PUSTAKA

Page 11: Acara I.docx

Anonim. 2012. Warna dan Struktur Tanah. Dalam http://fitrikusumawaty.blogspot.com/p/warna-dan-struktur-tanah-ddit.html. Diakses tanggal 21 Oktober 2013 pukul 20.33 WIB.

Foth, H.D. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Pairunan. A. K. 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Ujung Pandang: BKPT INTIM

Riskirana, Rila. 2011. Teknik pengambilan sampel tanah. Dalam http://riskirana.blogspot.com/2011/10/teknik-pengambilan-sampel-tanah.html. Diakses tanggal 21 Oktober 2013 pukul 20.34 WIB.

Soepardi. 1983. Sifat Dan Ciri Tanah. Departemen Ilmu-Ilmu Tanah Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

LAMPIRAN

Page 12: Acara I.docx

SIFAT ALAMI TANAH

Page 13: Acara I.docx

ACARA I

PENGAMATAN PROFIL DAN PENGAMBILAN CONTOH TANAH

DISUSUN OLEH :

NAMA : ABROR INSANY ALATQO

NIM : 12 / 333211/TP/10469

GOLONGAN : SELASA (A)

CO ASS : AHMAD DENIM

LABORATORIUM TEKNIK SUMBER DAYA LAHAN DAN AIR

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2013