acara 1 baru

Upload: reziana-apelia

Post on 13-Jul-2015

258 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI TUMBUHAN

ACARA I EKSPLORASI TUMBUHAN

Oleh : Nama NIM Program Studi : Reziana Apelia P. : A1L009111 : Agroteknologi C

Dosen Pembimbing : Diah Susanti, S.P.,M.P Asisten Kelompok : Bayu Seta : 4 ( Empat )

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN AGROTEKNOLOGI PURWOKERTO 2010

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kata taksonomi diambil dari bahasa Yunani tassein yang berarti untuk mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi dapat diartikan sebagai klasifikasi berhirarki dari sesuatu, atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Hampir semua benda bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi. Taksonomi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari identifikasi, tata nama, dan klasifikasi tumbuahan. Jumlah spesies tumbuhan di muka bumi sangat banyak, oleh karena itu untuk mempelajarinya perlu dikelompokkelompokkan. Pengelompokan secara sederhana berdasar kegunaan dan bahayanya merupakan awal dari ilmu Taksonomi Tumbuhan. Pada awalnya taksonomi tumbuhan timbul dengan adanya

inventarisasi tumbuhan di dunia. Aktivitas ini dimulai sejak zaman purba. Fase eksplorasi atau penemuan dimulai sekitar tahu 1400, bangsa Eropa mengadakan pelayaran menjelajahi pulau-pulau di berbagai penjuru dunia untuk mendapatkan bahan rempah. Puncak kegiatan eksplorasi botani terjai pada akhir tahun 1800 (Tjitrosoepomo, 1979) Praktikum ini dilakukan di Kebun Raya Baturraden dengan mencari tumbuhan yang termasuk tumbuhan tingkat tinggi dan tumbuhan tingkat rendah. Kemudian diberi keterangan yang selengkap-lengkapnya agar habitus dan family dapat diketahui. Tujuan dari kegiatan eksplorasi adalah agar tumbuhan-tumbuhan yang ada di Indonesia, khususnya tumbuhan dataran rendah kering bisa terselamatkan dari segala bentuk kerusakan lingkungan. Eksplorasi yang dilakukan di sebagian kawasan cagar alam merupakan salah satu usaha

penyelamatan tumbuhan dataran rendah kering. Pemilihan cagar alam sebagai alternatif tempat dilakukannya eksplorasi berdasarkan keanekaragaman habitatnya yang masih terjaga. Sehingga perlu dilakukan kegiatan inventarisasi tumbuhan.

B. Tujuan praktikum.

Mengenal jenis-jenis tumbuhan berupa tumbuhan tingkat tinggi dan tumbuhan tigkat rendah yang tumbuh di wilayah Baturaden dengan cara mengoleksi tumbuhan-tumbuhan tersebut untuk dibuat herbarium dan diidentifikasi.

II.TINJAUAN PUSTAKA

Eksplorasi adalah mencari dan mengumpulkan berbagai macam tanaman dari tumbuhan tingkat endah hingga berbagai jenis tumbuhan tingkat tinggi yang belum diketahui identitasnya dan diidentifikasi. Hal tersebut dilakukan karena dalam mempelajari taksonomi tumbuhan dibutuhkan sampel tumbuhan yang selanjutnya akan diidentifikasi dan dipelajari di labolatorium, sehungga dapat diketahui identitas dari tumbuhan tersebut.(Gembong Tjitrosoepomo, 2007) Eksplorasi dilakukan dalam berbagai ketinggian tempat dan berbagai ekosistem dari habitat tumbuhan tersebut. Didalam eksplorasi tersebut akan diamati habitat tumbuhan, pola penyebaran, cirri-ciri morfologi tumbuhan, anatomi tumbuhan, dan cirri-ciri lainnya yang dibutuhkan untuk menhklasifikasi tumbuhan tersebut. Dalam setiap eksplorasi kita mengharap akan terjaring alel-alel baru yang belum terdapat dalam koleksi plasmannutfah kita. Alel-alel baru ini dapat berasal dari tanaman yang selama ini belum terwakili dalam koleksi plasmanutfah kita, atau berasal dari mutan-mutan baru yang muncul dari kultivar-kultivar yang pernah dilepas ke petani.( Dr. Steenis, 1997 ) Di alam akan terjadi proses evolusi yang akan memunculkan genotipegenotipe baru. Hibridisasi alami, mutasi, dan seleksi alam akan merupakan kekuatan di alam yang mendorong munculnya genotipe-genotipe baru yang unggul dalam arti mampu beradptasi terhadap tekanan tekanan lingkungan, seperti hama, penyakit, atau kekeringan. Oleh sebab itu sangat penting melakukan eksplorasi secara beraturan untuk menjaring genotipe baru, baik genotipe yang belum terjaring oleh eksplorasi sebelumnya atau mutan baru yang secara periodik selalu muncul di alam.

Dalam suatu kegiatan eksplorasi akan terdapat satu rangkaian kegiatan yang harus menjadi satu paket. (1) Persiapan, (2) Eksplorasi atau pengambilan sampel, (3) inventarisasi dan evaluasi, (4) Konservasi. (Gembong Tjitrosoepomo, 1991)

III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Bahan bahan yang digunakan dalam praktkum kali ini adalah :

Tumbuhan tingkat rendah (Cryptogamae) yang terdapat disekitar wilayah Baturaden. Tumbuhan tingkat tinggi (Phanerogamae) yang terdapat disekitar wilyah baturaden.

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain : Kantong plastic berbagai ukuran Pisau / gunting Kamera Tali rafia Alat-alat tulis Altimeter, termoneter dan hygrometer.

B. Prosedur Kerja 1. Kumpulkan beberapa jenis tanaman yang tergolong tumbuhan tingkat rendah dan tingkat tinggi dengan cara dicabut keseluruhan tanaman tersebut atau diptong bagian batangnya, usahakan bagian reproduksi (bunga dan buah terambil).2. Masukkan specimen basah tersebut kedalam kantong plastic secara hati-

hati. Catat lokasi dan kondisi lingkungan tempat tumbuh tanaman tersebut.

Saat pengambilan specimen, pencatatan dapat menggunakan plant cololection workseet. 3. Kemas dan tempatkan specimen yang diperoleh secara hati-hati untuk digunakan sebagai herbarium guna identifikasi. 4. Apabila tumbuhan yang kita ambil tidak dapat dicabut atau dipotng, bagian tanaman yang penting yang penting yang akan digunakan untuk proses identifikasi.

IV. HASIL PENGAMATAN

A. Hasil Praktikum Rombongan : C 1. Nama Kelompok : 4 : 1. Ragil Satrio N (A1L009108) 2. Hudi Arstin (A1L009109) 3. Malisa Bella (A1L009110) 4. Reziana Apelia (A1L009111) 5. Benny Dwi H (A1L009112) 6. Widya Rizki A (A1L009114) 7. Rahmi Syabanti (A1L009115) 8. Dudi Julianto (A1L009119) 9. Mayke Putri (A1L009113) 2. Lokasi 3. Waktu 4. Asisten : Kebun Raya Baturaden : 09.00 selesai : Spesimen 2. Alsophtla glauca J. sm 3. Terminalia catappa 2. umbuhan Tingkat Rendah : 1. Impatiens platypetala 2. Cissus discolor Baturaden

1. Tumbuhan Tingkat Tinggi : 1. Ferminalia catiappa L

Posisi

: Daerah Kebun Raya

Ketinggian Tempat : 725 dpl Temperatur : 72oC Kelembaban Udara : 18 drajat/30%

adalah sebagai berikut :

PH : 7 Kelembaban Tanah : 42%

Berikut adalah gambar tumbuhan yang diperoleh dari hasil eksplorasi

Tumbuhan tingkat rendah 1

Tumbuhan tingkat rendah 2

Tumbuhan tingkat tinggi 1

Tumbuhan tingkat tinggi 2

Tumbuhan tingkat tinggi 3

Tumbuhan tingkat tinggi lain yang ditemukan di lokasi eksplorasi namun telah teridentifikasi, diantaranya :

Patikan kebo (Euphorbia hirta L.)

Sambang darah (Excoecaria cochinchinensis Lour)

Adas (Foeniculum vulgare Mill)

Bambutali (Asparagus cochinensis Merr)

Gandarusa (Justicia gendarusa Burm f.)

Sosor Bebek (Kalanchoe pinnata (lam.) Pers)

Daruju (Achantus ilicifolius L)

Turi (Sesbania grandiflora (L.) Pers)

Buah nona (Annona reticulate L.)

Zodia (Evodia Suaveolens Scheff)

V.

PEMBAHASAN

Keanekaragaman hayati adalah jumlah spesies yang ditemukan pada suatu komunitas ukuran yang disebut kekayaan spesies. Keanekaragaman hayati paling banyak terdapat di daerah hutan hujan tropik, terumbu karang, danau tropik, dan lautan dalam. Upaya konservasi merupakan bagian terpenting dari strategi konservasi terpadu untuk melindungi flora yang terancam punah. Strategi terbaik dalam pelestarian jangka panjang bagi keanekaragaman hayati adalah perlindungan populasi dan komunitas alami di habitatnya.(Gembong Tjitrosoepomo, 2007) Eksplorasi adalah kegiatan pencarian bahan-bahan genetik tanaman, berupa genotipe-genotipe, kultivar, klon tanaman, dari alam seperti pertanaman yang ada pada petani atau dari koleksi laboratorium atau perorangan. Dari eksplorasi ini diharapkan akan menemukan kultivar-kultivar baru yang mungkin nantinya akan bermanfaat baik bagi pertanian .(Gembong Tjitrosoepomo, 1981) Eksplorasi secara beraturan penting untuk menjaring genotipe baru, baik genotipe yang belum terjaring oleh eksplorasi sebelumnya atau mutan baru yang secara periodik selalu muncul di alam. Sebagai contoh tanaman akan berkoevolusi dengan serangga hamanya, sehingga datang serangan hama baru untuk suatu periode waktu tertentu, mungkin dapat muncul genotipe baru hasil mutasi yang resisten terhadap hama tersebut. Melalui eksplorasi yang teratur genotipe-genotipe seperti ini dapat memperkaya koleksi plasmanutfah kita. (Gembong Tjitrosoepomo, 1991) Rangkaian kegiatan eksplorasi terdiri atas : (1) Persiapan, (2) Eksplorasi atau pengambilan sampel, (3) inventarisasi dan evaluasi, (4) Konservasi. 1. Persiapan Eksplorsi

Pengumpulan Informasi Biologi & Genetik sebelum kegiatan eksplorasi ke lapang dilakukan harus dipersiapkan perlengkapan serta informasi biologi dan genetik tanaman yang akan dieksplorasi. Informasi biologi yang perlu diperhatikan menyangkut proses reproduksi, bahan tanaman apa yang harus dikumpulkan (biji, umbi, atau stek batang), wilayah mana yang terdapat pertanaman verietas hasil pemulian, varietas lokal, kerabat liar.(Lembaga Biologi Indonesia. 1979) Eksplorasi terhadap varietas lokal mempunyai tujuan untuk menghimpun gen-gen tersebut. Kelompok terakhir dari target eksplorasi ialah tumbuhan liar yang menjadi anggota pool gen dari tanaman terbududaya. Salah satu sifat dari tumbuhan liar yang tidak dipunyai oleh tanaman terbududaya ialah mempunyai daya adaptasi terhadap lingkungan tidak terbudidaya. Eksplorasi terhadap tumbuhan liar mempunyai sasaran untuk menghimpun gen-gen yang berhubungan dengan daya adaptasi terhadap lingkungan ekstrim, sebagaimana yang terdapat pada lingkungan tidak terbudidaya, seperti kekeringan atau miskin hara.(Gembong Tjitrosoepomo, 1981) 2. Pengambilan Contoh Tanaman Eksplorasi mempunyai tujuan untuk menjaring alel-alel atau genotipe baru yang mungkin muncul di alam. Metode yang digunakan harus sesuai dengan tujuan tersebut. Berdasarkan jenis keragaman yang terdapat pada tanaman tersebut kita dapat menentukan metode pengambilan sampel.. (Gembong Tjitrosoepomo, 1981) Eksplorasi dapat dilakukan di berbagai tempat eksplorasi seperti di kebun, hutan maupun tempat yang sudah disediakan sebagai tempat eksplorasi oleh ahli-ahli botani untuk melakukan penelitian. Praktikum ini dilakukan di Kebun Raya Baturraden lebih tepatnya di hutan dengan ketinggian tempat 725 dpl, temperature 72oC, kelembapan udara 18 drajat/30% , pH 7 dan kelembaban tanah 42%. Pada kondisi lingkungan

seperti ini masih banyak ditemukan tumbuhan tingkat tinggi dan tumbuhan tingkat rendah yang belum teridentifikasi. Berdasarkan hasil eksplorasi, ditemukan berbagai macam tumbuhan tingkat tinggi maupun tingkat rendah. Tumbuhan tingkat tinggi dan tuumbuhan tingkat rendah yang diperoleh dan akan dijadikan herbarium untuk diidentifikasi dan diklasifikasi sebanyak masing-masing 2 jenis. Tumbuhan tingkat tinggi ini memiliki ciri-ciri memiliki tulang, batang dan daun sejati, tetapi tidak ditemukan ciri-ciri generatif seperti bunga sebagai alat perkembangbiakan. Tumbuhan tingkat rendah tidak memiliki tulang, batang dan daun sejati. Sama halnya pada tumbuhan tingkat tinggi bahwa saat eksplorasi tidak diemukan bunga dan buah sebagai organ generatifnya. Secara umum tumbuhan tingkat rendah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:a. tubuhnya berbentuk talus, yaitu tubuh belum dapat dibedakan

antara akar, daun, dan batang (Thallophyta). b. mempunyai struktur dan bentuk dengan variasi yang sangat besar, yaitu dari yang terdiri dari satu sel sampai terdiri dari benyak sel. c. sel penyusun tubuh telah memperlihatkan diferensiasi yang jelas, dalam protoplasmanya tampak nyata satu inti atau lebih dan plastida dengan bentuk yang beraneka ragam. d. belum mempunyai jaringan pengangkut. e. tumbuhan spora.f. contoh: Algae, Bryophyta, Pteridophyta.

Tumbuhan tingkat tinggi mempunyai ciri-ciri:a. mempunyai kormus, yaitu tubuhnya sudah dapat dibedakan antara akar,

daun, dan batang (Cormophyta).

b. mempunyai jaringan pengangkut/ vaskuler. c. tumbuhan biji.d. contoh: Angiospermae dan Gymnospermae.

(Tjitrosoepomo, 1979)

VI. KESIMPULAN

1. Eksplorasi adalah kegiatan pencarian bahan-bahan genetik tanaman, berupa genotipe-genotipe, kultivar, klon tanaman, dari alam seperti pertanaman yang ada pada petani atau dari koleksi laboratorium atau perorangan. 2. Kegiatan eksplorasi terdiri atas: (1) Persiapan, (2) Eksplorasi atau pengambilan sampel, (3) inventarisasi dan evaluasi, (4) Konservasi. 3. Berdasarkan hasi eksplorasi diperoleh 2 jenis tumbuhan tingkat tinggi dan 2 jenis tumbuhan tingkat rendah dalam kondisi ketinggian tempat 725 dpl, temperature 72oC, kelembapan udara 18 drajat/30% , pH 7 dan kelembaban tanah 42%.

DAFTAR PUSTAKA

Tjitrosoepomo, Gembong.1991. Taksonomi Tumbuhan umum. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta. Tjitrosoepomo, Gembong.1989. Taksonomi Tumbuhan (Scizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). Gadjah Mada University Press : Yogyakarta Tjitrosoepomo, Gembong.1981. Taksonomi Tumbuhan (taksonomi khusus). Bhratara Karya Aksara : Jakarta. Lembaga biologi Indonesia. 1979. Jenis paku Indonesia. PN BALAI PUSTAKA : Bogor.