73528726 bab 2 tinjaunan teori hipertensi gestasional

44
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Kehamilan Normal a. Pengertian Kehamilan Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu ini disebut kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur. Kehamilan antara 28 sampai 36 minggu disebut kehamilan prematur ( Winkjosastro, 2006). b. Proses Kehamilan Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari: ovulasi, kejadian migrasi pada spermatozoa dan ovum, konsepsi dan nidasi (Manuaba, 2000). 6

Upload: laila-mayangsari

Post on 26-Dec-2015

50 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 73528726 Bab 2 Tinjaunan Teori Hipertensi Gestasional

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis

1. Kehamilan Normal

a. Pengertian Kehamilan

Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah 280

hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).

Kehamilan 40 minggu ini disebut kehamilan matur (cukup bulan). Bila

kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur.

Kehamilan antara 28 sampai 36 minggu disebut kehamilan prematur

( Winkjosastro, 2006).

b. Proses Kehamilan

Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan

dan terdiri dari: ovulasi, kejadian migrasi pada spermatozoa dan ovum,

konsepsi dan nidasi (Manuaba, 2000).

Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani dengan

sel telur di tuba fallopii. Hanya satu sperma yang telah mengalami

proses kapasitasi yang berhasil melewati zona pelusida dan masuk ke

vitelus ovum (Mochtar, 2000).

Proses nidasi atau implantasi adalah proses tertanamnya hasil

pertemuan ovum dengan spermatozoa pada endometrium yang

biasanya terjadi pada hari ke 6 sampai 7 hari. Nidasi terjadi pada

6

Page 2: 73528726 Bab 2 Tinjaunan Teori Hipertensi Gestasional

7

bagian fundus uteri di depan atau belakang (Mochtar, 2000; Manuaba,

2000).

c. Tanda – Tanda Kehamilan.

Untuk dapat menegakkan kehamilan ditegakkan dengan melakukan

penilaian terhadap beberapa tanda pasti kehamilan :

1) Gerakan janin dalam rahim

a) Terlihat/teraba gerakan janin

b) Teraba bagian-bagian janin

2) Denyut jantung janin

a) Didengar dengan Laenec, alat kardiotokografi, alat

Doppler

b) Dilihat dengan ultrasonografi (USG) (Mochtar, 2000)

d. Fisiologi Perubahan - Perubahan pada Wanita Hamil

Suatu kehamilan normal biasanya berlangsung 280 hari. Selama itu

terjadi perubahan-perubahan yang menakjubkan baik pada ibu

maupun perkembangan janin. Janin berkembang dari 2 sel ke suatu

bentuk yang mampu hidup di luar uterus. Badan ibu berubah untuk

mendukung perkembangan dari kehidupan baru dan untuk

menyiapkan masuknya janin ke dunia luar di luar rahim ibunya

(WHO, 2003).

Page 3: 73528726 Bab 2 Tinjaunan Teori Hipertensi Gestasional

8

Menurut WHO, 2003 perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi

pada ibu hamil adalah sebagai berikut :

1) Trimester Pertama

a) Uterus

Pada usia kehamilan 12 minggu perubahan

uterus di atas simpisis pubis bisa dirasakan, tanda

chadwick muncul dan kontraksi braxton hicks mulai

dan mungkin terus berlangsung selama kehamilan.

b) Kenaikan berat badan

Kenaikan berat badan sekitar 1-2 kg selama

trimester pertama.

c) Payudara

Pada minggu keempat payudara akan membesar

dan terasa nyeri.

d) Keluhan

Ibu akan mengalami dua gejala yang terakhir

selama tiga bulan berikutnya. “Morning Sickness”

atau mual dan muntah biasanya dimulai sekitar 8

minggu dan mungkin berakhir sampai 12 minggu.

Potensial untuk menderita infeksi saluran kencing

meningkat dan ada selama kehamilan.

Page 4: 73528726 Bab 2 Tinjaunan Teori Hipertensi Gestasional

9

e) Psikologis

Segara setelah konsepsi ibu merasa tidak sehat

dan sering kali membenci kehamilannya banyak ibu

yang merasakan kecewa, penolakan, kecemasan dan

kesedihan. Sering kali biasanya pada awal

kehamilannya, ibu berharap untuk tidak hamil.

2) Trimester Kedua

a) Uterus

Uterus akan terus tumbuh. Pada usia kehamilan

16 minggu fundus berada di tengah simpisis dan

pusat. Pada usia 20 minggu fundus berada dekat

dengan pusat.

b) Kenaikan berat badan

Berat ibu akan bertambah 0,4 – 0,5 kg

perminggu selama sisa kehamilan.

c) Payudara

Payudara memulai sekresi kolostrum pada

minggu ke 20. Areola ibu bertambah gelap.

d) Keluhan

Kram pada kaki dan konstipasi mungkin akan

dialami ibu. Ibu juga akan mengalami perubahan

yang normal pada kulitnya meliputi chloasma, linea

nigra, dan striae gravidarum

Page 5: 73528726 Bab 2 Tinjaunan Teori Hipertensi Gestasional

10

e) Psikologi

Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa

sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan keadaan

hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman

karena hamil sudah berkurang. Ibu sudah menerima

kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi

dan pikirannya secara lebih konstruktif. Banyak ibu

terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman

seperti yang dirasakan pada trimester pertama.

3) Trimester Ketiga

a) Uterus

Pada usia kehamilan 28 minggu fundus berada

pada pertengahan pusat dan xiphoid. Pada usia

kehamilan 32-36 minggu fundus mencapai prosesus

xiphoideus, Braxton hicks meningkat karena serviks

dan segmen bawah rahim disiapkan untuk

persalinan.

b) Kenaikan berat badan

Berat ibu akan bertambah 0,4 – 0,5 kg

perminggu selama sisa kehamilan.

c) Payudara

Payudara akan terasa penuh dan terdapat nyeri

tekan pada usia kehamilan 32-36 minggu.

Page 6: 73528726 Bab 2 Tinjaunan Teori Hipertensi Gestasional

11

d) Keluhan

Sering kencing mungkin kembali terjadi. Kaki

bengkak dan sulit tidur mungkin terjadi. Mungkin

juga ibu akan mengalami dispnea. Sakit punggung

dan sering kencing meningkat.

e) Psikologis

Trimester ketiga sering disebut periode

menunggu dan waspada, sebab pada saat itu ibu

merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.

Ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir

sewaktu- waktu. Ini menyebabkan ibu

meningkatkan kewaspadaan-nya akan timbulnya

tanda dan gejala akan terjadinya persalinan.

e. Tanda dan Bahaya Kehamilan

1) Perdarahan pervaginam

2) Sakit kepala lebih dari biasanya

3) Gangguan penglihatan

4) Pembengkakan pada wajah

5) Nyeri abdomen

6) Janin tidak bergerak sebanyak biasanya

( Saifuddin, 2000)

Page 7: 73528726 Bab 2 Tinjaunan Teori Hipertensi Gestasional

12

f. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil

1) Oksigen

Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat

hamil sehingga akan mengganggu pemenuhan kebutuhan

oksigen pada ibu yang akan berpengaruh pada bayi yang

dikandungnya. Posisi miring kiri dianjurkan untuk

meningkatkan perfusi uterus dan oksigenasi fetoplasenta

dengan mengurangi tekanan pada vena asenden

(Kusmiyati, 2008).

2) Personal higiene

Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi

dianjurkan sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil

cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat.

Kebersihan gigi dan mulut, perlu mendapat perhatian

karena sering kali mudah terjadi gigi berlubang, terutama

pada ibu yang kekurangan kalsium (Kusmiyati, 2008)

3) Nutrisi dalam kehamilan

Zat gizi yang dikonsumsi ibu hamil sangat berpengaruh

dalam proses kehamilannya. Ibu harus memenuhi

kebutuhan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi sehingga

makanan yang dikonsumsi ibu hamil harus bermutu

(Herdiana, 2007).

Page 8: 73528726 Bab 2 Tinjaunan Teori Hipertensi Gestasional

13

Tabel 1.1 Kebutuhan Zat Gizi Ibu Hamil

Zat Gizi Tidak Hamil Hamil

Energi (Kal) 1900 ± 285

Protein (g) 44 ± 12

Vitamin A (RE) 500 ± 200

Vitamin C (mg) 30 ± 10

Asam folat (mcg) 150 ± 50

Niasin (mg) 8,4 ± 1,3

Riboflavin (mg) 1,0 ± 0,2

Tiamin (mg) 0,9 ± 0,2

Vitamin B12 (mcg) 1,0 ± 0,3

Kalsium 600 ± 400

Fosfor 450 ± 200

Iodium 150 ± 25

Besi 25 ± 20

Zinc 15 ± 5

Page 9: 73528726 Bab 2 Tinjaunan Teori Hipertensi Gestasional

14

Sumber : Herdiana,2007

4) Pakaian selama kehamilan

Pada dasarnya pakaian apa saja yang dipakai, baju

hendaknya yang longgar dan mudah dipakai serta bahan

yang mudah menyerap keringat (Kusmiyati, 2008).

5) Eliminasi (BAB/BAK)

Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan,

bahkan cukup lancar. Akibat pengaruh progesteron, otot-

otot traktus digestivus tonusnya menurun, akibatnya

motilitas saluran pencernaan berkurang dan menyebabkan

obstipasi. Untuk mengatasi hal itu, ibu hamil dianjurkan

minum lebih 8 gelas per hari (Kusmiyati, 2008).

6) Seksual

Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan

sampai akhir kehamilan, meskipun beberapa ahli

berpendapat sebaiknya tidak lagi berhubungan seks selama

14 hari menjelang kelahiran (Kusmiyati, 2008).

7) Mobilisasi

Ibu hamil boleh melakukan kegiatan atau aktivitas fisik

biasa selama tidak terlalu melelahkan (Kusmiyati, 2008).

8) Senam hamil

Page 10: 73528726 Bab 2 Tinjaunan Teori Hipertensi Gestasional

15

Ibu hamil perlu menjaga kesehatan tubuhnya dengan

cara berjalan-jalan di pagi hari, renang, olahraga ringan dan

senam hamil (Kusmiyati, 2008).

a. Kunjungan Antenatal Pada Ibu Hamil

Selama wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan

selama periode kehamilannya yaitu (Saifuddin, 2002) :

1) Satu kali kunjungan selama trimester pertama

(sebelum 14 minggu)

2) Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara

minggu 14-28)

3) Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara

minggu 28-36 dan sesudah minggu 36)

2. Hipertensi

a. Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah tekanan darah arteri tinggi; berbagai kriteria

sebagai batasannya telah dianjurkan, berkisar dari sistol 140 mmHg

dan diastol 90 mmHg hingga setinggi sistol 200 mmHg dan diastol

110 mmHg (Dorland, 2002).

b. Jenis Hipertensi

1) Hipertensi Primer (Hipertensi Essensial)

Yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya.

2) Hipertensi Sekunder

Page 11: 73528726 Bab 2 Tinjaunan Teori Hipertensi Gestasional

16

Yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit atau keadaan

lain, seperti:

a) Hipertensi pada penyakit ginjal

Penyakit ginjal dapat menyebabkan naiknya tekanan darah

dan sebaliknya hipertensi dalam jangka waktu lama dapat

mengganggu ginjal. Hipertensi pada penyakit ginjal dapat

terjadi pada penyakit ginjal akut maupun kronik baik pada

kelainan glomerulus maupun pada kelainan vaskular.

(Sudoyo, 2006)

b) Hipertensi Renovaskular (HRV)

HRV merupakan penyebab tersering dari hipertensi

sekunder. HRV adalah hipertensi yang terjadi sebagai akibat

fisiologis adanya stenosis arteri renalis. (Sudoyo, 2006)

c) Hipertensi pada Kehamilan

Gangguan hipertensi pada kehamilan mengacu pada

berbagai keadaan, dimana terjadi peningkatan tekanan darah

meternal disertai risiko yang berhubungan dengan kesehatan

ibu dan janin. Awalnya, gangguan hipertensi pada kehamilan

disebut toksemia, tetapi istilah ini kurang tepat karena tidak

ada agens toksik atau toksin yang bisa ditemukan.

(Bobak, 2005)

c. Penyebab Hipertensi menurut Gunawan (2005) antara lain:

Page 12: 73528726 Bab 2 Tinjaunan Teori Hipertensi Gestasional

17

1) Faktor keturunan

2) Ciri perseorangan, antara lain: umur, jenis kelamin dan ras

3) Kebiasaan hidup, antara lain:

a) konsumsi garam berlebih

b) kegemukan

c) stres atau ketegangan jiwa

d) pengaruh lain, seperti merokok, minum alkohol, obat-obatan

(Prednison, Epineprin).

3. Hipertensi pada Kehamilan

a) Pengertian Hipertensi pada Kehamilan

Hipertensi pada kehamilan adalah komplikasi serius trimester kedua-

ketiga dengan gejala klinis, seperti: edema hipertensi, proteinuria,

kejang sampai koma dengan umur kehamilan diatas 20 minggu, dan

dapat terjadi antepartum-intrapartum-pascapartum (Manuaba, 2001).

b) Insiden Hipertensi pada Kehamilan

Penyakit hipertensi pada kehamilan berperan besar dalam morbiditas

dan mortalitas maternal dan perinatal. Hipertensi diperkirakan menjadi

komplikasi sekitar 7% sampai 10% seluruh kehamilan. Dari seluruh ibu

yang mengalami hipertensi selama hamil, setengah sampai dua

pertiganya didiagnosis mengalami pre-eklamsia atau eklamsia. (Bobak,

2005)

Page 13: 73528726 Bab 2 Tinjaunan Teori Hipertensi Gestasional

18

c) Klasifikasi Hipertensi pada Kehamilan

Menurut Sudoyo (2006) ada tiga jenis hipertensi yang umumnya

terdapat pada saat kehamilan, yaitu:

1) Pre-eklamsia/eklamsia

2) Hipertensi kronik, jika hipertensi terjadi sebelum kehamilan

20 minggu.

3) Hipertensi gestasional atau hipertensi yang sesaat, jika

hipertensi terjadi pertama kali sesudah kehamilan 20 minggu,

selama persalinan dan/atau dalam 48 jam post partum.

4. Hipertensi Gestasional (Hipertensi Akibat Kehamilan)

a. Pengertian

Hipertensi Akibat Kehamilan (HAK) adalah peningkatan tekanan

darah tanpa proteinuria dan tidak ada patologi yang berhubungan

dengan kehamilan. Kejadian hipertensi akibat kehamilan sekitar tiga

kali lebih sering daripada pre-eklamsia (Chapman, 2006).

Tekanan darah diastolik merupakan indikator dalam penanganan

hipertensi dalam kehamilan, oleh karena tekanan diastolik mengukur

tahanan perifer dan tidak tergantung pada keadaan emosional pasien.

Diagnosis hipertensi dibuat jika tekanan diastolik ≥90 mmHg pada 2

kali pengukuran berjarak 1 jam atau lebih (Depkes RI, 2007).

b. Patofisiologi

Patofisiologi hipertensi gestasional ( Cunningham, 2006 ) adalah :

Page 14: 73528726 Bab 2 Tinjaunan Teori Hipertensi Gestasional

19

1) Perubahan volume intravaskuler

Pada kehamilan preeklamsi terjadi vasokontriksi menyeluruh 

pada sistem pembuluh darah astiole dan prakapiler pada hakekatnya

merupakan kompensasi terhadap terjadinya hipovolemi.

Patofisiologi terpenting pada hipertensi gestasional adalah

perubahan arus darah di uterus koriodesidua, dan plasenta yang

merupakan faktor penentu hasil akhir kehamilan.

a) Iskemia uteroplasenter

Ketidakseimbangan antara masa plasenta yang meningkat

dengan perfusi darah sirkulasi yang berkurang.

b) Hipoperfusi uterus

Produksi renin uteroplasenta meningkat menyebabkan

terjadinya vasokonstriksi vaskular dan meningkatkan kepekaan

vaskuler pada zat – zat vasokonstriktor lain ( angiotensi dan

aldosteron ) yang menyebabkan tonus pembuluh darah

meningkat

c) Gangguan uteroplasenter

Suplai O2 janin berkurang sehingga terjadi gangguan

pertumbuhan / hipoksia / janin mati.

c. Penyebab

Penyabab hipertensi gestasional menurut Manuaba (2000) adalah :

1) Faktor herediter

2) Faktor lingkungan

Page 15: 73528726 Bab 2 Tinjaunan Teori Hipertensi Gestasional

20

3) Faktor emosi

4) Faktor riwayat kesehatan (riwayat penyakit ginjal)

d. Prognosis

Prognosis menjadi lebih buruk dengan terdapatnya proteinuria.

Dengan edema tidak lagi menjadi suatu tanda sahih untuk pre-eklamsia,

maka diagnosis dapat mengarah ke pre-eklamsia. (Depkes RI, 2007)

e. Penanganan

Terapi Hipertensi pada Kehamilan menurut Manuaba (2001)

1) Hipertensi ringan pada kehamilan

(sistolik 140-159 mmHg dan diastolik 90-99 mmHg)

a) Berobat jalan (ambulatori).

b) Dengan nasehat:

Untuk menurunkan gejala klinik:

(1) Tirah baring 2x2 jam/hari miring, untuk

meningkatkan aliran darah venosus dengan tujuan

meningkatkan peredaran darah menuju jantung dan

plasenta sehingga menurunkan iskemia plasenta.

(2) Menurunkan tekanan darah.

Segera datang, bila terdapat gejala:

(1) Kaki bertambah berat (edema).

(2) Kepala pusing.

Page 16: 73528726 Bab 2 Tinjaunan Teori Hipertensi Gestasional

21

(3) Gerakan janin terasa berkurang.

(4) Mata makin kabur.

(1) Pengobatan tambahan:

(a) Diuretik ringan dapat menambah produksi urine ,

sehingga perlu diimbangi dengan banyak minum.

(b) Mengurangi makan garam.

(c) Pemberian aspirin 80 mgr/hari, akan berkaitan dengan

tromboksan sehingga vasokonstriksi berkurang dan

tekanan darah menurun.

(d) Sedativa ringan sehingga lebih banyak istirahat

miring, untuk meningkatkan aliran darah menuju

plasenta dan ginjal serta organ vital.

2) Hipertensi berat pada kehamilan.

(sistolik ≥180 mmHg dan diastolik ≥110 mmHg)

a) Dalam keadaan gawat darurat segera masuk rumah sakit.

b) Istirahat dengan tirah baring ke satu sisi dalam suasana

isolasi.

c) Pemberian obat-obatan untuk:

(1) Menghindari kejang-kejang.

(2) Antihipertensi.

(3) Pemberian diuretikum.

(4) Pemberian infus dekstros 5%.

(5) Pemberian antasida.

Page 17: 73528726 Bab 2 Tinjaunan Teori Hipertensi Gestasional

22

d) Tujuan:

(1) Menghindari terjadinya eklamsia.

(2) Menghindari komplikasi ibu:

(a) Akut vaskuler aksiden.

(b) Kegagalan jantung mendadak dan ginjal serta

liver.

(c) Mengakhiri kehamilan metode nontraumatik

(induksi persalinan atau seksio sesaria)

B. Teori Manajemen Kebidanan

1. Pengertian Asuhan Kebidanan

Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang

menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien

yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu masa

hamil, masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana

(Sofyan, 2005).

2. Pengertian Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan

tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, ketrampilan dalam

rangkaian/tahapan yang logis untuk mengambil keputusan yang terfokus

pada klien (Salmah, 2006).

3.Manajemen Kebidanan 7 Langkah Varney

Page 18: 73528726 Bab 2 Tinjaunan Teori Hipertensi Gestasional

23

a. Langkah I :

Pengumpulan data dasar secara lengkap

Data dasar yang diperlukan adalah semua data yang berasal dari

sumber informasi yang berkaitan dengan kondisi ibu. Pengkajian ini

meliputi (Varney, 2007) :

1) Data subjektif

Meliputi :

a) Biodata

Nama untuk mengetahui identitas pasien dan penanggung

jawab, umur untuk mengetahui risiko yang menyertai

kehamilan sehubungan dengan usia pasien, pekerjaan untuk

mengetahui status sosial ekonomi pasien, alamat untuk

mengetahui tempat tinggal dan lingkungan sekitar tempat

tinggal pasien (Salmah,2006).

b) Keluhan utama

Keluhan ditanyakan dengan singkat dan mengarah pada

gejala yang berhubungan dengan hipertensi gravidarum yaitu

cepat lelah, nyeri kepala dan pusing, tidak ada nafsu makan

(Varney, 2007).

c) Riwayat menstruasi

Pada riwayat menstruasi akan dikaji mengenai usia

menarke, siklus menstruasi, lama menstruasi, jumlah darah

yang keluar, karakteristik darah, ada tidaknya keluhan seperti

Page 19: 73528726 Bab 2 Tinjaunan Teori Hipertensi Gestasional

24

dismenorea, terutama Hari Pertama Menstruasi Terakhir

(HPMT) untuk menentukan taksiran hari persalinan dan juga

untuk menentukan umur kehamilan sehingga dapat diketahui

usia kehamilan ibu dan sejak kapan ibu menderita hipertensi

gravidarum (Varney, 2007).

d) Status perkawinan

Wanita yang menikah ketika berumur kurang dari 20 tahun

atau lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk

hamil. Sangat penting untuk mengetahui status pernikahan,

lamanya pernikahan, dan berapa kali ibu pernak menjalani

pernikahan.

e) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

Riwayat kehamilan yang lalu dikaji, apakah ibu pernah

mengalami hipertensi pada kehamilan yang lalu.

f) Riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan yang dikaji adalah adanya riwayat

penyakit DM, hipertensi, jantung, asma, hepatitis B baik yang

diderita ibu maupun keluarga. Hal yang didapat dari data

tersebut dapat menentukan faktor penyakit yang berkaitan

dengan arah hipertensi dan juga dapat mengetahui penyakit

yang diderita keluarga terutama hipertensi yang merupakan

penyakit keturunan (Salmah, 2006).

g) Riwayat kehamilan sekarang

Page 20: 73528726 Bab 2 Tinjaunan Teori Hipertensi Gestasional

25

Riwayat kehamilan sekarang dikaji untuk mengetahui

kondisi kehamilan sekarang (Varney, 2001).

h) Riwayat KB

Terutama pada ibu dengan alat kontrasepsi hormonal untuk

merencanakan penggunaan alat kontrasepsi berikutnya karena

hipertensi salah satu kontra indikasi pengguna alat kontrasepsi

hormonal (Varney, 2001).

i) Data kebiasaan sehari-hari

(1) Nutrisi

Nutrisi di kaji untuk mengetahui status gizi pasien

sebelum dan selama nifas apakah mengalami perubahan,

frekuensi makan, jenis makanan, kualitas dan kuantitas

makanan, apakah punya makanan pantangan, berapa

banyak ibu minum dalam satu hari (Saifuddin, 2002).

(2) Istirahat dan tidur

Istirahat dan tidur perlu ditanyakan frekuensi tidur

dalam sehari apakah ada keluhan, siapa yang membantu

ibu mengurus bayinya karena kurang istirahat pada ibu

hamil dengan hipertensi gravidarum dapat

memperparah kondisi (Saifuddin,2002)

(3) Personal higiene

Page 21: 73528726 Bab 2 Tinjaunan Teori Hipertensi Gestasional

26

Personal hygiene perlu ditanyakan untuk

mengetahui kebersihan tubuh pada waktu nifas meliputi

kebutuhan mandi yang terdiri atas frekuensi mandi,

gosok gigi, ganti baju, keramas dan cara membersihkan

alat genetalianya (Saifuddin, 2002).

(4) Eliminasi

Eliminasi yang meliputi kebiasaan BAB, BAK,

frekuensi dan keluhan misalnya obstipasi (Mochtar,

2000).

(5) Seksual

Selama kehamilan berjalan normal, koitus

diperbolehkan sampai akhir kehamilan, meskipun

beberapa ahli berpendapat sebaiknya tidak lagi

berhubungan seks selama 14 hari menjelang kelahiran

(Kusmiyati, 2008).

2) Data objektif

Data objektif yang digunakan dalam pengkajian pada penderita

anemia dalam kehamilan:

a) Keadaan umum

Pengkajian ini terdiri dari pemeriksaan umum seperti

pemeriksaan status kesadaran, status gizi (Hidayat, 2005).

b) Vital sign

Page 22: 73528726 Bab 2 Tinjaunan Teori Hipertensi Gestasional

27

Pengkajian ini terdiri dari pemeriksaan tekanan darah, suhu,

nadi, dan pernafasan ibu. Pada hipertensi tekanan darah

meningkat ≥ 140/90 mmHg (Saifuddin, 2002).

c) Pemeriksaan khusus

(1) Kepala

Kepala dan muka yang perlu diperhatikan adalah adanya

penglihatan kabur, terdapat edema di muka, dan rambut yang

rapuh (Varney, 2007). Selain itu sangat penting untuk

mengetahui keadaan fisik kepala ibu seperti mata, telinga,

hidung, dan mulut.

(2) Leher

Pemeriksaan leher digunakan untuk mengobservasi bentuk

dan ukuran leher serta palpasi glandula thyroidea dan

glandula limfe (Depkes RI, 2007).

(3) Dada

Untuk memeriksa Payudara (bentuk, ukuran, simetrisasi,

keadaan puting, adanya kolostrum atau cairan lain).

(4) Abdomen

(a) Inspeksi

Perubahan pada kulit misalnya bekas insisi sesaria dapat

dilihat (Varney, 2007).

(b) Palpasi

Page 23: 73528726 Bab 2 Tinjaunan Teori Hipertensi Gestasional

28

Adalah suatu teknik yang menggunakan indra peraba

untuk mendapatkan data. Menurut Wiknjosastro (2005),

palpasi dapat dilakukan dengan teknik Leopold yaitu :

i. Leopold I

Untuk menentukan tinggi fundus uteri dengan meraba

fundus. Berapakah tinggi uterus dan bagian apakah yang

terdapat di fundus.

ii. Leopold II

Untuk menentukan batas samping uterus dan dapat pula

ditentukan letak punggung janin yang membujur dari atas

ke bawah menghubungkan bokong dengan kepala.

iii. Leopold III

Untuk menentukan bagian janin yang terletak di sebelah

bawah. Dilakukan dengan meraba bagian bawah janin dan

apakah bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas

panggul.

iv. Leopold IV

Untuk menentukan berapa bagian dari kepala telah masuk

ke dalam pintu atas panggul.

(c) Auskultasi

Auskutasi dilakukan untuk mengetahui bunyi denyut

jantung janin (DJJ) dengan Doppler sehingga diketahui

kesejahteraan janin.

Page 24: 73528726 Bab 2 Tinjaunan Teori Hipertensi Gestasional

29

(5) Genetalia

Pemeriksaan genetalia untuk melihat pengeluaran

yang ada serta pemeriksaan dalam untuk mengetahui

keadaan serviks, ketuban, dan bagian terbawah janin

(6) Ekstremitas

Ekstremitas untuk mengetahui suatu kelainan

seperti edema ataupun refleks patella.

2) Pemeriksaan penunjang laboratorium

Pemeriksaan penunjang menurut (Mansjoer, 2001)

a) Urin : protein, reduksi, bilirubin, sedimen urin

b) Darah : trombosit, ureum, kreatinin, SGOT, LDH,

dan bilirubin

c) USG : mengetahui kesejahteraan janin

b. Langkah II : Interpretasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau

masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data –data yang telah

dikumpulkan (Soepardan, 2008).

1) Diagnosa Kebidanan

Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan

dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar

nomenklatur diagnosa kebidanan (Salmah, 2006).

Ditulis secara lengkap berdasarkan anamnese, data subyektif,

pemeriksaan fisik dan diagnosa penunjang.

Page 25: 73528726 Bab 2 Tinjaunan Teori Hipertensi Gestasional

30

Diagnosa kebidanan yang dapat ditegakkan pada kasus pasien

ibu hamil dengan hipertensi gestasional adalah Ny. M Umur 22

Tahun dengan hipertensi gestasional, dengan dasar :

(a) Data Subjektif

(b) Data Objektif

2) Masalah

Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman

klien yang ditemukan dari hasil pengkajian/sering menyertai

diagnosa. Masalah dapat muncul, namun dapat pula tidak. Hal ini

muncul berdasarkan sudut pandang dengan keadaan yang dialami

apakah menimbulkan masalah terhadap klien atau tidak (Varney,

2004). Ibu hamil dengan hipertensi gestasional memerlukan

banyak istirahat dan dukungan moral dari keluarga.

3) Kebutuhan

Kebutuhan merupakan hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan

belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang

didapatkan dengan melakukan analisa data. Kebutuhan muncul

setelah dilakukan pengkajian. Ditemukan hal-hal yang

membutuhkan asuhan, dalam hal ini klien tidak menyadari

(Varney, 2007).

c. Langkah III : Mengidentifikasi diagnosa atau masalah

potensial/diagnosa dan mengatisipasi penanganannya

Page 26: 73528726 Bab 2 Tinjaunan Teori Hipertensi Gestasional

31

Diagnosa potensial adalah langkah ketiga bidan melakukan

identifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan

diagnosis atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini

membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan.

Bidan diharapkan waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis atau

masalah potensial ini menjadi benar-benar terjadi. Langkah ini penting

sekali dalam melakukan asuhan yang aman. (Salmah, 2006).

d. Langkah IV : Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera

Pada langkah ini bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan

segera melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain

berdasarkan kondisi klien. Pada langkah ini, mengidentifikasi perlunya

tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau

ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai

dengan kondisi klien (Salmah, 2006).

e. Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang

ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini

merupakan kelanjutan manajemen tehadap masalah atau diagnosis

yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi

data yang tidak lengkap dapat dilengkapi (Salmah, 2006).

Pada ibu hamil dengan hipertensi gestasional perlu direncanakan

beberapa asuhan penanganan rawat jalan seperti :

Page 27: 73528726 Bab 2 Tinjaunan Teori Hipertensi Gestasional

32

1) Pantau tekanan darah, proteinuria, dan kondisi janin setiap

minggu.

2) Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai preeklamsia.

3) Jika kondisi janin memburuk, atau terjadi pertumbuhan

janin terhambat, rawat dan pertimbangkan terminasi

kehamilan ( Saifuddin, 2000).

f. Langkah VI : Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah

diuraikan pada langkah ke-5 dilaksanakan secara efisien dan aman.

Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian

lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Walaupun bidan

tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk

mengarahkan pelaksanaannya (Salmah, 2006).

g. Langkah VII : Evaluasi

Evaluasi merupakan tindakan untuk memeriksa apakah rencana

perawatan yang dilakukan benar-benar telah telah mencapai tujuan,

yaitu memenuhi kebutuhan ibu (Varney, 2007).

C. Follow Up Data Perkembangan Kondisi Klien

Tujuh langkah Varney disarikan menjadi 4 langkah, yaitu SOAP

(Subjektif, Objektif, Asessment, dan Planning). SOAP disarikan dari

proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan sebagai perkembangan

catatan kemajuan keadaan klien.

Page 28: 73528726 Bab 2 Tinjaunan Teori Hipertensi Gestasional

33

S = Subjektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pungumpulan data

klien melalui anamnesa sebagai langkah 1 Varney.

O = Objektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik

klien, hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang

dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai

langkah satu Varney.

A = Asessement

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan

interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi :

1) Diagnosa atau masalah

2) Antisipasi diagnosa atau masalah potensial

3) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi

atau kolaborasi dan rujukan sebagai langkah

menginterpretasikan data dasar, mengidentifikasi diagnosa atau

masalah potensila dan mengantisipasi penanganannya, serta

menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera.

P = Plan

Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan (I) dan

evaluasi perencanaan (E) berdasarkan Asessement sebagai

langkah menyusun rencana asuhan yang menyeluruh,

Page 29: 73528726 Bab 2 Tinjaunan Teori Hipertensi Gestasional

34

pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman, serta

evaluasi ( KEPMEN.2007 ).