3.2. spip: pembinaan sumber daya manusia

Upload: abahutik

Post on 02-Jun-2018

381 views

Category:

Documents


25 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 3.2. SPIP: Pembinaan Sumber Daya Manusia

    1/35

  • 8/10/2019 3.2. SPIP: Pembinaan Sumber Daya Manusia

    2/35

    BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

    PEDOMAN TEKNIS

    PENYELENGGARAAN SPIP

    SUB UNSUR

    PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA

    (3.2)

    `

    NOMOR : PER-1326/K/LB/2009

    TANGGAL : 7 DESEMBER 2009

  • 8/10/2019 3.2. SPIP: Pembinaan Sumber Daya Manusia

    3/35

  • 8/10/2019 3.2. SPIP: Pembinaan Sumber Daya Manusia

    4/35

    3.2 Pembinaan Sumber Daya Manusia i

    KATA PENGANTAR

    Pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian InternPemerintah (SPIP) merupakan tanggung jawab Badan

    Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), sesuai dengan

    pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang

    Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pembinaan ini merupakan

    salah satu cara untuk memperkuat dan menunjang efektivitas

    sistem pengendalian intern, yang menjadi tanggung jawabmenteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota, sebagai

    penyelenggara sistem pengendalian intern di lingkungan masing-

    masing.

    Pembinaan penyelenggaraan SPIP yang menjadi tugas dan

    tanggung jawab BPKP tersebut meliputi:

    1. penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP;2. sosialisasi SPIP;

    3. pendidikan dan pelatihan SPIP;

    4. pembimbingan dan konsultasi SPIP; dan

    5. peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern

    pemerintah.

    Kelima kegiatan dimaksud diarahkan dalam rangka

    penerapan unsur-unsur SPIP, yaitu:

    1. lingkungan pengendalian;

    2. penilaian risiko;

    3. kegiatan pengendalian;

    4. informasi dan komunikasi; dan

    5. pemantauan pengendalian intern.

  • 8/10/2019 3.2. SPIP: Pembinaan Sumber Daya Manusia

    5/35

    3.2 Pembinaan Sumber Daya Manusia ii

    Untuk memenuhi kebutuhan pedoman penyelenggaraan

    SPIP, BPKP telah menyusun Pedoman Teknis Umum

    Penyelenggaraan SPIP. Pedoman tersebut merupakan pedomantentang hal-hal apa saja yang perlu dibangun dan dilaksanakan

    dalam rangka penyelenggaraan SPIP. Selanjutnya, pedoman

    tersebut dijabarkan ke dalam pedoman teknis penyelenggaraan

    masing-masing sub unsur pengendalian. Pedoman teknis sub unsur

    ini merupakan acuan langkah-langkah yang perlu dilaksanakan

    dalam penyelenggaraan sub unsur SPIP.

    Pedoman Teknis Penyelenggaraan SPIP Sub Unsur

    Pembinaan Sumber Daya Manusia pada unsur Kegiatan

    Pengendalian merupakan acuan yang memberikan arah bagi

    instansi pemerintah pusat dan daerah dalam menyelenggarakan

    sub unsur tersebut, dan dapat disesuaikan dengan karakteristik

    masing-masing instansi, yang meliputi fungsi, sifat, tujuan, dan

    kompleksitas instansi tersebut.

    Pedoman ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

    masukan dan saran perbaikan dari pengguna pedoman ini, sangat

    diharapkan sebagai bahan penyempurnaan.

    Jakarta, Desember 2009

    Plt. Kepala,

    Kuswono Soeseno

    NIP 19500910 197511 1 001

  • 8/10/2019 3.2. SPIP: Pembinaan Sumber Daya Manusia

    6/35

    3.2 Pembinaan Sumber Daya Manusia iii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR ................................................................. i

    DAFTAR ISI ............................................................................... iii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang .......................................................... 1

    B. Sistematika Pedoman ............................................... 2

    BAB II GAMBARAN UMUM

    A. Pengertian ................................................................. 6

    B. Tujuan dan Manfaat .................................................. 9

    C. Peraturan Perundang-undangan Terkait .................. 10

    D. Parameter Penerapan .............................................. 12

    BAB III LANGKAH-LANGKAH PENYELENGGARAAN

    A. Tahap Persiapan ....................................................... 15

    B. Tahap Pelaksanaan .................................................. 18

    C. Tahap Pelaporan ...................................................... 23

    BAB IV PENUTUP

  • 8/10/2019 3.2. SPIP: Pembinaan Sumber Daya Manusia

    7/35

    3.2 Pembinaan Sumber Daya Manusia iv

  • 8/10/2019 3.2. SPIP: Pembinaan Sumber Daya Manusia

    8/35

    3.2 Pembinaan Sumber Daya Manusia 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Dengan diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 60

    Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah,

    maka para menteri/pimpinan lembaga, gubernur, bupati/walikota

    diwajibkan melaksanakan pengendalian atas penyelenggaraan

    kegiatan pemerintahan. Tujuan penyelenggaraan Sistem

    Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah memberikan

    keyakinan yang memadai (reasonable assurance) bagi

    tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan

    penyelenggaraan pemerintahan, keandalan pelaporan

    keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap

    peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sesuai dengan

    Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, untuk

    memperkuat dan menunjang efektivitas sistem pengendalian

    intern dilakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP oleh BPKP.

    Salah satu bentuk pembinaan tersebut adalah penyusunan

    Pedoman Teknis Penyelenggaraan Sistem Pengendalian

    Instansi Pemerintah.Buku ini merupakan Pedoman Teknis Penyelenggaraan

    Sistem Pengendalian Intern Pemerintah subunsur Pembinaan

    Sumber Daya Manusia pada unsur Kegiatan Pengendalian,

    sebagai penjabaran dari Pedoman Teknis Penyelenggaraan

    SPIP. Tujuan penulisan pedoman ini adalah untuk memberikan

    acuan teknis dan menguraikan tentang hal-hal yang

    harus dikembangkan dan dilaksanakan dalam rangka

  • 8/10/2019 3.2. SPIP: Pembinaan Sumber Daya Manusia

    9/35

    3.2 Pembinaan Sumber Daya Manusia 2

    penyelenggaraan SPIP unsur Kegiatan Pengendalian subunsur

    Pembinaan SDM dengan memerhatikan hasil penilaian risiko.

    Sub unsur Pembinaan SDM merupakan subunsur kedua darisebelas subunsur pada unsur Kegiatan Pengendalian. Sebelas

    subunsur tersebut terdiri atas:

    1. reviu atas kinerja Instansi pemerintah yang bersangkutan;

    2. pembinaan sumber daya manusia;

    3. pengendalian atas pengelolaan sistem informasi;

    4. pengendalian fisik atas aset;

    5. penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja;

    6. pemisahan fungsi;

    7. otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting;

    8. pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan

    kejadian;

    9. pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya;

    10. akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya, dan

    11. dokumentasi yang baik atas Sistem Pengendalian Intern

    serta transaksi dan kejadian penting.

    Penerapan pedoman ini hendaknya disesuaikan dengan

    karakteristik masing-masing instansi, baik pemerintah pusat

    maupun pemerintah provinsi/kabupaten/kota, sesuai dengan

    fungsi, sifat, tujuan dan kompleksitasnya.

    B. Sistematika Pedoman

    Sistematika penyajian Pedoman Teknis Penyelenggaraan

    SPIP unsur Kegiatan Pengendalian subunsur Pembinaan SDM

    sebagai berikut:

  • 8/10/2019 3.2. SPIP: Pembinaan Sumber Daya Manusia

    10/35

    3.2 Pembinaan Sumber Daya Manusia 3

    Bab I Pendahuluan

    Bab ini menguraikan latar belakang perlunya

    pedoman ini dan sistematika pedoman.Bab II Gambaran Umum

    Bab ini menguraikan pengertian, maksud, tujuan,

    parameter penerapan, serta peraturan terkait.

    Bab III Langkah-Langkah Penyelenggaraan

    Bab ini menguraikan tahapan penyelenggaraan SPIP

    mulai dari persiapan, pelaksanaan, pengembangan

    berkelanjutan, dan pelaporan.

    Bab IV Penutup

    Bab ini merupakan penutup yang berisi hal-hal penting

    yang perlu diperhatikan kembali dan penjelasan atas

    penggunaan pedoman ini.

  • 8/10/2019 3.2. SPIP: Pembinaan Sumber Daya Manusia

    11/35

    3.2 Pembinaan Sumber Daya Manusia 4

  • 8/10/2019 3.2. SPIP: Pembinaan Sumber Daya Manusia

    12/35

    3.2 Pembinaan Sumber Daya Manusia 5

    BAB II

    GAMBARAN UMUM

    Undang-undang di bidang keuangan negara

    mengamanatkan tersedianya sistem pengelolaan keuangan

    negara yang akuntabel dan transparan. Untuk itu, dibutuhkan

    suatu sistem yang dapat memberi keyakinan memadai bahwa

    penyelenggaraan kegiatan pada suatu instansi pemerintah dapat

    mencapai tujuannya secara efektif dan efisien, melaporkan

    pengelolaan keuangan secara andal, mengamankan aset, dan

    mendorong ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

    Sistem ini dikenal sebagai sistem pengendalian intern. Sistem

    pengendalian intern adalah proses yang integral pada tindakan

    dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh

    pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan

    memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan

    yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan,

    pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan

    perundang-undangan.

    Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang

    Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) menetapkan

    bahwa SPIP terdiri dari lima unsur. Unsur ketiga dari lima unsur

    tersebut adalah unsur Kegiatan Pengendalian. Kegiatan

    Pengendalian adalah tindakan yang diperlukan untuk mengatasi

    risiko, serta penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur

    untuk memastikan bahwa tindakan mengatasi risiko telah

    dilaksanakan secara efektif. Kegiatan pengendalian membantu

    memastikan bahwa arahan pimpinan instansi pemerintah

    dilaksanakan.

  • 8/10/2019 3.2. SPIP: Pembinaan Sumber Daya Manusia

    13/35

    3.2 Pembinaan Sumber Daya Manusia 6

    Sub unsur Pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM)

    merupakan subunsur kedua pada unsur Kegiatan Pengendalian.

    Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008,pimpinan instansi pemerintah dalam melakukan pembinaan

    sumber daya manusia harus sekurang-kurangnya:

    a. mengomunikasikan visi, misi, tujuan, nilai, dan strategi instansi

    kepada pegawai;

    b. membuat strategi perencanaan dan pembinaan sumber daya

    manusia yang mendukung pencapaian visi dan misi; dan

    c. membuat uraian jabatan, prosedur rekrutmen, program

    pendidikan dan pelatihan pegawai, sistem kompensasi,

    program kesejahteraan dan fasilitas pegawai, ketentuan

    disiplin pegawai, sistem penilaian kinerja, serta rencana

    pengembangan karir.

    A. Pengertian

    Pembinaan SDM adalah pembinaan terhadap semua

    orang yang tergabung dalam suatu organisasi, baik pimpinan,

    staf, atasan, bawahan, pegawai tetap, pegawai tidak tetap, dan

    seterusnya, yang dengan peran dan sumbangannya masing-

    masing memengaruhi tercapainya tujuan organisasi. Perlu

    digarisbawahi, istilah SDM digunakan di sini sebab makna SDM

    secara substansial lebih luas dari pada kata pegawai, staf, atau

    personel.

    Untuk memperoleh kualitas SDM sesuai dengan

    kebutuhan instansi, maka perlu disusun suatu desain

    pengelolaan SDM, mulai dari menetapkan visi dan misi yang

    akan dicapai dalam kurun waktu tertentu. Visi dan misi tersebut

    dijabarkan ke dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh SDM

  • 8/10/2019 3.2. SPIP: Pembinaan Sumber Daya Manusia

    14/35

    3.2 Pembinaan Sumber Daya Manusia 7

    dengan kualifikasi tertentu. Proses ini dimulai dari tahap

    penerimaan pegawai sesuai dengan kebutuhan. Pegawai yang

    baru direkrut diberi orientasi kerja agar memahami bidangpekerjaannya. Pendidikan pelatihan diberikan secara berkala

    untuk meningkatkan kemampuan kerja. Evaluasi dan konseling

    pegawai dilakukan untuk memastikan setiap pegawai berada

    pada kemampuan optimal. Tindakan disiplin dikenakan kepada

    pegawai yang melakukan pelanggaran terhadap aturan yang

    berlaku dan promosi/kompensasi diberikan kepada pegawai

    yang taat aturan dan berkinerja baik. Pengabdian pegawai

    berakhir pada saat diberhentikan, baik karena sudah memenuhi

    usia purnabakti, diberhentikan dengan hormat, maupun

    diberhentikan tidak dengan hormat. Siklus ini dirancang sesuai

    dengan konsep pengendalian internal instansi pemerintah dan

    jika dilaksanakan dengan baik akan mengurangi risiko kegagalan

    sampai pada tingkat minimal.

    Siklus tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

    Gambar 1

    Penerimaan

    Penempatan

    Orientasi

    Pelatihan dan

    Pendidikan

    Evaluasi dan

    Konseling

    Promosi dan

    Kompensasi Tindakan Disiplin

    Pemberhentian

  • 8/10/2019 3.2. SPIP: Pembinaan Sumber Daya Manusia

    15/35

    3.2 Pembinaan Sumber Daya Manusia 8

    Dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi/instansi

    dan kompetensi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam

    melaksanakan tugasnya, pembinaan PNS merupakan kegiatanpenting, yang dimulai sejak saat diterima menjadi PNS sampai

    dengan pemberhentian atau pensiun. Pembinaan dilaksanakan

    berdasarkan perpaduan antara sistem prestasi kerja dan sistem

    karir yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja. Kebijakan

    pembinaan PNS berada di tangan Presiden dan dilaksanakan

    secara menyeluruh, sedangkan dalam pelaksanaanya

    dilimpahkan pada menteri/ketua LPNK/sekretaris provinsi/

    kabupaten/kota.

    Saat ini, para pejabat dan instansi yang secara

    fungsional mempunyai kewenangan dan hubungan fungsional

    dalam pembinaan PNS, adalah:

    1. Presiden Republik Indonesia, memegang kebijakan

    pembinaan PNS secara menyeluruh.

    2. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Menneg

    PAN), bertanggung jawab dalam meningkatkan

    pendayagunaan PNS.

    3. Badan Kepegawaian Negara (BKN), bertanggung jawab

    dalam penyelenggaraan kebijakan manajemen PNS.

    4. Lembaga Adiministrasi Negara (LAN), bertanggung jawab

    dalam pembinaan dan penyelenggaraan Diklat Jabatan PNS.

    5. Badan Pertimbangan Kepegawaian, bertugas:

    a. Memeriksa dan mengambil keputusan mengenai

    keberatan yang diajukan oleh PNS Golongan ruang IV/a

    ke bawah yang dijatuhi hukuman disiplin pemberhentian

    dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS

    dan pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.

  • 8/10/2019 3.2. SPIP: Pembinaan Sumber Daya Manusia

    16/35

    3.2 Pembinaan Sumber Daya Manusia 9

    b. Memberikan pertimbangan kepada Presiden mengenai

    usul penjatuhan hukuman disiplin pemberhentian dengan

    hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS dan

    pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS untuk

    Golongan ruang IV/b ke atas, serta pembebasan dari

    Jabatan Struktural Eselon I.

    6. Komisi Kepegawaian Negara, yang dibentuk berdasarkan PP

    Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai

    Negeri Sipil dalam jabatan Struktural, sebagaimana telah

    diubah dengan PP Nomor 13 Tahun 2002, berkewajiban untuk

    memberikan pertimbangan tertulis kepada Presiden dalam

    hal pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian dalam

    dan dari Jabatan Struktural Eselon I pada Instansi pemerintah

    Pusat. Sebelum Komisi Kepegawaian Negara terbentuk,

    pelaksanaan kewajibannya dilakukan oleh Badan

    Pertimbangan Jabatan Tingkat Nasional yang dibentukberdasarkan Keppres Nomor 47 Tahun 1994.

    B. Tujuan dan Manfaat

    Tujuan dari penyelenggaraan SPIP unsur Kegiatan

    Pengendalian subunsur Pembinaan SDM adalah:

    1. Terkomunikasikannya visi, misi, tujuan, nilai, dan strategi

    instansi kepada pegawai.

    2. Tersusunnya strategi perencanaan dan pembinaan sumber

    daya manusia yang mendukung pencapaian visi dan misi.

    3. Tersusunnya uraian jabatan, prosedur rekrutmen, program

    pendidikan dan pelatihan pegawai, sistem kompensasi,

    program kesejahteraan dan fasilitas pegawai, ketentuan

    disiplin pegawai, sistem penilaian kinerja, serta rencanapengembangan karir.

  • 8/10/2019 3.2. SPIP: Pembinaan Sumber Daya Manusia

    17/35

    3.2 Pembinaan Sumber Daya Manusia 10

    Manfaat dari penyelenggaraan SPIP subunsur

    Pembinaan SDM pada unsur Kegiatan Pengendalian adalah

    agar dapat memberikan keyakinan kepada manajemen bahwa

    pegawai yang ada telah dikelola dan dimanfaatkan dengan baik

    sehingga dapat memberikan kontribusi yang nyata dalam

    mencapai tujuan organisasi secara efektif, efisien, dan sesuai

    dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    C. Peraturan Perundang-undangan Terkait

    Penetapan kebijakan dan prosedur yang dimulai dari

    tahapan penetapan formasi, rekrutmen, sampai dengan

    pemberhentian pegawai, sebagaimana diuraikan di atas harus

    mengacu dan tidak boleh bertentangan dengan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku sebagai berikut:

    1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan

    atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian;

    2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang

    Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil;

    3. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang

    Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil;

    4. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1994 tentang

    Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun

    1979 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil;

    5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang

    Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil;

    6. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang

    Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian

    Pegawai Negeri Sipil;

  • 8/10/2019 3.2. SPIP: Pembinaan Sumber Daya Manusia

    18/35

    3.2 Pembinaan Sumber Daya Manusia 11

    7. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 tentang

    Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun

    2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil;8. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002 tentang

    Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun

    2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil;

    9. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 tentang

    Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun

    2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil;

    10. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang

    Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil;

    11. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang

    Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun

    2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam

    Jabatan Struktural;

    12.Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang

    Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian

    Pegawai Negeri Sipil;

    13. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang

    Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil;

    14. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 tentang

    Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai

    Negeri Sipil;

    15.Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2006 tentang

    Tunjangan Jabatan Struktural;

    16. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2006 tentang

    Tunjangan Umum bagi Pegawai Negeri Sipil;

  • 8/10/2019 3.2. SPIP: Pembinaan Sumber Daya Manusia

    19/35

    3.2 Pembinaan Sumber Daya Manusia 12

    17.Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2009 tentang

    perubahan kesebelas atas Peraturan Pemerintah Nomor 7

    tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil;

    18. Keputusan Presiden Nomor 71 Tahun 1998 tentang

    Perubahan atas Keputusan Presiden No.67 Tahun 1980

    tentang Badan Pertimbangan Kepegawaian;

    19. Keputusan Menteri PAN Nomor Kep/61/M.PAN/6/2004

    tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis Jabatan;

    20.Keputusan Kepala BKN Nomor 43/KEP/2001 tentang

    Standar Kompetensi Jabatan Struktural;

    21.Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 26

    Tahun 2004 tanggal 6 Mei 2004 tentang Ketentuan

    Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000

    tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah

    diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003;

    22.Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun

    Jabatan Fungsional.

    D. Parameter Penerapan

    Parameter penerapan sub unsur pembinaan sumber daya

    manusia adalah sebagai berikut:

    1. Pemahaman bersama atas visi, misi, tujuan, nilai, dan

    strategi instansi pemerintah telah tercermin dalam rencana

    strategis, rencana kerja tahunan, dan pedoman panduan

    kerja lainnya, serta telah dikomunikasikan secara jelas dan

    konsisten kepada seluruh pegawai.

    2. Instansi pemerintah memiliki strategi pembinaan sumber

    daya manusia dalam bentuk rencana kerja tahunan dan

    dokumen perencanaan sumber daya manusia lainnya, yang

    meliputi kebijakan, program, dan praktik pengelolaan

    pegawai yang akan menjadi panduan bagi instansipemerintah tersebut.

  • 8/10/2019 3.2. SPIP: Pembinaan Sumber Daya Manusia

    20/35

    3.2 Pembinaan Sumber Daya Manusia 13

    3. Instansi pemerintah memiliki strategi perencanaan sumber

    daya manusia yang spesifik dan eksplisit, yang dikaitkan

    dengan keseluruhan rencana strategis, dan yang

    memungkinkan dilakukannya identifikasi kebutuhan pegawai

    baik pada saat ini maupun di masa mendatang.

    4. Instansi pemerintah telah memiliki persyaratan jabatan dan

    menetapkan kinerja yang diharapkan untuk setiap posisi

    pimpinan.

    5. Pimpinan instansi pemerintah membangun kerja sama tim,

    mendorong penerapan visi instansi pemerintah, dan

    mendorong adanya umpan balik dari pegawai.

    6. Sistem manajemen kinerja instansi pemerintah mendapat

    prioritas tertinggi dari pimpinan instansi pemerintah yang

    dirancang sebagai panduan bagi pegawai dalam mencapai

    visi dan misi yang telah ditetapkan.

    7. Instansi pemerintah telah memiliki prosedur untukmemastikan bahwa pegawai dengan kompetensi yang tepat

    yang direkrut dan dipertahankan.

    8. Pegawai telah diberikan orientasi, pelatihan, dan

    kelengkapan kerja untuk melaksanakan tugas dan tanggung

    jawab, meningkatkan kinerja, meningkatkan kemampuan,

    serta memenuhi tuntutan kebutuhan organisasi yang

    berubah-ubah.

    9. Sistem kompensasi cukup memadai untuk mendapatkan,

    memotivasi, dan mempertahankan pegawai serta insentif dan

    penghargaan disediakan untuk mendorong pegawai

    melakukan tugas dengan kemampuan maksimal.

  • 8/10/2019 3.2. SPIP: Pembinaan Sumber Daya Manusia

    21/35

    3.2 Pembinaan Sumber Daya Manusia 14

    10. Instansi pemerintah memiliki program kesejahteraan dan

    fasilitas untuk meningkatkan kepuasan dan komitmen

    pegawai.11. Pengawasan atasan dilakukan secara berkesinambungan

    untuk memastikan bahwa tujuan pengendalian intern dapat

    dicapai.

    12. Pegawai diberikan evaluasi kinerja dan umpan balik yang

    bermakna, jujur, dan konstruktif untuk membantu pegawai

    memahami hubungan antara kinerjanya dan pencapaian

    tujuan instansi pemerintah.

    13. Pimpinan instansi pemerintah melakukan kaderisasi untuk

    memastikan tersedianya pegawai dengan kompetensi yang

    diperlukan.

  • 8/10/2019 3.2. SPIP: Pembinaan Sumber Daya Manusia

    22/35

    3.2 Pembinaan Sumber Daya Manusia 15

    BAB III

    LANGKAH-LANGKAH PENYELENGGARAAN

    Penyelenggaraan SPIP pada suatu instansi pemerintah

    ditempuh melalui tahapan sebagai berikut:

    1. Tahap Persiapan, merupakan tahap awal implementasi, yang

    ditujukan untuk memberikan pemahaman atau kesadaran yang

    lebih baik, serta pemetaan kebutuhan penerapan.

    2. Tahap Pelaksanaan, merupakan langkah tindak lanjut atas hasilpemetaan, yang meliputi pembangunan infrastruktur dan

    internalisasi, serta upaya pengembangan berkelanjutan

    3. Tahap Pelaporan, merupakan tahap pelaporan kegiatan.

    Dalam pelaksanaannya, tahapan berikut langkah-langkahnya

    dapat dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan

    penyelenggaraan unsur/sub unsur lainnya.Berikut ini merupakan langkah-langkah nyata yang diperlukan

    pada setiap tahapan dalam rangka penyelenggaraan SPIP unsur

    Kegiatan Pengendalian subunsur Pembinaan SDM.

    A. Tahap Persiapan

    1. Penyiapan Peraturan, Sumber Daya Manusia, dan

    Rencana PenyelenggaraanTahap ini dimaksudkan untuk menyiapkan peraturan

    pelaksanaan penyelenggaraan SPIP di setiap kementerian,

    lembaga, dan pemerintah daerah. Berdasarkan peraturan

    penyelenggaraan SPIP, selanjutnya instansi pemerintah

    membuat rencana penyelenggaraan yang antara lain memuat

    jadwal pelaksanaan kegiatan, waktu yang dibutuhkan, dana

    yang dibutuhkan, dan pihak-pihak yang terlibat.

  • 8/10/2019 3.2. SPIP: Pembinaan Sumber Daya Manusia

    23/35

    3.2 Pembinaan Sumber Daya Manusia 16

    Berdasarkan peraturan tersebut, Satuan Tugas

    (Satgas) Penyelenggaraan SPIP yang diberi tugas mengawal

    pelaksanaan penyelenggaraan SPIP, termasuk penerapankebijakan dan praktik pembinaan sumber daya manusia.

    Satgas tersebut terlebih dahulu diberi pelatihan tentang

    SPIP.

    2. Pemahaman (Knowing )

    Pemberian pemahaman bertujuan untuk membangun

    kesamaan persepsi, kesadaran, dan keyakinan mengenai artipenting unsur Kegiatan Pengendalian subunsur Pembinaan

    SDM dalam pencapaian tujuan organisasi dan peningkatan

    kesejahteraan pegawai. Adanya kesamaan persepsi antara

    pimpinan dan pegawai instansi yang bersangkutan,

    kesadaran, dan keyakinan mengenai arti penting unsur

    Kegiatan Pengendalian subunsur Pembinaan SDM akan

    meningkatkan partisipasi pegawai dan mengurangi resistensi

    sehingga penyelenggaraan SPIP akan menjadi lebih efektif.

    Pemberian pemahaman dapat dilakukan melalui

    komunikasi verbal dan nonverbal. Langkah-langkah

    pemberian pemahaman minimal sebagai berikut:

    a. SosialisasiSosialisasi dapat dilakukan melalui ceramah, diskusi,

    seminar dan grup diskusi, papan pengumuman resmi,

    majalah dinding, situs (website) instansi, leaflet, booklet,

    saluran informasi instansi (radio, pengeras suara gedung),

    dan media informasi lainnya. Materi sosialisasi meliputi:

  • 8/10/2019 3.2. SPIP: Pembinaan Sumber Daya Manusia

    24/35

    3.2 Pembinaan Sumber Daya Manusia 17

    1) Arti penting Kegiatan Pengendalian subunsur

    Pembinaan SDM terhadap pencapaian tujuan organisasi

    dan peningkatan kesejahteraan pegawai.2) Proses pengelolaan SDM.

    3) Gambaran risiko yang dapat menghambat pencapaian

    tujuan organisasi terkait dengan pengelolaan SDM,

    sehingga diperlukan Kegiatan Pengendalian subunsur

    Pembinaan SDM.

    b. Tanya jawabKegiatan tanya jawab dilakukan melalui tatap muka, situs

    website,dan lain-lain.

    c. Pemberian keteladan dan komitmen pimpinan

    Pemberian pemahaman selain disampaikan secara verbal

    juga perlu disampaikan secara nonverbal. Komunikasi

    nonverbal tersebut berupa pemberian keteladanan dan

    komitmen pimpinan dalam melaksanakan unsur Kegiatan

    Pengendalian subunsur Pembinaan SDM.

    3. Pemetaan (Mapping)

    Kegiatan pemetaan bertujuan untuk mengetahui

    infrastruktur yang perlu dibangun (area of improvement).

    Pemetaan dilaksanakan melalui metode kuesioner, interviu,dan diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discussion).

    Informasi yang diperoleh dari hasil pemetaan

    penyelenggaraan SPIP subunsur Pembinan SDM pada unsur

    Kegiatan Pengendalian sebagai berikut:

    a. kondisi infrastruktur Kegiatan Pengendalian subunsur

    Pembinaan SDM:

  • 8/10/2019 3.2. SPIP: Pembinaan Sumber Daya Manusia

    25/35

    3.2 Pembinaan Sumber Daya Manusia 18

    1) peraturan/kebijakan yang melandasi dilaksanakannya

    Kegiatan Pengendalian subunsur Pembinaan SDM;

    2) kesesuaian antara peraturan kebijakan tersebut

    dengan ketentuan di atasnya;

    3) SOP atau pedoman untuk menyelenggarakan

    peraturan/kebijakan tersebut;

    4) kesesuaian antara SOP atau pedoman dimaksud

    dengan peraturan yang berlaku dan atau yang akan

    dibangun,

    b. pendokumentasian penyelenggaraan Kegiatan

    Pengendalian sub unsur Pembinaan SDM.

    c. pemantauan dan evaluasi atas penyelenggaraan

    Kegiatan Pengendalian subunsur Pembinaan SDM.

    B. Tahap Pelaksanaan

    Langkah-langkah penerapan pada tahap pelaksanaan

    terdiri dari pembangunan infrastruktur dan internalisasi, serta

    pengembangan berkelanjutan.

    1. Pembangunan Infrastruktur (Norming)

    Berdasarkan hasil pemetaan diketahui infrastruktur

    yang perlu dibangun (area of improvement). Pembangunan

    infrastruktur dilaksanakan melalui penyusunan kebijakan dan

    prosedur. Kebijakan dan prosedur diperlukan agar dapat

    memastikan efektivitas tindakan mengatasi risiko terkait

    Kegiatan Pengendalian subunsur Pembinaan SDM.

    Langkah untuk menyusun kebijakan dan prosedur

    adalah sebagai berikut:

    a. Dapatkan hasil pemetaan infrastruktur yang perlu

    dibangun atau dikembangkan terkait dengan pengelolaan

    pegawai.

  • 8/10/2019 3.2. SPIP: Pembinaan Sumber Daya Manusia

    26/35

    3.2 Pembinaan Sumber Daya Manusia 19

    b. Identifikasi visi, misi, tujuan, nilai, dan strategi instansi

    pemerintah, yang tercermin dalam dokumen rencana

    strategis, rencana kerja tahunan, dan pedoman panduankerja lainnya.

    c. Pahami dan identifikasi proses bisnis pengelolaan SDM.

    Proses bisnis pengelolaan SDM dalam instansi

    pemerintah meliputi perencanaan, penempatan, orientasi,

    pendidikan dan pelatihan, evaluasi, konseling, promosi,

    kompensasi, tindakan disiplin, dan pemberhentian.

    d. Identifikasi dan analisis risiko yang dihadapi dalam usaha

    mencapai tujuan organisasi yang terkait dengan proses

    bisnis pengelolaan SDM.

    e. Identifikasi tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko

    f. Susun rencana tindak untuk membangun/merevisi kebijakan

    dan prosedur untuk memastikan bahwa tindakan mengatasi

    risiko dapat dilaksanakan secara efektif.

    2. Internalisasi (Forming)

    Internalisasi adalah suatu proses untuk mewujudkan

    infrastruktur menjadi bagian dari kegiatan operasional sehari-

    hari. Keberhasilan internalisasi tercermin dalam konteks

    seberapa jauh proses internalisasi memengaruhi pimpinan

    Instansi pemerintah dalam pengambilan keputusan, dan

    memengaruhi perilaku para pegawai dalam pelaksanaan

    kegiatan.

    Kegiatan internalisasi dalam sub unsur ini bertujuan

    membangun kesadaran:

    a. Pentingnya kontribusi/partisipasi pegawai dalam

    mencapai visi dan misi;

  • 8/10/2019 3.2. SPIP: Pembinaan Sumber Daya Manusia

    27/35

    3.2 Pembinaan Sumber Daya Manusia 20

    b. Pimpinan instansi pemerintah melaksanakan kegiatan

    pengendalian pembinaan sumber daya manusia sesuai

    dengan tujuan pembinaan SDM; dan

    c. Para pegawai mematuhi tata kerja dalam pelaksanaan

    kegiatan sehari-hari.

    Langkah-langkah internalisasi sebagai berikut:

    a. Mendorong jajaran pimpinan untuk menyadari tugas dan

    tanggung jawab dalam rangka pembinaan SDM

    Setiap level pimpinan instansi memahami secara jelas danmenyadari tugas dan tanggung jawab dalam rangka

    pembinaan SDM. Tugas dan tanggung jawab ini juga harus

    dikomunikasikan ke seluruh lapisan pegawai di instansi

    yang bersangkutan. Upaya untuk mendorong kesadaran

    tugas dan tanggung tersebut berupa pengaturan

    mekanisme pemberian umpan balik kepada pimpinan.

    b. Mendorong jajaran pimpinan dan pegawai untuk

    memahami hubungan kerja dalam instansi terkait

    pembinaan SDM

    Hubungan kerja antarbagian/komponen berikut

    pelaporannya, merupakan salah satu kunci penting

    terhadap sukses organisasi. Oleh karena itu, setiap

    jajaran pimpinan dan pegawai perlu didorong untuk

    mengetahui secara jelas hubungan kerja di antara

    mereka. Media yang dapat digunakan untuk mendorong

    pemahaman antara lain adalah: SOP (standard operating

    procedure) yang jelas. SOP pembinaan SDM harus dapat

    diakses oleh seluruh jajaran pimpinan dan pegawai,

    antara lain dengan memanfaatkan teknologi informasi(misal: intranet) di unit organisasi tersebut.

  • 8/10/2019 3.2. SPIP: Pembinaan Sumber Daya Manusia

    28/35

    3.2 Pembinaan Sumber Daya Manusia 21

    c. Mendorong jajaran pimpinan agar bertindak sebagai

    panutan

    Pimpinan sebagai tone at the top (panutan) memilikikewajiban untuk mendorong dirinya sendiri agar pimpinan

    dapat bertindak sebagai panutan dalam menerapkan

    pengendalian intern. Dengan menjadi panutan, pimpinan

    akan dapat lebih berhasil mengupayakan penerapan

    pengendalian intern yang menjadi tanggung jawab

    seluruh pegawai instansi pemerintah yang bersangkutan.

    Upaya untuk mendorong jajaran pimpinan agar bertindak

    sebagai panutan adalah melalui pengaturan mekanisme

    pemberian umpan balik kepada pimpinan.

    d. Mengomunikasikan kegiatan pengendalian pembinaan

    SDM kepada seluruh karyawan secara berkelanjutan

    Kegiatan pengendalian pembinaan SDM harus diketahui

    dan dapat dipahami oleh seluruh pegawai instansi. Setiap

    ada perubahan kebijakan harus dikomunikasikan kepada

    seluruh pegawai. Upaya untuk mengomunikasikan

    kegiatan pengendalian adalah melalui pengumuman SOP

    pembinaan SDM, yang melekat didalamnya kegiatan

    pengendalian, serta leaflet, booklet, situs internet, dan

    intranet.

    e. Mendorong jajaran pimpinan untuk saling berkomunikasi

    Komunikasi yang efektif merupakan kunci penting dalam

    menunjang kesuksesan pencapaian tujuan organisasi

    melalui pembinaan SDM. Tujuan komunikasi antara

    jajaran pimpinan adalah untuk memastikan bahwa semua

    informasi penting terkait pembinaan SDM pada unit

    organisasi telah diketahui oleh jajaran pimpinan. Media

  • 8/10/2019 3.2. SPIP: Pembinaan Sumber Daya Manusia

    29/35

    3.2 Pembinaan Sumber Daya Manusia 22

    komunikasi yang dapat digunakan adalah rapat

    pertemuan, surat menyurat, telepon, mobilephone, Fax,

    PABX, e-Mail, Forum/millist, Video Conference, dansebagainya. Komunikasi di antara jajaran pimpinan harus

    didukung dengan data kepegawaian yang valid. Pada

    beberapa instansi pemerintah yang telah memiliki jaringan

    IT, data kepegawaian tersebut tersedia melalui database

    Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG).

    f. Membuka saluran komunikasi untuk menjaring kondisi

    aktual dan umpan balik

    Komunikasi efektif merupakan kunci keberhasilan

    organisasi. Oleh karena itu, pimpinan organisasi

    diharapkan pula untuk membuka dan memberikan sarana

    pendukung bagi terciptanya komunikasi di antara para

    staf/karyawannya. Media komunikasi tersebut diharapkan

    pula dapat memberikan masukan (maupun kritik

    membangun) bagi pimpinan maupun bagi sesama staf /

    karyawan, termasuk masukan yang terkait dengan

    efektivitas kegiatan pengendalian pembinaan SDM.

    3. Pengembangan berkelanjutan (Performing)

    Penerapan sistem pengendalian intern pemerintah

    dipantau secara periodik untuk mengetahui apakah sudah

    efektif diterapkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

    Pemantauan ini dilakukan dengan pemantauan secara

    periodik untuk dilakukan perbaikan dan pemanfaatan umpan

    balik dari hasil pemantauan yang dilakukan.

  • 8/10/2019 3.2. SPIP: Pembinaan Sumber Daya Manusia

    30/35

    3.2 Pembinaan Sumber Daya Manusia 23

    C. Tahap Pelaporan

    Setelah tahap pelaksanaan selesai, seluruh kegiatan

    penyelenggaraan subunsur perlu didokumentasikan.

    Pendokumentasian ini merupakan satu kesatuan (bagian yang

    tidak terpisahkan) dari kegiatan pelaporan berkala dan tahunan

    penyelenggaraan SPIP. Dokumentasi ini merupakan bahan

    dukungan bagi penyusunan laporan berkala dan tahunan

    (penjelasan penyusunan laporan dapat dilihat pada Pedoman

    Teknis Umum Penyelenggaraan SPIP). Kegiatanpendokumentasian menjadi tanggung jawab pelaksana kegiatan

    yang hasilnya disampaikan kepada pimpinan instansi pemerintah

    sebagai bentuk akuntabilitas, melalui Satuan Tugas

    Penyelenggaraan SPIP di instansi pemerintah terkait.

    Pendokumentasian dimaksud meliputi:

    1. Pelaksanaan kegiatan yang terdiri dari:

    a. Kegiatan pemahaman, antara lain seperti kegiatan

    sosialisasi (ceramah, diskusi, seminar, rapat kerja, dan

    fokus grup) mengenai pengendalian sistem informasi.

    b. Kegiatan pemetaan keberadaan dan penerapan

    infrastruktur, yang antara lain berisi:

    1) pemetaan penerapan pengendalian atas pengelolaan

    sistem informasi, serta

    2) masukan atas rencana tindak yang tepat untuk

    menyempurnakan kebijakan dan prosedur

    pengendalian yang sudah ada, baik pengendalian

    umum maupun pengendalian aplikasi.

  • 8/10/2019 3.2. SPIP: Pembinaan Sumber Daya Manusia

    31/35

    3.2 Pembinaan Sumber Daya Manusia 24

    c. Kegiatan pembangunan infrastruktur, yang antara lain

    berisi:

    1) kebijakan dan prosedur pengelolaan sistem informasi;

    serta

    2) penyusunan kebijakan dan prosedur pengendalian

    umum dan pengendalian aplikasi.

    d. Kegiatan internalisasi, yang antara lain berisi:

    1) kegiatan sosialisasi kebijakan dan prosedur

    pengelolaan sistem informasi; serta

    2) kegiatan yang memastikan seluruh pegawai telah

    menerima informasi dan memahami kebijakan dan

    prosedur pengelolaan sistem informasi.

    e. Kegiatan pengembangan berkelanjutan, yang antara lain

    berisi:

    1) kegiatan pemantauan penerapan kebijakan dan

    prosedur pengelolaan sistem informasi; serta2) masukan bagi pimpinan instansi pemerintah untuk

    menyatakan asersi di Teknologi Informasi (TI) bahwa

    TI telah dikelola dengan baik.

    2. Hambatan kegiatan

    Apabila ditemukan hambatan-hambatan dalam

    pelaksanaan kegiatan yang menyebabkan tidak tercapainya

    target/tujuan kegiatan tersebut, agar penyebabnya dijelaskan.

    3. Saran

    Saran diberikan berkaitan dengan adanya hambatan

    pelaksanaan kegiatan dan dicarikan saran pemecahan

    masalah untuk tidak berulangnya kejadian serupa dan guna

    peningkatan pencapaian tujuan. Saran yang diberikan agar

    yang realistis dan benar-benar dapat dilaksanakan.

  • 8/10/2019 3.2. SPIP: Pembinaan Sumber Daya Manusia

    32/35

    3.2 Pembinaan Sumber Daya Manusia 25

    4. Tindak lanjut atas saran periode sebelumnya

    Bagian ini mengungkapkan tindak lanjut yang telah

    dilakukan atas saran yang telah diberikan pada kegiatanperiode sebelumnya.

  • 8/10/2019 3.2. SPIP: Pembinaan Sumber Daya Manusia

    33/35

    3.2 Pembinaan Sumber Daya Manusia 26

  • 8/10/2019 3.2. SPIP: Pembinaan Sumber Daya Manusia

    34/35

    3.2 Pembinaan Sumber Daya Manusia 27

    BAB IV

    PENUTUP

    Salah satu unsur pengendalian dalam SPIP adalah kegiatan

    pengendalian, yaitu berupa kebijakan dan prosedur yang dapat

    membantu memastikan dilaksanakannya arahan pimpinan instansi

    pemerintah untuk mengurangi risiko yang diidentifikasi dalam proses

    penilaian risiko.

    Salah satu sub unsur dalam kegiatan pengendalian tersebutadalah pembinaan sumber daya manusia, yaitu pembinaan

    terhadap semua pegawai instansi pemerintah, baik pimpinan, staf,

    pegawai tetap dan tidak tetap, dan seterusnya, sesuai dengan peran

    masing-masing yang memengaruhi tujuan organisasi.

    Hal-hal yang dicakup dalam pedoman teknis ini adalah acuan

    mendasar yang berlaku secara umum bagi seluruh instansipemerintah, yang minimal harus dipenuhi dalam menerapkan

    pembinaan sumber daya manusia, serta tidak mengatur secara

    spesifik bagi instansi tertentu. Instansi pemerintah hendaknya dapat

    mengembangkan lebih jauh langkah-langkah yang perlu diambil

    sesuai dengan kebutuhan organisasi, dengan tetap mengacu dan

    tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang

    berlaku.

    Sesuai dengan perkembangan teori dan praktik sistem

    pengendalian intern, pedoman ini dapat disesuaikan dikemudian

    hari.

  • 8/10/2019 3.2. SPIP: Pembinaan Sumber Daya Manusia

    35/35