141940186 teknik pemeriksaan hidung
DESCRIPTION
pemeriksaan hidung thtTRANSCRIPT
-
Jenis pemeriksaan hidung dan sinus paranasalis terdiri atas:
1. Pemeriksaan dari luar
2. Rinoskopi anterior
3. Rinoskopi posterior
4. Transluminasi Diapanoscopia
5. X-foto
6. Pungsi percobaan
7. Biopsi
8. Pemeriksaan laboratorium rutin, bakteriologi, serologi,
sitologi
-
A. Inspeksi, perhatikan: Kerangka Dorsum nasi:
lebar (polip)
Miring (fraktur)
Saddle nose ( lues)
Lorgnet nose (abses septum nasi)
Luka-luka, warna, odem (kulit ujung hidung jadi mengkilat)
,ulkus naso-labial.
Bibir atas: maserasi akibat dari sekresi sinusitis, adenoiditis.
-
B. Palpasi, perhatikan: Dorsum nasi: krepitasi, deformitas (tanda fraktur os nasalis)
Ala nasi: Sangat sakit pada furunkel vestibulum nasi
Regio frontalis untuk sinus frontalis:
-
Menekan lantai sinus frontalis, dengan ibujari ke arah medio-superior ,dengan tenaga yang optimal dan simetris (tenaga kiri= kanan)
Nilai: mempunyai nilai bila ada perbedaan reaksi, sinus yang lebih sakit adalah sinus yang patologis
-
Menekan dinding muka sinus frontalis, dengan ibu jari ke
arah medial dengan tenaga yang optimal dan simetris , pada
tempat yang simetris dan tidak boleh pada foramen
suopraorbitalis sebab disana ada N.supraorbitalis.
Nilai seperti diatas
palpasi sinus frontalis
-
Fossa kanina ( untuk sinus maxilaris): Syarat- syarat seperti diatas , tetapi jangan ditekan pada foramen infra-orbitalis sebab ada N. Infra-orbitalis.
C. Perkusi: Bila palpasi menimbulkan reaksi yang hebat maka dapat
dilakukan dengan perkusi.
Syarat buat palpasi juga berlaku buat perkusi.
-
1. Alat: a. Spekulum hidung hartman
b. Pinset (angulair)- bayonet (Lucae)
c. Aplikator
d. Pipa penghisap
e. Kaca rinoskopi posterior
-
Gambar alat pemeriksaan hidung
-
2. Cara pemakaian spekulum Memegang spekulum dengan tangan kiri, posisi spekulum
horizontal, tangkai lateral, mulutnya medial(masuk dalam
lubang hidung)
-
Memasukkan spekulum Mulut spekulum dalam keadaan tertutup, masukkan
spekulum kedalam kavum nasi dan mulut spekulum
dibuka pelan- pelan
Mengeluarkan spekulum Mulut spekulum ditutup 90%, baru dikeluarkan. Jika
ditutup 100%, maka mungkin ada bulu rambut yang
terjepit dan ikut tercabut.
-
3. Tahap- tahap pemeriksaan:
a. Memeriksa Vestibulum Nasi
b. Memeriksa Kavum Nasi Bagian Bawah
c. Memeriksa Fenomena Palatum Mole
d. Memeriksa Kavum Nasi Bagian Atas
e. Memeriksa Septum Nasi ( Seluruhnya )
-
a. Memeriksa Vestibulum Nasi
Pemeriksaan pendahuluan, yang dilihat :
Bibir atas : maserasi ( terutama anak anak )
Pinggir pinggir lubang hidung : kruste, merah
Posisi septum nasi : dorong ujung hidung ke atas dengan ibu
jari
Pemeriksaan dengan spekulum
Bagian vestibulum sisi lateral dengan mendorong spekulum
ke lateral, medial dengan mendorong ke medial, superior
dengan mendorong ke atas, inferior dengan mendorong ke
bawah
Yang di lihat : apakah ada sekret, krusta, bisul bisul, raghaden
-
b. Memeriksa Kavum Nasi Bagian Bawah
Arahkan cahaya lampu ke kavum nasi sehingga
sejajar dengan konka inferior, perhatikan :
warna mukosa dan konka inferior hiperemi, anemi,
biru
besarnya lumen kavum nasi
dasar kavum nasi
septum deviasi, bentuk krista atau spina
-
c. Memeriksa Fenomena Palatum Mole
Cahaya lampu di arahkan ke dinding belakang
nasofaring.
Normal nasofaring kelihatan sangat terang karena
cahaya lampu tegak lurus pada dinding belakang
nasofaring.
Kemudian penderita disuruh mengucapkan huruf
iiii.
Positif jika, pada saat mengucapkan iiii palatum
mole bergerak keatas, sehingga akan kelihatan
benda gelap yang bergerak ke atas
-
Benda yang gelap karena cahaya tidak tegak lurus pada palatum mole.
Selesai mengucapkan huruf iiii palatum mole bergerak kebawah dan tampak benda gelap menghilang ke arah bawah atau dinding belakang yang gelap jadi terang kembali.
Fenomena palatum mole negatif bila waktu mengucapkan huruf iiii, palatum mole tidak bergerak ke atas, nasofaring tetap terang.
Fenomena palatum mole negatif pada : paralisa dari palatum mole (post difteri)
spasme dari palatum mole (abses peritonsil)
sikatrik ( pasca ATE dengan sluder, arkus anterior ikut terambil)
tumor dalam nasofaring, misalnya karsinoma nasofaring, abses retrofaring, adenoid
-
d. Memeriksa Kavum Nasi Bagian Atas
Arahkan cahaya lampu diarahkan ke kavum nasi bagian
atas ( kepala ditengadahkan )
Perhatikan :
kaput dari konka media
meatus medius: pus, polip
septum bagian atas: mukosa, posisi (deviasi sampai menekan
konka media)
fissura olfaktoria
e. Memeriksa Septum Nasi ( Seluruhnya )
Dari posisi tengadah penderita dikembalikan ke
posisi semula. Dilihat adanya deviasi septum.
-
Menyinari koane dan dinding-dinding nasofaring dengan cahaya yang dipantulkan oleh suatu cermin yang ditempatkan dalam nasofaring.
-
Harus ada tempat yang cukup luas buat
menempatkan kaca untuk itu lidah di dalam mulut
dan ditekan ke bawah dengan spatula.
Harus ada jalan yang lebar antara uvula dan faring
agar cahaya yang dipantulkan oleh cermin, dapat
masuk ke dalam nasofaring.
Untuk keperluan itu penderita harus bernapas dari
hidung, sehingga palatum mole akan bergerak ke arah
bawah, untuk memberi jalan kepada udara yang dari
kavum nasi ke paru-paru dan sebaliknya.
-
Cermin yang kecil
Spatula penekan lidah
Lampu spiritus
Solusio tetrakain (- efedrin) 1%.
-
Penderita yang sangat sensitif, faring diberikan Xylocain 10%, selama 5 menit. Spatula dipegang dengan tangan kiri, cermin dengan tangan kanan.
Punggung cermin dipanasi dengan lampu spiritus sampai suhunya sedikit diatas 37 derajat C. Temperatur dicek dengan menyentuhkan pada punggung tangan kiri.
-
Mulut dibuka lebar, lidah ditarik kedalam mulut, penderita bernafas lewat hidung.
Ujung spatula diletakkan paramedian kanan depan uvula, lidah ditekan kebawah.
Masukkan cermin antara faring dan palatum mole kanan, kemudian cermin disinari.
-
Mirror Examination
Nasal turbinates
Sup. Middle &Infer
Margo
posterior
Septum nasi
-
Tahap 1 : Pemeriksaan septum nasi (margo posterior), koane dan tuba kanan
Tahap 2 : Pemeriksaan septum nasi (margo posterior), koane dan tuba kiri
Tahap 3 : Memeriksa atap nasofaring
Tahap 4 : Memeriksa kauda konka inferior
-
Rinoskopia posterior untuk melihat koane
1. Meatus superior
2. Meatus medius
3. Meatus inferior
4. Koana
5. Konka Superior
6. Konka medius
7. Konka inferior
8. Palatum mole
9. Uvula
-
Rinoskopia posterior untuk melihat ostium tuba
1. Lipatan anterior dari ostium tuba
2. Ostium tuba
3. Fosa Rosenmuller
4. Lipatan posterior dari ostium tuba
-
Cermin letaknya para median, maka kelihatan kauda konka media kanan.
Putar tangkai cermin ke medial sehingga kelihatan margo posterior septum nasi di tengah-tengah cermin.
Putar tangkai cermin ke kanan sehingga kelihatan konka. Konka yang paling besar ialah kauda dari konka inferior.
Perhatikan kauda konka superior dan meatus medius. Tangkai cermin diputar terus ke kanan. Kelihatan ostium dan dinding-dinding tuba.
-
Putar tangkai cermin ke medial, hingga tampak margo posterior dari septum nasi.
Putar terus tangkai cermin ke kiri sehingga tampak berturut-turut konka media kiri dan tuba kiri.
-
Tangkai cermin mulai diputar kembali ke medial sehingga pada cermin kelihatan kembali margo posterior septum nasi.
Sesudah itu tangkai cermin dimasukkan sedikit dan cermin direndahkan sedikit.
-
Rinoskopia posterior untuk melihat atap nasofaring
1. Konka medius
2. Adenoid
3. Konka superior
4. Margo posterior septum nasi
-
Tangkai cermin direndahkan, atau cermin dinaikkan. Biasanya kauda konka inferior tak dapat dilihat. Dapat dilihat bila konka inferior hipertrofi, bentuk nya seperti murbei (berdungkul-dungkul), udem.
Perhatikan:
Radang : pus pada meatus medius dan meatus superior adenoiditis, ulkus pada dinding-dinding nasofaring (tbc)
Tumor : poliposis, karsinoma.
-
Adalah pemeriksaan penerawangan sinus maksilaris dan
sinus frontalis yang dilakukan dikamar gelap, dengan
memakai lampu bertangkai panjang (Heyman) berkekuatan
6 volt
Cara melakukan:
Sinus Frontalis:
lampu ditekankan pada lantai sinus frontalis
lampu ditekankan ke arah media-superior
cahaya yang memancar ke depan, ditutup dengan tangan
kiri
Hasilnya bila sinus normal, maka di dinding depan akan
kelihatan terang
-
Cara 1:
mulut dibuka lebar-lebar
lampu ditekankan pada margo inferior orbita kearah inferior
cahaya yang memancar ke depan, ditutup dengan tangan kiri
Hasilnya:
bila sinus normal, maka Palatum durum homo lateral tampak
terang.
-
Cara 2:
mulut dibuka
kedalam mulut dimasukkan lampu yang
telah diselubungi tabung gelas
mulut ditutup rapat-rapat
cahaya yang memancar dari mulut dan
bibir atas ditutup dengan tangan kiri
-
Hasilnya:
pada sinus maksilaris normal, pada daerah dinding depan dibawah orbita terlihat bayangan terang berbentuk seperti bulan sabit.
Penilaian:
Pemeriksaan hanya mempunyai nilai bila ada perbedaan antara kiri dan kanan.
Bila kedua sinus terang, kemungkinannya:
pada pria -> sinus normal
pada wanita -> sinus normal/keduanya berisi cairan (karena tulang tipis)
Bila sama gelap, kemungkinannya:
pada pria - > sinus normal (karena tulang tebal)
-
PUNGSI PERCOBAAN
Hanya untuk sinus maksilaris, menggunakan alat pungsi
yang disebut troicart dan dilakukan melalui meatus inferior.
Bila keluar nanah atau sekret mukoid, dilanjutkan dengan
tindakan irigasi sinus.
-
X- FOTO RONTGEN
Posisi untuk menilai sinus maksilaris yang baik ialah posisi
water.
Sinus yang gelap berarti sinus yang patologis. Perhatikan
apakah batas-batas sinus (tulang) masih utuh atau tidak.
-
BIOPSI
Pada sinus maksilaris dapat dilakukan:
1. melalui lubang pungsi pada meatus inferior
2. memakai cara Caldwell- Luc.
-
Terima Kasih