1. peningkatan frekuensi pernafasan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/8319/3/wahyu afriani...
TRANSCRIPT
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Asuhan keperawatan pada Demam Typoid
1. Pengkajian Keperawatan
Menurut Nikmatur dan Saiful (2016) Pengkajian adalah tahap awal
dan dasar dalam proses keperawatan. Pengkajian merupakan tahap yang
paling menentukan bagi tahap berikutnya. Oleh karena, itu pengkajian
harus dilakukan dengan teliti dan cermat sehingga seluruh kebutuhan
perawatan pada klien dapat di identifikasi.
Fokus pengkajian pada pasien dengan Demam Typoid dengan
masalah keperawatan Hipertermi menurut Potter dan Perry (2006) dalam
Arieswati (2016) observasi manifestasi klinis dari hipertermia:
a. Peningkatan suhu tubuh diatas normal
b. Kulit kemerahan
c. Tampak mengkilat
d. Peningkatan frekuensi pernafasan
e. Takikardia
f. Bisa sampai kejang
2. Diagnosa keperawatan
Menurut Nikmatur dan Saiful (2016) menjelaskan bahwa diagnosa
keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respons manusia
dari individu atau kelompok tempat perawat secara legal mengidentifikasi
PENERAPAN KOMPRES TEPID..., Wahyu Afriani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
7
dan perawat dapat memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga
status kesehatan atau untuk mengurangi, menyingkirkan, atau mencegah
perubahan. Diagnosa keperawatan demam typoid menurut NANDA (2015)
dan Sodikin (2011) : Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit.
3. Perencanaan
Menurut Nikmatur dan Saiful (2016) perencaaan adalah
pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi dan
mengatasi masalah-masalah yang telah diidentifikasi dalam diagnosis
keperawatan. Desain perencanaan menggambarkan sejauh mana perawat
mampu menetapkan cara menyelesaikan masalah dengan efektif dan
efisien.
Perencanaan yang ada pada diagnosis Demam Typoid:
1. Hipertermia
NOC : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan hipertermia
dapat teratasi dengan kriteria hasil:
a. uhu tubuh anak dalam rentang normal ( - )
b. TTV dalam batas normal (rr: 20-30x/menit, N: 80-90x/menit)
c. Tidak ada tanda dehidrasi.
NIC :
a. Anjurkan anak untuk hentikan aktivitas fisik/meningkatkan tirah
baring.
b. Lakukan teknik penurunan suhu tubuh dengan teknik tepid sponge
(kompres hangat seluruh tubuh).
PENERAPAN KOMPRES TEPID..., Wahyu Afriani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
8
c. Monitor suhu tubuh sesering mungkin.
d. Monitor hidrasi pasien.
e. Longgarkan atau lepaskan pakaian.
f. Libatkan keluarga dalam setiap tindakan.
g. Monitor intake dan output cairan.
h. Monitor TTV.
i. Monitor nilai hemoglobin, leukosit dan trombosit.
j. Jauhkan pasien dengan sumber panas, pindahkan ke lingkungan
yang lebih dingin.
k. Kolaborasi untuk pemberian cairan intravena.
l. Kolaborasi dengan medis untuk pemberian obat penurun panas,
agar suhu tetap dalam batas normal.
4. Implementasi
Menurut Nikmatur dan Saiful (2016) menjelaskan bahwa
implementasi realisasi rencana untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data
berkelanjutan, mengobservasi respon klien selama dan sesudah
pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru.
Implementasi:
1. Mengobservasi tanda-tanda vital.mengobservasi warna kulit.
2. Memberikan tepid water sponge.
3. Memberikan air minum yang banyak.
4. Mengkolaborasi dengan dokter pemberian antipiretik.
PENERAPAN KOMPRES TEPID..., Wahyu Afriani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
9
5. Evaluasi
Menurut Nikmatur dan Saiful (2016) menjelaskan bahwa evaluasi
adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan pasien
(hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada
tahap perencanaan.
B. Demam Thypoid
1. Pengertian
Menurut Satari, dkk (2008) menjelaskan bahwa demam thypoid
adalah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh
salmonella typhi. Penyakit ini di tandai oleh panas berkepanjangan.
Menurut Shield & Stoppler (dalam Prasetyo & Dian, 2014) menyebutkan
bahwa demam thypoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat
pada saluran pencernaan (usus halus) dengan gejala demam satu minggu
atau lebih yang disertai dengan gangguan pada saluran pencernaan dan
atau tanpa gangguan kesadaran.
2. Etiologi
Menurut Hidayat (2009) menjelaskan bahwa typus abdominalis
disebabkan oleh salmonella thypi yang ditularkan melalui makanan, mulut
atau minuman yang terkontaminasi oleh kuman salmonella thypi. Penyakit
ini terjadi apabila kuman salmonella thypi masuk ke dalam tubuh
khususnya usus dan kuman tersebut akan menembus usus dan masuk ke
peredaran darah.
PENERAPAN KOMPRES TEPID..., Wahyu Afriani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
10
3. Manifestasi klinis
Menurut Satari, dkk (2008) menjelaskan bahwa manifestasi klinik
Pada anak periode inkubasi demam thypoid antara 5-40 hari dengan rata-
rata antara 10-14 hari. Gejala klinis demam thypoid sangat bervariasi, dari
gejala klinis ringan dan tidak memerlukan perawatan khusus sampai
dengan berat sehingga harus di rawat. Variasi gejala ini disebabkan faktor
galur salmonella, status nutrisi, dan imunologik pejamu serta lama sakit di
rumahnya.
Semua pasien demam thypoid selalu menderita demam pada awal
penyakit. Pada era pemakaian antibiotik belum seperti pada saat ini,
penampilan demam pada kasus demam thypoid mempunyai istilah khusus
yaitu step ledder temperature chaet yang ditandai dengan demam timbul
insidius, kemudian naik secara bertahap tiap harinya dan mencapai titik
tertinggi pada akhir minggu pertama, setelah itu demam akan bertahan
tinggi dan pada minggu ke empat demam turun perlahan secara lisis
kecuali apabila terjadi fokus infeksi seperti, kolesistitis, abses jaringan
lunak maka demam akan menetap. Banyak orang tua pasien dengan
demam thypoid melaporkan bahwa demam lebih tinggi saat sore dan
malam hari dibandingkan dengan pagi hari.
Gejala sistematik lain yang menyertai timbulnya demam adalah
nyeri kepala, melaise, anoreksia, nausea myalgia, nyeri perut dan radang
tenggorokan. Gejala gastrointestinal pada kasus demam tifoid sangat
bervariasi. Pasien dapat mengeluh diare, obstipasi atau obstipasi kemudian
PENERAPAN KOMPRES TEPID..., Wahyu Afriani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
11
disusul diare. Pada sebagian pasien lidah terlihat kotor dengan putih
ditengah sedang tepi diujung kemerahan.
4. Patofisiologi
Menurut Chatterjee dalam Safitri (2014) Masuknya kuman ke
dalam intestinal terjadi pada minggu pertama dengan tanda dan gejala
suhu tubuh naik turun khususnya suhu akan naik pada malam hari dan
akan menurun menjelang pagi hari. Demam yang terjadi pada masa ini
disebut dengan demam intermiten (suhu tinggi, naik turun dan dan
turunnya dapat mencapai suhu normal). Di samping peningkatan suhu
tubuh, juga akan terjadi obstipasi sebagai akibat penurunan motilitas suhu,
namun hal ini tidak selalu terjadi dan dapat pula terjadi sebaliknya. Setelah
kuman melewati fase awal intestinal, kemudian masuk ke sirkulasi
sistemik dengan tanda peningkatan suhu yang sangat tinggi dan tanda-
tanda infeksi.
Menurut Curtis dalam Safitri (2014) Kuman Salmonella Typhi
yang masuk ke saluran gastrointestinal akan ditelan oleh sel-sel fagosit
ketika masuk melawati mukosa dan oleh magrofag yang ada di lamina
propia. Sebagian dari salmonella typhi ada yang dapat masuk ke usus
halus mengadakan invaginasi ke jaringan limfoid usus halus (play peyer)
dan jaringan limfoid mesentrika. Kemudian salmonella typhi masuk
melalui folikel limpa ke saluran limpatik dan sirkulasi darah sistemik
sehingga terjadi bakterimia. Bakteri pertama-tama menyerang sistem
retikuloendotelial yaitu hati, limpa, dan tulang. Kemudian selanjutnya
PENERAPAN KOMPRES TEPID..., Wahyu Afriani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
12
mengenai seluruh organ di dalam tubuh antara lain sistem saraf pusat,
ginjal dan jaringan limpa.
5. Cara Masuknya Bakteri ke Dalam Tubuh
Menurut Sodikin (2012) menjelaskan bahwa mekanisme masuknya
kuman diawali dengan infeksi yang terjadi pada saluran pencernaan. Basil
diserap di usus melalui pembuluh limfe kemudian masuk ke dalam
peredaran darah sampai di organ-organ lain, terutama hati dan limpa, basil
yang tidak dihancurkan berkembang biak dalam hati dan limpa sehingga
organ-organ tersebut akan membesar disertai dengan rasa nyeri pada
perabaan kemudian basil masuk kembali ke dalam darah (bakterimia) dan
menyebar ke seluruh tubuh terutama ke dalam kelenjar limfoid usus halus,
sehingga menimbulkan tukak berbentuk lonjong pada mukosa diatas plak
peyeri. Tukak tersebut menimbulkan perdarahan dan perforasi usus. Gejala
demam disebabkan oleh endotoksin, sedangkan gejala pada saluran
pencernaan disebabkan oleh kelainan pada usus.
6. Manajemen perawatan
Menurut Sodikin (2012) menjelaskan bahwa Pasien dengan demam
thypoid perlu dirawat di rumah sakit untuk isolasi, observasi dan
pengobatan. Pasien harus tirah baring absolute sampai minimal 7 hari
bebas demam atau kurang lebih selama 14 hari. Tujuan dari tindakan tirah
baring adalah untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau
perforasi usus. Mobilisasi pasien dilakukan secara bertahap, sesuai dengan
pulihnya kekuatan pasien. Pasien dengan kesadaran yang menurun, posisi
PENERAPAN KOMPRES TEPID..., Wahyu Afriani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
13
tubuhnya harus diubah-ubah pada waktu-waktu tertentu untuk
menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan decubitus.
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan anak demam tifoid terapi secara farmakologis
(Sodikin 2012) :
1. Kloramfenikol (50-100mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis peroral atau
intravena selama 10-14 hari), tetapi untuk bayi muda
perludipertimbangkan lebih spesifik.
2. Bila tidak diberikan kloramfenikol, dipakai amoksilin
100mg/kgBB/hari peroral atau ampisilin intravena selama 10 hari, atau
kortimoksazol 48mg/kgBB/hari (dibagi 2 dosis) peroralselama 10 hari.
3. Jika klinis tidak ada perbaikan digunakan generasi ketiga, sefalosporin
seperti sefriakson (80 mg/kg IM atau IV, sekali sehari selama 5-7 hari)
atau seikzimoral (20 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis selama 10 hari).
8. Komplikasi
Komplikasi demam tifoid yang mungkin muncul termasuk kejang,
ensefalopati, perdarahan dan perforasi usus, peritonitis, koma, diare,
dehidrasi, syok septik, miokarditis, pneumonia, osteomyelitis, dan anemia.
Pada bayi muda, dapat pula terjadi syok dan hipotermia. (Sodikin, 2011)
PENERAPAN KOMPRES TEPID..., Wahyu Afriani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
14
C. Penanganan Demam
Menurut Sodikin (2012) Demam merupakan keadaan suhu di atas
normal sebagai akibat peningkatan pusat pengaturan suhu di hipotalamus.
Demam merupakan keluhan yang paling sering menyebabkan orang tua
mencari pertolongan. Demam telah menyebabkan banyak orang tua
mengalami fobia. Pada hakekatnya untuk menurunkan suhu tubuh anak saat
demam dapat dilakukan dengan metode fisik, pemberian obat antipiretik atau
kombinasi dari keduanya. Metode fisik yaitu cara penurunan demam dengan
menggunakan kompres hangat/dingin, penggunaan selimut dingin atau dengan
menggosok tubuh anak dengan alkohol.
Pemberian kompres yang disepakati adalah pemberian kompres
dengan air suam-suam kuku (Air hangat, setelah pemberian antipiretik pada
kasus demam yang cukup tinggi, kompres tubuh anak di sekitar daerah dahi,
dada, dan ketiak. Kompres dengan air dingin (es) atau alcohol sangat tidak
disarankan mengingat anak dapat menggigil atau dapat juga mengakibatkan
keracunan alkohol.
Spon basah yang hangat adalah cara lain yang dianjurkan untuk
mengurangi suhu tubuh yang tinggi, karena infeksi (Hipertermia). Beberapa
penelitian menunjukan bahwa kompres hangat memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap penurunan suhu tubuh akibat demam. Menurut Wardiyah
(2016) menjelaskan bahwa Pemberian kompres tepid sponge water lebih
efektif dilakukan selama 15 menit. Menurut Hasanah (2013) menjelaskan
bahwa kompres lebih efektif dilakukan selama 15 menit pada anak yang
PENERAPAN KOMPRES TEPID..., Wahyu Afriani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
15
sedang demam. Sebelum memberikan kompres pada anak terlebih dahulu
dilakukan pengukuran suhu tubuh menggunakan thermometer. Kemudian
dilakukan pemberian kompres dengan suhu selama menit dengan
metode kompres tepid sponge water. Pemberian kompres dingin (kompres es)
merupakan kontraindikasi. Anak yang sedang mengalami demam sebaiknya
diberikan lingkungan yang senyaman mungkin. Orang tua perlu mendampingi
anak selama demam, agar anak merasa nyaman serta aman. Selain itu anak
dapat diberikan mainan ataupun boneka yang menjadi kesukaannya pada saat
itu, atau diberikan dongeng agar anak merasa nyaman, membacakan buku
cerita (Sodikin, 2012).
D. Teori Comfort
Menurut Kolcaba (2003) dalam Hasanah (2013) menjelaskan bahwa
Comfort adalah perasaan atau pengalaman langsung yang diperkuat dengan
perasaan lega, kemudahan, dan transendensi bertemu dalam empat konteks
(fisik, psikospiritual, social, dan lingkungan).
Teori Kolcaba (2003) dalam Wirastri (2014) menjelaskan bahwa klien
memiliki 3 kebutuhan, yaitu:
1. Relief (lega) didefinisikan sebagai pengalaman pasien yang telah memiliki
kebutuhan kenyamanan tertentu terpenuhi.
2. Ease (nyaman) didefinisikan sebagai keadaan tenang atau kepuasaan.
3. Renewal /transcendence (pembaharuan/transendensi) didefinisikan sebagai
kondisi dimana orang bisa bangkit / sembuh dari masalah atau rasa sakit.
PENERAPAN KOMPRES TEPID..., Wahyu Afriani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
16
Keadaan dimana comfort terjadi menurut Kolcaba (2003) dalam Wirastri
(2014):
a. Fisik : berkaitan dengan sensasi tubuh, mekanisme homeostatis, fungsi
kekebalan tubuh dan lain-lain.
b. Psikospiritual : berkaitan dengan kesadaran internal diri, termasuk
seksualitas, harga diri, identitas, keberartian dalam hidup seseorang,
dan seseorang yang mengerti hubungan ke suatu tatanan yang lebih
tinggi.
c. Lingkungan : berkaitan dengan pengalaman masa lalu manusia
(temperature, cahaya, suara, bau, warna, furniture, landscape, dan lain-
lain).
d. Sosiokultural : berkaitan dengan hubungan interpersonal, keluarga,dan
masyarakat (keuangan, pengajaran, petugas kesehatan dan lain-lain)
juga tradisi keluarga, ritual, dan praktik-praktik keagamaan.
Tipe perawatan dalam teori comfort Kolcaba (2003) dalam
Hasanah (2013) meliputi: technical, coaching dan comforting. Technical
adalah tindakan technical yang dirancang untuk mempertahankan
homeostatis dan mengelola rasa sakit, seperti monitoring tanda-tanda vital
dan kimia darah. Itu juga mencakup pemberian obat nyeri. Tindakan ini
diajukan untuk (a) membantu pasien memelihara dan memulihkan fungsi
fisiologis dan kenyamanan dan (b) untuk mencegah komplikasi.
Coaching adalah tindakan yang dirancang untuk mengurangi
kecemasan, memberikan jaminan dan informasi, menumbuhkan harapan,
PENERAPAN KOMPRES TEPID..., Wahyu Afriani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
17
mendengarkan dan membantu merencanakan realistis untuk pemulihan,
integrase, atau kematian dalam budaya yang sensitive. Untuk pembinaan
yang efektif, hal ini harus diatur dengan baik untuk mennagkap kesiapan
pasien untuk menerima pikiran-pikiran baru. Comforting adalah tindakan
yang meliputi sikap dan pemberian dukungan.
Pada penelitian yang akan diteliti yaitu penerapan kompres tepid
sponge water pada anak dengan demam Thypoid termasuk dalam kategori
tindakan perawatan teknikal.
E. Konsep Kompres Tepid Sponge Water
1. Pengertian kompres Tepid Sponge Water
Tepid sponge water adalah sebuah teknik kompres hangat yang
menggabungkan teknik kompres blok pada pembuluh darah besar
superficial dengan teknik seka (Hamid, 2011). Tepid sponge merupakan
suatu prosedur untuk meningkatkan control kehilangan panas tubuh
melalui evaporasi dan konduksi, yang biasanya dilakukan pada pasien
yang mengalami demam tinggi (Wardiyah, Setiawati & Setiawan, 2016).
2. Macam-macam kompres
Ada beberapa teknik dalam memberikan kompres dalam upaya
menurunkan suhu tubuh antara lain dengan menggunakan kompres hangat
basah, kompres hangat kering (buli-buli), kompres dingin basah, kompres
dingin kering (kirbat es), kompres plester, bantal dan selimut listrik,
lampu penyinaran busur panas (Djuwariyah, Mustiah & Sodikin, 2011).
PENERAPAN KOMPRES TEPID..., Wahyu Afriani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
18
3. Manfaat kompres
Menurut Nurwahyuni (dalam Mohamad, 2011), menjelaskan
bahwa dengan pemberian kompres pada daerah tubuh akan memberikan
sinyal ke hipotalamus melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor
yang peka terhadap panas di hipotalamus dirangsang, sistem efektor
mengeluarkan sinyal yang memulai berkeringat dana vasodilatasi perifer.
Perubahan ukuran pembuluh dara diatur oleh pusat vasomotor pada
medulla oblongata dari tangkai otak, dibawah pengaruh hipotalamik
bagian anterior sehingga terjadi vasodilatasi. Terjadinya vasodilatasi ini
menyebabkan pembuangan kehilangan energi panas melalui kulit
meningkat (berkeringat), diharapkan akan terjadi penurunan suhu tubuh
sehingga mencapai keadaan normal kembali.
PENERAPAN KOMPRES TEPID..., Wahyu Afriani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
19
F. Kerangka Teori
Tabel 2.1 kerangka teori
Keterangan:
: yang tidak diteliti
: yang diteliti
Modifikasi teori Comfort menurut Kolcaba (2003), Gutyton & Hall (2008) dalam
Hasanah (2013).
Intervensi Comfort
Perawatan
Coaching
Perawatan
Comforting
Anak dengan demam Thypoid
Penatalaksanaan Demam
Farmakologi Non
Farmakologi
Kompres tepid sponge
water 15 menit
Suhu Tubuh Normal
Perawatan Tehnikal
PENERAPAN KOMPRES TEPID..., Wahyu Afriani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018