1. laporan jadi

27
LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN NATRIUM SILIKAT BERBAHAN BAKU SEKAM PADI Pembimbing: Rintis Manfaati. ST,. MT. Oleh Kelompok 1 Abdul Kholik : 141411001 Aldi Muhamad R. : 141411002 Arif Imanuddin : 141411003 Ayu Nurpitriani : 141411005 Kelas 1A Tanggal Praktikum : 11 Mei 2015 Tanggal Penyerahan Laporan : 18 Mei 2015 PROGRAM STUDI D3-TEKNIK KIMIA

Upload: arif-imanuddin

Post on 17-Dec-2015

45 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Laporan praktikum Satuan Proses 1 mengenai pembuatan natrium silikat berbahan baku abu sekam padi

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN NATRIUM SILIKAT BERBAHAN BAKU SEKAM PADIPembimbing: Rintis Manfaati. ST,. MT.

OlehKelompok 1Abdul Kholik: 141411001Aldi Muhamad R.: 141411002Arif Imanuddin: 141411003Ayu Nurpitriani: 141411005Kelas 1A

Tanggal Praktikum : 11 Mei 2015Tanggal Penyerahan Laporan: 18 Mei 2015

PROGRAM STUDI D3-TEKNIK KIMIADEPARTEMEN TEKNIK KIMIAPOLITEKNIK NEGERI BANDUNG2015A. TUJUANSetelah melakukan praktikum diharapkan: 1. Mampu memahami persamaan reaksi, fasa reaksi, jenis reaksi, dan kondisi operasi pembentukan natrium silikat dengan bahan baku yang tersedia di laboratorium2. Mampu merangkai reaktor sederhana untuk pembuatan natrium silikat3. Mampu menghitung konsentrasi, massa, mol, dan efisiensi proses pembentukan natrium silikat

B. DASAR TEORISekam padi merupakan limbah hasil pertanian. Selama ini, sekam padi banyak dimanfaatkan sebagai pengganti bahan bakar fosil seperti pada pembuatan bioetanol dan biobriket (Midkasna, t.t.). Selebihnya, pemanfaatan limbah sekam padi hanya digunakan sebagai pakan ternak dan dibakar manjadi abu gosok bagi keperluan rumah tangga. Padahal abu hasil dari pembakaran sekam padi mempunyai kandungan silika yang tinggi yang mencapai 94,4% (% massa) dan berpotensi menjadi beberapa produk komersial berbasis silika seperti natrium silika (Foletto, 2006). Tabel 1. Komposisi abu sekam padi (% massa)SenyawaPersentase

SiO294,4

Al2O30,61

Fe2O30,03

CaO0,83

MgO1,21

K2O1,06

Na2O0,77

Sumber: (Suswanto, 2011)Natrium silikat sendiri merupakan mineral silikat yang penggunaanya cukup luas, diantaranya adalah sebagai berikut (Breuer dalam Suswanto, 2011).1. Bahan builder deterjen dan sabun2. Bahan baku pembuatan silika gel3. Aditif semen khusus4. Koagulan pengolahan limbah air limbah5. Gasket dan aditif air pendingin kendaraan,katalis, tinta, dan substrat pertumbuhan alga Natrium silikat ada dalam bentuk larutan dan padatan. Jika dalam bentuk padatan natrium silikat murni tidak memiliki warna atau berwana putih (Sodium Silicate, 2015). Selama ini, produksi natrium silikat dilakukan dengan mereaksikan natrium karbonat dengan pasir silika pada suhu tinggi, sekitar 1400-1500oC, sehingga memerlukan energi yang cukup besar (Foletto, 2006). Cara ini juga menimbulkan masalah lingkungan akibat eksploitasi pasir silika yang terus menerus dan tidak dapat diperbaharui. Sedangkan pembuatan natrium silikat pada percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan abu sekam padi (ukuran 100 mesh) dengan NaOH 5N dalam reaktor berupa erlenmeyer.Di industri, natrium silikat mempunyai grade yang bervariasi. Hal ini dipengaruhi oleh rasio berat antara SiO2:Na2O yang digunakan (rasio berat dapat dikonversikan menjadi rasio mol dengan cara mengalikannya dengan 1,032) (Sodium Silicate, 2015).

C. D. MEKANISME PROSESa. Pembentukan Natrium SilikatnSiO2(s) + 2NaOH(l) Na2O.nSiO2(s) + H2O(l)Kondisi proses reaksi adalah sebagai berikut.Tekanan (atm): 1, Ukuran abu (mesh); 100, Suhu (oC); 102, Pengadukan (rpm): 600, Waktu reaksi (menit): 60, Rasio mol reaktan NaOH/SiO2: 3b. Netralisasi Larutan Natrium Silikat yang mengandung NaOH BerlebihNa2O.nSiO2 + H2SO4 nSiO2 + Na2SO4 + H2OPenambahan H2SO4 50% dilakukan sampai pH larutan menjadi 7

E. ALAT DAN BAHANTabel 1. Daftar alat dan bahan yang digunakanAlatBahan

1. Hot plate2. Pengaduk magnet / magnetic strirrer3. Thermometer4. Spatula5. Gelas arloji6. Kertas saring7. Corong gelas8. Gelas kimia 100 ml9. Gelas kimia 1 L10. Erlenmeyer 500 ml11. Gelas ukur 100 ml12. Batang pengaduk 13. Corong Buchner14. Pompa vakum15. Neraca Analitik16. Kertas pH17. Botol semprot1. 10,0 gram abu sekam padi2. 100 ml larutan NaOH 5N3. 19 ml H2SO4 50%4. Aquades

F. FLOWSHEET

10,0 gram abu sekam padi

Penghalusan

100 ml NaOH 5NPereaksian dalam reaktor

FiltrasiResidu

Filtrat

19 ml H2SO4 50%Netralisasi

100 ml aquades 50-60oCLarutan yang sudah dinetralisasi

FiltrasiFiltrat

Residu

Pengeringan pada suhu60oC selama 24 jam

Perhitungan yieldPenentuan titik leleh

G. H. TABEL DATA LITERATUR DAN PERHITUNGANTabel 2. Data literaturSifat fisi dan kimiareaktan dan produkNaOHH2SO4SiO2

Berat molekul (gr/mol)39,99798,07960,08

Titik leleh (oC)318101.600

Kelarutan dalam air1100 g/L (20oC)3370 g/L (100oC)LarutLarut

Titik didih (oC)1.3883372.230

Densitas (g/cm3)2.131,842,648

Sumber: (Sodium Hydroxide, 2015) (Sulfuric Acid, 2015)(Silicon dioxide, 2015)

Perhitungan volume NaOH 5N yang digunakan pada percobaanMassa SiO2 dalam abu sekam padi= 94,4% x 10,0 gram = 9,44 gramMol SiO2 dalam abu sekam padi= = = 0,1571 mol

Volume NaOH 5N yang digunakan adalah N = N= 5= V= 0,1 LV= 100 mlRasio mol reaktan NaOH/SiO2 yang digunakan adalah 3/1. Sehingga mol NaOH yang digunakan sebagai reaktan adalah mol SiO2 x 3 = 0,1571 mol x 3= 0,471 mol 0,5 mol

H. PENGOLAHAN DATA1. Titik Leleh Senyawa Silikat yang Terbentuk Pada PercobaanTitik leleh dari natrium silikat menurut literatur adalah 1.088oC (Sodium Silicate, 2015), sehingga tidak memungkinkan untuk mengukur titik lelehnya di laboratorium dikarenakan suhu makasimal yang dapat diukur pada alat melting point di laboratorium adalah 400oC.

2. Perolehan Yielda. Massa senyawa silikat hasil percobaan adalah Massa kertas saring + senyawa silikat= 6,92 gramMassa kertas saring= 1,41 gramMassa senyawa silikat= 5,51 gramb. Massa senyawa silikat berdasarkan stoikiometriMol NaOH= N x V= 5N x 0,1 L= 0,5 molMassa SiO2= 94,4% x massa abu sekam padi= 94,4% x 10 gram= 9,44 gramMol SiO2= = = 0,1571 mol

Reaksi yang terjadi di reaktornSiO2(s) + 2NaOH(l) Na2O.nSiO2(s) + H2O(l)M: 0,1571 0,5B : 0,1571 0,3142 0,15710,1571S : - 0,1858 0,15710,1571Keterangan:Semua dalam satuan mol

Massa Na2SiO3= mol x Mr= 0,1571 mol x [ ( 23 x 2 ) + 28 + ( 16 x 3) ]= 0,1571 mol x 122 gram/mol= 19,16 gram

Reaksi yang terjadi saat netralisasi

Mol H2SO4= V x M= 0,019 L x 7,6 M= 0,1444 molMolarias H2SO4 = = = 7,6 M

Keterangan: Densitas H2SO4 50% adalah 1,49 (LabChem, 2012) Volume 0,019 L adalah volume H2SO4 50% yang direaksikan dengan filtrat pada penyaringan pertama untuk mencapai pH 7

Na2O.nSiO2 + H2SO4 nSiO2 + Na2SO4 + H2OM: 0,1571 0,1444B: 0,1444 0,1444 0,1444 0,1444 0,1444S: 0,0127-0,1444 0,1444 0,1444Keterangan:Semua dalam satuan molMassa Na2SO4= mol x Mr= 0,1444 mol x [ ( 23 x 2 ) + 32 + ( 16 x 4) ]= 0,1444 mol x 142 gram/mol= 20,5 gram

c. Persentase Yield/Rendemen Produk Silikat yang TerbentukPersentase rendemen (yield)= 100%= x 100%= 0,2876 x 100%= 28,76%

I. PEMBAHASAN1. Pembahasan Oleh Abdul Kholik (141411001)Sekam padi merupakan limbah hasil pertanian yang masih menjadi permasalahan besar. Kandungan abu dalam sekam padi sekam adalah 20% dan mengandung SiO2 (silika) cukup tinggi. Senyawa silika merupakan bahan kimia yang pemanfaatan dan aplikasinya sangat luas mulai bidang elektronik, mekanik, medis, seni dan bidang lainnya (Utami, 2014).Pembuatan natrium silikat yang pernah dilakukan pada penelitian sebelumnya oleh farius (2009) ialah melalui reaksi antara pasir silika dan natrium hidrosida dengan variasi rasio massa NaOH dan ukuran partikel pasir silika dalam furnance dengan temperature 500C sehingga dihasilkan natrium silikat dalam bentuk gelas kaca dengan rasio massa terbaik yaitu 2,4 g/g NaOH/SiO2 dan ukuran pasir silika 50/60 mesh. (Adesta, 2015). Namun, yang pertama dilakukan pada praktikum kali ini adalah menimbang abu sekam padi sebanyak 10,0 gram dan di haluskan. Tujuan dari penghalusan abu sekam padi ini adalah agar reaksi berjalan lebih cepat. Ketika menghaluskan, dilakukan juga pemanasan NaOH 5 N 100 ml sampai mencapai suhu operasi, yaitu 100C. Setelah suhu NaOH 100C, kemudian abu sekam padi yang sudah di haluskan dilarutkan kedalam NaOH. Reaksi berlangsung selama 60 menit dan terjadi reaksi sebagai berikut.2NaOH(l) + nSiO2(s) Na2O.nSiO2(s) + H2O(l)Setelah 60 menit berlalu, larutan tersebut disaring untuk memisahkan residu padatan dari larutan produk reaksi yang berupa larutan natrium silikat. Kemudian filtrat hasil dari penyaringan sebelumnya dinetralisasi dengan larutan H2SO4 50% sebanyak 19 ml, yang bertujuan untuk menetralkan kelebihan NaOH dan menghasilkan endapan silika berwarna putih. Penetralan ini juga membentuk garam natrium sulfat (Na2SO4). Reaksi netralisasi digambarkan pada persamaan reaksi berikut ini.Na2O.nSiO2 + H2SO4 nSiO2 + Na2SO4 + H2OSetelah itu, larutan hasil netralisasi ditambahkan dengan 100 ml aquades 50-60oC. Penambahan aquades ini bertujuan untuk menghilangkan Na2SO4. Kemudian, dilakukan penyaringan kedua dan residu yang didapatkan di oven dengan suhu 60oC selama 24 jam. Natrium silikat yang sudah terbentuk kemudian ditimbanng dan diperoleh berat natrium silikat sebesar 5,51 gram dengan presentase yield sebesar 28,76%.Dalam praktikum ini tidak dilakukan pengukuran titik leleh, karena titik leleh natrium silikat yang menurut literatur lebih dari 1000C sehingga tidak mungkin dilakukan pengukuran titik leleh di laboratorium.

2. Pembahasan Oleh Aldi Muhamad Ramdani (141411002)Pada praktikum kali ini, dilakukan pembuatan natrium silikat dengan bahan baku abu sekam padi. Sekam padi merupakan limbah hasil pertanian, kandungan silika pada abu sekam padi mencapai 94,4%.Hal yang pertama dilakukan adalah menyiapkan NaOH 5 N sebanyak 100 ml dalam Erlenmeyer 500 ml. Erlenmeyer pada praktikum kali ini sebagai reaktor. Larutan tersebut dipanaskan sampai mencapai suhu 100oC dan diaduk dengan magnetic stirrer di ruang asam. Sambil menunggu larutan mencapai kondisi operasi seperti itu, Abu sekam sebanyak 10 gram dihaluskan menggunakan mortal dan alu. Hal tersebut dilakukan supaya reaksi berlangsung denukurangan cepat, karena semakin kecil ukuran abu sekam akan mempercepat dan memperbesar difusi massa NaOH ke dalam pori abu sekam. Setelah kondisi operasi tercapai pada suhu 100oC, abu sekam dimasukkan ke dalam reaktor. Reaksi yang berlangsung:2NaOH(l) + nSiO2(s) Na2O.nSiO2(s) + H2O(l)Reaksi yang berlangsung selama kurang dari 60 menit ini, larutan hasil reaksi yang terbentuk disaring menggunakan penyaring Buchner untuk memisahkan residu padatan. Kondisi fisik filtrat tidak berwarna didapatkan setelah penyaringan. Filtrat dinetralisisasi dengan larutan H2SO4 50% sebanyak 19 ml. Tujuan dari netralisasi ini adalah untuk menetralkan NaOH berlebih yang ada dalam larutan natrium silikat. Larutan tersebut menjadi berwarna putih. Reaksi netralisasi yang berangsung:Na2O.nSiO2 + H2SO4 nSiO2 + Na2SO4 + H2OLarutan hasil netralisasi ditambahkan dengan aquades 100 ml dengan suhu 50-60oC, tujuannya supaya Na2SO4 larut dalam air. Selanjutnya larutan tersebut disaring lagi menggunakan penyaring Bucher. Na2SO4 akan terbawa menjadi filtrat, karena larut dalam air. Residu yang didapatkan disimpan di oven dengan suhu 60oC selama 24 jam. Setelah kering, kemudian senyawa ini ditimbang dan didapatkan massa senyawa ini adalah 5,51 gram. Dengan persentase yield sebesar 28,76%. Praktikan tidak mengukur titik leleh karena titik leleh natrium silikat lebih dari 1000 oC sedangkan alat titik leleh di laboratorium adalah 400oC. Yield ini bernilai kecil, bisa disebabkan karena proses pemanasan antara NaOH dengan abu sekam yang dilakukan praktikan kurang dari 60 menit. Reaksi seharusnya berlangsung selama 60 menit, sehingga konversi silika saat praktikum tidak dapat maksimal.

3. Pembahasan Oleh Arif Imanuddin (141411003)Pada praktikum kali ini, dilakukan pembuatan natrium silikat dengan bahan baku abu sekam padi. Abu sekam padi digunakan sebagai bahan baku karena mempunyai kandungan silika yang tinggi yang mencapai 94,4% dan mengandung sedikit pengotor (Foletto, 2006). Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan reaktor, reaktor yang digunakan adalah Erlenmeyer 500 ml. Kemudian 100 ml larutan NaOH 5N dimasukkan ke dalam reaktor. Volume dari larutan NaOH 5N yang digunakan ini sudah dihitung sebelumnya. Sehingga mol dari larutan ini 3 kali lipat nilainya dari mol senyawa silika yang digunakan. Ketika semua larutan NaOH 5N sudah ada dalam reaktor dimasukkan pengaduk magnet. Kemudian hot plate dinyalakan dan ditunggu sampai larutan tersebut mencapai suhu operasi, yaitu 100oC. Pemutaran dengan pengaduk magnet juga dinyalakan.Pada saat yang sama abu sekam padi dihaluskan, hal ini bertujuan agar reaksi antara NaOH dan abu sekam padi menjadi lebih cepat. Karena semakin kecil ukuran abu akan mempercepat dan memperbesar difusi massa NaOH ke dalam pori abu, sehingga mempercepat reaksi kimia (Suswanto, 2011). Saat suhu operasi sudah tercapai, 10,0 gram abu sekam padi yang sudah dihaluskan dimasukkan kedalam reaktor. Kemudian, reaktor ditutup dan dioperasikan pada suhu dan tekanan konstan. Reaksi berlangsung selama 60 menit dan terjadi reaksi berikut ini.2NaOH(l) + nSiO2(s) Na2O.nSiO2(s) + H2O(l)Reaksi yang berlangsung selama 60 menit ini dilakukan agar konversi silika saat praktikum dapat maksimal. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh V.R. Shelke dkk (2010). Berikut ini adalah tabel hasil penilitiannya.Tabel 3. Hasil penelitian mengenai pengaruh waktu terhadap konversi silikaParametersRun No. 9Run No. 6Run No. 10Run No.11

RHA (g)10101010

NaOH (g)12121212

Water (ml)50505050

Temp. (oC)99999999

Time (min)406090120

Dry SiO2 (g)6.458.766.145.70

Sumber: (Shelke, 2010)Setelah berlangsung selama 60 menit, bagian penutup reaktor dibuka dan larutan hasil reaksi yang terbentuk disaring. Produk reaksi disaring dalam penyaring Buchner untuk memisahkan residu padatan dari larutan produk reaksi. Larutan kental, transparan, dan tidak berwarna didapatkan setelah penyaringan. Dan didapatkan pula residu (ada di kertas saring) yang mengandung karbon yang tidak terbakar dan abu dari arang (Shelke, 2010). Filtrat dari proses penyaringan, yaitu larutan natrium silikat kemudian dinetralisasi dengan larutan H2SO4 50% sedikit demi sedikit sampai larutan mencapai pH 7, untuk mencapai pH tersebut dibutuhkan sebanyak H2SO4 50% 19 ml. Tujuan dari netralisasi ini adalah untuk menetralkan NaOH berlebih yang ada dalam larutan natrium silikat. Pada pH 7 ini dihasilkan endapan silika berwarna putih yang akan dikeringkan dalam oven dan juga garam natrium sulfat (Na2SO4). Reaksi netralisasi mengikuti persamaan reaksi berikut ini.Na2O.nSiO2 + H2SO4 nSiO2 + Na2SO4 + H2OUntuk menghilangkan Na2SO4 yang ada dalam larutan natrium silikat, maka larutan ditambahkan dengan aquades 100 ml 50-60oC. Penambahan aquades ini akan membuat Na2SO4 larut dalam air. Sehingga ketika dilakukan penyaringan kedua, Na2SO4 akan menjadi filtrat. Sementara residu yang didapatkan di oven dengan suhu 60oC selama 24 jam. Setelah kering, kemudian senyawa ini ditimbang dan didapatkan massa senyawa ini adalah 5,51 gram. Dengan persentase yield sebesar 28,76%%.Untuk pengukuran titik leleh tidak dilakukan, dikarenakan suhu makasimal yang dapat diukur pada alat melting point di laboratorium adalah 400oC. Sedangkan titik leleh dari natrium silikat menurut literatur adalah 1.088oC (Sodium Silicate, 2015).

4. Pembahasan Oleh Ayu Nurpitriani (141411005)Kadar SiO2 yang terkandung dalam abu sekam padi sebesar 94,4 %. Kadar yang tinggi ini ini sangat berpotensi untuk membuat natrium silika. Natrium silika mempunyai banyak manfaat di kegiatan industri.Untuk membuat natrium silika yang pertama dilakukan adalah menghaluskan 10 gram abu sekam padi sampai berukuran 100 mesh. Penghalusan ini bertujuan untuk mempercepat reaksi karena semakin kecil ukuran abu akan mempercepat dan memperbesar difusi massa NaOH ke dalam pori abu sehingga akan mempercepat terjadinya reaksi. Sebanyak 100 mL NaOH 5 N dimasukan ke dalam reactor dan larutan tersebut dipanaskan pada suhu 102 C dengan pengadukan 600 rpm. Kondisi operasi harus dicapai terlebih dahulu sehingga natrium silikat yang dihasilkan akan lebih banyak. Setelah kondisi operasi tercapai abu sekam padi baru dimasukkan ke dalam reaktor.Reaksi yang terjadi adalah 2NaOH(l) + nSiO2(s) Na2O.nSiO2(s) + H2O(l)Setelah pemanasan larutan disaring untuk diambill filtratnya. Penyaringan dilakukan menggunakan penyaring Buchner dengan kertas saring yang memiliki kerapatan lebih dibandingkan kertas saring biasa. Kertas saring biasa tidak bisa memisahkan residu dengan filtratnya karena ukuran residu yang terlalu kecil sehingga dapat melewati kertas saring.Filtrate yang didapat masih mengandung NaOH karena tidak mungkin semua reaktan bereaksi. Untuk menghilangkan sisa NaOH yang ada, ditambahkan H2SO4 50 % sedikit demi sedikit sampai pH 7 (netral). Untuk mencapai pH tersebut ditambahkan 19 mL H2SO4 50 %. pH netral terlihat dari berubahnya kertas lakmus menjadi berwarna hijau dan terbentuk endapan putih yang merupakan endapan natrium silika. Reaksi yang terjadi adalahNa2O.nSiO2 + H2SO4 nSiO2 + Na2SO4 + H2ODari reaksi netralisasi hasil samping yang didapat adalah natrium sulfat air. Untuk menghilangkan natrium sulfat yang terbentuk maka ditambahkan air panas untuk melarutkan Na2SO4. Setelah itu dilakukan penyaringan, residu yang merupakan endapan natrium silika dikeringkan dalam oven yang bersuhu 60 C selama 24 jam. Natrium silikat ysebesar 28,76%. Penentuan kemurinian natrium silika dapat diketahui dengan menentukan titik lelehnya. Namun penentuan titik leleh tidak dilakukan karena alat untuk mengukur titi leleh yang ada di laboratorium mempunyai suhu maksimal sampai 400 C sedangkan dari literature yang didaapat titik leleh natrium sulfat sebesar 1088 C sehingga penentuan titik leleh tidak dilakukan.

J. KESIMPULAN1. Reaksi serta kondisi operasi yang terjadi selama praktikum pembuatan natrium silikata. Pembentukan Natrium SilikatnSiO2(s) + 2NaOH(l) Na2O.nSiO2(s) + H2O(l)Kondisi proses reaksi adalah sebagai berikut.Tekanan (atm): 1, Ukuran abu (mesh); 100, Suhu (oC); 102, Pengadukan (rpm): 600, Waktu reaksi (menit): 60, Rasio mol reaktan NaOH/SiO2: 3b. Netralisasi Larutan Natrium Silikat yang mengandung NaOH BerlebihNa2O.nSiO2 + H2SO4 nSiO2 + Na2SO4 + H2OPenambahan H2SO4 50% dilakukan sampai pH larutan menjadi 72. Massa senyawa silikat yang dihasilkan melalui praktikum adalah 5,51 gram dengan persentase yield sebesar 28,76%

DAFTAR PUSATAKA

Foletto, Edson Luis dkk.. 2006. Conversion of Rice Hull Ash into Soluble Sodium Silicate. Vol. 9, No. 3, 333-338. Brazil.

Suswanto, Bambang dan Ninik Lintang. 2011. Pemanfaatan Limbah Abu Sekam Padi Menjadi Natrium Silikat. Jurnal Fluida, Vol. VII, No. 1. http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CCAQFjAA&url=ftp%3A%2F%2Fki.polban.ac.id%2FJurnal%2520Fluida%2520Edisi%2520Mei%25202011%2FPEMANFAATAN%2520LIMBAH%2520ABU%2520SEKAM%2520PADI%2520MENJADI%2520NATRIUM%2520SILIKAT.pdf&ei=jM5IVcyuM9OhugS7hYH4DQ&usg=AFQjCNHkhsd1OF0ezmE-ooaUJkLDeF892g&sig2= VEh8JcwGEJX4UNPf4cXJzQ&bvm=bv.92291466,d.c2E. Bandung: Politeknik Negeri Bandung.

Shelke, V.R. dkk.. 2010. Mesoporous Silica from Rice Husk Ash. Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis, 5 (2), 63-67.

Midkasna, Adesta. T.t.. Natrium Silikat. https://www.academia.edu/5847418/Natrium_ silikat [5 Mei 2015].

Utami, Sri dan Rike Rahayu. 2014. Pembuatan Natrium Silikat Dari Sekam Padi http://digilib.its.ac.id/ITS-Undergraduate-3100009034595/6369 [17 Mei 2015].

Wikipedia. 2015. Silicon Dioxide http://en.wikipedia.org/wiki/Silicon_dioxide [17 Mei 2015].

________. 2015. Sodium Hydroxide http://en.wikipedia.org/wiki/Sodium_hydroxide [17 Mei 2015].

________. 2015. Sodium Silicate. http://en.wikipedia.org/wiki/Sodium_silicate [4 Mei 2015].

________. 2015. Sulfuric Acid http://en.wikipedia.org/wiki/Sulfuric_acid [17 Mei 2015].