fix laporan manbis jadi
DESCRIPTION
laporan manbisTRANSCRIPT
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Para ahli memandang manajemen dari sudut yang berbeda yaitu
beberapa ahli memandang manajemen sebagai suatu ilmu dan seni, ahli lain
memandang manajemen sebagai suatu proses dan sebagai profesi.
Manajemen merupakan disiplin ilmu yang bertugas mencari kebenaran
dalam predikat dimensi teoritis dan metodologi yang harus diuji dan
dibuktikan berdasarkan fakta data secara objektif kebenarannya. Oleh
karena itu, manajemen sebagai ilmu penting untuk dikembangkan agar
didapatkan kebenaran ilmu.
Setiap organisasi, baik dalam skala besar maupun kecil, dapat terjadi
perubahan-perubahan kondisi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
lingkungan eksternal dan internal organisasi. Dalam menghadapi
perkembangan dan perubahan yang terjadi maka diperlukan pengambilan
keputusan yang cepat dan tepat. Proses pengambilan keputusan yang cepat
dan tepat dilakukan agar organisasi beserta administrasi dapat berjalan terus
dengan lancar.
Pengambilan keputusan tersebut dilakukan oleh seorang manajer.
Kegiatan pengambilan keputusan meliputi pengindentifikasian masalah,
pencarian alternatif penyelesaian masalah, evaluasi daripada alternatif-
alternatif tersebut, dan pemilihan alternatif keputusan yang terbaik.
Kemampuan seorang pimpinan dalam membuat keputusan dapat
ditingkatkan apabila ia mengetahui dan menguasai teori dan teknik
pengambilan keputusan. Adanya peningkatan kemampuan pimpinan dalam
pengambilan keputusan maka diharapkan dapat meningkatkan kualitas
keputusan yang dibuatnya, sehingga akan meningkatkan efisiensi dan
efektivitas kerja organisasi.
Pembuatan keputusan diperlukan pada semua tahap kegiatan
organisasi dan manajemen. Adapun fungsi manajemen meliputi
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan
1
2
(actuating), dan pengawasan (contolling). Misalnya, dalam tahap
perencanaan diperlukan banyak kegiatan pembuatan keputusan sepanjang
proses perencanaan tersebut. Keputusan-keputusan yang dibuat dalam
proses perencanaan ditujukan kepada pemilihan alternatif program dan
prioritasnya. Dalam pembuatan keputusan tersebut mencakup kegiatan
identifikasi masalah, perumusan masalah, dan pemilihan alternatif
keputusan berdasarkan perhitungan dan berbagai dampak yang mungkin
timbul. Begitu juga dalam tahap implementasi atau operasional dalam suatu
organisasi, para manajer harus membuat banyak keputusan rutin dalam
rangka mengendalikan usaha sesuai dengan rencana dan kondisi yang
berlaku. Sedangkan dalam tahap pengawasan yang mencakup pemantauan,
pemeriksaan, dan penilaian terhadap hasil pelaksanaan dilakukan untuk
mengevaluasi pelaksanaan dari pembuatan keputusan yang telah dilakukan.
Contoh nyata perusahaan Indonesia yang mengalami perkembangan
pesat yaitu PT. Carrefour Indonesia. Secara tidak langsung dampak dari
manajemen bisnis yang baik dapat menghasilkan suatu perusahaan yang
dapat berjalan terus dan lancar seperti PT. Carrefour Indonesia. Carrefour
Indonesia memiliki sekitar 28.000 karyawan dan juga telah bermitra dengan
UKM (Usaha Kecil Menengah) yang memasok 70% barang. Selain itu,
adanya kehadiran Carrefour Indonesia dapat membantu industri terkait
seperti transportasi, logistik, konstruksi, pergudangan untuk bersama
membangun negeri. Carrefour Indonesia juga telah memberikan kontribusi
dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan daerah di sektor Pertanian
dengan membeli 95% produk dari pasar domestik. Dampaknya yaitu dapat
meningkatkan kehidupan petani dengan menjaga hubungan jangka panjang
dan memperluas akses pasar, meningkatkan perkembangan kualitas produk
lokal dengan memperkenalkan metode pertanian modern yang lebih aman
seperti penggunaan pupuk alami dan menerapkan sistem kontrol
pengelolaan air.
3
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diuraikan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
a. Bagaimana mahasiswa dapat menjalankan manajemen bisnis dengan
cepat dan tepat?
b. Apakah perlu memahami manajemen dalam suatu bisnis?
c. Apa saja kendala-kendala dalam manajemen bisnis?
C. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan
Berdasarkan permasalahan diatas maka dapat diuraikan beberapa
tujuan dan kegunaan sebagai berikut:
a. Agar mahasiswa dapat mensinergiskan antara teori di bangku kuliah
dengan aplikasinya di lapangan.
b. Dapat memahami manajemen dalam suatu bisnis.
c. Dapat memahami kendala-kendala dalam manajemen bisnis secara
nyata dengan menjadi pelaku bisnis itu sendiri.
2. Kegunaan
Praktikum Manajemen Bisnis ini diharapkan dapat memberi
kegunaan sebagai berikut :
a. Bagi UKM (Usaha Kecil Menengah)
1) Dapat menjadi lahan pertimbangan di dalam menentukan
kebijaksanaan dalam upaya pengembangan UKM.
2) Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengelolaan UKM
dan dapat menambah informasi untuk memperluas jaringan usaha
UKM.
b. Bagi Mahasiswa
1) Menambah wawasan mahasiswa mengenai koperasi sehingga
mahasiswa dapat mengetahui secara langsung pertumbuhan
koperasi serta hambatan-hambatan yang ada pada implementasi
business plan.
4
2) Memberikan informasi maupun bahan mengenai berbagai
masalah yang berhubungan dengan business plan
c. Bagi Fakultas
Sebagai kelengkapan dalam penerapan kurikulum
pendidikan pertanian.
d. Bagi pembaca
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang business plan
5
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Manajemen Bisnis
Dalam perspektif proses bisnis internal, para manajer
mengidentifikasi berbagai proses penting yang harus dikuasai oleh
perusahaan dengan baik agar mampu memenuhi tujuan para pemegang
saham dan segmen pelanggan sasaran. Sistem pengukuran kinerja
konvensional memusatkan perhatian hanya pada pemantauan dan
perbaikan biaya, mutu, dan ukuran berdasarkan waktu proses bisnis
perusahaan. Sedangkan pendekatan Balanced Scorecard memungkinkan
tuntutan kinerja proses internal ditentukan berdasarkan harapan pihak
eksternal tertentu. Balanced Scorecard mengikutsertakan proses inovasi
sebagai suatu komponen vital perspektif proses bisnis internal, disamping
proses operasi dan proses layanan purna jual (Sipayung, 2009).
Telah ada kekhawatiran tentang pengukuran kinerja berdasarkan
informasi akuntansi tradisional seperti Return on Equity (ROE), Earning
per Saham (EPS), laba operasi bersih setelah pajak (NOPAT) dan Return
on Investment (ROI). Langkah - langkah ini meskipun banyak digunakan
gagal untuk menangkap nilai pemegang saham penciptaan /
penghancuran sebagai akibat dari tindakan manajemen. Konsep EVA
telah mendapatkan popularitas di seluruh dunia khususnya di Amerika
Serikat, Inggris dan negara - negara Eropa sebagai perusahaan
menggunakan EVA sebagai internal maupun eksternal mengukur kinerja
karena konsisten dengan tujuan organisasi penciptaan nilai pemegang
saham. Banyak popularitas pekerjaan penelitian telah dilakukan pada
akhir 1990-an yang meliputi isu - isu beragam di EVA. Meskipun secara
teoritis pentingnya EVA telah terbukti tetapi terdapat kesenjangan antara
berbagai penelitian tentang keunggulan EVA. Dalam beberapa literatur
akademis EVA telah terbukti unggul untuk langkah - langkah tradisional
5
6
dan beberapa penelitian menolak hipotesis ini sebagian atau seluruhnya
(Sharma, 2010).
Bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang -
orang yang berkecimpung di dalam bidang perindustrian dimana sebuah
perusahaan atau organisasi melakukan perbaikan - perbaikan standar
serta kualitas produk mereka. Sedangkan Perusahaan adalah sebuah
organisasi yang memproses perubahan keahlian dan sumber daya
ekonomi menjadi barang atau jasa yang diperuntukkan bagi pemuasan
kebutuhan para pelanggan serta diharapkan mampu memberikan
keuntungan bagi para pemiliknya. Motivasi utama dalam sebuah
organisasi bisnis adalah “laba”. Laba didefinisikan sebagai perbedaan
antara jumlah penghasilan dan biaya (cost) yang dikeluarkan. Untuk
lebih memahami mengenai organisasi bisnis, maka akan diberikan
penjelasan mengenai komponen - komponen apa saja yang terlibat dalam
suatu organisasi bisnis (Wibowo, 2009).
2. Business Plan
Rencana bisnis (business plan) adalah dokumen penting yang
berisi diskripsi tentang perusahaan. Perencanaan ini menunjukkan posisi
perusahaan sekarang, visi masa depan, dan rencana untuk mewujudkan
visi tersebut. Kerangka dasar dalam penyusunan rencana bisni terdiri dari
ringkasan eksekutif (executive summary), deskripsi perusahaan, deskripsi
target pasar, analisis kompetitif, perencanaan pemasaran dan penjualan,
perencanaan operasional, tim manajemen, rencana pengembangan dan
prestasi, dan juga segi keuangan atau finansial (Abraham, 2005).
Perencanaan usaha adalah keseluruhan proses tentang hal-hal
yang akan dikerjakan pada masa yang akan datang, dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini sangat penting, karena
perencanaan usaha merupakan pedoman kerja bagi seorang wirausaha.
Pada umumnya, perencanaan usaha mengatur tentang proses kegiatan
usaha, produksi, pemasaran, penjualan, perluasan usaha, keuangan usaha,
7
pembelian, tenaga kerja, dan penyediaan atau pengadaan peralatan
(Supriyanto, 2009).
Sebuah perencanaan bisnis dapat mengambil macam dari berbagai
bentu formal maupun informal dalam hal penyusunannya. Rencana bisnis
yang telah dibuat tersebut bukan hanya menjadi sebuah dokumen yang
keluar dari sebuah amplop yang tak mempunyai arti, melainkan akan
menjadi pernyataan resmi dari niat masa depan perusahaan. Ada
sejumlah alasan untuk menunjukkan bahwa perencanaan bisnis penting
bagi sebuah perusahaan. Pertama, dan yang paling penting, efektifitas
perencanaan bisnis sering dianggap sebagai salah satu faktor penting
dalam keberhasilan bisnis. Kedua, lembaga-lembaga eksternal akan
menyediakan dana baik sebagai modal atau dana untuk ekspansi. Ketiga,
kebutuhan untuk rencana bisnis ditekankan dalam berbagai pamflet dan
panduan produksi oleh lembaga nasihat bisnis nasional dan juga lokal
(Richbell et al, 2006).
3. Produk atau Komoditas yang Dipasarkan (Kripik usus)
Keripik adalah sejenis makanan ringan berupa irisan tipis dari
umbu-umbian, buah-buahan atau sayuran yang digoreng di dalam minyak
nabati. Selain itu terdapat juga keripik yang terbuat dari dalam tubuh
hewan, misalnya keripik paru yang diambil dari tubuh sapi, keripik usus
ayam yang diambil dari dalam tubuh ayam sehingga menghasilkan
produk bermutu tinggi (Yuwanta, 2004)
Menurut Baihaki, dkk., (2010) pengamatan dari proses produksi
yang telah dilakukan usus ayam yang bagus jika berwarna kekuningan,
tidak berbau busuk, tidak menggumpal dan mudah dibersihkan.
Parameter tersebut sudah terbukti dapat menghasilkan keripik usus ayam
yang berkualitas tinggi. Tetapi, usus ayam yang berkualitas kurang baik
masih dapat digunakan untuk produksi, tetapi harga jualnya lebih murah.
Variabel bahan baku usus ayam sangat penting diketahui untuk
menjamin kualitas produk nantinya. Oleh karena itu, perlu dilakukan
sortasi antara usus ayam yang baik dan tidak baik. Usus ayam yang bagus
INTERNAL PERUSAHAAN
KOMITMENSDM
MANAJEMENMODAL
PESAINGKEUNGGULANKELEMAHAN
PEMERINTAHKEBIJAKANPERATURAN
PASARKONSUMENPELUANG
PERSAINGANIKLAN
PRODUSENHARGA
KUALITASKONTINUITAS
8
jika berwarna kekuningan, tidak berbau busuk, tidak meggumpal dan
sangat mudah dibersihkan. Parameter tersebut telah terbukti dapat
menghasilkan keripik usus ayam yang berkualitas tinggi. Tetapi, usus
ayam yang berkualitas kurang baik masih bisa digunakan untuk produksi,
tetapi harga jualnya lebih murah (Hidayah, 2008).
B. Kerangka Teori
9
III. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Metode Dasar
Metode yang digunakan dalam pratikum ini adalah Metode penelitian
deskriptif analitis. Pengertian dari Metode penelitian deskriptif analitis adalah
metode penelitian yang berusaha menggambarkan atau mndeskripsikan
keadaan subjek maupun objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat,
dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya.
Penelitian deskriptif analitis pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama,
yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau
subjek yang diteliti secara tepat.Metode ini merupakan metode yang sering
digunakan dalam penelitian dalam perencanaan dan pembuatan suatu produk.
B. Metode Pengumpulan Data atau Informasi
Teknik atau metode pengumpulan data dalam Manajemen Bisnis
adalah teknik wawancara/interview, observasi dan pencatatan. Pengumpulan
data dilakukan dengan kegiatan wawancara kepada pemilik Usaha Kecil
Menengah KripikUsus..
1. Observasi
Teknik observasi adalah mengumpulkan data dengan melakukan
pengamatan terhadap objek secara langsung. Praktikan melakukan
pengamatan langsung pada lokasi dan sasaran pemasaran produk.
2. Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan teknik wawancara atau interview.
Wawancara dilakukan melalui tatap muka dengan narasumber dan
menggunakan pertanyaan yang berkaitan dengan praktikum. Teknik
interview yaitu praktikan bertanya langsung kepada ke pemilik Usaha
Kecil Menengah Kripik Usus yang memasok barang yang akan dipasarkan
mengenai hal-hal yang bersangkutan yang perlu diketahui.
9
10
3. Pencatatan
Teknik Pengumpulan data dengan pencatatan yaitu mahasiswa
mencatat langsung dari media catatan berupa brosur, leaflet, poster,
ataupun buku-buku yang tersedia, dan data atau informasi penting yang
diperoleh dari nara sumber untuk dianalisis lebih lanjut. Pencatatan data
atau informasi penting dilakukan di Usaha Kecil Menengah Kripik Usus.
Informasi yang diperoleh untuk membuat laporan didasarkan pada
sumber informasi dalam bentuk data primer dan data sekunder yaitu :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber
asli secara langsung. Data primer diperoleh dengan wawancara
langsung dengan narasumber/pemasok.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh seorang peneliti
secara tidak langsung dari objeknya, tetapi melalui sumber lain,
baik lisan maupun data tertulis.
C. Metode Analisis Data atau Informasi
Analisis data dengan deskriptif analitis dengan menggunakan tabulasi
persentatif. Pada kasus tertentu mahasiswa dapat menulis secara lebih
mendalam dan komprehensif sesuai bidang kajian dalam Praktikum
Manajemen Bisnis. Tabulasi presentatif secara kuantitatif adalah dengan jalan
menganalisis data-data yang diperoleh dari hasil implementasi Business Plan,
sedangkan tabulasi presentatif secara kualitatif dengan menggunakan teori-
teori yang berhubungan dengan permasalahan yang ada di dalam
impelementasi Business Plan.
11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Business Plan
1. Pendahuluan
Melihat kegemaran masyarakat mengkonsumsi “jeroan” khususnya
kalangan remaja sampai dewasa, jeroan adalah organ dalam hewan
ternak seperti paruh, hati, jantung, dan usus yang diolah sebagai
makanan dalam berbagai macam jenis antara lain lauk pauk, cemilan,
dan sebagainya. Usus merupakan salah satu yang paling sering ditemui
olahannya, usus dapat diolah menjadi oseng usus, sate usus, dan keripik
usus. Varian olahan usus terebut dapat dijumpai di tempat makan
kalangan menengah kebawah karena olahan usus ini dijual dengan
harga yang cukup murah antara 2000-5000 per porsi tergantung jenis
hasil olahan dan jumlah yang ditawarkan.
Peluang usaha makanan cemilan di lingkungan kampus sangatlah
besar, maka dari itu kami berusaha menawarkan produk cemilan unik,
sehat dan berkualitas, maka kami mengembangkan bisnis keripik usus
yang dapat dijadikan cemilan saat bersantai. Beberapa alasan mengapa
keripik usus menjadi pilihan berbisnis. Pertama karena budaya
masyarakat Indonesia yang gemar mengkonsumsi jeroan sehingga
keripik ini dapat dengan mudah diterima di masyarakat, kedua dengan
olahan usus yang dijadikan keripik memudahkan konsumen
mengkonsumsi selain dapat menjadi alternatif pilihan makanan cemilan
keprik ini dapat bertahan lama karena kondisinya yang kering sehingga
dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama, dan alasan terakhir
adalah karena kami sebagai pengembang bisnis keripik usus akan
mencoba menanpilankan sesuatu yang berbeda dari keripik usus yang
telah beredar dipasaran sebelumnya. Keripik usus ini disajikan dengan
keadaan gurih dan crispy sehingga orang akan menyukainya. Selain itu,
11
12
ditambah dengan berbagai macam varian rasa tambahan sehingga
konsumen memiliki banyak pilihan varian.
2. Rangkuman Eksekutif
a.Produk
Produk yang akan kami buat adalah keripik usus “Zombie”
yang dikemas secara menarik dengan menyajikan 3 varian rasa
yaitu original, cheese, dan spicy BBQ. Produk keripik usus ayam
“Zombie” yang kami buat akan dikemas dengan kemasan yang
menarik. Kami akan menjual keripik usus “Zombie” di daerah
sekitar kampus UNS dan ISI.
b. Sasaran
Sasaran pasar utama yang akan dimasuki adalah
mahasiswa, terutama disekitar UNS dan ISI. Karena para
mahasiswa, baik yang remaja maupun yang dewasa menyukai
cemilan renyah yang dikonsumsi sehari-hari saat santai serta
sebagai alternatif makanan ringan.
c.Biaya dan penghasilan
Target penjualan 30 pack keripik usus ayam tiap minggu
dengan harga Rp. 13.000,00
Keuntungan tiap 1 tahun
= hasil penjualan 1 tahun – total biaya operasional
= Rp. 18.720.000 – Rp. 13.152.000
= Rp. 5.568.000,00
d. Resiko
Resiko yang dihadapi adalah kondisi dan kualitas barang.
Apabila keripik yang dijual sudah tidak renyah lagi atau mlempem
maka akan sulit bagi kami untuk menjualnya karena kerenyahan
keripik sebagai salah satu pertimbangan pembeli sebelum membeli
dan mencicipinya.
13
e.Keunggulan
Keunggulan dari produk kami adalah keripik usus yang
disajikan dengan rasa gurih dan crispy. Kami menyediakan
beberapa varian rasa yaitu cheese, spicy, dan original. Cheese
merupakan varian rasa keripik usus dengan rasa keju lezat, spicy
BBQ merupakan varian rasa keripik usus dengan rasa pedas BBQ
yang menggoda, sedangkan rasa original adalah varian rasa keripik
usus gurih dari rasa asli olahan usus itu sendiri.
3. Visi Dan Misi
a.Visi Usaha
1) Mewujudkan bentuk usaha yang berkualitas yang mengangkat
produk makanan lokal Indonesia.
b. Misi Usaha
1) Menciptakan produk makanan yang berkualitas dan bergizi
tinggi.
2) Menggunakan bahan baku lokal dari Indonesia.
3) Mengembangkan produk tradisional dengan inovasi yang
memiliki cita rasa tinggi.
4) Membangun kerjasama dengan petani lokal.
c.Nilai dan Prinsip Usaha
Nilai dan prinsip usaha kami adalah nilai yang arti
kejujuran, kualitas, kebersihan dan juga memiliki prinsip dengan
mengutamakan kepuasan konsumen dan memberikan manfaat bagi
sesama. Karena dengan mengutamakan kejujuran serta mengingat
sesama, perusahaan juga akan mendaptakan berkah yang halal.
Selain nilai kejujuran dan mengingat sesama, yang perlu untuk di
ingat adalah etika dan juga norma. Etika dan norma angant penting
dalam menjalankan sebuah usaha. Salah satu bentuk patuh
terhadap norma adalah selalu menjalankan peraturan yang berlaku
dalam masyarakat, mengerti dan manjaga akan lingkungan sekitar.
Untuk etika yang harus selalu di ingat adalah tidak merugikan
4
14
orang lain, tidak berbohong, dan juga menjalankan bisnis yang
halal.
d. Keunggulan Produk
Keunggulan dari produk keripik usus ayam “Zombie”
adalah rasa yang ditawarkan pada produk ini tidak hanya satu
macam tapi terdapat tiga macam rasa yaitu original, spicy BBQ,
dan chesee, dengan demikian konsumen dapat menyesuaikan rasa
mana yang mereka sukai, dalam hal ini semua kalangan dapat
mengkonsumsi produk ini. Selain itu, kemasan produk menarik.
Sehingga minat konsumen terhadap produk ini kemungkinan besar
akan bertambah, dimana juga didukung dengan produk ini berbeda
dengan produk yang dipasarkan oleh perusahaan lain yang
biasanya hanya menawarkan keripik usus dengan rasa gurih.
Produk keripik usus ayam “Zombie” ini tahan lama, bisa disimpan
selama 3 bulan, sehingga dalam pemasarannya lebih fleksibel
karena tidak mudah basi.
4. Analisis Industri
a.Perspektif masa depan industri
Bagian - bagian ayam banyak yang dapat dimanfaatkan,
salah satunya adalah ususnya. Usus ayam dapat dimanfaatkan
sebagai camilan sehat yang berupa keripik. Walau pada saat ini
sudah banyak yang menjual keripik usus, namun kami memberikan
inovasi baru agar dapat menarik sasaran pasar. Di masa mendatang
akan semakin banyak orang yang ingin mendapatkan makanan
yang praktis dan tetap memilki gizi yang baik. Potensi pasar yang
ada pada usaha camilan ini sangat besar. Dikarenakan produk
camilan yang dapat mengenyangkan dan enak, lebih sering dicari
oleh masyarakat. Terlebih lagi untuk mahasiswa yang sangat
seringkali malas untuk makan berat dan lebih sering mencari
camilan. Camilan yang mengenyangkan, bergizi, dan terjangkau
akan menjadi favorit mahasiswa. Dan dengan harga yang
15
terjangkau, praktis dan enak untuk di nikmati, camilan ini akan
laku keras. Optimisme ini untuk kesuksesan usaha keripik usus
yang harus bisa merakyat untuk semua kalangan.
b. Analisis persaingan
Persaingan produk Keripik Usus Zombie dengan produk
lain yang sejenis cukup kompetitif. Dikarenakan cukup banyak
produk camilan keripik yang beredar di masyarakat. Namun,
dengan inovasi dalam penambahan rasa seperti pedas dan keju,
Keripik Usus Zombie akan mampu memiliki pasar tersendiri
karena keunikan dan penyajian rasa yang unggul. Keripik Usus
Zombie pun hadir dengan tampilan yang berbeda dari produk
pesaingnya, seperti dalam hal packagingnya.
c.Segmentasi pasar yang dimasuki
Segmentasi pasar yang akan dimasuki oleh Keripik Usus
Zombie adalah semua kalangan dari anak-anak, remaja hingga
orang tua. Namun, di awal usaha ini sasaran pasar utama yang
akan dimasuki adalah mahasiswa, terutama disekitar UNS dan ISI.
Karena para mahasiswa, baik yang remaja maupun yang dewasa
biasanya lebih menyukai makanan tidak terlalu berat sebagai
cemilan sehari-hari di saat santai.
Usaha Keripik Usus Zombie sangat menjanjikan dan
penikmatnya hampir di semua kalangan. Dan pasar yang kita pilih
disini adalah pasar kelas menengah hingga kelas atas.
d. Ramalan-ramalan tentang Produk
yang dihasilkan
Produk yang dihasilkan Keripik Usus Zombie ini ada
berbagai varian, yaitu original, cheese, dan spicy BBQ. Target
yang akan diproduksi sekitar 30 bungkus dengan harga per
bungkusnya senilai sepuluh ribu rupiah. Ramalan atau prospek
tentang produk Keripik Usus Zombie yang dihasilkan adalah
dengan menjadikannya terus berkembang, berkelanjutan, dan
16
meluas. Dapat terus bertahan dengan kuat menghadapi halangan
yang ada, dan menjadi makanan yang merakyat yang mudah di
jumpai. Menjadikan Keripik Usus Zombie sebagai camilan sehat
yang di terima oleh berbagai lapisan masyarakat. Dapat menjadi
usaha yang terus berinovasi untuk kepuasan pelanggan.
5. Deskripsi Usaha
a.Produk yang dihasilkan
Produk yang dihasilkan pada usaha Keripik Usus Zombie
jika dilihat dari bahan baku pembuatannya yaitu usus. Dalam usaha
ini ada beberapa yang spesial yaitu Keripik Usus Zombie akan
disajikan dalam varian rasa yang berbeda. Pemilihan usaha ini
adalah karena tujuan awal yang ingin menciptakan camilan yang
sehat dan banyak di gemari oleh orang banyak. Usus ayam
merupakan bahan yang mudah di jumpai dan juga memiliki
penggemar yang banyak. Selain banyak digemari, Keripik Usus
Zombie juga memiliki kandungan gizi yang sangat banyak dan
bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
b. Jasa pelayanan
Jasa pelayanan yang kami sediakan adalah dengan
memberikan penggantian produk bila produk yang diterima tidak
sesuai. Misalnya jika keripik ususnya tidak renyah maka akan di
ganti dengan memberikan produk yang sesuai standart dengan
membayar setengah harga. Selain penggantian produk ketika
pelanggan tidak puas, Keripik Usus Zombie juga menerima pesan
antar dengan minimal pembelian lima bungkus.
c.Ruang lingkup bisnis
Usaha bisnis yang kami jalankan akan bergerak di bidang
makanan yaitu Keripik Usus Zombie. Ruang lingkup bisnis, kami
rancang dengan sebaik mungkin karena semua itu bisa berpengaruh
terhadap maju mundurnya perusahaan kami, maka dari itu kami
berusaha memberikan sesuatu yang terbaik untuk konsumen.
17
6. Rencana Produksi Dan Operasional
a.Pemilihan lokasi (plant location)
Pemilihan lokasi usaha ini adalah ditempat dimana banyak
terdapat target market yang saya bidik, seperti orang dewasa dan
mahasiswa, maka dari itu kami memilih lokasi disekitaran kampus
UNS yaitu tepatnya dibelakang kampus UNS. Selain itu produk
kami akan dititipkan di Expo Internasional Karanganyar.
Lokasi ini memenuhi syarat :
1) Lokasi yang tidak terlalu jauh dari perumahan penduduk dan
target pasar.
2) Lokasi mudah terjangkau dari pusat-pusat pemasaran.
3) Lokasi terpilih akan ramai dikunjungi oleh masyarakat
termasuk target pasar kami.
b. Rencana Tata letak (layout).
Perusaahan kami terletak dipinggir jalan, dan sebelahnya
juga terdapat toko lain. Kami memilih dipinggir jalan agar
memudahkan konsumen untuk membeli Keripik Usus ditempat
kami sehingga dapat lebih efisien dari segi promosi. Selain itu
dekorasi perusahaan kami juga disesuaikan dengan produk yang
kami jual sehingga konsumen merasa puas dengan jasa pelayanan
kami.
c.Proses produksi
Dalam proses produksi ini kami membeli bahan baku
berupa keripik usus yang sudah jadi kepada supplier. Selanjutnya,
kami membeli bumbu penambah rasa seperti rasa keju, rasa BBQ
dan spicy. Sebelum mengemas produk, terlebih dahulu kami
menentukan desain yang akan digunakan sebagai tampilan luar
kemasan. Kami menggunakan cup soup paper yang akan ditempel
desain kemasan yang sudah diprint pada bagian luarnya, kemudian
dilapisi plastik shrink yang kemudian akan dipres.
18
7. Rencana Pemasaran
a.Segmentasi pasar, target pasar dan posisioning
Segmentasi pasar dari produk keripik usus kami ini adalah
mahasiswa dan orang-orang dewasa secara umum. Dalam lingkup
yang masih kecil maka kita juga nantinya akan menaruh beberapa
produk di warung-warung terdekat.
Keunggulan produk kami adalah keripik usus ini memiliki
beberapa varian rasa seperti pedas, keju dan original dimana masih
sedikit produsen yang memproduksi berbagai varian rasa.
b. Penetapan harga
Harga merupakan suatu ukuran yang dijadikan patokan saat
pembeli membeli sebuah produk. Harga produk seringkali
menunjukkan tingkata dari suatu produk. Seringakali harga yang
ditetapkan tidak sesuai dengan kualitas produk yang di tawarkan.
Harga yang kami tetapkan untuk 1 produk kami adalah Rp.
13.000,00
c.Pelaksanaan distribusi
Distibusi dari produk kami adalah menjual sendiri pada
beberapa event di kota Solo dan Karanganyar, dan dititipkan
dibeberapa warung yang sudah dikonfirmasi. Selain itu, jika usaha
sudah mulai berkembang kita akan membuka markas untuk
memproduksi dan menjual produk keripik usus.
d. Promosi yang akan dilakukan
Promosi yang akan kami gunakan adalah yang pertama
promosi dari mulut ke mulut konsumen, kedua kami akan menjual
melalui beberapa event seperti CFD, sunmor UNS, selain itu juga
kami akan mempromosikan produk kami dari berbagai media
sosial yang kami miliki. Seiring berkembangnya zaman ini, media
sosial dapat menjadi media promosi kami.
19
e.Pengembangan produk
Pengembangan produk yang kami miliki adalah jika usaha
kami berkembang dari waktu ke waktu maka jenis olahan kami
akan semakin bervariasi bentuk dan berbagai rasa yang akan
diciptakan. Dan kita akan membuka usaha di tempat lain juga
sesuai dengan keinginan pasar. Dan jika usaha ini sudah sukses
atau dapat berkembang terus menerus maka kami berencana
membuat rumah produksi dimana kami bisa memproduksi usus ini
lebih banyak lagi.
8. Rencana Organisasi
Struktur Organisasi Bisnis Keripik Usus Ayam “Zombie”
Status kepemilikan dari usaha Keripik Usus Ayam “Zombie” ini
adalah usaha milik bersama, karena untuk membuka usaha ini modal
didapatkan dari para anggota dan mempunyai kemampuan finansial
yang lebih besar. Status kepemilikannya dari usaha tersebut menjadi
milik bersama dari orang yang telah memberikan modal untuk usaha
Keripik Usus Ayam “Zombie” ini. Pemilihan nama suatu usaha
diperoleh dari musyawarah yang dilakukan oleh anggota yang
mendirikan usaha tersebut.
PRESIDENT DIRECTORAhmad Rosidi
PRODUCTION MANAGERAditya Dwi
Jayanto
FINANCIAL MANAGER
Rima Wahyu .S
MARKETING MANAGERFatikhatul Rizqiyah
CUSTOMER SERVICE
Muji Triastami
11
20
9. Resiko
Pada setiap penciptaan usaha, resiko merupakan hal yang pasti
ada.Namun resiko tersebut kembali pada kita yang akan mengambil
resiko itu apa tidak. Terdapat tiga jenis resiko utama dalam bisnis yaitu,
resiko pasar, resiko produksi, dan resiko penyediaan bahan baku.
Pertama adalah resiko pasar. Resiko pasar yang dihadapi pada
usaha ini adalah persaingan dengan perusahaan yang memproduksi
jenis makanan yang sejeni dengan bahan utama usus ayam dan di
bentuk sedemikian rupa sehingga menjadi kesukaan masyarakat.
Perusahaan ini harus siap bersaing dalam resiko pasar yang cukup besar
ini. Kedua, resiko produksi yang dihadapi di dalam produk ini adalah
resiko yang dapat terjadi apabila ada kelalaian dalan proses produksi.
Seperti pencampuran bumbu dan keripik usus dengan komposisi yang
kurang sesuai, plastik shrink yang lubang saat dipres, dan lain-lain.
Yang terakhir adalah resiko penyedian bahan baku. Resiko penyediaan
bahan baku yang dihadapi adalah perhitungan bahan baku yang salah
atau berlebihan juga akan menyebabkan penumpukan bahan baku.
Penumpukan jumlah bahan baku akan menyebabkan pembusukan dan
berakibat pada kerugian. Selain itu, ketersediaan bahan baku keripik
usus ayam bergantung pada pemasok, karena kami mengambil keripik
usus ayam yang sudah jadi atau sudah diolah maka resiko penyediaan
bahan baku lainnya yang kami hadapi adalah ketersediaan serta
distribusi dari pemasok utama.
21
10. Rencana Keuangan
a.Sumber
Tabel 1. Sumber Modal Usaha Keripik Usus Ayam “Zombie”
Uraian Jumlah
Modal dari Universitas Rp. 150.000,00
Modal Sendiri (@Rp. 32.000,00 × 5) Rp. 160.000,00
Jumlah Rp. 310.000,00
b. Pembiayaan
1) Biaya usaha
Tabel 2. Pembiayaan Usaha Keripik Usus Ayam “Zombie”
Nama Barang Jumlah Harga Satuan Jumlah Harga
Usus Ayam 2,5 kg Rp. 70.000/kg Rp. 175.000,00
Cup Soup Paper
0,5 pak Rp. 72.500/pk Rp. 37.000,00
Plastik Shrink 0,5 kg Rp. 43.000/kg Rp. 21.900,00
Bumbu Keju 0,5 ons Rp. 7.000/ons Rp. 3.500,00
Bumbu Cabai 0,5 ons Rp. 5.600/ons Rp. 2.800,00
Bumbu BBQ 0,5 ons Rp. 7.600/ons Rp. 3.800,00
Stiker 3 lmbr Rp. 10.000/lmbr Rp. 30.000,00
Jumlah Rp. 274.000,00
2) Biaya dan Harga per Unit
a) Biaya Produk
Usus Ayam @100gr : Rp. 5.850,00 × 30 = Rp. 175.500,00
Kemasan : Rp. 2.950,00 × 30 = Rp. 88.500,00
Bumbu : Rp. 400,00 × 30 = Rp. 10.000,00
Total Biaya Produk = Rp. 175.500 + Rp. 88.500 + Rp. 10.000
22
= Rp. 274.000,00
b) Harga per Unit
Usus Ayam Zombie
@100gr : Rp13.000 × 30 = Rp. 390.000,00
c) Analisis Keuntungan
Total Pendapatan – Total Biaya = Rp. 390.000 – Rp. 274.000
= Rp. 116.000,00/produksi
c.Laporan Keuangan
1) Laporan Keuangan
Produksi 1 bulan = 30 × 4 = 120 pack keripik usus
Produksi 12 bulan = 120 × 12 = 1440 pack keripik usus
Harga 1 pack keripik usus Rp. 13.000,00
Hasil penjualan 1 tahun = 13.000 × 1440 = Rp. 18.720.000,00
Total biaya 1 tahun = Rp. 13.152.000,00
Keuntungan tiap 1 tahun
= hasil penjualan 1 tahun – total biaya operasional
= Rp. 18.720.000 – Rp. 13.152.000
= Rp. 5.568.000,00
2) Analisis Titik Impas
Analisis titik impas atau dinamakan BEP merupakan
analisis yang dilakukan untuk mengetahui tingkat volume dan
harga produk sehingga usaha ini berada pada titik impas. Nilai
BEP sendiri ada dua macam perhitungan yaitu: BEP volume
produksi dan BEP harga produk.
a) BEP volume produksi
Total biaya produk : Harga = Rp.13.152.000 : Rp.13.000,00
= 1.012
Jika pada tingkat volume produksi 1.012 unit usaha ini
berada pada titik impas. BEP ini terjadi setelah berproduksi
selama 8 bulan.
23
b) BEP harga produk
Total biaya produk : Volume Produksi
= Rp. 13.152.000 : 1440
= Rp. 9.133,33
Jadi pada tingkat harga Rp. 9.133,33 usaha ini berada pada
titik impas.
3) Rasio Keuangan
a) B/C ratio = Hasil penjualan : Total biaya
= Rp. 18.720.000 : Rp. 13.152.000
= 1,4
Karena B/C ratio > 1, maka usaha ini layak untuk
dijalankan. Artinya, tiap satuan biaya produksi diperoleh
hasil penjualan sebesar 1,4 kali lipat.
b) ROI (Return On Investment) = Keuntungan : Total Biaya
= Rp. 5.568.000 : Rp. 13.152.000
= Rp. 0,42
Usaha ini layak dikembangkan karena setiap pembiayaan 1
diperoleh keuntungan Rp.0,42
B. Implementasi Bisnis
1. Produk yang dipasarkan
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
diperhatikan, dipakai, dimiliki, atau dikonsumsikan sehingga dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan. Dari pengertian ini dapat
disimpulkan bahwa hampir semua yang termasuk produksi adalah
benda nyata yang dapat dilihat, diraba, dan dirasakan.
Karena produk adalah benda ril, maka jenisnya cukup banyak. Secara
garis besar jenis-jenis produk bisa kita perinci menjadi dua jenis, yaitu
produk konsumsi dan produk industri. Produk konsumsi (consumer
24
products) adalah barang yang dipergunakan oleh konsumen akhir atau
rumah tangga dengan maksud tidak untuk dibisniskan atau dijual lagi
Kami memasarkan Keripik Usus “Zombie” adalah produk olahan
berbahan dasar usus ayam yang dibuat keripik. Pada produk ini yang
kami pasarkan memiliki 3 jenis macam produk, yaitu dengan varian
rasa original, BBQ+spicy, dan cheezy. Berat per kemasan pada produk
ini adalah 80gram. Keripik usus “Zombie” merupakan snack ringan dan
nikmat yang bisa dinikmati dimana dan kapan saja, baik bersama
keluarga ataupun kerabat dekat. Varian rasanya terbuat dari bahan yang
aman sehingga tetap aman untuk dikonsumsi. Ragam rasa keripik jamur
tiram membuat anda bisa memilih rasa mana yang ingin anda nikmati.
Keripik jamur tiram ini mengandung nutrisi yang bermanfaat sebagai
sumber utama protein. Keripik usus “Zombie” juga menghadirkan
bentuk dan desain kemasan yang lebih menarik.
a. Hambatan
Ada beberapa hambatan yang kami hadapi dalam
mengembangkan produk ini diantaranya adalah banyaknya
pesaing, metode kemasan dan penyimpanan, serta rasa asli kripik
usus yang sedikit hamba. Adanya Pesaing dalam memasarkan
produk usus ini merupakan hambatan bagi kami, banyaknya
produsen penghasil kripik usus membuat kami memiliki banyak
saingan terutama produk-produk dari produsen menengah kebawah
yang dijual dengan harga yang cukup rendah sehingga menjadi
pesaing dalam memasarkan produk kami tersebut. Hambatan
lainnya adalah pada cara pengemasan dan penyimpanan, hal ini
disebabkan oleh karakteristk kripik usus yang renyah dan apabila
terlalu lama terkena udara luar maka akan tidak renyah lagi atau
mlempem. Cita rasa dari usus asli dari supplier yang sedikit hambar
merupakan hambatan bagi kami sehingga perlunya penambahan
rasa pada kripik tersebut.
b. Solusi
25
Berdasarkan hambatan yang kami hadapi, kami memiliki
beberapa solusi. Solusi yang kami berikan untuk menghadapi
pesaing adalah dengan cara menentukan target konsumen untuk
produk kripik usus kami. Kemasan yang didesain semenarik
mungkin diharapkan memberikan tampilan berbeda dari kripik
usus lainnya yang telah beredar di pasar, selain itu untuk mencegah
adanya kemungkinan kripik yang mlempem atau tidak renyah lagi
maka kami melapisi kemasan dengan plastik pada perbukaan
kemasan sehingga diharapkan tidak ada udara yang masuk
sehingga menyebabkan kerusakan tekstur pada kripik usus
tersebut. Solusi selanjutnya adalah mengenai cita rasa asli dari
kripik usus yang sedikit hambar, maka dari itu kami memberikan
tambahan perasa makanan yaitu BBQ, Spicy, dan cheezy. Kami
tetap menawarkan kripik usus rasa original yaitu kripik yang tidak
ditambahkan perasa makanan bertujuan agar konsumen tetap dapat
merasakan rasa asli dari kripik usus ayam tanpa tercampur rasa
lain.
2. Jumlah produk dibeli
a. Jumlah produk yang dibeli
Pada implementasi bisnis ini jumlah produk yang dibeli
dari UMKM sebanyak 2,5 kg dimana dilakukan 1 kali pembelian.
Pembelian dilakukan salam sekali saja. Jumlah produk yang dibeli
untuk bisnis ini sudah sama seperti target yang dicantumkan pada
bussines plan. Pada bussines plan target untuk pembelian sebanyak
2,5 kg juga.
1) Hambatan
Pada implementasi bisnis pada bagian jumlah produk yang
dibeli tidak lah mengalami hambatan yang berarti. Produsen
sudah memproduksi kripik usus sesuai dengan jadwal
implementasi bisnis. Tidak ada hambatan yang dihadapi oleh
kelompok kami selama dalam memasarkan produk ini kripik
26
usus ini, namun ini baru lah awal dari sebuah bisnis yang belum
diketahui apakah nanti akan ada masalah dalam pemasarannya.
Kita melihat konsumen banyak yang tertarik dalam membeli
produk, bahkan ada konsumen yang memborong kripik usus.
Selain itu ketika ada hambatan lainnya dalam pemasaran kita
masih dapat mengatasi nya.
2) Solusi
Solusi yang diterapkan untuk menghadapi hambatan yang
ada adalah meningkatkan kinerja dari pemasaran ketika dalam
pemasaran produk ini sehingga hasil yang didapat akan lebih
bagus.
b. Jumlah produk yang dijual
Pada implementasi bisnis ini jumlah produk yang di beli terjual
semua. Jumlah produk yang dibeli sejumlah 2,5 kg dan jumlah
produk yang terjual juga 2,5 kg pula. Penjualan pertama yaitu 2,5 kg
yang dikemas menjadi 31 kemasan dengan ukuran yang sama,
kemudian dijual langsung ke konsumen. Penjualan yang dilakukan
dengan memberikan harga sebesar 13.000, namun ketika dalam
pembelian ada konsumen yang memborong maka akan diberi diskon
menjadi 12.500.
1) Hambatan
Hambatan yang dialami kami adalah hambatan dimana rasa
original ternyata rasa nya tidak begitu enak untuk sebuah usus
ayam, sehingga dalam penerapan nya kita memeberi varian rasa
dalam usus tersebut.
2) Solusi
Solusi yang diambil untuk mengatasi masalah atau
hambatan tersebut adalah tidak menerapkan rencana bisnis
berkaitan dengan varian rasa. Kita hanya menjualan kemasan
kecil yang digunakan untuk teman makan. Selain itu kita juga
membuat kemasan yang bagus namun memiliki kualitas yang
27
baik. Hal ini dikarenakan kita sudah membeli plastik besar untuk
yang varian rasa. Karena varian rasa tidak jadi dijual maka kita
membungkus romeo dalam kemasan besar pula dengan rasa
original.
3. Segmentasi pasar
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi
kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan,
karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan
produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Segmentasi pasar juga
dapat diartikan sebagai proses pengidentifikasian dan menganalisis para
pembeli di pasar produk, menganalisis perbedaan antara pembeli di
pasar. Kegiatan membagi-bagi pasar yang asalnya bersifat heterogen
menjadi bersifat homogen. Homogenitas masing-masing kelompok
tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan dalam kebiasaan membeli,
dari menggunakan barang, kebutuhan pemakainya, tujuan pembelian
barang, dan lain sebagainya.
Berdasarkan business plan segmentasi pasar difokuskan kepada
mahasiswa dengan melakukan promosi di seluruh lingkungan wilayah
UNS dan untuk segala usia dari anak-anak hingga orang dewasa.
Melihat produk yang kami pasarkan cukup diminati oleh semua
tingkatan usia, kami yakin konsumen kami dapat datang dari semua
umur, dengan rencana awal kami menjual produk kepada mahasiswa
UNS dan di tempat-tempat yang banyak dikunjungi orang. Pada
implementasi bisnis, kami menjumpai adanya sedikit hambatan
sehingga merubah strategi yang awalnya produk akan dipasarkan di ke
mahasiswa atau anak kost, akhirnya dipasarkan ke acara expo
Karanganyar, yang kebetulan pada waktu yang telah ditentukan untuk
melaksanakan implementasi, terdapat acara ulang tahun Karanganyar,
dan mengadakan expo di Alun-alunnya, sehingga kami menjual produk
keripik usus di tempat tersebut juga.
a. Hambatan
28
Pada menjalankan segmentasi pasar kali ini ada hambatan-
hambatan dalam implementasinya. Hambatan dalam segmentasi
pasar sasaran mengenai masalah harga yang kami tawarkan, karena
untuk sasaran pemasaran mahasiswa dengan produk kami yang
dijual seharga tiga belas ribu rupiah, dirasa terlalu mahal. sehingga
hal tersebut cukup menyulitkan kami.
b. Solusi
Solusi yang dapat diambil oleh kelompok kami adalah
dengan memberikan potongan harga kepada sasaran mahasiswa.
Selain itu kami juga memperluas segmentasi pasar dengan
menawarkan produk keripik usus kepada teman-teman yang
memiliki komunitas. Apabila mereka menyukai produk kami
maka keripik usus akan diorder dalam jumlah yang besar. Sehingga
hambatan tersebut bisa kami minimalisir dengan baik.
4. Strategi Pasar
Strategi pemasaran yang kami lakukan adalah dengan
menawarkannya dari mulut ke mulut, dan melalui jejaring sosial seperti
Line dan Instagram.dari masing-masing anggota kelompok dan
menitipkan serta menjual langsung ke stand serta konsumen saat ada
event di Solo dan Karanganyar. Selain itu menjual langsung kepada
konsumen di sekitar kampus UNS serta Lobbying yang intensif dan
mendalam adalah cara kami untuk menyakinkan konsumen untuk
membeli produk kami. Strategi pemasaran paling efektif menurut kami
adalah dengan penawaran langsung kepada konsumen.
a. Hambatan
Hambatan saat kami memasarkan produk adalah perlu
menghabiskan waktu yang cukup lama dalam membuat konsumen
yakin dengan produk kami serta beberapa kali penolakan oleh
konsumen, karena pertimbangan produk kami yang berharga lebih
mahal dari produk usus pada umumnya.
b. Solusi
29
Solusi yang kami lakukan adalah dengan melakukan
pendekatan kepada konsumen secara lebih intens, sehingga mereka
menjadi yakin membeli produk kami. Selain itu, solusi yang kami
lakukan adalah dengan mengurang berat dari isi produk dan
menurunkan harga.
5. Analisa Keuangan
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam
berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus
dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang
merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu
jugatermasuk skedul dan informasi keuangan segmen industri dan
geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Analisis laporan keuangan melibatkan penggunaan laporan
keuangan, terutama neraca dan laporan laba rugi karena laporan
keuangan menyajikan informasi mengenai suatu perusahaan.
Informasi kinerja terutama disediakan dalam laporan laba rugi.
Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah
aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan
bertujuan umum dan data − data yang berkaitan untuk menghasilkan
estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis.
30
a. Laporan Rugi Laba
Tabel 3. Laporan Rugi Laba Usaha Keripik Usus Ayam “Zombie”
Perusahaan Keripik Usus Ayam “Zombie”Laporan Rugi Laba
Pendapatan dari penjualan Keripik Usus Ayam “Zombie”
364.000
Biaya Membeli Keripik Usus 175.000 Plastik shrink 21.900 Cup Soup Paper 37.000 Stiker 30.000 Bumbu 10.100Biaya Operasi 274.000 -Laba Bersih 90.000
R / C Ratio = Penerimaan
Biaya
= 364.000274.000
= 1,32
Laba bersih yang didapatkan dari penjualan keripik usus
ayam adalah sebesar Rp. 90.000,00. Laba tersebut didapatkan
dari penerimaan penjualan keripik usus sebesar Rp. 364.000,00
dikurangi biaya sebesar Rp. 274.000,00. Dari penerimaan dan
biaya tersebut juga diperoleh R/C sebesar 1,32, artinya
penjualan keripik usus ayam ini layak untuk dilanjutkan karena
nilai R/C yang lebih dari 1.
31
b. Laporan Perubahan Modal
Tabel 4. Laporan Perubahan Modal Usaha Keripik Usus Ayam Zombie
Keripik Usus Ayam Zombie
Laporan Perubahan Modal
Per 03 Desember 2015
Modal Awal 30 Okt 2015 310.000Laba Bersih 90.000Penambahan Modal 400.000 +Modal Akhir per 18 Des 2014 400.000
Laporan Perubahan Modal menunjukan pergerak modal
yang terjadi akibat adanya tambahan laba. Modal awal usaha
pada bulan Oktober sejumlah Rp. 310.000,00. Modal ini
diperoleh dari dana praktikum yang berasal dari Fakultas, serta
iuran dari masing-masing anggota kelompok sebanyak Rp.
32.000,00 × 5 orang sejumllah Rp 160.000,00. Setelah
dilakukannya implementasi bisnis diperoleh laba bersih yang
sebelumnya dapat dilihat pada laporan laba rugi sejumlah Rp.
90.000,00. Modal awal sejumlah Rp. 310.000,00 dijumlahkan
dengan laba yang diperoleh sehingga jumlah modal akhir pada
bulan Desember sejumlah Rp. 400.000,00.
c. Neraca
Tabel 5. Neraca Usaha Keripik Usus Ayam “Zombie”
Keripik Usus AyamNeraca
Untuk 03 Desember 2015
AKTIVA PASIVA
Aktiva Lancar Modal
Kas… Rp 400.000,00 Modal,
Keripik… Rp 400.000,00
Jumlah Jumlah Rp 400.000,00
32
Aktiva…. Rp 400.000,00 pasiva....
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan implementasi bisnis yang telah kami lakukan, dapat
disimpulkan bahwa :
1. Perencanaan Business Plan keripik usus “Zombie” memiliki 3 varian
rasa yaitu original, BBQ+Spicy dan Cheezy dengan berat bersih 80g
dan kemasan bewarna kuning, merah , dan orens yang menarik bagi
berbagai kalangan dengan harga Rp. 13.000,- dikalangan remaja dan
dewasa.
2. Implementasi Business Plan yang dilakukan adalah melakukan
inovasi kemasan 80 gram dengan tiga varian rasa serta kemasan yang
lebih inovatif dan kreatif dapat menarik konsumen untuk membeli
produk kripik usus kami.
3. Hasil dari pemasaran dan hasil penjualan keripik usus “Zombie”
selama 2 minggu dapat mencapai target penjualan dengan total
keuntungan sekitar 30% dari modal yang digunakan.
B. Saran
Tidak semua kalangan mau mengkonsumsi kripik usus, khususnya
kalangan atas yang menggagap kripik usus adalah olahan sisa dari
produksi daging ayam. Perlunya inovasi dalam mengubah atau menambah
cita rasa dari usus disertai kemasan yang inovatif dan kreatif sehingga
kripik usus dapat diterima oleh semua kalangan.
33
DAFTAR PUSTAKA
Abraham, Rhonda. 2005. Business Plan in A Day. Yogyakarta: Kanisius.
Baihaki., Meirizky, R., Resta, Nove, Kartika S., Imade, A. 2010. Pemanfaatan
Usus Ayam Sebagai Upaya Pemulihan Terhadap Akibat Flu Burung.
Jurusan Peternakan Politeknik Negeri Lampung, Lampung.
Hidayah N. 2008. Pengaruh Penambahan Variasi Konsentrasi Starter Probiotik
pada Pakan Terhadap Perkembangan Ayam Kampung. Universitas
Hasanuddin. Makasar.
Richbell, Suzanne M, H. Doug watts, Perry Wardle. 2006. Owner-managers and Business Planning in the Small Firm. International Small Business Journal 2006; 24; 497.
Sharma, Anil K. 2010. Economic Value Added (EVA). International Journal of Economics and Finance Vol. 2 (2).
Sipayung. 2009. BALANCED SCORECARD : PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DAN SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS. Jurnal Manajemen Bisnis Volume 2 (1) : 7 – 14.
Supriyanto. 2009. Business Plan Sebagai Langkah Awal Memulai Usaha. JurnalEkonomi & Pendidikan, Volume 6 Nomor 1, April 2009
Wibowo, Sampurno. 2009. Pengantar Manajemen Bisnis Introduction to Business Management. Bandung : Politeknik Telkom.
Yuwanta, Tri. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius. Yogyakarta.
32
34
LAMPIRAN