01. pendahuluan ushul fiqh

32
MATERI KULIAH USHUL FIQH 01 OLEH : H. ASNIN SYAFIUDDIN, LC. MA

Upload: asninsyafiuddin

Post on 05-Jul-2015

10.040 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: 01. pendahuluan  ushul fiqh

MATERI KULIAH USHUL FIQH 01OLEH : H. ASNIN SYAFIUDDIN, LC. MA

Page 2: 01. pendahuluan  ushul fiqh

Pengertian Fiqh ( ) menurut bahasa(etimologi) : adalah : ( / pengetahuan dan pemahaman terhadap sesuatu). Contoh : [ /supaya merekamengerti perkataanku, (QS. Thaha:28)]

Pengertian Fiqh menurut istilah (terminologi) : [/Mengetahui hukum-hukum syara‟ (Islam) yang bersifat amaliah (praksis) yang diambildari dalil-dalinya yang terperinci].

Page 3: 01. pendahuluan  ushul fiqh

Penjelasan Definisi Fiqh :

Mengetahui adalah Ilmu dan dugaan. Karenamengetahui hukum-hukum fiqih terkadang bersifatyakin dan terkadang bersifat dugaan, sebagaimanabanyak dalam masalah-masalah fiqih.

Hukum-hukum syara’ (Islam) : adalah hukum-hukum yang diambil dari syari‟at, seperti wajib danharam, maka tidak termasuk hukum-hukumakal, dan adat.

Page 4: 01. pendahuluan  ushul fiqh

Yang bersifat amaliah (praksis) : adalah apa-apayang tidak berhubungan dengan aqidah, sepertisholat dan zakat. Maka tidak termasuk darinya(Amaliah) apa-apa yang berhubungan denganaqidah; seperti mentauhidkan Allah, dan mengenalnama-nama dan sifat-Nya;

Yang diambil dari dalil-dalinya yang terperinci : adalah dalil-dalil fiqh yang berhubungan denganmasalah-masalah fiqh yang terperinci, maka tidaktermasuk di dalamnya ilmu Ushul Fiqih karenapembahasan di dalamnya hanyalah mengenai dalilumum.

Page 5: 01. pendahuluan  ushul fiqh

Pengertian Ushul Fiqh ( ):

( ) terdiri dari 2 kata : ( ) dan ( ).

( ) : bentuk jama‟ dari ( ) yang menurutbahasa berarti : sesuatu yang di atasnya berdiriyang lain (dasar). Sedangkan menurut istilah, ( ) berarti : ( ) : dalil

( ) : yang kuat

( ) : kaidah

( ) : istishhab (salah satu dalil syar‟I yang dipersilahkan/akan dijelaskan nanti)

• ( ) sudah dijelaskan di atas.

Page 6: 01. pendahuluan  ushul fiqh

Jadi Ushul Fiqh adalah (menurut Baidhawi) :

Memahami dalil-dalil fiqh secaraglobal, bagaimana menggunakannya dalammengambil sebuah hukum fiqh, serta kondisiorang yang mengambil faidah hukum tersebut.

Penjelasan :

Yang dimaksud dengan ( / dalil-dalil fiqh secara global) adalah kaidah-kaidahyang bersifat umum dan menyeluruh yang mencakup hukum-hukum parsial (bagian).

Page 7: 01. pendahuluan  ushul fiqh

Contoh :

: dasar dalam perintah menunjukkanwajib. Jadi firman Allah :[ / Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat (QS. Al-Baqarah:43] menunjukkan wajibnya shalat dan zakat.

: dasar dalam larangan menunjukkanharam. Jadi firman Allah : [ / Dan janganlah kamu mendekati zina. (QS. Al-Isra‟:32)] menunjukkan haramnya zina.

Jadi tidak termasuk dari “dalil-dalil (kaidah-kaidah fiqh secara global” dalil-dalil yang terperinci. Dalil-dalil terperinci tersebut tidaklahdisebutkan dalam ilmu Ushul Fiqih kecualisebagai contoh (dalam penerapan) suatu kaidah.

Page 8: 01. pendahuluan  ushul fiqh

Yang dimaksud dengan : ( / bagaimana menggunakannya dalammengambil sebuah hukum fiqh) yaitumengetahui bagaimana cara mengambilhukum dari dalil-dalilnya dengan mempelajarihukum-hukum lafadz dan penunjukkannyasepertiumum, khusus, muthlaq, muqoyyad, nasikh, mansukh, dan lain-lain. Maka denganmenguasainya (yakni cara mengambil hukumdari dalil-dalil umum) seseorang bisamengambil hukum dari dalil-dalil fiqih.

Page 9: 01. pendahuluan  ushul fiqh

Yang dimaksud dengan ( / sertakondisi orang yang mengambil faidah hukum tersebut) adalah mengetahui kondisi/keadaanorang yang mengambil faidah hukum , yaitumujtahid. Dinamakan orang yang mengambilfaidah hukum ( ), karena ia dengandirinya sendiri dapat mengambil faidahhukum dari dalil-dalilnya karena ia telahmencapai derajat ijtihad. Maka mengenalmujtahid, syarat-syarat ijtihad, hukumnya danyang semisalnya dibahas dalam ilmu UshulFiqih.

Page 10: 01. pendahuluan  ushul fiqh

Perbedaan Fiqh dengan Ushul Fiqh :

Pembahasan ilmu fiqh berkisar perbuatan

mukallaf dari sisi konsekuensi hukumnya

secara syar’I ( jual beli, sholat, dst). Sedangkan

pembahasan ushul fiqh berkisar tentang : dalil

syar’i global dan apa yang diambil darinya

hukum-hukum global ( qiyas, ‘am, mutlaq, dst)

Page 11: 01. pendahuluan  ushul fiqh

Objek pembahasan fiqh : perbuatan mukallaf darisisi ditetapkannya hukum syara‟. Jadi seorang AhliFiqh umpamanya membahasshalat, zakat, shaum, haji, jual beli, hutangpiutang, sewa menyewa dan lain sebagainyauntuk mengetahui hukum syara‟ bagi setiapperbuatan ini.

Sedangkan objek pembahsan Ushul Fiqh adalahdalil syara‟ yang bersifat menyeluruh dari sisimelalui dalil tsb ditetapkan hukum syara‟ yang bersifat menyeluruh pula. Jadi Ahli Ushul Fiqhumpamanya membahas qiyas dankehujjahannya, lafazh yang umum dan yang membatasinya, lafazh yang berbentuk perintahdan yang ditunjukinya, dst.

Page 12: 01. pendahuluan  ushul fiqh

Tujuan mempelajari ilmu fiqh : menterapkanhukum-hukum syara‟ pada perbuatan-perbuatan dan perkataan-perkataan manusia. Jadi fiqh adalah rujukan seorang hakim dalammemutuskan perkara, rujukan seorangpemberi fatwa dalam memberikan fatwa, danrujukan setiap mukallaf bagi setiap perkataandan perbuatan yang dilakukannya. Inilahtujuan yang dimaksud dari undang-undangpada bangsa manapun.

Page 13: 01. pendahuluan  ushul fiqh

Tujuan mempelajari Ilmu Ushul Fiqh : menterapkan kaidah-kaidah dan metodepenelitian Ushul Fiqh terhadap dalil-dalil yang terperinci untuk menggali hukum syara‟ yang ditunjuki dalil tersebut.

Jadi dengan kaidah-kaidah dan metodepenelitiannya : Nash-nash (teks-teks) dalil syara‟ dapat dipahami

dan diketahui hukumnya, dapat diketahui hilangnyasuatu yang tidak jelas dari dalil-dalil itu, dapatdiketahui yang kuat dari dalil-dalil yang bertentangan.

Page 14: 01. pendahuluan  ushul fiqh

Hukum dapat digali melaluiqiyas, istihsan, istishhab dan lainnya tentang suatukejadian yang hukumnya tidak disebutkan dalamnash al-Qur‟an atau sunnah.

Dapat betul-betul dipahami hukum yang digali olehpara Ulama Mujtahid.

Dapat membandingkan perbedaan-perbedaanpendapat para Ulama Mujtahid tentang hukum satukejadian.

Page 15: 01. pendahuluan  ushul fiqh

Masa Rasulullah SAW

Masa Sahabat

Masa Tabi‟in

Masa Pembukuan (Tadwin)

Masa Modern

Page 16: 01. pendahuluan  ushul fiqh

Di masa awal hijriyah (Nabi saw) belum adakebutuhan untuk ushul fiqh, karena RasulullahSAW sendiri berfatwa dan mengadili denganal-Qur‟an yang diwahyukan dan denganSunnah yang diilhamkan kepadanya, dan jugadengan ijtihad fithri (ijtihad yang bersifatfihrah atau pembawaan) beliau, sehingga tidakmembutuhkan kaidah istimbath (penggalianhukum) dan ijtihad.

Page 17: 01. pendahuluan  ushul fiqh

Para Sahabat setelahnya berfatwa dengan nash-nash al-Quran & as-Sunnah yang mereka pahamimelalui kemampuan bahasa Arab mereka tanpamembutuhkan kaidah-kaidah bahasa. Dalam hal-hal yang tidak ada nashnya, mereka beristinbathdari nash-nash yang ada , melalui pemahamanmereka yang kuat terhadap nash-nash itu. Hal itulantaran mereka telah menemani Rasulullahsaw, mengetahui sebab-sebab turun ayat danhadits, serta memahami maqoshid syariah (tujuanpembentukan syari‟at) dan prinsip-prinsippenetapannya.

Page 18: 01. pendahuluan  ushul fiqh

Contoh Ijtihad Sahabat :

Umar ra tidak membagikan ghanimah berupatanah pertanian di Sawad Iraq

Umar ra tidak lagi memberikan zakat padamuallaf

Umar ra tidak menjalankan praktek hukumpotong tangan pada pencuri di masa paceklikdan kelaparan

Ali ra memutuskan vonis 80 kali dera padamereka yang terbukti minum khamr

Page 19: 01. pendahuluan  ushul fiqh

Pada masa ini futuhat islamiyah semakinmeluas. Dengan demikian, umat Islam Arab banyak berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain yang berbeda bahasa dan latar belakangperadabannya, hal ini menyebabkanmelemahnya kemampuan berbahasa Arab dikalangan sebagian umat, terutama di Irak . Di sisi lain kebutuhan akan ijtihad begitumendesak, karena banyaknya masalah-masalah baru yang belum pernah terjadi danmemerlukan kejelasan hukum fiqhnya.

Page 20: 01. pendahuluan  ushul fiqh

Dalam situasi ini, muncullah dua madrasahbesar yang mencerminkan metode merekadalam berijtihad:

Madrasah ahlir-ra’yi. Pusatnya : di Irak (Bashrahdan Kufah). Pengusungnya : murid-murid dariAbdullah bin Mas‟ud. Banyak menggunakan ijtihadqiyasi (analog).

Madarasah ahlil-hadits. Pusatnya : di Hijaz ( Mekkah dan Madinah). Pengusungnya : murid-murid dari Ibnu Umar dan Ibnu Amr bin Ash. Mengoptimalkan penggunaan atsar / riwayat.

Page 21: 01. pendahuluan  ushul fiqh

Madrasah ahlir-ra‟yi lebih banyak menggunakan qiyas(analogi) dalam berijtihad, hal ini disebabkan oleh: Sedikitnya jumlah hadits yang sampai ke ulama Irak.

Ketatnya seleksi hadits yang mereka lakukan, hal ini karenabanyaknya hadits-hadits palsu yang beredar di kalanganmereka sehingga mereka tidak mudah menerima riwayatseseorang kecuali melalui proses seleksi yang ketat.

Di sisi lain masalah baru yang mereka hadapi dan memerlukanijtihad begitu banyak, maka mau tidak mau merekamengandalkan qiyas (analogi) dalam menetapkan hukum. Masalah-masalah baru ini muncul akibat peradaban dankehidupan masyarakat Irak yang sangat kompleks.

Mereka mencontoh guru mereka Abdullah bin Mas‟ud ra yang banyak menggunakan qiyas dalam berijtihad menghadapiberbagai masalah.

Page 22: 01. pendahuluan  ushul fiqh

Sedangkan madrasah ahli hadits lebih berhati-hati dalam berfatwa dengan qiyas, karenasituasi yang mereka hadapi berbeda, situasi ituadalah:

Banyaknya hadits yang berada di tangan merekadan sedikitnya kasus-kasus baru yang memerlukanijtihad.

Contoh yang mereka dapati dari guru mereka, seperti Abdullah bin Umar ra, dan Abdullah bin „Amr bin „Ash, yang sangat berhati-hatimenggunakan logika dalam berfatwa.

Page 23: 01. pendahuluan  ushul fiqh

3 Faktor penulisan Ushul Fiqh :

1) Adanya perdebatan sengit antara madrasah Irakdan madrasah Hijaz.

2) Mulai melemahnya kemampuan bahasa Arab disebagian umat Islam akibat interaksi denganbangsa lain terutama Persia.

3) Munculnya banyak persoalan yang belum pernahterjadi sebelumnya dan memerlukan kejelasanhukum, sehingga kebutuhan akan ijtihad kianmendesak.

Page 24: 01. pendahuluan  ushul fiqh

Awal Penulisan Ushul Fiqh :

Menurut Ibnu Nadim : Ulama yang pertamakali menyusun ilmu ushul fiqhadalah Imam Abu Yusuf, murid Imam Abu Hanifah ( Kitabnya tidak sampai kepadakita).

Menurut Abdul Wahhab Khallaf dan Jumhurulama : Yang pertamakali membukukankaidah ushul fiqh adalah Imam Syafi‟i dalamkitabnya Ar-Risalah.

Sampai sekarang, Imam Syafi‟I dipandangsebagai bapak Ilmu Ushul Fiqh.

Page 25: 01. pendahuluan  ushul fiqh

Beliau lahir di Ghaza, pada usia 2 tahun bersama ibunya pergike Mekkah untuk belajar dan menghafal Al-Qur‟an serta ilmufiqh dari ulama Mekkah.

Sejak kecil beliau sudah mendapat pendidikan bahasa dariperkampungan Huzail, salah satu kabilah yang terkenaldengan kefasihan berbahasa.

Pada usia 15 tahun beliau sudah diizinkan oleh Muslim bin Khalid Az-Zanjiy - salah seorang ulama Mekkah - untukmemberi fatwa.

Kemudian beliau pergi ke Madinah dan berguru kepada Imam penduduk Madinah, Imam Malik bin Anas ra (95-179 H) dalam selang waktu 9 tahun - meskipun tidak berturut-turut -beserta ulama-ulama lainnya, sehingga beliau memilikipengetahuan yang cukup dalam ilmu hadits dan fiqhMadinah.

Lalu beliau pergi ke Irak dan belajar metode fiqh Irak kepadaMuhammad bin Hasan Asy-Syaibani ra (wafat th 187 H), murid Imam Abu Hanifah An-Nu‟man bin Tsabit ra (80-150 H).

Page 26: 01. pendahuluan  ushul fiqh

Metode Ahli Ilmu Kalam [ ]

Metode Ahli Fiqh [ ]

Metode Gabungan [ ]

Page 27: 01. pendahuluan  ushul fiqh

Metode ini memusatkan diri pada kajian teoritismurni untuk menghasilkan kaidah-kaidah ushulyang kuat, walaupun kaidah itu mungkin tidakmendukung mazhab fiqh penulisnya.

Dalam mengkaji dan menelurkan kaidahushul, metode ini sangat mengandalkan kajianbahasa Arab yang mendalam, menggunakandalalah (indikator) yang ditunjukkan oleh lafazhkata atau kalimat, logika akal, dan pembuktiandalil-dalilnya.

Metode ini benar-benar terlepas dari pembahasancabang-cabang fiqh dan fanatisme mazhab, jikamasalah fiqh disebutkan ia hanya sebagai contohpenerapan saja.

Page 28: 01. pendahuluan  ushul fiqh

1. Ar-Risalah karya Imam Syafi‟i (150-204 H).

2. Al-Mustashfa karya Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali Asy-Syafi‟i (wafat505 H).

3. Al-Ihkam fi Ushulil-Ahkam karya SaifuddinAli bin Abi Ali Al-Amidi Asy-Syafi‟i (wafat 631 H).

4. Al-Minhaj, karya al-Baidhawi asy-Syafi‟I(Wafat 685 H), disyarhkan oleh al-Isnawi.

Page 29: 01. pendahuluan  ushul fiqh

1) Keterkaitan erat antara Ushul Fiqh denganmasalah cabang-cabang Fiqh dimana ia dijadikandalil dan sumber utama kaidah-kaidah ushul yang mereka buat. Apabila ada kaidah ushul yang bertentangan dengan ijtihad fiqh para imam danulama mazhab Hanafi, mereka menggantinyadengan kaidah yang sesuai.

2) Tujuan utama dari metode ini adalahmengumpulkan hukum-hukum Fiqh hasil ijtihadpara ulama mazhab Hanafi dalam kaidah-kaidahushul.

3) Metode ini terlepas dari kajian teoritis dan lebihbersifat praktis.

Page 30: 01. pendahuluan  ushul fiqh

Kanz Al-Wushul Ila ma‟rifat Al-Ushul karyaAli bin Muhammad bin Al-Husain Al-BazdawiAl-Hanafi (wafat th. 482 H).

Ta‟sis An-Nazhar karya Ubaidullah bin Umarbin Isa Abu Zaid Ad-Dabbusi Al-Hanafi (wafatth 430 H).

Al-Manar karya Hafizhuddin Abdullah bin Ahmad An-Nasafi Al-Hanafi (wafat th 701 H).

Page 31: 01. pendahuluan  ushul fiqh

1) Metode ini muncul pertama kali pada permulaan abad ke-7 Hijriyah melalui seorang alim Irak bernama Ahmad bin Ali bin Taghlib yang dikenal dengan Muzhaffaruddin Ibnus Sa‟ati (wafat th 694 H) dengan bukunya Badi‟un-Nizham Al-Jami‟ baina Ushul Al-Bazdawi Wal-Ihkam.

2) Di antara keistimewaan terpenting dari metode ini adalah penggabungan antara kekuatan teori dan praktek yaitu dengan mengokohkan kaidah-kaidah ushul dengan argumentasi ilmiah disertai aplikasi kaidah ushul tersebut dalam kasus-kasus fiqh.

Page 32: 01. pendahuluan  ushul fiqh

1. Badi‟un-Nizham Al-Jami‟ baina Ushul Al-BazdawiWal-Ihkam karya Ibnus-Sa‟ati.

2. Al-Ahkam, karya Muzhaffaruddin al-Baghdadiy al-hanfi(w 694 H)

3. At-Taudhih , karya Shadr asy-Syari‟ah.

Di antara kitab-kitab Ushul Fiqh Modern :1. Irsyad Al-Fuhul Ila Tahqiq „Ilm Al-Ushul karya

Muhammad bin Ali bin Abdullah Asy-Syaukani Asy-Syafi‟i (wafat th 1250 H).

2. Ushul Fiqh,karya al-Marhum asy-Syaikh al-HudhariBik ( w 1927 H)

3. Tashil al-Wushul ilaa „Ilmi al-Ushul, karya al-MarhumAsy-Syaikh Muhammad „Abdur Rahman „Ied al-Mahlawi (w 1920 H)