wrap up mencegah penyakit dengan vaksinasi

Upload: uchii02

Post on 14-Apr-2018

272 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    1/37

    WRAP UP

    MENCEGAH PENYAKIT DENGAN VAKSINASI

    Kelompok A-13

    Ketua : Abd. Halim Gazali H. (1102012001)

    Sekretaris : Gisda Azzahra (1102012101)

    Abd. Halim Gazali H. (1102012001)

    Abdi Ridha (1102012002)

    Astuti (1102012031)Chairunnisa (1102012045)

    Cindy Dwi Primasanti (1102012046)

    Dian Suciaty Annisa (1102012064)

    Intan Dwi Susanti (1102012129)

    Izzam Qalbie Hanifa (1102012135)

    Nurul Ula (1102012148)

    Fakultas KedokteranUniversitas YARSI

  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    2/37

    2012-2013

    2

  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    3/37

    SKENARIO 1

    MENCEGAH PENYAKIT DENGAN VAKSINASI

    Seorang bayi berumur 3 hari mendapat vaksinasi BCG di lengan kanan atas untuk mencegah penyakit dan mendapatkan kekebalan. Empat minggu kemudian bayi tersebut dibawakembali ke RS karena timbul benjolan di ketiak kanan. Setelah Dokter melakukan pemeriksaandidapatkan pembesaran nodus limfatikus di region aksila dekstra. Hal ini disebabkan adanyareaksi terhadap antigen yang terdapat dalam vaksin tersebut menimbulkan respon imun tubuh.

    3

  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    4/37

    Sasaran Belajar

    LO 1. Memahami dan menjelaskan anatomi sistem limfatik

    1.1. Makroskopik

    1.2. Mikroskopik

    1.3. Aliran system limfatik

    1.4. Fungsi system limfatik

    LO 2. Memahami dan menjelaskan antigen

    2.1. Pengertian antigen

    2.2. Klasifikasi antigen

    2.3. Fungsi antigen

    2.4. Mekanisme kerja antigen

    LO 3. Memahami dan menjelaskan antibody

    3.1. Pengertian antobodi

    3.2. Jenis-jenis antibodi

    3.3. Struktur antobodi

    LO 4. Memahami dan menjeaskan respon imun/imunitas

    4.1. Pengertian respon imun

    4.2. Klasifikasi respon imun

    LO 5. Memahami dan mejelaskan vaksin

    5.1. Pengertian vaksin5.2. Jenis-jenis vaksin

    5.3. Mekanisme kerja vaksin

    5.4. Penyimpanan vaksin

    LO 6. Memahami dan menjelaskan Imunisasi

    4

  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    5/37

    6.1. Definisi vaksin

    6.2. Jenis-jenis vaksin

    6.3. Cara pemberian vaksin

    6.4. Jadwal pemberian vaksin

    LO 7. Memahami dan menjelaskan pandangan islam terhadap pemberian vaksin

    5

  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    6/37

    L.I. 1. Organ Limfoid

    L.O. 1.1. Memahami dan Menjelaskan Organ Limfoid Secara Makroskopik Organ limfoid primer :

    Organ limfoid primer terdiri dari sumsum tulang dan timus. Sumsum tulang merupakan jaringanyang kompleks tempat hematopoiesis dan depot lemak. Lemak merupakan 50 % atau lebih darikompartemen rongga sumsum tulang. Organ limfoid diperlukan untuk pematangan, diferensiasidan poliferasi sel T dan B sehingga menjadi limfosit yang dapat mengenal antigen. Selhematopoietik yang diproduksi di sumsum tulang menembus dinding pembuluh darah dan masuk ke sirkulasi dan di distribusikan ke bagian tubuh.

    Thymus

    Timus tumbuh terus hingga pubertas. Setelah mulai pubertas, timus akan mengalamiinvolusi dan mengecil seiring umur kadang sampai tidak ditemukan. akan tetapi masih

    berfungsi untuk menghasilkan limfosit T yang baru dan darah. Mempunyai 2 buah lobus,mempunyai bagian cortex dan medulla, berbentuk segitiga, gepeng dan kemerahan. Thymusmempunyai 2 batasan, yaitu :

    Batasan anterior : manubrium sterni dan rawan costae IV

    Batasan atas : Regio colli inferior (trachea)Letak :Terdapat pada mediastinum superior, dorsal terhadap sternum. Dasar timus bersandar pada

    perikardium, ventral dari arteri pulmonalis, aorta, dan trakea. Batas anterior yaitumanubrium sterni, dan rawan costae IV. Batas Atas yaitu regio colli inferior (trachea).Perdarahan :

    Berasal dari arteri thymica cabang dari arteri thyroidea inferior dan mammaria interna.Kembali melalui vena thyroidea inferior dan vena mammaria interna.

    6

  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    7/37

    Sumsum TulangTerdapat pada sternum, vertebra, tulang iliaka, dan tulang iga. Sel stem hematopoetik akan

    membentuk sel-sel darah. Proliferasi dan diferensiasi dirangsang sitokin. Terdapat juga sellemak, fibroblas dan sel plasma. Sel stem hematopoetik akan menjadi progenitor limfoid yangkemudian mejadi prolimfosit B dan menjadi prelimfosit B yang selanjutnya menjadi limfosit Bdengan imunoglobulin D dan imunoglobulin M ( B Cell Receptor ) yang kemudian mengalami

    seleksi negatif sehingga menjadi sel B naive yang kemudiankeluar dan mengikuti aliran darahmenuju ke organ limfoid sekunder. Sel stem hematopoetik menjadi progenitor limfoid juga berubah menjadi prolimfosit T dan selanjutnya menjadi prelimfosit T yang akhirnya menujutimus.

    Organ limfoid sekunder :Organ limfoid sekunder merupakan tempat sel dendritik mempersentasikan antigen yang yangditangkapnya di bagian lain tunuh ke sel T yang memacunya untuk poliferasi dan diferensiasilimfosit.

    Limfonodus

    7

  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    8/37

    Terletak disekitar pembuluh darah yang berfungsi untuk memproduksi limfosit dananti bodi untuk mencegah penyebaran infeksi lanjutan, menyaring aliran limfatik sekurang-kurangnya oleh satu nodus sebelum dikembalikan kedalam aliran darah melalui duktustorasikus, sehingga dapat mencegah penyebaran infeksi lebih luas. Terdapat permukaancembung dan bagian hillus (cekung) yang merupakan tempat masuknya pembuluh darah dan

    saluran limfe eferen yang membawa aliran limfe keluar dari limfonodus. Saluran afferenmemasuki limfonodus pada daerah sepanjang permukaan cembung.

    Bentuk :Oval seperti kacang tanah atau kacang merah dengan pinggiran cekung (hillus) Ukuran :Sebesar kepala peniti atau buah kenari, dapat diraba pada daerah leher, axilla, dan inguinaldalam keadaan infeksi.

    Lien

    Merupakan organ limfoid yang terbesar, lunak, rapuh, vaskular berwarna kemerahan karena banyak mengandung darah dan berbentuk oval. Pembesaran limpa disebut dengansplenomegali. Pembesaran ini terdapat pada keaadan leukimia, cirrosis hepatis, dan anemia

    berat.

    Letak :

    Regio hipochondrium sinistra intra peritoneal. Pada proyeksi costae 9, 10, dan 11. Setinggivertebrae thoracalis 11-12. Batas anterior yaitu gaster, ren sinistra, dan flexura colli sinistra.Batas posterior yaitu diafragma, dan costae 9-12.

    Ukuran :

    Sebesar kepalan tangan masing-masing individu.

    Aliran darah :

    Aliran darah akan masuk kedaerah hillus lienalis yaitu arteri lienalis dan keluar melalui venalienalis ke vena porta menuju hati.

    8

  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    9/37

    Tonsil

    Tonsil termaksud salah satu dari organ limfoid yang terdiri atas 3 buah tonsila yaitu

    Tonsila Palatina, Tonsila Lingualis, Tonsila Pharyngealis. Ketiga tonsil tersebut membentuk cincin pada saluran limf yang dikenal dengan Ring of Waldeyer hal ini yangmenyebabkan jika salah satu dari ketiga tonsila ini terinfeksi dua tonsila yang lain juga ikutmeradang.Organ limfoid yang terdiri atas 3 buah tonsila, yaitu : Tonsila palatina

    Terletak pada dinding lateralis (kiri-kanan uvula) oropharynx dextra dan sinistra.Terletak dalam 1 lekukan yang dikenal sebagai fossa tonsilaris dengan dasar yang biasadisebut tonsil bed. Fossa tonsilaris dibatasi oleh dua otot melengkung membentuk arcusyaitu arcus palatoglossus dan arcus palatopharyngeus.

    Tonsila lingualis Tonsila pharyngealisPerdarahan :Aliran darah berasal dari arteri tonsillaris yang merupakan cabang dari arteri maxillaris

    externa (fascialis) dan arteri pharyngica ascendens lingualis.

    L.O. 1.2. Memahami dan Menjelaskan Organ Limfoid Secara Mikroskopik Limfonodus

    9

  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    10/37

    Limfonodus berfungsi menyaring aliran limfe sebelum dicurahkan kedalam alirandarah melalui duktus torasikus. Limfonodus dibagi atas daerah korteks dan sinusoid.Daerah korteks dapat dibagi atas 2 bagian. Pada nodulus limfatikus terdapat germinalcenters. Limfonodus dibungkus oleh kapsula fibrosa yang terdiri dari serat kolagen,

    yang menjulur kedalam disebut trabeculae. Dibawah kapsula fibrosa terdapat sinus subkapsularis atau sinus marginalis dimana cairan limfe ditapis dan kemudian mengalir melalui sinus kortikalis atau sinus trabekularis mengikuti trabekula. Stroma limfonodusdibentuk oleh cabang-cabang trabekula dan jaringan retikular (sel retikular merupakansel fagosit) yang juga membentuk dinding dari sinusoid. Limfonodus dibagi menjadidua daerah yaitu :

    Korteks

    Dibagi menjadi dua bagian yaitu :

    o Korteks luar Dibentuk dari jaringan limfoid yang terdapat satu jaringan sel retikular dan seratretikular yang dipenuhi oleh limfosit B. Terdapat struktur berbentuk sferis yangdisebut nodulus limfatikus, dalam satu nodulus limfatikus terdapat corona (dibentuk dengan susunan sel yang padat) dan sentrum germinativum (dibentuk dari susunansel yang longgar, dan merupakan tempat diferensiasi limfosti B menjadi sel plasma) .Terdapat sinus subkapsularis atau sinus marginalis yang dibentuk oleh jaringan ikatlonggar dari makrofag, sel retikular dan serat retikular.

    o Korteks dalamMerupakan kelanjutan dari korteks luar, terdapat juga nodulus limfatikus, danmengandung limfosit T.

    MedulaTerdapat korda medularis (genjel-genjel medula) yang merupakan perluasan korteksdalam yang berisi sel plasma hasil diferensiasi pada sentrum germinativum. Kordamedularis dipisahkan oleh struktur seperti kapiler yang berdilatasi yang disebut sebagaisinus limfoid medularis yang mengandung cairan limfe.

    10

  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    11/37

    Lien

    Lien berwarna merah tua karena banyak mengandung darah. Lien dibungkus oleh kapsulafibrosa tebal, bercabang cabang ke dalam lien sebagai trabekula, keduanya merupakan

    jaringan ikat padat. Suplai darah kedalam parenkim melalui arteri trabekularis yang masuk bersama trabekula. Lien dibentuk oleh jaringan retikular yang mengandung sel limfoid,makrofag dan Antigen Presenting cell . Dibungkus oleh simpai jaringan ikat padat yang

    menjulur (trabekula) yang membagi parenkim atau pulpa lien menjadi kompartemen yangtidak sempurna, tidak terdapat pembuluh limfe, terdapat arteri dan vena trabekularis.

    Pulpa lien terbagi menjadi dua bagian yaitu : Pulpa alba/putih

    Terdapat nodulus limfatikus (terdapat banyak limfosit B) dan arteri sentralis/folikularisyang dikelilingi oleh sel-sel limfoid terutama sel limfosit T dan membentuk selubung

    periarteri. Pulpa alba dan pula rubra dibatasi oleh zona marginaliso Zona marginalis

    Terdapat sinus dan jaringan ikat longgar dalam jumlah yang banyak. Sel limfosit(jumlah yang sedikit) dan makrofag aktif (jumlah yang banyak). Banyak terdapat

    antigen darah yang berperan dalam aktivitas imunologis limpa. Pulpa rubra/merah

    Merupakan jaringan retikular dengan korda limpa (diantara sinusoid) yang terdiri darisel dan serat retikular (makrofag, limfosit, sel plasma, eritrosit, trombosit, dangranulaosit)

    Fungsi limpa :1. Pembentukan limfosit

    Dibentuk dalam pulpa alba, menuju ke pulpa rubra dan masuk dalam aliran darah2. Destruksi eritrosit

    Oleh makrofag dalam korda pula merah3. Pertahanan organisme

    Oleh karena kandungan limfost T, limfosit B, dan Antigen Presenting cell

    Thymus

    11

  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    12/37

    Timus diliputi oleh jaringan ikat tipis (kapsula fibrosa) yang terdiri dari serat kolagendan elastin. Memiliki suatu simpai jaringan ikat yang masuk ke dalam parenkim danmembagi timus menjadi lobulus. Thymus terdiri dari 2 lobulus, tiap lobulus terdiri darikorteks dan medula, tidak terdapat nodulus limfatikus. Korteks merupakan bagian

    perifir lobulus, dipenuhi oleh limfosit timus. Medula sendiri terisi oleh limfosit. Didaerah medula terdapat badan hassal, suatu bangunan dengan bagian tengahnya berupadaerah hialinisasi berwarna merah muda, dikelilingi oleh sel sel epitoloid. Thymustidak memliki sinusoid ataupun pembuluh limfe afferen.

    KorteksBanyak terdapat limfosit T dan beberapa sel makrofag, dengan sel retikular yangtersebar.

    MedulaMengandung sel retikular dan limfosit (jumlah sedikit), terdapat badan hasal tersusundari sel retikular epitel gepeng konsentris yang mengalami degenerasi hialin danmengandung granula keratohialin dengn fungsi yang belum diketahui.

    Tonsil

    Tonsil lingualis

    12

  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    13/37

    Terdapat pada 1/3 bagian posterior lidah, tepat dibelakang papila sirkumvalata, bercampur dengan muskular skelet. Limfonodulus umumnya mempunyai germinalcenter yang umumnya terisi limfosit dan sel plasma.

    Tonsil palatina

    Tonsila palatina tidak terdapat muskular dan pada kriptus banyak terdapat debrisyang disebut benda liur.

    Tonsila faringea atau adenoid

    Terdapat pada permukaan medial dari dinding dorsal nasofaring. Epitel yang meliputi jaringanlimfoid ini adalah epitel bertingkat torak bersilia.Sumber : Eroschenko, Victor P. 2010. Atlas Histologi diFiore . Edisi 11. Jakarta : EGC

    L.O. 1.3. Memahami dan Menjelaskan Aliran Sirkulasi Organ Limfoid

    System saluran limfe dari semua bagian tubuh adalah sebagai berikut: Pengaliran cairan limfe yang superficial (dangkal)

    Ekstremitas superior -> Vena Cepalica atau Vena Basilica -> nnll axilaris lateralis -> nnli axilariscentralis -> . saluran efferent cairan limfe mengikuti vena subclavia, bersama dari leher masuk ->ductus thoracicus -> peredaran darah primer.

    Ekstremetas inferior -> mengikuti saphena magna dan saphena parva menuju nnll sub inguinalissuperficialis -> nnll subinguinalis profunda -> cysterna chile -> ductus thoracicus -> peredarandarah primer.

    Pengaliran cairan limfe profunda (dalam)

    Rongga thorax dari nnli bronchomediastinal dari paru -> ductus limfaticus dextra atau sinistra(ductus thoracicus).

    Cairan limfe pada rongga abdomen akan mengikuti arteri yang sesuai, sebab pada usus jalanvenanya berbeda vena dari usus umumnya menuju vena porta menuju hepar. Sedangkan cairanlimfe dalaman perut yang tidak menuju vena porta akan mengikuti arteria menuju aortaabdominalis untuk masuk ke cysterna chile. Yang kemudian akan menuju ductus thoracicus.

    Bedasarkan regionya:

    Drainase cairan limfe dari regio leher dan kepala

    Dari pipi ke bagian belakang telinga, turun kebawah dari sisi lateralis ke medialsepanjang otot leher strenomastideus ke duktus limfatikus dekstra dan sinistra.Regio bahu dan punggung masuk ke nodus limfatikus aksilaris postrerior

    13

  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    14/37

    Drainase cairan limfe pada daerah perut

    Lokasi regio di atas pusat, masuk ke nodus limfatikus aksilaris anterior. Lokasiregio di bawah pusat, masuk ke nodus limfatikus inguinalis dekstra dan sinistra

    Drainase cairan limfe pada sistem pencernaan

    Semua aliran limfe sistem pencernaan, gaster, dan usus, hepar, lien, semuanyamasuk ke dalam nodi limfatici coeliaca. Seterusnya masuk ke dalam Cysternachile yang terletak dibawah diafragma, lalu naik ke atas dan masuk ke dalamduktus thoracicus pada rongga toraks.

    Drainase cairan limfe regio panggul dan pinggang masuk ke nodus limfatikussubinguinalis.

    L.O. 1.4. Memahami dan Menjelaskan Fungsi Organ Limfoid

    Sumsum tulang : asal semua sel darah , tempat proses pematangan untuk limfosit B. Kelenjar limfe, tonsil, adenoid, apendiks, Gut-Associated Lymphoid Tissue :

    memindahkan limfosit dari dan ke limfe (membuang, menyimpan, memproduksi danmenambahkan). Limfosit residen menghasilkan antibody dan sel T tersensitisasi, yangdikeluarkan ke dalam limfe. Makrofag residen mengeluarkan mikroba dan debris lainyang berbentuk partikel dari limfe.

    Limpa : memindahkan limfosit dari dank e darah (membuang, menyimpan,memproduksi, dan menambahkan). Limfosit residen menghasilkan antibody dan sel Ttersensitisasi, yang dibebaskan ke dalam darah. Makrofag residen mengeluarkanmikroba dan debris lain yang berbentuk partikel, terutama sel darah merah yang sudahusing, dari darah. Menyimpan sejumlah kecil sel darah merah, yang dapat ditambahkan

    ke darah oleh kontraksi limpa sesuai kebutuhan. Timus : tempat proses pematangan limfosit T, mengeluarkan hormone timosin.

    L.I. 2. AntigenL.O. 2.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi AntigenBerdasarkan kamus kedokteran Dorland, antigen adalah setiap zat yang mampu, dalam

    kondisi yang sesuai, menginduksi suatu respons imun spesifik dan bereaksi dengan produk respons tersebut, yakni dengan antibodi spesifik atau limfosit T yang disensitisasi secara khusus,atau keduanya. Antigen dapat berupa zat yang terlarut, seperti toksin dan protein asing, atau

    partikel, seperti bakteri dan sel jaringan; akan tetapi, hanya sebagian molekul protein atau polisakaridanya saja, yang diketahui sebagai antigenic determinant , yang bergabung dengan

    antibodi atau suatu reseptor spesifik pada suatu limfosit.Secara singkat, antigen adalah bahan yang berinteraksi dengan produk respons imun yangdirangsang oleh imunogen spesifik seperti antibodi.

    L.O. 2.2. Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Antigen1. Pembagian Antigen Menurut Epitop

    Menurut epitop, antigen dapat dibagi sebagai berikut:a. Unideterminan, univalen

    14

  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    15/37

    Yaitu hanya satu jenis determinan atau epitop pada satu molekul. b. Unideterminan, multivalen

    Yaitu hanya satu determinan tetapi dua atau lebih determian tersebut ditemukan pada satumolekul.

    c. Multideterminan, univalen

    Yaitu banyak epitop yang bermacam-macam tetapi hanya satu dari setiap macamnya(kebanyakan protein).d. Multideterminan, multivalen

    Yaitu banyak macam determinan dan banyak dari setiap macam pada satu molekul (antigendengan berat molekul yang tinggi dan kompleks secara kimiawi).

    2. Pembagian Antigen Menurut SpesifisitasMenurut spesifisitas, antigen dapat dibagi sebagai berikut:

    a. Heteroantigen, yaitu antigen yang terdapat pada jaringan dari spesies yang berbeda. b. Xe noantigen yaitu antigen yang hanya dimiliki spesies tertentu.c. Allo antigen (isoantigen) yaitu antigen yang spesifik untuk individu dalam satu spesies.

    d. Antigen organ spesifik, yaitu antigen yang dimilki oleh organ yang sama dari spesies yangberbeda.e. Autoantigen, yaitu antigen yang dimiliki oleh alat tubuh sendiri

    3. Pembagian Antigen Menurut Ketergantungan Terhadap Sel TMenurut ketergantungan terhadap sel T, antigen dapat dibagi sebagai berikut:

    a. T de pendent yaitu antigen yang memerlukan pengenalan oleh sel T dan sel B untuk dapatmenimbulkan respons antibodi. Sebagai contoh adalah antigen protein.

    b. T in dependent yaitu antigen yang dapat merangsang sel B tanpa bantuan sel T untuk membentuk antibodi. Antigen tersebut berupa molekul besar polimerik yang dipecah didalam badan secara perlahan-lahan, misalnya lipopolisakarida, ficoll , dekstran, levan, danflagelin polimerik bakteri.

    4. Pembagian Antigen Menurut Sifat KimiawiMenurut sifat kimiawi, antigen dapat dibagi sebagai berikut:

    a. Hidrat arang (polisakarida)Hidrat arang pada umumnya imunogenik. Glikoprotein dapat menimbulkan respon imunterutama pembentukan antibodi. Respon imun yang ditimbulkan golongan darahABOmempunyai sifat antigen dan spesifisitas imun yang berasal dari polisakarida pada

    permukaan sel darah merah. b. Lipid

    Lipid biasanya tidak imunogenik, tetapi menjadi imunogenik bila diikat oleh proteincarrier . Lipid dianggap sebagai hapten, sebagai contoh adalah sphingolipid.

    c. Asam nukleatAsam nukleat tdak imunogenik, tetapi menjadi imunogenik bila diikat oleh protein

    carrier . DNA dalam bentuk heliksnya biasanya tidak imunogenik. Respon imun terhadapDNA terjadi pada penderita dengan SLE .

    d. ProteinKebanyakan protein adalah imunogenik dan pada umunya multideterminan univalent.

    15

  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    16/37

    Epitop / determinan antigenBagian dari antigen yang membuat kontak fisik dengan reseptor antibodi, dan menginduksi

    pembentukan antibodi. Makromolekul dapat memiliki berbagai epitop yang masing-masingmenginduksi produksi antibodi spesifik yang berbeda.

    Paratop

    Bagian dari antibodi yang mengikat epitop atau TCR pada antigen.

    AgretopRegio antigen yang berikatan dengan MHC II

    SuperantigenMerupakan molekul pemacu respon imun poten, dan lebih tepat disebut sebagai supermitogenkarena dapat memacu mitosis sel CD 4+ tanpa bantuan APC. Efeknya terlihat setelah diikat olehTCR, respon sel T lebih cepat dan besar serta menyebabkan pelepasan sitokin dalam jumlah

    besar (IL-2, IL-6, IL-8, TNF- , IFN-) yang berperan dalam proses : Inflamasi

    Menimbulkan ekspansi masif sel T reaktif spesifik Sindrom klinis

    o DIC ( Disseminated Intravascular Coagulation )o Kolaps vaskular/syok endotoksin/syok septik (terutama melalui TNF- )

    Superantigen dapat merangsang 10% sel CD 4+ melalui ikatan dengan TCR dan timus dependensehingga tidak diperlukan proses fagositosis. Superantigen memiliki tempat pengikatan reseptor dari dua sistem imun berbeda yaitu :

    Rantai dari TCR Rantai atau dari molekul MHC II

    Sekitar 20% dari semua sel T darah diaktifkan oleh satu molekul superantigen. Melalui MCH Idan TCR, superantigen mengarahkan Th untuk memberikan sinyal ke sel B, makrofag, sel

    dendritik, dan sel sasaran lain. Superantigen juga sebagai ajuvan (bahan yang diperlukan sebagaitambahan pelarut antigen/perangsang produksi antibodi). untuk meningkatkan respons imunterhadap antigen dalam imunisasi.Superantigen diproduksi oleh kuman patogen bagi manusia, misalnya :

    Staphylococcus aureus (enterotoksin dan toksin eksofoliatif) Staphylococcus pyogenes (eksotoksin) Patogen Gram negatif (toksin Yersinia enterokolitika, Yersinia pseudotuberkulosis) Virus (EBV, CMV, HIV, rabies) Parasit (Toxoplasma gondii)

    AloantigenDitemukan pada bahan golongan darah (eritrosit dan antigen histokompatibel) dalam jaringantandur yang merangsang respon imun resipien yang tidak memiliki aloantigen.

    ToksinMerupakan racun, biasanya berupa imunogen yang merangsang pembentukan antibodi(antitoksin) dengan kemampuan untuk menetralkan efek merugikan dari toksin. Toksin dibagimenjadi :

    Toksin bakteri

    16

  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    17/37

    Diproduksi mikroorganisme, penyebab tetanus, difteri, botulism, gas gangren, toksinstaphylococcus

    FitotoksinToksin yang berasal dari tumbuhan. Risin dari minyak jarak, korotein dan abrinmerupakan turunan biji likoris indian, Gerukia

    ZootoksinBerasal dari ular, laba-laba, kalajengking, lebah, tawon.

    L.O. 2.3. Memahami dan Menjelaskan Fungsi AntigenFungsi antigen :

    1. Menginduksi respons imun terhadap dirinya sendiriSel B dan T harus mampu secara spesifik mengenal sel atau bahan lain yang tidak diperlukan untuk dihancurkan atau dinetralkan karena berbeda dari sel normal tubuh sendiri.Keberadaan antigen memungkinkan limfosit melakukan pembedaan tersebut. Antigenadalah molekul asing besar yang unik yang memicu respons imun spesifik terhadap dirinya

    jika masuk ke dalam tubuh. Secara umum, semakin kompleks suatu molekul, semakin besar

    antigenisitasnya. Protein asing adalah antigen yang paling umum karena ukuran dankompleksitasnya, meskipun makromolekul lain, misalnya polisakarida dan lemak, juga dapat

    berfungsi sebagai antigen. Antigen dapat berdiri sendiri, misalnya toksin bakteri, ataumerupakan bagian integral dari suatu struktur multimolekul, misalnya antigen di permukaansuatu mikroba asing.

    2. Merangsang sel B untuk berubah menjadi sel plasma yang menghasilkan antibody

    L.O. 2.4. Memahami dan Menjelaskan Mekanisme Kerja AntigenAntigen merupakan bahan asing yang dikenal dan merupakan target yang akan

    dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh. Antigen ditemukan di permukaan seluruh sel, tetapidalam keadaan normal, sistem kekebalan seseorang tidak bereaksi terhadap selnya sendiri.

    Sehingga dapat dikatakan antigen merupakan sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun ,terutama dalam produksi antibodi . Antigen biasanya protein atau polisakarida , tetapi dapat juga berupa molekul lainnya, termasuk molekul kecil ( hapten ) dipasangkan ke protein-pembawa .

    Pada umumnya, antigen-antigen dapat di klasifikasikan menjadi dua jenis utama, yaituantigen eksogen dan antigen endogen.antigen eksogen adalah antigen-antigen yang disajikan dariluar kepada hospes dalam bentuk mikroorganisme,tepung sari,obat-obatan atau polutan. Antigenini bertanggungjawab terhadap suatu spektrum penyakit manusia, mulai dari penyakit infeksisampai ke penyakit-penyakit yang dibenahi secara immologi, seperti pada asma. Virus influenzamisalnya yang merupakan penyebab utama epidemik penyakit saluran pernapasan pada manusia,terdapat di alam dalam berbagai jenis antigenic yang dikenal sebagai A, B, dan C. Jenis-jenis inimenggambarkan berbagai macam-macam mutasi virus. Populasi yang rentan akan diinfeksi oleh

    serotype tertentu. Setelah sembuh dan imunitas terbentuk, virus ini tidak lagi memperbanyak diri, karena mereka tidak cukup mendapat individu rentan untuk mendapatkan infeksilanjutan.Namun sesuai dengan tekanan selektif, virus ini diketahui melakukan mutasi, kemudianakan melakukan mutasi, kemudian akan muncul varian baru virus influenza. Varian baru ini, bilacukup virulen bertanggungjawab pada epidemik baru. Dengan demikian manusia mampumengatasi suatu epidemik, tetapi organisme menciptakan epidemi baru.

    Antigen endogen adalah antigen yang terdapat didalam tubuh dan meliputi antigen-antigen berikut:antigen senogeneik (heterolog), antigen autolog dan antigen idiotipik atau

    17

    http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_imunhttp://id.wikipedia.org/wiki/Antibodihttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Polisakarida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hapten&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Proetin-pembawa&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_imunhttp://id.wikipedia.org/wiki/Antibodihttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Polisakarida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hapten&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Proetin-pembawa&action=edit&redlink=1
  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    18/37

    antigen alogenik (homolog). Antigen senogeneik adalah antigen yang terdapat dalam anekamacam spesies yang secara filogenetik tidak ada hubungannya, antigen-antigen ini penting untuk mendiagnosa penyakit. Kelompok-kelompok antigen yang paling banyak mempunyai arti klinik adalah kelompok-kelompok antigen yang digunakan untuk membedakan satu individu spesiesdengan individu spesies yang sama. Pada manusia determinan antigen semacam ini terdapat

    pada sel darah merah,sel darah putih trombosit, protein serum, dan permukaan sel-sel yangmenyusun jaringan tertentu dari tubuh, termaksud antigen-antigen histokompatibilitas. Antigenini dikenal antigen polomorfik, karena adanya dua atau lebih bentuk-bentuk yang berbeda secaragenetik didalam populasi.Masuknya AntigenDalam lingkungan sekitar kita terdapat banyak substansi bermolekul kecil yang bisa masuk kedalam tubuh.Substansi kecil tersebut bisa menjadi antigen bila dia melekat pada protein tubuhkita. Substansi kecil yang bisa berubah menjadi antigen tersebut dikenal dengan istilah hapten.Substansi-substansi tersebut lolos dari barier respon non spesifik (eksternal maupun internal),kemudian substansi tersebut masuk dan berikatan dengan sel limfosit B yang akan mensintesis

    pembentukan antibodi.

    Contoh hapten dia antaranya adalah toksin poison ivy, berbagai macam obat (seperti penisilin),dan zat kimia lainya yang dapat membawa efek alergik.

    L.I. 3. AntibodiL.O. 3.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Antibodi

    Berdasarkan kamus kedokteran Dorland, antibodi adalah molekul imunoglobulin yangmempunyai suatu rantai asam amino spesifik, yang hanya berinteraksi dengan antigen yangmenginduksi sintesis molekul ini di dalam sel seri limfoid (khususnya sel plasma), atau denganantigen yang sangat erat hubungannya dengan antigen tersebut. Antibodi digolongkan menurutcara kerjanya, seperti aglutinin, bakteriolisin, hemolisin, opsonin, presipitin, dll.

    L.O. 3.2. Memahami dan Menjelaskan Jenis dan Spesifikasi Antibodi

    18

  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    19/37

    Keterangan gambar :

    unit dasar antibody yang terdiri dari 2 rantai berat dan 2 rantai ringan yang identic diikat

    jadi satu oleh ikatan disulfide.

    2 jenis rantai ringan (kappa dan lambda) terdiri dari 230 asam amino.

    5 jenis rantai berat, yg tergantung pada kelima jenis immunoglobulin : IgM, IgG, IgE,

    IgA, IgD yg terdiri dari 450-600 asam amino. (sehingga panjang rantai berat adalah dua

    kali rantai ringan).

    Immunoglobin G (IgG)

    Adalah immunoglobin utama pada serum manusia yang meliputi sekitar 7080% dariseluruh immunoglobin. Setiap molekul IgG terdiri dari 2 rantai, yaitu rantai L dan 2rantai H yang dihubungkan oleh ikatan sulfida (formula molekul H 2L2). Karenamempunyai 2 tempat pengikatan yang identik, immunoglobulin bersifat divalen.Berdasarkan pada perbedaan anigenik rantai H dan pada jumlah dan lokasi ikatandisulfida, ada 4 sub kelas IgG, yaitu IgG1, IgG2, IgG3, dan IgG4. Sebagian besar IgGadalah IgG1 (65%). Antibodi IgG2 ditunjukkan pada antigen polisakarida yangmerupakan bagian sistem pertahanan penting terhadap bakteri berkapsul.

    IgG merupakan antibodi terpenting pada respons imun sekunder dan juga merupakanantibodi penting untuk pertahanan terhadap bakteri dan virus. IgG adalah satu-satunyaantibodi yang dapat melewati plasenta. Antibodi ini memberikan imunitas pasif yangtinggi pada bayi baru lahir.

    IgG yang tersebar merata di intravaskular dan ekstravaskular merupakan satu-satunyakelas antibodi yang bersifat antitoksin.

    Immunoglobin A (IgA)

    Merupakan immunoglobin utama pada sekret, seperti kolostrum, saliva, air mata, dansekret saluran perrnapasan, gastrointestinal, dan genitalia. IgA melindungi membranmukosa dari bakteri dan virus. Komponen sekretonik adalah suatu polipeptida yangdisintesis oleh sel-sel epitel yang dilewati perjalanan IgA ke permukaan mukosa.

    19

  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    20/37

    Immunoglobin M (IgM)

    Adalah immunoglobin utama yang diproduksi pada awal respons primer. IgM dapatditemukan sebagai monomer pada permukaan hampir semua sel B dan tempatnya

    berfungsi sebagai reseptor pengikatan antigen. IgM merupakan immunoglobin paling

    penting untuk aglutinasi, fiksasi komplemen, dan reaksi antibodi lain. IgM merupakanantibodi penting untuk pertahanan terhadap virus dan bakteri. IgM dapat diproduksi oleh janin pada beberapa infeksi tertentu. IgM mempunyai aviditas tertinggi karenainteraksinya dengan antigen dapat melibatkan ke tempat terikatnya sekaligus.

    Immunoglobin D (IgD)

    Sejauh ini belum diketahui fungsi antibodi immunoglobulin ini. Yang diketahui hanyalahfungsinya sebagai reseptor antigen karena dapat ditemukan pada permukaan beberapalimfosi B. Jumlahnya dalam serum sangat terbatas.

    Immunoglobulin E (IgE)

    Regio Fc IgE berikatan dengan permukaan sel mast dan basofil. IgE yang terikat berfungsi sebagai reseptor antigen (alergen) dan kompleks antigen-antibodinya memicuterjadinya respons alergi melalui pelepasan mediator. Jumlah IgE pada serum normalsangat sedikit (sekitar 0,004%), tetapi penderita reaksi alergi dapat mempunyai IgE dalam

    jumlah yang sangat meningkat. IgE tidak dapat memfiksasi komplemen maupunmelewati plasenta.

    L.O. 3.3. Memahami dan Menjelaskan Struktur Antibodi

    Antibody terdiri dari 4 rantai polipeptidayang saling berkaitan-dua rantai panjang yang beratdan dua rantai pendek yang ringan-yang tersusunmembentuk huruf Y. Karakteristik bagian lengan

    dari Y menentukan spesifisitas antibody (yaitu,dengan antigen apa antibody dapat berikatan). Sifatdari bagian ekor antibody menentukan sifatfungsional antibody (apa yang dilakukan antibodysetelah berikatan dengan antigen).

    Sebuah antibody memiliki dua tempat pengikatan antigen identic, satu di masing-masingujung lengan. Antigen binding fragment (Fab ,

    20

  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    21/37

    bagian pengikat antigen) ini bersifat unik untuk masing-masing antibody, sehingga setiap antibodyhanya dapat berinteraksi dengan satu antigen yangsecara spesifik cocok dengannya, seperti kunci dananak kuncinya. Sangat beragamnya bagian pengikat

    antigen dari berbagai antibody menyebabkanadanya antibody unik dalam jumlah sangat besar yang dapat berikatan secara spesifik dengan jutaanantigen berbeda.

    Berbeda dengan bagian Fab di ujung lengan yang bervariasi ini, bagian ekor setiapantibody dalam subkelas immunoglobulin yang sama bersifat identic. Bagian ekor, atau disebutbagian konstanta (Fc) , mengandung tempat untuk mengikat mediator tertentu yang aktivitasnyadiinduksi oleh antibody, yang berbeda-beda di antara berbagai subkelas antibody. Padakenyataannnya, perbedaan bagian konstan merupakan dasar untuk membedakan antara berbagaisubkelas immunoglobulin.

    L.I. 4. Respon Imun (Kekebalan)L.O. 4.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Respon ImunRespons imun adalah respons tubuh berupa suatu urutan kejadian yang kompleks

    terhadap antigen, untuk mengeliminasi antigen tersebut. Respons imun ini dapatmelibatkan berbagai macam sel dan protein, terutama sel makrofag, sel limfosit,komplemen, dan sitokin yang saling berinteraksi secara kompleks. Mekanisme

    pertahanan tubuh terdiri atas mekanisme pertahanan non spesifik dan mekanisme pertahanan spesifik.

    L.O. 4.2. Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Respon ImunRESPONS IMUN

    Dilihat dari berapa kali pajanan antigen maka dapat dikenal dua macam respons imun,yaitu respons imun primer dan respons imun sekunder.

    Respons imun primer Respons imun primer adalah respons imun yang terjadi pada pajanan pertama kalinya dengan antigen. Antibodi yang terbentuk pada respons imun primer kebanyakan adalah IgM dengan titer yang lebih rendah dibanding dengan responsimun sekunder, demikian pula daya afinitasnya. Waktu antara antigen masuk sampaidengan timbul antibodi ( lag phase ) lebih lama bila dibanding dengan respons imunsekunder

    Respons imun sekunder Pada respons imun sekunder, antibodi yang dibentuk

    kebanyakan adalah IgG, dengan titer dan afinitas yang lebih tinggi, serta fase lag lebih pendek dibanding respons imun primer. Hal ini disebabkan sel memori yang terbentuk pada respons imun primer akan cepat mengalamitransformasi blast, proliferasi, dandiferensiasi menjadi sel plasma yang menghasilkan antibodi. Demikian pula denganimunitas selular, sel limfosit T akan lebih cepat mengalami transformasi blast dan

    berdiferensiasi menjadi sel T aktif sehingga lebih banyak terbentuk sel efektor dan selmemori. Pada imunisasi, respons imun sekunder inilah yang diharapkan akan memberirespons adekuat bila terpajan pada antigen yang serupa kelak. Untuk mendapatkan titer

    21

  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    22/37

    antibodi yang cukup tinggi dan mencapai nilai protektif, sifat respons imun sekunder iniditerapkan dengan memberikan vaksinasi berulang beberapa kali.

    Mekanisme Pertahanan Non Spesifik Dilihat dari caranya diperoleh, mekanisme pertahanan non spesifik disebut juga respons imunalamiah. Yang merupakan mekanisme pertahanan non spesifik tubuh kita adalah kulit dengankelenjarnya, lapisan mukosa dengan enzimnya, serta kelenjar lain dengan enzimnya sepertikelenjar air mata. Demikian pula sel fagosit (sel makrofag, monosit, polimorfonuklear) dankomplemen merupakan komponen mekanisme pertahanan non spesifik.

    Permukaan tubuh, mukosa dan kulit Permukaan tubuh merupakan pertahanan pertama terhadap penetrasi mikroorganisme. Bila

    penetrasi mikroorganisme terjadi juga, maka mikroorganisme yang masuk akan berjumpadengan pelbagai elemen lain dari sistem imunitas alamiah.

    Kelenjar dengan enzim dan silia yang ada pada mukosa dan kulit Produk kelenjar menghambat penetrasi mikroorganisme, demikian pula silia pada mukosa.Enzim seperti lisozim dapat pula merusak dinding sel mikroorganisme.

    Komplemen dan makrofag Jalur alternatif komplemen dapat diaktivasi oleh berbagai macam bakteri secara langsungsehingga eliminasi terjadi melalui proses lisis atau fagositosis oleh makrofag atau leukosit yangdistimulasi oleh opsonin dan zat kemotaktik, karena sel-sel ini mempunyai reseptor untuk komponen komplemen (C3b) dan reseptor kemotaktik. Zat kemotaktik akan memanggil selmonosit dan polimorfonuklear ke tempat mikroorganisme dan memfagositnya.

    Protein fase akut Protein fase akut adalah protein plasma yang dibentuk tubuh akibat adanya kerusakan jaringan.Hati merupakan tempat utama sintesis protein fase akut. C-reactive protein (CRP)merupakansalah satu protein fase akut. Dinamakan CRP oleh karena pertama kali protein khas ini dikenalkarena sifatnya yang dapat mengikat protein C dari pneumokok. Interaksi CRP ini juga akanmengaktivasi komplemen jalur alternatif yang akan melisis antigen.Sel natural killer (NK) dan interferonSel NK adalah sel limfosit yang dapat membunuh sel yang dihuni virus atau sel tumor. Interferonadalah zat yang diproduksi oleh sel leukosit dan sel yang terinfeksi virus, yang bersifat dapatmenghambat replikasi virus di dalam sel dan meningkatkan aktivasi sel NK. Mekanisme Pertahanan Spesifik Bila pertahanan non spesifik belum dapat mengatasi invasi mikroorganisme maka imunitasspesifik akan terangsang. Mekanisme pertahanan spesifik adalah mekanisme pertahanan yangdiperankan oleh sel limfosit, dengan atau tanpa bantuan komponen sistem imun lainnya sepertisel makrofag dan komplemen. Dilihat dari caranya diperoleh maka mekanisme pertahananspesifik disebut juga respons imun didapat.

    Imunitas spesifik hanya ditujukan terhadap antigen tertentu yaitu antigen yangmerupakan ligannya. Di samping itu, respons imun spesifik juga menimbulkan memoriimunologis yang akan cepat bereaksi bila host terpajan lagi dengan antigen yang sama di

    22

  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    23/37

    kemudian hari. Pada imunitas didapat, akan terbentuk antibodi dan limfosit efektor yang spesifik terhadap antigen yang merangsangnya, sehingga terjadi eliminasi antigen.Sel yang berperan dalam imunitas didapat ini adalah sel yang mempresentasikan antigen ( APC =antigen presenting cell = makrofag ) sel limfosit T dan sel limfosit B. Sel limfosit T dan limfositB masing-masing berperan pada imunitas selular dan imunitas humoral. Sel limfosit T akan

    meregulasi respons imun dan melisis sel target yang dihuni antigen. Sel limfosit B akan berdiferensiasi menjadi sel plasma dan memproduksi antibodi yang akan menetralkan ataumeningkatkan fagositosis antigen dan lisis antigen oleh komplemen, serta meningkatkansitotoksisitas sel yang mengandung antigen yang dinamakan proses antibody dependent cell mediated cytotoxicy (ADCC).

    Imunitas selular Imunitas selular adalah imunitas yang diperankan oleh limfosit T dengan atau tanpa bantuankomponen sistem imun lainnya. Limfosit T adalah limfosit yang berasal dari sel pluripotensialyang pada embrio terdapat pada yolk sac ; kemudian pada hati dan limpa, lalu pada sumsumtulang. Dalam perkembangannya sel pluripotensial yang akan menjadi limfosit T memerlukan

    lingkungan timus untuk menjadi limfosit T matur.Di dalam timus, sel prekusor limfosit T akan mengekspresikan molekul tertentu pada permukaan membrannya yang akan menjadi ciri limfosit T. Molekul-molekul pada permukaanmembran ini dinamakan juga petanda permukaan atau surface marker , dan dapat dideteksi olehantibodi monoklonal yang oleh WHO diberi nama dengan huruf CD, artinya cluster of differentiation . Secara garis besar, limfosit T yang meninggalkan timus dan masuk ke darah

    perifer (limfosit T matur) terdiri atas limfosit T dengan petanda permukaan molekul CD4 danlimfosit T dengan petanda permukaan molekul CD8. Sel limfosit CD4 sering juga dinamakan selT4 dan sel limfosit CD8 dinamakan sel T8 (bila antibodi monoklonal yang dipakai adalahkeluaran Coulter Elektronics).

    Di samping munculnya petanda permukaan, di dalam timus juga terjadi penataan kembaligen ( gene rearrangement ) untuk nantinya dapat memproduksi molekul yang merupakan reseptor antigen dari sel limfosit T (TCR). Jadi pada waktu meninggalkan timus, setiap limfosit T sudahmemperlihatkan reseptor terhadap antigen diri ( self antigen ) biasanya mengalami aborsi dalamtimus sehingga umumnya limfosit yang keluar dari timus tidak bereaksi terhadap antigen diri.

    Secara fungsional, sel limfosit T dibagi atas limfosit T regulator dan limfosit T efektor.Limfosit T regulator terdiri atas limfosit T penolong (Th = CD4) yang akan menolongmeningkatkan aktivasi sel imunokompeten lainnya, dan limfosit T penekan (Ts = CD8) yangakan menekan aktivasi sel imunokompeten lainnya bila antigen mulai tereliminasi. Sedangkanlimfosit T efektor terdiri atas limfosit T sitotoksik (Tc = CD8) yang melisis sel target, danlimfosit T yang berperan pada hipersensitivitas lambat (Td = CD4) yang merekrut sel radang ketempat antigen berada.

    1. Pajanan antigen pada sel TUmumnya antigen bersifat tergantung pada sel T (TD = T dependent antigen ), artinya antigenakan mengaktifkan sel imunokompeten bila sel ini mendapat bantuan dari sel Th melalui zatyang dilepaskan oleh sel Th aktif. TD adalah antigen yang kompleks seperti bakteri, virus danantigen yang bersifat hapten. Sedangkan antigen yang tidak tergantung pada sel T (TI= T independent antigen ) adalah antigen yang strukturnya sederhana dan berulang-ulang,

    biasanya bermolekul besar.

    23

  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    24/37

    Limfosit Th umumnya baru mengenal antigen bila dipresentasikan bersama molekul produk MHC ( major histocompatibility complex ) kelas II yaitu molekul yang antara lain terdapat pada membran sel makrofag. Setelah diproses oleh makrofag, antigen akan dipresentasikan bersama molekul kelas II MHC kepada sel Th sehingga terjadi ikatan antara TCR denganantigen. Ikatan tersebut terjadi sedemikian rupa dan menimbulkan aktivasi enzim dalam sel

    limfosit T sehingga terjadi transformasi blast, proliferasi, dan diferensiasi menjadi sel Th aktif dan sel Tc memori. Sel Th aktif ini dapat merangsang sel Tc untuk mengenal antigen danmengalami transformasi blast, proliferasi, dan diferensiasi menjadi sel Tc memori dan sel Tcaktif yang melisis sel target yang telah dihuni antigen. Sel Tc akan mengenal antigen pada seltarget bila berasosiasi dengan molekul MHC kelas I (lihat Gambar 3-2). Sel Th aktif juga dapatmerangsang sel Td untuk mengalami transformasi blast, proliferasi, dan diferensiasi menjadi selTd memori dan sel Td aktif yang melepaskan limfokin yang dapat merekrut makrofag ke tempatantigen.

    2. LimfokinLimfokin akan mengaktifkan makrofag dengan menginduksi pembentukan reseptor Fc dan C3B

    pada permukaan makrofag sehingga mempermudah melihat antigen yang telah berikatan denganantibodi atau komplemen, dan dengan sendirinya mempermudah fagositosis. Selain itu limfokinmerangsang produksi dan sekresi berbagai enzim serta metabolit oksigen yang bersifat bakterisidatau sitotoksik terhadap antigen (bakteri, parasit, dan lain-lain) sehingga meningkatkan daya

    penghancuran antigen oleh makrofag.

    3. Aktivitas lain untuk eliminasi antigenBila antigen belum dapat dilenyapkan maka makrofag dirangsang untuk melepaskan faktor fibrogenik dan terjadi pembentukan jaringan granuloma serta fibrosis, sehingga penyebarandapat dibatasi.

    Sel Th aktif juga akan merangsang sel B untuk berproliferasi dan berdiferensiasi menjadisel plasma yang mensekresi antibodi (lihat bab tentang imunitas humoral). Sebagai hasil akhir aktivasi ini adalah eliminasi antigen. Selain eliminasi antigen, pemajanan ini juga menimbulkansel memori yang kelak bila terpajan lagi dengan antigen serupa akan cepat berproliferasi dan

    berdiferensiasi.

    Imunitas humoral Imunitas humoral adalah imunitas yang diperankan oleh sel limfosit B dengan atau tanpa

    bantuan sel imunokompeten lainnya. Tugas sel B akan dilaksanakan oleh imunoglobulin yangdisekresi oleh sel plasma. Terdapat lima kelas imunoglobulin yang kita kenal, yaitu IgM, IgG,IgA, IgD, dan IgE.

    Limfosit B juga berasal dari sel pluripotensial yang perkembangannya pada mamaliadipengaruhi oleh lingkungan bursa fabricius dan pada manusia oleh lingkungan hati, sumsumtulang dan lingkungan yang dinamakan gut-associated lymphoid tissue (GALT). Dalam

    perkembangan ini terjadi penataan kembali gen yang produknya merupakan reseptor antigen pada permukaan membran. Pada sel B ini reseptor antigen merupakan imunoglobulin permukaan( surface immunoglobulin ). Pada mulanya imunoglobulin permukaan ini adalah kelas IgM, dan

    pada perkembangan selanjutnya sel B juga memperlihatkan IgG, IgA dan IgD pada membrannyadengan bagian F(ab) yang serupa. Perkembangan ini tidak perlu rangsangan antigen hinggasemua sel B matur mempunyai reseptor antigen tertentu.

    24

  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    25/37

    1. Pajanan antigen pada sel B

    Antigen akan berikatan dengan imunoglobulin permukaan sel B dan dengan bantuan sel Th (bagiantigen TD) akan terjadi aktivasi enzim dalam sel B sedemikian rupa hingga terjadilahtransformasi blast, proliferasi, dan diferensiasi menjadi sel plasma yang mensekresi antibodi dan

    membentuk sel B memori. Selain itu, antigen TI dapat secara langsung mengaktivasi sel B tanpa bantuan sel Th.Antibodi yang disekresi dapat menetralkan antigen sehingga infektivitasnya hilang, atau

    berikatan dengan antigen sehingga lebih mudah difagosit oleh makrofag dalam proses yangdinamakan opsonisasi. Kadang fagositosis dapat pula dibantu dengan melibatkan komplemenyang akan berikatan dengan bagian Fc antibodi sehingga adhesi kompleks antigen-antibodi padasel makrofag lebih erat, dan terjadi endositosis serta penghancuran antigen oleh makrofag.Adhesi kompleks antigen-antibodi komplemen dapat lebih erat karena makrofag selainmempunyai reseptor Fc juga mempunyai reseptor C3B yang merupakan hasil aktivasikomplemen.

    Selain itu, ikatan antibodi dengan antigen juga mempermudah lisis oleh sel Tc yang

    mempunyai reseptor Fc pada permukaannya. Peristiwa ini disebut antibody-dependent cellular mediated cytotoxicity (ADCC). Lisis antigen dapat pula terjadi karena aktivasi komplemen.Komplemen berikatan dengan bagian Fc antibodi sehingga terjadi aktivasi komplemen yangmenyebabkan terjadinya lisis antigen.

    Hasil akhir aktivasi sel B adalah eliminasi antigen dan pembentukan sel memori yangkelak bila terpapar lagi dengan antigen serupa akan cepat berproliferasi dan berdiferensiasi. Halinilah yang diharapkan pada imunisasi. Walaupun sel plasma yang terbentuk tidak berumur

    panjang, kadar antibodi spesifik yang cukup tinggi mencapai kadar protektif dan berlangsungdalam waktu cukup lama dapat diperoleh dengan vaksinasi tertentu atau infeksi alamiah. Hal inidisebabkan karena adanya antigen yang tersimpan dalam sel dendrit dalam kelenjar limfe yangakan dipresentasikan pada sel memori sewaktu-waktu di kemudian hari. L.I. 5. Vaksin

    L.O. 5.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi VaksinVaksin merupakan suspensi mikroorganisme yang dilemahkan atau diinaktivasikan

    (bakteri, virus, atau riketsia), atau protein antigenik dari berbagai organisme tersebut, yangdiberikan untuk mencegah, meringankan, atau mengobati penyakit.

    L.O. 5.2. Memahami dan Menjelaskan Jenis VaksinJenis Vaksin Penyakit Keuntungan Kerugian

    Vaksin hidup

    Vaksin yang berisimikro organismehidup namundilemahkan atau di

    buat avirulen.

    Campak, parotitis,Polio, Virus rota,rubella, varisella,yellow fever,tuberculosis.

    Respon imun kuat,sering seumur hidupdengan beberapadosis.

    Memerlukan alat pendingin untuk menyimpan dan dapat

    berubah menjadi bentuk virulen.

    Vaksin mati Kolera, influenza, Stabil, aman Respon imun lemah,

    25

  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    26/37

    Vaksin yang berisimikro organisme tak hidup namun masihterdapat antigen yangdapat merangsangantibody.

    hepatitis A, pes,rabies, polio (salk).

    disbanding vaksinhidup, tidak memerlukan alat

    pendingin.

    biasanya diperlukansuntikan booster.

    Toksoid

    Vaksin yangmengandung toksin

    bakteri yangdiinaktifkan denganformalin.

    Difteri, tetanus Respon imun dipacuuntuk mengenaltoksin bakteri.

    Subunit.

    Vaksin yangmenggunakan bagianterbaik dari antigenuntuk merangsangsystem imun.

    Hepatitis B, pertussis,S.pneumoni.

    Antigen spesifik menurunkankemungkinan efek samping.

    Sulit untuk dikembangkan.

    Konjugat

    Vaksin yang dibuat

    dari polisakaridakapsul bakteri yangdikonjugasikandengan protein

    pembawa.

    H.influenza tipe B,S.pneumoni

    Memacu systemimun tubuh untuk mengenal kuman

    tertentu.

    DNA

    Vaksin yang terdiridari plasmid bakteriyang mengandung

    DNA yang menyandi protein antigen.

    Dalam uji klinis. Respon imunhumoral dan selular kuat, relative tidak mahal untuk manufaktur.

    Belum diperoleh.

    Vector rekombinan.

    Vaksin yang dibuatmenggunakan virusatau bakteri yang

    Dalam uji klinis. Menyerupai infeksialamiah,menghasilkan responimun kuat.

    Belum diperoleh.

    26

  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    27/37

    dimodifikasi untuk menghantarkan gen(sebagai vector) yangmenyandi antigenmikroba ke sel tubuh.

    L.O. 5.3. Memahami dan Menjelaskan Mekanisme Vaksin

    Mekanisme vaksin BCG :Mekanisme menginduksi kekebalan aktif terhadap tuberkulosis tidak diketahui. Mungkin

    melibatkan stimulasi sistem retikuloendotelial untuk membentuk makrofag-makrofag dan sel-selteraktivasi lainnya yang mencegah multiplikasi Mycobacterium tuberculosis. Dalam sistemik,vaksin hidup BCG menginduksi kekebalan yang diperantarai oleh sel untuk melawantuberkulosis. Mekanisme kerjanya tidak diketahui dan tidak jelas.

    Vaksin menyiapkan tubuh agar siap melawan penyakit tanpa memaparkan gejala-gejala penyakittertentu. Berikut cara kerjanya :Saat penyusup asing seperti bakteri atau virus memasuki tubuh, sel kekebalan Lymphocytesmerespon dengan memproduksi molekul protein (antibodi). Antibodi inilah yang melawan

    penyusup (antigen) dan melindungi agar tak terjadi infeksi lebih lanjut.Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), individu sehat bisa menghasilkan jutaan antibodi sehariguna melawan infeksi akibat masuknya antigen yang tak diketahui ke dalam tubuh secara efisien.

    Namun saat pertama tubuh menghadapi penyusup ini, butuh beberapa hari agar antibodi maumerespon. Pada antigen yang benar-benar 'menjijikkan', seperti campak atau batuk, beberapa hariagar antibodi muncul terasa terlalu lama. Pasalnya, infeksi bisa menyebar, bahkan membunuh

    seseorang sebelum sistem kekebalan sempat melawannya. Saat itulah, vaksin datang.Menurut Childrens Hospital of Philadelphia Vaccine Education Center, vaksin terbuat dariantigen mati atau lemah. Antigen ini tak bisa menyebabkan infeksi, namun sistem kekebalantubuh masih menganggapnya sebagai musuh dan meresponnya dengan antibodi. Setelahancaman berlalu, banyak antibodi pergi, namun sel kekebalan meminta sel memori tetaptingggal. Saat tubuh menghadapi antigen kembali, sel memori menghasilkan antibodi dengancepat dan menyerang penyusup sebelum terlambat. Vaksin juga bekerja di tingkat komunitas.Menurut CDC, orang yang terlalu muda atau sistem kekebalannya terlalu lemah tak bisadivaksin. Namun, jika semua orang divaksin, orang yang tak divaksin akan dilindungi HerdImmunity. Dalam kata lain, hal inilah yang menjaga orang tak terinfeksi sehingga tak sakit.

    L.O. 5.4. Memahami dan Menjelaskan Penyimpanan VaksinTerkait dengan penyimpanan vaksin, aturan umum untuk sebagian besar vaksin, bahwa vaksinharus didinginkan pada temperature 2-8 C dan tidak membeku. Sejumlah vaksin (DPT,Hib, Hepatitis B dan Hepatitis A) akan tidak aktif bila beku. Vaksin yang disimpan dan diangkutsecara tidak benar akan kehilangan potensinya. Instruksi pada lembar penyuluhan (brosur)informasi produk harus disertakan.

    27

    http://www.indonesian-publichealth.com/2013/03/penyakit-yang-dapat-dicegah-dengan-imunisasi.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2013/03/penyakit-yang-dapat-dicegah-dengan-imunisasi.html
  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    28/37

    Penyimpanan vaksin membutuhkan suatu perhatian khusus karena vaksin merupakan sediaan biologis yang rentan terhadap perubahan temperatur lingkungan. Pada setiap tahapan rantaidingin maka transportasi vaksin dilakukan pada temperature 0oC sampai 8C. Vaksin polio bolehmencair dan membeku tanpa membahayakan potensi vaksin. Vaksin DPT , DT, dT, hepatitis-Bdan Hib akan rusak bila membeku pada temperature 0 ( vaksin hepatitis -B akan membeku

    sekitar -0,5C).

    Menurut Petunjuk Pelaksanaan Program Imunisasi, Depkes RI, 1992, sarana penyimpananvaksin di setiap tingkat administrasi berbeda. Di tingkat pusat, sarana penyimpan vaksin adalahkamar dingin/cold room. Ruangan ini seluruh dindingnya diisolasi untuk menghindarkan panasmasuk ke dalam ruangan. Ada 2 kamar dingin yaitu dengan suhu +2o C sampai +8o C dan suhu-20o C sampai -25o C. Sarana ini dilengkapi dengan generator cadangan untuk mengatasi

    putusnya aliran listrik. Di tingkat provinsi vaksin disimpan pada kamar dingin dengan suhu -20oC sampai -25o C, di tingkat kabupaten sarana penyimpanan vaksin menggunakan lemari es danfreezer.

    Dasar yang menjadi pertimbangan dalam memilih cold chain antara lain meliputi jumlah sasaran,volume vaksin yang akan dimuat, sumber energi yang ada, sifat , fungsi serta stabilitas suhusarana penyimpanan, suku cadang dan anjuran WHO atau hasil penelitian atau uji coba yang

    pernah dilakukan. Sarana cold chain di tingkat Puskesmas merupakan sarana penyimpananvaksin terakhir sebelum mencapai sasaran. Tingginya frekuensi pengeluaran dan pengambilanvaksin dapat menyebabkan potensi vaksin cepat menurun.

    Standar Penempatan VaksinUntuk melakukan pemantauan suhu rantai dingin (cold chain) vaksin maka digunakan pemantausuhu. Pada kamar dingin (cold room) alat pemantau suhu berupa lampu alarm yang akanmenyala bila suhu di dalamnya melampaui suhu yang ditetapkan. Untuk memantau suhu lemari

    es selain menggunakan termometer yang terletak pada dinding luar lemari es juga menggunakantermometer yang diletakkan dalam lemari es.Sementara standar WHO ( Users handbook for vaccine, 2002) , menjelaskan detail susunan vaksin dalam lemari es sebagaimana pada gambar disamping :

    Agar vaksin tetap mempunyai potensi yang baik sewaktu diberikan kepada sasaran maka vaksinharus disimpan pada suhu tertentu dengan lama penyimpanan yang telah ditentukan di masing-

    28

    http://www.indonesian-publichealth.com/2013/03/vaksin-kombinasi.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2013/03/vaksin-kombinasi.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2013/03/vaksin-kombinasi.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2013/03/vaksin-kombinasi.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2013/03/respon-imun-vaksin.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2013/03/respon-imun-vaksin.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2013/03/respon-imun-vaksin.htmlhttp://1.bp.blogspot.com/-IUsmqfJMt1Q/UFaI52movxI/AAAAAAAAA0s/7Q2EUTntjcY/s1600/Kulkas+Vaksin.pnghttp://www.indonesian-publichealth.com/2013/03/vaksin-kombinasi.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2013/03/vaksin-kombinasi.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2013/03/vaksin-kombinasi.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2013/03/respon-imun-vaksin.html
  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    29/37

    masing tingkatan administrasi. Untuk menjaga rantai dingin vaksin yang disimpan pada lemari esdi Puskesmas, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

    1. Pengaturan dan penataan vaksin di dalam lemari es

    2. Pengontrolan suhu lemari es dengan penempatan termometer di dalam lemari di tempatyang benar dan pencatatan suhu pada kartu suhu atau grafik suhu sebanyak dua kalisehari pada pagi dan siang hari

    3. Pencatatan data vaksin di buku catatan vaksin meliputi tanggal diterima atau dikeluarkan,nomor batch, tanggal kadaluarsa, jumlah diterima atau dikeluarkan dan jumlah sisa yangada.

    Cara penyimpanan untuk vaksin sangat penting karena menyangkut potensi dan daya antigennya.Beberapa faktor yang mempengaruhi penyimpanan vaksin adalah antara lain suhu, sinar matahari

    dan kelembaban. Sedangkan standard waktu penyimpanan vaksin disetiap tingkatan,menurut users handbook for vaccine cold room or freezer room , WHO ( 2002), sebagaimanagambar berikut :

    Standar Tempat dan Suhu VaksinPada awalnya vaksin yang berasal dari virus hidup seperti polio dan campak , harus disimpan

    pada suhu di bawah 0oC. Namun berdasarkan penelitian berikutnya, ternyata hanya vaksin polioyang masih memerlukan suhu dibawah 0oC. Sementara vaksin campak dapat disimpan direfrigerator pada suhu 2oC-8oC. Sedangkan vaksin lainnya harus disimpan pada suhu 2oC-8oC.

    L.I. 6. ImunisasiL.O. 6.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Imunisasi

    Imunisasi adalah prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas, memberikan imunitas protektif

    dengan menginduksi respons memori terhadap pathogen tertentu/toksin dengan menggunakan preparat antigen nonvirulen/nontoksik.

    L.O. 6.2. Memahami dan Menjelaskan Jenis Imunisasi

    29

    Imunisasi

    Alamia

    h

    Pasif Aktif

    Buata

    n

    Aktif Pasif

    http://www.indonesian-publichealth.com/2013/03/penyakit-yang-dapat-dicegah-dengan-imunisasi.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2013/03/penyakit-yang-dapat-dicegah-dengan-imunisasi.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2013/03/vaksin-kombinasi.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2013/03/vaksin-kombinasi.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2013/03/vaksin-kombinasi.htmlhttp://2.bp.blogspot.com/-lt1DKF25LSY/UFaKKjySI6I/AAAAAAAAA00/R2YOMICW_6w/s1600/Suhu+dan+Tempat+penyimpanan+vaksin.jpghttp://www.indonesian-publichealth.com/2013/03/penyakit-yang-dapat-dicegah-dengan-imunisasi.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2013/03/vaksin-kombinasi.html
  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    30/37

    Imunisasi aktif Imunisasi aktif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen

    seperti pada imunisasi, atau terpajan secara alamiah. Kekebalan aktif biasanya berlangsung lebihlama karena adanya memori imunologik.

    Imunisasi aktif :- Imunisasi aktif alamiah

    Adalah kekebalan tubuh yang secara otomatis diperoleh setelah sembuh dari suatu penyakit.

    - Imunisasi aktif buatanAdalah kekebalan tubuh yang didapat dari vaksinasi yang diberikan untuk mendapatkan perlindungan dari suatu penyakit.

    Imunisasi aktif merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu proses infeksi buatan, sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik yang akanmenghasilkan respons seluler dan humoral, serta dihasilkannya cell memory . Jika benar-benar terjadi infeksi, maka tubuh secara cepat dapat merespon. Dalam imunisasi aktif terdapat 4macam kandungan dalam setiap vaksinnya, yang dijelaskan sebagai berikut :

    - Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau mikroba gunaterjadinya semacam infeksi buatan (berupa polisakarida, toksoid, virus yang dilemahkan,atau bakteri yang dimatikan).

    - Pelarut dapat berupa air steril atau berupa cairan kultur jaringan.

    - Preservative, stabilizer, dan antibiotic yang berguna untuk mencegah tumbuhnya mikrobasekaligus untuk stabilisasi antigen.

    - Adjuvans (bahan yang berbeda dari antigen yang ditambahkan ke vaksin untuk meningkatkan respon imun, aktivasi sel T melalui peningkatan akumulasi APC di tempat

    pajanan antigen dan ekspresi kostimulator dan sitokin oleh APC) yang terdiri atas garamaluminium yang berfungsi untuk meningkatkan imunogenitas antigen.

    Imunisasi pasif Imunisasi pasif adalah kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat oleh individu

    itu sendiri. Contohnya adalah kekebalan pada janin yang diperoleh dari ibu, atau kekebalan yangdiperoleh setelah pemberian suntikan imunoglobulin. Kekebalan pasif tidak berlangsung lamakarena akan dimetabolisme oleh tubuh. Waktu paruh IgG adalah 28 hari, sedangkan waktu paruhimunoglobulin lainnya lebih pendek.

    Imunisasi pasif :- Imunisasi pasif alamiah

    30

  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    31/37

    Adalah antibodi yang didapat seseorang karena diturunkan oleh ibu yang merupakanorangtua kandung langsung ketika berada dalam kandungan.

    - Imunisasi pasif buatanAdalah kekebalan tubuh yang diperoleh karena suntikan serum untuk mencegah

    penyakit tertentu.

    Contoh : pemberian ATS

    Imunisasi pasif merupakan pemberian zat (imunoglobulin), yaitu suatu zat yang dihasilkanmelalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang yangdigunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi.

    Imunisasi pasif terjadi bila seseorang menerima antibody atau produk sel dari orang lain yangtelah mendapat imunisasi aktif. Transfer sel yang kompeten imun kepada pejamu yangsebelumnya imun inkompeten, disebut transfer adoptif.

    L.O. 6.3. Memahami dan Menjelaskan Cara ImunisasiCarapemberian Nama vaksin

    Suntikan IM Tetanus, kolera, hemofilus (influenza tipe B), pneumokokus, tifoid, HepB,HepA, influenza, rabies

    Suntikan SK Kolera, pneumokokus, meningokokus, BCG, campak, mumps (parotitis), polioinactivated, rubela, yellow fever, japanese B encephalitisSuntikan IK BCG, rabiesOral Polio oral

    Usia Intramuscular Subkutan

    0-12 bulan Anterolateral paha bagian atas Bagian berlemakpahaanterolateral

    12-36 bulan Anterolateral paha ataskecuali bila deltoid cukup

    berkembang

    Bagian berlemak anterolateral paha atau bagian atas luar trisepslengan

    36 bulan danlebih tua

    Deltoid Bagian atas luar triseps lengan

    Penyuntikan IM dianjurkan pada kasus dimana bila dilakukan penyuntikkan subkutanatau intrakutan dapat menimbulkan iritasi, indurasi, perubahan warna kulit, peradangan,

    pembentukkan granuloma.

    A. BCGUmur : 0 11 blnDosis : 0,05 ccCara : Intrakutan, lengan kanan

    31

  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    32/37

    Jumlah suntikan : Satu kaliEfek samping :1. Reaksi normalBakteri BCG ditubuh bekerja dengan sangat lambat. Setelah 2 minggu akan terjadi

    pembengkakan kecil merah di tempat penyuntikan dengan garis tengah 10 mm.

    Setelah 2 3 minggu kemudian, pembengkakan menjadi abses kecil yang kemudian menjadiluka dengan garis tengah 10 mm, jangan berikan obat apapun pada luka dan biarkan terbuka atau bila akan ditutup gunakan kasa kering. Luka tersebut akan sembuh dan meninggalkan jaringan parut tengah 3-7 mm.2. Reaksi beratKadang terjadi peradangan setempat yang agak berat atau abses yang lebih dalam, kadang jugaterjadi pembengkakan di kelenjar limfe pada leher / ketiak, hal ini disebabkan kesalahan

    penyuntikan yang terlalu dalam dan dosis yang terlalu tinggi.3. Reaksi yang lebih cepatJika anak sudah mempunyai kekebalan terhadap TBC, proses pembengkakan mungkin terjadilebih cepat dari 2 minggu, ini berarti anak tersebut sudah mendapat imunisasi BCG atau

    kemungkinan anak tersebut telah terinfeksi BCG.B. DPTUmur : 2 11 blnDosis : 0,05 ccCara : IM / SC, jumlah suntikan : 3 xSelang pemberian : Minimal 4 mingguEfek samping :1. PanasKebanyakan anak akan menderita panas pada sore hari setelah mendapat imunisasi DPT, tapi

    panas ini akan sembuh 1 2 hari. Anjurkan agar jangan dibungkus dengan baju tebal dandimandikan dengan cara melap dengan air yang dicelupkan ke air hangat.2. Rasa sakit di daerah suntikanSebagian anak merasa nyeri, sakit, kemerahan, bengkak.3. PeradanganBila pembengkakan terjadi seminggu atau lebih, maka hal ini mungkin disebabkan peradangan,mungkin disebabkan oleh jarum suntik yang tidak steril karena :- Tersentuh- Sebelum dipakai menyuntik jarum diletakkan diatas tempat yang tidak steril.- Sterilisasi kurang lama.- Pencemaran oleh kuman.4. Kejang-kejangReaksi yang jarang terjadi sebaliknya diketahui petugas reaksi disebabkan oleh komponen darivaksin DPT.C. PolioUmur : 0 11 blnDosis : 2 tetesCara : Meneteskan ke dalam mulutSelang waktu : Berikan 4 x dengan jarak minimal 4 minggu.Efek samping :

    32

  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    33/37

    Bila anak sedang diare ada kemungkinan vaksin tidak bekerja dengan baik karena ada gangguan penyerapan vaksin oleh usus akibat diare berat.D. Hepatitis BUmur : Mulai umur 0 bulanDosis : 0, 5 cc / pemberian

    Cara : Suntikan IM pada bagian luar Jumlah suntikan : 3 xSelang pemberian : 3 dosis dengan jarak suntikan 1 bulan dan 5 bulan.Efek samping : tidak adaE. Campak Umur : 9 bln.Dosis : 0, 5 ccCara : Suntikan secara IM di lengan kiri atasJumlah suntikan : 1 x dapat diberikan bersamaan dengan pemberian vaksin lain tapi tidak dicampur dalam 1 semprit.Efek samping vaksin campak : panas dan kemerahan.

    Anak-anak mungkin panas selama 1 3 hari setelah 1 minggu penyuntikan, kadang disertaikemerahan seperti penderita campak ringan.Jadwal Pemberian Imunisasi

    VaksinPemberianImunisasi

    Selang Waktu Umur

    BCG 1 x 0 11 bulan

    DPT 3 x (1, 2, 3) 4 mgg 2 11 bulan

    Polio 4x (1, 2, 3, 4) 4 mgg 0 11 bulan

    Campak 1 x 9 11 bulan

    Hep. B 3 x (1, 2, 3) 4 mgg 0 11 bulan

    L.O. 6.4. Memahami dan Menjelaskan Jadwal Pemberian Imunisasi

    JADWAL IMUNISASI 2011REKOMENDASI IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA (IDAI)

    33

  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    34/37

    L.I. 7. Pandangan Islam terhadap Vaksinasi

    Masalah ini diperselisihkan ulama menjadi dua pendapat :

    1. Boleh dalam kondisi darurat. Ini pendapat Hanafiyyah, Syafiiyyah, dan Ibnu Hazm.Di antara dalil mereka adalah keumuman firman Allah :Sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecualiapa yang terpaksa kamu memakannya... . (QS. Al- Anam [6]:119)

    Demikian juga Nabi membolehkan sutera bagi orang yang terkena penyakit kulit, Nabimembolehkan emas bagi sahabat arfajah untuk menutupi aibnya, dan bolehnya orang yangsedang ihrom untuk mencukur rambutnya apabila ada penyakit di rambutnya.

    Imunisasi hukumnya boleh dan tidak terlarang, karena termasuk penjagaan diri dari

    penyakit sebelum terjadi.Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Barangsiapa yang memakan tujuh

    butir kurma ajwah, maka dia akan terhindar sehari itu dari racun dan sihir (HR. Bukhari :5768, Muslim : 4702).

    Hadits ini menunjukkan secara jelas tentang disyariatkannya mengambil sebab untuk membentengi diri dari penyakit sebelum terjadi. Demikian juga kalau dikhawatirkan terjadiwabah yang menimpa maka hukumnya boleh sebagaimana halnya boleh berobat tatkala terkena

    penyakit.

    34

  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    35/37

    2. Tidak boleh secara mutlak. Ini adalah madzab Malikiyyah dan Hanabillah.Di antara dalil mereka adalah sabda Nabi :Sesungguhnya allah menciptakan penyakit dan obatnya, maka berobatlah dan jangan berobat dengan benda haram (ash-Shohihah:4/174)

    Alasan lainnya karena berobat hukumnya tidak wajib menurut jumhur ulama, dan karena sembuhdengan berobat bukanlah perkara yang yakin.

    Fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia)Majelis Ulama Indonesia dalam rapat pada 1 Syaban 1423H, setelah mendiskusikan masalah inimereka menetapkan :1). Pada dasarnya, penggunaan obat-obatan, termasuk vaksin, yang berasal dari ataumengandung- benda najis ataupun benda terkena najis adalah haram.2). Pemberian vaksin IPV kepada anak-anak yang menderita immunocompromise, pada saat ini,dibolehkan, sepanjang belum ada IPV jenis lain yang suci dan halal.

    Penggunaan Vaksin Polio Khusus (IPV)Setelah sekelumit informasi tantang imunisasi di atas, sekarang kita masuk kepada permasalahaninti yang menjadi polemik hangat akhir-akhir ini, yaitu imunisasi dengan menggunakan vaksin

    polio khusus (IPV) yang dalam proses pembuatannya menggunakan enzim yang berasal dari babi. Bagaimanakah gambaran permasalahan yang sebenarnya ? Dan bagaimanakah statushukumnya?1. Dhorurat dalam ObatDhorurat (darurat) adalah suatu keadaan terdesak untuk menerjang keharaman, yaitu ketikaseorang memilki keyakinan bahwa apabila dirinya tidak menerjang larangan tersebut niscayaakan binasa atau mendapatkan bahaya besar pada badannya, hartanya atau kehormatannya.Dalam suatu kaidah fiqhiyyah dikatakan :

    Darurat itu membolehkan suatu yang dilarang

    Namun kaidah ini harus memenuhi dua persyaratan: tidak ada pengganti lainya yang boleh(mubah/halal) dan mencukupkan sekadar untuk kebutuhan saja.

    Oleh karena itu, al-Izzu bin Abdus Salam mengatakan : Seandainya seorang terdesak untuk makan barang najis maka dia harus memakannya, sebab kerusakan jiwa dan anggota badan lebih

    besar daripada kerusakan makan barang najis.

    2. Kemudahan Saat KesempitanSesungguhnya syariat islam ini dibangun di atas kemudahan. Banyak sekali dalil-dalil yang

    mendasari hal ini, bahkan Imam asy-Syathibi mengatakan: Dalil-dalil tentang kemudahan bagiumat ini telah mencapai derajat yang pasti.

    Semua syariat itu mudah. Namun, apabila ada kesulitan maka akan ada tambahankemudahan lagi. Alangkah bagusnya ucapan Imam asy-Syafii tatkala berkata : Kaidah syariat itu dibangun (di atas dasar) bahwa segala sesuatu apabila sempit makamenjadi luas.

    35

  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    36/37

    Hipotesis

    36

  • 7/29/2019 Wrap Up mencegah penyakit dengan vaksinasi

    37/37

    Daftar Pustaka

    Artikel Standar Penyimpanan Vaksin Menurut Depkes RI dan WHO

    Baratawidjaja, Karnen Garna dan Iris Rengganis. 2012. Imunologi Dasar. Edisi 10. Jakarta:Balai Penerbit FKUI

    Children Allergy Clinic. Availableat :http://childrenallergyclinic.wordpress.com/2009/05/16/imunologi-imunisasi/

    Indonesian Public Health. Available at: http://www.indonesian- publichealth.com/2012/09/standar-penyimpanan-vaksin.html

    Medica Therapy. Available at: http://medicatherapy.com/index.php/content/printversion/204

    Raden, Inmar. 2011. Anatomi Sistem Limfatikus . Jakarta : Bagian Anatomi Fakultas KedokteranUniversitas Yarsi

    Sherwood, Lauralee. 2007. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem . Edisi 6. Jakarta:EGC.

    Zuhroni. 2010. Profesionalisme Dokter dalam, Pandangan Islam Terhadap Masalah Kedokterandan Kesehatan . Jakarta : Bagian Agama Universitas Yarsi

    http://childrenallergyclinic.wordpress.com/2009/05/16/imunologi-imunisasi/http://www.indonesian-publichealth.com/2012/09/standar-penyimpanan-vaksin.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2012/09/standar-penyimpanan-vaksin.htmlhttp://medicatherapy.com/index.php/content/printversion/204http://medicatherapy.com/index.php/content/printversion/204http://childrenallergyclinic.wordpress.com/2009/05/16/imunologi-imunisasi/http://www.indonesian-publichealth.com/2012/09/standar-penyimpanan-vaksin.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2012/09/standar-penyimpanan-vaksin.htmlhttp://medicatherapy.com/index.php/content/printversion/204