visi kekaderan hmi dalam menjawab tantangan zaman (harian pelita 27 desember 2012 hal 19)

1
HARIAN PELITA KAMIS | 27 DESEMBER 2012/13 SHAFAR 1434 H 19 SAMBUNGAN Ada WBS yang Pernah Lama Tinggal di Amerika T erhadap Warga Binaan So- sial atau WBS yang baru masuk baik dari hasil pener- tiban maupun rujukan masyara- kat, proses identifikasi dan ases- men, baru dilakukan setelah WBS diberi makan. Wawancara anta- ralain meliputi pertanyaan asal usul hingga bagaimana si WBS hidup di jalanan (bagi mereka yang terjaring operasi penertiban) dan hal-hal lain yang menyangkut jatidiri yang bersangkutan. ‘’Jika yang bersangkutan masih me- miliki keluarga dan mereka bisa memberi alamat di mana keluarga mereka, kami akan menghubungi keluarga mereka,’’ kata Yanti Afi- yanti, Kepala PSTW Budi Mulia 4 Margaguna. Yanti memiliki cerita keti- ka menemukan keluarga salah seorang WBS. Setelah diberitahu orangtuanya ada di panti, si anak WBS ternyata tidak mau peduli. Bahkan ketika dikabari sang ayah sakit keras, si anak tak mau juga menengok. ‘’Semua WBS punya cerita masing-masing,’’ kata Yanti. Menurut Yanti, di PSTW 4 Marga- guna yang dia pimpin, bahkan ada WBS yang fasih berbahasa Inggris karena yang bersangkutan pernah lama tinggal di Amerika Serikat. WBS ini juga masih memiliki ke- luarga namun yang bersangkutan tidak mau tinggal bersama ke- luarganya karena si WBS merasa disakiti dan dikhianati oleh ke- luarganya sendiri. Konon, selama puluhan tahun bekerja di Amerika Serikat, si WBS setiap bulan meng- irimkan gajinya pada saudaranya yang ada di Jakarta. Harapannya, uang itu ditabung sebagai bekal kelak kalau dia pulang kembali ke Jakarta. Namun setelah kem- bali ke Jakarta, uangnya ternyata sudah habis oleh keluarganya sendiri sehingga harapannya bisa hidup tenang di rumah sendiri un- tuk menghabiskan m asa tuanya, menjadi sirna. Yang bersangkutan akhirnya memilih tinggal di panti atas permintaan sendiri. Tidak ada deadline sampai ka- pan para WBS berada di panti. Menurut Marwiati, Tuti dan Yanti, ada memang WBS yang dipulang- kan karena dijemput keluarga mereka. Tapi banyak WBS yang tidak diketahui lagi keluarga mer- eka sementara WBS sendiri sudah betah tinggal di panti. Selama di panti, berbagai kegitan diadakan seperti pelatihan ketrampilan, pembinaan mental dan spiritual dan tidak terkecuali olahraga. Di PSTW 3 Ciracas misalnya, ada kegiatan berkebun dan memeli- hara ternak seperti kambing. Di semua panti jompo ada pengajian rutin baik dengan mendatangkan ustad dari luar maupun oleh staf panti serndiri. Mereka cukup rajin melaksanakan ibadah seperti sho- lat berjamaah. Mencermati bagaimana para pramu dan staf panti melayani para WBS, bisa dikatakan luar biasa. Misalnya WBS yang tidak bisa pergi ke kamar mandi karena usia yang sudah ucur atau pikun, pramu membersihkan tubuh mere- ka di dalam kamar selayaknya memandikan bayi yang baru lahir. Kadang, sering terlihat kelucuan di mana WBS yang pikun tidak mau dimandikan hingga marah-marah pada pramu yang melayaninya. Para WBS yang sakit dan pikun, diberi (maaf) pembalut wanita. Tu- juannya agar kalau buang air tidak mengotori kamar atau tempat ti- dur. Hanya saja, menurut bebera- pa pramu, tidak jarang pula WBS melepas sendiri pembalut mereka dan membuang sesukanya. ‘’Ya mesti sabar,’’ kata Tuti. Sabar adalah modal utama bagi mereka yang bekerja di panti. Staf panti dan pramu harus benar- benar bekerja dengan hati yang ikhlas, tulus. Jika tidak, pasti ‘’ti- dak kuat’’ mengurus para WBS yang memiliki tingkah macam- macam, terutama WBS yang sudah pikun dan sakit-sakitan. ‘’Nenek- nenek dan kakek-kakek itu butuh perhatian. Mereka ingin diajak ngobrol atau mereka sendiri in- gin bercerita. Jadi kita mesti mau mendengar atau kita yang menceri- takan apa yang seharusnya perlu mereka dengar,’’ kata Yanti. Untuk melayani para WBS, panti juga bekerjasama dengan be- berapa psikolog selain di panti juga disediakan klinik. Setiap ada WBS yang sakit, bisa segera ditangani dan jika kondisinya memburuk, WBS dilarikan ke rumah sakit. (syahran rasuni) Adv Peduli Sosial Batik – Meski sebagian besar waktu mereka dihabiskan di dalam panti, sekali-sekali para manula ini juga diajak rekreasi ke obyek-obyek wisata. Sebagian WBS dari PSTW Ciracas dengan seragam batik . n pelita – syahran tukan oleh kemampuan kader dalam mewujudkan idealisme kekaderan di atas. Tantangan Zaman JIKA kita merujuk pada substansi kekinian dan men- gamati perkembangan zaman, maka dalam zaman global- isasi, zaman super komput- er, zaman digital, zaman ad- vance teknologi, serta zaman yang serbah canggih dewa- sa ini; akan berdampak pada semua segi kehidupan. Ti- dak ada satu bangsa pun yang dapat berdiri sendiri, baik neg- ara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia. Perubahan identitas dan batas- batas negara-bangsa, menye- babkan munculnya sejumlah tantangan baru dalam semua sektor kehidupan. Sehingga HMI sebagai organisasi kad- er diharapkan dapat mencetak manusia-manusia unggulan dimasa depan, harus mengi- kuti dan beradaptasi dengan tantangan masa zaman. Seb- agaimna dirumuskan dalam ci- ta-cita dasar HMI, pada prin- sipnya kader organisasi ini di- harapkan memiliki integritas dan kualitas yang tinggi, beru- pa: “Muslim, intelektual, dan profesional”. HMI sebagai organisasi kad- er, diharapkan dapat mencetak kader-kader unggulan den- gan kualitas yang tidak dira- gukan. Semua itu baru bisa menjadi kenyataan, jika HMI bisa berwujud sebagai waha- na pengembangan intelektual anggota-anggotanya. Menyadari akan arti keberadaan HMI se- bagai wahana pembentukan watak dan kepribadian ser- ta intelektual dalam memban- gun kecerdasan yang dilanda- si oleh iman dan takwa kepa- da Allah SWT HMI sebagai fenomena sosial tidak akan terlepas dari pen- garuh lingkungan dari zaman yang berubah, baik dalam ben- tuk interaksi sosial maupun dalam interaksi keorganisasian. Kehidupan sosial masyarakat selalu mengalami progres yang begitu luar biasa. HMI sebagai bagian dari sistem pranata so- sial tersebut sepertinya kurang dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Kad- er-kader HMI sepertinya gagap dengan kemajuan dan perkem- bangan zaman tersebut. Pa- dahal dalam zaman kekini- an, yang diperlihatkan berupa: kemajuan teknologi informasi, teknologi cyber, dan komputer, penguasaan bahasa asing, spe- sialisasi keterampilan dan bi- dang keilmuan, kurang diper- lihatkan mendapat tempat di hati aktivis organisasi ini. Pada- hal hal tersebut yang menjadi perhatian dunia belakangan ini. HMI belum punya resep dan cara pengobatan yang jelas un- tuk dapat mengubah bahkan lebih sederhananya menyesuai- kan diri dengan kondisi yang ada. Bahkan HMI terkesan mengalami kebingungan dalam menempatkan diri secara te- pat dalam perkembangan real- itas kehidupan yang semakin kompleks. Kita masih berkutat pada pola-pola lama dan ker- ing inovasi. Demikian pula, dewa- sa ini, kita sedang menyaksi- kan, berkurangnya perhatian HMI pada peningkatan kapa- sitas intelektual hal ini dise- babkan karena para prakti- si HMI cenderung politic orien- tied. Orientasi menjadi politi- si, menjadi penguasa, menjadi pejabat, dan seterusnya. San- gat jarang aktivis yang termo- tivasi untuk berkarya dan ber- prestasi. Padahal di era mil- linium ini, kualitas intelektu- al, kualitas skill atau keter- ampilan, sangat penting. Kon- disi di atas menunjukkan bah- wa di tubuh HMI sedang ber- sarang berbagai penyakit, yang segera mungkin perlu dilaku- kan pengobatan dan rehabili- tasi, sehingga HMI akan tetap hidup dan menonjol perannya di masa depan. Insan Cita HMI TREATMENT atau pengo- batan yang nyata, atas kondi- si di atas, adalah dengan kem- bali ke khittah HMI yang diper- lihatkan dalam insan cita HMI. Kualitas insan cita HMI adalah merupakan dunia cita yang terwujud oleh HMI di dalam pribadi seorang manusia yang beriman dan berilmu penge- tahuan serta mampu melak- sanakan tugas kerja kema- nusiaan, yang secara sing- kat dapat dirumuskan dengan “Muslim-Intelektual-Profesion- al”. Slogan itu harus menjadi “spirit of life” kader-kader HMI dalam setiap lini kekaderan. Muslim: HMI sebagai organ- isasi mahasiswa yang berna- faskan Islam, seharusnya men- jadikan Islam sebagai jiwa dan pedoman dalam setiap pola fikir dan tindakan para kad- ernya. Dengan demikian Islam menjadi landasan gerak kader yang bersumber dari nilai-ni- lai Islam, dan bertekad menja- dikan dirinya, sebagai muslim yang hakiki. Intelektual: dicerminkan dari berpendidikan tinggi, berpenge- tahuan luas, berfikir rasional, obyektif, dan kritis. Sejak pu- luhan tahun silam HMI terke- nal dengan organisasi intelek- tual dimana kader-kader yang ada di dalamnya mempunyai kapasitas intelektual yang san- gat tinggi, kaya akan konsep, terdepan dalam ide dan gagas- an. Untuk itu kader-kader HMI sekarang harus tetap memper- tahankannya. Penciptaan kon- disi dan iklim intelektual yang akademis seperti menggiatkan kembali budaya diskusi, men- ulis , membaca, dan meneli- ti perlu dilakukan di lingkun- gan HMI. Profesional: di-era global de- wasa ini menuntut semua ser- ba profesional. Keprofesiona- lan yang dimaksud adalah kad- er HMI sanggup berdiri di atas ilmu pengetahuan sesuai den- gan ilmu pilihannya, baik se- cara teoritis maupun teknis dan sanggup bekerja secara ilmi- ah yaitu secara bertahap, tera- tur, dan mengarah pada tujuan sesuai dengan prinsip-prinsip perkembangan yang ada. Jika, jiwa profesional kad- er-kader HMI bisa diwujudkan, kelak akan memberi implika- si-implikasi yang sangat posi- tif bagi kelanjutan perkader- an-kultural yang memberi ni- lai yang luar biasa dalam im- plementasi misinya untuk kemajauan umat dan bangsa di masa kini dan masa yang akan datang. Akhirnya, selamat berkon- gres HMI, semoga engkau tetap tegap berdiri dan berkip- rah secara maksimal di tengah arus kemajuan zaman yang ti- dak bisa dibendung.n u Sambungan dari hal 1 u Sambungan dari hal 1 u Sambungan dari hal 1 u Sambungan dari hal 1 Visi Kekaderan HMI dalam Menjawab Tantangan Zaman Produksi Kedelai dan Gula Gagal Capai Target Taufiq Ajak Puan Temui Presiden Yudhoyono Assalamu’alaikum. Tambah muda saja Pak,” sapa Yudhoyono yang saat itu mengenakan batik warna merah. Hingga kini, hubungan Taufiq- Yudhoyono memang akrab, kecu- ali dengan Megawati, istrinya, yang dalam berbagai kesempatan tam- pak “tegang”. Tetap di Luar Pemerintahan Menanggapi rumor seputar kur- si menteri untuk Puan dan ren- cana koalisi PDIP dan Partai De- mokrat untuk Pilpres 2014, Puan Maharani kepada wartawan sem- pat membantahnya. “Tidak ada (tawaran menteri- Red). Sampai sekarang ini kita tetap konsisten bahwa PDIP akan tetap di luar pemerintahan. Jadi belum ada kepikiran bahwa kita akan masuk dalam kabinet dan itu semua sudah jadi kesepaka- tan,” jawa Puan. Dia menegaskan sikap itu ma- sih tetap hingga 2014. “Jadi kita tunggu sampai 2014, apakah nanti PDIP kemudian mau ma- suk kabinet itu tergantung 2014,” sambung dia. Puan menegaskan, kehadiran- nya adalah untuk menemaini sang ayah, Taufiq Kiemas, menyerah- kan buku biografi ayahnya kepa- da Presiden Yudhoyono. “Saya hadir di sini mewakili kel- uarga dan Pak Taufiq,” kata Puan. Pada bagian lain, Puan menjelas- kan, mengenai calon Presiden, pi- haknya sudah sepakat semuanya diserahkan kepada Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, dan nanti ada wak- tunya untuk menjelaskan hal itu. “Semua sudah diserahkan ke- pada ketua umum. Nanti ada wak- tunya,” kata Puan. Menurut Puan, saat ini PDIP se- dang fokus melakukan konsolidasi internal. Ketua DPP PDIP ini men- egaskan kesiapan partainya meng- hadapi Pemilu 2014. “Sampai ini partai konsolida- si secara internal dan tentu saja mempersiapkan tahapan-tahapan Pemilu dari bulan April sampai ta- hun 2014 yang pasti insya Allah PDIP siap untuk menjelang 2014,” sambungnya. (jon) hektar tapi terus menurun karena insentif tidak menjanjikan. Ketiga, harga kedelai yang kurang menguntungkan, juga mengurangi minat petani untuk menanamnya. Akibatnya, petani memilih menanam komoditas per- tanian lain yang lebih mengun- tungkan. “Petani harus melakukan pemil- ihan mana komoditi yang paling menguntungkan karena keterba- tasan lahan. Padi saat ini sangat menguntungkan, kemudian jag- ung, terakhir baru kedelai,” un- gkapnya. Selain itu, perawatan tana- man kedelai tergolong sulit. Kede- lai berisiko tinggi, perawatannya butuh perhatian ekstra. Terakhir, diakui produktivitas per hektar ke- delai di Indonesia masih rendah. Suswono juga menjelaskan mengenai daging sapi nasional yang masih mengalami surplus sekitar 11.000 ton hingga 31 De- sember 2012 ini. Pihaknya menekankan im- por daging sapi hanya dilaku- kan untuk menutupi kekuran- gan produksi daging sapi nasion- al. Volume impor adalah untuk menutup kekurangan. Bila har- us tetap impor, Suswono berharap impor daging sapi tidak akan lebih dari 10 persen pada 2014. Sementara untuk capaian produksi daging sapi tahun 2012 sebesar 97,8 persen, kerbau 92,78 persen, kambing 88,30 persen, domba 68,93 persen, ayam buras 75,42 persen, telur 93,49 persen, dan susu 84,24 persen. Capaian produksi komoditas peternakan yang di atas 100 pers- en adalah itik yaitu 101,42 persen. Untuk daging sapi walaupun capi- annya sebesar 97,8 persen, tetapi jika dibandingkan dengan produk- si 2011 meningkat 4,1 persen. Neraca Pertanian Ia juga menjelaskan, surplus perdagangan pertanian hingga September 2012 tercatat 16,95 miliar dolar AS. Sub-sektor perke- bunan menjadi penolong bagi total sub-sektor pertanian lainnya yang justru mengalami defisit. Namun, Suswono tidak me- nampik sub-sektor perkebunan menjadi penyelamat bagi neraca ekspor-impor pertanian. Sub-sek- tor pertanian lainnya seperti tana- man pangan, hortikultura, dan peternakan masih mengalami de- fisit. Komoditas perkebunan seperti sawit, karet, teh, kopi, dan kakao masih merupakan komoditas an- dalan ekspor. Negara tujuan uta- ma ekspor seperti China, Ameri- ka Serikat, sejumlah negara Ero- pa, dan India. Neraca ekspor-impor pertanian 2012, masih akan mengalami sur- plus sebesar 16,9 miliar dolar AS. Itu didasari realisasi ekspor yang hingga September 2012 menca- pai 27,2 miliar dolar AS. Semen- tara impor sebesar 10,5 miliar do- lar AS. Untuk sub-sektor neraca tana- man pangan, diperkirakan men- galami defisit 4,4 miliar dolar AS. Sedangkan hortikultura de- fisit 1,1 miliar dolar AS. Kemu- dian peternakan, neraca ekspor pertaniannya juga mengalami de- fisit yang ditaksir hingga 1,6 mil- iar dolar AS. Kendati dari neraca masih sur- plus, Suswono melihat, dari sisi pencapaian produksi, hanya ko- moditas karet yang produksinya di atas target, yakni sebesar 109 persen. Sementara kelapa sawit 83 persen dari target, kelapa 94 persen, kopi 89 persen, kakao 59 persen, lada 96 persen, dan teh 83 persen. Penurunan produksi umum- nya disebabkan krisis ekono- mi dari negara-negara importir. Sedangkan penurunan produk- si kakao yang hanya 55 persen dari target, akibat rehabilitasi ke- bun kakao pada Program Gernas Kakao. Hasil replanting baru di- produksi pada 2013 dan 2014. Suswono menambahkan, un- tuk proyeksi tahun 2013 dipasti- kannya tidak jauh berbeda den- gan kondisi tahun 2012. Kon- disi ekonomi 2013 diperkirakan tumbuh cukup baik sebesar 6,7 persen. Dengan demikian, upaya perbaikan dan trobosan seperti produksi sapi, padi, dan jagung diperkirakan akan dicapai. (cr-1) munculkan pemimpin baru, Mu- hammad Mursi yang hingga saat ini masih belum menyelesaikan sengkarut politik di negerin- ya. Krisis yang terjadi di Suriah masih berlanjut, dengan eskalasi yang terus berkembang. Ambisi nuklir Iran masih terus menjadi sorotan, bentrok bersenjata Pal- estina dan Israel turut mewarnai jagad politik dunia, meski akh- irnya berbuah manis untuk Pal- estina dengan diakuinya negara itu di PBB. Tidak hanya itu, ke- matian Dubes AS di Benghazi, Libya berujung pada perdebatan politik sengit di AS. Di belahan dunia lain, Ero- pa, krisis keuangan yang melan- da Yunani dan Spanyol mem- buat warga terus gelisah dan ter- us melakukan demonstrasi mel- awan kebijakan pengencangan ikat pinggang. Tema kontrover- sial lainnya adalah bagaimana Uni Eropa mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian. Tetapi dem- osntrasi yang berujung pada ke- kerasan di Athena melukai peng- hargaan untuk Uni Eropa itu. Sejumlah pemimpin dunia ber- ganti dengan muka-muka baru. Perancis kini dipimpin oleh ka- langan Partai Sosialis, Presiden Francois Hollande yang menga- lahkan calon petahana Nicolas Sarkozy. Di Jepang, Partai De- mokrat berhaluan konservatif memenangi pemilu. Vladimir Pu- tin kembali ke tahta kekuasaan- nya sebagai presiden Rusia yang terus diwarnai protes. Di Asia, tepatnya Myanmar, negara yang telah lama di bawah kekuasaan militer akhirnya me- milih langkah demokrasi, Jun- ta militer membebaskan tahan- an politik peraih Nobel Perda- maian Aung San Suu Kyi, dan memberikan peluang wanita itu untuk bertarung dalam pemi- lu, kini dia menjadi anggota par- lemen Myanmar, meskipun pe- mimpin itu tetap membisu ter- kait dengan penderitaan Muslim Rohingya. Aktifis HAM asal China Chen Guangcheng berhasil melarikan diri dari rumahnya, dan menye- babkan ketegangan diplomatik antara AS dan China. Berikut rangkuman peristiwa terpenting yang dirangkum Harian Pelita selama 2012. Suriah TAHUN 2012 sudah hampir habis ditelan waktu, Suriah se- bentar lagi merayakan dua ta- hun revolusi berdarah, pros- pek resolusinya masih buntu. Meskipun korban sudah men- capai 40.000 sejak bergulirnya demonstrasi damai menuntut refor- masi pada Februari 2011. Memasu- ki tahun kedua, dunia merasa pri- hatin dengan kondisi terkini nega- ra itu, Presiden Assad masih kukuh mempertahankan kekuasaannya dan demonstran mulai mendapat- kan pasokan senjata dari luar negeri, hingga pertumpahan darah masih ti- dak bisa dielakkan di kemudian hari. AS, Eropa dan sekutunya eng- gan memasuki konflik lebih panjang lagi di Timteng. Meskipun dalam perkembangannya dibayang-bayan- gi perseteruan perang dingin antara, Rusia dan China melawan Barat di sebuah arena bernama Suriah. Kon- flik bahkan berlanjut hingga ke Leb- anon dan Irak. Kesadaran dunia internasion- al mulai bangkit, namun kekuatan oposisi di negara itu dipegang oleh ekstrimis Salafi. Meskipun sudah banyak kota yang mulai dikuasai oleh oposisi dan rezim Assad sudah di ujung tanduk, namun tidak ada seorangpun yang bisa mempredik- sikan kapan Assad bakal tumbang dan sampai kapan pertumpahan da- rah berakhir. Arab Spring Jilid Dua SETELAH melewati fase demon- strasi, muncul fase panggung kekua- saan. Mesir, Libya dan Tunisia mu- lai menapaki episoden baru, setelah sebelumnya partai berhaluan Islam menghadapi perlakuan marginal, kini mereka berada di panggung kekuasaan. Partai En-Nahda mis- alnya, sebelumnya dinyatakan ter- larang, kini berada di pusat kekua- saan, meminggirkan kalangan seku- laris yang selama kekuasaan rezim sebelumnya memberikan porsi be- sar bagi mereka. Di Libya, demonstrasi di depan Konsulat Jenderal AS di Bengazi me- renggut nyawa Dubes AS. Mening- katnya kekuatan radikal di negara itu setelah masa Muammar Khadafi terbukti. Namun yang paling me- narik adalah melihat perkemban- gan di Mesir, khususnya kelompok Ikhwanul Muslimin yang memberi- kan inspirasi perlawanan melawan rezim berkuasa ke sejumlah negara Arab. Partai yang juga sebelumnya dikucilkan oleh Mubarak, berada di pucuk kepemimpinan. Tidak mengejutkan, dalam ha- sil pemilu, bersama partai berhalu- an Salafi, mereka mengusai par- lemen. Muhammad Mursi menjadi Presiden Mesir pertama yang terpil- ih secara demokratis. Langkah ak- robatik ditunjukkan oleh presiden dari Ikhwanul Muslimin, melucu- ti kekuasaan tak terbatas militer, mengganti kedudukan para jenderal dan meneguhkan kekuasaan ekse- kutif di atas lembaga yudikatif. Ter- akhir menawarkan referendum kon- stitusi yang akhirnya mendapatkan dukungan mayoritas rakyat Mesir, meski konstitusi itu mendapatkan penolakan dari kalangan minoritas, sosialis dan liberal. Krisis Utang Eropa KRISIS utang di negara-nega- ra Eropa selatan berlanjut men- jadi mimpi buruk di negara yang bergabung dalam zona-er- opa. Demonstrasi besar melanda Spanyol, Yunani,Italia, Portugal dan lainnya. Saat mereka harus pemerintah terpaksa menerapkan paket penghematan sebagai syarat untuk menerima bailout dari neg- ara Eropa utara. Pemangkasan anggaran tidak banyak berpengaruh dalam mem- bangkitkan ekonomi negara di Mesiterrania. Sebaliknya kehidu- pan rakyat semakin sulit,angka pengangguran terus meroket. Sekitar seperempat pekerja Span- yol terekna PHK masal, pemilu lo- kal maupun nasional tidak berpi- hak kepada partai yang dikenal se- bagai pro-status quo Eropa, yang selama ini didikte dari Brussel dan Berlin. Di Yunani, pemilu dimenang- kan kalangan kiri dan kanan garis keras. Mereka ingin menghindar dari pengaruh perbankan di Eropa utara. Di Perancis, ceritanya ham- pir mirip, pemimpin Partai Sosia- lis Francais Hollande memenan- gi Pilpres mengalahkan Nicolas Sarkozy. Dan kebanyakan nega- ra Eropa merasa, langkah mereka semakin berat ketimbang pembi- caraan yang selama ini dikatakan. Sengkata Laut China Selatan SETAHUN setelah Washing- ton mengumumkan prioritas strategisnya dari Timteng ke ka- wasan Asia Pasific. Tensi nega- ra Asia menjadi hangat, khusus- nya di wilayah sengketa Laut Chi- na selatan dimana China selama ini menghegemoni. Baijing men- gambil langkah-lankah yang leb- ih agresif dalam menyebut klaim teritorial. Di belahan timur Laut China Selatan, China berhadapan den- gan Jepang. Kawasan yang men- jadi salah satu lalu lintas perai- ran terbesar di dunia itu seolah menunggu bom waktu. Zona itu menjadi ajang unjuk kekuatan China, sejumlah kapal dari Viet- nam dan Filipina terusir. Hubungan Manila dan Beijing memanas terkait sengketa the Scarborough Shoal yang diklaim kedua negara. Namun konfron- tasi terbesar justru terlihat an- tara Tokyo dan Beijing, demon- strasi di China menolak produk Jepang, banyak perusahaan Je- pang yang dirugikan karena sen- gketa itu. ASEAN masih belum bisa memainkan peranannya se- cara maksimal dalam menengahi sengketa perairan yang juga me- nyangkut banyak negara anggota- ASEAN. Derita Muslim Rohingya SERANGAN pemeluk agama Buddha terhadap warga minoritas Muslim Rohingya kembali berko- bar pada Juni, meski sudah ber- langsung beberapa puluh tahun, pemerkosaan dan pembunuhan seorang perempuan dari kelom- pok etnis Rohingya menjadi pemi- cu terbaru. Sejak itu serangkaian serangan balas dendam berlang- sung. Sebagian besar penduduk Myanmar beragama Buddha. Warga Rohingya, yang sudah tinggal di Rakhine sejak bebera- pa generasi lalu, sebagian besar berasal dari keluarga pekerja yang didatangkan dari Bangladesh di masa penjajahan Inggris. Warga minoritas Rohingya yang berjum- lah 800.000 dianggap PBB sebagai salah satu kelompok masyarakat minoritas yang paling menderita di dunia. Foto-foto satelit dari lemba- ga HAM internasional menun- jukkan pemusnahan luas di dae- rah Kyaukpyu yang sebagian be- sar penduduknya warga Rohing- ya. Daerah itu adalah daerah uta- ma penghasil gas yang diekspor ke China. Dari foto-foto tersebut tampaknya seluruh bangunan su- dah musnah. Kelompok masyara- kat lainnya yang beragama Islam juga telah diusir, termasuk Ka- man, yang menjadi salah satu ke- lompok etnis yang diakui di Myan- mar. Dan sekali lagi, penyelesaian masalah Rohingya masih mengh- adapi kebuntuan. Netanyahu yang Agresif PM Israel Benyamin menjadi buah bibir, karena mewacanakan perang melawan Iran, melancar- kan serangan militer ke Gaza dan menunjukkan keberpihakannya dalam Pilpres AS bersama calon Republik Mitt Romney. Dia meni- lai Pemerintahan Obama tidak cu- kup mampu menahan laju ambi- si Iran membuat senjata nuklir. Tidak hanya itu, pendekatan Netanyahu yang akan melaku- kan tindakan sepihak untuk me- nyerang Iran membuat kalangan Barat berang. Puncaknya, saat Palestina mengajukan diri sebagai negara non-anggota yang berarti menerima status negara Palestina, mendapatkan dukungan mayori- tas anggota PBB, termasuk neg- ara-negara Barat, meskipun AS masih berada di belakang Israel. Sebagai reaksinya, PM Isra- el dari kalangan ultra-nasiona- lis itu langsung membuat ren- cana pembangunan pemukiman baru di Tepi Barat. Rencana itu mendapatkan penolakan luas dari negara-negara Barat, akan tetapi banyak pihak menduga, itu hany- alah manuver Netanyahu agar ter- pilih lagi dalam pemilu Israel pada Januari nanti. Krisis Mali SALAH satu berita suram yang menghiasi pemberitaan di dunia internasional adalah krisis yang terjadi di Mali. Mali berubah wa- jah, negara yang sebelumnya menjadi salah satu negara de- mokratis yang sukses di Afrika Barat itu, kini menjadi negara yang gagal, tidak berfungsi dan menjadi Afghanistan kedua yang dikuasai oleh milisi ektrimis dan kelompok teroris. Mali bakal men- jadi Libya kedua, karena mengh- adapi perang sipil, intervensi mi- liter asing sudah tidak terelakkan dan sudah disahkan PBB. Gambaran itu masih belum cukup untuk menunjukkan ke- adaan sebenarnya yang terjadi di Mali; setelah kudeta militer yang menjungkirkan pemimpin yang terpilih secara demokratis pada Maret. Pemberontakan terus saja terjadi. Pemberontak yang dito- pang oleh etnis sparatis Suku Tu- areg berafiliasi dengan kelompok Al-Qaeda Afrika Utara yang se- belumnya berhasil melengserkan Khadafi. Pemberontak menguasai lebih dari separuh teritori nega- ra. Termasuk situs-situs kuno di Timbuktu dan Gao. Pemerintah tampaknya ma- sih tertatih-tatih dalam melaku- kan penguasaan kembali wilayah utara, meskipun didukung oleh pasukan yang terlatih, logistik dari negara Barat dan 3000 pa- sukan asing dari negara tetangga di Afrika, khususnya negara-neg- ara bekas jajahan Perancis. Namun harapan untuk meny- elesaikan masalah ini masih be- lum jelas, negara itu selalu dili- puti suasana Chaos, krisis kem- anusiaan semakin parah. Ban- yak warga yang terpaksa hidup di Pengungsian. Dan tahun de- pan, potret Mali yang muram ma- sih belum jauh berubah.(rid) 2012: Bangkitnya Politisi Islamis Timteng

Upload: taruna-ikrar

Post on 20-Jul-2015

280 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Visi kekaderan hmi dalam menjawab tantangan zaman (harian pelita 27 desember 2012 hal 19)

Harian PelitaKAMIS | 27 DESEMBER 2012/13 SHAFAR 1434 H 19

SAMBUNGAN

Ada WBS yang Pernah Lama Tinggal di AmerikaTerhadap Warga Binaan So­

sial atau WBS yang baru masuk baik dari hasil pener­

tiban maupun rujukan masyara­kat, proses identifikasi dan ases­men, baru dilakukan setelah WBS diberi makan. Wawancara anta­ralain meliputi pertanyaan asal usul hingga bagaimana si WBS hidup di jalanan (bagi mereka yang terjaring operasi penertiban) dan hal­hal lain yang menyangkut jatidiri yang bersangkutan. ‘’Jika yang bersangkutan masih me­miliki keluarga dan mere ka bisa memberi alamat di mana keluarga mereka, kami akan menghubungi keluarga mereka,’’ kata Yanti Afi­yanti, Kepala PSTW Budi Mulia 4 Margaguna.

Yanti memiliki cerita keti­ka menemukan keluarga salah seorang WBS. Setelah diberitahu

orangtuanya ada di panti, si anak WBS ternyata tidak mau peduli. Bahkan ketika dikabari sang ayah sakit keras, si anak tak mau juga menengok. ‘’Semua WBS punya cerita masing­masing,’’ kata Yanti. Menurut Yanti, di PSTW 4 Marga­guna yang dia pimpin, bahkan ada WBS yang fasih berbahasa Inggris karena yang bersangkutan pernah lama tinggal di Amerika Serikat. WBS ini juga masih memiliki ke­luarga namun yang bersangkutan tidak mau tinggal bersama ke­luarganya karena si WBS merasa disakiti dan dikhianati oleh ke­luarganya sendiri. Konon, selama puluhan tahun bekerja di Amerika Serikat, si WBS setiap bulan meng­irimkan gajinya pada saudaranya yang ada di Jakarta. Harapannya, uang itu ditabung sebagai bekal kelak kalau dia pulang kembali

ke Jakarta. Namun setelah kem­bali ke Jakarta, uangnya ternyata sudah habis oleh keluarganya sendiri sehingga harapannya bisa hidup tenang di rumah sendiri un­tuk menghabiskan m asa tuanya, menjadi sirna. Yang bersangkutan ak hirnya memilih tinggal di panti atas permintaan sendiri.

Tidak ada deadline sampai ka­pan para WBS berada di panti. Menurut Marwiati, Tuti dan Yanti, ada memang WBS yang dipulang­kan karena dijemput keluarga mereka. Tapi banyak WBS yang tidak diketahui lagi keluarga mer­eka sementara WBS sendiri sudah betah tinggal di panti. Selama di panti, berbagai kegitan diadakan seperti pelatihan ketrampilan, pembinaan mental dan spiritual dan tidak terkecuali olahraga. Di PSTW 3 Ciracas misalnya, ada

kegiatan berkebun dan memeli­hara ternak seperti kambing. Di semua panti jompo ada pengajian rutin baik dengan mendatangkan ustad dari luar maupun oleh staf panti serndiri. Mereka cukup rajin melaksanakan ibadah seperti sho­lat berjamaah.

Mencermati bagaimana para pramu dan staf panti melayani para WBS, bisa dikatakan luar biasa. Misalnya WBS yang tidak bisa pergi ke kamar mandi karena usia yang sudah ucur atau pikun, pramu membersihkan tubuh mere­ka di dalam kamar selayaknya memandikan bayi yang baru lahir. Kadang, sering terlihat kelucuan di mana WBS yang pikun tidak mau dimandikan hingga marah­marah pada pramu yang melayaninya. Para WBS yang sakit dan pikun, diberi (maaf) pembalut wanita. Tu­

juannya agar kalau buang air tidak mengotori kamar atau tempat ti­dur. Hanya saja, menurut bebera­pa pramu, tidak jarang pula WBS melepas sendiri pembalut mereka dan membuang sesukanya. ‘’Ya mesti sabar,’’ kata Tuti.

Sabar adalah modal utama bagi mereka yang bekerja di panti. Staf panti dan pramu harus benar­benar bekerja dengan hati yang ikhlas, tulus. Jika tidak, pasti ‘’ti­dak kuat’’ mengurus para WBS yang memiliki tingkah macam­macam, terutama WBS yang sudah pikun dan sakit­sakitan. ‘’Nenek­nenek dan kakek­kakek itu butuh perhatian. Mereka ingin diajak ngobrol atau mereka sendiri in­gin bercerita. Jadi kita mesti mau mendengar atau kita yang menceri­takan apa yang seharusnya perlu mereka dengar,’’ kata Yanti.

Untuk melayani para WBS, panti juga bekerjasama dengan be­berapa psikolog selain di panti juga disediakan klinik. Setiap ada WBS

yang sakit, bisa segera ditangani dan jika kondisinya memburuk, WBS dilarikan ke rumah sakit. (syahran rasuni) Adv

Peduli Sosial

Batik – Meski sebagian besar waktu mereka dihabiskan di dalam panti, sekali-sekali para manula ini juga diajak rekreasi ke obyek-obyek wisata. Sebagian WBS dari PSTW Ciracas dengan seragam batik . n pelita – syahran

tukan oleh kemampuan kader dalam mewujudkan idealisme kekaderan di atas.

Tantangan ZamanJIKA kita merujuk pada

substansi kekinian dan men­gamati perkembangan zaman, maka dalam zaman global­isasi, zaman super komput­er, zaman digital, zaman ad-vance teknologi, serta zaman yang serbah canggih dewa­sa ini; akan berdampak pada semua segi kehidupan. Ti­dak ada satu bangsa pun yang dapat berdiri sendiri, baik neg­ara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia. Perubahan identitas dan batas­batas negara­bangsa, menye­babkan munculnya sejumlah tantangan baru dalam semua sektor kehidupan. Sehingga HMI sebagai organisasi kad­er diharapkan dapat mencetak manusia­manusia unggulan dimasa depan, harus mengi­kuti dan beradaptasi dengan tantangan masa zaman. Seb­agaimna dirumuskan dalam ci­ta­cita dasar HMI, pada prin­sipnya kader organisasi ini di­harapkan memiliki integritas dan kualitas yang tinggi, beru­pa: “Muslim, intelektual, dan profesional”.

HMI sebagai organisasi kad­er, diharapkan dapat mencetak kader­kader unggulan den­gan kualitas yang tidak dira­gukan. Semua itu baru bisa menjadi kenyataan, jika HMI bisa berwujud sebagai waha­na pengembangan intelektual anggota­anggotanya. Menyadari akan arti keberadaan HMI se­bagai wahana pembentukan watak dan kepribadian ser­ta intelektual dalam memban­gun kecerdasan yang dilanda­si oleh iman dan takwa kepa­da Allah SWT

HMI sebagai fenomena sosial tidak akan terlepas dari pen­garuh lingkungan dari zaman yang berubah, baik dalam ben­tuk interaksi sosial maupun dalam interaksi keorganisasian. Kehidupan sosial masyarakat selalu mengalami progres yang begitu luar biasa. HMI sebagai bagian dari sistem pranata so­sial tersebut sepertinya kurang dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Kad­

er­kader HMI sepertinya gagap dengan kemajuan dan perkem­bangan zaman tersebut. Pa­dahal dalam zaman kekini­an, yang diperlihatkan berupa: kemajuan teknologi informasi, teknologi cyber, dan komputer, penguasaan bahasa asing, spe­sialisasi keterampilan dan bi­dang keilmuan, kurang diper­lihatkan mendapat tempat di hati aktivis organisasi ini. Pada­hal hal tersebut yang menjadi perhatian dunia belakangan ini.

HMI belum punya resep dan cara pengobatan yang jelas un­tuk dapat mengubah bahkan lebih sederhananya menyesuai­kan diri dengan kondisi yang ada. Bahkan HMI terkesan mengalami kebingungan dalam menempatkan diri secara te­pat dalam perkembangan real­itas kehidupan yang semakin kompleks. Kita masih berkutat pada pola­pola lama dan ker­ing inovasi.

Demikian pula, dewa­sa ini, kita sedang menyaksi­kan, berkurangnya perhatian HMI pada peningkatan kapa­sitas intelektual hal ini dise­babkan karena para prakti­si HMI cenderung politic orien-tied. Orientasi menjadi politi­si, menjadi penguasa, menjadi pejabat, dan seterusnya. San­gat jarang aktivis yang termo­tivasi untuk berkarya dan ber­prestasi. Padahal di era mil­linium ini, kualitas intelektu­al, kualitas skill atau keter­ampilan, sangat penting. Kon­disi di atas menunjukkan bah­wa di tubuh HMI sedang ber­sarang berbagai penyakit, yang segera mungkin perlu dilaku­kan pengobatan dan rehabili­tasi, sehingga HMI akan tetap hidup dan menonjol perannya di masa depan.

Insan Cita HMITREATMENT atau pengo­

batan yang nyata, atas kondi­si di atas, adalah dengan kem­bali ke khittah HMI yang diper­lihatkan dalam insan cita HMI. Kualitas insan cita HMI adalah merupakan dunia cita yang terwujud oleh HMI di dalam pribadi seorang manusia yang beriman dan berilmu penge­tahuan serta mampu melak­sanakan tugas kerja kema­nusiaan, yang secara sing­kat dapat dirumuskan dengan

“Muslim­Intelektual­Profesion­al”. Slogan itu harus menjadi “spirit of life” kader­kader HMI dalam setiap lini kekaderan.

Muslim: HMI sebagai organ­isasi mahasiswa yang berna­faskan Islam, seharusnya men­jadikan Islam sebagai jiwa dan pedoman dalam setiap pola fikir dan tindakan para kad­ernya. Dengan demikian Islam menjadi landasan gerak kader yang bersumber dari nilai­ni­lai Islam, dan bertekad menja­dikan dirinya, sebagai muslim yang hakiki.

Intelektual: dicerminkan dari berpendidikan tinggi, berpenge­tahuan luas, berfikir rasional, obyektif, dan kritis. Sejak pu­luhan tahun silam HMI terke­nal dengan organisasi intelek­tual dimana kader­kader yang ada di dalamnya mempunyai kapasitas intelektual yang san­gat tinggi, kaya akan konsep, terdepan dalam ide dan gagas­an. Untuk itu kader­kader HMI sekarang harus tetap memper­tahankannya. Penciptaan kon­disi dan iklim intelektual yang akademis seperti menggiatkan kembali budaya diskusi, men­ulis , membaca, dan meneli­ti perlu dilakukan di lingkun­gan HMI.

Profesional: di­era global de­wasa ini menuntut semua ser­ba profesional. Keprofesiona­lan yang dimaksud adalah kad­er HMI sanggup berdiri di atas ilmu pengetahuan sesuai den­gan ilmu pilihannya, baik se­cara teoritis maupun teknis dan sanggup bekerja secara ilmi­ah yaitu secara bertahap, tera­tur, dan mengarah pada tujuan sesuai dengan prinsip­prinsip perkembangan yang ada.

Jika, jiwa profesional kad­er­kader HMI bisa diwujudkan, kelak akan memberi implika­si­implikasi yang sangat posi­tif bagi kelanjutan perkader­an­kultural yang memberi ni­lai yang luar biasa dalam im­plementasi misinya untuk kemajauan umat dan bangsa di masa kini dan masa yang akan datang.

Akhirnya, selamat berkon­gres HMI, semoga engkau tetap tegap berdiri dan berkip­rah secara maksimal di tengah arus kemajuan zaman yang ti­dak bisa dibendung.n

u Sambungan dari hal 1

u Sambungan dari hal 1

u Sambungan dari hal 1

u Sambungan dari hal 1

Visi Kekaderan HMI dalam Menjawab Tantangan Zaman

Produksi Kedelai dan Gula Gagal Capai Target

Taufiq Ajak Puan Temui Presiden Yudhoyono“Assalamu’alaikum. Tambah

muda saja Pak,” sapa Yudho yono yang saat itu mengenakan batik warna merah.

Hingga kini, hubungan Taufiq-Yudhoyono memang akrab, kecu­ali dengan Megawati, istrinya, yang dalam berbagai kesempatan tam­pak “tegang”.

Tetap di Luar Pemerintahan Menanggapi rumor seputar kur­

si menteri untuk Puan dan ren­cana koalisi PDIP dan Partai De­mokrat untuk Pilpres 2014, Puan

Maharani kepada wartawan sem­pat membantahnya.

“Tidak ada (tawaran menteri­Red). Sampai sekarang ini kita tetap konsisten bahwa PDIP akan tetap di luar pemerintahan. Jadi belum ada kepikiran bahwa kita akan masuk dalam kabinet dan itu semua sudah jadi kesepaka­tan,” jawa Puan.

Dia menegaskan sikap itu ma­sih tetap hingga 2014. “Jadi kita tunggu sampai 2014, apakah nanti PDIP kemudian mau ma­suk kabinet itu tergantung 2014,”

sambung dia.Puan menegaskan, kehadiran­

nya adalah untuk menemaini sang ayah, Taufiq Kiemas, menyerah­kan buku biografi ayahnya kepa­da Presiden Yudhoyono.

“Saya hadir di sini mewakili kel­uarga dan Pak Taufiq,” kata Puan.

Pada bagian lain, Puan menjelas­kan, mengenai calon Presiden, pi­haknya sudah sepakat semuanya diserahkan kepada Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, dan nanti ada wak­tunya untuk menjelaskan hal itu.

“Semua sudah diserahkan ke­pada ketua umum. Nanti ada wak­tunya,” kata Puan.

Menurut Puan, saat ini PDIP se­dang fokus melakukan konsolidasi internal. Ketua DPP PDIP ini men­egaskan kesiapan partainya meng­hadapi Pemilu 2014.

“Sampai ini partai konsolida­si secara internal dan tentu saja mempersiapkan tahapan­tahapan Pemilu dari bulan April sampai ta­hun 2014 yang pasti insya Allah PDIP siap untuk menjelang 2014,” sambungnya. (jon)

hektar tapi terus menurun karena insentif tidak menjanjikan.

Ketiga, harga kedelai yang kurang menguntungkan, juga mengurangi minat petani untuk menanamnya. Akibatnya, petani memilih menanam komoditas per­tanian lain yang lebih mengun­tungkan.

“Petani harus melakukan pemil­ihan mana komoditi yang paling menguntungkan karena keterba­tasan lahan. Padi saat ini sangat menguntungkan, kemudian jag­ung, terakhir baru kedelai,” un­gkapnya.

Selain itu, perawatan tana­man kedelai tergolong sulit. Kede­lai berisiko tinggi, perawatannya butuh perhatian ekstra. Terakhir, diakui produktivitas per hektar ke­delai di Indonesia masih rendah.

Suswono juga menjelaskan mengenai daging sapi nasional yang masih mengalami surplus sekitar 11.000 ton hingga 31 De­sember 2012 ini.

Pihaknya menekankan im­por daging sapi hanya dilaku­kan untuk menutupi kekuran­gan produksi daging sapi nasion­al. Volume impor adalah untuk menutup kekurangan. Bila har­us tetap impor, Suswono berharap impor daging sapi tidak akan lebih dari 10 persen pada 2014.

Sementara untuk capaian produksi daging sapi tahun 2012 sebesar 97,8 persen, kerbau 92,78

persen, kambing 88,30 persen, domba 68,93 persen, ayam buras 75,42 persen, telur 93,49 persen, dan susu 84,24 persen.

Capaian produksi komoditas peternakan yang di atas 100 pers­en adalah itik yaitu 101,42 persen. Untuk daging sapi walaupun capi­annya sebesar 97,8 persen, tetapi jika dibandingkan dengan produk­si 2011 meningkat 4,1 persen.

Neraca Pertanian Ia juga menjelaskan, surplus

perdagangan pertanian hingga September 2012 tercatat 16,95 miliar dolar AS. Sub­sektor perke­bunan menjadi penolong bagi total sub­sektor pertanian lainnya yang justru mengalami defisit.

Namun, Suswono tidak me­nampik sub­sektor perkebunan menjadi penyelamat bagi neraca ekspor­impor pertanian. Sub­sek­tor pertanian lainnya seperti tana­man pangan, hortikultura, dan peternakan masih mengalami de­fisit.

Komoditas perkebunan seperti sawit, karet, teh, kopi, dan kakao masih merupakan komoditas an­dalan ekspor. Negara tujuan uta­ma ekspor seperti China, Ameri­ka Serikat, sejumlah negara Ero­pa, dan India.

Neraca ekspor­impor pertanian 2012, masih akan mengalami sur­plus sebesar 16,9 miliar dolar AS. Itu didasari realisasi ekspor yang hingga September 2012 menca­pai 27,2 miliar dolar AS. Semen­

tara impor sebesar 10,5 miliar do­lar AS.

Untuk sub­sektor neraca tana­man pangan, diperkirakan men­galami defisit 4,4 miliar dolar AS. Sedangkan hortikultura de­fisit 1,1 miliar dolar AS. Kemu­dian peternakan, neraca ekspor pertaniannya juga mengalami de­fisit yang ditaksir hingga 1,6 mil­iar dolar AS.

Kendati dari neraca masih sur­plus, Suswono melihat, dari sisi pencapaian produksi, hanya ko­moditas karet yang produksinya di atas target, yakni sebesar 109 persen. Sementara kelapa sawit 83 persen dari target, kelapa 94 persen, kopi 89 persen, kakao 59 persen, lada 96 persen, dan teh 83 persen.

Penurunan produksi umum­nya disebabkan krisis ekono­mi dari negara­negara importir. Sedangkan penurunan produk­si kakao yang hanya 55 persen dari target, akibat rehabilitasi ke­bun kakao pada Program Gernas Kakao. Hasil replanting baru di­produksi pada 2013 dan 2014.

Suswono menambahkan, un­tuk proyeksi tahun 2013 dipasti­kannya tidak jauh berbeda den­gan kondisi tahun 2012. Kon­disi ekonomi 2013 diperkirakan tumbuh cukup baik sebesar 6,7 persen. Dengan demikian, upaya perbaikan dan trobosan seperti produksi sapi, padi, dan jagung diperkirakan akan dicapai. (cr-1)

munculkan pemimpin baru, Mu­hammad Mursi yang hingga saat ini masih belum menyelesaikan sengkarut politik di negerin­ya. Krisis yang terjadi di Suriah masih berlanjut, dengan eskalasi yang terus berkembang. Ambisi nuklir Iran masih terus menjadi sorotan, bentrok bersenjata Pal­estina dan Israel turut mewarnai jagad politik dunia, meski akh­irnya berbuah manis untuk Pal­estina dengan diakuinya negara itu di PBB. Tidak hanya itu, ke­matian Dubes AS di Benghazi, Libya berujung pada perdebatan politik sengit di AS.

Di belahan dunia lain, Ero­pa, krisis keuangan yang melan­da Yunani dan Spanyol mem­buat warga terus gelisah dan ter­us melakukan demonstrasi mel­awan kebijakan pengencangan ikat pinggang. Tema kontrover­sial lainnya adalah bagaimana Uni Eropa mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian. Tetapi dem­osntrasi yang berujung pada ke­kerasan di Athena melukai peng­hargaan untuk Uni Eropa itu.

Sejumlah pemimpin dunia ber­ganti dengan muka­muka baru. Perancis kini dipimpin oleh ka­langan Partai Sosialis, Presiden Francois Hollande yang menga­lahkan calon petahana Nicolas Sarkozy. Di Jepang, Partai De­mokrat berhaluan konservatif memenangi pemilu. Vladimir Pu­tin kembali ke tahta kekuasaan­nya sebagai presiden Rusia yang terus diwarnai protes.

Di Asia, tepatnya Myanmar, negara yang telah lama di bawah kekuasaan militer akhirnya me­milih langkah demokrasi, Jun­ta militer membebaskan tahan­an politik peraih Nobel Perda­maian Aung San Suu Kyi, dan memberikan peluang wanita itu untuk bertarung dalam pemi­lu, kini dia menjadi anggota par­lemen Myanmar, meskipun pe­mimpin itu tetap membisu ter­kait dengan penderitaan Muslim Rohingya.

Aktifis HAM asal China Chen Guangcheng berhasil melarikan diri dari rumahnya, dan menye­babkan ketegangan diplomatik antara AS dan China. Berikut rangkuman peristiwa terpenting yang dirangkum Harian Pelita selama 2012.

Suriah

TAHUN 2012 sudah hampir habis ditelan waktu, Suriah se­bentar lagi merayakan dua ta­hun revolusi berdarah, pros­pek resolusinya masih buntu. Meskipun korban sudah men­capai 40.000 sejak bergulirnya demonstrasi damai menuntut refor­masi pada Februari 2011. Memasu­ki tahun kedua, dunia merasa pri­hatin dengan kondisi terkini nega­ra itu, Presiden Assad masih kukuh mempertahankan kekuasaannya dan demonstran mulai mendapat­kan pasokan senjata dari luar negeri, hingga pertumpahan darah masih ti­dak bisa dielakkan di kemudian hari.

AS, Eropa dan sekutunya eng­gan memasuki konflik lebih panjang lagi di Timteng. Meskipun dalam perkembangannya dibayang­bayan­gi perseteruan perang dingin antara, Rusia dan China melawan Barat di

sebuah arena bernama Suriah. Kon­flik bahkan berlanjut hingga ke Leb­anon dan Irak.

Kesadaran dunia internasion­al mulai bangkit, namun kekuatan oposisi di negara itu dipegang oleh ekstrimis Salafi. Meskipun sudah banyak kota yang mulai dikuasai oleh oposisi dan rezim Assad sudah di ujung tanduk, namun tidak ada seorangpun yang bisa mempredik­sikan kapan Assad bakal tumbang dan sampai kapan pertumpahan da­rah berakhir.

Arab Spring Jilid Dua

SETELAH melewati fase demon­strasi, muncul fase panggung kekua­saan. Mesir, Libya dan Tunisia mu­lai menapaki episoden baru, setelah sebelumnya partai berhaluan Islam menghadapi perlakuan marginal, kini mereka berada di panggung kekuasaan. Partai En­Nahda mis­alnya, sebelumnya dinyatakan ter­larang, kini berada di pusat kekua­saan, meminggirkan kalangan seku­laris yang selama kekuasaan rezim sebelumnya memberikan porsi be­sar bagi mereka.

Di Libya, demonstrasi di depan Konsulat Jenderal AS di Bengazi me­renggut nyawa Dubes AS. Mening­katnya kekuatan radikal di negara itu setelah masa Muammar Khadafi terbukti. Namun yang paling me­narik adalah melihat perkemban­gan di Mesir, khususnya kelompok Ikhwanul Muslimin yang memberi­kan inspirasi perlawanan melawan rezim berkuasa ke sejumlah negara Arab. Partai yang juga sebelumnya dikucilkan oleh Mubarak, berada di pucuk kepemimpinan.

Tidak mengejutkan, dalam ha­sil pemilu, bersama partai berhalu­an Salafi, mereka mengusai par­lemen. Muhammad Mursi menjadi Presiden Mesir pertama yang terpil­ih secara demokratis. Langkah ak­robatik ditunjukkan oleh presiden dari Ikhwanul Muslimin, melucu­ti kekuasaan tak terbatas militer, mengganti kedudukan para jenderal dan meneguhkan kekuasaan ekse­kutif di atas lembaga yudikatif. Ter­akhir menawarkan referendum kon­stitusi yang akhirnya mendapatkan dukungan mayoritas rakyat Mesir, meski konstitusi itu mendapatkan penolakan dari kalangan minoritas, sosialis dan liberal.

Krisis Utang Eropa

KRISIS utang di negara­nega­ra Eropa selatan berlanjut men­jadi mimpi buruk di negara yang bergabung dalam zona­er­opa. Demonstrasi besar melanda Spanyol, Yunani,Italia, Portugal dan lainnya. Saat mereka harus pemerintah terpaksa menerapkan paket penghematan sebagai syarat untuk menerima bailout dari neg­ara Eropa utara.

Pemangkasan anggaran tidak banyak berpengaruh dalam mem­bangkitkan ekonomi negara di Mesiterrania. Sebaliknya kehidu­pan rakyat semakin sulit,angka pengangguran terus meroket. Sekitar seperempat pekerja Span­yol terekna PHK masal, pemilu lo­kal maupun nasional tidak berpi­hak kepada partai yang dikenal se­bagai pro-status quo Eropa, yang selama ini didikte dari Brussel dan Berlin.

Di Yunani, pemilu dimenang­

kan kalangan kiri dan kanan garis keras. Mereka ingin menghindar dari pengaruh perbankan di Eropa utara. Di Perancis, ceritanya ham­pir mirip, pemimpin Partai Sosia­lis Francais Hollande memenan­gi Pilpres mengalahkan Nicolas Sarkozy. Dan kebanyakan nega­ra Eropa merasa, langkah mereka semakin berat ketimbang pembi­caraan yang selama ini dikatakan.

Sengkata Laut China Selatan

SETAHUN setelah Washing­ton mengumumkan prioritas strategisnya dari Timteng ke ka­wasan Asia Pasific. Tensi nega­ra Asia menjadi hangat, khusus­nya di wilayah sengketa Laut Chi­na selatan dimana China selama ini menghegemoni. Baijing men­gambil langkah­lankah yang leb­ih agresif dalam menyebut klaim teritorial.

Di belahan timur Laut China Selatan, China berhadapan den­gan Jepang. Kawasan yang men­jadi salah satu lalu lintas perai­ran terbesar di dunia itu seolah menunggu bom waktu. Zona itu menjadi ajang unjuk kekuatan China, sejumlah kapal dari Viet­nam dan Filipina terusir.

Hubungan Manila dan Beijing memanas terkait sengketa the Scarborough Shoal yang diklaim kedua negara. Namun konfron­tasi terbesar justru terlihat an­tara Tokyo dan Beijing, demon­strasi di China menolak produk Jepang, banyak perusahaan Je­pang yang dirugikan karena sen­gketa itu. ASEAN masih belum bisa memainkan peranannya se­cara maksimal dalam menengahi sengketa perairan yang juga me­nyangkut banyak negara anggota­ASEAN.

Derita Muslim Rohingya

SERANGAN pemeluk agama Buddha terhadap warga minoritas Muslim Rohingya kembali berko­bar pada Juni, meski sudah ber­langsung beberapa puluh tahun, pemerkosaan dan pembunuhan seorang perempuan dari kelom­pok etnis Rohingya menjadi pemi­cu terbaru. Sejak itu serangkaian serangan balas dendam berlang­sung.

Sebagian besar penduduk Myanmar beragama Buddha. Warga Rohingya, yang sudah tinggal di Rakhine sejak bebera­pa generasi lalu, sebagian besar berasal dari keluarga pekerja yang didatangkan dari Bangladesh di masa penjajahan Inggris. Warga minoritas Rohingya yang berjum­lah 800.000 dianggap PBB sebagai salah satu kelompok masyarakat minoritas yang paling menderita di dunia.

Foto­foto satelit dari lemba­ga HAM internasional menun­jukkan pemusnahan luas di dae­rah Kyaukpyu yang sebagian be­sar penduduknya warga Rohing­ya. Daerah itu adalah daerah uta­ma penghasil gas yang diekspor ke China. Dari foto­foto tersebut tampaknya seluruh bangunan su­dah musnah. Kelompok masyara­kat lainnya yang beragama Islam juga telah diusir, termasuk Ka­man, yang menjadi salah satu ke­lompok etnis yang diakui di Myan­mar. Dan sekali lagi, penyelesaian

masalah Rohingya masih mengh­adapi kebuntuan.

Netanyahu yang Agresif

PM Israel Benyamin menjadi buah bibir, karena mewacanakan perang melawan Iran, melancar­kan serangan militer ke Gaza dan menunjukkan keberpihakannya dalam Pilpres AS bersama calon Republik Mitt Romney. Dia meni­lai Pemerintahan Obama tidak cu­kup mampu menahan laju ambi­si Iran membuat senjata nuklir.

Tidak hanya itu, pendekatan Netanyahu yang akan melaku­kan tindakan sepihak untuk me­nyerang Iran membuat kalangan Barat berang. Puncaknya, saat Palestina mengajukan diri sebagai negara non­anggota yang berarti menerima status negara Palestina, mendapatkan dukungan mayori­tas anggota PBB, termasuk neg­ara­negara Barat, meskipun AS masih berada di belakang Israel.

Sebagai reaksinya, PM Isra­el dari kalangan ultra­nasiona­lis itu langsung membuat ren­cana pembangunan pemukiman baru di Tepi Barat. Rencana itu mendapatkan penolakan luas dari negara­negara Barat, akan tetapi banyak pihak menduga, itu hany­alah manuver Netanyahu agar ter­pilih lagi dalam pemilu Israel pada Januari nanti.

Krisis Mali

SALAH satu berita suram yang menghiasi pemberitaan di dunia internasional adalah krisis yang terjadi di Mali. Mali berubah wa­jah, negara yang sebelumnya menjadi salah satu negara de­mokratis yang sukses di Afrika Barat itu, kini menjadi negara yang gagal, tidak berfungsi dan menjadi Afghanistan kedua yang dikuasai oleh milisi ektrimis dan kelompok teroris. Mali bakal men­jadi Libya kedua, karena mengh­adapi perang sipil, intervensi mi­liter asing sudah tidak terelakkan dan sudah disahkan PBB.

Gambaran itu masih belum cukup untuk menunjukkan ke­adaan sebenarnya yang terjadi di Mali; setelah kudeta militer yang menjungkirkan pemimpin yang terpilih secara demokratis pada Maret. Pemberontakan terus saja terjadi. Pemberontak yang dito­pang oleh etnis sparatis Suku Tu­areg berafiliasi dengan kelompok Al­Qaeda Afrika Utara yang se­belumnya berhasil melengserkan Khadafi. Pemberontak menguasai lebih dari separuh teritori nega­ra. Termasuk situs­situs kuno di Timbuktu dan Gao.

Pemerintah tampaknya ma­sih tertatih­tatih dalam melaku­kan penguasaan kembali wilayah utara, meskipun didukung oleh pasukan yang terlatih, logistik dari negara Barat dan 3000 pa­sukan asing dari negara tetangga di Afrika, khususnya negara­neg­ara bekas jajahan Perancis.

Namun harapan untuk meny­elesaikan masalah ini masih be­lum jelas, negara itu selalu dili­puti suasana Chaos, krisis kem­anusiaan semakin parah. Ban­yak warga yang terpaksa hidup di Pengungsian. Dan tahun de­pan, potret Mali yang muram ma­sih belum jauh berubah.(rid)

2012: Bangkitnya Politisi Islamis Timteng