tugasan 2 kertas laporan
TRANSCRIPT
ELM 3101
PENGENALAN
Setiap individu mesti mempunyai agama.Agama yang dipilih seharusnya
mampu memuaskan keperluan inteleknya. Prinsip agamanya tidak harus
mengancam masyarakat. Tidak dapat dinafikan bahawa ahli sains dan psikologi
telah memperluaskan pengetahuan kita tetapi mereka tidak berupaya memberitahu
kita tujuan hidup manusia. Hanya suatu agama yang benar dapat menunjukkan
matlamat hidup manusia.
Manusia patut memilih agama yang bermakna dan rasional menurut
keyakinannya tanpa bergantung kepada kepercayaan tradisi,kebudayaan dan teori-
teori sahaja. Tidak ada sesiapa pun yang berhak memaksa seorang lain untuk
menerima sebarang agama. Kemiskinan, buta huruf atau perasaan emosi
manusia tidak harus dieksploitasi untuk mempengaruhi seseorang untuk memeluk
sesuatu agama.
Pemilihan agama untuk diri sendiri seharusnya satu hak yang bebas.Manusia
patut bebas untuk memilih agamanya berdasarkan kecenderungan dan kemampuan
inteleknya. Menganuti suatu agama tanpa kefahaman akan menjadikan agama itu
hilang nilai rohaninya.Penganut pula hilang kemuliaannya sebagai seorang individu
yang mampu berfikir dan menilai baik daripada buruk.
Manusia berakal dan seharusnya dapat membezakan antara yang betul dan
salah. Kita mesti dapat menyesuaikan diri kita kepada keadaan yang berlainan. Kita
patut memilih agama yang sesuai dengan diri kita dan dapat memenuhi keperluan
kecerdasan kita dengan bimbingan yang betul. Seseorang harus diberi peluang
untuk memilih agamanya secara bebas tanpa sebarang paksaan.
Agama [Sanskerta, a = tidak; gama = kacau] ertinya tidak kacau; atau adanya
keteraturan dan peraturan untuk mencapai arah atau tujuan tertentu. Religio [dari
religere, Latin] ertinya mengembalikan ikatan, memperhatikan dengan saksama; jadi
agama adalah tindakan manusia untuk mengembalikan ikatan atau memulihkan
hubungannya dengan Ilahi.
Dari sudut sosiologi, agama adalah tindakan-tindakan pada suatu sistem
sosial dalam diri orang-orang yang percaya pada suatu kekuatan tertentu [yang
supra natural] dan berfungsi agar dirinya dan masyarakat keselamatan. Agama
merupakan suatu sistem sosial yang dipraktekkan masyarakat; sistem sosial yang
dibuat manusia [pendiri atau pengajar utama agama] untuk berbhakti dan
menyembah Ilahi. Sistem sosial tersebut dipercayai merupakan perintah, hukum,
kata-kata yang langsung datang dari Ilahi agar manusia mentaatinya. Perintah dan 1
ELM 3101
kata-kata tersebut mempunyai kekuatan Ilahi sehingga dapat difungsikan untuk
mencapai atau memperoleh keselamatan [dalam erti seluas-luasnya] secara pribadi
dan masyarakat.
Dari sudut kebudayaan, agama adalah salah satu hasil budaya. ertinya,
manusia membentuk atau menciptakan agama karena kemajuan dan
perkembangan budaya serta peradabannya. Dengan itu, semua bentuk-bentuk
penyembahan kepada Ilahi [misalnya nyanyian, pujian, tarian, mantra, dan lain-lain]
merupakan unsur-unsur kebudayaan. Dengan demikian, jika manusia mengalami
kemajuan, perubahan, pertumbuhan, dan perkembangan kebudayaan, maka agama
pun mengalami hal yang sama. Sehingga hal-hal yang berhubungan dengan ritus,
nyanyian, cara penyembahan [bahkan ajaran-ajaran] dalam agama-agama perlu
diadaptasi sesuai dengan sikon dan perubahan sosio-kultural masyarakat.
Sedangkan kaum agamawan berpendapat bahawa agama diturunkan TUHAN
Allah kepada manusia. ertinya, agama berasal dari Allah; Ia menurunkan agama
agar manusia menyembahnya dengan baik dan benar; ada juga yang berpendapat
bahawa agama adalah tindakan manusia untuk menyembah TUHAN Allah yang
telah mengasihinya. Dan masih banyak lagi pandangan tentang agama, misalnya,
agama ialah [sikon manusia yang] percaya adanya TUHAN, dewa, Ilahi; dan
manusia yang percaya tersebut, menyembah serta berbhakti kepadanya, serta
melaksanakan berbagai macam atau bentuk kewajiban yang bertalian dengan
kepercayaan tersebut.
Agama adalah cara-cara penyembahan yang dilakukan manusia terhadap
sesuatu yang Dipercayai berkuasa terhadap hidup dan kehidupan serta alam
semesta; cara-cara tersebut bervariasi sesuai dengan sikon hidup dan kehidupan
masyarakat yang menganutnya atau penganutnya.
Agama ialah percaya adanya TUHAN Yang Maha Esa dan hukum-hukumnya.
Hukum-hukum TUHAN tersebut diwahyukan kepada manusia melalui utusan-
utusannya; utusan-utusan itu adalah orang-orang yang dipilih secara khusus oleh
TUHAN sebagai pembawa agama. Agama dan semua peraturan serta hukum-
hukum keagamaan diturunkan TUHAN [kepada manusia] untuk kebahagiaan hidup
manusia di dunia dan akhirat.
Jadi, secara umum, agama adalah upaya manusia untuk mengenal dan
menyembah Ilahi [yang dipercayai dapat memberi keselamatan serta kesejahteraan
hidup dan kehidupan kepada manusia]; upaya tersebut dilakukan dengan berbagai
ritus [secara pribadi dan bersama] yang ditujukan kepada Ilahi.
2
ELM 3101
Secara khusus, agama adalah tanggapan manusia terhadap penyataan
TUHAN Allah. Dalam keterbatasannya, manusia tidak mampu mengenal TUHAN
Allah, maka Ia menyatakan Dirinya dengan berbagai cara agar mereka mengenal
dan menyembah-Nya. Jadi, agama datang dari manusia, bukan TUHAN Allah.
Pada setiap agama mempunyai sasaran atau tujuan penyembahan atau
Sesuatu Yang Ilahi dan disembah. Ia bisa disebut TUHAN, Allah, God, Dewa, El,
Ilah, El-ilah, Lamatu’ak, Debata, Gusti Pangeran, Deo, Theos atau penyebutan lain
sesuai dengan konteks dan bahasa masyarakat [bahasa-bahasa rakyat] yang
menyembah-Nya. Penyebutan tersebut dilakukan karena manusia percaya bahwa Ia
yang disembah adalah Pribadi yang benar-benar ada; kemudian diikuti memberi
hormat dan setia kepada-Nya. Jadi, jika ada ratusan komunitas bangsa, suku, dan
sub-suku di dunia dengan bahasanya masing-masing, maka nama Ilahi yang
mereka sembah pun berbenda satu sama lain. Nama yang berbenda itu pun,
biasanya diikuti dengan pencitraan atau penggambaran Yang Ilahi sesuai sikon
berpikir manusia yang menyembahnya.
Dalam keterbatasan fiikirannya, manusia melakukan pencitraan dan
penggambaran Ilahi berupa patung, gambar, bahkan wilayah atau lokasi tertentu
yang dipercayai sebagai tempat tinggalJadi, kaum agama tidak bisa mengklaim
bahawa mereka paling benar menyebut Ilahi yang disembah. Sehingga nama-nama
lain di luarnya adalah bukan Ilahi yang patut disembah dan dipercayai atau diimani.
Pada setiap agama ada keterikatan kuat antara yang menyembah [manusia]
dan yang disembah atau Ilahi. Ikatan itu menjadikan yang menyembah [manusia,
umat] mempunyai keyakinan tentang keberadaan Ilahi. Keyakinan itu dibuktikan
dengan berbagai tindakan nyata [misalnya, doa, ibadah, amal, perbuatan baik,
moral, dan lain-lain] bahwa ia adalah umat sang Ilahi. Hal itu berlanjut, umat
membuktikan bahwa ia atau mereka beragama dengan cara menjalankan ajaran-
ajaran agamanya. Ia harus melakukan doa-doa; mampu menaikkan puji-pujian
kepada TUHAN yang ia sembah; bersedia melakukan tindakan-tindakan yang
menunjukkan perhatian kepada orang lain dengan cara berbuat baik, sedekah, dan
lain sebagainya.
Pada umumnya, setiap agama ada sumber ajaran utama [yang tertulis maupun
tidak tidak tertulis]. Ajaran-ajaran tersebut antara lain: siapa Sang Ilahi yang
disembah umat beragama; dunia; manusia; hidup setelah kematian; hubungan antar
manusia; kutuk dan berkat; hidup dan kehidupan moral serta hal-hal [dan peraturan-
3
ELM 3101
peraturan] etis untuk para penganutnya. Melalui ajaran-ajaran tersebut manusia atau
umat beragama mengenal Ilahi sesuai dengan sikonnya sehari-hari; sekaligus
mempunyai hubungan yang baik dengan sesama serta lingkungan hidup dan
kehidupannya.
Ajaran-ajaran agama dan keagamaan tersebut, pada awalnya hanya
merupakan uraian atau kalimat-kalimat singkat yang ada pada Kitab Suci. Dalam
perkembangan kemudian, para pemimpin agama mengembangkannya menjadi
suatu sistem ajaran, yang bisa saja menjadi suatu kerumitan untuk umatnya; dan
bukan membawa kemudahan agar umat mudah menyembah Ilahi.
Secara tradisional, umumnya, pada setiap agama mempunyai ciri-ciri spesifik
ataupun berbeda dengan yang lain. Misalnya,
pada setiap agama ada pendiri utama atau pembawa ajaran; Ia bisa saja
disebut sebagai nabi atau rasul, guru, ataupun juruselamat
agama harus mempunyai umat atau pemeluk, yaitu manusia; artinya harus
ada manusia yang menganut, mengembangkan, menyebarkan agama
agama juga mempunyai sumber ajaran, terutama yang tertulis, dan sering
disebut Kitab Suci; bahasa Kitab Suci biasanya sesuai bahasa asal sang
pendiri atau pembawa utama agama
agama harus mempunyai waktu tertentu agar umatnya melaksanakan ibadah
bersama, ternasuk hari-hari raya keagamaan
agama perlu mempunyai lokasi atau tempat yang khusus untuk melakukan
ibadah; lokasi ini bisa di puncak gunung, lembah, gedung, dan seterusnya .
Malaysia merupakan sebuah Negara yang berbilang kaum .Oleh itu ,
terdapat berbagai suku kaum yang menganut beberapa jenis agama. Secara
majoritinya menganut agama islam. Manakala selebihnya adalah buddha, hindu,
khristian dan mungkin lainnya tidak disebutkan..
Setiap kepercayaan agama di Malaysia pasti menerapkan ajaran nilai-nilai
murni kepada penganutnya. Hatta jadikan lah agama sebagai pegangan
keharmonian bukan untuk berpecah belah dalam kehidupan seharian di rumpun
yang harmoni.
Saya berbangsa Cina , oleh itu agama yang saya anuti ialah agama Buddha .
Saya memilih agama Buddha disebabkan ibu bapa saya menganuti agama ini dan
juga agama ini mudah, bernas dan berkesan. Buddhisme tiada dogma dan
peraturan yang menyempitkan alam pemikiran manusia. Segala yang dilakukan itu
terpulang kepada budi bicara kita sendiri .
4
ELM 3101
Agama ini selalu menggalakkan manusia menghadapi kenyataan hidup tanpa bertindak sebagai seorang hipokrit. Kita harus menerima kenyataan apabila menghadapinya. Oleh itu, umat Buddhis tidak menolak fakta berkenaan dengan dunia ini yang dijumpai oleh para saintis dan para cendekiawan. Walaupun Buddha telah memberi lebih penekanan kepada spirituil, beliau tidak pernah mengabaikan kemajuan duniawi manusia. Di dalam ajarannya kita akan menemui nasihat yang praktikal untuk bekerja dengan betulnya tanpa membuang masa serta berusaha dan bertindak dengan bijaknya demi kemajuan umat manusia. Beliau menyatakan bahawa seseorang harus menunaikan kewajipannya kepada keluarga, sanak-saudara, rakan-rakan, masyarakat, negara serta seluruh dunia.
Oleh itu umat Buddhis tidak harus mengabaikan tanggungjawab dan kewajipan mereka untuk menjadikan dunia ini lebih aman dan bahagia dengan menyumbangkan tenaga mengikut kemampuan masing-masing. Buddha tidak campur tangan dalam urusan kerajaan atau undang-undang yang ditetapkan oleh kerajaan. Buddha tidak menentang sebarang adat sosial dan tradisi sekiranya adat itu tidak merugikan tetapi sebaliknya memberi manfaat kepada masyarakat. Pada masa yang sama beliau tidak menggunakan kuasa politik atau tentera untuk mengembangkan ajarannya walaupun terdapat raja dan menteri yang menjadi pengikutnya.
Agama ini yang mengajar kita untuk berbakti kepada orang lain, mengorbankan keselesaan hidup untuk menolong umat manusia serta mengikuti disiplin dan peraturan agama bukannya kerana telah diturunkan oleh suatu kuasa ghaib tetapi diamalkan secara sukarela. Dengan mengikuti prinsip yang baik seperti ini berdasarkan keyakinan diri, kita bukan sahaja mendapat peluang untuk menjadi sempurna tetapi kita juga dapat membantu orang lain hidup dengan tenteram.
Penyempurnaan ini ialah tahap tertinggi yang harus dicapai demi menyelamatkan diri seseorang. Penyempurnaan ini tidak boleh dicapai melalui pertolongan mana-mana tuhan ataupun orang tengah.
Mengikut agama ini, kita dapat melihat akibat semua perbuatan baik atau buruk di dalam jangka hidup ini sendiri. Kenikmatan syurga atau Nibbana dapat diselami di dalam hidup ini juga. Tidak perlu tunggu hingga mati untuk melihat akibat tersebut seperti yang diajar dalam agama lain.
Sebab itulah Buddha selalu mempersilakan kita untuk datang dan menyelidik ajarannya, bukannya datang dan mempercayai secara membuta tuli. Beliau juga menasihati kita untuk memilih satu agama yang sesuai dengan menimbangkan serta menyelidik dengan pelbagai cara tanpa berdasarkan emosi ataupun kepercayaan membuta tuli. Inilah sebabnya agama Buddha dikenali sebagai ajaran yang berasaskan analisis. Di sini, kita dapat melihat analisis minda dan jasad dari segi saintifik mahupun falsafah. Aspek ini sudah tentu merupakan suatu aspek yang dihargai oleh para cendekiawan moden.
5
ELM 3101
Agama Buddha merupakan satu agama yang berdasarkan kebebasan yang tidak membendung kegiatan seseorang sekiranya kegiatan itu bermoral dan tidak menyakiti orang lain. Umat Buddhis mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk menyusun kegiatan keluarga mereka tanpa melanggar prinsip-prinsip agama yang asas. Agama ini adalah seperti satu lombong emas bagi para intelek menjalankan kajian dan mencari aspek-aspek yang lebih mendalam bagi bidang psikologi, falsafah, sains dan hukum alam sejagat. Lombong emas ini juga adalah penting bagi perkembangan spirituil dan menyelamatkan umat manusia daripada belenggu dengan ketidakpuasan dan pergolakan. Tidaklah menghairankan selama 2500 tahun agama Buddha telah dapat meyakinkan kebanyakan orang dalam hampir setiap negara di benua Asia. Pada masa itu, penduduk negara-negara tersebut telah menyambut ajaran Buddha sebagai satu utusan untuk keamanan dunia. Disebabkan ini juga, agama Buddha dapat diperkenalkan tanpa sebarang masalah, tanpa mengeksploitasikan orang lain ataupun menggugat sistem yang sedia ada.
Agama ini merupakan satu agama yang mempunyai prinsip-prinsip agama yang sejati, yang dapat dipertahankan asasnya tanpa sebarang perubahan, tidak kira masa, tempat dan situasi sekalipun. Keupayaan untuk memahami nilai idea-idea agama ini mungkin akan hilang daripada ingatan manusia. Manusia mungkin mengalami masalah untuk mengamalkan prinsip-prinsip ini dalam suatu masyarakat yang kehilangan amanah. Walau bagaimanapun, nilai prinsip-prinsip yang berharga ini akan disanjungi oleh setiap manusia yang bertamadun dan memahami prinsipnya pada bila-bila masa pun.
6
ELM 3101
ASAL USUL AGAMA BUDDHA
Buddha Sakyamuni dilahirkan sebagai Putera Siddhatta di sempadan negeri
India dan Nepal yang pada ketika itu dikenali sebagai Kapilavathu. Beliau dilahirkan
dalam suku kaum Sakya kepada Raja Suddhodana dan Permaisuri Maha Maya.
Selepas tujuh hari putera dilahirkan, Permaisuri Maha Maya mangkat dan beliau pun
dibesarkan oleh pengasuh istana di bawah jagaan emak saudara beliau, Maha
Pajapati Gotami. Putera Siddhatta dididik dan dilatih untuk menjadi bakal raja yang
arif di samping gagah perkasa dalam hal peperangan. Segala kemewahan
kebendaan dikurniakan ke atas beliau untuk menghindarkan timbulnya niat untuk
meninggalkan rumah tangga seperti yang ditilik oleh penasihat-penasihat Raja
Suddhodana. Pada umur 16 tahun, beliau telah dikahwinkan dengan sepupu beliau,
Puteri Yasodhara, mengikut adat India. Seorang putera telah dilahirkan beberapa
tahun kemudian dan diberi nama Rahula.
Walaupun kehidupan dalam istana mewah dan serba mencukupi, Putera
Siddhatta masih berikhtiar untuk melihat keadaan di luar istana. Ketika bersiar-siar
di luar istana, beliau terserempak dengan seorang tua yang uzur, kemudian seorang
pesakit yang mengerang kesakitan, seterusnya mayat dan seorang pertapa.
Keempat-empat jenis coretan hidup ini telah mengubah pandangan beliau mengenai
kehidupan. Semenjak itu, Putera Siddhatta asyik memikirkan soal kesengsaraan
manusia dan bermuram sahaja. Pada umur 29 tahun, beliau telah mengambil
keputusan untuk meninggalkan segala kemewahan untuk mencari jawapan kepada
sebab-musabab kesengsaraan.
Pada mulanya, beliau mengikut kumpulan pertapa yang terkemuka pada
masa itu dan berbincang dengan mereka mengenai kehidupan. Dua orang pertapa
terkemuka yang beliau pernah berguru ialah Alara Kalama dan Udaka Ramaputta.
Akan tetapi kaedah mereka tidak dapat menyelesaikan masalah dasar manusia.
Oleh itu, dengan hati yang cekal, beliau telah berazam untuk mencari jalan untuk
menamatkan kesengsaraan manusia dengan sendirinya. Selama enam tahun beliau
bertapa dan menyeksa diri sendiri dengan pelbagai cara berhabis-habisan tetapi
pencerahan tidak juga tercapai. Akhirnya beliau mengambil keputusan untuk
meninggalkan sikap melampau ini dan mengikuti sikap kesederhanaan dalam
7
ELM 3101
kehidupan. Pada fajar bulan purnama Vesak ketika beliau berumur 35 tahun, beliau
berjaya mencapai pencerahan.
Setelah memahami misteri kehidupan, beliau telah berangkat untuk
menyampaikan dan berkongsi pengalaman beliau dengan manusia yang sedia
mendengar ajaran beliau. Usaha ini mengambil masa selama 45 tahun di Utara
India, khususnya di sepanjang tebing Sungai Gangga sehingga beliau
menghembuskan nafas terakhir ketika berumur 80 tahun. Beliau telah berjaya
merobohkan jurang kasta antara pengikut-pengikut beliau dan mengajar tentang
kesamaan antara makhluk. Pengikut-pengikut beliau memakai jubah kuning tanda
keamanan dan kesamaan. Mereka telah diseru untuk memperkembangkan ajaran
Buddha demi kebaikan umat manusia dan makhluk lain. Oleh itu, mereka
dikehendaki menuju ke arah yang berlainan supaya dapat menguntungkan lebih
banyak makhluk. Kegiatan pengikut-pengikut ini berkembang luas selepas itu dan
terus disebarkan dengan giat dan teratur oleh Maharaja Asoka, tiga ratus tahun
selepas pemergian Buddha. Gema laungan Cahaya Asia masih kuat kedengaran
hari ini. Buddha disanjung dalam sejarah manusia kerana beliau menekankan
keamanan mental dan fizikal. Ajaran ini telah berjaya menanamkan benih keamanan
dalam sanubari ramai kaum di Dunia Timur. Mereka sudah yakin bahawa mereka
bertanggungjawab ke atas segala perbuatan mereka dan potensi manusia adalah
tidak terbatas. Pesanan terakhir Buddha kepada pengikut-pengikut beliau ialah
teruskan usaha untuk mencapai ketenangan akhir — Nibbana. Usaha turun-temurun
ini akan berkepanjangan supaya Cahaya Asia tetap menerangi dunia ini!
8
ELM 3101
PEMIKIRAN DAN DOKTRIN-DOKTRINNYA
Pemeluk Buddha percaya bahawa Buddha adalah anak Tuhan, penyelamat
manusia dari segala tragedi dan penderitaan. Dialah yang menanggung segala
kesalahan manusia. Mereka juga berkeyakinan bahawa penjelmaan Buddha terjadi
melalui proses persenyawaan antara roh suci dengan perawan 'maya'. Mereka
mengatakan, kelahiran Buddha ditandai dengan munculnya sebuah bintang di langit
yang disebut Bintang Buddha.
Ketika Buddha lahir ke dunia, menurut keyakinan mereka, tentara-tentara
langit bergembira ria,para Mala'ikat mengalunkan lagu cinta, menyambut
kelahirannya yang penuh berkah.Sebenarnya orang-orang bijak telah mengetahui
tentang kelahiran dan sifat-sifat ketuhanan Buddha. Karena itu baru saja satu hari
setelah kelahirannya, manusia sudah berduyun-duyun menyambutnya. Bahkan
ketika Buddha masih bayi, ia berkata kepada ibunya bahawa dirinya adalah manusia
paling agung.
Pada suatu hari Buddha masuk ke salah satu candinya. Kemudian patung-
patung yang ada di dalam candi tersebut berwujud di hadapannya. Syetan telah
gagal memalingkannya.Oleh pengikut Buddha diyakini pula bahawa hari-hari terakhir
dalam kehidupannya telah terjadi perubahan pada dirinya. Misalnya, seberkas
cahaya turun mengitari kepalanya dan jasadnya disinari cahaya yang terang
benderang. Sehingga orang-orang yang menyaksikannya berkata,"Ini bukan
manusia. Dia adalah Tuhan Yang Agung."
Penganut Buddha bersembahyang menyembah Buddha. Mereka
berkeyakinan bahawa Buddha dapat memasukkan ke nirwana. Sembahyang,
menurut mereka, harus dilaksanakan dalam upacara pertemuan yang dihadiri oleh
orang-orang Buddha yang banyak.
Ketika Buddha meninggal, para pengikutnya berkata, "Ia naik ke langit
bersama jasadnya setelah menyelesaikan tugasnya di bumi."Selain itu, pengikut
Buddha meyakini kembalinya Buddha ke bumi untuk kedua kalinya, untuk
memulihkan kedamaian dan keberkahan.
Menurut mereka Buddha adalah Yang Agung, Tunggal dan Amali. Buddha
adalah zat dari cahaya yang bukan cahaya biasa. Dialah yang akan menghisab
orang-orang yang sudah mati atas amal perbuatan mereka. Buddha telah
meninggalkan ajaran-ajaran yang wajib dikerjakan manusia sampai qiyamat.
Dikatakan, Buddha telah mendirikan kerajaan agama di muka bumi ini.
9
ELM 3101
Orang Buddha harus terikat kepada 8 hal, sehingga ia mampu mencapai
kemenangan dan mengalahkan hawa nafsunya. Delapan hal tersebut ialah
1. Cenderung kepada yang benar dan lurus serta kosong dari pengaruh syahwat
dan kelezatan.Ini semua harus terjelma pada waktu akan melakukan perbuatan apa
saja.
2. Bersifat benar dan lurus, tidak terpengaruh hawa nafsu.
3. Berpenampilan benar dan lurus.
4. Keyakinan yang lurus yang dibarengi ketenangan dan ketentraman jiwa terhadap
apa yang dilakukannya.
5. Sesuai antara ucapan dengan apa yang di dalam hati.
6. Sesuai antara prilaku dan kalbu serta lisan.
7. Kehidupan yang benar, yang bersendikan meninggalkan segala kelezatan.
8. Usaha yang benar yang mengarah kepada kelurusan hidup berdasarkan ilmu dan
kebenaran serta meninggalkan segala kelezatan duniawi..
Kaum Buddha terpecah menjadi dua golongan, Buddha yang taat beragama
dan Buddha awam.Buddha taat ialah orang Buddha yang menjalankan seluruh
ajaran Buddha dan wasiat-wasiatnya.Sedangkan Buddha awam ialah orang Buddha
yang menerapkan sebagian ajaran dan wasiat-wasiatnya.
Budhisme mempunyai dua aliran, aliran utara dan aliran selatan. Aliran Utara
ialah pengikut Buddha sampai menuhankannya. Sedangkan aliran Selatan ialah
pengikut Buddha yang agak wajar dalam memandang Buddha. Aliran Utara yang
kitab-kitab sucinya ditulis dalam bahasa Sansekerta. Aliran ini berkembang
di Cina, Jepang, Nepal dan Sumatera (pada masa Kerajaan Sriwijaya, pen).
Aliran Selatan yang kitab-kitab sucinya ditulis dalam bahasa Pali, tersebar di Birma,
Sailan dan Siam .
10
ELM 3101
CARA MENGAMALKAN AGAMA BUDDHA DALAM RUTIN HARIAN INDIVIDU ,
AKTIVITI KELUARGA DAN AKTIVITI TAHUNAN
Sebagai seorang Buddhis, wajar untuk kita memiliki sebuah imej atau gambar
Buddha di dalam rumah, bukan sebagai perhiasan untuk dipamerkan. Akan tetapi
sebagai satu objek penghargaan dan penghormatan. Rupabentuk Patung Buddha
yang tenang, yang melambangkan Metta (kasih sayang suci), kesucian dan
kesempurnaan melahirkan satu sumber inspirasi yang boleh menolong kita
mengatasi segala kesulitan, keresahan atau salah faham semasa menjalankan
kegiatan harian kita di dalam dunia yang serba pancaroba ini. Hidup penuh dengan
rintangan yang boleh dihindari jika kita melaksanakan ajaran-ajaran mulia daripada
Guru Agung kita. Ketika menghormati Buddha, kita dapat bermeditasi walaupun
sebentar, dengan memusatkan fikiran kita pada sifat-sifat Buddha yang agung dan
mulia kita dapat menyempurnakan diri melalui inspirasinya.
Sebagai penganut Agama Buddha, kita juga harus untuk memberi
penghormatan kepada Guru Agung kita setipa hari . Amalan ini boleh dilakukan
pada awal pagi atau lewat malam sebelum tidur. Ketika melakukan amalan ini, puja
berfaedah jika usaha dibuat untuk membaca Sutta. Cara hidup begini satu amalan
Buddhis yang mulia. Ibu-bapa harus memupuk amalan-amalan agama yang
bermanfaat dan yang dihormati sepanjang zaman dikalangan anak-anak mereka
dengan menyedari dan menghargai pusaka yang berharga ini.
Ibu-bapa yang beragama Buddha digalakkan menghantar anak-anak mereka ke
Sekolah Minggu Buddhis atau kelas-kelas agama untuk melatih mereka menjadi
anak-anak yang bertanggungjawab dan warganegara yang baik.
Sementara seseorang Buddhis digalakkan untuk melaksanakan amalan agama
di dalam rumah, mereka juga diingatkan supaya tidak melupakan atau mengabaikan
kewajipan sosial mereka terhadap kegiatan-kegiatan di vihara (wat) pada hari bulan
purnama dan hari bulan-baru (hari pertama dan hari ke-15 kalendar Cina. Kunjungan
ke sesebuah vihara dan menyertai dalam upacara keagamaan dianggap sebagai
satu perbuatan yang berpahala. Mengamal Delapan Sila (Attha Sila) oleh para
penganut pada perayaan tanggal satu dan limabelas merupakan satu perbuatan
yang berpahala serta berpatutan. Mereka yang menyertai upacara ini diminta untuk
berpakaian sederhana yang serba putih dan berada di vihara selama sehari
mengambil bahagian di dalam upacara-upacara keagamaan seperti meditasi,
11
ELM 3101
perbincangan agama, membaca buku-buku agama serta mngembangkan kasih
sayang suci.
Di dalam setiap agama terdapat objek-objek atau simbol-simbol yang diberi
penghormatan. Di dalam agama Buddha terdapat tiga objek agama yang utama
untuk tujuan tersebut, iaitu:-
1. Saririka atau relik-relik Buddha.
2. Uddesika atau simbol-simbol agama seperti imej Buddha dan pagoda
3. Paribhogika atau barang-barang peribadi yang digunakan oleh Buddha
1. Patung Sang Buddha
Patung Sang Buddha ini bentuknya bermacam-macam. Ada yang menggunakan
bentuk seperti payung yang ada di Candi Borobudur, ada yang menggunakan gaya
India, Thailand, Srilanka, dan sebagainya. Sesungguhnya patung Sang Buddha
bukan melambangkan atau mewujudkan manusia Siddhattha Gotama. Jadi kalau
Saudara berada di depan patung Sang Buddha, jangan Saudara membayangkan
bahawa Sang Buddha itu seperti patung yang ada di hadapan Saudara atau yang
pernah Saudara lihat. Kalau kita mengingat kembali riwayat hidup Sang Buddha, kita
akan melihat bahawa ketika Beliau masih menjadi bodhisatva, sesungguhnya Beliau
memiliki satu kehidupan yang sangat berlebihan; ada harta, tahta dan wanita.
Namun Pangeran Siddhattha adalah manusia yang mempunyai cara berfikir yang
berbeda. Ketika Beliau menyedari bahawa hidup ini sesungguhnya tidak kekal dan
tidak memuaskan, Beliau pun memutuskan untuk mencari ubat yang dapat
mengatasi ketuaan, sakit, lahir dan mati; walaupun sangat menderita, Beliau terus
berjuang. Bahkan pada suatu hari Beliau bertekad untuk tidak akan berdiri dari
tempat duduknya sebelum menemukan ubat sakit, tua, lahir dan mati; dan malam itu
juga Beliau berhasil menembus hakikat hidup yang tidak kekal yang disebut
mencapai Nibbana/padamnya keinginan, yang sekarang diperingati setiap hari
Waisak. Inilah sesungguhnya makna yang terkandung dari patung Sang Buddha
iaitu lambang semangat yang tidak pernah putus asa. Ketika melihat patung Sang
Buddha, hendaknya muncul semangat untuk bekerja, semangat untuk berjuang
dalam meraih cita-cita. Kita bersujud di depan patung Sang Buddha adalah untuk
menghormati Guru kita yang telah mengajarkan kebenaran, jadi bukan menyembah
12
ELM 3101
pada patung. Dengan demikian, kita tidak akan pernah kekurangan/kehilangan
semangat dalam perjuangan hidup kita.
2. Lilin
Lilin ini sesungguhnya juga merupakan suatu lambang. Seperti lilin yang rela
hancur demi menerangi kegelapan, demikian juga hendaknya seorang umat Buddha
hendak berkorban untuk kebahagiaan makhluk lain. Pengorbanan besar telah
diberikan oleh Guru kita; 6 tahun menderita dan membaktikan diri selama 45 tahun
untuk mengajarkan Dhamma setiap hari. Kita pun sebagai murid-muridnya
hendaknya bersikap demikian; seperti lilin yang menerangi kegelapan, demikian juga
hendaknya kita sebagai umat Buddha seperti menjadi pelita di dalam kehidupan
bermasyarakat dengan kebenaran yang dibabarkan oleh Sang Buddha.
3. Bunga
Bunga melambangkan ketidakkekalan; hari ini indah dan wangi tetapi esok akan
layu, lusa akan membusuk dan dibuang. Demikian pula dengan diri kita; hari ini kita
masih sihat, kuat dan cantik tetapi dengan berlalunya sang waktu; kesihatan,
kekuatan dan kecantikan kita pun akan berkurang. Seperti bunga yang sekarang
segar, esok akan layu dan dibuang; demikian juga hendaknya kita selalu menyedari
bahawa pada suatu ketika kita pun akan dibuang, berpisah dengan yang dicintai dan
berkumpul dengan yang dibenci. Oleh kerana itu, tidak ada gunanya kita sombong
kerana semua ada batasnya dan tidak kekal. Ini adalah Dhamma yang dipesankan
lewat altar.
4. Air
Air ini melambangkan pembersih segala kotoran. Seperti air yang membersihkan
semua debu-debu kekotoran; demikian juga ajaran Sang Buddha hendaknya
membersihkan segala kekotoran yang melekat di batin dan fikiran kita baik
ketamakan, kebencian mahupun kebodohan.
5.Dupa
Dupa, sama ada dalam bentuk serbuk atau colok, dibakar untuk
melambangkan perbuatan menyucikan fikiran atau jasad kita.
13
ELM 3101
Pembakaran dupa akan melepaskan asap yang harum ke udara. Dari jauh
kita sudah dapat menghidunya. Begitu juga perbuatan dan niat baik kita akan dirasai
oleh orang ramai.
Dupa yang sedang membakar serupa juga dengan kewujudan kita. Serbuk
dupa atau colok diibaratkan jasad kita dan hujung colok yang membakar diibaratkan
hati, sentiasa dalam perubahan. Tanpa pembakaran, dupa tidak membawa apa
makna dan tanpa hati, jasad tidak akan wujud.
Selepas satu masa colok atau dupa akan habis dibakar ataupun apabila
keadaan yang tidak sesuai wujud, dupa dan colok akan terpadam. Ini mencerminkan
ketidakkekalan (Anicca), penderitaan (Dukkha) dan ketidakakuan (Anatta).
Upacara yang dijalankan oleh penganut buddha
1) Bersujud
Bersujud di hadapan patung Buddha bukanlah memuja berhala. Ini
merupakan ungkapan rasa hormat yang mendalam. Sujud merupakan
pernyataan bahawa Buddha telah mencapai Penerangan Sempurna dan
Tertinggi. Dengan melakukan ini seseorang dapat menekan keinginan,
perasaan menang sendiri, dan menjadi lebih siap mempelajari ajaran Buddha.
2) Beranjali
Meletakkan kedua telapak tangan di depan dada (anjali) merupakan suatu
tradisi untuk menyatakan penghormatan tertinggi kepada Tiga Permata.
Ketika seorang umat Buddha menyapa yang lain, mereka mengatupkan
kedua telapak tangan seperti sekuntum bunga teratai yang kuncup, sedikit
membungkukkan badan, dan dengan perlahan berkata ?Sekuntum teratai
(simbol kesucian dalam Agama Buddha) untukmu, seorang Buddha di masa
depan.? Salam ini memberikan pengakuan adanya benih-benih Penerangan
Sempurna atau benih Kebuddhaan di dalam diri orang lain oleh karenanya
kita mengharapkan kebaikan dan kebahagiaan untuknya. Meletakkan kedua
telapak tangan juga mempunyai efek pemusatan dan penenangan pikiran.
3) Pradaksina
Pradaksina merupakan kegiatan mengelilingi sebuah obyek pemujaan seperti
stupa (sebuah bangunan bersejarah tempat menyimpan reliks suci), pohon
Bodhi (pohon di mana Buddha duduk di bawahnya saat Beliau mencapai
14
ELM 3101
Penerangan Sempurna), atau Pratima Buddha, sebanyak tiga kali atau lebih
sebagai wujud sikap hormat. Ini dilakukan dengan meditasi berjalan searah
jarum jam; seseorang menjaga agar tetap berada di sisi kanan obyek
pemujaan.
4) Persembahan
Memberikan persembahan di altar merupakan wujud bakti, yang
menunjukkan penghormatan dan pemujaan kepada Tiga Permata. Setiap
benda yang dipersembahkan memiliki makna masing-masing.
15
ELM 3101
PERAYAAN
1) Hari Wesak
Hari Wesak merupakan hari terpenting bagi penganut agama Buddha kerana
hari Wesak melambangkan Kelahiran, Pencerahan Agung, dan Kewafatan Gautama
Buddha. Hari Wesak juga dikenali dengan nama Visakah Puja atau Buddha Purnima
di India, Vesak di Singapura,Visakha Bucha di Thailand, dan Wesak di Sri Lanka.
Lazimnya,penganut ajaran Buddha akan mengunjungi kuil Buddha pada waktu pagi
untuk memberikan penghormatan kepada Buddha,yang dilambangkan oleh simbol-
simbol Buddha seperti Pagoda, patung Buddha, pokok Bodhi dan Sarikata (relik
Buddha). Pengikut agama Buddha boleh membawa persembahan yang ringkas
seperti bunga, lilin dan colok dan mempersembahkannya kepada Guru mereka yang
agung. Persembahan simbolik ini mengingatkan kita bahawa seperti juga bunga
yang cantik akan layu di dalam masa yang pendek dan lilin dan colok akan habis
membakar dengan cepatnya, hidup kita juga menghadapi pereputan dan
disintegrasi. Umat Buddhis diajar menjauhkan diri daripada membunuh sebarang
makhluk hidup. Mereka digalakkan menjamu makanan vegetarian pada hari
tersebut. Di setengah negara, terutamanya di Sri Lanka, dua hari diperuntukkan
untuk merayakan hari Wesak dan semua kedai minuman keras dan rumah sembelih
ditutup atas warta kerajaan. Ribuan burung dan binatang juga dibebaskan sebagai
tanda simbolik memberikan kebebasan kepada mereka yang di dalam tawanan.
Para penganut juga akan melafazkan semula Tisarana(Tiga Perlindungan:
Buddha, Dhamma dan Sangha) untuk memperbaharui komitmen mereka kepada
ajaran Buddha. Perlindungan, dalam pengertian ajaran Buddha merujuk kepada
perlindungan daripada kesengsaraan dan ketidakpuasan duniawi.
* Berlindung kepada Buddha membawa maksud menyanjungi Buddha sebagai Guru
Agung yang telah menunjukkan cara untuk mendapat kedamaian dalam kehidupan.
* Berlindung kepada Dhamma bermaksud keyakinan serta mengamalkan ajaran
Buddha untuk mendapat kedamaian dalam hidup iaitu Nibbana.
* Berlindung kepada Sangha bermaksud mendapat sokongan serta menyokong
sesama umat Buddha dalam mengamalkan ajaran Buddha.Memusatkan fikiran
kepada lapan prinsip "Precepts" sementara para sami yang memakai
sarung kuning akan membaca kitab Buddha "Sutras".
Selepas itu penganut Buddha akan bersembahyang dan melepaskan burung
merpati. Hari Wesak juga merupakan hari memberi makan kepada orang miskin dan
sedekah kepada para sami. Hari Wesak dirayakan oleh semua penganut ugama
16
ELM 3101
Buddha di seluruh dunia.Dikalangan penganut Buddha di Singapura dan Taiwan,
terdapat amalan mencederakan diri ketika menyambut hari Wesak seperti berjalan di
atas bara api sebagai menyambut hari kelahiran dewa Bao-sheng Da-di.
Ia dirayakan dalam bulan Mei pada waktu terang bulan (purnama sidhi) untuk
memperingati tiga peristiwa penting, iaitu:
1. Kelahiran Siddharta Buddha di Taman Lumbini pada tahun 623 S.M.
2. Siddharta Buddha mendapat ilham Agung dan menjadi Buddha di Buddha-Gaya
pada usia 35 tahun di tahun 588 S.M.
3. Buddha Gautama mangkat di Kusinara pada usia 80 tahun di tahun 543 S.M.
2) Hari Upavasatha
Saat Upavasatha (Uposatha) atau bulan baru dan bulan purnama (tanggal 1
dan 15 penanggalan bulan), banyak umat Buddha berkumpul di vihara untuk
bermeditasi, membuat persembahan, mengulang khotbah Dharma, dan melakukan
penghormatan pada Tiga Permata. Beberapa umat Buddha juga melaksanakan
vegetarian pada hari-hari tersebut, sebagaimana mereka menjalankan delapan sila.
3) Hari Ullambana
Ullambana adalah perwujudan rasa hormat umat Buddha kepada leluhur
mereka dan cinta kasih mereka kepada semua makhluk yang menderita di alam
sengsara. Peringatan Ullambana pada tanggal 15 bulan 7 penanggalan bulan,
didasarkan pada kejadiaan saat Maudgalyayana (Mogallana), seorang pengikut
Buddha, melalui kekuatan meditasinya menemukan bahwa ibunya dilahirkan
kembali di alam sengsara. Karena sedih, ia meminta bantuan Buddha yang
kemudian menasehatinya untuk membuat persembahan kepada Sangha, kaerna
jasa kebajikan dair perbuatan itu dapat membebaskan penderitaan ibunya dan juga
makhluk lain di alam sengsara. Membuat persembahan untuk membebaskan
penderitaan orang yang telah meninggal dan makhluk lain di alam sengsara menjadi
perayaan umum yang popular.Ullambana diperingati dengan mempersembahkan
kebutuhan-kebutuhan Sangha, mengulang khotbah Dharma, dan melakukan
perbuatan-perbuatan amal. Jasa kebajikan dari perbuatan-perbuatan ini akan
dilimpahkan kepada semua makhluk.
17
ELM 3101
4) Upacara Perpindahan Cahaya
Dalam upacara ini, umat memegang sebatang liling yang menyala sambil berjalan
berkeliling batas tepi vihara, objek suci, atau bangungan bersejarah dengan meditasi
berjalan. Mereka memanjatkan mantara atau nama Buddha sebagai pujian kepada-
Nya. Upacara ini melambangkan cahaya Kebijaksanaan (menyebarkan Kebenaran)
ke segala penjuru dunia untuk menghalau sisi gelap ketidaktahuan. Secara pribadi
ini memiliki makna menyalakan lampu Kebijaksanaan dalam diri seseorang.
Nyala api yang dapat dipindahkan ke lilin lain yang tak terhitung banyaknya tanpa
memadamkan nyalanya sendiri, melukiskan bahwa Kebijaksanaan dapat dibagikan
tanpa mengurangi bagian orang yang membagikan. Terbakarnya sumbu disertai
lelehnya lilin mengingatkan kita pada ketidakkekalan dan perubahan-perubahan
semua benda yang terkondisi, termasuk hidup kita sendiri. Merenngkan hal ini dapat
membantu kita menghargai setiap momen dalam hidup tanpa menjadi melehat
padanya. Perhatian dapat dilatih dengan menjaga agar nyala lilin tidak padam. Ini
menggambarkan penjagaan pikiran dari faktor-faktor negatif yangmerusak
kehidupan spiritual. Dalam upacara ini, semangat dapat ditumbuhkan dengan
melihat secercah api kecil yang menerangi lautan kegelapan, sampai lautan cahaya
yang saling membagi penerangan bagi semua.
5) Upacara Tiga Langkah Satu Sujud
Dalam upacara ini, para pengikut biasanya berbaris sebelum terbitnya matahari
untuk pengitari batas tepi vihara, membungkukkan badang sekali setiap tiga
langkah, sambil memanjatkan mantra-mantra atau nama Buddha sebagai
penghormatan bagi-Nya. Pada setiap sujud, Buddha dapat divisualisasikan sedang
berdiri di atas telapak tangan kita yang terbuka dan kita sambut dengan hormat.
Telapak tangan yang terbuka melambangkan bunga teratai, lambang merekahnya
kesucian (walaupun akar-akar bunga teratai beradai di lumpur kejahatan, bunganya
mekar dengan kesucian dan bersih dari lumpur). Setiap sujud merupakan
penyampaian rasa hormat kepada Buddha (atau pada seluruh Buddha dan
Bodhisattva yang tidak terhitung jumlahnya). Latihan ini membantu pemurniaan
pikiran, menekan ego, dan mengurangi rintangan-rintangan sepanjang jalan spiritual
sambil seseorang menyesali tindakan-tindakan buruk yang lalu dan mengingnkan
perkembangan spiritual. Dengan perhatian penuh para perbuatan, ucapan dan
pikiran selama latihan, konsentrasi dan ketenangan dapat dicapai.
18
ELM 3101
Upacara yang panjang ini mengingatkan seseorang kepada perjalanan menuju
Penerangan Sempurna yang panjang dan sukar. Tetapi ini juga mengingatkan kita
bahwa sejauh kita telah bertekad, seluruh rintangan akan dapat ditanggulangi.
Keteguhan dalam melengkapi latihan ini walaupun ada rintangan juga dapat
membantu memperkuat keyakinan kepada Buddha dan ajaran-ajaranNya yang
menuntun kita menuju Penerangan Sempurna.Merekahnya fajar pada akhir upacara
melambangkan cahaya Kebijaksanaan menghalau kegelapan kebodohan karena
seseorang telah maju selangkah dalam perjalanan menuju Penerangan Sempurna.
19
ELM 3101
KEPENTIGAN AGAMA BUDDHA KEPADA DIRI PENGKAJI
Agama adalah pegangan yang harus ada dalam diri setiap manusia.Tanpa
pegangan agama, maka akan goyahlah kehidupan manusia.Peranan agama yang
paling dominant adalah ia dapat menjadi pemangkin kepada pembangunan
manusia.
Pegangan agama juga boleh menjadi asas kepada ketamadunan dan acuan
kepada latar budaya masyarakat.Agama juga dapat membentuk pandangan
semesta seseorang dan sesebuah masyarakat serta perilaku dan tindakan mereka
dalam kehidupan. Ini dapat dilihat dari segi pertuturan, perilaku dan gaya hidup
seseorang manusia.
Selain itu agama memainkan peranan yang penting dalam membentuk
pandangan dunia dalam kehidupan manusia serta mendatangkan ketenangan dan
keamanan di kalangan penduduk dunia sehinggakan agama itu dijadikan sebagai
sumber kekuatan dan mekanisme yang berpengaruh dalam pembentukan
keselamatan serantau. Ini dibuktikan dengan prinsip agama buddha yang
bencikan peperangan. Agama buddha juga melarang umatnya untuk memulakan
peperangan dan menggalakkan menyelesaikan masalah dengan aman
(perbincangan).
Agama dan tamadun merupakan perkara yang sinonim. Tanpa agama sesuatu
tamadun tidak akan membangun dengan cepat. Ini kerana agama mampu
memberikan suatu lonjakkan paradigma kepada tamadun yang sedang ingin
membangun dan ia juga merupakan salah satu elemen yang menolak dan
menggerakkan sesebuah tamadun dalam kehidupan. Mari kita singkap sejarah
Dinasti Sung yang tidak bermoral kerana maharajanya secara dictator dan kejam.
Dinasti ini pernah di labelkan "zaman pencerobohan orang gasar". Akibat kerajaan
maharaja yang kejam dan tidak bermoral rakyatnya memberontak di bawah
pimpinan petani dan akhirnya dinasti tersebut Berjaya digulingkan.
Dengan ini dapat disimpulkan bahawa agama memainkan peranan yang amat
vital dalam kehidupan manusia dan seterusnya dalam pembinaan tamadun.
20