bab ii a. pembahasan guru pendidikan agama islam dan...

20
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembahasan Guru Pendidikan Agama Islam dan Ruang Lingkupnya 1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam Guru adalah pekerja profesional yang secara khusus disiapkan untuk mendidik anak-anaknya di sekolah. 18 Dalam Islam, guru adalah mereka yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik baik secara keilmuan ataupun spiritualnya. 19 Jadi, dapat disimpulkan guru adalah pekerja profesional yang bertanggung jawab terhadap semua perkembangan siswa baik dari segi keilmuan dan spiritualnya. Pendidikan agama Islam adalah usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik yang bersangkutan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. 20 Pendidikan agama Islam adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, serta keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agama, yang dilaksanakan sekurang kurangnya melalui mata pelajaran pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan. 21 18 Novan Ardy Wiyani dan Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam: Rancang Bangun Konsep Pendidikan Monokotomik-Holistik (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hal. 97 19 M. Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam-Jilid II (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), hal. 110 20 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam; Upaya pengefektifan PAI di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), hal. 75 21 M. Amin Haedari, Pendidikan Agama di Indonesia, (Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, 2010), hal. 9

Upload: others

Post on 30-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II A. Pembahasan Guru Pendidikan Agama Islam dan …eprints.umm.ac.id/44480/3/jiptummpp-gdl-sitimusfir-49914-3-babii.pdf2. Tugas Pokok Guru Pendidikan Agama Islam secara umum Pada

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembahasan Guru Pendidikan Agama Islam dan Ruang Lingkupnya

1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam

Guru adalah pekerja profesional yang secara khusus disiapkan untuk

mendidik anak-anaknya di sekolah.18 Dalam Islam, guru adalah mereka yang

bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik baik secara

keilmuan ataupun spiritualnya.19 Jadi, dapat disimpulkan guru adalah pekerja

profesional yang bertanggung jawab terhadap semua perkembangan siswa

baik dari segi keilmuan dan spiritualnya.

Pendidikan agama Islam adalah usaha untuk memperkuat iman dan

ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut

oleh peserta didik yang bersangkutan dengan memperhatikan tuntutan untuk

menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama

dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.20 Pendidikan

agama Islam adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan

membentuk sikap, kepribadian, serta keterampilan peserta didik dalam

mengamalkan ajaran agama, yang dilaksanakan sekurang kurangnya melalui

mata pelajaran pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan.21

18Novan Ardy Wiyani dan Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam: Rancang Bangun KonsepPendidikan Monokotomik-Holistik (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hal. 97

19 M. Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam-Jilid II (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), hal. 11020 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam; Upaya pengefektifan PAI di

Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), hal. 7521 M. Amin Haedari, Pendidikan Agama di Indonesia, (Puslitbang Pendidikan

Agama dan Keagamaan, 2010), hal. 9

Page 2: BAB II A. Pembahasan Guru Pendidikan Agama Islam dan …eprints.umm.ac.id/44480/3/jiptummpp-gdl-sitimusfir-49914-3-babii.pdf2. Tugas Pokok Guru Pendidikan Agama Islam secara umum Pada

15

Jadi, dapat disimpulkan pendidikan agama Islam adalah pendidikan

yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, serta

keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agama serta usaha

untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Sedangkan sebagaimana dinyatakan Chabib Thoha yang dimaksud

guru pendidikan agama Islam adalah:

Guru Agama Islam adalah sebagai murabbi, muallim dan muaddib.Pengertian murabbi adalah guru agama harus memiliki sifat rabbani,yaitu bijaksana, terpelajar dalam bidang ilmu pengetahuan tentangrabb. Muallim adalah seorang guru agama harus alimun (ilmuan),yakni menguasai ilmu teoritik, memiliki kreatifitas, komitmen yangsangat tinggi dalam mengembangkan ilmu serta sikap hidup yangselalu menjunjung tinggi nilai di dalam kehidupan sehari-hari.Sedangkan ta’dib ialah integrasi antegrasi antara ilmu dan amal.22

Menurut Wahab dkk, Guru PAI adalah guru yang mengajar mata

pelajaran akidah akhlak, Al-Qur‟an dan hadis, fiqih atau sejarah kebudayaan

Islam (SKI) di Madrasah.23 Jadi, pengertian guru PAI adalah guru yang

mempunyai sifat bijaksana, berpendidikan, mempunyai ilmu pengetahuan

yang luas, serta antara ilmu dan amal harus seimbang, maksudnya antara

perkataan dan perbuatan harus mencerminkan kepribadian seorang guru

agama.

2. Tugas Pokok Guru Pendidikan Agama Islam secara umum

Pada bagian ini terdapat dua pendapat dalam memberikan tugas pokok guru

pendidikan agama Islam yaitu :

22 Chotib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996),hal. 11-12

23 Wahab dkk, Kompetensi Guru Agama Tersertifikasi, (Semarang: Robar Bersama,2011), hlm. 63

Page 3: BAB II A. Pembahasan Guru Pendidikan Agama Islam dan …eprints.umm.ac.id/44480/3/jiptummpp-gdl-sitimusfir-49914-3-babii.pdf2. Tugas Pokok Guru Pendidikan Agama Islam secara umum Pada

16

a. Menurut Syaiful Bahri Djamarah, tugas guru tidak hanya sebagai profesi,

tetapi juga sebagai suatu tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan,

diuraikan sebagai berikut;

1) Tugas profesional adalah tugas yang berhubungan dengan profesinya.

Tugas profesional ini meliputi tugas untuk mendidik, untuk mengajar

dan tugas untuk melatih. Mendidik mempunyai arti untuk meneruskan

dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar mempunyai arti untuk

meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta teknologi,

dan tugas melatih mempunyai arti untuk mengembangkan

keterampilan.

2) Tugas manusiawi merupakan tugas sebagai seorang manusia. Guru

harus bisa menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua bagi murid.

Guru harus bisa menarik simpati sehingga dia menjadi idola bagi siswa.

Selain itu transformasi diri terhadap kenyataan di kelas atau di

masyarakat harus dibiasakan agar setiap lapisan masyarakat bisa

mengerti jika menghadapi guru.

3) Tugas kemasyarakatan adalah tugas sebagai anggota masyarakat dan

warga negara yang berfungsi sebagai pencipta masa depan dan

penggerak kemampuan. Keberadaan guru menjadi faktor penentu yang

tidak mungkin bisa digantikan oleh komponen manapun dalam

kehidupan bangsa sejak dahulu apalagi pada masa kini.24

24 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Jakarta:Rineka Cipta, 2009), hal. 37

Page 4: BAB II A. Pembahasan Guru Pendidikan Agama Islam dan …eprints.umm.ac.id/44480/3/jiptummpp-gdl-sitimusfir-49914-3-babii.pdf2. Tugas Pokok Guru Pendidikan Agama Islam secara umum Pada

17

Berdasarkan dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

tugas guru tidak hanya sebagai profesi saja, akan tetapi juga punya

tugas sebagai kemanusiaan dan kemasyarakatan.

b. Menurut A.g. Soejono tugas pendidik atau guru dirinci sebagai berikut:

1) wajib menemukan pembawaan yang ada pada anak didik.

2) berusaha menolong anak didik mengembangkan pembawaan yang

baik dan menekan perkembangan pembawaan yang buruk agar tidak

berkembang.

3) memperlihatkan kepada anak didik tugas orang dewasa dengan cara

memperkenalkan berbagai bidang keahlian, keterampilan, agar anak

didik memilihnya dengan tepat.

4) mengadakan evaluasi setiap waktu untuk mengetahui apakah

perkembangan anak didik berjalan dengan baik.

5) memberikan bimbingan dari penyuluhan tatkala anak didik menemui

kesulitan dalam mengembangkan potensinya.25

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

tugas guru menurut A.g. Soejono yaitu seorang guru harus

mengetahui bakat dari siswanya dan juga mampu mengembangkan

bakat yang dimiliki oleh siswa-siswanya.

25Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: 2013), hal. 125-126.

Page 5: BAB II A. Pembahasan Guru Pendidikan Agama Islam dan …eprints.umm.ac.id/44480/3/jiptummpp-gdl-sitimusfir-49914-3-babii.pdf2. Tugas Pokok Guru Pendidikan Agama Islam secara umum Pada

18

c. Tugas pokok guru pendidikan agama Islam dalam pelaksanaan

pembelajaran.

Menurut Muhaimin bahwa tugas guru PAI dalam melaksanakan

pembelajaran baik di dalam kelas ataupun di luar kelas adalah berusaha

secara sadar untuk membimbing, mengajar atau melatih siswa agar dapat:

1) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT yang

telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.

2) Menyalurkan bakat dan minatnya dalam mendalami bidang agama

serta mengembangkan secara optimal, sehingga dapat dimanfaatkan

untuk dirinya sendiri dan dapat pula bermanfaat bagi orang lain.

3) Memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan dan

kelemahan-kelemahan dalam keyakinan, pemahaman dan

pengalaman ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

4) Menangkal dan mencegah pengaruh negatif dari kepercayaan, paham

atau budaya lain yang membahayakan dan menghambat

perkembangan keyakinan siswa.

5) Menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun

lingkungan sosial yang sesuai dengan ajaran Islam.

6) Menjadikan ajaran Islam sebagai pedoman hidup untuk mencapai

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Page 6: BAB II A. Pembahasan Guru Pendidikan Agama Islam dan …eprints.umm.ac.id/44480/3/jiptummpp-gdl-sitimusfir-49914-3-babii.pdf2. Tugas Pokok Guru Pendidikan Agama Islam secara umum Pada

19

7) mampu memahami, mengilmui pengetahuan agama Islam secara

menyeluruh sesuai dengan daya serap siswa dan keterbatasan waktu

yang tersedia.26

Berdasarkan dari paparan di atas, maka dapat disimpulkan tugas guru

pendidikan agama Islam diposisikan untuk menjadikan siswa memiliki

kecerdasan spiritual, yang dapat membawa keberhasilan dalam mendidik

sehingga tercapailah visi pendidikan agama, yaitu terbentuknya peserta didik

yang memiliki kepribadian yang dilandasi keimanan dan ketaqwaan terhadap

Allah SWT dan tercapainya pula misinya yaitu tertanamnya nilai-nilai akhlak

yang mulia dan budi pekerti yang kokoh yang tercermin dalam keseluruhan

sikap dan perilaku sehari-hari.

3. Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam pelaksanaan pembelajaran

Peran guru pendidikan agama islam bisa dilihat dari dua segi, yaitu :

a. Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam kegiatan Intra Kurikuler

Pada dasarnya peran guru pendidikan agama Islam dan guru umum

itu sama, yaitu sama-sama berusaha untuk memindahkan ilmu

pengetahuan yang ia miliki kepada anak didiknya, agar mereka lebih

banyak memahami dan mengetahui ilmu pengetahuan yang lebih luas.

Akan tetapi peran guru pendidikan agama Islam selain berusaha

memindahkan ilmu (transfer of knowledge), ia juga harus menanamkan

nilai- nilai agama Islam kepada anak didiknya agar mereka bisa

26 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan AgamaIslam di Sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 83

Page 7: BAB II A. Pembahasan Guru Pendidikan Agama Islam dan …eprints.umm.ac.id/44480/3/jiptummpp-gdl-sitimusfir-49914-3-babii.pdf2. Tugas Pokok Guru Pendidikan Agama Islam secara umum Pada

20

mengaitkan antara ajaran-ajaran agama dan ilmu pengetahuan.27

Sedangkan pengertian kegiatan intra kurikuler adalah kegiatan

pembelajaran yang dilakukan di ruang kelas dengan orientasi peningkatan

kemampuan akademis.28

Sedangkan pendapat Wina Sanjaya tentang peran guru secara

keseluruhan, baik guru PAI atau non PAI dalam proses pembelajaran

adalah :

1) Guru sebagai sumber belajar

Peran guru sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan

materi pelajaran. Guru memiliki suber belajar dalam proses

pembelajaran, yaitu: (a) bahan referensi yang lebih banyak

dibandingkan dengan siswa. (b) guru dapat menunjukkan sumber

belajar yang dapat dipelajari oleh siswa yang biasanya memiliki

kecepatan belajar di atas rata-rata siswa yang lain. (c) guru perlu

melakukan pemetaan tentang materi pelajaran, misalnya dengan

menentukan mana materi inti yang wajib dipelajari siswa, mana materi

tambahan, mana materi yang harus diingat kembali.

2) Guru sebagai fasilitator

Guru berperan dalam memberikan pelayanan agar memudahkan siswa

dalam kegiatan proses pembelajaran. Guru perlu memahami berbagai

jenis media dan sumber belajar beserta fungsi masing-masing media,

memiliki keterampilan dalam merancang suatu media, mampu

27 http://eprints.iain-surakarta.ac.id/113/1/2016TS0001.pdf, diakses pada tanggal 28 Mei2017

28 Rohmad Mulyana, Mengartikan Pendidikan Nilai (Bandung: Alfabeta, 2004), hal. 162

Page 8: BAB II A. Pembahasan Guru Pendidikan Agama Islam dan …eprints.umm.ac.id/44480/3/jiptummpp-gdl-sitimusfir-49914-3-babii.pdf2. Tugas Pokok Guru Pendidikan Agama Islam secara umum Pada

21

mengorganisasikan berbagai jenis media serta dapat memanfaatkan

berbagai sumber belajar.

3) Guru sebagai pengelola

Guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan

siswa dapat belajar secara nyaman. Dalam melaksanakan pengelolaan

pembelajaran ada dua macam yang harus dilakukan, yaitu mengelola

sumber belajar dan melaksanakan peran sebagai sumber belajar itu

sendiri.

4) Guru sebagai demonstrator

Maksudnya adalah peran untuk mempertunjukkan kepada siswa segala

sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami

setiap pesan yang disampaikan. Misalnya, (a) Guru harus menunjukkan

sikap-sikap terpuji. (b) Guru harus dapat menunjukkan bagaimana

caranya agar setiap materi pelajaran bisa lebih dipahami dan dihayati

oleh setiap siswa.

5) Guru sebagai pembimbing

Guru berperan dalam membimbing peserta didik agar dapat

menemukan berbagai potensi yang dimilikinya sebagai bekal hidup dan

harapan setiap orang tua dan masyarakat. Seorang guru harus memiliki

pemahaman tentang apa yang sedang dibimbing, memahami dan

terampil dalam merencanakan, baik merencanakan tujuan dan

kompetensi yang akan dicapai maupun merencanakan proses

pembelajaran.

Page 9: BAB II A. Pembahasan Guru Pendidikan Agama Islam dan …eprints.umm.ac.id/44480/3/jiptummpp-gdl-sitimusfir-49914-3-babii.pdf2. Tugas Pokok Guru Pendidikan Agama Islam secara umum Pada

22

6) Guru sebagai pengelola kelas

Guru bertanggung jawab memelihara lingkungan kelas, agar

senantiasa menyenangkan untuk belajar. Guru harus menciptakan

kondisi kelas yang merangsang siswa untuk melakukan kegiatan belajar

baik secara kelompok, dari dalam siswa sendiri maupun dari luar diri

siswa itu sendiri.29

Berdasarkan beberapa peran guru dalam proses belajar mengajar

yang dikemukakan Wina Sanjaya di atas dapat disimpulkan, bahwa

guru sangat berperan dalam proses pembelajaran, baik sebagai sumber

belajar, fasilitator, pengelola kelas, demonstrator, dan pembimbing.

b. Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam kegiatan ekstra kurikuler

Peran guru Pendidikan Agama Islam dapat dikatakan optimal jika

sepenuhnya dapat melaksanakan perannya dalam pelaksanaan kegiatan

Ekstrakurikuler. Peran guru PAI dalam ekstrakurikuler adalah sebagai

berikut:

1) Guru Pendidikan Agama Islam mengontrol dalam pelaksanaan

kegiatan-kegiatan Ekstrakurikuler.

2) Guru Pendidikan Agama Islam menggunakan media dalam pelaksanaan

kegiatan Ekstrakurikuler.

3) Guru Pendidikan Agama Islam menciptakan suasana yang aman dalam

pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler.

29 Wina Senjaya, strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan(Jakarta: Kencana, 2006), hal. 21-29

Page 10: BAB II A. Pembahasan Guru Pendidikan Agama Islam dan …eprints.umm.ac.id/44480/3/jiptummpp-gdl-sitimusfir-49914-3-babii.pdf2. Tugas Pokok Guru Pendidikan Agama Islam secara umum Pada

23

4) Guru Pendidikan Agama Islam merespon ide-ide yang baik demi

menunjang kegiatan Ekstrakurikuler.

5) Guru Pendidikan Agama Islam memotivasi siswa agar aktif dalam

pelaksanaan Ekstrakurikuler.

6) Guru Pendidikan Agama Islam melakukan bimbingan dan pengawasan

terhadap kegiatan Ekstrakurikuler.

7) Guru Pendidikan Agama Islam menyampaikan bahwa kegiatan

Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang sangat penting dalam

mengembangkan bakat.

8) Guru Pendidikan Agama Islam mengarahkan siswa dalam pelaksanaan

kegiatan Ekstrakurikuler.

9) Guru Pendidikan Agama Islam memberikan penilaian terhadap

perkembangan bakat siswa.

10) Guru Pendidikan Agama Islam melakukan perbaikan-perbaikan

terhadap pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler.30

Dari beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

peran guru PAI dalam ekstrakurikuler adalah guru mengontrol

pelaksanaannya dan mampu membuat suasana yang baik serta

memberikan pemahaman betapa pentingnya kegiatan ekstrakurikuler bagi

pengembangan bakat.

30 http://repository.uin-suska.ac.id/69/1/2011_201143.pdf. Diakses pada tanggal14 Juni 2017.

Page 11: BAB II A. Pembahasan Guru Pendidikan Agama Islam dan …eprints.umm.ac.id/44480/3/jiptummpp-gdl-sitimusfir-49914-3-babii.pdf2. Tugas Pokok Guru Pendidikan Agama Islam secara umum Pada

24

B. Pelaksanaan Shalat Berjamaah di Sekolah

Ada beberapa yang akan dibahas pada bagian ini, yaitu:

1. Pengertian Shalat Berjamaah

Shalat adalah salah satu sarana komunikasi antara hamba dengan

Tuhannya sebagai bentuk ibadah yang di dalamnya merupakan amalan yang

tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan

takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan

rukun yang telah ditentukan syara’.31

Jamaah menurut bahasa adalah sekelompok manusia yang

memiliki kesamaan sifat, sehingga dapat dikatakan jamaah haji, jamaah

majelis ta’lim, dan sebagaimya. Jadi, menurut bahasa shalat jamaah adalah

shalat yang dilakukan secara kelompok.

Shalat jamaah adalah shalat yang dikerjakan secara bersama-sama

di bawah pimpinan imam.32 Dalam shalat jama’ah ada dua unsur dimana

salah satu diantara mareka sebagai pemimpin yang disebut dengan imam

dan ma’mum.33 Kedua unsur ini merupakan ketentuan dalam melaksanakan

shalat berjamaah.

Shalat jamaah lebih baik (afdhal) karena mengandung hikmah yang

sangat besar, diantaranya: terdapat semangat persaudaraan (ukwah),

menambah semangat untuk melaksanakan ibadah, suasana kebersamaan dan

31 Imam Bashri Assayuthi, Fiqih Shalat (Jakarta: Lentera, 1997), hal. 3032 Cyrl Glasse, Ensiklopedi Islam, tarj. Ghufron A. Mas’adi (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 1999). hlal. 48733 Muhammad Baqir al-Habsyi, Fiqh Praktis Menurut al-Qur’an As-Sunnah dan

Pendapat Para Ulama (Bandung: Mizan, 1999), hal. 193

Page 12: BAB II A. Pembahasan Guru Pendidikan Agama Islam dan …eprints.umm.ac.id/44480/3/jiptummpp-gdl-sitimusfir-49914-3-babii.pdf2. Tugas Pokok Guru Pendidikan Agama Islam secara umum Pada

25

keteraturan di bawah pimpinan seorang imam.34 Umat muslim laki-laki

maupun perempuan yang berhimpun di suatu tempat (masjid) itu berdiri

berbaris, sebaris atau beberapa baris dan memilih salah satu dari mereka

(laki-laki) sebagai imam. Shalat lima waktu bagi laki-laki dengan berjamaah

di masjid, itu lebih baik dari pada shalat berjama’ah di rumah, sebagaimana

sabda Rasulullah Saw dari Abu Hurairah yaitu:

لھ في الجنة نزلا كلما غدا أو راح .من غدا إلى المسجد أو راح، أعد الله

“Barangsiapa yang pergi ke masjid atau kembali (darinya) makaAllah akan membersiapkan baginya sambutan dariAllah Subhanahu wa Ta’ala di surga setiap kali dia berangkat ataukembali.” (H.R. Bukhari dan Muslim)35

Maksud dari hadits di atas yaitu orang yang pergi ke masjid untuk

melaksanakan shalat berjamaah, maka setiap langkahnya mendapat pahala

baik ketika menuju masjid ataupun kembali dari masjid.

2. Hukum Shalat Berjamaah

Jumhur ulama sependapat bahwa shalat berjama’ah secara umum

adalah lebih afdhal dari pada shalat sendirian, namun dalam keadaan-

keadaan tertentu, para ulama berbeda pendapat tentang hukum shalat

jamaah, yaitu :

a. Menurut Malikiyah, bahwa shalat berjamaah adalah sunnah muakkad dan

fardhu kifayah. Maksud dari sunnah muakkad adalah ibadah sunnah yang

sifatnya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan, sedangkan fardhu kifayah

34 Imam Ahmad Ibnu Hambal, Betulkah Shalat Anda, tarj. Umar Hubeis Bey Arifin (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), hal. 125

35 Imam An-Nawawi, Riyadhus Shalihin (Solo: Insan Kamil, 2011), hal. 487

Page 13: BAB II A. Pembahasan Guru Pendidikan Agama Islam dan …eprints.umm.ac.id/44480/3/jiptummpp-gdl-sitimusfir-49914-3-babii.pdf2. Tugas Pokok Guru Pendidikan Agama Islam secara umum Pada

26

adalah kewajiban yang apabila sudah ada yang mengerjakan maka yang

lainnya gugur (tidak mendapatan dosa).

b. Menurut Hanabilah berpendapat wajib ‘ain atas orang-orang laki-laki

yang dapat melaksanakannya walaupun dalam keadaan musafir dan

keadaan takut. Maksud dari fardhu ‘ain adalah kewajiban bagi setiap

individu untuk melaksanakan shalat berjamaah.

c. Menurut Syafi’iyyah, menentukan kewajiban sebagai fardhu a’in, bila

tidak ada disuatu kota atau desa selain dua orang muslim yang dapat

berjama’ah, maka bagi mereka wajib melaksanakan tiap shalat fardhu

dengan jamaah, agar mempertahankan syi’ar Islam dan sunnah Nabi,

apabila jamaah sudah melaksanakan maka berbalik hukumnya menjadi

fardhu kifayah. Maksud dari fardhu ‘ain adalah kewajiban bagi setiap

individu untuk melaksanakan shalat berjamaah. Sedangkan fardhu

kifayah adalah kewajiban yang apabila sudah ada yang mengerjakan

maka yang lainnya gugur (tidak mendapatan dosa).

d. Menurut Hanafiyah, berpendapat bahwa shalat jamaah adalah sunnah

muakkadah hampir sama dengan wajib, berdosalah siapa yang biasa

meninggalkanya.36 Sunnah dari sunnah muakkad disini adalah ibadah

sunnah yang sifatnya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.

36 Imam Ahmad Ibnu Hambal, Betulkah Shalat Anda ... hal. 130

Page 14: BAB II A. Pembahasan Guru Pendidikan Agama Islam dan …eprints.umm.ac.id/44480/3/jiptummpp-gdl-sitimusfir-49914-3-babii.pdf2. Tugas Pokok Guru Pendidikan Agama Islam secara umum Pada

27

3. Dasar perintah shalat berjamaah

Hal yang mendasari untuk melaksanakan shalat berjamaah baik untuk laki-

laki ataupun perempuan yaitu Al-Quran dan hadits, sebagaimana uraian

berikut:

a. Al-Quran

Ada beberapa ayat dan surat yang dapat diambil menjadi dasar shalat

berjamaah antara lain:

1) Firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah:43, yaitu:

اكعین كاة واركعوا مع الر لاة وآتوا الز وأقیموا الص ...

Artinya: ... Dan dirikanlah shalat, tunaikan zakat dan rukuklah beserta

orang-orang yang rukuk. (QS. Al-Baqarah:43)

Kandungan dari ayat tersebut yaitu terimalah ajakan untuk beriman, lalu

kerjakan shalat dengan rukun yang benar dan berikanlah zakat kepada

orang-orang yang berhak menerimanya. Shalatlah berjamaah dengan orang-

orang muslim agar kalian mendapatkan pahala shalat dan pahala jamaah.

Hal ini menuntut kalian untuk menjadi orang-orang muslim.37

2) Firman Allah SWT dalam QS. An-Nisaa’: 102, yaitu:

... ك ع م م ھ ن ة م ف ائ م ط ق ت ل ف ة لا م الص ھ ت ل م ق أ م ف یھ ت ف ن ا ك ذ إ و ...

Artinya: Apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu)lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, makahendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu.

37 Syaikh Prof. Dr. ‘Abdur Razzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-Badr, https://tafsirq.com/2-al-baqarah/ayat-43#tafsir-quraish-shihab, diakses pada tanggal 15 Juni 2017

Page 15: BAB II A. Pembahasan Guru Pendidikan Agama Islam dan …eprints.umm.ac.id/44480/3/jiptummpp-gdl-sitimusfir-49914-3-babii.pdf2. Tugas Pokok Guru Pendidikan Agama Islam secara umum Pada

28

Isi dari ayat di atas yaitu ketika kamu (Rasulullah) sedang berada di tengah-

tengah mereka, kemudian datang waktu shalat, kalian harus tetap berhati-

hati dan waspada terhadap musuh dengan mengelompokkan umat Islam ke

dalam dua kelompok. Kelompok pertama melakukan shalat bersamamu,

sedang yang lain berada di belakang sambil memegang senjata untuk

berjaga-jaga.38

b. Hadits

Hadits menjadi suatu dasar dari pelaksanaan shalat berjamaah, yaitu:

1) Hadists riwayat Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad ibn

Hanbal dan Malik dari ‘Abdullah ibn ‘Umar dengan lafadz riwayat

Bukhari.

علیھ وسلم قال صلاة الجماعة ت صلى الله بن عمر أن رسول الله فضل عن عبد الله

صلاة الفذ بسبع وعشرین درجة

“Dari Abdillah bin Umar, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda

“Shalat jamaah lebih utama yaitu 27 derajat daripada shalat sendirian.”

Hadist di atas dapat disimpulkan, bahwa shalat berjamaah lebih baik

daripada shalat sendirian, perbandingan keduannya yaitu 27:1. Dengan

demikian, maka disarankan kepada setiap muslim untuk melaksanakan

shalat lima waktu dengan berjamaah.

38 Syaikh Prof. Dr. ‘Abdur Razzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-Badr, https://tafsirq.com/4-an-nisa/ayat-102#tafsir-quraish-shihab, diakses pada tanggal 15 Juni 2017

Page 16: BAB II A. Pembahasan Guru Pendidikan Agama Islam dan …eprints.umm.ac.id/44480/3/jiptummpp-gdl-sitimusfir-49914-3-babii.pdf2. Tugas Pokok Guru Pendidikan Agama Islam secara umum Pada

29

4. Aspek Keaktifan Shalat Berjamaah

Keaktifan shalat berjamaah bisa dilihat dari tiga aspek yaitu:

a. Pahala

Shalat berjama’ah merupakan amalan yang penuh pahala bagi

seorang muslim, bahkan sejak sebelum memulai berjama’ah, karena

langkah-langkah orang yang keluar untuk shalat berjama’ah sudah suatu

amal kebaikan yang ditulis bahkan para malaikat saling berebutan untuk

menulisnya. Berjalan kaki untuk shalat berjama’ah adalah termasuk amal

yang didapatkan oleh seorang hamba dengan karunia Allah, jaminan

hidup dengan baik dan mati dengan baik. Demikian juga shalat

berjama’ah termasuk amal yang dengan melakukannya kesalahan

diampuni dan derajat dinaikkan. Itu bukan hanya ketika berangkat ke

masjid saja melainkan demikian juga ketika pulang kembali dari

masjid.39

Pahala shalat berjamaah dengan pahala 27 (dua puluh tujuh)

derajat dibandingkan shalat sendirian yang pahalanya hanya 1 derajat.

Hukum melaksanakan shalat berjamaah yaitu sunnah, akan tetapi

meskipun hukumnya sunnah muakkad, yaitu sunnah yang sangat

dianjurkan untuk dilaksanakan oleh umat Islam. Dengan demikian,

shalat berjamaah harus diaktifkan di sekolah maupun di rumah.

39 Fadlal Ilahi, Menggugat Kesunnatan Shalat Berjamaah, (Yogyakarta: Pustaka ahima,2004), hal. 11.

Page 17: BAB II A. Pembahasan Guru Pendidikan Agama Islam dan …eprints.umm.ac.id/44480/3/jiptummpp-gdl-sitimusfir-49914-3-babii.pdf2. Tugas Pokok Guru Pendidikan Agama Islam secara umum Pada

30

b. Disiplin waktu

Rahasia dan hikmah shalat berjamaah itu sungguh banyak, salah

satunya seperti halnya dapat mendisiplinkan waktu. Dengan shalat

berjamaah seseorang bisa mengatur waktu yakni menghindari orang-

orang dari sifat lupa, menyempurnakan shalat yang msih kurang

sempurna, berkumpulnya dengan orang-orang alim orang-orang awam

dapat mengetahui apa yang belum diketahui baik mengenai dunia

maupun akhirat, dapat membiasakan umat mentaati pemimpinya,

menumbuhkan rasa persamaan dan persaudaraan, serta membiasakan

bersatu dan tolong-menolong.40

Dengan demikian, peneliti dapat menyimpulkan bahwa shalat

berjamaah dapat mendisiplinkan waktu yakni dengan shalat berjamaah

seseorang dapat membiasakan dirinya melakukan sesuatu tepat waktu,

hal itu terjadi karena kebiasaan dalam melaksanakan shalat berjamaah.

c. Kesehatan,

Secara umum ibadah dapat memperkuat tingkat kekebalan tubuh

karena menyugesti seseorang untuk sabar, tahan terhadap berbagai

cobaan dengan jiwa yang toleran dan ridha. meskipun cara kerja

pengaruh hal ini masih belum begitu jelas bagi para ilmuan, akan tetapi

cukup banyak bukti atas hal itu, yang sering disebut sebagai dominasi

akal terhadap tubuh. Bisa jadi melalui hormon-hormon alami yang

dikirim otak ke dalam tubuh dimana orang-orang yang rajin shalat

40Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Shalat: Edisi Lengkap(Semarang: Pustaka Rizki, 2001), hal. 380-383.

Page 18: BAB II A. Pembahasan Guru Pendidikan Agama Islam dan …eprints.umm.ac.id/44480/3/jiptummpp-gdl-sitimusfir-49914-3-babii.pdf2. Tugas Pokok Guru Pendidikan Agama Islam secara umum Pada

31

memiliki alat kekebalan tubuh yang lebih aktif daripada mereka yang

tidak melakukannya.

Di samping itu, ada beberapa hasil riset medis yang

memfokuskan pada gerakan-gerakan shalat, meliputi:

1) Takbiratul ihram, berhasiat melancarkan aliran darah, getah bening

(limfe) dan kekuatan otot lengan.

2) Rukuk, bermanfaat untuk menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi

tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan

pusat syaraf.

3) I’tidal, yang merupakan variasi postur setelah rukuk dan sebelum

sujud merupakan latihan pencernaan yang baik.

4) Sujud, aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak dan

posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa

mengalir maksimal ke otak, maka aliran ini berpengaruh pada daya

pikir seseorang.

5) Iftirosy (tahiyyat awal), Saat iftirosy kita bertumpu pada pangkal paha

yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius, posisi ini

menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan

penderitanya tidak mampu berjalan.

6) Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran

kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran

vas deferens, jika dilakukan dengan benar, postur irfi mencegah

impotensi.

Page 19: BAB II A. Pembahasan Guru Pendidikan Agama Islam dan …eprints.umm.ac.id/44480/3/jiptummpp-gdl-sitimusfir-49914-3-babii.pdf2. Tugas Pokok Guru Pendidikan Agama Islam secara umum Pada

32

7) Salam, berupa memutarkan kepala ke kanan dan ke kiri secara

maksimal, bermanfaat sebagai relaksasi otot sekitar leher dan kepala

untuk menyempurnakan aliran darah di kepala yang bisa mencegah

sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.41

Dari sini bisa disimpulkan, bahwa tidak terlalu sulit dipahami

jika orang yang intens komunikasinya dengan Allah, melalui shalat

yang khusyu’ sebagai sarananya, akan berhasil mencapai kemenangan

dan keberhasilan di berbagai sendi kehidupan. Sebab, pada saat shalat

seorang hamba sedang ada dalam komunikasi langsung dengan

sumber energi dan kekuatan, yaitu Allah SWT. Jika kita sudah dekat

dengan sumber energi dan sumber kekuatan itu, maka dengan izin-

Nya energi dan kekuatan itu akan mengalir ke dalam diri kita.

Sehingga dari sana kemenangan dunia dan akhirat yang kita cita-

citakan insyaallah bisa dicapai.

5. Pelaksanaan Shalat Jamaah

Dalam pelaksanaan sholat berjamaah terdiri dari imam dan

makmum. Seorang imam biasanya adalah orang yang baik dalam shalatnya,

orang-orang yang berhati-hati mengerjakan shalat, yang memperbaiki cara-

cara shalat, agar mendapat pahala orang-orang yang menjadi pengikut

41Masduki H. Zainal, Tuntunan Shalat Lengkap dan Praktis( cetakan keempatbelas, juli

2006 ), Pustaka SM, Yogyakarta 2006

Page 20: BAB II A. Pembahasan Guru Pendidikan Agama Islam dan …eprints.umm.ac.id/44480/3/jiptummpp-gdl-sitimusfir-49914-3-babii.pdf2. Tugas Pokok Guru Pendidikan Agama Islam secara umum Pada

33

(makmum) dan bukan mendapat dosa dari kesalahan orang yang berada di

belakangnya.42

Seorang yang boleh dipilih menjadi imam jamaah memiliki sifat

utama sebagai berikut:

a. Dapat menunaikan amanah Allah, memelihara diri dari perbuatan fasik,

dan tidak secara terus menerus terlibat dengan dosa kecil.

b. Terpelihara dari sikap ujub dan takabur, merasa diri lebih dari

makmumnya. Jangan merasa diri lebih pintar, lebih tinggi derajatnya dari

mereka yang berada di belakangnya. Dan perasaan ujub tersebut dapat

menghilangkan pahala shalatnya.

c. Mempunyai sifat tahu diri, dapat menimbang-nimbang, apakah jamaah

menyukai dia selaku imam. Bila merasa ada yang tidak menyukai

dirinya, sebaiknya dia mengundurkan diri dan mempersilahkan anggota

jamaah lain bertindak selaku imam.43

Sedangkan syarat menjadi imam shalat berjamaah sebagai berikut:

a. Beragama Islam

b. Baligh

c. Suci dari hadats dan najis

d. Lebih mengerti serta lebih fashih tentang Al-Qur'an dan mengetahui

rukun-rukun shalat.

e. Lebih tua atau yang lebih dahulu Islamnya.

f. Lebih dicintai, dengan kecintaan yang dibenarkan oleh agama.44

42 Imam Ahmad Ibnu Hambal, Betulkah Shalat Anda..., hal. 3543 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Shalat: Edisi ..., hal. 453.44 https://salampathokan.blogspot.co.id/2013/01/syarat-menjadi-imam-dalam-shalat.html