trauma palpebra

Upload: yosi-rinjani

Post on 01-Mar-2018

260 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Trauma Palpebra

    1/15

    TRAUMA PALPEBRA

    Berbagai mekanisme trauma seperti kecelakaan mobil, perkelahian, gigitan binatang, dan

    berbagai mekanisme lain dapat merusak kelopak mata dan sistem drainase air mata.

    Sedangakan yang disebut sebagai laserasi kelopak mata merupakan rudapaksa pada kelopak

    mata akibat benda tajam yang mengakibatkan luka robek/laserasi.

    KLASIFIKASI

    Kerusakan pada kelopak mata diklasifikasikan berdasarkan ukuran dan lokasi:

    Untuk pasien muda (tight lids

    o Small ! "#!$#%

    oMedium ! $#!%

    oLarge ! ' ##%

  • 7/26/2019 Trauma Palpebra

    2/15

    Untuk pasien yang lebih tua (lax lids

    o Small ! $#!%

    oMedium ! !##%

    oLarge ! ' #%

    Kerusakan khas mungkin melibatkan #)% dari bagian tengah kelopak mata atas. Keterlibatan

    margin kelopak mata harus diperhatikan. *ika margin kelopak mata terhindar, penutupan

    dengan flap lokal atauskin graft mungkin sudah cukup. Setelah margin terlibat, perbaikan

    bedah harus mengembalikan integritas dari margin kelopak mata.

    PATOFISIOLOGI

    TRAUMA TUMPUL

    +chimosis dan edema termasuk dalam manifestasi klinis trauma tumpul. asien

    membutuhkan e-aluasi biomikroskopik dan pemeriksaan fundus dengan pupil yang

    dilebarkan untuk menyingkirkan permasalahan yang terkain kelainan intraokular. scan di

    perlukan untuk mengetahui adanya fraktur.

    .

    Gambar 1.3 +chimosis dan edema akibat trauma tumpul

  • 7/26/2019 Trauma Palpebra

    3/15

    TRAUMA BENDA TAJAM

    engetahuan yang mendetail tentang anatomi palpebra membantu dokter ahli bedah untuk

    memperbaiki trauma tajam palpebra. Secara umum, penanganan trauma tajam palpebra

    tergantung kedalaman dan lokasi cedera.

    LASERASI YANG TIDAK MELIBATKAN MARGO PALPEBRA

    0aserasi pada palpebra superficial hanya terdapat pada kulit dan otot orbicularis biasanya

    hanya memerlukan jahitan pada kulitnya saja. Untuk menghindari sikatrik yang tidak di

    kehendaki, harus mengikuti prinsip dasar tindakan bedah plastik. 1al ini termasuk

    debridemant luka yang sifatnya konser-atif, menggunakan benang dengan ukuran yang kecil.

    2enyatukan tepi luka sesegera mungkin dan melakukan pengangkatan jahitan. 3danya lemak

    orbita di dalam luka menyatakan bah4a septum orbita telah terkena. Bila terdapat benda

    asing di daerah superfisial harus dicari sebelum laserasi pada palbebra di jahit. 2elakukan

    irigasi untuk menghilangkan kontaminasi material di dalam luka. rolaps lemak orbita pada

    palpebra superior merupakan indikasi untuk melakukan eksplorasi, laserasi pada otot le-ator

    atau aponeurosis harus dengan hati!hati melakukan perbaikan untuk menghindari ptosis post

    operasi.

    Gambar 1.4 0aserasi palpebra tanpa melibatkan margo palpebra

  • 7/26/2019 Trauma Palpebra

    4/15

    LASERASI PADA MARGO PALPEBRA

    0aserasi pada margo palpebra memerlukan jahitan untuk menghindari tepi luka yang tidak

    baik. Banyak teknik 5 teknik sudah diperkenalkan tapi pada prinsip pentingnya adalah

    aproksimasi tarsal harus dibuat dalam garis lurus.

    Gambar 1.5 0aserasi pada margo palpebra

    TRAUMA PADA JARINGAN LUNAK KANTUS

    rauma pada medial atau lateral kantus pada umumnya disebabkan oleh adanya tarikan

    hori6ontal pada palpebra menyebabkan a-ulsi dari palpebra pada titik lemah medius atau

    lateral dari tendon kantus. 3-ulsi dari tendon kantus medial harus dicurigai bila terjadi di

    sekitar medial tendon kantus dan telekantus. 1arus diperhatikan juga posterior dari tendon

    sampai dengan posterior kelenjar lakrimalis. enanganan a-ulsi dari tendon medial kantus

    tergantung pada jenis a-ulsinya. *ika pada bagian atas atau bagian ba4ah terjadi a-ulsi tetapi

    pada bagian posterior masih intake a-ulsi dapat di jahit. *ika terdapat a-ulsi pada posterior

    tetapi tidak ada fracture pada nasoorbital tendon yang mengalami a-ulsi harus di lakukan

    wirering melalui lubang kecil di dalam kelenjar lakrimal ipisi lateral posterior. *ika a-ulsi

    tendon disertai dengan fraktur nasoorbital, wirering transnasal atau platting diperlukan

    setelah reduksi dari fraktur.

    2.5.6. GIGITAN ANJING DAN MANUSIA

    7obekan dan trauma remuk terjadi sekunder dari gigitan anjing atau manusia. 0aserasipalpebra pada sebagian kulit luar dan kulit secara menyeluruh, a-ulsi kantus, laserasi

  • 7/26/2019 Trauma Palpebra

    5/15

    kanalikulus paling sering terjadi. rauma pada 4ajah dan intracranial mungkin dapat terjadi

    terutama pada bayi.

  • 7/26/2019 Trauma Palpebra

    6/15

    8rigasi dan penutupan luka secara dini harus segera dilakukan dan kemungkinan terjadinya

    tetanus dan rabies harus dipikirkan serta memerlukan obser-asi, direkomendasikan untuk

    pemberian antibiotik.

    Gambar 1.6 0aserasi akibat gigitan anjing

    2.5.7. LUKA BAKAR PADA PALPEBRA

    ada umumnya luka bakar pada palpebra terjadi pada pasien!pasien yang mengalami lukabakar yang luas. Sering terjadi pada pasien dengan keadaan setengah sadar atau di ba4ah

    pengaruh sedatif yang berat dan memerlukan perlindungan pada mata untuk mencegah

    ekspose kornea, ulserasi dan infeksi. emberian antibiotik tetes dan salep serta pelembab.

    +-aluasi secara rutin pada palpebra merupakan penanganan dini pada pasien!pasien tersebut.

    2.5. PENATALAKSANAAN

    2.5.1. EVALUASI PREOPERATIVE DAN PENDEKATAN DIAGNOSTIK

    3. Stabilisasi Sistemik

    +-aluasi luka periorbital dimulai setelah pasien trauma telah stabil dan cedera yang

    mengancam hidup ditangani. eran dokter mata dalam e-aluasi dan manajemen adalah sangat

    penting ! harus ada komunikasi yang baik antara tim trauma dan dokter mata.

  • 7/26/2019 Trauma Palpebra

    7/15

    B. 7i4ayat enyakit

    Sebuah ri4ayat penyakit yang lengkap diperoleh untuk menentukan 4aktu kejadian dan

    mekanisme cedera. Untuk anak!anak, harus dipertimbangkan kemungkinan adanya kekerasan

    pada anak sebagai penyebab cedera mata dan periorbital. 3danya anamnesa tentang partikel

    proyektil berkecepatan tinggi mungkin memerlukan studi pencitraan yang tepat untuk

    menentukan adanya benda asing intraokuler atau intraorbital. 9igitan he4an dan gigitan

    manusia harus diberi perhatian khusus dan dikelola sesuai dengan pemberian antibiotik yang

    tepat. ada bagian yang cedera diperiksa dengan hati!hati untuk setiap jaringan yang hilang,

    dan setiap jaringan yang teramputasi yang ditemukan di lokasi kejadian dia4etkan dan

    ditempatkan pada es secepat mungkin. alam kebanyakan kasus jaringan ini dapat dijahit

    kembali ke lokasi anatomi yang tepat.

    . emeriksaan ;ftalmologi

    enilaian ketajaman -isual adalah 4ajib dan dilakukan sebelum setiap upaya rekonstruksi.

    eriksa keadaan pupil, jika didapatkan kerusakan relatif pada afferent pupillary, potensi hasil

    -isual akan buruk dan harus didiskusikan dengan pasien sebelum dilakukan bedah

    rekonstruksi. ;tot!otot luar mata die-aluasi dan jika didapatkan adanya diplopia harus

    tercatat sebelum operasi. emeriksaan eksternal meliputi penilaian lengkap tulang tulang

    4ajah, dengan penekanan khusus pada 4ilayah periorbital. alpasi yang jelas menunjukkan

    adanya krepitasi, atau unstable bone memerlukan e-aluasi radiologi. engukuran baseline

    proyeksi bola mata didokumentasikan dengan e

  • 7/26/2019 Trauma Palpebra

    8/15

    dalam kasus!kasus tertentu, dan pemeriksaan kimia darah untuk alkohol dan 6at!6at beracun

    lainnya diperlukan dalam beberapa kasus. Ketika kecurigaan klinis patah tulang orbital

    tinggi, pencitraan yang sesuai dengan orbita, terutama computed tomography, harus

    diusulkan. Ultrasonografi bola mata, otot luar mata, saraf optik, dan orbita kadang!kadang

    bisa menjadi pemeriksaan tambahan yang penting.

    +. rofilaksis 8nfeksi

    encegahan infeksi merupakan hal yang utama. ata ri4ayat imunisasi tetanus lengkap harus

    diperoleh dan akan dilakukan manajemen yang tepat pada pasien tidak mendapat imunisasi

    atau tidak tahu tentang ri4ayat imunisasinya. *ika diketahui atau dicurigai adanya gigitan

    he4an, semua informasi tentang bagian yang cedera , pemilik he4an, dan setiap perilaku

    he4an yang abnormal harus diperoleh dan departemen pera4atan he4an setempat diberitahu.

    8kuti protokol standar rabies.

    9igitan kucing, dan bahkan luka yang disebabkan oleh cakar kucing, merupakan resiko tinggi

    infeksi. rofilaksis yang sesuai termasuk penisilin =K (phenohari. ada pasien alergi penisilin maka dapat diberikan tetrasiklin. 0uka

    gigitan manusia memerlukan pemberian antibiotik yang tepat, seperti penisilin.

    ?. Timing of Repair

    @aktu perbaikan ini ditentukan oleh beberapa faktor. Setiap upaya harus dilakukan untuk

    merekonstruksi jaringan terluka sesegera mungkin setelah pasien telah sepenuhnya die-aluasi

    dan data pemeriksaan penunjang tambahan telah diperoleh. *ika terpaksa dilakukan

    penundaan perbaikan, maka penting untuk selalu menjaga jaringan agar selalu dalam kondisi

    lembab.

    2.5.2. ANESTESI

    emilihan anestesi untuk perbaikan luka adne

  • 7/26/2019 Trauma Palpebra

    9/15

    hemostasis. 2ayoritas cedera de4asa dapat diperbaiki dengan anestesi infiltrasi atau regional

    lokal lidokain A!"% (lignocaine dengan A:A))))) epinefrin. 3nestesi infiltrasi dapat

    menyebabkan distorsi jaringan yang signifikan ini dapat diminimalkan dengan penggunaan

    asam hyaluronic (hyaluronidase, yang memfasilitasi penyebaran cairan anestesi.

    2.5.3. TEKNIK UMUM

    eknik!teknik rekonstruksi kelopak mata dan orbital setelah trauma sangat banyak dan

    beragam, yang digunakan sangat tergantung pada sejauh mana cedera dan struktur adne

  • 7/26/2019 Trauma Palpebra

    10/15

    enatalaksanaan trauma palpebra termasuk :

    2enggali ri4ayat

    2encatat ketajaman penglihatan

    2enge-aluasi bola mata

    2engetahui secara detail tentang palpebra C anatomi mata.

    2emastikan posisi yang terbaik dalam penanganan

    0inberg *=. Oculoplastic and Orbital Emergencies orwalk, : 3ppleton C 0ange,ADD)

    2.5.4. TEKNIK SPESIFIK

    3.!artial"Thickness Eyelid #n$uries

    !artial"thickness eyelid in$uries, laserasi kelopak mata dangkal yang tidak melibatkan margin

    palpebra dan yang sejajar dengan garis kulit dapat distabilkan dengan skin tape. 0aserasi

    yang lebih besar dan tegak lurus dengan garis kulit memerlukan pendekatan yang lebih hati!

    hati dan e-ersi ke tepi kulit. 1al ini dapat dicapai dengan menggunakan benang ukuran !)

    atau >!) yang absorbable atau nonabsorbable. *ika ketebalan penuh dari otot orbicularis

    terlibat, harus diperbaiki secara terpisah. enetrasi ke septum orbital dengan cedera pada

    aponeurosis le-ator, luka tersebut harus diperbaiki.

    B.Eyelid Margin Lacerations

    *enis trauma adne

  • 7/26/2019 Trauma Palpebra

    11/15

    menggunakan benang absorbable dan belum mengalami komplikasi dari penyerapan jahitan

    yang prematur.

    Gambar 1.7 eknik penjahitan pada laserasi yang melibatkan margin palpebra

    entupan margo palpebra dapat dilakukan dengan " atau $ jahitan untuk mensejajarkan tepi

    luka. Untuk menghindari kerusakan pada epitel kornea jahitan tarsal tidak boleh meluas

  • 7/26/2019 Trauma Palpebra

    12/15

    sampai dipermukaan konjungti-a, terutama pada palpebra superior. enutupan tepi palpebra

    harus menghasilkan tepi luka yang baik.

  • 7/26/2019 Trauma Palpebra

    13/15

    3. epi dari palpebra, jahit dengan jahitan matras -ertikal, benang mele4ati orificium

    kelenjar meibom.

    B. *ahitan plat tarsal dengan " atau $ jahitan terputus.

    . *ahitan pada tepi palpebra dengan matras -ertical.

    . entupan kulit

    .Eyelid #n$uries with Tissue Loss

    0uka kelopak mata yang mengakibatkan kehilangan jaringan memberikan tantangan

    rekonstruksi yang lebih sulit. 8ni adalah ke4ajiban bagi ahli bedah untuk menge-aluasi

    pasien dengan trauma kelopak mata, untuk menentukan tidak hanya apakah dan berapa

    banyak dari kelopak mata yang hilang tetapi juga lapisan kelopak mata tidak ada. alam

    e-aluasi pasien, sangat penting untuk mempertimbangkan kelopak mata sebagai struktur yang

    memiliki lamela anterior dan posterior, kulit dan muskulus orbicularis akan menjadi lamela

    anterior, sedangkan tarsus dan konjungti-a menjadi lamela posterior. *ikafull"thickness loss

    of eyelid tissue mengarah ke lagophthalmos dan eksposur kornea, pelumasan agresif dengan

    salep antibiotik harus diberikan atau dilakukan tarsorrhaphy sementara sampai perbaikan

    pasti dapat dicapai.

  • 7/26/2019 Trauma Palpebra

    14/15

    .%ull"Thickness Eyelid Lacerations

    %ull"thickness lacerations yang tidak melibatkan margin kelopak mata mungkin terkait

    dengan kerusakan internal yang signifikan dari struktur palpebra dan perforasi bola mata.

    ada penanganan cedera ini memerlukan pemeriksaan lapis demi lapis pada luka untuk

    menilai integritas dari septum orbita, otot le-ator dan aponeurosis le-ator, konjungti-a, otot

    rektus, dan bola mata.

    *ika lamela posterior kelopak mata terlibat dalam full"thickness eyelid in$ury tetapi dapat

    direappro!), namun, e

  • 7/26/2019 Trauma Palpebra

    15/15

    c. &ommon &analiculus

    *ika terjadi cedera pada common canaliculus' maka harus dilakukan perbaikan atau dibuka

    sampai sakus lakrimalis, lakukan intubasi kanalikulus dan dakriosistorinostomi.

    d. Sakus 0akrimais

    *ika terjadi cedera pada sakus lakrimalis, maka dakriosistorinostomi harus dilakukan.

    KOMPLIKASI

    3. 3kibat kegagalan dalam memperbaiki laserasi khususnya jika melibatkan margin palpebra,

    dapat berupa:

    +pifora kronis

    Konjungti-itis kronis, konjungti-itis bakterial

    +