trauma kimia

12
[http://1.bp.blogspot.com/ Mk7BQkLxFdo/T14SkvXOWjI/AAAAAAAAAaA/usD8hkuDj2M/s1600/08062010153Indra.jpg] DEFINISI Trauma kimia pada mata merupakan salah satu keadaan kedaruratan oftalmologi karena dapat menyebabkan cedera pada mata, baik ringan, berat bahkan sampai kehilangan penglihatan. Trauma kimia pada mata merupakan trauma yang mengenai bola mata akibat terpaparnya bahan kimia baik yang bersifat asam atau basa yang dapat merusak struktur bola mata tersebut. 5 Trauma kimia diakibatkan oleh zat asam dengan pH < 7 ataupun zat basa pH > 7 yang dapat menyebabkan kerusakan struktur bola mata. Tingkat keparahan trauma dikaitkan dengan jenis, volume, konsentrasi, durasi pajanan, dan derajat penetrasi dari zat kimia tersebut. Mekanisme cedera antara asam dan basa sedikit berbeda. 5 Trauma bahan kimia dapat terjadi pada kecelakaan yang terjadi dalam laboratorium, industri, pekerjaan yang memakai bahan kimia, pekerjaan pertanian, dan peperangan memakai bahan kimia serta paparan bahan kimia dari alat‐alat rumah tangga. Setiap trauma kimia pada mata memerlukan tindakan segera. Irigasi daerah yang terkena trauma kimia merupakan tindakan yang harus segera dilakukan. 3 [] EPIDEMIOLOGI Berdasarkan data CDC tahun 2000 sekitar 1 juta orang di Amerika Serikat mengalami gangguan penglihatan akibat trauma. 75% dari kelompok tersebut buta pada satu mata, dan sekitar 50.000 menderita cedera serius yang mengancam penglihatan setiap tahunnya. Setiap hari lebih dari 2000 pekerja di amerika Serikat menerima pengobatan medis karena trauma mata pada saat bekerja. Lebih dari 800.000 kasus trauma mata yang berhubungan dengan pekerjaan terjadi setiap tahunnya. 1,2 Dibandingkan dengan wanita, laki‐laki memiliki rasio terkena trauma mata 4 kali lebih besar. Dari data WHO tahun 1998 trauma okular berakibat kebutaan unilateral sebanyak 19 juta orang, 2,3 juta mengalami penurunan visus bilateral, dan 1,6 juta mengalami kebutaan bilateral akibat cedera mata. Sebagian besar (84%) merupakan trauma kimia. Rasio frekuensi bervariasi trauma asam:basa antara 1:1 sampai 1:4. Secara international, 80% dari trauma kimiawi dikarenakan oleh pajanan karena pekerjaan. Menurut United States Eye Injury Registry (USEIR), frekuensi di Amerika Serikat mencapai 16 % dan meningkat di lokasi kerja dibandingkan dengan di rumah. Lebih banyak pada laki‐laki (93 %) dengan umur rata‐rata 31 tahun. 2 ETIOLOGI Trauma kimia biasanya disebabkan bahan‐bahan yang tersemprot atau terpercik pada wajah. Trauma pada mata yang disebabkan oleh bahan kimia disebabkan oleh 2 macam bahan yaitu bahan kimia yang bersifat asam dan Trauma Kimia pada Mata

Upload: icus-florence-nightingale

Post on 16-Feb-2016

29 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

silakan

TRANSCRIPT

Page 1: Trauma Kimia

7/12/2015 Trauma Kimia pada Mata

http://majiidsumardi.blogspot.co.id/2012/03/traumakimiapadamata.html 1/12

 [http://1.bp.blogspot.com/Mk7BQkLxFdo/T14SkvXOWjI/AAAAAAAAAaA/usD8hkuDj2M/s1600/08062010153Indra.jpg]

DEFINISI

Trauma kimia pada mata merupakan salah satu keadaan kedaruratan oftalmologi karena dapat menyebabkancedera pada mata, baik ringan, berat bahkan sampai kehilangan penglihatan. Trauma kimia pada matamerupakan trauma yang mengenai bola mata akibat terpaparnya bahan kimia baik yang bersifat asam atau basayang dapat merusak struktur bola mata tersebut.5

Trauma kimia diakibatkan oleh zat asam dengan pH < 7 ataupun zat basa pH > 7 yang dapat menyebabkankerusakan struktur bola mata. Tingkat keparahan trauma dikaitkan dengan jenis, volume, konsentrasi, durasipajanan, dan derajat penetrasi dari zat kimia tersebut. Mekanisme cedera antara asam dan basa sedikit berbeda.5

Trauma bahan kimia dapat terjadi pada kecelakaan yang terjadi dalam laboratorium, industri, pekerjaan yangmemakai bahan kimia, pekerjaan pertanian, dan peperangan memakai bahan kimia serta paparan bahan kimiadari alat‐alat rumah tangga. Setiap trauma kimia pada mata memerlukan tindakan segera. Irigasi daerah yang

terkena trauma kimia merupakan tindakan yang harus segera dilakukan.3

[]

EPIDEMIOLOGI

Berdasarkan data CDC tahun 2000 sekitar 1 juta orang di Amerika Serikat mengalami gangguan penglihatanakibat trauma. 75% dari kelompok tersebut buta pada satu mata, dan sekitar 50.000 menderita cedera serius yangmengancam penglihatan setiap tahunnya. Setiap hari lebih dari 2000 pekerja di amerika Serikat menerimapengobatan medis karena trauma mata pada saat bekerja. Lebih dari 800.000 kasus trauma mata yangberhubungan dengan pekerjaan terjadi setiap tahunnya.1,2

 Dibandingkan dengan wanita, laki‐laki memiliki rasio terkena trauma mata 4 kali lebih besar. Dari data WHOtahun 1998 trauma okular berakibat kebutaan unilateral sebanyak 19 juta orang, 2,3 juta mengalami penurunanvisus bilateral, dan 1,6 juta mengalami kebutaan bilateral akibat cedera mata. Sebagian besar (84%) merupakantrauma kimia. Rasio frekuensi  bervariasi trauma asam:basa antara 1:1 sampai 1:4. Secara international, 80% daritrauma kimiawi dikarenakan oleh pajanan karena pekerjaan. Menurut United States Eye Injury Registry (USEIR),frekuensi di Amerika Serikat mencapai 16 % dan meningkat di lokasi kerja dibandingkan dengan di rumah. Lebih

banyak pada laki‐laki (93 %) dengan umur rata‐rata 31 tahun.2

ETIOLOGI

Trauma kimia biasanya disebabkan bahan‐bahan yang tersemprot atau terpercik pada wajah. Trauma pada matayang disebabkan oleh bahan kimia disebabkan oleh 2 macam bahan yaitu bahan kimia yang bersifat asam dan

Trauma Kimia pada Mata

Page 2: Trauma Kimia

7/12/2015 Trauma Kimia pada Mata

http://majiidsumardi.blogspot.co.id/2012/03/traumakimiapadamata.html 2/12

bahan kimia yang bersifat basa. Bahan kimia dikatakan bersifat asam bila mempunyai pH < 7 dan dikatakanbersifat basa bila mempunyai   pH > 7.6

Trauma Asam

Asam dipisahkan dalam dua mekanisme, yaitu ion hidrogen dan anion dalam kornea. Molekul hidrogen merusakpermukaan okular dengan mengubah pH, sementara anion merusak dengan cara denaturasi protein, presipitasidan koagulasi. Koagulasi protein umumnya mencegah penetrasi yang lebih lanjut dari zat asam, dan menyebabkantampilan ground glass  dari stroma korneal yang mengikuti trauma akibat asam. Sehingga trauma pada mata yangdisebabkan oleh zat kimia asam cenderung lebih ringan daripada trauma yang diakibatkan oleh zat kimia basa.5

Asam hidroflorida adalah satu pengecualian. Asam lemah ini secara cepat melewati membran sel, seperti alkali.Ion fluoride dilepaskan ke dalam sel, dan memungkinkan menghambat enzim glikolitik dan bergabung dengankalsium dan magnesium membentuk insoluble complexes. Nyeri local yang ekstrim bisa terjadi sebagai hasil dariimmobilisasi ion kalsium, yang berujung pada stimulasi saraf dengan pemindahan ion potassium. Fluorinosis akutbisa terjadi ketika ion fluoride memasuki sistem sirkulasi, dan memberikan gambaran gejala pada jantung,pernafasan, gastrointestinal, dan neurologik.5

Bahan kimia asam yang mengenai jaringan akan mengadakan denaturasi dan presipitasi dengan jaringan proteindisekitarnya, karena adanya daya buffer dari jaringan terhadap bahan asam serta adanya presipitasi protein makakerusakannya cenderung terlokalisir. Bahan asam yang mengenai kornea juga mengadakan presipitasi sehinggaterjadi koagulasi, kadang‐kadang seluruh epitel kornea terlepas. Bahan asam tidak menyebabkan hilangnya bahanproteoglikan di kornea. Bila trauma diakibatkan asam keras maka reaksinya mirip dengan trauma basa.7

Bila bahan asam mengenai mata maka akan segera terjadi koagulasi protein epitel kornea yang mengakibatkankekeruhan pada kornea, sehingga bila konsentrasi tidak tinggi maka tidak akan bersifat destruktif seperti traumaalkali. Biasanya kerusakan hanya pada bagian superfisial saja. Koagulasi protein ini terbatas pada daerah kontakbahan asam dengan jaringan. Koagulasi protein ini dapat mengenai jaringan yang lebih dalam.8

 [http://2.bp.blogspot.com/xLHdXxzHqM8/T130BgYiajI/AAAAAAAAAZA/dp_eSN1ouUo/s1600/1.jpg]

Gambar Trauma pada Mata Akibat Bahan Kimia Asam

Page 3: Trauma Kimia

7/12/2015 Trauma Kimia pada Mata

http://majiidsumardi.blogspot.co.id/2012/03/traumakimiapadamata.html 3/12

 [http://1.bp.blogspot.com/vtpeG6WdUyY/T130CrEj62I/AAAAAAAAAZE/Al5b2QVHjGw/s1600/2.jpg]

Gambar Trauma pada Mata Akibat Bahan Kimia Asam

Bahan kimia bersifat asam : asam sulfat, air accu, asam sulfit, asam hidrklorida, zat pemutih, asam asetat, asamnitrat, asam kromat, asam hidroflorida. Akibat ledakan baterai mobil, yang menyebabkan luka bakar asam sulfat,mungkin merupakan penyebab tersering dari luka bakar kimia pada mata. Asam Hidroflorida dapat ditemukan

dirumah pada cairan penghilang karat, pengkilap aluminum, dan cairan pembersih yang kuat.6,9

Bahan kimia bersifat asam : asam sulfat, air accu, asam sulfit, asam hidrklorida, zat pemutih, asam asetat, asamnitrat, asam kromat, asam hidroflorida. Akibat ledakan baterai mobil, yang menyebabkan luka bakar asam sulfat,mungkin merupakan penyebab tersering dari luka bakar kimia pada mata. Asam Hidroflorida dapat ditemukan

dirumah pada cairan penghilang karat, pengkilap aluminum, dan cairan pembersih yang kuat.6,9

Trauma Basa

Trauma basa biasanya lebih berat daripada trauma asam, karena bahan‐bahan basa memiliki dua sifat yaituhidrofilik dan lipolifik dimana dapat secara cepat untuk penetrasi sel membran dan masuk ke bilik mata depan,

bahkan sampai retina. Trauma basa akan memberikan iritasi ringan pada mata apabila dilihat dari luar. Namun,apabila dilihat pada bagian dalam mata, trauma basa ini mengakibatkan suatu kegawatdaruratan. Basa akanmenembus kornea, kamera okuli anterior sampai retina dengan cepat, sehingga berakhir dengan kebutaan. Padatrauma basa akan terjadi penghancuran jaringan kolagen kornea. Bahan kimia basa bersifat koagulasi sel dan

terjadi proses safonifikasi, disertai dengan dehidrasi.5

 [http://2.bp.blogspot.com/xLHdXxzHqM8/T130BgYiajI/AAAAAAAAAZA/dp_eSN1ouUo/s1600/1.jpg]

Page 4: Trauma Kimia

7/12/2015 Trauma Kimia pada Mata

http://majiidsumardi.blogspot.co.id/2012/03/traumakimiapadamata.html 4/12

Gambar Trauma pada Mata Akibat Bahan Kimia Basa/Alkali9

 [http://1.bp.blogspot.com/vtpeG6WdUyY/T130CrEj62I/AAAAAAAAAZE/Al5b2QVHjGw/s1600/2.jpg]

Gambar  Trauma pada Mata Akibat Bahan Kimia Basa/Alkali9

Bahan alkali atau basa akan mengakibatkan pecah atau rusaknya sel jaringan. Pada pH yang tinggi alkali akanmengakibatkan safonifikasi disertai dengan disosiasi asam lemak membrane sel. Akibat safonifikasi membran selakan mempermudah penetrasi lebih lanjut zat alkali. Mukopolisakarida jaringan oleh basa akan menghilang danterjadi penggumpalan sel kornea atau keratosis. Serat kolagen kornea akan bengkak dan stroma kornea akanmati. Akibat edema kornea akan terdapat serbukan sel polimorfonuklear ke dalam stroma kornea. Serbukan selini cenderung disertai dengan pembentukan pembuluh darah baru atau neovaskularisasi. Akibat membran sel basalepitel kornea rusak akan memudahkan sel epitel diatasnya lepas. Sel epitel yang baru terbentuk akanberhubungan langsung dengan stroma dibawahnya melalui plasminogen aktivator. Bersamaan dengan dilepaskanplasminogen aktivator dilepas juga kolagenase yang akan merusak kolagen kornea. Akibatnya akan terjadigangguan penyembuhan epitel yang berkelanjutan dengan ulkus kornea dan dapat terjadi perforasi kornea.Kolagenase ini mulai dibentuk 9 jam sesudah trauma dan puncaknya terdapat pada hari ke 12‐21. Biasanya ulkuspada kornea mulai terbentuk 2 minggu setelah trauma kimia. Pembentukan ulkus berhenti hanya bila terjadiepitelisasi lengkap atau vaskularisasi telah menutup dataran depan kornea. Bila alkali sudah masuk ke dalam bilikmata depan maka akan terjadi gangguan fungsi badan siliar. Cairan mata susunannya akan berubah, yaituterdapat kadar glukosa dan askorbat yang berkurang. Kedua unsur ini memegang peranan penting dalampembentukan jaringan kornea.5

Bahan kimia bersifat basa: NaOH, CaOH, amoniak, Freon/bahan pendingin lemari es, sabun, shampo, kapurgamping, semen, tiner, lem, cairan pembersih dalam rumah tangga, soda kuat.6,9

PATOFISIOLOGI

Proses perjalanan penyakit pada trauma kimia ditandai oleh 2 fase, yaitu fase kerusakan yang timbul setelahterpapar bahan kimia serta fase penyembuhan:

Kerusakan yang terjadi pada trauma kimia yang berat dapat diikuti oleh hal‐hal sebagai berikut:

Terjadi nekrosis pada epitel kornea dan konjungtiva disertai gangguan dan oklusi pembuluhdarah pada limbus.Hilangnya stem cell limbus dapat berdampak pada vaskularisasi dan konjungtivalisasipermukaan kornea atau menyebabkan kerusakan persisten pada epitel kornea dengan perforasidan ulkus kornea bersih.Penetrasi yang dalam dari suatu zat kimia dapat menyebabkan kerusakan dan presipitasiglikosaminoglikan dan opasifikasi kornea.Penetrasi zat kimia sampai ke kamera okuli anterior dapat menyebabkan kerusakan iris dan

Page 5: Trauma Kimia

7/12/2015 Trauma Kimia pada Mata

http://majiidsumardi.blogspot.co.id/2012/03/traumakimiapadamata.html 5/12

lensa.Kerusakan epitel siliar dapat mengganggu sekresi askorbat yang dibutuhkan untuk memproduksikolagen dan memperbaiki kornea.Hipotoni dan phthisis bulbi sangat mungkin terjadi.

Penyembuhan epitel kornea dan stroma diikuti oleh proses‐proses berikut:

Terjadi penyembuhan jaringan epitelium berupa migrasi atau pergeseran dari sel‐sel epitelialyang berasal dari stem cell limbus

Kerusakan kolagen stroma akan difagositosis oleh keratosit terjadi sintesis kolagen yang baru.10

KLASIFIKASI

Trauma kimia pada mata dapat diklasifikasikan sesuai dengan derajat keparahan yang ditimbulkan akibat bahankimia penyebab trauma. Klasifikasi ini juga bertujuan untuk penatalaksaan yang sesuai dengan kerusakan yangmuncul serta indikasi penentuan prognosis. Klasifikasi ditetapkan berdasarkan tingkat kejernihan kornea dankeparahan iskemik limbus. Selain itu klasifikasi ini juga untuk menilai patensi dari pembuluh darah limbus(superfisial dan profunda).10

Derajat 1: kornea jernih dan tidak ada iskemik limbus (prognosis sangat baik)Derajat 2: kornea berkabut dengan gambaran iris yang masih terlihat dan terdapat kurang dari 1/3iskemik limbus (prognosis baik)Derajat 3: epitel kornea hilang total, stroma berkabut dengan gambaran iris tidak jelas dan sudahterdapat ½ iskemik limbus (prognosis kurang)Derajat 4: kornea opak dan sudah terdapat iskemik lebih dari ½ limbus (prognosis sangat buruk)11

Kriteria lain yang perlu dinilai adalah seberapa luas hilangnya epitel pada kornea dan konjungtiva, perubahan iris,keberadaan lensa, dan tekanan intra okular.

 [http://2.bp.blogspot.com/usc4m7hL9y8/T14AXN2YnAI/AAAAAAAAAZQ/BA2zKYLr46w/s1600/1.jpg]

Gambar Klasifikasi Trauma Kimia, (a) derajat 1, (b) derajat 2, (c) derajat 3, (d) derajat 410

  DIAGNOSIS

Diagnosis pada trauma mata dapat ditegakkan melalui gejala klinis, anamnesis dan pemeriksaan fisik danpenunjang. Namun hal ini tidaklah mutlak dilakukan dikarenakan trauma kimia pada mata merupakan kasusgawat darurat sehingga hanya diperlukan anamnesa singkat.

Page 6: Trauma Kimia

7/12/2015 Trauma Kimia pada Mata

http://majiidsumardi.blogspot.co.id/2012/03/traumakimiapadamata.html 6/12

Gejala Klinis

Terdapat gejala klinis utama yang muncul pada trauma kimia yaitu, epifora, blefarospasme, dan nyeri berat.Trauma akibat bahan yang bersifat asam biasanya dapat segera terjadi penurunan penglihatan akibat nekrosissuperfisial kornea. Sedangkan pada trauma basa, kehilangan penglihatan sering bermanifestasi beberapa harisesudah kejadian. Namun sebenarnya kerusakan yang terjadi pada trauma basa lebih berat dibanding trauma

asam.8

Anamnesis

Pada anamnesis sering sekali pasien menceritakan telah tersiram cairan atau tersemprot gas pada mata ataupartikel‐partikelnya masuk ke dalam mata. Perlu diketahui apa persisnya zat kimia dan bagaimana terjadinyatrauma tersebut (misalnya tersiram sekali atau akibat ledakan dengan kecepatan tinggi) serta kapan terjadinyatrauma tersebut.6,12

Perlu diketahui apakah terjadi penurunan visus setelah cedera atau saat cedera terjadi. Onset dari penurunanvisus apakah terjadi secara progresif atau terjadi secara tiba tiba. Nyeri, lakrimasi, dan pandangan kaburmerupakan gambaran umum trauma. Dan harus dicurigai adanya benda asing intraokular apabila terdapat riwayatsalah satunya apabila trauma terjadi akibat ledakan.8

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan yang seksama sebaiknya ditunda sampai mata yang terkena zat kimia sudah terigasi dengan air danpH permukaan bola mata sudah netral. Obat anestesi topikal atau lokal sangat membantu agar pasien tenang,lebih nyaman dan kooperatif sebelum dilakukan pemeriksaan. Setelah dilakukan irigasi, pemeriksaan dilakukandengan perhatian khusus untuk memeriksa kejernihan dan keutuhan kornea, derajat iskemik limbus, tekananintra okular, konjungtivalisasi pada kornea, neovaskularisasi, peradangan kronik dan defek epitel yang menetap

dan berulang.7,12

Pemeriksaan Penunjang   Pemeriksaan penunjang dalam kasus trauma kimia mata adalah pemeriksaan pH bola mata secara berkala dengankertas lakmus. Irigasi pada mata harus dilakukan sampai tercapai pH normal. Pemeriksaan bagian anterior matadengan lup atau slit lamp bertujuan untuk mengetahui lokasi luka. Pemeriksaan oftalmoskopi direk dan indirekjuga dapat dilakukan. Selain itu dapat pula dilakukan pemeriksaan tonometri untuk mengetahui tekanan

intraocular.7,12

 [http://3.bp.blogspot.com/Sel8P9mmlDo/T14D8aFed8I/AAAAAAAAAZY/OoIRhhaSy3U/s1600/1.jpg]

Gambar 5 Kertas Lakmus untuk Pemeriksaan pH7

Page 7: Trauma Kimia

7/12/2015 Trauma Kimia pada Mata

http://majiidsumardi.blogspot.co.id/2012/03/traumakimiapadamata.html 7/12

DIAGNOSIS BANDING

Beberapa penyakit yang menjadi diagnosis banding trauma kimia pada mata, terutama yang disebabkan oleh basaatau alkali antara lain konjungtivitis, konjugtivitis hemoragik akut, keratokunjugtivitis sicca, ulkus kornea, dan

lain‐lain.

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan pada trauma mata bergantung pada berat ringannya trauma ataupun jenis trauma itu sendiri.Namun demikian ada empat tujuan utama dalam mengatasi kasus trauma okular adalah memperbaikipenglihatan, mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan struktur dan anatomi mata, mencegah sekuelejangka panjang. Trauma kimia merupakan satu‐satunya jenis trauma yang tidak membutuhkan anamnesa danpemeriksaan secara teliti. Tatalaksana trauma kimia mencakup:

Penatalaksanaan Emergency10

Irigasi merupakan hal yang krusial untuk meminimalkan durasi kontak mata dengan bahan kimia dan untukmenormalisasi pH pada saccus konjungtiva yang harus dilakukan sesegera mungkin. Larutan normal saline (atauyang setara) harus digunakan untuk mengirigasi mata selama 15‐30 menit samapi pH mata menjadi normal (7,3).Pada trauma basa hendaknya dilakukan irigasi lebih lama, paling sedikit 2000 ml dalam 30 menit. Makin lamamakin baik. Jika perlu dapat diberikan anastesi topikal, larutan natrium bikarbonat 3%, dan antibiotik. Irigasidalam waktu yang lama lebih baik menggunakan irigasi dengan kontak lensa (lensa yang terhubung dengansebuah kanul untuk mengirigasi mata dengan aliran yang konstan.

Double eversi pada kelopak mata dilakukan untuk memindahkan material yang terdapat pada bola mata. Selainitu tindakan ini dapat menghindarkan terjadinya perlengketan antara konjungtiva palpebra, konjungtiva bulbi,dan konjungtiva forniks.

Debridemen pada daerah epitel kornea yang mengalami nekrotik sehingga dapat terjadi re‐epitelisasi padakornea.

Selanjutnya diberikan bebat (verban) pada mata, lensa kontak lembek dan artificial tear (air mata buatan). 

Penatalaksanaan Medikamentosa

Trauma kimia ringan (derajat 1 dan 2) dapat diterapi dengan pemberian obat‐obatan seperti steroid topikal,sikloplegik, dan antibiotik profilaksis selama 7 hari. Sedangkan pada trauma kimia berat, pemberian obat‐obatanbertujuan untuk mengurangi inflamasi, membantu regenerasi epitel dan mencegah terjadinya ulkus kornea.8,10

Steroid bertujuan untuk mengurangi inflamasi dan infiltrasi neutofil. Namun pemberian steroid dapatmenghambat penyembuhan stroma dengan menurunkan sintesis kolagen dan menghambat migrasi fibroblas. Untukitu steroid hanya diberikan secara inisial dan di tappering off setelah 7‐10 hari. Dexametason 0,1% ED danPrednisolon 0,1% ED diberikan setiap 2 jam. Bila diperlukan dapat diberikan Prednisolon IV 50‐200 mg

Sikloplegik untuk mengistirahatkan iris, mencegah iritis dan sinekia posterior. Atropin 1% ED atau Scopolamin0,25% diberikan 2 kali sehari.

Asam askorbat mengembalikan keadaan jaringan scorbutik dan meningkatkan penyembuhan luka denganmembantu pembentukan kolagen matur oleh fibroblas kornea. Natrium askorbat 10% topikal diberikan setiap 2jam. Untuk dosis sitemik dapat diberikan sampai dosis 2 gr.

Beta bloker/karbonik anhidrase inhibitor untuk menurunkan tekanan intra okular dan mengurangi resikoterjadinya glaukoma sekunder. Diberikan secara oral asetazolamid (diamox) 500 mg.

Antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi oleh kuman oportunis. Tetrasiklin efektif untuk menghambatkolagenase, menghambat aktifitas netrofil dan mengurangi pembentukan ulkus. Dapat diberikan bersamaanantara topikal dan sistemik (doksisiklin 100 mg).

Page 8: Trauma Kimia

7/12/2015 Trauma Kimia pada Mata

http://majiidsumardi.blogspot.co.id/2012/03/traumakimiapadamata.html 8/12

Asam hyaluronik untuk membantu proses re‐epitelisasi kornea dan menstabilkan barier fisiologis. Asam Sitratmenghambat aktivitas netrofil dan mengurangi respon inflamasi. Natrium sitrat 10% topikal diberikan setiap 2jam selama 10 hari. Tujuannya untuk mengeliminasi fagosit fase kedua yang terjadi 7 hari setelah trauma. 

Pembedahan10

Pembedahan Segera yang sifatnya segera dibutuhkan untuk revaskularisasi limbus, mengembalikan populasi sellimbus dan mengembalikan kedudukan forniks. Prosedur berikut dapat digunakan untuk pembedahan:

Pengembangan kapsul Tenon dan penjahitan limbus bertujuan untuk mengembalikan vaskularisasi limbusjuga mencegah perkembangan ulkus kornea. Transplantasi stem sel limbus dari mata pasien yang lain (autograft) atau dar donor  (allograft) bertujuanuntuk mengembalikan epitel kornea menjadi normal. Graft membran amnion untuk membantu epitelisasi dan menekan fibrosis 

Pembedahan Lanjut pada tahap lanjut dapat menggunakan metode berikut:

Pemisahan bagian‐bagian yang menyatu pada kasus conjungtival bands dan simblefaron. Pemasangan graft membran mukosa atau konjungtiva. Koreksi apabila terdapat deformitas pada kelopak mata. Keratoplasti dapat ditunda sampai 6 bulan. Makin lama makin baik, hal ini untuk memaksimalkan resolusidari proses inflamasi.  Keratoprosthesis bisa dilakukan pada kerusakan mata yang sangat berat dikarenakan hasil dari graftkonvensional sangat buruk. 

  KOMPLIKASI

Komplikasi dari trauma mata juga bergantung pada berat ringannya trauma, dan jenis trauma yang terjadi.

Komplikasi yang dapat terjadi pada kasus trauma basa pada mata antara lain:10

1. Simblefaron, adalah. Dengan gejala gerak mata terganggu, diplopia, lagoftalmus, sehingga kornea danpenglihatan terganggu. 

2. Kornea keruh, edema, neovaskuler 3. Sindroma mata kering 4. Katarak traumatik, trauma basa pada permukaan mata sering menyebabkan katarak. Komponen basa yang

mengenai mata menyebabkan peningkatan pH cairan akuos dan menurunkan kadar glukosa dan askorbat. Halini dapat terjadi akut ataupun perlahan‐lahan. Trauma kimia asam sukar masuk ke bagian dalam mata makajarang terjadi katarak traumatik. 

5. Glaukoma sudut tertutup 6. Entropion dan phthisis bulbi

Page 9: Trauma Kimia

7/12/2015 Trauma Kimia pada Mata

http://majiidsumardi.blogspot.co.id/2012/03/traumakimiapadamata.html 9/12

 [http://2.bp.blogspot.com/2sIEsT6OeA/T14Hh5nfGqI/AAAAAAAAAZg/cr5N2GJlz3E/s1600/1.jpg]

Gambar Simblefaron

[http://3.bp.blogspot.com/7N_zs9wlROg/T14Hjmzt5HI/AAAAAAAAAZo/FkhRVPZFMiU/s1600/2.jpg]Gambar Phthisis bulbi

  PROGNOSIS

Prognosis trauma kimia pada mata sangat ditentukan oleh bahan penyebab trauma tersebut. Derajat iskemik padapembuluh darah limbus dan konjungtiva merupakan salah satu indikator keparahan trauma dan prognosispenyembuhan. Iskemik yang paling luas pada pembuluh darah limbus dan konjungtiva memberikan prognosa yangburuk. Bentuk paling berat pada trauma kimia ditunjukkan dengan gambaran “cooked fish eye” dimanaprognosisnya adalah yang paling buruk, dapat terjadi kebutaan.8

Trauma kimia sedang samapai berat pada konjungtiva bulbi dan palpebra dapat menyebabkan simblefaron (adhesianatara palpebra dan konjungtiva bulbi). Reaksi inflamasi pada kamera okuli anterior dapat menyebabkan

terjadinya glaukoma sekunder.8

Page 10: Trauma Kimia

7/12/2015 Trauma Kimia pada Mata

http://majiidsumardi.blogspot.co.id/2012/03/traumakimiapadamata.html 10/12

 [http://1.bp.blogspot.com/Eu6YtaUMC2c/T14IJVde5uI/AAAAAAAAAZw/KdnkeOcWKBQ/s1600/1.jpg]

   Gambar Cooked Fish Eye Appearance8

   KESIMPULAN

Trauma kimia pada mata dapat berasal dari bahan yang bersifat asam dengan pH < 7 dan bahan yang bersifat basadengan pH > 7. Trauma basa biasanya memberikan dampak yang lebih berat daripada trauma asam, karenabahan‐bahan basa memiliki dua sifat yaitu hidrofilik dan lipolifik dimana dapat masuk secara cepat untukpenetrasi sel membran dan masuk ke sudut mata depan, bahkan sampai retina. Sementara trauma asam akanmenimbulkan koagulasi protein permukaan, dimana merupakan suatu barier pelindung sehingga zat asam tidakpenetrasi lebih dalam lagi.  Gejala utama yang muncul pada trauma mata adalah epifora, blefarospasme dannyaei yang hebat. Trauma kimia merupakan satu‐satunya jenis trauma yang tidak memerlukan anamnesa danpemeriksaan yang lengkap.

Penatalaksanaan yang terpenting pada trauma kimia adalah irigasi mata dengan segera samapai pH mata kembalinormla dan diikuti dengan pemberian obat terutama antibiotik, multivitamin, antiglaukoma, dll. Selain itudilakukan juga upaya promotif dan preventif kepada pasien. Menurut data statistik 90% kasus trauma dapatdicegah. Apabila dalam menjalankan suatu pekerjaan menggunakan pelindung yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA 

1. Vaughan DG, Taylor A, and Paul RE. Oftalmologi Umum.Widya medika. Jakarta. 2000. 2. Centers for Disease Control and Prevention. Work‐related Eye Injuries diunduh pada tanggal 2 Agustus

2011.http://www.cdc.gov/features/dsworkPlaceEye/ [http://www.cdc.gov/features/dsworkPlaceEye/]  3. Ilyas, Sidarta. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

2008. 4. Arthur Lim Siew Ming and Ian J. Constable. Color Atlat of Ophthalmology Third Edition. Washington. 2005. 5. Randleman, J.B. Bansal, A. S. Burns Chemical. eMedicine Journal. 2009. 6. American College of Emergency Phycisians. Management of Ocular Complaints. Diunduh tanggal 4 Agustus

2011.http://www.acep.org/content.aspx?id=26712 [http://www.acep.org/content.aspx?id=26712]  7. Eye Teachers of American Foundation. Eye Trauma. Diunduh pada tanggal 2 Agustus

2011http://www.ophthobook.com/videos/eyetraumavideo [http://www.ophthobook.com/videos/eyetraumavideo]  8. Gerhard K. Lang. Ophthalmology A Pocket Textbook Atlas 2nd. Stuttgart · New York. 2006. 9. American Academy of Ophthalmology. Chemical Burn. Diunduh pada 2 Agustus 2011.

http://www.aao.org/theeyeshaveit/trauma/chemicalburn.cfm  [http://www.aao.org/theeyeshaveit/trauma/chemicalburn.cfm]  

10. Kanski, JJ. Chemical Injuries. Clinical Opthalmology. Edisi keenam. Philadelphia: Elseiver Limited. 2000. 11. Trudo, Edward W dan William Rimm. Chemical Injuries of the Eye. Washington. 2008. 12. Cohlmia Eye Center. Chemical Eye Burns Emergency Care. Diunduh pada tanggal 2 Agustus

20011.http://www.samcohlmia.com/wichita‐chemical‐eye‐burns.php 

Page 11: Trauma Kimia

7/12/2015 Trauma Kimia pada Mata

http://majiidsumardi.blogspot.co.id/2012/03/traumakimiapadamata.html 11/12

ARTIKEL LAIN:

 MATA [http://majiidsumardi.blogspot.com/search/label/Mata] 

1. Anatomi dan Fisiologi Palpebra [http://majiidsumardi.blogspot.com/2011/10/anatomidanfisiologipalpebra.html]  

2. Aparatus Lakrimalis (Sistem Ekskresi dan Sekresi Mata)[http://majiidsumardi.blogspot.com/2011/10/aparatuslakrimalis_29.html]

3. Anatomi dan Fisiologi Konjungtiva [http://majiidsumardi.blogspot.com/2011/10/anatomidanfisiologikonjungtiva.html]

4. Anatomi dan Fisiologi Kornea [http://majiidsumardi.blogspot.com/2011/04/anatomidanfisiologikornea.html]5. Anatomi dan Fisiologi Lensa [http://majiidsumardi.blogspot.com/2011/03/anatomidanfisiologilensa.html]  6. Fisiologi dan Komposisi Air Mata [http://majiidsumardi.blogspot.com/2011/11/airmata.html]7. Fisiologi dan Reflek Mengedip [http://majiidsumardi.blogspot.com/2011/10/fisiologidanreflekmengedip.html]8. Hordeolum [http://majiidsumardi.blogspot.com/2011/11/hordeolum.html]9. Kalazion [http://majiidsumardi.blogspot.com/2011/12/kalazion.html]

10. Trauma Kimia pada Mata [http://majiidsumardi.blogspot.com/2012/03/traumakimiapadamata.html]11. Konjungtivitis [http://majiidsumardi.blogspot.com/2011/10/konjungtivitis.html]12. Keratitis [http://majiidsumardi.blogspot.com/2011/10/keratitis.html]13. Keratokonjungtivitis Viral [http://majiidsumardi.blogspot.com/2011/10/keratokonjungtivitisviral.html]14. Ulkus Kornea [http://majiidsumardi.blogspot.com/2011/10/ulkuskornea.html]15. Pterigium [http://majiidsumardi.blogspot.com/2011/12/pterigium.html] 16. Katarak [http://majiidsumardi.blogspot.com/2011/10/katarak.html]  17. Hifema [http://majiidsumardi.blogspot.com/2012/03/hifema.html]18. Uveitis [http://majiidsumardi.blogspot.com/2011/11/14.html]19. Glaukoma [http://majiidsumardi.blogspot.com/2011/11/glaukoma.html]  20. CMV Kongenital [http://majiidsumardi.blogspot.com/2011/09/cmvkongenital.html]  

Diposkan 12th March 2012 oleh Majiid Sumardi

Label: Mata, PDF DOC Jurnal

 1 Lihat komentar

januar surya Sabtu, Maret 08, 2014

terima kasih informasinya.

www.kiostiket.com

Balas

Page 12: Trauma Kimia

7/12/2015 Trauma Kimia pada Mata

http://majiidsumardi.blogspot.co.id/2012/03/traumakimiapadamata.html 12/12

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai:  Google Account

Publikasikan   Pratinjau