tpl prmbrtulan bab 2a

42
ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PT. POS INDONESIA (PERSERO) BANJARMASIN Disusun oleh: Sabna Rifkiani (C0C113270) Mata Kuliah: TEKNIK PENULISAN LAPORAN

Upload: khaliza-tri

Post on 02-Feb-2016

240 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

aaaaaas

TRANSCRIPT

Page 1: Tpl Prmbrtulan Bab 2a

 

ANALISIS RASIO KEUANGANUNTUK MENILAI KINERJA

PT. POS INDONESIA (PERSERO) BANJARMASIN

Disusun oleh:

Sabna Rifkiani

(C0C113270)

Mata Kuliah:

TEKNIK PENULISAN LAPORAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATBANJARMASIN 2014 / 2015

Page 2: Tpl Prmbrtulan Bab 2a

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat bertangkaikan salam kami hadiahkan kepada junjugan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang safaatnya kita harapkan hingga akhir zaman.

Pemakalah juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang telah membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah TPL yang berjudul Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja PT. POS Indonesia (PERSERO) Banjarmasin.

Dalam hal ini penulis mengharapkan kritikan dan saran dari Dosen pembimbing dan teman-teman sekalian demi perbaikan makalah ini.Dan penulis akhiri dengan ucapan terima kasih.

............................... (Penyusun)

Page 3: Tpl Prmbrtulan Bab 2a

DAFTAR ISI

Page 4: Tpl Prmbrtulan Bab 2a

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Semakin berkembang pesatnya dunia usaha di era globalisasiini, dan semakin banyaknya perusahaan baru. Sehingga menjadikan perusahaan-perusahaan untuk lebih efektif dalam menjalankan roda organisasi perusahaan sehingga tujuan perusahaan dalam mencapai target untuk memperoleh laba yang tinggi dalamjangka panjang tercapai.

 Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam suatu

perusahaan. Baik perusahaan yang berskala besar maupun kecil akan memberikan perhatian yang sangat besar dalam bidang keuangan ini,Terutama demi meningkatkan daya saing dengan perusahaan-perusahaan lain. Suatu perusahaan akan selalu terus meningkatkan posisi keuangan perusahaannya supaya dapat terus eksis dan mempunyai daya saing yang tinggi. Apalagi perusahaan-perusahaan yang notabenenya perusahaanyang memimpin pasar/leader, mereka akan terus berjuang untuk terus mempertahankan posisinya didunia usaha modern ini dengan cara mencermati dan menganalisis kinerja keuangan perusahaan. Salah satunya adalah dengan menganalisis kinerja keuangan terhadap laporan keuangan.Dalam laporan ini dapat memberikan gambaran secara umum kinerja keuangan suatu perusahaan, baik secara bulanan,triwulanan, dan tahunan.

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil akhir dari proses akuntansi pada suatu periode tertentu yang merupakan hasil pengumpulan data keuangan yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan yang mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku. Laporan Keuangan dapat di analisis untuk melihat kondisi perusahaan, ada berbagai jenis teknik analisis yangdigunakan untuk melihat kondisi perusahaan tergantung dengan kepentingan pihak-pihak yang melakukan analisis. Laporan keuangan memiliki banyak manfaat, antara lain dengan laporan keuangan dapat diketahui kinerja keuangan perusahaan, salah satu cara untuk mengetahui kinerja perusahaan yaitudengan menganalisis laporan keuangan tersebut.

Analisis melibatkan penilaian terhadap laporan keuangan di masa lalu, masa sekarang danmasa akan datang. Suatu perencanaan dengan mengadakan analisislaporan keuangan merupakan kunci sukses bagi manajemen karenasegala hal keputusan yang diambil oleh manajemen berdasarkan kinerjayang dicapai oleh perusahaan.

Page 5: Tpl Prmbrtulan Bab 2a

Salah satu alat untuk menganalisis laporan keuangan adalahdengan menggunakan rasio keuangan. Menganalisis laporan keuangandari berbagai pos-pos dalam suatu laporan keuangan adalah merupakandasar interprestasi kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan.Masing-masing rasio memiliki peran yang berbeda-beda dalam mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan. Analisa rasio keuangan memilikikeuangan yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan para pemakai.Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil analisa rasio keuanganterbagi menjadi dua pemakai yaitu pihak intern dan ekstern. Pihak internterdiri pihak manajemen, pihak ekstern terdiri dari kreditor, investor (pemegang saham) dan instansi pemerintah dan serta karyawa. Pihak intern dan ekstern berkepentingan terhadap hasil analisis rasio keuangankarena dapat diambil keputusan yang tepat dalam menghadapi kinerja perusahaan yang ada dan akan datang.

Aspek-aspek yang dinilai dalam rasio keuangan diklasifikasikandalam beberapa kategori dasar, yaitu rasio likuiditas, rasio laverage, rasio profirabilitas, dan rasio aktivitas. Rasio likuiditas untuk menunjukkankemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang berupa hutang-hutang jangka pendek . Rasio laverage adalah yangmengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang apabila suatusaat perusahaan dilikuidasi. Rasio profitabilitas dalah menunjukkanaktivitas kinerja manajemen dalam menghasilkan keuntungan dari penjualan dan investasi. Rasio aktivitas untuk mengukur bagaimanasumberdaya yang dimiliki telah dimanfaatkan secara efektif sesuai. kebijakan yang telah dikeluarkan oleh badan usaha. Dengan pengukuranmenggunakan rasio keuangan tersebut perushaan dapat menilai kinerja perusahaan, serta dapat digunakan sebagai dasar untuk menarik investor dan kreditor. Selain itu pihak manajemen dapat mengambil langkah yangtepat untuk memajukan perusahaan baik kinerja jangka pendek maupun jangka panjang.

Berdasarkan Latar belakang di atas, maka judul yang digunakan dalam teknik penulisan laporan ini adalah

“ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PT. POS INDONESIA (PERSERO) BANJARMASIN”

1.2. Batasan Masalah

Agar laporan lebih terpusat dan terarah, maka laporan ini membahas tentang laporan keuangan

“PT. POS INDONESIA (PERSERO) BANJARMASIN tahun 2014 - 2015”

Page 6: Tpl Prmbrtulan Bab 2a

1.3. Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang akan digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana prestasi keuangan PT. POS INDONESIA BANJARMASIN ditinjau dari rasio likuiditas?

2. Bagaimana prestasi keuangan PT. POS INDONESIA BANJARMASIN ditinjau dari rasio leverage?

3. Bagaimana prestasi keuangan PT. POS INDONESIA BANJARMASIN ditinjau dari rasio profitabilitas?

4. Bagaimana prestasi keuangan PT. POS INDONESIA BANJARMASIN ditinjau dari rasio aktivitas?

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :1. Untuk mengetahui kemampuan perusahaan ditinjau dari rasio likuiditasnya.2. Untuk mengetahui kemampuan perusahaan ditinjau dari rasio

Leveragenya.3. Untuk mengetahui kemampuan perusahaan ditinjau dari rasio profitabilitasny.4. Untuk mengetahui kemampuan perusahaan ditinjau dari rasio aktivittasnya.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Bagi penulis 

Menambah wawasan dan dapat mempraktekkan segala bentuk teoriyang penulis peroleh di bangku kuliah. Serta memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa dalam memecahkan masalah secara ilmiahdengan melakukan penelitian.

2. Bagi Perusahaan

Dengan adanya penelitian ini dapat diharapkan membantu perusahaanuntuk memberi informasi tentang kondisi keuangannya. Dan sebagai bahan masukan untuk menentukan kebutuhan manajemen dalamrangka pengambilan keputusan di masa akan datang.

Page 7: Tpl Prmbrtulan Bab 2a

3. Bagi pihak lain

Sebagai informasi untuk mengetahui bagaimana kinerja perusahaandianalisis dan dievaluasi berdasarkan rasio keuangannya

1.6. Metode Penelitian

1.6.1. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian yang diteliti adalah analisis laporan keuangan perusahaan. Analisis rasio keuangan yang diklarifikasikan dalam beberapa kategori yaitu rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profotabiltas, rasio aktivitas.

1.6.2. Lokasi Penelitian

Lokasi dari penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam penyusunan Teknik Penulisan Laporan adalah JL. Lambung mankurat Banjarmasin.

1.6.3. Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan didalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang diperoleh dari perusahaan berupa laporan keuangan yang diminta penulis pada perusahaan agar bisa di analisis

1.6.4. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data-data tertulis baik laporan maupun data lainya yang dimiliki perusahaan tentang laporan keuangan.

1.6.5 Teknik Analisa Data

Data-data yang penulis dapatkan akan di analisa dengan menggunakan teknik analisa deskriptif kuantitatif

Adapun tahap analisis data yang ditempuh penulis yaitu :

1. Tahap pengumpulan data

Dimana penulis mengumpulkan data dari perusahaan berupa laporan keuangan perusahaan pada tahun 2014 – 2015

Page 8: Tpl Prmbrtulan Bab 2a

2. Tahap pengolahan data dan analisis/pembahasan

Tahap ini penulis akan menguraikan dan mengidentifikasi data yang diduga terdapat kesalahan , kemudian menggolongkan semua laporan keuangan tersebut di dalam analisis rasio keuangan dan selanjutnya diklarifikasikan dengan kategori rasio likuiditas , rasio leverage , rasio profitabilitas , rasio aktifitas

3. Tahap kesimpulan dan saran

Penarikan kesimpulan didasarkan pada pengolahan data dan penganalisaan data yang merupakan pemecahanmasalah dari penelitian ini. Kemudian penulis memberikan saran yang sesuai dengan konsep manajemen keuangan,

Page 9: Tpl Prmbrtulan Bab 2a

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Laporan Keuangan

2.1.1. Laporan Keuangan

Sebuah perusahaan membutuhkan suatu laporan dari masing-masing manajemen pada setiap akhir periode. Laporan yang disajikan tersebut merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban dari masing-masing manajemen kepada perusahaan dan juga kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Salah satu bentuk pertanggung jawaban tersebut adalah penyajian laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen akuntansi. yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak diluar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan pihak-pihak tertentu yang mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan. Di sisi lain, Baridwan (2004, p. 17) dalam bukunya menjelaskan bahwa laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Singkatnya, laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses kegiatan akuntansi. Transaksi-transaksi yang terjadi, diidentifikasi, dicatat, dan digolongkan serta dilaporkan sedemikian rupa dalam bentuk laporan keuangan.

Menurut PSAK No.1 (2012, p. 1-2), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi selama tahun buku yang bersangkutan yang ditujukan kepada pihak pembuat keputusan. Laporan keuangan dibuat dengan maksud sebagai alat komunikasi dan memberi gambaran mengenai  posisi dan kondisi keuangan serta kinerja perusahaan pada tahun yang bersangkutan. Pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan

Page 10: Tpl Prmbrtulan Bab 2a

menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing.

2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut PSAK No.1 (2012, p. 3), laporan keuangan bertujuan untuk : 1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta

perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.

2. Laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajbkan untuk menyediakan informasi non-keuangan.

3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban menajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Sedangkan menurut Kieso (2008, p.5) tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna bagi keputusan investasi dan kredit, informasi yang berguna dalam menilai arus kas masa depan, dan informasi mengenai sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya tersebut. Dapat dijelaskan bahwa laporan keuangan digunakan sebagai bahan penilaian dan  pengambilan keputusan investasi serta memberikan informasi tentang sumber daya perusahaan yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari  pelaporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang tepat atas posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan yang dapat bermanfaat bagi  beberapa pihak seperti investor, kreditur, serta memberikan informasi keuangan dalam menilai arus kas dimasa yang akan datang.

2.1.3. Komponen-Komponen Laporan Keuangan

PSAK No. 1 (2012, p. 6) menyatakan bahwa laporan keuangan yang lengkap yang disusun oleh manajemen suatu perusahaan harus meliputi komponen-komponen berikut ini:

1. Neraca (laporan posisi keuangan pada akhir periode)2. Laporan laba rugi3. Laporan perubahan ekuitas4. Laporan arus kas5. Catatan atas laporan keuangan.

Dalam laporan keuangan terdapat tiga dokumen yang memberikan kita data mentah untuk melakukan analisis. Ketiganya yaitu :

1. Neraca2. Laporan laba rugi

Page 11: Tpl Prmbrtulan Bab 2a

3. Laporan arus kas

1. Neraca Menurut PSAK No. 1 (2012, p. ) laporan posisi keuangan adalah suatu

laporan yang sistematis tentang aktiva (assets) , hutang (liabilities) dan modal sendiri (owner’s equity).

Soemarso (2004, p. 34) menjelaskan bahwa neraca merupakan laporan keuangan yang berisi mengenai jumlah harta ( assets ), kewajiban (liability), dan modal ( owner   s equity) pada akhir periode akuntansi. Neraca dapat memberi informasi tentang sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan dan sumber pembelanjaan untuk memperolehnya. Laporan ini menyajikan posisi keuangan perusahaan.

2. Laporan Laba Rugi KomprehensifMenurut PSAK No.1 (2012, p. ) laporan laba rugi komprehensif

merupakan suatu laporan sistematis yang menyajikan seluruh pos pendapatan dan beban yang diakui dalam satu periode. Laporan laba rugi komprehensif perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menggambarkan berbagai unsure kinerja keuangan selama suatu periode tertentu.

Merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu  periode tertentu. Laporan laba rugi ini merupakan ringkasan yang logis dari hasil penghasilan dan biaya dari suatu perusahaan untuk periode tertentu. Laba  bersih yang dihasilkan dari perhitungan laporan laba rugi merupakan selisih total penerimaan atas total pengeluaran. Jika total pengeluaran lebih besar dari total penerimaan, maka perusahaan akan melaporkan sebagai rugi bersih yang dapat mengurangi modal awal. Begitu juga sebaliknya, jika total penerimaan  perusahaan lebih besar daripada total pengeluaran, maka perusahaan akan melaporkannya sebagai laba bersih yang dapat menambah modal awal perusahaan.

3. Laporan Arus Kas Menurut Baridwan (2004, p. 40) laporan arus kas adalah laporan yang

menyajikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas yang berasal dari kegiatan investasi, pembelanjaan, dan kegiatan usaha pada suatu periode. Arus kas dari aktivitas operasi merupakan arus kas yang langsung berhubungan dengan laba, seperti penerimaan kas dari pelanggan dan pembayaran gaji karyawan perusahaan. Arus kas yang berasal dari aktivitas investasi mencakup arus kas yang terkait dengan akuisisi atau penjualan aset produktif perusahaan, seperti pembelian dan penjualan aset tetap perusahaan. Arus kas pendanaan merupakan arus kas yang berhubungan langsung dengan pendanaan perusahaan, seperti penerimaan dan pembayaran utang kepada investor dan kreditor.

Page 12: Tpl Prmbrtulan Bab 2a

4. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas adalah ikhtisar tentang perubahan modal suatu

perusahaan yang terjadi selama jangka waktu tertentu. Laporan perubahan modal melaporkan  bagaimana laba bersih dan dividen mempengaruhi posisi laporan keuangan  perusahaan dalam suatu periode akuntansi. Laba bersih yang diperoleh setiap tahun akan meningkatkan saldo laba ditahan, sedangkan pembagian dividen, kepada pemegang saham akan mengurangi saldo laba ditahan. Proses meningkat dan mengurangnya saldo laba ditahan ini menunjukkan hubungan antara laporan laba rugi dengan neraca, di mana saldo laba ditahan pada akhir periode akan dibawa ke saldo awal laba ditahan pada tahun berikutnya.

5. Catatan atas Laporan Keuangan PSAK No.1 (2012, p. 8) menjelaskan bahwa suatu catatan atas laporan

keuangan adalah catatan yang disajikan secara sistematis untuk menghasilkan informasi dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan serta memberikan informasi yang relevan untuk memahami laporan keuangan. Menurut Kasmir (2011, p. 31) laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu. Artinya terkadang ada komponen atau nilai dalam laporan keuangan yang perlu diberi penjelasan terlebih dahulu sehingga jelas. Hal ini dilakukan agar pihak-pihak yang berkepentingan tidak salah dalam menafsirkannya.

2.2. Analisis Laporan Keuangan

2.2.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Salah satu sumber informasi yang penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan suatu keputusan ekonomi adalah melalui laporan keuangan. Laporan keuangan menyajikan banyak informasi mengenai kinerja manajemen dan kesehatan perusahaan. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa laporan keuangan masih memiliki banyak kekurangan dalam menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh beberapa pihak, oleh karena itu dibutuhkanlah analisis atas laporan keuangan yang digunakan untuk menganalisis dan menafsirkan laporan tersebut sehingga dapat memberikan informasi yang berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perkembangan hasil kinerja perusahaan. bahwa analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dan kecenderungan atau tren utnuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha, dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan dan bagaimana  perubahan unsur-unsur itu dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah  perkembangannya. Kegiatan analisis laporan keuangan juga dilakukan dengan tujuan agar dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan sehingga informasi tersebut dapat dijadikan sebagai  bahan acuan dalam pengambilan keputusan. Harahap (2008, p. 190) mendefinisikan bahwa laporan keuangan adalah

Page 13: Tpl Prmbrtulan Bab 2a

menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Analisis laporan keuangan dihitung dengan cara membandingkan satu pos dengan pos laporan keuangan lainnya baik secara individu maupun bersama-sama guna mengetahui hubungan di antara pos tertentu, baik dalam neraca maupun laporan laba rugi.

Dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk menganalisis laporan keuangan. Dengan menggunakan analisis laporan keuangan, analis dapat mengetahui baik dan buruknya keadaan dan posisi keuangan suatu perusahaan dari satu periode ke periode berikutnya. Di sisi lain, dengan menggunakan analisis laporan keuangan, para manajer keuangan perusahaan dapat memprediksikan cara-cara yang harus mereka tempuh agar perusahaan mendapatkan tambahan dana dari para investor.

2.2.2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Ada 10 tujuan dari analisis laporan keuangan, antara lain :

1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.

2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan (implicit).

3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.

4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.

5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat dilapangan seperti untuk prediksi, peningkatan (rating).

6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksud dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga.

7. Dapat menentukan peringkat perusahaan menurut kriteria tertentu yuang sudah dikenal dalam dunia bisnis.

8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal.

Page 14: Tpl Prmbrtulan Bab 2a

9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami  perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan dan sebagainya.

10. Bisa juga memprediksikan potensi apa yang mungkin dialami  perusahaan di masa yang akan datang.

Tujuan analisis laporan keuangan antara lain :

1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik aset, kewajiban, modal maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode tertentu,

2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan,

3. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini,

4. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak,

5. Untuk digunakan sebagai pembanding dengaan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai. Dari poin-poin di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat dari analisis laporan keuangan adalah dapat mengetahui adanya kekuatan atau kelemahan keuangan dari tahun-tahun sebelumnya, dengan cara membandingkan angka rasio laporan keuangan dengan standar yang ditetapkan. Melalui cara tersebut pihak manajemen dapat menilai apakah kinerja perusahaan mengalami penigkatan atau mengalami penurunan pada tahun tersebut, sehingga pihak manajemen dapat mengambil tindakan untuk menanggapi kenaikan dan penurunan tersebut. Apabila  perusahaan berada dibawah standar, maka pihak manajemen akan mencari faktor-faktor yang menyebabkan penurunan tersebut untuk pengambilan kebijakan guna menaikkan kembali angka rasio perusahaannya.

2.2.3. Keterbatasan Analisis Laporan Keuangan

Hanafi (2009, p. 78) mengutarakan bahwa meskipun analisis laporan keuangan sangat bermanfaat, tetapi ada beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan, antara lain:1. Data yang mencatat dan dilaporkan oleh laporan keuangan mendasarkan  pada

harga perolehan. 2. Upaya perbaikan barangkali bisa dilakukan oleh pihak manajemen untuk

memperbaiki laporan keuangan sehingga laporan keuangan tampak bagus.3. Banyak perusahaan yang mempunyai beberapa divisi atau anak perusahaan

yang bergerak pada beberapa bidang usaha (industri), yang mengakibatkan analis susah dalam memilih pembanding perusahaan dikarenakan  perusahaan tersebut bergerak pada beberapa industri.

Page 15: Tpl Prmbrtulan Bab 2a

4. Inflasi atau deflasi akan mempengaruhi laporan keuangan terutama yang berkaitan dengan rekening-rekening jangka panjang seperti investasi  jangka panjang.

5. Rata-rata industri merupakan rata-rata perusahaan yang ada dalam industri. Ada beberapa perusahaan yang tidak bagus yang dipakai dalam  perhitungan rata-rata industri. Perusahaan yang ingin sukses biasanya harus berada di atas rata-rata rasio industri, bukannya sama dengan rata-rata industri. Begitu juga sebaliknya, angka yang lebih rendah ibandingkan rata-rata industri juga tidak selalu berarti jelek. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan sebelum menentukan baik buruknya suatu angka.

Di sisi lain Harahap (2008, p. 192) mengemukakan terdapat beberapa kelemahan analisis laporan keuangan, antara lain : 1. Analisa laporan keuangan bergantung pada laporan keuangan, oleh karena itu

kelemahan laporan keuangan harus selalu diingat agar kesimpulan dari analisis itu tidak salah.

2. Objek analisa laporan keuangan hanya laporan keuangan. Angka-angka di dalam laporan keuangan tidak cukup untuk menilai suatu laporan keuangan tetapi harus melihat juga aspek lainnya seperti tujuan  perusahaan, situasi ekonomi, situasi industri, gaya manajemen, budaya manajemen dan budaya masyarakat.

3. Objek analisis data historis yang menggambarkan masa lalu dan kondisi ini berbeda dengan kondisi masa depan.

4. Terdapat beberapa perbedaan prinsip yang bisa menjadi penyebab  perbedaan angka jika dilakukan perbandingan dengan perusahaan lain misalnya: a) Prinsip Akuntansi,  b) Ukuran Perusahaan, c) Jenis Industri, d) Periode Laporan, e) Laporan Individual atau Laporan Konsolidasi,f) Jenis perusahaan spek profit motive atau non profit motive.

2.3. Analisis Rasio Keuangan

Menurut Jumingan (2011, p. 118) analisis rasio keuangan yaitu : “Angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. Secara individual rasio itu kecil artinya kecuali jika dibandingkan dengan suatu rasio standar yang layak dijadikan dasar pembanding. Apabila tidak ada standar yang dipakai sebagai dasar pembanding dari penafsiran rasio-rasio suatu perusahaan, penganalis tidak dapat menyimpulkan apakah rasio-rasio itu menunjukkan kondisi yang menguntungkan atau tidak menguntungkan”

Dalam bukunya Harahap (2008, p.297) juga menjelaskan bahwa angka yang didapatkan dalam analisis rasio keuangan adalah hasil dari satu laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang

Page 16: Tpl Prmbrtulan Bab 2a

menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan tersebut dapat ternilai secara cepat. Dapat disimpulkan bahwa analisis rasio keuangan adalah suatu  perhitungan yang dilakukan untuk membantu dan menginformasikan suatu laporan keuangan yang disajikan dalam bentuk matematis yang sederhana. Dalam artian, informasi berupa persentase dan tingkatan angka yang sederhana tersebut menggambarkan hubungan satu akun dengan akun lainnya yang terdapat dalam suatu laporan keuangan pada periode tertentu.

2.3.1. Tujuan Analisis Rasio Keuangan

Wild (2005, p. 36) mengemukakan bahwa terdapat beberapa keunggulan dalam analisis laporan keuangan, antara lain :1. Melalui perhitungan rasio keuangan diharapkan agar informasi yang terkandung

di dalam laporan keuangan lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. 2. Lebih memudahkan untuk mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.3. Sebagai bahan dalam pengambilan keputusan dan model prediksi.4. Mengukur standar perusahaan. 5. Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain, atau melihat

perkembangan perusahaan secara periodik.6. Lebih memudahkan perusahaan dalam melakukan prediksi di masa yang akan

datang.

2.3.2. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan

Harahap (2008, p. 298) berpendapat bahwa rasio keuangan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain :1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca

dan ditafsirkan 2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan

laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain 4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam model-model pengambilan keputusan 5. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau

melihat perkembangan perusahaan secara periodik 6. Lebih mudah melihat trend serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.

2.3.3. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

Harahap (2013, p.298) mengungkapkan bahwwa selain memiliki beberapa keunggulan, analisis rasio keuangan juga memiliki beberapa keterbatasan, yaitu: 1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk

kepentingan pemakainya, 2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi

keterbatasan teknik seperti ini seperti,

Page 17: Tpl Prmbrtulan Bab 2a

a. Bahan pelindung rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan judgment yang dapat dinilai bias atau subjective

b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan (cost ) bukan harga pasar,

c. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio, d. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa

diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda, 3. Jika tidak menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan

menghitung rasio, 4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron, 5. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang

dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan  bisa menimbulkan kesalahan.

 2.3.4. Rasio – Rasio Keuangan

1) Rasio keuangan likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan pengelola perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Artinya, seberapa mampu perusahaan untuk membayar kewajiban atau utangnya yang sudah jatuh tempo.

Jika perusahaan mampu memenuhi kewajibannya, maka perusahaan dinilai sebagai perusahaan yang likuid. Sebaliknya, jika perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya, maka perusahaan dinilai sebagai perusahaan yang illikuid.

Pada saat jatuh tempo, Perusahaan harus membayar kewajiban kepada pihak luar perusahaan atau likuiditas badan usaha, ataupun di dalam perushaan atau likuiditas perusahaan. Untuk dapat memenuhi kewajibannya perusahaan harus memiliki jumlah kas atau investasi atau aktiva lancar lainnya yang dapat segera dikonversi atau diubah menjadi kas untuk memenuhi kewajibanya seperti membayar pengeluaran, tagihan, dan seluruh kewajiban lainnya yang sudah jatuh tempo.

2) Jenis Rasio Likuiditas

Rasio Lancar, Current Ratio

Rasio ini menunjukkan nilai relative antara aktiva lancar terhadap utang lancar. Rasionya dihitung dengan membagi nilai aktiva lancar dengan utang lancar.  Formula untuk menghitung rasio lancar adalah sebagai berikut:

Page 18: Tpl Prmbrtulan Bab 2a

Dari formulanya dapat diketahui bahwa rasio ini menunujukkan sebarapa besar kemampuan aktiva yang dimiliki perusahaan dapat digunakan jika kewajiban atau utang harus dibayar pada saat jatuh tempo. Semakini besar nilai rasio semakin lancar perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.

Jika perusahaan memiliki nilai rasio lancar dua, artinya perusahaan memiliki aktiva lancar yang nilainya dua kali dari utang yang harus dibayar. Nilai rasio lancar dua sudah dianggap cukup baik bagi beberapa perusahaan. Perusahaan sudah berapa pada keadaan yang dianggap aman untuk jangka pendek.

Rasio Cepat, Quick Ratio, Atau Rasio Sangat Cepat, Acid Test Ratio

Rasio cepat menunjukkan nilai relative antara selisih aktiva lancar dengan inventory  terhadap utang lancar. Rasionya dihitung dengan membagi nilai aktiva lancar setelah dikurangi nilai inventory dengan utang lancar.  Formula untuk menghitung rasio cepat adalah sebagai berikut:

Dari formulanya diketahui bahwa rasio cepat tidak memperhitungkan nilai inventori  atau persedian. Hal ini akan menyebabkan nilai rasio ini akan menjadi lebih kecil dari nilai rasio lancar. Komponen inventory dianggap tidak dengan mudah atau lancar dapat digunakan untuk mememenuhi kewajiban atau utang yang segera jatuh tempo.

Walaupun persediaan termasuk dalam aktiva lancar, namun pesediaan tidak dengan lancar dapat segera digunakan untuk memenuhi kewajiban perusahaan.  Mengkonversi nilai persediaan menjadi uang kas membutuhkan waktu relative lebih lama jika dibanding aktiva lainnya.

Semakin besar nilai rasio cepat, maka semakin cepat perusahaan dapat  memenuhi segala kewajibannya.

Rasio Kas, Cash Ratio

Rasio kas menunjukkan nilai relative antara nilai uang kas terhadap utang lancar. Rasionya dihitung dengan membagi nilai kas dengan utang lancar.  Formula untuk menghitung rasio kas adalah sebagai berikut:

Dari formulanya diketahui bahwa rasio kas menunjukkan seberapa besar uang kas atau setara kas seperti rekening giro atau tabungan di bank yang dimiliki

Page 19: Tpl Prmbrtulan Bab 2a

perusahaan benar-benar dapat digunakan untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka pendek.

Beberapa komponen dalam aktiva lancar seperti inventori, piutang, atau surat berharga tidak dengan mudah segera diuangkan dan digunakan untuk memenuhi kewajiban yang segera jatuh tempo. Semakin besar nilai rasio kas, maka semakin mudah perusahaan dalam membayar utang-utanngnya. Dengan demikian, Rasio kas dapat menunjukkan kemampuan perusahaan yang sesungguhnya dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Rasio Perputaran Kas, Cash Turnover Ratio

Rasio perputaran kas menunjukkan nilai relative antara nilai penjualan bersih terhadap modal kerja bersih atau net working capital. Modal kerja bersih merupakam seluruh komponen aktiva lancar dikurangi total utang lancar. Rasio Perputaran Kas dihitung dengan membagi nilai penjualan bersih dengan modal kerja bersih.  Formula untuk menghitung rasio perputaran kas adalah sebagai berikut:

Dari formulanya diketahui bahwa rasio perputaran kas menunjukkan seberapa besar nilai penjualan yang diperoleh untuk modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan.

3) Pengertian Rasio Solvabilitas ( rasio laverage)

Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban financialnya baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila sekiranya perusahaan dilikuidasi.

Suatu perusahaan yang solvable berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutanghutang nya begitu pula sebaliknya perusahaan yang tidak mempunyai kekayaan yang cukup untuk membayar hutang-hutangnya disebut perusahaan yang insolvable.

Syafri (2008:303) menyatakan bahwa Rasio solvabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewjiban jangka panjangnya/ kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan di likuidasi.

Jenis-jenis Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas antara lain :

Page 20: Tpl Prmbrtulan Bab 2a

1. Rasio hutang modal / Debt to Equity Ratio

Rasio hutang modal menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar dan merupakan rasio yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai dari hutang. Rasio ini disebut juga rasio leverage.

Rasio leverage merupakan rasio untuk mengukur seberapa bagus struktur permodalan perusahaan. Struktur permodalan merupakan pendanaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Wahyono, 2002:12).

Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan pengimbangan antar hutang jangka panjang dan modal sendiri. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (cadangan, laba) atau berasal dari mengambil bagian, peserta, atau pemilik (modal saham, modal peserta dan lain-lain) (Riyanto, 2008:22).

Jadi dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio merupakan perbandingan antara total hutang (hutang lancar dan hutang jangka panjang) dan modal yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dengan menggunakan modal yang ada.

Rasio hutang modal dihitung dengan formula:

Rasio Hutang Modal

Menurut Syafri (2008:303) semakin kecil rasio hutang modal  maka semakin baik dan untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah hutang atau minimal sama.

2. Total Asets to Total Debt Ratio/ Debt Ratio

Rasio ini merupakan perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Sehingga rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Menurut Sawir (2008:13) debt ratio merupakan rasio yang memperlihatkan proposi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki.

Rasio ini dihitung dengan rumus:

Page 21: Tpl Prmbrtulan Bab 2a

Debt Ratio

Apabila debt ratio semakin tinggi, sementara proporsi total aktiva tidak berubah maka hutang yang dimiliki perusahaan semakin besar. Total hutang semakin besar berarti rasio financial atau rasio kegagalan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman semakin tinggi.

Dan sebaliknya apabila debt ratio semakin kecil maka hutang yang dimiliki perusahaan juga akan semakin kecil dan ini berarti risiko financial perusahaan mengembalikan pinjaman juga semakin kecil.

3. Times Interest Earned

Time interest earned merupakan perbandinganantara laba bersih sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga dan merupakan rasio yang mencerminkan besarnya jaminan keuangan untuk membayar bunga utang jangka panjang.

Sawir (2008:14) mengatakan bahwa: Rasio ini juga disebut dengan rasio penutupan (coverage ratio), yang mengukur kemampuan pemenuhan kewajiban bunga tahunan dengan laba operasi (EBIT) dan mengukur sejauh mana laba operasi boleh turun tanpa menyebabkan kegagalan dari pemenuhan kewajiban membayar bunga pinjaman.

Time Interest Earned dapat dihitung dengan rumus:

Time Interest Earned

Jadi rasio solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya, untuk melunasi seluruh hutangnya yang ada dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya apabila sekiranya perusahaan dilikuidasi. Dengan demikian rasio solvabilitas berpengaruh dengan kinerja keuangan perusahaan sehingga rasio ini memiliki hubungan dengan harga saham perusahaan

3) Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan

Page 22: Tpl Prmbrtulan Bab 2a

juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Efektifitas manajemen disini dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Rasio ini disebut juga rasio rentabilitas.

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatka laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya (Syafri, 2008:304).

Jenis-jenis Rasio Profitabilitas

Rasio yang termasuk rasio profitabilitas antara lain:

1. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)

Gross profit margin merupakan rasio yang mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien (Sawir, 2009:18).

Gross profit margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan dengan sales. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi perusahaan (Syamsuddin, 2009:61).

Gross profit margin dihitung dengan formula:

Gross Profit Margin

2. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)

Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi Net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan.

Net profit margin dihitung dengan rumus:

Page 23: Tpl Prmbrtulan Bab 2a

Net Profit Margin

3. Rentabilitas Ekonomi/ daya laba besar/ basic earning power

Rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan laba sebelum pajak terhadap total asset. Jadi rentabilitas ekonomi mengindikasikan seberapa besar kemampuan asset yang dimiliki untuk menghasilkan tingkat pengembalian atau pendapatan atau dengan kata lain Rentabilitas Ekonomi menunjukkan kemampuan total aset dalam menghasilkan laba.

Rentabilitas ekonomi mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumberdaya yang menunjukkan rentabilitas ekonomi perusahaan (Sawir, 2009:19).

Rentabilitas Ekonomi dihitung dengan rumus:

Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi dapat ditentukan dengan mengalikan operating profit margin dengan asset turnover. Rendahnya Rentabilitas Ekonomi tergantung dari (Sawir, 2009:19): Asset Turnover  Operating Provit Margin 

Operating profit margin merupakan perbandingan antara laba usaha dan penjualan. Operating profit margin merupakan rasio yang menggambarkan apa yang biasanya disebut pure profit yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan (Syamsuddin, 2009:61).

Operating profit disebut murni (pure) dalam pengertian bahwa jumlah tersebutlah yang benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan mengabaikan kewajiban- kewajiban finansial berupa bunga serta kewajiban terhadap pemerintah berupa pembayaran pajak. Apabila semakin tinggi operatig profit margin maka akan semakin baik pula operasi suatu perusahaan.

Operating profit margin dihitung sebagai berikut:

Operating Profit Margin

Page 24: Tpl Prmbrtulan Bab 2a

4. Return on Investment

Return on investment merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Return on investment adalah merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan (Syamsuddin, 2009:63).

Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan. Return on investment merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila di ukur dari nilai aktiva (Syafri, 2008:63).

Return on Investment dihitung dengan rumus:

Return on Investment

Atau dapat juga dihitung dengan: ROI = Net profit margin x Assets turn over

5. Return on Equity

Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan (Syafri, 2008:305).

Return on equity adalah  rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan (Sawir 2009:20).  ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut rentabilitas usaha.

Return on equity dapat dihitung dengan formula:

Return on Equity

6. Earning per share (EPS)

Page 25: Tpl Prmbrtulan Bab 2a

Earning per share adalah rasio yang menunjukkan berapa besar kemampuan perlembar saham dalam menghasilkan laba (Syafri, 2008:306).

Earning per share merupakan rasio yang menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa (Syamsuddin, 2009:66). Oleh karena itu pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akan earning per share. Earning per share adalah suatu indikator keberhasilan perusahaan.

Earning per share dihitung dengan rumus:

4) Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio-rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan dan beragam unsur aktiva misalnya persediaan, aktiva tetap dan aktiva lainnya.

Aktiva yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif.

Jenis-jenis Rasio Aktivitas

Yang termasuk ke dalam rasio aktivitas adalah sebagai berikut:

1. Total Assets Turn Over (perputaran aktiva)

Total assets turn over merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aktiva suatu perusahaan dimana rasio ini menggambarkan kecepatan perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu.Total assets turn over merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu (Syamsuddin, 2009:19).

Total assets turn over merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Jadi semakin besar rasio ini

Page 26: Tpl Prmbrtulan Bab 2a

semakin baik yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah asset yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila assets turn overnya ditingkatkan atau diperbesar.

Total assets turn over ini penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan, tapi akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan, karena hal ini akan menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva dalam perusahaan.

Total assets turn over dihitung sebagai berikut:

Total assets turn over

2. Working Capital Turn Over (Rasio Perputaran Modal Kerja)

Perputaran modal kerja merupakan perbandingan antara penjualan dengan modal kerja bersih. Dimana modal kerja bersih adalah aktiva lancar dikurangi utang lancar.

Perputaran modal kerja merupakan rasio mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar serta menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja (Sawir, 2009:16).

Working capital turn over merupakan kemampuan modal kerja (neto) berputar dalam suatu periode siklus kas (cash cycle) dari perusahaan (Riyanto, 2008:335).

Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha.periode perputaran modal kerja (working capital turn over period) dimulai dari saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai dimana saat kembali menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputaran atau makin tinggi perputarannya (turn over rate-nya). Berapa lama periode perputaran modal kerja adalah tergantung berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja tersebut.

Perputaran modal kerja dihitung dengan rumus:

Page 27: Tpl Prmbrtulan Bab 2a

Perputaran modal kerja

3. Rasio Perputaran Aktiva Tetap (fixed assets turnover)

Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap. Fixed assets turn over mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam rangka menghasilkan penjualan, atau berapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap (Sawir, 2003:17).

Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan. Kalau perputarannya lambat (rendah), kemungkinan terdapat kapasitas terlalu besar atau ada banyak aktiva tetap namun kurang bermanfaat, atau mungkin disebabkan halhal lain seperti investasi pada aktiva tetap yang berlebihan dibandingkan dengan nilai output yang akan diperoleh. Jadi semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut.

Perputaran aktiva tetap dihitung dengan rumus:

Perputaran aktiva tetap

4. Rasio perputaran persediaan (inventory turnover)

Inventory turnover menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam suatu periode tertentu, atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk adanya overstock (Riyanto, 2008:334).Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup popular untuk menilai efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan.

Ada dua masalah yang timbul dalam perhitungan dan analisis rasio perputaran persediaan. Pertama, penjualan dinilai menurut harga pasar (market price), persediaan dinilai menurut harga pokok penjualan (at Cost), maka sebenarnya rasio perputaran persediaan (at cost) digunakan untuk mengukur perputaran fisik persediaan. Sedangkan rasio yang dihitung dengan membagi penjualan dengan persediaan mengukur perputaran persediaan dalam kas (Sawir, 2003:15).

Page 28: Tpl Prmbrtulan Bab 2a

Namun banyak lembaga penelitian rasio keuangan yang menggunakan rasio perputaran persediaan (at market) sehingga bila ingin dibandingkan dengan rasio industri rasio perputaran persediaan (at market) sebaiknya di gunakan. Kedua, penjualan terjadi sepanjang tahun sedangkan angka persediaan adalah gambaran keadaan sesaat. Oleh karena itu, lebih baik menggunakan rata-rata persediaan yaitu persediaan awal ditambah persediaan akhir dibagi dua.

Rasio perputaran persediaan dihitung dengan rumus:

Rasio perputaran

5. Rata-rata umur piutang

Rasio ini mengukur efisiensi pengolahan piutang perusahaan, serta menunjukkan berapa lama waktu yang diperlukan untuk melunasi piutang atau merubah piutang menjadi kas. Rata-rata umur piutang ini dihitung dengan membandingkan jumlah piutang dengan penjualan perhari. Dimana penjualan perhari yaitu penjualan dibagi 360 atau 365 hari.

Rata-rata piutang ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Rata-rata umur piutang

6. Perputaran Piutang

Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungn yang erat dengan volume penjualan kredit. Posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan membagi total penjualan kredit (neto) dengan piutang rata-rata.

Perputaran piutang dapat diukur dengan rumus :

Perputaran Piutang

Page 29: Tpl Prmbrtulan Bab 2a

Makin tinggi rasio (turnover) menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalau rasio semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijak sanaan pemberian kredit

DAFTAR PUSTAKA