bab 2a erwin

Upload: 081907475889

Post on 26-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 BAB 2a Erwin

    1/36

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Konsep Dasar Cedera Kepala Sedang

    2.1.1 Definisi Cedera Kepala Sedang

    Cedera kepala adalah trauma yang meliputi trauma kulit

    kepala, tengkorak, dan otak, dan cedera kepala paling sering dan

    penyakit neurologik yang serius diantara penyakit neurologik, dan

    merupakan proporsi epidemik sebagai hasil kecelakaan jalan raya.

    (Brunner & Suddarth, 2002).

    Cidera kepala yaitu adanya deormasi berupa penyimpangan

    bentuk atau penyimpangan garis pada tulang tengkorak, percepatan

    dan perlambatan (accelerasi - decelerasi) yang merupakan perubahan

    bentuk dipengaruhi oleh perubahan peningkatan pada percepatan

    aktor dan penurunan kecepatan, serta notasi yaitu pergerakan pada

    kepala dirasakan juga oleh otak sebagai akibat perputaran pada

    tindakan pencegahan (!sikin, ", 200#).

    $isebut cedera kepala sedang bila %CS #'2, kehilangan

    kesadaran atau terjadi amnesia lebih dari 2 jam bahkan sampai

    berharihari. esiko utama pasien yang mengalami cedera kepala

    adalah kerusakan otak akibat perdarahan atau pembengkakan otak

    sebagai respon terhadap cedera.

    2.1.2 Anatomi Fisiologi ta!

    *

    *

  • 7/25/2019 BAB 2a Erwin

    2/36

    1. Anatomi ta!

    2. +isiologi tak

    tak terbagi atas -

    a. tak besar (serebrum)

    1) Serebrum (otak besar) merupakan bagian terluas dan

    terbesar dari otak, berbentuk telur, mengisi penuh bagian

    depan atas rongga tengkorak, pada serebrum ditemukan

    beberapa lobus yaitu - lobus frontalis, lobus parietalis,

    lobus temporalisdan lobus oksipitalis.

    2) +ungsiserebrumadalah -

    a) engingat pengalamanpengalaman yang lalu.

    b) /usat persyaraan yang menangani aktiitas mental, akal,

    intelegensi, keinginan dan memori.

    c) /usat menangis, buang air besar dan buang air kecil.

    b. tak kecil (serebelum)

    1

    %ambar 2.'!natomi otak

  • 7/25/2019 BAB 2a Erwin

    3/36

    Serebelum(otak kecil) terletak pada bagian baah dan

    belakang tengkorak, dipisahkan dengan serebrum oleh fisura

    transversalisdibelakangi oleh ponsvarolidan di atas medulla

    oblongata. Serebelum merupakan pusat koordinasi dan

    integritasi, bentuk oal bagian yang mengecil pada sentral

    disebut vermis dan bagian yang melebar pada laferal disebut

    hemisfer.

    ') +ungsiserebelumadalah -

    a) Arkhio serebelum (vestibula serebelum) untuk

    keseimbangan dan ransangan pendengaran otak.

    b) Plea serebelum (spino serebelum) sebagai pusat

    penerima impuls.

    c) Neo serebelum (ponto serebelum) menerima inormasi

    tentang gerakan yang sedang dilakukan dan yang akan

    dikerjakan dan mengatur gerakan sisi badan.

    3epat di atas tengkorak terletak galea aponeurotika, suatu

    jaringan fibrosa, padat dapat di gerakkan dengan bebas, yang

    memebantu menyerap kekuatan trauma eksternal. $i antar kulit

    dan galea terdapat suatu lapisan lemak dan lapisan membrane

    dalam yang mengandung pembuluhpembuluh besar. Bila robek

    pembuluh ini sukar mengadakan vasokontraksi dan dapat

    menyebabkan kehilangan darah yang berarti pada penderita dengan

    laserasi pada kulit kepala. 3epat di baah galea terdapat ruang

    #

  • 7/25/2019 BAB 2a Erwin

    4/36

    subaponeurotik yang mengandung vena emisaria dan diploika.

    /embuluhpembuluh ini dapat membaa ineksi dari kulit kepala

    sampai jauh ke dalam tengkorak, yang jelas memperlihatkan

    betapa pentingnya pembersihan dan debridementkulit kepala yang

    seksama bila galea terkoyak.

    /ada orang deasa, tengkorak merupakan ruangan keras

    yang tidak memungkinkan perluasan intracranial. 3ulang

    sebenarnya terdiri dari dua dinding atau tabula yang di pisahkan

    oleh tulang berongga. $inding luar di sebut tabula eksterna dan

    dinding bagian dalam di sebut tabula interna. Struktur demikian

    memungkinkan suatu kekuatan dan isolasi yang lebih besar,

    dengan bobot yang lebih ringan . tabula interna mengandung alur

    alur yang berisiskan arteria meningea anterior, media dan

    posterior. !pabila raktur tulang tengkorak menyebabkan

    terkoyaknya salah satu dari arteriarteri ini, maka akan

    mengakibatkan perdarahan arterial yang tertimbun dalam ruang

    epidural, dapat manimbulkan akibat yang atal kecuali bila di

    temukan dan diobati dengan segera.

    /elindung lain yang melapisi otak adalah meninges. 4etiga

    lapisan meninges adalah dura mater, arachnoid,danpia mater

    '. ura mater cranialis, lapisan luar yang tebal dan kuat. 3erdiri

    atas dua lapisan-

    '0

  • 7/25/2019 BAB 2a Erwin

    5/36

    a) 5apisan endosteal (periosteal) sebelah luar dibentuk oleh

    periosteum yang membungkus dalam calvaria.

    b) 5apisan meningeal sebelah dalam adalah suatu selaput

    ibrosa yang kuat yang berlanjut terus di foramen m!gnum

    dengan dura mater spinalis yang membungkus medulla

    spinalis

    2. Arachnoidea mater cranialis, lapisan antara yang menyerupai

    sarang labalaba

    6. Pia mater cranialis, lapis terdalam yang halus yang mengandung

    banyak pembuluh darah.

    2.1.". #tiologi

    enurut !rie ansjoer (2000-) penyebab cedera kepala

    adalah karena adanya trauma7bentur langsung atau tidak langsung

    pada otak, sebagian besar karena kecelakaan lalu lintas.

    3ipe trauma kepala -

    a. 3rauma kepala terbuka

    3rauma ini dapat menyebabkan raktur tulang tengkorak

    dan laserasi durameter. 4erusakan otak dapat terjadi bila tulang

    tengkorak menusuk otak, misalnya akibat benda tajam.

    b. 3rauma kepala tertutup

    Cedera tanpa menyebabkan laserasi tetapi menyebabkan

    geger ringan yang disertai edema serebral.

    1$ Klasifi!asi Cedera Kepala

    ''

  • 7/25/2019 BAB 2a Erwin

    6/36

    4lasiikasi cedera kepala menurut (!rie ansjoer, 2000) adalah -

    '. Berdasarkan mekanisme cederaa. 3rauma tumpul - kecepatan tinggi

    (tabrakan otomobil), dan kecepaan rendah (terjatuh, dipukul).

    b. 3rauma tembus - luka tembus peluru dan

    cedera tembus lainnya)

    2. Berdasarkan 4eparahan Cedera

    a. Cedera 4epala ingan (C4) - %CS '6'8, kehilangan kesararan

    9 '8 menit

    b. Cedera 4epala Sedang (C4S) - %CS #'2, kehilangan kesadaran

    :'8 menit sampai 2 jam

    c. Cedera 4epala Berat (C4S) - %CS 61, kehilangan kesadaran :

    2 jam

    6. Berdasarkan orologi

    a. +raktur tengkorak

    b. 4ranium- linear7stelatum-depresi7non depresi; terbuka7tertutup

    c. Basis- dengan7tanpa kebocoran cairan serebrospinal dengan7tanpa

    kelumpuhan nerus erus +acialis)

    Sedangkan menurut Brunner&Suddarth (2002),

    pengklasiikasian cedera kepala berdasarkan cedera spesiik pada otak

    kepala dibagi -

    1. "omosio

    "omosio serebral setelah cedera kepala adalah hilangnya

    ungsi neurologik sementara tanpa kerusakan struktur. 4omosio

    umumnya meliputi sebuah periode tidak sadarkan diri dalam aktu

    yang berakhir selama beberapa menit. %etaran otak sedikit saja

    '2

  • 7/25/2019 BAB 2a Erwin

    7/36

    hanya akan menimbulkan pusing atau berkunangkunang, atau

    dapat juga kehilangan kesadaran komplet seaktu.

    2. "ontusio

    "ontusio serebralmerupakan cedera kepala berat, dimana

    otak mengalami memar, dengan kemungkinan adanya daerah

    hemoragi. /asien berada pada periode tidak sadarkan diri. %ejala

    akan muncul dan lebih khas. /asien terbaring kehilangan gerakan,

    denyut nadi lemah, pernaasan dangkal, kulit dingin dan pucat.

    Sering terjadi deekasi dan berkemih tanpa disadari. /asien dapat

    diusahakan bangun tetapi segera masuk dalam keadaan tidak sadar.

    #. $ematome intracranial

    a. $ematom %pidural

    Setelah cedera kepala, darah berkumpul didalam ruang

    epidural (ekstradural) diantara tengkorak dan dura. 4eadaan ini

    sering diakibatkan dari raktur tulang tengkorak yang

    menyebabkan arteri meningeal tengah putus atau rusak, dimana

    arteri ini berada di antara dura dan tengkorak daerah inerior

    menuju bagian tipis tulang temporal, hemoragi karena arteri ini

    menyebabkan penekanan pada otak. 3anda dan gejala klasik

    terdiri dari penurunan kesadaran ringan pada aktu terjadi

    benturan diikuti oleh periode lucid (pikiran jernih) dari beberapa

    menit sampai beberapa jam. /asien dengan hematoma epidural

    membentuk suatu kelompok yang dapat dikategorikan sebagai

    &talk'and &die?.

    '6

  • 7/25/2019 BAB 2a Erwin

    8/36

    b. $ematom Subdural

    @ematom subdural adalah pengumpulan darah di antara

    dura dan dasar otak, suatu ruang ini pada keadaan normal diisi

    oleh cairan. /aling sering disebabkan oleh trauma, tetapi juga

    terjadi kecenderungan perdarahan yang serius dan aneurisma.

    @emoragi subdural lebih sering terjadi pada ena dan merupakan

    akibat terputusnya pembuluh darah kecil yang menjembatani

    ruang subdural

    c. $ematoma Subdural Akut

    3rauma yang merobek duramater dan arachnoid sehingga

    darah dan CSS masuk ke dalam ruang subdural. %angguan

    neurologik progresi disebabkan oleh tekanan pada jaringan otak

    dan herniasi batang otak. 4eadaan ini menimbulkan berhentinya

    pernaasan dan hilangnya kontrol denyut nadi dan tekanan darah.

    Cedera ini menunjukkan gejala dalam 2A1 jam setelah trauma.

    $iagnosis dibuat dengan arteriogram karotis dan

    echoensealogram7 C3 Scan. /engobatan terutama tindakan

    bedah.

    d. $ematoma Subdural Subakut

    /erdarahan ini menyebabkan deisit neurologik yang

    bermakna dalam aktu lebih dari 1 jam. /eningkatan tekanan

    intra kranial disebabkan oleh akumulasi darah akan menimbulkan

    herniasi ulkus 7 sentral dan melengkapi tanda A tanda neurologik

    '

  • 7/25/2019 BAB 2a Erwin

    9/36

    dari kompresi batang otak. /engobatan ini dengan pengangkatan

    bekuan darah.

    e. $ematoma subdural "ronik

    3imbulnya gejala ini pada umumnya tertunda beberapa

    minggu, bulan, dan tahun setelah cedera pertama. /erluasan ini

    massa terjadi pada kebocoran kapiler lambat. %ejala umum

    meliputi sakit kepala, letargi, kacau mental, kejang, dan kadang

    kadang disasia. $iagnosis dibuat dengan arteriograi. /ada

    klien dengan hematoma kecil tanpa tandaAtanda neurologik,

    maka tindakan pengobatan yang terbaik adalah melakukan

    pemantauan ketat. Sedangkan klien dengan gangguan neurologik

    yang progresi dan gejala kelemahan, cara pengobatan yang

    terbaik adalah pembedahan.

    f. $emoragi intraserebral

    @emoragi intraserebral adalah perdarahan ke dalam

    substansi otak. @emoragi biasanya terjadi pada cedera kepala

    dimana tekanan mendesak ke kepala sampai daerah kecil.

    @emoragi ini di dalam otak mungkin juga diakibatkan oleh

    hipertensi sistemik, yang menyebabkan degenerasi dan ruptur

    pembuluh darah; rupture kantung aneurisma; anomali askuler;

    tumor intracranial; penyebab sistemik, termasuk gangguan

    perdarahan seperti leukemia, hemoilia, anemia aplastik, dan

    trombositopenia. (Brunner & Suddarth, 2002)

    2$ Patofisiologi

    '8

  • 7/25/2019 BAB 2a Erwin

    10/36

    $erajat kerusakan yang terjadi pada penderita cedera kepala

    bergantung pada kekuatan yang menimpa, makin besar kekuatan,

    makin parah kerusakan. 4ekuatan tersebut terbagi menjadi 2, yaitu

    pertama cedera setempat yang disebabkan oleh benda tajam

    berkecepatan rendah yang dapat merusak ungsi neurologik pada

    tempat tertentu karena benda atau ragmen tulang menembus dura.

    4edua, cedera menyeluruh, yang menyebabkan kerusakan terjadi

    aktu energi atau kekuatan diteruskan ke otak.

    4arena neuroisiologis pernaasan sangant kompleks,

    kerusakan neurologist dapat menimbulkan masalah pada beberapa

    tingkat. Beberapa lokasi pada hemiser serebral mengatur control

    olunter terhadap otot yang digunakan pada pernaasan, pada

    sinkronisasi dan koordinasi serebelum pada upaya otot. Serebrum juga

    mempunyai beberapa kontrol terhadap rekuensi dan irama

    pernaasan. >ucleus pada pons dan area otak tengah dari batang otak

    mengatur otomatisasi pernaasan. Selsel pada area ini bertanggunga

    jaab pada perubahan kecil dari p@ dan kandungan oksigen sekitar

    darah dan jaringan. /usat ini dapat dicederai oleh peningkatan 3=4

    dan hipoksia serta oleh trauma langsung. 3rauma serebral yang

    mengubah tingkat kesadaran biasanya menimbulkan hipoentilasi

    aleolar karena naas dangkal. +aktor ini akhirnya menimbulkan gagal

    naas, yang mengakibatkan laju mortalitas tinggi pasien dengan cedera

    '

  • 7/25/2019 BAB 2a Erwin

    11/36

    kepala, sedangkan pola pernaasan berbeda dapat diidentiikasi bila

    terdapat disungsi intracranial.

    !kibat utama dari cedera otak dapat mempengaruhi gerakan

    tubuh. @emiser atau hemiplegia dapat terjadi sebagai akibat dari

    kerusakan pada area motorik otak. Selain itu, pasien dapat mempunyai

    control olunter terhadap gerakan dalam menghadapi kesulitan

    peraatan diri dn kehidupan seharihari yang berhubungan dengan

    postur, spastisitas, atau kontraktur.

    %angguan area motorik dan sensorik dari hemiser serebral

    akan merusak kemampuan untuk mendeteksi adanya makanan pada

    sisi mulut yang dipengaruhi dan untuk memanipulasinya dengan

    gerakan pipi dan lidah. Selain itu, releks menelan dari batang otak

    mungkin hiperakti atau menurun sampai hilang sama sekali. /asien

    dengan trauma serebral disertai gangguan kemampuan komunikasi

    bukan terjadi secara tersendiri. $isungsi ini paling sering

    menyebabkan kecacatan pada seseorang yang mengalami cedera

    kepala. /asien yang telah mengalami trauma pada area hemiser

    serebral dominan. (/earce, elyn,C, 2002 ).

    %C

    '*

    3rauma kepala

    kstra kranial 3ulang kranial =ntra kranial

    3erputusnya kontinuitas

    jaringan kulit, otot dan

    askuler

    3erputusnya kontinuitas

    jaringan tulang

    Daringan otak rusak (kontusio,

    laserasi)

  • 7/25/2019 BAB 2a Erwin

    12/36

    "$ Tanda Dan &e'ala

    '. /ola pernaasan

    /usat pernaasan diciderai oleh peningkatan 3=4 dan

    hipoksia, trauma langsung atau interupsi aliran darah. /ola

    pernaasan dapat berupa hipoentilasi aleolar, dangkal.

    '1

    %angguan suplai darah /erubahan autoregulasi

    edema serebralesiko

    ineksi

    >yeri

    =skemia

    /erdarahan

    hematoma

    @ipoksia /erubahan perusi

    jaringan

    kejang

    /erubahan sirkulasi CSS %angg. +ungsi otak %angg. >eurologis okal Bersihan

    jln naas

    bstruksi

    jln. >aas

    $ispnea

    @enti

    naas

    /erubaha

    n. /ola naas

    /eningkatan 3=4 ualmuntah

    /apilodema

    /andangan kabur

    /enurunan ungsi

    pendengaran

    $eisit neurologis%irus medialis lobus

    temporalis tergeser

    esiko kurangnya

    olume cairan

    %angg. /ersepsi sensori esiko tidak

    eekti jln. >aas@erniasi unkus

    3onsil cerebrum tergeser 4ompresi medula oblongata

    essenalon tertekanesiko injuri

    immobilitasi

    cemas

    esiko gangg. =ntegritas

    kulilt

    4urangnya

    peraatan diri

    %angg./erusi

    jaringan

    serebral

    Bagan 2.' /athay Cedera 4epala Sedang, modiikasi teori /earce,

    elyn,C, 2002

  • 7/25/2019 BAB 2a Erwin

    13/36

    2. 4erusakan mobilitas isik

    @emiser atau hemiplegi akibat kerusakan pada area

    motorik otak.

    6. 4etidakseimbangan hidrasi

    3erjadi karena adanya kerusakan kelenjar hipoisis atau

    hipotalamus dan peningkatan 3=4

    . !ktiitas menelan

    elek melan dari batang otak mungkin hiperakti atau

    menurun sampai hilang sama sekali

    8. 4erusakan komunikasi

    /asien mengalami trauma yang mengenai hemiser

    serebral menunjukkan disasia, kehilangan kemampuan untuk

    menggunakan bahasa. ( aryadi, @, 2001)

    ($ Pemeri!saan Pen)n'ang

    !dapun pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah-

    '. C3Scan untuk mengidentiikasi luasnya lesi, perdarahan,

    determinan entrikuler dan perubahan jaringan otak. tidak

    tampak raktur pada calaria (neurocranium intact)

    2. = digunakan sama dengan C3Scan dengan atau tanpa

    kontras radioakti.

    6. !ngiograi untuk menunjukkan kelainan sirkulasi serebral

    akibat oedema.

    '#

  • 7/25/2019 BAB 2a Erwin

    14/36

    . % untuk memperlihatkan keberadaan atau berkembangnya

    gelombang patologis.

    8. Sinar E untuk mendeteksi adanya perubahan struktur tulang

    raktur.

    . B! menentukan ungsi korteks dan batang otak.

    *. /3 untuk menunjukkan perubahan aktiitas metabolisme pada

    otak.

    1. +ungsi lumbal dapat menduga kemungkinan adanya perdarahan

    subarakhnoid.

    #. %$! untuk mengetahui adanya masalah entilasi atau

    oksigenasi yang akan dapat meningkatkan 3=4.

    '0. 4adar elektrolit untuk mengkoreksi keseimbangan elektrolit

    sebagai akibat peningkatan tekanan intrakranial.

    ''. /emeriksaan toksikologi untuk mendeteksi pengaruh obat

    sehingga menyebabkan penurunan kesadaran.

    '2. 4adar antikonulsan darah dapat dilakukan untuk mengetahui

    tingkat terapi, yang cukup eekti untuk mengatasi kejang.

    *$ Penatala!sanaan/enatalaksanaan pada pasien cedera kepala sedang menurut

    aryadi, @, 2001 terdiri dari-

    a. !ir dan Breathing

    '. /erhatikan adanya apnoe

    2. Fntuk cedera kepala berat lakukan intubasi endotracheal.

    /enderita mendapat entilasi dengan oksigen '00G sampai

    20

  • 7/25/2019 BAB 2a Erwin

    15/36

    diperoleh !%$ dan dapat dilakukan penyesuaian yang tepat

    terhadap +i2.6. 3indakan hiperentilasi dilakukan hatihati untuk mengoreksi

    asidosis dan menurunkan secara cepat 3=4 pada penderita

    dengan pupil yang telah berdilatasi. /C2 harus

    dipertahankan antara 2868 mmhg.

    b. (irculation

    @ipotensi dan hipoksia adalah merupakan penyebab

    utama terjadinya perburukan pada C4S. @ipotensi merupakan

    petunjuk adanya kehilangan darah yang cukup berat, alaupun

    tidak tampak. Dika terjadi hipotensi maka tindakan yang

    dilakukan adalah menormalkan tekanan darah. 5akukan

    pemberian cairan untuk mengganti olume yang hilang

    sementara penyebab hipotensi dicari.

    c. isabilit (pemeriksaan neurologis)

    /ada penderita hipotensi pemeriksaan neurologis tidak

    dapat dipercaya kebenarannya. 4arena penderita hipotensi yang

    tidak menunjukkan respon terhadap stimulus apapun, ternyata

    menjadi normal kembali segera tekanan darahnya normal

    2.2 Konsep As)+an Kepera,atan

    2.2.1 Peng!a'ian

    /engkajian adalah tahap aal dari proses keperaatan dan

    merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari

    berbagai sumber data untuk mengealuasi dan mengidentiikasi status

    2'

  • 7/25/2019 BAB 2a Erwin

    16/36

    kesehatan klien. /engkajian pada klien dengan gangguan system

    persyaraan pada kasus cedera kepala sedang merupakan salah satu

    aspek penting dalam proses keperaatan. @al ini penting untuk

    merencanakan tindakan selanjutnya. /eraat mengumpulkan data

    dasar tentang inormasi status terkini dari klien melalui pengkajian

    sistem persyaraan sebagai prioritas pengkajian ( >ursalam, 2006)

    !dapun data yang dikumpulkan pada klien cedera kepala

    sedang adalah -

    '. Biodata klien dan /enanggung jaab

    eliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan ,tanggal atau jam

    masuk rumah sakit, nomor register, diagnosa, nama orang tua,

    alamat, umur, pendidikan, pekerjaan, pekerjaan orang tua, agama

    dan suku bangsa.

    a. 4eluhan Ftama

    4eluhan yang dirasakan paling berat oleh pasien sehingga

    dibaa ke rumah sakit. /ada klien C4S keluhan utamanya

    adalah trauma kepala dengan penurunan kesadaran

    b. iayat penyakit sekarang

    4apan mulai ada keluhan, sudah berapa lama, bagaimana

    kejadiannya dan apa saja upaya untuk mengatasi penyakitnya.

    /asien datang ke rumah sakit dengan keluhan bingung, muntah,

    dispnea7 takipnea, sakit kepala, ajah tidak simetris, lemah,

    paralise, luka di kepala, ajah tidak simetris, akumulasi

    sputum pada saluran naas.

    !danya riayat trauma yang mengenai kepala akibat dari

    kesadaran lalu lintas, jatuh dari ketinggian, trauma langsung ke

    kepala. /engkajian yang didapat meliputi tingkat kesadaran,

    22

  • 7/25/2019 BAB 2a Erwin

    17/36

    ajah simetris atau tidak, lemah, luka di kepala, paralise,

    akumulasi secret pada saluran pernapasan, adanya likuor dari

    hidung dan telinga serta kejang. !danya penurunan atau

    perubahan pada tingkat kesadaran dihubungkan dengan

    perubahan di dalam intracranial. 4eluhan perubahan perilaku

    juga umum terjadi. Sesuai perkembangan penyakit, dapat

    terjadi latergi, tidak responsi dan koma.

    c. iayat penyakit dahulu/engkajian yang perlu ditanyakan meliputi adanya riayat

    hipertensi, riayat cedera kepala sebelumnya, diabetes

    mellitus, penyakit jantung, anemia, penggunaan obatobatan

    anti koagulan, aspirin, asodilator, obatobat adikti dan

    konsumsi alcohol yang berlebihan.

    d. iayat penyakit keluarga

    !pakah ada yang menderita gangguan jantung,

    hipertensi, diabetes melitus, keluarga meninggal tibatiba tanpa

    diketahui sebabnya.

    e. iayat kesehatan lingkungan

    Bagaimana kedaan lingkungan tempat tinggal klien,

    kebersihan lingkungan tidak ada hubungannya dengan kejadian

    kasus cedera kepala sedang.

    b.2. iayat biopsikososialspiritual

    $alam pengkajian kebiasaan seharihari7kebutuhan dasar,

    penulis menggunakan konsep dasar menurut $ongoes yaitu ;

    a. 4ebutuhan respirasi

    /engumpulan data tentang pernaasan klien, apakah mengalami

    gangguan pernaasan atau tidak.

    26

  • 7/25/2019 BAB 2a Erwin

    18/36

    /ada klien C4S ditemukan adanya perubahan pola napas,

    berbunyi, stridor, tersedak ronchi, eeHing.b. 4ebutuhan nutrisi

    /ada pola nutrisi yang ditanyakan adalah bagaimana nasu

    makan klien, jumlah makan atau minum serta cairan yang

    masuk,ada tidaknya mual dan muntah dan kerusakan pada saat

    menelan.

    /ada klien C4S ditemukan ada mual, muntah dan mengalami

    perubahan selera.c. 4ebutuhan eliminasi

    /ada pola eliminasi yang perlu ditanyakan adalah jumlah

    kebiaasan deekasi perhari, ada atau tidaknya konstipasi, diare,

    kebiasaan berkemih, ada tidaknya disuria, hematuri, retensi dan

    inkontenensia.

    /ada klien C4S ditemukan adanya gangguan ungsi eliminasi

    d. 4ebutuhan aktiitas dan istirahat tidur

    /ada pola ini yang perlu ditanyakan adalah jumlah jam tidur

    pada malam hari, pagi dan siang hari. !pakah klien merasa

    tenang sebelum tidur, masalah selama tidur, adanya insomnia

    atau mimpi buruk.

    /ada klien C4S ditemukan adanya klien merasa lemah, kaku,

    hilang ingatan, adanya trauma ortopedi, kehilangan tonus otot

    dan otot spastic.

    e. 4ebutuhan rasa aman dan nyaman

    Biasanya ditanyakan baimana kenyamanan klien, pengkajian

    nyeri menggunakan /IS3. $imana, p (prookati) yaitu

    penyebab nyeri yang biasanya disebabkan oleh meningkatnya

    tekanan intra luminal sehingga suplai darah terganggu dan

    mengakibatkan terjadinya hipoksia jaringan.I (kualitas) yaitu

    2

  • 7/25/2019 BAB 2a Erwin

    19/36

    apakah kualitas nyeri ringan, sedang, berat, apakah rasa nyeri

    seperti ditusuktusuk benda tajam atau trauma tumpul.

    (region) yaitu daerah terjadinya7 perjalanan nyeri. S (skala)

    bagaimana skala nyerinya bisa dengan menggunakan skala

    nyeri (0'0) atau (08). 3 ( time) aktu klien merasakan nyeri,

    apakah terus menerus atau klien merasakan nyeri pada aktu

    pagi hari, siang, sore atau malam.

    /ada klien C4S ditemukan kasus klien mengeluh sakit kepala

    dengan lokasi dan intensitas yang berbeda.

    . Sirkulasi

    /erubahan tekanan darah atau normal (hipertensi).

    /erubahan rekuensi jantung (bradikardia, takikardia yang

    diselingi dengan bradikardia, disritmia).

    g. =ntegritas ego

    /erubahan tingkah laku atau kepribadian (tenang atau dramatis)

    3anda - cemas, mudah tersinggung, delirium, agitasi, bingung,

    depresi, dan inulsi.

    h. /engaturan suhu tubuh

    @arus mengetahui isiologis panas dan bisa mendorong kearah

    tercapainya keadaan panas maupun dingin dengan mengubah

    temperature, kelembaban atau pergerakan udara atau dengan

    memotiasi kilen untuk meningkatkan atau mengurangi

    aktiitasnya.

    i. >eurosensori

    28

  • 7/25/2019 BAB 2a Erwin

    20/36

    4ehilangan kesadaran sementara, amnesia seputar

    kejadian, ertigo, sinkope7pusing, tinitus, kehilangan

    pendengaran, perubahan dalam penglihatan, seperti

    ketajamnnya, diplopia, kehilangan sebagian lapang pandang

    etogia. %angguan pengecapan dan juga penciuman

    j. 4ebutuhan personal hygiene

    /ada pengumpulan data ini yang perlu ditanyakan adalah

    berapa kali klien mandi, menyikat gigi,keramas dan memotong

    kuku, perlu juga ditanyakan penggunaan sabun mandi, pasta

    gigi, dan sampo. >amun hal tersebut tergantung keadaan klien

    dan gaya hidup klien, tetapi pada umumnya kebutuhan personal

    hygiene dapat terpenuhi meskipun hanya dengan bantuan

    keluarga.

    k. 4ebutuhan spiritual

    Bagaimana keyakinan klien pada agama yang dianut, apakah

    kebutuhan spiritualnya terpenuhi. /ada klien C4S kebutuhan

    spiritual terganggu karna klien dalam keadaan lemah sehingga

    tidak mampu untuk melakukan ibadah seperti biasa.

    l. 4ebutuhan berkomunikasi dengan orang lain

    /ada pengumpulan data ini yang perlu ditanyakan adalah

    bagaimana hubungan klien dengan keluarga dan orang lain dan

    bagaimana cara klien berkomunikasi dan bersosialisasi dengan

    orang lain.

    /ada klien C4S didapatkan klien bicara tanpa arti, bicara

    berulangulang.

    c. /emeriksaan isik

    a. 4epala dan rambut

    2

  • 7/25/2019 BAB 2a Erwin

    21/36

    ') =nspeksi - Fntuk mengetahui arna, tekstur dan distribusi

    rambut, apakah bentuk kepala simetris atau tidak, apakah

    ada ketombean, kutu atau tidak, apakah rambut mudah

    rontok atau tidak. /ada klien dengan C4S ditemukan

    adanya laserasi pada kepala.

    2) /alpasi - Fntuk mengetahui ada atau tidak pembengkakan

    pada kepala , ada atau tidak ada nyeri tekan. /ada klien

    dengan C4S ditemukan adanya nyeri kepala karena

    terputusnya kontinuitas jaringan.

    b. Jajah

    ') =nspeksi - Fntuk mengetahui bentuk ajah klien simetris

    atau tidak, gerakan otot ajah dan ekspresi ajah klien

    pada saat melakukan pengkajian.

    2) /alpasi - Fntuk mengetahui ada atau tidak odema pada

    ajah

    c. ata

    =nspeksi - Fntuk mengetahui apakah ada sianosis atau tidak,

    terdapat konjungtiitis atau tidak, kelopak mata bersih atau

    tidak

    d. @idung

    =nspeksi - Fntuk mengetahui bentuk hidung apakah simetris

    atau tidak, apakah terdapat skret atau polipnasi atau tidak dan

    untuk mengetahui sejauh mana ketajaman penciuman klien.

    e. 3elinga

    =nspeksi ; untuk mengetahui bentuk telinga simetris atau

    tidak, apakah terdapat serumen atau tidak, apakah

    pendengaran kedua telinga baik atau tidak.

    . ulut

    2*

  • 7/25/2019 BAB 2a Erwin

    22/36

    =nspeksi - Fntuk mengetahui apakah ada kelainan pada mulut

    dan gigi klien, bibir kering atau lembab, ada tidaknya caries

    gigi.

    g. 5eher

    ') =nspeksi ; Fntuk mengetahui bentuk leher, apakah ada atau

    tidak pembesaran kelenjar tiroid maupun ena jugularis

    2) /alpasi - Fntuk mengetahui ada atau tidak pembesaran

    kelenjar tiroid maupun ena jugularis.

    h. $ada

    ') =nspeksi ; Fntuk mengetahui bentuk dada simetris atau

    tidak, apakah menggunakan oto bantu pernaasan atau

    tidak.

    2) /alpasi - Fntuk mengetahui apakah ada atau tidak

    pembengkakan di daerah dada, kelengkapan tulang iga,

    apakah ada atau tidak nyeri tekan pada dinding dada,

    apakah ada tarikan dinding dada.

    6) !uskultasi ; Fntuk mengetahui suara jantung dan naas

    klien( suara naas tambahan) apakah ada kelainan atau

    tidak.

    ) /erkusi ; untuk mengetahui bunyi ketuk pada daerah dada

    klien, apakah ada bunyi atau tidak.

    i. !bdomen

    ') =nspeksi ; Fntuk melihat apakah turgor kulit klien baik atau

    tidak

    2) !uskultasi ; Fntuk mendengar apakah ada bising usus atau

    tidak, apakah ada kelainan pada daerah abdomen, apakah

    ada nyeri tekan.

    6) /erkusi ; Fntuk mengetahui apakah ada bunyi timpani pada

    abdomen.

    21

  • 7/25/2019 BAB 2a Erwin

    23/36

    ) /alpasi ; Fntuk mengetahui apakah terdapat nyeri tekan

    abdomen atau kelainan lainnya pada saat dilakukan palpasi.j. kstremitas baah dan atas

    ') =nspeksi; untuk melihat apakah ada odema atau tidak,

    kekuatan otot dan capillary reill time dan apakah terdapat

    inuse atau tidak.

    2) /erkusi ; Fntuk mengetahui bagaimana releks patella.

    k. =ntegument

    ') =nspeksi; untuk mengetahui apakah kulit bersih atau tidak,

    apakah ada luka ataupun penyakit kulit lainnya.

    2) /alpasi - untuk mengetahui turgor kulit klien baik atau

    tidak.

    *. /emeriksaan /enujang

    a. C3Scan (dengan atau tanpa kontras) - mengidentiikasi

    luasnya lesi, perdarahan, determinan entrikuler, dan

    perubahan jaringan otak. Catatan - Fntuk mengetahui adanya

    inark 7 iskemia jangan dilekukan pada 2 *2 jam setelah

    injuri.

    b. = - $igunakan sama seperti C3Scan dengan atau tanpa

    kontras radioakti.

    c. Cerebral !ngiography- enunjukan anomali sirkulasi cerebral,

    seperti - perubahan jaringan otak sekunder menjadi udema,

    perdarahan dan trauma

    d. Serial %- $apat melihat perkembangan gelombang yang

    patologis

    2#

  • 7/25/2019 BAB 2a Erwin

    24/36

    e. Eay- endeteksi perubahan struktur tulang (raktur),

    perubahan struktur garis(perdarahan7edema), ragmen tulang.

    . B!- engoreksi batas ungsi corteks dan otak kecil

    g. /3- endeteksi perubahan aktiitas metabolisme otak

    h. CS+, 5umbal /unksi -$apat dilakukan jika diduga terjadi

    perdarahan subarachnoid.

    i. !B%s- endeteksi keberadaan entilasi atau masalah

    pernapasan (oksigenisasi) jika terjadi peningkatan tekanan

    intracranial

    j. 4adar lektrolit - Fntuk mengkoreksi keseimbangan elektrolit

    sebagai akibat peningkatan tekanan intrkranial

    k. Screen 3oKicologi- Fntuk mendeteksi pengaruh obat sehingga

    menyebabkan penurunan kesadaran.

    2.2.2 $iagnosa keperaatan

    '. !nalisa $ata

    !nalisa data adalah pengumpulan data selama pengkajian

    didapat dari berbagai sumber di alidasi dan diurut ke dalam

    kelompok yang membentuk pola ( Jidyati, 200 ).

    60

  • 7/25/2019 BAB 2a Erwin

    25/36

    3abel 2.' !nalisa $ata

    No S-mptom #tiologi Prolem

    ' $ata subyekti-

    a. 4lien mengatakan

    sesak dan susah

    bernaas

    b. 4lien nampakpucat

    $ata obyekti-

    a. 3ampak tarikan

    dinding dada

    b. 4lien lemah dan

    berkeringat

    c. espirasi 20K7 mnt

    /erubahan

    autoregulasi

    4ejang

    nstruksi jalan naas

    Bersihan

    jalan naas

    tidak

    epekti

    2 $7S -- 4lien mengatakan

    badannya terasa

    lemah dan tidak ada

    tenaga

    - 4lien mengatakan

    haus

    - 4lien mual dan

    muntah

    $-

    - 3ugor kulit jelek

    - 4ehilangan berat

    badan

    -

    /enurunan urineoutput

    - @b - '0 gr7 dl

    - 3anda3anda ital-

    3$- #07*0 mm@g

    > - 12K7 mnt

    S - 62,80c

    - '1K7 mnt

    /erubahan sirkulasi

    /eningkatan 3=4

    ual muntah

    esiko

    kurangnya

    olume

    cairan

    6 $S -

    - 4lien mengatakan

    terdapat luka pada

    bagian tubuhnya

    3rauma kepala

    sktra kranial

    esiko

    ineksi

    6'

  • 7/25/2019 BAB 2a Erwin

    26/36

    $ -

    - 5uka tampak basah

    -Suhu tubuhmeningkat

    - /erubahan status

    mental

    - 3ampak kemerahan

    disekitar luka

    3erputusnya

    kontinuitas jaringan

    kulit, otot danaskuler

    $S -

    - 4lien mengatakan

    merasakan kurang

    nyaman dengan

    adanya nyeri

    $ -- 4lien nampak

    gelisah

    - /erubahan nasu

    makan

    - /erilaku distraksi

    (misalnya modar

    mandir, aktiitas

    berulang).

    - %angguan tidur

    3rauma kepala

    tulang kranial

    3erputusnya

    kontinuitas jaringantulang

    >yeri

    >yeri akut

    8 $S -- 4lien mengatakan

    lemah dan tidak

    mampu melakukan

    aktiitas sendiri

    $ -

    - 4lien nampak lemah

    - 4lien hanya

    berbaring ditempat

    tidur

    - !ktiitas dibantu

    oleh keluarga

    3rauma kepala

    girus medialis

    lobus tertekan

    messenlon tertekan

    immobilisasi

    %angguanmobilitas

    isik

    2. umusan diagnosa keperaatan

    $iagnosa keperaatan adalah keputusan klinik tentang respon

    indiidu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual

    atau potensial, sebagai dasar seleksi interensi keperaatan untuk

    mencapai tujuan asuhan keperaatan (>ursalam, 2001)

    62

  • 7/25/2019 BAB 2a Erwin

    27/36

    $iagnosa yang muncul pada klien dengan diagnosa medis

    cedera kepala sedang adalah-

    '. 3idak eektinya pola napas s7d penurunan kesadaran.

    2. %angguan keseimbangan cairan dan elektrolit sehubngan dengan

    penurunan anti diuretic hormone (!$@) akibat tereksasinya

    hipotalamus

    6. esiko terjadinya ineksi sehubungan dengan masuknya melalui

    jaringan atau kontinuitas yang rusak, kekurangan nutrisi

    . %angguan rasa nyaman nyeri pada pasien yang tingkat kesadran

    sudah pulih, %CS L '8) nyeri kepala, pusing dan ertigo disebabkan

    karena kerusakan jaringan otak dan perdarahan otak7 peningkatan

    tekanan intracranial.(3uti /ahria, 200)

    8. %angguan mobilisasi isik sehubungan dengan imobilisasi, aturan

    terapi tirah baring, menurunya kemampuan kekuatan motorik

    2.2." encana 3indakan 4eperaatan

    encana tindakan adalah desain spesiik interensi unuk

    membantu klien dalam mencapai kriteria hasil (>ursalam, 200').

    $alam penulisan rencana harus memenuhi kriteria S!3.

    S - Spesiik

    -+easurable ( dapat diukur )

    ! -Achievable ( dapat dicapai )

    -ealit( >yata )

    3 - ime ( aktu ).

    66

  • 7/25/2019 BAB 2a Erwin

    28/36

    3abel 2.2encana 3indakan 4eperaatan

    >o 3gl7jam $K. 4eperaatan 3ujuan dan kriteria hasil =nterensi asionalisasi

    ' /ola naas tidak

    epekti

    Setelah dilakukan

    tindakan keperaatan

    selama 6K2 jam

    diharapkan pernapasan

    eekti dengan kriteriahasil -

    a./ola naas, dalam batas

    normal dengan

    rekuensi '20K7

    mnt untuk deasa

    dan iramanya teratur

    b.

    Bunyi naas normal,

    tidak ada stridor,

    ronchi, dullness dan

    heeHingc.

    3idak ada pernaasan

    cuping hidung

    d.

    /ergerakan dada

    simetris7 tidak ada

    retraksi

    '.

    4aji kecepatan, kedalaman,

    rekuensi, irama dan

    bunyi naas

    2.!tur posisi pasien dengan

    posisi semi oler

    6.

    5akukan penghisapanlender dengan hatihati

    selama '0'8 detik.

    Catat siat, arna dan

    bau secret. 5akukan bila

    tidak ada retak pada

    tulang basal dan

    robekan dural

    '. /erubahan yang terjadi dan hasil

    pengkajian berguna dalam

    menunjukkan adanya komplikasi

    pulmonal dan luasnyas bagian

    otak yang terkena2. $engan menempatkan pasien

    pada posisi semi oler makaakan mengurangi penekanan isi

    rongga perut terhadap

    diaprahgma, sehingga ekspansi

    paru tidak terganggu. 4epala

    diitnggikan dengan tempat tidur

    (tanpa bantal) untuk mencegah

    hiperekstensi7 leksi

    6. $engan dilakukan penghisapan

    lender maka jalan napas akan

    bersih dan akumulasi dari secretbisa dicegah sehingga pernapasan

    akan tetap lancer dan eekti.

    /enghisapan dilakukan hatihati

    untuk mencegah terjadinya

    ineksi saluran napas dan releK

    agal

    6

  • 7/25/2019 BAB 2a Erwin

    29/36

    >o 3gl7jam $K. keperaatan 3ujuan dan kriteria hasil =nterensi asionalisasi

    2 esiko kurangnya

    olume cairan

    Setelah dilakukan

    tindakan keperaatan

    selama 6K2 jam

    diharapkan Cairan

    elektroli tubuh

    seimbang dengan

    kriteria hasil -

    a. !supan

    haluaran seimbang

    yaitu asupan cairan

    selama 2 jam '2

    cc7 kg BB7 jam,

    b. 3urgorkulit baik

    c. >ilai

    leketrolit tubuh

    normal, natrium '68

    '8 mM7l, kalsium

    #'' mgG, kalium

    6,8,8 mM7l, +ospat

    6 mgG dan klorida'0* mM7l

    d. onitor

    asupan haluaran setiap 1

    jam sekali dan timbang

    BB setiap hari bila dapat

    dilakukan

    e. Berikan

    cairan setiap hari tidak

    boleh lebih dari 2000 cc

    . /asang

    doer kateter dan

    monitor arna urin,baud an air keluaran

    urin

    g. 4olaborasi

    dengan tim medis dalam

    pemberian lasiK

    h. 4olaborasi

    dengan tim medis analis

    untuk pemeriksaankadar elektrolit tubuh

    2.2.6.'.' onitor asupan

    haluaran untuk mendeteksi

    timbulnya tandatanda berlebihan

    atau kekurangan cairan yang

    dapat dibuktikan pula dengan

    penimbangan berat badan (BB)

    2.2.6.'.2 Berguna untuk

    menghindari peningkatan cairan

    di ruang ekstraseluler yang dapat

    menambah oedema otak.

    2.2.6.'.6 $apat

    membantu kelancaran urin

    sehingga tidak terjadi urin statis.onitor kualitas dan kuantitas

    urin untuk mencegah komplikasi.

    2.2.6.'. 5usiK dapat

    membantu meningkatkan eksresi

    urin

    2.2.6.'.8 /ada trauma

    kepala dengan pemakaian monitoldan obatobat diuretic dapat

    mengalami keseimbangan

    elektrolit, hiponatremia atau

    6*

  • 7/25/2019 BAB 2a Erwin

    30/36

    hipokalmia. Fntuk itu perlu

    pemeriksaan elektrolit setiap hari.

    >o 3gl7jam $K. keperaatan 3ujuan dan kriteria hasil =nterensi asionalisasi

    6 esiko ineksi Setelah dilakukan

    tindakan keperaatanselama 6K2 jam

    diharapkan tidak terjadi3idak terjadi ineksi

    baru dengan kriteria

    hasil-

    a. 3idak terdapatnya

    tandatanda ineksi

    rubor, dolor, kolor,

    tumor dan

    ungsionea,

    b. 3idak ada pus dan

    pada daerah kulityang rusak

    c. 3idak ada ineksi

    dari kateter dan

    inuse set, tidak

    terjadi abses otak7

    meningitis

    '. 5akukan cuci tangan

    sebelum dan sesudahmelakukan peraatan

    secara aseptic danantiseptic

    2. onitor suhu tubuh dan

    penurunan kesadaran

    6. 4olaborasi dengan tim

    medis dalam pemberian

    obatobatan anti biotic

    . 4olaborasi dengan tim

    analisis untuk

    pemeriksaan, kadar

    leukosit, liMuor darihidung, telinga dan urin

    serta kultur resistensi

    8. Bila ada perdarahan

    melalui hidung dan

    telinga atau liMuor yan

    keluar dari hidung dan

    telinga, maka tutup

    '. Fntuk mencegah

    ineksi nosokomial

    2. Fntuk mendeteksi

    tandatanda sepsis

    6. !ntibiotik berguna

    untuk membunuh atau

    memberantas penyakit yang

    masuk ke dalam tubuh sehingga

    ineksi dapat dicegah

    . 4adar leukosit darah

    dan urin adalah indicator dalammenentukan adanya ineksi.

    5uMuor dari mulut dan hidung

    diperiksa untuk menentukan asal

    cairan dan kultur resistensi untuk

    menentukan jenis kuman dan

    terapi yang akan digunakan.

    8. Bila ada kuman yang

    masuk melalui hidung dan telinga

    akan menyebar sampai cairan

    61

  • 7/25/2019 BAB 2a Erwin

    31/36

    dengan kasa steril,

    jangan memasukkan

    alatalat tidak steril

    serebrospinal sehingga dapat

    menyebabkan abses dan

    meningitis

    >o 3gl7jam $K. keperaatan 3ujuan dan kriteria hasil =nterensi asionalisasi

    >yeri akut Setelah dilakukantindakan keperaatan

    selama 6K2 jamdiharapkan 4ebutuhan

    rasa nyaman terpenuhi

    dengan kriteria hasil-

    a. /asin tenang, tidak

    gelisah,

    b. >yeri kepala, pusing

    dan ertigo hilang

    c. /asien dapat istirahat

    dengan tenang.

    '. 4ajimengenai lokasi,

    intensitas, penyebaran,tingkat kegatan dan

    keluhankeluhan pasien

    2. !jarkan

    latihan teknik relaksasi

    seperti latihan napas

    dalam dan relaksasi otot

    otot.

    6. Buat posisi

    kepala lebih tinggi

    . 4urangi

    '. Fntuk memudahkanmembuat interensi

    2. 5atihan napas dalam

    dan relaksasi otototot dapat

    mengurangi ketegangan sara

    sehingga pasien merasa lebih

    rileks dan dapat mengurangi rasa

    nyeri kepala, pusing dan ertigo.

    5atihan napas dalam dapat

    membantu pemasukan oksigen

    lebih banyak, terutama untuk

    oksigenasi otak6. /osisi kepala lebih

    atas dari kaki kanan,

    meningkatkan dan melancarkan

    aliran balik pembuluh darah ena

    dari kepala sehingga dapat

    mengurangi oedema dan 3=4

    . espon yang tidak

    menyenangkan menambah

    ketegangan sara dan message

    6#

  • 7/25/2019 BAB 2a Erwin

    32/36

    stimulus yang tidak

    menyenangkan dari luar

    dan berikan tindakan

    yang menyenangkan

    pasien seperti message

    daerah punggung, kaku,

    dll.

    daerah punggung, kaki, dll akan

    mengalihkan rangsangan

    terhadap nyeri, pusing dan

    ertigo

    >o 3gl7jam $K. keperaatan 3ujuan dan kriteria hasil =nterensi asionalisasi

    8 =mmobilitas isik Setelah dilakukan

    tindakan keperaatan

    selama 6K2 jam

    diharapkan klien dapat

    melakukan aktiitas

    sendiri dengan criteria

    hasil-

    a. 4lien dapat

    melakukan aktiitassendiri

    b. $alam melakukan

    aktiitas klien tidak

    dibantu keluarga7

    peraat

    '. Bantu pasien

    melakukan gerakan

    gerakan sendi secara

    positi bila kesadaran

    menurun dan secara

    aktip bila pasien

    kooperati.

    2. bserasi kemampuan

    gerak motorik,keseimbangan

    koordinasi gerak dan

    tonus otot

    6. 5akukan massage,

    peraatan kulit, dan

    mempertahankan alat

    alat tenun bersih dan

    kering

    '. empertahankan ungsi sendi

    dan mencegah penurunan tonus

    dan kekuatan otot dan mencegah

    kontraktus.

    2. Fntuk melihat penurunan atau

    peningkatan ungsi sensorimotoris (ungsi neurologis)

    6. eningkatkan sirkulasi,

    elastisitas kulit, dan integritas

    kulit.

    0

  • 7/25/2019 BAB 2a Erwin

    33/36

    '

  • 7/25/2019 BAB 2a Erwin

    34/36

    2.2. /elaksanaan

    /elaksanaan merupakan tahap keempat dari proses

    keperaatan dimana rencana keperaatan yang telah ditentukan

    dilaksanakan, membagi implementasi menjadi tiga ase yaitu ase

    persiapan, ase implementasi yang berorientasi pada tujuan dan ase

    terminasi. /ada setiap implementasi yang dilakukan peraat harus

    memantau dan mencatat penyedia peraatan kesehatan lainnya.

    =mplementasi keperaatan pada klien dengan gangguan pada

    system persyaraan secara teoritis dilaksanakan sesuai dengan

    rencana keperaatan yang telah ditetapkan untuk masingmasing

    diagnose keperaatan yang mungkin muncul. ($ongoes, , 2000)

    2.2.8 aluasi

    aluasi adalah tahap akhir dari proses keperaatan, dimana

    proses ealuasi ini dilakukan terus menerus, diperlukan untuk

    menentukan seberapa baik rencana keperaatan bekerja. aluasi

    merupakan proses yang interakti dan kontinyu, karena setiap

    tindakan keperaatanyang dilakukan, respon klien dicatat dan di

    ealuasidalam hubungannya dengan hasil yang diharapkan.

    4emudian, berdasarkan pada respon klien tersebut dilakukan reisi

    interensi keperaatan dan atau reisi hasil, mungkin diperlukan.$alam mengealuasi, peraat harus memiliki pengetahuan

    dan kemampuan untuk memahami respon terhadap interensi

    keperaatan, kemampuan menggambarkan kesimpulan tentang

    tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan

    tindakan keperaatan pada kriteria hasil. 3ahap ealuasi ini terdiri

    dari dua kegiatan ealuasi proses dan ealuasi hasil. aluasi proses

    41

  • 7/25/2019 BAB 2a Erwin

    35/36

    dilakukan selama proses keperaatan berlangsung atau menilai

    respon pasien, sedangkan ealuasi hasil dilakukan atas target tujuan

    yang diharapkan ( @idayat, !.!, 200). aluasi di klasiikasikan

    sebagai berikut

    '. aluasi ormati adalah ealuasi yang diberikan pada saat

    interensi dengan respons segera

    2. aluasi sumati merupakan rekapitulassi dari hasil obserasi

    dan analisis status pasien pada aktu tertentu berdasarkan tujuan

    yang direncanakan pada tahap perencanaan.

    aluasi terdiri dari-

    S (Subyekti) - espon subyekti klien terhadap tindakan

    keperaatan yang telah dilakukan.

    (byekti) - espon obyekti klien terhadap terhadap

    tindakan keperaatan yang telah dilakukan.

    ! (analisa) - !nalisa ulang atas data subyekti dan

    obyekti dan obyekti untuk menyimpulkan

    apakah masalah masih tetap atau muncul

    masalah baru atau ada data.

    / (/lan o care) - encana tindakan keperaatan untuk

    mengatasi diagnosa masalah kesehatan

    2.2./ Do!)mentasi Kepera,atan

    $okumentasi keperaatan adalah bukti pencatatan dan

    pelaporan yang dimiliki peraat dalam melakukan catatan peraatan

    0

    42

    43

  • 7/25/2019 BAB 2a Erwin

    36/36

    yang berguna untuk kepentingan klien, peraat, dan tim kesehatan

    dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi

    yang akurat dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jaab

    peraat. (@idayat, !.!, 2002).

    '