tinjauan teori implan

25
BAB I TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN - Kontrasepsi implan adalah efektifitas progestin sebagai kontreasepsi dapat diperpanjang dengan cara memasukan progestin tersebut kesuatu dilivery system, satu – satunya kontrasepsi kontrasepsi yang beredar di pasaran adalah Norpant, yang terdiri atas dua kapsul dengan diameter 2,4 mm dan panajang 4,4 cm. (Wiknjosastro, 2007 : 922) - Bahan aktif yang digunakan dalam norplant adalah progestational norgestrel. yang telah banyak digunakan dalam pil kontrasepsi oral selama beberapa tahun. Pengujian pembuktian bahwa bahan ini 18x lebih aktif aktif dari pada progestreron. Setiap kapsul mengandung 36 ± 2 mg levenorgestrel. (Mochtar, 1998 : 278 – 279). - KB implan adalah kapsul yang dipasang di tangan kiri atau tanagn kanan (bila kidal). Dipasang kira- kira 6 – 10 cm dari lipatan siku, dengan disuntikkan aestesi lokal subkutan ke daerah dimana susuk akan dipasang (berbentuk kipas) dan dilakukan insisi 3 – 4 mm pada bekas tusukan jarum suntik. Pemasangan dapat dilakukan setiap waktu asalkan tidak ada kontra indikasi, dapat pula dipasang 40

Upload: dian-chandra

Post on 19-Feb-2016

228 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kebidanan

TRANSCRIPT

Page 1: tinjauan teori implan

1

BAB I

TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN

- Kontrasepsi implan adalah efektifitas progestin sebagai kontreasepsi dapat

diperpanjang dengan cara memasukan progestin tersebut kesuatu dilivery

system, satu – satunya kontrasepsi kontrasepsi yang beredar di pasaran

adalah Norpant, yang terdiri atas dua kapsul dengan diameter 2,4 mm dan

panajang 4,4 cm. (Wiknjosastro, 2007 : 922)

- Bahan aktif yang digunakan dalam norplant adalah progestational

norgestrel. yang telah banyak digunakan dalam pil kontrasepsi oral selama

beberapa tahun. Pengujian pembuktian bahwa bahan ini 18x lebih aktif aktif

dari pada progestreron. Setiap kapsul mengandung 36 ± 2 mg

levenorgestrel. (Mochtar, 1998 : 278 – 279).

- KB implan adalah kapsul yang dipasang di tangan kiri atau tanagn kanan

(bila kidal). Dipasang kira-kira 6 – 10 cm dari lipatan siku, dengan

disuntikkan aestesi lokal subkutan ke daerah dimana susuk akan dipasang

(berbentuk kipas) dan dilakukan insisi 3 – 4 mm pada bekas tusukan jarum

suntik. Pemasangan dapat dilakukan setiap waktu asalkan tidak ada kontra

indikasi, dapat pula dipasang 40 hari pasca persalinan dan segera setelah

keguguran. (Wiknjosastro, 2007 : 922 - 923)

B. MACAM – MACAM KONTRASEPSI IMPLAN

Menurut Saifuddin (2006:MK-53 – MK-54)

1. Norplant

Terdiri dari 6 batang silastis lembut berongga dengan panjang 3,4 cm

dengan diameter 2,4 mm yang diisi dengan 36 mg levonogestrel dan lama

kerjanya 5 tahun.

1

Page 2: tinjauan teori implan

2

2. Implanon

Terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan

diameter 2 mm, yang di isi dengan 68 mg 3- keto- desogestrel dan lama

kerjanya 3 tahun.

3. Jadena dan Indoplant

Terdiri dari 2 batang yang di isi dengan 75 mg levonogestrel dan lama

kerja 3 tahun.

C. MEKANISME KERJA

Menurut Saifuddin (2006 : MK-54)

Lendir serviks menjadi kental, Mempertebal lendir serviks/rahim.

Menggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi

implantasi

Mengurangi transportasi sperma

Menekan ovulasi.

Menurut Wiknjosastro, 2007 : 922

Lebih dari 80% pemakai Norplant pada tahuin – tahun pertama tidak

mengalami ovulasi

Menurut manuaba (1998 : 446)

Setiap susuk KB mengandung 36 mgr Levonorgestrel yang akan

dikeluarkan setiap harinya sebanyak 80 mcg. Konsep mekanisme kerjanya

sebagai progesteron yang dapat menghalangi pengeluaran LH sehingga

tidak terjadi ovulasi. Mengentalkan lendir serviks dan menghalangi

migrasi spermatozoa, dan menyebabkan situasi endometrium tidak siap

menjadi tempat nidasi.

D. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN

1. Keuntungan implan Menurut Saifuddin (2006 : MK-54)

a. Kontrasepsi

Daya guna tinggi.

Perlindungan jangka panjang.

Page 3: tinjauan teori implan

3

Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.

Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.

Bebas dari pengaruh estrogen.

Tidak mengganggu ASI.

Klien hanya perlu kembali ke klinik jika ada keluhan.

Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan klien.

b. Nonkontrasepsi

Mengurangi nyeri haid.

Mengurangi/ memperbaiki anemia.

Melindungi terjadinya kanker endometrium.

Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara.

Melindungi diri dari beberapa penyakit radang panggul.

Menurunkan angka kejadian endometriosis.

2. Kerugian implan Menurut Saifuddin (2006 : MK-54 – MK-56)

Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa

perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah

darah haid, serta amenorea.

Timbulnya keluhan-keluhan seperti:

Nyeri kepala.

Penurunan atau peningkatan berat badan.

Nyeri payudara.

Perasaan mual.

Pening/pusing kepala.

Perubahan perasaan/mood atau kegelisahan/nervousness.

Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.

Tidak memberikan efek protektif terhadap IMS termasuk AIDS.

Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini

sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk

pencabutan.

Efektifitasnya menurun jika menggunakan obat-obat tuberkulosis atau

obat epilepsi.

Page 4: tinjauan teori implan

4

Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000

perempuan per tahun).

E. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI

1. Yang boleh menggunakan implan menurut Saifuddin (2006 : MK-55)

Usia reproduksi.

Telah memilki anak ataupun belum.

Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan

menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.

Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi

Pasca persalinan dan tidak menyusui.

Riwayat kehamilan ektopik.

Tekanan darah<180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah

atau anemia bulan sabit (sickle cell).

Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung

estrogen.

Sering lupa menggunakan pil

Pasca keguguran

2. Yang tidak boleh menggunakan implan menurut Saifuddin (2006 : MK-55)

Hamil atau diduga hamil

Perdarahan pervagina yang belum jelas penyebabnya.

Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara.

Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi

Mioma uterus dan kanker payudara.

Gangguan toleransi Glukosa.

F. WAKTU MULAI MENGGUNAKAN IMPLAN

menurut Saifuddin (2006 : MK-56)

Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7. Tidak diperlukan

metode kontraseptif tambahan.

Page 5: tinjauan teori implan

5

Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja tidak diyakini tidak menjadi

kehamilan. Bila diinsersi setelah hari ke-7 siklus haid, klien jangan

melakukan, hubungan seksual atau menggunakan hubungan kontrasepsi

lain untuk 7 hari saja.

Bila klien tidak haid, insersi bisa dilakukan setiap saat, asal saja tidak

diyakini kehamilan, jangan melakukan hubungan seksual atau

menggunakan lain untuk 7 hari saja.

Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan, insersi

dapat dilakukan setiap saat, bila menyusui penuh, klien tidak perlu

memakai metode kontraspsi lain.

Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah menjadi haid kembali, insersi

dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksual

selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.

Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya

dengan implant, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja klien tersebut

menyakini tidak hamil, untuk klien menggunakan kontrasepsi terdahulu

dengan benar.

Bila kontrasepi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, implant dapat

diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut, tidak diperlukan

metode kontrasepsi lain.

Bila kontrssepi sebelumnya adalah kontrsepsi non-hormonal (kecuali

AKDR) dan klien ingin menggatinya dengan implant, insersi implant dapat

dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien tidak hamil. Tidak perlu

menunggu sampai datang hamil berikutnya.

Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya

dengan implant, implant dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan

klien jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau

menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. AKDR segera

dicabut.

Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan.

Page 6: tinjauan teori implan

6

G. EFEK SAMPING DAN PENANGANANNYA

Menurut Saifuddin (2006 : MK-58 – MK-59)

1. Amenorhoe

Penanganannya :

Pastikan hamil atau tidak, dan bila tidak hamil tidak memerlukan

penanggulangan khusus, cukup konseling saja

Bila klien tetap saja tidak dapat menerima, angkat implan dan anjurkan

menggunakan kontrasepsi lain.

Bila terjadi kehamilan dan klien ingin melanjutkan kehamilan, cabut

implan dan jelaskan, bahwa progestin tidak berbahaya bagi janin. Bila

diduga terjadi kehamilan ektopik, klien dirujuk. Tidak ada gunanya

memberikan obat hormon untuk memancing timbulnya perdarahan

2. Perdarahan bercak (spotting) ringan

Penanganannya :

Jelaskan perdarahan ringan sering ditemukan terutama pada tahun

pertama. Bila tidak ada masalah dan klien tidak hamil, tidak diperlukan

tindakan apapun. Bila klien tetap saja mengeluh masalaj perdarahan dan

ingin melanjutkan pemakaian implan dapat diberikan pil kombinasi satu

siklus, atau ibuprofen 3 x 800 mg selama 5 hari. Terangkan kepada

klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil kombinasi habis. Bila

terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2 tablet pil

kombinasi untuk 3-7 hari dan kemudian dilanjutkan dengan satu siklus

pil kombinasi, atau dapat juga diberikan 50µg etinillestradiol atau 1,25

mg estrogen equin konjugasi untuk 14 – 21 hari.

3. Ekspulsi

Penanganannya :

Cabut kapsul yang ekspulsi periksa apakah kapsul yang lain masih

ditempat dan apakah terdapat tanda-tanda infeksi dan kapsul lain masih

berada pada tempatnya, pasang kapsul baru 1 buah pada tempat insersi

yang berbeda. Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang

Page 7: tinjauan teori implan

7

kapsul baru pada lengan yang lain, atau anjurkan klien menggunakan

metode kontrasepsi lain.

4. Infeksi pada daerah insersi

Penanganannya :

Bila terjadi infeksi tanpa nanah, bersihkan dengna sabun dan air atau

antiseptik. Berikan antibiotik yang sesuai untuk 7 hari. Implan jangan

dilepas dan klien diminta kembali satu minggu. Apabila tidak membaik,

cabut implan dan pasang yang baru pada sisi lengan yang lain atau cari

metode kontrasepsi yang lain. Apabila ditemukan abses bersihkan dengan

antiseptik, insisikan dan aliran pus keluar, cabut implan. Lakukan

perawatan luka, dan berikan antibiotik oral 7 hari.

5. Berat badan naik/ turun

Penanganannya :

Informasikan kepada klien bahw perubahan berat badan 1-2 kg adalah

normal. Kaji ulang diet klien apabila terjadi perubahan berat badan 2 kg

atau lebih. Apabila perubahan berat badan ini tidak dapat diterima, bantu

klien mencari metode lain.

H. PENGKAJIAN

1) Data Subjektif

a. Biodata

1. Nama

Ditanya nama dengan tujuan agar dapat mengenal / memanggil

penderita dan tidak keliru dengan penderita lain (Ibrahim, 1993 :

84)

2. Umur

- Cocok dalam fase menjarangkan kehamilan umur 20 – 30

tahun. Pada umur diatas 35 tahun mempengaruhi hormonal

(Hartanto, 2004 :82)

- Dapat dipakai oleh semua ibu dan usia reproduksi (Saifuddin,

2006 : MK-55)

Page 8: tinjauan teori implan

8

3. Agama

Ditanya untuk mengetahui kemungkinan pengaruh terhadap

kebiasaan kesehatan pasien / klien. Dengan dikertahui agama klien

agar mempermudah bidan melakukan pendekatan didalam

melakukan asuhan kebidanan. (Depkes RI, 1995 :14).

4. Pendidikan

Ditanya untuk mengetahui tingkat intelektualnya. Tingkat

pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.

(Depkes RI, 1995 :14).

5. Pekerjaan

- Ditanya pekerjaan suami dan ibu sendiri untuk mengetahui

bagaimana taraf hidup dan sosial akonomi klien agar nasehat

yang diberikan sesuai.(Ibrahim, 1993 : 85)

- Pekerjaan rutin harian tetep dikerjakan. Namun, hindari

benturan gesekan, atau atau penekanan pada daerah insersi

( Saifuddin, 2006 : MK -57)

b. Keluhan Utama

Klien datang untuk memasang implan dengan alasan :

- Menginginkan kontrasepsi jangka panjang.

- Menyusui dan menginginlan menggunakan kontrasepsi.

- Menginginkan kontrasepsi yang tidak mengganggu senggama.

- Kontrasepsi yag tidak mempunyai pengaruh estrogen.

- Tidak memerlikan pemeriksaan dalam

(Saifuddin. 2006 : MK-54)

c. Riwayat kesehatan

Tidak diperbolehkan pada ibu dengan :

- Perdarahan pervaginaan yang belum jelas penyebabnya.

- Benjolan / kanker payudara atau riwayat kanker payudara.

- Miom uterus.

- Ganguan toleransi glukosa.

Page 9: tinjauan teori implan

9

(Saifuddin. 2006 : MK-55)

d. Riwayat Obstetri

1. Haid.

- Bagi ibu dengan riwayat perdarahan pervaginaan yang tidak

jelas penyebabnya tidak dianjurkan menggunakan implan.

- Jika implan di insersikan selama siklus haih hari ke -2 sampai

hari ke-7 tidak diperlukan metode kontrasepsi tambahan.

(Saifuddin. 2006 : MK-56)

2. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas.

Kemungkinan bertambahnya resiko dan kehamilan ektropik, dari

penelitian ditemukan kahamilan ektropik 1,5 per 1000 wanita

pertahun. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa

levonorgestrel yang dilepas tidak mempunyai efek buruk bagi bayi

yang sedang dikandung. (Hartanto, 2004 : 183-184)

Pasca keguguran implan dapat segera diinsersikan. Bila setelah 6

minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali. Insersi dapat

dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksual

atau menggunakan metode lain selama 7 hari.

(Saifuddin. 2006 : MK-56)

Pemakaian implan selama laktasi tidak mempengaruhi kadar

hormon bayinya dan tidak mempunyai efek buruk pada bayi yang

masih menyusu, kadar imunoglobin serum dan kadaar FSH.LH dan

terstosterone di dalam urine adalah sama pada bayi yang disusui

akseptor impolan. (Hartanto, 2004 : 184)

e. Riwayat KB

- Ibu usia reproduksi yang telah memiliki anak maupun belum.

- Sering lupa menggunakan pil.

- Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang

mengandung estrogen. (Saifuddin. 2006 : MK-55)

f. Pola kebiasaan sehari - hari

1. Nutrisi.

Page 10: tinjauan teori implan

10

Kadar progesterone yang berlebihan dapat menyebabkan

bertambahnya nafsu makan (Wiknjosastro, 2007 : 548).

2. Aktifitas.

Perlu dijelaskan bahwa mungkin terjadi sedikit rasa perih,

pembengkakan atau lebam pada daerah insisi. Hal ini tidak perlu

dikhawatirkan pekerjaan rutin harian tetep dikerjakan. Namun,

hindari gesekan atau penekanan pada daerah insersi.

(Saifuddin. 2006 : MK-57)

3. Personal Hygiene.

- Daerah insersi harus tetep dibiarkan kering dan bersih selama

48 jam pertama hal ini bertujuan yntuk mencegah infeksi.

- Jangan membuka balutan selama 48 jam sedangkan plester

dipertahankan hingga luka sembuh ( Biasanya 5 hari ).

- Setelah luka sembuh daerah tersebut dapat disentuh dan dicuci

dengan tekanan yang wajar.

(Saifuddin. 2006 : MK-57)

4. Pola Seksual.

- Jika insersi dilakukan pada saat klien tidak haid maka jangan

melakukan hubungan seksual atau menggunakan metode lain

selama 7 hari.

- Implan tidak melindungi dari IMS

(Saifuddin. 2006 : MK-56)

- Pada gangguan implan liang senggama terasa kering.

(Manuaba, 1998 : 446)

5. Sosial Budaya.

Mereka yang tidak dapat menerima perdarahan yang tidak teratur

atau amenore, terutama pada alasan budaya atau sosial lainnya.

(Glasier, 2005 : 94)

6. Riwayat Ketergantungan.

Page 11: tinjauan teori implan

11

Pecandu rokok tidak dianjurkan menngunakan implan karena dapat

menimbulkan efek samping kardiovaskular yang serius (BKKBN,

2004 : 48)

7. Keadaan Spiritual.

Dari kelima agama di indonesia tidak ada yang melarang

pemakaian kontrasepsi implan.

2) Data Objektif

a. Pemeriksaan Umum

1. Tanda-tanda vital

Tekanan darah : penggunaan KB implan. tekanan darah <180/110

mmHg (Saifudin, 2006 : mk.55)

2. Berat badan

Dapat meningkat 1 – 5 Kg dalam tahun pertama, tetapi dapat pula

menurun (Hartanto. 2004 : 171)

b. Pemeriksaan Fisik

- Muka : Pada pengguna agak lama akan timbul

akne (Manuaba, 1998 : 446)

- Mata : Tidak terdapat benjolan pada payudara

(saifuddin, 2006 : MK-55)

- Abdomen : Tidak ada pembesaran uterus (saifuddin,

2006 : MK-55) tidak terdapat penyakit hati akut, tidak

tumor jinak atau ganas pada hati (saifuddin, 2006 : MK-56)

- Genetalia : Tidak ada pendarahan pervaginam yang

belum jelas penyebabnya (saifuddin, 2006 : MK-55)

- Ekstremifas : Kapsul implan dipasang di bawah kulit di

atas lipatan siku, didaerah medial lengan atas. Untuk

pemasangan kapsul pilihlah lengan klien yang belum

digunakan (saifuddin, 2006 : PK-18).

3) Analisa Data

Dari pengkajian data subjektif dan data objektif dapat dirumuskan suatu

kemungkinan diagnosa atau masalah yang timbul.

Page 12: tinjauan teori implan

12

I. DIAGNOSA KEBIDANAN

P>10001, umur 15 – 49 Tahun akseptor KB implan, Jumlah anak......., umur anak

terakhir.........,keadaan umum baik , tidak ada kontra indikasi untuk diberikan

KB implan, dengan masalah :

a. Amenorea

b. Gangguan haid sehubungan perdarahan spotting ringan.

c. Ekspulsi

d. Infeksi pada daerah insersi.

e. Gangguan body image berhubungan dengan berubahnya bentuk tubuh.

(saifuddin, 2006 : MK-58 - MK-59)

J. PERENCANAAN

1. P.........,Umur 15-49 tahun akseptor KB implan. Jumlah anak..........,umur

anak terakhir, keadaan umum baik, tidak ada kontra indikasi untuk KB

implan.

Tujuan : - Kapsul terpasang dengan baik dan tidak terjadi infeksi pada

daerah insersi

- Kapsul tidak ekspulsi

- Tidak ada keluhan atau efek samping yang berat

Intervensi :

a. Lakukan pengkajian ulang mengenai KB implan pada ibu.

R/ mengenai pengetahuan ibu tentang KB implan.

b. Jelaskan efek samping pada alternatif tindakan.

R/ ibu mampu mengenai efek samping dan alternatif tindakan

c. Jelaskan pada ibu prosedur pemasangan.

R/ ibu mengetahui dan tidak takut karena di insisi.

d. Jelaskan pada ibu dimana implan akan dinsersikan

R/ ibu mengetahuio letak implan dan mempermudah untuk

pencabutan

e. Jelaskan pada ibu mungkin trejadi sedikit rasa perih,

pembengkakan atau lebam pada daerah insisi.

Page 13: tinjauan teori implan

13

R/ Mengurasi rasa kekwatiran pada ibu ( Saifuddin, 2006 : MK :

57)

f. Jelaskan pada ibu bahwa luka insisi nanti akan dibalut selama 48

jam dan diplester sampai luka sembuh ( biasanya 5 hari )

R/ mencegah kapsul ekspulsi dan mencegah luka dari infeksi

(Saifuddin, 2006 : MK : 57)

2. Masalah I : Amenorea

Tujuan : Ibu bisa mengetahui keadaannya

Kriteria : - Untuk memastikan ibu tidak hamil

- Ibu bisa menerima keadaanya

Intervensi :

a. Jelaskan faktor penyebab amenorea.

R/ amenorea merupakan efek samping dari KB yang mengandung

hormon.

b. Pastikan keadaan ibu tidak hamil.

R/ amenore merupakan tanda tidak pasti kehamilan.

c. Berikan konseling pada ibu.

R/ ibu bisa menrima keadaannya. sehingga implan bisa diteruskan

(Saifuddin, 2006 : MK : 58)

3. Masalah II : Gangguan haid sehubungan perdarahan spotting ringan.

Tujuan : Ibu mampu beradaptasi dengan pola haidnya sekarang.

Kriteria : - ibu memahami dan dapat menerima perubahan yang

terjadi.

Intervensi :

a. Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai pada

pengguna KB implan

R/ salah satu efek samping dari KB implan adalah

spotting/perdarahan bercak.

b. Jelaskan bahwa spotting tidak perlu pengobatan.

R/ Spotting bukan salah satu penyakit, tetapi pengaruh dari

hormon.

Page 14: tinjauan teori implan

14

c. Jelaskan kelebihan spotting di banding haid

R/ Spotting mengurangi resiko anemia, karena darah yang

dikeluarkan lebih sedikit dibanding darah haid pada umumnya.

(Saifuddin, 2006 : MK : 59)

4. Masalah III : Ekspulsi

Tujuan : Kapsul bisa terpasang dengan baik.

Kriteria : - Kapsul teraba tepat dibawah kulit.

- Kapsul tidak keluar

Intervensi :

a. Jelaskan pada ibu di mana letak kapsul diinsersikan.

R/ Ibu mengetahui letak kapsul sehingga bisa menjaga agar kapsul

yidak ekspulsi.

b. Informasikan pada ibu jika terjadi ekspulsi segera membawa ke

petugas kesehatan.

R/ Caput kapsul ekspulsi, bila tidak ada tanda infeksi pasang I buah

kapsul baru pada pada insersi yang berbeda : bila terjadi infeksi,

cabut seluruh kapsul dan pasang kapsul baru pada lengan yang

lain, atau anjurkan klien menggunakan metode kontrasepsi lain.

( Saifuddin, 2006 : MK : 59)

5. Maslah IV : Infeksi pada daerah Insersi

Tujuan : Lengan ibu tidak terjadi infeksi dan implan bisa bekerja

dengan baik.

Kriteria : - Tidak terdapat nanah pada luka insisi.

- Suhu tubuh ibu normal 365 – 370C.

- Lengan tidak memar

Intervensi :

a. Menjelaskan pada ibu tanda – tanda infeksi.

R/ Bila terdapat tanda tersebut ibu segera kembali ke klinik.

b. Menjelaskan pada ibu tentang perawatan luka pada daerah insersi

harus tetap kering dan bersih selama 48 jam pertama.

R/ Untuk mencegah infeksi pada luka insisi.

Page 15: tinjauan teori implan

15

(Saifuddin, 2006 : MK : 57)

6.Masalah V : Gangguan body image berhubungan dengan berubahnya

bentuk tubuh.

Tujuan : Ibu mampu beradaptasi dengan bentuk tubuh.

Kriteria : - BB dalam batas normal tidak boleh lebih dari 5 Kg dalam 1

tahun pertama.

- Ibu tampak lebih tenang

Intervensi :

a.Lakukan pendekatan pada klien dan identifikasi masalah klien yang

dihadapi.

R/ meningkatkan harga diri, sehingga ibu mampu mengungkapkan

masalahnya.

b.Jelaskan pada ibu penyebab dari peningkatan BB dan cara mengatasi.

R/ Ibu kooperatif mengenai penjelasan dari petugas.

c. Libatkan psangan dalam memberikan penjelasan mengenai keadaan

klien.

R/ Dukungan suami akan meningkatkan semangat ibu.

d. Anjurkan ibu untuk mengurangi makanan yang berlemak.

R/ Diet yang baik membantu mengurangi BB.

e.Lakukan aktifitas olah raga secara teratur.

R/ Pembakaran lemak dapatdilakukan dengan olah raga secara teratur.

(Suryono, 1996 : 178)

K. PELAKSANAAN

Langkah – langkah pelaksanaan daalm proses manajemen kebidanan

dilakukan oleh bidan sesuai dengan rencana tindakanyang telah ditetapkan.

Bidan melakukan mandiri bila perlu dilakukan tindakan di luar

kewenangannyabidan melakukan kalaborasi maupun rujukan. Intervensi

dilakukan kepada klien, nidan memonitor dan mengawasi kemajuan

kesehatan klien dan keluarga. Pelaksanaan dalam waktu yang singkat,

efektif, hemat, dan berkualitas (Depkes RI, 1995 : 11)

Page 16: tinjauan teori implan

16

L. EVALUASI

Merupakan hasil tahap akhir dari proses askeb untuk menilai tentang

kriteria hasil yang di capai, apakah sesuai dengan rencana atau tidak.

Dalam evaluasi dilakukan dengan SOAP.

S Data Subjektif

Yang didapatkan dari keluhan pasien.

O Data Ojektif

Yang didapatkan dari hasil pemeriksaan.

A Assesment

Berisi kesimpulan dari data subyektif dan obyektif yang

menunjukkan tingkat keberhasilan tindakan yang telah dilakukan

maupun masalah yang baru.

P Planning

Merupakan perencanaan lanjutan tindakan yang sudah dilakukan

dengan berpedoman pada tingkat keberhasilan yang di capai (Depkes

RI, 1995 : 11)

Page 17: tinjauan teori implan

17