tinjauan pustaka.docx
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerak Bumi
Kerak Bumi adalah lapisan terluar bumi yang terbagi menjadi dua
kategori, yaitu kerak samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai
ketebalan sekitar 5-10 km sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan
sekitar 20-70 km. Penyusun kerak samudra yang utama adalah batuan basalt,
sedangkan batuan penyusun kerak benua yang utama adalah granit, yang
tidak sepadat batuan basalt.
Kerak Bumi dan sebagian mantel bumi membentuk lapisan litosfer
dengan ketebalan total kurang lebih 80 km. Temperatur kerak meningkat
seiring kedalamannya. Pada batas terbawahnya temperatur kerak menyentuh
angka 200-400 0C. Kerak dan bagian mantel yang relatif padat membentuk
lapisan litosfer. Karena konveksi pada mantel bagian atas dan astenosfer,
litosfer dipecah menjadi lempeng tektonik yang bergerak. Temperatur
meningkat 30 0C setiap km, namun gradien panas bumi akan semakin rendah
pada lapisan kerak yang lebih dalam.
Kulit bumi terdiri atas beberapalapisan sebagai berikut :
1. Lapisan Bumi (Barisfer) adalah
bahan padat yang terdiri dari lapisan nife ( nicellum : nikel dan ferrum :
besi ), jari-jari kurang lebih 3.470 km.
2. Lapisan Pengantara (Astenosfer/mantel bumi) merupakan bahan cair yang
bersuhu tinggidan berpijar, kurang lebih tebalnya sekitar 1.700 km.
3. Lapisan Luar (Lithosfer) yang terletak dibagian luar dari bumi yang
terdiriatas dua lapisan, yaitu lapisan sial (silinsium allumunium) dan
lapisansima (silinsium magnesium).Lapisan sial merupakan lapisan
yang bersifat padat dan kaku dengan ketebalan rata-rata 1.200 km dan
lapisan ini juga di namakankerak bumi. Kerak bumi dibedakan menjadi dua
macam yaitu:
6
Kerak Benua: merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit
dibagian atasnya,sedangkan batuan basalt dibagian bawahnya, kerak
ini di atasnya benua.
Kerak Samudra: merupakan benda padat yang terdiri atas endapan di
laut dibagianatasnya, kemudian di bawahnya tersusun batuan vulkanik
dan paling bawah dari batuan beku. Kerak ini di atasnya berupa
samudra, kerak samudra lebih tipis dan lebih berat darikerak benua.
Unsur-unsur kimia utama pembentuk kerak bumi adalah: Oksigen (O)
(46,6%), Silikon (Si) (27,7%), Aluminium (Al) (8,1%), Besi (Fe) (5,0%), Kalsium
(Ca) (3,6%), Natrium (Na) (2,8%), Kalium (K) (2,6%), Magnesium (Mg) (2,1%).
Para ahli dapat merekonstruksi lapisan-lapisan yang ada di bawah
permukaan bumi berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap seismogram
yang direkam oleh stasiun pencatat gempa yang ada di seluruh dunia.
Kerak bumi purba sangat tipis, dan mungkin mengalami proses daur
ulang oleh lempengan tektonik yang jauh lebih aktif dari saat ini dan
dihancurkan beberapa kali oleh tabrakan asteroid, yang dulu sangat umum
terjadi pada masa awal terbentuknya tata surya. Usia tertua dari kerak
samudra saat ini adalah 200 juta, namun kerak benua memiliki lapisan yang
jauh lebih tua. Lapisan kerak benua tertua yang diketahui saat ini adalah
berusia 3,7 hingga 4,28 miliar tahun dan ditemukan di Narryer Gneiss Terrane
di Barat Australia dan di Acasta Gneiss, Kanada.
Pembentukan kerak benua dihubungkan dengan periode orogeny
intensif. Periode ini berhubungan dengan pembentukan super benua seperti
Rodinia, Pangaea, dan Gondwana.
Kerak benua, contohnya kerak benua Eropa dan Asia (disebut Eurasia),
kerak benua Afrika, kerak benua Amerika Utara, kerak benua Amerika Selatan.
Kerak samudera, contohnya kerak samudera Hindia, kerak samudera Pasifik,
kerak samudera Atlantik.
Kerak benua disebut juga sebagai lempeng benua, sedangkan kerak
samudera disebut pula lempeng samudera. Lempeng samudera tertekan oleh
magma yang ada di bawahnya, sehingga ada bagian membubung (naik).
Bagian tersebut dinamakan pematang tengah samudera. Tekanan terus
menerus berakibat lempeng samudera tertekan dan bergerak menuju ke
7
lempeng benua. Rata-rata pergerakannya sekitar 10 cm/tahun. Akibatnya
lempeng samudera bertumbukan dengan lempeng benua. Akibat tumbukan
tersebut ada bagian-bagian yang terangkat menjadi pegunungan.
Wilayah-wilayah dunia yang merupakan pertemuan lempeng ditandai
dengan banyaknya deretan pegunungan. Perbukitan kapur adalah contoh
permukan bumi yang terangkat. Pada mulanya perbukitan kapur berasal dari
dasar laut. Oleh karena ada tekanan dari dalam bumi, maka dasar laut
terangkat hingga di atas permukaan laut. Adanya proses erosi dasar laut yang
terangkat tersebut kemudian menjadi perbukitan.
Berdasarkan gelombang seismic struktur internal bumi dapat dibedakan
menjadi tiga komponen utama, yaitu inti (core), mantel (mantle) dan kerak
(crust).
• Inti bumi (core)
Dipusat bumi terdapat inti yang berkedalaman 2900-6371 km.
Terbagi menjadi dua macam yaitu inti luar dan inti dalam. Inti luar
berupa zat cair yang memiliki kedalaman 2900-5100 km dan inti dalam
berupa zat padat yang berkedalaman 5100-6371 km. Inti luar dan inti
dalam dipisahkan oleh Lehman Discontinuity.
Dari data Geofisika material inti bumi memiliki berat jenis yang
sama dengan berat jenis meteorit logam yang terdiri dari besi dan
nikel. Atas dasar ini para ahli percaya bahwa inti bumi tersusun oleh
senyawa besi dan nikel.
• Mantel bumi (mantle)
Inti bumi dibungkus oleh mantel yang berkomposisi kaya
magnesium. Inti dan mantel dibatasi oleh Gutenberg Discontinuity.
Mantel bumi terbagi menjadi dua yaitu mantel atas yang bersifat plastis
sampai semiplastis memiliki kedalaman sampai 400 km. Mantel bawah
bersifat padat dan memiliki kedalaman sampai 2900 km.
Mantel atas bagian atas yang mengalasi kerak bersifat padat dan
bersama dengan kerak membentuk satu kesatuan yang dinamakan
litosfer. Mantel atas bagian bawah yang bersifat plastis atau
semiplastis disebut sebagi asthenosfer.
• Kerak bumi (crust)
8
Kerak bumi merupakan bagian terluar lapisan bumi dan memiliki
ketebalan 5-80 km. kerak dengan mantel dibatasi oleh Mohorovivic
Discontinuity. Kerak bumi dominan tersusun oleh feldsfar dan mineral
silikat lainnya.
Kerak bumi dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
- Kerak samudra, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si, Fe,
Mg yang disebut sima. Ketebalan kerak samudra berkisar
antara 5-15 km (Condie, 1982)dengan berat jenis rata-rata 3
gm/cc. Kerak samudra biasanya disebut lapisan basaltis
karena batuan penyusunnya terutama berkomposisi basalt.
- Kerak benua, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si dan Al,
oleh karenanya di sebut sial. Ketebalan kerak benua berkisar
antara 30-80 km (Condie !982) rata-rata 35 km dengan berat
jenis rata-rata sekitar 2,85 gm/cc. kerak benua biasanya
disebut sebagai lapisan granitis karena batuan penyusunya
terutama terdiri dari batuan yang berkomposisi granit
Teori Pembentukan Kerak Bumi
Teori Pembentukan Kerak Bumi dari waktu ke waktu selalu
mengalami perubahan. Hal ini telah menjadi bahan pemikiran para ahli untuk
mengungkap proses perubahan dan perkembangan kulit bumi pada masa
lalu, sekarang dan prediksi pada masa yang akan datang. Adapun berbagai
teori terbentuknya kulit bumi yang dikemukakan para ahli antara lain sebagai
berikut.
1. Teori kontraksi (Contraction theory) Teori ini dikemukakan pertama kali
oleh Descrates (15961650).Ia menyatakan bahwa bumi semakin lama
semakin susut dan mengkerut yang disebabkan oleh terjadinya proses
pendinginan, sehingga di bagian permukaannya terbentuk relief berupa
gunung, lembah, dan dataran. Teori kontraksi didukung pula oleh James
Dana (1847) dan Elie de Baumant (1852). Mereka berpendapat bahwa
bumi mengalami pengerutan karena terjadi proses pendinginan di bagian
dalam bumi yang mengakibatkan bagian permukaan bumi mengerut
membentuk pegunungan dan lembah-lembah.
2. Teori dua benua (Laurasia-Gondwana theory) Teori ini menyatakan bahwa
pada awalnya bumi terdiri atas dua benua yang sangat besar, yaitu
9
Laurasia di sekitar kutub utara dan Gondwana di sekitar kutub selatan
bumi.Kedua benua tersebut kemudian bergerak perlahan ke arah equator
bumi, sehingga akhirnya terpecah-pecah menjadi benua benua yang lebih
kecil.Laurasia terpecah menjadi Asia, Eropa dan Amerika Utara,
sedangkan Gondwana terpecah menjadi Afrika, Australia dan Amerika
Selatan. Teori Laurasia-Gondwana kali pertama dikemukakan oleh
Edward Zuess pada 1884.
3. Teori pengapungan benua (Continental drift theory) Teori pengapungan
benua dikemukakan oleh Alfred Wegener pada 1912.Ia menyatakan
bahwa pada awalnya di bumi hanya ada satu benua maha besar yang
disebut Pangea. Menurutnya benua tersebut kemudian terpecah-pecah
dan terus bergerak melalui dasar laut.Gerakan rotasi bumi yang
sentripugal, mengakibatkan pecahan benua tersebut bergerak ke arah
barat menuju equator.Teori ini didukung oleh bukti-bukti berupa kesamaan
garis pantai Afrika bagian barat dengan Amerika Selatan bagian timur,
serta adanya kesamaan batuan dan fosil pada kedua daerah tersebut.
4. Teori konveksi (Convection theory) Menurut teori konveksi yang
dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess dan dikembangkan
lebih lanjut oleh Robert Diesz, menyatakan bahwa di dalam bumi yang
masih dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah
lapisan kulit bumi yang berada di atasnya, sehingga ketika arus konveksi
yang membawa materi berupa lava sampai ke permukaan bumi di mid
oceanic ridge (punggung tengah samudera), lava tersebut akan membeku
membentuk lapisan kulit bumi yang baru menggeser dan menggantikan
kulit bumi yang lebih tua. Bukti kebenaran teori konveksi adalah
terdapatnya tanggul dasar samudera (Mid Oceanic Ridge), seperti Mid
Atlantic Ridge dan Pasific-Atlantic Ridge. Bukti lainnya didasarkan pada
penelitian umur dasar laut yang membuktikan bahwa semakin jauh dari
punggung tengah samudera, umur batuan semakin tua.Artinya terdapat
gerakan yang berasal dari Mid Oceanic Ridge ke arah berlawanan yang
disebabkan oleh adanya arus konveksi dari lapisan di bawah kulit bumi.
5. Teori lempeng tektonik (Plate Tectonic theory) Seperti dijelaskan
sebelumnya bahwa planet bumi terdiri atas sejumlah lapisan. Lapisan
bagian atas bumi merupakan bagian yang tegar dan kaku berada pada
10
suatu lapisan yang plastik atau cair. Hal ini mengakibatkan lapisan
permukaaan bumi bagian atas menjadi tidak stabil dan selalu bergerak
sesuai dengan gerakan yang berada di bawahnya.Keadaan inilah yang
melatarbelakangi lahirnya teori Lempeng Tektonik. Lahirnya teori lempeng
tektonik (tectonic Plate theory) pada tahun 1968 merupakan kenyataan
mutakhir dalam geologi yang menunjukkan terjadinya evolusi bentuk
permukaan bumi. Teori lempeng tektonik dikemukakan oleh Tozo Wilso.
Berdasarkan teori ini, kulit bumi atau litosfer terdiri atas beberapa lempeng
tektonik yang berada di atas lapisan astenosfer, Lempeng-lempeng
tektonik pembentuk kulit bumi selalu bergerak karena pengaruh arus
konveksi yang terjadi pada lapisan astenosfer yang berada di bawah
lempeng tektonik kulit bumi.Litosfer sebagai lapisan paling luar dari badan
bumi, bagaikan kulit ari pada kulit manusia dan merupakan lapisan kerak
bumi yang tipis.Prinsip teori tektonik lempeng adalah kulit bumi terdiri atas
lempeng-lempeng yang kaku dengan bentuk tidak beraturan. Dinamakan
lempeng karena bagian litosfer mempunyai ukuran yang besar di kedua
dimensi horizontal (panjang dan lebar), tetapi berukuran kecil pada arah
vertikal (ketebalan). Bandingkan dengan daun meja, daun pintu, atau
lantai di kelas kalian! Lempeng ini terdiri atas lempeng benua (tebal sekitar
40 km) dan lempeng samudera (tebal sekitar 10 km). Kedua lempeng
tersebut berada di atas lapisan astenosfer dengan kecepatan rata-rata 10
cm/tahun atau 100 km/10 juta tahun. Astenosfer merupakan suatu lapisan
yang cair (kental) dan sangat panas. Panasnya cairan astenosfer
senantiasa memberikan kekuatan besar dari dalam bumi untuk
menggerakkan lempeng-lempeng secara tidak beraturan.Kekuatan ini
dinamakan tenaga endogen yang telah menghasilkan berbagai bentuk di
permukaan bumi. Di bumi ini litosfer terpecah-pecah menjadi sekitar 12
lempeng. Teori lempeng tektonik banyak didukung oleh fakta ilmiah,
terutama dari data penelitian geologi, geologi kelautan, kemagnetan purba,
kegempaan, pendugaan paleontologi, dan pemboran laut dalam. Lahirnya
teori lempeng tektonik sebenarnya merupakan jalinan dari berbagai
konsep dan teori lama seperti Teori Apungan Benua, Teori Arus Konveksi,
Teori Pemekaran Lantai samudera, dan Teori Sesar Mendatar,
sebagaimana telah dijelaskan pada teori-teori di atas. Berdasarkan kajian
11
para ahli, lempeng tektonik yang tersebar di permukaan bumi dapat dilihat
pada gambar berikut ini. Lempeng-lempeng tersebut selalu bergerak dan
mendesak satu sama lain. Lempeng tektonik bagian atas disebut lempeng
samudera, sedangkan lempeng tektonik pada bagian atas terdapat masa
kontinen disebut lempeng benua. Kedua lempeng ini memiliki sifat yang
berbeda. Apabila dua lempeng yang berbeda sifat tersebut saling
mendekat, umumnya lempeng samudera akan ditekuk ke bawah lempeng
benua hingga jauh ke dalam lapisan astenosfer.
B. Lempeng Tektonik
Bumi memiliki struktur dalam yang hampir sama dengan telur. Kuning
telurnya adalah inti, putih telurnya adalah selubung, dan cangkang telurnya
adalah kerak. Berdasarkan penyusunnya lapisan bumi terbagi atas litosfer,
astenosfer, dan mesosfer.
Litosfer adalah lapisan paling luar bumi (tebal kira-kira 100 km) dan
terdiri dari kerak bumi dan bagian atas selubung. Litosfer memiliki
kemampuan menahan beban permukaan yang luas misalkan gunungapi.
Litosfer bersuhu dingin dan kaku. Di bawah litosfer pada kedalaman kira-kira
700 km terdapat astenosfer. Astenosfer hampir berada dalam titik leburnya
dan karena itu bersifat seperti fluida. Astenosfer mengalir akibat tekanan yang
terjadi sepanjang waktu. Lapisan berikutnya mesosfer. Mesosfer lebih kaku
dibandingkan astenosfer namun lebih kental dibandingkan litosfer. Mesosfer
terdiri dari sebagian besar selubung hingga inti bumi.
Menurut teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi kita terbuat dari
suatu lempengan tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif
terhadap yang lain. Gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini
tercipta hingga sekarang. Teori Lempeng Tektonik muncul sejak tahun 1960-
an, dan hingga kini teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa
geologis, seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi, juga
tentang bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudra.
Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust)
ataupun kerak samudra (oceanic crust), dan lapisan batuan teratas dari
mantel bumi (earth’s mantle). Kerak benua dan kerak samudra, beserta
lapisan teratas mantel ini dinamakan litosfer. Kepadatan material pada kerak
12
samudra lebih tinggi dibanding kepadatan pada kerak benua. Demikian pula,
elemen-elemen zat pada kerak samudra (mafik) lebih berat dibanding
elemen-elemen pada kerak benua (felsik).
Di bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair yang dinamakan
astenosfer. Karena suhu dan tekanan di lapisan astenosfer ini sangat tinggi,
batu-batuan di lapisan ini bergerak mengalir seperti cairan (fluid).
Litosfer terbentuk dari lempeng-lempeng besar dan kecil yg saling
bergerak dengan laju kecepatan sampai dengan 12 cm/tahun, lempeng-
lempeng tersebut:
1. Lempeng Indo-Australia (kini L.Australia dan L. India)
2. Lempeng Eurasia
3. Lempeng Pasifik
4. Lempeng Nazca
5. Lempeng Amerika Utara
6. Lempeng Amerika Selatan
7. Lempeng Artarktika
8. Lempeng Afrika
Pergerakan Lempeng
Arus konveksi memindahkan panas melalui zat cair atau gas.
Gambar poci kopi menunjukkan dua arus konveksi dalam zat cair.
Perhatikan, air yang dekat dengan api akan naik, saat dingin di
permukaan air kembali turun. Para ilmuwan menduga arus konveksi
dalam selubung itulah yang membuat lempeng-lempeng bergerak.
Karena suhu selubung amat panas, bagian-bagian di selubung bisa
mengalir seperti cairan yang tipis.
Lempeng-lempeng itu bergerak seperti ban berjalan berukuran
besar. Pergerakan lempeng kerakbumi ada 3 macam yaitu
pergerakan yang saling mendekati (konvergen), saling menjauh
(divergen) dan saling berpapasan (transform).Selain itu ada jenis lain
yang cukup kompleks namun jarang, yaitu pertemuan simpang tiga
(triple junction) dimana tiga lempeng kerak bertemu.
a. Batas Divergen
13
Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai
(break apart). Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer
menipis dan terbelah, membentuk batas divergen.
Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan pemekaran dasar
laut (seafloor spreading). Sedangkan pada lempeng benua, proses ini
menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift valley) akibat adanya
celah antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut.
Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu
contoh divergensi yang paling terkenal, membujur dari utara ke selatan di
sepanjang Samudra Atlantik, membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan
Benua Amerika.
b. Batas Konvergen
Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah
kerak bumi, yang mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu
satu sama lain (one slip beneath another).
Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong ke bawah
lempeng benua atau lempeng samudra lain disebut dengan zona
tunjaman (subduction zones). Di zona tunjaman inilah sering terjadi
gempa. Pematang gunung-api (volcanic ridges) dan parit samudra
(oceanic trenches) juga terbentuk di wilayah ini.
Batas konvergen ada 3 macam, yaitu 1) antara lempeng benua
dengan lempeng samudra, 2) antara dua lempeng samudra, dan 3)
antara dua lempeng benua.
- Konvergen lempeng benua—samudra (Oceanic—Continental)
Ketika suatu lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng
benua, lempeng ini masuk ke lapisan astenosfer yang suhunya lebih
tinggi, kemudian meleleh. Pada lapisan litosfer tepat di atasnya,
terbentuklah deretan gunung berapi (volcanic mountain range).
Sementara di dasar laut tepat di bagian terjadi penunjaman, terbentuklah
parit samudra (oceanic trench).
Pegunungan Andes di Amerika Selatan adalah salah satu
pegunungan yang terbentuk dari proses ini. Pegunungan ini terbentuk
dari konvergensi antara Lempeng Nazka dan Lempeng Amerika Selatan.
- Konvergen lempeng samudra—samudra (Oceanic—Oceanic)
14
Salah satu lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng
samudra lainnya, menyebabkan terbentuknya parit di dasar laut, dan
deretan gunung berapi yang pararel terhadap parit tersebut, juga di dasar
laut. Puncak sebagian gunung berapi ini ada yang timbul sampai ke
permukaan, membentuk gugusan pulau vulkanik (volcanic island chain).
Pulau Aleutian di Alaska adalah salah satu contoh pulau vulkanik
dari proses ini. Pulau ini terbentuk dari konvergensi antara Lempeng
Pasifik dan Lempeng Amerika Utara.
- Konvergen lempeng benua-benua (Continental—Continental)
salah satu lempeng benua menunjam ke bawah lempeng benua lainnya.
Karena keduanya adalah lempeng benua, materialnya tidak terlalu padat
dan tidak cukup berat untuk tenggelam masuk ke astenosfer dan
meleleh. Wilayah di bagian yang bertumbukan mengeras dan menebal,
membentuk deretan pegunungan non vulkanik (mountain range).
Pegunungan Himalaya dan Plato Tibet adalah salah satu contoh
pegunungan yang terbentuk dari proses ini. Pegunungan ini terbentuk
dari konvergensi antara Lempeng India dan Lempeng Eurasia.
Pergerakan lempeng kerakbumi yang saling bertumbukan akan
membentuk zona sudaksi dan menimbulkan gaya yang bekerja baik
horizontal maupun vertikal, yang akan membentuk pegunungan lipatan,
jalur gunungapi/magmatik, persesaran batuan, dan jalur gempabumi
serta terbentuknya wilayah tektonik tertentu.
Selain itu terbentuk juga berbagai jenis cekungan pengendapan
batuan sedimen seperti palung (parit), cekungan busurmuka, cekungan
antar gunung dan cekungan busur belakang. Pada jalur
gunungapi/magmatik biasanya akan terbentuk zona mineralisasi emas,
perak dan tembaga, sedangkan pada jalur penunjaman akan ditemukan
mineral kromit. Setiap wilayah tektonik memiliki ciri atau indikasi tertentu,
baik batuan, mineralisasi, struktur maupun kegempaanya.
c. Batas Transform
Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar
(slide each other), yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah.
Keduanya tidak saling memberai maupun saling menumpu. Batas
transform ini juga dikenal sebagai sesar ubahan-bentuk (transform fault)
15
Kerak Bumi merupakan bagian kaku paling atas dari Litosfer, suatu dasar
yang didefinisikan sebagai seismik diskontuinitas yang menonjol. Terdapat
tiga jenis kerak bumi. Yaitu kerak samudera, kerak benua, dan kerak transisi,
yang mana kerak samudera dan kerak benua mendominasi di bumi ini.
Struktur Lapisan Kulit Bumi (litosfer) Lithosfer berasal dari kata lithos
artinya batuan dan sphere yang berarti lapisan. Jadi Lithosfer adalah lapisan
kulit bumi. Kulit bumi terdiri atas beberapa lapisan sebagai berikut.
1. Lapaisan Inti Bumi (Barisfer) merupakan bahan padat yang terdiri dari
lapisan nife (nicellum: nikel dan ferrum: besi), jari-jari kurang lebih 3.470
km.
2. Lapisan Pengantara (Astenosfer/mantel bumi) merupakan bahan cair
yang bersuhu tinggi dan berpijar, kurang lebih tebalnya sekitar 1.700 km.
3. Lapisan Luar (Lithosfer) yang terletak dibagian luar dari bumi yang terdiri
atas dua lapisan, yaitu lapisan sial (silinsium allumunium) dan lapisan
sima (silinsium magnesium). Lapisan sial merupakan lapisan yang
bersifat padat dan kaku dengan ketebalan rata-rata 1.200 km dan lapisan
ini juga di namakan kerak bumi.
Dilihat dari batuan tertua yang telah ditemukan ahli geologi di dunia yang
berasal dari sebuah daerah di Kanada, Great Slave, maka dapat diketahui
bahwa umur dari batuan ini hampir sama dengan tahun awal pembentukkan
kerak benua. Hal ini didukung pula dengan mineral tertua di dunia yang
diketahui yaitu zircon yang berasal dari sedimen Australia, yang diperkirakan
provenance (batuan asal) dari batuan metamorf. Selain itu, kristalisasi dari
Zircon juga berasal dari waktu yang sama ketika batuan tersebut terbentuk
atau dengan kata lain permulaan dari terbentuknya kerak benua pertama di
bumi.
C. Struktur Seismik Kerak Bumi
- The Moho
Diskontuinitas Mohorovicic atau Moho adalah seismik diskontinuitas
yang paling jauh di dalam bumi dan mendefinisikan dasar dari kerak
bumi. Kedalamannya sekitar 3 kilometer di gunung laut hingga 70
16
kilometer di daerah tubrukan orogenik, dan ditandai dengan meningkat
drastisnya kecepatan dari gelombang Seismik P dari kurang dari 7.6 km/s
menjadi lebih dari 8 km/sec. Karena kerak memiliki komposisi yang
berbeda dari mantel, Moho menyerang bukti dari deferensiasi Bumi. Studi
Seismik refraksi dan seismik refleksi yang secara detil mengindikasikan
bahwa Moho bukanlah batas simpel secara global. Dalam beberapa
kerak, seperti orogenik yang saling bertabrakan, Offset Moho sering
terjadi pada struktur sesar normal yang rumit. Contohnya adalah orogenik
Himalaya, dengan offset dalam Moho 20 kilometer dikenali dibawah sutur
Indus. Offset ini diproduksi sebagai lapisan kerak yang di dorong ke atas
dari setiap lapisan lainnya pada penujaman Himalayan. Di dalam kerak
bumi, ketika proses extensi berlangsung, seperti rifting benua,
diskontinuitas seismik yang tajam sering menghilang, dan kecepatan
seismik berubah secara berangsur-angsur dari kerak bumi menuju titik
mantel.
- Magnetisme Kerak Bumi
Anomali magnetisme kerak bumi diproduksi oleh batuan yang
memiliki sifat kemagnetan (feromagnesium) di dalam kerak bumi dan,
seperti anomali gravitasi, memberikan rata-rata alat untuk mengusut unit
batuan mayor/utama dan diskontinuitas struktural di dalam pelindung
sedimen dalam platform area tersebut. Bagian yang paling sering, mereka
merefleksikan distribusi dari magnetit dalam batuan atas pada kerak bumi
dalam setiap dinding dan platform area, anomali magnetik
memperlihatkan pola melingkar yang melebar.
Anomali yang lebar ini berhubungan ke bagian lebih dalam kerak
inhomogeities dangkal, anomali sempit ke dekat permukaan sesar atau
intrusi mafik dan ultramafik. Dalam daerah dinding busur graniticgneiss
biasanya berkorelasi dengan tingginya magnetic dan sabuk mafik gunung
api yang berkadar rendah. Diskontinuitas struktural, seperti sesar mayor
dan batas daerah kerak, juga memproduksi anomali, juga memproduksi
anomali magnetik. Pola anomali magnetik di orogenic Fanerozoikum dan
Island arc lebih rumit dan menunjukkan jarak yang lebar dari amplitudo.
Dalam pemanjangannya, kerak yang relatif panas, seperti cekungan dan
17
provinsi di jarak tertentu, anomali magnetik memiliki amplitudo yang kecil,
mengindikasikan bahwa kerak yang rendah dan atau mantel bagian atas
diatas titik magnetit Curie. Kerak samudera memiliki karakteristik
magnetik yang bergaris linear dan berbentuk strip yang memiliki puncak
gunungan kasar paralel. Anomali ini berkurang hingga tidak ada di back
arc basin, di bagian yang dikarenakan temperaturnya tinggi di bawah
cekungan, di atas atau dekan ke temperatur magnetit Curie.
- Konduktivitas Elektrik Kerak Bumi
Meskipun distrubusi konduktivitas elektrik di dalam kerak benua
tidak terlalu dipahami (Jones, 1992), terdapat indikasi kuat bahwa
konduktivitas elektrik ini meningkat tajam pada banyak tempat di
kedalaman sedang pada kerak. Data juga menyarankan bahwa
konduktivitas kerak berkurang seiringn dengan umur dari kerak itu sendiri,
dengan inti dinding prekambrian yang memiliki konduktivitas yang lebih
rendah daripada batas yang lebih panasnya. Anomali konduktivitas kerak
linear telah dideskripsikan dari beberapa regional benua, seperti anomali
North American Central Plains (NACP), yang memperpanjang jarak yang
hampir 2000 km dari Tenggara Wyoming hingga ke ujung dinding Kanada
di Saskatchewan. Anomali ini segaris dengan sutur Proterozoic awal
mayor yang diekspos di dalam orogen Transhudson dan dengan sabuk
Cheyenne di tenggara Wyoming. Cukup memungkinkan bila NACP
diproduksi oleh reaksi dehidrasi di dalam zona sutur.
Beberapa sumber telah dipertimbangkan untuk konduktivitas tinggi
lapisan di tengah dan bawah kerak, dimana memiliki salinitas pori air
yang tinggi, dengan seringnya kutipan/pengambilan.
- Gravitasi Kerak
Dinding dan platform area dikarakterisasikan berdasarkan luasan
anomali gravitasi Bougure sekitar -10 sampai -50 mgal dan suatu waktu,
akan menajam anomalinya pada kepentngan lokal tertentu. Anomali
dengan lebar ratusan kilometer merefleksikan inhomogeneities dalam
kerak bawah atau kerak atas, dan mereka yang berukuran kecil
merefleksikan dekat permukaan batuan pada jenis tertentu atau zona
18
sesar. Anomali gravity dapat digunakan untuk mencari kecenderungan
struktural atau unit batuan dalam dinding Prekambrian dibawah lapisan
sedimenter dalam area platform. Kontak Tektonik antara daerah kerak
dalam dinding dan area platform (seperti diantara Grenville dan provinsi
besar Kanada) juga sering menunjukkan anomali gravitasi. Anomali
negatif yang besar dalam cekungan dan jangkauan provinsi dan di
kebanyakan rifting benua merefleksikan tipisnya kerak bawah dan
keberadaan dari dangkal, densitas yang rendah dari mantel atas. Anomali
gravitasi positif yang kecil superimposed di anomali negatif regional
menyebabkan pusat dari beberapa rifting dan nampaknya disebabkan
oleh intrusi dekat permukaan dari magma mafik.
Anomali negatif diobservasi dekat palung yang merefleksikan
turunnya ketahanan litosfer menjadi mantel bagian atas. Beberapa profil
gravitasi mensugestikan penipisan kerak di bagian sisi laut dari palung.
Anomali Bouguer yang minimum pada gunung laut menyatakan mereka
isostatis dikompensasikan panas, densitas rendah dan mantel bagian
atas dibawahnnya. Hasil anomali Bouguer yang lebih kecil dalam batas
dan laut dari lapisan sedimen yang lebih tebal di dalam cekungan.
Anomali gravitasi isostatis yang lebih kecil dari kebanyakan kerak,
mengindikasikan dekatnya pencapaian equilibrium isostatis.
Pengecualian umum adalah sistem palung arc dimana litosfer dikonsumsi
oleh astenosfer. Tebalnya akar yang ada dibawah beberapa gunung, tapi
tidak dibawah gunung yang lain (misalnya gunung Rocky), mengindikasi
bahwa semakin tebal kerak tidak selalu dominan mekanisme kompensasi
isostatis.
19