tafsir ilmi kementerian agama ri epistemologi tafsir...

61
Untuk M TAFSI (Kajian Diaju Memenuhi S P R ILMI K Epistemo ARI N ukan kepada Salah Satu S Program St Konsentra Y KEMENT ologi Tafs OLEH IF RIJALU NIM: 14205 TESI a Pascasarja Syarat Guna tudi Aqidah si Studi al-Q YOGYAKA 2017 TERIAN ir Ayat-a H: UL FIKRY 511006 IS ana UIN Sun a Memperol dan Filsafa Qur’an dan ARTA 7 AGAMA ayat Kelau nan Kalijaga leh Gelar M at Islam Hadis A RI utan) a Magister Agama

Upload: hoangtuyen

Post on 07-Apr-2019

231 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

Untuk M

TAFSI

(Kajian

Diaju

Memenuhi S

P

R ILMI K

Epistemo

ARIN

ukan kepada

Salah Satu S

Program St

Konsentra

Y

KEMENT

ologi Tafs

OLEH

IF RIJALUNIM: 14205

TESI

a Pascasarja

Syarat Guna

tudi Aqidah

si Studi al-Q

YOGYAKA

2017

TERIAN

ir Ayat-a

H:

UL FIKRY511006

IS

ana UIN Sun

a Memperol

dan Filsafa

Qur’an dan

ARTA

7

AGAMA

ayat Kelau

nan Kalijaga

leh Gelar M

at Islam

Hadis

A RI

utan)

a

Magister Agama

Page 2: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

PERI\TYATAAI\ KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah im :

Nama

NIM

Jenjang

Program Studi

Konsenfasi

Arif Rijalul Fikry, S.Th.l

14205 r 1006

Magister (S2)

Aqidah dan Filsafat

Studi al-Qur'an dan Hadis

Menyatakan bahwa naskah tesis ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/

karya saya sendiri kecuali bagian-bagian yang dirujuk sumbemya.

Yogyakart4 5 Januari 2017Saya yang menyatakan,

Arif Rijalul Fikry, S.Th.lNIM: 1420511006

Page 3: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

PERNYATAAI\ BEBAS PLAGIASI

Yang bertanda taagan dibawah ini :

Nama

NIM

Jenjang

Program Studi

Konsentrasi

Arif Rijalul Fikry, S.Th.I

14205r 1006

Magister (S2)

Aqidah dan Filsafat

Al{ur'an dan Hadis

Menyatakan bahwa naskah tesis ini secara keseluruhan benar-benar bebas dari

plagiasi. Jika di kernudian hari tertukti melakukan plagiasi, maka saya siap

ditindak sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

Yogyakarta 5 Januari 2017Saya yang menyatakarl

Fikry, S.Th.I

lll

NIM: 1420511006

Page 4: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

PERSETUJUAI\I TIM PENGUJI

UJIAN TESIS

: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI (Kajian Epistemologi

Tafsir Ayat-ayat Kelautan)

Arif Rijalul Fikry

142051 1006

Aqidah dan Filsafat

Studi al-Qur'an dan Hadis

Telah disetujui tim penguji ujian munaqasyah:

Ketua Sidang/ Penguji . : Dr. Phil. Munirul lchwan, tF, M.A.

Tesis berjudul

Nama

NIM

Program Studi

Konsentrasi

Waklu

Hasil/ Nilai

Predikat

Pembimbing/ Penguji

Penguji

Diuji di Yogyakarta pada tanggal 30 Januari 2017

: Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin, M.Ae.(. fu.araZ|l

: Dr. H. Abdul Mustaqim, M.Ag.

:09.00. WIB

:91/A

: Dengas+Sas/Sangat Memuaskan/Aronu€sl€n

Page 5: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

KEMENTERIAN AGAMA REPBUBLIK INDONESIAT'NTVERSITAS ISLAM IIEGERI SI]NAN KALIJAGA

lJdD pa,scAsARJANA

Tesis berjudul

Nama

Nim

Program

Program studi

Konsentrasi

Tanggal Ujian

PENGESAIIAN

TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA N(Kajian Epistemologi Ayat-ayat Kelautan)

Arif Rijalul Fikry, S. Th. I.

142051 1006

Magister (S2)

Agama dan Filsafat Islam

Studi al-Qur'an dan Hadis

:30 Januari 2017

Telah dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister

Agama(M.Ag.)

Yogyakart4 I Februari 2017

Phil., Ph.D.199503 I 002

;';#,::4

Page 6: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

NOTADINAS PEMBIMBING

Kepada Yth.

,Derektg-r Pasq4sarj anaUIN Sunan KalijagaYogyakarta

Assalamualaikum, Wr. W.

Seteiah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap penulisan tesis yang

berjudul: TAf,'SIR ILI4I KEMENTERIAN AGAMA RI (Kajian Epistemologi

Ayat-ayat Kelautan)

Yang dihrlis oleh: .

Nama : Arif Rijalul Fikry, S. Th. I.

Nim :1424511006

Program : Magister (S2)

Plogriiiii setudi : Aqidah dzitr Filsafat

Konsentrasi : Studi Qur'an dan Hadis

Sala berpelndap2it bahwa tesis tersebut stidah dapat diajukan kepada Paseasarjana

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai salah satu syarat untuk diuji dalam

faiigka fiieffrperoleh gelar Mirgister Agama.

IF as s alamu' alaikum, Ilr. Wb.

Yogyakarta 28 Desember 2016Pembimbing

u' Prof. Dr. H. Muhammad, M.Ag.NIP. 1959051519900i r002

Page 7: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

vii

MOTTO

LAHIR BAWA POTENSI MATI MEMBAWA INVESTASI

Wahai Anak Muda Jika Engkau tak Sanggup Menahan Lelahnya Belajar

Maka Engkau Harus Menanggung Pahitnya Kebodohan

(Pythagoras)

Page 8: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

viii

KATA PENGANTAR

Berkat rahmat dan pertolongan Allah swt. penulis akhirnya dapat

menyelesaikan tesis dengan judul: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI

(Kajian Epistemologi Ayat-Ayat Kelautan). Meskipun demikian, semaksimal

usaha manusia tentunya tidak akan lepas dari kekurangan dan kelemahan, karena

kesempurnaan hanyalah milik Allah swt. Oleh karenanya, saran dan kritik

membangun dari berbagai pihak senantiasa penulis harapkan.

Selanjutnya, penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat

bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis ingin mengucapkan rasa terima

kasih kepada :

1. Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A, Ph.D. Selaku Rektor UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta beserta seluruh jajarannya.

2. Prof. Noorhaidi Hasan, M.A, M.Phil., Ph.D., selaku direktur Program

Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Rof’ah, BSW, M.A, Ph.D., selaku kordinator Prodi S2 UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

Page 9: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

ix

4. Prof. Dr. H. Muhammad, M.Ag., selaku pembimbing yang telah memberikan

motivasi, arahan, serta bimbingan dengan penuh kesabaran sampai tesis ini

terselesaikan.

5. Segenap dosen prodi Agama dan filsafat konsentrasi al-Qur’an dan Hadis

yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan berguna bagi penulis untuk

tugas dan tanggung jawab selanjutnya.

6. Kedua orang tua yang tidak pernah berhenti untuk mendoakan dan

membimbing penulis dari mulai lahir hingga saat ini.

7. Saudara-saudariku, Yushi Itsnayanti Maulidah (Teteh), Erina Ni’matul Irodah

(Erin) Muhammad Azmi Tawakkal (Aji) dan Muhammad Fajrul Hijaz

Haromain (d’Ifaj) yang memberikan warna dan motivasi dalam kehidupan

penulis.

8. Keluarga besar PP Al-Jauhar dan PP Sunan Pandanaran. Terima kasih telah

mengajarkan penulis banyak ilmu yang insya Allah barakah.

9. Teman-teman Pascasarjana kelas SQH angkatan 2014.

10. Keluarga besar NINERS (Yuyun, Faiq, Atul, Lubab, Faizah, Nikmah, Ipin,

Zoe, Mbak Ika, Mbak Nunung, Munirah, Ita, Lala, Lek Nis, Nihayah, Azmil,

Mila, Izzah, Mbak Iin, Lila, Kusminah, Yafik, Aswar, Dafid, Azzam, Ikhlas,

Said, Faza, Mughzi, Trisna, Fadlul, Anis, Atho’, Zuhdi, Hasyim, Rizki, Ali,

Hulem, Adib, Tantan, Azhar, Ihya’, Najib, Aji, Sukri, Munir, Syauqi, Didik,

Chaleel, Ucup, dan Maghfur). Terimakasih telah mengajarkan banyak hal

dalam kebersamaan dan persaudaraan.

Page 10: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

ll_ Teman-teman mahasantri CSS MORA, khususnya CSS MORA llIN Sunan

Kalijaga, terima kasih atas motivasi dan kebersamaannya bersama penulis.

Keluarga besar santri Pon-Pes Aji Mahasiswa a1-Muhsin. Terimakasih atas

kerjasama kalian semua.

Semua pihak yang tanpa disadari telah membantu penulis kuliah.

Iazakunullah ahsn al-jaza'. Akhir kata semoga karya ini dapat bermanfaat.

Amin.

Yogyakart4 5 Januari 2017

Psnulis,

13.

Page 11: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

xi

PEDOMAN TRANSLITERASI

Pedoman Transliterasi Arab-Latin ini merujuk pada SKB Menteri Agama dan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, tertanggal 22 Januari 1988 No: 158/1987 dan

0543b/U/1987.

I. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

Alif ……. tidak dilambangkan أ

Ba>’ b Be ب

Ta>’ t Te ت

S|a>’ s\ es titik atas ث

Ji>m j Je ج

H{a>’ h} ha titik bawah ح

Kha>’ kh ka dan ha خ

Dal d De د

Z|al z\ zet titik atas ذ

Ra>’ r Er ر

Zai z Zet ز

Si>n s Es س

Page 12: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

xii

Syi>n sy es dan ye ش

S{a>d s} es titik bawah ص

D{a>d d} de titik bawah ض

T{a>’ t} te titik bawah ط

Z}a>’ z} zet titik bawah ظ

Ayn …‘… koma terbalik diatas‘ ع

Gayn g Ge غ

Fa>’ f Ef ف

Qa>f q Qi ق

Ka>f k Ka ك

La>m l El ل

Mi>m m Em م

Nu>n n En ن

Waw w We و

Ha>’ h Ha ه

Hamzah …’… Apostrof ء

Ya>’ y Ye ي

Page 13: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

xiii

II. Konsonan rangkap karena tasydi>d ditulis rangkap:

ditulis muta‘aqqidi>n

ditulis ‘iddah

III. Ta>’ marbu>t}ah di akhir kata

1. Bila dimatikan, ditulis h:

ditulis hibah

ditulis jizyah

(ketentuan ini tidak diperlukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap ke

dalam bahasa Indonesia seperti zakat, shalat dan sebagainya, kecuali dikehendaki

lafal aslinya).

2. Bila dihidupkan karena berangkaian dengan kata lain, ditulis t:

ditulis ni’matullah

ditulis zaka>tul-fit}ri

متعقدين

عدة

هبة

جزية

هللا نعمة

الفطر زكاة

Page 14: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

xiv

IV. Vokal pendek

ditulis a contoh ditulis d}araba (fathah) ــ

ditulis i contoh ditulis fahima (kasrah) ــ

ditulis u contoh ditulis kutiba (dammah) ــ

V. Vokal panjang:

1. Fathah+alif ditulis a> (garis di atas)

ditulis ja>hiliyyah

2. Fathah+alif maqs}u>r, ditulis a> (garis di atas)

ditulis yas‘a>

3. Kasrah+ya>’ mati, ditulis i> (garis di atas)

ditulis maji>d

4. Dammah+wau mati, ditulis u> (garis di atas)

ditulis furu>d

VI. Vokal rangkap:

1. Fathah+ya>’ mati, ditulis ai

ditulis bainakum

2. Fathah+wau mati, ditulis au

ditulis qaul

VII. Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata, dipisahkan dengan apostrof

ditulis a’antum

ditulis u‘iddat

ضرب

فهم

كتب

جاهلية

يسعى

جميد

فروض

بينكم

قول

اعدت

أأنتم

Page 15: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

xv

ditulis la’in syakartum

VIII. Kata sandang Alif+La>m

1. Bila diikuti huruf qamariyah ditulis al-

ditulis al-Qur’a>n

ditulis al-qiya>s

2. Bila diikuti huruf syamsiyyah, sama dengan huruf qamariyah

ditulis al-syams

ditulis al-sama>’

IX. Huruf besar

Huruf besar dalam tulisan Latin digunakan sesuai dengan Ejaan Yang

Disempurnakan (EYD).

X. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat dapat ditulis menurut penulisannya

ditulis z\awi> al-furu>d}

ditulis ahl al-sunnah

شكرمت لئن

القران

القياس

الشمس

السماء

الفروض ذوى

السنة أهل

Page 16: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

xvi

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Tafsir Ilmi Kementerian Agama RI (Kajian

Epistemologi Ayat-ayat Kelautan). Hal ini tidak lain karena keberadaan tafsir ilmi

masih menjadi perdebatan di kalangan ulama. Di samping itu, status Kementerian

Agama merupakan sebuah lembaga yang berada dalam struktural pemerintahan

Negara Indonesia. Kajian ini berupaya melihat sejauh mana kebenaran tafsir ilmi

ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan bagaimana kontribusi tafsir

ini terhadap masyarakat Indonesia. Mengingat tafsir ini lahir di kawasan yang

memiliki wilayah lautan yang sangat luas, bahkan dikenal dengan negara maritim.

Menarik untuk dicermati meskipun al-Qur’an diturunkan di kawasan

padang pasir tetapi dalam beberapa kesempatannya al-Qur’an menjelaskan akan

eksistensi laut. Al-Qur’an berulang kali menyebut atau memperkenalkan laut

kepada Rasulullah yang barang tentu akan disampaikan juga kepada umatnya.

Lebih lanjut, kata laut dengan semua bentuk derivasinya disebutkan sebanyak 41

kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak 12 kali. Ini

mengindikasikan bahwa laut merupakan salah satu hal yang penting untuk

dipikirkan. Bekerja sama dengan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)

yang kemudian membentuk tim penyusun terdiri dari para ulama dan ilmuwan.

Kemunculan Tafsir Ilmi ini tentunya memperkaya khazanah tafsir Indonesia.

Menarik untuk dikaji lebih mendalam mengingat tafsir dengan nuansa ilmiah ini

tergolong baru di ranah tanah air.

Berangkat dari deskripsi di atas, penulis mengkaji Tafsir Ilmi Kemenag ini

dengan menggunakan kacamata epistemologi tafsir. Adapun bahasan yang dikaji

terkait dengan hal ini adalah sumber-sumber penafsiran yang digunakan oleh tim

penyusun, metodologi yang ditempuh oleh tim penyusun dan validitas penafsiran

yang telah dilakukan oleh tim penyusun.

Penulisan tesis ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan

metode deskripsi-analitis dan menggunakan pendekatan historis-filosofis untuk

mengungkap epistemologi Tafsir Ilmi Kemenag: Samudra dalam Perspektif al-

Qur’an dan sains. Adapun hasil penelitian ini yaitu: Pertama, sumber penafsiran

yang dirujuk oleh tim penyusun diantaranya adalah al-Qur’an, Hadis, kitab klasik,

akal, hasil riset terkait dengan ilmu kelautan. Kedua, Metode penafsiran yang

ditempuh oleh tim penyusun adalah metode tematik. Tim penyusun menentukan

tema, menghimpun, mengklasifikasi dan mengkategorisasi ayat-ayat al-Qur’an

tentang kelautan. Setelah itu, tim penyusun menjelaskan dengan bantuan teori-

teori ilmiah yang terkait dengan ayat-ayat yang sudah di tentukan di atas. Ketiga,

mengenai validitas penafsiran, menurut teori koherensi, secara umum tim

penyusun konsisten dengan prinsip-prinsip penafsirannya meskipun pada

beberapa kasus terdapat keinkonsistensian. Secara korespondensi, tafsir ilmi ini

relevan dengan wilayah Indonesia sebagai negara maritim yang memerlukan

wawasan kelautan. Secara pragmatis, tafsir ilmi ini memiliki kebenaran karena

Kementerian Agama telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam

rangka meningkatkan mutu masyarakat melalui kualitas pemahaman dan

pengamalan agama dari perspektif al-Qur’an dan sains dalam hal kelautan.

Page 17: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

xvii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................ ii

SURAT BEBAS PLAGIASI ................................................................................ iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ........................................................................ iv

PENGESAHAN DIREKTUR ............................................................................... v

NOTA DINAS PEMBIMBING ........................................................................... vi

MOTTO ............................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ......................................................................... xi

ABSTRAK .......................................................................................................... xvi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................. 10

D. Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 10

E. Kerangka Teori........................................................................................... 14

F. Metode Penelitian....................................................................................... 18

G. Sistematika Pembahasan ............................................................................ 19

BAB II TAFSIR ILMI KEMENAG DAN

EPISTEMOLOGI TAFSIR INDONESIA

A. Tafsir Ilmi Kemenag .................................................................................. 21

1. Tim Penyusun ...................................................................................... 23

2. Latar Belakang dan Motivasi Penyusunan ........................................... 26

Page 18: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

xviii

3. Prinsip Dasar Penyusunan Tafsir Ilmi.................................................. 29

4. Tafsir Ilmi dalam Pandangan Ulama.................................................... 30

B. Konstruk Epistemologi Tafsir Indonesia ................................................... 34

1. Definisi dan Ruang Lingkup Epistemologi .......................................... 34

2. Epistemologi Tafsir .............................................................................. 38

3. Sketsa Perkembangan Epistemologi Tafsir Ilmi di Indonesia ............. 40

a. Periodesasi Literatur Tafsir al-Qur’an di Indonesia ....................... 40

b. Paradigma Epistemologi Tafsir Kontemporer ............................... 42

4. Signifikansi Kajian Epistemologi Tafsir .............................................. 47

BAB III LAUTAN PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN SAINS DALAM

TAFSIR ILMI KEMENAG

A. Hakikat Lautan ........................................................................................... 50

1. Lautan dalam al-Qur’an ....................................................................... 50

2. Lautan dalam Tinjauan Sains ............................................................... 53

B. Lautan Sebagai Rahmat Allah .................................................................... 60

1. Lautan Sebagai Sumber Penghidupan .................................................. 60

2. Lautan Sebagai Sarana Transportasi .................................................... 65

3. Lautan Sebagai Sumber Energi ............................................................ 68

C. Fenomena Lautan Sevagai Tanda Kuasa Allah ......................................... 70

1. Batas Dua Laut ..................................................................................... 71

2. Ombak di Atas Ombak ......................................................................... 74

3. Api di Bawah Dasar Laut ..................................................................... 77

D. Bencana Lautan .......................................................................................... 80

1. Lautan Sebagai Potensi Bencana ......................................................... 80

2. Gelombang Badai ................................................................................. 83

3. Erosi dan Pencemararn Laut ................................................................ 85

BAB IV STRUKTUR EPISTEMOLOGI TAFSIR ILMI KEMENAG

TENTANG AYAT-AYAT LAUTAN

A. Sumber Penafisran ..................................................................................... 89

Page 19: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

xix

1. Sumber Naqli ....................................................................................... 91

a. Al-Qur’an ....................................................................................... 91

b. Hadis .............................................................................................. 96

c. Kitab-kitab Tafsir ........................................................................... 98

2. Sumber Aqli: akal, realitas dan hasil riset .......................................... 102

B. Metode Penafsiran .................................................................................... 107

C. Validitas Penafsiran ................................................................................. 116

1. Teori Koherensi .................................................................................. 117

2. Teori Korespondensi .......................................................................... 119

3. Teori Pragmatis .................................................................................. 122

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................. 126

B. Saran ......................................................................................................... 129

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 130

LAMPIRAN ........................................................................................................ 136

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... 146

Page 20: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an banyak membicarakan tentang ibadah, hukum dan akhlak.

Sementara itu, al-Qur’an juga memberikan perhatian kepada ilmu-ilmu

pengetahuan empiris, termasuk di dalamnya ilmu sosial dan ilmu alam untuk

kepentingan hidup manusia di alam realitas ini sebagai khalifah atau pelaksana

tatanan hidup di bumi alam raya. Pernyataan ini dijelaskan oleh Allah Swt. Swt.

dalam al-Qur’an surat al-An’a>m (6): 165.1 Dari pernyataan tersebut, hubungan

antara ilmu pengetahuan (baca: sains) dengan teks suci (baca: al-Qur’an)2 bisa

1 Adapun redaksi ayat di atas sebagai berikut.

يوهو رضجعلكمخلئفٱلذربذكسيعٱل إنذ كم بلوكمفماءاتى ورفعبعضكمفوقبعضدرجتل

ۥإونذهٱلعقاب ١٦٥لغفوررذحيمSelain itu, banyak pula ayat al-Qur’an yang memerintahkan umat manusia yang diberi keutamaan

berupa akal untuk melihat, memikirkan, merenungi dan mengkaji apa yang terdapat di alam dunia

ini.

2 Terjadi perdebatan di kalangan para ulama dan ilmuwan tentang hubungan agama

dengan ilmu pengetahuan. Tafsir termasuk bagian dari agama karena ketika mengkaji sebuah

agama tidak bisa dipisahkan dari kitab sucinya masing-masing. Ian G. Barbour membagi

perdebatan tersebut kedalam empat tipologi. Pertama, tipologi konflik; tipe ini menganggap

bahwa agama dan ilmu pengetahuan itu saling bertentangan. Tipologi ini dipegang oleh kelompok

materialism ilmiah dan kelompok literalisme kitab suci. Kedua, tipologi independensi; pandangan

ini beranggapan bahwa semestinya tidak perlu ada konflik, karena ilmu pengetahuan atau sains

dan agama berada di domain yang berbeda. Ketiga, tipologi dialog; bentuk ini berupaya

membandingkan metodologi kedua bidang (agama dan sains) yang dapat menunjukkan adanya

hubungan teologis dan pencarian ilmiah tentang hubungan ini, baik itu persamaan maupun

perbedaanya. Keempat, tipologi integrasi; tipe ini dapat terjadi pada kalangan yang mencari titik

temu diantara keduanya. Dengan kata lain menyetujui akan perumusan ulang gagasan-gagasan

teologi tradisional yang lebih ekstensif dan sistematis daripada yang dilakukan oleh tipe dialog.

Page 21: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

2

berlangsung wajar jika ada kajian secara sistematik dan komprehensif mengenai

konsep-konsep yang mungkin dihubungkan dari kedua wilayah tersebut. Ada

wilayah teks suci yang dihadirkan dan dipahami melalui perkembangan

kontemporer sains dan ada wilayah sains menerima nilai-nilai penerapannya dari

teks suci.3

Albert Einstein pernah menyatakan “knowledge without religion is blind

and religion without knowledge is lame”. Pernyataan ini menggugah para

ilmuwan dan intelektual, baik saintis dan sosiolog untuk mulai mencari

kemungkinan adanya kontribusi kitab suci terhadap keberadaan sains dan ilmu-

ilmu sosial humaniora juga teknologi. Dengan demikian, pekerjaan besar bagi

para mufasir untuk memberikan ruang kepada para ilmuwan agar mereka dapat

diizinkan masuk ke dunia tafsir kitab suci, termasuk al-Qur’an.

Ketika al-Qur’an diturunkan, Rasulullah Saw. Saw. menjadi otoritas utama

sebagai pemberi penjelasan kepada para sahabatnya mengenai arti maupun

kandungan al-Qur’an. Penjelasan tersebut diberikan terhadap ayat-ayat yang

sekiranya sukar untuk dipahami maksudnya.4 Setelah Rasulullah Saw. Saw. wafat,

para sahabat mulai memberikan penafsiran terhadap al-Qur’an sesuai dengan

kemampuan dan pemahaman mereka.

Penjelasan tentang hubungan agama dan ilmu pengetahuan dapat dilihat dalam Ian G. Barbour,

Juru Bicara Tuhan, terj. E.R. Muhammad (Bandung: Mizan, 2002), hlm. 97-98.

3 Andi Rosadisastra, Metode Tafsir Ayat-ayat Sains dan Sosial (Jakarta: Amzah, 2007),

hlm. 6.

4 M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam

Kehidupan Masyarakat (Bandung: Mizan, 2002), hlm. 71.

Page 22: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

3

Penafsiran al-Qur’an terus berlangsung mengingat dinamika kehidupan

mengalami perubahan dari masa ke masa. Pasca era sahabat mulai muncul tafsir

dengan berbagai macam corak penafsiran.5 Salah satunya adalah corak penafsiran

ilmiah atau lebih dikenal dengan tafsi>r ‘ilmi. Hal tersebut terjadi mengingat

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan usaha penafsir untuk memahami

ayat al-Qur’an sejalan dengan perkembangan ilmu itu sendiri.6

Secara eksplisit al-Qur’an memerintahkan manusia untuk memperhatikan

tanda-tanda yang ada di alam semesta, di alam sejarah dan di dalam diri manusia

sendiri dengan etos yang rasional dan empiris. Sebagaimana ayat berikut:

إنذ موتفخلق رضوٱلسذلٱختلفوٱل ٱلحرتريفٱلذتٱلفلكوٱنلذهاروٱلذ

نزلٱنلذاسبماينفعوماأ ماءمنٱللذ ٱلسذ حيابه

اءفأ رضمنمذ

ٱل بعدموتهاوبثذ

وتصيف دابذة منك حابوٱلريحفيها رٱلسذ ٱلمسخذ ماءبي رضوٱلسذ

أليتٱل

١٦٤لقوميعقلونSesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya

malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang

berguna bagi manusia, dan apa yang Allah Swt. turunkan dari langit

berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-

nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran

angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh

5 Seiring dengan perkembangan displin keilmuan yang ada, mulailah muncul tafsir yang

sesuai dengan nuansa pengetahuan mufasirnya. Hal ini mengingat tafsir sebagai satu bentuk

ekspresi intelektual mufasir dalam menjelaskan al-Qur’an sesuai dengan kemampuan manusia

masing-masing. Nuansa atau corak yang muncul pada waktu itu dan berkembang sampai saat ini

adalah tafsi>r falsafi, tafsi>r fiqhi, tafsi>r luga>wi>, tafsi>r s{u>fi> dan tafsi>r ada>b ijtima>'i. Lihat Abdul

Mustaqim, Dinamika Sejarah Tafsir al-Qur’an (Yogyakarta: Pondok Pesantren LSQ, 2012), hlm.

112.

6 Sebagai manifestasi dari ide-ide popular ini, pada tahun 1980-an, Liga Dunia Muslim di

Mekkah membentuk sebuah komite khusus yang bertugas untuk melakukan kajian terhadap

mu’jizat saintifik dalam al-Qur’an dan Sunnah. Komite tersebut disponsori oleh banyak ilmuan

dan cendekia muslim dari berbagai keahlian untuk tujuan melakukan eksplorasi dan membuktikan

adanya hubungan antara al-Qur’an dengan sains. Lihat Dale F. Eickelman, dkk, al-Qur’an Sains

dan Ilmu Sosial (Yogyakarta: eLSAQ Press, 2010), hlm. 4.

Page 23: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

4

(terdapat)tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah Swt.) bagi kaum

yang memikirkan. Q.S. al-Baqarah (2): 164.

Selain ayat di atas masih banyak ayat al-Qur’an yang objek ontologisnya

berkaitan dengan alam jagat raya, seperti langit dan bumi beserta segala isi di

dalamnya. Hal tersebut tentu nantinya akan mengacu kepada kaidah-kaidah ilmu

pengetahuan. Formulasi seperti ini harus dipegang sebagai epistemologi Islam

dalam menjawab tantangan mendatang.

Di era modern kontemporer ini, ilmu pengetahuan telah mengalami

kemajuan yang sangat signifikan. Berbagai penemuan ilmiah dan teori dalam ilmu

pengetahuan berkembang dengan sangat pesat.7 Sementara itu patut untuk

dicermati bahwa di dalam al-Qur’an banyak terdapat ayat-ayat yang berbicara

mengenai fenomena alam atau yang biasa dsebut ayat kauniyah. Lebih dari 750

ayat yang berbicara mengenai hal ini.8 Untuk menyingkap tabir rahasia ayat-ayat

kauniyah ini maka manusia memerlukan seperangkat alat yang dapat menjawab

atas fakta ilmiah tersebut. Salah satunya adalah melakukan penafsiran ayat-ayat

tersebut yang diistilahkan dengan tafsir ilmi.

Untuk zaman kontemporer seperti saat ini keberadaan tafsir ilmi menjadi

penting, sama pentingnya dengan penjelasan ayat-ayat hukum. Machasin

mengatakan bahwa menurut sebagian pakar, tafsir ilmi dapat menjadi “ilmu kalam

7 Hal ini sebagai akibat dari intensifnya kegiatan penelitian yang didukung oleh etos

ilmiah yang tinggi, dana yang berlimpah serta alat bantu penelitian yang canggih dan lengkap.

Ilmu pengetahuan yang dahulunya mampu dikuasai oleh umat Islam, kini sebagian besar dikuasai

masyarakat Barat. Lihat Poeradisastra, Sumbangan Islam terhadap Peradaban Eropa dan Barat

(Jakarta: P3M, 1980), hlm. 76.

8 Tant}awi al-Jauhari, al-Jawa>hir fi> Tafsi>r al-Qur’a>n al-Kari>m (Beirut: Da>r al-Fikr, tt), vol.

1, jilid 1, hlm. 7. Lihat juga Mahdi Ghulsyani, Filsafat-Sains Menurut al-Qur’an, terj. Agus

Effendi (Bandung: Mizan, 1998), hlm. 78-79.

Page 24: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

5

baru” yang dapat memperteguh keimanan manusia modern, khususnya di era ilmu

pengetahuan dan teknologi seperti saat ini.9 Ia menambahkan bahwa Allah Swt.

dalam memerintahkan manusia untuk memahami ayat-ayat al-Qur’an tidak pernah

membedakan antara kelompok ayat hukum, muamalah, ahlak dan akidah dengan

kelompok ayat-ayat kauniyah.

Maurice Bucaille, seorang ilmuwan Prancis dalam bukunya al-Qur’an,

Bibel dan Sains Modern mengemukakan bahwa tidak ada satu ayat pun dalam al-

Qur’an yang bertentangan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Inilah

kiranya yang menyebabkan besarnya perhatian para sarjana untuk mengetahui

lebih jauh model penafsiran al-Qur’an dengan pendekatan ilmu pengetahuan.10

Tafsir ilmi dalam studi al-Qur’an masih meninggalkan banyak perdebatan

secara akademis. Pada umumnya pertentangan yang terjadi adalah seputar relasi

al-Qur’an dan perkembangan ilmu pengetahuan yang dinamis. Menghadapi kasus

ini, penulis merasa penting untuk membawa diskusi ini dalam kajian

epistemologi. Kajian tersebut mempertanyakan tafsir sebagai sebuah persepsi

dalam pandangan penafsirnya, metode, sumber sekaligus melakukan validasi teks

dan konteks yang digunakan oleh mufasir. Dalam konteks ini, penulis mengkaji

TafsirIlmi: Samudra Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains.

Menarik untuk dicermati meskipun al-Qur’an diturunkan di kawasan

padang pasir tetapi dalam beberapa kesempatannya al-Qur’an menjelaskan akan

9 Machasin dalam “Pengantar”, Tafsir Ilmi: Samudra dalam Perspektif al-Qur’an dan

Sains (Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI, 2013), hlm.

xii.

10 Maurice Bucaile, Bibel, Qur’an dan Sains Modern, terj. H.M. Rasjidi (Jakarta: Bulan

Bintang, 1994), hlm. 5.

Page 25: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

6

eksistensi laut. Al-Qur’an berulang kali menyebut atau memperkenalkan laut

kepada Rasulullah Saw. yang barang tentu akan disampaikan juga kepada

umatnya. Lebih lanjut, kata laut dengan semua bentuk derivasinya disebutkan

sebanyak 41 kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak 12 kali.11 Ini

mengindikasikan bahwa laut merupakan salah satu hal yang penting untuk

dipikirkan. Di samping untuk menunjukkan kekuasaan Allah Swt., dalam

beberapa ayat juga digambarkan secara umum akan manfaat laut bagi

kelangsungan hidup manusia. Dengan demikian al-Qur’an begitu jelas

menerangkan keterkaitan kehidupan manusia dengan eksistensi laut.

Luasnya lautan melebihi luasnya daratan yang ada di muka bumi ini.

Hampir 70% air lautan menutupi pemukaan bumi. Ini menunjukkan ruang

kehidupan yang tersedia di lautan 300 kali lebih banyak dibandingkan dengan

daratan.12 Selain lautan memiliki panorama yang begitu indah dan ternyata air

laut pun memiliki keistimewaan dalam bidang fiqih. Ia menjadi salah satu air yang

bisa dijadikan untuk bersuci. Tanpa adanya laut, ekosistem hidup di dunia ini akan

terganggu. Hal ini mengingat selain laut menjadi produsen rantai makanan bagi

mahluk hidup, laut pun menjadi penghasilan bagi berbagai macam aneka profesi.

Meskipun begitu, pengetahuan akan lautan masih menyisakan banyak misteri

yang belum terpecahkan.

Seiring pentingnya laut bagi keberlangsungan makhluk hidup di dunia,

perlu adanya sikap yang bijak dalam upaya pemanfaatan dan kelestariannya.

11 Muhammad Fuad Abd al-Baqi, Mu’jam Mufahras\ li A<lfa>z} al-Qur’a >n al-Kari>m

(Indonesia: Maktabah Dahlan, t.th.), hlm. 145-146.

12 Tim Penyusun, Tafsir Ilmi: Samudra dalam…, hlm. 3.

Page 26: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

7

Eksplorasi kekayaan yang dimiliki oleh laut harus dibarengi dengan upaya

pencegahan rusaknya ekosistem laut. Dengan tindakan yang semena-mena,

kenikmatan yang dihasilkan dari laut tadi bisa menjadi sumber bencana bagi

mahluk hidup lainnya. Kegagalan dalam mempertahankan keseimbangan alam

berpotensi rusaknya alam di muka bumi ini.

Dalam konteks kenegaraan, Indonesia merupakan negara maritim atau

kepulauan terbesar di dunia. Antara pulau satu dengan pulau lainnya dipisahkan

oleh laut, tapi bukanlah menjadi penghalang bagi setiap suku bangsa di Indonesia

untuk saling berhubungan dengan suku-suku di pulau lainnya. Sejak zaman

dahulu, pelayaran dan perdagangan antar pulau telah berkembang dengan

menggunakan berbagai macam tipe perahu tradisional. Banyak masyarakat

Indonesia menjadi pelaut-pelaut handal yang menjelajahi untuk mengadakan

kontak dan interaksi dengan pihak luar. Pada zaman bahari telah menjadi trade

mark bahwa Indonesia merupakan negara maritim.13 Luasnya lautan menjadi

modal utama untuk membangun bangsa ini. Melihat sejarah yang ada maka tidak

heran jika muncul slogan “Nenek Moyangku Seorang Pelaut”.

Lautan menjadi suatu yang sangat penting sejak zaman dahulu sampai

zaman sekarang. Dengan mengoptimalkan potensi laut menjadikan bangsa

Indonesia maju karena Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk

mengembangkan laut. Laut akan memberikan manfaat yang sangat vital bagi

pertumbuham dan perkembangan perekonomian Indonesia atau perdagangan pada

13 Ahmad Yusam Thobroni, Fikih Kelautan: Perspektif al-Qur’an tentang Pengelolaan

Potensi Laut (Jakarta: Dian Rakyat, 2011), hlm. 3.

Page 27: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

8

khususnya. Melihat bagaimana kejayaan masa lampau yang diperoleh karena

mengoptimalkan potensi laut sebagai sarana dalam suksesnya perekonomian dan

ketahanan politik suatu negara, maka suatu hal yang wajar bila sekarang Indonesia

harus lebih mengembangkan laut demi tercapianya tujuan nasional.14 Fenomena

ini menarik untuk dicermati bagaimana al-Qur’an menjelaskan segala aspek

tentang lautan sehingga kekhawatiran-kekhawatiran tadi dapat dihindari.

Salah satu tafsir yang membahas tentang lautan adalah Tafsir Ilmi

Kementerian Agama. Tafsir ilmi ini merupakan representasi tafsir ilmi yang ada

di Indonesia.15 Tafsir ini berusaha memadukan penafsiran al-Qur’an dengan ilmu

sains untuk menghasilkan pemahaman ayat-ayat kauniyah secara komprehensif.

Bekerja sama dengan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) yang

kemudian membentuk tim penyusun terdiri dari para ulama dan ilmuwan.

Kemunculan tafsir ilmi ini tentunya memperkaya khazanah tafsir Indonesia.

Menarik untuk dikaji lebih mendalam mengingat tafsir dengan nuansa ilmiah ini

tergolong baru di ranah tanah air. Di samping itu, status Kementerian Agama

merupakan sebuah lembaga yang berada dalam struktural pemerintahan Negara

Indonesia. Konsep al-Qur’an mengenai lautan, jika diaplikasikan dalam

kehidupan manusia, terlebih disinergikan dengan perkembangan teknologi

14 Anugerah Nontji, Laut Nusantara (Jakarta: Djambatan, 1993), hlm. 1.

15 Perkembangan Tafsir Ilmi khususnya nuansa sains di Indonesia mulai muncul di abad

ke 20. Beberapa karya yang termasuk dalam kategori ini diantaranya Metode Ayat-ayat Sains dan

Sosial karya Andi Rosadisastra dan Ayat-ayat Semesta: Sisi al-Qur’an yang Terlupakan karya

Agus Purwanto Lihat M. Nurdin Zuhdi, Pasaraya Tafsir Indonesia dari Kontestasi Metodologi

hingga Kontekstualisasi (Yogyakarta: Kaukaba, 2014), 158. Adapun yang terakhir terbit adalah

Tafsir Salman: Tafsir Ilmiah Juz ‘Amma karya ITB.

Page 28: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

9

maritim saat ini yang sedemikian canggih dapat diasumsikan menjadi satu

alternatif pendukung bagi kesejahteraan manusia.

Dari pemaparan di atas, terdapat beberapa alasan mengapa penulis tertarik

untuk mengkaji tema ini. Pertama, Tafsir Ilmi Kemenag merupakan tafsir dengan

nuansa ilmiah yang disusun oleh para ulama Indonesia yang bekerja sama dengan

para ilmuwan Indonesia. Hal ini tentunya akan memberikan penjelasan

komprehensif terhadap masyarakat modern yang haus akan pemahaman ayat-ayat

kauniyah khususnya tentang laut. Kedua, Tafsir ini lahir di kawasan yang dikenal

dengan negara maritim. Kemenag yang notabene adalah lembaga pemerintahan

negara apakah mampu memberikan kontribusi terhadap kemajuan negeri ini dari

sektor kelautan melalui tafsir ilminya. Ketiga, Tafsir ilmi masih menyisakan

perdebatan secara akademis di kalangan ulama. Fenomena demikian, menuntut

untuk melakukan penelitian terhadap epistemologi tafsir guna mengetahui sejauh

mana penafsiran tersebut dapat dipertanggung jawabkan keabsahannya.

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang masalah tersebut, tesis yang ditulis ini

difokuskan pada tafsir ayat-ayat tentang lautan yang terdapat dalam Tafsir Ilmi

Kemenag. Untuk lebih jelasnya, peneliti merumuskan beberapa masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana hakikat laut menurut Tafsir Ilmi Kemenag?

2. Apa sumber penafsiran Kemenag dengan tim penyusunnya?

3. Bagaimana metode tafsir Kemenag dengan tim penyusunnya?

Page 29: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

10

4. Bagaimana validitas penafsiran Kemenag dengan tim penyusunnya?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dan manfaat

penelitian ini adalah:

1. Menjelaskan hakikat laut menurut Tafsir Ilmi Kemenag.

2. Mendeskripsikan sumber tafsir menurut Kemenag dengan tim

penyusunnya.

3. Mendeskripsikan secara komprehensif metodologi tim penyusun

dalam menafsirkan al-Qur’an serta mengetahui kontribusi karya

Kemenag dalam dunia penafsiran.

4. Mendeskripsikan tolak ukur validitas Tafsir Ilmi Kemenag dengan tim

penyusunnya.

5. Memberikan pemahaman komprehensif tentang tafsir kelautan

terlebih dengan menggunakan pendekatan saintifik.

D. Tinjauan Pustaka

Buku yang berjudul Al-Qur’an Menyelami Rahasia Lautan yang ditulis

oleh Agus S. Djamil. Menurutnya, dari 6236 ayat al-Quran, sedikitnya ada 40 ayat

yang secara khusus membicarakan laut, lautan, dan kelautan. Pada beberapa

tempat, kata laut yang digunakan dimaksudkan secara simbolis untuk

menunjukkan keluasan, terutama dalam konteks pemikiran dan ilmu pengetahuan.

Lebih dari itu, ayat-ayat al-Quran tentang lautan ini menunjukkan kepada kita

bahwa konstatasi al-Quran tentang lautan ternyata banyak memiliki kesesuaian

dengan hasil observasi dan temuan ilmu pengetahuan modern bidang kelautan.

Page 30: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

11

Dengan pendekatan "pararelistik", penulis mencoba mencari kesejajaran atau

pararelitas antara fakta-fakta empiris temuan sains dan ayat-ayat al-Quran. Buku

ini menawarkan metode dan pendekatan bahwa temuan sains dan ayat al-Quran

sesungguhnya menyajikan penjelasan yang saling melengkapi dalam memahami

dan menyingkap misteri alam, terutama lautan.16

Buku berjudul Fikih Kelautan Perspektif al-Qur’an tentang Pengelolaan

Potensi Laut yang ditulis oleh Ahmad Yusam Thobroni. Ini merupakan disertasi

penulis yang sudah dimodifikasi menjadi sebuah buku. Dengan metode tafsir

maud}u>’i, buku tersebut memberikan pemahaman yang komprehensif tentang

lautan dengan perspektif al-Qur’an. Produk tafsir dari para ulama menjadi sumber

penjelasan terkait tema yang dikaji. Penulis dalam bukunya berupaya

menyadarkan manusia yang dianggap sebagai khalifah mampu menjaga

kelangsungan hidup di dunia ini. Dalam konteks ini adalah menuntut agar

manusia lebih bijak dalam mengelola laut dengan memberi aturan-aturan yang

memadai. Aturan-aturan ini dibuat dalam rangka memberi batasan hak dan

kewajiban yang harus dilakukan manusia terhadap lingkungan laut. Adanya

pengelolaan laut yang tepat akan mengeluarkan Negara Indonesia dari krisis

ekonomi serta dapat mendorong menuju Indonesia yang maju, makmur dan

berkeadilan.17

Artikel yang ditulis oleh Jauhar Azizy berkaitan dengan corak ilmi dalam

Tafsir Kemenag. Dijelaskan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

16 Agus S. Djamil, Al-Qur’an Menyelami Rahasia Lautan (Bandung: Mizan, 2013).

17 Ahmad Yusam Thobroni, Fikih Kelautan Perspektif al-Qur’an tentang Pengelolaan

Potensi Laut (Jakarta: Dian Rakyat, 2011).

Page 31: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

12

teknologi membawa dampak terhadap munculnya model penafsiran baru.

Penafsiran tersebut mencoba memadukan antara ilmu pengetahuan dan isyarat

ilmiah yang ada dalam al-Qur’an. Salah satunya adalah tafsir yang ditulis oleh tim

penyusun Kemenag dalam al-Qur’an dan Tafsirnya (edisi yang disempurnakan)

pada tahun 2004. Menurut Jauhar, tafsir ini sangat respon sekali dengan

perkembangan sains. Ini dapat dilihat dalam proses menafsirkan ayat-ayat

kauniyah, Kemenag tidak hanya menghadirkan ulama atau cend3kiawan muslim

akan tetapi Kemenag juga bekerja sama dengan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia). Hal tersebut jelas tidak bertentangan dengan spirit al-Qur’an yang

sha>lih} li kulli zama>n wa maka>n. Dengan kata lain al-Qur’an selalu welcome

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.18

Artikel dengan judul “Epistemologi Tafsir Ilmi Kemenag: Tumbuhan

dalam Perspektif al-Qur’an dan Sains”. Ditulis oleh Muhammad Julkarnain pada

tahun 2014. Penelitian ini menitikberatkan pembahasan pada Tafsir Ilmi Kemenag

dari segi epistimologisnya. Karya tafsir ilmi tersebut menurutnya tidak terlepas

dari adanya perdebatan terkait makna dan arti terhadap suatu kata atau kalimat.

Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan studi

kepustakaan (library research), sedangkan untuk analisa datanya digunakan

metode content analysis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sesungguhnya

Tafsir Ilmi: Tumbuhan dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains karya Kementerian

18 Jauhar Azizy, “Corak Ilmi dalam Tafsir Kemenag (edisi yang disempurnakan)” dalam

Jurnal Studi Islam Ulul Albab VOL 15, NO 2 tahun 2014.

Page 32: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

13

Agama ini merupakan sebuah usaha yang komprehensif dalam memaknai

fenomena semesta termasuk di dalamnya tumbuhan.19

Artikel yang ditulis oleh tim dari Universiti Malaya Kuala Lumpur dengan

judul “Al-Qur’an dan Sains: Lautan dalam Kajian Tafsir”. Dalam penelitiannya,

mereka berusaha mengkaji tafsir ayat-ayat lautan dengan menyajikan beberapa

hasil penafsiran beberapa ulama. Setelah itu mereka memadukan hasil tafsir-tafsir

tersebut dengan pendekatan saintifik. Menurut tim penyusun, penemuan kajian

saintifik yang baru ditemukan akhir-akhir ini sudah dijelaskan 14 abad yang lalu

dalam al-Qur’an. Hal ini menunjukkan kemukjizatan al-Qur’an dan menegaskan

akan kesahihan al-Qur’an sebagai pedoman bagi hidup manusia yang memiliki

spirit s}a>lih} li kulli zama>n wa maka>n.20

Artikel yang ditulis oleh Kamarul Azmi Jasmi dan Nur Syazwani Mohd

Hanafiah dengan judul “Al-Qur’an dan Oceanografi”. Dalam artikel ini penulis

menjelaskan bagaimana hubungan ayat-ayat tentang laut dengan ilmu

pengetahuan, dalam konteks ini oceanografi. Oceanografi adalah ilmu tentang

lautan. Tema besar dalam tulisan ini adalah mengungkap beberapa fenomena

lautan yang terkesan menakjubkan. Di antaranya mengenai batas dua lautan yang

tidak saling bercampur, lautan dalam, gunung berapi dalam lautan dan batas air

sungai yang tidak bercampur dengan air laut. Tulisan ini ingin membuktikan

bahwa al-Qur’an merupakan pedoman hidup manusia yang berlaku sepanjang

19 Muhammad Julkarnain, “Epistemologi Tafsir Ilmi Kemenag: Tumbuhan dalam

Perspektif al-Qur’an dan Sains”, dalam Jurnal Penelitian Keislaman, Vol. 10, No. 1, Januari 2014.

20 Tim Penyusun, “Al-Qur’an dan Sains”, (Kuala Lumpur: Universiti Malaya, 2012).

Page 33: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

14

masa. Isyarat-isyarat ilmiah yang sudah tertulis di dalamnya ketika 1400 tahun

yang lalu dapat diungkapkan dengan sains modern saat ini.21

E. Kerangka Teori

Tafsir ilmi adalah sebuah upaya memahami ayat-ayat al-Qur’an yang

mengandung isyarat ilmiah dari perspektif ilmu pengetahuan modern. Menurut

H{usain al-Z|ahabi, tafsir ini membahas tentang istilah-istilah ilmu pengetahuan

dalam penuturan ayat-ayat al-Qur’an, serta berusaha menggali dimensi keilmuan

dan menyingkap rahasia kemukjizatannya terkait informasi-informasi sains yang

mungkin belum dikenal manusia pada masa turunnya sehingga menjadi bukti

kebenaran bahwa al-Qur’an bukan karangan manusia, namun wahyu Sang

Pencipta dan pemilik alam raya.

Secara etimologi, epistemologi berasal dari bahasa Yunani yaitu episteme

yang berarti pengetahuan atau ilmu pengetahuan dan logos yang berarti

pengetahuan atau informasi. Epistemologi umumnya diartikan sebagai teori

tentang pengetahuan (theory of knowledge).22 Adapun secara terminologi,

epistemologi adalah cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup

pengetahuan, pengandaian-pengandaian dan dasar-dasarnya serta

pertanggungjawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki.23

21 Kamarul Azmi Jasmi dan Nur Syazwani Mohd Hanafiah, “Al-Qur’an dan

Oceanografi”, dalam Geologi, Hidrologi, Oceanografi dan Astronomi dari Perspektif al-Qur’an

(Malaysia: Malaysia Press, 2013).

22 Loren Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002), hlm. 212.

23 Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 148.

Page 34: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

15

Dalam definisi lain, epistemologi merupakan salah satu cabang filsafat yang

menyelidiki asal mula, susunan, metode-metode dan sahnya suatu pengetahuan.24

Dalam kajian epistemologi, sumber dan metode untuk memperoleh ilmu

pengetahuan ada empat macam aliran: rasionalisme, empirisme, intutisionisme

dan positivisme.25 Mengenai upaya tolak ukur validitas suatu kebenaran (validity

of truth) ada tiga macam teori yang dapat digunakan, antara lain: teori koherensi,

teori korespondensi dan teori pragmatis.26

Istilah tafsir dalam Bahasa Indonesia diartikan dengan keterangan atau

penjelasan ayat-ayat al-Qur’an.27 Adapun dalam bahasa Arab kata tafsir sebagai

kalimat tunggal ternyata bisa memiliki tiga makna, yaitu proses penafsiran, ilmu

penafsiran dan produk penafsiran.

Dalam Lisa>n al-‘Arab tafsir dimaknai dengan kasyf al-mugat}t}a yaitu

membuka sesuatu yang tertutup. Para ulama tafsir memberikan makna tafsir

dengan istilah al-id}a>h wa al-tabyi>n yang berarti penjelasan dan keterangan. Kata

tafsir juga bisa berasal dari al-fasr yang bermakna al-kasyf

(mengungkap/membuka) dan al-iz}har (menampakkan) atau al-tafsarah yang

24 Louis O. Kattsoff, Pengantar Filsafat terj. Soejono Soemargono (Yogyakarta: Tiara

Wacana, 2004), hlm. 74.

25 A. Susanto, Filsafat Ilmu: Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis, Epistemologis dan

Aksiologis (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 115-116, 140-142.

26 Harold H. Titus, dkk, Persoalan-persoalan Filsafat, terj. M. Rasjidi (Jakarta: Bulan

Bintang, 1984), hlm. 236-241.

27 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), hlm.

882.

Page 35: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

16

bermakna yang diperiksa oleh seorang dokter dari pasiennya.28 Dengan demikian,

menafsirkan al-Qur’an adalah menjelaskan atau menerangkan makna-makna yang

sulit pemahamannya dari ayat-ayat al-Qur’an tersebut.29

Sebagaimana dikatakan Muhammad Syahrur yang dikutip oleh Abdul

Mustaqim, al-Qur’an selalu ditafsirkan sesuai dengan tuntutan era kontemporer

yang dihadapi umat manusia.30 Hal ini tentu menuntut adanya metodologi tafsir

mengingat perkembangan situasi sosial, budaya, ilmu pengetahuan dan peradaban

manusia yang terus berkembang. Kemajuan umat manusia sangat ditentukan dari

pemahamannya terhadap al-Qur’an. Artinya, bagaimana dan sejauh mana pesan-

pesan yang dikandung al-Qur’an dapat direspon dan diaplikasikan dalam

kehidupan praksis dengan kebutuhan dan problematika yang dihadapi. Dengan

demikian, metode penafsiran al-Qur’an sudah menjadi keniscayaan dan harus

selalu diperhatikan.

Dalam menafsirkan al-Qur’an, para mufasir menggunakan metode yang

berbeda-beda sesuai dengan kecenderungannya masing-masing. Keilmuan yang

mereka tekuni dan kuasai akan senantiasa mewarnai dalam proses dan hasil

penafsirannya. Adapun metode penafsiran yang dimaksud di sini adalah suatu cara

yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai pemahaman yang benar

28 Ibn al-Manz}u>r, Lisa>n ‘Arab, ditahqiq oleh Ami>r Ah}mad Haidar, Cet. Jilid V (Beirut:

Da>r al-Kutub al-‘ Ilmiyyah, 2009), hlm. 64-65. Lihat juga Nashruddin Baidan, Wawasan Baru

Ilmu Tafsir (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 66.

29 Nashruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005)

hlm. 67.

30 Abdul Mustaqim, Epistemologi Tafsir Kontemporer (Yogyakarta: LKiS, 2012, ), hlm.

xi

Page 36: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

17

tentang apa yang dimaksud oleh Allah Swt. di dalam ayat-ayat al-Qur’an yang

diturunkan kepada nabi Muhammad Saw. Hal ini memberi gambaran bahwa

metode penafsiran al-Qur’an merupakan perangkat dan tata kerja yang digunakan

oleh seorang mufasir dalam proses menafsirkan al-Qur’an.31

Salah satu respons dari perkembangan dan tuntutan zaman terhadap kitab

suci al-Qur’an adalah munculnya metode-metode dan corak penafsiran. Suatu hal

yang wajar ketika fenomena tersebut hadir dalam kajian al-Qur’an mengingat

sesungguhnya penafsiran al-Qur’an merupakan hasil pemahaman seseorang

terhadap ayat-ayat al-Qur’an. Di sisi lain, suatu pemahaman yang dalam konteks

ini adalah al-Qur’an, tidaklah bisa berdiri sendiri. Hal itu selalu dipengaruhi oleh

beberapa faktor, seperti halnya tingkat kecerdasan, pengalaman, penemuan baru di

bidang ilmu pengetahuan dan kondisi sosial yang mengitarinya. Dengan kata lain,

ketika seorang mufasir menafsirkan al-Qur’an, ia tidak dapat terlepas dari faktor-

faktor tersebut.

Epistemologi atau teori ilmu pengetahuan adalah cabang ilmu filsafat yang

berurusan dengan hakikat dan ruang lingkup pengetahuan. Di dalamnya memuat

tiga persoalan utama, yaitu sumber (alat) pengetahuan, metode pengetahuan dan

tolak ukur validitas (verifikasi) pengetahuan. Adapun tafsir memiliki tiga maksud

makna, proses penafsiran, ilmu (perangkat) penafsiran dan hasil produk dari

proses penafsiran.32

31 Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran al-Qur’an (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

1998), hlm. 2.

32 Sajida Putri, “Epistemologi Tafsir Hasbi ash-Shiddieqy dalam Kitab Tafsir al-Qur’an

al-Madjied an-Nur”, Tesis Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga 2015. Lihat juga, Abdullah

Page 37: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

18

Jadi, epistemologi tafsir adalah konsep teori pengetahuan mengenai

sumber asal tafsir, metode tafsir dan tolak ukur (validitas) tafsir, dalam posisi

tafsir sebagai suatu ilmu (perangkat) dan proses (metode) hingga sebagai suatu

keterangan (hasil produk penafsiran).

F. Metode Penelitian

Aspek meteodologis menjadi bagian yang sangat penting dalam setiap

penelitian ilmiah. Maka dari itu sebuah penelitian dituntut untuk menggunakan

metode yang jelas dan sistematis. Dengan perangkat metodologis, peneliti dapat

fokus dan mengarahkan kepada hasil penelitian yang baik. Adapun yang

dimaksud dengan metode di sini adalah cara kerja untuk memahami objek yang

menjadi sasaran penelitian yang bersangkutan.33

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian library research atau kepustakaan

yang menggunakan metode deskriptif-analitis-kritis. Artinya dalam proses

pencarian data, penelti tidak terjun ke lapangan untuk melakukan survey atau

observasi. Dalam proses pengumpulan data, peneliti mendapatkan data dari

penelusuran kepustakaan berupa buku, jurnal ilmiah, dan tulisan-tulisan yang

terkait dengan tema pembahasan. Baik yang berasal dari sumber utama

(primary sources) maupun sumber pendukung (secondary sources).

Muzakki, “Epistemologi Tafsir al-Muhasiby dalam Kitab Fahm al-Qur’an wa Ma’anih”, Tesis

Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga 2013.

33 Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat (Jakarta: Gramedia, 1997),

hlm. 7.

Page 38: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

19

Sesuai dengan pokok bahasan yang dikaji, maka sumber utama dalam

penelitian ini adalah buku Tafsir Ilmi Kemenag: Samudra dalam Perspektif al-

Qur’an dan Sains. Sedangkan yang menjadi sumber sekundernya adalah

karya-karya lain tentang penafsiran al-Qur’an yang membahas tentang

kelautan dan buku-buku tentang teori kelautan. Data ini diharapkan dapat

menjadi pisau analisis untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif.

2. Pengumpulan dan Pengolahan Data

Data diambil dari dua sumber, data primer dan data sekunder. Data

primer yakni Tafsir Ilmi Kemenag. Data sekunder, yaitu data penunjang yang

bisa digali datanya untuk membantu peneliti dalam proses penelitian. Penulis

menggunakan karya-karya baik itu berupa buku, jurnal maupun artikel yang

berkaitan dengan tafsir ilmi secara umum dan khususnya yang berkaitan

dengan tafsir yang akan diteliti ini. Selain itu, buku-buku yang membahas

tentang ilmu kelautan akan memperkaya data dalam penelitian.

3. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan cara menyeleksi data primer dan data

sekunder kemudian mengklasifikasikan berdasarkan bahasan pokok maupun

sub-bahasan. Selanjutnya, hasil klasifikasi tersebut dinalisis dengan teknik

penulisan deskriptif dan memberikan penafsiran serta kesimpulan terhadap

hasil analisis.

G. Sistematika Pembahasan

Secara keseluruhan, penulisan ini terdiri dari lima bab dengan sistematika

sebagai berikut.

Page 39: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

20

Bab I adalah pendahuluan yang secara umum mendeskripsikan latar

belakang penulisan dan pembatasan dalam penulisan ini, meliputi: latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan dan keguanaan penulisan, telaah pustaka,

kerangka teori, metode penulisan dan sistematika pembahasan.

Bab II menjelaskan gambaran umum dari Tafsir Ilmi Kemenag yang

meliputi pembahasan latar belakang dan motifasi penulisan tafsir ilmi. Selain itu

akan dibahas pula konstruk epistemologi tafsir yang berkembang di Indonesia.

Hal tersebut memberikan gambaran posisi Tafsir Ilmi Kemenag sebagai salah satu

tafsir yang ada di Indonesia.

Bab III memaparkan wawasan al-Qur’an secara umum mengenai lautan.

Pada bab ini membahas tentang terminologi al-Qur’an tentang laut dalam Tafsir

Ilmi Kemenag. kemudian menjelaskan bagaimana penjabaran laut dengan

memadukan ayat al-Qur’an dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

berkembang.

Bab IV mengkaji epistemologi Tafsir Ilmi Kemenag dalam menafsirkan

ayat-ayat lautan. Pertama membahas tentang sumber yang digunakan dalam

penafsiran. Kemudian membahas metode yang digunakan oleh tim penyusun

dalam menulis tafsirnya. Setelah itu akan menjelaskan bagaimana validitas

penafsiran yang telah dilakukan Kemenag dan tim penyusunnya.

Bab V adalah penutup yang merupakan bab terakhir dalam tesis ini.

Kesimpulan dan saran yang direkomendasikan penulis untuk peneliti selanjutnya

dijelaskan pada bab ini.

Page 40: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

126

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagai lembaga pemerintahan Indonesia, Kementerian Agama

mengemban amanat untuk mensejahterakan warga negaranya. Salah satu

program untuk mencapai tujuan tersebut adalah meyusun tafsir-tafsir yang

mampu meningkatkan mutu kehidupan masyarakat melalui peningkatan

kualitas pemahaman dan pengamalan agama. Upaya ini sejalan dengan

amanat pasal 29 UUD 1945 yang ditafsirkan dalam PERPRES tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014.

Tafsir ilmi tentang kelautan merupakan satu diantara tafsir-tafsir yang

telah berhasil disusun oleh sebuah tim yang terdiri dari para ulama dan

para ahli. Dengan ijtihad kolektif yang dilakukan oleh tim tersebut

diharapkan mampu memberi wawasan yang komprehensif dari perspektif

agama (baca: al-Qur’an) dan sains tentang lautan mengingat Indonesia

merupakan wilayah yang memiliki lautan yang cukup luas. Hal itu

menjadi potensi bagi kesejahteraan warga negara apabila mampu mampu

mengelolanya secara benar.

Tafsir Ilmi Kemenag merupakan salah satu formula kompromistik

untuk lebih mengembangkan misi dakwah Islam di tengah kemajuan ilmu

pengetahuan yang terus berkembang pesat. Di tengah perdebatan akan

Page 41: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

127

eksistensi tafsir ilmi, tafsir ini tidak bermaksud untuk mendukung yang

pro ataupun menolak yang kontra. Tafsir dengan segala pendekatan

apapun bersifat relatif. Kedua kubu tersebut bisa jadi sama-sama benar.

Akan tetapi tidak produktif jika terus mengangkat isu tersebut.

Lautan dan segala potensi yang dimilikinya adalah anugerah Allah

yang diperuntunkan bagi manusia. Sebagi khalifah di bumi, manusia

mempunyai hak untuk mengeksplorasi laut tersebut guna mendapatkan

manfaat darinya. Sementara itu, manusia pun mengemban tanggung jawab

untuk melakukan konservasi laut guna menjaga keseimbangan ekologi.

Oleh karena itu diperlukan metode yang tepat, seimbang dan proporsional

untuk menghindari kerusakan akibat eksploitasi yang berlebihan. Sehingga

kerusakan lautan beserta isinya dapat terhindari dan dapat dimanfaatkan

oleh generasi-generasi selanjutnya.

Terdapat tiga hal penting yang menjadi fokus kajian epistemologi

tafsir. Sumber penafsiran, metodologi penafsiran dan validitas penafsiran.

Sumber penafsiran dalam Tafsir Ilmi Kemenag ini terbagi menjadi dua,

yaitu sumber naqli dan sumber aqli. Sumber naqli yang digunakan terdiri

dari al-Qur’an, Hadis, tafsir-tafsir klasik. Al-Qur’an menjadi sumber naqli

yang paling mewarnai. Hal ini mengingat bahwa metode yang digunakan

adalah tematik. Adapun hadis hanya digunakan dalam satu penjelasan saja.

Sedangkan tafsir-tafsir klasik yang dijadikan rujukan tafsir ilmi ini

diantaranya Ru>h} al-Ma’a>ni fi> Tafsi>r al-Qur’a>n al-‘Az}i>m wa al-Sab’ al-

Mas\a>ni (al-Alu>si), al-Tah}ri>r wa al-Tanwi>r (Ibn ‘Asyu >r), Tafsi>r al-

Page 42: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

128

Muntakhab (Lajnah Ulama al-Azhar), Lat}a>if al-Isya>rat (al-Qusyairi),

Tafsi>r fi> Z{ila>l al-Qur’a>n (Sayyid Qut}b) dan Jami >’ al-Baya>n fi> Ta’wi >l al-

Qur’a>n (al-T{abari>). Adapun sumber aqli berupa realitas dan hasil riset

mengenai kelautan.

Metode penafsiran yang ditempuh oleh tim penyusun adalah

metode tematik. Tim penyusun menentukan tema, menghimpun,

mengklasifikasi dan mengkategorisasi ayat-ayat al-Qur’an tentang

kelautan. Setelah itu kemudian tim penyusun menjelaskan dengan bantuan

teori-teori ilmiah yang terkait dengan ayat-ayat yang sudah di tentukan di

atas. Pada akhirnya akan terbentuk rumus formalistik sebuah konsep

kelautan yang komprehensif perspektif al-Qur’an dan sains.

Validitas tafsir ilmi ini dapat diuji oleh tiga teori yakni koherensi,

korespndensi dan pragmatis. Secara koherensi, tafsir ini dapat dinyatakan

memiliki kebeneran karena dalam penyusunannya sesuai dengan premis-

premis atau prinsip dasar penafsiran yang telah ditetapkan sebelumnya

meskipun terdapat keinkonsistensian dalam beberapa kasus. Adapun

secara korespondensi tafsir ilmi ini memiliki kebenaran mengingat tafsir

ini relevan dengan wilayah Indonesia sebagai negara maritim yang

memerlukan wawasan untk memberdayakan lautan. Sementara itu, secara

pragmatis tafsir ilmi ini memiliki kebenaran karena Kementerian Agama

telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam rangka

meningkatkan mutu masyarakat melalui kualitas pemahaman dan

pengamalan agama dari perspektif al-Qur’an dan sains dalam hal kelautan.

Page 43: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

129

B. Saran

Penulis menyadari bahwa penyusunan tesis ini masih jauh dari kata

sempurna. Masih banyak kekurangan yang sekiranya dapat dilengkapi dan

disempurnakan oleh peneliti selanjutnya yang berkompeten serta

mempunyai minat mengkaji tafsir ilmi. Hal ini disebabkan keterbatasan

penulis baik secara kemampuan maupun referensi buku. Mengingat tafsir

ilmi masih menjadi perdebatan di kalangan para ulama perlu adanya kajian

yang lebih mendalam agar mendapatkan rumus formalistik penafsiran

yang dapat diterima semua kalangan. Terlebih seiring perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, di Indonesia mulai muncul berbagai tafsir ilmi

baru yang disusun oleh individu maupun kolektif. Hal ini tentunya

menambah khazanah tafsir Indonesia dan menjadi tantangan baru bagi

peneliti selanjutnya untuk mengkaji tafsir ilmi ini dengan beragam

pendekatan dan metodologi yang ada.

Kajian terhadap epistemologi tafsir ilmi khususnya di Indonesia

dirasa masih minim. Dengan demikian, penulis berharap kepada para

peneliti selanjutnya untuk lebih bersungguh-sungguh dalam mengkaji

tafsir dengan nuansa ilmi ini. Salah satunya bisa dengan cara melakukan

perbandingan antara satu tafsir ilmi dengan tafsir ilmi lainnya. Semoga

karya ini bermanfaat bagi para pembacanya.

Page 44: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

130

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Mujiyono. Agama Ramah Lingkungan; Perspektif al-Qur’an. Jakarta:

Paramadina, 2001.

Abdullah, Amin. dkk. Integrasi Sains Islam: Mempertemukan Epistemologi Islam

dan Sains. Yogyakarta: Pilar Mas, 2004.

Al-Ba>qi, Muh}ammad Fuad ‘Abd, Mu’jam Mufah}ras\ li Aya>t al-Qur’a>n al-Kari>m.

Indonesia: Maktabah Dahlan, t.th.

Al-Gaza>li, Abu H{amid. Jawa>hir al-Qur’a>n. Kairo: Dar al-Maktabah al-Hai‟ah, t.th.

Al-Gaza>li, Muhammad. Berdialog dengan Al-Qur’an, terj. Masykur Hakim dan

Ubaidillah. Bandung: Mizan1997.

Al-Jabiri, „Abid. Bunyat al-‘Aql al-‘Ara>bi. Beirut: Markaz Dirasat al-Wahdah al-

‘Arabiyah, 2009.

Al-Jauhari, Tant}awi. Al-Jawa>hir fi> Tafsi>r al-Qur’a>n al-Kari>m. Beirut: Da>r al-Fikr.

t.th.

Al-Jumaili, al-Sayyid. Al-I’ja >z al-‘Ilmi fi > al-Qur’a>n. Beirut: Da>r wa Maktabah al-

Hila>l. 1992.

Al-T{abari, Ibnu Jari>r. Jami>’ al-Baya>n fi> Ta’wi >l al-Qur’a>n, tahqi>q: Ah}mad

Muh}ammad Syakir. Beirut: Mu’assasah al-Risa>lah, 1420 H.

Anwar, Chairul. Horizon Baru Hukum Laut Internasional: Konvensi Hukum Laut

1982. Jakarta: Djambatan, 1989.

Page 45: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

131

Azizy, Jauhar. “Corak Ilmi dalam Tafsir Kemenag (edisi yang disempurnakan)”,

Studi Islam Ulul Albab, Vol. 15 No. 2. 2014.

Bagus, Loren. Kamus Filsafat. Cet. ke-3. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002.

Baidan, Nashruddin. Wawasan Baru Ilmu Tafsir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2005

Baraja, Abbas Arfan. Ayat-ayat Kauniyah. Malang: UIN Malang Press, 2009.

Barbour, Ian G. Juru Bicara Tuhan, terj. E.R. Muhammad. Bandung: Mizan, 2002

Bucaille, Maurice. Bibel, Qur’an dan Sains Modern, terj. H.M. Rasjidi. Jakarta:

Bulan Bintang, 1994.

Djamil, Agus S. Al-Qur’an Menyelami Rahasia Lautan. Bandung: Mizan, 2013.

Eickelman, Dale F. dkk. Al-Qur’an Sains dan Ilmu Sosial, Yogyakarta: eLSAQ Press,

2010.

Gassing, A. Qadir. “Pencemaran Laut dan Upaya Pencegahan dan

Penanggulangannya”, Makalah Ekologi Lanjutan. Jakarta: Program

Pascasarjana Universitas Indonesia, 1984.

Gazali, M. Bahri. Lingkungan Hidup dalam Pemahaman Islam. Jakarta: Pedoman

Ilmu Jaya, 1996.

Ghulsyani, Mahdi. Filsafat-Sains menurut Al-Qur’an, Terj. Agus Effendi. Bandung:

Mizan, 1998.

Golshani, Mehdi. Melacak Jejak Tuhan dalam Sains, terj. Ahsin Muhammad.

Bandung: Mizan, 2004.

Page 46: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

132

Gusmian, Islah. Khazanah Tafsir Indonesia. Yogyakarta: LKiS, 2013.

Hedgepth, J. W. “Lautan”, Ilmu Pengetahuan Populer. New York: Grolier

International, Inc. 2006.

Ibnu ‘Asyu >r, Muh}ammad T{a>hir. al-Tah}ri>r wa al-Tanwi>r. Beirut: Mu’assasah al-

Ta>rikh al-‘Arabi, 2000.

Ibn Manz}u>r, Lisa>n al-‘Arab. Ditahqi>q Ami>r Ah}mad Haidar. Cet. ke-2, jilid V. Beirut:

Dar al-Kutub al-„Ilmiyyah, 2009.

Ibrahim, Midhat Hafiz. al-Isya>ra>t al-‘Ilmiyyah fi > al-Qur’a>n. Kairo: Maktabah Gari>b,

1992.

Ibra>hi>m, Muh}ammad Isma >’i>l. Sisi Mulia al-Qur’an: Agama dan Ilmu, terj. Aly Abu

Bakar Baslamah. Jakarta: CV Rajawali, 1986.

Jansen, J.J.G. Diskursus Tafsir al-Qur’an Modern. Yogyakarta: Tiara Wacana, 1997.

Julkarnain, Muhammad. “Epistemologi Tafsir Ilmi Kemenag: Tumbuhan dalam

Perspektif al-Qur‟an dan Sains.” Penelitian Keislaman. Vol. 10, No. 1.

Januari 2014.

Kamarul Azmi Jasmi dan Nur Syazwani. Al-Qur’an dan Oceanografi. Malaysia:

Malaysia Press. 2013.

Kasmo, Mohd Arip. Pengukuhan Akidah Menerusi Penghayatan Sains dalam al-

Qur’an. Negeri Sembilan: Penerbitan Awan Biru, 2007.

Kementerian Agama. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: CV Naladana, 2006.

-------------------------. Tafsir Ilmi: Samudra dalam Perspektif al-Qur’an dan Sains.

Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟an, 2013.

Page 47: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

133

-------------------------. Tafsir Ilmi: Air dalam Perspektif al-Qur’an dan Sains. Jakarta:

Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟an Badan Litbang dan Diklat,

Kementerian Agama, 2010.

-------------------------. Profil Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an Badan Litbang

dan Diklat Kementerian Agama RI. Jakarta: LPMA Badan Litbang dan Diklat

Kemenag RI, 2013.

Majid, Abdul. Mukjizat al-Qur’an dan al-Sunnah tentang IPTEK: Kaidah-kaidah

Mukjizat Ilmiah. Jakarta: Gema Insani Press, 1997.

Munawwir, Ahmad Warson. al-Munawwir: Kamus Arab Indonesia. Yogyakarta:

UPBIK Pondok Pesantren al-Munawwir, 1984.

Mustaqim, Abdul. Epistemologi Tafsir Kontemporer. Yogyakarat: LKiS, 2012.

---------------------. Dinamika Sejarah Tafsir al-Qur’an. Yogyakarta: Adab Press,

2012.

Nontji, Anugerah. Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan, 1993.

Pasya, Ahmad Fuad. Dimensi Sains Al-Qur’an: Menggali Ilmu Pengetahuan dari Al-

Qur’an Terj. Muhammad Arifin. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2004.

Poeradisastra. Sumbangan Islam Terhadap Peradaban Eropa dan Barat. Jakarta:

P3M, 1980.

Pranggono, Bambang. Mukjizat Sains dalam al-Qur’an. Bandung: IDE Islami, 2006.

Purwanto, Agus. Ayat-ayat Semesta: Sisi al-Qur’an yang Terlupakan. Bandung:

Mizan, 2008.

Page 48: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

134

Qard}a>wi, Yu>suf. al-Qur’an Berbicara tentang akal dan Ilmu Pengetahuan, terj.

Abdul Hayyie, Irfan Salim, Sochimien. Jakarta: Gema Insani, 1996.

Quraish Shihab, M. Membumikan al-Qur’an. Bandung: Mizan, 1992.

-------------------. Wawasan al-Qur’an. Bandung: Mizan, 1996.

-------------------. Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an.

Jakarta: Lentera Hati, 2000.

Qut}b, Sayyid. Fi> Z{ilal al-Qur’a>n. Beirut: Dar al-Fikr, t.th.

Rosadidastra, Andi. Metode Tafsir Ayat-ayat Sains dan Sosial. Jakarta: Amzah, 2007.

Saleh, Sujiat Zubaidi “ Epistemologi Penafsiran Ilmiah Al-Qur‟an” dalam Tsaqafah:

Jurnal Peradaban Islam. Vol. 7, No. 1, April 2011, 129-130.

Soliman, Ahmad Mahmud. Scientific Trends In The Qur’an. London: Ta-Ha

Publisher, 1985.

Suriasumantri, Jujun S. Filsafat Ilmu. Jakarta: Sinar Harapan, 2000.

Susanto, A. Filsafat Ilmu: Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis, Epistemologis dan

Aksiologis. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

----------------------------, “Penelitian Ilmiah, Kefilsafatan dan Keagamaan: Mencari

Paradigma Kebersamaan” dalam Mastuhu dan Deden Ridwan (ed.), Tradisi

Baru Penelitian Agama Islam; Tinjauan Antardisiplin Ilmu. Bandung:

Nuansa, 1998.

Syafi‟ie, Imam. Konsep Ilmu Pengetahuan dalam al-Qur’an. Yogyakarta: UII Press,

2000.

Page 49: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

135

Syamsuddin, Sahiron. Hermeneutika dan Pengembangan Ulumul Qur’an.

Yogyakarta: Nawasea Press, 2009.

Tasrif, Muh. “Agama dan Ilmu Pengetahuan: Telaah Pemikiran Kuntowijoyo tentang

Relasi Islam dan Ilmu Pengetahuan” dalam Dialogia: Jurnal Studi Islam

danSosial. Vol. 6, No. 2, Juli-Desember, 2008, 219-221.

Thayyarah, Nadiah. Buku Pintar Saims dalam al-Qur’an. Jakarta: Zaman, 2014.

Thobroni, Ahmad Yusam. Fikih Kelautan Perspektif al-Qur’an tentang Pengelolaan

Potensi Laut. Jakarta: Dian Rakyat, 2011.

Thurman, Harold V. Introduction Oceanography. USA: Pearson Education, 2003.

Tim penyusun, Tafsir Salman Tafsir Ilmiah Aas Juz ‘Amma. Bandung: Mizan, 2014.

Titus, Harold H. dkk. Persoalan-persoalan Filsafat. Terj. Rasjidi. Jakarta: Bulan

Bintang, 1984.

Yahya, Harun. Miracle of the Qur’an. Canada: al-Attique Publisher Inc.

Zuhdi, M, Nurdin. Pasaraya Tafsir Indonesia dari Kontestasi Metodologi hingga

Kontekstualisasi. Yogyakarta: Kaukaba, 2014.

Page 50: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

136

Lampiran

Ayat-ayat Kelautan

نابكمإوذ رفرق ح تنظرونٱل نتم نوأ ناءالفر عو رق غ

وأ جني نكم

٥٠فأ

50. Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu

dan Kami tenggelamkan (Fir´aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri

menyaksikan. Q.S. al-Baqarah (2): 50

موتفخل قإن رضوٱلس تلفوٱل ت ريفٱل تٱل فل كوٱنل هاروٱل لٱخ

ر ح نزلٱنل اسبماينفعٱل

أ وما ماءمنٱلل ٱلس به يا ح

فأ اء رضمنم

ٱل يف داب ةوتص

فيهامنكل تهاوبث دمو يحبع حابوٱلرل رٱلس مسخ ٱل بي

ماء رضوٱلس قلونٱل ميع ١٦٤أليتللقو

164. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam

dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi

manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu

Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala

jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan

bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum

yang memikirkan. Q.S. al-Baqarah (2): 164.

حل صي دأ رلكم ح

صي دۥوطعامهٱل ي ارةوحرلمعلي كم وللس متعال كم بلحرماوٱل تم قوا مادم ٱت يٱلل ونٱل ٩٦إل هت ش

96. Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut

sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam

perjalanan; dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama

kamu dalam ihram. Dan bertakwalah kepada Allah Yang kepada-Nya-lah kamu

akan dikumpulkan. Q.S. al-Ma>idah (5): 96

Page 51: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

137

لممافٱل غي بمفاتحۥ۞وعنده ويع هولمهاإل ليع بل

ر وٱل ح قطٱل وماتس

لمهاولحب ةفظلمت يع رضمنورقةإل فٱل بوليابسإل ولرط

بي ٥٩كتبم59. Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang

mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan

di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya

(pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu

yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh

Mahfudz). al-An’a>m (6): 59.

نظلمتقل يكممل منينجل بلروٱل ح

عونهٱل ناۥتد جنىأ يةل ئن تضعوخف

هذه مننلۦمن كرينكونن ٦٣ٱلش 63. Katakanlah: "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat

dan di laut, yang kamu berdoa kepada-Nya dengan rendah diri dengan suara yang

lembut (dengan mengatakan: "Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari

(bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur". al-An’a>m (6):

63.

يوهو بهافظلمتٱنلجومجعللكمٱل تدوا له بلر وٱل ح

ل ناٱل فص قد لمونٱأليت ميع ٩٧لقو

97. Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu

menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya Kami

telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada orang-orang yang

mengetahui. al-An’a >m (6): 97.

نا إس وجوز ببن ءيل رر ح ٱل قالوا ل هم نام ص أ لع كفون يع م قو ا لع تو

فأ

عليموس قو مت هلونٱج قالإن كم ءالهة هاكمالهم اإل ١٣٨نل 138. Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, maka setelah

mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala mereka, Bani

lsrail berkata: "Hai Musa. buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala)

Page 52: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

138

sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala)". Musa menjawab:

"Sesungguh-nya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui (sifat-sifat Tuhan)".

Q.S. al-A’ra>f (7): 138.

يةعنل هم وس ةٱل تٱل قر حاض ركنت ح دونفٱل يع ب تإذ ٱلس تيهم تأ إذ

كذلكنب لوهمبماكنوا تيهم بتونلتأ ش عويو مليس يو مسب تهم حيتانهم

سقون ١٦٣يف 163. Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut

ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada mereka

ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan

di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka.

Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik. Q.S. al-

A’ra>f (7): 163.

يهو فٱل كم يسيل بلروٱل ح

فٱل إذاكنتم وجري نبهمبريحٱل فل كحت وفرحوا بهاجاءت هاريحعصفوجاءهم جطيلبة ٱل مو مكنوظنوا

منكل دعوا حيطبهم

أ هم ن

أ ٱلل ينم لصيل ٱلل هذه جني تنامن

أ ۦلئن نلكونن

كرينمن ٢٢ٱلش 22. Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di

lautan. Sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera

itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik,

dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila)

gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka

telah terkepung (bahaya), maka mereka berdoa kepada Allah dengan

mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata. (Mereka berkata):

"Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami

akan termasuk orang-orang yang bersyukur". Q.S. Yu>nus (10): 22.

Page 53: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

139

ءيل ر إس ببن نا ر۞وجوز ح نوجنودهٱل فر عو بعهم ت ۥفأ حت وا ياوعد بغ

ركه د أ ن هٱل غرقإذا

ۥقالءامنتأ هإل إل يل بهٱل ءيلۦءامنت ر إس بنوا

نامن٩٠لميٱل مس وأ

90. Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh

Fir´aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka);

hingga bila Fir´aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya

bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan

saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". Q.S. Yu>nus (10):

90.

يٱلل ٱل موتخلق وٱلس رضٱل من نزل

ماءوأ بهٱلس رج خ

فأ منۦماء

ٱثل مرت لكم ر وسخ ل كم ٱل فل كرز قا ف ري رلج ح ٱل ره م

بأ رۦ وسخ

ن هرلكم ٣٢ٱل

32. Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan

dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-

buahan menjadi rezeki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu

supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah

menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. Q.S. Ibra>him (14): 32.

يوهو ٱل ر رسخ ح حل يةٱل من ه رجوا تخ وتس ا طريل ل ما من ه كلوا لأ

لهٱل فل كتل بسونهاوترى منفض كرونۦمواخرفيهولب تغوا تش ولعل كم ١٤

14. Dan Dialah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat

memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari

lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar

padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya

kamu bersyukur. Q.S. Nah}l (16): 14.

Page 54: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

140

بكم ير رفٱل فل كيز جلكمٱل ح لهٱل منفض لب تغوا ۥإن هۦ كنبكم

٦٦رحيما66. Tuhan-mu adalah yang melayarkan kapal-kapal di lautan untukmu, agar kamu

mencari sebahagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha

Penyayang terhadapmu. Q.S. al-Isra> (17): 66.

كمإوذا مس رفٱلض ح إلٱل كم اجن ى فلم إي اه عونإل منتد ضل بل

ٱل ت رض ع

وكنأ نسنم

٦٧كفوراٱل 67. Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang

kamu seru kecuali Dia, Maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu

berpaling. Dan manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih. Q.S. al-Isra> (17):

67.

ف وحل نهم ءادم بن نا م كر ۞ولقد بلروٱل ح

ٱل ن مل يلبتورزق نهم ٱلط ضيل ناتف خلق ن م كثيمل

لع ل نهم ٧٠وفض 70. Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka

di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami

lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang

telah Kami ciptakan. Q.S. al-Isra> (17): 70.

ا ذنسياحوتهمافبلغام معبي نهمافلم رفۥسبيلهٱت ح باٱل ٦١س

61. Maka tatkala mereka sampai ke pertemuan dua buah laut itu, mereka lalai akan

ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu. Q.S. al-Kahfi (18):

61.

رءي تإقالوي ناإلأ

رةذ أ خ نسيتٱلص وتفإنل ٱل نيهإل نسى

ي طنوماأ ٱلش

ذ كرهأ ن أ ذوۥ رفۥسبيلهٱت ح

٦٣عجباٱل 63. Muridnya menjawab: "Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung

di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak

Page 55: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

141

adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu

mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali". Q.S. al-Kahfi (18): 63.

ا م فينةأ ٱلس ف ملون يع لمسكي رفكنت ح

وكنٱل عيبهاأ ن

أ ردت

فأ

با سفينةغص خذك لكيأ ٧٩وراءهمم

79. Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut,

dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang

raja yang merampas tiap-tiap bahtera. Q.S. al-Kahfi (18): 79.

كنقل رل و ح نلفدٱل كمتربللل مدادا رٱل ح ولو نتنفدكمتربل

قب لأ

١٠٩مدداۦجئ نابمث له109. Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat

Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat

Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)". Q.S. al-Kahfi

(18): 109.

بعباديفولقد س أ ن أ موس و حي ناإل

أ ب طريقافٱض رلهم ح

ٱل يبسال ٧٧تخفدركولت ش

77. Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa: "Pergilah kamu

dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, maka buatlah untuk mereka

jalan yang kering dilaut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah

takut (akan tenggelam)". Q.S. T{a>ha (20): 77.

لم أ ن

أ تر ٱلل ف ا م لكم ر رضسخ

ٱل فل كوٱل رت ريف ح ٱل ره م

ۦبأ

سك ماءويم ٱلس نتقعلعرضأ

بإذ نهٱل إل ۦ إن ٱلل لرءوفر حيمٱنل اسب٦٥

65. Apakah kamu tiada melihat bahwasanya Allah menundukkan bagimu apa yang

ada di bumi dan bahtera yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya. Dan Dia

menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya?

Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada

Manusia. Q.S. al-H{ajj (22): 65.

Page 56: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

142

و نفو قهأ مل ج مو ه شى يغ ل جل

ل ب ر ف نفو قهۦكظلمت مل ج سحابۦمو رجيده خ

ضإذاأ قبع ضهافو بع ي علۥظلمت هاومنل م يرى يكد لم ٱلل

٤٠مننورۥنورافمالۥل40. Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang

di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih,

apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan)

barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia

mempunyai cahaya sedikitpun. Q.S. al-Nu>r (24): 40.

و حي نانفأ

أ موس بإل بلعصاكٱض ر ح قكٱنفلقفٱل فر و دفكنك ٱلط

٦٣عظيمٱل 63. Lalu Kami wahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu".

Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang

besar. Q.S. al-Syu’ara> (26): 63.

م نأ ظلمت ف ديكم يه بل

روٱل ح ٱل ير سل يحومن ٱلرل يدي بي ا بش

ته رح عۦ هم ءلأ تعلٱلل كونٱلل ايش ٦٣عم

63. Atau siapakah yang memimpin kamu dalam kegelapan di dataran dan lautan

dan siapa (pula)kah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum

(kedatangan) rahmat-Nya? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Maha

Tinggi Allah terhadap apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya). Q.S. al-Naml

(27): 63.

فٱل فسادظهر بلروٱل ح

ي ديٱل أ يلذيقهمبع ضٱنل اسبماكسبت ٱل

ير جعون لعل هم ٤١عملوا41. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan

tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)

perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Q.S. al-Ru>m (30):

41.

Page 57: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

143

مافولو ن رضأ

ق لموٱل رمنشجرةأ ح هٱل ۥيمد ده بع اۦمن رم

ب سب عةأ

كمت نفدت ٱلل إن ٢٧عزيزحكيمٱلل 27. Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta),

ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan

habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi

Maha Bijaksana. Q.S. Luqma>n (31): 27.

لم أ ن

أ ٱل فل كتر رت ريف ح

متٱل بنع ءايتهٱلل ن لييكممل فۦ إن صب ارشكور

لكأليتللكل ٣١ذ31. Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut

dengan nikmat Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu sebahagian dari tanda-

tanda (kekuasaan)-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar

terdapat tanda-tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur.

Q.S. Luqma>n (31): 31.

وءايتهومن رفارٱل ح لمكٱل ع

٣٢ٱل 32. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal di tengah (yang

berlayar) di laut seperti gunung-gunung. Q.S. al-Syu>ra> (42): 32.

رٱت ركو ح رقونٱل غ جندم واإن هم ٢٤ره 24. dan biarkanlah laut itu tetap terbelah. Sesungguhnya mereka adalah tentara

yang akan ditenggelamkan". Q.S. al-Dukha>n (44): 24.

۞ يٱلل ٱل لكم ر رسخ ح ٱل ري ٱل فل كلج ره م بأ منۦفيه ولب تغوا

له كرۦفض تش ١٢ونولعل كم 12. Allah-lah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat

berlayar padanya dengan seizin-Nya dan supaya kamu dapat mencari karunia -

Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur. Q.S. al-Ja>s}iyah (45): 12.

Page 58: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

144

رو ح جورٱل ٦ٱل مس

6. dan laut yang di dalam tanahnya ada api. Q.S. al-T{u>r (52): 6.

وارولرفات ٱل منشٱل ح

لمكٱل ع ٢٤ٱل

24. Dan kepunyaan-Nya lah bahtera-bahtera yang tinggi layarnya di lautan

laksana gunung-gunung. Q.S. al-Rah}ma>n (55): 24.

تويوما رانيس ح ابهٱل بفراتساغئش جاجومنۥهذاعذ وهذامل حأوترى تل بسونها حل ية رجون تخ وتس ا طريل ل ما كلون

تأ

فيهٱل فل ككلله منفض كۦمواخرلب تغوا تش ١٢رونولعل كم

12. Dan tiada sama (antara) dua laut; yang ini tawar, segar, sedap diminum dan

yang lain asin lagi pahit. Dan dari masing-masing laut itu kamu dapat memakan

daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu

memakainya, dan pada masing-masingnya kamu lihat kapal-kapal berlayar

membelah laut supaya kamu dapat mencari karunia-Nya dan supaya kamu

bersyukur. Q.S. Fa>t}ir (35): 12.

ي۞وهو ري نمرجٱل ح جاجوجعلبي نهماٱل بفراتوهذامل حأ هذاعذ

رام جورا زخاوحج ٥٣بر 53. Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang

ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya

dinding dan batas yang menghalangi. Q.S. al-Furqa>n (25): 53.

م نأ رضجعل

ٱل بي وجعل روس لها وجعل ن هراأ خللها وجعل قرارا

ري ن ح عٱل ءلهم حاجزاأ لمونٱلل ليع ثهم ك

أ ٦١بل

61. Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang

menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-

gunung untuk (mengkokohkan)nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut?

Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) kebanyakan

dari mereka tidak mengetahui. Q.S. al-Naml (27): 61.

Page 59: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

145 ب لغم معإوذ

أ ب رححت

هلأ لفتى ري نقالموس ح حقباٱل ض م

أ و ٦٠أ

60. Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya: "Aku tidak akan berhenti

(berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan

sampai bertahun-tahun". Q.S. al-Kahfi (18): 60.

ري نمرج ح ١٩يل تقيانٱل 19. Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Q.S.

al-Rah}ma>n (55): 19.

حارإوذا ٱل رت ٦سجل6. dan apabila lautan dijadikan meluap. Q.S. al-Takwi>r (81): 6.

حارإوذا ٱل رت ٣فجل3. dan apabila lautan menjadikan meluap. Q.S. al-Infit}a>r (82): 3.

مافولو ن رضأ

ق لموٱل رمنشجرةأ ح هٱل ۥيمد ده بع اۦمن رم

ب سب عةأ

كمت نفدت ٱلل إن ٢٧عزيزحكيمٱلل 27. Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta),

ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan

habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi

Maha Bijaksana. Q.S. Luqma>n (31): 27.

Page 60: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

146

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Arif Rijalul Fikry, S.Th.I

Tempat Tanggal Lahir : Kuningan, 14 April 1991

No. Telepon : 085772058131/ 082317587709

Email : [email protected]

Alamat Rumah : Jl. Raya Bandung Km.03 Ds. Bojong

Kec. Karangtengah Kab. Cianjur Jawa Barat

43281

Alamat di Yogyakarta : Jl. Bimokurdo RT. 23 RW. 07 Kel. Demangan

Kec. Gondokusuman Kota Yogyakarta 55221

PENDIDIKAN FORMAL

1. TK Perwanida, Cianjur 1996-1997

2. SDN Ibu Jenab 2, Cianjur 1997-2003

3. SMP Plus al-Ittihad, Cianjur 2003-2006

4. MA Sunan Pandanaran, Yogyakarta 2006-2009

5. UIN Sunan Kalijaga Jurusan Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin Yogyakarta 2009-

2013

6. Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Konsentrasi Studi al-Qur’an dan Hadis 2014-

2017

PENDIDIKAN NON FORMAL

1. Pondok Pesantren al-Ittihad Cianjur 2003-2006

2. Pondok Pesantren Sunan Pandanaran Yogyakarta 2006-2009

3. Pondok Pesantren Aji Mahasiswa al-Muhsin 2009-2013

PENGALAMAN ORGANISASI

1. Departemen Keagamaan, HTT (Haiat Thullab wa Thalibat) MA Sunan Pandanaran

Yogyakarta 2007-2008

2. Bendahara CSS MoRA (Community of Santri Scholars of Ministry of Religious

Affair)

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2010-2011

3. Anggota PC IPNU Kota Yogyakarta 2011

4. Anggota PMII Rayon Fakultas Ushuluddin 2010

Page 61: TAFSIR ILMI KEMENTERIAN AGAMA RI Epistemologi Tafsir …digilib.uin-suka.ac.id/24941/1/1420511006_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · kali sedangkan ayat tentang daratan terulang sebanyak

147

5. Divisi Minat Bakat ISMA (Ikatan Santri Mahasiswa Al-Muhsin) Yogyakarta 2011-

2012

PENGALAMAN BEKERJA

1. Guru Bahasa Arab di MTs Al Jauhar Semin Gunungkdiul 2013-2015

2. Guru Ilmu Tafsir dan Ilmu Hadis MA Al Jauhar Semin Gunungkidul 2015-206