analisis tafsir

21
ANALISIS METODE PENAFSIRAN AL-QUR’AN PADA KITAB AYATUL AHKAM AS-SHOBUNI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Al-Qur’an Dosen Pembimbing Drs. M Fauzan Zenrif, M. Ag Oleh: Maulidia Rahmania ( 08210009 ) JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAHSYIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM

Upload: lidyahikari

Post on 18-Jun-2015

945 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: analisis tafsir

ANALISIS METODE PENAFSIRAN AL-QUR’AN PADA

KITAB AYATUL AHKAM AS-SHOBUNI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Al-Qur’an

Dosen Pembimbing

Drs. M Fauzan Zenrif, M. Ag

Oleh:

Maulidia Rahmania

( 08210009 )

JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAHSYIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2009

Page 2: analisis tafsir

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Adapun metodologi tafsir ialah ilmu tentang metode menafsirkan al-Qur’an.

Dengan demikian, kita dapat membedakan antara dua istilah yaitu : metode tafsir,

cara-cara menafsirkan al-Qur’an, sementara metodologi tafsir, ilmu tentang cara

tersebut. Pembahasan teoritis dan ilmiah mengenai metode muqarin (perbandingan),

misalnya disebut analisis metodologis, sedangkan jika pembahasan itu berkaitan

dengan cara penerapan metode itu terhadap ayat-ayat al-Qur’an, ini disebut

pembahasan metodik. Sedangkan cara menyajikan atau memformulasikan tafsir

tersebut dinamakan teknik atau seni penafsiran. Jadi, metode tafsir merupakan

kerangka atau kaidah yang digunakan dalam menfsirkan ayat-ayat al-Qur’an, dan seni

atau teknik ialah cara yang dipakai ketka menerapkan kaidah yang telah tertuang

didalam metode. Sedangkan metodologi tafsir ialah pembahasan ilmiah tentang

metode-metode penafsiran al-Qur’an.

Kitab Rowai’u al-Bayan fi Tafsiri Ayat al-Ahkam fi al-Qur’an, adalah kitab

tafsir yang menerangkan secara detail hukum yang terkandung di dalam ayat al-

Qur’an. Sementara itu, berbarengan dengan perkembangan masyarakat, berbagai

problem dan pandangan baru timbul dan perlu ditanggapi secara serius, yang tentunya

berbeda dengan problem yang dihadapi oleh masyarakat sebelum kita. Problem dan

pemecahan masalah yang dikemukakan oleh Muhammad Ali As-Shobuni agaknya

sudah relevan dengan keadaan masa kini, atau paling tidak sudah menduduki prioritas

pertama dalam perhatian atau kepentingan masyarakat sekarang.

Dapat dibayangkan bagaimana kiranya jika yang disodorkan kepada

masyarakat umum adalah masalah-masalah yang menjadi pembahasan ulama Tafsir

pada masa sebelum Muhammad Ali As-Shobuni. Karna itu Muhammad Ali As-

Shobuni merangkai kitab tafsir yang sistematis dan kita harus tau metode apa yang

beliau gunakan untuk menafsiri ayat-ayat al-Qur’an.

1

Page 3: analisis tafsir

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana riwayat hidup dan paradigma mufasir dalam menafsirkan ayat-

ayat al-Qur’an?

2. Metode apa yang digunakan mufasir untuk menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an

dalam kitab Rowai’u al-Bayan fi Tafsiri Ayat al-Ahkam fi al-Qur’an?

C. TUJUAN PEMBAHASAN

1. Mengetahui riwayat hidup dan paradigma mufasir dalam menafsirkan ayat-

ayat al-Qur’an

2. Mengetahui metode apa saja yang digunakan mufasir untuk menafsirkan ayat-

ayat al-Qur’an dalam kitab Rowai’u al-Bayan fi Tafsiri Ayat al-Ahkam fi al-

Qur’an

2

Page 4: analisis tafsir

PEMBAHASAN

A. Riwayat hidup dan paradigma Muhammad Ali As-Shobuni

Nama lengkapnya adalah Muhammad Bin Ali Bin jamili As-Shobuni. Beliau

lahir kota Helb Syiria pada tahun 1928 M. setelah lama berkecimpung dalam dunia

pendidikan di Suria, beliaupun melanjutkan pendidikan di Mesir, dana merampungkan

program Magisternya di Universitas Al-Azhar mengambil tesis khusus tentang

perundang-undangan dalam Islam pada tahun 1954 H. saat ini bermukim di Mekkah

dan tercatat sebagai staf pengajar tafsir dan ummul qur’an di Fakultas Syari’ah dan

Dirosat Islamiyah Universitas Malik Abdul Aziz Makkah. Beliau juga di kenal

sebagai pakar ilmu Al-Qur’an, bahasa Arab, fiqh dan sastra Arab. Abdul Qodir

Muhammad Shahih dalam Al-Tafsir wa al-A’shrl al-hadis” menyebutkan akademisi

yang ilmiah dan banyak menelurkan karya-karya bermutu, diantaranya:

Al-mawarist fi As-Syari’ah al-Islamiah

Al-Nubuwah wa al-Anbiya

Min kunuz as-Sunnah

Risalah as-Shalah

Rowai’u al-Bayan fi Tafsiri Ayat al-Ahkam fi al-Qur’an

Shofwa at-Tafsir

Khusus pada kitab Rowai’u al-Bayan fi Tafsiri Ayat al-Ahkam fi al-Qur’an,

beliau menggunakanmetode kuliah ilmiah dngan mengkompromikan antara

sistematika lama dalam hal kebagusannya dan sistematika baru dalam hal

kemudahannya. Barang kali metode yang digunakan ini dalah baru dan sederhana,

dimana beliau berusaha untuk menampilkan susunan yang lembut dengan ketelitian

yang dalam dengan menitik beratkan pada sepuluh segi sebagai berikut ini:

a. Uraian secara lafdzi (lafal) dengan berpegangan atas pandangan ahli-ahli

tafsir dan ahli-ahli bahasa.

b. Arti global bagi ayat-ayat yang mulia itu dengan bentuk cetusan (tanpa

sumber pengambilan)

c. Sababun nuzul, jika ayat yang mulia itu memang ada sababun nuzulnya.

d. Segi kaitan (hubungan) diantara ayat-ayat yang terdahulu dan ayt-ayat

berikutnya.

e. Pembahasan dari segi bacaan-bacaan yang mutawatir

f. Pembahasan dari segi I’rab ( Nahwu dan Shorof) dengan cara ringkas.

3

Page 5: analisis tafsir

g. Tafsir, yang meliputi segi rahasia-rahasianya, faidah-faidahnya,dari segi ilmu

balaghah dan kelembutan ilmiahnya,

h. Hokum-hukum syar’I (yang terkandung) dan dail-dalil fuqaha serta tarjih

diantara dalil-dalil mereka.

i. Kesimpulan dengan cara ringkas

j. Penutup pembahasan dengan menampilkan segi “hikmatut tasyri’” bagi ayat-

ayat tersebut.1

B. Analis metodologi penafsiran dalam kitab Rowai’u al-Bayan fi Tafsiri

Ayat al-Ahkam fi al-Qur’an

Untuk memahami pendekatan metode penafsiran dengan mudah, maka harus di tinjau

dari beberapa aspek, yaitu:

Ditinjau dari metode pengumpulan datanya

Di lihat secara umum, pendekatan metode tafsir yang digunakan Muhammad

Ali as-Shobuni dalan kitab tafsir Rowai’u al-Bayan fi Tafsiri Ayat al-Ahkam fi al-

Qur’an ialah mengunakan pendekatan pada metode tafsir tematik atau maudhu’. Yaitu

salah satu metode tafsir yang Mengumpulkan ayat-ayat al-Qur’an yang mempunyai

tujuan yang satu, yang bersama-sama membahas topik/judul/sektor tertentu dan

menetibkannya sedapat mungkin sesuai dengan masa turunnya selaras dengan sebab-

sebab turunnya, kemudian memperhatikan ayat-ayat tersebut dengan penjelasan-

penjelasan, keterangan-keterangan dan hubungannya dengan ayat-ayat lain, kemudian

mengistimbatkan hukum.2

Pada penafsiran Qs. Al- Baqarah 222-223, mufasir menerangkan detail hukum

pada ayat tersebut, metodenya beliau mengambil pendapat ahli-ahli fiqih untuk di

jadikan perbandingan hukumnya dan nantinya beliau mengambil hokum tengahnya

dengan istilah tarjih.

أقوال على الحيض حالة في المرأة من اعتزاله يجب فيما العلم أهل اختلف

:

وعبيدة - عباس ابن عن مروي وهو ، المرأة بدن جميع اعتزاله يجب الذي أ

. السلماني

1 Mu’ammal Hamidy, Terjemah Tafsir Ayat Ahkam As-Shobuni (Surabaya : Bina Ilmu, 2003), hlm xvii2 Ali Hasan Al-‘Ardli, Sejarah dan Metodologi Tafsir (Jakarta:Rajawali Press, 1992), hlm. 78

4

Page 6: analisis tafsir

حنيفة - أبي مذهب وهذا ، الركبة إلى السرة بين ما اعتزاله يجب الذي ب

. ومالك

الشافعي - مذهب وهذا ، فقط الفرج وهو األذى موضع اعتزاله يجب الذي ج

.

: > شيئا ذلك من يخصص ولم ، النساء باعتزال أمر الله أن األول المذهب حجة

النسآء } فاعتزلوا اآلية لعموم المرأة بدن جميع اعتزال فوجب ، شيء دون

المحيض { . فIي

عموم : » كان وإن ، العلماء قول عن خارج شاذ قول وهذا القرطبي قال

بخالفة الثابتة فالسنة يقتضيه . « اآلية

قالت - : عائشة عن روي بما ومالك حنيفة أبو واحتج الثاني المذهب حجة ب

كالنا: » واحد إناء من وسلم عليه الله صلى والنبي أنا أغتسل أغتسل Uكنت

ميمونة « عن عن روي وما حائض وأنا فيباشرني فأّتVزر يأمرني وكان ، Yجنب

اإلزار : » فوق نساءه يباشر وسلم عليه الله صلى الله رسول كان قالت أنها

حيVض Vوهن »

عليه - : الله صلى بقوله الشافعي اإلمام واحتج الثالث المذهب حجة ج

سألت » « : ( قال مسروق عن روي وما النكاح إال شيء كل اصنعوا وسلم

: V إال شيء Vكل قالت حائضا<؟ كانت إذا امرأّته من للرجل يحل ما عائشة

. الجماع )

النبي : ( : على السالم فقال عائشة إلى ركب مسروقا< إن أخرى رواية وفي

إني : : فقال ، له فأذنوا مرحبا< عائشة أبو عائشة فقالت ، بيته أهل وعلى

: ، ابني وأنت أمك أنا إنما فقالت ، استحي وأنا شيء عن أسألك أن أريد

فرجها : : ) إال شيء كل له قالت حائض؟ وهي امرأّته من للرجل ما . فقال

Pada tahun 1977, Prof. Dr. Abdul Hay Al-Farmawiy, yang juga menjabat guru

besar pada Fakultas Ushuluddin Al-Azhar, menerbitkan buku Al-Bidayah fi Al-Tafsir

Al-Mawdhu'i dengan mengemukakan secara terinci langkah-langkah yang hendaknya

ditempuh untuk menerapkan metode mawdhu'iy.3 Langkah-langkah tersebut adalah:

(a) Menetapkan masalah yang akan dibahas (topik);

الحيض في النساء اعتزال

(b) Menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah tersebut;

eكeونUلeأ fسeي eو Iنeع Iيض Iحeمfال fل Uق eو Uذ<ى هeوا أUلIزeتfاع eف eاء eسgي النIف Iيض Iحeمfال eالeو

iنUوهUب eر fقeى ّتiت eح eن fر Uهfْطeا يeذIِإ eف eن fر iهeْطeّت iن UوهUّتfأ eف fن Iم Uثfي eح UمUك eر eمeأ Uهiالل iنIإ eهiالل

lب IحUي eينIاب iوiالت lب IحUي eو eينIر gهeْطeت Uمf222) الfمUكUاُؤ eسIن ) Yٌث fر eح fمUكeوا لUّتfأ eف fمUكeَث fر eح

3 Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Al-Qur’an (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 152

5

Page 7: analisis tafsir

ئfتUمf أeنiى Iوا ش Uمgد eقeو fمUك Iس Uفfنe Iوا أل Uقiاّت eو eهiوا اللUمeلfاعeو fمUكiنe وهU أ Uق eالUم Iر gشeب eو

eينIن Iم fْؤ Uمf( 223) ال

(c) Menyusun runtutan ayat sesuai dengan masa turunnya, disertai pengetahuan

tentang asbab al-nuzul-nya;

النزول سبب

منهن امرأة حاضت إذا اليهود : » « كانت قال عنه الله رضي أنس : عن أوال<

صلى النبي فسئل ، البيوت في يجامعوها ولم يشاربوها ولم يْؤاكلوها لم

أeلUونeكe الله فأنزل ذلك عن وسلم عليه الله fسeي eو { Iنeالمحيض ع fل Uق eو Uذ<ى هeأ

أن وسلم عليه الله صلى النبي { فأمرهم المحيض فIي النسآء فاعتزلوا

شيء كل يفعلوا وأن ، البيوت في معهن يكونوا وأن ويشاربوهن يْؤاكلوهن

< أمرنا من يدع أن محمد يريد : ما اليهود فقالت ، النكاح إال خالفنا إال شيئا

يfد ( و بشر بن ) عبVاد فجاء ، فيه eسUالله صلى الله رسول ( إلى خصير بن ) أ

المحيض؟ في ننكحهن : أفال الله رسول يا وقاال بذلك فأخبراه وسلم عليه

، عليهما غضب أنه ظنVنا حتى وسلم عليه الله صلى الله رسول وجه فتمعVر

وسلم عليه الله صلى الله رسول لهما فأرسل لبن من هدية فاستقبلتهما

يغضب لم أنه فعلما فسقاهما « .

> امرأّته أّتى : من ّتقول اليهود : « كانت قال عنه الله رضي جابر : وعن َثانيا

بUلها في Uرها من قUبUفنزلت ، أحول الولد كان د fمUكUآُؤ eسIن { Yٌث fر eح fمUكiل f أfّتUوا eف

fمUكeَث fر eأنى ح fمUتfئ Iش }

(d) Memahami korelasi ayat-ayat tersebut dalam surahnya masing-masing;

(e) Menyusun pembahasan dalam kerangka yang sempurna (outline);

(f) Melengkapi pembahasan dengan hadis-hadis yang relevan dengan pokok bahasan;

(g) Mempelajari ayat-ayat tersebut secara keseluruhan dengan jalan menghimpun

ayat-ayatnya yang mempunyai pengertian yang sama, atau mengkompromikan antara

yang 'am (umum) dan yang khash (khusus), mutlak dan muqayyad (terikat), atau yang

pada lahirnya bertentangan, sehingga kesemuanya bertemu dalam satu muara, tanpa

perbedaan atau pemaksaan.

الذي : وهو ، الثاني المذهب لدينا يترجح األدلة استعراض ومن الترجيح

بالصواب : » ذلك في األقوال وأولى قال حيث الْطبري جرير ابن اختاره

ودونه : « . المْؤّتزر فوق ما الحائض امرأّته من للرجل إن قال من قول

إلى ّتْؤدي قد الركبة إلى السرة بين فيما بالمباشرة السماح أن والعلة

6

Page 8: analisis tafsir

أن فاالحتياط ، فيه يقع أن يوشك الحمى حول حام من ألن ، المحظور

روت أن بعد عنها الله رضي عائشة قالت وقد الحظر منْطقة عن نبعده

عليه : الله صلى الله رسول كان كما إربه يملك وأيكم المباشرة حديث

اإلباحة فيه أحدهما حديثان اجتمع إذا أخرى جهة� ومن إربه؟ يملك وسلم

أعلم والله األصول علماء قال كما ، الحظر فيه ما قدVم ، الحظر فيه والثاني

Dengan demikian, tafsir maudhu’i adalah tafsir yang membahas ayat-ayat al-

Qur’an mengenai topik atau tema tertentu yang telah ditetapkan dengan

memperhatikan kronologis ayat yang dihimpunnya beserta asbab al-nuzul yang

mengiringinya dan dijelaskan dengan rinci dan tuntas yang didukung oleh dalil dan

fakta ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan baik yang berasal dari al-Qur’an

maupun dari hadits dan pemikiran rasional. Sehingga menjadi satu kesatuan yang

utuh.

التفسير لْطائف

: ، الحيض حالة المرأة عن التباعد في يبالغون اليهود كان األولى اللْطيفة

كأنها ويعتبرونها ، واحد بيت في يساكنونها وال يشاربونها وال يْؤاكلونها فال

وال فيجامعونهن التساهل في يفرطون النصارى وكان ، وقذر رجس أو Yداء

النكاح ( ) إال شيء Vكل افعلوا الوسط Vبالحد اإلسالم فجاء ، بالحيض يبالون

باالقتصاد المسلمين أمر حيث الغراء اإلسالمية الشريعة محاسن من وهذا

األمرين . بين

يكون : ( ) وقد ، نفسه للحيض اسما< يكون قد المحيض لفظ الثانية اللْطيفة

، القيلولة وموضع البيتوّتة موضع والمقيل كالمبيت الحيض لموضع اسما<

ألن ( ) الحيض هو بالمحيض المراد أن إلى يشير ما الكريمة اآلية في ولكن

ال : } { الحيض لنفس صفة وذلك أeذ<ى eو Uه fلUق ّتعالى بقوله ورد الجواب

الجصاص . العالمة أفاده فيه الذي للموضع

النظر : : » مجلس في الشاشي سمعت العربي ابن قال الثالثة اللْطيفة

كان : : ( : وإن ، بالفعل ّتeلfبeس ال معناه كان الراء بفتح ب eر fقeّت ال قيل إذا يقول

حتى : « : } iنUوهUب eر fقeّت eالeو ّتعالى قال فلما منه ّتدن ال معناه كان الراء بضم

حالة { في إّتيانهن وهو الفعل مالبسة عن النهي المراد أن على Vدل eن fر Uهfْطeي

. الحيض

Metode ini hampir sama dengan metode tahlily (analisis) karena sama-sama

memaparkan ayat-ayat al-qur’an dengan rinci. Namun Yang dimaksud dengan metode

tahlily adalah "penjelasan tentang arti dan maksud ayat-ayat Al-Quran dari sekian

banyak seginya yang ditempuh oleh mufasir dengan menjelaskan ayat demi ayat

7

Page 9: analisis tafsir

sesuai urutannya di dalam mush-haf melalui penafsiran kosakata, penjelasan sebab

nuzul, munasabah, serta kandungan ayat-ayat tersebut sesuai dengan keahlian dan

kecenderungan mufasir itu".

Metode tersebut jelas berbeda dengan metode Mawdhu'iy yang telah

digambarkan langkah-langkahnya di atas. Perbedaan itu antara lain, pertama, mufasir

mawdhu'iy, dalam penafsirannya, tidak terikat dengan susunan. ayat dalam mush-haf,

tetapi lebih terikat dengan urutan masa turunnya ayat atau kronologi kejadian, sedang

mufasir analisis memperhatikan susunan sebagaimana tercantum dalam mush-haf.

Kedua, mufasir Mawdhu'i tidak membahas segala segi permasalahan yang

dikandung oleh satu ayat, tapi hanya yang berkaitan dengan pokok bahasan atau judul

yang ditetapkannya. Sementara para mufasir analisis berusaha untuk berbicara

menyangkut segala sesuatu yang ditemukannya dalam setiap ayat. Dengan demikian

mufasir Mawdhu'i, dalam pembahasannya, terkadang tidak mencantumkan arti

kosakata, sebab nuzul, munasabah ayat dari segi sistematika perurutan, kecuali dalam

batas-batas yang dibutuhkan oleh pokok bahasannya. Mufasir analisis berbuat

sebaliknya.

Ketiga, mufasir mawdhu'i berusaha untuk menuntaskan permasalahan-

permasalahan yang menjadi pokok bahasannya. Mufasir analisis biasanya hanya

mengemukakan penafsiran ayat-ayat secara berdiri sendiri, sehingga persoalan yang

dibahas menjadi tidak tuntas, karena ayat yang ditafsirkan seringkali ditemukan

kaitannya dalam ayat lain pada bagian lain surat tersebut, atau dalam surat yang lain.4

قوله : } فاعتزلوا { ومنه ، له واالجتناب الشيء عن التنحي االعتزال

مريم : } { ] : الله IونUد مIن eونUعfدeّت ا eمeو fمUكUلIزeتfعeأ eو باعتزال [ 48ّتعالى Uوالمراد

جائز ذلك فِإن المالمسة أو المجالسة ّترك ال ، مجامعتهن اجتناب النساء

Ditinjau dari sumber penafsirannya

Selain metode-metode di atas mufasir juga memaparkan ayat al-qur’an dengan

cara tafsir bi al-ma’tsur yaitu penafsiran ayat (penjelasan ) ayat al-Qur’an terhadap

maksud ayat al-Qur’an yang lain, termasuk dalam tafsir bil ma’tsur adalah:

a. Penafsiran ayat al-Qur’an dengan hadis-hadis yang di riwayatkan dari

rasulullah SAW.

4 Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an (Bandung : Mizan, 1996)

8

Page 10: analisis tafsir

شيء » كل اصنعوا وسلم عليه الله صلى بقوله الشافعي اإلمام واحتج

للرجل « : ( يحل ما عائشة سألت قال مسروق عن روي وما النكاح إال

الجماع : ) Vإال شيء Vكل قالت حائضا<؟ كانت إذا امرأّته . من

b. Penafsiran al-Qur’an dengan pendapat para sahabat yang berdasarkan ijtihad

mereka.

المصحف : : » Uعرضت قال أنه مجاهد عن الْطبري روى الرابعة اللْطيفة

آية كل عند أوقفه خاّتمته إلى فاّتحته من ، ضات eرeع َثالٌث عباس ابن على

{ f أfّتUوا eف fمUكiل Yٌث fر eح fمUكUآُؤ eسIن اآلية هذه إلى انتهى حتى ، عنها وأسأله

كانوا { : قريش من Vالحي هذا إن عباس ابن فقال fمUتfئ Iش أنى fمUكeَث fر eح

قدموا فلمVا ، ومدبرات مقبالت بهن ويتلذVذون ، بمكة النساء يشرحون

يفعلون كانوا كما بهن ليفعلوا فذهبوا ، األنصار في ّتزوجوا المدينة

: ، عليه نْؤّتى نكن لم شيء هذا وقلن ذلك فأنكرن ، بمكة بالنساء

فأنزل وسلم عليه الله صلى الله رسول إلى انتهى حتى الحديث فانتشر

شئت } { إن fمUتfئ Iش أنى fمUكeَث fر eح fواUّتfأ eف fمUكiل Yٌث fر eح fمUكUآُؤ eسIن ذكره ّتعالى الله

موضع بذلك يعني وإنما ، فباركه شئت وإن ، فمدبرة شئت وإن ، فمقبلة

للحرٌث . » الولد

c. Penafsiran al-Qur’an dengan pendapat tabi’in untuk menjelaskan kesamaran

yang ditemui oleh kaum muslimin tentang sebagian makna al-Qur’an.5

وقوله : ( ) : ، الحيض دم انقْطاع على رن Uهfْطeي حتى حنيفة أبو فحمل

المشدVد} { فاستعمل ، الحيض دم انقْطع فِإذا معنى على eن fر iهeْطeّت ِإIذeا eف

المخفVف . بمعنى

اغتسلن : « فِإذا ، يغتسلن حتVى Vّتقربوهن وال اآلية معنى الجمهور وقال

حمزة » بقراءة واستدلوا ، المشدVد بمعنى المخفVف فاستعملوا فأّتوهن

الموضعين ( ) في بالتشديد ن eر Vيْطه حتVى . والكسائي

Ditinjau dari paradigma penefsirannya

Jika ditinjau dari paradigma mufasirnya, tafsir ini termasuk dalam tafsir fiqhy,

karna tafsir ini hanya membahas ayat-ayat yang berhubungan dengan hukum islam

dan sekitar fiqh. Pada era ini lahirlah produk-produk istinbath (penggalian hukum)

yang masing-masing madzhab berbeda-beda. Ketika madzhab-madzhab itu telah ada,

di kalangan umat islma terjadi banyak kasus hukum. Terhadap aksus hukum ini para

ulama. Menyelesaikannya berdasarkan Al-qur’an, As-sunnah, al-Qiyas dan Al-

Istihsan.6

5 Ali Hasan, Log Cit., hlm. 406 Ali Hasan , Log Cit., hlm 59

9

Page 11: analisis tafsir

حائض؟ وهي امرأة أّتى من كفارة هي : ما الثاني الحكم

فيمن واختلفوا ، الحيض حالة في المرأة إّتيان حرمة على العلماء أجمع

عليه؟ يجب ماذا ذلك فعل

شيء وال الله ( : يستغفر حنيفة وأبو والشافعي : ) مالك الجمهور فقال

. واالستغفار التوبة سوى عليه

عباس ابن لحديث ، دينار نصف أو بدينار : يتصدق أحمد وقال

حائض وهي امرأّته يأّتي الذي في وسلم عليه الله صلى النبي عن

دين : بنصف أو بدينار يتصدق قال

وطئ : وإن ، دينار فعليه الدم في وطئ إن الحديث أهل بعض وقال

دينار فنصف انقْطاعه في

Ditijau dari metode analisisnya

Jika ditinjau dari metode ahnalisisnya, tafsir ini tidak bersifat global, artnya

tafsir ini menjelaskan secara rinci (tafshily).

{ fمUتfئ Iش أو : { أنى ، مقبلة شئتم وجه� أي على أو شئتم كيف أي

الحرٌث موضع في المأّتي يكون أن بعد مضجعة أو ، قائمة أو ، . مدبرة

ائتها : : ( ) أي شئتم أنiى حرَثكم فاّتوا عباس ابن وقال الْطبري قال

والمحيض الدبر في ّتأّتها لم ما ، ومدبرة مقبلة شئت . أنiى

Di tinjau dari pendekatan tekstual

Selain menggunakan pendekatan kontekstual Mufasir juga menggunakan

pendekatan tekstual. Pendekatan tekstual adalah sebuah pendekatan studi al-

qur’an yang menjadian lafal-lafal al-Qur’an sebagai objek. Pendekatan ini

menekankan analisisnya pada sisi kebahasaan dalam memahami al-Qur’an. Secara

praktis, pendekatan ini dilakukan dengan memberikan perhatian pada ketelitian

redaksi dan bingkai teks ayat al-Qur’an. Pendapat ini banyak di pergunakan oleh

ulama’-ulama’ salaf dalam menafsiri al-Qur’an dengan cara menukil hadis atau

pendapat ulama’ yang berkaitan dengan makna lafal yang sedang di kaji.

اللفظي التحليل

، : { المحيض } العيش بمعنى كالمعيش ، الحيض بمعنى ميمي مصدر

رُؤبة : قال

ريشي ... نتفن أعوام Vر Uوم المعيش شدة أشكو إليك

ويْطلق والمكان الزمان على المحيض ويْطلق ، العيش شدة أشكو أي

القرطبي أفاده ، مجازا< الحيض . على

10

Page 12: analisis tafsir

الشجرة : : وحاضت ، وفاض السيل حاض يقال ، السيالن الحيض وأصل

سالت . أي

يسيل : . أي إليه يحيض الماء ألن ، حوض للحوض قيل ومنه األزهري قال

وأنشد : الفراء قال كذا وحائضة ، حائض للمرأة : ويقال

: : : } { ... ، قذر أي أذى عْطاء قال أeذ<ى طاهر غير بها نى fزUي كحائضة�

{ : f ّتUبfْطIلUوا eال ّتعالى قوله ومنه شيء كل من يكره ما اللغة في واألذى

البقرة { ] : واألذى بالمن [264صدقاّتكم

Pendekatan tekstual dalam studi al-Qur’an tidak hanya terbatas pada hal-hal

tersebut, lebih dari itu pendekatan tekstual juga menggunakan konsep kajian

struktur bahasa ( pendekatan nahwiyah atau struktur bahasa arab) dan sastra

(balaghah atau ilmu sastra arab).7

اإلعراب وجوه

{ : } { : fمUكeَث fر eح fواUّتfأ eف وقوله ، خبر أو مبتدأ fمUكiل Yٌث fر eح fمUكUآُؤ eسIن ّتعالى قوله

ومنه { ( ) ( ) أين من بمعنى العربية اللغة في ّتأّتي أنVى كلمة fمUتfئ Iش أنى

عمران : } { ] : آل هذا Iكeل أنى يامريم eال eق ّتعالى ، [ 37قوله أين من أي ؟

أنVى ( ) ( ) : واجلس ، شئت أنVى سافر ّتقول كيف و متى بمعنى وّتأّتي

في المراد والمعنى ، أردت كيف واجلس ، شئت متى سافر أي أردت

وال ( ) مضجعة أو قاعدة أو قائمة شئتم كيف حرَثكم أّتوا أي كيف اآلية

فأباحوا ( ) الجهال بعض فهم كما شئتم أين من المراد يكون أن يجوز

دبرها في المرأة . إّتيان

Karena metode penafsiran yang di gunakan adalah perpaduan antara

sistematika lama dan modern dengan metode penyajian yang di tinjau dari sepuluh

segi pembahasan. Sehingga model penafsiran ini memiliki keistimewaan tersendiri

dalam susunan penafsiran ayat-ayat al-Qur’an yang jelas dan terang dalam hal

menerapka peristiwa keislaman dalam kandungan ayat-ayat ahkam serta menyanggah

tuduhan sementara musuh Islam.hal itu di sampaikan oleh Syekh Abdullah Al-

Khayyath (khatib masjidil haram dan penasihat kementrian pengajaran Saudi)

7 MF. Zenrif, Sintesis Paradigma Studi Al-Qur’an (Malang : UIN Press, 2008) hlm. 51

11

Page 13: analisis tafsir

PENTUTUP

A. kesimpulan

Nama lengkapnya adalah Muhammad Bin Ali Bin jamili As-Shobuni. Beliau

lahir kota Helb Syiria pada tahun 1928 M. setelah lama berkecimpung dalam dunia

pendidikan di Suria, beliaupun melanjutkan pendidikan di Mesir, dana merampungkan

program Magisternya di Universitas Al-Azhar mengambil tesis khusus tentang

perundang-undangan dalam Islam pada tahun 1954 H. saat ini bermukim di Mekkah

dan tercatat sebagai staf pengajar tafsir dan ummul qur’an di Fakultas Syari’ah dan

Dirosat Islamiyah Universitas Malik Abdul Aziz Makkah.

Ditinjau dari metode pengumpulan datanya, di lihat secara umum, pendekatan

metode tafsir yang digunakan Muhammad Ali as-Shobuni dalan kitab tafsir Rowai’u

al-Bayan fi Tafsiri Ayat al-Ahkam fi al-Qur’an ialah mengunakan pendekatan pada

metode tafsir tematik atau maudhu’. Ditinjau dari sumber penafsirannya, Selain

metode-metode di atas mufasir juga memaparkan ayat al-qur’an dengan cara tafsir bi

al-ma’tsur yaitu penafsiran ayat (penjelasan ) ayat al-Qur’an terhadap maksud ayat al-

Qur’an yang lain, termasuk dalam tafsir bil ma’tsur. Ditinjau dari paradigma

penefsirannya. Jika ditinjau dari paradigma mufasirnya, tafsir ini termasuk dalam

tafsir fiqhy, karna tafsir ini hanya membahas ayat-ayat yang berhubungan dengan

hukum islam dan sekitar fiqh. Ditijau dari metode analisisnya, Jika ditinjau dari

metode ahnalisisnya, tafsir ini tidak bersifat global, artnya tafsir ini menjelaskan

secara rinci (tafshily). Di tinjau dari pendekatan tekstua, Selain menggunakan

pendekatan kontekstual Mufasir juga menggunakan pendekatan tekstual. Pendekatan

tekstual adalah sebuah pendekatan studi al-qur’an yang menjadian lafal-lafal al-

Qur’an sebagai objek.

12

Page 14: analisis tafsir

DAFTAR PUSTAKA

Hamidy, Mu’ammal. 2003. Terjemah Tafsir Ayat Ahkam As-Shobuni. Surabaya : Bina

Ilmu.

Al-‘Ardli, Ali Hasan, Sejarah dan Metodologi Tafsir.1992. Jakarta:Rajawali Press.

Baidan, Nashruddin, 1998. Metodologi Penafsiran Al-Qur’an. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

Shihab , Quraish, Membumikan Al-Qur’an. 1996. Bandung : Mizan.

Zenrif, MF., Sintesis Paradigma Studi Al-Qur’an. 2008. Malang : UIN Press.

As-Shobuni, Muhammad Ali, Rowai’u al-Bayan fi Tafsiri Ayat al-Ahkam fi al-

Qur’an. 2004. Bairut : Dar al-Kutub al-Islamiyah.

13