supervisi dalam menejemen keperawatan baru 2222222222

Upload: riiadamay-yesungie-sp

Post on 18-Jul-2015

1.750 views

Category:

Documents


27 download

TRANSCRIPT

MAKALAH SUPERVISI DALAM MENEJEMEN KEPERAWATAN

Dosen Pembimbing: Heny Kristanto, S.kep, M.kes Kelompok 4: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Agus Tri w. Evarista Doham Nurul Hamidah Prasetio Ria Damayanti Sari Devianti (10.002) (10.032) (10.076) (10.078) (10.082) (10.088)

AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA HUSADA KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2010/2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul SUPERVISI DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN . Makalah ini dibuat sebagai pelengkap pembelajaran mata kuliah Manajemen Keperawatan . Terima kasih yang setulusnya kami sampaikan kepada pihak yang telah banyak membantu kami Bapak Heny Kristanto S.Kep. Ns. M.Kes selaku dosen pembimbing. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari kuantitas maupun kualitas, saran yang membangun dari berbagai pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Kediri, 2 April 2012

Penyusun

BAB I PENDAHULUAN

Supervisi dan evaluasi merupakan bagian yang penting dalam manajemen serta keseluruhan tanggung jawab pemimpin. Pemahaman ini juga ada dalam manajemen keperawatan. Untuk mengelola asuhan keperawatan dibutuhkan kemampuan manajemen dari Perawat profesional. Oleh karena itu sebagai seorang manajer keperawatan atau sebagai Perawat profesional diharapkan mempunyai kemampuan dalam supervisi dan evaluasi.

Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing pengarahan (dalam fungsi manajemen yang berperan untuk mempertahankan agar segalam kegiatan yang telah diprogram dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Supervisi secara langsung memungkinkan manajer keperawatan menemukan berbagai hambatan/permasalahan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di ruangan dengan mencoba memandang secara menyeluruh faktor-faktor yang mempengaruhi dan bersama dengan staf keperawatan untuk mencari jalan pemecahannya.

Sukar seorang manajer keperawatan untuk mempertahankan mutu asuhan keperawatan tanpa melakukan supervisi, karena masalah masalah yang terjadi di unit keperawatan tidak seluruhnya dapat diketahui oleh manajer keperawatan melalui informasi yang diberikan oleh staf keperawatan yang mungkin sangat terbatas tanpa melakukan supervisi keperawatan.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN SUPERVISI

Supervisi mempunyai pengertian yang sangat luas, yaitu meliputi segalam bantuan dari pemimpin/penanggung jawab keperawatan yang tertuju untuk perkembangan para perawat dan staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan. Kegiatan supervisi semacam ini adalah merupakan dorongan, bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan para perawat.

Prajudi Atmosudiro (1982), Supervisi diartikan sebagai pengamatan atau pengawasan secara langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya rutin.

Swansburg (1999), Supervisi adalah suatu proses kemudahan sumber-sumber yang diperlukan untuk penyelesaian tugas-tugasnya.

Thora Kron (1987), Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara terus menerus pada setiap perawat dengan sabar, adil serta bijaksana sehingga setiap perawat dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan dari perawat.

Supervisi mengandung pengertian yang lebih demokratis. Dalam pelaksanaannya supervisi bukan hanya mengawasi apakah seluruh staf keperawatan menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan instruksi atau ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga bersama para perawat bagaimanan memperbaiki proses keperawatan yang sedang berlangsung. Jadi dalam kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan bukan sebagai pelaksanan pasif, melainkan diperlukan sebagai patner kerja yang memiliki ide-ide, pendapat dan pengalaman yang perlu didengar, dihargai dan diikutsertakan dalam usaha-usaha perbaikan proses keperawatan. Dengan demikian supervisi diartikan sebagai suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para tenaga keperawatan dan staf lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.

Supervisor harus mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman. Ini tidak hanya meliputi lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantara para tenaga keperawatan dan tenaga lainnya. Juga meliputi jumlah persediaan dan kelayakan peralatan agar memudahkan pelaksanaan tugas. Lingkungan yang sehat bila dapat memberikan rasa bebas dan keinginan untuk bekerja lebih baik. Supervisor juga mengusahakan semangat kebersamaan dengan lebih menekankan kita daripada saya.

Pada suatu saat supervisor akan memerlukan bantuan dalam mengambil keputusan melalui pengamalan dalam tugas untuk menemukan metoda yang lebih baik guna melaksankan pendelegasian tugas dalam kelompok kerja, tentu memerlukan dukungan dari anggota kelompok. Walaupun supervisor memperhatikan kondisi dan hasil kerja, tetapi perhatian utama ialah manusianya, untuk itu harus mengenal tiap individu dan mampu merangsang agar tiap pelaksana mau meningkatkan diri. Salah satu tujuan utama dari supervisi adalah orientasi, latihan dan bimbingan individu, berdasarkan kebutuhan individu dan mengarah pada pemanfaatan kemampuan dan pengembangan ketrampilan yang baru.

Dalam pelaksanaan supervisi, supervisor membuat suatu keputusan tentang suatu pekerjaan yang akan dilaksanakan, kemudian siapa yang akan melaksanakan. Untuk itu supervisor perlu memberikan penjelasan dalam bentuk arahan kepada para pelaksana.

2.2 SASARAN SUPERVISI

Sasaran yang harus dicapai dalam supervisi adalah sebagai berikut : 1. Pelaksanan tugas sesuai dengan pola 2. Struktur dan hirarki sesuai dengan rencana 3. Staf yang berkualitas dapat dikembangkan secara kontinue/sistematis 4. Penggunaan alat yang efektif dan ekonomis. 5. Sistem dan prosedur yang tidak menyimpang 6. Pembagian tugas, wewenang ada pertimbangan objek/rational 7. Tidak terjadi penyimpangan/penyelewengan kekuasaan, kedudukan dan keuangan.

2.3 TUJUAN SUPERVISI

Mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman, ini tidak hanya meliputi lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantaranya para tenaga keperawatan dan tenaga lainnya , juga meliputi jumlah persediaan dan kelayakan perawatan agar memudahkan pelaksanaan tugas. Oleh karena itu tujuan supervisi adalah :

1. Mengorganisasikan staf dan pelaksanan keperawatan 2. Melatih staf dan pelaksana keperawatan 3. Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan mengerti terhadap peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan keperawatan. 4. Memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan.

2.4 KOMPETENSI

Seorang supervisor harus memiliki kemampuan dalam : Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas, sehingga dapat dimengerti oleh staf dan pelaksana keperawatan. Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf/pelaksana keperawatan Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja staf dan pelaskanaan keperawatan Proses kelompok (dinamika kelompok) Memberikan latihan dan bimbingan yang diperlukan oleh staf dan pelaksanaan keperawatan Melakukan penilaian terhadap penampilan kinerja perawat Mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan lebih baik.

2.5 FUNGSI SUPERVISI DALAM KEPERAWATAN

1. Dalam keperawatan fungsi supervisi adalah untuk mengatur dan mengorganisir proses pemberian pelayanan keperawatan yang menyangkut pelaksanaan kebijakan pelayanan keperawatan tentang standar asuhan yang telah disepakati. 2. Fungsi utama supervisi modern adalah menilai dalam memperbaiki factor-factor yang mempengaruhi proses pemberian pelayanan asuhan keperawatan. 3. Fungsi utama supervisi dalam keperawatan adalah mengkoordinasikan, menstimuli, dan mendorong ke arah peningkatan kualitas asuhan keperawatan. 4. Fungsi supervisi adalah membantu (assisting), memberi support (supporting) dan mangajak untuk diikutsertakan (sharing).

2.6 PRINSIP SUPERVISI

Prinsip-prinsip supervisi dalam keperawatan adalah : 1) Didasarkan atas hubungan profesional dan bukan pribadi 2) Kegiatan yang direncanakan secara matang 3) Bersifat edukatif, supporting dan informal 4) Memberikan perasaan aman pada staf dan pelaksanaan keperawatan 5) Membentuk suatu kerjasama yang demokratis antara supervisor dan staf dan pelaksana keperawatan. 6) Harus objektif dan sanggup mengadakan self evaluation. 7) Harus progresif, inovatif, fleksibel dan dapat mengembangkan kelebihan masingmasing 8) Konstruktif dan kreatif dalam mengembangkan diri disesuaikan dengan kebutuhan. 9) Dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.

2.7 KARAKTERISTIK SUPERVISI

Dalam keperawatan, supervisi yang baik apabila memiliki karekteristik : a. mencerminkan kegiatan asuhan keprawatan yang sesungguhnya b. mencerminkan pola organisasi/struktur organisasi keperawatan yang ada c. kegiatan yang berkesinambungan yang teratur atau berkala

d. dilaksanakan oleh atasan langsung (Kepala unit/Kepala Ruangan atau penanggung jawab yang ditunjuk). e. Menunjukkan kepada kegiatan perbaikan dan peningkatan kualitas asuhan keperawatan.

2.8 CARA SUPERVISI a) Langsung Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung. Pada supervisi modern diharapkan supervisor terlibat dalam kegiatan agar pengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah. Cara memberikan pengarahan yang efektif adalah : Pengarahan harus lengkap Mudah dipahami Menggunakan kata-kata yang tepat Berbicara dengan jelas dan lambat Berikan arahan yang logis Hindari memberikan banyak arahan pada satu saat Pastikan bahwa arahan dipahami Yakinkan bahwa arahan anda dilaksanakan atau perlu tindak lanjut

b) Tidak langsung Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan,. Supervisor tidak melihat langsung kejadian di lapangan, sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis.

2.9 KEGIATAN RUTIN SUPERVISOR

Tugas-tugas rutin yang harus dilakukan oleh supervisor setiap harinya (bittel,a987) adalah sebagai berikut: a. Sebelum pertukaran shift (15-30 menit) Mengecek kecukupan fasilitas/peralatan/sarana untuk hari itu. Mengecek jadwal kerja.

b. Pada waktu mulai shift (15-30 menit) Mengecek personil yang ada Menganalisa keseimbangan personil dan pekerjaan Mengatur pekerjaan Mengidentifikasi kendala yang muncul Mencari jalan supaya pekerjaan dapat diselesaikan.

c. Sepanjang hari dinas (6-7 jam): Mengecek pekerjaan setiap personil, dapat mengarahkan, instruksi, mengoreksi atau memberikan latihan sesuai kebutuhannya. Mengecek kemajuan pekerjaan dari personil sehingga dapat segera membantu apabila diperlukan. Mengecek pekerjaan rumah tangga. Mengecek kembali pekerjaan personil dan kenyamanan kerja, terutama untuk personil baru. Berjaga-jaga di tempat apabila ada pertanyaan, permintaan bantuan atau hal-hal yang terkait. Mengatur jam istirahat personil. Mendeteksi dan mencatat problem yang muncul pada saat itu dan mencari cara memudahkannya. Mengecek kembali kecukupan alat/fasilitas/sarana sesuai kondisi operasional. Mencatat fasilitas/sarana yang rusak kemudian melaporkannya. Mengecek adanya kejadian kecelakaan kerja. Menyiapkan dan melaporkan secara rutin mengenai pekerjaan.

d. Sekali dalam sehari (15-30 menit) Mengobservasi satu personil atau area kerja secara kontinu untuk 15 menit. Melihat dengan seksama hal-hal yang mungkin terjadi seperti : Keterlambatan pekerjaan, lamanya mengambil barang, kesulitan pekerjaan dan lain sebagainya.

e. Sebelum pulang Membuat daftar masalah yang belum terselesaikan dan berusaha untuk memecahkan persoalan tersebut keesokan harinya. Pikirkan pekerjaan yang telah dilakukan sepanjang hari dengan mengecek hasilnya, kecukupan material dan peralatannya. Lengkapi laporan harian sebelum pulang Membuat daftar pekerjaan untuk harinya, membawa pulang memperlajari di rumah sebelum pergi bekerja kembali.

2.10 SUPERVISOR KEPERAWATAN

Yang termasuk supervisor keperawatan adalah: a. Kepala ruangan, kepala ruangan bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan diunit kerjanya. Kepala rungan merupakan ujung tombak penentu tercapai tidaknya tujuan pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan dan pendokumentasian di unit kerjanya. b. Pengawas Keperawatan, beberapa ruangan atau unit pelayanan berada di bawah satu instalasi, pengawas perawatan bertanggung jawab dalam melakukan supervisi pada areanya yaitu beberapa kepala ruangan yang berada dalam satu instalasi tertentu, misalnya instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan dan lain-lain. c. Kepala seksi, beberapa instansi digabung dibawah satu pengawasan kepala seksi. Kepala seksi mengawasi pengawas keperawatan dalam melaksanakan tugas secara langsung dan seluruh perawat secara tidak langsung. d. Kepala Bidang keperawatan, Kabid Keperawatan bertanggung jawab untuk melakukan supervisi kepada kepala seksi secara langsung dan semua perawat secara tidak langsung. Dengan demikian supervisi berikatan dengan struktur organisasi yang menggambarkan garis tanggung jawab, siapa yang menjadi supervisor dan siapa yang disupervisi.

2.11 PERAN DAN FUNGSI KEPALA RUANGAN

Pada kesempayan ini yang akan dibahas lebih lanjut adalah peran dan fungsi kepala ruangan dalam meningkatkan asuhan keperawatan, melalui supervisi. Menutur Depkes RI 1994, Kepala ruangan adalah seorang tenaga perawat profersional yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di satu ruang rawat.

Tanggung jawab kepala rungan dapat diidentifikasi sesuai dengan perannya meliputi: a. Manajemen personalia/ketenagaan, meliputi penerimaan, seleksi, orientasi, pengembangan tenaga, penilain penampilan kerja, promosi dan penyediaan ketenagaan staf keperawatan. b. Manajemen operasional, meliputi perencanaan, pengorganisasian, dan pengarahan dalam pelayanan keperawatan. c. Manajemn kuliatas pelayan, meliputi pengembangan standar asuhan keperarawatan, program kendali mutu, program evaluasi team dan persiapan untuk akreditasi pelayanan keperawatan. d. Manajemen finansial, meliputi budget, cost control dalam pelayanan keperawatan.

Penerapan kepemimpinan dalam keperawatan Pemberian pelayanan dan asuhan keperawatan merupakan suatu kegiatan yang kompleks dan melibatkan berbagai individu. Agar tujuan keperawatan tercapai maka diperlukan berbagai kegiatan dalam menerapkan kepeminpinan khususnya bagi kepala rungan menurut Kron (1981) kegiatan tersebut meliputi: Perencanaan dan pengorganisasian, membuat penugasan dan memberi pengarahan, pemberian bimbingan, mendorong kerja sama dan berpartisipasi, melakukan koordinasi kegiatan dan melakukan evaluasi hasil penampilan kerja.

Melalui kegiatan-kegiatan ini diharapkan kepala ruangan dapat melakukan tanggung jawabnya sebagai manajer dan pemimpin yang efektif.

Dalam melaksanakan pelayanan dan asuhan keperawatan kepala ruangan sebagai pemimpin bertanggung jawab dalam : 1) Membantu perawat lain mencapai tujuan yang ditentukan 2) Mengarahkan kegiatan-kegiatan keperawatan 3) Bertanggung jawab atas tindakan keperawatan yang dilakukan. 4) Pelaksanaan keperawatan sebagai standar. 5) Penyelesaian pekerjaan dengan benar 6) Pencapaian tujuan keperawatan 7) Memperhatikan kesejahteraan bawahan 8) Memotivasi bawahan

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN Supervisi keperawatan diperlukan untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan di rumah sakit, supervisi bukan berarti menghukum tetapi memberikan pengarahan dan petunjuk agar perawat dapat menyelesaikan tugasnya secara efektif dan efisien. Supervisor diharapkan mempunyai hubungan interpersonal yang memuaskan dengan staf agar tujuan supervisi dapat tercapai untuk meningkatkan motivasi, kreativitas dan kemampuan perawat yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan keperawatan.

3.2 SARAN

a)

Institusi : Dapat melakukan proses supervisi dari proses pembelajaran Dapat melakukan proses supervisi yang bersifat subyektif

b)

Mahasiswa Diharapkan mampu menerapkan manajement supervisi dalam peningkatan prestasi. Diharapkan mampu mengimplementasikan manajemen supervisi dalam proses belajar.

c)

Profesi Diharapkan mampu menerapkan manajement supervisi pelayanan dan asuhan keperawatan di klinik yang bersifat subyektifitas.

DAFTAR PUSTAKA Nursalam.(2007). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktek Keperawatan Profesional. Salemba Medika. Jakarta. Swansburg.(2000). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan untuk perawat klinis.EGC. Jakarta. Handoko T.Hani.(1986). Manajemen. BPFE. Yogyakarta

Naskah Role Play SUPERVISI DALAM MANAJEMAN KEPERAWATAN

Agus Evarista Nurul Prasetio Ria Sari

: Perawat B : Perawat C dan pasien : Perawat A : Kepala ruangan : Perawat D : Perawat C

Di sebuah Rumah Saki A di ruang penyakit dalam para perawat di pagi hari melakukan operan shift pada pukul 07.00 WIB di ruang perawat. Kepala Ruangan : assalamualaikum wrb . . . . Selamat pagi, alhamdulillah kita masih diberi kesehatan. Sehingga bisa bertemu lagi seperti hari biasanya, baik langsung saja laporan dari masing-masing TIM. TIM I : Dari TIM I jumlah pasien ada 7, Tn. A mengeluh sesak dan sudah diberikan oksigen, N y. B tambahan infus 500cc karena mengalami diare, Ny. C hari ini sudah boleh pulang. : Dari TIM II jumlah pasien 5, Ny. A tadi sudah dilakukan transfusi, Ny. B pasien baru masuk dengan dengan keluhan sesak, batuk lebih dari 2 minggu, dan Ny. E tadi mengeluh nyeri dan sulit untuk tidur. : Baik terima kasih atas laporannya, sekarang mari kita berdoa sesuai kepercayaan masing-masing.

TIM II

Kepala Ruangan

Setelah selesai operan para perawat melakukan verbed dan TTV lalu perawat beserta kepala ruangan mengecek pasien satu per satu hingga sampailah pada Ny. E Kepala Ruangan : Selamat pagi buk ... bagaimana tidurnya tadi malam? Nyenyak atau tidak? : Tidak mas, : Kenapa??? : Ini mas, kaki saya rasannya sakit, nyeri jadi saya tidak bisa tidur.

Pasien Kepala Ruangan Pasien

Kepala Ruangan

: ya sudah sekarang istirahat dulu nanti ada perawat yang akan mengajari ibu teknik relaksasi agar ibu tidak merasa nyeri lagi. : Baik mas,

Pasien

Setelah mengecek satu per satu pasien perawat dan kepala ruangan kembali ke ruangan untuk melakukan tindakan lebih lanjut kepada pasien. Kepala Ruangan : sus, nanti pasien Ny. E tolong di ajarkan relaksasi ya? Supaya nyeri yang dia rasakan bisa berkurang. Perawat A : baik pak. Saya akan lakukan.

Setelah itu perawat menuju ruang Ny.E untuk melakukan relaksasi. Perawat A Pasien : selamat pagi bu? : Pagi sus.

Perawat A : Bu, saya hari ini akan mengajarkan ibu teknik relaksasi supaya nyeri yang ibu rasakan sedikit berkurang,jadi ibu bisa tidur nyenyak. Ibu bersedia kan? Pasien Perawat A saya ajari. Pasien : Iya saya mau. : Ibu bisa melihat saya terlebih dahulu setelah itu ibu sendiri sambil

: (mengangguk) Iya sus.

Perawat A : Pertama ibu tarik napas,tahan 3 detik lalu hembuskan pelan-pelan lewat mulut (sambil mempraktekkan). Ini diulang beberapa kali sampai nyeri berkurang. Ibu sekarang sudah mengerti? Sekarang coba ganti ibu yang mempraktekkan? Pasien Perawat A istirahat dulu. Pasien : (Melakukan relaksasi) seperti ini ya sus? : Iya , bu. Bagus. Sekali lagi bu. Nanti kalau ibu sudah capek, ibu bisa

: Iya sus.

Perawat A : Ya sudah bu. Sekarang saya sudah selesai, ibu silahkan istirahat dulu saya mau kembali ke ruangan dulu. Kalau ibu perlu bantuan ibu bisa panggil saya. Pasien : Baik sus.

Setelah selesai melakukan teknik relaksasi perawat melapor pada Kepala Ruangan. Perawat A Kepala ruangan : tok ,,, tok,,, permisi pak : oh ... iya silahkan masuk, silahkan duduk

Perawat A

: maaf pak, saya mau melapor bahwa saya sudah mengajarkan teknik relaksasi kepada Ny.E. : Baik sus. Bagaimana respon dari pasien? Apakah pasien bisa melakukan sendiri dan apakah nyerinya berkurang sekarang? : Pasien sudah bisa melakukannya sendiri dan nyeri yang pasien rasakan juga telah berkurang. : Baik sus, terima kasih. Nanti saya akan mengeceknya. Silahkan melanjutkan pekerjaan. : Baik pak.

Kepala ruangan

Perawat A

Kepala Ruangan

Perawat A

Setelah Kepala Ruangan menyelesaikan pekerjaannya, Kepala Ruangan mengunjungi Ny.E . Kepala Ruangan Pasien Kepala Ruangan : Selamat pagi bu? : Pagi pak. : Bagaimana bu keadaannya? Tadi kan sudah diajarkan teknik relaksasi, apakah nyerinya sudah berkurang? : Anu pak. Nyerinya sudah berkurang tapi sedikit. Saya masih merasa nyeri walau saya sudah lakukan teknik relaksasi. Ini bagaimana pak? : Baik bu. Saya akan berusaha membantu ibu untuk mengatasi masalah ibu. Saya mencari cara untuk mengurangi rasa nyeri yang ibu rasakan. : Iya pak. Terima kasih.

Pasien

Kepala Ruangan

Pasien

Setelah itu Kepala Ruangan dan semua perawat berdiskusi. Perawat B Kepala Ruangan Perawat C Kepala Ruangan : Permisi pak? : Ya silahkan. : Ada keperluan apa bapak memanggil kita semua? : Begini, tadi kan saya sudah mengecek keadaan pasien Ny.E yang mengeluh nyeri. Dia tadi sudah mendapatkan teknik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri tapi setelah saya kaji Ny.E masih merasa nyeri. Dia berkata bahwa nyerinya hanya berkurang sedikit. Saya merasa bahwa pelayanan kita di manajemen nyeri masih kurang sehingga perlu tingkatkan. : Iya saya rasa juga begitu. Karena Tn.H juga mengeluh masih merasa nyeri juga.

Perawat D

Perawat E

: Iya. Bagaimana kalau kita juga melakukan distraksi dalam manajemen nyeri. : Iya ya. Betul tuch. : Saya rasa itu ide yang baik. Apakah kalian semau setuju? Atau ada yang mempunya ide lain? : Begini pak, saya juga setuju jika kita juga melakukan distraksi. Tapi saya mau menambahkan bagaimana kalau beberapa dari kita mengikuti pelatihan manajemen nyeri agar kita bisa mempunyai banyak referensi dari manajemen nyeri dan kita juga bisa meningkatkan pelayanan dibidang manajemen nyeri. Bagaimana pak? : Wah idemu bagus sekali. Bagaimana pendapat yang lain? Kalian semua setuju? : Iya pak. Itu ide yang bagus, saya setuju. : Iya pak setuju. (sambil mengangguk-angguk) : Baik kalau begitu saya akan mengirim beberapan dari kalian untuk mengikuti pelatihan manajemen nyeri. Saya akan memberitahukannya secepatnya. Sekarang diskusi ini saya akhiri, terima kasih atas partisipasinya. Semoga nanti hasilnya memuaskan. Amin. Sekarang kalian bisa kembali melaksanakan pekerjaan yang tadi tertunda. : Iya pak. Permisi.

Perawat A&C Kepala Ruangan

Perawat B

Kepala Ruangan

Perawat E Perawat A,C & E Kepala Ruangan

Semua Perawat

Setelah 2 hari beberapa perawat mengikuti pelatihan manajemen nyeri kemudian perawat menerapkan ilmu yang mereka dapat dipelatihan tersebut. Setelah beberapa hari cara ini diterapkan ada peningkatan dalam pelayanan di ruangan tersebut, dan pasien merasa puas dengan pelayanan di ruangan itu.